• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Tentang Instrumen Motivasi Belajar dan Penilaian Kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Tentang Instrumen Motivasi Belajar dan Penilaian Kinerja"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang radar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar [ CITATION Sad04 \l 1033 ]. Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih siswa. Dengan prestasi yang tinggi, para siswa mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik.

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet. tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah sate hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.

Penelitian [ CITATION Was03 \l 1033 ]menyebutkan, pengenalan seseorang terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya.

(2)

diraihnya dapat optimal.

Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu [ CITATION Nas04 \l 1033 ]. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh basil belajar yang tinggi pula. Artinya, semakin tinggi motivasinya semakin tinggi intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, sehingga semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperolehnya.

IPA sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah, dapat memberikan peranan dan pengalaman bagi siswa. Hasil pembelajaran IPA pun dapat sangat dipengaruhi oleh motivasi dari siswa. Baik itu motivasi internal maupun motivasi eksternal. Pembelajaran IPA dilakukan dengan berbagai upaya, yaitu salah satunya melalui peningkatan motivasi belajar. Dalam hal belajar siswa akan berhasil jika dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar. Karena dengan peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam belajar, dalam hal ini belajar IPA.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa sangat penting seorang guru mengetahui seberapa besar motivasi belajar yang dimiliki siswa-siswanya dalam pembelajaran, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengelola pembelajaran dengan baik.

Untuk mengukur motivasi siswa dalam pembelajaran perlu dikembangkan instrument pengukuran motivasi belajar yang mengacu pada indicator-indikator yang didasarkan pada teori-teori yang ada.

(3)

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penulisan ini adalah: 1. Mendeskripsikan pengembangan instrument pengukuran motivasi

belajar, sebagai salah satu unsur afektif yang perlu diukur pada diri siswa.

2. Mendeskripsikan pengembangan instrument kinerja, khususnya kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum identifikasi larutan asam, basa, dan garam.

C. Manfaat Penulisan

Dari tujuan yang telah dirumuskan diatas, maka hasil penulisan ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penulisan ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam memahami cara mengembangkan instrument pengukuran afektif dan instrument penilaian kinerja.

2. Manfaat praktis

(4)

BAB II

PENGEMBANGAN INSTRUMEN

MOTIVASI BELAJAR

A. Kajian Teoritis

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004:42), motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktitkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006).

(5)

suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, seseorang mempunyai tujuan tertentu dari segala aktivitasnya. Demikian juga dalam proses belajar, seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dan prestasi akademiknya pun akan rendah. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai motivasi belajar, akan dengan balk melakukan aktivitas belajar dan memiliki prestasi akademik yang lebih baik.

Definisi motivasi belajar menurut Uni (2007) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indicator atau unsur yang mendukung.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang menjadi kekuatan pada individu yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan seluruh tingkah lake sehingga diharapkan tujuan belajar dapat tercapai. Terdapat dua macam motivasi menurut Djamarah (2002), yaitu:

a. Motivasi Intrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi Ekstrinsik, adalah kebalikan dari motivasi intrinsik, yaitu motif motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak meneapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya misamnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya.

(6)

a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. Sifat ingin tahu mendorong seseorang untuk belajar, sehingga setelah mereka mengetahui segala hal yang sebelumnya tidak

diketahui maka akan menimbulkan kepuasan tersendiri pada dirinya. b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. Manusia terus menerus menciptakan sesuatu yang baru karena adanya dorongan untuk lebih maju dan lebih baik dalam kehidupannya.

c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman. Jika seseorang mendapatkan hasil yang baik dalam belajar, maka orang-orang disekelilingnya akan memherikan penghargaan berupa pujian, hadiah dan bentuk-bentuk rasa simpati yang lain.

