BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN ELEKTRIKAL
4.1. Lingkup Pekerjaan MEP
Gambar 12. Waktu pelaksanaan kerja praktik
Pada umumnya suatu proyek terbagi menjadi beberapa jenis pekerjaan, antara lain yaitu: pekerjaan struktur, pekerjaan sipil, pekerjaan arsitektural dan pekerjaan MEP (mekanikal, elektrikal dan plambing). Dari bidang-bidang pekerjaan tersebut dibagi menjadi beberapa jenis sub-bagian pekerjaan lainnya. Pekerjaan elektrikal merupakan bagian dari pekerjaan MEP (mekanikal, elektrikal dan plambing).
Pada proyek pembangunan gedung kantor PT. Jasa Raharja, lingkup pekerjaan elektrikalnya hampir sama dengan pekerjaan elektrikal pada umumnya. Pada proyek tersebut, PT. Tambarang Elastika Mas melaksanakan semua pekerjan elektrikal beberapa pekerjaan yang dikerjakan, antara lain:
1. Pekerjaan instalasi elektrikal (instalasi penerangan, stop kontak dan power untuk peralatan-peralatan utama).
2. Instalasi kabel feeder/tufur.
3. Instalasi kabel ledder.
4. Instalasi kabel tray.
5. Instalasi panel-panel elektrikal.
6. Pemasangan saklar dan stop kontak.
7. Testing dan komisioning (testing and commissioning).
Masa kerja praktik
Start 28 Sep
2016
Finish 29 Agus
2017 6 Maret
2017
6 May 2017
Gambar 12. Waktu pelaksanaan kerja praktik
Pada umumnya suatu proyek terbagi menjadi beberapa jenis pekerjaan, antara lain aitu: pekerjaan struktur, pekerjaan sipil, pekerjaan arsitektural dan pekerjaan MEP (mekanikal, elektrikal dan plambing). Dari bidang-bidang pekerjaan tersebut dibagi menjadi beberapa jenis sub-bagian pekerjaan lainnya. Pekerjaan elektrikal merupakan bagian dari pekerjaan MEP (mekanikal, elektrikal dan plambing).
Pada proyek pembangunan gedung kantor PT. Jasa Raharja, lingkup pekerjaan elektrikalnya hampir sama dengan pekerjaan elektrikal pada umumnya. Pada proyek tersebut, PT. Tambarang Elastika Mas melaksanakan semua pekerjan elektrikal beberapa pekerjaan yang dikerjakan, antara lain:
6 Maret 2017
6 May 2017
Dalam proyek pembangunan gedung kantor PT. Jasa Raharja, progres pekerjaan elektrikal pada bulan Maret - May 2017 (pada masa kerja praktik), telah mencapai 60%
secara keseluruhan yang mencakup pekerjaan instalasi keseluruhan lantai.
4.2. Tinjauan Khusus Pekerjaan MEP
Mekanikal dan Elektrikal dalam bangunan adalah system - sistem pendukung bangunan yang memerlukan sebuah sistem mekanis dan sistem yang memerlukan tenaga listrik. Sistem - sistem pendukung tersebut diaplikasikan dalam bangunan untuk tujuan menunjang kegiatan yang dilakukan dalam bangunan, termasuk dalam hal kenyamanan dan keamanan bagi setiap aktivitas dan pelakunya di dalam bangunan tersebut. Untuk membuat ruangan tersebut aman dan nyaman, diperlukan penerapan ilmu mekanikal eletrikal yaitu system pengkondisian tata udara, pergantian udara, system tata cahaya dan juga system keamanan seperti fire fighting
& dan alram. (Ismanto St,2012).
Plumbing adalah pekerjaan pemipaan yang terdapat pada bangunan gedung seperti pipa untuk air bersih, air kotor, pipa ventilasi, dan air hujan. Pada pekerjaan pemipaan ini biasanya menggunakan material pipa PVC, pipa PPR, atau pipa galvanis. Untuk air bersih dan air panas/dingin biasanya menggunakan pipa PPR. (Ismanto St,2012).
4.2.1. Membuat Shop Drawing MEP Lantai 1,2,3 dan 4.
Shop drawing atau gambar kerja adalah gambar teknis lapangan yang digunakan
sebagai acuan pelaksanaan suatu pekerjaan. Secara Umum, shop drawing adalah gambar yang siap untuk diimplementasikan di lapangan. Gambar shop drawing merupakan sebuah media komunikasi yang efektif antara disain dan pelaksanaan.
Oleh karena itu gambar shop drawing harus dibuat dengan tingkat detail yang lebih baik, (Rahayu, 2014). Kriteria baik sebuah gambar secara umum adalah mudah dipahami dan dapat dijadikan sebagai pedoman di lapangan dalam pelaksanaan pembangunan, kriteria tersebut diantaranya adalah
1. Bentuk penulisan Kop pada sisi bagian kanan berisi judul gambar, perusahaan, nama proyek, nomor gambar dan halaman.
2. Bentuk gambar dan ukuran konstruksi harus dapat menampilkan bentuk dan dari setiap bagian konstruksi dengan jelas dan mendetail.
bangunan tersebut. Untuk membuat ruangan tersebut aman dan nyaman, diperlukan penerapan ilmu mekanikal eletrikal yaitu system pengkondisian tata udara, pergantian udara, system tata cahaya dan juga system keamanan seperti fire fighting
& dan alram. (Ismanto St,2012).
adalah pekerjaan pemipaan yang terdapat pada bangunan gedung seperti pipa untuk air bersih, air kotor, pipa ventilasi, dan air hujan. Pada pekerjaan pemipaan ini biasanya menggunakan material pipa PVC, pipa PPR, atau pipa galvanis. Untuk air bersih dan air panas/dingin biasanya menggunakan pipa PPR. (Ismanto St,2012).
4.2.1. Membuat Shop Drawing MEP Lantai 1,2,3 dan 4.
Shop drawing atau gambar kerja adalah gambar teknis lapangan yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan suatu pekerjaan. Secara Umum, shop drawing
gambar yang siap untuk diimplementasikan di lapangan. Gambar shop drawing
3. Gambar harus mengunakan skala gambar
4. Pembuatan gambar harus sesuai dengan keadaan/kondisi lapangan agar pelaksanaannya tepat pada saat dilapangan.
5. Membuat atau menempatkan keterangan gambar seperti elevasi, jenis material dan penjelasan lainya.
6. Gambar akan tetap jelas terlihat saat digandakan/copy.
Shop drawing yang dikerjakan disini adalah mengacu untuk pelaksanaan dilapangan
disain gambar koordinasi dengan orang lapangan. Shop drawing disini meliputi instalasi pemipaan air bersih, air limbah, system instalasi fire alarm dan penempatan jalur kabel tray. Gambar yang dibuat berfungsi sebagai acuan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
• Instalasi pemipaan air bersih dan air limbah
Sumber Air bersih didapat dari 2 sumber antara lain : dari PDAM dan dari air sumur (deep well), dimana air yang bersumber di keduanya ini akan masuk ke dalam ground water tank. didalam ground water tank terdapat 2 sekat bak penampungan air yaitu raw water tank dan clean water tank. Bagian – sistem air bersih antara lain :
Deep Well
Transfer Pump
Sand Filter
Packaged Booster Pump
Sistem Pembuangan Air Buangan, merupakan sistem instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter maupun hasil buangan dapur.
Sistem Pembuangan Air Kotor dibedakan berdasarkan cara pembuangannya :
Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran / pipa.
Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau menggunakan pipa yang berlainan.
