• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil pencarian literatur yang dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa hasil penelitian dan tulisan terdahulu yang mengungkapkan dan memiliki keterkaitan dengan topik peneliti. Berikut peneliti menyajikan beberapa ringkasan penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian ini.

1) Penelitian yang dilakukan oleh Umar pada tahun 2017 dengan judulnya

“Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di SMP Luqman Al- Hakim”.”Dari tahun ke tahun khususnya program Tahfidz Al-Quran (menghafal) di SMP Luqman Al Hakim mempunyai target yang tinggi, yang pada mulanya hanya mentargetkan 3 juz untuk lulusannya pada saat ini mentargetkan 8 juz.”Adanya perubahan target ini dicanangkan berdasarkan evaluasi dari program pada tahun sebelumnya.

“SMP Luqman Al Hakim memiliki dua program unggulan yang

berkaitan dengan waktu belajar yaitu, program fullday school dan program

boarding school. Kedua program tersebut memiliki target menghafal yang

berbeda. Program fullday school mencanangkan target tahfidz Al-Quran

sebanyak 5 juz sedangkan program boarding school mentargetkan 8 juz Al-

Qur’an. Dengan adanya perbedaan target dari kedua program tersebut maka

metode pengajarannya pun akan berbeda pula.”

(2)

12

“Penelitian ini dilihat dari tema yang diangkat memiliki kesamaan

dengan yang dilakukan oleh peneliti, akan tetapi terdapat beberapa perbedaan yaitu pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti tidak hanya memfokuskan pada materi dan metode pembelajarannya, tapi pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan yaitu berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, evalusi pembelajaran serta faktor yang mendukung dan menghambat dalam tahfidz Al-Qur’an.”

2) Skripsi karya oleh Lela Nadhiroh, tahun dengan judul “Implementasi

Pendidikan Karakter Melalui Program Tahfidz Al-Qur’an Siswa Kelas IV

MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun ajaran 2017/2018.” Penelitian ini

membahas tentang Pendidikan karakter memalui program tahfidz Al-

Qur’an.”Penelitian ini dilakukan dengan dilatarbelakangi oleh kurangnya

pengoptimalan Pendidikan karakter di sekolah dan juga banykanya

bermunculan tindak kejahatan baik di media elektronik ataupun media

cetak. Selain itu juga menurunnya kegemaran dalam membaca Al-Qur’an

dikalangan siswa. Melalui program tahfidz yang diadakan di sekolah ini

diharapkan dapat membantu siswa agar dapat meningkatkan gemar

membaca dan juga menghafal Al-Qur’an. Penelitian ini memiliki kesamaan

dengan yang peneliti lakukan yaitu sama-sama membahas tentang tahfidz

Al-Qur’an. Hanya saja ada perbedaan mendasar yaitu penelitian ini fokus

pada pembahasan tentang Pendidikan karakter sedangkan penelitian yang

dilakukan peneliti berfokus pada implementasi pembelajaran yang dimulai

dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi pembelajaran tahfidz

(3)

13 Al-Qur’an serta faktor- faktor penghambat dan pendukung dalam tahfidz Al-Qur’an.”

3) Skripsi karya Dewi Iqlimah,tahun 2018 dengan judul “Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di SD Plus Al Burhan Simbang Kulon Buaran Pekalongan”. Implementasi pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di SD Plus Al Burhan Simbang Kulon Buaran Pekalongan ini adalah menghafal juz ke-30 atau juz ‘amma. Selain menghafal ada pula materi tafsir Al-Qur’an dan tafsir hadits. Pembelajan tahfidz di SD Plus Al Burhan ini menggunakan beberapa metode yaitu tasmi’, talaqqi, takriri dan kitabah. Adapun bentuk evaluasinya dengan setoran hafalan dan muroja’ah.”Penelitian ini memiliki kesamaan dengan yang dilakukan peneliti, perbedaannya adalah pada penelitian ini materi pembelajaran bukan hanya Juz ‘Amma saja tapi tahfidz Al-Qur’an tiga puluh juz secara keseluruhan.

