• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SURVEI PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEI PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KEBUMEN

KABUPATEN KEBUMEN

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

oleh

Dandung Trihastoto 6102411118

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

(2)

i

SURVEI PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KEBUMEN

KABUPATEN KEBUMEN

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

oleh

Dandung Trihastoto 6102411118

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

(3)

ii ABSTRAK

Dandung Trihastoto. 2015. Survei Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Dosen pembimbing Drs. Endro Puji Purwono, M.Kes.

Keberadaan Usaha Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik serta mewujudkan sekolah sehat sehingga dapat memberikan rasa nyaman bagi siswa dalam menimba ilmu. Hasil observasi di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen menunjukkan bahwa tidak sedikit anak yang tidak memperdulikan perilaku hidup bersih dan sehat serta tidak sedikit sekolah yang mengabaikan struktur organisasi UKS sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKS. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen Tahun 2015.

Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi penelitian adalah semua Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen dan sampel berjumlah 10 sekolah. Objek yang digunakan dalam pengambilan data yaitu 10 pembina UKS, 30 guru pengurus UKS, serta 50 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner, observasi lapangan, serta dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif presentase.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan UKS di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen dalam kriteria baik dengan presentase 75,06%. Hal ini terlihat dari mekanisme organisasi UKS yang melibatkan semua unsur yang ada di sekolah dalam pelaksanaan pengorganisasian UKS, adanya pelaksanaan program kerja UKS yaitu Trias UKS yang bekerjasama dengan petugas kesehatan dari luar sekolah, dilaksanakannya pemantauan terhadap sarana dan prasarana UKS, serta adanya alokasi dana tersendiri untuk kegiatan UKS.

Simpulan penelitian ini adalah pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen dalam kriteria baik. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yaitu mekanisme organisasi UKS sebesar 72,15% termasuk dalam kriteria baik karena sudah melibatkan semua unsur yang ada di sekolah dalam pelaksanaan pengorganisasian UKS, pelaksanaan program kerja UKS sebesar 84,32% termasuk dalam kriteria sangat baik dengan adanya pelaksanaan Trias UKS yang bekerjasama dengan petugas kesehatan dari luar sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana UKS sebesar 77,04% termasuk dalam kriteria baik dengan adanya pemantauan terhadap sarana dan prasarana UKS, serta ketersediaan dana untuk pelaksanaan UKS sebesar 66,74% termasuk dalam kriteria baik dengan adanya alokasi dana tersendiri untuk kegiatan UKS. Saran yang dapat diberikan tingkatkan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait, orang tua dan masyarakat agar tujuan dari UKS dapat tercapai, dan perlu adanya alokasi dana secara terpadu dari seluruh sektor terkait dan masyarakat.

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

(7)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Ada tiga hal yang pasti dalam berusaha. Pertama jangan berhenti, kedua jangan sekali-kali berhenti, dan yang ketiga jangan pernah berpikir untuk berhenti. Allah sudah mengatur dan menentukan ujung hidup kita, kita lah yang menata jalannya”. (Kuntho Wibisono)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada :

“Bapak Timbul Suatmadji dan Ibu Puji Ekaningsih tercinta, kakak serta adikku yang telah memberi inspirasi serta semangat dalam setiap langkah yang saya tempuh”

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Survei Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen”. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, pentunjuk, dan bimbingan dari berbagai pihak dan dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah melancarkan dan memberikan ijin dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jamani Kesehatan dan Rekreasi yang telah memberikan kesempatan dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

4. Drs.Endro Puji Purwono, M.Kes. Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan ilmu, kesabaran, dan waktunya untuk bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Dosen beserta Staff Tata Usaha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah membimbing dan memberikan bantuanya.

(9)

viii

6. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semangat, inspirasi kepada penulis.

7. Pembina UKS, pengurus UKS, dan siswa Sekolah SD se-Kecamatan Kebumen Kab.Kebumen yang telah membantu dan bekerjasama dalam melaksanakan penelitian ini.

8. Sahabat yang telah memberikan semangat dan membantu dalam menyelesaikan penelitian.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan atas bantuan yang telah diberikan dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.

Akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, 11 November 2015

Penulis

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

PENGESAHAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah ... 10

2.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah ... 11

2.3 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah ... 12

2.4 Ruang Lingkup Program Usaha Kesehatan Sekolah ... 13

2.4.1 Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan ... 15

2.4.2 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan ... 19

2.4.3 Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat .. 23

2.5 Organisasi Usaha Kesehatan Sekolah ... 24

2.5.1 Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat Pusat ... 25

2.5.2 Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat Provinsi ... 25

2.5.3 Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat Kabupaten ... 26

2.5.4 Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat Kecamatan ... 27

2.5.5 Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat Sekolah ... 27

2.6 Sarana dan Prasarana ... 28

2.7 Dana dan Biaya ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 31

3.2 Populasi,sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 32

3.2.1 Populasi ... 32

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 33

3.3 Variabel Penelitian ... 34

3.4 Intrumen Penelitian ... 34

(11)

x

3.4.1 Angket/Kuesioner ... 35

3.4.2 Observasi/Pengamatan Lapangan ... 36

3.5 Prosedur Penelitian ... 41

3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian ... 41

3.7 Analisi Data ... 42

3.7.1 Analisis Data Kuesioner ... 43

3.7.2 Analisis Data Observasi Lapangan ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.2 Pembahasan ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 62

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA... 64

LAMPIRAN... 65

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Daftar Sekolah se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen .... 32 3.2 Kriteria Penilaian Observasi Lapangan ... 38 3.3 Kriteria Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah ... 43 3.4 Kriteria Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah ... 44 4.5 Hasil Analisis Mekanisme Organisasi Usaha Kesehatan Sekolah . 45 4.6 Hasil Analisis Pelaksanaan Program Kerja Usaha Kesehatan

Sekolah ...

