1 A. Latar Belakang
Masa bayi merupakan masa peralihan dari lingkungan dalam kandungan ke lingkungan luar kandungan. Seperti halnya semua masa peralihan, masa bayi juga memerlukan penyesuaian. Bagi beberapa bayi penyesuaian mudah dilakukan, namun bagi bayi lain terasa sulit dan terkadang mengalami kegagalan (Herawati, 2011 : 18). Transisi dari kehidupan di dalam kandungan ke kehidupan di luar kandungan merupakan perubahan drastis dan menuntut perubahan fisiologis yang bermakna dan efektif oleh bayi, guna memastikan kemampuan bertahan hidup. (Myles, 2009)
Bayi berkembang pesat baik secara fisik maupun psikologis. Dengan cepatnya pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi dalam penampilannya tetapi juga dalam kemampuan. Bayi lambat laun menjadi tidak segemuk saat dilahirkan dan anggota-anggota tubuh berkembang dalam perbandingan yang lebih baik. Pertumbuhan dan perkembangan intelektual berjalan sejajar dengan pertumbuhan dan perubahan fisik. Dengan meningkatnya individualitas, maka setiap bayi harus diperlakukan sebagai individu. Tidak dapat lagi semua bayi diharapkan tumbuh berdasarkan makanan yang sama atau jadwal makan dan tidur yang sama (Herawati, 2011 : 72-73).
Perawatan bayi merupakan cara mencari apa sebenarnya yang paling cocok untuk ibu dan bayi. Dalam merawat bayi butuh perhatian khusus dan penuh kasih sayang, untuk itu diperlukan penerimaan yang dalam dan memang benar-
benar diinginkan ibu sendiri untuk merawat bayinya. Perawatan bayi menyangkut banyak hal, dimulai dari ketika ibu mengangkat kepala bayi, saat memberi ASI sebagai makan dan minum bayi selama 6 bulan pertama, dan sebagainya. Hal tersebut diharapkan, ibu mampu mengajak bayinya berbicara secara perlahan dan lembut, sambil, melakukan kontak mata dengan bayinya. Ini akan berpengaruh positif terhadap hubungan ibu dan bayi (Linda, 2009).
Rata-rata lama rawat inap di rumah sakit atau klinik bersalin setelah melahirkan bagi ibu dan bayi baru lahir adalah 24 sampai 36 jam atau 48 jam (Windler, 1998). Ament (1990 dalam Bobak, Lowdermilk, Jensen (2004) mengemukakan bahwa masa postpartum dini merupakan masa yang praktis untuk memberikan informasi kepada ibu tentang beberapa hal yang penting salah satunya mengenai perawatan bayi baru lahir.
Di Indonesia tahun 2010 jumlah kelahiran bayi sebesar 5,5 juta bayi.
Berdasarkan data statistik di Jawa Tengah jumlah kelahiran bayi tahun 2009 sebesar 478.154, tahun 2010 sebesar 532.926 dan pada tahun 2011 sebesar 549.887 bayi, sedangkan angka kelahiran bayi di Kota Semarang pada tahun 2009 adalah 24.910 kelahiran baru dan pada tahun 2010 jumlah kelahiran sebanyak 25.510 bayi (Profil Kesehatan Kota Semarang, 2010).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan AKB sebesar 34 per 1.000 KH. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2009 sebesar 228 per 100.000 KH dan AKB sebesar 35 per 1.000 KH, AKI dan AKB tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari
target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 KH dan AKB sebesar 23/1000 KH, sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut.
Upaya untuk mempercepat penurunan AKB (Angka kematian bayi) dimulai dari perawatan tali pusat saat memandikan bayi, serta Kunjungan Neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 2 kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan Neonatal, baik didalam maupun di luar gedung puskesmas (Termasuk bidan di desa, polindes, dan kunjungan rumah). Kunjungan pertama kali pada hari pertama sampai pada hari ke tujuh (Sejak 6 jam setelah lahir sampai dengan 7 hari) sedangkan pada kunjungan ke dua kali pada hari ke delapan sampai dengan hari ke dua puluh delapan (8 – 28 hari) (Dinkes Propinsi Jateng, 2009).
Penelitian mengenai perawatan bayi baru lahir telah dilakukan beberapa peneliti, diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh Eka Wati Ningsih (2007) pada 46 ibu melahirkan di Desa Kertayasa Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dengan perawatan bayi baru lahir. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan dan pengetahuan berhubungan dengan ketrampilan ibu tali bayi dalam perawatan bayi baru lahir. Purwanti (2007) di Desa Beiji di wilayah Puskesmes Leangan Kecamatan Ungaran Timur tingkat pengetahuan responden tentang perawatan bayi baru lahir meliputi, pencegahan hipotermi, menyusui yang benar, pencegahan infeksi, imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi sebagian besar baik. Anita Diana
(2005) di wilayah Puskesmas Karangdoro Semarang, tingkat pengetahuan responden tentang perawatan bayi baru lahir, pencegahan infeksi, cara merawat bayi dan pemberian imunisasi diwilayah Puskesmas Karangdoro Semarang adalah sedang dan tingkat pengetahuan responden tentang pemberian nutrisi dan cara menyusui yang benar pada bayi baru lahir di wilayah Puskesmas Karangdoro Semarang adalah kurang .
Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai 20 ibu nifas di Rumah Bersalin Citra Insani Semarang pada bulan Juni 2012 didapatkan gambaran 12 ibu nifas (60%) tidak berani memandikan bayinya sendiri sehingga harus dibantu oleh bidan dan nenek bayi. Pada perawatan tali pusat masih dibantu oleh bidan atau anggota keluarga sebanyak 7 ibu nifas (35%). Sebagian ibu nifas (50%) yang melahirkan di Rumah Bersalin Citra Insani belum bisa memberikan ASI kepada bayinya secara baik dan benar.
Dari latar belakang masalah yang sudah disebutkan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang praktek perawatan bayi pada ibu nifas di Rumah Bersalin Citra Insani Kota Semarang.
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran praktek perawatan bayi pada ibu nifas di Rumah Bersalin Citra Insani Kota Semarang pada tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran praktek perawatan bayi pada ibu nifas di Rumah Bersalin Citra Insani Kota Semarang
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik ibu nifas yang meliputi umur, pendidikan dan paritas di Rumah Bersalin Citra Insani Semarang b. Mendeskripsikan gambaran praktek perawatan bayi tentang
memandikan bayi pada bayi di Rumah Bersalin Citra Insani Semarang.
c. Mendeskripsikan gambaran praktek perawatan bayi tentang pemberian ASI pada bayi di Rumah Bersalin Citra Insani Semarang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai dasar untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian yang lebih mendalam.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi mengenai praktek perawatan bayi baru lahir pada ibu nifas.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan motivasi tentang perawatan bayi baru lahir pada ibu nifas.
4. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan hasil penelitian diharapkan dapat menjadikan inspirasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam pendidikan keperawatan maternitas berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir.
E. Keaslian penelitian
Tabel 1.1 Keaslian penelitian No Nama Judul Variabel yang
diteliti
Metode Hasil
1. Eka Wati Ningsih (2007)
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahu an Ibu dengan Perawatan Bayi Baru Lahir di Desa Kertayasa Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
1.Variabel Independent :tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan 2.Variabel
Dependent:ketra mpilan merawat bayi
Deskriptif Korelatif dengan pendekatan cross sectional
Ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dengan perawatan bayi baru lahir
2. Purwati (2007)
Studi Deskriftif ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi baru lahir di desa Beji wilayah puskesmas Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir
Deskriftif dengan pendekatan cross sectional
Tingkat pengetahuan responden tentang perawatan bayi baru lahir meliputi pencegahan hipotermi,menyusui yang
benar,pencegahan infeksi dan imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi di desa Beji wilayah puskesmas
Leyangan
Kecamatan ungaran Timus sebagian besar baik
3 Anita Diana Rahmawa ti (2005)
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di 2 BPS Wilayah Puskesmas Karangdoro Semarang Bulan April 2005
Tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir
Deskriptif dengan pendekatan cross sectional
1.Tingkat pengetahuan responden tentang perawatan bayi baru lahir, pencegahan infeksi, cara merawat bayi dan pemberian
imunisasi diwilayah puskesmas
Karangdoro semarang adalah sedang
2.Tingkat pengetahuan responden tentang pemberian nutrisi dan cara menyusui yang benar pada bayi baru lahir di wilayah puskesmas Karangdoro Semarang adalah kurang .
Dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat perbedaan yaitu materi penelitian, tempat penelitian, tahun penelitian, dan variabel penelitian. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti lebih lanjut tentang deskripsi praktek perawatan bayi yang meliputi cara memandikan bayi dan pemberian ASI pada bayi di RB Citra Insani Semarang.