• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) LPKA KELAS II BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) LPKA KELAS II BANDA ACEH"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAKIP LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II BANDA ACEH TAHUN 2020

LAPORAN

AKUNTABILITAS

KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH

( LAKIP ) LPKA

KELAS II

BANDA ACEH

LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS

ANAK KELAS II

BANDA ACEH

Jalan Lembaga Desa Bineh

Blang Kec.Ingin Jaya

Kab.Aceh Besar

Tlp. Fax.

Email. lpka.419136@gmail.com

(2)
(3)

ii

KATA PENGANTAR

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh (LPKA) Semester II tahun 2020 merupakan salah satu wujud pertanggung jawaban LPKA Kelas II Banda Aceh kepada publik atas pelaksanaan tugas dan fungsi LPKA Kelas II Banda Aceh pada semester II tahun anggaran 2020. Selain itu, LAKIP ini juga akan menjadi bahan evaluasi yang digunakan dalam proses perencanaan program dan kegiatan di tahun-tahun berikutnya.

Penyusunan LAKIP LPKA Kelas II Banda Aceh mengacu pada Permenpan No 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja dan tata cara review atas laporan kinerja instansi pemerintah. Petunjuk teknis penyusunan Lakip berdasarkan Permenpan No 53 Tahun 2014 tersebut menggantikan Permenpan No 29 Tahun 2010 tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah atau LAKIP. Artinya Permenpan No 53 Tahun 2014 secara otomatis menjadi acuan bagi setiap instansi pemerintah untuk Menyusun Laporan Kinerja atau yang dikenal dengan LAKIP.

LAKIP ini memuat capaian-capaian dari target kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh semester II tahun 2020. Analisis atas capaian kinerja yang dituangkan dalam LAKIP ini merupakan analisis terhadap capaian indikator kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh. Dengan menggunakan metode analisis ini, diharapkan substansi dari LAKIP LPKA Kelas II Banda Aceh ini dapat menghasilkan sejumlah identifikasi terhadap capaian kinerja, sehingga bermanfaat bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Dalam perjalanannya, pencapaian sasaran dan tujuan organisasi mengalami permasalahan dan hambatan baik dari aspek organisasi, tata laksana, SDM, maupun sarana dan prasarana. Dengan segala keterbatasan dan permasalahan yang ada sangat disadari bahwa hal ini akan menjadi faktor yang menjadikan tidak optimalnya kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh. Namun demikian hal tersebut bukan menjadi pengikat bagi kami untuk terus berkarya mewujudkan visi dan misi organisasi baik dalam penegakan hukum maupun pelayanan hak asasi manusia.

(4)

iii

Akhirnya, dengan semangat transparansi dan komitmen untuk memberikan kontribusi terbaik, LPKA Kelas II Banda Aceh akan terus berupaya membangun kultur organisasi yang lebih transparan dan akuntabel, agar kepercayaan publik terhadap institusi Pemasyarakatan semakin meningkat. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan berbagai agenda LPKA Kelas II Banda Aceh sehingga dapat terlaksana sesuai yang diharapkan.

Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Pemasyarakatan serta Kementerian Hukum dan HAM.

Banda Aceh, 30 Desember 2020 K E P A L A

MOCH MUHIDIN

(5)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG ... 2

C. STRUKTUR ORGANISASI ... 5

D. DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAKIP ... 7

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 9

A. RENCANA STRATEGIS ... 9

B. PERANJIAN KINERJA ... 11

C. ALOKASI ANGGARAN ... 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 16

A. CAPAIAN KINERJA ... 16 B. REALISASI ANGGARAN ... 30 BAB IV PENUTUP ... 32 A. KESIMPULAN ... 32 B. SARAN ... 34 FOTO – FOTO ... 35

(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh merupakan unit pelaksana teknis pemasyarakatan dibawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang dibentuk melalui peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan kepribadian dan kemandirian yang dikhususkan kepada pembinaan terhadap Anak Didik Pemasyarakatan.

Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan mata rantai awal yang penting dan menentukan dalam upaya menyiapkan dan mewujudkan masa depan bangsa dan Negara. Dewasa ini kenakalan remaja semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas dan cenderung mengarah pada tindakan kriminal, yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Penerapan Undang- undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dalam Pelaksanaannya tidak memberikan perlindungan optimal terhadap hak- hak anak yang berkonflik dengan hukum serta dalam pelaksanaan penahanannya masih disatukan dengan tahanan dewasa pada Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara dan Cabang Rumah Tahanan Negara hal ini tentunya berdampak buruk pada psikologis anak tersebut, sehingga di buat perubahan undang- undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Sistem Peradilan Anak.

Oleh karena itu sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi R.I Nomor 18 Tahun 2015 maka dibentuknya Lembaga Pembinaan Khusus Anak difokuskan pada membentuk anak didik pemasyarakatan menjadi manusia yang berguna, beriman, berilmu dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki kecenderungan hidup dan pandangan positif terhadap masa depan, sadar bahwa mereka sebagai generasi penerus.

Disamping tugas pokok tersebut, Lembaga Pembinaan Khusus Anak juga mempunyai tugas pelayanan dan perawatan, yaitu terkait dengan pelayanan kesehatan dan makanan yang keseluruhan tugas pokok dan fungsi mengacu kepada hak-hak warga binaan yang diatur dalam pasal 14 Undang - Undang nomor : 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

Untuk mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi di Lembaga Pembinaan Khusus Anak serta memberikan gambaran tentang berbagai hal yang telah dilaksanakan serta hambatan-hambatan dalam pelaksanaan tugas, secara berkala dilakukan evaluasi yang salah satunya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(7)

2

(LAKIP). Dalam LAKIP disajikan capaian pelaksanaan program dan kegiatan pada Lembaga Pembinaan Khusus Anak beserta analisisnya, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran untuk tahun 2020. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh ini difokuskan pada pencapaian kinerja selama tahun 2020.

LAKIP LPKA Kelas II Banda Aceh dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai :

1. Keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kegiatan dan sasaran selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berjalan.

2. Kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan dan usaha-usaha yang dilakukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas LPKA Kelas II Banda Aceh.

Sedangkan tujuan penyusunan LAKIP adalah :

1. Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Organisasi di lingkungan LPKA Kelas II Banda Aceh;

2. Untuk mengetahui tingkat capaian kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh selama periode Januari sampai dengan Juni tahun berjalan;

3. Untuk bahan masukan bagi Jajaran Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Kementerian Hukum dan HAM dalam menentukan kebijakan strategis pada masa mendatang.

LAKIP LPKA Kelas II Banda Aceh merupakan perwujudan kewajiban organisasi

untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi LPKA Kelas II Banda Aceh dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Penyusunan LAKIP ini juga merupakan salah satu perwujudan tekad untuk senantiasa bersungguh-sungguh mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip ”good governance”

B. Tugas, Fungsi, dan Wewenang

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh adalah unit pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan dibawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan serta bertanggung jawab pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Aceh. Tugas pokok dan fungsi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh adalah melaksanakan Pembinaan anak didik pemasyarakatan. Keseluruhan tugas pokok dan fungsi

(8)

3

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh berlaku sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Nomor 18 Tahun 2015.

Yang mempunyai fungsi :

1. Melakukan Registrasi dan klasifikasi yang dimulai dari penerimaan, pencatatan baik secara manual maupun elektronik, penilaian, pengklafikasian, dan perencannaan program.

2. Memberikan pembinaan yang meliputi pendidikan, pengasuhan, pengetasan dan pelatihan keterampilan, serta layanan informasi.

3. Melakukan perawatan yang meliputi pelayanan makanan, minuman dan pendistribusian perlengkapan dan pelayanan kesehatan.

4. Melakukan pengawasan dan penegakan disiplin yang meliputi administrasi pengawasan, pencegahan dan penegakan disiplin serta pengelola pengaduan.

5. Melakukan pengelolaan urusan umum yang meliputi urusan kepegawaian, tata usaha, penyusunan rencana anggaran, pengelolaan urusan keuangan serta perlengkapan dan rumah tangga.

1. Bagian Umum Tugas :

Mempunyai tugas melakukan pengelolaan kepegawaian, tata usaha, penyusunan rencana anggaran, pengelola urusan keuangan, serta perlengkapan dan rumah tangga berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Fungsi :

a. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan tata usaha b. Pengelola urusan kepegawaian

c. Pengelola urusan administrasi keuangan

d. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga

a. Sub Kepegawaian dan Tata Usaha

Menyiapkan bahan koordinasi , bahan pengelolaan urusan kepegawaian dan pelaksanaan tata usaha sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

b. Sub Keuangan dan Perlengkapan

Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan anggaran, pengelola urusan Keuangan serta pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga.

(9)

4

2. Seksi Registrasi dan Klasifikasi Tugas :

Melakukan Registrasi, penilaian dan pengklasifikasian serta perencanaan program pembinaan.

Fungsi :

Perigistrasi, penilaian, pengklasifikasian, dan perencanaan program pembinaan.

a. Subseksi Registrasi

Mempunyai tugas melakukan pengregistrasian dan pengolahan data.

b. Subseksi Penilaian dan Pengklasifikasian

Mempunyai tugas melakukan penilaian terhadap anak untuk keperluan perencanaan program pembinaan dan klasifikasi

3. Seksi Pembinaan Tugas :

Melakukan pendidikan, pengasuh, pengentasan dan pelatihan ketrampilan, serta layanan informasi sesuai prosedur yang berlaku dalam rangka pembinaan ketrampilan Anak Didik sebagai bekal apabila kembali ke masyarakat.

Fungsi :

Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan keterampilan, pembimbing kemasyarakatan dan pengentasan anak.

a. Subseksi Pendidikan dan Bimbingan Kemasyarakatan

Mempunyai tugas melakukan penyusunan dan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan keterampilan serta melakukan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak.

b. Subseksi Perawatan

Melakukan pelayanan makanan dan minuman berupa pengelola makanan dan minuman berdasarkan standar yang ditetapkan, dan pendistribusian perlengkapan serta pelayanan kesehatan anak yang meliputi preventif, kuratif dan promotif.

4. Seksi Pengawasan dan Penegakan Disiplin Tugas :

Melakukan pengawasan, pengadministrasi, dan penegakan disiplin sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam rangka terciptanya suasan aman dan tertib.

(10)

5

Fungsi :

Menyelenggarakan fungsi pengadministrasian pengawasan, penegakan disiplin, pengawasan, pengamanan, dan pengelola pengaduan.

a. Subseksi Administrasi Pengawasan dan Penegakan Disiplin

Mempunyai tugas melakukan administrasi pengawasan dan penegakan disiplin, kegiatan pengawasan dan pengamanan, penindakan pelanggaran disiplin serta pengelola pengaduan.

b. Regu Pengawasan

Mempunyai tugas melakukan pengawasan dan pengamanan Lembaga Pembinaan Khusus Anak yang dikoordinasikan oeh seorang petugas pengawas senior yang ditunjuk oleh Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak.

C. Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI

FUNGSI

Bagian Umum

Melakukan pengelolaan kepegawaian, tata usaha, penyusunan rencana anggaran, pengelolaan urusan keuangan, serta perlengkapan dan rumah tangga.

Seksi Registrasi dan Klasifikasi

Melakukan registrasi, penilaian dan pengklasifikasian serta perencanaan program pembinaan.

Seksi Pembinaan Melakukan pendidikan, pengasuhan, pengentasan, dan pelatihan keterampilan, serta layanan informasi.

Seksi Perawatan Melakukan pelayanan makanan, minuman dan perlengkapan serta pelayanan kesehatan.

Seksi Pengawasan dan Penegakan Disiplin

Melakukan pengawasan, pengadministrasian, dan penegakan disiplin.

(11)

6

Struktur organisasi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh dapat digambarkan pada diagram di bawah ini :

Jumlah pegawai Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh seluruhnya berjumlah 57 (lima puluh tujuh) orang terdiri dari pegawai menurut golongan :

i. Golongan IV berjumlah 1 (satu) orang;

ii. Golongan III berjumlah 12 (dua belas) orang;

iii. Golongan II berjumlah 44 (empat puluh empat) orang.

KEPALA LPKA MOCH MUHIDIN,Bc.I.P.,S.H KASUBAG UMUM KAMSIONO, S.H. KASUBSI PEND.DAN BIMBINGAN KEMASYARAKATAN SUSIYANTI,A.Md

KASUBSI PENILAIAN DAN PENGKLASIFIKASIAN REZA AKBAR KASI PEMBINAAN SULAIMAN,S.H KASUBSI REGISTRASI VERA DEVI, S.H. KAUR KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN NOVA WISUDAWATI HRP, S.H. KASI REGISTRASI DAN KLASIFIKASI DIASTA KRISMAYANDI,A.Md.I.P

KAUR KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA

MERNI SALVITA, S.H.

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

REGU PENGAWASAN

KASUBSI ADM. PENGAWASAN DAN PENEGAKAN DISIPLIN

FAUZI, S.H.

KASI ADM.PENGAWASAN DAN PENEGAKAN DISIPLIN

LUTFI, S.H.

KASUBSI PERAWATAN

(12)

7

D. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. 4. Undang – Undang RI nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 1999 Tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. 9. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM

10. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pembinaan Khusus Anak.

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No: PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah

12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

14. Permenpan No 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerjadan tata cara review atas laporan kinerja instansi pemerintah

(13)

8

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis

Sesuai dengan Permenpan No 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja dan tata cara review atas laporan kinerja instansi pemerintah, ditetapkan bahwa visi, misi dan tujuan dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah merupakan visi, misi, dan tujuan yang harus dipedomani oleh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan. Visi, misi, dan tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Visi dan Misi

Isu-isu strategis pemasyarakatan sebagai gambaran keadaan yang terus menerus dihadapi dalam upaya untuk mewujudkan sistem hukum nasional yang mencakup pembangunan substansi hukum, penyempurnaan struktur hukum dan pelibatan seluruh komponen masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum tinggi untuk mendukung pembentukan sistem hukum nasional yang dicita-citakan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. Berdasarkan hasil analisis lingkungan strategis maka dirumuskan visi dan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yaitu :

Visi : Menjadi Institusi terpercaya dalam memberikan pelayanan,perlindungan, pembimbingan, pembinaan dan pendidikan Anak Didik Pemasyarakatan.

Misi : • Mewujudkan sistem perlakuan kreatif yang menumbuhkan rasa

aman, nyaman, ramah dan layak anak.

• Melaksanakan perawatan, pelayanan, pendidikan, pembinaan dan pembimbingan untuk kepentingan terbaik bagi anak. • Membentuk jiwa sportifitas dan cinta ilmu pengetahuan bagi

anak.

• Menumbuh kembangkan ketaqwaan, kesantunan, kecerdasan, rasa percaya diri dan keceriaan anak.

• Memberikan perlindungan, pelayanan, dan pemenuhan hak anak.

(14)

9 Nilai-Nilai Dasar a. Profesional; b. Akuntabel; c. Sinergi; d. Transparan; e. Inovatif; 2. Tujuan.

Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelaksanaan sistem pemasyarakatan. b. Terbangunnya kelembagaan yang akuntabel, transparan dan berbasis kinerja. c. Terwujudnya sinergi dengan institusi terkait dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pemasyarakatan.

d. Terwujudnya reintegrasi sosial WBP secara sehat dalam hidup, kehidupan, dan penghidupan.

e. Terpenuhinya kebutuhan dasar WBP.

f. Terlindunginya dan terpeliharanya benda sitaan dan barang rampasan negara. g. Terwujudnya keamanan dan ketertiban UPT Pemasyarakatan.

h. Meningkatnya profesionalisme dan budaya kerja petugas pemasyarakatan yang bersih dan bermartabat.

i. Terwujudnya penyelenggaraan pemasyarakatan berbasis teknologi informasi (menuju e-government).

3. Sasaran

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai melalui serangkaian kebijakan, program dan kegiatan prioritas agar penggunaan sumber daya dapat efisien dan efektif. Sasaran yang ditetapkan berdasarkan visi, misi, tujuan dan nilai organisasi adalah sebagai berikut :

a. Perspektif Stakeholder

• Meningkatnya kesadaran hukum WBP dan tahanan • Meningkatnya kualitas pelayanan pemasyarakatan

(15)

10

• Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pemasyarakatan

• Meningkatnya produktifitas WBP menuju manusia mandiri yang berdaya guna b. Perspektif Proses Internal

• Meningkatkan standarisasi pelayanan pemasyarakatan. • Meningkatkan koordiasi dan kerjasama

• Meningkatkan kualitas pengawasan internal pemasyarakatan

• Meningkatkan partisipasi publik dalam mendorong reintegrasi sosial c. Perspektif Pengembangan Organisasi

• Mengembangkan kompetensi, integritas, profesionalisme dan etos kerja petugas pemasyarakatan

• Mengembangkan iklim dan budaya kerja yang kondusif

• Optimalisasi proses pemasyarakatan berbasis teknologi informasi d. Perspektif Anggaran

• Peningkatan akuntabilitas

B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja pada UPT Pemasyarakatan merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan UPT Pemasyarakatan yang menerima amanah/tanggungjawab/kinerja dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan sebagai pihak yang memberikan amanah/tanggungjawab/kinerja. Dengan demikian, Perjanjian Kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.

Perjanjian Kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh UPT Pemasyarakatan dalam kurun waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Berikut akan diuraikan target kinerja tahun 2020 sesuai dengan indikator setiap sasaran serta kegiatan yang dilakukan dalam upaya mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020.

(16)

11

Tabel 1.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Meningkatnya kualitas pelayanan pemasyarakatan

Persentase pelayanan perawatan

Narapidana/Tahanan sesuai standar 100 % Persentase pelayanan keamanan dan

ketertiban sesuai standar 100 % Persentase pelayanan pendidikan dan

pengentasan sesuai standar 100 % Persentase pelayanan dukungan

manajemen satker sesuai standar 100 % Persentase layanan perkantoran 100 %

Penjelasan indikator : 1. Indikator 1.

Anak Didik Pemasyarakatan memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal baik fisik, mental maupun sosial. Pelayanan kesehatan di LPKA bertujuan untuk menjaga derajat kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup Anak Didik Pemasyarakatan. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu:

a. Persentase Pengadaan Bahan Makanan

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya kegiatan pemenuhan makanan bagi tahanan/narapidana pada LPKA. b. Persentase Kebutuhan Dasar dan Kesehatan Lingkungan

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya kegiatan Pemenuhan kebutuhan dasar dan kesehatan lingkungan bagi tahanan/narapidana berupa Kebutuhan Sandang, Pemenuhan Sarana Makan Minum, Perlengkapan Mandi, Perlengkapan Medis Poliklinik, Ekstra Voeding dan Perawatan Kesehatan Tahanan Narapidana Anak, Pemulasaran.

.

2. Indikator 2.

Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya gangguan kamtib adalah dengan menyelenggarakan tugas-tugas pemasyarakatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Pemasyarakatan dibutuhkan

(17)

12

output dalam rangka pelaksanaan tugas keamanan dan ketertiban guna mendukung pencapaian kinerja. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu : Persentase pencegahan dan penindakan gangguan keamanan ketertiban serta pengawalan. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya kegiatan Razia, Penggeledahan dan Pencegahan gangguan keamanan ketertiban.

3. Indikator 3.

Anak Didik Pemasyarakatan memiliki hak untuk mendapatkan layanan pelayanan registrasi, pendidikan dan pelatihan keterampilan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk membina, melatih dan mengasah keterampilan Anak Didik Pemasyarakatan yang nantinya dapat digunakan ketika mereka kembali bersosialisasi dnegan masyarakat. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu :

a. Layanan Pendidikan dan Pengentasan Anak

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksanakanya kegiatan pelayanan Pendidikan Anak dan Pengentasan Anak berupa Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan untuk memantau perkembangan Anak Didik Pemasyarakatan selama menjalani masa hukuman, dan terlaksananya kegiatan Pemberian Remisi, PB, CB, CMB CMK bagi Anak Didik Pemasyarakatan. b. Pelatihan Keterampilan Anak

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya Kegiatan Perencanaan, Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Keterampilan Anak dan Kegiatan Evaluasi/Pelaporan.

c. Pembinaan Kepribadian Anak

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya Kegiatan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi/Pelaporan. d. Pengasuh Pemasyarakatan

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya kegiatan Perencanaan, kegiatan Pelaksanaan, kegiatan Monitoring,Evaluasi dan Laporan Akhir.

(18)

13

4. Indikator 4.

Persentase Pelayanan Dukungan Manajemen Satker sesuai dengan standar adalah persentase pelayanan dukungan manajemen satker sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Formulasi perhitungan dilakukan dengan menghitung persentase pelayanan dukungan manajemen satker sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal pemasyarakatan berdasarkan jawaban instrumen yang telah diisi. Apabila hasil penilaian instrumen melebihi passing grade yang telah ditetapkan maka dinyatakan telah sesuai standar. Untuk mengukur capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu:

a. Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya kegiatan Penyusunan RKAKL

b. Pengelolaan Keuangan dan perbendaharaan

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya kegiatan yaitu berupa Pengelola Sistem Akuntasi

c. Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan Perlengkapan

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya kegiatan yaitu Administrasi Pengadaan Barjas.

5. Indikator 5.

Untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Pemasyarakatan dibutuhkan output dalam rangka pelaksanaan layanan operasional perkantoran guna mendukung pencapaian kinerja. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu :

a. Persentase Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya kegiatan Pembayaran Gaji dan Tunjangan.

b. Persentase Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Kantor

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat terlaksananya kegiatan Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran.

(19)

14

C. Alokasi Anggaran

Pelaksanaan program dan kegiatan pada LPKA sesuai dengan DIPA LPKA T.A. 2020 memperoleh dukungan anggaran sebesar Rp.3.878.959.000,- Dengan perincian sebagai berikut : Tabel 2. Program/Kegiatan Belanja Pegawai Belanja Operasional Belanja Non Operasional Jumlah

Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan Penyelenggaraan

Pemasyarakatan di Wilayah

(20)

15

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai.Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya.

Sedangkan pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Untuk itu diperlukan indikator kinerja yang jelas, dapat dihitung, diukur, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kinerja yang baik.

Pengukuran capaian kinerja LPKA tahun 2020, dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi indikator kinerja pada masing-masing sasaran kegiatan. Pencatatan dan pengukuran kinerja dilakukan pada aspek kinerja keuangan dan non keuangan sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan suatu organisasi yang terintegrasi dalam sistem manajemen organisasi.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada tahun 2020, maka diperoleh data capaian kinerja LPKA dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3.

Capaian Kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh Tahun 2020

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Meningkatnya kualitas pelayanan pemasyarakatan

1. Persentase layanan perawatan narapidana/tahanan sesuai standar

100% 71.70%

2. Persentase layanan keamanan dan ketertiban sesuai standar

(21)

16

3. Layanan pendidikan, dan pengentasan anak

100% 75.35%

4. Persentase pelayanan

dukungan manajemen satker sesuai standar

100% 97.65%

5. Persentase layanan perkantoran 100% 96.22%

Berikut akan disampaikan penjelasan capaian dari masing-masing indikator kinerja.

Indikator 1 :

Untuk menunjang tugas pokok dan fungsi pemasyarakatan dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya ialah pelayanan perawatan narapidana/tahanan. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung pelaksanaan layanan perawatan kesehatan narapidana / tahanan sesuai standar berdasarkan pelaksanaan dukungan penyelenggaraan tugas dan fungsi unit, dan pemenuhan kebutuhan dasar serta kesehatan lingkungan bagi narapidana/tahanan sesuai target. Semakin tinggi persentase pelayanan terhadap kesehatan dan perawatan narapidana/tahanan maka semakin baik.

Layanan perawatan bagi narapidana/tahanan meliputi Kebutuhan Dasar, Kesehatan Lingkungan dan Layanan Rehabilitasi. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

a. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit

- Pengadaan Bahan Makanan Napi/Tahanan (belanja pengadaan bahan makanan) senilai Rp. 192.150.000 (seratus sembilan puluh dua seratus lima puluh ribu rupiah) yang terdiri dari pengadaan bahan makanan WBP dengan perhitungan 25 Narapidana/Tahanan dikalikan 3 kali waktu makan dalam satu hari dikalikan 366 hari dalam satu tahun.

b. Kebutuhan Dasar dan Kesehatan Lingkungan

Pemenuhan kebutuhan ini senilai Rp. 21.216.000 (dua puluh satu juta dua ratus enam belas ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

- Kebutuhan sandang yaitu belanja barang persediaan guna pemenuhan kebutuhan sandang senilai Rp. 6.000.000 (enam juta rupiah).

(22)

17

- Pemenuhan sarana makan minum berupa penyediaan peralatan untuk makan dan minum senilai Rp.11.916.000 (sebelas juta sembilan ratus enam belas ribu rupiah)

- Pemenuhan perlengkapan mandi berupa penyediaan peralatan untuk mandi bagi para WBP senilai Rp.1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah)

- Extra Voeding bulan puasa senilai Rp.1.800.000 ( Satu juta delapan ratus ribu rupiah)

- Perawatan kesehatan WBP senilai Rp. 2.880.000 (dua juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah) yang terdiri dari biaya rawat inap di Rumah Sakit senilai Rp.1.800.000 (satu juta delapan ratus ribu rupiah) dan belanja jasa profesi Rp.1.080.000 ( satu juta delapan puluh ribu rupiah) - Perlengkapan Medis Poliklinik senilai Rp.3.240.000 ( tiga juta dua ratus

empat puluh ribu rupiah) yang terdiri dari pengadaan obat-obatan bagi WBP senilai Rp.1.800.000 (satu juta delapan ratus ribu rupiah) dan penyediaan perlengkapan medis poliklinik senilai Rp. 1.440.000 (satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah)

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada tahun 2020, maka diperoleh data capaian kinerja LPKA dengan perincian sebagai berikut :

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Realisasi Alokasi

Anggaran Realisasi % Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelaksanaan pemasyarakatan % Persentase Layanan Perawatan Narapidana/Taha nan sesuai standart 100% 1. kebutuhan dasar, kesehatan lingkungan dan layanan rehabilitasi 219.486.000 157.374.000 71.70% a.dukungan penyelenggaraan tugas dan fungsi

unit berupa pengadaan bahan makanan NAPI/TAHANAN 192.150.000 143.734.000 74.80% b. kebutuhan dasar dan 21.216.000 9.300.000 43.83%

(23)

18 kesehatan lingkungan : - kebutuhan sandang 6.000.000 6.000.000 100% - pemenuhan sarana makanan dan minuman 11.916.000 0 0% - pemenuhan perlengkapan mandi 1.500.000 1.500.000 100% - perlengkapan medis dan poliklinik 3.240.000 3.240.000 100% -extra voeding 1.800.000 1.800.000 100% -perawatan kesehatan tahanan narapidana anak 2.880.000 1.100.000 38.19% Indikator 2 :

Pelayanan keamanan dan ketertiban seperti pencegahan gangguan keamanan dan pemeliharaan keamanan sesuai standar ialah persentase penyerapan anggaran dalam pelaksanaan pencegahan dan penindakan gangguan keamanan dan ketertuban sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung persentase pelaksanaan pelayanan keamanan dan ketertiban berdasarkan pelaksanaan pencegahan dan penindakan gangguan keamanan dan ketertiban sesuai target. Apabila hasil persentase telah mencapai target yang ditetapkan, maka pelayanan keamanan dan ketertiban di LPKA Kelas II Banda Aceh dinyatakan telah sesuai standar.

Layanan keamanan dan ketertiban terdiri dari ketertiban senilai Rp. 15.850.000 (lima belas juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) yang terdiri dari penegakan kamtib senilai Rp.5.650.000 (lima juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) kebutuhan razia , penggeledahan dan gangguan kamtib senilai Rp. 6.000.000 (enam juta rupiah) dan kegiatan pengawalan WBP keluar senilai Rp. 4.200.000 (empat juta dua ratus ribu rupiah)

(24)

19 Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target Realisasi Alokasi Anggaran Realisasi % Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelaksanaan pemasyarakatan % Persentase layanan keamanan dan ketertiban sesuai standar 100 % 1.Pencegahan dan Penindakan gangguan Ketertiban 15.850.000 15.620.000 98.55% a. penegakan kamtib 11.650.000 11.555.000 99.18% b.pengawalan 4.200.000 4.065.000 96.79% Indikator 3.

Pelayanan pendidikan dan pengentasan anak agar anak mendapatkan pelayanan registrasi, pendidikan dan pelatihan keterampilan sesuai standar adalah persentase penyerapan anggaran dalam pelaksanaan pendidikan. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung persentase pelaksanaan pelayanan pendidikan, perlindungan dan pengentasan anak di LPKA Kelas II Banda Aceh dinyatakan telah sesuai standar.

Layanan pendidikan dan pengentasan anak terdiri dari pendidikan anak dan pengentasan anak, Pelatihan keterampilan Anak, Pembinaan Kepribadian Anak. Adapun urainnya adalah sebagai berikut :

d. Layanan Pendidikan dan Pengentasan Anak

Layanan Pendidikan dan Pengentasan yang terdiri kegiatan pendidikan anak dan pengentasan anak senilai Rp.104.981.000 (seratus empat juta sembilan ratus delapan puluh satu ribu rupiah) Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Layanan Pendidikan dan Pengentasan Anak senilai Rp. 29.250.000 (dua

(25)

20

- Kegiatan pendidikan Anak senilai Rp. 12.650.000 (dua belas juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) yang terdiri dari belanja bahan (Atk,Snack, makan, pengadaan penjilidan pelaporan) senilai Rp.10.400.000 dan belanja perjalanan dinas dalam kota senilai Rp.2.250.000

- Kegiatan pengentasan anak senilai Rp. 16.600.000 (enam belas juta enam ratus ribu rupiah), terdiri dari pengasuhan dan konseling senilai Rp. 3.800.000 (tiga juta delapan ratus ribu rupiah), sidang tim pengamat pemasyarakatan senilai Rp. 8.000.000 (delapan juta rupiah), dan pemberian remisi PB, CB,CMB,dan CMK senilai Rp. 4.800.000 (empat juta delapan ratus ribu rupiah)

e. Pelatihan Keterampilan Anak

Pelatihan keterampilan anak terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dan pelaporan senilai Rp. 46.600.000 (empat puluh enam juta enam ratus ribu rupiah). Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

- Kegiatan perencanaan meliputi kegiatan pembelanjaan bahan senilai Rp. 7.940.000 (tujuh juta sembilan ratus empat puluh ribu rupiah)

- Kegiatan pelaksanaan meliputi sub kegiatan belanja bahan, belanja barang persediaan barang konsumsi dan belanja jasa profesi senilai Rp. 38.160.000 ( tiga puluh delapan juta seratus enam puluh ribu rupiah) - Kegiatan evaluasi dan pelaporan senilai Rp. 500.000 (lima ratus ribu

rupiah)

f. Pembinaan kepribadian Anak

Pembinaan kepribadian anak terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/pelaporan senilai Rp. 16.031.000 ( enam belas juta tigas puluh satu ribu rupiah). Adapun uraiannya sebagai berikut :

- Kegiatan perencanaan yang terdiri dari kegiatan belanja bahan senilai Rp. 9.931.000 (sembilan juta sembilan ratus tiga puluh satu ribu rupiah) - Kegiatan pelaksanaan yang meliputi belanja bahan,belanja barang persediaan barang konsumsi dan belanja jasa profesi senilai Rp. 5.600.000 (lima juta enam ratus ribu rupiah)

- Kegiatan evaluasi dan pelaporan senilai Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah)

(26)

21

g. Pengasuh pemasyarakatan

Pengasuh pemasyarakatan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring, evaluasi dan laporan akhir senilai : Rp. 13.100.000 ( tiga belas juta seratus ribu rupiah), adapun uraian sebagai berikut :

- Kegiatan perencanaan yang terdiri dari kegiatan belanja bahan senilai Rp. 7.500.000 ( tujuh juta lima ratus ribu rupiah)

- Kegiatan pelaksanaan senilai Rp. 5.100.000 ( lima juta seratus ribu rupiah)

- Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Laporan Akhir yang terdiri dari belanja bahan senilai Rp.500.000 (lima ratus ribu rupiah)

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada tahun 2020 , maka diperoleh data capaian kinerja LPKA dengan perincian sebagai berikut :

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Realisasi Alokasi

Anggaran Realisasi % Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelaksanaan pemasyarakatan % Persentase Layanan Pendidikan dan Pengentasan Anak 100% 1.layanan pendidikan dan pengentasan Anak 104.981.000 79.100.000 75.35% a. Pendidikan Anak 12.650.000 12.410.000 98.10% - belanja bahan 10.400.000 10.160.000 97.69% - belanja perjalanan dinas dalam kota

2.250.000 2.250.000 100% b. Pengentasan Anak 16.600.000 13.960.000 84.10% - Pengasuhan Konseling 3.800.000 3.800.000 100% - Sidang Tim Pengamat Masyarakat 8.000.000 5.360.000 67% - Pemberian remisi PB,CB,CMB,CMK 4.800.000 4.800.000 100% 2. Pelatihan keterampilan Anak 46.600.000 28.825.000 61.86% a. perencanaan 7.940.000 7.750.000 97.61% b. pelaksanaan 38.160.000 20.757.000 53.92% -belanja bahan 21.600.000 5.575.000 25.81%

(27)

22 -belanja barang persediaan barang konsumsi 9.000.000 9.000.000 100% -belanja jasa profesi 7.560.000 6.000.000 79.37% c. evaluasi dan pelaporan 500.000 500.000 100% 3.pembinaan kepribadian anak 16.031.000 14.040.000 87.58% a. perencanaan 9.931.000 9.610.000 96.77% b. pelaksanaan 5.600.000 3.950.000 70.54% - belanja bahan 2.400.000 1.350.000 56.25% -belanja barang persediaan barang konsumsi 2.000.000 1.500.000 75.00% - belanja jasa profesi 1.200.000 1.100.000 91.67% c. evaluasi dan pelaporan 500.000 480.000 96% 4. Pengasuh pemasyarakatan 13.100.000 9.865.000 75.31% a. perencanaan 7.500.000 5.150.000 68.67% b.pelaksanaan 5.100.000 4.265.000 83.63% - belanja bahan 1.800.000 1.215.000 67.50% - belanja barang non operasional lainnya 1.500.000 1.500.000 100%

- beban jasa profesi 1.800.000 1.550.000 86.11%

c. monitoring, evaluasi dan laporan akhir

(28)

23

Indikator 4.

Pelayanan dukungan manajemen satker sesuai dengan standar adalah persentase pelayanan dukungan manajemen satker sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Formulasi perhitungan dilakukan dengan menghitung persentase pelayanan dukungan manajemen satker sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal pemasyarakatan berdasarkan jawaban instrumen yang telah diisi. Apabila hasil penilaian instrumen melebihi passing grade yang telah ditetapkan maka dinyatakan telah sesuai standar. Pelayanan dukungan manajemen satker senilai Rp. 4.250.000 (empat juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) terdiri dari Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran, Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi, Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan umum dan pelengkapan. Adapun uraiannya sebagai beriku :

a. Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran

Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran yaitu penyusunan RKAKL Rp. 1.600.000 ( satu juta enam ratus ribu rupiah), adapun uraiannya sebagai berikut :

- Belanja bahan senilai Rp. 700.000 ( tujuh ratus ribu rupiah)

- Belanja perjalanan dinas dalam kota senilai Rp.900.000 ( sembilan ratus ribu rupiah)

b. Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan

Pengelolaan keuangan terdiri dari pengelolaan sistem akutansi senilai Rp. 2.000.000 ( dua juta rupiah), adapun uraian sebagai berikut :

- Pengelolaan sistem akutansi senilai Rp.2.000.000 (dua juta rupiah ) terdiri dari belanja bahan senilai Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah) dan belanja perjalanan dinas dalam kota senilai Rp. 1.500.000 ( satu juta lima ratus ribu rupiah)

c. Pelayanan Umum,Pelayanan rumah tangga dan perlengkapan

terdiri dari Administrasi pengadaan barjas senilai Rp. 650.000 ( enam ratus lima puluh ribu rupiah )

(29)

24

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada tahun 2020 , maka diperoleh data capaian kinerja LPKA dengan perincian sebagai berikut :

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Realisasi Alokasi Anggaran Realisasi % Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelayanan pemasyarakatan % Persentase Pelayanan Dukungan Manajemen Satker 100% 1.Penyusunan Rencana Program dan penyusunan rencana anggaran 1.600.000 1.600.000 100% -belanja bahan 700.000 700.000 100% -belanja perjalanan Dinas Dalam Kota 900.000 900.000 100% 2.pengelolaan keuangan dan perbendaharaan 2.000.000 1.900.000 95% a.Pengelola sistem akutansi 2.000.000 1.900.000 95% -Belanja bahan 500.000 400.000 80% -Belanja perjalanan transport dalam kota 1.500.000 1.500.000 100% 3. Pelayanan Umum, Pelayanan Rumah Tangga dan Perlengkapan 650.000 650.000 100% b.Administrasi pengadaan barjas 650.000 650.000 100%

(30)

25

Indikator 5.

Pelayanan layanan perkantoran adalah belanja pegawai dan penyelenggaraan operasional serta pemeliharaan kantor sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Divisi Pemasyarakatan kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh. Untuk mengukur keberhasilan dari capaian indikator ini adalah dengan melihat apabila persentase penyerapan anggaran yang dihasilkan mencapai target yang telah ditetapkan, maka pelayanan perkantoran di LPKA Kelas II Banda Aceh dinyatakan telah sesuai standar. kegiatan layanan perkantoran senilai Rp. 3.534.392.000 (Tiga milyar lima ratus tiga puluh empat tiga ratus sembilan puluh dua ribu rupiah). Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

a. Gaji dan Tunjangan

Kegiatan gaji dan tunjangan meliputi belanja gaji pokok PNS, Pembulatan Gaji PNS, Tunjangan suami/ Istri PNS, Tunjangan Anak PNS, Tunjangan Struktural PNS,Tunjangan Fungsional PNS, Tunjangan PPh PNS, Tunjangan Beras PNS, Belanja uang makan PNS, Tunjangan Umum PNS, Belanja uang lembur senilai Rp. 3.139.451.000 (tiga milyar seratus tiga puluh sembilan juta empat ratus lima puluh satu ribu rupiah)

b. Operasional dan pemeliharaan Kantor

Kegiatan operasional dan pemeliharaan kantor meliputi Pakaian dinas, Pemeliharaan Gedung, bangunan dan halaman, Pemeliharaan peralatan kantor, langganan daya dan jasa, Jasa pos, Keperluan Perkantoran, Konsultasi dan Koordinasi, Jamua tamu, Honor Operasional satuan kerja, Penambah daya tahan tubuh senilai Rp. 394.941.000 (tiga ratus Sembilan puluh empat juta sembilan ratus empat puluh satu ribu rupiah).

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada tahun 2020 , maka diperoleh data capaian kinerja LPKA dengan perincian sebagai berikut :

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Realisasi Alokasi Anggaran Realisasi % Meningkatnya kualitas % Persentase 100 % Layanan Perkantoran 3.534.392.000 3.400.665.038 96.22%

(31)

26 penyelenggaraan pelaksanaan pemasyarakatan Layanan Perkantoran 1.Gaji dan Tunjangan 3.139.451.000 3.044.165.458 96.96% -Belanja gaji pokok PNS 2.014.677.000 2.014.328.000 99.98% -Belanja pembulatan Gaji PNS 67.000 53.298 79.55% -Belanja tunjangan suami/istri PNS 87.822.000 87.522.020 99.66% -Belanja tunjangan anak PNS 19.348.000 19.320.100 99.86% -Belanja tunjangan struktural PNS 72.750.000 72.350.000 99.45% - Belanja tunjangan fungsional PNS 161.490.000 161.465.000 99.98% - Belanja tunjangan PPh PNS 526.000 449.700 85.49% -Belanja tunjangan beras PNS 88.873.000 88.859.340 99.98% -Belanja uang makan PNS 685.000.000 591.113.000 86.29% -Belanja Tunjangan Umum PNS 168.000 0 0% - Belanja uang lembur 8.730.000 8.705.000 99.71%

(32)

27 b.Operasional dan Pemeliharaan Kantor 394.941.000 356.499.580 90.27% - Pakaian dinas 61.000.000 61.000.000 100% -Pemeliharaan Gedung, bangunan dan halaman 55.000.000 55.000.000 100% -Pemeliharaan peralatan kantor 9.000.000 7.869.000 87.43% - Langganan daya dan jasa

93.100.000 62.527.645 67.16% - Jasa pos 696.000 290.125 41.68% - Keperluan perkantoran 66.580.000 66.575.110 99.99% - Konsultasi dan koordinasi 5.710.000 3.652.700 63.97% - Jamuan tamu 2.400.000 2.212.000 92.17% - Honor operasional satuan kerja 39.060.000 34.980.000 89.55% - Penambah daya tahan tubuh 38.325.000 38.323.000 99% -Penanganan dan Pencegahan COVID-19 24.070.000 24.070.000 100%

(33)

28

B. Realisasi Anggaran

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Banda Aceh memiliki pagu anggaran pada tahun 2020 sebesar Rp.3.878.959.000,- Realisasi anggaran tahun 2020 adalah sebesar Rp.3.656.909.038,- atau sebesar 94.28%, dengan perincian sebagai berikut :

Kode Uraian Pagu Realisasi Sisa Realisasi ( % ) 352604 Layanan Perawatan Narapidana / Tahanan 219.486.000 157.374.000 62.112.000 71.70% Layanan Keamanan dan ketertiban 15.850.000 15.620.000 230.000 98.55% Layanan Pendidikan dan Pengentasan Anak 104.981.000 79.100.000 25.881.000 75.35% Layanan Dukungan Manajemen Satker 4.250.000 4.150.000 100.000 97.65% Layanan Perkantoran 3.534.392.000 3.400.665.038 133.726.962 96.22%

(34)

29

Berdasarkan data yang ada, kondisi tahanan dan andikpas selama tahun 2020 terakhir di LPKA dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 4. URAIAN TAHUN 2020 Penghuni : Tahanan Anak - Anak Negara - Anak Didik 23 Jumlah 23

Pada tahun 2020 belum dilaksanakan penyuluhan hukum dan bantuan hukum kepada tahanan dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 5.

Jumlah Tahanan Jumlah Tahanan yang mendapatkan Penyuluhan Hukum

(35)

30

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai salah satu perwujudan akuntabilitas kinerja suatu instansi pemerintah dalam mempertanggungjawabkan kegiatan dan anggarannya, LPKA Kelas II Banda Aceh telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2020. LAKIP tahun 2020 menyajikan informasi mengenai capaian kinerja seluruh rangkaian program dan kegiatan LPKA Kelas II Banda Aceh, baik dari aspek finansial maupun non-finansial, selama tahun 2020 secara komprehensif sebagai wujud pertanggung jawaban publik (public accountability).

LAKIP ini disusun berdasarkan dokumen Perencanaan Kinerja dan dokumen Penetapan Kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh tahun 2020 yang mengacu sepenuhnya pada Permenpan No 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja, dan tata cara revisi atas laporan kinerja instansi pemerintah.

Secara garis besar capaian kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 6.

LPKA Kelas II Banda Aceh Tahun 2020

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Meningkatnya kualitas pelayanan pemasyarakatan

Persentase Layanan Perawatan Narapidana/Tahanan sesuai standar

100% 71.70%

Persentase Layanan Keamanan dan ketertiban sesuai standar

100% 98.55%

Persentase layanan Pendidikan dan Pengentasan Anak

100% 75.35%

Persentase Layanan Dukungan Manajemen Satker

(36)

31

Persentase Layanan Perkantoran

100% 96.22%

Dari tabel diatas maka realisasi capaian IKU LPKA Kelas II Banda Aceh adalah : Tabel 7.

IKU Target Realisasi Nilai

Kinerja Meningkatnya kualitas pelayanan

pemasyarakatan

100% 94.28% 94.28%

Dari hasil capaian tersebut, maka realisasi kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh adalah sebesar 94.28%.Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh di tahun 2020 telah melebihi target. Nilai kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh berdasarkan hasil penghitungan di atas adalah sebesar 94.28% (Sangat Baik).

Secara umum, pencapaian kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh pada tahun 2020 sudah cukup maksimal. Hal ini tidak lepas dari peran serta seluruh elemen organisasi LPKA Kelas II Banda Aceh yang terlibat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, program strategis serta partisipasi publik melalui berbagai kemitraan dengan pihak ketiga.

Selama proses pencapaian hasil, berbagai kendala dan permasalahan seringkali timbul sebagai faktor penghambat. Secara umum permasalahan yang menjadi hambatan yang berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas capaian LPKA Kelas II Banda Aceh adalah sebagai berikut :

1. Minimnya dukungan anggaran dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan.

2. Belum optimalnya pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah pada LPKA Kelas II Banda Aceh.

3. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas pemasyarakatan.

4. Belum berjalannya proses pemasyarakatan secara optimal.

5. Minimnya program dan kegiatan yang dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM Pemasyarakatan.

(37)

32

B. Saran

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas maka guna meningkatkan kinerja LPKA Kelas II Banda Aceh khususnya dalam pencapaian sasaran perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menguatkan koordinasi antara LPKA Kelas II Banda aceh dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh, Ditjen Pemasyarakatan dan Sekretariat Jenderalserta pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas pemasyarakatan. 2. Meningkatkan kapasitas SDM LPKA Kelas II Banda Aceh melalui kegiatan

bimbingan teknis, pelatihan, diklat teknis pemasyarakatan dan kegiatan coaching serta mentoring dari pimpinan.

3. Meningkatkan alokasi anggaran LPKA Kelas II Banda Aceh dalam rangka memenuhi kebutuhan standar kegiatan-kegiatan teknis pemasyarakatan.

4. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas pemasyarakatan.

5. Meningkatkan dan menguatkan sistem pengawasan baik terhadap warga binaan pemasyarakatan maupun terhadap petugas pemasyarakatan.

Anggaran yang ada pada LPKA Banda Aceh memang hanya masih dalam tahap Anggaran Perkantoran saja, anggaran pembinaan masih belum terdapat dalam Dipa LPKA Banda Aceh, tapi karena adanya kebijakan Kepala LPKA Banda Aceh dan mengingat tugas dan fungsi LPKA sebagai tempat pembinaan anak yang sedang menjalani hukuman. Di satu sisi LPKA Banda Aceh tidak memiliki anggaran pembinaan namun pada sisi lain LPKA sangat dituntut untuk melaksanakan berbagai program pembinaan.

(38)

33 Pelatihan Meubelair yang bekerja sama dengan pihak Balai Latihan Kerja (BLK) Banda Aceh

Guna meningkatkan kreatifitas para Andik PAS LPKA Kelas II Banda Aceh

Berikut beberapa Foto-foto Kegiatan LPKA Kelas II Banda Aceh

Rapat Koordinasi dalam rangka pelaksanaan evaluasi kinerja semester I (satu) tahun 2020 dan evaluasi penanganan wabah Covid-19.

(39)

34 Kunjungan ke Pustaka Unsyiah

(40)

35 Pembagian bingkisan pencegahan Covid-19 oleh Kepala Divisi Administrasi kepada Anak Didik

Pemasyarakatan LPKA Kelas II Banda Aceh

Pengajian rutin Andik PAS LPKA Kelas II Banda Aceh setiap Jumat yang bertempat di mushalla LPKA Banda Aceh.

(41)

36 Kegiatan pelatihan sablon manual oleh Duta Baca Unsyiah bersama Andikpas LPKA

Mengikuti protocol Kesehatan dalam penerimaan tamu guna Pencegahan penyebaran Covid-19 di LPKA Banda Aceh

(42)

37

Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C para Andik PAS LPKA Kelas II Banda Aceh yang dilaksanakan setiap senin s/d kamis.

(43)

38 Kegiatan Peusijuk Anak Didik Pemasyarakatan yang telah menjalani masa pidana.

(44)

39 Pihak LPKA yang bekerjasama dengan Lecks Barber Shop melaksanakan kegiatan pelatihan Barbe

(45)

40 Penggeledahan dilakukan terhadap badan dan barang dalam Wisma Andik PAS.

(46)

Gambar

Tabel 4.  URAIAN  TAHUN  2020  Penghuni :  Tahanan Anak  -  Anak Negara  -  Anak Didik  23  Jumlah  23

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat diberikan peneliti, yaitu (1) guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model investigasi kelompok dengan media berita dalam surat kabar

Penyerapan Nitrogen dan Fosfor Rumput Laut di Teluk Gerupuk Berdasarkan laju penyerapan nutrien (N dan P), biomassa panen, dan luasan area bu- didaya, maka dapat dilakukan estimasi

Dari data yang ada dilanjutkan dengan perhitungan proporsi metode pengadaan barang, dimana sesuai prinsip pareto bertujuan untuk mengetahui metode mana yang mempunyai

2.4.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor : KEP- 443/KMK.01/2001 tanggal 23

1.4.1 Pedoman Umum Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana berisikan prinsip, persyaratan dan proses uji sertifikasi kompetensi yang mencakup mengajukan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identifikasi faktor internal dan eksternal usahatani kacang tanah, dapat diketahui bahwa (1) Kekuatan yang dimiliki dalam

Penelitian ini hanya sebatas pada tiga faktor yaitu faktor profil risiko ( risk profile ), rentabilitas ( earnings ) dan permodalan ( capital ) sehingga

Hasil penelitian pada BUSN devisa dalam pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa faktor profil risiko dengan rasio Non Perform