4) Skripsi karya Vivi Kusuma Dewi, tahun 2019 dengan judul “Implementasi

Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Baitul Jannah

Surabaya”. Penelitian ini fokus pembahasannya berkaitan dengan tahfidzul

qur’an di pondok pesantren Baitul Jannah. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa”Pondok Pesantren Baitul Jannah telah melaksanakan pembelajaran

yang professional. Penelitian ini fokus pada implementasi”pembalajaran

tahfidz Al-Qur’an serta faktor- faktor yang mempengaruhi dalam tahfidz

Al-Qur’an. Sedangkan dalam peneletian yang peneliti lakukan tidak hanya

pada implementasi dan faktor pendukung dan penghambat tahfidz Al-

Qur’an saja, akan tetapi juga pada pelaksanaan pembelajaran itu sendiri

(4)

14 yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an.”

“Berdasarkan hasil literatur yang telah di paparkan, menunjukkan bahwa

topik yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran tahfidzul qur’an cukup menarik untuk dibahas dan diteliti. Penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu mengenai implementasi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi pembelajaran tahfidz al -qur’an serta kendala dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam proses tahfidz Al-Qur’an pada program kelas takhasus Madrasah Diniyah Ar-Rohmah Putri Malang.”

A Tinjauan Pustaka

1 Macam-Macam Metode Tahfidz Al-Qur’an

“Ahmadi dalam Darmadi (2017:175) mendefinisikan metode pembelajaran sebagai suatu pengetahuan yang biasa digunakan oleh para guru yang berkaitan dengan cara-cara mengajar. Metode pembelajaran berdasarkan definisi yang lain yaitu seluruh perencanaan pembelajaran, prosedur, ataupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk juga cara penilaian yang hendak dilakukan.”(Suyono dan Haryanto, 2015)

“Penulis menyimpulkan dari beberapa definisi diatas bahwa metode

pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik

atau guru untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam proses belajar-

mengajar.”

(5)

15

“Metode merupakan faktor yang penting untuk dapat membantu

mencapai suatu tujuan. Menghafal Al-Qur’an juga dibutuhkan metode tertentu, agar dapat mempermudah. Dalam menghafal Al-Qur’an seringkali akan menemui hambatan-hambatan, tetapi dengan memahami metode menghafal Al-Qur’an yang efektif, kesulitan ataupun hambatan yang ada akan dapat teratasi.”

Metode ini diharapkan bisa menjadi alternatif untuk menghafal Al- Qur’an dengan mudah dan cepat. Diantara macam-macam metode menghafal Al-Qur’an menurut Bahrul Amali Herry dalam bukunya Agar orang sibuk bisa menghafal Al-Qur’an (2012) yaitu:

a) Talqin

Yaitu cara menghafal dimana guru membacakan satu ayat, lalu ditirukan oleh sang murid secara berulang-ulang hingga menancap dalam hatinya.

Dengan metode ini peserta didik membaca ayat yang akan dihafalkan secara berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan. Metode ini membutuhkan kesabaran dan waktu yang cukup banyak.

b) Talaqqi

Cara menghafal Al-Qur’an dimana sang murid memperdengarkan hafalan kepada gurunya. Proses talaqqi ini dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan seorang murid dan untuk mendapatkan bimbingan secara langsung dari gurunya.

c) Muroja’ah

(6)

16 Metode ini dilakukan dengan cara mengulang-ulang hafalan. Guru membacakan dan kemudian ditirukan oleh murid berulang-ulang hingga hafal. Setelah itu apa yang sudah dihafalkan juga tetap diulang- ulang secara rutin dimanapun dan kapanpun. Jadi metode muroja’ah ini bisa dilakukan sebelum menghafal ataupun pasca menghafal.

Menurut Ahsin Wijaya Al-Hafidz (2009) ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menghafal Al-Qur’an, yaitu:

a) Metode Wahdah

“Yaitu metode menghafal dengan cara menghafal ayat-ayat yang akan

dihafalkan satu persatu. Setiap ayat biasa dibaca sebanyak sepuluh hingga dua puluh kali. Metode ini termasuk yang paling praktis.”

b) Metode Kitabah

“Merupakan salah satu metode yang digunakan dengan cara menuliskan

ayat-ayat yang akan dihafalkan di atas secarik kertas. Setelah itu ayat- ayat yang sudah ditulis tersebut dibaca berulang-ulang hingga lancar dan bacaannya benar, baru dihafalkan setelahnya.”

c) Metode Sima’I (Mendengar)

Jadi metode ini dilakukan dengan cara mendengarkan suatu bacaan yang

telah dihafalkannya baik melalui media audio ataupun mendengar

langsung dari oarng lain. Metode ini cukup efektif digunakan oleh anak-

anak yang masih dibawah umur yang masih belum mengenal tulisan dan

juga penghafal tunanetra yang mempunyai daya ingat kuat. Cara ini bisa

dilakukan dengan mendengarkan murottal atau bacaan guru.”

