31 BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan Masalah
Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan berbagai upaya, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan kepatuhan Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi atas kewajibannya dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan.
Salah satu kewajiban menjadi Wajib Pajak adalah mengisi surat pemberitahuan dengan lengkap, yaitu memuat seluruh unsur yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan baik yang berkaitan dengan objek pajak dan bukan objek pajak, benar dalam perhitungannya dan penerapan ketentuan serta benar dalam penulisannya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan jelas yaitu melaporkan seumber dari objek pajak dan unsur- unsur lain yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan, serta menandatanganinya dan melaporkan surat pemberitahuan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat lain yang telah ditetapkan oleh DJP dalam rangka waktu yang telah ditetapkan yaitu paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak.
Surat Pemberitahuan (SPT) dapat disampaikan melalui media internet (e- filing). Cara ini terbilang masih baru karena mulai efektif digunakan pada tahun 2016 ini dan untuk pelaporan SPT Tahunan untuk tahun 2015. Wajib Pajak yang memiliki kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh, sesuai
dengan Surat Edaran No.8 Tahun 2015 tentang kewajiban penyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi oleh Aparatur sipil negara/anggota tentara nasional Indonesia/Kepolisian Republik Indonesia melalui e-filing yaitu Wajib Pajak yang memiliki Bukti Potong A1
& A2. Wajib Pajak yang ingin menggunakan e-filing harus mengajukan permohonan e-FIN. Persyaratan untuk mengajukan permohonan secara tertulis dengan formulir yang disediakan oleh KPP Terdaftar dengan dilampiri fotokopi kartu NPWP, KTP, mengisikan No.Telp, dan mengisi Email pribadi. E-FIN (E-filing Identification Number) adalah nomor identitas yang diberikan kepada Wajib Pajak atas pengajuan permohonan untuk menyampaikan SPT secara elektronik oleh KPP tempat Wajib Pajak Terdaftar. Setelah mendapatkan e-FIN Wajib Pajak harus mendaftar terlebih dahulu sebelum Login di e-filing.
Keunggulan e-filing atas penyampaian SPT secara manual diakui karena menghemat waktu, tenaga, biaya, dan kenyamanan kerja. Mengingat semakin banyaknya jumlah Wajib Pajak yang terdaftar maka penyampaian SPT secara manual dinilai tidak mungkin lagi ditangani oleh pihak otoritas pajak mengingat besarnya bobot penyimpanan dokumen, kesulitan pencarian dan peneitian. Untuk mengoptimalkan e-filing sejak dini kepada Wajib Pajak. e- filing dinilai dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam
menyampaikan SPT karena dengan e-filing Wajib Pajak tidak lagi terlambat oleh jarak antara KPP Pratama Klaten dengan rumah atau kerja Wajib Pajak.
e-filing dapat disampaikan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari selama 24 jam.
Hasil penelitian yang dieroleh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten yaitu berupa:
1. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2012-2014 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten, Wajib Pajak Orang Pribadi dikatakan patuh dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan jika Wajib Pajak tersebut menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan tepat waktu. Untuk memecahkan permasalahan tersebut maka penulis menghitung :
a. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar Wajib SPT Tahunan 1770, dan SPT Tahunan Karyawan (1770S & 1770SS) PPh dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2012-2015 pada KPP Pratama Klaten.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh data dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten, yaitu:
Tabel.3.1
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib SPT Tahunan 1770, dan SPT Tahunan Karyawan (1770S & 1770SS) Pajak
Penghasilan Tahun 2012-2014 di KPP Pratama Klaten.
NO Tahun WP OP Terdaftar Wajib
SPT Tahunan PPh
1770 SPT Karyawan (1770S & 1770SS)
1 2012 6.598 75.333
2 2013 8.188 75.907
3 2014 8.226 78.304
Sumber: Seksi PDI (2016)
Tabel 3.2
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan 1770, dan SPT Tahunan Karyawan (1770S & 1770SS) Pajak Penghasilan Tahun 2012-2014 Tepat Waktu di KPP Pratama
Klaten.
