83
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1. Studi Aktivitas
86 Tabel 3.1 Pengelompokan Kegiatan Utama
Sumber :Analisis pribadi, 2017
87 Tabel 3.2 Pengelompokan Kegiatan Penunjang
Sumber :Analisis pribadi, 2017
88 Tabel 3.3 Pengelompokan Kegiatan Pengelola
89 1.d. Service
Tabel 3.4 Pengelompokan Kegiatan Service Sumber :Analisis pribadi, 2017
2. Studi Aktivitas dan Pelaku 2.a. Pengunjung
Pengunjung Pusat Workshop Kreasi Bambu dibagi 2: Pengunjung umum
Pengunjung umum yang terdiri dari perseorangan kelompok yang datang untuk berkunjung dan melihat-lihat dalam jangka waktu yang singkat serta tidak melakukan dan registrasi workshop.
Peserta workshop
90 melakukan registrasi workshop dan akan melakukan kegiatan workshop dalam jangka waktu tertentu sesuai jadwal workshop.
Pengunjung workshop terdiri atas :
Mahasiswa arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Mahasiswa teknik sipil universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman
Mahasiswa arsitektur Universitas Diponegoro Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas Diponegoro Semarang
Mahasiswa teknik perencanaan sungai dan pantai Universitas Diponegoro Semarang Mahasiswa biologi Universitas Diponegoro
Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas Islam Sultan Agung
91 Mahasiswa arsitektur Unika Soegijapranata
Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas Soegijapranata Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas Pandanaran
Mahasiswa teknik lingkungan Universitas Pandanaran
Mahasiswa arsitektur Universitas
Pandanaran
Mahasiswa teknik sipil Universitas Semarang Mahasiswa teknik konstruksi sipil Politeknik
Negeri Semarang
Mahasiswa arsitektur Universitas Negeri Semarang
Mahasiswa teknik sipil Universitas Sebelas Maret Solo
Mahasiswa arsitektur Universitas Sebelas Maret Solo
Mahasiswa kriya seni Universitas Sebelas Maret
92 Mahasiswa biologi Universitas Setia Budi
Surakarta
Mahasiswa arsitektur Universitas Tunas Pembangunan
Mahasiswa teknik sipil Universitas Tunas Pembangunan
Mahasiswa seni rupa murni Universitas Sebelas Maret
Mahasiswa teknik sipil Universitas Veteran Bangun Nusantara
Mahasiswa arsitektur Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Mahasiswa teknik sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mahasiswa arsitektur Universitas Sains Al Qur’an
Mahasiswa teknik sipil Universitas Sains Al Qur’an
Mahasiswa seni rupa murni Institut Seni Indonesia Yogyakarta
93 Mahasiswa teknil sipil Universitas Widya
Dharma Klaten
Mahasiswa teknik sipil Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu
Mahasiswa teknil sipil Universitas Sultan Fatah Demak
Mahasiswa arsitektur Universitas Sultan Fatah Demak
Mahasiswa teknik lingkungan Akademi Teknik Tirta Wiyata Magelang
Mahasiswa teknik lingkungan Politeknik Muhammadiyah Magelang
Mahasiswa biologi Universitas Jenderal Soedirman
Mahasiswa teknik sipil Universitas Jenderal Soedirman
Mahasiswa biologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
SMK jurusan teknik bangunan 776 anak Kerjasama Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI)
Jawa Tengah
94 Kerjasama Mahasiswa Arsitektur Indonesia
(MAI) Jawa Tengah
Kerjasama Forum Mahasiswa Arsitektur Jawa Tengah (OMAH)
Kerjasama Arsitek Komunitas Yogyakarta (Arkomjogja)
Kerjasama Komunitas Desain Arsitektur Surakarta
Kerjasama Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Jawa Tengah
Kerjasama Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Semarang
Kerjasama Lembaga Penelitian
Pengembangan dan Pemberdayaan (LP3) Acara Bamboo Biennale
Acara Pesona Bakti Ambarawa 23-24 Juli 2016
Acara Ambarawa Expo Agustus 2015
Acara Pentas Seni dan Budaya 14 Mei 2015 Acara Pekan Arsitektur Tahunan
95
TABEL AKTIVITAS PENGUNJUNG
Pelaku Jenis
kegiatan Kegiatan Ruang
Pengunjung umum
Utama
Melihat bangunan Pusat Workshop Kreasi Bambu
Area outdoor Melihat jenis tanaman
bambu yang ditanam pada Pusat Workshop Kreasi Bambu
Taman budidaya tanaman bambu
Melihat pameran karya hasil workshop
R. Pameran karya
Melihat pameran saat event
R. Pameran karya
Melihat kolam pengawetan bambu
Area
pengawetan bambu Mendokumentasikan
arsitektur Pusat Workshop Kreasi Bambu
Area outdoor
Penunjang BAB / BAK Toilet
Istirahat Kantin
Peserta Workshop
Utama
Workshop budidaya tanaman bambu
Taman budidaya tanaman bambu Workshop pengawetan
bambu
R. Diskusi Area outdoor Workshop arsitektur bambu R. Pengawetan bambu Workshop furniture bambu Aula workshop
Penunjang
Menginap Homestay
Dokumentasi kegiatan dan arsitektur Pusat Workshop Kreasi Bambu
Area outdoor
BAB / BAK Toilet
Istirahat Kantin
96 2.b. Pengelola
TABEL AKTIVITAS PENGELOLA
Jeniskegiatan Pelaku Kegiatan Ruang
Pengelolaan umum
Direktur utama Menerima tamu
R. Rapat
Manager kawasan
Melakukan rapat direksi Melakukan koordinasi
program kerja R. Kerja
pengelola umum Melaporkan hasil
anggaran dan kinerja ke pemilik saham
Sekretariat
Pencatatan jadwal rapat
direksi dan staff R. Kerja
pengelola umum Melaporkan kinerja
program masing-masing bidang
Menyusun laporan pertanggung jawaban
tugas-tugas bidang R. Arsip Membuat dan
mengarsipkan surat
Staff keuangan
Mengelola keuangan operasional
R. Kerja
pengelola umum Menyusun, menyiapkan
dan menjelaskan laporan keuangan dan anggaran
Staff administrasi dan personalia
Berkomunikasi kepada
peserta workshop R. Kerja
pengelola umum Memberi informasi secara
online (telepon dan internet)
Penjadwalan seluruh
kegiatan workshop R. Arsip Memelihara data lembar
kerja
R. Rapat Mencatat data
pengunjung / peserta workshop
Memelihara pengarsipan
data Gudang
97 prasarana Koordinasi dengan staff
sarana-prasarana masing-masing bidang
Genset Gudang Staff keamanan
Menjaga kemanan dan ketertiban kegiatan workshop
Pos jaga
Humas
Melakukan dokumentasi kegiatan
R. Kerja
pengelola umum Publikasi kegiatan
melalui sosial media Koordinasi dengan komunitas penggiat bambu
Kepala bidang workshop
budidaya
Mengelola dan
mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop budidaya tanaman bambu
R. Kerja
pengelola umum
Staff sarana prasarana
Memelihara dan mengelola lahan, bibit dan tanaman bambu
Taman budidaya tanaman bambu Mengelola alat dan bahan Gudang
Penyimpanan hasil pemotongan tanaman bambu
R. Penyimpanan bambu
Ahli pembibitan, pembudidayaan dan konservasi
bambu
Penelitian pembibitan, budidaya dan konservasi bambu
Laboratorium penelitian
Ahli biologi
Penelitian rekayasa
budidaya Laboratorium
penelitian Penelitian bibit unggul,
hortikultura dan botani Memberi informasi mengenai budidaya tanaman bambu
Aula workshop
Ahli taksonomi
Penelitian jenis-jenis bambu
Laboratorium penelitian Mendata jenis bambu
yang ada pada Pusat Workshop Kreasi Bambu
98 Ahli kultur
jaringan
Pembudidayaan biit unggul dalam kawasan Pusat Workshop Kreasi Bambu
Laboratorium penelitian Memberikan informasi
mengenai kultur jaringan
Taman budidaya tanaman bambu Penanggung
jawab workshop
budidaya
Membuat jadwal kegiatan workshop budidaya
R. Kerja
pengelola umum Memberikan informasi
kepada peserta workshop Aula workshop
Pengelola workshop pengawetan
bambu
Kepala bidang workshop pengawetan
bambu
Mengelola dan
mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop pengawetan bambu
R. Kerja
pengelola umum
Staff sarana-prasarana
Mengelola alat dan bahan Gudang Penyimpanan hasil
pengawetan bambu
R. Pengawetan bambu
Memelihara kebersihan ruang workshop
pengawetan bambu
R. Penyimpanan bambu
Ahli pengawetan dan pest control
Penelitian inovasi pengawetan bambu
Laboratorium penelitian Area outdoor Memberikan informasi
mengenai pengawetan bambu
R. Pengawetan bambu
Aula workshop Penanggung
jawab workshop pengawetan
bambu
Membuat jadwal kegiatan workshop pengawetan bambu
R. Kerja
pengelola umum Memberikan informasi
kepada peserta workshop
Aula workshop Area outdoor
Pengelola workshop arsitektur
Kepala bidang workshop arsitektur
Mengelola dan
mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop arsitektur
R. Kerja
pengelola umum
Staff sarana-prasarana
Mengelola alat dan bahan Gudang Menyimpan dan merawat
hasil workshop arsitektur
R. Pameran karya
Memelihara kebersihan ruang workshop arsitektur
99 Ahli arsitektur
Menciptakan desain
bangunan bambu Studio Desain
Menyelesaikan masalah yang timbul selama konstruksi
Aula workshop Memberikan informasi
kepada peserta workshop Area outdoor
Ahli laminasi bambu
Membuat inovasi laminasi
bambu Aula workshop
Memberikan informasi
kepada peserta workshop Area outdoor
Ahli tensegrity
Menciptakan desain tensegrity
Laboratorium penelitian Memberikan informasi
kepada peserta workshop
Aula workshop Area outdoor
Ahli konstruksi
Bekerja sama dengan ahli arsitektur, senior dan junior arsitek untuk merancang konstruksi
Studio Desain
Memberikan informasi kepada peserta workshop
Aula workshop Area outdoor Senior arsitek Membantu para ahli untuk
merancang desain bambu Studio Desain Junior arsitek Memberikan informasi
kepada peserta workshop
Aula workshop Area outdoor
Pengelola
Membuat jadwal kegiatan workshop arsitektur
R. Kerja
pengelola umum Memberikan informasi
kepada peserta workshop
Aula workshop Area outdoor Kepala bidang
workshop furniture
Mengelola dan
mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop furniture
R. Kerja
pengelola umum
Staff sarana-prasarana
Mengelola alat dan bahan Gudang Menyimpan dan merawat
hasil workshop furniture
R. Pameran karya
Memelihara kebersihan ruang workshop furniture
Aula workshop Area outdoor
Seniman
Mendesain rancangan
100 informasi selama
pembuatan Area outdoor
Ahli finishing
Memberikan instruksi dan informasi mengenai finishing furniture
Aula workshop Area outdoor Penanggung
jawab workshop
furniture
Membuat jadwal kegiatan workshop furniture
R. Kerja
pengelola umum Memberikan informasi
kepada peserta workshop
Aula workshop Area outdoor Tabel 3.6 Aktivitas Pengelola
Sumber :Analisis pribadi, 2017
3. Pendekatan Jumlah Pelaku 4.a. Pengunjung
Berdasarkan data wawancara terhadap studi banding Akademi Bambu Nusantara, maka peserta workshop Pusat Workshop Kreasi Bambudalam cakupan Provinsi Jawa Tengah berasal dari :
Mahasiswa arsitektur / teknik sipil / biologi
101 Berdasarkan data penerimaan mahasiswa baru arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata tahun 2016 berjumlah 189 orang dan diasumsikan 25% melakukan workshop di Pusat Workshop Kreasi Bambu pada setiap tahunnya.
Peserta workshop = 25% x 189 orang = 47 orang.
Terdapat 45 kali kunjungan periodik dari mahasiswa di Jawa Tengah dalam satu tahun.
1. Mahasiswa arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
2. Mahasiswa teknik sipil universitas 17 Agustus 1945 Semarang
3. Mahasiswa teknik sipil Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman
4. Mahasiswa arsitektur Universitas Diponegoro Semarang
5. Mahasiswa teknik sipil Universitas Diponegoro Semarang
102 7. Mahasiswa biologi Universitas Diponegoro
Semarang
8. Mahasiswa teknik sipil Universitas Islam Sultan Agung
9. Mahasiswa teknik lingkungan Universitas Islam Sultan Agung
10. Mahasiswa arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
11. Mahasiswa teknik sipil Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
12. Mahasiswa teknik sipil Universitas Pandanaran
13. Mahasiswa teknik lingkungan Universitas Pandanaran
14. Mahasiswa arsitektur Universitas Pandanaran
15. Mahasiswa teknik sipil Universitas Semarang
16. Mahasiswa teknik konstruksi sipil Politeknik Negeri Semarang
103 18. Mahasiswa teknik sipil Universitas
Sebelas Maret Solo
19. Mahasiswa arsitektur Universitas Sebelas Maret Solo
20. Mahasiswa kriya seni Universitas Sebelas Maret
21. Mahasiswa biologi Universitas Sebelas Maret
22. Mahasiswa biologi Universitas Setia Budi Surakarta
23. Mahasiswa arsitektur Universitas Tunas Pembangunan
24. Mahasiswa teknik sipil Universitas Tunas Pembangunan
25. Mahasiswa seni rupa murni Universitas Sebelas Maret
26. Mahasiswa teknik sipil Universitas Veteran Bangun Nusantara
27. Mahasiswa arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta
104 29. Mahasiswa arsitektur Universitas Sains Al
Qur’an
30. Mahasiswa teknik sipil Universitas Sains Al Qur’an
31. Mahasiswa seni rupa murni Institut Seni Indonesia Yogyakarta
32. Mahasiswa kriya seni Institut Seni Indonesia Yogyakarta
33. Mahasiswa teknil sipil Universitas Widya Dharma Klaten
34. Mahasiswa teknik sipil Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu
35. Mahasiswa teknil sipil Universitas Sultan Fatah Demak
36. Mahasiswa arsitektur Universitas Sultan Fatah Demak
37. Mahasiswa teknik lingkungan Akademi Teknik Tirta Wiyata Magelang
38. Mahasiswa teknik lingkungan Politeknik Muhammadiyah Magelang
105 40. Mahasiswa teknik sipil Universitas
Jenderal Soedirman
41. Mahasiswa biologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
SMK teknik / gambar pembangunan
Peserta workshop dari kalangan siswa SMK akan terlibat dalam pembelajaran konstruksi arsitektur bambu.
Data kuota pendaftaran siswa baru SMKN 7 Semarang berjumlah 120siswa dan terbagi dalam 3 kelas diasumsikan seluruh siswa melakukan workshop pada Pusat Workshop Kreasi Bambu yang terbagi dalam 3 kali kunjungan (berdasarkan kelas).
Peserta workshop sekali kunjungan = 120 orang : 3kelas = 40 siswa.
1. SMKN 3 Semarang jurusan teknik gambar bangunan
2. SMKN 4 Semarang jurusan teknik gambar bangunan
106 4. SMKN 7 Semarang jurusan teknik gambar
bangunan
Kerja sama dan acara tahunan
Secara tahunan, Pusat Workshop Kreasi Bambu mengadakan acara yang bekerjasama dengan pihak-pihak terkait dan aktif mengadakan seminar, workshop dan pameran.
Peserta workshop sekali kunjungan=±50 orang.
Peserta seminar dan pameran per hari = ±200 orang.
1. Kerjasama Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Jawa Tengah
2. Kerjasama Komunitas Arsitektur Semarang (KAS)
3. Kerjasama Mahasiswa Arsitektur Indonesia (MAI) Jawa Tengah
4. Kerjasama Forum Mahasiswa Arsitektur Jawa Tengah (OMAH)
5. Kerjasama Arsitek Komunitas Yogyakarta (Arkomjogja)
107 7. Kerjasama Lembaga Pendidikan Seni
Nusantara (LPSN)
8. Kerjasama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah
9. Kerjasama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang
10. Kerjasama Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pemberdayaan (LP3) Global Green Indonesia
11. Kerjasama UMKM Kerajinan Bambu 12. Acara Bamboo Biennale
13. Acara Pesona Bakti Ambarawa 23-24 Juli 2016
14. Acara Ambarawa Expo Agustus 2015 15. Acara Pentas Seni dan Budaya 14 Mei
2015
16. Acara Pekan Arsitektur 22-26 November 2016
17. Acara Hari Bambu Nasional 26 November 18. Acara Hari Bambu Dunia 5 Oktober
108 Berdasarkan peserta workshop :
Tabel 3.7Peserta Workshop Sumber :Analisis pribadi, 2017
Maka peserta workshop dalam sekali kegiatan adalan 50 orang dan untuk kegiatan seminar dan pameran memiliki kapasitas
pengunjung 200 orang.
4.b. Pengelola Jenis
kegiatan Pelaku
Jumlah
Pengelolaan umum
Direktur utama 1
Manager kawasan 1
Sekretariat 1
Staff keuangan 2
Staff administrasi dan
personalia 2
Staff sarana-prasarana 8
Staff keamanan 4
Penjaga kantin 10
Humas 3
Kepala bidang workshop
budidaya 1
Staff sarana prasarana 3
Ahli pembibitan, pembudidayaan dan konservasi bambu
1
Ahli biologi 1
109
Ahli kultur jaringan 1
Penanggung jawab workshop
budidaya 2
Pengelola workshop pengawetan
bambu
Kepala bidang workshop
pengawetan bambu 1
Staff sarana-prasarana 3
Ahli pengawetan dan pest
control 1
Penanggung jawab workshop
pengawetan bambu 2
Pengelola workshop arsitektur
Kepala bidang workshop
arsitektur 1
Staff sarana-prasarana 4
Ahli arsitektur 2
Ahli laminasi bambu 1
Pengelola workshop arsitektur
Ahli tensegrity 2
Ahli konstruksi 1
Senior arsitek 1
Junior arsitek 3
Penanggung jawab workshop
arsitektur 4
Pengelola workshop furniture
Kepala bidang workshop
furniture 1
Staff sarana-prasarana 3
Seniman 2
Ahli finishing 2
Penanggung jawab workshop
furniture 4
Total jumlah pelaku 80
110 4. Pola Kegiatan
5.a. Pola Kegiatan Pengunjung
Pola kegiatan pengunjung umum
Skema 3.1 Pola Kegiatan Pengunjung Umum Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pola kegiatan peserta workshop
Skema 3.2 Pola Kegiatan Peserta Workshop Sumber :Analisis pribadi, 2017
Datang Parkir Registrasi Melihat-lihat Kegiatan
Service Pulang
Jenis Tanaman
Bambu Pameran
Kolam Pengawetan Bambu
Datang Parkir Registrasi Workshop Kegiatan Service Pulang
111 5.b. Pola Kegiatan Pengelola
Pola kegiatan pengelola umum
Skema 3.3 Pola Kegiatan Pengelola Umum Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pola kegiatan pengelola workshop budidaya tanaman bambu
Skema 3.4 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Budidaya Sumber :Analisis pribadi, 2017
Datang Parkir Absensi Bekerja Kegiatan Service Pulang
Publikasi keuangan & administrasi Kultur Jaringan
Mendata jenis tanaman bambu
Datang Parkir Absensi Kegiatan
Service Pulang
Makan Minum
Beribadah
BAB/BAK
112 Pola kegiatan pengelola workshop pengawetan
bambu
Skema 3.5 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Pengawetan Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pola kegiatan pengelola workshop arsitektur
Skema 3.6 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Arsitektur Sumber :Analisis pribadi, 2017
Datang Parkir Absensi Workshop Pengawetan
Kegiatan
Service Pulang
Penelitian
Pengawetan secara alami
Pengawetan dengan mesin
Makan Minum
Beribadah
BAB/BAK
Briefing
Datang Parkir Absensi Workshop Arsitektur
Kegiatan
Service Pulang
113 Pengelola workshop furniture
Skema 3.7 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Furniture Sumber :Analisis pribadi, 2017
5. Operasional Pusat Workshop Kreasi Bambu 3.a. Pengunjung
Kegiatan untuk pengunjung umum maupun workshop pada hari Senin – Sabtu pukul 08.00 – 17.00 WIB.
Jadwal kegiatan pada Pusat Workshop Kreasi Bambu adalah :
Jadwal kegiatan workshop dalam seminggu
Hari Waktu Kegiatan
Senin 08.00 - 17.00 WIB Workshop Budidaya Selasa 08.00 - 17.00 WIB Workshop Pengawetan
Rabu 08.00 - 17.00 WIB
Workshop Arsitektur / Workshop Furniture Kamis 08.00 - 17.00 WIB
Jumat 08.00 - 17.00 WIB Sabtu 08.00 - 17.00 WIB
Tabel 3.9Jadwal Kegiatan Workshop Seminggu Sumber :Analisis pribadi, 2017
Datang Parkir Absensi Workshop Furniture
Kegiatan
Service Pulang
114 Waktu pembibitan bambu pada daerah kering, awal musim hujan adalah masa terbaik, sedangkan pada daerah yang tersedia cukup air, pembibitan bambu dapat dilakukan kapan saja.
Waktu memotong bambu yang benar adalah subuh pada saat bulan tua (pada seperempat terakhir sebelum bulan gelap) karena batang bambu pada waktu itu paling kering. Masa pemotongan tiap jenis bambu terlampir.
115 Tabel 3.10Jadwal Kegiatan Workshop Tahunan
Sumber :Analisis pribadi, 2017
3.b. Pengelola
Kegiatan kerja pengelola Pusat Workshop Kreasi Bambu pada hari Senin pukul 07.00 – 18.00 WIB dan hari Sabtu pukul 07.00 – 18.00 WIB.
Kegiatan rapat dilakukan selama jam kerja dan jika dilakukan di luar jam kerja dengan ijin dari manager kawasan dan bagian keamanan.
3.c. Service
Kegiatan keamanan dan ketertiban di area Pusat Workshop Kreasi Bambu dilakukan 7 x 24 jam dengan system pembagian shift.
Kegiatan kebersihan ruang dan area oleh staff sarana prasarana dilakukan saat, sebelum dan sesudah jam kerja Pusat Workshop Kreasi Bambu. Perawatan mesin produksi bambu dan kontrol MEE
116 3.1.2. Studi Fasilitas
117 Tabel 3.11Kebutuhan Ruang Pengelola Umum
120 Tabel 3.12Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Budidaya
121 Tabel 3.13Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Pengawetan Bambu
124 Tabel 3.14Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Arsitektur
125 Tabel 3.15Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Furniture
127 Tabel 3.16Kebutuhan Ruang Pengunjung
Sumber :Analisis pribadi, 2017
Jadi ruang yang dibuthkan berdasarkan analisis kebutuhan ruang adalah :
Tabel 3.17Total Kebutuhan Ruang Sumber :Analisis pribadi, 2017
2. Persyaratan Ruang
128 Tabel 3.18Analisis Persyaratan Ruang
129 3. Pola Hubungan Ruang
2.a. Pola Hubungan Ruang Makro
Skema 3.8 Pola Hubungan Ruang Utama Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop R. Direktur
R. Manager
R. Kepala Bidang Workshop
R. Kerja Staff
Studio Desain
Area Outdoor
Lab. Penelitian
Taman Budidaya Tanaman Bambu R. Produksi Bambu
R. Pengawetan Bambu R. Penyimpanan Bambu
R. Pameran Karya
Homestay
R. Istirahat Kantin
Pintu Keluar
130 2.b. Pola Hubungan Ruang Mikro
Pengelola utama
Skema 3.9 Pola Hubungan Ruang Pengelola Utama Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop R. Direktur
R. Manager
R. Kerja Staff R. Rapat
Pintu Keluar Resepsionis
R. Pameran Karya
R. Istirahat Kantin
131 2.c. Pengelola workshop budidaya tanaman bambu
Skema 3.10 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Budidaya Sumber :Analisis pribadi, 2017
2.d. Pengelola workshop pengawetan bambu
Skema 3.11 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Pengawetan Bambu Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop Area Outdoor
Lab. Penelitian R. Kepala Bidang
Workshop
R. Penyimpanan Bambu
Gudang
Pintu Keluar Aula Workshop
Taman Budidaya Tanaman Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop Area Outdoor
Lab. Penelitian R. Kepala Bidang
Workshop
R. Penyimpanan Bambu Gudang
Pintu Keluar Aula Workshop
R. Pengawetan Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
132 2.e. Pengelola workshop arsitektur
Skema 3.12 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Arsitektur Sumber :Analisis pribadi, 2017
2.f. Pengelola workshop furniture
Skema 3.13 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Furniture Sumber :Analisis pribadi, 2017
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop Area Outdoor
Lab. Penelitian R. Kepala Bidang
Workshop
R. Pameran Karya R. Diskusi
Pintu Keluar Aula Workshop
R. Produksi Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
Studio Desain R. Penyimpanan Bambu
R. Pengawetan Bambu
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop Area Outdoor
Lab. Penelitian R. Kepala Bidang
Workshop
R. Pameran Karya R. Diskusi
Pintu Keluar Aula Workshop
R. Produksi Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
133 2.g. Pengunjung umum
Skema 3.14 Pola Hubungan Ruang Pengunjung Umum Sumber :Analisis pribadi, 2017
2.h. Peserta workshop
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop Area Outdoor
R. Pameran Karya Taman Budidaya
tanaman Bambu
Pintu Keluar Aula Workshop
R. Produksi Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
Studio Desain R. Penyimpanan Bambu
R. Pengawetan Bambu
Pintu Masuk
Resepsionis
Aula Workshop Area Outdoor
R. Pameran Karya Taman Budidaya
tanaman Bambu
Pintu Keluar
Aula Workshop R. Produksi Bambu
R. Istirahat Kantin
Toilet Musholla
Studio Desain
R. Penyimpanan Bambu
R. Pengawetan Bambu
Homestay
R. Diskusi
136 Tabel 3.19 Studi Fasilitas Ruang
Sumber :Analisis pribadi, 2017
3.1.3. Studi Ruang Khusus
Studi ruang khusus merupakan perhitungan besaran ruang yang dianggap perlu analisa lebih khusus dikarenakan tidak ada referensi yang sesuai.
Studi ruang khusus pada Pusat Workshop Kreasi Bambu adalah fasilitas utama berupa aula workshop dan ruang diskusi serta ruang produksi bambu yang terdiri dari mesin-mesin pengolah bambu yang membutuhkan perhitungan dimensi.
AULA WORKSHOP ARSITEKTUR Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item
Aula
workshop
Meja 4 2,5x1 10m2
Kursi 200 0,5x0,5 50 m2
137
Sirkulasi 450% 270 m2
Total 330 m2
Tabel 3.20 Studi Ruang Khusus Aula Workshop Arsitektur Sumber :Analisis pribadi, 2017
AULA WORKSHOP FURNITURE
Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item
Aula
Tabel 3.21Studi Ruang Khusus Aula Workshop Furniture Sumber :Analisis pribadi, 2017
RUANG DISKUSI
Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item
R.
138 RUANG PRODUKSI BAMBU
Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item
R. Mesin pembelah bambu
(otomatis)
1 4,25x0,9 3,825m2
Mesin pembelah bambu (manual)
1 0,6x0,7 0,42m2
Mesin irat penipis bambu 1 0,65x0,55 0,3575m2 Mesin pembulat / serut
tanpa ruas
1 0,85x0,95 0,8075m2
Mesin pemotong lidi bambu 1 0,6x0,7 0,42m2 Mesin poles lidi bambu 1 1,35x0,75 1,0125m2 Mesin peruncing bambu
tusuk sate
1 1,35x0,75 1,0125m2
Mesin peruncing bambu sumpit
1 1,1x0,6 0,66m2
Mesin anyaman bambu 1 0,75x0,65 0,4875m2
Total 19,09m2
Sirkulasi 300% 57,27 m2
Total 76,36m2
139 Bentuk Perabot dan Denah Studi Ruang Khusus
Gambar 3.1 SRK Aula Workshop Arsitektur Sumber : Pribadi
Gambar 3.2 SRK Aula Workshop Furniture Sumber : Pribadi
140 Gambar 3.4 SRK Ruang Produksi Bambu
Sumber : Pribadi
3.1.4. Studi Kebutuhan Luas Bangunan dan Lahan
Kebutuhan luas bangunan, kapasitas, jumlah, besaran ruang dan lahan yang dibutuhkan perancangan Pusat Workshop Kreasi Bambu berdasarkan pada :
SRK : Studi Ruang Khusus SR : Studi Ruang
NAD : Neufert Architect Data Jilid 1 dan 2 O : Observasi
Berdasarkan Time Saver Standart for Building Types 2nd Edition, sirkulasi pada kebutuhan ruang terdiri atas :
5% - 10% : Sirkulasi minimum
141 40% : Kenyamanan psikologis
50% : Sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan 70-100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan
AREA UTAMA Nama
Ruang
Kapasitas Analisis Besaran
Jumlah Kursi @0,25m2 (25)→ 6,25m2
Ruang Meja @2,5m2 (2)→ 5m2
Kursi @0,25m2(4)→ 1m2
Mesin pemotong → 0,6m2
Mesin pembelah otomatis → 3,825m2
Mesin pembelah manual → 0,42m2
Mesin irat bambu → 0,3575m2
142 Mesin poles lidi → 1,0125m2
Mesin peruncing tusuk → 1,0125m2
Mesin peruncing sumpit → 0,66m2
Mesin anyam → 0,4875m2
TOTAL KESELURUHAN 623,1 m2
Tabel 3.24 Kebutuhan Ruang Area Utama Sumber :Analisis pribadi, 2017
AREA PENUNJANG
Nama Ruang Kapasitas Analisis Besaran
Jumlah Area display @6m2 (5)→30m2
Laboratorium penelitian
15 Meja @2m2 (2)→ 4m2 4 190% 60,8 m2 SR Kursi @0,25m2 (4)→ 1m2
Meja komputer @0,6m2 (2)→1,2m2
Rak @0,9m2 (2)→1,8m2
Taman budidaya tanaman bambu
200 Area bibit @1,485m2 (6)→8,91m2
1 260% 168,7 m2 SR
143 R.
Penyimpanan bambu
90m2 2 50% 135 m2 SR
Area outdoor Kolam pengawetan bambu → 90m2
Meja @2,5m2 (1)→ 2,5m2
Kursi @0,25m2 (2)→ 0,5m2
Mesin Boucherie → 1,0125m2
Studio desain 12 Meja @2,5m2 (6)→ 15m2 1 120% 48 m2 SR Kursi @0,25m2 (16)→ 4m2
Rak @0,9m2 (2)→1,8m2
144 Kursi @0,16m2 (74)→ 11,84m2
Pantry @6m2 (5) →30m2
TOTAL KESELURUHAN 1.205,41 m2
Tabel 3.25 Kebutuhan Ruang Area Penunjang Sumber :Analisis pribadi, 2017
AREA PENGELOLA
Nama Ruang
Kapasitas Analisis Besaran
Jumlah Kursi @0,25m2 (20)→ 5m2
Meja LCD → 0,34 m2 Lemari → 0,6m2
R. Manager
1 Meja → 0,98m2 1 190% 6 m2 NAD
Kursi → 0,25m2 Meja printer 0,28m2 Lemari → 0,6m2
145 Meja komputer@0,28m2 (7) →1,96m2
Lemari @0,6 m2 (4)→ 2,4m2
TOTAL KESELURUHAN 266,61 m2
AREA SERVIS
Nama
Ruang Kapasitas Analisis Besaran
Jumlah
Ruang Sirkulasi
Luas Tabel 3.26 Kebutuhan Ruang Area Pengelola
146 0,72m2
Toilet @1,5m2 (7)→ 3,5m2 Toilet disabilities 4m2
Urinoir @0,16m2 (8)→ 1,28m2 Toilet Toilet disabilities 4m2
Janitor 2 Lemari @0,6m2 (2) → 1,2 m2 5 150% 15 m2 SR
Kursi @0,25m2 (2)→ 0,5m2
R. CCTV 1 Meja→ 1,2m2 1 80% 3 m2 SR
Kursi @0,25m2 (2)→ 0,5m2
TOTAL KESELURUHAN 310,7 m2
147 Luas Bangunan (LB) = (Luas area utama + Penunjang + Pengelola + Servis) + Sirkulasi 50%
LB = 2.405,82 m2 + 1.202,91 m2 LB = 3.608,73 m2
KEBUTUHAN AREA PARKIR KENDARAAN
Pengelola
Jumlah Pengelola : 80 orang/hari
Motor (50%) : 40 orang (80%) 32motor Mobil (25%) : 20 orang (80%) 16mobil Kendaraan umum (25%): 20 orang
Pengunjung
Jumlah pengunjung :
Peserta workshop : 25 orang Pameran dan seminar : 200 orang Pengunjung umum : 25 orang Total : 250 orang
Mobil (30%) : 75 orang 27 mobil 4 penumpang (50%) : 9 mobil
2 penumpang (50%) : 18 mobil
Motor (50%) : 125 orang (80%) 100 motor Kendaraan umum (5%) : 12 orang (50%)
148 Total Kebutuhan Parkir Kendaraan
Mobil (NAD) (43 x 10m2) : 590 m2 Motor (NAD) (132 x 2,2m2) : 255,2 m2
Bus (NAD) (1x30m2) : 30 m2
Total Luas Lahan Parkir
875,2 m2 + sirkulasi 100% = 1.750 m2
3.1.5. Studi Citra Arsitektural
Penggunaan material bambu sebagai bahan material utama berguna untuk menunjukkan fungsi dan kegunaannya sebagai pusat workshop kreasi bambu sehingga citra arsitektural dapat dilihat dari fungsi bangunan untuk pusat workshop kreasi bambu dan terlihat citra visual bangunan bambu.
Dari segi arsitektural, bangunan menggunakan material utama dari bambu tradisional dikarenakan terletak pada daerah yang masih memiliki kebudayaan yang tinggi sehingga perlu mengangkat ciri dan konteks citra lingkungannya.
Beberapa hal mendasar yang diperlukan untuk menunjukkan citra arsitektural bangunan Pusat Workshop Kreasi Bambu :
149 Penghawaan alami yang nyaman
Landscape pada area terbuka
Tatahan hubungan yang sesuai kegiatan workshop
Suasana arsitektur bambu
Tema bangunan yang ingin di terapkan
Detail dan estetika untuk mendukung arsitektur bangunan
3.2. Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1. Studi Sistem Struktur dan EnclosureDalam projek Pusato WorkshopKreasi Bambu, sistem struktur yang direncanakan tidak hanya berdasarkan kebutuhan ruang tetapi juga terkait dengan penggunaan material bambu sebagai material utama penyusun bangunan sehingga bangunan yang sesuai dengan kebutuhan ruang tetap kuat dan memiliki nilai estetika dengan menggunakan material bambu.
a. Studi Sistem Struktur
a.1. Kriteria Struktur Bangunan
150 Stability, struktur bambu saling mendukung agar
bangunan dapat berdiri stabil.
Serviceability, struktur bambu harus dapat melayani kegiatan didalamnya.
Safety, kriteria struktur yang aman terhadap beban yang direncanakan.
Durability, kriteria keawetan bambu sebagai bahan struktur yang tahan lama.
a.2. Pemilihan Struktur
Pemilihan struktur pada Pusat Workshop Kreasi Bambu dengan menggunakan struktur rangka bambu yang efisien dengan penurunan tanah, tahan gempa dan tekanan horisontal terhadap angin.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8020:2014 Kegunaan Bambu, jenis bambu yang akan digunakan untuk bangunan adalah :
Bambu Petung / Betung (Dendrocalamus asper)
Bambu Hitam / Wulung (Gigantochloa atroviolacea)
Bambu Apus / Tali (Gigantochloa apus)
151 Bambu Ater (Gigantochloa atter)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pemilihan bambu sebagai material penyusun struktur bangunan1 :
Bambu tanpa pengawetan mudah membusuk dan diserang oleh serangga dan cendawan, terutama jika berhubungan dengan kelembaban tanah.
Sesudah bambu ditebang, batang dalam waktu singkat dapat diserang seranga jika tidak diawetkan langsung.
Dalam keadaan kering bambu sangat rentan terhadap kebakaran dan membutuhkan perawatan khusus.
Kekuatan dan daya tahan bambu memudar seturut umurnya.
Jangan menggunakan paku baja sebagai alat sambungan bambu, tetapi gunakan pasak kayu/bambu serta pengikatan.
Jangan menggunakan bambu yang sudah retak atau sudah terserang oleh serangga.
Jangan menggunakan bambu yang dipotong di luar musim yang tepat.
1
152 b. Studi Sistem Enclosure
a. Sistem Struktur Pondasi
Pemilihan sistem struktur pondasi untuk Pusat Workshop Kreasi Bambu didasarkan pada fungsi bangunan dan daya dukung tanah. Beberapa pilihan struktur pondasi yang dapat digunakan :
Pondasi setempat
Pondasi setempat biasanya digunakan pada bangunan dengan kolom, tiang atau sejenisnya. Contoh penerapannya digunakan pada umpak pendopo bangunan tradisional jawa dan pada bangunan yang memiliki struktur panggung. 2
Gambar 3.5 Pondasi Setempat Sumber :Heinz Frick. 2001 hal 58
Pondasi tiang
Pondasi tiang mengangkat bangunan diatas bidang permukaan tanah pada tapak
2
153 dengan kemiringan curam dan pada area banjir secara periodik.
Gambar 3.6Pondasi Tiang
Sumber :Francis D. K. Ching. 2008 hal 87
b. Sistem Struktur Plat Lantai dan Penutup Lantai
Sistem konstruksi plat lantai dan penutup lantai menggunakan material bambu, namun pada ruang yang basah seperti kamar mandi menggunakan penutup lantai keramik.
Laminasi bambu
154 Gambar 3.7Papan Laminasi Bambu
Sumber :Dokumen Company Profile ABN
Anyaman bambu
Penutup lantai anyaman bambu pada lantai dasar harus menggunakan batang bambu dengan diamter 4-6cm dengan sistem penataan yang rapat dengan penutup lantai anyaman bambu.
Gambar 3.8Plat Lantai Penutup Lantai Anyaman Bambu
Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 45
Kombinasi beton tidak bertulang
Plat lantai bambu dapat dikombinasikan dengan menggunakan beton tidak bertulang.
Konstruksi pelat lantai bambu-beton komposit dengan balok batang bambu yang menerima gaya tarik.3
3
155 a) Balok batang bambu yang menerima
gaya tarik
b) Pelupuh sebagai begisting beton
c) Pipa baja berdiameter kecil yang menerima gaya geser
d) Pelat beton tidak bertulang yang menerima gaya tekan
Gambar 3.9Plat Lantai Bambu Kombinasi Beton Tidak Bertulang
Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 48
Keramik
156 Gambar 3.10Motif Lantai Keramik
Sumber : http://pintuaby.com/inilah-2-contoh-motif-keramik-lantai-terunik/#page/
c. Sistem Struktur Dinding sebagai Pelingkup Bangunan
Pada bangunan konstruksi bambu
menggunakan dinding pelingkup bangunan bermaterial bambu yang dibuat dengan cara disusun dan dianyam sehingga menciptakan dinding pelingkup bangunan yang memberikan estetika atau menggunakan bukaan tanpa dinding untuk mengekspose struktur konstuksi bambu itu sendiri. Dinding anyaman bambu
Dinding anyaman bambu memiliki banyak model anyaman, namun keseluruhan model anyaman tidak kedap terhadap percikan air hujan.4
4
157 Gambar 3.11Dinding Anyaman Bambu
Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 83
Dinding bilah bambu
Dinding bilah bambu merupakan konstruksi dinding sederhana yang tersusun atas bambu yang dibelah kemudian disusun rapat.5
Gambar 3.12 Dinding Bilah Bambu Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 81
Terdapat juga dinding yang disusun dari potongan bambu yang di tata sebagai dinding dan memberikan kesan estetika yang menarik.
5
158 Gambar 3.13Dinding Potongan Bambu
Sumber : http://lppm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2014/12/Bambu1.jpg
Dinding pelupuh
Dinding pelupuh adalah dinding yang terbuat dari susunan batang bambu yang dibelah kemudian dipipihkan sehingga menjadi pelupuh.
Gambar 3.14Dinding Pelupuh Bambu Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 85
Dinding bambu plester komposit
159 secara horizontal, kemudian dipaku pada tiang/kolom bangunan dan di aci menggunakan semen atau tanah liat. 6
Gambar 3.15 Dinding Bambu Komposit Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 85
d. Sistem Struktur Atap
Pada bangunan Pusat Workshop Kreasi Bambu menggunakan konstruksi atap berbahan material bambu yang penerapannya dapat menggunakan konstruksi atap tradisional maupun dikombinasikan dengan konstruksi atap lain seperti space frame, kubah atau membran.
Konstruksi atap tradisional
Penggunaan konstruksi atap tradisional mengikuti bentuk rumah adat kebudayaan masing-masing daerah.
6
160 Gambar 3.16Konstruksi Atap Sederhana
Sumber :data:image/jpeg;base64,/9j/
Konstruksi atap space frame
Penerapan konstruksi space frame menunjukkan perkembangan teknologi konstruksi sudah lebih tinggi, sehingga kebutuhan alat sambungan tambahan (baja) meningkat untuk mengantisipasi gaya tarik maupun gaya tekan yang ditimbulkan.
Gambar 3.17 Space Frame Bambu Dasar Prisma Segitiga
161 Konstruksi atap kubah
Bambu juga dapat digunakan untuk membuat konstruksi kubah dengan model sederhana.
Gambar 3.18Kubah Penyangga Jaringan Bilah Bambu
Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 76
Konstruksi atap membran
Konstruksi atap bambu juga dapat sebagai pendukung struktur membran dengan membentuk bidang lengkung menggunakan bilah bambu.
162 e. Material Penutup Atap
Penutup atap yang digunakan pada Pusat Workshop Kreasi Bambu tidak hanya digunakan sebagai pelindung dan penutup atap tertapi juga membutuhkan nilai estetika sehingga sesuai dengan material konstruksi bambu yang digunakan.
Beberapa pilihan penutup atap : Atap rumbia
Atap rumbia terbuat dari rambut rumbia yang dirangkai membentuk sisir dan digunakan sebagai penutup atap dengan daya tahan 3-4 tahun.
Gambar 3.20Penutup Atap Rumbia
Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 16
Atap alang-alang
163 Gambar 3.21 Penutup Atap Alang-alang
Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 17
Atap ijuk
Atap ijuk menggunakan serabut pohon palem aren. Ijuk dibuat dengan bentuk serabut memanjang sehelai ±120cm dan Ø6cm. Helaian ijuk diikat dengan penjepit bilah bambu. Atap ijuk minimal terdiri dari dua lapisan dan semakin terjal ijuk akan semakin tahan lama sekitar 30-80 tahun.
Gambar 3.22 Penutup Atap Ijuk
Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 16
Atap sirap bambu
164 Bagian bawah bambu dipotong lidah sehingga sirap dapat diikatkan pada reng bambu.
Gambar 3.23Penutup Atap Sirap Bambu Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 18
3.2.2. Studi Sistem Utilitas
a. Sistem Pencahayaan
a.1. Alami
Pencahayaan alami menggunakan terang langit yang masuk kedalam bangunan melalui bukaan pada bangunan. Pemanfaatan terang langit dapat masuk pukul 07.00-16.00 WIB.
Gambar 3.24Posisi Lubang Pencahayaan Alami
Sumber :Heinz Frick &FX. Bambang Soeskiyatno. 2007. Hal 31
a.2. Buatan
165 tertentu dan indirectlighting yang arah pencahayaan tidak langsung atau memanfaatkan refleksi dan difusi.
f. Direct lighting
Direct lighting berguna untuk memberikan cahaya yang langsung menyorot pada satu objek atau area yang memiliki aktifitas dengan ketelitian tinggi. Direct lighting digunakan pada ruang pameran karya, laboratorium penelitian, dll
g. Indirect lighting
Indirect lighting memberikan cahaya yang merata ke seluruh ruangan. Indirect lighting digunakan pada ruang pengelola, kantor pengelola, studio desain, kamar mandi dan ruang istirahat, dll.
Gambar 3.25 Lampu Sorot LED Indoor
Sumber
:http://www.butiklampu.com/product .php?category=50&page_number=2
Gambar 3.26 Lampu Sorot LED Spot Sumber :
166
b. Sistem Penghawaan
b.1. Alami
Penghawaan alami memanfaatkan bukaan pada bangunan sehingga terjadi pergerakan angin di dalam ruang. Salah satu penggunaan penghawaan alami adalah dengan menggunakan cross ventilation.
Gambar 3.29Cross Ventilation
Sumber
:http://sustainabilityworkshop.autodesk.com/buildings/win d-ventilation/
Gambar 3.27 Lampu Sorot LED Bulb
Sumber : http://www.philips.co.id/c-p/871829118902200/led-bulb/
Gambar 3.28 Lampu Sorot LED Bulb
Sumber
167 b.2. Buatan
a. Kipas angin listrik
Kipas angin digunakan untuk menggerakkan udara di dalam ruang agar udara di dalam ruang dapat lebih sejuk.
Gambar 3.30Kipas Angin Listrik
Sumber :http://www.rakuten.co.id/shop/maspion/ product/200000001157890/
b. Exhaust fan
Exhaust fan digunakan untuk menjada udara dalam ruangan yang rapat tidak lembab. Udara di dalam didorong keluar menggunakan exhaust fan. Exhaust fan digunakan pada kamar mandi dan gudang.
Gambar 3.31 Exhaust Fan
168 c. Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM kota yang di distribusikan melalui pipa jaringan air bersih kota dengan menggunakan sistem Down-Feed.
Sistem down-feed memanfaatkan gaya gravitas dengan mengalirkan air bersih yang ditampung pada tandon atas menuju ke ruangan yang membutuhkan air bersih.
Skema 3.16 Pola Distribusi Air Bersih Sumber : Analisis pribadi, 2016
Tabel 3.28Kebutuhan Air Bersih berdasarkan Satuan Fungsi Bangunan
Sumber : Jimmy S., Juwana, 2005 Sumber Air
Bersih
169 Berdasarkan tabel kebutuhan air di atas, maka kebutuhan air pameran/seminar adalah 15 liter/kursi, kebutuhan air bersih kantor adalah 70 liter/orang, kebutuhan air bersih homestay adalah 185 liter/orang, kebutuhan air bersih kantin adalah 70 liter/kursi dan kebutuhan air bersih workshop adalah 70 liter/orang. Dari rata-rata kebutuhan air bersih yang terkait, maka dilakukan perhitungan kebutuhan air bersih :
Tabel 3.29Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Sumber : Analisis pribadi, 2017
Perhitungan Tandon
Tandon Atas= 6.849 liter = 6,8 m3 Tandon Bawah = 15.981 liter = 15,9 m3 Total Kebutuhan Air Bersih = 22.830 liter
170 Kebutuhan Air Tiap Jam
Jam operasional Pusat Workshop Kreasi Arsitektur selama 7 jam sehingga 15,9 m3 : 7 = 2,3 m3/jam.
d. Jaringan Air Kotor
a. Jaringan limbah cair (Grey Water)
Limbah cair dialirkan ke dalam bak pengumpul yang nantinya akan diolah pada filter organik dan digunakan kembali untuk penyiraman tanaman dan sedangkan untuk air yang mengendap pada filter organik langsung dibuang menuju daluran kota melalui bak kontrol.
Skema 3.17 Pola Distribusi Limbah Cair Sumber : Analisis pribadi, 2016
b. Jaringan limbah padat (Black Water)
Limbah padat adalah limbah yang berasal dari
171 digunakan untuk penyuburan media tanam dengan filtrasi organik.
Skema 3.18 Pola Distribusi Limbah Padat Sumber : Analisis pribadi, 2016
c. Jaringan air hujan
Air hujan yang jatuh di atap bangunan akan mengalir melalui talang dan terkumpul pada ground tank pengumpul air hujan. Tanpa filtrasi khusus air hujan ini dapat langsung digunakan untuk flush toilet.
Skema 3.19 Pola Distribusi Air Hujan Sumber : Analisis pribadi, 2016
e. Sistem Listrik
Suplai sumber listrik berasal dari pembangkit listrik yang dimiliki pemerintah yaitu PLN sedangkan untuk sumber listrik sekunder berasal dari generator set / genset sebagai alternatif sumber listrik bila terjadi kerusakan pada pembangkit listrik utama / pemadaman listrik.
Limbah Resapan Tanah /
Humus
Air
Hujan Talang
Ground
172 Skema 3.20 Pola Jaringan Listrik
Sumber : Analisis pribadi, 2016
f. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Penanggulangan kebakaran tahap awal menggunakan material yang tahan api serta cara pengawetan bambu yang benar sebelum digunakan dapat menjadi langkah penanggulangan. Selanjutnya dibantu dengan Fire Exthingusers.
Gambar 3.32Fire Exthingusers
Sumber : http://www.wikipedia.org/Fire Exthingusers/
PLN Trafo kWH
Meter
Automatic Transfer
Switch Genset
Main Panel
Sub Panel Stop
173
g. Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah dibagi dalam 3 jenis : Sampah anorganik (kertas, kaleng, plastik,dll)
ditampung dahulu pada bak sampah kemudian dikumpulkan dalam TPS terdekat lalu diangkut oleh angkutan sampah ke TPA.
Sampah organik ditampung dahulu kemudian dibuat menjadi pupuk kompos dan dapat digunakan pada kebun budidaya.
Sampah yang tidak bermanfaat atau berbahaya ditampung secara terpisah kemudian langsung dibuang ke TPA.
Skema 3.21 Pola Pembuangan Sampah Sumber : Analisis pribadi, 2016
h. Sistem Transportasi Vertical
Pusat Workshop Kreasi Bambu menggunakan tamp sebagai sarana transportasi vertikal.
Sampah Penampungan Bak
Pembuatan kompos
TPS
174 Gambar 3.33Ramp
Sumber : Data Arsitek Jilid 1, hal 178
i. Sistem Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan pada bangunan dibedakan menjadi 2 :
Sistem keamanan aktif
Sistem kemanan aktif dilakukan dengan menggunakan jasa staff keamanan yang bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban seluruh kawasan Pusat Workshop Kreasi Bambu secara langsung.
Sistem keamanan pasif
175 3.2.3. Studi Pemanfaatan Teknologi
a. Biofilter Anaerob & Aerob Water Treatment
Pemanfaatan teknologi pengolahan air dengan sistem biofilter anaerob-aerob akan mengolah air limbah menjadi bersih.7 Hasil pengolahan air limbah yang bersih dapat dimanfaatkan sebagai cadangan air bersih dan sisanya dibuang.
Gambar 3.34Biofilter Water Treatment Sumber :
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrt/limbahrt .html
176
b. CCTV
Pemanfaatan teknologi CCTV dapat diterapkan untuk staff keamanan melalui layar dan dapat juga melalui gadget yang dapat diakses direktur melalui internet.
Gambar 3.35Sistem Keamanan CCTV
Sumber : http://www.surveilzone.com/8ch-network-dvr-indoor-ir-cctv-camera-system-cloud-p2p-ss1151/
3.3. Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan
3.3.1. Analisis Pemilihan Lokasi177 Iklim
Tempat pertumbuhan tanaman bambu adalah lahan terbuka degnan sinar matahari langsung yang bersuhu sekitar 8,8oC-36oC. Tanaman bambu dapat dijumpai pada ketinggian 0-2.000mdpl. Di Indonesia tanaman bambu dapat tumbuh pada berbagai iklim dan curah hujan. Semakin basah iklimnya, maka tanaman bambu akan semakin dapat tumbuh dengan baik seperti pada tepi sungai dan tebing-tebing yang curam. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman bambu minimal 1.020mm/th dan kelembaban minimal 80%.
Tanah
Bambu dapat tumbuh pada brebagai jenis tanam mulai dari tanah berat- ringan, tanah kering- becek hingga tanah subur-kurang subur. Bambu juga dapat tumbuh pada tanah pegunungan, bukit hingga tanah landai. Tanaman bambu tumbuh pada tanah yang memiliki pH 3,5-6,5.
178 Beberapa komunitas penggiat bambu dan mahasiswa arsitektur terbesar di Jawa Tengah berada pada Kota Solo, Magelang dan Semarang. Sehingga diperlukan titik kumpul dari ketiga kota yang memiliki ketertarikan dengan workshop bambu.
Gambar 3.36Peta Wilayah Kota Ambarawa Sumber : www.google.co.id/maps/place/Ambarawa/
Kota Semarang
Kota Ambarawa
Kota Magelang Kota Solo
Gambar 3.37 Peta Wilayah Jawa Tengah Sumber :
179 Kecamatan Ambarawa termasuk dalam kawasan strategis nasional memiliki potensi wisata, pelestarian alam dan pendidikan. Dengan melihat guna lahan di Kecamatan Ambarawa, pada tahun 2015 luas lahan non pertanian yang ada mencakup 42,78% dari luas total ±28,22km2. Jumlah penduduk 58.990 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.090 jiwa/km2. Potensi penyerapan tenaga kerja dari sebesar 45,39% (seluruh data bersumber dari Kecamatan Ambarawa – BPS Kab. Semarang 2015).
180 Alternatif Lokasi
Pusat Workshop Kreasi Bambu difasilitasi lahan oleh pemerintah yang berada pada fasos, fasum, tanah desa atau bantaran sungai dan danau untuk dibangun. Terdapat 2 alternatif lahan pada kelurahan yang berbeda.
a.1. Alternatif 1 Kelurahan Lodoyong
Gambar 3.38 Peta Wilayah Kelurahan Lodoyong Sumber : Google Map, diakses tanggal 12 Januari 2017
Luas wilayah 113,20 Ha.
Fasilitas : Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa, Poliklinik Kesehatan Desa dan Pasar Warung Lanang.
181 a.2. Alternatif 2Kelurahan Pojoksari
Gambar 3.39 Peta Wilayah Kelurahan Pojoksari Sumber : Google Map, diakses tanggal 12 Januari 2017
Luas wilayah 302,120 Ha. Topografi tanah datar.
Fasilitas : masjid, musholla, puskesmas, balai dan lapangan voli.
Kondisi jalan : aspal dan paving. Terdiri dari 5 RW dan 22 RT.
Tanah sawah dan ladang yang cukup luas dan subur.
3.3.2. Kriteria Pemilihan Tapak Studi Luas Tapak
Regulasi
182 1. RDTRK Kecamatan Banyumanik untuk arteri primer fasilitas umum (pendidikan) mengacu pada Perda Kota Semarang No 12 tahun 2004 : KDB : 40%
KLB : maksimal 4 lantai dan KLB 1,6 GSB : 32 meter
2. RDTRK Kabupaten Sleman untuk arteri primer fasilitas umum (pendidikan) mengacu pada Perda Kabupaten Sleman No 12 tahun 2012 : Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan adalah 10 meter. 3. RDTRK Kabupaten Magelang untuk arteri primer
fasilitas umum (pendidikan) mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2010-2030.
KDB : 40% KDH : 60% GSB : 10 meter
Berdasarkan perkiraan regulasi luar Kabupaten Semarang, maka :
KDB : 40% KDH : 60%
183 Garis Sempadan sungai : 10 meter
GSB : 15 meter ( diperhitungkan dari as jalan) Luas kebutuhan tapak
(Luas total bangunan / KLB) + luas area parkir (3.608,73 m2 / 1,6) + 1.750 m2
2.255,46 m2 + 1.750 m2 4.005,46 m2
Luas lantai dasar
KDB 40% x luas kebutuhan tapak 40% x 4.005,46 m2
1.602,184 m2
Luas ruang terbuka
Luas kebutuhan tapak – luas lantai dasar 4.005,46 m2 – 1.602,184 m2
2.403,276 m2
Luas ruang terbuka hijau
KDH 60% x luas ruang terbuka 60% x 2.403,276 m2
184 3.3.3. Alternatif Tapak
Alternatif Kelurahan Lodoyong
Gambar 3.40Alternatif Tapak I Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
Lokasi Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Jalan Jendral M. Sarbini: 2 arah dengan masing-masing selebar 10 meter.
Jalan lingkungan : 2 arah lebar 10 meter.
Batas :
185 Foto-foto tapak
Sungai pada sisi timur tapak. Utilitas Jalan Jendral M. Sarbini 2 arah dengan lebar 30 meter.
Tapak yang berbatasan langsung dengan sungai.
Tapak yang berbatasan dengan sungai.
Tapak bagian sisi selatan yang berbatasan langsung dengan
jalan lingkungan.
186 Utilitas tiang listrik dan tidak ada utilitas saluran air
kotor kota.
Gambar 3.41 Alternatif Tapak1 Sumber : Dokumentasi pribadi, 2017
Alternatif Kelurahan Pojoksari
Gambar 3.42 Alternatif Tapak II Sumber : Dokumen Pribadi, 2017
187 Jalan Jendral M. Sarbini: 2 arah dengan masing-masing selebar 10 meter.
Batas :
Utara : Permukiman warga
Selatan : Jalan Jendral M. Sarbini Barat : Permukiman warga
Timur : Permukiman warga
Foto-foto tapak
Tapak merupakan tanah dengan vegetasi rumput dan pohon
pisang.
Tapak merupakan tanah dengan vegetasi rumput dan pohon
pisang.
Batas barat tapak bersebelahan dengan toko.
188 Batas timur tapak yang bersebelahan dengan rumah
makan sederhana. Gambar 3.43 Alternatif Tapak 2 Sumber : Dokumentasi pribadi, 2017
3.3.4. Pemilihan Tapak
PEMILIHAN TAPAK
Kriteria Bobot Tapak I Tapak II Bobot Skor Bobot Skor
Vegetasi bahan
baku bambu 40% 8 3.2 4 1.6 Aksesbilitas 30% 6 1.8 8 2.4 Daya dukung tanah 20% 8 1.6 4 0.8 Sarana dan
prasarana 5% 5 0.25 3 0.15 Daerah lingkungan
sekitar 5% 7 0.35 8 0.4
TOTAL 7.2 5.35
Tabel 3.30Pemilihan Tapak Sumber : Analisis pribadi, 2017