(7)

17 d) Metode Gabungan

“Metode ini adalah metode gabungan antara metode wahdah dan juga

metode kitabah. Metode kitabah memiliki fungsional untuk proses uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalkan. Keutamaan dari metode ini yaitu memiliki fungsi ganda, selain berfungsi dalam proses menghafal juga berfungsi dalam memantapkan hafalan.”

e) Metode Jama’

Metode ini merupakan metode menghafal yang dilakukan secara kolektif, yaitu ayat-ayat yang dihafal dibaca secara bersama-sama dan dipimpin oleh seorang guru atau instruktur. Guru atau instruktur membacakan ayat yang akan dihafal kemudian ditiru dan diikuti oleh para murid hingga ayat tersebut mampu dihafal tanpa melihat mushaf.

(Ahsin Wijaya Al-Hafidz, 2009)

“Kelima metode yang telah diungkapkan, dapat dimanfaatkan dan

dipergunakan dalam menghafal Al-Qur’an. Metode wahdah dilakukan

dengan cara menghafal satu persatu ayat yang akan dihafalkan dengan

dibaca sebanyak sepuluh hingga dua puluh kali. Metode kitabah dapat

dilakukan dengan cara menuliskan terlebih dahulu ayat-ayat yang akan

dihafalkan, kemudian dibaca dengan benar hingga lancar. Metode sima’i

dilakukan dengan cara mndengarkan suatu bacaan baik melalui media audio

atau bacaan secara langsung dari guru atau teman. Metode gabungan antara

metode wahdah dan juga metode kitabah, metode ini dapat dilakukan yaitu

dengan cara menuliskan ayat-ayat yang sudah dihafalkan, sehingga hafalan

(8)

18 akan lebih menancap kuat. Yang teakhir yaitu Metode Jama’ yang dilakukan dengan cara membaca bersama-sama ayat yang akan dihafal dengan dipimpin dan dicontohkan oleh guru atau instruktur.”

Proses menghafal Al-Qur’an juga dilakukan memalui proses bimbingan seorang guru. Proses bimbingan bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagaimana diungkapkan oleh Sa’dullah dalam (Iqlima Zahari, 2017.) yaitu:

1) Bin Nazhar, yaitu membaca dengan teliti dan cermat ayat-ayat Al- Qur’an yang akan dihafalkan dengan tetap melihat mushaf Al-Qur’an dengan cara mengulang-ulang. Iqlima Zahari dalam jurnal yang berjudul Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Pesantren Nurul Huda Margosono Malang, mengemukakan bahwa bin-nazhar, yaitu membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang akan dihafalkan dengan cermat disertai dengan melihat mushaf Al-Qur’an secara berulang-ulang. Minimal sebanyak 10 kali pengulangan sampai hafal dan lancar.

Proses bin nazhar ini dilakukan sebanyak mungkin, hal ini agar dilakukan agar memperoleh gambaran yang menyeluruh terkait lafadz dan urutan ayat-ayatnya. Selain dengan bin nazhar, untuk memudahkan dalam proses menghafalnya juga dengan mempelajari makna dari ayat- ayat tersebut.

2) Tahfidz, yaitu menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-Qur’an

yang telah dibaca pada saat bin nazhar berulang-ulang kali hingga

sempurna dan tidak ada kesalahan.

(9)

19 3) Talaqqi, yaitu metode menghafal dengan menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafalkan kepada seorang guru atau muhaffidzah yang telah hafidz qur’an. Proses talaqqi ini dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui hasil hafalan seorang santri dan bisa mendapatkan bimbingan.

4) Tikror Metode ini adalah metode mengulang-ulang hafalan yang sudah diperdengarkan kepada guru atau muhaffidzah agar apa yang sudah dihafal tetap terjaga dengan baik. Selain dengan guru atau muhaffidzah, takrir juga bisa dilakukan sendiri dengan maksud untuk melancarkan hafalan, agar tidak mudah lupa

5) Tasmi’, yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain, baik itu kepada perseorangan ataupun dihadapan banyak orang. Dengan tasmi’

ini seorang penghafal qur’an dapat mengetahui apa yang kurang dalam dirinya, baik pada pengucapan huruf, harakat atau pada susunan ayatnya.

Dalam menghafal Al-Qur’an dianjurkan untuk menggunakan satu jenis Al-Qur’an saja, tidak berganti-ganti. Karena setiap Al-Qur’an memiliki penyusunan yang berbeda satu sama lain. (Iqlima Zahari, 2017)

Secara umum, ada berbagai macam metode dalam menghafal Al-

Qur’an. Namun secara realitas, metode yang digunakan dalam menghafal

Al-Qur’an bagi tiap orang berbeda-beda.

(10)

20 2 Tahapan Proses Pembelajaran

“Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan belajar yang terdiri atas tiga

tahapan dalam pelaksanaannya. Tiga tahapan tersebut adalah:”

a) Perencanaan

Majid dalam Unib (2013) mengungkapkan bahwa perencanaan merupakan proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan menurut Su’ud dan Makmun (2011) dalam Leny Marlina diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan dating untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan dapat pula diartikan sebagai suatu proses dalam membuat serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan agar sesuai dengan yang diharapkan.

Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa perencanaan merupakan proses awal dalam menyusun dan menetapkan suatu tujuan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang. Perencanaan pembelajaran merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran.

Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 65 Tahun

2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Bab III,

perencanaan pembelajaran pada dasarnya memuat silabus dan juga

(11)

21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Salah satu bagian dari perencanaan yang sangat penting bagi seorang guru yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Silabus berfungsi untuk memberikan arah tentang apa saja yang harus dicapai dan dengan cara seperti apa yang digunakan untuk mengapai tujuan pembelajaran. Selain itu silabus juga memuat beberapa Teknik penilaian yang disesuaikan untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran. Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu instrument perencanaan yang jauh lebih spesifik dan mendetail. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini disusun dan dibuat untuk dapat membantu guru dalam mengelola pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.(Nasrin, 2018)

Perencanaan pembelajaran sebagaimana fungsinya yaitu sebagai arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran maka harus dibuat dan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan mudah dan juga tepat sesuai sasaran.

a) Pelaksanaan

“Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu kegiatan atau

pelaksanaan kegiatan berdasarkan pada perencanaan pembelajaran yang

telah dipersiapkan sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran ini meliputi

kegiatan pengelolaan dan kepemimpinan pembelajaran yang dilakukan

guru dikelas dan pengelolaan siswa.””

(12)

22

“Pelaksanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang

dilakukan dalam penyajian, penguraian, pemberian contoh ataupun pemberian latihan isi pelajaran kepada para siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut standar proses pelaksanaan pembelajaran yakni meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.”

(Suprihatiningrum, 2014)

1) Kegiatan pendahuluan : Tahap pendahuluan ini merupakan kegiatan awal dalam suatu pembelajaran yang ditujukan untuk memotivasi siswa dan memfokuskan perhatian siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pada tahapan ini, meliputi kegiatan menyiapkan perlengkapan belajar, apersepsi, dan menenangkan kelas.

2) Kegiatan inti”

“Kegiatan inti ini merupakan proses pembelajaran yang dilakukan

untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang telah di canangkan.”

Kegiatan inti ini secara umum terdiri dari:

- Menyampaikan materi pelajaran - Menggunakan metode mengajar

- Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

3) Kegiatan penutup ; Tahap penutup ini merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang bisa

dilakukan dalam bentuk kesimpulan, penilaian, refleksi ataupun

tindak lanjut dari kegiatan inti.

(13)

23 b) Evaluasi

Dalam suatu pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu tahapan penting yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui efektifitas yang dihasilkan dalam pembelajaran. Hasil yang diperoleh kemudian dapat dijadikan sebagai bahan bagi guru untuk memperbaiki dan menyempurnakan kembali apa yang kurang dalam kegiatan pembelajaran.

Guba dan Lincoln dalam (Arifin, 2012) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses untuk menggambarkan orang yang dievaluasi dan menimbang makna serta nilainya.”Evaluasi dalam pembelajaran dapat difungsikan sebagai alat ukur untuk menilai hasil pembelajaran dan juga sebagai feedback atau umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran.”Dengan demikian dapat dipahami bahwa evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas yaitu nilai dan arti terhadap sesuatu yang didasarkan pada pertimbangan dan kriteria tertentu dalam membuat suatu keputusan.

3 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menghafal Al-Qur’an.

Dalam menghafal Al-Qur’an tidak serta merta semua berjalan lancar,

hambatan dan kendala pun tak jarang mulai bermunculan. Faktor-faktor

yang mempengaruhi dalam menghafal Al-Qur’an menurut Putra dan

Issetyadi dalam (Saptadi, 2012) berasal dari faktor internal dan juga

eksternal. Faktor internal antara lain: (a) Kondisi emosi; (b) keyakinan; (c)

(14)

24 kebiasaan atau habits; (d) cara memperoleh stimulus. Faktor eksternal, yaitu: (a) lingkungan belajar, dan (b) nutrisi tubuh.

Berdasarkan pendapat Alfi dalam (Saptadi, 2012), ada beberapa hal yang juga menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal Al- Qur’an.

Beberapa faktor pendukung dalam menghafal Al-Qur’an yaitu:

1) Adanya persiapan yang matang

“Modal awal seseorang dalam menghafal Al-Qur’an adalan persiapan.

Faktor persiapan ini berkaitan erat dengan minat seseorang dalam menghafal Al-Qur’an. Dengan adanya minat yang tinggi maka akan menghasilkan usaha yang tinggi pula.”

2) Motivasi dan stimulus

“Menghafal Al-Qur’an tidak hanya cukup dengan minat saja, akan tetapi

juga harus dibarengi dengan motivasi dan stimulus. Hal ini karena menghafal Al-Qur’an merupakan suatu aktifitas yang berkesinambungan dan harus terus dilakukan. Tanpa adanya motivasi dan stimulus, maka proses menghafal akan menemui hambatan. Karena itulah motivasi yang tinggi dalam menghafal Al-Qur’an harus terus menerus dipupuk.”

3) Faktor usia

Usia juga menjadi salah satu faktor penting dalam menghafal Al-

Qur’an.”Pada dasarnya menghafal Al-Qur’an dapat dilakukan oleh

(15)

25 siapa saja dan tidak terbatasi oleh usia, namun usia yang ideal untuk menghafal Al-Qur’an tetap harus dipertimbangkan.”

Seseorang yang”menghafal al-quran pada usia produktif, yakni pada rentang usia 5-20 tahun, jauh lebih baik daripada menghafal saat usia 30-40 tahun keatas. Faktor usia ini tetap harus dipertimbangkan karena ini erat kaitannya dengan daya ingat atau memori seseorang. Daya ingat dan daya rekam seseorang diusia produktif cukup tajam dibandingkan pada usia lanjut.”

4) Manajemen waktu

Seseorang yang telah bertekad untuk menghafal Al-Qur’an maka harus dapat memanfaatkan aktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, seseorang yang mau menghafal Al-Qur’an harus dapat memilih pada waktu-waktu mana saja dia harus melakukan kegiatan menghafal dan waktu mana pula harus menyelesaikan aktivitas lainnya.

Diantara waktu-waktu yang dianggap ideal untuk menghafal Al-Qur’an bagi Sebagian orang yaitu waktu sebelum fajar, setelah fajar hingga terbit matahari, setelah bangun dari tidur siang, setelah sholat, dan waktu diantara maghrib dan isya’.

5) Tempat menghafal

Tempat menghafal menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung

hafalan Al-Qur’an. Tempat juga berkaitan dengan situasi dan kondisi

seseorang. Menghafal ditempat yang bisih dan kumuh, jauh lebih sulit

dilakukan daripada menghafal di tempat yang tenang dan nyaman. Hal

(16)

26 ini karena faktor tempat erat hubungannya dengan tingkat konsentrasi seseorang.

Selain daripada itu adapula faktor-faktor yang juga perlu diperhatikan yakni”faktor yang biasa menghambat dalam menghafal Al-Qur’an.

Diantaranya adalah:”

1) Kurang”minat dan bakat”

Minat yang kurang dalam diri seseorang dalam menghafal Al-Qur’an akan menjadi faktor penghambat, karena tanpa adanya minat maka seseorang akan cenderung malas untuk menghafalkannya dan hanya merasa terpaksa.

2) Kurangnya motivasi dari dalam diri sendiri

Motivasi yang rendah dalam diri seseorang akan menyebabkan kurangnya semangat dalam mengikuti segala kegiatan yang ada.

Sehingga timbullah rasa malas dan tidak sungguh-sungguh dalam menghafal Al-Qur’an. Akibatnya menghafal al-quran menjadi terhambat.