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Instalasi pemipaan air bersih dan air limbah
Sumber Air bersih didapat dari 2 sumber antara lain : dari PDAM dan dari air sumur (deep well), dimana air yang bersumber di keduanya ini akan masuk ke dalam ground water tank. didalam ground water tank terdapat 2 sekat bak penampungan air yaitu raw water tank dan clean water tank. Bagian – sistem air bersih antara lain :
Deep Well
Transfer Pump
Sand Filter
Packaged Booster Pump
Gambar 13. Shop drawing instalasi pemipaan air bersih lantai 1( lihat lampiran gambar 1 ) ambar 13. Shop drawing instalasi pemipaan air bersih lantai 1( lihat lampiran gambar 1 )
Gambar 14. Shop drawing instalasi pemipaan air bersih lantai 2 ( lihat lampiran gambar 2 )
Gambar 15. Shop drawing instalasi pemipaan air bersih lantai 3 ( lihat lampiran gambar 3 ) Gambar 15. Shop drawing instalasi pemipaan air bersih lantai 3 ( lihat lampiran gambar 3 )
Gambar 16. Shop drawing instalasi pemipaan air bersih lantai 4 ( lihat lampiran gambar 4 )
Gambar 17. Shop drawing instalasi pemipaan air limbah lantai 1 ( lihat lampiran gambar 5 ) Gambar 17. Shop drawing instalasi pemipaan air limbah lantai 1 ( lihat lampiran gambar 5 )
Gambar 18. Shop drawing instalasi pemipaan air limbah lantai 2 ( lihat lampiran gambar 6 )
Gambar 19. Shop drawing instalasi pemipaan air limbah lantai 3 ( lihat lampiran gambar 7 ) Gambar 19. Shop drawing instalasi pemipaan air limbah lantai 3 ( lihat lampiran gambar 7 )
Gambar 20. Shop drawing instalasi pemipaan air limbah lantai 4 ( lihat lampiran gambar 8 )
• Instalasi fire alarm dan kabel tray
Fire alarm memiliki dua sistem, yaitu :
Sistem Konvensional
Sistem Addressable
Sistem Konvensional yaitu yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar
detector ke detector dan ke Panel. Kabel yang dipakai umumnya kabel listrik NYM 2x1.5mm atau NYMHY 2x1.5mm yang ditarik di dalam pipa conduit. Pada instalasi yang cukup kritis kerap dipakai kabel tahan api (FRC=Fire Resistance Cable) dengan ukuran 2x1.5mm, terutama untuk kabel-kabel yang menuju ke Panel dan sumber listrik 220V. Oleh karena memakai kabel isi dua, maka instalasi ini disebut dengan 2-Wire Type.
Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi Fire Alarm di gedung
bertingkat, semisal hotel, perkantoran, mall dan sejenisnya. Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam hal Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih.
Kabel tray adalah perlengkapan yang digunakan untuk jalur pemasangan kabel listrik agar aman dan terlihat rapih. Kabel tray merupakan sebuah sistem managemen saluran kabel untuk mendukung konstruksi instalasi kabel listrik berisolasi yang digunakan untuk distribusi industri listrik dan industri komunikasi. Kabel tray dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan instalasi kabel baik di Industri telekomunikasi, kelistrikan maupun rumah tangga. Dengan menggunakan kabel tray instalasi kabel tidak akan terjadi tumpang tidih dan terlilit satu sama lain. Karena jika kabel dibiarkan tumpang tindih dan terlilit begitu saja, kemungkinan bisa menyebabkan kabel konsleting dan akhirnya terjadi kebakaran. Tipe cable tray yang umum dipakai di lapangan adalah tipe C (STC) dan tipe U (STU).
ukuran 2x1.5mm, terutama untuk kabel-kabel yang menuju ke Panel dan sumber listrik 220V. Oleh karena memakai kabel isi dua, maka instalasi ini disebut dengan 2-Wire
Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi Fire Alarm di gedung Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi Fire Alarm di gedung Sistem Addressable
bertingkat, semisal hotel, perkantoran, mall dan sejenisnya. Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam hal Address (Alamat)
sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih.
Gambar 21. Shop drawing instalasi firealarm lantai 1 ( lihat lampiran gambar 9 )
Gambar 22. Shop drawing instalasi firealarm lantai 2 ( lihat lampiran gambar 10 ) ambar 21. Shop drawing instalasi firealarm lantai 1 ( lihat lampiran gambar 9 )
Gambar 23. Shop drawing instalasi firealarm lantai 3 ( lihat lampiran gambar 11 )
Gambar 24. Shop drawing instalasi firealarm lantai 4 ( lihat lampiran gambar 12 ) ambar 23. Shop drawing instalasi firealarm lantai 3 ( lihat lampiran gambar 11 )
Gambar 25. Shop drawing instalasi kabel tray lantai 1 ( lihat lampiran gambar 13 )
Gambar 26. Shop drawing instalasi kabel tray lantai 2 ( lihat lampiran gambar 14 ) ambar 25. Shop drawing instalasi kabel tray lantai 1 ( lihat lampiran gambar 13 )
Gambar 27. Shop drawing instalasi kabel tray lantai 3 ( lihat lampiran gambar 15 )
.
ambar 27. Shop drawing instalasi kabel tray lantai 3 ( lihat lampiran gambar 15 )