NO Tahun WP OP Lapor SPT
SPT Tahunan PPh Tepat Waktu
1770 SPT Karyawan (1770S & 1770SS)
1 2012 2.614 51.067
2 1013 2.614 51.676
3 2014 2.237 60.380
Sumber: Seksi PDI (2016)
b. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Pelaporan SPT Tahunan PPh Tahun 2012-2014 di KPP Pratama Klaten.
Tabel 3.3
Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan 1770
PPh Tepat Waktu.
No Tahun
WP OP Terdaftar Wajib
SPT Tahunan PPh
WP OP Lapor SPT Tahunan
PPh Tepat Waktu
Presentase
1 2012 6.598 2.610 39,55 %
2 2013 8.188 2.614 31,92 %
3 2014 8.226 2.237 27,19 %
Rata-rata Tingkat Kepatuhan 32,89%
Tabel 3.4
Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan 1770S
dan 1770SS PPh Tepat Waktu.
No Tahun
WP OP Terdaftar Wajib
SPT Tahunan PPh
WP OP Lapor SPT Tahunan PPh Tepat Waktu
Presentase
1 2012 75.333 51.067 67,78 %
2 2013 75.907 51.676 68,80 %
3 2014 78.304 60.380 77,10 %
Rata-rata Tingkat Kepatuhan 71,23 %
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak non karyawan dalam melaporkan SPT Tahunan pada tahun 2012-2014 masih sangat rendah yaitu sebesar 32,89% Jumlah tersebut masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Wajib Pajak Karyawan yang tingkat kepatuhaan pelaporan SPT Tahunan dari tahun 2012-2014 sudah melebihi target yaitu sebesar 71,23%. Hal tersebut dipengaruhi karena banyaknya Wajib Pajak karyawan dibandingkan dengan Wajib Pajak non karyawan yang terdaftar di KPP Klaten.
Jika melihat tingkat kepatuhan Wajib Pajak non karyawan dan karyawan tahun 2012-2014 maka terlihat perubahan tingkat kepatuhannya, Wajib Pajak non karyawan tingkat kepatuhan yang paling tinggi terlihat pada tahun 2012,
yaitu sebesar 39,55%, sedangkan Wajib Pajak karyawan tingkat kepatuhan yang paling tinggi terlihat pada tahun 2014, yaitu sebesar 77,10%.
Berbeda dengan tingkat kepatuhan Wajib Pajak karyawan yang terus merangkak naik dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 yaitu sebesar 77,10%, Wajib Pajak non karyawan justru mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu dari tahun 2012 sebesar 39,55% dan pada tahun 2014 menjadi 27,10%. Hal tersebut disebabkan karena Wajib Pajak non karyawan atau pekerja bebas kesadaran untuk melaporkan kewajiban perpajakannya masih sangat rendah, sehingga KPP Pratama Klaten perlu melakukan himbauan kepada Wajib Pajak non karyawan sehinngga kesadaran Wajib Pajak non karyawan dalam melaporkan SPT Tahunan dapat mengalami kenaikan. Nilai ini didapat dari:
Untuk SPT Tahunan 1770
= 𝑊𝑃𝑂𝑃 𝐿𝑎𝑝𝑜𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑊𝑃𝑂𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑊𝑎𝑗𝑖𝑏 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎𝑢𝑛𝑎𝑛 x 100%
Atau jika menggunakan nilai adalah sebagai berikut:
=2.610
6.598 x 100 %
=39,55 %
Untuk SPT Tahunan 1770S dan 1770SS
= 𝑊𝑃𝑂𝑃 𝐿𝑎𝑝𝑜𝑟 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑊𝑃𝑂𝑃 𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑊𝑎𝑗𝑖𝑏 𝑆𝑃𝑇 𝑇𝑎𝑢𝑛𝑎𝑛 x 100%
Atau jika menggunakan nilai sebagai berikut:
=
51.06775.333 x 100 %
= 67,78 %
Grafik 3.1
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menyampaikan SPT Tahunan 1770
0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000
2012 2013 2014
WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh
WP OP Lapor SPT Tahunan PPh Tepat Waktu
Grafik 3.2
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menyampaikan SPT Tahunan 1770S dan 1770SS
c. Untuk Tahun Pajak 2015 yang dilaporkan pada tahun 2016 ini KPP Pratama Klaten sudah mengefektifkan Pajak dengan cara e-filing, tapi masih ada beberapa Wajib Pajak yang masih belum mengerti cara menggunakan e-filing sehingga masih ada beberapa WP yang melaporkan Pajaknya dengan cara manual.