3) Banyak melakukan dosa dan maksiat

Melakukan”banyak dosa dan maksiat menyebabkan seorang hamba lupa pada Al-Qur’an. Hal ini dapat membutakan hati dari mengingat Allah. Selain itu juga akan membuat seseorang malas membaca dan menghafal Al-Qur’an disebabkan banyaknya melakukan maksiat dan dosa.”

4) Faktor Kesehatan”

(17)

27 Kesehatan”merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam menghafal Al-Qur’an. Jika Kesehatan terganggu maka keadaan ini juga dapat mempengaruhi kemajuan seseorang dalam menghafal Al- Qur’an.”

5) Usia yang telah lanjut

Usia”yang telah lanjut dapat mengakibatkan daya ingat seseorang menjadi menurun sedangkan dalam menghafal Al-Qur’an hal utama yang dibutuhkan adalah daya ingat yang kuat.”

B Kerangka Berpikir

“Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran secara

umum, meliputi perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mencetak generasi penghafal Al- Qur’an yang berkualitas maka dibutuhkan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang matang.

“Madrasah Diniyah Ar-Rohmah Putri sebagai unit yang menaungi

program kelas takhasus. Melihat dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penelitian ini lebih menitikberatkan pada bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan di sekolah atau lembaga tersebut. Jika kemudian ditemui kendala dalam proses pembelajarannya, maka apa saja kendalanya dan bagaimana solusi dan cara yang tepat untuk menanggulanginya.”

“Alur pemikiran berikut ini dapat menggambarkan apa yang telah

diuraikan diatas”

(18)

28 Gambar di atas”menunjukkan bahwa untuk mengimplementasikan sebuah pembelajaran tahfidz maka seperti apakah perencanaan, pelaksanaan tahfidz dan seperti apakah evaluasi pembelajaran tahfidz.”

“Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk

menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan dalam hal ini memuat penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, dan juga penentuan metode-metode kegiatan.”

“Pelaksanaan merupakan suatu proses dimana seseorang menuangkan

rencana yang telah dirancang. Dalam penelitian ini yang termasuk dari pelaksanaan pembelajaran adalah bagaimana cara mengelola kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran apa yang digunakan, serta tahapan mengajar.”

“Sedangkan evaluasi sebagai suatu bentuk kegiatan penilaian hasil belajar

dilakukan untuk menentukan sejauh mana tujuan pembelajaran dapat dicapai.

(19)

29 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran adalah bagaimana cara yang digunakan dalam evaluasi dan bagaimana hasil dari evaluasi yang dilakukan.

.Dalam prosesnya jika kemudian ditemukan suatu kendala atau hambatan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, maka perlu untuk ditemukan solusi dalam menanggulangi kendala tersebut. Solusi ini diharapkan dapat ditemukan sebagai salah satu upaya untuk perbaikan.

Sehingga nantinya seluruh sistem dalam pembelajaran yaitu perencanaan,

pelaksanaan dan juga evaluasi akan dapat berinteraksi sebagaimana alur yang

telah digambarkan.”

Referensi

Dokumen terkait

7 Metode lau ḥ adalah menghafal Al-Qur‟an dengan cara menulis ayat-ayat Al-Qur‟an yang akan dihafalnya di papan atau kertas, kemudian ayat yang ditulis

Berdasarkan tujuan pendidikan Al-Qur‟an diatas dapat dipahami bahwa siswa dituntut untuk bisa membaca ayat-ayat Al- Qur‟an sesuai dengan kaedah ilmu tajwid, karena

Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat menyebabkan terjadinya kelainan terutama pada pembelahan kromosom.

Kategoriler tartışmaya açıldığında toplumsal cinsiyetin gerçek­ liği de krize girer: Gerçeğin nasıl gerçekdışından aynlacağı belir­ sizleşir. İşte bu

Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pada perhitungan beban kerja mental mahasiswa Universitas XYZ Yogyakarta jurusan Teknik Industri

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat

Usia yang masih muda pada umumnya belum mempunyai pegangan dalam hal sosial-ekonomi, padahal jika seseorang telah menikah, maka keluarga tersebut harus dapat berdiri sendiri

Untuk peserta Seleksi Tertulis dan Keterampilan Komputer harap mengambil undangan di kantor KPU Kota Jakarta Pusat pada Hari Sabtu tanggal 2 Juli 2016 pukul 01.00 WIB