• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20122013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20122013"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

 

SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Natalia Staffiany Devyta Sari

091224025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Natalia Staffiany Devyta Sari

091224025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

   

 

 

 

(4)

   

 

(5)

iv

MOTTO

™

Sekali jatuh bukan berarti akan terpuruk, terus

berdoa dan berusaha.

™

Tak kan bisa tahu sebelum mencoba!

™

Selalu bersyukur dan berusaha!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk :

™ Orang tuaku tercinta Bapak G. Eko Witono

S.Pd. dan Ibu Theresia Sunarti

terima kasih atas segala doa, kasih sayang, motivasi dan segala pengorbanan yang telah mendorongku untuk terus belajar dan

menjadi seorang anak yang bisa dibanggakan ”

™ Adik-adikku tersayang Agnes dan Kevin

“terima kasih untuk semangat dan doa untukku, kalian adalah alasan untukku menjadi seorang kakak yang tangguh”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(7)

vi

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(8)
(9)

viii 

ABSTRAK

Sari, Natalia Staffiany Devyta. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis dengan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji peningkatan kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dalam pembelajaran membaca kritis menggunakan metode inkuiri. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan metode inkuiri, yang berjumlah 28 siswa. Penggunaan metode inkuiri dalam penelitian ini, siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam menemukan jawaban atas kesulitannya sendiri.

Penelitian ini dirancang dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal dan instrumen nontes berupa pertanyaan wawancara dan pedoman observasi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif yaitu menghitung nilai tes hasil belajar siswa, menghitung nilai rata-rata dan menghitung perbedaan dengan uji “t”. Analisis kemampuan membaca kritis siswa berpedoman pada aspek membaca kritis sebagai berikut: (1) menjelaskan kata sukar, (2) menjelaskan makna tersirat, (3) menentukan ide pokok, (4) menarik kesimpulan, (5) membuat prediksi, (6) memberikan kritik.

(10)

ABSTRACT

Sari, Natalia Staffiany Devyta. 2013. The Improvement Of Critical Reading Skill Using Inquiry Method For Students Of XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Year 2012/2013. Thesis. Yogyakarta: Indonesian, Local Language and Literature Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research reviews the improvement of critical reading skill for students of XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta in learning critical reading using inquiry method. The student difficulty in reading critically forms a background of this research. The purpose if this research is describing the improvement of student’s ability in reading critically using inquiry method in XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, which contain of 28 students, year 2012/2013. In this method, the students are expected to be active in finding their own solutions of their problems.

This research is designed into two cycles. Each cycle consist of 4 steps; They are plan, action, observation, and reflection. Instruments that are used in gathering data are test and non-test. The test instrument is in a form of question, while non-test instrument are in a form of interview questions and observation guidance. The analysis of the data are quantitative; calculating the result of test, finding the average, and finding the difference using T-test. The analysis of the students’ ability in reading critically is guided to some critical reading aspects; (1) explaining the difficult word, (2) explaining the implicit meaning, (3) finding the main idea, (4) getting conclusion, (5) predicting, and (6) giving critic.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

memberikan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis

dengan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Tahun Ajaran 2012/2013” sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana Program

Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang

membantu, memberi motivasi, mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi PBSID dan dosen

penguji, yang penuh kesabaran dan ketelitian membimbing penulis agar

skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. dan Rishe Purnama Dewi S.Pd., M.Hum., selaku

dosen pembimbing, yang penuh kesabaran, ketelitian, selalu memberikan

nasihat, dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen PBSID yang penuh kesabaran, mengajar, dan membagikan

ilmu selama menempuh perkuliahan.

5. Robertus Masidiq, karyawan sekertariat PBSID yang selalu sabar dan

memberikan kemudahan bagi penulis selama berproses dan menyelesaikan

skripsi.

6. Karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah banyak

membantu penulis dalam peminjaman buku selama menempuh perkuliahan

(12)

7. Fx. Sudarno S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta yang mendukung penulis dalam melakukan

penelitian untuk menyelesaikan skripsi.

8. Siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, yang dapat bekerja

sama dalam penelitian untuk penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak G. Eko Witono S.Pd. dan Ibu Theresia Sunarti selaku orang tua

penulis yang telah memberikan segala kasih sayang, motivasi, dukungan

kepada penulis untuk terus belajar dan menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

10. Adik-adikku, Agnes dan Kevin yang telah memberikan semangat kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi.

11. Michael Dony Brianto, partner yang telah menemani penulis hingga saat ini,

mendukung dan selalu memberi motivasi kepada penulis agar skripsi ini

selesai tepat waktu.

12. Sahabat-sahabat penulis, Aurel, Siska, Banik, Jatu, tempat berbagi suka dan

duka selama perkuliahan dan selalu mendukung dan memotivasi penulis.

13. Roni Prabowo, Fransisca Ayu, Nuansa Asa, dan Aurelia terima kasih atas

bantuan dalam mendokumentasikan peneitian dalam skripsi ini.

14. Romo Ardus dan seluruh mahasiswa PBSID kelas A angkatan 2009, terima

kasih atas kekompakan selama masa perkuliahan.

15. Teman-teman di kos Brojowikalpo 12B, Florentina, Dian, Tia, Yuli, Reni,

Rika, Septi, dan Siska terima kasih telah hidup bersama menjadi keluarga

selama menempuh masa perkuliahan.

16. Martinus Fuji Haryoko dan Brigita Huri, sahabat penulis yang telah

membantu membuat abstract serta kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.

17. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala

(13)

xii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi

penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca.

Yogyakarta, 29 Juli 2013

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA IMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 7

2.2 Kajian Teori ... 8

2.2.1 Hakikat Membaca Kritis ... 8

2.2.2 Karakteristik Membaca Kritis ... 10

(15)

xiv 

2.3.1 Kemunculan Metode Inkuiri ... 13

2.3.2 Hakikat Metode Inkuiri ... 13

2.3.3 Prinsip Metode Inkuiri ... 14

2.3.4 Ciri-Ciri Metode Inkuiri ... 16

2.3.5 Langkah-Langkah Metode Inkuiri ... 17

2.4 Kerangka Berpikir ... 19

2.5 Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.2 Jenis Penelitian ... 22

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 23

3.4 Prosedur Penelitian ... 23

3.4.1 Siklus I ... 24

3.4.2 Siklus II ... 26

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.6 Instrumen Penelitian ... 28

3.7 Teknik Analisis Data ... 32

3.8 Indikator Keberhasilan ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 34

4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ... 34

4.2 Analisis Data Penelitian ... 35

4.2.1 Analisis Siklus I ... 35

4.2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Siklus I ... 42

4.2.2 Analisis Siklus II ... 44

4.2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Siklus II ... 48

4.3 Pembahasan ... 49

4.3.1 Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ... 49

4.4 Uji Normalitas ... 58

(16)

4.4.2 Uji Normalitas Siklus I dan Siklus II ... 58

4.5 Uji T Berpasangan ... 59

4.5.1 Uji T Berpasangan Prasiklus dan Siklus I ... 59

4.5.2 Uji T Berpasangan Siklus I dan Siklus II ... 62

4.6 Refleksi ... 65

BAB V PENUTUP ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(17)

xvi 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.6.1 Pedoman Observasi Aktivitas Guru ... 31

Tabel 3.6.2 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa... 31

Tabel 3.8 Indikator Keberhasilan ... 33

Tabel 4.3.1 Frekuensi Prasiklus dan Siklus I ... 38

Tabel 4.3.2 Frekuensi Siklus I dan Sikus II ... 46

Tabel 4.4.1 Hasil Uji Normalitas Prasiklus dan Siklus I... 58

Tabel 4.4.2 Hasil Uji Normalitas Siklus I dan Siklus II ... 59

Tabel 4.5.1 Hasil Uji T Prasiklus dan Siklus I ... 61

(18)

DAFTAR SKEMA

(19)

xviii 

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.3.1 Persentase Ketuntasan Kemampuan Membaca Kritis

Siklus I ... 39 Diagram 4.3.2 Persentase Ketuntasan Kemampuan Membaca Kritis

(20)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.3.1 Nilai Rata-Rata Kemampuan Membaca Kritis dan Ketuntasan Siswa dengan Metode Inkuiri

(21)

xx 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Tes Kemampuan Membaca Kritis Prasiklus ... 75

Lampiran 2 Hasil Tes Kemampuan Membaca Kritis Siklus I ... 76

Lampiran 3 Hasil Tes Kemampuan Membaca Kritis Siklus II ... 77

Lampiran 4 Tes Kemampuan Membaca Kritis Prasiklus ... 78

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Kritis ... 88

Lampiran 6 Silabus Siklus I ... 89

Lampiran 7 RPP Siklus I ... 95

Lampiran 8 Silabus Siklus II ... 107

Lampiran 9 RPP Siklus II ... 114

Lampiran 10 Teks Lembar Kerja Individu Siklus I ... 124

Lampiran 11 Teks Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 125

Lampiran 12 Teks Lembar Kerja Individu Siklus II ... 126

Lampiran 13 Teks Lembar Kerja Kelompok Siklus II... 127

Lampiran 14 Hasil Tes Prasiklus Nilai Terendah ... 128

Lampiran 15 Hasil Tes Prasiklus Nilai Tertinggi ... 129

Lampiran 16 Hasil Tes Siklus I Nilai Terendah... 130

Lampiran 17 Hasil Tes Siklus I Nilai Tertinggi ... 131

Lampiran 18 Hasil Tes Siklus II Nilai Terendah ... 132

Lampiran 19 Hasil Tes Siklus II Nilai Tertinggi ... 133

Lampiran 20 Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 134

Lampiran 21 Lembar Kerja Kelompok Siklus II ... 136

Lampiran 22 Hasil Uji T Prasiklus dan Siklus I ... 138

Lampiran 23 Hasil Uji T Siklus I dan Siklus II ... 139

Lampiran 24 Transkrip Wawancara dengan Guru dan Siswa ... 140

Lampiran 25 Surat Izin Penelitian... 144

Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 145

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

biasa diajarkan dalam suatu kegiatan pendidikan. Membaca merupakan proses yang

dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Banyak orang belum dapat

melakukan kegiatan membaca atau mempunyai kemampuan membaca yang baik.

Membaca dapat dianggap sebagai suatu proses untuk memahami makna

tersurat dan tersirat dalam suatu bacaan. Proses membaca tidak dapat dikuasai

begitu saja oleh sembarang orang karena membaca membutuhkan proses. Proses

yang pertama harus mengenal simbol-simbol, huruf dan menerjemahkan artinya.

Pada tataran selanjutnya mengenal kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf dan wacana.

Keterampilan membaca tidak hanya berhenti pada pengenalan terhadap hal-hal yang

tersebut di atas, tetapi juga memahami dari susunan-susunan tersebut.

Banyak mitos tentang membaca antara lain membaca yang baik, menyenangkan

serta cermat dilakukan secara lambat. Pernyataan tersebut tidak didukung dengan

bukti yang nyata. Para pembaca pada kenyataannya beranggapan bahwa kenikmatan

membaca itu terlampau banyak menyita waktu. Membaca lambat mengakibatkan

kurang tertariknya para pembaca karena sangat sedikit hasil yang dapat diperoleh.

(23)

sebenarnya. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan karena membaca sekilas berarti

membaca membaca. Membaca sekilas adalah pengambilan catatan mental dari

presentasi material, mengambil yang penting-penting, membaca judul dan kata kunci.

Hal ini merupakan bagian penting dalam keseluruhan proses membaca cepat.

Dalam kegiatan membaca, seseorang membutuhkan waktu yang lama. Hal

ini tidaklah benar karena yang dibutuhkan dalam membaca adalah konsentrasi, bukan

waktu yang lama. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membaca tidak selalu

dapat kita artikan sebagai suatu kegiatan membaca yang efisien.

Kegiatan membaca menuntut seseorang untuk mengetahui isi bacaan. Selain

itu, seseorang juga dituntut untuk dapat menanggapi atau memberikan kritik terhadap

masalah yang terdapat dalam bacaan tersebut. Kritik yang diberikan dapat berupa

kekurangan atau kelebihan dari isi suatu bacaan. Seseorang yang dapat memberikan

kritik terhadap bacaan yang dibacanya, berarti orang tersebut dapat berpikir kritis

dalam kegiatan membaca. Namun pada kenyataannya, masih banyak orang yang

belum dapat melakukan kegiatan membaca kritis.

Berdasarkan masalah-masalah yang sudah dipaparkan, maka diperlukan upaya

untuk meningkatkan kemampuan membaca. Sasaran untuk peningkatan kemampuan

membaca adalah siswa atau pelajar agar kemampuan membacanya dapat meningkat.

Kemampuan membaca dan memahami isi bacaan merupakan hal yang sangat penting

bagi siswa, terutama dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti memilih

(24)

Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran

2012/2013”.

Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan membaca yang

seharusnya dikuasai oleh setiap orang. Ketika seseorang membaca kritis, ia tidak

hanya dapat memahami apa yang dibacanya tetapi dapat juga menilai dan

memberikan tanggapan. Siswa SMA seharusnya sudah dapat menerapkan kegiatan

membaca kritis. Mereka sudah dapat menilai dan memberikan tanggapan terhadap

apa yang sudah dibacanya. Hal tersebut yang mendorong peneliti untuk memilih

siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas XI IPS 2 untuk diteliti bagaimana

kemampuan membaca kritisnya. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terletak di tengah

kota Yogyakarta sehingga sekolah tersebut dapat dijadikan tolok ukur untuk diukur

seberapa tinggi kemampuan membaca kritis siswa dibandingkan dengan SMA

lainnya yang letaknya jauh dari kota. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru,

siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sudah pernah diajarkan tentang membaca

kritis namun hasilnya belum maksimal dan menemui banyak kesulitaan. Oleh karena

itu, perlu dilakukan pengajaran lebih efektif lagi agar hasil pengajaran membaca kritis

lebih maksimal. Metode pengajaran yang digunakan oleh guru juga mempengaruhi

hasil belajar siswa. Peneliti menggunakan metode inkuiri dalam rangka meningkatkan

kemampuan membaca kritis. Metode inkuiri dipilih karena metode ini dapat

membantu siswa menemukan sendiri jawaban atas kesulitan yang dialaminya.

Membaca kritis menuntut siswa untuk dapat menilai dan memberikan tanggapan

(25)

membantu siswa supaya dapat menilai dan memberikan tanggapan terhadap

bacaannya dengan alasan dan pikiran yang logis. Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa SMA kelas XI IPS 2. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, pada

umumnya yang berkaitan dengan berpikir kritis adalah anak-anak IPA. Siswa kelas

IPS cenderung masih sulit dalam berpikir kritis. Oleh karena itu, peneliti memilih

kelas XI IPS 2 untuk diteliti bagaimana kemampuan membaca kritisnya. Materi yang

dipilih untuk penelitian disesuaikan dengan kurikulum pada tingkatan kelas tersebut.

Pada kurikulum tingkatan kelas tersebut, terdapat materi yang harus diajarkan

mengenai pembelajaran membaca intensif, yang di dalamnya terdapat salah satu

jenis membaca yaitu membaca kritis. Materi ini sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti. Penelitian tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

menggunakan metode inkuiri.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan masalah-masalah tersebut, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan kemampuan membaca kritis dengan

metode inkuiri pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun

ajaran 2012/2013” ?

1.3Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui peningkatan kemampuan membaca kritis menggunakan metode inkuiri

(26)

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru bahasa

Indonesia untuk dapat menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran di

kelas supaya lebih bervariatif dan menyenangkan.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan

kemampuan membaca kritis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah, serta membuat siswa lebih aktif terlibat dalam pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi

peneliti lain agar dapat mengembangkan penelitian menggunakan metode

inkuiri.

1.5Batasan Istilah

a. Membaca kritis

Membaca kritis adalah sejenis kegiatan membaca yang dilakukan

secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis,

dan bukan hanya mencari kesalahan (Tarigan, 1986:89).

b. Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang melibatkan secara

(27)

sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga pembelajar dapat merumuskan

sendiri berbagai penemuan atas berbagai persoalan dengan penuh percaya

diri (Gulo, 2002: 83-84).

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti bersumber dari penelitian terdahulu

yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Peneliti beracuan pada penelitian yang berhubungan dengan membaca kritis dan metode inkuiri. Penelitian yang masih

relevan dengan penelitian ini ada tiga penelitian. Peneliti menemukan satu topik

penelitian mengenai membaca kritis yang berjudul “Pembelajaran membaca kritis

siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Malang” oleh Nur Fitria Ardiyani. Penelitian ini

mendeskripsikan pembelajaran membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri Malang.

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pembelajaran membaca

kritis sudah diajarkan pada tingkatan SMP dan banyak hambatan yang ditemui dalam

pelaksanaan membaca kritis. Hambatan-hambatan tersebut yaitu kurang tersedianya

sumber belajar dan media, bacaan yang digunakan dalam membaca kritis terlalu

panjang. Oleh karena itu, hasil yang dicapai oleh siswa tidak maksimal. Berdasarkan

penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain, maka peneliti ingin

mengadakan penelitian mengenai pembelajaran membaca kritis pada tingkat SMA.

Penelitian terdahulu yang masih relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh mahasiswa Universtas Sanata Dharma yaitu Vitalis

Listyaningrum (2010) yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV

(29)

dalam Hal Pencapaian Hasil Belajar Melalui Metode Inkuiri” dan penelitian yang

dilakukan oleh Devy Eganinta (2010) yang berjudul “Penerapan Metode Inkuiri

pada Pembelajaran Matematika dengan Pokok Bahasan Aturan Perkalian dan

Permutasi pada Siswa XI IPA 4 SMA Negeri 5 Yogyakarta”. Kedua penelitian ini

meneliti penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA dan matematika.

Berdasarkan kedua penelitian terdahulu tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian

menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Ketiga penelitian terdahulu yang telah dilakukan dapat memberikan gambaran,

bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini masih relevan dan masih

berguna untuk diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian

yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis dengan Metode Inkuiri

pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran

2012/2013”.

2.2Kajian Teori

2.2.1 Hakikat Membaca Kritis

Kegiatan membaca membuat seseorang bukan hanya ingin mengetahui

sesuatu, tetapi juga ingin menilainya. Kemampuan menilai pada seseorang tentu tidak

sama yaitu berdasarkan latar belakang pendidikan, usia, pengalaman, dan

kepribadiannya. Pada umumnya, setiap orang dapat menilai sesuatu secara umum

apabila daya nalarnya berkembang (Wiryodijoyo, 1989: 54). Kegiatan membaca kritis

merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari keputusan (judgement)

(30)

Pada dasarnya, saat seseorang membaca kritis (critical reading) dia

melakukan kegiatan membaca dengan bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam,

evaluatif, serta analisis, bukan ingin mencari kesalahan penulis. Oleh sebab itu,

diperlukan kemampuan berpikir dan bersikap kritis (Tarigan, 1988: 89). Pengajaran

membaca kritis merupakan strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi

bacaan berdasarkan penilaian yang rasional, lewat keterlibatan yang lebih mendalam

dengan pikiran penulis dan merupakan analisis yang dapat diandalkan (Sujana, 1988 :

23).

Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana,

mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan,

baik makna tiap baris, makna antar baris, maupun makna balik baris. Ada beberapa

hal yang perlu dikuasai pembaca dalam membaca kritis yaitu:

1. Memahami maksud penulis.

2. Memahami organisasi tulisan.

3. Menilai penyajian penulis/pengarang.

4. Menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari.

5. Meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berpikir kritis.

6. Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan (Handini, 2005).

Sumardiyono (2010: 14) mengemukakan bahwa secara umum tujuan

membaca kritis adalah (a) mengetahui tujuan penulis membuat tulisan, (b) memahami

bagian yang diyakinkan dan yang ditekankan oleh penulis, dan (c) mendapatkan

(31)

Berdasarkan beberapa pernyataan yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut,

dapat disimpulkan bahwa membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan

dengan penuh perhatian dan teliti untuk dapat memahami isi bacaan baik secara

tersirat maupun tersurat, serta dapat menganalisis dan mengevaluasi isi bacaan

tersebut.

2.2.2 Karakteristik Membaca Kritis

Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir

dan bersikap kritis. Seseorang dapat membaca kritis apabila ia dapat berpikir kritis.

Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi:

a. Menginterpretasi secara kritis.

b. Menganalisis secara kritis.

c. Mengorganisasi secara kritis.

d. Menilai secara kritis.

e. Menerapkan konsep secara kritis (Nurhadi, 1987: 143).

Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas digunakan

dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,

membujuk, menganalisis pendapat, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis

merupakan kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi,

kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan orang

lain (Johnson, 2006:181). Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang

memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, pendapat, logika, dan bahasa yang

(32)

pemahaman yang mendalam, pemahaman mengungkapkan makna di balik suatu

kejadian.

Ada delapan langkah berpikir kritis menururt Johnson (2006). Kedelapan

langkah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Apa masalah, isu yang sedang dipertimbangkan?

2. Apa sudut pandangnya?

3. Apa alasan yang diajukan?

4. Apa ide-ide yang dibuat?

5. Apakah bahasanya jelas?

6. Apakah alasan didasarkan pada bukti yang meyakinkan?

7. Kesimpulan apa yang ditawarkan?

8. Apa pengaruh dari kesimpulan yang sudah ditawarkan?

Berpikir kritis adalah aktivitas mental sistematis yang dilakukan orang-orang

yang toleran dengan pikiran terbuka untuk memperluas pemahaman. Pemikir kritis

meneliti dengan cermat proses berpikir mereka dan proses berpikir orang lain untuk

mendapatkan pemahaman yang paling lengkap.

Peningkatan kemampuan membaca kritis memerlukan beberapa pertanyaan

kunci dari daftar penghafalan. Tiga pertanyaan kunci dari daftar penghafalan yaitu:

a) Apa? Memfokuskan perhatian pada isi bacaan.

b) Mengapa? Mengarahkan perhatian pada maksud si penulis.

c) Bagaimana? Memfokuskan pada laporan dan juga pertanyaan ini

(33)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas tentang membaca kritis, maka peneliti

mengambil beberapa kesimpulan mengenai aspek yang termasuk dalam membaca

kritis. Aspek aspek tersebut diambil karena relevan untuk kemampuan membaca

kritis siswa tingkat SMA. Berdasarkan pernyataan tersebut maka aspek membaca

kritis yaitu (a) dapat mengartikan kata-kata sukar, (b) menemukan ide pokok, (c)

menjelaskan makna tersurat, (d) membuat kesimpulan, (e) membuat prediksi, serta (f)

memberikan kritik atas bacaan yang dibaca.

Mengartikan kata-kata sukar merupakan landasan awal seseorang berpikir

kritis. Ketika ia menemui kesulitan dalam mengartikan kata sukar, ia akan mencari

tahu apa arti kata tersebut. Apabila seseorang tidak mengetahui arti kata tersebut

maka seseorang akan terhambat dalam melakukan kegiatan membaca untuk

mengetahui isi bacaannya. Seseorang yang telah mengetahui arti dari kata yang

dibacanya, ia membutuhkan kemampuannya untuk menjelaskan makna tersirat dan

tersurat yang ada pada bacaan. Maksud yang ingin disampaikan oleh penulis ada yang

tidak dituliskan secara langsung pada bacaan. Maksud yang ingin disampaikan pada

bacaan diuraikan dalam pernyataan yang tersirat atau secara tidak langsung. Aspek

kemampuan membaca kritis selanjutnya yang harus dikuasai adalah menemukan ide

pokok, membuat kesimpulan isi bacaan, dan memprediksi isi bacaan. Isi suatu bacaan

dapat diketahui dari beberapa ide pokok yang terdapat dalam bacaan. Beberapa ide

pokok yang dapat ditemukan dalam bacaan dapat membantu seseorang dalam

membuat kesimpulan dari bacaan. Aspek yang lebih ditekankan pada membaca kritis

(34)

dari bacaan atau perbedaan dan persamaan dalam bacaan. Seseorang dapat dikatakan

menguasai kemampuan membaca kritis apabila sudah dapat memenuhi aspek

membaca kritis tersebut.

2.3 Metode Inkuiri

2.3.1 Kemunculan Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu dilakukan melalui

tanya jawab antara guru dan siswa. Metode ini berawal dari asumsi bahwa sejak

manusia lahir ke dunia, ia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri

pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan

kodrat manusia sejak lahir. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal

sesuatu melalui indra yang dimiliki oleh manusia. Rasa keingintahuan itu akan terus

berkembang sampai dewasa. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna,

manakala didasari oleh rasa keingintahuan itu. Dalam rangka inilah metode inkuiri

dikembangkan (Wina, 2006:194).

2.3.2 Hakikat Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan

proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Wina 2006: 194). Suryosubroto

(2009:178) mengemukakan bahwa metode inkuiri adalah suatu metode di mana

(35)

sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa dapat berorientasi pada proses

pembelajaran melalui metode ini.

Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang melibatkan secara maksimal

seluruh pembelajar untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan

analitis. Oleh karena itu, pembelajar dapat merumuskan sendiri berbagai penemuan

atas berbagai persoalan dengan penuh percaya diri. Ada tiga sasaran utama yang

hendak dicapai dalam pelaksanaan metode inkuiri yakni (1) keterlibatan pembelajar

secara maksimal dan keseluruhan proses belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis

dan sistematis pada kompetensi yang hendak dicapai, dan (3) mengembangkan rasa

percaya diri pada pembelajar sehingga pembelajar dapat mengemukakan berbagai

pertanyaan dan dapat berdiskusi dengan leluasa (Gulo, 2002: 83-84).

Proses yang harus dijalani pembelajar dalam metode ini meliputi:

merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis atau dugaan sementara,

mengumpulkan data-data sebagai bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.

Apabila proses ini dijalankan dengan baik maka kita sudah membantu pembelajar

untuk mengembangkan daya intelektualnya. Proses pembelajaran dilakukan dengan

mengajak mereka mempertanyakan sesuatu dan mencari jawaban yang didasarkan

pada rasa keingintahuan mereka terhadap sesuatu.

2.3.3 Prinsip Metode Inkuiri

Seseorang dapat menggunakan metode inkuiri apabila ia mengetahui

(36)

a. Pembelajar harus diberi kesempatan dan selalu didorong untuk berpikir kritis

karena mereka harus mengumpulkan berbagai bukti untuk membuktikan dugaan

atau hipotesis yang telah mereka susun.

b. Komunikasi yang terjalin antarpembelajar semakin menambah pengalaman

mereka untuk menemukan suatu alternatif atas suatu persoalan.

c. Kegiatan-kegiatan belajar bahasa yang disajikan dalam semangat inkuiri

diarahkan pada penumbuhkembangan motivasi untuk semakin mengaktifkan

pembelajar.

d. Tujuan utama pembelajaran adalah merefleksikan nilai-nilai dan isu penting

dalam suatu wacana.

e. Situasi-situasi inkuiri memungkinkan pembelajar untuk mengembangkan

kesadaran berperan dalam kelompok secara aktif dalam menyelesaikan suatu

permasalahan lewat komunikasi.

Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan

dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses pembelajaran siswa

lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan

masalah. Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh

potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional. Pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta

tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus senantiasa siap memberikan bantuan

kepada siswa dalam melaksanakan interaksi, mengungkap argumentasi,

(37)

2.3.4 Ciri-Ciri Metode Inkuiri

Metode inkuiri memiliki karakteristik yang berbeda dengan metode lainnya.

Ciri-ciri dari metode inkuiri adalah sebagai berikut.

1. Menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan

menemukan, artinya siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Siswa tidak hanya

berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal tetapi

mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri

dalam proses pembelajaran.

2. Seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban

sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat

menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Guru ditempatkan sebagai

fasilitator dan motivator bagi siswa.

3. Tujuan dari metode inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara

sistematis, logis, kritis, dan mengembangkan kemampuan intelektual sebagai

bagian dari proses mental. Siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi

pelajaran akan tetapi bagaimana mereka menggunakan potensi yang dimillikinya

(38)

2.3.5 Langkah Inkuiri

Metode inkuiri memiliki beberapa langkah. Langkah-langkah metode inkuiri

yaitu:

1. Orientasi

Langkah ini merupakan kegiatan membina suasana iklim pembelajaran yang

responsif. Guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses

pembelajaran.

a. Guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

b. Menjelaskan pokok kegiatan yang harus dilakukan.

c. Menjelaskan topik dari kegiatan belajar.

2. Merumuskan masalah

Persoalan yang disajikan oleh guru menantang siswa untuk berpikir. Siswa

didorong untuk mencari jawaban yang tepat dan menemukan jawabannya

sendiri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah

di antaranya:

a. Masalah dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memilki motivasi

tinggi ketika dilibatkan dalam merumuskan masalah.

b. Masalah yang diberikan adalah masalah yang mengandung teka-teki yang

memiliki jawaban pasti. Guru perlu mendorong siswa agar dapat

(39)

c. Konsep-konsep yang ada dalam masalah sudah diketahui oleh siswa. Guru

harus mempertimbangkan bahwa siswa memilki pemahaman tentang

konsep-konsep yang ada dalam masalah.

3. Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.

Siswa didorong untuk merumuskan hipotesis dengan cara guru memberikan sejumlah

pertanyaan yang dapat membuat siswa untuk merumuskan hipotesis.

4. Mengumpulkan data

Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang

sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan

hanya memerlukan motivasi yang kuat akan tetapi juga membutuhkan ketekunan.

Guru berperan memberikan berbagai pertanyaaan agar siswa terdorong untuk mencari

informasi dari sejumlah pertanyaan yang diberikan oleh guru.

5. Menguji hipotesis

Proses ini merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai

dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

6. Menarik kesimpulan

Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian

hipotesis. Guru sebaiknya juga menunjukkan pada siswa data yang relevan (Wina,

(40)

2.4 Kerangka Berpikir

Pembelajaran membaca yang dilakukan oleh siswa di kelas terkendala oleh

beberapa permasalahan. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh guru mata

pelajaran bahasa Indonesia, kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 kurang

maksimal. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik sehingga

hasil kemampuan membaca siswa masih rendah. Penelitian yang dilakukan oleh

peneliti difokuskan pada kemampuan membaca kritis siswa menggunakan metode

inkuiri. Metode inkuiri digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan

membaca kritis siswa. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian yang dilakukan

diberi judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis dengan Metode

Pembelajaran Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Tahun Ajaran 2012/2013”.

Peningkatan kemampuan membaca kritis ditingkatkan dengan metode inkuiri

dan tajuk rencana sebagai bahan bacaan. Metode inkuiri ini dipilih sebagai metode

untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa. Metode ini membuat siswa

dapat menemukan jawaban sendiri atas masalah yang dihadapinya. Siswa berperan

aktif dalam menemukan jawaban dari kesulitan yang dihadapinya. Guru hanya

berperan sebagai pembimbing dan pemberi arahan kepada siswa.

Penelitian dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus

terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data

diperoleh dengan tes dan nontes. Data diambil untuk mengetahui persentase

(41)

siklus dilakukan dengan uji statistik dengan uji normalitas dan uji perbedaan dengan

uji t berpasangan.

Skema 2.4

Skema Kerangka Berpikir

KONDISI AWAL

TINDAKAN uji t

KONDISI AKHIR

2.5 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini mengenai peningkatan kemampuan membaca kritis siswa

menggunakan metode inkuiri. Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta masih rendah. Guru tidak menggunakan metode

pembelajaran yang menarik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menyebabkan

siswa kurang tertarik dan tidak mau terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis dengan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 

1.Guru belum menggunakan metode inkuiri

2.Pemberian tes kemampuan awal siswa 3.Tidak ada siswa yang tuntas dari KKM

 

Penggunaan metode inkuiri

‐ Membuat siswa aktif membaca

‐ Membuat siswa dapat menemukan jawabannya sendiri

siklus I  skor

skor

Diduga penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

(42)

Oleh karena itu, kemampuan membaca kritis siswa diharapkan dapat

meningkat setelah menggunakan metode inkuiri. Metode ini membuat siswa terlibat

aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dapat mengemukakan pendapatnya dan

(43)

22  BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti memilih SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sebagai tempat penelitian.

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta beralamat di Jl. P. Senopati 18 Yogyakarta,

Indonesia 55121. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II bulan April-Mei tahun

ajaran 2012/2013.

3.2Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk memecahkan

persoalan pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas tidak hanya bertujuan untuk mengungkapkan penyebab dari

berbagai permasalahan yang dihadapi tetapi lebih penting memberikan pemecahan

berupa tindakan untuk memecahkan masalah (Arikunto, 2006:2). Kusumah (2009: 9)

berpendapat, PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri

dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan

(44)

meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti menggunakan

penelitian ini bermaksud untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa

kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

3.3Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta yang berjumlah 28 siswa. Objek dari penelitian ini adalah penggunaan

metode inkuiri dalam pembelajaran membaca kritis.

3.4Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus

terdiri dari dua jam pelajaran yang masing-masing 45 menit setiap jamnya. Dalam

penelitian ini setiap siklus terdiri dari: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Kegiatan ini diulang dalam dua siklus untuk mengetahui hasil penelitian. Berikut

skema desain PTK.

Skema 3.4 Skema Desain PTK

Perencanaan

Refleksi Observasi

Tindakan

Perencanaan Tindakan

Observasi

Refleksi

Siklus 1  Siklus II 

(45)

3.4.1 Siklus I

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam

mempersiapkan tindakan dalam siklus. Dalam kegiatan perencanaan, hal yang

dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Menyusun lembar observasi tentang aktivitas guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

b. Melakukan observasi pada proses pembelajaran dan melakukan wawancara

kepada siswa tentang proses pembelajaran.

c. Mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran.

d. Menentukan KD dan materi pembelajaran yang akan diterapkan dalam

penelitian.

e. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

f. Menyusun alat evaluasi dan LKS untuk melihat peningkatan kemampuan

membaca kritis menggunakan metode inkuiri.

2. Tindakan

Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah menerapkan RPP yang telah

dibuat dalam proses kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

a. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan salam.

(46)

2. Kegiatan Inti

a. Siswa berkelompok masing-masing kelompok 4-5 orang

b. Guru membagikan editorial pada kelompok

c. Siswa membaca editorial yang telah dibagikan

d. Guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi dan

menjawab pertanyaan dari guru

e. Guru dan siswa berdiskusi tentang hasil temuan dan jawaban siswa

f. Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing

g. Guru membagikan LKS kepada masing-masing siswa

h. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru

3. Kegiatan Penutup

a. Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran

b. Guru memberikan penegasan materi

3. Observasi

Kegiatan pengamatan dilakukan ketika penerapan tindakan di kelas atau pada

saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk

mengamati aktivitas guru dan siswa ketika pembelajaran di kelas. Hal-hal

yang diamati adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran, keseriusan siswa

dalam membaca dan mengerjakan tugas serta keaktifan siswa dalam

mempresentasikan hasil diskusi tentang temuan masalah yang telah

(47)

4. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah melakukan pelaksanaan kegiatan

tindakan. Hasil observasi, hasil tes, dan hasil wawancara dianalisis oleh

peneliti. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

materi yang diterapkan, kelebihan dan kekurangan metode inkuiri dalam

pembelajaran, aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran membaca

kritis, ketercapaian aspek membaca kritis dalam pembelajaran. Hasil refleksi

pada siklus I dilakukan untuk menyusun strategi pada siklus II.

3.4.2 Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Siklus II

dilakukan untuk merevisi siklus I. Tahap-tahap yang dilakukan sama dengan siklus I

hanya saja ada perubahan pada tahap tindakan.

1. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II sama dengan perencanaan pada siklus I

yaitu peneliti menyusun silabus dan RPP serta materi pembelajaran

berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I.

2. Tindakan

Pada tahap ini guru menerapkan RPP yang telah disusun. Langkah

pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I. Hal yang membedakan pada

siklus ini adalah bahan bacaan yang digunakan dan jumlah soal yang

diberikan kepada siswa lebih sedikit. Pada siklus II yang ditekankan adalah

(48)

ini bertujuan agar hasil kemampuan membaca kritis siswa pada siklus II dapat

memperbaiki hasil dari siklus 1. Kegiatan akhir ditutup dengan mengambil

kesimpulan dari pembelajaran.

3. Observasi

Kegiatan pengamatan pada siklus II sama dengan pengamatan pada siklus

I. Kegiatan ini mengamati aktivitas siswa ketika proses pembelajaran

berlangsung.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi pada siklus II dilakukan untuk mengevaluasi tindakan

pada siklus II. Tahap ini dilakukan untuk menganalisis hasil belajar siswa dan

ketercapaian aspek membaca kritis dalam pembelajaran.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu

teknik tes dan teknik nontes.

a. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca kritis.

Data yang dikumpulkan adalah hasil kerja siswa dalam setiap akhir siklus.

Aspek-aspek penilaian tes sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam menemukan kata-kata sukar atau istilah asing yang

terdapat dalam teks.

2. Kemampuan siswa menentukan makna tersirat dari teks.

(49)

4. Kemampuan siswa membuat kesimpulan atau memberikan pendapat mengenai

informasi dari teks.

5. Kemampuan siswa membuat prediksi sesuai dari hasil simpulannya.

6. Kemampuan siswa memberikan kritik terhadap bacaan

b. Teknik Nontes

Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah :

ƒ Observasi

Observasi dilaksanakan sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran. Hal

ini untuk mengetahui media, metode dan teknik yang sudah digunakan guru.

ƒ Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui pandangan guru dan siswa terhadap kemampuan membaca,

metode, dan media yang digunakan selama proses pembelajaran.

ƒ Foto

Foto digunakan untuk alat dokumentasi supaya semua kegiatan

pembelajaran dapat didokumentasikan.

3.6 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu tes dan nontes. Instrumen tes

digunakanan untuk mengukur kemampuan membaca kritis siswa sedangkan

instrumen nontes berupa pertanyaan wawancara dan pedoman observasi untuk

(50)

1. Tes

Tes yang diberikan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan membaca

kritis berupa pertanyaan dari bacaan yang telah diberikan kepada siswa.

Tes ini berpedoman pada aspek-aspek membaca kritis.

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari guru

maupun siswa yang berkaitan dengan pembelajaran membaca kritis.

ƒ Instrumen Wawancara

a. Guru

1. Apa sajakah yang harus dipersiapkan sebelum mengajar?

2. Bagaimanakah pemilihan materi agar sesuai dengan KD yang

akan diajarkan?

3. Apa sajakah kesulitan dalam menentukan materi

pembelajaran kemampuan membaca kritis siswa?

4. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan dalam

mengajarkan membaca kritis?

5. Bagaimanakah hasil kemampuan membaca kritis siswa

dengan metode yang diterapkan?

6. Apakah aspek kemampuan membaca kritis siswa dapat

tercapai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran?

7. Berapakah batas KKM Bahasa Indonesia yang harus dicapai

(51)

8. Apakah batas KKM kemampuan membaca kritis siswa dapat

tercapai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran?

b. Siswa

1. Bagaimanakah proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang

selama ini diikuti oleh siswa?

2. Apakah guru sering memberikan tugas untuk membaca?

3. Buku atau bahan bacaan apa saja yang biasanya ditugaskan

oleh guru?

4. Apakah anda menyukai kegiatan membaca? Mengapa?

5. Apakah ada kesulitan dalam melakukan kegiatan

membaca?

3. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam

pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Siswa terlibat aktif atau tidak

dalam kegiatan pembelajaran. Observasi juga dilakukan pada aktivitas

guru saat mengajar. Instrumen observasi yang digunakan adalah sebagai

(52)

Instrumen Observasi

a. Guru

Tabel 3.6.1

Pedoman Observasi Aktivitas Guru

b. Siswa

Tabel 3.6.2

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa

No. BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK

1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru

3. Siswa aktif membaca teks yang diberikan oleh

guru

4. Siswa memahami isi informasi dari teks yang

dibaca

5. Siswa dapat membedakan fakta dan opini

6. Siswa dapat menyimpulkan isi informasi dari teks

7. Siswa dapat memberikan pendapat dari teks yang

dibaca

8. Siswa dapat menilai isi teks yang dibaca

No BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK

1. Guru membuka pelajaran

2. Guru melakukan apersepsi

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru menyampaikan pembelajaran menggunakan media 5. Guru bertanya jawab dengan siswa

6. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan metode pembelajaran yang menarik

7. Guru memberikan evaluasi kepada siswa

(53)

3.7Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif. Analisis

data menggunakan teknik kuantitatif dihitung dengan berbagai rumus. Dalam

penelitian ini ada dua hal yang harus dihitung, yaitu menghitung nilai rata-rata dan

menghitung uji perbedaan dengan menggunakan uji “t”.

Menurut Nurgiyantoro (2001:111), rumus uji “t” yang diterapkan dalam

penelitian ini adalah rumus uji “t” berpasangan. Rumus uji “t” berpasangan adalah

sebagai berikut.

∑ D n ∑ D – ∑

n 1

D = Perbedaan skor kedua tes (X1 – X2)

∑ D = Jumlah perbedaan skor kedua tes

n = Jumlah subjek

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan

membaca kritis siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran membaca kritis.

Keberhasilan tidak ditekankan pada hasil akhir namun lebih ditekankan pada proses

penelitian dengan indikator keberhasilan yang perlu disiapkan untuk tolok ukur

(54)

Tabel 3.8

Indikator Keberhasilan Siklus I dan Siklus II Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II Kemampuan

membaca kritis

Sebesar 0% siswa mencapai KKM (nilai 80)

Sebesar 50% siswa mencapai KKM membaca kritis

Sebesar 80% siswa mencapai KKM membaca kritis

(55)

34  BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan di SMA Pangudi Luhur Santo Yusuf

Yogyakarta yang terletak di Jl. P. Senopati 18 Yogyakarta, Indonesia 55121. Letak

sekolah ini strategis karena berada di tengah kota dan mudah dijangkau. Meskipun

sekolah ini terletak di tengah keramaian kota Yogyakarta, proses pembelajaran dapat

berlangsung dengan baik. Ketika siswa sudah berada di dalam kelas, proses

pembelajaran sudah dapat terkondisi dengan baik. Penelitian dilakukan di kelas XI

IPS 2 dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan

dan 20 siswa laki-laki.

Penelitian dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus 1 pada tanggal 25 Maret

2013 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013. Penelitian ini melibatkan

guru Bahasa Indonesia kelas XI IPS 2 yaitu Bapak FX. Sudarno sebagai observer dan

peneliti berperan sebagai pengajar dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas peneliti melibatkan beberapa rekan

peneliti untuk membantu kegiatan penelitian menjadi observer dan pembimbing

setiap kelompok siswa.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian

menggunakan metode inkuiri untuk mengukur kemampuan membaca kritis siswa.

(56)

kelas XI IPS 2. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini apabila hasil kemampuan

membaca kritis terjadi peningkatan. Adapun penjelasan dari pelaksanaan siklus

penelitian adalah sebagai berikut ini.

4.2 Analisis Data Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Analisis Siklus 1

Pelaksanaan penelitian pada siklus 1 terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi. Adapun penjelasan setiap tahap adalah sebagai

berikut.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

bahan bacaan berupa tajuk rencana dari surat kabar, Lembar Kerja Siswa

(LKS) baik untuk individu maupun kelompok. Peneliti juga mempersiapkan

pedoman penilaian, pedoman observasi, alat pengumpul data berupa kamera.

b. Tindakan

Penelitian siklus I dilakukan pada hari Kamis, tanggal 25 April 2013

pukul 07.00-08.45 WIB. Suasana pembelajaran berlangsung pada pagi hari

jam ke 1-2 sehingga kondisi siswa masih bersemangat di pagi hari. Hal ini

menjadi bekal awal siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Penelitian pada tahap tindakan ini diawali dengan kegiatan apersepsi dari

guru yaitu memberikan salam, mengecek kesiapan siswa dan melakukan

(57)

antara guru dan siswa mengenai isu-isu atau masalah yang sedang terjadi dan

dekat dengan dunia siswa yaitu mengenai Ujian Nasional SMA yang

menjadi berita terbaru saat diadakannya penelitian. Siswa memberikan

beberapa pendapat mengenai masalah tersebut. Berbagai masalah atau

pernyataan yang sudah diungkapkan oleh siswa kemudian didiskusikan lagi

bahwa pernyataan-pernyataan tersebut termasuk fakta atau opini.

Kegiatan selanjutnya siswa dibentuk dalam beberapa kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari lima orang. Setiap kelompok mendapatkan satu

Lembar Kerja Kelompok dan setiap siswa menerima satu tajuk rencana.

Siswa diberi waktu selama lima menit untuk membaca tajuk rencana

tersebut. Setelah itu siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada

dalam lembar kerja kelompok. Setiap kelompok di pantau oleh satu

pembimbing. Pembimbing mengamati kegiatan diskusi siswa dalam

menjawab pertanyaan. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya setelah waktu diskusi habis. Ketika satu kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan

kepada kelompok yang sedang presentasi. Hasil presentasi jawaban siswa

disimpulkan bersama-sama oleh guru dan siswa.

Kegiatan diskusi kelompok bertujuan agar setiap siswa dapat

menemukan gagasan atau dapat mengutarakan pendapatnya sendiri terhadap

masalah yang ditemui. Kegiatan diskusi kelompok dipantau oleh

(58)

menjawab pertanyaan dari hasil temuannya sendiri yang diutarakan melalui

diskusi kelompok.

Kegiatan akhir setelah berdiskusi dan mempresentasikan hasilnya, siswa

mengerjakan tes individu yang diberikan oleh peneliti. Tes ini bertujuan

untuk mengukur kemampuan membaca kritis siswa selama proses

pembelajaran. Setelah mengerjakan tes, kegiatan pembelajaran ditutup

dengan penegasan materi dan penarikan kesimpulan atas pembelajaran yang

sudah berlangsung.

Data siklus I dapat diperoleh dari tes individu siswa mengenai

kemampuan membaca kritis yang diberikan oleh guru kepada siswa. Tes

tersebut mengandung beberapa aspek yang harus dikuasai siswa dalam

membaca kritis. Tes tersebut mengukur kemampuan siswa dalam:

mengartikan kata sukar, memahami makna tersirat, menemukan ide pokok,

menarik kesimpulan bacaan, membuat prediksi, dan memberikan kritik

terhadap bacaan.

a. Tes Kemampuan Membaca Kritis

Kemampuan membaca kritis siswa diukur dengan memberikan tes

individu yang mengandung aspek membaca kritis. Hasil tes kemampuan

membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

berupa penjumlahan skor atas beberapa aspek kemampuan membaca

kritis siswa yang kemudian diolah menjadi nilai akhir. Nilai kemampuan

(59)

ketuntasan nilai 80. Adapun rincian frekuensi nilai kondisi awal

(prasiklus) dan siklus I kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS

2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3.1

Tabel Frekuensi Prasiklus dan Siklus I

No Nilai akhir Kemampuan Membaca Kritis

Frekuensi (f) Persentase

Pra Siklus Siklus I Pra siklus Siklus I 1 90-99 - 1 0% 3,7% 2 80-89 - 8 0% 29,6% 3 70-79 6 4 21,4% 14,2% 4 60-69 15 9 53,5% 32,1% 5 50-59 4 4 14,2% 14,2% 6 40-49 - 2 0% 7,1% 7 30-39 3 - 10,7% 0% 8 20-29 - - 0% 0% 9 0 - - 0% 0%

Jumlah siswa 28 28

Berdasarkan tabel di atas, jumlah siswa yang mengikuti tes prasiklus adalah

sebanyak 28 siswa. Data tersebut menunjukkan, bahwa tidak ada siswa yang tuntas

dalam mengikuti tes prasiklus kemampuan membaca kritis. Pada siklus I sebanyak 9

siswa yang dapat mencapai ketuntasan dan sebanyak 19 siswa belum tuntas mencapai

KKM. Berdasarkan frekuensi nilai siswa kelas XI IPS 2 dari tabel tersebut, peneliti

menghitung persentase ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian dapat diketahui

(60)

Persentase ketuntasan kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta pada siklus I disajikan dalam diagram berikut ini.

Diagram 4.3.1

Persentase Ketuntasan Kemampuan Membaca Kritis Siklus I

Berdasarkan diagram ketuntasan nilai siswa pada siklus I, dapat dijelaskan

bahwa dari 28 siswa yang mengikuti tes kemampuan membaca kritis, sebanyak 9

siswa yang dapat mencapai ketuntasan dengan persentase 32,14%. Hal ini berarti,

masih banyak siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan KKM atau tidak tuntas

dengan nilai di bawah 80. Banyaknya siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan

KKM adalah 19 siswa dengan persentase 67,86%.

c. Observasi

Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru memberikan salam dan

mengecek kesiapan siswa. Setelah kegiatan tersebut guru menyampaikan

tujuan pembelajaran. Guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

prosedur yang sudah disiapkan di RPP. Siswa dapat dipantau meskipun ada

(61)

Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah membedakan fakta dan

opini melalui kegiatan membaca kritis. Materi bacaan yang diajarkan adalah

tentang Ujian Nasional. Materi ini sesuai dengan dunia siswa, dekat dengan

dunia pendidikan. Ketika diajarkan mengenai topik Ujian Nasional, siswa

sangat antusias dan tertarik dengan topik tersebut. Metode yang digunakan

oleh guru juga direspon dengan baik oleh siswa. Guru secara terbuka memberi

kesempatan kepada siswa untuk berpendapat sesuai dengan temuan mereka

sendiri. Metode inkuiri yang diterapkan dapat dilaksanakan dalam kegiatan

pembelajaran. Siswa dapat menemukan jawaban permasalahan yang mereka

temui dengan jawaban dari dirinya sendiri. Siswa cukup antusias dengan topik

yang diberikan. Mereka dengan terbuka mau berdiskusi dan mengemukakan

pendapatnya. Namun demikian, masih ada siswa yang kurang aktif dalam

berdiskusi dan mengemukakan pendapatnya. Siswa ada yang malu

mengemukakan pendapatnya dan bermalas-malasan ketika berdiskusi.

Kegiatan berdiskusi ini sangat membantu siswa untuk lebih aktif

mengemukakan pendapat dan bertanya kepada guru ketika mereka mengalami

kesulitan. Bimbingan dari guru sangat membantu siswa. Mereka semakin

terarah dan dapat mengemukakan pendapatnya lebih aktif. Hal ini

menunjukkan bahwa, metode yang digunakan oleh guru dapat membantu

siswa dalam menemukan jawaban atas kesulitannya sendiri dan dapat bertukar

pikiran dengan orang lain. Guru hanya berperan sebagai pembimbing untuk

(62)

d. Refleksi

Kegiatan refleksi digunakan oleh peneliti untuk melihat hasil

pembelajaran pada siklus I. Pada siklus I ini, siswa terlibat aktif mengikuti

kegiatan pembelajaran. Setiap kelompok aktif mengikuti kegiatan

pembelajaran, meskipun dalam setiap kelompok masing-masing siswa tidak

semuanya bisa berperan aktif mengemukakan pendapatnya.

Hasil tes pada siklus I didapatkan 9 siswa yang tuntas dari KKM.

Jumlah siswa yang tuntas dari KKM masih sedikit. Ketuntasan nilai siswa

disebabkan oleh banyak faktor. Siswa belum mau berpikir secara kritis dalam

menjawab pertanyaan. Siswa masih bermalas-malasan ketika menjawab

pertanyaan. Ketika diskusi dalam kelompok, mereka hanya mengandalkan

teman yang lainnya. Siswa tidak mau bertanya pada orang lain untuk

mengatasi kesulitannya ketika menemui kesulitan. Siswa tidak memberikan

alasan dengan jelas pada saat menentukan fakta dan opini. Penguasaan siswa

masih rendah dalam membedakan fakta dan opini dengan alasan yang jelas.

Faktor lain yang menyebabkan siklus I kurang berhasil adalah

keterbatasan waktu. Lamanya proses pembelajaran sangat terbatas, pembagian

waktu di RPP dan dalam pelaksanaan masih tidak sesuai. Ketika pembelajaran

sudah dilaksanakan di dalam kelas, ternyata waktu untuk berdiskusi sangat

kurang. Siswa lebih banyak berdiskusi di luar topik pembelajaran dan tidak

(63)

menghabiskan waktu yang cukup lama karena siswa masih bermalas-malasan

untuk membentuk kelompok.

Hambatan lain adalah materi atau bacaan yang cukup panjang. Siswa

masih enggan untuk membaca tajuk rencana yang telah dibagikan. Mereka

sudah merasa malas untuk membaca ketika melihat bacaan yang cukup

panjang. Siswa membutuhkan waktu yang cukup untuk memahami isi bacaan.

Bacaan perlu dibaca berulang, tidak cukup hanya menghabiskan waktu sekali

baca saja. Kemampuan siswa menangkap isi bacaan masih kurang, sehingga

dalam menjawab soal tes individu jawaban masih kurang tepat. Oleh karena

itu, pada siklus berikutnya bacaan yang diberikan akan lebih singkat supaya

hasil kemampuan membaca kritis siswa dapat meningkat atau lebih baik.

4.2.1.1Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Siswa pada Siklus I

Ketuntasan dan ketidaktuntasan nilai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor tersebut dapat ditemukan setelah penelitian dilakukan dan peneliti melakukan

observasi.

Berdasarkan hasil observasi dan nilai yang diperoleh siswa dari tes membaca

kritis diketahui, ada beberapa faktor yang memengaruhi ketuntasan dan

ketidaktuntasan dalam membaca kritis. Faktor yang mempengaruhi ketidaktuntasan

nilai siswa pada siklus I antara lain penggunaan waktu yang kurang efektif,

(64)

Faktor penggunaan waktu yang kurang efektif. Banyak waktu terbuang untuk

kegiatan di luar diskusi siswa. Waktu yang diberikan guru untuk bekerja di dalam

kelompok terlalu lama, sehingga banyak waktu yang terbuang karena digunakan

siswa untuk mengerjakan hal diluar diskusi bacaan. Siswa belum bisa menggunakan

waktu dengan efektif. Banyak kelompok yang mengerjakan tugas tidak serius,

sehingga tugas kelompok tidak selesai dan hasilnya kurang maksimal. Siswa lebih

aktif berdiskusi di luar topik pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan waktu yang

digunakan untuk berdiskusi mengenai topik pembelajaran kurang efektif. Hasil

diskusi menjadi tidak maksimal.

Faktor lain adalah panjangnya bacaan. Bacaan yang diberikan terlalu panjang

sehingga siswa cenderung malas untuk membaca dan memahami bacaan tersebut.

Siswa banyak mengeluh pada saat membaca bacaan, sehingga pembelajaran

cenderung lama dan waktu pelaksanaan tindakan kurang efektif. Siswa terlihat malas

untuk membaca bahan bacaan yang diberikan. Ketika melihat bacaan yang terdiri dari

beberapa paragraf, siswa sudah merasa malas untuk membaca. Panjangnya bahan

bacaan membuat siswa malas membaca. Mereka hanya membaca sekilas dan kurang

memahami isi bacaan. Pada saat diberikan soal mengenai isi bacaan, siswa banyak

yang mengeluh dan enggan untuk membaca lagi bacaan yang dibagikan.

Kemampuan siswa dalam membaca kritis diuji dari seberapa besar

kemampuannya dalam membaca kritis. Kemampuan tersebut diuji dengan pengerjaan

tes kemampuan membaca kritis siswa. Peneliti memberikan sejumlah pertanyaan

Gambar

Tabel 3.6.1 Pedoman Observasi Aktivitas Guru ................................................
Grafik 4.3.1 Nilai Rata-Rata Kemampuan Membaca Kritis
Tabel 3.6.1
Tabel 3.8 Indikator Keberhasilan Siklus I dan Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Hasil Belajar “Membuat Garnish Dan Lipatan Daun” Pada Kesiapan Praktik Pengolahan Makanan Indonesia Siswa SMKN 9 Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Yahudi dari al-Aws, orang-orang merdeka (di kalangan) mereka dan mereka sendiri, mempunyai kedudukan yang sama dengan orang- orang yang terikat dengan piagam ini dalam loyalitas

Berdasarkan perhitungan skor servqual, diperoleh skor tertinggi pada dimensi tangibles adalah kerapihan dan kebersihan penampilan Teller, pada dimensi responsiveness, atribut

Peran dari aplikasi tersebut adalah menyimpan semua daftar transaksi pada toko dan proses otomatisasi dari seluruh data yang ingin dipakai oleh toko Farila dalam

Pemberian vitamin A, B 12 , C dan kombinasi ketiganya melalui drinking water menunjukkan hasil berbeda tidak nyata antara kontrol dan perlakuan pada tulang

Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan lamanya hemodialisis, baik penilaian status gizinya dengan Skinfold maupun LILA

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa flavonoid hasil isolasi pada konsentrasi 0,6% dan 0,8% memiliki aktivitas mukolitik yang setara dengan

Intervensi dengan melaksanakan proses MPSC di RSNU Tuban disesuaikan dengan teori yang telah disusun Yuwono. Tahap interpersonal skill development dilaksanakan