• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOW BALLING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOW BALLING"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE

SNOW

BALLING

(Bola Salju)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA

SMAN 5 KOTA JAMBI

OLEH: 1. Desi Puspita Sari

2. Drs. Menza Hendri, M. Pd 3. Drs. Darmaji, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

(2)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 2 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Artikel ilmiah berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Snow Balling

(Bola Salju) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 5 Kota Jambi” yang disusun oleh Desi Puspita Sari A1C310025 telah diperiksa dan disetujui. Jambi, Desember 2014 Pembimbing I Drs. Menza Hendri, M.Pd NIP. 196009291984031001 Jambi, Desember 2014 Pembimbing II Drs. Darmaji, M.Si NIP. 196302081991021001

(3)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 3

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Snow Balling

(Bola Salju)Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 5 Kota Jambi

Desi Puspita Sari, Drs. Menza Hendri, M. Pd, Drs. Darmaji, M.Si ABSTRAK

Kata kunci: hasil belajar, strategi pembelajaran aktif tipe snow balling

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya pemahaman konsep dan kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran fisika di kelas XI IPA 4 SMAN 5 Kota Jambi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika kelas XI IPA 4, rendahnya pemahaman konsep siswa disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan masih bersifat konvensional. Hasil tanya jawab dengan beberapa siswa menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman materi fisika. Siswa kurang memiliki keinginan untuk mencatat materi, dan kurangnya keinginan bagi siswa yang mengerti materi untuk mengajari siswa lain yang belum mengerti materi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang mencakup tiga hasil belajar yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan pada materi usaha dan energi pada kelas XI IPA SMAN 5 Kota Jambi dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling

(Bola Salju).

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan evaluasi, serta refleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi usaha dan energi pada kelas XI IPA SMAN 5 Kota Jambi dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif yang dikumpulkan melalui ulangan formatif dan pengamatan terhadap sikap dan keterampilan siswa melalui instrumen penilaian.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase hasil belajar pada aspek sikap, keterampilan dan pemahaman konsep siswa. Pada siklus I, rata-rata persentase aspek sikap siswa adalah 38,09%, rata-rata persentase aspek keterampilan siswa adalah 42,85% dan nilai rata-rata pemahaman konsep 66,43 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 21 orang. Rata-rata persentase aspek sikap dan keterampilan siswa meningkat menjadi 52,38% pada siklus II dan nilai rata-rata pemahaman konsep 67,26 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 28 orang. Kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 71,43% pada aspek sikap dan keterampilan siswa dan nilai rata-rata pemahaman konsep 74,40 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 32 orang. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling (Bola Salju) dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi pada pokok bahasan usaha dan energi.

(4)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 4 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ada beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar fisika yaitu siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman materi fisika, siswa kurang memiliki keinginan untuk mencatat materi, dan kurangnya keinginan bagi siswa yang mengerti materi untuk mengajari siswa lain yang belum mengerti materi. Selama proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini terlihat dari masih banyak siswa yang tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Untuk memecahkan persoalan di atas, maka upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru atau pengajar diantaranya mengembangkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik lagi. Salah satunya menggunakan strategi pembelajaran yang menarik yang dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa, sehingga proses pembelajaran semakin hidup. Strategi pembelajaran yang tidak tepat juga menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan menyebabkan siswa tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

Ada banyak strategi pembelajaran aktif salah satunya adalah strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling (Bola Salju). Pada strategi pembelajaran Snow Balling digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok lebih besar sehingga pada akhirnya memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara berkelompok.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas terhadap hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Snow Balling. Oleh karena itu, sebagai judul dari penelitian ini yaitu: “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Snow Balling (Bola Salju) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 5 Kota Jambi”. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka pertanyaan penelitian ini adalah: “Apakah terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA 4 SMAN 5 Kota Jambi pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling (Bola Salju)?”

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling (Bola Salju) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap pada fisika di kelas XI IPA 4 SMAN 5 Kota Jambi”

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai penambahan pengetahuan dan bekal pengalaman sebagai calon guru.

(5)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 5 2. Bagi guru, sebagai masukan untuk menggunakan strategi pembelajaran aktif

tipe Snow Balling sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

3. Bagi siswa, dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling dapat meningkatkan hasil belajar fisika.

Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan terarah, maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 4 semester I di SMAN 5 Kota Jambi pada pokok bahasan usaha dan energi.

2. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dilihat adalah hasil belajar fisika pada 3 aspek yaitu:

a. Aspek Kognitif melalui tes objektif.

b. Aspek Psikomotor melalui lembar penilaian pengamatan keterampilan dalam diskusi kelompok.

c. Aspek Afektif melalui lembar penilaian pengamatan sikap selama melakukan diskusi kelompok.

Defenisi Istilah

Adapun defenisi istilah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil Belajar adalah perubahan yang dialami manusia dalam sikap dan tingkah lakunya.

2. Belajar Aktif tipe Snow Balling adalah belajar yang berpusat kepada siswa yang mengharuskan siswa mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi secara bertingkat.

TINJAUAN PUSTAKA Belajar

Menurut Trianto (2011) belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang melalui dan bukan karena perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Zarkasi (2009), adapun faktor-faktor itu adalah sebagai berikut:

1. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan, siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan yang baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat.

2. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan relearning, recalling, dan reviewing

agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.

3. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil apabila siswa merasa lebih berhasil dan mendapat kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dengan suasana yang menyenangkan.

4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustasi.

(6)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 6

5. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan yang pengalaman.

6. Pengalaman masa lampau (bahan apesepsi) da pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar. pengalaman dan pengertian itu dasar untuk menerima pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru.

7. Faktor kesiapan belajar. Siswa yang siap akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.

8. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan lebih mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat.

9. Faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang sangat berpengaruh dalam proses belajar. badan yang lemah, lelah akan menyebabkan perhatian yang tidak mungkin akan melakukan kegiatan belajar yang sempurna.

10. Faktor inteligensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena akab lebih menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah menginat-ingatnya.

Pembelajaran

Menurut Isjoni (2012) pembelajaran adalah suatu proses yang dikemukakan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidikan untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.

Hasil Belajar

Menurut Suprijiono (2009) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan”. Sedangkan menurut Purwanto (2010) hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa dalam belajar yang disebabkan karena ingin mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

Penilaian Hasil Belajar a. Penilaian Kognitif

Menurut Kurinasih dan Berlin (2014), penilaian kompetensi pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:

1) Tes tulis

Adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

2) Tes lisan berupa

Berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehinggga siswa merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf yang diucapkan.

(7)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 7 b. Penilaian Psikomotor

Menurut Kurinasih dan Berlin (2014), penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan cara berikut:

1) Tes unjuk kerja (performance) adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

2) Produk adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni (3 dimensi).

3) Proyek adalah tugas-tugas belajar yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

4) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian siswa terhadap lingkungannya.

c. Penilaian Afektif

Menurut Kurinasih (2014), pada kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua yaitu:

1. Sikap spiritual yang terkait dalam pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, antara lain: menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.

2. Sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Beberapa sikap sosial yaitu:

a. Jujur adalah perilaku yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

b. Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh kepada berbagai ketentuan dan peraturan.

c. Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

d. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan.

e. Gotong royong adalah bekerja sama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.

f. Sopan santun adalah sikap baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku.

g. Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak.

(8)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 8 Hakikat Berdiskusi

Zarkasi (2009) menyatakan bahwa diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar.

Strategi Pembelajaran Aktif

Menurut Zaini dkk (2008) pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti mendominasi aktivitas belajar dan pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran dan memecahkan persoalan. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik dengan saling bergerak untuk mencari informasi. Dengan cara seperti ini peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Snow Balling (Bola Salju)

Menurut Zaini dkk (2008) Snow Balling merupakan strategi pembelajaran yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari diskusi secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok besar sehingga akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara berkelompok.

Selanjutnya Zaini dkk (2008) mengemukakan langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling sebagai berikut:

a. Sampaikan topik yang akan diajarkan.

b. Minta peserta didik untuk menjawab secara berpasangan (dua orang).

c. Setelah peserta didik yang bekerja berpasangan tadi mendapatkan jawaban, pasangan tadi digabungkan dengan pasangan di sampingnya. Dengan ini terbentuk kelompok dengan anggota empat orang.

d. Kelompok berempat ini mengerjakan tugas yang sama seperti dalam kelompok dua orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan membandingkan jawaban kelompok dua orang dengan kelompok yang lain. Dalam langkah ini perlu ditegaskan bahwa jawaban kedua kelompok harus disepakati oleh semua anggota kelompok baru. e. Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap kelompok

digabungkan dengan satu kelompok yang lain. Dengan ini muncul kelompok baru yang anggotanya delapan orang.

f. Yang dikerjakan kelompok baru ini sama dengan tugas pada langkah keempat diatas. Langkah ini dpat dilanjutkan sesuai dengan jumlah peserta didik atau waktu yang tersedia.

g. Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasilnya kepada kelas.

h. Pengajar akan membandingkan jawaban masing-masing kelompok kemudian memberikan ulasan-ulasan dan penjelasan-penjelasan secukupnya sebagai klasifikasi dari jawaban peserta didik.

(9)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 9 Tinjauan Materi

Usaha dan Energi

Usaha

Usaha adalah adanya gaya yang menyebabkan benda berpindah. Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena gerakannya atau kecepatannya.

Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukannya. Hubungan usaha dengan energi kinetik

Benda yang bergerak dengan kecepatan awal kemudian berhenti pada kecepatan akhir berarti memiliki usaha yang dilakukan oleh benda sama dengan perubahan energi kinetik benda.

Hubungan usaha dengan energi potensial

Usaha yang dilakukan oleh gaya berat sebuah benda sama dengan selisih energi potensialnya.

Hukum kekekalan energi mekanik

Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi itu kekal adanya. Energi hanya dapat diubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Telah diketahui pula bahwa energi mekanik adalah jumlah energi kinetik ditambah energi potensial. Jika tidak ada gaya-gaya luar yang mempengaruhi sebuah benda, energi mekanik dari benda tersebut tetap.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu terdiri dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi fisika yang mengajar di kelas tersebut. Dalam hal ini peneliti ikut dalam setiap kegiatan belajar yang berlangsung untuk mengamati proses pembelajaran. Pada setiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kunandar (2008), yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kunandar (2008) penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam siklus.

(10)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 10 Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPA 4 semester I SMAN 5 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015.

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 semester I SMAN 5 Kota Jambi yang berjumlah 42 siswa.

Instrumen Penelitian 1. Validitas

Validitas tes adalah tingkat ketepatan tes. Sehubung dengan penelitian ini maka validitas yang digunakan adalah validitas isi. Tujuan digunakan validitas isi yaitu untuk menguji ketepatan isi dan keabsahan soal sebagai instrumen penelitian sehingga data yang diperoleh dari hasil tes tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Oleh sebab itu penulis membuat kisi-kisi soal dan soal tes yang sesuai dengan materi yang telah diberikan berdasarkan kurikulum 2013 SMA.

2. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran tes adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau seberapa sukar sebuah butir tes itu bagi siswa.Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesukaran setiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2010), sebagai berikut:

3. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2010), sebagai berikut :

4. Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah kepercayaan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan dapat dipercaya akan memberikan hasil yang relatif sama. Menurut Arikunto (2010), untuk menentukan reliabilitas suatu soal berbentuk objektif maka dapat digunakan rumus Kuder-Richardson (K-R21) di bawah ini:

Dengan:

(11)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 11 Pengumpulan Data

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 semester I SMAN 5 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015.

Jenis Data

Jenis data yang diambil dalam penelian ini berupa:

1. Data kualitatif, yaitu hasil data tentang aspek afektif siswa melalui lembar penilaian pengamatan sikap dalam pembelajaran selama diskusi kelompok dan data aspek psikomotor siswa melalui lembar penilaian keterampilan melakukan diskusi kelompok yang telah disesuaikan dengan kriteria penilaian.

2. Data kuantitatif, yaitu data tentang peningkatan hasil belajar siswa setiap akhir siklus dalam 3 aspek yaitu data aspek kognitif, data tentang aspek afektif siswa melalui lembar penilaian pengamatan sikap dalam pembelajaran selama diskusi kelompok dan data aspek psikomotor siswa melalui lembar penilaian keterampilan melakukan diskusi kelompok.

Cara Pengambilan Data

Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian pengamatan sikap dan lembar penilaian pengamatan keterampilan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang telah disesuaikan dengan kriteria penilaian.

Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan di setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian harus dilakukan uji coba dan analisa untuk memperoleh validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu.

Analisis Data

Data Kuantitatif

Proses perhitungan data hasil belajar siswa diperoleh dari pemberian tes pada tahap evaluasi, dimana soal-soal berbentuk objektif dengan lima alternatif pilihan. Untuk menganalisis data digunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2009)

S = ( R -

1

O

W

) x W

t

Nilai akhir untuk penilaian sikap dan keterampilan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kurniasih (2013), sebagai berikut:

Untuk menghitung persentase tingkat keberhasilan belajar digunakan persamaan yang dikemukakan oleh Arikunto (2009) sebagai berikut :

(12)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 12

Data kualitatif

Data hasil lembar penilaian pengamatan sikap dan lembar penilaian pengamatan ketarampilan berdasarkan kriteria kegiatan yang dilaksanakan, sehingga terlihat apakah siswa menunjukkan kriteria sangat baik, baik, cukup atau kurang dan melihat apakah kegiatan pembelajaran dapat terlaksana ataupun tidak.

Indikator Kerja

Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan adalah hasil belajar siswa. Tahap keberhasilan belajar dihitung berdasarkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal mengenai materi pelajaran tersebut. Adapun indikator keberhasilan adalah sebagai berikut:

a) Perhitungan rata-rata tes formatif pada masing-masing siklus terdapat perkembangan secara signifikan.

b) Persentase hasil belajar pada aspek pengetahuan diharapkan sebesar 75 persen, dengan nilai 2,66 pada katagori B- dari hasil tes formatif.

c) Persentase rata-rata hasil belajar pada aspek afektif (sikap) diharapkan sebesar 60 % berada pada katagori baik (B) menurut standar yang ditetapkan sekolah.

d) Persentase rata-rata hasil belajar pada aspek psikomotor (keterampilan) diharapkan sebesar 60 % dengan nilai 2,66 pada katagori B-.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rincian mengenai peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari 3 aspek yaitu aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif) dan aspek keterampilan (psikomotor). Pada aspek kognitif yang diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan setiap siklus

No Variabel yang diamati Jumlah atau Persentase (%)

Siklus I Siklus II Siklus III 1

2*

Nilai rata-rata siswa

Jumlah siswa yang mencapai KKM

66,43 21 (50%) 67,26 28 (66,67%) 74,40 32 (76,19%) Berdasarkan tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Jadi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling pada materi usaha dan energi meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan.

Adapun hasil belajar yang dinilai dari aspek sikap yang diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling dapat dilihat pada tabel berikut:

(13)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 13 Tabel 2 Peningkatan belajar siswa pada aspek sikap setiap siklus

No Variabel yang diamati

Siklus I Siklus II Siklus III

Jmlh % Jmlh % Jmlh % 1. 2. 3. 4. 5. Nilai rata-rata

Siswa yang bersikap kategori Sangat Baik (SB) Siswa yang bersikap kategori Baik (B)

Siswa yang bersikap kategori Cukup (C) Siswa yang bersikap kategori Kurang (K)

2,68 - 16 26 - - - 38,09 61,91 - 2,75 - 22 20 - - - 52,38 47,62 - 3,18 12 18 12 - - 28,57 42,86 28,57 - Jumlah siswa yang berhasil

Jumlah siswa yang belum berhasil

16 26 38,09 61,91 22 20 52,38 47,62 30 12 71,43 28,57

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dinilai dari aspek sikap setiap siklus, pada siklus I yaitu 16 siswa atau 38,09% siswa memiiki predikat B, siklus II yaitu 22 siswa atau 52,38% memiliki predikat B dan siklus III yaitu 18 siswa atau 42,86% memiliki predikat B dan 12 siswa atau 28,57% meiliki predikat SB, hal ini menunjukkan bahwa nilai sikap pada setiap siklus sudah bersikap kategori baik dan sudah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 2,66 (B), Jadi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling pada usaha dan energi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek sikap.

Hasil belajar yang dinilai dari aspek keterampilan diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Peningkatan Penilaian Keterampilan Siswa Setiap Siklus

No Variabel yang diamati

Siklus I Siklus II Siklus III

Jmlh % Jmlh % Jmlh % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Nilai rata-rata

Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A- Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A- Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B+ Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B- Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C+ Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C- Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat D+ Siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat D

2,70 - - - 8 10 24 - - - - - - - - 19,05 23,81 57,14 - - - - 2,77 - - - 12 10 20 - - - - - - - - 28,57 23,81 47,62 - - - - 3,14 - 8 14 4 4 12 - - - - - - 19,05 33,33 09,52 09,52 28,57 - - - -

Jumlah siswa yang berhasil Jumlah siswa yang belum berhasil

18 24 42,86 57,14 22 20 52,38 47,62 30 12 71,43 28,57

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dinilai dari aspek keterampilan pada setiap siklus. Jadi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling pada

(14)

DESI PUSPITA SARI : S1 PENDIDIKAN FISIKA 14 materi usaha dan energi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek keterampilan.

PENUTUP Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling dapat meningkatkan hasil belajar dalam tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pelajaran fisika materi usaha dan energi kelas XI IPA 4 SMAN 5 Kota Jambi.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas serta untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis menyarankan beberapa hal:

1. Diharapkan kepada guru supaya dapat menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Snow Balling (Bola Salju) pada usaha dan energi sebagai alternatif dalam pembelajaran fisika.

2. Penelitian ini masih terbatas pada hasil belajar fisika siswa pada materi usaha dan energi diharapkan lebih lanjut dilakukan penelitian terhadap materi pembelajaran fisika lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S dan Jabar, S.A., 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni, 2012., Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kurniasih dan Berlin.,2013. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Suprijono, 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Trianto., 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Prigresif. Jakarta: Kencana. Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Zaini, Hisyam, Munthe, Bermawy & Aryani, Ayu, Sekar. 2008. Strategi

Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Gambar

Tabel 2 Peningkatan belajar siswa pada aspek sikap setiap siklus

Referensi

Dokumen terkait

2 Penelitian ini fokus terhadap perilaku user, bukan pada isi konten tweet pada Twitter dan menggunakan 11 atribut yaitu jumlah followers, jumlah following, jumlah tweet, rasio

1) Pelayanan Pemeriksaan Umum 2) Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut 3) Pelayanan KIA/KB yang bersifat UKP 4) Pelayanan Gawat Darurat. 5) Pelayanan Gizi yang bersifat UKP 6)

Tenkin analisis regresi berganda digunakan untuk menjawab rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor individu, organisasi dan teknologi

Hubungan antara tahap kefahaman ekopelancongan dengan variabel seperti jantina adalah negatif tetapi lemah dan signifikan; dengan variabel umur tidak mempunyai

Sejalan dengan itu, DPK perbankan Kaltim pada triwulan IV 2014 juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,75% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

HELMI AKYASA PEND... Bahasa Indonesia A AB

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model discovery learning dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik dengan kriteria baik dan model

Manfaat yang ingin didapat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode baru data mining yaitu algoritma amoeba untuk aturan asosiasi dan menghasilkan strategi