• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR - LTP PUSAT WORKSHOP KREASI BAMBU DI AMBARAWA Tema Desain : Arsitektur Bambu - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR - LTP PUSAT WORKSHOP KREASI BAMBU DI AMBARAWA Tema Desain : Arsitektur Bambu - Unika Repository"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

83

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur

3.1.1. Studi Aktivitas

(2)
(3)
(4)

86 Tabel 3.1 Pengelompokan Kegiatan Utama

Sumber :Analisis pribadi, 2017

(5)

87 Tabel 3.2 Pengelompokan Kegiatan Penunjang

Sumber :Analisis pribadi, 2017

(6)

88 Tabel 3.3 Pengelompokan Kegiatan Pengelola

(7)

89 1.d. Service

Tabel 3.4 Pengelompokan Kegiatan Service Sumber :Analisis pribadi, 2017

2. Studi Aktivitas dan Pelaku 2.a. Pengunjung

Pengunjung Pusat Workshop Kreasi Bambu dibagi 2:  Pengunjung umum

Pengunjung umum yang terdiri dari perseorangan kelompok yang datang untuk berkunjung dan melihat-lihat dalam jangka waktu yang singkat serta tidak melakukan dan registrasi workshop.

 Peserta workshop

(8)

90 melakukan registrasi workshop dan akan melakukan kegiatan workshop dalam jangka waktu tertentu sesuai jadwal workshop.

Pengunjung workshop terdiri atas :

 Mahasiswa arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

 Mahasiswa teknik sipil universitas 17 Agustus 1945 Semarang

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman

 Mahasiswa arsitektur Universitas Diponegoro Semarang

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Diponegoro Semarang

 Mahasiswa teknik perencanaan sungai dan pantai Universitas Diponegoro Semarang  Mahasiswa biologi Universitas Diponegoro

Semarang

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Islam Sultan Agung

(9)

91  Mahasiswa arsitektur Unika Soegijapranata

Semarang

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Soegijapranata Semarang

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Pandanaran

 Mahasiswa teknik lingkungan Universitas Pandanaran

 Mahasiswa arsitektur Universitas

Pandanaran

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Semarang  Mahasiswa teknik konstruksi sipil Politeknik

Negeri Semarang

 Mahasiswa arsitektur Universitas Negeri Semarang

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Sebelas Maret Solo

 Mahasiswa arsitektur Universitas Sebelas Maret Solo

 Mahasiswa kriya seni Universitas Sebelas Maret

(10)

92  Mahasiswa biologi Universitas Setia Budi

Surakarta

 Mahasiswa arsitektur Universitas Tunas Pembangunan

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Tunas Pembangunan

 Mahasiswa seni rupa murni Universitas Sebelas Maret

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Veteran Bangun Nusantara

 Mahasiswa arsitektur Universitas

Muhammadiyah Surakarta

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta

 Mahasiswa arsitektur Universitas Sains Al Qur’an

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Sains Al Qur’an

 Mahasiswa seni rupa murni Institut Seni Indonesia Yogyakarta

(11)

93  Mahasiswa teknil sipil Universitas Widya

Dharma Klaten

 Mahasiswa teknik sipil Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu

 Mahasiswa teknil sipil Universitas Sultan Fatah Demak

 Mahasiswa arsitektur Universitas Sultan Fatah Demak

 Mahasiswa teknik lingkungan Akademi Teknik Tirta Wiyata Magelang

 Mahasiswa teknik lingkungan Politeknik Muhammadiyah Magelang

 Mahasiswa biologi Universitas Jenderal Soedirman

 Mahasiswa teknik sipil Universitas Jenderal Soedirman

 Mahasiswa biologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

 SMK jurusan teknik bangunan 776 anak  Kerjasama Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI)

Jawa Tengah

(12)

94  Kerjasama Mahasiswa Arsitektur Indonesia

(MAI) Jawa Tengah

 Kerjasama Forum Mahasiswa Arsitektur Jawa Tengah (OMAH)

 Kerjasama Arsitek Komunitas Yogyakarta (Arkomjogja)

 Kerjasama Komunitas Desain Arsitektur Surakarta

 Kerjasama Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Jawa Tengah

 Kerjasama Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Semarang

 Kerjasama Lembaga Penelitian

Pengembangan dan Pemberdayaan (LP3)  Acara Bamboo Biennale

 Acara Pesona Bakti Ambarawa 23-24 Juli 2016

 Acara Ambarawa Expo Agustus 2015

 Acara Pentas Seni dan Budaya 14 Mei 2015  Acara Pekan Arsitektur Tahunan

(13)

95

TABEL AKTIVITAS PENGUNJUNG

Pelaku Jenis

kegiatan Kegiatan Ruang

Pengunjung umum

Utama

Melihat bangunan Pusat Workshop Kreasi Bambu

Area outdoor Melihat jenis tanaman

bambu yang ditanam pada Pusat Workshop Kreasi Bambu

Taman budidaya tanaman bambu

Melihat pameran karya hasil workshop

R. Pameran karya

Melihat pameran saat event

R. Pameran karya

Melihat kolam pengawetan bambu

Area

pengawetan bambu Mendokumentasikan

arsitektur Pusat Workshop Kreasi Bambu

Area outdoor

Penunjang BAB / BAK Toilet

Istirahat Kantin

Peserta Workshop

Utama

Workshop budidaya tanaman bambu

Taman budidaya tanaman bambu Workshop pengawetan

bambu

R. Diskusi Area outdoor Workshop arsitektur bambu R. Pengawetan bambu Workshop furniture bambu Aula workshop

Penunjang

Menginap Homestay

Dokumentasi kegiatan dan arsitektur Pusat Workshop Kreasi Bambu

Area outdoor

BAB / BAK Toilet

Istirahat Kantin

(14)

96 2.b. Pengelola

TABEL AKTIVITAS PENGELOLA

Jenis

kegiatan Pelaku Kegiatan Ruang

Pengelolaan umum

Direktur utama Menerima tamu

R. Rapat

Manager kawasan

Melakukan rapat direksi Melakukan koordinasi

program kerja R. Kerja

pengelola umum Melaporkan hasil

anggaran dan kinerja ke pemilik saham

Sekretariat

Pencatatan jadwal rapat

direksi dan staff R. Kerja

pengelola umum Melaporkan kinerja

program masing-masing bidang

Menyusun laporan pertanggung jawaban

tugas-tugas bidang R. Arsip Membuat dan

mengarsipkan surat

Staff keuangan

Mengelola keuangan operasional

R. Kerja

pengelola umum Menyusun, menyiapkan

dan menjelaskan laporan keuangan dan anggaran

Staff administrasi dan personalia

Berkomunikasi kepada

peserta workshop R. Kerja

pengelola umum Memberi informasi secara

online (telepon dan internet)

Penjadwalan seluruh

kegiatan workshop R. Arsip Memelihara data lembar

kerja

R. Rapat Mencatat data

pengunjung / peserta workshop

Memelihara pengarsipan

data Gudang

(15)

97 prasarana Koordinasi dengan staff

sarana-prasarana masing-masing bidang

Genset Gudang Staff keamanan

Menjaga kemanan dan ketertiban kegiatan workshop

Pos jaga

Humas

Melakukan dokumentasi kegiatan

R. Kerja

pengelola umum Publikasi kegiatan

melalui sosial media Koordinasi dengan komunitas penggiat bambu

Kepala bidang workshop

budidaya

Mengelola dan

mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop budidaya tanaman bambu

R. Kerja

pengelola umum

Staff sarana prasarana

Memelihara dan mengelola lahan, bibit dan tanaman bambu

Taman budidaya tanaman bambu Mengelola alat dan bahan Gudang

Penyimpanan hasil pemotongan tanaman bambu

R. Penyimpanan bambu

Ahli pembibitan, pembudidayaan dan konservasi

bambu

Penelitian pembibitan, budidaya dan konservasi bambu

Laboratorium penelitian

Ahli biologi

Penelitian rekayasa

budidaya Laboratorium

penelitian Penelitian bibit unggul,

hortikultura dan botani Memberi informasi mengenai budidaya tanaman bambu

Aula workshop

Ahli taksonomi

Penelitian jenis-jenis bambu

Laboratorium penelitian Mendata jenis bambu

yang ada pada Pusat Workshop Kreasi Bambu

(16)

