• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur menjadi penting, karena dengan angka penduduk yang tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur menjadi penting, karena dengan angka penduduk yang tinggi"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki wilayah kedaulatan yang luas serta masuk ke dalam lima besar negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Jumlah manusia yang banyak menjadikan isu infrastruktur menjadi penting, karena dengan angka penduduk yang tinggi harus sejalan dengan infrastruktur yang semakin baik. Infrastruktur yang tidak memadai pada suatu negara, apalagi dengan tingkat penduduk yang tinggi akan membuat tidak tertatanya suatu tempat dan akan menimbulkan masalah-masalah yang lain.

Masalah yang paling dekat dengan infrastruktur yang tidak memadai pada suatu tempat dengan jumlah penduduk tinggi yaitu kemacetan.

Kemacetan yang ditimbulkan dari infrastruktur yang belum memadai sangat menghabiskan waktu pengguna transportasi terbuang sia-sia. Pola seperti ini akan terus begitu jika tidak mencari solusi dari permasalahan infrastruktur yang belum memadai.

Jepang merupakan salah satu negara yang sangat sukses membangun kembali kekuatan ekonomi negaranya setelah terpuruk akibat pemboman Hiroshima dan Nagasaki pada saat Perang Dunia II.1 Pemerintah Jepang dari

1BAB III: Politik Luar Negri Jepang Pasca Perang Dunia

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/17050/7.%20BAB%20III.pdf?sequence=7

&isAllowed=y (diakses pada tanggal 8 Oktober 2018)

(2)

2

yang dulunya memfokuskan anggaran negaranya untuk kekuatan milternya sekarang mengalihkan fokus kekuatan negaranya dalam kekuatan ekonomi dan politik. Salah satu langkah yang dilakukan Jepang dalam menguatkan aspek ekonomi dan politiknya yaitu, memberikan bantuan luar negeri terhadap negara berkembang yang menjadikan pemerintahan Jepang memiliki hubungan baik terhadap negara yang diberi bantuan.

Jepang memiliki anggaran sendiri dalam pendanaan bantuan luar negeri, Japan International Cooperation Agency (JICA) merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintahan Jepang untuk membantu pembangunan di negara-negara berkembang.2 JICA merupakan organisasi yang dibentuk untuk menyalurkan ODA Jepang, yang bertujuan untuk memberikan sumbangsih terhadap perdamaian dunia dan peningkatan taraf hidup internasional.

Adapun bentuk bantuan yang diberikan oleh JICA yaitu merupakan bantuan dalam bentuk teknis dan pinjaman atau hibah. JICA merupakan wujud dari perpanjangan tangan pemerintah Jepang dalam mencapai kepentingan nasional pemerintah Jepang sendiri serta melakukan kerjasama khususnya kepada negara-negara berkembang yang mengatasnamakan perdamaian dunia.

Hubungan antara negara dengan negara lain sekarang sudah meluas dalam berbagai aspek kerjasama. Kerjasama yang dilakukan tersebut

2. Program Kemitraan JICA: Membangun Pertisipasi Aktif Masyarakat dalam Kerjasama

Internasional https://www.jica.go.jp/indonesia/indonesian/activities/activity03.html (diakses pada tanggal 8 Oktober 2018)

(3)

3

dikarenakan adanya kesadaran dari sebuah negara yang menganggap bahwa sebuah negara tidak dapat menjamin sepenuhnya keamanan, kesejahteraan dan berbagai aspek yang lain tanpa adanya kerjasama antar negara.

Melihat lebih dalam lagi bahwa sejatinya manusia merupakan mahkluk sosial, yang artinya kerjasama antar negara tersebut terjadi dari sifat bawaan manusia yang berada dalam sebuah negara tersebut yang membutuhkan kerjasama untuk mengisi kekurangan yang ada pada negara tersebut. Dalam hubungan internasional, selain aspek keamanan , konflik, interaksi utama antar pemerintah, sebenarnya dari aspek ekonomi dan politik. Aspek ekonomi dan politik sendiri berada baik dalam hubungan antar pemerintah, organisasi pemerintah, individu , maupun aktor-aktor non-pemerintah.

Salah satu aspek ekonomi dan politik yang dapat terjadi kerjasama internasional ataupun biasa disebut dengan interaksi internasional yaitu, pemberian bantuan dari negara maju kepada negara berkembang. Kerjasama negara maju dengan negara berkembang sering kita lihat dalam dunia internasional dewasa ini. Bentuk kerjasama internasional yang dilakukan oleh pemerintah Jepang seperti, pemberian pinjaman luar negri dan melakukan transfer teknologi pemerintah Jepang lewat JICA dengan negara- negara berkembang. JICA memberikan pinjaman luar negeri dan transfer teknologi dengan negara–negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kerjasama yang dilakukan pemerintahan Jepang dengan menggunakan dana dan teknologi yang dimiliki pemerintah Jepang dalam melakukan kerangka kerjasama lewat bantuan resmi yang lebih dikenal dengan Official

(4)

4

Development Assistance (ODA). Pemerintahan Jepang lewat ODA bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas masyarakat dan terciptanya perdamaian dunia, serta untuk memberikan jaminan keamanan maupun kesejahteraan dari negara Jepang sendiri. ODA Jepang memiliki berbagai bentuk kerjasama, baik dengan institusi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), maupun dengan organisasi internasional.3

Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia sudah banyak dilakukan demi menjaga hubungan baik antara kedua negara tersebut. Jepang melalui state agency nya yaitu JICA telah banyak memberikan pinjaman dan melakukan kerjasama dengan Indonesia dalam berbagai sektor. Salah satu sektor yang telah JICA berikan bantuan untuk Indonesia yaitu sektor infrastruktur dan peningkatan sumber daya manusia.

Pinjaman dan transfer teknologi dibidang infrastruktur ini akan sejalan dengan peningkatan sumber daya manusia yang ada agar pembangunan infrastruktur dengan teknologi yang maju dapat ditopang dengan kualitas masyarakat yang ada. Sektor insrastruktur yang akan dibahas adalah kerjasama dalam bidang transportasi. Jepang yang sepeti kita tahu bahwa, Jepang adalah negara dengan teknologi yang sangat maju, Jepang hadir melakukan kerjasama lewat JICA untuk membantu Indonesia untuk mengatasi permasalahan transportasi yang ada.

3 Japan’s Official Development Assistance White Paper 2010

https://www.mofa.go.jp/policy/oda/white/2010/pdfs/10_set.pdf (diakses pada tanggal 8 Oktober 2018)

(5)

5

Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat padat. Jumlah penduduk yang sangat padat di Jakarta sendiri menjadikan ibukota negara Indonesia ini mendapatkan permasalahan yang sangat serius pada bidang infrastruktur, lebih tepatnya transportasi. Penduduk yang berada di Jakarta sendiri, tingkat kesadaran mereka akan model transportasi umum masih sangat rendah karena transportasi yang ada hingga sekarang tidak semuanya bisa dikatakan nyaman bagi pengguna model transportasi umum.

Mereka lebih memilih transportasi pribadi untuk berkendara, yang mengakibatkan membludaknya jumlah kendaraan pribadi yang ada di Jakarta.

Penggunaan kendaraan pribadi ini mengakibatkan kemacetan yang tiada henti.

Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk membuat Jakarta bebas dari kemacetan, salah satu upaya yang dilakukan yaitu bekerja sama dengan pemerintah Jepang lewat JICA.

Pada tahun 2006 Pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia telah melakukan tanda tangan kontrak kemitraan dalam realisasi proyek pembangunan kereta api berkecepatan tinggi Mass Rapid transit (MRT).4 MRT sendiri merupakan proyek kereta listrik cepat untuk mengatasi permasalahan transportasi yang ada. JICA juga memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.5 Bantuan yang diberikan oleh pemerintah Jepang melalui JICA ini disambut baik oleh

4Major Project : Jakarta Mass Rapid Transit System Project

https://www.jica.go.jp/indonesia/english/activities/activity11.html (diakses pada 8 Oktober 2018)

5 Pembangunan Indonesia dan Kerjasama Jepang: Membangun Masa Depan Berdasarkan Kepercayaan.

https://www.jica.go.jp/publication/pamph/ku57pq00000najg5-att/1804_indonesia_all_ind.pdf (diakses pada tanggal 8 Oktober 2018, hal 10)

(6)

6

pemerintah Indonesia. Kerjasama ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan transportasi di ibukota.

Penelitian ini menjadi penting untuk diteliti oleh penulis karena, pada hubungan negara maju dengan negara berkembang biasanya hanya sebatas bantuan luar negri. Indonesia bermitra dengan Jepang dalam proyek MRT Jakarta juga sangat menarik, karena jika dilihat sejarahnya, dalam bidang transportasi terutama pada sektor perkeretaapian, Jepang telah banyak berkontribusi dalam perkembangan perkeretaapian di Indonesia. Penulis juga melihat proyek MRT Jakarta ini sebagai sebuah peningkatan atau perkembangan model transportasi terbaharukan di Indonesia.

Indonesia dalam merealisasikan penguatan infrastruktur sektor pelabuhan, perkapalan, bandar udara, dan kereta api berkecepatan tinggi membutuhkan kerja sama dengan negara lain. Di sisi lain, pihak Jepang menandatangani perjanjian kerjasama untuk menjaga hubungan baik dengan Indonesia dalam rangka ekspansi penguasaan bisnis di negara berkembang.

Penulis melihat bahwa hubungan baik antara Jepang-Indonesia ini menjadi menarik terlebih Jepang merupakan negara investor terbesar kedua di Indonesia. Melihat dari pembahasan diatas maka, penulis tertarik untuk mengangkat judul “kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang dalam proyek MRT(Mass Rapid Transportation) melalui JICA(Japan International Cooperation Agency)”.

1.2 Rumusan Masalah

(7)

7

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, peneliti ingin meneliti lebih mendalam tentang bagaimana kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang dalam proyek MRT Fase I melalui JICA dalam bidang pendanaan dan transfer teknologi ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan menjelaskan kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang dalam proyek MRT(Mass Rapid Transportation) melalui JICA(Japan International Cooperation Agency).

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Akademis

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan studi Hubungan Internasional. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi para dosen, mahasiswa dan orang- orang yang tertarik mendalami Ilmu Hubungan Internasional serta pemerhati masalah-masalah internasional khususnya mengenai isu, kerja sama internasional.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

(8)

8

Penulis juga berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk penulis sendiri. Penelitian ini secara tidak langsung membuat penulis memahami mengenai kerjasama luar negri maupun hubungan bilateral dari masing- masing negara. penelitian ini juga memberikan wawasan yang lebih luas untuk pembaca terlebih mengenai kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang dalam proyek MRT(Mass Rapid Transportation) melalui JICA(Japan International Cooperation Agency).

1.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu atau yang disebut juga literature review, merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah penelitian yang berguna sebagai pedoman dan arahan bagi penulis melakukan penelitian. Selain itu penelitian terdahulu juga sangat berfungsi untuk membedakan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan diangkat oleh penulis.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang digunakan oleh penulis antara lain yaitu:

Pada penelitian pertama yang dilakukan oleh Ricky Raymon dalam penelitiannya yang berjudul Peran Bantuan Luar Negeri Jepang Dalam Memperkuat HubunganEkonomi Asimetris Dengan Indonesia, Studi Kasus:

ODA (Official Development Assistance) Jepang Di Indonesia Pasca Krisis Asia (1999- 2008). Memaparkan hasil yang signifikan. Pasalnya dalam hubungan ekonomi asimetris antara Jepang dan Indonesia membentuk suatu hubungan bilateral dalam beberapa pencapaian. Sejatinya dalam penelitian ini menjelaskan peranan ODA (Official Development Assistance) Jepang di

(9)

9

Indonesia pasca krisis Asia, dalam memperkuat hubunganekonomi yang asimetris dengan Indonesia, yang bahkan telah ada sebelum krisis Asia.

Polemik fundamental yang menjadi bahan dalam penelitian tersebut adalah proses ketidak merataan Hubungan-ekonomi asimetris yang dimaksud ialah hubungan yang tidak setara secara ekonomi antara Jepang dengan Indonesia. Usaha untuk menciptakan kondisi tersebut dianalisis dengan cara melihat kinerja ODA yang ada di Indonesia pasca krisis Asia.

Selain itu pula dalam skripsi ini akan dibahas mengenai sejarah lahirnya ODA dan perkembangan awalnya di Indonesia, serta bagaimana proses formulasi kebijakan ODA Jepang, dari tahap awal hingga pengimplementasiannya.

Dalam hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah memperlihatkan bahwa ODA Jepang memiliki peranan signifikan dalam memperkuat hubungan-ekonomi yang asimetris dengan Indonesia, pasalnya dengan adanya hubungan tersebut, Indonesia mampu mengembalikan status roda ekonomi menjadi netral sekalipn membutuhkan waktu beberapa tahun mendatang. Sedangkan strategi dan Langkah yang diambil berupa kedua belah pihak saling memposisikan diri dan saling menguntukan dalam beberapa ikatan hubungan bilateral kedua belah pihak.6

6. Ricky Raymon, Peran Bentuan Luar Negeri Jepang Dalam Memperkuat Hubungan-

Ekonomi Asimetris dengan Indonesia Studi Kasus: ODA (Official Development Assistance) Jepang di Indonesia Pasca Krisis Asia (1999-2008), Skripsi, Depok:

Universitas Indonesia, Hal. 7

(10)

10

Penelitian kedua, berupa skripsi yang dikerjakan oleh Fildza Malifa Setiabudi yang berjudul Upaya-upaya Diplomasi Jepang ke Indonesia melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam Bidang Tata Kelola Lingkungan.7 Disini penulis menjelaskan tentang bagaimana upaya- upaya yang diplomasi yang dilakukan oleh Jepang terhadap Indonesia melalui JICA terlebih dalam bidang tata kelola lingkungan. Jepang yang dahulu menjajah Indonesia ingin membuat hubungan baik melalui diplomasi yang dilakukannya.

Penulis menjelaskan bahwa upaya diplomasi serta kebijakan luar negeri yang ada merupakan wujud pembangunan kerjasama kepercayaan antara Jepang-Indonesia. Jepang melalui JICA bekerja sama dalam melakukan tata kelola di Indonesia ini tidak hanya sekedar membantu tata kelola saja, akan tetapi maksud lain yang diharapkan Jepang yaiyu terjalinnya hubungan baik dengan Indonesia. Serta didapatkan hasil penelitian berupa pemberian bantuan JICA merupakan bantuan teknis dan anggaran bagi terciptanya tujuan diplomasi Jepang berdasarkan piagam ODA.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fildza Malifa Setiabudi ini memliki persamaan dan perbedaan yang hendak dikaji oleh penulis dalam kajian penelitian kali ini. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis dalam pembahasaan tentang JICA, dimana penulis juga membahas

7 Fildza Malifa Setiabudi, Upaya-upaya Diplomasi Jepang ke Indonesia melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam Bidang Tata Kelola Lingkungan, skripsi, Bandung: Universitas Katolik Parahyangan, Hal. 16

(11)

11

kerjasama Jepang-Indonesia melalui JICA. Sedangkan dari segi pembedanya yaitu penelitian ini membahas lebih kepada diplomasi ekonominya.

Penelitian ketiga, berupa skripsi yang dikerjakan oleh Andriana Reski Anwar yang berjudul Analisis Bantuan JICA pada Bidang Kesehatan di Sulawesi Selatan.8 dalam skrpsi ini menjelaskan bahwa melalui terlaksananya pemberian bantuan ini, baik pemerintah Jepang maupun pemerintah Indonesia khususnya provinsi Sulawesi Selatan mencapai kepentingannya masing-masing. Bagi Jepang, pemberian bantuan ini bertujuan untuk membangun hubungan diplomatik yang baik dengan Indonesia dan menstabilkan kebijakan pemerintahan negara penerima bantuan dalam hal ini Indonesia sehingga menguntungkan bagi pemerintah Jepang sendiri. Sedangkan bagi provinsi Sulawesi Selatan sendiri.

pemberian bantuan ini tentunya sangat membantu pembangunan infrastruktur layanan kesehatan serta pemberdayaan masyarakat di wilayahnya. Adapun dampak yang diperoleh Provinsi Sulawesi Selatan berupa meningkatkan kapasitas pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku aktif dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan mengoptimalkan kinerja pemangku kepentingan di wilayah kabupaten target (Barru, Wajo dan Bulukumba).

Penenelitian ini menggunakan konsep kepentingan nasional. Penulis melihat dalam prospek pemberian bantuan ini ke depannya, dapat dilihat dari tujuan awal pelaksanaan program yaitu bagaimana tercapainya tujuan

8 Andriana Reski Anwar,Analisis Bantuan JICA (Japan International Cooperation Agency) pada Bidang Kesehatan di Sulawesi Selatan , skripsi, Makassar: Universitas Hasanuddin

(12)

12

pembangunan jangka panjang pemerintah Indonesia, dalam hal ini menempatkan masyarakat sebagai pelaku aktif pembangunan. Lalu didapatkan hasil bahwa dari bantuan tersebut sama-sama mendapatkan keuntungan. Jepang dalam bantuan ini bertujuan untuk membangun hubungan diplomatik yang baik, sedangkan untuk provinsi Sulawesi Selatan, pemberian bantuan bantuan ini sangat membantu pembangunan infrastruktur layanan kesehatan disana.

Penelitian keempat, berupa skripsi yang dikerjakan oleh Yulia Maulidina yang berjudul Kerjasama Antara JICA dan Indonesia dalam Pembangunan di Timor Leste.9 dalam skripsi ini menjelaskan bahwa salah satu negara yang dibantu oleh JICA, ialah Timor-Leste. Timor-Leste sendiri sejak tahun 2011 telah membuat rencana pembangunan jangka panjang yang diberi nama Timor-Leste Strategic Development Plan 2011-2030, yang kemudian JICA berfokus pada pemberian bantuan terhadap program pembangunan infrastruktur.

Utamanya pada pembangunan infrastruktur sektor jalan. JICA menggandeng Indonesia untuk turut serta dalam terlaksananya program pembangunan infrastruktur sektor jalan ini dalam bentuk Kerjasama Selatan- Selatan (KSS). KSS merupakan suatu bentuk kerjasama alternatif yang dimana suatu negara berkembang membantu negara berkembang yang kemudian bantuan tersebut difasilitasi oleh negara maju. Adapun JICA menggandeng Indonesia untuk turut serta pada program ini karena JICA

9 Yulia Maulidina, Kerjasama Antara Japan International Coorperation Agency (JICA) dan Indonesia dalam Pembangunan di Timor Leste, skripsi, Bandung: Universitas Pasundan

(13)

13

memandang jika Indonesia dan Timor-Leste memiliki beberapa kesamaan.

Salah satunya ialah, Indonesia memiliki pengalaman terkait dengan bidang infrastrukur utamanya pada sektor jalan.

Penelitian ini menggunakan teori Institutional Theories dan Teori Bureaucratic Incrementalist. Penelitian yang dilakukan oleh Fildza Malifa ini menggunakan teknik dan metode penelitian kualitatif dan deskriptif analitik, penulis dalam penelitian ini mengkaji bagaimana kontribusi JICA di Timor-Leste dalam program pengembangan infrasturktur sektor jalan, dan bagaimana peran Indonesia sebagai negara yang juga ikut serta dalam proses pembangunan di Timor-Leste.

Adapun tujuan dari Penelitian ini dapat memberikan penjelasan mengenai Kerjasama antara JICA dan Indonesia, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari pembangunan di Timor-Leste, serta bagaimana hasil dari kerjasama tersebut bagi pembangunan di Timor-Leste. Sehingga didapatkan hasil dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa kerjasama antara JICA dan Indonesia melalui program – program pembangunan dalam pengembangan infrastruktur sektor jalan dapat terselenggara dengan baik.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Yulia Maulidina ini memiliki persamaan dan perbedaan yang hendak dikaji oleh penulis dalam kajian penelitian kali ini. Adapun dari segi persamaan dengan penelitian peneliti adalah dalam kerjasama JICA dan Indonesia. Sedangkan dari segi pembedanya yaitu konsep yang digunakkan.

(14)

14

Penelitian kelima, berupa skripsi yang dikerjakan oleh Sari Pristika yang berjudul Dampak Program Kemitraan Japan International Coorperation Agency atau yang disingkat dengan JICA Terhadap Masyarakat Kelurahan Belawan Sicanang Tahun 2014-2016.10 Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan implementasi dan dampak dari program kemitraan JICA melalui efisiensi pengelolaan sampah di Kelurahan Belawan Sicanang yang merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah kota Medan dengan pemerintah kota Kitakyushu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori hubungan internasional yang mencakup kebijakan luar negeri dan bantuan luar negeri.

Penelitian ini menggunakan teori kebijakan luar negri dan bantuan luar negri. Penelitian ini menggunakan teknik dan metode penelitian deskriptif dan kualitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kebijakan kerjasama antara pemerintah kota Medan dengan pemerintah kota Kitakyushu terealisasi dalam program kemitraan JICA. Dalam program kemitraan JICA, JICA menyalurkan bantuan teknis dengan tujuan untuk mendukung serangkaian kegiatan yang terimplementasi. Kegiatan tersebut adalah pelatihan untuk pelatih, pembangunan infrastruktur, pengadaan peralatan, transfer pengetahuan, dan pelatihan pengomposan.

Penelitian ini juga menemukan bahwa program efisiensi pengelolaan sampah telah berjalan dengan baik dan membawa perubahan terkait persepsi masyarakat di Kelurahan Belawan Sicanang dalam menjaga lingkungan serta

10 Sari Pristika,Dampak Program Kemitraan Japan International Coorperation Agency (JICA) Terhadap Masyarakat Kelurahan Belawan Sicanang Tahun 2014-2016 , skripsi, Medan:

Universitas Sumatera Utara

(15)

15

menilai sampah yang bernilai ekonomi, walaupun belum optimal. Peneliti melihat keuntungan dari kerjasama ini adalah program JICA membantu pemkot Medan dalam mengatasi masalah sampah, terkhusus untuk daerah mitra yaitu masyarakat di Kelurahan Belawan Sicanang.

Berdasarkan kelima penelitian terdahulu yang telah diambil oleh penliti, terdapat persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu diatas.

Maka penulis menitik beratkan dan berusaha membangun kerangka analisis yang lebih spesifik untuk melanjutkan penelitiannya pada “Kerjasama Bilateral Indonesia dan Jepang dalam Proyek MRT melalui JICA. Hubungan Kerjasama bilateral pada pembahasa yang disusun oleh penulis berupa proyek MRT untuk penunjang kemajuan transportasi darat di Indonesia.

Kerangka teori yang menjadi acuan bahan analisis berupa Teori Depedensi untuk membahas kerjasama dalam bidang infrastruktur khususnya transportasi MRT yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang. Bidang-bidang yang diambil dari penelitian terdahulu tersebut berbedea dengan penelitian kali ini. Teori yang dipakai pun banyak yang tidak sama, karena penulis memakai konsep North-South Coopertion dalam membantu menyelesaikan penelitian ini.. Kelima penelitian terdahulu ini akan membantu penelitian penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Tabel 1.1 Posisi Penelitian

NO

JUDUL DAN NAMA PENELITIAN

JENIS PENELITIAN DAN ALAT

ANASLISA

HASIL

1 Skripsi Ricky Raymon konsep Development Dalam hubungan

(16)

16 yang berjudul “Peran

Bentuan Luar Negeri Jepang Dalam

Memperkuat Hubungan- Ekonomi Asimetris dengan Indonesia Studi Kasus: ODA (Official Development

Assistance) Jepang di Indonesia Pasca Krisis Asia (1999-2008)”

State

Metode kualitatif yang bersifat deskriptif-analitis

ekonomi asimetris yang diteliti masih terdapat ketimpangan dalam memperoleh keuntungan ekonomi bersama, posisi Jepang sebagai negara super power dan Indonesia sebagai negara

berkembang. Landasan perkembangan negara menjadi pemicu ketimpangan dari hasil penelitian tersebut.

2 Skripsi Fildza Malifa Setiabudi yang berjudul

“Upaya-upaya Diplomasi Jepang ke Indonesia melalui Japan International

Cooperation Agency (JICA) dalam Bidang Tata Kelola

Lingkungan”

konsep diplomasi ekonomi

Metode penelitian kualitatif dan deskriptif

Pemberian bantuan JICA merupakan bantuan teknis dan anggaran bagi terciptanya tujuan diplomasi Jepang berdasarkan piagam ODA. Hubungan bilateral tersebut bertujuan untuk pemerbaikan Tata Kelola. Di sisi lain, program

pengembangan

Sumber Daya Manusia dalam hubungan Diplomasi

3 Skripsi Andriana Reski konsep kepentingan Bantuan jepang di

(17)

17 Anwar yang berjudul

“Analisis Bantuan JICA (Japan International Cooperation Agency) pada Bidang Kesehatan di Sulawesi Selatan”

nasional

Metode penelitian kualitatif dan deskriptif analitik

Sulawesi Selatan berupa bantuan Kesehatan. Untuk menunjang

perkembangan tenaga medis, Indonesia berusaha menjalin hubungan diplomasi guna tercapainnya hubungan yang saling menguntungkan bagi negara.

4 Skripsi Yulia Maulidina yang berjudul

“Kerjasama Antara Japan International Coorperation Agency (JICA) dan Indonesia dalam Pembangunan di Timor Leste”

Teori Institutional Theories dan Teori Bureaucratic Incrementalist

Metode penelitian kualitatif dan deskriptif analitik

Penelitian ini memperlihatkan bahwa kerjasama antara JICA dan Indonesia melalui program – program pembangunan dalam pengembangan infrastruktur jangka Panjang.

5 Skripsi Sari Pristika yang berjudul “Dampak Program Kemitraan Japan International Coorperation Agency (JICA) Terhadap Masyarakat Kelurahan Belawan Sicanang Tahun 2014-2016”

Teori kebijakan luar negri

Metode penelitian deskriptif dan kualitatif

Kebijakan kerjasama antara pemerintah kota Medan dengan

pemerintah kota Kitakyushu dalam pengelolaan penguraian Implementasi dan dampak dari program kemitraan JICA

(18)

18

melalui efisiensi sampah.

6 Hadi Nugraha.

Kerjasama Bilateral Indonesia dan Jepang dalam Proyek

MRT(Mass Rapid Transportation) melalui JICA(Japan

International

Cooperation Agency)

Konsep North-South Cooperation

Metode penelitian deskriptif dan kualitatif

Hipotesa yang diperoleh yaitu, Kerjasama yang dilakukan dalam Proyek MRT Jakarta Indonesia ini, Jepang sebagai negara utara berperan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Sedangkan, Indonesia sebagai negara selatan membutuhkan teknologi yang canggih serta kucuran investasi yang

dilakukan oleh pihak utara untuk

merealisasikan Proyek MRT tersebut. Proyek MRT yang dilakukan di Jakarta ini membuat Indonesia berharap dapat mengatasi permasalahan kemacetan yang ada dan menjadi solusi untuk model transportasi baru di

(19)

19

Indonesia. Di sisi lain Jepang berharap bahwa kerjasama ini dapat menjaga

hubungan baik antara mereka dan untuk melebarkan ekspansi bisnisnya di negara dunia ketiga.

1.5 Kerangka konsep

1.5.1 Konsep North-South Cooperation

Dalam membahas dan menganalisis faktor-faktor di balik cukup banyaknya angka kerjasama pembangunan antara Indonesia dan Jepang, terutama dalam infrastruktur perkeretaapian. Penulis mencoba melihat

(20)

20

kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang dalam proyek MRT fase 1 melalui JICA melalui konsep north-south cooperation. Adapula kemudian pemilihan konsep ini diambil dengan anggapan bahwa melalui konsep tersebut menunjukkan apakah konsep ini dapat mendukung faktor-faktor kerjasama Indonesia-Jepang, atau bahkan konsep tersebut justru tidak atau kurang dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya kerjasama Indonesia- Jepang yang ada.

Pengertian Konsep North-South Cooperation jika dilihat dari segi geografis adalah, kerjasama oleh negara yang diartikan sebagai negara utara merupakan negara kaya seperti Amerika,China, Jepang dan lain-lain.

Sebaliknya, negara yang diartikan sebagai selatan merupakan negara berkembang seperti kebanyakan negara yang berada di Afrika, Asiadan Amerika Latin.11 Pengertian konsep North-South Cooperation dapat diartikan menjadi kerjasama yang dilakukan oleh negara maju sebagai north dengan negara berkembang sebagai south. Melihat dari kata utara, bisa diartikan menjadi luas seperti negara maupun organisasi.

Sejarah konsep kerjasama utara-selatan ini berawal dari adanya kesadaran tentang pentingnya kerjasama pembangunan yang diakui pada akhir 1940-an, pada saat marshall plan diluncurkan sesudah perang dunia kedua. Peluncuran marshall plan tersebut berguna untuk membantu negara- negara Eropa yang hancur akibat perang dalam merekonstruksi ekonomi mereka. Amerika Serikat yang memimpin dalam mempromosikan kerjasama

11 Binka, F. 2005. North-South research collaborations: a move towards a true partnership?

Tropical Medicine & International Health, 10 (3), 207–209. (diakses pada tanggal 1 april 2020)

(21)

21

pembangunan di negara-negara dunia ketiga juga dengan empat poinnya dari

“New Bold Program” Presiden Truman pada tahun 1949. Marshall plan ini diakui sebagai titik awal kerjasama pembangunan modern.12

Konsep kerjasama Utara-Selatan ini dalam perjalanannya dianggap atau dipandang lebih kepada sebuah bantuan pembangunan daripada kerjasama. Mitra utara dipandang sebagai negara pemberi sedangkan mitra selatan sebagai negara penerima. Kerjasama utara selatan seperti kemitraan yang tidak setara dalam pandangan banyak pihak, karena negara selatan atau negara dunia ketiga ini dianggap tidak memiliki kontribusi didalam kerjasama tersebut dan lebih seperti negara penerima bantuan pembangunan saja.13

Seiring berjalannya waktu, banyak proyek-proyek kerjasama pembangunan utara-selatan yang membawa aspek positif dalam kemitraannya. Kerjasama utara-selatan kian mengarah kepada arah yang lebih baik, dimana tanda-tanda bahwa mitra dari utara bersedia untuk mengubah keraguan mereka dalam kerjasama ini menjadi apa yang sekarang disebut kemitraan sejati. Hal tersebut menjadikan konsep kerjasama utara- selatan ini dapat dipandang sebagai kerjasama, bukan lagi bantuan pembangunan seperti pada saat awal-awal konsep ini muncul.14

12 Peter Rosseel, dkk.2009. Approaches to North-South, South-South and North-South-South Collaboration

https://limo.libis.be/primoexplore/fulldisplay?docid=LIRIAS1905363&context=L&vid=Lirias&se arch_scope=Lirias&tab=default_tab&lang=en_US&fromSitemap=1 (diakses pada tanggal 8 Juli 2020)

13 Binka, F. 2005. North-South research collaborations: a move towards a true partnership?

Tropical Medicine & International Health, 10 (3), 207–209.(diakses pada tanggal 8 juli 2020)

14 Ibid

(22)

22

Konsep kerjasama utara-selatan yang merupakan kerjasama antara negara maju dan berkembang menghasilkan pengetahuan, pembangunan, dan memperkuat hubungan kedua belah pihak. Walaupun dilihat seperti lebih menguntungkan mitra selatan seperti contoh, pembangunan infrastruktur yang dilakukan, akan tetapi kedua belah pihak mendapatkan posisi keuntungan yang setara. Hubungan yang makin erat juga dapat menguntungkan dalam perjalanan kerjasama utara-selatan tesebut.

Waardenburg15 menjabarkan berbagai tipe modalitas kerjasama dalam konsep kerjasama utara-selatan ini, dan juga lebih spesifik menjelaskan peran yang dapat dimainkan utara dan selatan dalam kerjasama tersebut.

Terdapat 5 modalitas:

1. Keuangan sepenuhnya berasal dari utara, tetapi pengaturan agenda dan implementasi sepenuhnya diserahkan kepada selatan. Para peneliti utara tidak memiliki bagian kecuali diundang secara khusus oleh selatan.

2. Suara mayoritas untuk selatan dalam pengaturan agenda, dalam pengeluaran sebagian besar anggaran yang disediakan oleh mitra utara, dan berkolaborasi dalam komite manajemen dan program, untuk mengatasi asimetri tersebut.

15 Peter Rosseel, dkk.2009. Approaches to North-South, South-South and North-South-South Collaboration

https://limo.libis.be/primoexplore/fulldisplay?docid=LIRIAS1905363&context=L&vid=Lirias&se arch_scope=Lirias&tab=default_tab&lang=en_US&fromSitemap=1 (diakses pada tanggal 8 Juli 2020)

(23)

23

3. Kolaborasi simetris dengan suara yang sama dalam pengaturan agenda, dalam pembiayaan dalam anggaran sebagian besar disediakan dari utara, dan dalam manajemen.

4. Kolaborasi tanpa jaminan operasional untuk simetri nyata atau melawan dominasi mitra utara, pengeluaran dikelola terutama oleh utara.

5. Partisipasi para peneliti atau institusi dari selatan dalam penelitian yang diprakarsai, dirancang, dikelola, dan sebagian besar dilaksanakan oleh mitra utara.

Kelima modalitas kerjasama yang dikembangkan waardenburg ini, bisa dilihat bahwa konsep kerjasama utara-selatan bisa berjalan apabila sesuai dengan kesepakatan antara kedua pihak yang bersangkutan. Waiyaki16 menekankan atau menegaskan lagi, bahwa konsep kerjasama utara-selatan maupun konsep kerjasama internasional yang lainnya adalah penting untuk keberlangsungan kehidupan bersama.

Dari kelima modalitas kerjasama yang ada, dalam studi kasus proyek MRT Jakarta termasuk dalam tipe modalitas gabungan dari modalitas kedua dan ketiga, suara mayoritas untuk Selatan dalam pengaturan agenda, dalam pengeluaran sebagian besar anggaran yang disediakan oleh mitra utara, dan berkolaborasi dalam komite manajemen dan program, untuk mengatasi asimetri tersebut. Pada proyek MRT Jakarta ini, kolaborasi tenaga ahli Jepang sebagai utara untuk melakukan pembaharuan teknologi canggih

16 Waiyaki M. North-South cooperation for survival. Integration. 1989;(22):14-17.

(24)

24

dalam pengerjaan proyek ini. MRT Jakarta fase 1 menghabiskan dana Rp 40 trilliun, dan 42% dari dana tersebut dari Jepang.

Dalam tipe modalitas yang ada, Jepang sebagai mitra utara dan Indonesia sebagai mitra selatan, menandatangani Memorandum of Cooperation sektor transportasi yang dilakukan oleh Kementrian Perhubungan Republik Indonesia dengan Ministry of Land, Infrastructure,Transport, and Tourism of Japan.17Perjanjian ini bertumpu pada kepentingan Indonesia merealisasikan kerjasama penguatan infrastruktur terutama pada kereta api berkecepatan tinggi ini. Di satu sisi, Jepang menandatangani perjanjian ini demi menjaga hubungan baik dengan Indonesia serta ekspansi penguasaan bisnis di negara berkembang.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah cara untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu dengan tujuan utama untuk menggambarkan secara sederhana namun sistematis tentang fakta-fakta dan karakteristik objek-objek dan subjek yang diteliti secara tepat.

1.6.2 Teknik Analisa Data

17 DepHub. 2011. Indonesia Japan Discuss Transportation Issue.

http://www.dephub.go.id/post/read/indonesia-jepang-bertemu-bahas-isu-transportasi-6333 ( diakses pada 10 juli 2020)

(25)

25

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Data yang digunakan adalah berupa informasi dan sumber data tertulis bukan angka. Lalu dilakukan analisa data dan menjelaskan data yang sudah didapatkan sehingga dapat menjadi data baru dari hasil penelitian ini.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini. Data yang diperoleh berasal dari buku, jurnal online maupun offline, situs-situs terpercaya dan surat kabar maupun majalah yang terkait dengan penelitian penulis

1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.4.1 Batasan Waktu

Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian dan pengamatannya atas kerjasama Jepang - Indonesia melalui JICA dalam proyek MRT adalah dari tahun 2013-2019.

1.6.4.2 Batasan Materi

Dalam penelitian ini penulis membatasi tema penelitian hanya sebatas kerjasama bilateral Indonesia dan Jepang dalam proyek MRT fase 1 melalui JICA.

1.7 Argumen Sementara

(26)

26

Dari penjelasan dan pemaparan dalam latar belakang dengan menggunakan teori tersebut maka peneliti mendapatkan argumen sementara yaitu:

Kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah Jepang melalui JICA dengan pemerintah Indonesia dalam proyek MRT diharapkan dapat mempererat hubungan kedua negara. Kerjasama yang dilakukan dalam Proyek MRT Jakarta Indonesia ini, Jepang sebagai negara utara berperan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Sedangkan, Indonesia sebagai negara selatan membutuhkan teknologi yang canggih serta kucuran investasi yang dilakukan oleh pihak utara untuk merealisasikan Proyek MRT tersebut.

Proyek MRT yang dilakukan di Jakarta ini membuat Indonesia berharap dapat mengatasi permasalahan kemacetan yang ada dan menjadi solusi untuk model transportasi baru di Indonesia. Di sisi lain Jepang berharap bahwa kerjasama ini dapat menjaga hubungan baik antara mereka dan untuk melebarkan ekspansi bisnisnya di negara dunia ketiga.

1.8 Sistematika Penelitian

Tabel 1.2 Sistematika Penulisan

BAB JUDUL ISI

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Akademis 1.3.2.2 Manfaat Praktis 1.4 Penelitian Terdahulu 1.5 Kerangka konsep

(27)

27

1.5.1 Konsep North-South Cooperation

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian 1.6.2 Teknik Analisa Data 1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.4.1 Batasan Waktu 1.6.4.2 Batasan Materi 1.7 Argumen Sementara 1.8 Sistematika

Penelitian

BAB II Perkembangan

Kerjasama Indonesia-Jepang

dan Kondisi Transportasi di

Indonesia

2.1 Perkembangan

Hubungan Indonesia-Jepang pada Industri Transportasi 2.2 Kondisi Transportasi Darat di Indonesia

2.3 Pengaturan Agenda dalam Proyek MRT Jakarta 2.4 Teknologi yang dimilki Jepang

2.5 JICA dalam Melakukan Kerjasama dengan Indonesia

BAB III Analisis

Kerjasama Jepang- Indonesia dalam

Proyek MRT

Jakarta

3.1 Sistem Pendanaan Proyek MRT Jakarta

3.2 Kolaborasi Simetris antara Jepang-Indonesia dalam Proyek MRT Jakarta

BAB IV Penutup 4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Gambar

Tabel 1.2 Sistematika Penulisan

Referensi

Dokumen terkait

Telegram, mengarahkan siswa untuk mencermati contoh-contoh pada diktat yang telah dibagikan secara online melalui blog, serta mengamati penjelasan pada channel Youtube

Variabel bebas berupa data durasi beban per minggu dan status unit pembangkit berdasar jadwal operasi dan pemeliharaan per minggu sedangkan variabel tergantung adalah

Alat-alat yang digunakan sekarang oleh pengguna tidak bisa menggapai kotoran-kotoran yang berada di sisi sisi toren disebabkan lubang toren memiliki ukuran yang kecil.Maka

• Perlindungan Kecelakaan Diri (Bagian 13) mulai berlaku 2 jam sebelum Tertanggung meninggalkan Indonesia dan berakhir pada kondisi berikut ini tergantung hal mana

Nah jika Anda ingin mencari informasi di internet saya sarankan selalu menggunakan jasa “ Dukun Internet Dukun Internet Dukun Internet Dukun Internet ” yang satu ini,

Tujuan penelitian adalah: (1) menghasilkan deskripsi geometri, bentuk dan tekstur benih varietas Ciherang, Inpari 10 dan Inpari 13 berdasarkan teknologi citra digital, (2)

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari

5) Pengelolaan sampah saat ini kurang memperhatikan faktor non teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih