• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERSERI DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI : Uji Coba Penggunaan Cerita Berseri Terhadap Mahasiswa Tingkat Dua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERSERI DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI : Uji Coba Penggunaan Cerita Berseri Terhadap Mahasiswa Tingkat Dua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERSERI DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI

( Uji Coba Penggunaan Cerita Berseri Terhadap Mahasiswa Tingkat Dua Jurusan

Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh

IRENE NOVIDYA

0902557

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

=================================================================

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERSERI DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI

( Uji Coba Penggunaan Cerita Berseri Terhadap Mahasiswa Tingkat Dua Jurusan

Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia )

Oleh Irene Novidya

0902557

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Irene Novidya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

October 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERSERI DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI

( Uji Coba Penggunaan Cerita Berseri Terhadap Mahasiswa Tingkat Dua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia )

Oleh: Irene Novidya NIM. 0902557

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang,

Telah Disetujui Dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I,

Susi Widianti, M.Pd., M.A. NIP. 197312032031221001

Pembimbing II,

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum NIP. 196011081986012001

Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

UPI

(4)

BERITA ACARA SIDANG

Skripsi ini telah diuji pada: Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat : lantai 2 FPBS

Panitia ujian terdiri dari: Ketua :

Sekretaris :

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERSERI DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI (Uji Coba Penggunaan

Cerita Berseri Terhadap Mahasiswa Tingkat Dua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.”

Bandung, October 2013 Yang Membuat Pernyataan

(6)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERSERI DALAM PEMBELAJARAN DOKKAI

( Uji Coba Penggunaan Cerita Berseri Terhadap Mahasiswa Tingkat Dua Jurusan

Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia )

Irene Novidya

0902557

Bagi pembelajar bahasa jepang, mempelajari dokkai merupakan hal yang penting. Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah rendahnya minat pembelajar bahasa Jepang terhadap pembelajaran dokkai, dikarenakan mereka berpendapat bahwa pembelajaran dokkai selama ini tidak menggunakan metode yang variatif sehingga dianggap membosankan dan sulit untuk dipelajari.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penggunaan cerita berseri bila diterapkan dalam pembelajaran dokkai, apa saja kelebihan dan kekurangan cerita berseri tersebut serta bagaimana tanggapan responden terhadap penggunaan cerita berseri ini dalam pembelajaran dokkai

Penelitian ini menggunakan metode survey, teknik pengumpulan data dengan cara observasi, studi kepustakaan, penyebaran angket, dan tes. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Angket yang digunakan adalah model skala likert. .

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan cerita berseri selama pembelajaran berlangsung siswa terindikasi baik dari mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegaitan akhir, dan sikap siswa. Berdasarkan hasil tes rata-rata kemampuan mahasiswa dari dua kali perlakuan Pada perlakuan pertama nilai rata-rata siswa sebanyak 83,7%. Sementara pada perlakuan kedua nilai rata-rata siswa sebanyak 87,6%. Dan hasil prosentase jumlah siswa yang tuntas pada perlakuan pertama sebanyak 86,7% dan pada perlakuan kedua sebanyak 88,3%. Suatu kelas dikatakan memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal jika minimal 85% siswa tuntas. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan cerita berseri dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa khususnya dalam pembelajaran dokkai.

(7)