98 Ahli kultur

jaringan

Pembudidayaan biit unggul dalam kawasan Pusat Workshop Kreasi Bambu

Laboratorium penelitian Memberikan informasi

mengenai kultur jaringan

Taman budidaya tanaman bambu Penanggung

jawab workshop

budidaya

Membuat jadwal kegiatan workshop budidaya

R. Kerja

pengelola umum Memberikan informasi

kepada peserta workshop Aula workshop

Pengelola workshop pengawetan

bambu

Kepala bidang workshop pengawetan

bambu

Mengelola dan

mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop pengawetan bambu

R. Kerja

pengelola umum

Staff sarana-prasarana

Mengelola alat dan bahan Gudang Penyimpanan hasil

pengawetan bambu

R. Pengawetan bambu

Memelihara kebersihan ruang workshop

pengawetan bambu

R. Penyimpanan bambu

Ahli pengawetan dan pest control

Penelitian inovasi pengawetan bambu

Laboratorium penelitian Area outdoor Memberikan informasi

mengenai pengawetan bambu

R. Pengawetan bambu

Aula workshop Penanggung

jawab workshop pengawetan

bambu

Membuat jadwal kegiatan workshop pengawetan bambu

R. Kerja

pengelola umum Memberikan informasi

kepada peserta workshop

Aula workshop Area outdoor

Pengelola workshop arsitektur

Kepala bidang workshop arsitektur

Mengelola dan

mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop arsitektur

R. Kerja

pengelola umum

Staff sarana-prasarana

Mengelola alat dan bahan Gudang Menyimpan dan merawat

hasil workshop arsitektur

R. Pameran karya

Memelihara kebersihan ruang workshop arsitektur

(17)

99 Ahli arsitektur

Menciptakan desain

bangunan bambu Studio Desain

Menyelesaikan masalah yang timbul selama konstruksi

Aula workshop Memberikan informasi

kepada peserta workshop Area outdoor

Ahli laminasi bambu

Membuat inovasi laminasi

bambu Aula workshop

Memberikan informasi

kepada peserta workshop Area outdoor

Ahli tensegrity

Menciptakan desain tensegrity

Laboratorium penelitian Memberikan informasi

kepada peserta workshop

Aula workshop Area outdoor

Ahli konstruksi

Bekerja sama dengan ahli arsitektur, senior dan junior arsitek untuk merancang konstruksi

Studio Desain

Memberikan informasi kepada peserta workshop

Aula workshop Area outdoor Senior arsitek Membantu para ahli untuk

merancang desain bambu Studio Desain Junior arsitek Memberikan informasi

kepada peserta workshop

Aula workshop Area outdoor

Pengelola

Membuat jadwal kegiatan workshop arsitektur

R. Kerja

pengelola umum Memberikan informasi

kepada peserta workshop

Aula workshop Area outdoor Kepala bidang

workshop furniture

Mengelola dan

mengawasi keseluruhan kegiatan dan fasilitas workshop furniture

R. Kerja

pengelola umum

Staff sarana-prasarana

Mengelola alat dan bahan Gudang Menyimpan dan merawat

hasil workshop furniture

R. Pameran karya

Memelihara kebersihan ruang workshop furniture

Aula workshop Area outdoor

Seniman

Mendesain rancangan

(18)

100 informasi selama

pembuatan Area outdoor

Ahli finishing

Memberikan instruksi dan informasi mengenai finishing furniture

Aula workshop Area outdoor Penanggung

jawab workshop

furniture

Membuat jadwal kegiatan workshop furniture

R. Kerja

pengelola umum Memberikan informasi

kepada peserta workshop

Aula workshop Area outdoor Tabel 3.6 Aktivitas Pengelola

Sumber :Analisis pribadi, 2017

3. Pendekatan Jumlah Pelaku 4.a. Pengunjung

Berdasarkan data wawancara terhadap studi banding Akademi Bambu Nusantara, maka peserta workshop Pusat Workshop Kreasi Bambudalam cakupan Provinsi Jawa Tengah berasal dari :

 Mahasiswa arsitektur / teknik sipil / biologi

(19)

101 Berdasarkan data penerimaan mahasiswa baru arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata tahun 2016 berjumlah 189 orang dan diasumsikan 25% melakukan workshop di Pusat Workshop Kreasi Bambu pada setiap tahunnya.

Peserta workshop = 25% x 189 orang = 47 orang.

Terdapat 45 kali kunjungan periodik dari mahasiswa di Jawa Tengah dalam satu tahun.

1. Mahasiswa arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

2. Mahasiswa teknik sipil universitas 17 Agustus 1945 Semarang

3. Mahasiswa teknik sipil Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman

4. Mahasiswa arsitektur Universitas Diponegoro Semarang

5. Mahasiswa teknik sipil Universitas Diponegoro Semarang

(20)

102 7. Mahasiswa biologi Universitas Diponegoro

Semarang

8. Mahasiswa teknik sipil Universitas Islam Sultan Agung

9. Mahasiswa teknik lingkungan Universitas Islam Sultan Agung

10. Mahasiswa arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

11. Mahasiswa teknik sipil Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

12. Mahasiswa teknik sipil Universitas Pandanaran

13. Mahasiswa teknik lingkungan Universitas Pandanaran

14. Mahasiswa arsitektur Universitas Pandanaran

15. Mahasiswa teknik sipil Universitas Semarang

16. Mahasiswa teknik konstruksi sipil Politeknik Negeri Semarang

(21)

103 18. Mahasiswa teknik sipil Universitas

Sebelas Maret Solo

19. Mahasiswa arsitektur Universitas Sebelas Maret Solo

20. Mahasiswa kriya seni Universitas Sebelas Maret

21. Mahasiswa biologi Universitas Sebelas Maret

22. Mahasiswa biologi Universitas Setia Budi Surakarta

23. Mahasiswa arsitektur Universitas Tunas Pembangunan

24. Mahasiswa teknik sipil Universitas Tunas Pembangunan

25. Mahasiswa seni rupa murni Universitas Sebelas Maret

26. Mahasiswa teknik sipil Universitas Veteran Bangun Nusantara

27. Mahasiswa arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta

(22)

104 29. Mahasiswa arsitektur Universitas Sains Al

Qur’an

30. Mahasiswa teknik sipil Universitas Sains Al Qur’an

31. Mahasiswa seni rupa murni Institut Seni Indonesia Yogyakarta

32. Mahasiswa kriya seni Institut Seni Indonesia Yogyakarta

33. Mahasiswa teknil sipil Universitas Widya Dharma Klaten

34. Mahasiswa teknik sipil Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu

35. Mahasiswa teknil sipil Universitas Sultan Fatah Demak

36. Mahasiswa arsitektur Universitas Sultan Fatah Demak

37. Mahasiswa teknik lingkungan Akademi Teknik Tirta Wiyata Magelang

38. Mahasiswa teknik lingkungan Politeknik Muhammadiyah Magelang

(23)

105 40. Mahasiswa teknik sipil Universitas

Jenderal Soedirman

41. Mahasiswa biologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

 SMK teknik / gambar pembangunan

Peserta workshop dari kalangan siswa SMK akan terlibat dalam pembelajaran konstruksi arsitektur bambu.

Data kuota pendaftaran siswa baru SMKN 7 Semarang berjumlah 120siswa dan terbagi dalam 3 kelas diasumsikan seluruh siswa melakukan workshop pada Pusat Workshop Kreasi Bambu yang terbagi dalam 3 kali kunjungan (berdasarkan kelas).

Peserta workshop sekali kunjungan = 120 orang : 3kelas = 40 siswa.

1. SMKN 3 Semarang jurusan teknik gambar bangunan

2. SMKN 4 Semarang jurusan teknik gambar bangunan

(24)

106 4. SMKN 7 Semarang jurusan teknik gambar

bangunan

 Kerja sama dan acara tahunan

Secara tahunan, Pusat Workshop Kreasi Bambu mengadakan acara yang bekerjasama dengan pihak-pihak terkait dan aktif mengadakan seminar, workshop dan pameran.

Peserta workshop sekali kunjungan=±50 orang.

Peserta seminar dan pameran per hari = ±200 orang.

1. Kerjasama Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Jawa Tengah

2. Kerjasama Komunitas Arsitektur Semarang (KAS)

3. Kerjasama Mahasiswa Arsitektur Indonesia (MAI) Jawa Tengah

4. Kerjasama Forum Mahasiswa Arsitektur Jawa Tengah (OMAH)

5. Kerjasama Arsitek Komunitas Yogyakarta (Arkomjogja)

(25)

107 7. Kerjasama Lembaga Pendidikan Seni

Nusantara (LPSN)

8. Kerjasama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah

9. Kerjasama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang

10. Kerjasama Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pemberdayaan (LP3) Global Green Indonesia

11. Kerjasama UMKM Kerajinan Bambu 12. Acara Bamboo Biennale

13. Acara Pesona Bakti Ambarawa 23-24 Juli 2016

14. Acara Ambarawa Expo Agustus 2015 15. Acara Pentas Seni dan Budaya 14 Mei

2015

16. Acara Pekan Arsitektur 22-26 November 2016

17. Acara Hari Bambu Nasional 26 November 18. Acara Hari Bambu Dunia 5 Oktober

(26)

108 Berdasarkan peserta workshop :

Tabel 3.7Peserta Workshop Sumber :Analisis pribadi, 2017

Maka peserta workshop dalam sekali kegiatan adalan 50 orang dan untuk kegiatan seminar dan pameran memiliki kapasitas

pengunjung 200 orang.

4.b. Pengelola Jenis

kegiatan Pelaku

Jumlah

Pengelolaan umum

Direktur utama 1

Manager kawasan 1

Sekretariat 1

Staff keuangan 2

Staff administrasi dan

personalia 2

Staff sarana-prasarana 8

Staff keamanan 4

Penjaga kantin 10

Humas 3

Kepala bidang workshop

budidaya 1

Staff sarana prasarana 3

Ahli pembibitan, pembudidayaan dan konservasi bambu

1

Ahli biologi 1

(27)

109

Ahli kultur jaringan 1

Penanggung jawab workshop

budidaya 2

Pengelola workshop pengawetan

bambu

Kepala bidang workshop

pengawetan bambu 1

Staff sarana-prasarana 3

Ahli pengawetan dan pest

control 1

Penanggung jawab workshop

pengawetan bambu 2

Pengelola workshop arsitektur

Kepala bidang workshop

arsitektur 1

Staff sarana-prasarana 4

Ahli arsitektur 2

Ahli laminasi bambu 1

Pengelola workshop arsitektur

Ahli tensegrity 2

Ahli konstruksi 1

Senior arsitek 1

Junior arsitek 3

Penanggung jawab workshop

arsitektur 4

Pengelola workshop furniture

Kepala bidang workshop

furniture 1

Staff sarana-prasarana 3

Seniman 2

Ahli finishing 2

Penanggung jawab workshop

furniture 4

Total jumlah pelaku 80

(28)

110 4. Pola Kegiatan

5.a. Pola Kegiatan Pengunjung

 Pola kegiatan pengunjung umum

Skema 3.1 Pola Kegiatan Pengunjung Umum Sumber :Analisis pribadi, 2017

 Pola kegiatan peserta workshop

Skema 3.2 Pola Kegiatan Peserta Workshop Sumber :Analisis pribadi, 2017

Datang Parkir Registrasi Melihat-lihat Kegiatan

Service Pulang

Jenis Tanaman

Bambu Pameran

Kolam Pengawetan Bambu

Datang Parkir Registrasi Workshop Kegiatan Service Pulang

(29)

111 5.b. Pola Kegiatan Pengelola

 Pola kegiatan pengelola umum

Skema 3.3 Pola Kegiatan Pengelola Umum Sumber :Analisis pribadi, 2017

 Pola kegiatan pengelola workshop budidaya tanaman bambu

Skema 3.4 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Budidaya Sumber :Analisis pribadi, 2017

Datang Parkir Absensi Bekerja Kegiatan Service Pulang

Publikasi keuangan & administrasi Kultur Jaringan

Mendata jenis tanaman bambu

Datang Parkir Absensi Kegiatan

Service Pulang

Makan Minum

Beribadah

BAB/BAK

(30)

112  Pola kegiatan pengelola workshop pengawetan

bambu

Skema 3.5 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Pengawetan Sumber :Analisis pribadi, 2017

 Pola kegiatan pengelola workshop arsitektur

Skema 3.6 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Arsitektur Sumber :Analisis pribadi, 2017

Datang Parkir Absensi Workshop Pengawetan

Kegiatan

Service Pulang

Penelitian

Pengawetan secara alami

Pengawetan dengan mesin

Makan Minum

Beribadah

BAB/BAK

Briefing

Datang Parkir Absensi Workshop Arsitektur

Kegiatan

Service Pulang

(31)

113  Pengelola workshop furniture

Skema 3.7 Pola Kegiatan Pengelola Workshop Furniture Sumber :Analisis pribadi, 2017

5. Operasional Pusat Workshop Kreasi Bambu 3.a. Pengunjung

Kegiatan untuk pengunjung umum maupun workshop pada hari Senin – Sabtu pukul 08.00 – 17.00 WIB.

Jadwal kegiatan pada Pusat Workshop Kreasi Bambu adalah :

 Jadwal kegiatan workshop dalam seminggu

Hari Waktu Kegiatan

Senin 08.00 - 17.00 WIB Workshop Budidaya Selasa 08.00 - 17.00 WIB Workshop Pengawetan

Rabu 08.00 - 17.00 WIB

Workshop Arsitektur / Workshop Furniture Kamis 08.00 - 17.00 WIB

Jumat 08.00 - 17.00 WIB Sabtu 08.00 - 17.00 WIB

Tabel 3.9Jadwal Kegiatan Workshop Seminggu Sumber :Analisis pribadi, 2017

Datang Parkir Absensi Workshop Furniture

Kegiatan

Service Pulang

(32)

114  Waktu pembibitan bambu pada daerah kering, awal musim hujan adalah masa terbaik, sedangkan pada daerah yang tersedia cukup air, pembibitan bambu dapat dilakukan kapan saja.

 Waktu memotong bambu yang benar adalah subuh pada saat bulan tua (pada seperempat terakhir sebelum bulan gelap) karena batang bambu pada waktu itu paling kering. Masa pemotongan tiap jenis bambu terlampir.

(33)

115 Tabel 3.10Jadwal Kegiatan Workshop Tahunan

Sumber :Analisis pribadi, 2017

3.b. Pengelola

 Kegiatan kerja pengelola Pusat Workshop Kreasi Bambu pada hari Senin pukul 07.00 – 18.00 WIB dan hari Sabtu pukul 07.00 – 18.00 WIB.

 Kegiatan rapat dilakukan selama jam kerja dan jika dilakukan di luar jam kerja dengan ijin dari manager kawasan dan bagian keamanan.

3.c. Service

 Kegiatan keamanan dan ketertiban di area Pusat Workshop Kreasi Bambu dilakukan 7 x 24 jam dengan system pembagian shift.

 Kegiatan kebersihan ruang dan area oleh staff sarana prasarana dilakukan saat, sebelum dan sesudah jam kerja Pusat Workshop Kreasi Bambu.  Perawatan mesin produksi bambu dan kontrol MEE

(34)

116 3.1.2. Studi Fasilitas

(35)

117 Tabel 3.11Kebutuhan Ruang Pengelola Umum

(36)
(37)
(38)

120 Tabel 3.12Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Budidaya

(39)

121 Tabel 3.13Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Pengawetan Bambu

(40)
(41)
(42)

124 Tabel 3.14Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Arsitektur

(43)

125 Tabel 3.15Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Furniture

(44)
(45)

127 Tabel 3.16Kebutuhan Ruang Pengunjung

Sumber :Analisis pribadi, 2017

Jadi ruang yang dibuthkan berdasarkan analisis kebutuhan ruang adalah :

Tabel 3.17Total Kebutuhan Ruang Sumber :Analisis pribadi, 2017

2. Persyaratan Ruang

(46)

128 Tabel 3.18Analisis Persyaratan Ruang

(47)

129 3. Pola Hubungan Ruang

2.a. Pola Hubungan Ruang Makro

Skema 3.8 Pola Hubungan Ruang Utama Sumber :Analisis pribadi, 2017

Pintu Masuk

Resepsionis

Aula Workshop R. Direktur

R. Manager

R. Kepala Bidang Workshop

R. Kerja Staff

Studio Desain

Area Outdoor

Lab. Penelitian

Taman Budidaya Tanaman Bambu R. Produksi Bambu

R. Pengawetan Bambu R. Penyimpanan Bambu

R. Pameran Karya

Homestay

R. Istirahat Kantin

Pintu Keluar

(48)

130 2.b. Pola Hubungan Ruang Mikro

Pengelola utama

Skema 3.9 Pola Hubungan Ruang Pengelola Utama Sumber :Analisis pribadi, 2017

Pintu Masuk

Resepsionis

Aula Workshop R. Direktur

R. Manager

R. Kerja Staff R. Rapat

Pintu Keluar Resepsionis

R. Pameran Karya

R. Istirahat Kantin

(49)

131 2.c. Pengelola workshop budidaya tanaman bambu

Skema 3.10 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Budidaya Sumber :Analisis pribadi, 2017

2.d. Pengelola workshop pengawetan bambu

Skema 3.11 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Pengawetan Bambu Sumber :Analisis pribadi, 2017

Pintu Masuk

Resepsionis

Aula Workshop Area Outdoor

Lab. Penelitian R. Kepala Bidang

Workshop

R. Penyimpanan Bambu

Gudang

Pintu Keluar Aula Workshop

Taman Budidaya Tanaman Bambu

R. Istirahat Kantin

Toilet Musholla

Pintu Masuk

Resepsionis

Aula Workshop Area Outdoor

Lab. Penelitian R. Kepala Bidang

Workshop

R. Penyimpanan Bambu Gudang

Pintu Keluar Aula Workshop

R. Pengawetan Bambu

R. Istirahat Kantin

Toilet Musholla

(50)

132 2.e. Pengelola workshop arsitektur

Skema 3.12 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Arsitektur Sumber :Analisis pribadi, 2017

2.f. Pengelola workshop furniture

Skema 3.13 Pola Hubungan Ruang Pengelola Workshop Furniture Sumber :Analisis pribadi, 2017

Pintu Masuk

Resepsionis

Aula Workshop Area Outdoor

Lab. Penelitian R. Kepala Bidang

Workshop

R. Pameran Karya R. Diskusi

Pintu Keluar Aula Workshop

R. Produksi Bambu

R. Istirahat Kantin

Toilet Musholla

Studio Desain R. Penyimpanan Bambu

R. Pengawetan Bambu

Pintu Masuk

Resepsionis

Aula Workshop Area Outdoor

Lab. Penelitian R. Kepala Bidang

Workshop

R. Pameran Karya R. Diskusi

Pintu Keluar Aula Workshop

R. Produksi Bambu

R. Istirahat Kantin

Toilet Musholla

(51)

133 2.g. Pengunjung umum

Skema 3.14 Pola Hubungan Ruang Pengunjung Umum Sumber :Analisis pribadi, 2017

2.h. Peserta workshop

Pintu Masuk

Resepsionis

Aula Workshop Area Outdoor

R. Pameran Karya Taman Budidaya

tanaman Bambu

Pintu Keluar Aula Workshop

R. Produksi Bambu

R. Istirahat Kantin

Toilet Musholla

Studio Desain R. Penyimpanan Bambu

R. Pengawetan Bambu

Pintu Masuk

Resepsionis

Aula Workshop Area Outdoor

R. Pameran Karya Taman Budidaya

tanaman Bambu

Pintu Keluar

Aula Workshop R. Produksi Bambu

R. Istirahat Kantin

Toilet Musholla

Studio Desain

R. Penyimpanan Bambu

R. Pengawetan Bambu

Homestay

R. Diskusi

(52)
(53)
(54)

136 Tabel 3.19 Studi Fasilitas Ruang

Sumber :Analisis pribadi, 2017

3.1.3. Studi Ruang Khusus

Studi ruang khusus merupakan perhitungan besaran ruang yang dianggap perlu analisa lebih khusus dikarenakan tidak ada referensi yang sesuai.

Studi ruang khusus pada Pusat Workshop Kreasi Bambu adalah fasilitas utama berupa aula workshop dan ruang diskusi serta ruang produksi bambu yang terdiri dari mesin-mesin pengolah bambu yang membutuhkan perhitungan dimensi.

AULA WORKSHOP ARSITEKTUR Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item

Aula

workshop

Meja 4 2,5x1 10m2

Kursi 200 0,5x0,5 50 m2

(55)

137

Sirkulasi 450% 270 m2

Total 330 m2

Tabel 3.20 Studi Ruang Khusus Aula Workshop Arsitektur Sumber :Analisis pribadi, 2017

AULA WORKSHOP FURNITURE

Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item

Aula

Tabel 3.21Studi Ruang Khusus Aula Workshop Furniture Sumber :Analisis pribadi, 2017

RUANG DISKUSI

Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item

R.

(56)

138 RUANG PRODUKSI BAMBU

Ruang Perabot Buah Ukuran Luas/item

R. Mesin pembelah bambu

(otomatis)

1 4,25x0,9 3,825m2

Mesin pembelah bambu (manual)

1 0,6x0,7 0,42m2

Mesin irat penipis bambu 1 0,65x0,55 0,3575m2 Mesin pembulat / serut

tanpa ruas

1 0,85x0,95 0,8075m2

Mesin pemotong lidi bambu 1 0,6x0,7 0,42m2 Mesin poles lidi bambu 1 1,35x0,75 1,0125m2 Mesin peruncing bambu

tusuk sate

1 1,35x0,75 1,0125m2

Mesin peruncing bambu sumpit

1 1,1x0,6 0,66m2

Mesin anyaman bambu 1 0,75x0,65 0,4875m2

Total 19,09m2

Sirkulasi 300% 57,27 m2

Total 76,36m2

(57)

139 Bentuk Perabot dan Denah Studi Ruang Khusus

Gambar 3.1 SRK Aula Workshop Arsitektur Sumber : Pribadi

Gambar 3.2 SRK Aula Workshop Furniture Sumber : Pribadi

(58)

140 Gambar 3.4 SRK Ruang Produksi Bambu

Sumber : Pribadi

3.1.4. Studi Kebutuhan Luas Bangunan dan Lahan

Kebutuhan luas bangunan, kapasitas, jumlah, besaran ruang dan lahan yang dibutuhkan perancangan Pusat Workshop Kreasi Bambu berdasarkan pada :

SRK : Studi Ruang Khusus SR : Studi Ruang

NAD : Neufert Architect Data Jilid 1 dan 2 O : Observasi

Berdasarkan Time Saver Standart for Building Types 2nd Edition, sirkulasi pada kebutuhan ruang terdiri atas :

5% - 10% : Sirkulasi minimum

(59)

141 40% : Kenyamanan psikologis

50% : Sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan 70-100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan

AREA UTAMA Nama

Ruang

Kapasitas Analisis Besaran

Jumlah Kursi @0,25m2 (25)→ 6,25m2

Ruang Meja @2,5m2 (2)→ 5m2

Kursi @0,25m2(4)→ 1m2

Mesin pemotong → 0,6m2

Mesin pembelah otomatis → 3,825m2

Mesin pembelah manual → 0,42m2

Mesin irat bambu → 0,3575m2

(60)

142 Mesin poles lidi → 1,0125m2

Mesin peruncing tusuk → 1,0125m2

Mesin peruncing sumpit → 0,66m2

Mesin anyam → 0,4875m2

TOTAL KESELURUHAN 623,1 m2

Tabel 3.24 Kebutuhan Ruang Area Utama Sumber :Analisis pribadi, 2017

AREA PENUNJANG

Nama Ruang Kapasitas Analisis Besaran

Jumlah Area display @6m2 (5)→30m2

Laboratorium penelitian

15 Meja @2m2 (2)→ 4m2 4 190% 60,8 m2 SR Kursi @0,25m2 (4)→ 1m2

Meja komputer @0,6m2 (2)→1,2m2

Rak @0,9m2 (2)→1,8m2

Taman budidaya tanaman bambu

200 Area bibit @1,485m2 (6)→8,91m2

1 260% 168,7 m2 SR

(61)

143 R.

Penyimpanan bambu

90m2 2 50% 135 m2 SR

Area outdoor Kolam pengawetan bambu → 90m2

Meja @2,5m2 (1)→ 2,5m2

Kursi @0,25m2 (2)→ 0,5m2

Mesin Boucherie → 1,0125m2

Studio desain 12 Meja @2,5m2 (6)→ 15m2 1 120% 48 m2 SR Kursi @0,25m2 (16)→ 4m2

Rak @0,9m2 (2)→1,8m2

(62)

144 Kursi @0,16m2 (74)→ 11,84m2

Pantry @6m2 (5) →30m2

TOTAL KESELURUHAN 1.205,41 m2

Tabel 3.25 Kebutuhan Ruang Area Penunjang Sumber :Analisis pribadi, 2017

AREA PENGELOLA

Nama Ruang

Kapasitas Analisis Besaran

Jumlah Kursi @0,25m2 (20)→ 5m2

Meja LCD → 0,34 m2 Lemari → 0,6m2

R. Manager

1 Meja → 0,98m2 1 190% 6 m2 NAD

Kursi → 0,25m2 Meja printer 0,28m2 Lemari → 0,6m2

(63)

145 Meja komputer@0,28m2 (7) →1,96m2

Lemari @0,6 m2 (4)→ 2,4m2

TOTAL KESELURUHAN 266,61 m2

AREA SERVIS

Nama

Ruang Kapasitas Analisis Besaran

Jumlah

Ruang Sirkulasi

Luas Tabel 3.26 Kebutuhan Ruang Area Pengelola

(64)

146 0,72m2

Toilet @1,5m2 (7)→ 3,5m2 Toilet disabilities 4m2

Urinoir @0,16m2 (8)→ 1,28m2 Toilet Toilet disabilities 4m2

Janitor 2 Lemari @0,6m2 (2) → 1,2 m2 5 150% 15 m2 SR

Kursi @0,25m2 (2)→ 0,5m2

R. CCTV 1 Meja→ 1,2m2 1 80% 3 m2 SR

Kursi @0,25m2 (2)→ 0,5m2

TOTAL KESELURUHAN 310,7 m2

(65)

147 Luas Bangunan (LB) = (Luas area utama + Penunjang + Pengelola + Servis) + Sirkulasi 50%

LB = 2.405,82 m2 + 1.202,91 m2 LB = 3.608,73 m2

KEBUTUHAN AREA PARKIR KENDARAAN

Pengelola

Jumlah Pengelola : 80 orang/hari

Motor (50%) : 40 orang (80%) 32motor Mobil (25%) : 20 orang (80%) 16mobil Kendaraan umum (25%): 20 orang

Pengunjung

Jumlah pengunjung :

Peserta workshop : 25 orang Pameran dan seminar : 200 orang Pengunjung umum : 25 orang Total : 250 orang

Mobil (30%) : 75 orang 27 mobil 4 penumpang (50%) : 9 mobil

2 penumpang (50%) : 18 mobil

Motor (50%) : 125 orang (80%) 100 motor Kendaraan umum (5%) : 12 orang (50%)

(66)

148  Total Kebutuhan Parkir Kendaraan

Mobil (NAD) (43 x 10m2) : 590 m2 Motor (NAD) (132 x 2,2m2) : 255,2 m2

Bus (NAD) (1x30m2) : 30 m2

Total Luas Lahan Parkir

875,2 m2 + sirkulasi 100% = 1.750 m2

3.1.5. Studi Citra Arsitektural

Penggunaan material bambu sebagai bahan material utama berguna untuk menunjukkan fungsi dan kegunaannya sebagai pusat workshop kreasi bambu sehingga citra arsitektural dapat dilihat dari fungsi bangunan untuk pusat workshop kreasi bambu dan terlihat citra visual bangunan bambu.

Dari segi arsitektural, bangunan menggunakan material utama dari bambu tradisional dikarenakan terletak pada daerah yang masih memiliki kebudayaan yang tinggi sehingga perlu mengangkat ciri dan konteks citra lingkungannya.

Beberapa hal mendasar yang diperlukan untuk menunjukkan citra arsitektural bangunan Pusat Workshop Kreasi Bambu :

(67)

149  Penghawaan alami yang nyaman

Landscape pada area terbuka

 Tatahan hubungan yang sesuai kegiatan workshop

 Suasana arsitektur bambu

 Tema bangunan yang ingin di terapkan

 Detail dan estetika untuk mendukung arsitektur bangunan

3.2. Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.1. Studi Sistem Struktur dan Enclosure

Dalam projek Pusato WorkshopKreasi Bambu, sistem struktur yang direncanakan tidak hanya berdasarkan kebutuhan ruang tetapi juga terkait dengan penggunaan material bambu sebagai material utama penyusun bangunan sehingga bangunan yang sesuai dengan kebutuhan ruang tetap kuat dan memiliki nilai estetika dengan menggunakan material bambu.

a. Studi Sistem Struktur

a.1. Kriteria Struktur Bangunan

(68)

150  Stability, struktur bambu saling mendukung agar

bangunan dapat berdiri stabil.

Serviceability, struktur bambu harus dapat melayani kegiatan didalamnya.

Safety, kriteria struktur yang aman terhadap beban yang direncanakan.

Durability, kriteria keawetan bambu sebagai bahan struktur yang tahan lama.

a.2. Pemilihan Struktur

Pemilihan struktur pada Pusat Workshop Kreasi Bambu dengan menggunakan struktur rangka bambu yang efisien dengan penurunan tanah, tahan gempa dan tekanan horisontal terhadap angin.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8020:2014 Kegunaan Bambu, jenis bambu yang akan digunakan untuk bangunan adalah :

 Bambu Petung / Betung (Dendrocalamus asper)

 Bambu Hitam / Wulung (Gigantochloa atroviolacea)

 Bambu Apus / Tali (Gigantochloa apus)

(69)

151  Bambu Ater (Gigantochloa atter)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pemilihan bambu sebagai material penyusun struktur bangunan1 :

 Bambu tanpa pengawetan mudah membusuk dan diserang oleh serangga dan cendawan, terutama jika berhubungan dengan kelembaban tanah.

 Sesudah bambu ditebang, batang dalam waktu singkat dapat diserang seranga jika tidak diawetkan langsung.

 Dalam keadaan kering bambu sangat rentan terhadap kebakaran dan membutuhkan perawatan khusus.

 Kekuatan dan daya tahan bambu memudar seturut umurnya.

 Jangan menggunakan paku baja sebagai alat sambungan bambu, tetapi gunakan pasak kayu/bambu serta pengikatan.

 Jangan menggunakan bambu yang sudah retak atau sudah terserang oleh serangga.

 Jangan menggunakan bambu yang dipotong di luar musim yang tepat.

1

(70)

152 b. Studi Sistem Enclosure

a. Sistem Struktur Pondasi

Pemilihan sistem struktur pondasi untuk Pusat Workshop Kreasi Bambu didasarkan pada fungsi bangunan dan daya dukung tanah. Beberapa pilihan struktur pondasi yang dapat digunakan :

 Pondasi setempat

Pondasi setempat biasanya digunakan pada bangunan dengan kolom, tiang atau sejenisnya. Contoh penerapannya digunakan pada umpak pendopo bangunan tradisional jawa dan pada bangunan yang memiliki struktur panggung. 2

Gambar 3.5 Pondasi Setempat Sumber :Heinz Frick. 2001 hal 58

 Pondasi tiang

Pondasi tiang mengangkat bangunan diatas bidang permukaan tanah pada tapak

2

(71)

153 dengan kemiringan curam dan pada area banjir secara periodik.

Gambar 3.6Pondasi Tiang

Sumber :Francis D. K. Ching. 2008 hal 87

b. Sistem Struktur Plat Lantai dan Penutup Lantai

Sistem konstruksi plat lantai dan penutup lantai menggunakan material bambu, namun pada ruang yang basah seperti kamar mandi menggunakan penutup lantai keramik.

 Laminasi bambu

(72)

154 Gambar 3.7Papan Laminasi Bambu

Sumber :Dokumen Company Profile ABN

 Anyaman bambu

Penutup lantai anyaman bambu pada lantai dasar harus menggunakan batang bambu dengan diamter 4-6cm dengan sistem penataan yang rapat dengan penutup lantai anyaman bambu.

Gambar 3.8Plat Lantai Penutup Lantai Anyaman Bambu

Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 45

 Kombinasi beton tidak bertulang

Plat lantai bambu dapat dikombinasikan dengan menggunakan beton tidak bertulang.

Konstruksi pelat lantai bambu-beton komposit dengan balok batang bambu yang menerima gaya tarik.3

3

(73)

155 a) Balok batang bambu yang menerima

gaya tarik

b) Pelupuh sebagai begisting beton

c) Pipa baja berdiameter kecil yang menerima gaya geser

d) Pelat beton tidak bertulang yang menerima gaya tekan

Gambar 3.9Plat Lantai Bambu Kombinasi Beton Tidak Bertulang

Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 48

 Keramik

(74)

156 Gambar 3.10Motif Lantai Keramik

Sumber : http://pintuaby.com/inilah-2-contoh-motif-keramik-lantai-terunik/#page/

c. Sistem Struktur Dinding sebagai Pelingkup Bangunan

Pada bangunan konstruksi bambu

menggunakan dinding pelingkup bangunan bermaterial bambu yang dibuat dengan cara disusun dan dianyam sehingga menciptakan dinding pelingkup bangunan yang memberikan estetika atau menggunakan bukaan tanpa dinding untuk mengekspose struktur konstuksi bambu itu sendiri.  Dinding anyaman bambu

Dinding anyaman bambu memiliki banyak model anyaman, namun keseluruhan model anyaman tidak kedap terhadap percikan air hujan.4

4

(75)

157 Gambar 3.11Dinding Anyaman Bambu

Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 83

 Dinding bilah bambu

Dinding bilah bambu merupakan konstruksi dinding sederhana yang tersusun atas bambu yang dibelah kemudian disusun rapat.5

Gambar 3.12 Dinding Bilah Bambu Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 81

Terdapat juga dinding yang disusun dari potongan bambu yang di tata sebagai dinding dan memberikan kesan estetika yang menarik.

5

(76)

158 Gambar 3.13Dinding Potongan Bambu

Sumber : http://lppm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2014/12/Bambu1.jpg

 Dinding pelupuh

Dinding pelupuh adalah dinding yang terbuat dari susunan batang bambu yang dibelah kemudian dipipihkan sehingga menjadi pelupuh.

Gambar 3.14Dinding Pelupuh Bambu Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 85

 Dinding bambu plester komposit

(77)

159 secara horizontal, kemudian dipaku pada tiang/kolom bangunan dan di aci menggunakan semen atau tanah liat. 6

Gambar 3.15 Dinding Bambu Komposit Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 85

d. Sistem Struktur Atap

Pada bangunan Pusat Workshop Kreasi Bambu menggunakan konstruksi atap berbahan material bambu yang penerapannya dapat menggunakan konstruksi atap tradisional maupun dikombinasikan dengan konstruksi atap lain seperti space frame, kubah atau membran.

 Konstruksi atap tradisional

Penggunaan konstruksi atap tradisional mengikuti bentuk rumah adat kebudayaan masing-masing daerah.

6

(78)

160 Gambar 3.16Konstruksi Atap Sederhana

Sumber :data:image/jpeg;base64,/9j/

 Konstruksi atap space frame

Penerapan konstruksi space frame menunjukkan perkembangan teknologi konstruksi sudah lebih tinggi, sehingga kebutuhan alat sambungan tambahan (baja) meningkat untuk mengantisipasi gaya tarik maupun gaya tekan yang ditimbulkan.

Gambar 3.17 Space Frame Bambu Dasar Prisma Segitiga

(79)

161  Konstruksi atap kubah

Bambu juga dapat digunakan untuk membuat konstruksi kubah dengan model sederhana.

Gambar 3.18Kubah Penyangga Jaringan Bilah Bambu

Sumber :Heinz Frick. 2004 hal 76

 Konstruksi atap membran

Konstruksi atap bambu juga dapat sebagai pendukung struktur membran dengan membentuk bidang lengkung menggunakan bilah bambu.

(80)

162 e. Material Penutup Atap

Penutup atap yang digunakan pada Pusat Workshop Kreasi Bambu tidak hanya digunakan sebagai pelindung dan penutup atap tertapi juga membutuhkan nilai estetika sehingga sesuai dengan material konstruksi bambu yang digunakan.

Beberapa pilihan penutup atap :  Atap rumbia

Atap rumbia terbuat dari rambut rumbia yang dirangkai membentuk sisir dan digunakan sebagai penutup atap dengan daya tahan 3-4 tahun.

Gambar 3.20Penutup Atap Rumbia

Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 16

 Atap alang-alang

(81)

163 Gambar 3.21 Penutup Atap Alang-alang

Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 17

 Atap ijuk

Atap ijuk menggunakan serabut pohon palem aren. Ijuk dibuat dengan bentuk serabut memanjang sehelai ±120cm dan Ø6cm. Helaian ijuk diikat dengan penjepit bilah bambu. Atap ijuk minimal terdiri dari dua lapisan dan semakin terjal ijuk akan semakin tahan lama sekitar 30-80 tahun.

Gambar 3.22 Penutup Atap Ijuk

Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 16

 Atap sirap bambu

(82)

164 Bagian bawah bambu dipotong lidah sehingga sirap dapat diikatkan pada reng bambu.

Gambar 3.23Penutup Atap Sirap Bambu Sumber :Heinz Frick & Pujo L. Setiawan. 2002. Hal 18

3.2.2. Studi Sistem Utilitas

a. Sistem Pencahayaan

a.1. Alami

Pencahayaan alami menggunakan terang langit yang masuk kedalam bangunan melalui bukaan pada bangunan. Pemanfaatan terang langit dapat masuk pukul 07.00-16.00 WIB.

Gambar 3.24Posisi Lubang Pencahayaan Alami

Sumber :Heinz Frick &FX. Bambang Soeskiyatno. 2007. Hal 31

a.2. Buatan

(83)

165 tertentu dan indirectlighting yang arah pencahayaan tidak langsung atau memanfaatkan refleksi dan difusi.

f. Direct lighting

Direct lighting berguna untuk memberikan cahaya yang langsung menyorot pada satu objek atau area yang memiliki aktifitas dengan ketelitian tinggi. Direct lighting digunakan pada ruang pameran karya, laboratorium penelitian, dll

g. Indirect lighting

Indirect lighting memberikan cahaya yang merata ke seluruh ruangan. Indirect lighting digunakan pada ruang pengelola, kantor pengelola, studio desain, kamar mandi dan ruang istirahat, dll.

Gambar 3.25 Lampu Sorot LED Indoor

Sumber

:http://www.butiklampu.com/product .php?category=50&page_number=2

Gambar 3.26 Lampu Sorot LED Spot Sumber :

(84)

166

b. Sistem Penghawaan

b.1. Alami

Penghawaan alami memanfaatkan bukaan pada bangunan sehingga terjadi pergerakan angin di dalam ruang. Salah satu penggunaan penghawaan alami adalah dengan menggunakan cross ventilation.

Gambar 3.29Cross Ventilation

Sumber

:http://sustainabilityworkshop.autodesk.com/buildings/win d-ventilation/

Gambar 3.27 Lampu Sorot LED Bulb

Sumber : http://www.philips.co.id/c-p/871829118902200/led-bulb/

Gambar 3.28 Lampu Sorot LED Bulb

Sumber

(85)

167 b.2. Buatan

a. Kipas angin listrik

Kipas angin digunakan untuk menggerakkan udara di dalam ruang agar udara di dalam ruang dapat lebih sejuk.

Gambar 3.30Kipas Angin Listrik

Sumber :http://www.rakuten.co.id/shop/maspion/ product/200000001157890/

b. Exhaust fan

Exhaust fan digunakan untuk menjada udara dalam ruangan yang rapat tidak lembab. Udara di dalam didorong keluar menggunakan exhaust fan. Exhaust fan digunakan pada kamar mandi dan gudang.

Gambar 3.31 Exhaust Fan

(86)

168 c. Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM kota yang di distribusikan melalui pipa jaringan air bersih kota dengan menggunakan sistem Down-Feed.

Sistem down-feed memanfaatkan gaya gravitas dengan mengalirkan air bersih yang ditampung pada tandon atas menuju ke ruangan yang membutuhkan air bersih.

Skema 3.16 Pola Distribusi Air Bersih Sumber : Analisis pribadi, 2016

Tabel 3.28Kebutuhan Air Bersih berdasarkan Satuan Fungsi Bangunan

Sumber : Jimmy S., Juwana, 2005 Sumber Air

Bersih

(87)

169 Berdasarkan tabel kebutuhan air di atas, maka kebutuhan air pameran/seminar adalah 15 liter/kursi, kebutuhan air bersih kantor adalah 70 liter/orang, kebutuhan air bersih homestay adalah 185 liter/orang, kebutuhan air bersih kantin adalah 70 liter/kursi dan kebutuhan air bersih workshop adalah 70 liter/orang. Dari rata-rata kebutuhan air bersih yang terkait, maka dilakukan perhitungan kebutuhan air bersih :

Tabel 3.29Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Sumber : Analisis pribadi, 2017

 Perhitungan Tandon

 Tandon Atas= 6.849 liter = 6,8 m3  Tandon Bawah = 15.981 liter = 15,9 m3  Total Kebutuhan Air Bersih = 22.830 liter

(88)

170  Kebutuhan Air Tiap Jam

Jam operasional Pusat Workshop Kreasi Arsitektur selama 7 jam sehingga 15,9 m3 : 7 = 2,3 m3/jam.

d. Jaringan Air Kotor

a. Jaringan limbah cair (Grey Water)

Limbah cair dialirkan ke dalam bak pengumpul yang nantinya akan diolah pada filter organik dan digunakan kembali untuk penyiraman tanaman dan sedangkan untuk air yang mengendap pada filter organik langsung dibuang menuju daluran kota melalui bak kontrol.

Skema 3.17 Pola Distribusi Limbah Cair Sumber : Analisis pribadi, 2016

b. Jaringan limbah padat (Black Water)

Limbah padat adalah limbah yang berasal dari

(89)

171 digunakan untuk penyuburan media tanam dengan filtrasi organik.

Skema 3.18 Pola Distribusi Limbah Padat Sumber : Analisis pribadi, 2016

c. Jaringan air hujan

Air hujan yang jatuh di atap bangunan akan mengalir melalui talang dan terkumpul pada ground tank pengumpul air hujan. Tanpa filtrasi khusus air hujan ini dapat langsung digunakan untuk flush toilet.

Skema 3.19 Pola Distribusi Air Hujan Sumber : Analisis pribadi, 2016

e. Sistem Listrik

Suplai sumber listrik berasal dari pembangkit listrik yang dimiliki pemerintah yaitu PLN sedangkan untuk sumber listrik sekunder berasal dari generator set / genset sebagai alternatif sumber listrik bila terjadi kerusakan pada pembangkit listrik utama / pemadaman listrik.

Limbah Resapan Tanah /

Humus

Air

Hujan Talang

Ground

(90)

172 Skema 3.20 Pola Jaringan Listrik

Sumber : Analisis pribadi, 2016

f. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Penanggulangan kebakaran tahap awal menggunakan material yang tahan api serta cara pengawetan bambu yang benar sebelum digunakan dapat menjadi langkah penanggulangan. Selanjutnya dibantu dengan Fire Exthingusers.

Gambar 3.32Fire Exthingusers

Sumber : http://www.wikipedia.org/Fire Exthingusers/

PLN Trafo kWH

Meter

Automatic Transfer

Switch Genset

Main Panel

Sub Panel Stop

(91)

173

g. Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah dibagi dalam 3 jenis :  Sampah anorganik (kertas, kaleng, plastik,dll)

ditampung dahulu pada bak sampah kemudian dikumpulkan dalam TPS terdekat lalu diangkut oleh angkutan sampah ke TPA.

 Sampah organik ditampung dahulu kemudian dibuat menjadi pupuk kompos dan dapat digunakan pada kebun budidaya.

 Sampah yang tidak bermanfaat atau berbahaya ditampung secara terpisah kemudian langsung dibuang ke TPA.

Skema 3.21 Pola Pembuangan Sampah Sumber : Analisis pribadi, 2016

h. Sistem Transportasi Vertical

Pusat Workshop Kreasi Bambu menggunakan tamp sebagai sarana transportasi vertikal.

Sampah Penampungan Bak

Pembuatan kompos

TPS

(92)

174 Gambar 3.33Ramp

Sumber : Data Arsitek Jilid 1, hal 178

i. Sistem Keamanan

Sistem keamanan yang digunakan pada bangunan dibedakan menjadi 2 :

 Sistem keamanan aktif

Sistem kemanan aktif dilakukan dengan menggunakan jasa staff keamanan yang bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban seluruh kawasan Pusat Workshop Kreasi Bambu secara langsung.

 Sistem keamanan pasif

(93)

175 3.2.3. Studi Pemanfaatan Teknologi

a. Biofilter Anaerob & Aerob Water Treatment

Pemanfaatan teknologi pengolahan air dengan sistem biofilter anaerob-aerob akan mengolah air limbah menjadi bersih.7 Hasil pengolahan air limbah yang bersih dapat dimanfaatkan sebagai cadangan air bersih dan sisanya dibuang.

Gambar 3.34Biofilter Water Treatment Sumber :

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrt/limbahrt .html

(94)

176

b. CCTV

Pemanfaatan teknologi CCTV dapat diterapkan untuk staff keamanan melalui layar dan dapat juga melalui gadget yang dapat diakses direktur melalui internet.

Gambar 3.35Sistem Keamanan CCTV

Sumber : http://www.surveilzone.com/8ch-network-dvr-indoor-ir-cctv-camera-system-cloud-p2p-ss1151/

3.3. Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan

3.3.1. Analisis Pemilihan Lokasi

(95)

177 Iklim

Tempat pertumbuhan tanaman bambu adalah lahan terbuka degnan sinar matahari langsung yang bersuhu sekitar 8,8oC-36oC. Tanaman bambu dapat dijumpai pada ketinggian 0-2.000mdpl. Di Indonesia tanaman bambu dapat tumbuh pada berbagai iklim dan curah hujan. Semakin basah iklimnya, maka tanaman bambu akan semakin dapat tumbuh dengan baik seperti pada tepi sungai dan tebing-tebing yang curam. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman bambu minimal 1.020mm/th dan kelembaban minimal 80%.

Tanah

Bambu dapat tumbuh pada brebagai jenis tanam mulai dari tanah berat- ringan, tanah kering- becek hingga tanah subur-kurang subur. Bambu juga dapat tumbuh pada tanah pegunungan, bukit hingga tanah landai. Tanaman bambu tumbuh pada tanah yang memiliki pH 3,5-6,5.

(96)

178 Beberapa komunitas penggiat bambu dan mahasiswa arsitektur terbesar di Jawa Tengah berada pada Kota Solo, Magelang dan Semarang. Sehingga diperlukan titik kumpul dari ketiga kota yang memiliki ketertarikan dengan workshop bambu.

Gambar 3.36Peta Wilayah Kota Ambarawa Sumber : www.google.co.id/maps/place/Ambarawa/

Kota Semarang

Kota Ambarawa

Kota Magelang Kota Solo

Gambar 3.37 Peta Wilayah Jawa Tengah Sumber :

(97)

179 Kecamatan Ambarawa termasuk dalam kawasan strategis nasional memiliki potensi wisata, pelestarian alam dan pendidikan. Dengan melihat guna lahan di Kecamatan Ambarawa, pada tahun 2015 luas lahan non pertanian yang ada mencakup 42,78% dari luas total ±28,22km2. Jumlah penduduk 58.990 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.090 jiwa/km2. Potensi penyerapan tenaga kerja dari sebesar 45,39% (seluruh data bersumber dari Kecamatan Ambarawa – BPS Kab. Semarang 2015).

(98)

180 Alternatif Lokasi

Pusat Workshop Kreasi Bambu difasilitasi lahan oleh pemerintah yang berada pada fasos, fasum, tanah desa atau bantaran sungai dan danau untuk dibangun. Terdapat 2 alternatif lahan pada kelurahan yang berbeda.

a.1. Alternatif 1 Kelurahan Lodoyong

Gambar 3.38 Peta Wilayah Kelurahan Lodoyong Sumber : Google Map, diakses tanggal 12 Januari 2017

 Luas wilayah 113,20 Ha.

 Fasilitas : Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa, Poliklinik Kesehatan Desa dan Pasar Warung Lanang.

(99)

181 a.2. Alternatif 2Kelurahan Pojoksari

Gambar 3.39 Peta Wilayah Kelurahan Pojoksari Sumber : Google Map, diakses tanggal 12 Januari 2017

 Luas wilayah 302,120 Ha.  Topografi tanah datar.

 Fasilitas : masjid, musholla, puskesmas, balai dan lapangan voli.

 Kondisi jalan : aspal dan paving.  Terdiri dari 5 RW dan 22 RT.

 Tanah sawah dan ladang yang cukup luas dan subur.

3.3.2. Kriteria Pemilihan Tapak Studi Luas Tapak

Regulasi

(100)

182 1. RDTRK Kecamatan Banyumanik untuk arteri primer fasilitas umum (pendidikan) mengacu pada Perda Kota Semarang No 12 tahun 2004 : KDB : 40%

KLB : maksimal 4 lantai dan KLB 1,6 GSB : 32 meter

2. RDTRK Kabupaten Sleman untuk arteri primer fasilitas umum (pendidikan) mengacu pada Perda Kabupaten Sleman No 12 tahun 2012 : Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan adalah 10 meter. 3. RDTRK Kabupaten Magelang untuk arteri primer

fasilitas umum (pendidikan) mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2010-2030.

KDB : 40% KDH : 60% GSB : 10 meter

Berdasarkan perkiraan regulasi luar Kabupaten Semarang, maka :

KDB : 40% KDH : 60%

(101)

183 Garis Sempadan sungai : 10 meter

GSB : 15 meter ( diperhitungkan dari as jalan)  Luas kebutuhan tapak

(Luas total bangunan / KLB) + luas area parkir (3.608,73 m2 / 1,6) + 1.750 m2

2.255,46 m2 + 1.750 m2 4.005,46 m2

Luas lantai dasar

KDB 40% x luas kebutuhan tapak 40% x 4.005,46 m2

1.602,184 m2

Luas ruang terbuka

Luas kebutuhan tapak – luas lantai dasar 4.005,46 m2 – 1.602,184 m2

2.403,276 m2

Luas ruang terbuka hijau

KDH 60% x luas ruang terbuka 60% x 2.403,276 m2

(102)

184 3.3.3. Alternatif Tapak

 Alternatif Kelurahan Lodoyong

Gambar 3.40Alternatif Tapak I Sumber : Dokumen Pribadi, 2017

Lokasi Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Jalan Jendral M. Sarbini: 2 arah dengan masing-masing selebar 10 meter.

Jalan lingkungan : 2 arah lebar 10 meter.

Batas :

(103)

185 Foto-foto tapak

Sungai pada sisi timur tapak. Utilitas Jalan Jendral M. Sarbini 2 arah dengan lebar 30 meter.

Tapak yang berbatasan langsung dengan sungai.

Tapak yang berbatasan dengan sungai.

Tapak bagian sisi selatan yang berbatasan langsung dengan

jalan lingkungan.

(104)

186 Utilitas tiang listrik dan tidak ada utilitas saluran air

kotor kota.

Gambar 3.41 Alternatif Tapak1 Sumber : Dokumentasi pribadi, 2017

 Alternatif Kelurahan Pojoksari

Gambar 3.42 Alternatif Tapak II Sumber : Dokumen Pribadi, 2017

(105)

187 Jalan Jendral M. Sarbini: 2 arah dengan masing-masing selebar 10 meter.

Batas :

Utara : Permukiman warga

Selatan : Jalan Jendral M. Sarbini Barat : Permukiman warga

Timur : Permukiman warga

Foto-foto tapak

Tapak merupakan tanah dengan vegetasi rumput dan pohon

pisang.

Tapak merupakan tanah dengan vegetasi rumput dan pohon

pisang.

Batas barat tapak bersebelahan dengan toko.

(106)

188 Batas timur tapak yang bersebelahan dengan rumah

makan sederhana. Gambar 3.43 Alternatif Tapak 2 Sumber : Dokumentasi pribadi, 2017

3.3.4. Pemilihan Tapak

PEMILIHAN TAPAK

Kriteria Bobot Tapak I Tapak II Bobot Skor Bobot Skor

Vegetasi bahan

baku bambu 40% 8 3.2 4 1.6 Aksesbilitas 30% 6 1.8 8 2.4 Daya dukung tanah 20% 8 1.6 4 0.8 Sarana dan

prasarana 5% 5 0.25 3 0.15 Daerah lingkungan

sekitar 5% 7 0.35 8 0.4

TOTAL 7.2 5.35

Tabel 3.30Pemilihan Tapak Sumber : Analisis pribadi, 2017

Gambar

TABEL AKTIVITAS PENGUNJUNG
TABEL AKTIVITAS PENGELOLA
Tabel 3.7Peserta Workshop
Tabel 3.15Kebutuhan Ruang Pengelola Workshop Furniture Sumber :Analisis pribadi, 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri..

investasi jangka menengah bidang Cipta Karya Kabupaten Serang tersaji pada

Dari hasil pengolahan data, diperoleh ragam konsep diri. Ragam konsep diri yang muncul seperti, diri yang besar dan kuat, sehat atau sakit, rapi dan tampan terkait dalam aspek

Karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, sehingga saya dapat melaksanakan skripsi sampai proses penyusunan skripsi ini dengan baik, Laporan ini saya persembahkan

upah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi

Kawasan  perkotaan  di  wilayah  kabupaten  yang  memiliki  potensi  sebagai  pusat . kegiatan  bagi  beberapa  kecamatan  dapat  diusulkan  sebagai  PKLP 

Didapatkan respon posisi pendulum dengan berbagai kondisi awal kecepatan pendulum seperti pada ambar .7. Dengan pemberian kondisi awal kecepatan pendulum yang sesuai

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan metode inkuiri dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi