• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 4 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012

TENTANG

PENYEDIAAN, PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PARIWISATA,

PERUMAHAN, DAN PERMUKIMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Menimbang : a. bahwa pembangunan kawasan industri, perdagangan, pariwisata, perumahan, dan permukiman tumbuh semakin meningkat sehingga diperlukan suatu jaminan atas ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas di kawasan tersebut;

b. bahwa dalam rangka memberikan jaminan ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas di kawasan industri, perdagangan, pariwisata, perumahan, dan permukiman perlu dilakukan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas;

c. bahwa dalam rangka keberkelanjutan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas di kawasan perumahan dan permukiman perlu dilakukan pengaturan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas dari Pengembang kepada Pemerintah Daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyediaan, Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Kawasan Industri, Perdagangan, Pariwisata, Perumahan dan Permukiman;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang...

(2)

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437, sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Perubahan Undang Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang–Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

5. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataaan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4470);

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

9. Undang...

(3)

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

10. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5252);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987, tentang Penyediaan dan Pengunaan Tanah Untuk Keperluan Tempat Pemakaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3350);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2007 Republik Indonesia Nomor 4737);

15. Peraturan...

(4)

15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009, tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 09 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah;

18. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2010, tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Wilayah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 1985 Nomor 09, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 0985);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 06 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2010 Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 0610);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 0810);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2011 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1311);

Dengan...

(5)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG dan

BUPATI TANGERANG MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG PENYEDIAAN, PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PARIWISATA, PERUMAHAN, DAN PERMUKIMAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Tangerang.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tangerang.

3. Bupati adalah Bupati Tangerang.

4. Kantor Pertanahan adalah Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang.

5. Pengembang adalah institusi atau lembaga penyelenggara pembangunan perumahan dan permukiman.

6. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan Industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.

7. Kawasan perdagangan adalah suatu kawasan perdagangan yang terdiri dari beberapa blok bangunan, dimana pada kawasan tersebut selain fungsi perdagangan sebagai fungsi utama juga terdapat fungsi lainnya, antara lain: perkantoran, hunian/tempat tinggal, dan ruang pamer.

8. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas.

9. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

10. Prasarana...

(6)

10. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan perumahan dan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

11. Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya.

12. Utilitas adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan.

13. Penyediaan adalah menyediakan berupa tanah dengan bangunan dan/atau tanpa bangunan untuk kepentingan umum pada kawasan perumahan dan permukiman.

14. Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas adalah penyerahan berupa tanah dengan bangunan dan atau tanah tanpa bangunan dalam bentuk asset dan tanggung jawab pengelolaan dari Pengembang kepada Pemerintah Daerah.

15. Tim verifikasi adalah tim yang dibentuk oleh Bupati dalam rangka pelaksanaan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman dari Pengembang kepada Pemerintah Daerah.

16. Rencana tapak adalah tata letak penempatan bangunan dan sarana pendukungnya pada suatu lokasi persil atau penggambaran untuk memenuhi persyaratan teknis peruntukan.

17. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD Kabupaten Tangerang atau berasal dari perolehan lain yang sah.

18. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah.

BAB II

TUJUAN DAN PRINSIP

Pasal 2

(1) Penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan industri, perdagangan, pariwisata, perumahan dan permukiman bertujuan untuk menjamin terwujudnya fungsi keseimbangan kawasan lingkungan yang sehat, aman, serasi, terencana, dan terpadu.

(2) Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman dari Pengembang kepada Pemerintah Daerah bertujuan untuk menjamin keberlanjutan pemeliharaan dan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas di lingkungan perumahan dan permukiman.

Pasal...

(7)

Pasal 3

Penyediaan, penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan industri, perdagangan, pariwisata, perumahan dan permukiman berdasarkan prinsip- prinsip :

1. Keterbukaan;

2. Akuntabilitas;

3. Kepastian Hukum;

4. Keberpihakan; dan 5. Keberlanjutan.

BAB III

PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS

Pasal 4 (1) Prasarana, antara lain:

a. jaringan jalan;

b. jaringan saluran pembuangan air limbah;

c. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);

d. Tempat penampungan air/folder/tandon;

e. Jaringan saluran pembuangan air hujan (drainase); dan f. Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

(2) Sarana, antara lain:

a. sarana perniagaan/perbelanjaan;

b. sarana pelayanan umum dan pemerintahan;

c. sarana pendidikan;

d. sarana kesehatan;

e. sarana peribadatan;

f. sarana rekreasi dan olah raga;

g. sarana pemakaman;

h. sarana kantin;

i. sarana kawasan perumahan bagi pekerja/buruh/mess karyawan;

j. sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau;

k. sarana parkir, dan

l. sarana tempat atau ruang untuk pedagang informal/pedagang kaki lima dan/atau usaha mikro kecil dan menengah.

(3) Utilitas...

(8)

(3) Utilitas, antara lain:

a. jaringan air bersih;

b. jaringan listrik;

c. jaringan telepon;

d. jaringan gas;

e. jaringan transportasi (termasuk halte dan/atau sub terminal);

f. pemadam kebakaran; dan

g. sarana penerangan jalan umum.

BAB IV

PENYEDIAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS Bagian Kesatu

Kawasan Industri Pasal 6

(1) Setiap Pengembang yang melakukan pembangunan Kawasan Industri/Pergudangan wajib menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan luas lahan.

(2) Jenis prasarana, sarana, dan utilitas serta luasan lahan yang akan dipergunakan untuk penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Rencana Tapak yang diatur dalam peraturan bupati.

(3) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ketentuan mengenai pengesahan gambar rencana tapak diatur dalam peraturan bupati.

Bagian Kedua Kawasan Perdagangan

Pasal 7

(1) Setiap Pengembang yang melakukan pembangunan Kawasan Perdagangan wajib menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas dengan luas paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan luas lahan.

(2) Jenis prasarana, sarana, dan utilitas serta luasan lahan yang akan dipergunakan untuk penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Rencana Tapak yang diatur dalam peraturan bupati.

(3) Selain...

(9)

(3) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ketentuan mengenai pengesahan gambar rencana tapak diatur dalam peraturan bupati.

Bagian Ketiga Kawasan Pariwisata

Pasal 8

(1) Setiap Pengembang yang melakukan pembangunan Kawasan Pariwisata wajib menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan luas lahan.

(2) Jenis prasarana, sarana, dan utilitas serta luasan lahan yang akan dipergunakan untuk penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Rencana Tapak yang diatur dalam peraturan bupati.

(3) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ketentuan mengenai pengesahan gambar rencana tapak diatur dalam peraturan bupati.

Bagian Keempat

Kawasan Perumahan dan Permukiman Pasal 9

(1) Setiap Pengembang yang melakukan pembangunan Kawasan Perumahan dan Permukiman wajib menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas dengan luas paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan luas lahan.

(2) Setiap Pengembang yang melaksanakan pembangunan Kawasan Perumahan dan Permukiman wajib menyediakan sarana pemakaman dengan luas paling sedikit 2% (dua persen) dari keseluruhan luas lahan.

(3) Jenis prasarana, sarana, dan utilitas serta luasan lahan yang akan dipergunakan untuk penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Rencana Tapak yang diatur dalam peraturan bupati.

(4) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ketentuan mengenai pengesahan gambar rencana tapak diatur dalam peraturan bupati.

Pasal...

(10)

Pasal 10 Perumahan dan permukiman terdiri atas : a. perumahan tidak bersusun; dan b. rumah susun.

Pasal 11

(1) Perumahan tidak bersusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a, berupa kelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian.

(2) Kelompok rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlantai satu atau dua.

Pasal 12

(1) Rumah susun sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf b, berupa bangunan gedung bertingkat dalam suatu lingkungan.

(2) Bangunan gedung bertingkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda- bersama, dan tanah bersama.

BAB V

PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS

Pasal 13

(1) Pengembang wajib menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas Perumahan dan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 kepada Pemerintah Daerah.

(2) Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas Perumahan dan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan :

a. Paling lambat 1 (satu) tahun setelah masa pemeliharaan;

b. Sesuai dengan rencana tapak yang telah disetujui oleh Pemerintah Daerah;

c. Sesuai existing, apabila terlantar dan tidak dapat membuktikan dokumen rencana tapak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b.

(3) Penyerahan...

(11)

(3) Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas Perumahan dan Permukiman sesuai rencana tapak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan :

a. Secara bertahap, apabila rencana pembangunan dilakukan bertahap;

b. Sekaligus, apabila rencana pembangunan dilakukan tidak bertahap;

atau

c. Secara parsial terhadap sarana apabila dibutuhkan.

(4) Pengembang yang melaksanakan pembangunan Kawasan Industri/

Pergudangan, Perdagangan, dan Pariwisata tidak wajib menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas kepada Pemerintah Daerah.

BAB VI

PERSYARATAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS

Pasal 14

(1) Pemerintah Daerah menerima Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas Perumahan dan Permukiman yang sesuai dengan perijinan yang telah dipersyaratkan.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

BAB VII

PEMBENTUKAN TIM VERIFIKASI

Pasal 15

(1) Bupati membentuk Tim Verifikasi untuk memproses Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas Perumahan dan Permukiman.

(2) Keanggotaan Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

(3) Tugas Tim Verfikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bab...

(12)

BAB VIII

TATA CARA PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS

Pasal 16

(1) Tata cara Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas Perumahan dan Permukiman dilakukan melalui:

a. Persiapan;

b. Pelaksanaan penyerahan; dan c. Pasca penyerahan.

(2) Tata cara penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB IX

PRASARANA, SARANA, DAN

UTILITAS YANG DITELANTARKAN DAN TERLANTAR

Pasal 17

(1) Dalam hal prasarana, sarana, dan utilitas yang diterlantarkan/tidak dipelihara oleh Pengembang dan belum diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Daerah berwenang untuk memberikan surat peringatan/teguran untuk memperbaiki/memelihara sebelum diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

(2) Dalam hal Pengembang tidak sanggup memperbaiki/memelihara sebagaimana dimaksud ayat (1), maka Pengembang membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa Pengembang tidak sanggup memperbaiki/memelihara prasarana, sarana, dan utilitas.

(3) Berdasarkan surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Daerah membuat Berita Acara Serah Terima Prasarana dan Sarana, yang akan digunakan sabagai dasar bagi Pengelola Barang Milik Daerah dalam melakukan pencatatan ke Daftar Barang Milik Daerah.

Pasal 18

(1) Dalam hal prasarana, sarana, dan utilitas yang terlantar dan belum diserahkan, Pemerintah Daerah membuat Berita Acara perolehan prasarana, sarana, dan utilitas Perumahan dan Permukiman.

(2) Pemerintah Daerah membuat pernyataan asset atas tanah prasarana, sarana, dan utilitas sebagai dasar permohonan pendaftaran hak atas tanah di Kantor Pertanahan.

Bab...

(13)

BAB X PELAPORAN

Pasal 19

Bupati menyampaikan laporan perkembangan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas kepada Gubernur Banten secara berkala setiap 12 (dua belas) bulan.

BAB XI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 20

Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyediaan, penyerahan, dan pemanfaatan prasarana, sarana, dan utilitas.

BAB XII PEMBIAYAAN

Pasal 21

(1) Pembiayaan pemeliharaan prasarana, sarana, dan utilitas sebelum Penyerahan menjadi tanggung jawab Pengembang.

(2) Pembiayaan pemeliharaan prasarana, sarana, dan utilitas setelah Penyerahan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tangerang.

BAB XIII

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 22

(1) Bupati berwenang menerapkan sanksi administratif kepada setiap orang atau badan hukum yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Jenis sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. Peringatan tertulis;

b. Penundaan persetujuan dokumen dan/atau perizinan;

c. Dimasukkan ke dalam daftar hitam (black list).

(3) Sanksi...

(14)

(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (1), dikenakan juga kepada Pengembang yang menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas dalam kondisi dan/atau dengan cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2).

(4) Ketetentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerapan sanksi administratif diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati.

BAB XIV PENYIDIKAN

Pasal 23

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran tindak pidana Peraturan Daerah ini.

BAB XV

KETENTUAN PIDANA Pasal 24

(1) Setiap orang atau badan hukum yang melanggar ketentuan dalam Pasal 6 ayat (1), Pasal 7 (1), Pasal 8 (1), Pasal 9 (1), Pasal 9 ayat (2), dan Pasal 13 Ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XVI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 25

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, prasarana, sarana, dan utilitas Kawasan Perumahan dan Permukiman yang telah selesai atau dalam tahap penyelesaian, berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk prasarana, sarana, dan utilitas yang telah selesai dibangun lebih dari 5 (lima) tahun dapat langsung diserahkan kepada Pemerintah Daerah setelah dilakukan verifikasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 14;

b. Untuk prasarana, sarana dan utilitas yang telah selesai dibangun kurang dari 5 (lima) tahun, tetapi lebih dari 1 (satu) tahun, diserahkan kepada Pemerintah Daerah secara formal dan fisik dengan tenggang waktu paling lama 1 (satu) tahun diantara kedua tahap dimaksud;

c. Untuk...

(15)

c. Untuk prasarana, sarana dan utilitas yang masih dalam tahap penyelesaian/pembangunan, tata cara Penyerahan harus mengikuti Peraturan Daerah ini, termasuk prasarana, sarana dan utilitas yang telah selesai dibangun sampai dengan 1 (satu) tahun; dan

d. Untuk prasarana, sarana dan utilitas yang ditinggalkan Pengembang berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 18.

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka :

1. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial pada Kawasan Perumahan, Industri, Pergudangan dan Pariwisata; dan 2. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 09 Tahun 2006 tentang

Rencana Tapak.

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 27

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang.

Ditetapkan di Tigaraksa

pada tanggal 23 - 7 - 2012 BUPATI TANGERANG,

ttd.

H. ISMET ISKANDAR Diundangkan di Tigaraksa

pada tanggal 23 - 7 - 2012 SEKRETARIS DAERAH,

ttd.

H. HERMANSYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2012 NOMOR 04

(16)

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG

PENYEDIAAN, PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PADA KAWASAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PARIWISATA,

PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

I. UMUM

Kedudukan dan peranan prasarana, sarana, dan utilitas pada hakikatnya agar terjadi keteraturan dan keserasian pengaturan prasarana, sarana, dan utilitas di suatu kawasan perumahan dan permukinan dalam suatu wilayah guna memenuhi kebutuhan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Manfaat Peraturan Daerah tentang Penediaan, Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas ini adalah untuk terlaksananya dan menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan penyelenggaraan penyediaan, penyerahan dan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas di wilayah Kabupaten Tangerang, serta menimbulkan peran serta masyarakat dan pelaku usaha dalam pelaksanaan tugas pembantuan dari Pemerintah Pusat kepada Daerah di dalam pelaksanaan Kewenangan Daerah untuk mengatur hal tersebut, sehingga pembangunan suatu kawasan daerah dibidang penyelenggaraan prasarana, sarana, dan utilitas dapat dilaksanakan secara terencana, terarah, dan terintegrasi sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas.

Pasal 2

Cukup Jelas.

Pasal 3

1. Keterbukaan, yaitu masyarakat mengetahui prasarana, sarana, dan utilitas dalam rangka penyediaan, penyerahan serta kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi terkait prasarana, sarana, dan utilitas.

2. Akuntabilitas, yaitu proses penyediaan dan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(17)

3. Kepastian Hukum, yaitu menjamin kepastian ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas di lingkungan Kawasan Industri, Perdagangan, Pariwisata, Perumahan dan Permukiman sesuai dengan standar, rencana tapak yang disetujui oleh Pemerintah Daerah, serta kondisi dan kebutuhan masyarakat.

4. Keberpihakan, yaitu Pemerintah Daerah menjamin ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas bagi kepentingan masyarakat di lingkungan perumahan dan permukiman, dan

5. Keberlanjutan, yaitu Pemerintah Daerah menjamin keberadaan prasarana, sarana, dan utilitas sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.

Pasal 4

Cukup Jelas.

Pasal 5

Cukup Jelas.

Pasal 6

Cukup Jelas.

Pasal 7

Prasarana yang dapat di serahkan adalah prasarana yang terletak di luar lahan efektif.

Sarana yang dapat di serahkan adalah sarana yang terletak di luar lahan efektif.

Utilitas yang dapat di serahkan adalah utilitas yang terletak di luar lahan efektif.

Pasal 8

Prasarana yang dapat di serahkan adalah prasarana yang terletak di luar lahan efektif.

Sarana yang dapat di serahkan adalah sarana yang terletak di luar lahan efektif.

Utilitas yang dapat di serahkan adalah utilitas yang terletak di luar lahan efektif.

Pasal 9

Prasarana yang dapat di serahkan adalah prasarana yang terletak di luar lahan efektif.

Sarana yang dapat di serahkan adalah sarana yang terletak di luar lahan efektif.

Utilitas yang dapat di serahkan adalah utilitas yang terletak di luar lahan efektif.

(18)

Pasal 10

Cukup Jelas.

Pasal 11

Cukup Jelas.

Pasal 12

Cukup Jelas.

Pasal 13

Cukup Jelas.

Pasal 14

Cukup Jelas.

Pasal 15

Cukup Jelas.

Pasal 16

Cukup Jelas.

Pasal 17

Cukup Jelas.

Pasal 18

Cukup Jelas.

Pasal 19

Cukup Jelas.

Pasal 20

Cukup Jelas.

Pasal 21

Cukup Jelas.

Pasal 22

Cukup Jelas.

Pasal 23

Cukup Jelas.

(19)

Pasal 24

Cukup Jelas.

Pasal 25

Cukup Jelas.

Pasal 26

Cukup Jelas.

Pasal 27

Cukup Jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 0412

Referensi

Dokumen terkait

Tertib Utilitas Umum adalah faedah untuk orang banyak yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.. tertib prasarana, sarana dan utilitas umum;

3) Seksi Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU). Kelompok Jabatan Fungsional. pengelolaan air limbah dan lumpur tinja;.. pelaksanaan pendataan potensi retribusi daerah;. m.

(1) Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas dilakukan dengan Berita Acara Serah Terima dari Pihak Ketiga kepada Pemerintah Daerah.. Berita Acara Serah Terima Administrasi; dan

(2) Pemeliharaan prasarana, sarana dan utilitas umum untuk perumahan, permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman dilakukan oleh pemerintah daerah, badan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1975 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Pusat di Bidang Perkebunan Besar kepada Daerah Tingkat I, maka

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 126 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas

48. Kawasan Pariwisata adalah setiap usaha komersil yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan prasarana dan sarana untuk pengembangan pariwisata

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004