Tabel 3.4
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 melalui e-filing dan
Manual.
No Tahun WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh
WP OP Lapor SPT Tahunan PPh
e-filing Manual
1 2015 81.748 45.196 14.635
0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000
2012 2013 2014
WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh
WP OP Lapor SPT Tahunan PPh Tepat Waktu
Sumber: Seksi PDI (2016)
d. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Pelaporan SPT Tahunan PPh Tahun 2015 menggunakan e-filing dan dengan cara Pelaporan Manual.
a) Pelaporan dengan cara e-filing
= 𝑊𝑃𝑂𝑃𝐿𝑎𝑝𝑜𝑟𝑆𝑃𝑇𝑇𝑎 𝑢𝑛𝑎𝑛𝑃𝑃 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑙𝑖𝑢𝑒 −𝑓𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 2015
𝑊𝑃𝑂𝑃𝑇𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟𝑆𝑃𝑇𝑇𝑎 𝑢𝑛𝑎𝑛𝑃𝑃 2015
x 100%
=
45.19681.748
x 100%
=
55,28 %b) Pelaporan dengan cara Manual
=𝑊𝑃𝑂𝑃𝐿𝑎𝑝𝑜𝑟𝑆𝑃𝑇𝑇𝑎 𝑢𝑛𝑎𝑛𝑃𝑃 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎𝑚𝑎𝑛𝑢𝑎𝑙 2015
𝑊𝑃𝑂𝑃𝑇𝑟𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟𝑆𝑃𝑇𝑇𝑎 𝑢𝑛𝑎𝑛𝑃𝑃 2015
x 100%
=
14.63581.748
x 100%
=17,90 %
Presentase Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Pelaporan SPT Tahunan Tahun 2015 melalui e-filing dan Manual.
Tabel 3.5
Tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan melalui e-filing dan manual pada Tahun Pajak 2015
No Tahun
WP OP Terdaftar
SPT Tahunan PPh
WP OP Lapor SPT Tahunan
PPh
Prsentase
e-filing Manual e-filing Manual
1 2015 81.748 45.196 14.635 55,28 % 17,90 % Rata-rata Tingat Kepatuhan 36,59%
Pelaporan pajak tahun 2015 yang dilaporkan pada tahun 2016 di KPP Pratama Klaten sudah mewajibkan Wajib Pajak untuk melaporkan kewajiban Pajaknya dengan menggunakan e-filing hal tersebut dapat diihat dari tabel diatas dimana tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang menggunakan e-filing sebesar 55,28% jika dibandingkan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang masih menggunakan cara manual yaitu sebesar 17,90%. Angka ini menunjukan bahwa Wajib Pajak yang melaporkan kewajiban pajaknya menggunakan e-filing lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan yang masih menggunakan cara manual. Hal tersebut disebabkan karena pelaporan pajak menggunakan e- filing selain mengguntungan dan menghemat waktu bagi Wajib Pajak yang
tempat kerjanya jauh dari KPP Pratama Klaten agar tidak lama-lama mengantri untuk melaporkan pajaknya, selain itu dapat menghemat biaya dan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
2. Hambatan yang mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Klaten.
Untuk meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi, Kantor Pelayanan Pajak Pratama melakukan berbagai upaya agar penerimaan pajak setiap tahunnya dapat tercapai dengan maksimal.
Namun dalam pelaksanaannya terdapat hambatan-hambatan yang terjadi, antara lain:
1) Masih ada wajib pajak yang terlambat atau tidak melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
2) Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten.
3) Kurangnya kesadaran dan pemahaman Wajib Pajak terhadap penyampaian SPT Tahunan.
4) Masih ada Wajib Pajak yang belum mengerti dengan Internet dan cara pelaporan SPT Tahunan dengan e-filing.
3. Upaya KPP Pratama Klaten untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Pelaporan SPT Tahunan PPh.
1) Agar kesadaran Wajib Pajak meningkat dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, maka dilakukan upaya sebagai berikut:
a) Penyuluhan perpajakan.
b) Menerbitkan surat teguran.
c) Penerapan sanksi administrasi.
2) Untuk mengatasi terbatasnya Sumber Daya Manusia maka Kantor Pelayanan Pajak Klaten melakukan upaya sebagai berikut:
a) Partisipasi dari mahasiswa Magang.
3) Untuk mengatasi Kurangnya kesadaran dan pemahaman Wajib Pajak terhadap penyampaian SPT Tahunan, maka dilakukan upaya sebagai berikut:
a) Memberikan Sosialisasi Perpajakan.
b) Menerbitkan Surat Himbauan kepada Wajib Pajak.
c) Memberikan Pelayanan Khusus.
4) Untuk mengatasi Wajib Pajak yang belum mengerti dengan Internet dan cara pelaporan SPT Tahunan dengan e-filing, maka dilakukan upaya sebagai berikut:
a) Memberikan Sosialisasi Perpajakan.
b) Memberikan Pelayanan Khusus kepada Wajib Pajak.
c) Memperkenalkan Internet dengan Wajib Pajak terutama yang berpendidikan rendah dan tidak mengerti sama sekali dengan Internet.
B. Temuan
Setelah penulis melakukan penelitian di KPP Pratama Klaten mengenai Kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Non Karyawan dan Karyawan, penulis menemukan kelebihan dan kekurangan mengenai hal tersebut, adapun kelebihan dan kekuran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan pada tahun 2012-2014 di KPP Pratama Klaten oleh Wajib Pajak karyawan sudah melebihi target yang telah ditentukan oleh Direktorat Jederal Pajak (DJP) yaitu sebesar 50% dari Wajib Pajak karyawan yang terdaftar.
b. Sama dengan tahun sebelumnya, namun pada tahun 2015 di KPP Pratama Klaten sudah mewajibkan Wajib Pajak untuk melakukan pelaporan Pajaknya melalui e-filing dan pelaporan pajak dengan menggunakan e- filing sudah melebihi target yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) yaitu sebesar 50% dari Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar.
c. Dengan adanya pelaporan pajak dengan menggunakan e-filing diharapkan Wajib Pajak dapat meningkatkan kepatuhan untuk melakukan kewajiban perpajakannya karena Wajib Pajak yang berada di Wilayah kerja jauh dari KPP Pratama Klaten tidak perlu lagi datang ke KPP Pratama Klaten karena dapat melakukan kewajiban perpajakannya dirumah atau dimana saja dan kapan saja. Sehingga jarak tempuh tidak lagi menjadi persoalan.
2. Kelemahan
a. Masih adanya Wajib Pajak yang belum mengerti sama sekali dengan Internet sehingga melakukan kewajiban Perpajakannya dengan menggunakan e-filing yang seharusnya diisi sendiri oleh Wajib Pajak masih dibantu atau diisikan oleh Petugas Pajak.
b. Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan pada tahun 2012-2014 di KPP Pratama Klaten oleh Wajib Pajak non karyawan belum mencapai target atau bisa dikatakan masih sangat rendah dari pencapaian yang telah ditentukan oleh Direktorat Jederal Pajak (DJP) yaitu sebesar 50% dari Wajib Pajak non karyawan yang terdaftar.
c. Adanya tradisi Wajib Pajak dalam penyampaian SPT pada batas akhir penyampaian SPT, hal ini membuat sistem DJPonline sempat mengalami kendala sehingga pelaporan pajak tahun 2015 yang dilakukan pada tahun 2016 yang menggunakan sistem pajak elektronik mengalami gangguan yang mengakibatkan mundurnya batas waktu penyampaian SPT diseluruh Indonesia.