SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Natalia Staffiany Devyta Sari
091224025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Natalia Staffiany Devyta Sari
091224025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iv
MOTTO
Sekali jatuh bukan berarti akan terpuruk, terus
berdoa dan berusaha.
Tak kan bisa tahu sebelum mencoba!
Selalu bersyukur dan berusaha!
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan untuk :
Orang tuaku tercinta Bapak G. Eko Witono
S.Pd. dan Ibu Theresia Sunarti
“
terima kasih atas segala doa, kasih sayang, motivasi dan segala pengorbanan yang telah mendorongku untuk terus belajar danmenjadi seorang anak yang bisa dibanggakan ”
Adik-adikku tersayang Agnes dan Kevin
“terima kasih untuk semangat dan doa untukku, kalian adalah alasan untukku menjadi seorang kakak yang tangguh”
vi
viii
ABSTRAK
Sari, Natalia Staffiany Devyta. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis dengan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.
Penelitian ini mengkaji peningkatan kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dalam pembelajaran membaca kritis menggunakan metode inkuiri. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan metode inkuiri, yang berjumlah 28 siswa. Penggunaan metode inkuiri dalam penelitian ini, siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam menemukan jawaban atas kesulitannya sendiri.
Penelitian ini dirancang dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal dan instrumen nontes berupa pertanyaan wawancara dan pedoman observasi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif yaitu menghitung nilai tes hasil belajar siswa, menghitung nilai rata-rata dan menghitung perbedaan dengan uji “t”. Analisis kemampuan membaca kritis siswa berpedoman pada aspek membaca kritis sebagai berikut: (1) menjelaskan kata sukar, (2) menjelaskan makna tersirat, (3) menentukan ide pokok, (4) menarik kesimpulan, (5) membuat prediksi, (6) memberikan kritik.
ABSTRACT
Sari, Natalia Staffiany Devyta. 2013. The Improvement Of Critical Reading Skill Using Inquiry Method For Students Of XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Year 2012/2013. Thesis. Yogyakarta: Indonesian, Local Language and Literature Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
This research reviews the improvement of critical reading skill for students of XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta in learning critical reading using inquiry method. The student difficulty in reading critically forms a background of this research. The purpose if this research is describing the improvement of student’s ability in reading critically using inquiry method in XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, which contain of 28 students, year 2012/2013. In this method, the students are expected to be active in finding their own solutions of their problems.
This research is designed into two cycles. Each cycle consist of 4 steps; They are plan, action, observation, and reflection. Instruments that are used in gathering data are test and non-test. The test instrument is in a form of question, while non-test instrument are in a form of interview questions and observation guidance. The analysis of the data are quantitative; calculating the result of test, finding the average, and finding the difference using T-test. The analysis of the students’ ability in reading critically is guided to some critical reading aspects; (1) explaining the difficult word, (2) explaining the implicit meaning, (3) finding the main idea, (4) getting conclusion, (5) predicting, and (6) giving critic.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis
dengan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013” sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana Program
Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang
membantu, memberi motivasi, mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi PBSID dan dosen
penguji, yang penuh kesabaran dan ketelitian membimbing penulis agar
skripsi ini menjadi lebih baik.
3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. dan Rishe Purnama Dewi S.Pd., M.Hum., selaku
dosen pembimbing, yang penuh kesabaran, ketelitian, selalu memberikan
nasihat, dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen PBSID yang penuh kesabaran, mengajar, dan membagikan
ilmu selama menempuh perkuliahan.
5. Robertus Masidiq, karyawan sekertariat PBSID yang selalu sabar dan
memberikan kemudahan bagi penulis selama berproses dan menyelesaikan
skripsi.
6. Karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah banyak
membantu penulis dalam peminjaman buku selama menempuh perkuliahan
7. Fx. Sudarno S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta yang mendukung penulis dalam melakukan
penelitian untuk menyelesaikan skripsi.
8. Siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, yang dapat bekerja
sama dalam penelitian untuk penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak G. Eko Witono S.Pd. dan Ibu Theresia Sunarti selaku orang tua
penulis yang telah memberikan segala kasih sayang, motivasi, dukungan
kepada penulis untuk terus belajar dan menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
10. Adik-adikku, Agnes dan Kevin yang telah memberikan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi.
11. Michael Dony Brianto, partner yang telah menemani penulis hingga saat ini,
mendukung dan selalu memberi motivasi kepada penulis agar skripsi ini
selesai tepat waktu.
12. Sahabat-sahabat penulis, Aurel, Siska, Banik, Jatu, tempat berbagi suka dan
duka selama perkuliahan dan selalu mendukung dan memotivasi penulis.
13. Roni Prabowo, Fransisca Ayu, Nuansa Asa, dan Aurelia terima kasih atas
bantuan dalam mendokumentasikan peneitian dalam skripsi ini.
14. Romo Ardus dan seluruh mahasiswa PBSID kelas A angkatan 2009, terima
kasih atas kekompakan selama masa perkuliahan.
15. Teman-teman di kos Brojowikalpo 12B, Florentina, Dian, Tia, Yuli, Reni,
Rika, Septi, dan Siska terima kasih telah hidup bersama menjadi keluarga
selama menempuh masa perkuliahan.
16. Martinus Fuji Haryoko dan Brigita Huri, sahabat penulis yang telah
membantu membuat abstract serta kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.
17. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala
xii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 29 Juli 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA IMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 7
2.2 Kajian Teori ... 8
2.2.1 Hakikat Membaca Kritis ... 8
2.2.2 Karakteristik Membaca Kritis ... 10
xiv
2.3.1 Kemunculan Metode Inkuiri ... 13
2.3.2 Hakikat Metode Inkuiri ... 13
2.3.3 Prinsip Metode Inkuiri ... 14
2.3.4 Ciri-Ciri Metode Inkuiri ... 16
2.3.5 Langkah-Langkah Metode Inkuiri ... 17
2.4 Kerangka Berpikir ... 19
2.5 Hipotesis Penelitian ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
3.2 Jenis Penelitian ... 22
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 23
3.4 Prosedur Penelitian ... 23
3.4.1 Siklus I ... 24
3.4.2 Siklus II ... 26
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.6 Instrumen Penelitian ... 28
3.7 Teknik Analisis Data ... 32
3.8 Indikator Keberhasilan ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 34
4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ... 34
4.2 Analisis Data Penelitian ... 35
4.2.1 Analisis Siklus I ... 35
4.2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Siklus I ... 42
4.2.2 Analisis Siklus II ... 44
4.2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Siklus II ... 48
4.3 Pembahasan ... 49
4.3.1 Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ... 49
4.4 Uji Normalitas ... 58
4.4.2 Uji Normalitas Siklus I dan Siklus II ... 58
4.5 Uji T Berpasangan ... 59
4.5.1 Uji T Berpasangan Prasiklus dan Siklus I ... 59
4.5.2 Uji T Berpasangan Siklus I dan Siklus II ... 62
4.6 Refleksi ... 65
BAB V PENUTUP ... 67
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6.1 Pedoman Observasi Aktivitas Guru ... 31
Tabel 3.6.2 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa... 31
Tabel 3.8 Indikator Keberhasilan ... 33
Tabel 4.3.1 Frekuensi Prasiklus dan Siklus I ... 38
Tabel 4.3.2 Frekuensi Siklus I dan Sikus II ... 46
Tabel 4.4.1 Hasil Uji Normalitas Prasiklus dan Siklus I... 58
Tabel 4.4.2 Hasil Uji Normalitas Siklus I dan Siklus II ... 59
Tabel 4.5.1 Hasil Uji T Prasiklus dan Siklus I ... 61
DAFTAR SKEMA
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.3.1 Persentase Ketuntasan Kemampuan Membaca Kritis
Siklus I ... 39 Diagram 4.3.2 Persentase Ketuntasan Kemampuan Membaca Kritis
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.3.1 Nilai Rata-Rata Kemampuan Membaca Kritis dan Ketuntasan Siswa dengan Metode Inkuiri
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Tes Kemampuan Membaca Kritis Prasiklus ... 75
Lampiran 2 Hasil Tes Kemampuan Membaca Kritis Siklus I ... 76
Lampiran 3 Hasil Tes Kemampuan Membaca Kritis Siklus II ... 77
Lampiran 4 Tes Kemampuan Membaca Kritis Prasiklus ... 78
Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Kritis ... 88
Lampiran 6 Silabus Siklus I ... 89
Lampiran 7 RPP Siklus I ... 95
Lampiran 8 Silabus Siklus II ... 107
Lampiran 9 RPP Siklus II ... 114
Lampiran 10 Teks Lembar Kerja Individu Siklus I ... 124
Lampiran 11 Teks Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 125
Lampiran 12 Teks Lembar Kerja Individu Siklus II ... 126
Lampiran 13 Teks Lembar Kerja Kelompok Siklus II... 127
Lampiran 14 Hasil Tes Prasiklus Nilai Terendah ... 128
Lampiran 15 Hasil Tes Prasiklus Nilai Tertinggi ... 129
Lampiran 16 Hasil Tes Siklus I Nilai Terendah... 130
Lampiran 17 Hasil Tes Siklus I Nilai Tertinggi ... 131
Lampiran 18 Hasil Tes Siklus II Nilai Terendah ... 132
Lampiran 19 Hasil Tes Siklus II Nilai Tertinggi ... 133
Lampiran 20 Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 134
Lampiran 21 Lembar Kerja Kelompok Siklus II ... 136
Lampiran 22 Hasil Uji T Prasiklus dan Siklus I ... 138
Lampiran 23 Hasil Uji T Siklus I dan Siklus II ... 139
Lampiran 24 Transkrip Wawancara dengan Guru dan Siswa ... 140
Lampiran 25 Surat Izin Penelitian... 144
Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 145
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
biasa diajarkan dalam suatu kegiatan pendidikan. Membaca merupakan proses yang
dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Banyak orang belum dapat
melakukan kegiatan membaca atau mempunyai kemampuan membaca yang baik.
Membaca dapat dianggap sebagai suatu proses untuk memahami makna
tersurat dan tersirat dalam suatu bacaan. Proses membaca tidak dapat dikuasai
begitu saja oleh sembarang orang karena membaca membutuhkan proses. Proses
yang pertama harus mengenal simbol-simbol, huruf dan menerjemahkan artinya.
Pada tataran selanjutnya mengenal kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf dan wacana.
Keterampilan membaca tidak hanya berhenti pada pengenalan terhadap hal-hal yang
tersebut di atas, tetapi juga memahami dari susunan-susunan tersebut.
Banyak mitos tentang membaca antara lain membaca yang baik, menyenangkan
serta cermat dilakukan secara lambat. Pernyataan tersebut tidak didukung dengan
bukti yang nyata. Para pembaca pada kenyataannya beranggapan bahwa kenikmatan
membaca itu terlampau banyak menyita waktu. Membaca lambat mengakibatkan
kurang tertariknya para pembaca karena sangat sedikit hasil yang dapat diperoleh.
sebenarnya. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan karena membaca sekilas berarti
membaca membaca. Membaca sekilas adalah pengambilan catatan mental dari
presentasi material, mengambil yang penting-penting, membaca judul dan kata kunci.
Hal ini merupakan bagian penting dalam keseluruhan proses membaca cepat.
Dalam kegiatan membaca, seseorang membutuhkan waktu yang lama. Hal
ini tidaklah benar karena yang dibutuhkan dalam membaca adalah konsentrasi, bukan
waktu yang lama. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membaca tidak selalu
dapat kita artikan sebagai suatu kegiatan membaca yang efisien.
Kegiatan membaca menuntut seseorang untuk mengetahui isi bacaan. Selain
itu, seseorang juga dituntut untuk dapat menanggapi atau memberikan kritik terhadap
masalah yang terdapat dalam bacaan tersebut. Kritik yang diberikan dapat berupa
kekurangan atau kelebihan dari isi suatu bacaan. Seseorang yang dapat memberikan
kritik terhadap bacaan yang dibacanya, berarti orang tersebut dapat berpikir kritis
dalam kegiatan membaca. Namun pada kenyataannya, masih banyak orang yang
belum dapat melakukan kegiatan membaca kritis.
Berdasarkan masalah-masalah yang sudah dipaparkan, maka diperlukan upaya
untuk meningkatkan kemampuan membaca. Sasaran untuk peningkatan kemampuan
membaca adalah siswa atau pelajar agar kemampuan membacanya dapat meningkat.
Kemampuan membaca dan memahami isi bacaan merupakan hal yang sangat penting
bagi siswa, terutama dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti memilih
Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013”.
Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan membaca yang
seharusnya dikuasai oleh setiap orang. Ketika seseorang membaca kritis, ia tidak
hanya dapat memahami apa yang dibacanya tetapi dapat juga menilai dan
memberikan tanggapan. Siswa SMA seharusnya sudah dapat menerapkan kegiatan
membaca kritis. Mereka sudah dapat menilai dan memberikan tanggapan terhadap
apa yang sudah dibacanya. Hal tersebut yang mendorong peneliti untuk memilih
siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas XI IPS 2 untuk diteliti bagaimana
kemampuan membaca kritisnya. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terletak di tengah
kota Yogyakarta sehingga sekolah tersebut dapat dijadikan tolok ukur untuk diukur
seberapa tinggi kemampuan membaca kritis siswa dibandingkan dengan SMA
lainnya yang letaknya jauh dari kota. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru,
siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sudah pernah diajarkan tentang membaca
kritis namun hasilnya belum maksimal dan menemui banyak kesulitaan. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengajaran lebih efektif lagi agar hasil pengajaran membaca kritis
lebih maksimal. Metode pengajaran yang digunakan oleh guru juga mempengaruhi
hasil belajar siswa. Peneliti menggunakan metode inkuiri dalam rangka meningkatkan
kemampuan membaca kritis. Metode inkuiri dipilih karena metode ini dapat
membantu siswa menemukan sendiri jawaban atas kesulitan yang dialaminya.
Membaca kritis menuntut siswa untuk dapat menilai dan memberikan tanggapan
membantu siswa supaya dapat menilai dan memberikan tanggapan terhadap
bacaannya dengan alasan dan pikiran yang logis. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa SMA kelas XI IPS 2. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, pada
umumnya yang berkaitan dengan berpikir kritis adalah anak-anak IPA. Siswa kelas
IPS cenderung masih sulit dalam berpikir kritis. Oleh karena itu, peneliti memilih
kelas XI IPS 2 untuk diteliti bagaimana kemampuan membaca kritisnya. Materi yang
dipilih untuk penelitian disesuaikan dengan kurikulum pada tingkatan kelas tersebut.
Pada kurikulum tingkatan kelas tersebut, terdapat materi yang harus diajarkan
mengenai pembelajaran membaca intensif, yang di dalamnya terdapat salah satu
jenis membaca yaitu membaca kritis. Materi ini sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Penelitian tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
menggunakan metode inkuiri.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan masalah-masalah tersebut, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan kemampuan membaca kritis dengan
metode inkuiri pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun
ajaran 2012/2013” ?
1.3Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui peningkatan kemampuan membaca kritis menggunakan metode inkuiri
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru bahasa
Indonesia untuk dapat menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran di
kelas supaya lebih bervariatif dan menyenangkan.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan
kemampuan membaca kritis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah, serta membuat siswa lebih aktif terlibat dalam pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi
peneliti lain agar dapat mengembangkan penelitian menggunakan metode
inkuiri.
1.5Batasan Istilah
a. Membaca kritis
Membaca kritis adalah sejenis kegiatan membaca yang dilakukan
secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis,
dan bukan hanya mencari kesalahan (Tarigan, 1986:89).
b. Metode Inkuiri
Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang melibatkan secara
sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga pembelajar dapat merumuskan
sendiri berbagai penemuan atas berbagai persoalan dengan penuh percaya
diri (Gulo, 2002: 83-84).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti bersumber dari penelitian terdahulu
yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Peneliti beracuan pada penelitian yang berhubungan dengan membaca kritis dan metode inkuiri. Penelitian yang masih
relevan dengan penelitian ini ada tiga penelitian. Peneliti menemukan satu topik
penelitian mengenai membaca kritis yang berjudul “Pembelajaran membaca kritis
siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Malang” oleh Nur Fitria Ardiyani. Penelitian ini
mendeskripsikan pembelajaran membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri Malang.
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pembelajaran membaca
kritis sudah diajarkan pada tingkatan SMP dan banyak hambatan yang ditemui dalam
pelaksanaan membaca kritis. Hambatan-hambatan tersebut yaitu kurang tersedianya
sumber belajar dan media, bacaan yang digunakan dalam membaca kritis terlalu
panjang. Oleh karena itu, hasil yang dicapai oleh siswa tidak maksimal. Berdasarkan
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain, maka peneliti ingin
mengadakan penelitian mengenai pembelajaran membaca kritis pada tingkat SMA.
Penelitian terdahulu yang masih relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh mahasiswa Universtas Sanata Dharma yaitu Vitalis
Listyaningrum (2010) yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV
dalam Hal Pencapaian Hasil Belajar Melalui Metode Inkuiri” dan penelitian yang
dilakukan oleh Devy Eganinta (2010) yang berjudul “Penerapan Metode Inkuiri
pada Pembelajaran Matematika dengan Pokok Bahasan Aturan Perkalian dan
Permutasi pada Siswa XI IPA 4 SMA Negeri 5 Yogyakarta”. Kedua penelitian ini
meneliti penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA dan matematika.
Berdasarkan kedua penelitian terdahulu tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian
menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Ketiga penelitian terdahulu yang telah dilakukan dapat memberikan gambaran,
bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini masih relevan dan masih
berguna untuk diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian
yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis dengan Metode Inkuiri
pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013”.
2.2Kajian Teori
2.2.1 Hakikat Membaca Kritis
Kegiatan membaca membuat seseorang bukan hanya ingin mengetahui
sesuatu, tetapi juga ingin menilainya. Kemampuan menilai pada seseorang tentu tidak
sama yaitu berdasarkan latar belakang pendidikan, usia, pengalaman, dan
kepribadiannya. Pada umumnya, setiap orang dapat menilai sesuatu secara umum
apabila daya nalarnya berkembang (Wiryodijoyo, 1989: 54). Kegiatan membaca kritis
merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari keputusan (judgement)
Pada dasarnya, saat seseorang membaca kritis (critical reading) dia
melakukan kegiatan membaca dengan bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam,
evaluatif, serta analisis, bukan ingin mencari kesalahan penulis. Oleh sebab itu,
diperlukan kemampuan berpikir dan bersikap kritis (Tarigan, 1988: 89). Pengajaran
membaca kritis merupakan strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi
bacaan berdasarkan penilaian yang rasional, lewat keterlibatan yang lebih mendalam
dengan pikiran penulis dan merupakan analisis yang dapat diandalkan (Sujana, 1988 :
23).
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana,
mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan,
baik makna tiap baris, makna antar baris, maupun makna balik baris. Ada beberapa
hal yang perlu dikuasai pembaca dalam membaca kritis yaitu:
1. Memahami maksud penulis.
2. Memahami organisasi tulisan.
3. Menilai penyajian penulis/pengarang.
4. Menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari.
5. Meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berpikir kritis.
6. Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan (Handini, 2005).
Sumardiyono (2010: 14) mengemukakan bahwa secara umum tujuan
membaca kritis adalah (a) mengetahui tujuan penulis membuat tulisan, (b) memahami
bagian yang diyakinkan dan yang ditekankan oleh penulis, dan (c) mendapatkan
Berdasarkan beberapa pernyataan yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan
dengan penuh perhatian dan teliti untuk dapat memahami isi bacaan baik secara
tersirat maupun tersurat, serta dapat menganalisis dan mengevaluasi isi bacaan
tersebut.
2.2.2 Karakteristik Membaca Kritis
Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir
dan bersikap kritis. Seseorang dapat membaca kritis apabila ia dapat berpikir kritis.
Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi:
a. Menginterpretasi secara kritis.
b. Menganalisis secara kritis.
c. Mengorganisasi secara kritis.
d. Menilai secara kritis.
e. Menerapkan konsep secara kritis (Nurhadi, 1987: 143).
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas digunakan
dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,
membujuk, menganalisis pendapat, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis
merupakan kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi,
kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan orang
lain (Johnson, 2006:181). Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang
memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, pendapat, logika, dan bahasa yang
pemahaman yang mendalam, pemahaman mengungkapkan makna di balik suatu
kejadian.
Ada delapan langkah berpikir kritis menururt Johnson (2006). Kedelapan
langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Apa masalah, isu yang sedang dipertimbangkan?
2. Apa sudut pandangnya?
3. Apa alasan yang diajukan?
4. Apa ide-ide yang dibuat?
5. Apakah bahasanya jelas?
6. Apakah alasan didasarkan pada bukti yang meyakinkan?
7. Kesimpulan apa yang ditawarkan?
8. Apa pengaruh dari kesimpulan yang sudah ditawarkan?
Berpikir kritis adalah aktivitas mental sistematis yang dilakukan orang-orang
yang toleran dengan pikiran terbuka untuk memperluas pemahaman. Pemikir kritis
meneliti dengan cermat proses berpikir mereka dan proses berpikir orang lain untuk
mendapatkan pemahaman yang paling lengkap.
Peningkatan kemampuan membaca kritis memerlukan beberapa pertanyaan
kunci dari daftar penghafalan. Tiga pertanyaan kunci dari daftar penghafalan yaitu:
a) Apa? Memfokuskan perhatian pada isi bacaan.
b) Mengapa? Mengarahkan perhatian pada maksud si penulis.
c) Bagaimana? Memfokuskan pada laporan dan juga pertanyaan ini
Berdasarkan beberapa pendapat di atas tentang membaca kritis, maka peneliti
mengambil beberapa kesimpulan mengenai aspek yang termasuk dalam membaca
kritis. Aspek aspek tersebut diambil karena relevan untuk kemampuan membaca
kritis siswa tingkat SMA. Berdasarkan pernyataan tersebut maka aspek membaca
kritis yaitu (a) dapat mengartikan kata-kata sukar, (b) menemukan ide pokok, (c)
menjelaskan makna tersurat, (d) membuat kesimpulan, (e) membuat prediksi, serta (f)
memberikan kritik atas bacaan yang dibaca.
Mengartikan kata-kata sukar merupakan landasan awal seseorang berpikir
kritis. Ketika ia menemui kesulitan dalam mengartikan kata sukar, ia akan mencari
tahu apa arti kata tersebut. Apabila seseorang tidak mengetahui arti kata tersebut
maka seseorang akan terhambat dalam melakukan kegiatan membaca untuk
mengetahui isi bacaannya. Seseorang yang telah mengetahui arti dari kata yang
dibacanya, ia membutuhkan kemampuannya untuk menjelaskan makna tersirat dan
tersurat yang ada pada bacaan. Maksud yang ingin disampaikan oleh penulis ada yang
tidak dituliskan secara langsung pada bacaan. Maksud yang ingin disampaikan pada
bacaan diuraikan dalam pernyataan yang tersirat atau secara tidak langsung. Aspek
kemampuan membaca kritis selanjutnya yang harus dikuasai adalah menemukan ide
pokok, membuat kesimpulan isi bacaan, dan memprediksi isi bacaan. Isi suatu bacaan
dapat diketahui dari beberapa ide pokok yang terdapat dalam bacaan. Beberapa ide
pokok yang dapat ditemukan dalam bacaan dapat membantu seseorang dalam
membuat kesimpulan dari bacaan. Aspek yang lebih ditekankan pada membaca kritis
dari bacaan atau perbedaan dan persamaan dalam bacaan. Seseorang dapat dikatakan
menguasai kemampuan membaca kritis apabila sudah dapat memenuhi aspek
membaca kritis tersebut.
2.3 Metode Inkuiri
2.3.1 Kemunculan Metode Inkuiri
Metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu dilakukan melalui
tanya jawab antara guru dan siswa. Metode ini berawal dari asumsi bahwa sejak
manusia lahir ke dunia, ia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan
kodrat manusia sejak lahir. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal
sesuatu melalui indra yang dimiliki oleh manusia. Rasa keingintahuan itu akan terus
berkembang sampai dewasa. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna,
manakala didasari oleh rasa keingintahuan itu. Dalam rangka inilah metode inkuiri
dikembangkan (Wina, 2006:194).
2.3.2 Hakikat Metode Inkuiri
Metode inkuiri adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Wina 2006: 194). Suryosubroto
(2009:178) mengemukakan bahwa metode inkuiri adalah suatu metode di mana
sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa dapat berorientasi pada proses
pembelajaran melalui metode ini.
Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang melibatkan secara maksimal
seluruh pembelajar untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan
analitis. Oleh karena itu, pembelajar dapat merumuskan sendiri berbagai penemuan
atas berbagai persoalan dengan penuh percaya diri. Ada tiga sasaran utama yang
hendak dicapai dalam pelaksanaan metode inkuiri yakni (1) keterlibatan pembelajar
secara maksimal dan keseluruhan proses belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis
dan sistematis pada kompetensi yang hendak dicapai, dan (3) mengembangkan rasa
percaya diri pada pembelajar sehingga pembelajar dapat mengemukakan berbagai
pertanyaan dan dapat berdiskusi dengan leluasa (Gulo, 2002: 83-84).
Proses yang harus dijalani pembelajar dalam metode ini meliputi:
merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis atau dugaan sementara,
mengumpulkan data-data sebagai bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.
Apabila proses ini dijalankan dengan baik maka kita sudah membantu pembelajar
untuk mengembangkan daya intelektualnya. Proses pembelajaran dilakukan dengan
mengajak mereka mempertanyakan sesuatu dan mencari jawaban yang didasarkan
pada rasa keingintahuan mereka terhadap sesuatu.
2.3.3 Prinsip Metode Inkuiri
Seseorang dapat menggunakan metode inkuiri apabila ia mengetahui
a. Pembelajar harus diberi kesempatan dan selalu didorong untuk berpikir kritis
karena mereka harus mengumpulkan berbagai bukti untuk membuktikan dugaan
atau hipotesis yang telah mereka susun.
b. Komunikasi yang terjalin antarpembelajar semakin menambah pengalaman
mereka untuk menemukan suatu alternatif atas suatu persoalan.
c. Kegiatan-kegiatan belajar bahasa yang disajikan dalam semangat inkuiri
diarahkan pada penumbuhkembangan motivasi untuk semakin mengaktifkan
pembelajar.
d. Tujuan utama pembelajaran adalah merefleksikan nilai-nilai dan isu penting
dalam suatu wacana.
e. Situasi-situasi inkuiri memungkinkan pembelajar untuk mengembangkan
kesadaran berperan dalam kelompok secara aktif dalam menyelesaikan suatu
permasalahan lewat komunikasi.
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan
dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses pembelajaran siswa
lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan
masalah. Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh
potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional. Pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta
tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus senantiasa siap memberikan bantuan
kepada siswa dalam melaksanakan interaksi, mengungkap argumentasi,
2.3.4 Ciri-Ciri Metode Inkuiri
Metode inkuiri memiliki karakteristik yang berbeda dengan metode lainnya.
Ciri-ciri dari metode inkuiri adalah sebagai berikut.
1. Menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal tetapi
mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri
dalam proses pembelajaran.
2. Seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Guru ditempatkan sebagai
fasilitator dan motivator bagi siswa.
3. Tujuan dari metode inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis, kritis, dan mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran akan tetapi bagaimana mereka menggunakan potensi yang dimillikinya
2.3.5 Langkah Inkuiri
Metode inkuiri memiliki beberapa langkah. Langkah-langkah metode inkuiri
yaitu:
1. Orientasi
Langkah ini merupakan kegiatan membina suasana iklim pembelajaran yang
responsif. Guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran.
a. Guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
b. Menjelaskan pokok kegiatan yang harus dilakukan.
c. Menjelaskan topik dari kegiatan belajar.
2. Merumuskan masalah
Persoalan yang disajikan oleh guru menantang siswa untuk berpikir. Siswa
didorong untuk mencari jawaban yang tepat dan menemukan jawabannya
sendiri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah
di antaranya:
a. Masalah dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memilki motivasi
tinggi ketika dilibatkan dalam merumuskan masalah.
b. Masalah yang diberikan adalah masalah yang mengandung teka-teki yang
memiliki jawaban pasti. Guru perlu mendorong siswa agar dapat
c. Konsep-konsep yang ada dalam masalah sudah diketahui oleh siswa. Guru
harus mempertimbangkan bahwa siswa memilki pemahaman tentang
konsep-konsep yang ada dalam masalah.
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Siswa didorong untuk merumuskan hipotesis dengan cara guru memberikan sejumlah
pertanyaan yang dapat membuat siswa untuk merumuskan hipotesis.
4. Mengumpulkan data
Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan
hanya memerlukan motivasi yang kuat akan tetapi juga membutuhkan ketekunan.
Guru berperan memberikan berbagai pertanyaaan agar siswa terdorong untuk mencari
informasi dari sejumlah pertanyaan yang diberikan oleh guru.
5. Menguji hipotesis
Proses ini merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6. Menarik kesimpulan
Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Guru sebaiknya juga menunjukkan pada siswa data yang relevan (Wina,
2.4 Kerangka Berpikir
Pembelajaran membaca yang dilakukan oleh siswa di kelas terkendala oleh
beberapa permasalahan. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh guru mata
pelajaran bahasa Indonesia, kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 kurang
maksimal. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik sehingga
hasil kemampuan membaca siswa masih rendah. Penelitian yang dilakukan oleh
peneliti difokuskan pada kemampuan membaca kritis siswa menggunakan metode
inkuiri. Metode inkuiri digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan
membaca kritis siswa. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian yang dilakukan
diberi judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis dengan Metode
Pembelajaran Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013”.
Peningkatan kemampuan membaca kritis ditingkatkan dengan metode inkuiri
dan tajuk rencana sebagai bahan bacaan. Metode inkuiri ini dipilih sebagai metode
untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa. Metode ini membuat siswa
dapat menemukan jawaban sendiri atas masalah yang dihadapinya. Siswa berperan
aktif dalam menemukan jawaban dari kesulitan yang dihadapinya. Guru hanya
berperan sebagai pembimbing dan pemberi arahan kepada siswa.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data
diperoleh dengan tes dan nontes. Data diambil untuk mengetahui persentase
siklus dilakukan dengan uji statistik dengan uji normalitas dan uji perbedaan dengan
uji t berpasangan.
Skema 2.4
Skema Kerangka Berpikir
KONDISI AWAL
TINDAKAN uji t
KONDISI AKHIR
2.5 Hipotesis Penelitian
Penelitian ini mengenai peningkatan kemampuan membaca kritis siswa
menggunakan metode inkuiri. Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta masih rendah. Guru tidak menggunakan metode
pembelajaran yang menarik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menyebabkan
siswa kurang tertarik dan tidak mau terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis dengan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
1.Guru belum menggunakan metode inkuiri
2.Pemberian tes kemampuan awal siswa 3.Tidak ada siswa yang tuntas dari KKM
Penggunaan metode inkuiri
‐ Membuat siswa aktif membaca
‐ Membuat siswa dapat menemukan jawabannya sendiri
siklus I skor
skor
Diduga penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Oleh karena itu, kemampuan membaca kritis siswa diharapkan dapat
meningkat setelah menggunakan metode inkuiri. Metode ini membuat siswa terlibat
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dapat mengemukakan pendapatnya dan
22 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti memilih SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sebagai tempat penelitian.
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta beralamat di Jl. P. Senopati 18 Yogyakarta,
Indonesia 55121. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II bulan April-Mei tahun
ajaran 2012/2013.
3.2Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk memecahkan
persoalan pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas tidak hanya bertujuan untuk mengungkapkan penyebab dari
berbagai permasalahan yang dihadapi tetapi lebih penting memberikan pemecahan
berupa tindakan untuk memecahkan masalah (Arikunto, 2006:2). Kusumah (2009: 9)
berpendapat, PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti menggunakan
penelitian ini bermaksud untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa
kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
3.3Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta yang berjumlah 28 siswa. Objek dari penelitian ini adalah penggunaan
metode inkuiri dalam pembelajaran membaca kritis.
3.4Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
terdiri dari dua jam pelajaran yang masing-masing 45 menit setiap jamnya. Dalam
penelitian ini setiap siklus terdiri dari: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Kegiatan ini diulang dalam dua siklus untuk mengetahui hasil penelitian. Berikut
skema desain PTK.
Skema 3.4 Skema Desain PTK
Perencanaan
Refleksi Observasi
Tindakan
Perencanaan Tindakan
Observasi
Refleksi
Siklus 1 Siklus II
3.4.1 Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam
mempersiapkan tindakan dalam siklus. Dalam kegiatan perencanaan, hal yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Menyusun lembar observasi tentang aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
b. Melakukan observasi pada proses pembelajaran dan melakukan wawancara
kepada siswa tentang proses pembelajaran.
c. Mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran.
d. Menentukan KD dan materi pembelajaran yang akan diterapkan dalam
penelitian.
e. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
f. Menyusun alat evaluasi dan LKS untuk melihat peningkatan kemampuan
membaca kritis menggunakan metode inkuiri.
2. Tindakan
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah menerapkan RPP yang telah
dibuat dalam proses kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan Awal
a. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan salam.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa berkelompok masing-masing kelompok 4-5 orang
b. Guru membagikan editorial pada kelompok
c. Siswa membaca editorial yang telah dibagikan
d. Guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi dan
menjawab pertanyaan dari guru
e. Guru dan siswa berdiskusi tentang hasil temuan dan jawaban siswa
f. Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing
g. Guru membagikan LKS kepada masing-masing siswa
h. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
3. Kegiatan Penutup
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran
b. Guru memberikan penegasan materi
3. Observasi
Kegiatan pengamatan dilakukan ketika penerapan tindakan di kelas atau pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk
mengamati aktivitas guru dan siswa ketika pembelajaran di kelas. Hal-hal
yang diamati adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran, keseriusan siswa
dalam membaca dan mengerjakan tugas serta keaktifan siswa dalam
mempresentasikan hasil diskusi tentang temuan masalah yang telah
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah melakukan pelaksanaan kegiatan
tindakan. Hasil observasi, hasil tes, dan hasil wawancara dianalisis oleh
peneliti. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
materi yang diterapkan, kelebihan dan kekurangan metode inkuiri dalam
pembelajaran, aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran membaca
kritis, ketercapaian aspek membaca kritis dalam pembelajaran. Hasil refleksi
pada siklus I dilakukan untuk menyusun strategi pada siklus II.
3.4.2 Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Siklus II
dilakukan untuk merevisi siklus I. Tahap-tahap yang dilakukan sama dengan siklus I
hanya saja ada perubahan pada tahap tindakan.
1. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II sama dengan perencanaan pada siklus I
yaitu peneliti menyusun silabus dan RPP serta materi pembelajaran
berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I.
2. Tindakan
Pada tahap ini guru menerapkan RPP yang telah disusun. Langkah
pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I. Hal yang membedakan pada
siklus ini adalah bahan bacaan yang digunakan dan jumlah soal yang
diberikan kepada siswa lebih sedikit. Pada siklus II yang ditekankan adalah
ini bertujuan agar hasil kemampuan membaca kritis siswa pada siklus II dapat
memperbaiki hasil dari siklus 1. Kegiatan akhir ditutup dengan mengambil
kesimpulan dari pembelajaran.
3. Observasi
Kegiatan pengamatan pada siklus II sama dengan pengamatan pada siklus
I. Kegiatan ini mengamati aktivitas siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus II dilakukan untuk mengevaluasi tindakan
pada siklus II. Tahap ini dilakukan untuk menganalisis hasil belajar siswa dan
ketercapaian aspek membaca kritis dalam pembelajaran.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu
teknik tes dan teknik nontes.
a. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca kritis.
Data yang dikumpulkan adalah hasil kerja siswa dalam setiap akhir siklus.
Aspek-aspek penilaian tes sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menemukan kata-kata sukar atau istilah asing yang
terdapat dalam teks.
2. Kemampuan siswa menentukan makna tersirat dari teks.
4. Kemampuan siswa membuat kesimpulan atau memberikan pendapat mengenai
informasi dari teks.
5. Kemampuan siswa membuat prediksi sesuai dari hasil simpulannya.
6. Kemampuan siswa memberikan kritik terhadap bacaan
b. Teknik Nontes
Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah :
Observasi
Observasi dilaksanakan sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran. Hal
ini untuk mengetahui media, metode dan teknik yang sudah digunakan guru.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui pandangan guru dan siswa terhadap kemampuan membaca,
metode, dan media yang digunakan selama proses pembelajaran.
Foto
Foto digunakan untuk alat dokumentasi supaya semua kegiatan
pembelajaran dapat didokumentasikan.
3.6 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu tes dan nontes. Instrumen tes
digunakanan untuk mengukur kemampuan membaca kritis siswa sedangkan
instrumen nontes berupa pertanyaan wawancara dan pedoman observasi untuk
1. Tes
Tes yang diberikan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan membaca
kritis berupa pertanyaan dari bacaan yang telah diberikan kepada siswa.
Tes ini berpedoman pada aspek-aspek membaca kritis.
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari guru
maupun siswa yang berkaitan dengan pembelajaran membaca kritis.
Instrumen Wawancara
a. Guru
1. Apa sajakah yang harus dipersiapkan sebelum mengajar?
2. Bagaimanakah pemilihan materi agar sesuai dengan KD yang
akan diajarkan?
3. Apa sajakah kesulitan dalam menentukan materi
pembelajaran kemampuan membaca kritis siswa?
4. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan dalam
mengajarkan membaca kritis?
5. Bagaimanakah hasil kemampuan membaca kritis siswa
dengan metode yang diterapkan?
6. Apakah aspek kemampuan membaca kritis siswa dapat
tercapai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran?
7. Berapakah batas KKM Bahasa Indonesia yang harus dicapai
8. Apakah batas KKM kemampuan membaca kritis siswa dapat
tercapai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran?
b. Siswa
1. Bagaimanakah proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang
selama ini diikuti oleh siswa?
2. Apakah guru sering memberikan tugas untuk membaca?
3. Buku atau bahan bacaan apa saja yang biasanya ditugaskan
oleh guru?
4. Apakah anda menyukai kegiatan membaca? Mengapa?
5. Apakah ada kesulitan dalam melakukan kegiatan
membaca?
3. Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Siswa terlibat aktif atau tidak
dalam kegiatan pembelajaran. Observasi juga dilakukan pada aktivitas
guru saat mengajar. Instrumen observasi yang digunakan adalah sebagai
• Instrumen Observasi
a. Guru
Tabel 3.6.1
Pedoman Observasi Aktivitas Guru
b. Siswa
Tabel 3.6.2
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
No. BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK
1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru
3. Siswa aktif membaca teks yang diberikan oleh
guru
4. Siswa memahami isi informasi dari teks yang
dibaca
5. Siswa dapat membedakan fakta dan opini
6. Siswa dapat menyimpulkan isi informasi dari teks
7. Siswa dapat memberikan pendapat dari teks yang
dibaca
8. Siswa dapat menilai isi teks yang dibaca
No BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK
1. Guru membuka pelajaran
2. Guru melakukan apersepsi
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru menyampaikan pembelajaran menggunakan media 5. Guru bertanya jawab dengan siswa
6. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan metode pembelajaran yang menarik
7. Guru memberikan evaluasi kepada siswa
3.7Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif. Analisis
data menggunakan teknik kuantitatif dihitung dengan berbagai rumus. Dalam
penelitian ini ada dua hal yang harus dihitung, yaitu menghitung nilai rata-rata dan
menghitung uji perbedaan dengan menggunakan uji “t”.
Menurut Nurgiyantoro (2001:111), rumus uji “t” yang diterapkan dalam
penelitian ini adalah rumus uji “t” berpasangan. Rumus uji “t” berpasangan adalah
sebagai berikut.
∑ D n ∑ D – ∑
n 1
D = Perbedaan skor kedua tes (X1 – X2)
∑ D = Jumlah perbedaan skor kedua tes
n = Jumlah subjek
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan
membaca kritis siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran membaca kritis.
Keberhasilan tidak ditekankan pada hasil akhir namun lebih ditekankan pada proses
penelitian dengan indikator keberhasilan yang perlu disiapkan untuk tolok ukur
Tabel 3.8
Indikator Keberhasilan Siklus I dan Siklus II Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II Kemampuan
membaca kritis
Sebesar 0% siswa mencapai KKM (nilai 80)
Sebesar 50% siswa mencapai KKM membaca kritis
Sebesar 80% siswa mencapai KKM membaca kritis
34 BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan di SMA Pangudi Luhur Santo Yusuf
Yogyakarta yang terletak di Jl. P. Senopati 18 Yogyakarta, Indonesia 55121. Letak
sekolah ini strategis karena berada di tengah kota dan mudah dijangkau. Meskipun
sekolah ini terletak di tengah keramaian kota Yogyakarta, proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik. Ketika siswa sudah berada di dalam kelas, proses
pembelajaran sudah dapat terkondisi dengan baik. Penelitian dilakukan di kelas XI
IPS 2 dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan
dan 20 siswa laki-laki.
Penelitian dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus 1 pada tanggal 25 Maret
2013 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013. Penelitian ini melibatkan
guru Bahasa Indonesia kelas XI IPS 2 yaitu Bapak FX. Sudarno sebagai observer dan
peneliti berperan sebagai pengajar dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas peneliti melibatkan beberapa rekan
peneliti untuk membantu kegiatan penelitian menjadi observer dan pembimbing
setiap kelompok siswa.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian
menggunakan metode inkuiri untuk mengukur kemampuan membaca kritis siswa.
kelas XI IPS 2. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini apabila hasil kemampuan
membaca kritis terjadi peningkatan. Adapun penjelasan dari pelaksanaan siklus
penelitian adalah sebagai berikut ini.
4.2 Analisis Data Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Analisis Siklus 1
Pelaksanaan penelitian pada siklus 1 terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Adapun penjelasan setiap tahap adalah sebagai
berikut.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
bahan bacaan berupa tajuk rencana dari surat kabar, Lembar Kerja Siswa
(LKS) baik untuk individu maupun kelompok. Peneliti juga mempersiapkan
pedoman penilaian, pedoman observasi, alat pengumpul data berupa kamera.
b. Tindakan
Penelitian siklus I dilakukan pada hari Kamis, tanggal 25 April 2013
pukul 07.00-08.45 WIB. Suasana pembelajaran berlangsung pada pagi hari
jam ke 1-2 sehingga kondisi siswa masih bersemangat di pagi hari. Hal ini
menjadi bekal awal siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Penelitian pada tahap tindakan ini diawali dengan kegiatan apersepsi dari
guru yaitu memberikan salam, mengecek kesiapan siswa dan melakukan
antara guru dan siswa mengenai isu-isu atau masalah yang sedang terjadi dan
dekat dengan dunia siswa yaitu mengenai Ujian Nasional SMA yang
menjadi berita terbaru saat diadakannya penelitian. Siswa memberikan
beberapa pendapat mengenai masalah tersebut. Berbagai masalah atau
pernyataan yang sudah diungkapkan oleh siswa kemudian didiskusikan lagi
bahwa pernyataan-pernyataan tersebut termasuk fakta atau opini.
Kegiatan selanjutnya siswa dibentuk dalam beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari lima orang. Setiap kelompok mendapatkan satu
Lembar Kerja Kelompok dan setiap siswa menerima satu tajuk rencana.
Siswa diberi waktu selama lima menit untuk membaca tajuk rencana
tersebut. Setelah itu siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada
dalam lembar kerja kelompok. Setiap kelompok di pantau oleh satu
pembimbing. Pembimbing mengamati kegiatan diskusi siswa dalam
menjawab pertanyaan. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya setelah waktu diskusi habis. Ketika satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan
kepada kelompok yang sedang presentasi. Hasil presentasi jawaban siswa
disimpulkan bersama-sama oleh guru dan siswa.
Kegiatan diskusi kelompok bertujuan agar setiap siswa dapat
menemukan gagasan atau dapat mengutarakan pendapatnya sendiri terhadap
masalah yang ditemui. Kegiatan diskusi kelompok dipantau oleh
menjawab pertanyaan dari hasil temuannya sendiri yang diutarakan melalui
diskusi kelompok.
Kegiatan akhir setelah berdiskusi dan mempresentasikan hasilnya, siswa
mengerjakan tes individu yang diberikan oleh peneliti. Tes ini bertujuan
untuk mengukur kemampuan membaca kritis siswa selama proses
pembelajaran. Setelah mengerjakan tes, kegiatan pembelajaran ditutup
dengan penegasan materi dan penarikan kesimpulan atas pembelajaran yang
sudah berlangsung.
Data siklus I dapat diperoleh dari tes individu siswa mengenai
kemampuan membaca kritis yang diberikan oleh guru kepada siswa. Tes
tersebut mengandung beberapa aspek yang harus dikuasai siswa dalam
membaca kritis. Tes tersebut mengukur kemampuan siswa dalam:
mengartikan kata sukar, memahami makna tersirat, menemukan ide pokok,
menarik kesimpulan bacaan, membuat prediksi, dan memberikan kritik
terhadap bacaan.
a. Tes Kemampuan Membaca Kritis
Kemampuan membaca kritis siswa diukur dengan memberikan tes
individu yang mengandung aspek membaca kritis. Hasil tes kemampuan
membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
berupa penjumlahan skor atas beberapa aspek kemampuan membaca
kritis siswa yang kemudian diolah menjadi nilai akhir. Nilai kemampuan
ketuntasan nilai 80. Adapun rincian frekuensi nilai kondisi awal
(prasiklus) dan siklus I kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS
2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3.1
Tabel Frekuensi Prasiklus dan Siklus I
No Nilai akhir Kemampuan Membaca Kritis
Frekuensi (f) Persentase
Pra Siklus Siklus I Pra siklus Siklus I 1 90-99 - 1 0% 3,7% 2 80-89 - 8 0% 29,6% 3 70-79 6 4 21,4% 14,2% 4 60-69 15 9 53,5% 32,1% 5 50-59 4 4 14,2% 14,2% 6 40-49 - 2 0% 7,1% 7 30-39 3 - 10,7% 0% 8 20-29 - - 0% 0% 9 0 - - 0% 0%
Jumlah siswa 28 28
Berdasarkan tabel di atas, jumlah siswa yang mengikuti tes prasiklus adalah
sebanyak 28 siswa. Data tersebut menunjukkan, bahwa tidak ada siswa yang tuntas
dalam mengikuti tes prasiklus kemampuan membaca kritis. Pada siklus I sebanyak 9
siswa yang dapat mencapai ketuntasan dan sebanyak 19 siswa belum tuntas mencapai
KKM. Berdasarkan frekuensi nilai siswa kelas XI IPS 2 dari tabel tersebut, peneliti
menghitung persentase ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian dapat diketahui
Persentase ketuntasan kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPS 2 SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta pada siklus I disajikan dalam diagram berikut ini.
Diagram 4.3.1
Persentase Ketuntasan Kemampuan Membaca Kritis Siklus I
Berdasarkan diagram ketuntasan nilai siswa pada siklus I, dapat dijelaskan
bahwa dari 28 siswa yang mengikuti tes kemampuan membaca kritis, sebanyak 9
siswa yang dapat mencapai ketuntasan dengan persentase 32,14%. Hal ini berarti,
masih banyak siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan KKM atau tidak tuntas
dengan nilai di bawah 80. Banyaknya siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan
KKM adalah 19 siswa dengan persentase 67,86%.
c. Observasi
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru memberikan salam dan
mengecek kesiapan siswa. Setelah kegiatan tersebut guru menyampaikan
tujuan pembelajaran. Guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
prosedur yang sudah disiapkan di RPP. Siswa dapat dipantau meskipun ada
Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah membedakan fakta dan
opini melalui kegiatan membaca kritis. Materi bacaan yang diajarkan adalah
tentang Ujian Nasional. Materi ini sesuai dengan dunia siswa, dekat dengan
dunia pendidikan. Ketika diajarkan mengenai topik Ujian Nasional, siswa
sangat antusias dan tertarik dengan topik tersebut. Metode yang digunakan
oleh guru juga direspon dengan baik oleh siswa. Guru secara terbuka memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpendapat sesuai dengan temuan mereka
sendiri. Metode inkuiri yang diterapkan dapat dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa dapat menemukan jawaban permasalahan yang mereka
temui dengan jawaban dari dirinya sendiri. Siswa cukup antusias dengan topik
yang diberikan. Mereka dengan terbuka mau berdiskusi dan mengemukakan
pendapatnya. Namun demikian, masih ada siswa yang kurang aktif dalam
berdiskusi dan mengemukakan pendapatnya. Siswa ada yang malu
mengemukakan pendapatnya dan bermalas-malasan ketika berdiskusi.
Kegiatan berdiskusi ini sangat membantu siswa untuk lebih aktif
mengemukakan pendapat dan bertanya kepada guru ketika mereka mengalami
kesulitan. Bimbingan dari guru sangat membantu siswa. Mereka semakin
terarah dan dapat mengemukakan pendapatnya lebih aktif. Hal ini
menunjukkan bahwa, metode yang digunakan oleh guru dapat membantu
siswa dalam menemukan jawaban atas kesulitannya sendiri dan dapat bertukar
pikiran dengan orang lain. Guru hanya berperan sebagai pembimbing untuk
d. Refleksi
Kegiatan refleksi digunakan oleh peneliti untuk melihat hasil
pembelajaran pada siklus I. Pada siklus I ini, siswa terlibat aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran. Setiap kelompok aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran, meskipun dalam setiap kelompok masing-masing siswa tidak
semuanya bisa berperan aktif mengemukakan pendapatnya.
Hasil tes pada siklus I didapatkan 9 siswa yang tuntas dari KKM.
Jumlah siswa yang tuntas dari KKM masih sedikit. Ketuntasan nilai siswa
disebabkan oleh banyak faktor. Siswa belum mau berpikir secara kritis dalam
menjawab pertanyaan. Siswa masih bermalas-malasan ketika menjawab
pertanyaan. Ketika diskusi dalam kelompok, mereka hanya mengandalkan
teman yang lainnya. Siswa tidak mau bertanya pada orang lain untuk
mengatasi kesulitannya ketika menemui kesulitan. Siswa tidak memberikan
alasan dengan jelas pada saat menentukan fakta dan opini. Penguasaan siswa
masih rendah dalam membedakan fakta dan opini dengan alasan yang jelas.
Faktor lain yang menyebabkan siklus I kurang berhasil adalah
keterbatasan waktu. Lamanya proses pembelajaran sangat terbatas, pembagian
waktu di RPP dan dalam pelaksanaan masih tidak sesuai. Ketika pembelajaran
sudah dilaksanakan di dalam kelas, ternyata waktu untuk berdiskusi sangat
kurang. Siswa lebih banyak berdiskusi di luar topik pembelajaran dan tidak
menghabiskan waktu yang cukup lama karena siswa masih bermalas-malasan
untuk membentuk kelompok.
Hambatan lain adalah materi atau bacaan yang cukup panjang. Siswa
masih enggan untuk membaca tajuk rencana yang telah dibagikan. Mereka
sudah merasa malas untuk membaca ketika melihat bacaan yang cukup
panjang. Siswa membutuhkan waktu yang cukup untuk memahami isi bacaan.
Bacaan perlu dibaca berulang, tidak cukup hanya menghabiskan waktu sekali
baca saja. Kemampuan siswa menangkap isi bacaan masih kurang, sehingga
dalam menjawab soal tes individu jawaban masih kurang tepat. Oleh karena
itu, pada siklus berikutnya bacaan yang diberikan akan lebih singkat supaya
hasil kemampuan membaca kritis siswa dapat meningkat atau lebih baik.
4.2.1.1Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Siswa pada Siklus I
Ketuntasan dan ketidaktuntasan nilai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor tersebut dapat ditemukan setelah penelitian dilakukan dan peneliti melakukan
observasi.
Berdasarkan hasil observasi dan nilai yang diperoleh siswa dari tes membaca
kritis diketahui, ada beberapa faktor yang memengaruhi ketuntasan dan
ketidaktuntasan dalam membaca kritis. Faktor yang mempengaruhi ketidaktuntasan
nilai siswa pada siklus I antara lain penggunaan waktu yang kurang efektif,
Faktor penggunaan waktu yang kurang efektif. Banyak waktu terbuang untuk
kegiatan di luar diskusi siswa. Waktu yang diberikan guru untuk bekerja di dalam
kelompok terlalu lama, sehingga banyak waktu yang terbuang karena digunakan
siswa untuk mengerjakan hal diluar diskusi bacaan. Siswa belum bisa menggunakan
waktu dengan efektif. Banyak kelompok yang mengerjakan tugas tidak serius,
sehingga tugas kelompok tidak selesai dan hasilnya kurang maksimal. Siswa lebih
aktif berdiskusi di luar topik pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan waktu yang
digunakan untuk berdiskusi mengenai topik pembelajaran kurang efektif. Hasil
diskusi menjadi tidak maksimal.
Faktor lain adalah panjangnya bacaan. Bacaan yang diberikan terlalu panjang
sehingga siswa cenderung malas untuk membaca dan memahami bacaan tersebut.
Siswa banyak mengeluh pada saat membaca bacaan, sehingga pembelajaran
cenderung lama dan waktu pelaksanaan tindakan kurang efektif. Siswa terlihat malas
untuk membaca bahan bacaan yang diberikan. Ketika melihat bacaan yang terdiri dari
beberapa paragraf, siswa sudah merasa malas untuk membaca. Panjangnya bahan
bacaan membuat siswa malas membaca. Mereka hanya membaca sekilas dan kurang
memahami isi bacaan. Pada saat diberikan soal mengenai isi bacaan, siswa banyak
yang mengeluh dan enggan untuk membaca lagi bacaan yang dibagikan.
Kemampuan siswa dalam membaca kritis diuji dari seberapa besar
kemampuannya dalam membaca kritis. Kemampuan tersebut diuji dengan pengerjaan
tes kemampuan membaca kritis siswa. Peneliti memberikan sejumlah pertanyaan