d. Adanva keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi. Suatu kegagalan dapat menjadikan seseorang merasa kecewa dan depresi atau sebaliknya dapat menimbulkaii motivasi baru agar berusaha lebih balk lagi. Usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik tersebut dapat diwujudkan dengan kerjasama bersama orang lain (kooperasi), ataupun bersaing dengan orang lain (kompetisi).

e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasal pelajaran. Apabila seseorang menguasai pelajaran dengan baik, maka orang tersebut tidak akan merasa khawatir bila menghadapi ujian, pertanyaan-pertanyaan dari guru dan lain-lain karena merasa yakin akan dapat menghadapinya dengan baik. Hal inilah yang menimbulkan rasa aman pada individu.

f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Suatu perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan mendapatkan ganjaran yang baik, dan sebaliknya, bila dilakukan kurang sungguh-sungguh maka hasilnya pun kurang balk bahkan mungkin berupa hukuman.

B. Kisi-Kisi Instrumen

(7)

menggunakan aspek motivasi belajar menurut Frandsen sebagai indicator dalam mengukur motivasi belajar siswa, sebab lebih mudah mengukur tinggi rendahnya motivasi atau keinginan untuk belajar seseorang.

Skala motivasi belajar ini disusun berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar dari Frandsen (dalam Suryabrata, 2006), yaitu: (1) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, (2) adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, (3) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman teman, (4) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi, (5) adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, dan (6) adanya ganjaran atau hukuman sebagai hasil akhir daripada belajar.

Tabel 1

Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Motivasi Belajar

No Indikator Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Jumlah

1

Sifat ingin tahu dan keinginan menyelidiki dunia yang lebih luas

3

(1, 14, 17) 2(12, 23) 5

2 Sifat kreatif dan keinginan untuk selalu maju

2

(2, 16) 3(11, 20, 30) 5

3 Keinginan mendapatkan sim-pati dari orang tua, guru, dan teman-teman.

3

(3, 18, 25) 2(10, 22) 5

4 Keinginan memperbaiki kega-galan, dengan kooperasi atau kompetisi

3

(4, 15, 28) 2(9,24) 5

5 Keinginan mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran

2

(5, 17) 3(8, 21, 29) 5

6 Ganjaran atau hukuman sebagai hasil daripada belajar

2

(6, 13) 3(7, 19, 26) 5

Jumlah 15 15 30

C. Instrumen Pengukuran Motivasi

(8)

1) Nama Instrumen

: Instrumen Motivasi Belajar Siswa

2) Tujuan : Mengukur tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

3) Jenis Instrumen : Kuisioner 4) Aspek

Pengukuran

: Sifat ingin tahu, sifat kreatif dan ingin maju, keinginan memperoleh simpati, keinginan memperbaiki kegagalan, dan ganjaran/hukuman.

5) Jumlah butir soal

: 30 (tiga puluh) butir

6) Jenis skala : Skala Likert

7) Cara penskoran : Pernyataan Positif:

 Sangat Setuju, skor= 5

 Setuju, skor= 4

 Ragu-ragu, skor= 3  Tidak Setuju, skor= 2

 Sangat Tidak Setuju, skor= 1 Pernyataan Negatif:

 Sangat Setuju, skor= 1

 Setuju, skor= 2  Ragu-ragu, skor= 3

 Tidak Setuju, skor= 4

 Sangat Tidak Setuju, skor= 5

8) Pedoman penilaian

: a) Hitung skor total perolehan siswa dengan menjumlahkan skor yang diperoleh pada masing-masing butir pernyataan.

b) Hitung nilai yang diperoleh setiap siswa, dengan rumus:

Nilai = (Skor Total/Jumlah Soal) x 100 c) Interpretasi nilai siswa menjadi

tingkat motivasi dengan ketentuan:

 Nilai 0 – 20 , motivasi sangat

rendah

 Nilai 21 – 40, motivasi rendah

 Nilai 41 – 60, motivasi sedang  Nilai 61 – 80, motivasi tinggi

(9)

tinggi

b. Instrumen:

A. PETUNJUK UMUM

1. Mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuisioner ini, sesuai dengan keadaan sesungguhnya yang Anda rasakan.

2. Pada kuisioner ini terdapat 30 (tiga puluh) butir pernyataan. Berilah respon atau tanggapan yang menggambarkan diri anda.

3. Bertanyalah kepada pengawas, apabila menemui kesulitan dalam memahami sebuah pernyataan.

4. Jangan menuliskan apapun atau mencoret-coret sesuatu pada lembaran kuisioner.

5. Jika Anda telah selesai mengerjakan, serahkan lembar kuisioner dan lembar jawaban pada pengawas.

6. Waktu yang disediakan bagi Anda untuk mengerjakan kuisioner ini adalah 60 menit. Selamat Mengerjakan!!

B. PETUNJUK KHUSUS

Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada huruf jawaban dari penyataan tersebut, pada lembar jawaban yang disediakan.

1. Saya selalu memperhatikan dengan baik penjelasan guru ketika pembelajaran IPA berlangsung.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Saya berusaha menghasilkan sesuatu yang berbeda daripada pekerjaan teman-teman yang lain.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

3. Saya merasa sangat senang ketika menerima pujian dari guru atas pekerjaan saya.

(10)

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

4. Jika nilai ulangan saya kurang baik, saya selalu bertanya kepada teman-teman untuk mengetahui jawaban yang

e. Sangat tidak setuju

5. Saya tidak takut menghadapi ujian, karena saya selalu mempersiapkan diri dengan baik.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

6. Saya mengharapkan guru mengumumkan hasil ulangan kami, segera setelah dikoreksi.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

7. Saya tidak terlalu menghiraukan nilai hasil ujian saya. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

8. Saya tidak merasa kuatir walaupun tugas saya terlambat dikumpulkan.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

9. Untuk memperbaiki kegagalan, saya berusaha memperoleh nilai yang lebih baik daripada teman-teman, pada ulangan berikutnya.

a. Sangat setuju b. Setuju

(11)

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

10. Belajar yang baik itu bukan karena mengharapkan sanjungan atau simpati guru.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

11. Saya sering terlambat mengumpulkan atau bahkan tidak mengerjakan tugas IPA yang diberikan guru.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

12. Saya kurang tertarik untuk mencari materi pembelajaran IPA melalui internet.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

13. Ketika nilai ulangan saya kurang bagus, saya semakin giat belajar.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

14. Setiap kali pembelajaran IPA dimulai, saya selalu tertarik untuk mengetahui sesuatu yang baru yang akan diajarkan guru.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

(12)

e. Sangat tidak setuju

16. Saya selalu belajar dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh nilai IPA yang lebih baik di dalam kelas.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

17. Saya selalu belajar dengan teratur, agar tidak cemas

e. Sangat tidak setuju

18. Saya merasa senang jika teman-teman memuji hasil

e. Sangat tidak setuju

19. Saya tidak merasa sedih meskipun nilai ulangan saya jelek. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

20. Saya lebih suka mendengarkan pendapat teman-teman dalam diskusi daripada memberikan pendapat.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

21. Saya tidak merasa takut ketika menghadapi ujian, sekalipun tidak mempersiapkan diri dengan baik.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

22. Saya tidak pernah meminta bantuan dari teman-teman saat kesulitan dalam mengerjakan tugas IPA.

(13)

b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

23. Materi pelajaran IPA lebih sulit dipahami daripada yang

e. Sangat tidak setuju

24. Saya tidak memerlukan bantuan teman-teman untuk memperbaiki pekerjaan yang kurang bagus.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

25. Saya selalu mengharapkan perhatian dari orang tua ketika belajar.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

26. Pujian dari guru atau orang tua tidak mempengaruhi cara belajar saya.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

27. Dalam mengisi liburan semester, saya sering berkunjung

e. Sangat tidak setuju

28. Agar bisa memperbaiki kegagalan saya, saya menambah waktu belajar di rumah.

a. Sangat setuju b. Setuju

(14)

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

29. Saya tidak merasa cemas, ketika terlambat mengumpulkan tugas.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

30. Dalam kegiatan praktikum IPA, saya takut untuk mencoba merangkai peralatan praktikum.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Ragu-ragu d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

BAB III

PENGEMBANGAN INSTRUMEN

PENILAIAN KINERJA

A. Kajian Teoritis

Di antara berbagai zat yang ada di alam semesta ini, asam, basa, dan garam menupakan zat yang paling penting yang diamati oleh para ahli kimia. Asam, basa, dan garam tersebar luas di alam semesta dan banyak digunakan baik di industri maupun rumah tangga.

Beberapa contoh zat asam yang banyak sekali berperan di bidang

(15)

di tumah tangga juga dikenal air soda yang merupakan asam karbonat

(H2CO3). Di dalam perut manusia juga terdapat asam yang disebut asam

klorida (HCI). Jumlah asam klorida (HCI) dalam perut relative sedikit, tetapi asam klorida (HCl) ini merupakan asam yang sangat penting dalam proses pencenaan [ CITATION Was08 \l 1033 ].

Di antara contoh basa yang ada di alam semesta, basa yang

sudah banyak dikenal adalah soda api (NaOH) dan amoniak (NH3).

Adapun garam yang paling dikenal adalah natrium klorida (NaCl) atau garam dapur. Garam ini digunakan secara luas dalam bidang industri ataupun rumah tangga. Garam ini terdapat dalam air laut dan juga di dalam aliran darah kita.

Sifat-sifat larutan asam adalah: (1) rasanya masam, (2) dapat menghantarkan arus listrik, (3) jika dilarutkan akan melepaskan ion hidrogen (H-), (4) mengubah lakmus binu menjadi merah, dan (5)

bersifat korosif terhadap logam.

Sifat-sifat larutan basa adalah: (1) terasa licin jika terkena kulit, (2) dapat menghantarkan arus listrik, (3) jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida (OH-), (4) mengubah lakmus merah menjadi

biru, dan (5) menetralkan larutan asam.

Garam mempunvai sifat yang berbeda dengan asam dan basa. Sifat-sifat larutan garam adalah: (1) rasanya asin jika dicicipi, (2) dapat menghantarkan arus listrik, dan (3) tidak mengubah warna kertas lakmus merah maupun biru.

Untuk mengidentifikasi sifat larutan asam, basa, dan garam, dapat digunakan berbagai indikator asam dan basa, berupa indikator buatan seperti kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter atau indikator alami seperti bunga kembang sepatu, kubis ungu, dan kulit manggis.

(16)

lakmus dalam larutan yang bersifat asam, bersifat basa dan bersifat netral (Wasis, Sukarmin, dkk, 2008).

Tabel 2

Warna Kertas Lakmus pada Larutan

Indikator Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral/ Garam

Lakmus

Merah merah biru merah

Lakmus Biru merah biru biru

B. Kisi-Kisi Instrumen

1) Nama Instrumen

: Instrumen Penilaian Kinerja Melakukan Praktikum

2) Tujuan : Mengukur kinerja siswa melakukan praktikum Identifikasi larutan asam, basa, dan garam pada mata pelajaran IPA.

3) Jenis Instrumen : Lembar Pengamaran (Observasi) 4) Aspek

Pengukuran

: Persiapan, Proses Percobaan, dan Hasil Pengamatan

5) Jumlah butir : 10 (sepuluh) butir 6) Jenis skala : Rating Scale 7) Cara penskoran : Terlampir 8) Pedoman

penilaian

: a) Hitung skor total perolehan siswa dengan menjumlahkan skor yang diperoleh pada masing-masing butir pernyataan.

b) Hitung nilai yang diperoleh setiap siswa, dengan rumus:

Nilai = (Skor Total/Jumlah Soal) x 100

C. Instrumen Penilaian Kinerja

Lembar Pengamatan

Praktikum Identifikasi Asam, Basa, dan Garam

(17)

2.1 Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat.

Tugas / Perintah:

Lakukan percobaan untuk menguji sifat asam, basa, dan garam pada 5 (lima) macam larutan, dengan menggunakan alat dan bahan seperti pada LKS. Perhatikan pula aspek keselamatan kerja dalam melakukan kegiatan ini.

Tabel 3

Penilaian Kinerja

No Aspek Indikator Skor1 2 3 4 5

A. Persiapan

1. Menyiapkan alat yang diperlukan. 2. Menyiapkan 5 (lima)

macam larutan uji.

B. Proses Percobaan

3. Memindahkan

larutan uji dari gelas kimia ke dalam pelat tetes.

4. Melakukan uji 5 (lima) macam larutan menggu-nakan kertas lakmus merah.

5. Melakukan uji 5 (lima) macam larutan menggu-nakan kertas lakmus merah.

C Hasil Pengamata n

6. Menuliskan hasil penga-matan uji larutan meng-gunakan kertas lakmus merah. 7. Menuliskan hasil

penga-matan uji larutan meng-gunakan kertas lakmus biru.

8. Menyimpulkan sifat dari larutan uji. D. Kualitas

Hasil Percobaan

9. Ketepatan hasil pengamatan

(18)

dan simpulan.

Jumlah Skor

Jumlah Skor Total

Tabel 4

Rubrik / Pedoman Penskoran

No Indikator Rubrik

1 Menyiapkan alat yang diperlukan.

Skor 5, jika menyiapkan semua alat praktikum.

Skor 4, jika menyiapkan hanya 4 alat praktikum.

Skor 3, jika menyiapkan hanya 3 alat praktikum.

Skor 2, jika menyiapkan hanya 1 - 2 alat praktikum.

Skor 1, jika tidak menyiapkan alat praktikum.

2 Menyiapkan 5 (lima)macam larutan uji.

Skor 5, jika menyiapkan semua larutan uji.

Skor 4, jika menyiapkan hanya 4 larutan uji.

Skor 3, jika menyiapkan hanya 3 larutan uji.

Skor 2, jika menyiapkan hanya 1 - 2 larutan uji.

Skor 1, jika tidak menyiapkan larutan uji.

3

Memindahkan larutan uji dari gelas kimia ke dalam pelat tetes.

Skor 5, jika memindahkan 5 macam larutan uji.

Skor 4, jika memindahkan hanya 4 larutan uji.

Skor 3, jika memindahkan hanya 3 larutan uji.

Skor 2, jika memindahkan hanya 1 - 2 larutan uji.

Skor 1, jika tidak memindahkan larutan uji.

4

Melakukan uji 5 (lima) macam larutan menggu-nakan kertas lakmus merah.

Skor 5, jika melakukan uji 5 macam larutan.

Skor 4, jika melakukan uji hanya 4 larutan.

Skor 3, jika melakukan uji hanya 3 larutan.

Skor 2, jika melakukan uji hanya 1 - 2 larutan.

(19)

(lima) macam larutan menggu-nakan kertas lakmus biru.

larutan.

Skor 4, jika melakukan uji hanya 4 larutan.

Skor 3, jika melakukan uji hanya 3 larutan.

Skor 2, jika melakukan uji hanya 1 - 2 larutan.

Skor 1, jika tidak melakukan uji larutan.

6

Skor 5, jika menuliskan untuk 5 macam larutan.

Skor 4, jika menuliskan hanya untuk 4 larutan.

Skor 3, jika menuliskan hanya untuk 3 larutan.

Skor 2, jika menuliskan hanya untuk 1 - 2 larutan.

Skor 1, jika tidak menuliskan.

7

Skor 5, jika menuliskan untuk 5 macam larutan.

Skor 4, jika menuliskan hanya untuk 4 larutan.

Skor 3, jika menuliskan hanya untuk 3 larutan.

Skor 2, jika menuliskan hanya untuk 1 - 2 larutan.

Skor 1, jika tidak menuliskan.

8 Menyimpulkan sifat dari larutan uji.

Skor 5, jika menyimpulkan untuk 5 macam larutan.

Skor 4, jika menyimpulkan hanya untuk 4 larutan.

Skor 3, jika menyimpulkan hanya untuk 3 larutan.

Skor 2, jika menyimpulkan hanya untuk 1-2 larutan.

Skor 1, jika tidak menyimpulkan.

9 Ketepatan hasil pengamatan.

Skor 5, jika ketepatan pada 5 macam larutan.

Skor 4, jika ketepatan hanya pada 4 larutan.

Skor 3, jika ketepatan hanya pada 3 larutan.

Skor 2, jika ketepatan hanya pada 1-2 larutan.

Skor 1, jika tidak ada yang tepat. 10 Kebenaran data dan

(20)

Skor 3, jika kebenaran hanya pada 3 larutan.

Skor 2, jika kebenaran hanya pada 1-2 larutan.

Skor 1, jika tidak ada yang benar.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

(21)

1. Pengembangan instrument afektif maupun kinerja perlu didasarkan pada teori-teori yang relevan, untuk mengidentifikasi aspek-aspek afektif dan kinerja yang perlu diukur

2. Hasil identifikasi terhadap aspek-aspek penilaian afektif dan kinerja menjadi dasar untuk mengembangkan indicator penilaian atau pengukuran.

3. Pengembangan butir-butir pertanyaan, pernyataan, atau soal pada instrument dilakukan mengacu pada indikator-indikator yang telah dirumuskan, agar hasil pengukuran yang diperoleh benar-benar valid dan reliable.

B. Saran-saran

Dalam konteks pengembangan instrument penilaian afektif dan kinerja sebagaimana diuraikan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Instrument penilaian afektif dan kinerja yang telah dikembangkan di atas, perlu dilakukan validasi kualitati atau telaah oleh para pakar yang berkompeten, agar dapat diketahui kualitas instrument ditinjau dari aspek isi, konstruk, maupun bahasa yang digunakan.

2. Instrument sebagaimana dikembangkan di atas, perlu diujicobakan dan dilakukan analisis secara empiris untuk mengetahui kualitas instrumen yang berkaitan dengan validitas dan reliabilitasnya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

(22)

Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

Sadirman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemanto, W. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryabrata, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Uno, H. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wasis, Irianto, S.Y. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Gambar

Tabel 1Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Motivasi Belajar
Tabel 2Warna Kertas Lakmus pada Larutan
Tabel 3Penilaian Kinerja
Tabel 4Rubrik / Pedoman Penskoran

Referensi

Dokumen terkait

Untuk motivasi belajar, juga sangat diperlukan oleh mata pelajaran akuntansi, tanpa adanya motivasi dari diri seseorang, maka tidak akan tercapai prestasi belajar yang baik..

Sebaliknya baik siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi maupun rendah, yang diberi pembelajaran dengan multimedia interaktif akan memiliki prestasi belajar fisika

Indeks prestasi akademik adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol. Indeks prestasi dapat digunakan sebagai tolak ukur prestasi belajar

Seperti yang dinyatakan Djamarah (2000 : 148) Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan

Sebaliknya baik siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi maupun rendah, yang diberi pembelajaran dengan multimedia interaktif akan memiliki prestasi belajar fisika

Dari hasil perhitungan uji Independent Samples Test pada tabel 5 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa data motivasi belajar, prestasi belajar akademik dan prestasi

Saran bagi Pihak PSMPK diharapkan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa, yaitu mengenai motivasi belajar baik faktor

Chek list dokumen: No Dokumen Chek list 1 Peningkatan KKM 2 Hasil UN 3 Program keunggulan dan inovasi baik akademik maupun non akademik 4 Data prestasi akademik dan non