• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN EFFORT TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN EFFORT TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) SURABAYA."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN EFFORT TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL

FINANCE (FIF) SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan oleh :

0512015011/FE/EM IRMA NURMAWATIE

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`

JAWA TIMUR

(2)

i

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti, dan sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Besar Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai persyaratan yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Mengingat terbatasnya waktu serta wawasan peneliti, maka peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN EFFORT TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF)

SURABAYA”, ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat peneliti harapkan guna penyempurnaan skripsi ini.

Peneliti sangat berterima kasih atas segala bantuan dan fasilitas dari berbagai pihak yang diberikan kepada peneliti guna mendukung penyelesaian skripsi ini. Maka dikesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsannuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, Ms, selaku Ketua Jurusan Manajemen

(3)

ii

pengarahan hingga dapat diselesaikannya penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Terima kasih atas segala bantuannya selama ini.

6. Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku tercinta, terima kasih atas segala doa yang tak henti-hentinya untukku, yang membuatku selalu bisa survive, semoga ini bisa membuat kalian bangga.

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati penulis memohon kepada seluruh pihak untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar dalam penulisan selanjutnya dapat lebih baik dan dapat lebih bermanfaat bagi yang memerlukan.

Surabaya, Juli 2010

(4)

iii

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

ABSTRAKSI... xi

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Perumusan Masalah……….. 6

1.3 Tujuan Penelitian……….. 7

1.4 Manfaat Penelitian……… 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……….. 8

2.1 Penelitian Sebelumnya……….. 8

2.2 Tinjauan Teori………... 8

2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia……….. 8

2.2.2 Lingkungan Kerja………. 10

2.2.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja……… 10

2.2.2.2 Jenis-jenis Lingkungan Kerja……… 11

(5)

iv

2.2.4 Kinerja……….. 16

2.2.4.1 Pengertian Kinerja………. 16

2.2.4.2 Faktor-faktor Kinerja………. 17

2.2.4.3 Pengukuran Kinerja………... 18

2.2.4.4 Penilaian Kinerja………... 20

2.2.5 Pengaruh antara Lingkungan Kerja dan Effort terhadap Kinerja……….. 21

2.2.5.1 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja 21 2.2.5.2 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Effort 22 2.2.5.3 Pengaruh Effort terhadap kinerja………... 23

2.3 Kerangka Konseptual... 24

2.4 Hipotesis………... 25

BAB III. METODE PENELITIAN……….. 26

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 26

3.2 Teknik Penentuan Sampel……… 29

3.3 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data……… 30

3.3.1 Jenis Data………. 30

3.3.2 Sumber Data... 30

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data... 30

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 31

3.5 Uji Hipotesis... 38

(6)

v

3.5.1.2 RMSEA (Root Mean Square Error of

Aproximation)……… 38

3.5.1.3 GFI (Goodness of Fit Index)……….. 39

3.5.1.4 AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index)… 39 3.5.1.5 CMIN/DF (Minimum Sample discrepancy function / Degrees of Fredom)………….. 39

3.5.1.6 TLI (Tucker Lewis Index)……….. 39

3.5.1.7 CFI (Comparatif Fit Index)………... 40

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN………. 41

4.1 Gambaran Objek Umum Penelitian……….. 41

4.1.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT. Federal International Finance (FIF)……… 41

4.1.2 Keunggulan PT. Federal International Finance (FIF) 43 4.1.3 Penghargaan……….. 44

4.1.4 Lokasi Perusahaan……… 45

4.1.5 Visi dan Misi Perusahaan………. 45

4.1.6 Nilai, Budaya, dan Falsafah Perusahaan…………... 46

4.1.7 Struktur Organisasi………... 46

4.1.6 Tujuan Perusahaan……….... 49

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian……… 51

4.2.1 Karakteristik Responden……….. 51

(7)

vi

4.2.4 Deskripsi Variabel Kinerja………... 56

4.3 Analisis Data……… 57

4.3.1 Evaluasi Outlier……… 57

4.3.2 Evaluasi Reliabilitas………. 58

4.3.3 Evaluasi Validitas………. 60

4.3.4 Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted 61 4.3.5 Evaluasi Normalitas……….. 64

4.3.6 Analisis Model One – Step Approach to SEM……. 66

4.3.7 Uji Kausalitas………... 68

4.3.8 Analisis Unidimensi First Order………... 69

4.4 Pembahasan……….. 71

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………... 81

5.1 Kesimpulan………... 81

5.2 Saran………. 81 DAFTAR PUSTAKA

(8)

vii

Tabel 1.1. : Data Penagihan PT. Federal International Finance (FIF)……… 5

Tabel 4.1. : Karakteristik Responden berdasarkan Umur………... 51

Tabel 4.2. : Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin………….. 52

Tabel 4.3. : Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan……….. 52

Tabel 4.4. : Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Lingkungan Kerja………. 53

Tabel 4.5. : Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Effort ……….. 55

Tabel 4.6. : Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kinerja………. 56

Tabel 4.7. : Hasil Pengujian Outlier Data………... 58

Tabel 4.8. : Hasil Pengujian Reliabilitas Data ………... 59

Tabel 4.9. : Hasil Pengujian Validitas Data ………... 61

Tabel 4.10.: Hasil Pengujian Construct Reliability & Variance Extracted … 63

Tabel 4.11.: Hasil Pengujian Normalitas Data…….……… 65

Tabel 4.12.: Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indice………. 67

Tabel 4.13.: Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indice Model One-Step Approach Modifikasi………..…. 68

Tabel 4.14.: Uji Hipotesis Kausalitas………..…. 69

Tabel 4.15.: Unidimensi First Order………... 70

Tabel 4.16.: Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis……….…. 71

Tabel 4.17.: Frekuensi dan Faktor Loading Quantitative Demands………… 71

(9)

viii

Supervisor……… 73

(10)

ix

Gambar 3.1: Contoh Model Pengukuran Faktor Kinerja………….………… 32 Gambar 4.1: Struktur Organisasi PT. Federal International Finance (FIF)…. 47 Gambar 4.2: Model Pengukuran dan Struktural One-Step Approach ………. 66 Gambar 4.3: Model Pengukuran dan Struktural One-Step Approach

(11)

x Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Data Uji Outlier

Lampiran 4 : Data Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 : Data Uji Normalitas

(12)

xi

FINANCE (FIF) SURABAYA

Irma Nurmawatie

Abstraksi

PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya merupakan perseroan yang bergerak di bidang pembiayaan, mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat baik perorangan maupun perusahaan. Hal ini terutama dalam mendukung kelancaran transaksi dalam hal keuangan. Namun berdasarkan data lima bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2009 sampai November 2010, mengalami penurunan dalam target penagihan, diduga kondisi lingkungan kerja tidak kondusif, sehingga kinerja kolektor ikut menurun. Untuk mengantisipasi tidak terjadinya penurunan lagi, maka pihak PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya, diharuskan mengelola sumber daya manusianya lebih baik lagi. Agar dapat menunjang tujuan tersebut dibutuhkan suatu lingkungan kerja yang kondusif, sehingga pada akhirnya timbul suatu bentuk upaya atau usaha yang keras dari kolektor untuk meningkatkan pencapaian target penagihan, dan akhirnya kinerja kolektor dapat terus ditingkatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap effort, dan untuk menganalisis pengaruh effort terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya.

Penelitian ini menggunakan variabel lingkungan kerja (X), effort (Y) dan kinerja (Z). Cara pengukuran variabel dengan menggunakan skala likert. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya yang berprofesi sebagai kolektor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik dengan sampel jenuh dengan jumlah 116 responden. Data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner, observasi, interview, dan dokumentasi. Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan data analisis permodelan SEM (Structural Equition Modelling).

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor lingkungan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja, lingkungan kerja berpengaruh positif signifikan tehadap effort, sedangkan effort berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan yang sangat penting karena faktor manusia (man) menentukan kelangsungan hidup daripada suatu perusahaan atau organisasi sehingga tidak ada satupun perusahaan yang tidak melibatkan manusia dalam merealisasi tujuannya. Manusia merupakan faktor produksi yang sangat sulit dikendalikan, hal ini disebabkan oleh adanya ciri dan sifat khusus dari faktor produksi tersebut sehingga seringkali menimbulkan kesulitan – kesulitan apabila tidak dipahami dengan baik.

Orang – orang yang bekerja dalam perusahaan, mereka adalah para anggota organisasi yang diharapkan berperan serta dalam mensukseskan tujuan organisasi tersebut, suatu organisasi akan berjalan lancar bila semua jasa yang akan disumbangkan individu organisasi mendapat perhatian dan imbalan yang seimbang, namun demikian mereka juga merupakan individu – individu yang mempunyai tujuan tertentu untuk memuaskan kebutuhan – kebutuhannya, mereka bertindak dan berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan.

(14)

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Mangkunegara (2004 : 67), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai atau karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, artinya bahwa perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka, sejauh mana seorang karyawan dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan segala kemampuan mereka, dan hasil kerja mereka yang menentukan apakah mereka mempunyai kinerja yang baik atau buruk.

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Simamora (2004 : 334) mengatakan bahwa penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan.

(15)

akan mendorong efektivitas dari perusahaan tersebut didalam menjalankan roda organisasinya serta akan menimbulkan semangat dan gairah kerja yang tinggi karena adanya lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan. Contoh situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai, sedangkan situasi lingkungan yang tidak kondusif , misalnya suasana kerja yang tidak nyaman karena sarana dan prasarana tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, teman kerja.

Lingkungan kerja merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi perilaku karyawan terutama dalam lingkungan pekerjaan yang secara tidak langsung maupun langsung mempengaruhi kinerja karyawan, Tohardi (2002 : 132), mengatakan bahwa jika lingkungan kerja yang tidak baik tentunya akan memberikan dampak negatif terhadap para pekerja, yaitu menurunkan semangat kerja, gairah kerja, dan kepuasan kerja yang akhirnya menurunkan kinerja pegawai. Hal serupa juga dikemukakan oleh Amriyati, Sumarni, dan Sutoto (2003 : 15) dalam penelitiannya, bahwa lingkungan kerja mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja. Untuk itu lingkungan kerja sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan sebaiknya dilakukan dengan baik, karena hal ini sangat menentukan baik itu untuk karyawan maupun untuk perusahaan.

(16)

(2006 : 549), effort adalah jumlah energi menjadi suatu bentuk perilaku atau bagian

dari perilaku Dalam teori harapan, bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan

tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik; suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional seperti bonus, kenaikan gaji atau promosi, dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu (Robbins, 2003 : 229), jadi upaya atau usaha yang tinggi secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap suatu kinerja. Hal ini juga dikemukakan oleh Blau (1993) dalam Brown dan Leigh (1996 : 361) dimana terdapat hubungan positif antara effort dan kinerja.

PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya sebagai perseroan yang bergerak dibidang pembiayaan, dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap para nasabah atau konsumen, oleh karena itu dibutuhkan karyawan yang mampu memberikan kontribusi yang baik dan bagus sehingga pelayanan kepada nasabah dapat ditingkatkan, sebut saja kolektor atau juru tagih, mereka bekerja di lapangan, bertugas menagih beberapa tagihan pinjaman yang belum terbayar dari para nasabah, mereka menjadi salah satu bagian penting dalam perusahaan karena tanpa mereka pinjaman kepada nasabah yang sudah jatuh tempo atau lebih tidak akan terbayar.

(17)

penagihan yang diperoleh dari PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya selama lima bulan terakhir yang dapat dilihat dari Tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 : Data penagihan PT. Federal International Finance Surabaya pada bulan Oktober 2009 – Februari 2010

Sumber : Internal Perusahaan

Dari data diatas menunjukkan bahwa pencapaian tagihan secara keseluruhan dari bulan oktober 2009 – Februari 2010 mengalami penurunan, hal ini diketahui karena diduga adanya kondisi di lapangan yang tidak pasti salah satunya cuaca panas atau hujan, sulitnya menemui nasabah, komplain dan omelan dari para nasabah, serta adanya tekanan kerja dari perusahaan, dimana kolektor diharuskan mencapai target dan apabila tidak mencapai target maka akan dikenakan sanksi berupa Surat Peringatan (SP) sampai 3 kali bahkan sampai pemberhentian kerja, meskipun pencapaian tagihan mendekati target, tetap saja kolektor dikenakan sanksi, bahkan tidak jarang kolektor men-talangi tagihan dengan harapan tagihan dapat mencapai target dan tidak terkena sanksi, hal ini membuat para kolektor harus kerja extra keras agar tagihan dapat terbayar dan mencapai target. Secara tidak langsung keadaan tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisik (misal : tidak mampu bekerja maksimal

Tahun

Persentase (%) Keterangan

Oktober 1,700,000,000 100% Mencapai target 2009 1,700,000,000 November 1,800,000,000 105.88% Over

Desember 1,600,000,000 94.12% Tidak mencapai target 2010 2,200,000,000 Januari 1,800,000,000 81.82% Tidak mencapai

target Februari 1,500,000,000 68.18% Tidak mencapai

(18)

karena semakin bertambahnya umur) dan psikis kolektor, mau tidak mau mereka harus bekerja dengan maksimal agar dapat menghidupi keluarga mereka.

Dari penjelasan diatas, tentunya PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya harus segera mengantisipasi penurunan ini agar tidak terjadi di masa mendatang, maka PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya harus pandai-pandai berusaha memperbaiki penyebab tersebut. Lingkungan kerja yang mendukung dari perusahaan dan mengayomi mungkin dapat juga meningkatkan kinerja kolektor, sehingga kolektor menjadi lebih bersemangat lagi untuk melakukan pekerjaannya dengan baik, disamping adanya pemberian insentif atau komisi yang telah diberikan perusahaan bagi yang mencapai target, oleh karena itu disini dibutuhkan kerjasama yang baik antara pimpinan terhadap karyawan guna memacu perusahaan yang lebih kuat dan lebih maju lagi.

Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul keinginan untuk mengadakan penelitian mengenai “ Pengaruh Lingkungan Kerja dan Effort terhadap Kinerja Karyawan PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya ”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah di utarakan pada latar belakang diatas, maka dibuat suatu perumusan masalah sebagai berikut :

a. Apakah terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya ?

b. Apakah terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap effort ?

(19)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT.

Federal International Finance (FIF) Surabaya.

b. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap effort.

c. Untuk menganalisis pengaruh effort terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya.

1.4Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : a. Bagi Penentu kebijaksanaan

Memberikan masukan bagi PT. International Finance Federal (FIF) Surabaya dalam peningkatan kinerja karyawan dapat dilakukan melalui upaya karyawan dan kondisi lingkungan kerja

b. Bagi pembaca

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti lainnya yang ingin memilih topik seperti pada penelitian ini.

c. Bagi penelitian lebih lanjut

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Sebelumnya

1. Prabowo dan Prawitasari (2007. “KMPK Universitas Gajah Mada” Working

Paper Series No.15 Juli 2007, First Draft) Dengan judul “Kinerja Pegawai

Kantor Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara ditinjau

dari Faktor Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja”. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa kinerja pegawai negeri sipil kantor Dinas Kesehatan

Kota Tanjungbalai saat ini sebagaian besar bertaraf sedang, karakteristik

individu mempengaruhi kinerja dengan tingkat korelasi sedang, dan

lingkungan kerja mempengaruhi kinerja dengan tingkat korelasi kuat.

2. Karatepe, et al (2006, “Journal of Tourism Management”, 27 (2006)

547-560). Dengan judul “The Effect of selected individual characteristics on

frontline employee performance and job satisfaction”. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa daya saing dan keefektifan diri berhubungan signifikan

terhadap effort. Secara keseluruhan daya saing, keefektifan diri, dan effort

berhubungan positif terhadap kinerja karyawan di posisi garis depan dan

kepuasan kerja.

2.2. Tinjauan Teori

2.2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Banyak istilah yang dipakai untuk menyebut Manajemen Sumber Daya

Manusia, beberapa ahli mendefinisikan Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai

(21)

a. Handoko (2000 : 4) dalam bukunya yang berjudul “ Manajemen Personalia dan

Sumber Daya Manusia” mendefinisikan MSDM sebagai suatu proses penarikan

seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia

untuk mencapai tujuan-tujuan individu maupun organisasi.

b. Hasibuan (2001 : 4), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni

yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien

membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

c. Simamora (2006 : 4) mendefinisikan Manajemen Sumber Daya Manusia adalah

pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian jasa dan pengelolaan

individu anggota organisasi atau kelompok karyawan.

d. Radiq (1998 : 6) mengatakan kemampuan manusia yang merupakan hasil akal

budinya disertai pengetahuan dan pengalaman yang dikumpulkan dengna penuh

kesadaran untuk memnuhi kebutuhan secara individual serta sarana sosial pada

umumnya.

Dari definisi-definisi yang telah disebutkan para para ahli di atas, dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu,

seni dan proses dalam aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan,

pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan

tenaga kerja sehingga tercapai tujuan organisasi individu, dan tercapai kepuasan pada

diri individu. Manajemen Sumber Daya Manusia juga menyangkut desain dan

implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan,

(22)

ketenagakerjaan yang baik. Jadi tugas dari Manajemen Sumber Daya Manusia

seputar pada usaha untuk mengelola manusia (tenaga kerja) dengan segala potensi

yang dimilikinya seefektif mungkin, sehingga dapat diperoleh sumber daya manusia

yang puas dan memuaskan organisasi. Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia

meliputi semua aktivitas yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia dalam

organisasi.

2.2.2. Lingkungan Kerja

2.2.2.1. Pengertian Lingkungan Kerja

Beberapa ahli mendifinisikan lingkungan kerja antara lain sebagai berikut

 Menurut Nitisemito (2000 : 183) “lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang

ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang diembankan”.

 Menurut Supardi dalam Subroto, (2005) “lingkungan kerja merupakan keadaan

sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non fisik yang dapat memberikan

kesan yang menyenangkan, mengamankan, menentramkan, dan betah kerja”.

Longman dictionary of contemporery English (2003) dalam Taiwo (2010 : 301),

mendefinisikan “Lingkungan kerja sebagai segala situasi, peristiwa, manusia dan

lainnya yang dapat mempengaruhi seseorang itu hidup atau bekerja, saat kerja

didefinisikan sebagai suatu pekerjaan dimana kau dibayar untuk melakukan suatu

kegiatan secara rutin untuk mendapatkan uang.

 Kohun (1992) dalam Taiwo (2010 : 301) mengatakan bahwa keseluruhan yang

(23)

berpengaruh sekarang ini dan atau berpotensi pada kepuasan dengan kinerja dan

aktivitas karyawan.

Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja

merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang

berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat

mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja, salah satunya tercipta suatu

lingkungan yang kondusif yang dapat menentramkan dan betah dalam bekerja.

2.2.2.2. Jenis – jenis Lingkungan Kerja

Ada dua tipe lingkungan kerja menurut Kyko (2005) dalam Taiwo (2010 :

302), yaitu lingkungan kerja yang kondusif dan lingkungan kerja toxic (tidak

kondusif), lingkungan kerja yang kondusif memberikan pengalaman yang

menyenangkan kepada karyawan dan memungkinkan mereka mengaktualisasikan

kemampuan dan perilaku mereka, sedangkan lingkungan kerja toxic memberikan

pengalaman yang buruk dan waktu yang sama, karyawan tidak dapat

mengaktualisasikan kemampauannya.

Sedarmayanti (2001 : 21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis

lingkungan kerja terbagi menjadi dua yakni : lingkungan kerja fisik, dan lingkungan

kerja non fisik.

 Lingkungan kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar

tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun

secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori,

(24)

1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan seperti: pusat kerja,

kursi, meja dan sebagainya.

2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja

yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : Penerangan/cahaya,

temperatur/suhu udara, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, getaran mekanis,

bau-bauan, tata warna, dekorasi, musik, dan keamanan di tempat kerja

 Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan

dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama

rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.

Menurut Kozlowsky dan Doherty dalam Trianasari (2005) mengungkapkan

lingkungan kerja sosial (non fisik) terdiri dari beberapa aspek yaitu :

1. Struktur organisasi dan struktur kerja

Kejelasan struktur organisasi dan kejelasan hubungan staf antara karyawan satu

dengan yang lain, serta kejelasan deskripsi jabatan masing-masing karyawan.

2. Deskripsi kerja

Kejelasan detail dan perincian pekerjaan yang harus dikerjakan sehingga

karyawan dapat saling bekerjasama dengan baik.

3. Tanggung jawab kerja

Kejelasan pemisahan pertanggungjawaban antara karyawan satu dengan karyawan

yang lain sehingga tidak terjadi pelemparan atau penghindaran tanggungjawab

atas pekerjaan yang tidak selesai.

(25)

Besaran beban kerja yang diberikan pada setiap karyawan haruslah disesuaikan

dengan kemampuan fisik dan akademik yang seimbang antara karyawan satu

dengan yang lain.

5. Kebebasan mengambil keputusan,

Kesempatan dalam mengambil keputusan dengan kebebasan bertanggungjawab

tanpa ada tekanan dari pimpinan.

6. Peluang menciptakan kebersamaan

Kesempatan untuk berinteraksi antara karyawan didalam menciptakan kerjasama

untuk menghasilkan kerja yang berkualitas.

7. Perhatian dan dukungan pimpinan

Pemimpin berperan sebagai sosok yang mendukung akan memberikan perhatian

terhadap karyawan dalam rangka kesuksesan kerja.

8. Kebersamaan

Interaksi antara karyawan satu dengan yang lainnya dimana karyawan

menganggap karyawan lain sebagai partner untuk mencapai tujuan kerja dan

sesuatu yang harus dikuasai.

9. Komunikasi

Interaksi antara karyawan satu dengan karyawan lain secara terbuka sehingga

tercipta keterbukaan dalam masalah kerja dan kondisi yang mendukung

kelancaran kerja.

Menurut Albertsen, et al (2010 : 83), indikator lingkungan kerja adalah

(26)

Quantitative demands (banyaknya tuntutan), terdiri dari work piles up (tumpukan

kerja), complete task (kelengkapan tugas), get behind ( ketinggalan,kelalaian),

enough time (waktu yang cukup).

Influence (pengaruh), terdiri dari influence work (pengaruh kerja), influence work

task (pengaruh tugas kerja).

Social support from supervisor (dukungan sosial dari supervisor), terdiri dari

support supervisor (dukungan supervisor), supervisor listens to problems

(perhatian supervisor terhadap masalah), supervisor talks about performance

(pembicaraan supervisor tentang kinerja).

Support from colleagues (dukungan sosial dari rekan kerja), terdiri dari support

colleagues (dukungan rekan kerja), colleagues listen to problems (perhatian rekan

kerja terhadap masalah), colleagues talks about performance (pembicaraan rekan

kerja tentang kinerja).

Predictability (hal yang dapat meramalkan), terdiri dari informed about changes

(informasi tentang perubahan), information to work well (informasi untuk kerja

yang unggul).

Recognition (pengakuan), terdiri dari recognised by management (pengakuan dari

manajemen), respected by management (dihargai oleh manajemen), treated fairly

(perlakuan adil).

Role clarity (peran kejelasan), terdiri dari clear objectives (objek yang jelas),

(27)

Role conflict (peran konflik), terdiri dari mixed acceptance (penerimaan),

contradictory demands (tuntutan yang bertentangan), do things wrongly

(melakukan kesalahan), unnecessary task (tugas yang tidak penting).

2.2.3. Effort

2.2.3.1. Pengertian Effort

Effort adalah salah satu dari paling banyak konsep penting dalam teori

motivasi, dan dapat diartikan sebagai “ Jumlah energi menjadi suatu bentuk perilaku

atau bagian dari perilaku”, menurut Mohr dan Bitner (1995 : 240) dalam Karatepe, et

al (2006 : 549). Parsons (1968) dalam Brown dan Leigh (1996 : 362) mendefinisikan

effort adalah suatu cara dimana motivasi dapat diwujudkan menjadi suatu kerja yang

unggul, hal ini secara tidak langsung dapat dilakukan sebagai mediasi tugas antara

bagian psikologi yang tidak tampak dari motivasi dan keluaran kerja.

Dapat disimpulkan bahwa effort (usaha) adalah sejumlah kekuatan fisik dan

mental yang dikerahkan oleh individu untuk mencapai tujuan Menurut Brown dan

Leigh (1996 : 362) dimensi dari effort dibagi menjadi dua yaitu :

Time comittmen (komitmen waktu)

Terdiri dari menghargai waktu, ketepatan waktu, loyalitas waktu.

Work intensity (Intensitas kerja)

Terdiri dari kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan, keteraturan kerja,

loyalitas kerja, pencapaian tujuan, kerja keras atau usaha untuk menyelesaikan

(28)

2.2.4. Kinerja

2.2.4.1. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja"

yang menterjemahkan kata dari bahasa asing yaitu prestasi, bisa pula berarti hasil

kerja. Pengertian Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang

karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut beberapa ahli

menyebutkan sebagai berikut :

a. Menurut Mangkunegara (2004 : 67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya

Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya.

b. Menurut Rivai (2005:14) Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan

seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan

tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standard hasil kerja,

target atau sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama.”

c. Menurut Babin dan Boles (1998 : 82) dalam Karatepe, et al (2006 : 548) kinerja

adalah tingkat produktivitas karyawan secara individu, hubungan dengan rekan

kerja terhadap beberapa perilaku hubungan kerja dan akibatnya.

Kinerja karyawan dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau

tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering

tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.

Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja karyawan telah

(29)

tersebut di atas mengungkapkan bahwa dengan hasil kerja yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dievaluasi tingkat kinerja

pegawainya, maka kinerja karyawan harus dapat ditentukan dengan pencapaian

target selama periode waktu yang ditentukan perusahaan.

2.2.4.2. Faktor-faktor Kinerja

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja, salah satunya dari beberapa

pendapat dibawah ini, salah satunya sebagai berikut :

Tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja individual menurut Mathis dan

Jackson (2006 : 113), faktor-faktor tersebut adalah :

1. Kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan , termasuk didalamnya adalah

bakat, minat, faktor kepribadian.

2. Tingkat usaha yang dicurahkan, termasuk didalamnya adalah motivasi, etika

kerja, kehadiran, rancangan tugas.

3. Dukungan organisasi, termasuk didalamnya adalah pelatihan dan pengembangan,

peralatan dan teknologi, standar kinerja, manajemen dan rekan kerja

Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

1. Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,

pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.

2. Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan

kerja.

3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,

(30)

Sedangkan menurut Dharma (2001 : 9-11), faktor-faktor kinerja meliputi :

 Pegawai, berkenaan dengan kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan

pekerjaan.

 Pekerjaan, menyangkut desain pekerjaan, uraian pekerjaan dan sumber daya

untuk melaksanakan pekerjaan.

 Mekanisme kerja, mencakup system, prosedur pendelegasian dan pengendalian

serta struktur organisasi.

 Lingkungan kerja, meliputi faktor-faktor lokasi dan kondisi kerja, iklim organisasi

dan komunikasi.

2.2.4.3. Pengukuran kinerja

Untuk dapat menilai kinerja karyawan secara objektif dan akurat adalah

dengan mengukur tingkat kinerja karyawan. Pengukuran kinerja dapat juga berfungsi

sebagai upaya mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk mengarahkan

upaya karyawan melalui serangkaian prioritas tertentu, seperti komunikasi

Selanjutnya ukuran-ukuran dari kinerja karyawan yang dikemukakan oleh Stoner dan

Freeman dalam Dharma (2001 : 554) yaitu sebagai berikut :

a. Kuantitas kerja : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu

periode yang ditentukan.

b. Kualitas kerja : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan

syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

c. Pengetahuan mengenai pekerjaan : luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan

(31)

d. Kreativitas : keaslian gagasan –gagasan yang

dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan

yang timbul.

e. Kerjasama : kesediaan untuk bekerjasama dengan orang

lain atau sesama anggota organisasi

f. Ketergantungan : kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal

kehadiran dan penyelesaian kerja.

g. Inisiatif : semangat untuk melaksanakan tugas-tugas

baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya.

h. Kualitas pribadi : menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

keramahtamahan dan integritas pribadi.

Sedangkan kinerja karyawan menurut Mathis dan Jackson (2006 : 113) yang umum

untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut :

1. Kuantitas dari hasil : Seberapa banyak atau sedikit hasil kerja yang

dihasilkan karyawan atas tanggung jawab yang diberikan dalam satu periode yang

ditentukan.

2. Kualitas dari hasil : Seberapa baik atau buruk hasil kerja yang

dihasilkan karyawan atas tanggung jawab yang diberikan perusahaan dalam satu

periode yang ditentukan.

3. Ketepatan waktu dari hasil : Seberapa cepat atau lambat hasil kerja yang

dihasilkan karyawan atas tanggung jawab yang diberikan dalam satu periode yang

(32)

4. Kehadiran : Tingkat absensi karyawan dalam melaksanakan

semua tanggung jawab yang diberikan dan mengikuti semua program-program

kerja yang telah ditentukan

5. Kemampuan bekerjasama : Kemampuan seseorang tenaga kerja untuk bekerja

sama dengan orang lain menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang telah ditentukan

sehingga mencapai daya guna yang sebesar-besarnya.

Menurut Karatepe, et al (2006 : 552), indikator dari kinerja, sebagai berikut :

 Kualitas kerja

 Kualitas pribadi

 Kerjasama

 Pengetahuan

 Inisiatif

2.2.4.4. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor

kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena

adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada

dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika

pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat

diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

Menurut Wahyudi (2002 : 101), penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang

dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja atau jabatan seorang

(33)

penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi

pelaksanaan kerja individu karyawan.

Robbins (2001) dalam Nurmawilis (2008), menyatakan bahwa yang dapat

melakukan penilaian adalah atasan langsung, rekan sekerja, evaluasi diri, bawahan

langsung, dan pendekatan menyeluruh (evaluasi 360º). Sedangkan menurut Dessler

(2000) dalam Nurmawilis (2008) mengatakan bahwa yang dapat melakukan

penilaian adalah atasan langsung, penilaian rekan sekerja, penilaian oleh panitia,

penilaian diri sendiri dan penilaian oleh bawahan.

2.2.5. Pengaruh antara Lingkungan Kerja dan Effort terhadap Kinerja.

Pengaruh antara lingkungan kerja dan effort terhadap kinerja mempunyai

pengaruh, hal ini dijelaskan sebagai berikut :

2.2.5.1. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja

Prabowo dan Prawitasari (2007 : 8) dalam jurnalnya, menyatakan bahwa

adanya hubungan yang bermakna dan mempunyai keeratan hubungan kuat antara

variabel lingkungan kerja secara bersama-sama dengan kinerja.

Menurut Moekijat (1997 : 15) pentingnya lingkungan kerja yang baik akan

berpengaruh terhadap efisiensi, penggunaan ruang kerja, kinerja karyawan,

pengawasan dan komunikasi.

Tohardi (2002 : 132), mengatakan bahwa jika lingkungan kerja yang tidak

baik tentunya akan memberikan dampak negatif terhadap para pekerja, yaitu

menurunkan semangat kerja, gairah kerja, dan kepuasan kerja yang akhirnya

(34)

Hal serupa juga dikemukakan oleh Amriyati, Sumarni, dan Sutoto (2003 : 15)

dalam penelitiannya, bahwa lingkungan kerja mempunyai hubungan bermakna

dengan kinerja, artinya semakin baik lingkungan kerja maka akan semakin tinggi

tingkat kinerja.

Lingkungan kerja menurut pendapat Kohun (1992) dalam Taiwo (2010 : 301)

mengatakan bahwa keseluruhan yang terdiri dari totalitas, kekuatan, tindakan, dan

faktor-faktor lain yang berpengaruh sekarang ini dan atau berpotensi pada kepuasan

dengan kinerja dan aktivitas karyawan.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja yang baik dan mendukung

dapat meningkatkan kinerja pegawai, karena dengan adanya lingkungan dan fasilitas

yang lengkap mendorong pegawai untuk melaksanakan tugasnya dengan baik,

merasa senang dan tidak malas, sehingga memacu semangat pegawai untuk

melaksanakan pekerjaannya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif

dan efisien.

2.2.5.2. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Effort

Kebanyakan dalam level dasar, karyawan mempunyai dua sumber yaitu

waktu dan energi untuk mencurahkan pada suatu organisasi, sumber ini akan

digunakan untuk mengendalikan upaya, dimana saat organisasi dalam hal ini

lingkungan kerja mendukung dan memberikan kebutuhan-kebutuhan karyawan,

maka mereka akan segera merespon dan meluangkan waktu dan energi mereka untuk

bekerja, hal ini menjadi dasar dalam penelitian Brown dan Leigh (1996 : 361),

namun pada hasil penelitian mereka menyimpulkan bahwa, hubungan antara

(35)

Berbeda dari penelitian Kacmar, Zivnuska, dan White (2007 : 79) yang

mengatakan bahwa lingkungan kerja (meliputi kompentensi supervisor, pengambilan

keputusan terpusat, politik rendah) berhubungan positif dengan laporan pribadi

upaya kerja untuk karyawan yang mempunyai hubungan kualitas rendah dengan

supervisor mereka.

2.2.5.3. Pengaruh Effort terhadap Kinerja

Dalam persepktif teori harapan, bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk

menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar ke

suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong

ganjaran-ganjaran organisasional seperti bonus, kenaikan gaji atau promosi, dan

ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu (Robbins, 2003 : 229).

Hal ini juga dikemukakan dalam penelitian oleh Blau (1993) dalam Brown

dan Leigh (1996 : 361) terdapat hubungan positif antara effort dan kinerja.

Menurut Ingram, Lee, dan Skinner (1989) dalam Karatepe et al (2006 : 550)

menemukan bahwa effort dapat meningkatkan kinerja.

Sedangkan menurut Brown dan Leigh (1996) dalam Karatepe, et al (2006 :

550) bahwa effort berhubungan positif dengan kinerja.

Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja tidak dapat meningkat apabila tidak

ada effort (upaya) yang tinggi dari karyawan, karena dari effort itulah, timbul suatu

motivasi, keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan sehingga secara tidak langsung

(36)

2.3. Kerangka Konseptual

Lingkungan Kerja

Effort

Kinerja Social Support

from SPV

Social Support colleagues

Predictability

Recognition

Role clarity

Role conflicts

Komitmen Waktu

Intensitas Kerja

Influence Quantitative

(37)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teori, serta

penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang diberikan adalah:

a. Diduga bahwa Lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja.

b. Diduga bahwa Lingkungan kerja berpengaruh terhadap Effort.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

a. Faktor Lingkungan Kerja

Adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi

pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan perusahaan. Menurut

Albertsen, et al (2010 : 83) indikatornya sebagai berikut :

Quantitative demands (Banyaknya tuntutan) :

1) Work piles up (tumpukan kerja) (X1.1)

2) Complete task (kelengkapan tugas) (X1.2)

3) Get behind (ketinggalan/ kelalaian) (X1.3)

4) Enough time (waktu yang cukup) (X1.4)

Influence (Pengaruh) :

1) Influence work (pengaruh kerja) (X2.1)

2) Influence work task (pengaruh tugas kerja) (X2.2)

Social support from supervisor (Dukungan sosial dari supervisor) :

1) Support listen to problems (perhatian supervisor terhadap masalah) (X3.1)

2) Support supervisor (dukungan supervisor) (X3.2)

3) Supervisor talks about performance (pembicaraan supervisor tentang kinerja)

(X3.3)

Social support from colleagues (Dukungan sosial dari rekan kerja) :

1) Support colleagues (dukungan rekan kerja) (X4.1)

(39)

3) Colleagues talks about performance (pembicaraan rekan kerja tentang kinerja)

(X4.3)

Predictability (Hal yang dapat meramalkan) :

1) Informed about changes (informasi tentang perubahan) (X5.1)

2) Information to work well (informasi kerja yang unggul) (X5.2)

Recognition (Pengakuan) :

1) Recognised by management (pengakuan dari manajemen) (X6.1)

2) Respected by management (penghargaan oleh manajemen) (X6.2)

3) Treated fairly (perlakuan adil) (X6.3)

Role clarity (peran kejelasan) :

1) Clear objectives (objek yang jelas) (X7.1)

2) Responsibility (tanggung jawab) (X7.2)

3) Expectation (pengharapan) (X7.3)

Role conflicts (peran konflik) :

1) Mixed acceptance (macam-macam penerimaan) (X8.1)

2) Contradictory demands (tuntutan pertentangan) (X8.2)

3) Do things wrongly (melakukan kesalahan) (X8.3)

4) Unnecessary tasks (tugas yang tidak penting) (X8.4)

b. Faktor Effort (Upaya)

Adalah upaya yang dilakukan oleh karyawan sehingga menghasilkan suatu keluaran

kerja. Menurut Brown dan Leigh (1996 : 362), ada dua dimensi dari effort, yang

masing-masing dimensi mempunyai lima indikator, sebagai berikut :

(40)

Adalah pemanfaatan waktu yang tepat yang dilakukan oleh karyawan selama

bekerja, indikatornya meliputi :

1) Menghargai waktu selama bekerja. (Y1.1)

2) Ketepatan waktu atau jarang terlambat. (Y1.2)

3) Loyalitas waktu ketika bekerja. (Y1.3)

 Intensitas Kerja

Adalah sikap kerja yang dilakukan oleh karyawan untuk menghasilkan hasil kerja

yang optimal.

1) Kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan. (Y2.1)

2) Ketepatan menyelesaikan kerja. (Y2.2)

3) Loyalitas kerja. (Y2.3)

4) Pencapaian tujuan. (Y2.4)

5) Kerja keras atau usaha untuk menyelesaikan pekerjaan. (Y2.5)

c. Kinerja

Adalah suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Menurut Karatepe, et al (2006 : 552), ada lima indikator

dalam kinerja, sebagai berikut :

1) Kualitas kerja (Z1)

2) Kualitas pribadi (Z2)

3) Kerjasama (Z3)

4) Pengetahuan (Z4)

5) Inisiatif (Z5)

(41)

Menggunakan skala interval untuk pengukuran variabel, adapun teknik pengukuran

sikap menggunakan skala likert yaitu metode yang mengukur sikap dengan

menyatakan setuju atau ke-tidaksetujuan-nya terhadap subyek, obyek atau kejadian

tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 104), metode ini menggunakan lima angka

penelitian yaitu sebagai berikut :

 Skor 1 : Sangat tidak setuju

 Skor 2 : Tidak setuju

 Skor 3 : Netral

 Skor 4 : Setuju

 Skor 5 : Sangat setuju

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian

penagihan (kolektor) yang berjumlah 116, termasuk supervisor PT. Federal

Inernational Finance (FIF) Surabaya.

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampel jenuh, yaitu

semua populasi dalam penelitian diambil sebagai sampel (Sugiono, 2003 : 61).

Penentuan sampel didasarkan pada pedoman ukuran sampel. Pedoman

pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002 : 48) :

 100-200 sampel untuk teknik maksimum Likehood Estimation

 Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah

(42)

 Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel

laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10

3.3. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian adalah :

a. Data Primer

Data primer yang akan diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan

kuesioner di PT. Federal International Federal (FIF) Surabaya untuk mengetahui

tanggapan tentang pengaruh Lingkungan kerja dan Effort terhadap Kinerja

Karyawan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data tentang karyawan PT. Federal International Federal

(FIF) Surabaya meliputi data sejarah, struktur organisasi dan uraian tugas.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari kalangan manajemen dan

karyawan PT. Federal International Federal (FIF) Surabaya.

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dipergunakan metode sebagai berikut :

a. Kuesioner

Melakukan survey dengan memberikan angket kepada kolektor (responden) PT.

Federal International Finance (FIF) Surabaya.

(43)

Penelitian dengan cara mengamati langsung pada obyek penelitian, dalam hal ini

adalah mengamati PT. Federal Internatioanl Finance (FIF) itu sendiri.

c. Interview

Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan wawancara atau tanya jawab

dengan pihak perusahaan obyek penelitian, tentang masalah yang sedang terjadi

pada perusahaan saat ini.

d. Dokumentasi

Merupakan pengumpulan data dengan mengutip dokumen perusahaan yang

berhubungan dengan masalah yang dibahas.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah

Structural Equation Model (SEM). Model pengukuran faktor Lingkungan Kerja,

Effort dan Kinerja menggunakan Confimatory Factor Analisis. Penaksiran pengaruh

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien

jalur.

Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran, dengan contoh

faktor Kinerja dilakukan sebagai berikut :

Persamaan Indikator Kinerja :

z1 = λ1 Kinerja + er_1

z2 = λ2 Kinerja + er_2

(44)

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji unidimensionalitasnya melalui Confirmatory Factor Analisis, maka model

pengukuran dengan contoh Faktor Kinerja seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Kinerja

Keterangan :

Z1 = pertanyaan tentang Kualitas kerja

Z2 = pertanyaan tentang kualitas pribadi

Z3 = pertanyaan tentang Kerjasama

Z4 = pertanyaan tentang Pengetahuan

Z5 = pertanyaan tentang Inisiatif

Er_i = error term xj

Z1

Z2

er_1

er_2

Kinerja

Z3

Z4

Z5

er_3

er_4

(45)

Demikian juga faktor lain seperti faktor lingkungan kerja dan faktor effort.

1. Asumsi Model (Structural Equation Modelling)

a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

 Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji

dengan metode-metode statistik.

 Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien

sampel dengan standar errornya dan Skewness Value yang biasanya disajikan

dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji normalitas itu

disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikasi 1%, jika nilai Z lebih besar

dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

 Normal Probability Plot (SPSS 10.1)

 Linearitas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih

pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya

linearitasnya.

b. Evaluasi atas Outlier

 Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3.0 non outlier.

Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak mahalonobis pada tingkat

p<0.001. jarak diuji dengan Chi-Square [χ] pada df sebesar jumlah variabel

bebasnya. Ketentuan : bila Mahalonabis > dari nilai χ adalah multivariate

outlier.

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

(46)

dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau sebuah

variabel kombinasi (Hair et al, 1998).

c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity

Dengan mengamati Determinant Matrix Covarians. Dengan ketentuan apabila

determinan sampel matrik mendekati angka 0 (kecil), maka terjadi

multikolonearitas dan singularitas (Tabachnick dan Fidel,1996).

d. Uji Kesesuaian dan Reliabilitas

Umumnya terhadap berbagai jenis fit index yang digunakan untuk mengatur

derajat kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data yang disajikan.

Peneliti diharapkan untuk melakukan pengujian dengan menggunakan beberapa

fit index untuk mengukur “kebenaran” model yang diajukan. Setelah kesesuaian

model diuji (model fit), evaluasi lain yang harus dilakukan adalah penilaian

unidimensionalitas dan reliabilitas. Unidimensionalitas adalah sebuah asumsi

yang digunakan dalam menghitung reliabilitas dari model yang menunjukkan

bahwa dalam sebuah model satu dimensi, indikator-indikator yang digunakan

memiliki derajat kesesuaian yang baik. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran

mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang

menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu

mengidentifikasikan sebuah konstruk / faktor laten yang umum. Karena indikator

multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable construct akan diuji

dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap abserverd variable dan

latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan

(47)

Construct reliability dan variance-extracted dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Dimana :

 Std Loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap-tiap

indikator (diambil dari perhitungan komputer, AMOS misalnya).

 εj adalah meansuremant error dari tiap-tiap indikator (Ferdinand, 2002)

2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar, dengan

pengujian signifikansi pembanding nilai CR (Critical Ratio) atau p (probability)

yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel berarti

hasilnya signifikan.

3. Pengujian Model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach to Structural Equation Model (SEM) digunakan untuk

menguji model yang diajukan pada gambar. Two-Step Approach digunakan untuk

mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir

instrumentasi yang digunakan (Hartline dan Ferrel, 1996) dan keakuratan

reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam Two-Step Approach

ini. Two-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model

(48)

Yang dilakukan dalam Two-Step Approach to SEM adalah estimasi terhadap

measurement model dan estimasi terhadap struktural model (Anderson dan

Gerbing, 1988). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two-Step

Approach adalah sebagai berikut :

 Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator

summed-scale bagi setiap konstrak, jika terdapat skala yang berbeda maka

setiap indikator tersebut distandarisasi (Z-scores) dengan mean = 0, deviasi

standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh

skala yang berbeda-beda tersebut (Hair et al, 1998)

 Menetapkan error (ε) dan lambda (χ) terms, error terms dapat dihitung dengan

rumus 0.1 kali 2 dan lambda terms dengan rumus 0.95 kali  (Anderson dan

Gerbing, 1988). Perhitungan construct reliability () telah dijelaskan pada

bagian sebelumnya dan deviasi standar () dapat dihitung dengan program

aplikasi statistik SPSS. Setelah error () dan lambda () terms diketahui,

skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model

pengukuran SEM.

4. Evaluasi Model

Hair et al (1998) menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan

prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan

pengujian fit antara model teoritis dan data emperis. Jika model teoritis

menggambarkan “good fit” dengan data empiris. Jika model teoritis

menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai data yang

(49)

mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model

“good fit” atau “poor fit”. Jadi ,”good fit” model yang diuji sangat penting dalam

penggunaan structural equation modeling.

Analisis jalur (Path Analisys) dikembangkan oleh Sewall Wright tahun 1934

dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat

variabel, sebagai variabel penyebab terhadap seperangkat variabel lainnya.

5. Analisis Faktor Konfimatori

Salah satu teknik multivariate adalah analisis faktor konfimatori yang digunakan

untuk menguji sebuah konsep yang dibangun dengan menggunakan indikator

terukur, Ferdinand (2002 : 126). Prinsip-prinsip dasar dalam analisis faktor

konfimatori adalah sebagai berikut :

a. Analisis faktor konfimatori adalah salah satu jenis analisis faktor yang

ditunjukkan untuk menguji sebuah teori atau konsep mengenai sebuah proses

atau sebuah pengertian atau sebuah fenomena (Tabanick dan Fidell, 1996)

b. Analisis faktor konfimatori dimulai setelah seorang peneliti menemukan

sejumlah faktor (dimensi permasalahan) untuk kemudian masing-masing

dimensi itu diselidiki secara mendalam menggunakan beberapa indikator

teoritis yang memiliki hubungan kuat .

c. Analisis faktor konfimatori akan dimulai dari masalah yang dirinci menjadi

dimensi, untuk kemudian dikenali melalui indikator-indikator empiris.

d. Tidak seperti halnya dalam exploratory factor analisi (EFA) dimana peneliti

tidak dapat mengembangkan “null-hypothesis” yaitu hipotesa yang

(50)

seorang peneliti dapat mengembangkan hipotesis nol atas keutuhan model

yang dikembangkan.

3.5. Uji Hipotesis

Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau

menguji hipotesis mengenai model (Hair et al, 1995 : 45). Umumnya terdapat

berbagai jenis fit index yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara

model yang dihipotesakan dengan data yang disajikan.

3.5.1. Uji Hipotesis Uni Dimensi

Uji kausalitas adalah pemodelan yang menggambarkan hubungan-hubungan

yang dihipotesakan antar konstruk, yang menjelaskan sebuah kausalitas termasuk

didalamnya kausalitas berjenjang.

3.5.1.1Chi-Square Statistic (X²)

Chi-square ini sangat bersifat sensitif terhadap besarnya sampel yang

digunakan. Karena itu bila jumlah sampel adalah cukup besar yaitu lebih dari 200

sampel, maka statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lainnya ( Hair et

al, 1995 : 105). Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah

model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan

justru nilai (x2) yang tidak signifikan. Yang menguji hipotesa nol bahwa matrik

kovarians populasi tidak sama dengan kovarian sampel. Oleh karena itu x2 yang

kecil dan tidak signifikanlah yang diharapkan agar hipotesa nol sulit ditolak.

3.5.1.2RMSEA (Root Mean Square Error of Aproximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

(51)

of fit yang dapat diharapakan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA

yang lebih kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya

model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu, berdasarkan degrees of

freedom.

3.5.1.3GFI (Goodness of Fit Index)

GFI adalah analog dari R² dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan

menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang

dijelaskan oleh matriks kovarians populasi terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran

non-statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0

(perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

3.5.1.4AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index)

AGFI=GFI/df. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI

mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun AGFI adalah

kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah

matriks kovarians sampel.

3.5.1.5CMIN/DF (Minimum Sample discrepancy function / Degrees of Fredom)

CMIN/DF dalam hal ini tidak lain adalah statistic chi-square, X² dibagi

dengan derajat bebasnya sehingga disebut X2 relative. Nilai X2 relative kurang dari

2.0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara

model dengan data

3.5.1.6TLI (Tucker Lewis Index)

TLI adalah sebuah alternative incremental fit index yang membandingkan

(52)

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan ≥0.95.

3.5.1.7CFI (Comparatif Fit Index)

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin

mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a very good fit). Nilai

yang direkomendasikan adlah CFI > 0.95. Keunggulan dari index ini adalah bahwa

indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik

(53)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Riwayat Singkat PT. Federal International Finance (FIF)

Pada bulan Mei 1989, PT. Federal International Finance (FIF) didirikan

dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance, dan berdasarkan ijin usaha yang

diperoleh, perseroan tersebut bergerak dalam bidang Sewa Guna Usaha (factoring),

Anjak Piutang (leasing) dan Pembiayaan Konsumen (financing). Pada tahun 1991,

perseroan merubah nama menjadi PT. Federal International Finance (FIF), namun

seiiring dengan perkembangan waktu, dan guna memenuhi permintaan pasar,

perseroan mulai memfokuskan pada bidang pembiayaan konsumen secara retail pada

tahun 1996.

Ketika badai krisis moneter mulai menerpa pada tahun 1997, saat itu

merupakan titik balik bagi perseroan untuk melakukan konsolidasi internal dalam

rangka persiapan menuju ke suatu sistem komputerisasi yang tersentralisasi dan

integrasi. Walaupun krisis moneter tersebut diluar dugaan berkembang menjadi krisis

multidimensi, namun berkat kerja keras Direksi beserta seluruh karyawan, perseroan

tetap dapat berjalan.

PT Federal International Finance (FIF) merupakan anak perusahaan dan

mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT. Astra International. Tbk, tahun demi tahun

lebih memantapkan dirinya sebagai perusahaan pembiayaan terbaik dan terpercaya di

(54)

obligasi kelima tahun 2004 mendapat tanggapan yang positif dari para investor.

Secara Intern, PT. Federal International Finance (FIF) yang bernaung di bawah PT.

Astra International. Tbk memiliki teknologi yang memadai (online) untuk semua

anak cabang perusahaan. PT. Federal International Finance (FIF) memiliki tenaga

kerja yang profesional dan telah memiliki 220 kantor cabang dari Sabang sampai

Merauke.

Dulu PT. Federal Internatioanl Finance (FIF) khusus menangani pembiayaan

sepeda motor produksi Astra Honda Motor (AHM), saat ini telah menawarkan paket

produk kredit yang lebih beraneka ragam mulai dari kredit isi ulang, kredit motor,

elektronik dan lainnya. PT. Federal International Finance (FIF) telah menerapkan

online integrated system yaitu suatu sitem yang mencakup di seluruh jaringannya,

mulai dari proses aplikasi kredit, persetujuan kredit sampai pada tahap pencairan

yang dilakukan dalam tempo yang singkat serta sistem penagihan yang akurat

dengan menerapkan motto “Mudah, Aman, dan Menguntungkan”, yang selalu

ditekankan pada tingkat kepuasan bagi para pelanggannya.

Selain itu, PT. Federal International Finance (FIF) juga pada bulan Oktober

2005 yang lalu telah meluncurkan PT. Federal International Finance (FIF) syariah,

dimana penerapan pembayaran cicilan tetap dikenakan bunga setara dengan bunga

PT. Federal International Finance (FIF) konvesional. Bila ditinjau dari pesaingnya

(55)

4.1.2. Keunggulan PT. Federal International Finance (FIF)

Keunggulan lain dari PT. Federal International Finance (FIF) adalah setiap

sepeda motor diasuransikan, salah satu fasilitasnya adalah sebagai berikut :

 Sepeda motor yang menjadi obyek jaminan diasuransikan dengan kondisi TLO

(Total Loss Only), yaitu jenis asuransi yang hanya menjamin kerugian akibat

kehilangan, pencurian dan perampasan.

 Tidak berupa sepeda motor tetapi berupa uang yang akan digunakan untuk

melunasi seluruh kewajiban yang harus dibayar kepada PT. Federal International

Finance (FIF). Apabila dari hasil penggantian asuransi tersebut ternyata tidak

dapat melunasi seluruh kewajiban yang harus dibayar, maka penerima fasilitas

bersedia untuk membayar segala kekurangannya.

 Apabila terjadi kehilangan, penerima fasilitas bersedia untuk melapor ke kantor

FIF, mengurus surat-surat yang diperlukan seperti KTP, STNK, dan lain-lain.

 Selama menunggu proses klaim asuransi (kurang lebih dua bulan) penerima

fasilitas harus bersedia membayar angsuran sesuai tanggal jatuh tempo. Apabila

terjadi keterlambatan, maka seluruh angsuran yang sudah jatuh tempo berikut

dendanya akan diperhitungkan pada saat pencairan klaim asuransi.

 Dasarnya pergantian dari perusahaan asuransi (untuk motor baru) oleh asuransi

Astra Buana : 100% (resiko sendiri ) hilang tahun ke-1 (1-6 bulan), 95% (resiko

sendiri) hilang tahun ke-1 (7-12 bulan), 85% (resiko sendiri) hilang tahun ke-2,

75% (resiko sendiri) hilang tahun ke-3, 65% (resiko sendiri) hilang tahun ke-4.

Bila kredit lunas, BPKB hanya bisa diambil oleh penerima fasilitas atau orang

(56)

4.1.3. Penghargaan

Majalah CIO Asia telah memilih FIF sebagai salah satu dari 100 perusahaan

di Asia yang berhasil menerapkan teknologi informasi dengan baik. The Investor

Group (penerbit Koran Investor Daily dan Majalah Investor, Majalah View dan

website www.investorindonesia.com) memberikan penghargaan kepada PT. Federal

International Finance (FIF) sebagai perusahaan multi finance terbaik untuk kategori

asset di atas Rp. 2 Triliun.

 2003 :

 Penghargaan Kepuasan Pelanggan 2003.

 2004 :

 Penghargaan Kepuasan Pelanggan 2004.

 CIO Honouree.

 Multifinance terbaik 2004.

 2005 :

 Penghargaan Jardine Matheson Group.

 Penghargaan Astra 2005.

 Obligasi terbaik 2005.

 Penghargaan Kepuasan Pelanggan 2005.

 Multifinance terbaik 2005.

 Customer Fokus.

 2006 :

 Penghargaan Kepuasan Pelanggan 2006

(57)

 2007 :

The 2nd Place of Choice Award.

Service Quality.

Outstanding Achievement.

Marketing Award.

 Rekor Muri.

 2008 :

 Penghargan Kepuasan Pelanggan 2008.

4.1.4. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan adalah tempat perusahaan melakukan kegiatan sehari-hari.

Menurut Assauri (1980), lokasi penting bagi perusahaan dalam persainagn dan

menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

PT. Federal International Finance (FIF) Surabaya merupakan salah satu

cabang perusahaan yang mempunyai prospek dalam bisnis jasa penjualan motor

secara kredit untuk masa yang akan datang, perusahaan tersebut berlokasi di

Komplek Ruko Rajawali, Jl. Rajawali No.68 A-B Surabaya (60613). Pemilihan

lokasi ini sangat beralasan karena terletak pada pusat jantung kota Surabaya yang

merupakan salah satu area kawasan bisnis di ibukota Jawa Timur dan merupakan

daerah metropolis kedua setelah Jakarta.

4.1.5. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi PT. Federal International Finance adalah sebagai berikut :

 Visi :

Gambar

Tabel 1.1 : Data penagihan PT. Federal International Finance Surabaya pada
Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Kinerja
Gambar 4.1. PT. Federal International Finance (FIF) cabang Surabaya
Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan Umur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puisi-puisi “ Aku tengah Menantimu, Sajak dalam Tiga Bagian, Adam dan Hawa, Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta dan Akik ” karya Sapardi Djoko Damono dipilih sebagai objek

Tujuan penelitian kolaboratif ini adalah (1) mendeskripsikan langkah- langkah penerapan model inkuiri terbimbing dengan media kertas lipat, (2) meningkatkan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga penyusunan tesis yang berjudul “POLA KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI

Perawatan dengan cara ini dilakukan minimal dua minggu secara terus menerus. Bila karung kelihatan akan kering maka karung segera disiram lagi. Karena karung basah dapat

Tujuan Penelitian ini adalah (1) medeskripsikan hasil analisis unsur intrinsik cerita rakyat ”Roro Jonggrang” ditinjau dari tokoh, latar, alur, tema, amanat, bahasa, dan

Peta positioning phablet berdasarkan persepsi konsumen untuk merek LG menunjukan bahwa LG tidak memiliki keunggulan yang lebih menonjol, karena selalu ada pada

Pola laju tangkap untuk setiap jenis ikan tidak berbeda terlalu signifikan, nilai maksimum yaitu ikan Layur pada bagan jauh dan nilai minimum yaitu udang rebon pada bagan dekat,

[r]