6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori1. Pengertian Persediaan (Inventory)
Persediaan atau inventory adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan. Keberadaannya tidak saja dianggap sebagai beban (liability) karena merupakan pemborosan (waste), tetapi sekaligus juga dapat dianggap sebagai kekayaan (asset) yang dapat segera dicairkan dalam bentuk uang tunai (cash).
Sistem akuntansi dalam persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan digudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi. Setiap perusahaan baik perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa selalu memerlukan persediaan, persediaan terdiri dari: persediaan produk jasi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan ahan penolong, persediaan bahan habis pakai, dan persediaan suku cadang.
2. Pengertian Persediaan Barang Habis Pakai
Barang habis pakai yaitu barang yang hanya dapat digunakan dalam sekali pemakaiannya. Beda hal nya dengan barang tak habis pakai yang dapat digunakan secara berkali-kali atau berulang-ulang kali seperti barang cetak atau barang pembersih. Barang habis pakai adalah barang/benda kantor yang penggunaanya hanya satu kali pakai dan tidak tahan lama. Contohnya: Kertas, Tinta, Karbon, Klip, Pensil, Pulpen, dan sebagainya.
Pada barang habis pakai ini yang khususnya alat tulis kantor (ATK) yang merupakan salah satu barang yang berperan penting dalam aktivitas sehari-hari untuk mengerjakan pekerjaan dalam hal tulis-menulis atau pun print dan cetak.
Pada dasarnya persediaan bahan habis pakai dapat mempermudah atau memperlancar jalannya operasional perusahaan yang harus dilakukan secara berturut turut. Pada perusahaan jasa persediaan yang biasanya timbul seperti persediaan bahan pembantu dan persediaan bahan habis pakai.
Dalam perusahaan jasa, Persediaannya meliputi:
1) Bahan sekali pakai (inventory of supplies) untuk keperluan kantor dan tempat aktivitas bisnis, antara lain alat-alat tulis dan peralatan yang dianggap hanya bertahan sekali pakai (potlot, ball pen, pulpen, dan sebagainya)
2) Bahan bakar suku cadang bagi perusahaan pengangkutan (darat, laut, udara).
Tipe Persediaan Transaksi Sistem dan Prosedur yang Bersangkutan Persediaan Barang
Habis Pakai Pembelian Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
Retur Pembelian Prosedur pencatatan
harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok Pemakaian barang gudang (dicatat sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya admnistrasi dan umum, biaya pemasaran) Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Pengembalia barang
gudang Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang
Perhitungan fisik
persediaan Sistem perhitungan fisik persediaan Sumber: Erlangga(2013)
3. Metode Pencatatan Persediaan
Terdapat dua cara dalam melakukan perhitungan dan pencatatan persediaan yang berkaitan dengan perhitungan persediaan barang habis pakai yaitu:
a. Metode Pepetual
Metode Perpetual adalah metode pencatatan yang dilakukan secara terus menerus. Metode ini digunakan untuk jenis persediaan yang berkaitan dengan operasional utama dan membutuhkan pengendalian yang kuat. Contohnya adalah persediaan alat-alat tulis kantor, perlengkapan kebersihan, dan sebagainya.
Dalam metode perpetual adalah metode pencatatan dan pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan dengan nilai perunit sesuai metode penelitian yang digunakan. Persediaan akhir merupakan saldo persediaan awal ditambah pembelian dikurangi pemakaian persediaan selama setahun berjalan.
b. Metode periodik
Dalam metode periodik, fungsi akuntansi tidak langsung mengkinikan nilai persediaan ketika terjadi pemakaian. Jumlah persediaan akhir diketahui dengan melakukan penghitungan fisik (stock opname) pada akhir periode. Pada akhir periode ini lah akan dibuat jurnal penyesuaian untuk mengkinikan nilai persediaan. Metode ini dapat digunakannuntuk persediaan yang sifatnya sebagai pendukung kediatan, contohnya adalah persediaan alat-alat kantor pada secretariat.
4. Metode Penentuan Persediaan a. Metode FIFO (Fist In First Out)
Pada metode FIFO, persediaan barang yang akan keluar untuk kegiatan produksi nilainya berdasarkan harga yang pertama kali masuk. Sehingga persediaan barang akhir dengan menggunakan harga yang didasarkan pada harga baru atau harga dengan urutan terakhir yang dibeli. Oleh karena itu, metode FIFO lebih terlihat untuk perhitungan HPP nya. Biaya yang digunakan untuk pembelian barang pertama sebagai Cost Of Good Sold (COGS). Perhitungan harga jual berdasarkan harga dari stok barang transaksi sebelumnya.
Metode FIFO adalah metode penilaian persediaan yang menganggap barang yang pertama kali masuk diartikan pertama kali peluar. perhitungan metode FIFO ini sangat sderhana baik sistem fisik maupun sistem perpetual, dan akan menghasilkan penilaian persediaan yangsama.
Cara Menghitung Persediaan akhir dengan metode FIFO: persediaan awal xxx
pembelian xxx + Tersedia untuk dijual xxx Penjualan xxx -Persediaan akhir xxx
b. Metode LIFO (Last In First Out)
Metode Last In First Out atau masuk terakhir keluar pertama adalah metode pencatatan persediaan di mana persediaan yang terakhir dibeli akan dijual terlebih dahulu dan persediaan yang pertama kali dibeli akan dikeluarkan kemudian hari. Namun, perlu diketahui bahwa menurut PSAK 14 (revisi 2008) perusahaan tidak diperbolehkan lagi menggunakan metode LIFO dalam menghitung pencatatan persediaannya. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode LIFO pajak perusahaan akan lebih kecil pada saat terjadi inflasi.
5. Sistem Informasi Akuntansi
“Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan”.
Sistem Informasi Akuntansi juga merupakan integrasi dari semua komponen yang terstruktur seperti sumber daya ekonomi, manusia, teknologi dan peralatan yang diperlukan dalam mengolah data transaksi keuangan sehingga menghasilkan informasi penting bagi manajemen untuk pengambilan keputusan.
6. Sistem Pengendalian Internal
“Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen” (Mulyadi, 2016:129). Sebagaimana dinyatakan oleh Jones dan Rama (2008) yang dikutip oleh Irawati R. dan Satri Kamalita A. (2017:184), Sistem pengendalian internal merupakan sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personal lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang berlandasan terkait dengan pencaapaian sasaran kategori yaitu efektifitas dan efisiensi operasi, kedalaman laporan keuangan, dan ketaatan kepada regulasi dan peraturan yang berlaku.
7. Bagan Alir Dokumen
“Bagan alir adalah teknis analitis bergambar yang digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir mencatat cara proses bisnis dilakukan dan cara dokumen mengalir melalui organisasi. Bagan alir juga digunakan untuk menganalisis cara meningkatkan proses bisnis dan arus dokumen.” (Romney dan Steinbart, 2015:67)
Adapun symbol bagan alir yang digunakan dalam dokumen adalah sebagai berikut:
Tabel Simbol Bagan Alir Dokumen
Symbol Nama Keterangan
Dokumen Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam terjadinya suatu transaksi.
Dokumen dan
Tembusannya Simbol ini digunakan unutk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.
Berbagi Dokumen Simbol ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digunakan bersama dalam satu paket.
Penghubung
Halaman Berbeda Untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait atau dengan yang lainnya. Nomor yang tercantum di dalam simbol penghubung menunjukkan bagaimana bagan alir yang tercantum pada simbol dihalaman yang lain.
Arsip Sementara Untuk menunjukan tempat penyimpanan dokumen: arsip sementara dan arsip
permanen. Arsip sementara adalah dokumen
yang disimpan dan akan diambil kembali. Untuk menunjukan urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol sebagai berikut:
N = Menurut nomor urut T = Menurut tanggal
Arsip Permanen Menggambarkan arsip permanen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem
akuntansi yang bersangkutan.
On-line Komputer
Proses Menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara on-line
Kegiatan Manual Untuk menggambarkan kegiatan manual.
Keying (typing
verifying) Menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui on-line terminal.
Pita Magnetic Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnertik.
Keterangan
Komentar Simbol ini memungkinkan ahli simbol menambahkan
keterangan untuk memperjelas pesan yang
disampaikan dalam bagan. Awal Arus
Dokumen Berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum dalam simbol tersebut
Garis Alir Menggambarkan arah
proses pengolahan data. Anak panah tidak digambarkan jika arus dokumen mengarah kebawah dan kekanan.
Persimpangan
Garis Alir Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti arus garis lainnya.
Dari Pemasok
Masuk Kesistem Karena kegiatan diluar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan, maka diperlukan simbol untuk menggambarkan masuk ke sistem.
Keputusan Menggambarkan
keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data keputusan yang dibuat ditulis dalam komputer.
On-line Stroge Menggambarkan arsip
computer yang berbentuk on-line (didalam memori komputer)
Akhir arus
dokumen Mengarahkan Pembaca ke symbol penghubung halaman yang sama bernomor seperti yang tercantum dalam symbol. Penghubung pada
Halaman yang sama
Untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu halaman tertentu. Persimpangan
garis alir Jika dua garis alir bersimpagan, untuk menunjukan arah
masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan kedua garis tersebut.
Sumber: Mulyadi,(2017;47-49) 8. Relasi
“Relasi (relationship) adalah perekat yang menyatukan komponen komponen yang berbeda dalam diagram E-R. Secara intuitif dapat
dikatakan bahwa relasi adalah asosiasi dari satu atau lebih entitas yang bermakna bagi organisasi/ perusahaan.” (Adi Nugroho, 2011:69) Menurut Andria dan Mei (2015:19) “Relasi antar tabel adalah hasil dari model entity relationship diagram. Relasi ini akan memperlihatkan rancangan fisik basis data dan juga akan menghasilkan tabel-tabel yang nantinya dapat digunakan dalam proses implementasi sistem”.
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas relasi yang dapat terjadi antara dua himpunan entitas:
a. Satu ke satu (One to One) b. Satu ke banyak (One to Many) c. Banyak ke satu (Many to One) d. Banyak ke Banyak (Many to Many) 9. Normalisasi
“Normalisasi merupakan proses mendekomposisikan sebuah tabel yang masih memiliki beberapa anomali atau ketidak wajaran sehingga menghasilkan tabel yang lebih sederhana dan struktur yang bagus atau sebuah tabel yang tidak memiliki data redundancy” (Efendy Zainul, 34:2018). “Unnormalisasi adalah bentuk yang tidak normal atau suatu kumpulan data yang akan diolah yang diperoleh dari format– format yang beraneka ragam, masih terdapat duplikasi atau pengulangan data, bisa saja tidak sempurna atau tidak lengkap, dan sesuai fakta lapangan” Suryadi S. (2019:3). Bentuk ini didapat dari dokumen yang ada dilapangan atau manual dengan atribut bukan nilai sederhana.
Tahapan normalisasi menurut Kurniawan Rizki (2016:139) adalah sebagai berikut:
a. Normalisasi Pertama.
Normalisasi pertama terpenuhi apabila tidak ada relasi di dalam relasi atau tabel di dalam tabel.
Jika terjadi kunci relasi yang dibentuk oleh lebih dari 1 atribut dan salah satu atribut lain bergantung pada sebahagian dari kunci relasi. Maka tabel harus di dekomposisi atau dipisahkan
c. Normalisasi Ketiga
Normalisasi ketiga dapat terpenuhi apabila normalisasi kedua telah terpenuhi dan tidak ada KF di antara atribut yang bukan utama di dalam tabel. Pada keseluruhan tabel di atas, tidak terdapat KF antara sesama atribut yang bukan utama. Sehingga tidak perlu adanya dekomposisi yang aman pada tabel.
10. Sistem Basis Data
Menurut Romney dan Steinbart (2015:100) “Database, DBMS (database management system), dan program-program aplikasi yang mengakses database melalui DBMS disebut sebagai sistem basis data (database system)”. Sistem basis data juga bisa disebut sebuah sistem yang terdiri atas kumpulan beberapa tabel data yang saling berkoneksi dalam sebuah basis data disebuah sistem.
“Pengembangan sistem informasi membutuhkan sebuah basis data. Didalam sebuah basis data terdapat kumpulan dari suatu data yang tersimpan dan saling berhubungan satu sama lainnya” (Ramadhan F. dan Purwandari N., 2018:52). Basis data dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu pengerjaan sebuah proyek sehingga menghasilkan informasi yang cepat dan akurat.
11. Entity Relationship Diagram (ERD)
Sebagaimana dinyatakan oleh Fathansyah (2001) yang dikutip oleh Abdullah Junaeidi (2017:1312) “Entity Relationship Diagram yaitu berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang memperesentasikan seluruh fakta yang sebenarnya”.
Maka dari itu diagram relasi entitas adalah model yang digunakan untuk menggambarkan suatu rancangan keadaan database sebenarnya. Sebagaimana dinyatakan oleh connollyy dan Begg (2015) yang dikutip
oleh Pahlevi Omar (2018:28) Entity Relationship Diagram adalah model yang dapat dipakai untuk memberikan pengertian mengenai data yang akan digunakan oleh suatu perusahaan. Dalam perancangan basis data, entity relationship adalah pendekatan topdown dimana perancangan dimulai dengan mengidentifikasi data penting yang disebut entitas dan hubungan antara data yang harus dipresentasikan ke dalam model.
12. PHP
Menurut Hidayatullah dan Kawistara dalam bukunya yang berjudul Pemrograman Web (2017:223) mengemukakan bahwa “PHP Hypertext Preprocessor adalah suatu bahasa scripting khususnya digunakan untuk web development”. PHP memiliki sifat server side scripting sehingga untuk menjalankan PHP harus menggunakan web server.
PHP merupakan bahasa pemrograman script server side yang didesain untuk pengembangan web. Server side artinya pemrosesan dilakukan di komputer server. PHP sering dikatakan sebagai bahasa untuk membuat aplikasi web yang dinamis. Pengertian dinamis di sini adalah memungkinkan untuk menampilkan data yang tersimpan dalam database. Dengan demikian, halaman web akan menyesuaikan dengan isi database. (Andi dan Madcoms, 2016:52)
13. MySQL
MySQL merupakan salah satu software database (basis data) open source yang dikembangkan sebuah komunitas bernama MySQL AB dengan tujuan membantu user untuk meyimpan data dalam tabel-tabel. Tabel terdiri atas field (kolom) yang mengelompokan data-data berdasarkan kategori tertentu, misalnya nama, alamat, nomer telepon, dan sebagainya. Bagian lain dari tabel adalah record (baris) yang mencantumkan isi data yang sebenarnya. (Andi dan Madcoms, 2016:52)
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan hasil perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yang dilakukan oleh penulis, adalah sebagai berikut:
Tabel Penelitian Terdahulu Identitas
Peneliti Yessi Erika Wati, D3 Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta (2016) Antung Anissa Melinda, Komputerisasi Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin (2020)
Hasyyati Aulia, Komputer Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin(2021)
Judul Pengelolaan Barang Habis Pakai (Alat Tulis Kantor) Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UMKM Kabupaten Karanganyar Program Aplikasi Persediaan Barang Dagang dengan Metode Rata-Rata Bergerak Perpetual Terintegrasi Penjualan Menggunakan PHP Pada UD Rahma Banjarmasin. Program Aplikasi Pengeluaran dan Pemasukan Persediaan Barang Habis Pakai Menggunakan PHP pada Kantor BAPPEDA Kota Banjarbaru
Tempat
Penelitian Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UMKM Kabupaten Karanganyar
UD Rahma
Banjarmasin Kantor BAPPEDA Kota Banjarbaru
Rumusan
Masalah Bagaimana Pengelolaan Barang Habis Pakai (Alat Tulis Kantor) Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar 1. Bagaimana menentukan harga pokok persediaan barang dagang dengan metode rata-rata bergerak perpetual pada UD Rahma? 2. Bagaimana membangun program aplikasi persediaan barang dagang dengan metode rata-rata bergerak perpetual menggunakan PHP pada UD Rahma? 1.Bagaimana pengelolaan pencatatan pengeluaran dan pemasukan persediaan barang habis
pakai pada Kantor BAPPEDA Kota Banjarbaru. 2.Bagaimana membangun program aplikasi pengeluaran dan pemasukan persediaan barang habis pakai pada Kantor BAPPEDA Kota Banjarbaru.
Tujuan
Barang Habis Pakai (ATK) pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar. bagaimana menentukan harga pokok persediaan barang dagang dengan metode rata-rata bergerak pada UD Rahma. 2. Untuk membangun program aplikasi persediaan barang dagang dengan metode rata-rata bergerak perpetual pada UD Rahma. dan pemasukan persediaan barang habis
pakai pada Kantor BAPPEDA Kota Banjarbaru. 2.Untuk mengetahui program aplikasi pengeluaran dan pemasukan persediaan barang habis pakai pada Kantor BAPPEDA Kota Banjarbaru.
Metode
Penelitian Pengumpulan data dengan metode wawancara langsung, serta melakukan observasi secara langsung dengan mengamati kejadian-kejadian atau kegiatan yang dilakukan, dan dokumentasi secara langsung. Pengumpulan data dengan metode pengamatan, wawancara dan dokumentasi langsung. Kemudian dilanjutkan dengan mendesain dan membangun program aplikasi persediaan barang dagangan dengan metode rata-rata bergerak perpetual menggunakan PHP.
Pengumpulan data dengan metode pengamatan, wawancar dan dokumentasi langsung.
Kemudian dilanjutkan dengan mendesain dan membangun program aplikasi pengeluaran dan pemasukan persediaan barang habis pakai menggunakan PHP.
Hasil
Penelitian Pengelolaan Barang Hais Pakai (ATK) Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Karanganyar. Program Aplikasi Persediaan Barang Dagang dengan Metode Rata-Rata Bergerak Perpetual Terintegrasi Penjualan Menggunakan PHP Pada UD Rahma Banjarmasin. Program Aplikasi Pengeluaran dan Pemasukan Persediaan Barang Habis Pakai Menggunakan PHP pada Kantor BAPPEDA Kota Banjarb/aru
Sumber :Yessi Erika Wati (2016), Dea Safitri(2019), Antung Anisa Melinda(2020), Penulis
Terdapat persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan sekarang. Persamaan yang ada antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian terdahulu pada tahun 2016 oleh Yessi Erika Wati yaitu dengan topik yang sama mengenai pembahasan tentang barang habis pakai, dan persamaan dengan penelitian terdahu pada tahun 2020 oleh Antung Anisa Melinda yaitu dengan topik yang sama mengenai pembahasan tentang persediaan. Untuk kesamaan antara penelitian Yessi Erika Wati dengan penulis ialah sama-sama mengangkat topic penelitian barang habis pakai. Sedangkan untuk kesamaan antara penelitian Antung Anisa Melinda dengan penulis ialah sama-sama membangun program aplikasi persediaan berbasis web dengan menggunakan PHP.
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan diantaranya:
1. Yessi Erika Wati pada tahun 2016 mengambil objek penelitian di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar, Antung Anisa Melinda pada tahun 2020 mengambil objek di UD Rahma Banjarmasin, sedangkan penulis mengambil objek di Kantor BAPPEDA Kota Banjarbaru.
2. Antung Anisa Melinda pada tahun 2020 mengangkat topik tentang persediaan barang dagang, sedangkan penulis mengangkat topic tentang pengeluaran dan pemasukan persediaan barang habis pakai.