47

4.7 Hasil Analisis Ketersediaan Sarana dan Prasarana Usaha

Kesehatan Sekolah ...

48

4.8 Hasil Analisis Ketersediaan Dana untuk Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah ...

49

4.9 Hasil Analisis Instrumen Observasi Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah ...

52 4.10 Kriteria Observasi Sarana dan Prasarana UKS ... 54

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

4.1 Hasil Analisis Mekanisme Organisasi UKS 46 4.2 Hasil Analisis Pelaksanaan Program Kerja UKS 47 4.3 Hasil Analisis Ketersediaan Sarana dan Prasarana UKS 48 4.4 Hasil Analisis Ketersediaan Dana untuk Pelaksanaan UKS 50

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Penetapan dosen pembimbing skripsi/tugas akhir ... 66

2 Surat ijin penelitian Fakultas Ilmu Keolahragaan ... 67

3 Surat ijin penelitian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga ... 68

4 Surat keterangan telah melaksanakan observasi ... 69

5 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian... 72

Sekolah Dasar Negeri 1 Kebumen ... 72

Sekolah Dasar Negeri Murtirejo ... 73

Sekolah Dasar Negeri 1 Tamanwinangun ... 74

Sekolah Dasar Negeri 3 Kalirejo ... 75

Sekolah Dasar Negeri Muktisari ... 76

Sekolah Dasar Negeri 7 Kebumen ... 77

Sekolah Dasar Negeri 2 Kalirejo ... 78

Sekolah Dasar Negeri 1 Selang ... 79

Sekolah Dasar Negeri 1 Bumirejo ... 80

Sekolah Dasar Negeri 1 Kutosari ... 81

6 Kisi-kisi pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah ... 82

7 Instrumen kuesioner penelitian 87 Instrumen kuesioner penelitian kepada pembina UKS ... 87

Instrumen kuesioner penelitian kepada pengurus UKS ... 91

Instrumen kuesioner penelitian kepada siswa ... 95

8 Intrumen pengamatan/observasi sarana prasarana UKS ... 99

9 Aspek penilaian pengamatan/observasi ... 101

10 Hasil angket/kuesioner responden ... 104

Hasil angket/kuesioner responden pembina UKS ... 104

Hasil angket/kuesioner responden pengurus UKS ... 108

Hasil angket/kuesioner responden siswa ... 112

11 Deskripsi data penelitian presentase per indikator tiap sekolah ... 116

Presentase per indikator Sekolah Dasar Negeri 1 Bumirejo ... 116

Presentase per indikator Sekolah Dasar Negeri 7 Kebumen ... 118

Presentase per indikator Sekolah Dasar Negeri 1 Kebumen ... 120

(15)

xiv

Presentase per indikator Sekolah Dasar Negeri 2 Kalirejo ... 122

Presentase per indikator Sekolah Dasar Negeri 3 Kalirejo ... 124

Presentase per indikator Sekolah Dasar Negeri 1 Kutosari ... 126

Presentase per indikator Sekolah Dasar Negeri Muktisari ... 128

Presentase per indikator Sekolah Dasar Negeri Murtirejo ... 130

Presentase per indikator Sekolah Dasar Negeri 1 Selang ... 132

Presentase per indikator Sekolah Dasar Negeri 1 Tamanwinangun ... 134

12 Deskripsi data penelitian presentase per indikator semua sekolah ... 136

13 Analisis observasi sarana dan prasarana UKS ... 137

14 Rekap analisis butir menggunakan anates ... 139

Rekap analisis butir pelaksanaan program kerja UKS ... 139

Rekap analisis butir mekanisme organisasi UKS ... 140

Rekap analisis butir sarana dan prasarana UKS ... 141

Rekap analisis butir ketersediaan dana untuk pelaksanaan UKS 142 15 Dokumentasi ... 143

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah merupakan dua tempat utama yang digunakan seorang anak untuk melakukan aktivitas. Sekolah merupakan tempat anak-anak untuk belajar, berkreasi, bersosialisai, dan bermain. Sehingga tidak heran sebagian waktu mereka dihabiskan di sekolah.

Salah satu upaya startegis meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah upaya pendidikan dan kesehatan, sehingga upaya ini paling tepat dilakukan melalui institusi pendidikan yaitu sekolah.

Berdasarkan rumusan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang (Depdiknas, Bab 1 Pasal 1). Hal ini tidak terlepas dari tujuan dan fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesi dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional (Depdiknas, Bab II Pasal 3).

Sedangkan tujuan pendidikan nasional, adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekertii luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mandiri mantap serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdiknas, Bab II Pasal 4).

(17)

2

Bidang kesehatan sekolah merupakan bidang terpenting sebagai wadah peserta didik tumbuh dan berkembang. Menurut Diffah Hanim (2005: 1), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah yang bertujuan menangani anak didik yang mengalami kecelakaan ringan (upaya pertolongan pertama pada kecelakaan/P3K), melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama sekolah (pemberian imunisasi), memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik. Maka dari itu, keberadaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sangatlah besar manfaatnya dalam hal pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Hal ini disebabkan anak- anak usia sekolah tersebut merupakan kelompok umur yang sangat rawan terhadap masalah gizi dan kesehatan, di samping populasi mereka juga merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak wajib belajar.

Sekolah merupakan institusi yang terorganisir dengan baik dan merupakan wadah pembentukan karakter dan media yang mampu menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School”, artinya sekolah harus dapat mengajarkan serta meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya.

Keberadaan Usaha Kesehatan Sekolah yang telah dirintis sejak 1956, sangat penting seperti yang tercermin dalam pasal 45 UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan, yaitu usaha kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hidup sehat, sehingga mereka dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi manusia yang berkualitas (Depkes RI, 2004).

Untuk memperlancar pembinaan dan pengembangan derajat kesehatan peserta didik sebaiknya kegiatan pembinaan UKS diwujudkan dalam suatu

(18)

3

wadah atau badan yang mempunyai organisasi sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKS yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Tahun 2012. Tetapi melihat kenyataan yang ada dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen, tidak sedikit sekolah yang mempunyai struktur organisasi tidak sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKS tersebut, yaitu:

1. Pembina : Lurah/Kepala Desa

2. Ketua : Kepala Sekolah/madrasah

3. Sekretaris I : Guru Pembina UKS/Pembina UKS 4. Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah/madrasah 5. Anggota : 1. Komite Sekolah/madrasah

2. Petugas UKS Puskesmas 3. Guru

4. Siswa.

Keberhasilan pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada akhirnya akan terlihat/tercermin pada perilaku hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, dan ini merupakan dampak yang diharapkan dari keseluruhan pola pembinaan dan pengembangan UKS. Hal ini dikarenakan UKS merupakan wadah dan program untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Berdasarkan observasi di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen, tidak sedikit anak yang menunjukkan perilaku tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan tidak sehat bahkan makanan yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.

Kebiasaan tersebut diperburuk dengan kebiasaan tidak mencuci tangan terlebih

(19)

4

dahulu sebelum makan, sehingga memungkinkan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Selain itu, permasalahan yang muncul juga berasal dari dalam diri siswa sendiri. Aktifitas fisik siswa yang kurang bergerak, malas melakukan aktifitas olahraga, cenderung lebih suka melakukan aktifitas yang dapat dilakukan dengan tanpa bergerak seperti menonton televisi, bermain videogame.

Sebagai akibatnya mereka rentan terkena penyakit karena kebiasaan mereka tersebut.

Upaya untuk mencapai generasi sehat sekolah dikenal dengan promosi kesehatan sekolah. Health Promoting School adalah sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan kepala sekolah, guru, siswa, puskesmas serta semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2004).

UKS yang bertujuan meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, maka program UKS mempunyai Trias UKS yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (Effendy, 1998). Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan UKS sebagai upaya pendidikan kesehatan harus dilaksanakan secara terpadu, berencana, terarah dan bertanggungjawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati, menyenangi, dan

(20)

5

melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Depkes RI, 2004).

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai lembaga kegiatan non kurikuler yang berpotensi menyadarkan anak didik untuk mampu berperilaku hidup bersih dan sehat, akan lebih berkualitas bila diikuti dengan peningkatan SDM guru dan pembina UKS dalam hal pengertian tentang makanan bergizi seimbang yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak didik. UKS yang berfungsi sebagai saluran utama pembinaan terhadap peserta didik sangatlah memerlukan sumber daya manusia dan sumber dana yang cukup untuk membiayai pelaksanaan UKS karena tanpa penyediaan sumber daya manusia yang berkompeten serta sumber dana yang cukup maka pelaksanaan program UKS tidak akan berjalan dengan baik. Oleh sebab itu berbagai pihak harus mengupayakan sumber daya manusia dan dana dari berbagai pihak untuk keperluan penyelengaraan UKS, mengingat UKS sangat penting untuk menjaga serta mendukung tumbuh dan berkembang anak didik di sekolah.

Sumber daya manusia yang berkompeten di bidang kesehatan dapat dipenuhi dengan melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas setempat sedangkan sumber dana dapat diperoleh dari berbagai pihak, yaitu dari pemerintah, masyarakat dan sektor lain. Kesemuanya itu harus di berdayakan demi terlaksananya program UKS dengan baik. Tetapi dalam kenyataannya, tidak sedikit sekolah yang tidak melaksanakan UKS dengan baik, dengan alasan minimnya dana yang tersedia.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kebumen dengan total sekolah sebanyak 62 sekolah, semua sekolah telah melaksanakan UKS. Meskipun kesemuanya telah melaksanakan

(21)

6

UKS, namun dalam kenyataannya belum semua sekolah melaksanakan, mengembangkan dan membina UKS secara baik.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang berfungsi sebagai saluran utama pembinaan kesehatan terhadap peserta didik, terasa sangat kurang dalam pelaksanaannya di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya sekolah yang belum sungguh-sungguh melaksanakan UKS secara terencana, terpadu dan terarah. Selain itu, masih banyak sekolah yang belum mampu melaksanakan pengorganisasian UKS dengan baik. Sebagai contohnya belum adanya kerjasama dengan orang tua siswa atau instansi terkait. Sedangkan program pelayanan kesehatan juga masih belum terlaksana dengan baik. Sebagai contohnya apabila ada siswa yang sakit di sekolah, siswa tersebut hanya diantar pulang kerumah dan di serahkan kepada orang tuanya.

Kondisi tersebut diatas diperburuk dengan tidak tersedianya dana UKS yang mencukupi. Sebagaimana yang penulis temukan dalam studi pendahuluan menunjukkan bahwa untuk pengadaan perlengkapan dan peralatan seperti: obat- obatan untuk sakit kepala, obat-obatan untuk alergi kulit, obat tetes mata, kapas, gunting, perban, serta alat-alat medis (tensimeter, thermometer, alat pengukur tinggi dan berat badan) terkendala karena kurangnya dana untuk pengadaan perlengkapan dan peralatan tersebut. Kegiatan penyuluhan kesehatan yang melibatkan tenaga kesehatan dari puskesmas sebagai mitra kerja UKS juga masih belum terlaksana dengan baik.

Begitu pentingnya program UKS dalam upaya peningkatan pendidikan dan kesehatan peserta didik maka peran petugas kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dan intensitas pembinaan dan pengembangan UKS perlu ditingkatkan agar derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah tercapai

(22)

7

melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat, mengingat fungsi dan kewajiban sebagai pelayan masyarakat di samping guru yang setiap hari menghadapi peserta didik (Depkes RI, 2002). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan kajian dengan judul survei pelaksanaan usaha kesehatan sekolah di sekolah dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang timbul adalah

“Bagaimana pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun 2015 ?”.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu digunakan dalam penelitian ini, untuk lebih memudahkan dalam penelitian dan agar permasalahan yang akan dikaji tidak terlalu luas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen Tahun 2015.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian indentifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu “Bagaimanakah pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun 2015?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di

(23)

8

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun 2015, yang meliputi :

1) Pengorganisasian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun 2015.

2) Pelaksanaan program kerja Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun 2015.

3) Ketersediaan sarana dan prasarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun 2015.

4) Ketersediaan sumber dana dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun 2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, antara lain : 1) Secara Praktis

a. Bagi pelaksana kegiatan UKS di sekolah

Penelitian dapat digunakan sebagai koreksi dan mawas diri untuk menjadikan pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah menjadi lebih optimal.

b. Bagi siswa secara keseluruhan

Diharapkan dapat memahami pentingnya UKS dalam menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

c. Bagi mahasiswa

Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang Usaha Kesehatan Sekolah.

(24)

9

2) Secara Teoritis

a. Dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang Usaha Kesehatan Sekolah.

b. Mengetahui bagaimanakah pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar.

c. Bagi pemerintah dunia pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan program UKS di Sekolah Dasar khususnya dan sekolah lain pada umumnya.

(25)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan sebuah implementasi promosi kesehatan di sekolah. Dalam Buku Panduan UKS yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggungjawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk menghayati, menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik (murid sekolah) sehari-hari. Dalam melaksanakan UKS ini, mengacu pada UU No.23 tahun 1992, UU No.20 tahun 2003 serta SKB empat menteri yaitu menteri agama, menteri pendidikan nasional, menteri kesehatan, menteri dalam negeri.

Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku hidup sehat dan bersih bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Menurut Effendi (1998), UKS adalah bagian dari usaha pokok yang menjadi beban petugas puskesmas yang ditujukan pada sekolah-sekolah dan anak beserta lingkungan hidupnya dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya.

(26)

11

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebaiknya dilaksanakan dengan maksimal agar tingkat kesehatan serta prestasi belajar peserta didik dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Usaha Kesehatan Sekolah yang baik dapat telihat/tercermin dari tercapainya tujuan UKS itu sendiri, yaitu meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya.

2.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) secara umum adalah meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya. Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup:

1) Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan.

2) Sehat, baik dalam arti fisik, mental maupun sosial.

3) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan narkotika, obat-obatan dan bahan berbahaya, alkohol (minuman keras), rokok dan sebagainya (Soekidjo Notoadmodjo, 2012: 132).

Dengan tercapainya tujuan UKS secara keseluruhan, maka mutu pendidikan dan prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan maksimal. Tercapainya mutu

(27)

12

pendidikan dan prestasi belajar siswa yang maksimal tersebut ditunjang dengan adanya lingkungan sekolah sehat yang memungkinkan peserta didik dapat dengan nyaman, optimal dalam menimba ilmu.

2.3 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah

Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah adalah peserta didik di sekolah/Satuan Pendidikan Luar Sekolah, guru, pamong belajar, pengelola pendidikan lainnya, pengelola kesehatan, dan masyarakat. Untuk itu pembinaan dan pengembangan UKS di sekolah/Satuan Pendidikan Luar Sekolah memiliki tiga program pokok (TRIAS UKS) yang meliputi:

1) Pendidikan kesehatan 2) Pelayanan kesehatan

3) Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat (Kesehatan Lingkungan di Sekolah).

Berikut ini sasaran pembinaan dan pengembangan UKS (Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS, 2012: 3) meliputi :

1) Sasaran Primer : Peserta didik

2) Sasaran Sekunder : Guru, pamong belajar/ tutor orang tua,

pengelola pendidikan serta TP UKS di setiap jenjang.

3) Sasaran Tersier : Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan agama serta pondok pesantren beserta lingkunganya.

(28)

13

Sasaran lain UKS adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan serta lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan media yang penting untuk menyalurkan segala bentuk pembaharuan tata cara dan kebiasaan hidup sehat agar lebih mudah tertanam pada anak- anak. Dengan demikian akan dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan keluarga, masyarakat sekitar, bahkan masyarakat yang lebih luas lagi. Anak didik dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap dan kebiasaan hidup dengan norma-norma kesehatan. Peserta didik dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah termasuk perguruan tinggi beserta lingkungannya merupakan sasaran utama dari pembinaan UKS, sehingga secara fungsional departemen kesehatan bertanggungjawab atas kesehatan anak didik.

2.4 Ruang Lingkup Program Usaha Kesehatan Sekolah

Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam tiga program pokok usaha kesehatan sekolah (Trias UKS), yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Bagian-bagian jenis kegiatan tersebut termasuk dalam program kegiatan UKS, yaitu :

1) Pembentukan tim pelaksana UKS

2) Terlibatnya unsur guru dan petugas puskesmas 3) Penyusunan program kerja UKS

4) Pengawasan pelaksana 7K

5) Laporan pembinaan dari puskesmas 6) Penyuluhan tentang UKS

7) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan tim pelaksana program kerja 8) Penyedia sarana pelayanan kesehatan

(29)

14

9) Pembuatan laporan pelaksana UKS kepada tim Pembina UKS 10) Pelaksana rapat koordinasi dengan tim Pembina UKS.

Untuk mendukung pelaksanaan tiga program pokok UKS di sekolah/satuan pendidikan luar sekolah diperlukan program pendukung yang meliputi:

ketenagaan, pendanaan, sarana dan prasarana, penelitian dan pengembangan.

Menurut Diffah Hanim (2005: 4), selanjutnya tugas tim UKS adalah:

1) Melaksanakan tiga program pokok UKS yang terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan lingkungan sekolah sehat sesuai ketentuan dari pedoman yang telah diterapkan oleh pembina UKS pada masing-masing sekolah

2) Menjalin kerja sama dengan orang tua anak didik, instansi lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS

3) Menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan laporan kepada tim pembina UKS kecamatan

4) Melaksanakan ketatausahaan tim pelaksana UKS di sekolah.

Tim Kesehatan Sekolah terdiri dari guru dan staf sekolah lainnya, siswa dan orang tua siswa. Namun demikian, yang paling besar keterlibatannya dalam kegiatan langsung promosi kesehatan di sekolah adalah staf sekolah dan siswa.

Secara lebih rinci anggota tim kesehatan sekolah sebaiknya terdiri dari unsur-unsur :

1) Administrator

2) Pemimpin dari perwakilan guru 3) Guru atau staf sekolah lainnya 4) Siswa

5) Petugas kesehatan dari puskesmas di wilayah sekitar sekolah

(30)

15

6) Orang tua siswa

7) Anggota komisi sekolah

8) Organisasi masyarakat di sekitar sekolah (Soekidjo Notoadmodjo, 2012: 87) 2.4.1 Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan

Guna memberikan pengertian, pemahaman, dan kemampuan tentang cara- cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, pendidikan kesehatan penting dilaksanakan di sekolah-sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan sekolah lanjutan atas dan yang sederajat. Adanya peningkatan dari setiap peserta didik, maka penyelenggaraan kegiatan sosialisasi tentang pendidikan kesehatan harus terselenggarakan setiap tahun sehingga peserta didik dapat memahami materi kesehatan pribadi dan kesehatan lingkungan.

Pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa bimbingan dan atau tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek kesehatan pribadi (fisik, mental dan sosial) agar kepribadiannya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012: 20), yaitu : 1) Kegiatan Kurikuler

Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran. Khusus pada pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler di jenjang pendidikan sekolah dasar, pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat, dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan

(31)

16

kesehatan. Materi pendidikan kesehatan di sekolah dasar mencakup antara lain:

a. Menjaga kebersihan diri

b. Mengenal pentingnya imunisasi c. Mengenal makanan sehat

d. Mengenal bahaya penyakit diare, demam berdarah dan influenza e. Menjaga kebersihan lingkungan (sekolah dan rumah)

f. Membiasakan buang sampah pada tempatnya g. Mengenal cara menjaga kebersihan alat reproduksi h. Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan

i. Mengenal bahaya minuman keras j. Mengenal bahaya narkoba

k. Mengenal cara menolak ajakan menggunakan narkoba l. Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan seksual.

2) Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun diluar sekolah dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.

Kegiatan Ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain:

a. Wisata siswa

(32)

17

b. Kemah (Persami) c. Ceramah

d. Lomba-lomba

e. Bimbingan hidup sehat f. Apotik hidup

g. Kebun sekolah h. Kerja bakti i. Majalah dinding j. Pramuka k. Piket sekolah.

Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2012: 84) terdapat aktivitas dalam penyelenggaraan promosi kesehatan di sekolah secara garis besar terdiri dari tiga kegiatan, yaitu :

1) Pembahasan isu-isu kesehatan melalui kurikulum yang ada, misalnya biologi, ekonomi, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta ilmu pengetahuan sosial.

2) Mengembangkan keterampilan guru, siswa maupun karyawan dalam berinteraksi dengan orang tua dan masyarakat, berinteraksi dengan lingkungan sekitar sekolah, serta kepada berbagai pihak yang memberikan pelayanan kepada sekolah, misalnya penyedia kantin dan jasa boga.

3) Melaksanakan upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit serta membekali siswa dengan pedoman untuk berperilaku sehat.

Jenis-jenis kegiatan yang termasuk dalam program kegiatan UKS pada Pendidikan Kesehatan meliputi sebagai berikut (tim Pembina Kesehatan Sekolah, 2010: 9):

(33)

18

1) Pelaksanaan pemeriksaan berkala

2) Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah 3) Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan

4) Pengadaan alat peraga

5) Pelaksanaan pemeriksaan rutin 6) Pelaksanaan dokter kecil

7) Pelaksanaan pemeriksaan berat badan 8) Pengadaan alat peraga UKS

9) Pengadaan kegiatan lomba kebersihan badan 10) Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang kelas.

2.4.1.2 Pendekatan dan Metode 1) Pendekatan

Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan kesehatan antara lain:

a. Pendekatan individual b. Pendekatan kelompok

• Kelompok kelas

• Kelompok bebas

• Lingkungan keluarga

Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secara optimal, dalam pelaksanaanya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik

b. Diupayakan sebanyak-banyaknya melibatkan peran aktif peserta didik.

(34)

19

c. Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

d. Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih teknologi.

e. Memperhatikan kebutuhan pembangunan nasional.

f. Mengikuti/memperhatikan perkembangan pengetahuan dan teknologi.

2) Metode

Dalam proses penyampaian materi tentang pendidikan kesehatan, guru dan pembina dapat menggunakan metode:

a. Belajar kelompok

b. Kerja kelompok/penugasan c. Diskusi/ceramah

d. Belajar perorangan e. Pemberian tugas f. Karya wisata g. Bermain peran h. Tanya jawab i. Simulasi.

2.4.2 Penyelenggaraan pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan di sekolah diselerenggarakan guna mendukung terwujudnya perilaku hidup sehat bagi masyarakat sekolah, utamanya anak sekolah. Oleh sebab itu, program atau kegiatan pelayanan kesehatan tidak semata-mata adanya pelayanan untuk anak sekolah yang sakit/cedera saja, tetapi juga mencakup kegiatan pelayanan promotif dan preventif. Pelayanan kesehatan di sekolah, bukan hanya dalam bentuk fisik pelayanan kuratif

(35)

20

misalnya P3K saja, tetapi juga fasilitas untuk kegiatan promotif, misalnya fasilitas olahraga sesuai dengan minat, dan sebagainya.

Kegiatan-kegiatan dari pelayanan kesehatan antara lain mencakup pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala yang meliputi: pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, mata, telinga dan tenggorokan, kulit dan rambut, dan sebagainya (Effendi, 1998: 114). Pelayanan kesehatan di sekolah dilaksanakan oleh Tim Kesehatan dari Puskesmas bekerja sama dengan guru dan kader kesehatan sekolah. Pelayanan kesehatan sekolah dilaksanakan secara menyeluruh (komprehensif), dengan mengutamakan kegiatan promotif dan preventif serta didukung kegiatan kuratif dan rehabilitatif untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

2.4.2.1 Kegiatan Peningkatan (Promotif)

Kegiatan promotif (peningkatan) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan yang dilaksanakan secara ekstrakurikuler, yaitu:

1) Latihan keterampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan, antara lain:

• Dokter Kecil

• Kader Kesehatan Remaja

• Palang Merah Remaja

• Saka Bhakti Husada.

2) Pembinaan sarana keteladanan yang ada di lingkungan sekolah antara lain:

• Pembinaan Kantin Remaja

(36)

21

• Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari faktor pembawa penyakit.

3) Pembinaan keteladanan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 2.4.2.2 Kegiatan Pencegahan (Preventif)

Kegiatan pencegahan dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit, yaitu:

1) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-penyakit tertentu, antara lain demam berdarah, cacingan, dan muntaber.

2) Penjaringan (screening) kesehatan bagi anak yang baru masuk sekolah.

3) Pemeriksaan berkala kesehatan tiap 6 bulan.

4) Mengikuti (memonitoring/memantau) pertumbuhan peserta didik.

5) Immunisasi peserta didik kelas I dan kelas IV di sekolah dasar

6) Usaha pencegahan penularan penyakit dengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah dan perguruan agama

7) Konseling kesehatan remaja di sekolah dan perguruan agama oleh kader kesehatan sekolah, guru BP dan guru agama dan Puskesmas oleh Dokter Puskesmas atau tenaga kesehatan lain.

2.4.2.3 Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal, yaitu:

(37)

22

1) Diagnose dini 2) Pengobatan ringan

3) Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit

4) Rujukan medik

Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan penjaringan (screening) antara lain pengukuran tinggi badan (TB), penimbangan berat badan (BB), tes kesegaran jasmani, pemeriksaan mata (visus), mengukur lingkar lengan atas (LILA). Pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk dapat mengetahui gambaran keadaan kesehatan dan status gizi remaja.

Adapun menurut Soekidjo Notoadmodjo (2012: 134), penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sekolah antara lain dalam bentuk:

1) Pelayanan kesehatan; termasuk Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).

2) Pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik.

3) Pemeriksaan berkala.

4) Pengobatan ringan dan P3K maupun P3P

5) Pencegahan penyakit (imunisasi; Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN);

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS); Pendidikan Kecakapan Hidup Sehat (PKHS) atau Life Skills Education

6) Penyuluhan kesehatan dan konseling 7) Pengawasan warung sekolah

8) Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

9) Pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gizi dan hal lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan

(38)

23

10) Rujukan kesehatan ke Puskesmas.

11) Pengukuran tingkat kesegaran jasmani.

2.4.3 Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat

Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat merupakan salah satu unsur penting dikarenakan tujuan pembinaan lingkungan kehidupan sehat untuk mewujudkan lingkungan sehat di sekolah yang memungkinkan setiap warga sekolah mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya dalam rangka mendukung tercapainya proses belajar yang maksimal bagi setiap peserta didik.

Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan fisik meliputi:

1) Kontruksi ruang dan bangunan.

2) Sarana air bersih dan sanitasi.

3) Halaman.

4) Pencahayaan, ventilasi, kebisingan.

5) Kepadatan kelas, jarak papan tulis, meja/kursi.

6) Vektor penyakit.

7) Kantin/warung sekolah.

Sedangkan lingkungan non fisik meliputi perilaku masyarakat sekolah, antara lain:

1) Perilaku tidak merokok.

2) Perilaku membuang sampah pada tempatnya.

3) Perilaku mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir.

4) Perilaku memilih makanan jajanan yang sehat.

(39)

24

Menurut Tim Pembina Kesehatan Sekolah (2010: 10), pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan yang meliputi:

1) Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerindangan kekeluargaan)

2) Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas asap rokok

3) Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid dan masyarakat sekitar).

Lingkungan sekolah yang sehat merupakan faktor pemudah bagi terwujudnya perilaku yang sehat. Meskipun siswa telah mengetahui dan memahami bahwa buang sampah harus pada tempatnya, buang air kecil atau air besar harus di WC, tetapi kalau di lingkungan sekolah tidak terdapat tempat sampahatau WC sekolah, maka siswa tersebut akan membuang sampah dan buang air kecil atau air besar di sembarang tempat. Oleh sebab itu, lingkungan sekolah harus kondusif untuk perilaku hidup bersih dan sehat, atau mempunyai fasilitas lingkungan yang mendukung terlaksananya perilaku hidup bersih dan sehat.

2.5 Organisasi UKS

Untuk memperlancar usaha pembinaan dan pengembangan derajat kesehatan peserta didik sebaiknya kegiatan pembinaan UKS diwujudkan dalam suatu wadah atau badan. Berdasarkan Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Tahun 2012, susunan anggota Tim Pembina UKS adalah sebagai berikut:

(40)

25

2.5.1 Tim Pembina UKS Pusat

1. Ketua I : Dirjen Dikdasmen, Depdiknas.

2. Ketua II : Dirjen Bina Kesmas Depkes 3. Ketua III : Dirjen Baga Islam, Depag 4. Ketua IV : Dirjen PUM, Depdagri

5. Sekretaris II : Sekretaris Ditjen Dikdasmen, Depdiknas 6. Sekretaris III : Direktur Kesga, Ditjen Bina Kesmas, Depkes 7. Sekretaris IV : Direktur Mapenda Islam Ditjen Baga Islam, Depag 8. Sekretaris V : Direktur Wilayah Administrasi, Ditjen PUM, Depdagri 9. Anggota : 1) Depdiknas

- Unsur Ditjen Dikdasmen 2) Depkes

- Unsur Ditjen Bina Kesmas - Unsur Ditjen PPM dan PL - Unsur Badan POM

- Pusat Promosi Kesehatan - Unsur Ditjen Pelayanan Medik 3) Depag

- Unsur Ditjen Baga Islam 4) Depdagri

- Unsur Ditjen Pemerintahan Umum

2.5.2 Tim Pembina UKS Provinsi

Struktur organisasi Tim Pembina UKS Provinsi pada dasarnya sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan dan kebutuhan provinsi masing-masing. Namun sebagai rekomendasi dapat ditetapkan sebagai berikut:

(41)

26

1. Pembina : Gubernur 2. Ketua : Wakil Gubernur

3. Ketua I : Kepala Dinas Pendidikan 4. Ketua II : Kepala Dinas Kesehatan 5. Ketua III : Ka.Kanwil Depag

6. Ketua Harian : Assisten yang relevan

7. Sekretaris : Kepala Biro yang menangani Pendidikan dan Kesehatan

8. Anggota : 1) Unsur Dinas Pendidikan 2) Unsur Dinas Kesehatan 3) Unsur Kanwil Depag

4) Unsur dinas/instansi yang dianggap relevan

2.5.3 Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota

Struktur organisasi Tim Pembina UKS tingkat Kabupaten/Kota pada dasarnya sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan dan kebutuhan Kabupaten/Kota masing-masing. Namun sebagai rekomendasi dapat ditetapkan sebagai berikut:

1. Pembina : Bupati/Walikota 2. Ketua : Wakil Gubernur

3. Ketua I : Kepala Dinas Pendidikan 4. Ketua II : Kepala Dinas Kesehatan 5. Ketua III : Ka.Kantor Depag

6. Ketua Harian : Assisten yg membidangi Pendidikan dan Kesehatan 7. Sekretaris : Kepala Bagian di Pemdayang menangani Pendidikan

dan Kesehatan

(42)

27

8. Anggota : 1) Unsur Dinas Pendidikan 2) Unsur Dinas Kesehatan

3) Unsur Kandepag

4) Unsur PKK

5) Unsur PMI

6) Unsur lainnya yang dianggap relevan

2.5.4 Tim Pembina UKS Kecamatan

Struktur organisasi Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan pada dasarnya sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan dan kebutuhan Kecamatan masing- masing. Namun, sebagai rekomendasi dapat ditetapkan sebagai berikut:

1. Ketua : Camat

2. Ketua I : Kepala Cabang Dinas Pendidikan 3. Ketua II : Kepala Puskesmas

4. Ketua III : Pengawas Pendais Depag 5. Ketua IV : Ketua PKK

6. Sekretaris : Sekretaris Kecamatan 7. Anggota : 1) Unsur Dinas Pendidikan

2) Unsur Puskesmas

3) Unsur Pengawas Pendais

4) Unsur PKK

5) Unsur PMI

6) Unsur Dinas/instansi terkait lainnya

2.5.5 Tim Pelaksana UKS di TK/RA/BA, SD/SDLB dan MI 1. Pembina : Lurah/Kepala Desa

2. Ketua : Kepala Sekolah/KepalaMadrasah

(43)

28

3. Sekretaris I : Guru Pembina UKS/Pembina UKS 4. Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah/Majelis Madrasah 5. Anggota : 1) Petugas UKS Puskesmas/Bidan Desa

2) Guru

2.6 Sarana dan Prasarana UKS

Sarana dan prasarana UKS meliputi: 1) ruang UKS atau klinik sekolah, 2) alat-alat pemeriksaan yang diperlukan, 3) alat-alat P3K, 4) Obat-obatan sehari- hari yang diperlukan. Berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi menjadi : 1) Sarana dan Prasarana Sederhana meliputi:

a. Tempat tidur.

b. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan.

c. Kotak P3K dan obat-obatan.

d. Minimal melakasanakan TRIAS UKS Pendidikan Kesehatan.

e. Memiliki kader Tiwisada/KKR sebanyak 5% dari jumlah siswa.

2) Sarana dan Prasarana Lengkap meliputi : a. Tempat tidur.

b. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan.

c. Kotak P3K dan obat-obatan.

d. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid.

e. Melaksanakan TRIAS UKS yang pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.

f. Memiliki kader Tiwisada/KKR sebanyak 6-9% dari jumlah siswa.

3) Sarana dan Prasarana ideal meliputi : a. Tempat tidur.

(44)

29

b. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan.

c. Kotak P3K dan obat-obatan.

d. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid.

e. Peralatan gigi dan unit gigi.

f. Contoh-contoh model organ tubuh.

g. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan hidup lingkungan kehidupan sekolah.

h. Memiliki kader Tiwisada/KKR sebanyak 10% dari jumlah siswa.

Sarana dan prasarana UKS sangatlah menunjang bagi pelaksanaan UKS.

Tetapi tidak sedikit sekolah yang masih belum memiliki sarana dan prasarana yang baik. Dalam Pelaksanaan UKS di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen, sarana dan prasarana yang menunjang berlangsungnya pelaksanaan UKS masih kurang maksimal. Masih banyak UKS yang belum memiliki perlengkapan dan peralatan seperti: timbangan berat dan tinggi badan, peralatan gigi dan unit gigi, contoh model organ tubuh. Hal tersebut dapat menghambat berlangsungnya Pelaksanaan UKS secara maksimal.

2.7 Dana dan Biaya UKS

Usaha kesehatan sekolah dalam pelaksanaanya tidak terlepas dari biaya atau dana, sebagai penunjang tercapainya program yang telah direncanakan sebelumnya.

Pengelolaan suatu organisasi, terlebih dahulu manajemen menetapkan tujuan dan sasaran, dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi

(45)

30

sebagai akibat dari rencana kerja tersebut, kemudian disusun dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran.

Dana pelaksanaan UKS sangatlah penting untuk keberlangsungan pelaksanaan UKS. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan UKS di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen, sumber dana masih menjadi masalah yang menghambat berjalanannya program- program UKS. Sebagai contohnya, untuk pengadaan perlengkapan dan peralatan seperti: obat-obatan untuk sakit kepala, obat-obatan untuk alergi kulit, obat tetes mata, kapas, gunting, perban, serta alat-alat medis (tensimeter, thermometer, alat pengukur tinggi dan berat badan) terkendala karena kurangnya dana untuk pengadaan perlengkapan dan peralatan tersebut. Hal tersebut menyebabkan perlengkapan dan peralatan UKS hanya tersedia dengan kondisi yang kurang baik.

(46)

62

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan bahwa pelaksanaan usaha kesehatan sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen dalam kriteria baik dengan presentase 75,06%.

Hal ini terlihat dari beberapa indikator sebagai berikut:

1. Mekanisme organisasi UKS di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen mendapatkan presentase sebesar 72,15% sehingga untuk mekanisme organisasi UKS termasuk dalam kriteria baik

2. Pelaksanaan program kerja UKS di Sekolah Dasar se-Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen mendapatkan presentase sebesar 84,32% sehinggan untuk pelaksanaan program kerja UKS termasuk dalam kriteria sangat baik.

3. Ketersediaan sarana dan prasarana UKS di Sekolah Dasar se- Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen mendapatkan presentase sebesar 77,04% sehingga untuk ketersediaan sarana dan prasarana UKS termasuk dalam kriteria baik.

4. Ketersediaan dana untuk pelaksanaan UKS di Sekolah Dasar se- Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen mendapatkan presentase sebesar 66,74% sehingga untuk ketersediaan dana pelaksanaan UKS termasuk dalam kriteria baik.

(47)

63

5.2 Saran

Saran perbaikan bagi penelitian mendatang antara lain:

1. Tingkatkan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait, orang tua dan masyarakat agar tujuan dari UKS sendiri dapat tercapai.

2. Perlu adanya alokasi dana secara terpadu dari seluruh sektor terkait dan masyarakat, sehingga pelaksanaan UKS dapat berjalan dengan lancar tanpa terkendala masalah dana.

(48)

64

DAFTAR PUSTAKA

Andrian Dargo. 2013. Survei Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah Di SMA Se-Kabupaten Purbalingga. Sripsi. Program Sarjana Universitas Negeri Semarang.

Depkes RI. 2004. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Diffah Hanim. 2005. Menjadikan UKS Sebagai Upaya Promosi Tumbuh Kembang Anak Didik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Effendi. 1998. Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Fritziana Herlintang.2014. Survei Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kendal. Skripsi.

Program Sarjana Universitas Negeri Semarang.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Direktorat Jederal Pendidikan Dasar.

Keputusan Bersama Empat Menteri Tentang UKS. 2009. Tinjauan Usaha Kesehatan Sekolah. Online http://tutorialkuliah.blogspot.com

(accesed 30/05/15)

Soekidjo Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan Di Sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Pembina Kesehatan Sekolah. 2010. Pedoman Pembinan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat.

UNNES. 2014. Pedoman Penyusunan Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Referensi

Dokumen terkait

The majority of samples investigated by Bhat and LeFort (1992), including the five samples used in constructing their Sm – Nd whole rock isochron, were taken along their section 1,

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

3.9 Menerapk an fitur  aplikasi  pengolah  simulasi  visual  tahap  produksi 3.10 Menerapk an fitur  aplikasi  pengolah  simulasi  visual  tahap  pascaprod uksi 3.11

[r]

Dari seluruh analisa yang telah dilakuksn, didapatkan semua variabel berpengaruh terhadap respon delaminasi pada komposit, namun hal penting untuk diperhatikan dalam menghadapi

Bapak Gunawan, S.E dan Hery Sugama, A.md, yang telah banyak meluangkan waktu dan membantu dalam proses penelitian ini serta segenap pegawai di Badan Pengelolaan Pajak dan

Untuk menguji unjuk kerja radius flens yang baru perlu diawali dengan pengujian terhadap unjuk kerja radius flens profil roda yang dipakai saat ini. Unjuk kerja yang dimaksudkan

Kemampuan manajemen pengetahuan guru diukur melalui indikator mengorganasasikan pengetahuan pedogogi, mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilan, mengaktualisasikan