読解授業 け シ ー 物語メ 使用

シ 教育大学日本語教育学科 生 対す 実験

ヂャ

0902557

要旨

日本語教育 学習者 読解を学習す 大 あ し

し シ 人 読解 対し 興味 低い 読解を学習す 面白く

く ま く こ 多い 面白く適当 教授法 必要 思わ

そ 一 シ ー 物語法 あ

研究 目的 読解 授業 け シ ー 物語メ 使用を知 め

あ シ ー 物語メ プ 点 マ 点を知 学習者 印象を知

め あ

本研究 方法 実験調査を使用す ータ収集技法 し 観察シー

アンケー 読解 を使用す 本研究 対象 シ 教育大学

生 あ 本研究 サ プ 60人用い

本研究 ータを分析し 結果 シ ー 物語メ 使用 いい結果

明 し す わ 最初 実験 結果 学習者 均点 3, % あ

ま 番目 実験 結果 学習者 均点 , % あ 最初 実験 結

果 終了し 学習者 数 , % あ 番目 実験 結果 終了し 学習

者 数 ,3% あ 実験 %以下 実験 終了し 場合 完全 終了

し いわ い ま こ ータ 見 シ ー 物語法 教授法 し

使う いい結果 明 し シ ー 物語法 教授法 し 使う 読解を学習

す いい影響与え こ 分

(8)

ABSTRACT

THE USE OF SERIES PICTURE IN LEARNING DOKKAI

( The experimental resesarch of the using series picture towards Japanese language

learners in the second years at ( UPI ) Indonesia University of Education )

Irene Novidya

0902557

For Japanese language learners, learning Dokkai is very important. The background problem of this study is the low of interest towards the Japanese langauge learners to learn Dokkai because they have an opinion that learning Dokkai in the recent time doesn’t use

various method, so they think that learning Dokkai is boring and difficult for them.

This study is aimed to investigate how the using of series picture in learning Dokkai, the advantage and disadvantage of series picture, and also the response of participant in learning Dokkai by using series picture.

This study used a survey method. Observation, literature research, questionare and test were used for data collection in the study. The number of participant in this study were sixty Japanese language learners at Indonesia University of Education ( UPI ). The questionare of this study is the likert scale model.

The result of this study showed that the using series of picture during learning; from the beginning, the main, and the end of the activities showed the good result. Based on the test results of the average-students ability that has been done twice. The first treatment is gained 83,7%. While the second treatment is gained 83.7%. Then, the percentage result of students who succeeded in the first treatment is 86.7% and the second treatment is 88.3%. A class which is classified into successful class if the standard score of the learning (KKM) is minimum 85% in classical way. Based on the results of the study it can be concluded that the use of series picture gives positive influence for the learners, especially in learning Dokkai.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Menurut Gorys Keraf (1997:1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Menurut Fodor (1974), Bahasa adalah system simbol dan tanda. Sedangkan menurut Felicia (2001:1), Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Atas dasar definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa bahasa merupakan sarana berpikir ilmiah, selain matematika dan statistika. Fungsinya sebagai sarana berpikir dan menyampaikan buah pikiran, perasaan, atau emosi. Seseorang yang mampu bertutur dengan runtun, tenang, dan mudah dipahami oleh orang lain, menunjukkan pola berpikirnya yang teratur dan pengelolaan emosi yang baik. Contoh sebaliknya, jika seseorang bertutur kacau, tidak fokus, dan atau kata-kata yang tidak beraturan, menunjukkan sistem berpikirnya sedang kacau dan tidak konsentrasi. Karena saling mempengaruhi terhadap proses berpikir, maka bahasa pun berperan dalam perubahan di masyarakat. Faktor lain yang mendukung kelancaran suatu bahasa yaitu kita dituntut untuk menguasai pemahaman dari bahasa tersebut. Karena dibutuhkan pemahaman yang baik agar kelancaran berkomunikasi dapat tersampaikan.

Begitupun dengan pembelajaran bahasa Jepang, terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Pada pembelajaran bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia terdapat mata kuliah dokkai, yang menurut Informasi Program Study Pendidikan Bahasa Jepang merupakan mata kuliah yang bertujuan agar mahasiswa mampu mengerti dan memahami teks bacaan didalamnya menyangkut arti, penggunaan kosakata, pemahaman ungkapan, pola kalimat dan isi bacaan tersebut. Namun pada kenyataanya tidak sedikit pembelajar yang merasa kesulitan dalam memahami teks dalam bahasa jepang hal yang sulit dipelajari. Berdasarkan pengalaman penulis pun pada saat pembelajaran dokkai merasa, metode pengajaran yang kurang menarik dan terkesan monoton hal ini dikarenakan informasi yang disampaikan hanya dalam sebuah tulisan saja yang menimbulkan pembelajaran menjadi pasif dan pembelajar kurang antusias. Dengan adanya hambatan tersebut proses pembelajaran dokkai sering kali berlangsung tidak efektif dan efisien.

(10)

encylopedia dalam Evantina (2011) Cerita berseri adalah merupakan sebuah kesatuan

cerita disertai dengan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias dan pendukung cerita yang dapat membantu pemahaman terhadap cerita tersebut yang saling berkaitan.

Jadi ketika pembelajaran dokkai, tidak hanya sebuah teks berisi tulisan saja yang disajikan melainkan dibubuhi oleh gambar yang menarik dan berwarna yang disesuaikan dengan alur cerita. Sehingga di harapkan dapat memberikan kesan yang tidak monoton karena pembelajar akan lebih antusias dan tertarik untuk memahami teks yang dipelajari sambil melihat gambar dari setiap alur cerita dari teks tersebut. Dan dapat memberikan pemecahan masalah pembelajarannya dokkai didalam penguasaan bahasa Jepang.

1.2Rumusan dan Batasan Masalah

Didalam suatu penelitian perlu dirumuskan agar pembahasannya lebih sistematis dan juga berguna sebagai pengarah penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut

1. Bagaimanakah penggunaan cerita berseri pada pembelajaran dokkai ?

2. Apa saja kekurangan dan kelebihan penggunaan cerita berseri dalam pembelajaran dokkai ?

3. Bagaimanakah hasil pembelajaran dokkai mahasiswa terhadap penggunaan cerita berseri ?

Rumusan masalah diatas dibatasi sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia).

2. Cerita berseri yang digunakan, hanya dibatasi sesuai dengan kurikulum pembelajaran dokkai Bahasa Jepang Tingkat II.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu:

1. Untuk mengetahui penggunaan cerita berseri pada pembelajaran dokkai.

2. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan penggunaan cerita berseri dalam pembelajaran dokkai.

(11)

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan pada akhirnya dapat memberikan beberapa manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain:

1. Sebagai bahan masukan sistem pembelajaran lain yang dapat dilaksanakan di luar pembelajaran yang telah dilaksanakan di lingkungan kelas.

2. Menjadikan pembelajaran dengan cerita berseri sebagai sarana pendidikan yang efektif dan menghibur.

3. Memberikan bahan tambahan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan sarana pembelajaran alternatif.

1.5Definisi Operasional

Penelitian yang membahas mengenai pembelajaran pemahaman ini, khususnya dengan menggunakan cerita berseri yang diterapkan didalam pembelajaran di kelas. Untuk mencegah terjadinya kekeliruan atau perbedaan presepsi dalam memahami penelitian ini, maka penulis akan menuliskan definisi operasional yang berkaitan dengan judul penelitian.

1. Menurut Wikipedia Penelitian terapan adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan tertentu secara praktis. Penelitian ini tidak berfokus pada pengembangan sebuah ide, teori, atau gagasan, tetapi lebih berfokus kepada penerapan penelitian tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menggunakan cerita berseri sebagai penerapan yang dilakukan pada pembelajaran dokkai.

2. Menurut wikipedia the free encylopedia dalam Evantina (2011) Cerita berseri adalah merupakan sebuah kesatuan cerita disertai dengan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias dan pendukung cerita yang dapat membantu pemahaman terhadap cerita tersebut yang saling berkaitan.

(12)

diperintahkan untuk mempelajari isi teks tersebut dan menjawab soal evaluasi yang diberikan.

1.6 Metode Penelitian

a. Metode yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sudjana (Riduwan, 2009 : 207) “metode deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya”. Dalam perhitungannya, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif The one-shot case study, “yaitu penelitian yang dilaksanakan terhadap satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok pembanding (kelompok kontrol) (Arikunto 2002 :75).

b. Populasi dan Sampel Populasi

Menurut Dedi Sutedi (2009 : 179) bahwa populasi yang akan di jadikan sampel dalam sebuah penelitian yaitu populasi yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Tingkat II Universitas Pendidikan.

Sampel

Sampel dalam penelitian ini ialah sebagian besar mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Universitas Pendidikan Indonesia sebanyak 60 orang. Teknik penyampelan yang digunakan adalah teknik purposif. Menurut Dedi sutedi (2011: 181). “Teknik penyampelan secara purposif yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud dan tujuan tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah”.

c. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah sejauh mana pemahaman dokkai menggunakan cerita berseri yang disajikan di dalam kelas.

(13)

Instruman penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data, berikut bagian-bagian dari pengumpulan data tersebut yaitu :

a. Observasi (pengamatan)

Menurut Riduwan (2009 : 76) observasi yaitu melakukan kegiatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan cara terjun langsung dalam menguji cobakan penggunaan cerita berseri serta berinteraksi langsung dengan siswa di dalam kelas, observasi ini dilakukan untuk dapat mengamati keseluruhan kegiatan penelitian di dalam kelas. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan observasi ini berupa lembar pengamatan yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup yang akan diisi oleh observer yang akan mengamati selama penelitian berlangsung.

b. Test

Menurut (Riduwan, 2009 : 76) Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Test yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengisi lembar jawaban dari materi dokkai yang menggunakan cerita berseri. test ini berguna untuk mengukur pencapaian responden setelah mempelajari dokkai dengan penggunaan cerita berseri.

c. Angket

Angket adalah salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian), Teknik ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden pernyataan diatas diungkapkan oleh Faisal (Dedi Sutedi, 2009 : 164)

Pengisian angket ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai penggunaan cerita berseri dan mengetahui kesulitan apa saja yang dialami responden dengan strategi pembelajaran yang diberikan

(14)

Tahapan-tahapan pengumpulan data yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah

Pada tahap ini penulis mencari informasi mengenai kesulitan-kesulitan yang selama ini dialami siswa. Tidak hanya itu penulis pun mencari informasi mengenai sumber atau buku yang dipakai dalam pembelajaran dokkai berikut dengan metode atau teknik yang dipakai selama pembelajaran dokkai berlangsung. 2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari berbagai sumber dengan mencari teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.

3. Memberikan perlakuan (treatment)

Responden diberikan perlakuan dengan menggunakan penggunaan cerita berseri dalam pembelajaran dokkai.

4. Memberikan angket

Setelah dilakukan pembelajaran siswa diberikan angket untuk mengetahui hasil dari perlakuan (treatment) dan kesan-kesan siswa setelah dilakukan pembelajaran.

5. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah untuk mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan dari penelitian studi ini ditunjukkan untuk memperoleh data dan gambaran tentang hasil nilai pada mata kuliah dokkai.

1.7 Sistematika Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan dan batasan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab ini menjelaskan dan menguraikan tentang pengertian dari penggunaan cerita berseri, serta hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran dokkai.

(15)

Bab ini menjelaskan dan menguraikan mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian serta teknik pengolahan data.

BAB IV ANALISA DATA

Bab ini menguraikan tentang analisis data penelitian, pengolahan data dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian terbagi menjadi dua yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk presentase, sedangkan deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Dedi Sutedi, 2011: 58). Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif karena ingin mengetahui bagaimana pengaruh atau sebab-akibat yang ditimbulkan dari penggunaan cerita berseri terhadap pembelajaran dokkai pada sebagian besar mahasiswa tingkat II.

3.2 Subyek dan Tempat Penelitian

1. Populasi

Menurut Riduwan (2008: 54-55) populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tingkat II Univeristas Pendidikan Indonesia.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data (Dedi Sutedi, 2011: 179). Sampel dalam penelitian ini adalah kelas A dan Kelas B mahasiswa tingkat II semester Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI yang berjumlah 60 orang mahasiswa. Tempat penelitian ini di Univerista Pendidikan Indonesia

Tabel 3. 1

Daftar Responden

NO Responden NO Responden

1 1200320 31 1200064

(17)

3 1200401 33 1200191

4 1200420 34 1200236

5 1200426 35 1200267

6 1200435 36 1200286

7 1200518 37 1200318

8 1200833 38 1200780

9 1202325 39 1201836

10 1202331 40 1201852

11 1202352 41 1201870

12 1202409 42 1201882

13 1202421 43 1201885

14 1202436 44 1201946

15 1202457 45 1201948

16 1202501 46 1201954

17 1202564 47 1201988

18 1202593 48 1202005

19 1202578 49 1202253

20 1202608 50 1202265

21 1202995 51 1202321

22 1203007 52 1203010

23 1202995 53 1204340

24 1203009 54 1204366

25 1204611 55 1204898

26 1204894 56 1205155

27 1204930 57 1205592

28 1205328 58 1206361

29 1206355 59 1206425

30 1206465 60 1206505

(18)

Agar suatu penelitian memberikan hasil sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka diperlukan suatu rancangan penelitian. Rancangan penelitian dalam

penelitian ini menggunakan “ one shot case study” yaitu suatu kelompok yang diberi

perlakuan tertentu kemudian diadakan tes hasil belajar, dalam penelitian ini perlakuan yang diberikan adalah pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri kepada Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat II Univerista Pendidikan Indonesia.

Rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut :31

X Y

Keterangan :

X = Treatmen atau perlakuan, yaitu pembelajaran menggunakan alat peraga pada sub materi pokok simetri lipat dan simetri putar.

Y = Aktivitas siswa selama proses pembelajaran, hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap pembelajarn menggunakan alat peraga setelah pembelajaran.

(Arikunto, 2002: 77) 3.4 Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini, dalam melaksanakan penelitian disesuaikan dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

1. Menyusun instrument penelitian

untuk mengukur keberhasilan penelitian ini, maka dibuat beberapa instrument penelitian agar ada kesesuaian dengan rancangan penelitian. Instrument tersebut terdiri dari lembar penilaian aktivitas siswa, lembar soal tes hasil belajar dan lembar angket respon siswa.

2. Survey ke kampus

Survey ke kampus dilakukan untuk membuat kesepakatan dengan kepala sekolah dan guru kelas tentang waktu pelaksanaan penelitian dan materi yang akan digunakan dalam penelitian.

3. Melaksanakan Perlakuan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai guru adalah kita sebagai peneliti.

(19)

Observasi dilakukan dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini yang bertindak sebagai pengamat adalah empat orang pengamat yang juga mahasiswa satu jurusan dengan peneliti sebagai observer.

5. Memberikan Tes

Memberikan tes pada siswa untuk melihat kemampuan / pemahaman siswa terhadap materi dari cerita berseri yang diberikan, setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri.

6. Memberi Angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (Observasi)

Lembar penilaian aktivitas siswa ini dibuat oleh peneliti yang digunakan untuk mencatat aktivitas siswa dalam pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri yang diberikan untuk menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa. Lembar penilaian aktivitas ini dapat dilihat pada lampiran.

2. Lembar Soal Tes Hasil Belajar

Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dokkai dengan menggunakan cerita berseri maka instrument yang digunakan adalah lembar tes hasil belajar. Soal tes dibuat oleh peneliti.

3. Lembar Angket Respon Siswa

Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan tanggapan atau persepsi siswa terhadap pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri maka digunakan instrumen berupa lembar angket persepsi siswa. Lembar angket respon siswa disusun oleh peneliti dengan dibantu dosen pembimbing.

3.6 Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dibuat sendiri oleh peneliti yaitu terdiri dari :

(20)

ini disusun peneliti tiap satuan pelajaran. RPP tersebut memuat tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, metode pengajaran, dan kegiatan pembelajaran. 2. Lembar Kerja Siswa

Merupakan perangkat pembelajaran sebagai pendukung pelaksana Pembelajaran dokkai dengan menggunakan cerita berseri. lembar kerja siswa ini disusun oleh peneliti. Lembar kerja siswa ini berisikan soal yang akan dikerjakan oleh siswa selama proses pembelajaran.

3. Cerita berseri

Cerita berseri ini di buat oleh peneliti untuk melaksanakan pembelajaran dokkai, cerita berseri merupakan teks wacana dengan menggunakan bahasa jepang dengan dibubuhi gambar yang disesuai dengan alur cerita teks wacana tersebut.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Observasi (pengamatan)

Menurut Riduwan (2009: 76) “Obeservasi yaitu pengamatan secara langsung kepada objek peneliti untuk melihat dari dekat kegiatan penelitian. Metode pengamatan ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan teks wacana dengan cerita berseri dalam menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS). Pengamat hanya memberi

tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan kinerja yang dilakukan oleh siswa.

b. Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan pembelajaran dalam pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri. Tes hasil belajar untuk siswa diberikan pada akhir proses pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa pada dalam pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri.

c. Angket

(21)

pembelajaran untuk mengetahui respon siswa mengenai pembelajaran. Pengisian angket responsiswa dengan cara memberikan tanda (√) pada tempat yang sesuai atau memberikan jawaban singkat atas pertanyaan yang diberikan pada tempat yang disediakan.

Tabel 3. 2

Kisi-kisi angket

No. Aspek yang dinilai Jumlah Soal No. Soal 1. Minat siswa terhadap

Pembelajaran Dokkai

5. Pengggunaan gambar terhadap Pembelajaran Dokkai dengan

menggunakan Cerita Berseri

2 2,3

6. Komposisi warna gambar terhadap Pembelajaran Dokkai dengan

menggunakan Cerita

(22)

Berseri

9. Motivasi siswa terhada Pembelajaran Dokkai dengan menggunakan Cerita Berseri

6 11,12,13,14,15,16

1.8 Proses Pengembangan Instrumen

Penelitian itu membutuhkan suatu yang sangat valid maka dari itu berkaitan dengan pengujian validitas instrumen Arikunto (riduwan, 2009: 97) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Selain itu uji reabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan suatu instrumen dalam memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.

a.Lembar Observasi

Pengujian validitas yang digunakan penulis pada lembar observasi tidak melalui perhitungan dengan data statistik. Melainkan dilakukan judgemen pembimbing. Uji coba yang dilakukan pada lembar observasi ini dibuat sesuai aspek yang diteliti sehingga butir-butir pernyataan yang dibuat dapat dipahami oleh pembimbing dan observer yang akan terjun langsung untuk mengamati.

b. Angket

(23)

Pengujian validitas yang digunakan pada instrument angket ini yaitu dengan berkonsultasi dengan para ahli (judgment experts), kemudian diteruskan dengan uji coba instrumen yang diuji cobakan pada sampel yang telah ditentukan.

1.9 Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penilitian ini adalah data hasil aktivitas siswa terhadap pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri. Selanjutnya seluruh data tersebut dianalisis dengan analisis sebagai berikut :

a. Analisis Data Aktivitas Siswa (Observasi )

(Purwanto, 2009) Keterangan :

NP = nilai prosentase munculnya setiap aspek yang terindikasi oleh siswa selama kegiatan penelitian berlangsung.

R = Skor yang diperoleh

SM = skor maksimal yang diharapkan muncul

Prosentase skor butir yang telah diperoleh selanjutnya data hasil perhitungan tersebut akan dimasukan dalam kategori sebagai berikut :

b. Analisis Data Hasil Belajar

Data tes hasil belajar siswa yang dilakukan setelah pembelajaran dianalisis untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui ketuntasan siswa,ditentukan oleh persentase skor yang diperoleh siswa yang dihitung dengan cara :

(24)

Keterangan:

Ps = persentase skor yang diperoleh setiap siswa

Berdasarkan acuan yang dipakai oleh sekolah tempat peneliti melakukan penelitian, Standar Ketuntasan minimal (SKM) untuk mata pelajaran dokkai adalah -70 Berarti seseorang siswa dikatakan memenuhi ketuntasan individu jika memperoleh nilai minimal 70 sedangkan perhitungan untuk menyatakan persentase banyaknya siswa yang tuntas dalam satu kelas dihitung dengan cara :

Keterangan :

Bst = persentase banyaknya siswa yang tuntas

Suatu kelas dikatakan memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal jika minimal 85 % siswa tuntas ( Depdikbud dalam Trianto,2010:241).

c. Angket Persepsi Siswa

Untuk menganalisis angket respon siswa digunakan persentase dari hasil angket respon siswa dan digunakan rumus :

Keterangan :

f = frekuensi siswa yang memberikan komentar setiap komponen.

N = banyaknya seluruh siswa yang mengisi angket persepsi.

Tabel 3. 3

Penafsiran Data Angket

Interval Prosentase Keterangan

(25)

01,00% - 05,00% Hampir tidak ada

06,00% - 25,00% Sebagian Kecil

26,00% - 49,00% Hampir Setengahnya

50,00% Setengahnya

51,00% - 75,00% Lebih dari Setengahnya

76,00% - 95,00% Sebagian Besar

96,00% - 99,00% Hampir Selurunhya

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ini, maka penulis akan mengutarakan kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang berjudul

Penggunaan Media Cerita Berseri dalam Pembelajaran Dokkai” terhadap mahasiswa tingkat II jurusan pendidikan bahasa Jepang”. Setelah mengutarakan kesimpulan penulis pun akan memberikan saran yang dapat dijadikan sebuah rekomendasi untuk peneliti selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan penggunaan cerita berseri pada pembelajaraan dokkai berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pembelajaran berlangsung yang dilakukan dari beberapa fase yaitu dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir dan berikut dengan sikap siswa terbukti dari hasil prosentase setelah diolah, dirata-rata, kemudian dikategorikan semua dimensi berkategori baik. Penggunaan cerita berseri ini pada pembelajaran dokkai ini pada kegiatan awal pembelajaran mampu diterima siswa dan memberikan respons yang baik sehinngga membuat rasa ingin tahu siswa bertambah untuk mempelajari dokkai dengan menggunakan cerita berseri tersebut dengan prosentasi 33,3% dari tiga indikator. Dan dikegiatan inti siswa mau menerima, mengamati dan mempelajari teks wacana tersebut yang dapat meningkatkan antusias siswa selama proses pembelajaran dan aktif untuk bertanya jika ada yang kurang dimengerti dan siswa tertarik melihat gambar-gambar yang terdapat didalam cerita berseri tersebut dengan prosentase, 89,2% dari tujuh indikator. Sementara dari kegiatan akhir dari pembelajaran dokkai ini semua siswa ikut serta dalam mengerjakan lembar soal evaluasi dengan keadaan kelas yang tidak gaduh dengan prosentase 89,2 dari tujuh indikator. Tidak hanya itu sikap siswa selama pembelajaran dinilai. Siswa didalam kelas teeratur tidak ada keributan yang dapat memecahkan konsetrasi, tidak ada siswa yang keluar kelas dan berjalan-jalan di dalam kelas sehingga mereka bisa terlihat aktif dan mampu bersemangat pada saat pembelajaran dengan prosentase 92,5% dari sepuluh indikator.

(27)

adalah 70. Pada perlakuan pertama nilai rata-rata siswa sebanyak 83,7%. Sementara pada perlakuan kedua nilai rata-rata siswa sebanyak 87,6%. Dan hasil prosentase jumlah siswa yang tuntas pada perlakuan pertama sebanyak 86,7% dan pada perlakuan kedua sebanyak 88,3%. Suatu kelas dikatakan memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal jika minimal 85% siswa tuntas. Melihat dari hasil bahwa kedua perlakuan dapat dinyatakan tuntasan belajar pada pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri.

3. Tanggapan dari responden mengenai penggunaan cerita berseri pada pemebelajaran dokkai sebanyak 86,7% mengatakan bahwa siswa merasa termotivasi ketika belajar

dokkai dengan menggunakan cerita berseri. Tidak hanya itu sebanyak 86,7% siswa lebih memahami materi pembelajaran dokkai dengan menggunakan cerita berseri. Tetapi sebanyak 8,3% mengatakan bahwa siswa merasa tidak bisa konsentrasi ketika belajar dokkai dengan menggunakan cerita berseri. Kekurangan dan kelebihan penggunaan cerita berseri dalam pembelajaran dokkai adalah : kelebihan pembelajaran dokkai menggunakan cerita berseri dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran dokkai karena penggunaan cerita berseri dapat menarik antusias siswa mempelajari teks wacana sehingga dapat mempermudah dalam pemahaman pada pembelajaran dokkai. Kemudian kekurangan dari penggunaan cerita berseri ini memerlukan peran guru yang aktif pada saat pembelajaran berlangsung apabila peran guru tidak maksimal dikelas maka siswa tidak akan termotivasi untuk belajar dan cenderung aktifitas siswa di kelas akan fasif sehinnga pembelajaran akan terasa membosankan dan tidak efektif.

5.2 Saran

Penulis masih merasakan bawa penelitian ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna sehingga diperlukan penelitian lebih baik lagi, maka dari itu penulis merekomendasikan beberapa hal yang dapa membantu untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :

(28)
(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Keduabelas. Jakarta:PT. Rineka Cipta

Abdul Karim H.Ahmad, (2007), Dr. Ahmad D, Marimba, (1989:51). Media Pembelajaran, Badan Penerbit UNM, Makasar

Arin Puri Rhayu, Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika Pada Materi Pokok Bangun Datar di Kelas IV SDN Kandangan II Surabaya, (

Surabaya:Skripsi yang tidak dipublikasikan, Program sarjana UNESA.2009) Aunurrahman, (2011), Winataputra, Saripuddin., Udin, Dr, Ardiwinata,Rustana, Dr. (1941:165), Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta

Dwi Irawati (2007) Pembelajaran Kemampuan Menyimak Dengan Metode Bercerita di Taman Kanak-kanak Jatipuro II Kecamatan Jatipuro Karanganyar

Evantina, (2011), Macam-macam cerita dan fungsi

Gorys Keraf (1997:1), Fodor (1974), Felicia ( 2001:1), Bahasa

Http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/peranan-dan-fungsi-bahasa/ ( diakses

tanggal 10 november 2013)

M.Si(2001), Brigas (1970), Gagre (1970). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, GP.Press, Jakarta

Nasution, S. Ny.Dr. Roestiyah, NK. (1989:44), Sudirman,N.K., (1991;203), Berbagai Pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. Jakarta : PT Bumi

Aksara

Riduwan, (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Rosda Karya. Sadiman, Arief S. (dkk) (2006), Levis & Lents (1982), Merrill (1977),

Nurkencana, Wayan, Sumartana P.P.N (1983:1), Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaataatanya, Jakarta : Rajawali Pers

Sutedi,Dedi. (2009). Bahan Kuliah : Pengantar Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung.

(30)

Winda Widyanti, (2013) Penerapan Strategi PALKEM model Group Investigation dalan pembelajaran sakubun bahasa jepang

Gambar

Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
Tabel 3. 3

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan Sebagai salah Satu Syarat memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

( ix + 25 + lampiran ) Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil penjualan adalah kegiatan pemasaran, karena dengan kegiatan pemasaran diharapkan apa yang dihasilkan perusahaan

Lokasi Usaha Kuliner Nasi Padang.. Meja

HUBUNGAN MOTOR ABILITY DENGAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR (PASSING_STOPPING, DRIBBLING DAN SHOOTING) PADA CABANG OLAHRAGA FUTSAL.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Kata Kunci : STRATEGI PEMASARAN, PT MAGNA DWI ANITA TOUR (x + 43+2 lampiran) Banyaknya produk yang ditawarkan oleh berbagai macam produsen baik itu untuk produk barang maupun

Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 38, Tambahan.. Lembaran Negara

Japanese Music and Musical

Hubungan Kemampuan Argumentasi Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siswa Kelas X Mia Sma Negeri 9 Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |