• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

Halaman i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum 1

• Kondisi Geografis, Topografi, Geologi, Hidrologi dan Klimatologi 1

• Penduduk 3

• Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 4

• Kepegawaian 6

1.2. Posisi Strategis Provinsi Sulawesi Selatan 8

1.3. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018 8

1.4. Issu-Issu Strategis 9

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Stratergis 14

2.2. Perjanjian Kinerja 14

2.3. Indikator Kinerja Utama 16

2.4. Program Pendukung Pencapaian Strategis 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Tahun 2017 18

3.2. Perbandingan dengan Target Jangka Menengah 58

3.3. Realisasi Anggaran 59

3.4. Anggaran Terkait Pencapaian Sasaran 59

3.5. Efisiensi Sumber Daya 59

BAB IV PENUTUP

4.1. Simpulan Umum Capaian Kinerja 60

4.2. Langkah-Langkah Peningkatan Kinerja 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN

- Penyataan Telah Direviu - Perjanjian Kinerja

(2)

DAFTAR TABEL

1. Tabel I – 1 Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 4 2. Tabel I – 2 Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 5 3. Tabel I – 3 Rekapitulasi Jumlah Jabatan Struktural yang Terisi dan 6

Lowong pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

4. Tabel I – 4 Komposisi PNS Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 7 Menurut Golongan Ruang

5. Tabel II – 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2018 15

6. Tabel II – 2 Indikator Kinerja Utama (IKU) 16

7. Tabel III – 1 Skala Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 18

8. Tabel III – 2 Sasaran Strategis 1 19

9. Tabel III – 3 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Kinerja 1 19 10. Tabel III – 4 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan tahun- 20

tahun sebelumnya dan capaian akhir RPJMD

11. Tabel III – 5 Sasaran Strategis 2 21

12. Tabel III – 6 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Kinerja 2 21 13. Tabel III – 7 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan tahun- 22

tahun sebelumnya dan capaian akhir RPJMD

14. Tabel III – 8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun

2013 – 2018 23

15. Tabel III – 9 PDRB Per Kapita Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2013 - 2018 24 16. Tabel III – 10 Perbandingan PDRB Per Kapita Provinsi Sulawesi Selatan dan 24

Nasional Tahun 2013 - 2018

17. Tabel III – 11 Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 – 2018 26 18. Tabel III – 12 Perkembangan Laju Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan dan 26

Nasional Tahun 2013 - 2018

19. Tabel III – 13 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2013 – 2018 27

20. Tabel III – 14 Perbandingan Gini Ratio Provinsi Sulawesi Selatan dengan 29 Nasional Tahun 2013 - 2018

21. Tabel III – 15 Sasaran Strategis 3 29

22. Tabel III – 16 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Kinerja 3 29 23. Tabel III – 17 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan tahun- 30

(3)

24. Tabel III – 18 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional Tahun 2013 - 2018

31

25. Tabel III – 19 Sasaran Strategis 4 31

26. Tabel III – 20 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Kinerja 4 32 27. Tabel III – 21 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan tahun- 32

tahun sebelumnya

28. Tabel III – 22 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan Jangka

Menengah dan Nasional 33

29. Tabel III – 23 Sasaran Strategis 5 35

30. Tabel III – 24 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Kinerja 5 35 31 Tabel III – 25 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan tahun- 36

tahun sebelumnya

32. Tabel III – 26 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan dan 37 Nasional Tahun 2013 - 2018

34. Tabel III – 27 Angka Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2013 – 2018 39

35. Tabel III – 28 Angka Usia Harapan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan Tahun

2013 – 2018 40

36. Tabel III – 29 Sasaran Strategis 6 43

37. Tabel III – 30 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Kinerja 6 43 38. Tabel III – 31 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan tahun- 44

tahun sebelumnya

39. Tabel III – 32 Sasaran Strategis 7 45

40. Tabel III – 33 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Kinerja 7 46 41. Tabel III – 34 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan tahun- 46

tahun sebelumnya

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 dapat diselesaikan.

Laporan Kinerja adalah merupakan komitmen nyata dalam membangun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang baik. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban pejabat publik kepada masyarakat tentang kinerjanya, Laporan Kinerja ini bertujuan untuk menyampaikan perkembangan atas capaian sasaran selama kurun waktu satu tahun. Melalui Laporan Kinerja ini pula dapat memberikan gambaran mengenai penerapan prinsip-prinsip Good Governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Tersusunnya Laporan Kinerja ini diharapkan dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan dan peningkatan kinerja Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun-tahun yang akan datang.

Terima kasih

(5)

B BAABB II PEPENNDDAAHHUULLUUAANN

1

1..11.. GGaammbbaarraann UUmmuumm

Kondisi Geografis, Topografi, Geologi, Hidrologi dan Klimatologi

Letak geografis Sulawesi Selatan berada pada bagian selatan semenanjung Pulau Sulawesi, merupakan salah satu wilayah strategis di tengah- tengah kepulauan Indonesia dan sekaligus menjadi jembatan penghubung antara kawasan barat dan timur Indonesia, sehingga wilayah ini ditetapkan sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI). Berada dalam jalur strategis yang secara geografis terletak antara 0°12’ - 8° Lintang Selatan dan 116°48’ - 122°36’

Bujur Timur serta berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat disebelah Utara, Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah Timur, Laut Flores disebelah Selatan dan Selat Makassar di sebelah Barat, secara tidak langsung mengantarkan Sulawesi Selatan sebagai wilayah perdagangan dan jasa serta secara ekonomis memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, dimana Selat Makassar telah menjadi salah satu jalur pelayaran internasional, di samping sebagai titik simpul transportasi laut dan udara yang menghubungkan Asia Timur dan Benua Australia.

Topografi wilayah Sulawesi Selatan membentang mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Kondisi Kemiringan tanah 0 sampai 3 persen merupakan tanah yang relatif datar, 3 sampai 8 persen merupakan tanah relatif bergelombang, 8 sampai 45% merupakan tanah yang kemiringannya agak curam, lebih dari 45% tanahnya curam dan bergunung. Wilayah daratan terluas berada pada 100 hingga 400 meter DPL, dan sebahagian merupakan dataran yang berada pada 400 hingga 1000 meter DPL.

Kondisi Geologi Sulawesi Selatan, termasuk ke dalam Provinsi Busur

(6)

volkanik berumur Paleogen-Kuarter serta batuan-batuan metamorf dan sedimen berumur Tersier. Struktur dan formasi geologi wilayah Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari volkan tersier, sebaran formasi volkan tersier ini relatif luas mulai dari Cenrana sampai perbatasan Mamuju, daerah Pegunungan Salapati (Quarles) sampai Pegunungan Molegraf, Pegunungan Perombengan sampai Palopo, dari Makale sampai utara Enrekang, di sekitar Sungai Mamasa, Sinjai sampai Tanjung Pattiro, di deretan pegunungan sebelah barat dan timur Ujung Lamuru sampai Bukit Matinggi. Batuan volkan kwarter, Formasi batuan ini ditemukan di sekitar Limbong (Luwu Utara), sekitar Gunung Karua (Tana Toraja) dan di Gunung Lompobattang (Gowa).

Adapun kondisi hidrologi wilayah Sulawesi Selatan tercatat dialiri sekitar 67 aliran sungai, dengan jumlah aliran terbesar di Kabupaten Luwu, yakni 23 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada satu sungai yakni Sungai Saddang yang mengalir meliputi Kabupaten Tator, Enrekang dan, Pinrang, panjang sungai tersebut masing-masing 150 km. Di Sulawesi Selatan terdapat empat danau yakni Danau Tempe dan Sidenreng yang berada di Kabupaten Wajo, serta danau Matana dan Towuti yang berlokasi di Kabupaten Luwu Timur.

Sedangkan untuk kondisi klimatologi Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau yang terjadi pada bulan Juni sampai September dan musim penghujan yang terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret. Suhu udara maksimum di stasiun klimatologi Hasanuddin 32,1 C dan suhu minimum 24,0 C. Berdasarkan klasifikasi tipe iklim menurut oldeman, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 5 jenis iklim, yaitu Tipe iklim A termasuk kategori iklim sangat basah dimana curah hujan rata-rata 3500-4000 mm/Tahun.

Tipe Iklim B, iklim basah dimana curah hujan rata-rata 3000-3500 mm/tahun. Tipe C termasuk iklim agak basah dimana curah hujan rata-rata 2500-3000 mm/tahun.Tipe iklim C terbagi 3 yaitu iklim tipe C1, C2 d a n C3

(7)

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan kurang lebih 46.083,94 km2 yang terdiri dari 21 Kabupaten dan 3 Kota, 306 Kecamatan dan 3.033 desa/kelurahan.

Gambar 1

Peta Wilayah Sulawesi Selatan

Penduduk

Jumlah penduduk Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, jumlah Penduduk Tahun 2018 mencapai 9.480.474 jiwa terdiri dari 4.722.998 jiwa laki-laki dan 4.757.476 jiwa perempuan yang tersebar di 24 Kabupaten dan Kota. Dari segi kepadatan penduduk Provinsi Sulawesi Selatan masuk dalam golongan provinsi yang padat penduduk dengan tingkat kepadatan sebesar 203,93 jiwa/km² atau rata-rata setiap kilometer persegi didiami sebanyak 203 -204 jiwa.

(8)

Tabel I - 1

Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018

No Kabupaten/Kota Jumlah

(jiwa)

No Kabupaten/Kota Jumlah (jiwa) 1 Kabupaten Kepulauan Selayar 136.258 13 Kabupaten Wajo 453.628 2 Kabupaten Bulukumba 434.104 14 Kabupaten Sidrap 312.366 3 Kabupaten Bantaeng 198.269 15 Kabupaten Pinrang 408.582 4 Kabupaten Jeneponto 410.710 16 Kabupaten Enrekang 241.696

5 Kabupaten Takalar 287.472 17 Kabupaten Luwu 377.048

6 Kabupaten Gowa 753.935 18 Kabupaten Tana Toraja 284.303 7 Kabupaten Sinjai 252.120 19 Kabupaten Luwu Utara 367.367 8 Kabupaten Maros 381.480 20 Kabupaten Luwu Timur 295.904 9 Kabupaten Pangkep 362.472 21 Kabupaten Toraja Utara 241.449

10 Kabupaten Barru 174.871 22 Kota Makassar 1.668.314

11 Kabupaten Bone 868.192 23 Kota Parepare 143.079

12 Kabupaten Soppeng 241.430 24 Kota Palopo 185.425

Jumlah Penduduk Sulawesi Selatan 9.480.474 Jiwa Sumber data Dinsdukcapildalduk KB Provinsi Sulawesi Selatan 2018

Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan berubah pula yaitu berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada tabel berikut :

(9)

No Perangkat Daerah 1 Sekretariat DPRD

2 Inspektorat

3 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 4 Badan Pengelolaan Keuangan Daerah 5 Badan Pendapatan Daerah

6 Badan Kepegawaian Daerah

7 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia 8 Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah 9 Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik

10 Badan Penanggulanan Bencana Daerah 11 Badan Penghubungan Daerah

12 Dinas Pendidikan 13 Dinas Kesehatan

14 Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya, Dan Tata Ruang 15 Dinas Bina Marga Dan Bina Konstruksi

16 Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, Dan Pertahanan 17 Satuan Polisi Pamong Praja

18 Dinas Sosial

19 Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

20 Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak 21 Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan Dan Hortikultura 22 Dinas Pengelolahan Lingkungan Hidup

23 Dinas Pemberdayaan Masyarakan Dan Desa 24 Dinas Perhubungan

25 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, Dan Persandian 26 Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Dan Menengah

27 Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanaan Terpadu Satu Pintu 28 Dinas Kepemudaan Dan Olahraga

29 Dinas Kebudayaan Dan Kepariwisataan 30 Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan 31 Dinas Kelautan Dan Perikanan 32 Dinas Perkebunan

33 Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan 34 Dinas Kehutanan

35 Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral 36 Dinas Perindustrian

37 Dinas Perdagangan

38 Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Pengendalian Penduduk Dan KB 39 Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel I - 2

Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

(10)

No Eselon Terisi

Lowong Jumlah Eselon Perempuan Laki-Laki

1 I B - - 1 1

2 II A 4 38 5 47

3 II B 2 8 2 12

4 III A 68 155 7 230

5 III B 58 97 12 167

6 IV A 431 607 48 1.086

7 IV B 217 149 166 532

JUMLAH 780 1.054 241 2.075

42 Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Pertiwi 43 Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Sitti Fatimah 44 Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat 45 Biro Pemerintahan

46 Biro Hukum Dan HAM 47 Biro Humas Dan Protokol 48 Biro Perekonomian

49 Biro Pembangunan Dan Pengadaan Barang/Jasa 50 Biro Kesejahteraan

51 Biro Organisasi Dan Tatalaksana 52 Biro Umum dan Perlengkapan

53 Biro Pengelolaan Barang Dan Aset Daerah

Sumber Data : Biro Organisasi Dan Tatalaksana 2018

Kepegawaian

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada Tahun 2018 sebanyak 25.276 orang dengan komposisi 13.259 orang Perempuan dan 12.017 orang Laki-Laki, jumlah ini lebih sedikit jika dibandingkan Tahun 2017 yaitu sebanyak 26.229 orang. Komposisi pegawai menurut Eselon yang terisi dan lowong serta berdasarkan Golongan Ruang dalam lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut :

Tabel I – 3

Rekapitulasi Jumlah Jabatan Struktural yang Terisi dan Lowong pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

(11)

Tabel I - 4

Komposisi PNS Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Golongan Ruang

No Golongan Ruang Jumlah

1 IV E 21

2 IV D 45

3 IV C 205

4 IV B 5.957

5 IV A 3.420

6 III D 4.780

7 III C 3.869

8 III B 2.457

9 III A 1.627

10 II D 385

11 II C 1.179

12 II B 632

13 II A 529

14 I D 29

15 I C 104

16 I B 30

17 I A 7

JUMLAH 25.276

Suber Data : Badan Kepegawaian Daerah Prov. Sulsel 2018

Apabila dipilah dari komposisi golongan ruang, Jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Golongan IVB berada diurutan teratas diikuti Golongan IIID, IIIC dan IVA, sedang jumlah yang terendah adalah Golongan IA diikuti oleh Golongan IVE.

(12)

1.2. Posisi Strategis Provinsi Sulawesi Selatan

Kebijakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dituangkan dalam Visi yaitu “ Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018 ”

Pilar Utama Pembangunan Nasional yaitu gambaran tentang kondisi Sulawesi Selatan pada Tahun 2018 yang menjadi acuan dan berkontribusi nyata terhadap solusi persoalan mendasar bangsa Indonesia khususnya dalam perwujudan ketahanan dan kemandirian pangan pada komoditas strategis. Ini ditandai dengan posisi Sulawesi Selatan yang semakin menempatkan dirinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi luar pulau Jawa. Ini juga terkait dengan perwujudan pola ideal kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama, ketertiban dan keamanan serta akselerasi perbaikan kehidupan demokrasi.

Simpul Jejaring yaitu gambaran tentang kondisi Sulawesi Selatan pada Tahun 2018 yang menjadi simpuL distribusi barang dan jasa, simpul layanan pendidikan dan kesehatan, serta simpul distribusi perhubungan darat, laut dan udara di luar Jawa dan kawasan timur Indonesia khususnya.

Akselerasi Kesejahteraan yaitu gambaran tentang kondisi Sulawesi Selatan pada Tahun 2018 yang sudah mencapai fase akhir tinggal landas dan memasuki awal kematangan ekonomi. Pada saat ini Indeks Pembangunan Manusia berada pada kategori menengah-tinggi. Pembangunan Ekonomi berada di atas rata-rata Nasional, pendapatan per kapita sekitar Rp. 30 Juta. Angka Kemiskinan dan pengangguran di bawah rata-rata Nasional, agroindustri berkembang pesat serta industri dan jasa berkontribusi signifikan dalam perekonomian. Ini ditandai oleh kondisi dinamis Sulawesi Selatan semakin kuat mensinergikan kemajuan Kabupatn dan Kota serta semakin bersinergi dengan perkembangan regional, nasional dan internasional.

(13)

Untuk mewujudkan Visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tersebut didukung oleh misi sebagai upaya-upaya umum dalam pencapaian visi yaitu : 1. Mendorong semakin meningkatnya masyarakat yang religius dan kerukunan

intra dan antar umat beragama.

2. Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan.

3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.

4. Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional dan global.

5. Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum.

6. Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan kesatuan bangsa.

7. Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih.

1.3. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018

Tahun 2018 merupakan tahun terakhir dari periode RPJMD 2013-2018.

Pada tahun ini telah terselenggara pemilihan Gubernur secara bersamaan dengan beberapa kabupaten/kota. Karena itu, kebijakan terkait ketertiban dan demokrasi kembali menjadi prioritas pada tahun 2018. Adapun prioritas kebijakan pada tahun 2018 adalah:

1. Pemeliharaan ketertiban dan pengembangan demokrasi;

2. Pengembangan ekonomi kerakyatan;

3. Pengembangan pendidikan, kepemudaan, keolahragaan, dan kebudayaan, Pembangunan kesehatan;

4. Pengembangan Kawasan Strategis;

5. Peningkatan kapasitas birokrasi dan kelembagaan;

6. Peningkatan daya saing pasar internasional;

1.4. Issu-issu Strategis

Penyusunan Perubahan Kedua RPJMD ini juga memperhatikan secara

(14)

Negeri RI Nomor 67 Tahun 2012 tentang Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Pada proses kajian tersebut, didapatkan gambaran perkiraan pengaruh dari pelaksanaan pembangunan sehingga diperlukan mitigasi dari dampak negatif dengan cara sebagai berikut :

1. Memperhatikan RTRWP dan RTRWK dan penerapan kaidah lingkungan hidup dalam setiap pelaksanaan pembangunan. Hal ini antara lain dapat pula berupa penerapan AMDAL dan RKL/RPL maupun UKL/UPL sesuai dengan perundangan yang berlaku.

2. Pada sektor pertanian, penerapan pertanian ramah lingkungan antara lain dengan pemakaian pupuk berimbang, pemanfaatan pupuk anorganik, pemakaian benih rendah emisi, dan pengolahan lahan tanpa bakar serta memperhatikan daya dukung lahan dan kesesuaian lahan dalam setiap kegiatan perlu dilakukan. Hal ini dapat dilakukan secara terintegrasi dalam masing-masing program atau dengan membuat kegiatan berupa Sosialisasi dan Penerapan Pertanian Ramah Lingkungan. Di samping itu disarankankan pula dengan menerapkan pertanian dengan menggunakan sistem SRI (sistem of rice intensification) yaitu pengembangan padi dengan air berimbang serta mengembangkan pengelolaan sistem irigasi yang partisipatif.

3. Pada Sektor peternakan, pengintegrasian program dengan usaha memberikan akses terhadap sistem pengkandangan yang layak dan sesuai dengan kaidah lingkungan harus dilakukan. Agar hasil ternak lebih bermanfaat maka direkomendasikan pula untuk memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk an- organik dan mengembangkan biogas yang dapat menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca sekaligus dapat mengurangi tingkat pemakaian energi fosil.

4. Dalam kaitannya dengan isu kerusakan kawasan pesisir dan ekosistemnya, maka direkomendasikan untuk mempertahankan mangrove yang ada sekaligus mengembangkannya sebagai usaha perlindungan dan pemulihan ekosistem wilayah pesisir.

(15)

5. Hal lain yang sangat penting adalah pemantapan moral dan akhlak masyarakat dalam menjamin keseimbangan pembangunan.

Isu lain yang dianalisis dalam penyusunan RPJMD ini adalah isu pengarusutamaan gender, sehingga dalam penentuan kebijakan dan program- program yang dilakukan dianalisis terlebih dahulu kaitannya dan atau pengaruhnya terhadap isu-isu gender yang analisisnya secara lengkap dilampirkan secara terpisah dengan dokumen ini.

Terkait dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa penyelenggaraan Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib tersebut berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, yang mengatur jenis dan mutu pelayanan dasar yang harus diperoleh setiap warga negara secara minimal. Sehubungan dengan hal tersebut, maka undang-undang tersebut mengamanatkan belanja daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

Kebijakan pelaksanaan SPM yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 membatasi jumlah SPM hanya pada 6 (enam) bidang urusan yaitu pada urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu: Pendidikan,Kesehatan, Sosial, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, Ketentraman dan Ketertiban Umum.

a. Bidang Pendidikan

SPM bidang pendidikan meliputi SPM Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Jenis Pelayanan Dasar pada SPM pendidikan pada

(16)

1) Pendidikan Menengah; setiap Warga Negara Indonesia usia 16 - 18 tahun berhak mendapatkan pendidikan menengah sesuai dengan standar nasional pendidikan.

2) Pendidikan Khusus; setiap Warga Negara Indonesia usia 4 - 18 tahun yang berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan khusus sesuai dengan standar nasional pendidikan.

b. Bidang Kesehatan

SPM bidang kesehatan mencakup Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Jenis pelayanan dasar pada SPM kesehatan daerah provinsi terdiri atas:

1) pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan

2) pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.

c. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

SPM bidang pekerjaan umum dan penataan ruang meliputi SPM Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Jenis pelayanan dasar pada SPM pekerjaan umum dan penataan ruang pada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

1) Pemenuhan kebutuhan air minum curah untuk sistem penyediaan air minum regional lintas Kabupaten/Kota; dan

2) Penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik dengan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) regional lintas Kabupaten/Kota.

d. Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

SPM bidang perumahan rakyat dan kawasan permukiman meliputi SPM Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Jenis Pelayanan Dasar pada SPM perumahan rakyat pada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

(17)

1) Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana provinsi; dan

2) Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah Provinsi.

e. Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat SPM bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat meliputi SPM Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Jenis Pelayanan dasar pada SPM ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat sebagai berikut :

1) Pelayanan Dokumen Kependudukan

2) Pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat 3) Penanggulangan Bencana Kebakaran

f. Bidang Sosial

SPM bidang sosial meliputi SPM Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Jenis Pelayanan Dasar SPM sosial pada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

1) Rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas telantar di dalam panti;

2) Rehabilitasi sosial dasar anak telantar di dalam panti;

3) Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia telantar di dalam panti;

4) Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di dalam panti; dan

5) Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana provinsi.

(18)

2.1. Rencana Strategis

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum di bidang perencanaan pembangunan, Peraturan ini merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Jangka Menengah, dan Tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintah di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat.

Tahun 2018 merupakan tahun terakhir dari periode RPJMD 2013-2018.

Pada tahun ini telah terselenggara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur secara bersamaan dengan beberapa kabupaten/kota, selama masa lowong jabatan Gubernur dijabat oleh Bapak SONI SUMARSONO sampai dilantiknya Bapak PROF. DR. IR. H. M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr., IPU, dan Bapak ANDI SUDIRMAN SULAIMAN, ST, sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan terpilih Masa Jabatan 2018-2023 pada tanggal 5 September 2018 di Istana Negara. Pada masa lowong dan masa transisi, tidak ada perubahan pada dokumen perencanaan, penjabat Gubernur serta Gubernur terpilh tetap melanjutkan dan menyelesaikan periode RPJMD 2013-1018.

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan dokumen pernyataan/

kesepakatan/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja, target kinerja dan anggaran. Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018 sebagai berikut :

(19)

Tabel II – 1

Perjanjian Kinerja Tahun 2018

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Kinerja

1 Terpeliharanya situasi kondusif bagi kehidupan beragama

1 Jumlah konflik sosial terkait

kehidupan beragama 0

2 Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

2 Persentase Pertumbuhan Ekonomi 7.8%

3 PDRB Per Kapita 55

4 Inflasi 4,5 - 2,5

5 Persentase Pengangguran Terbuka 4.8%

6 Gini Rasio 0,399

3 Terwujudnya Kesejahteraan Sosial 7 Persentase Angka Kemiskinan 8,24%

4 Terpeliharanya Kualitas 8 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 63,72 Lingkungan Hidup Daerah Daerah

5 Meningkatnya Kualtas Manusia 9 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 70,60 10 Angka Rata-rata Lama Sekolah 7,84

11 Angka Harapan Hidup 70,1

6 Meningkatnya Dukungan 12 Persentase Indeks Layanan

Infrastruktur Infrastruktur 71.11%

7 Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah

13 Jumlah nilai Realisasi Investasi (PMA

dan PMDN) 9 triliun

8 Meningkatnya Kesetaraan Gender 14 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 70,16 dalam bernagai aspek kehidupan

masyarakat 15 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 93,46

9 Berkurangnya Gangguan 16 Angka Kriminalitas (Jumlah kejahatan 19.706 Ketertiban, Ketentraman, dan yang dilaporkan)

Kenyamanan dalam kehidupan ber

Masyarakat

10 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan 17 Nilai Opini Laporan Keuangan WTP Pemerintahan dan Keuangan

Daerah

(20)

2.3. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi Pemerintah yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Pemerintah Provinsi Sulsel telah melakukan revisi terhadap IKU sesuai revisi RPJMD yang telah dilakukan sebagai bentuk perbaikan yang berkelanjutan terhadap Sistem Akuntabilitas Kinerja. Masih terdapat indikator yang berupa output tetapi dinilai merupakan output penting sehingga tetap dimasukkan sebagai IKU. Adapun IKU Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II – 2 Indikator Kinerja Utama

No Sasaran RPJMD Indikator Kinerja Utama Sumber

Data

1 2 3 4

1 Terpeliharanya situasi kondusif bagi kehidupan beragama

1 Jumlah konflik sosial terkait kehidupan beragama

OPD Terkait

2 Terwujudnya Pertumbuhan

Ekonomi yang Berkualitas 2 Persentase Pertumbuhan Ekonomi BPS/OPD Terkait

3 PDRB Per Kapita BPS/OPD

Terkait

4 Inflasi BPS/OPD

Terkait 5 Persentase Pengangguran

Terbuka

BPS/OPD Terkait

6 Gini Rasio BPS/OPD

Terkait 3 Terwujudnya Kesejahteraan

Sosial

7 Persentase Angka Kemiskinan

BPS/OPD Terkait 4

5

Terpeliharanya Kualitas Lingkungan Hidup Daerah Meningkatnya Kualtas Manusia

8 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Daerah

OPD Terkait 9 Indeks Pembangunan Manusia

(IPM)

BPS/OPD Terkait 10 Angka Rata-rata Lama Sekolah BPS/OPD

Terkait

11 Angka Harapan Hidup BPS/OPD

Terkait 6 Meningkatnya Dukungan

Infrastruktur

12 Persentase Indeks Layanan Infrastruktur

OPD Terkait

(21)

7 Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah

13 Jumlah nilai Realisasi Investasi (PMA dan PMDN)

OPD Terkait

8 Meningkatnya Kesetaraan Gender dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat

14 Indeks Pembangunan Gender (IPG) OPD Terkait 15 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) OPD

Terkait 9 Berkurangnya Gangguan

Ketertiban, Ketentraman, dan Kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat

16 Angka Kriminalitas (Jumlah kejahatan yang dilaporkan)

BPS/OPD Terkait

10 Meningkatnya Kualitas

Pengelolaan Pemerintahan dan Keuangan Daerah

17 Nilai Opini Laporan Keuangan OPD Terkait

2.4. Program Pendukung Pencapaian Sasaran Strategis

Dalam rangka mewujudkan pencapaian Sasaran Strategis beserta indikator kinerjanya, telah ditetapkan program dan kegiatan sebagai pendukung dari setiap indikator yang telah ditetapkan baik dalam Dokumen RPJMD maupun dalam Dokumen Perjanjian Kinerja 2018. Program beserta anggarannya yang terkait dengan pencapaian masing-masing indikator kinerja diuraikan dalam Laporan Kinerja ini.

(22)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, maka diwajibkan setiap instansi pemerintah dan unit kerja untuk menyusun laporan kinerja sebagai wujud pertanggungjawaban atas segala tugas dan kewajiban yang diamanatkan kepadanya. Pertanggungjawaban dimaksud selanjutnya dilaporkan kepada pemberi tugas dan wewenang (amanat) melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pada Tahun 2018 ini Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah secara sistematis untuk menyajikan keberhasilan, hambatan serta permasalahan yang dihadapi dalam mencapai Sasaran Staregis RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 - 2018.

Dalam melakukan evaluasi keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja setiap sasaran, maka digunakan skala pengukuran 5 (lima) kategori sebagai berikut :

Tabel III - 1

Skala Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran

No Skala Capaian Kinerja Kategori

1 90,1 % ≤ Sangat Baik

2 75,1 % s.d 90 % Baik

3 65,1 % s.d 75 % Cukup

4 50,1 % s.d 65 % Kurang

5 5 % s.d 50 % Sangat Kurang

(23)

3.1 Capaian Kinerja Tahun 2018

Pengukuran target kinerja yang telah ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja tahun ini, membandingkan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun berkenaan dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun berkenaan dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi, membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada), menyajikan analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan dan menyajikan analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.

Tabel III – 2

SASARAN STRATEGIS 1

Terpeliharanya situasi kondusif bagi kehidupan beragama

No Indikator Kinerja Target Kinerja

1 Jumlah konflik sosial terkait kehidupan beragama 0

A. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Tabel III - 3

No Indikator Kinerja Target

Kinerja Realisasi Capaian

1 Jumlah konflik sosial terkait kehidupan beragama 0 0 100%

B. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2018 dengan tahun-tahun sebelumnya dan capaian akhir RPJMD

(24)

Tabel III - 4

No. Indikator Kinerja

Realisasi Capaian

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Jumlah konflik sosial terkait kehidupan beragama

0 0 0 0 0 0

C. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja serta Solusi yang Telah Dilakukan.

Berdasarkan pengukuran pencapaian Sasaran Strategis 1 yaitu

“Terpeliharanya situasi kondusif bagi kehidupan beragama“, realisasi capaian kinerja sesuai target yang telah ditetapkan, sehingga capaian kinerja Sasaran Strategis 1 mencapai 100 % atau tercapai dengan kualifikasi Sangat Baik.

Tidak ditemukan adanya konflik sosial terkait kehidupan beragama sepanjang Tahun 2018 hal ini dikarenakan adanya peningkatan fungsi dan peran Lembaga Keagamaan dan Tokoh-Tokoh Agama yang dapat mempersatukan umat beragama. Pencapaian ini tidak terlepas dari partisipasi masyarakat yang saling menjaga kerukunan beragama serta dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang sangat memperhatikan kehidupan beragama dengan menjadikan sebagai prioritas sebagaimana tercantum pada Misi Pertama, Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan kerukunan antar umat beragama. Misi ini untuk menciptakan kebahagiaan adalah pencapaian puncak dari seluruh upaya pembangunan. Misi ini terkait dengan penciptaan kondisi bagi pemenuhan kehidupan rohaniah dan spiritualitas masyarakat sebagai salah satu landasan bagi pencapaian kebahagiaan yang hakiki. Dalam upaya umum ini tercakup penciptaan dukungan untuk kehidupan ummat beragama, baik laki-laki maupun perempuan, bagi terpenuhinya situasi yang kondusif dalam penyelenggaraan ibadah, kecukupan tempat beribadah, kapasitas penceramah agama, serta kerukunan intra dan antar umat beragama.

(25)

Pencapaian Sasaran ini didukung oleh Program Peningkatan Fungsi dan Peran Lembaga Keagamaan dan Tokoh Agama serta Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Bidang Keagamaan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.805.878.896,- dengan realisasi sebesar Rp. 5.583.381.307,- atau 96,17%.

Berdasarkan realisasi anggaran tersebut dibandingkan dengan pencapaian kinerja menunjukkan efisiensi sebesar 3,83%.

Tabel III – 5

SASARAN STRATEGIS 2

Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

7No Indikator Kinerja Target Kinerja

1 Persentase Pertumbuhan Ekonomi 7,8%

2 PDRB Per Kapita 55 juta

3 Inflasi 4,5 – 2,5

4 Persentase Pengangguran Terbuka 4,8%

5 Gini Rasio 0,399

A. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Tabel III – 6

No Indikator Kinerja Target

Kinerja Realisasi Capaian 1 Persentase Pertumbuhan Ekonomi 7,8% 7,07% 90,64%

2 PDRB Per Kapita 55 juta 52,85 juta 96,09 %

3 Inflasi 4,5 – 2,5 3,70 82,22 %

4 Persentase Pengangguran Terbuka 4,8 % 5,34 % 86,14 %

(26)

B. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2018 dengan tahun-tahun sebelumnya dan capaian akhir RPJMD

Tabel III – 7

No Indikator Kinerja

Realisasi Capaian

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1

Persentase Pertumbuhan

Ekonomi 7,62% 7,54% 7,19% 7,42% 7,23% 7,07%

2 PDRB Per Kapita

31,03 Juta

35,34 Juta

39,17 Juta

43,68 Juta

48,21 Juta

52,85 juta

3 Inflasi 6,22 8,61 4,48 2,94 4,17 3,70

4

Persentase Pengangguran

Terbuka 5,10% 5,08% 5,95% 4,80% 5,61% 5,34%

5 Gini Rasio 0,43 0,43 0,40 0,407 0,429 0,388

C. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja serta Solusi yang Telah Dilakukan.

Berdasarkan pengukuran pencapaian Sasaran Strategis 2 yaitu

“Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas“, yang terdiri dari 5 (lima) indikator kinerja, dengan rata-rata realisasi capaian kinerja yaitu 91,58%, sehingga capaian kinerja Sasaran Strategis 2 ini tercapai dengan kualifikasi Sangat Baik.

Pertumbuhan Ekonomi

Target Persentase Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2018 sebesar 7,8% dengan realisasi 7,07% sehingga capaian kinerja 90,64%, masih belum mencapai target akan tetapi apabila melihat laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan selama lima tahun terakhir memang mengalami fluktuatif, pada Tahun 2013 sebesar 7,62%. Namun di Tahun 2014 pertumbuhan ekonomi kembali

(27)

menurun menjadi 7,54%. Demikian halnya pada Tahun 2015 pertumbuhan menurun menjadi 7,17% dan kembali menurun pada Tahun 2016 menjadi 7,3%.

Namun demikian, dalam kurun waktu Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan selalu berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Nasional dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan telah melampaui kinerja Nasional.

Tabel III - 8

Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1. Pertumbuhan Ekonomi 7,62 7,54 7,17 7,30 7,23 7,07

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan 2018

Memperhatikan lebih jauh pada struktur perekonomian Sulawesi Selatan, berdasarkan Lapangan Usaha, diketahui bahwa sektor primer, yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan merupakan kontributor yang paling besar, pada Tahun 2016 nilai PDRB-ADHK sektor ini sebesar Rp 58,44 trilyun atau 21,72% dari total PDRB Sulawesi Selatan, bertumbuh 32,1% antara Tahun 2012-2016, dan sebesar 8,3% pada Tahun 2016. Sektor kedua adalah Sektor Industri Pengolahan, pada Tahun 2016 sektor ini tumbuh sebesar 0,83 % dengan nilai PDRB sebesar Rp. 38,45 trilyun; dibandingkan dengan keadaan di Tahun 2012, sektor ini telah berkembang 27,34 %. Sektor ketiga adalah lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dengan nilai PDRB pada Tahun 2016 sebesar Rp. 38,36 trilyun dan sektor ini berkontribusi sebesar 14,26 % terhadap total PDRB, dengan laju pertumbuhan sebesar 9,87% antara Tahun 2015-2016. Sektor keempat adalah Konstruksi, dengan konstribusi sebesar 11,89% terhadap total PDRB dengan pertumbuhan di Tahun 2016 sebesar 6,75%.

(28)

PDRB Per Kapita

Target Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 adalah sebesar Rp. 55 juta dengan realisasi sebesar Rp. 52,85 juta, sehingga capaian kinerja yaitu 96,09% masih belum mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan. Jika dibandingkan Tahun 2017 yang hanya sebesar Rp. 48,21 juta, PDRB Perkapita Tahun 2018 masih lebih besar. Salah satu gambaran tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah adalah dengan melihat tingkat pendapatan penduduk wilayah tersebut, dan PDRB per kapita merupakan proxy indicator untuk menentukan tingkat pendapatan per kapita di suatu wilayah. Dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi dan makin membaiknya struktur ekonomi Sulawesi Selatan, menciptakan kondisi pendapatan perkapita yang meningkat secara signifikan dan peningkatan kesempatan kerja yang semakin meningkat serta makin berkurangnya tingkat pengangguran. PDRB Perkapita Provinsi Sulawesi Selatan selama lima tahun terakhir terus meningkat sebagaimana tabel berikut :

Tabel III - 9

PDRB Per Kapita Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1. PDRB 31,01

Juta

35,34 Juta

39,94 Juta

44,06 Juta

48,21 Juta

52,85 Juta

Tabel III - 10

Perbandingan PDRB Perkapita Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional Tahun 2013-2018

Indikator Satuan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2018 Sulawesi Selatan Juta Rp 31,03 35,34 39,94 44,11 48,21 52,85 Nasional Juta Rp 38,40 41,90 45,10 48,00 51,90 56,00

Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2018

(29)

Perbandingan nilai PDRB perkapita Sulawesi Selatan selama lima tahun terakhir adalah perbandingan menurut Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), yang apabila dimaknai mengindikasikan pendapatan penduduk Sulawesi Selatan menurut harga rill yang terjadi di pasaran. Pendekatan yang sama selanjutnya digunakan untuk melihat sejauhmana perkembangan kesejahteraan ekonomi secara makro penduduk Sulawesi Selatan, kecenderungan kenaikan PDRB Perkapita penduduk di Sulawesi Selatan dengan rata-rata pertumbuhan antara Rp 1,66 juta per tahun hingga Rp. 7,29 juta per tahun.

Penggunaan indikator pendapatan perkapita tentu tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai dasar penilaian tingkat kesejahteraan penduduk, karena pada indikator ini tidak membedakan distribusi pendapatan menurut kelompok pendapatan tertentu, namun secara luas membandingkan antara besar pendapatan total dengan total jumlah penduduk. Lebih lanjut indikasi pendapatan per kapita harus disandingkan dengan keadaan inflasi, gini ratio dan beberapa indikasi kesenjangan pendapatan maupun pengeluaran termasuk perkembangan harga-harga berbagai jenis barang kebutuhan pokok.

Inflasi

Target Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 adalah 4,5 – 2,5 dengan realisasi 3,70 sehingga capaian kinerja hanya 82,22% masih jauh dari target yang ditetapkan. Jika mengamati laju inflasi tahunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 yaitu sebesar 2,94%, lebih rendah apabila dibandingkan secara nasional yaitu 3,02%, kondisi tersebut memberi gambaran bahwa sepanjang Tahun 2016 keadaan harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yaitu sebesar 2,94%. Kondisi tersebut jauh lebih rendah atau baik jika dibandingkan dengan perkembangan harga yang terjadi pada Tahun 2015. Laju inflasi atau rata-rata kenaikan harga barang dan jasa sepanjang Tahun 2015

(30)

Inflasi Satuan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2018 Sulawesi Selatan % 6,22 8,61 4,48 2,94 4,44 3,70

Nasional % 8,38 8,36 3,35 3,02 3,61 3,13

Pada Tahun 2014 inflasi di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan menjadi 8,61%, peningkatan laju inflasi ini, terbesar disumbang dari komponen transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Perkembangan Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan serta perbandingan nasional dari tahun ke tahun dapat diliat pada tabel berikut :

Tabel III – 11

Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1. Inflasi 6,22 8,61 4,48 2,94 4,17 3,70

Tabel III – 12

Perkembangan Laju Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional Tahun 2013-2018

Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2018

Pada November 2018, Sulawesi Selatan mengalami inflasi 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,73. Dari 5 kota IHK di Sulawesi Selatan, empat kota yaitu Bulukumba, Watampone, Palopo dan Makassar mengalami inflasi sedangkan untuk kota Parepare mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bulukumba sebesar 0,41 persen dengan nilai IHK sebesar 140,99. Inflasi yang terjadi di Sulawesi Selatan pada November 2018 ini disebabkan oleh naiknya harga pada enam kelompok pengeluaran yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga konsumen (IHK) pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (1,18%); kelompok kesehatan (0,30%); kelompok sandang (0,17%); kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,14%); kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,10%);

(31)

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,07%); sementara kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks harga (-0,04%). Laju inflasi tahun kalender Januari-November 2018 Sulawesi Selatan sebesar 2,62%

dan laju inflasi year on year (November 2018 terhadap November 2017) sebesar 3,68%.

Pengangguran Terbuka

Target Indikator kinerja Persentase Pengangguran Terbuka Tahun 2018 yaitu 4,8% dengan realisasi 5,34% dengan capaian kinerja 86,14% hal ini disebabkan karena kurangnya lapangan kerja yang tersedia, ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar belakang pendidikan, kurangnya koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota, belum optimalnya fungsi pengantar kerja baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota, belum efektifnya data ketenagakerjaan khususnya data terhadap jumlah lowongan kerja yang ada.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut diperlukan adanya koordinasi yang intensif dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyediaan data dan informasi terkait ketenagakerjaan, mengoptimalkan peran Pengantar Kerja dan memperbanyak pelatihan-pelatihan bagi instruktur dalam rangka pengembangan SDM. Tingkat Pengangguran terbuka dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat digambarkan dalam tabel berikut :

Tabel III – 13

Tingkat Pengangguran Terbuka

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

Uraian Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2018 Tingkat Pengangguran Terbuka 5,10 5,08 5,95 4,80 5,61 5,34

Pencapaian indikator ini didukung oleh Program Peningkatan Kualitas dan

(32)

realisasi sebesar Rp. 4.029.667.879,- atau 98,19%. Berdasarkan realisasi anggaran tersebut dibandingkan dengan pencapaian kinerja menunjukkan efisiensi sebesar 1,81%.

Gini Ratio

Untuk target Indeks Gini Ratio Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 sebesar 0,399 dengan realisasi sebesar 0,388 atau 102,83% capaian kinerjanya.

Indeks Gini merupakan indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Distribusi pendapatan dikatakan makin merata bila nilai koefisien Gini mendekati nol, sedangkan makin tidak merata distribusi pendapatan, maka nilai koefisen gini mendekati satu. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi. Gini R atio di Provinsi Sulawesi Selatan berfluktuasi dari waktu ke waktu. Gini Ratio pada tahun 2017 tercatat sebesar 0,429 yang masih berada diatas rata-rata nasional yaitu 0,391.

Pada rentang tahun 2014 hingga 2016 nilai Indeks Gini Sulawesi Selatan menunjukkan penurunan yang berarti bahwa ketimpangan distribusi pendapatan semakin kecil. Pada Maret 2018 indeks gini mengalami penurunan dari tahun 2017 dengan nilai 0,388 masih diatas indeks gini nasional sebesar 0,384.

Penurunan Indeks Gini mengindikasikan adanya upaya pemerintah untuk mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan. Peningkatan pendapatan perkapita atau PDRB perkapita dari beberapa sektor antara lain: Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor serta sektor Industri Pengolahan menjadi faktor penurunan Indeks Gini dimana distribusi pendapatan yang semakin meningkat akan memperkecil ketimpangan.

(33)

No Gini Ratio

Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 Provinsi Sulawesi Selatan 0,43 0,43 0,42 0,426 0,429 0,388 2 Nasional 0,406 0,414 0,402 0,394 0,391 0,384

Tabel III - 14

Perbandingan Gini Ratio Provinsi Sulawesi Selatan dengan Nasional Tahun 2013-2018

Ketimpangan pembangunan merupakan salah satu prime priority pembangunan saat ini. Mengacu pada data statistik yang ada ketimpangan pembangunan yang digambarkan dari nilai Gini Ratio memperlihatkan bahwa pembangunan sosial dan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan selama dua tahun terakhir berada pada jalur yang benar.

Tabel III – 15

SASARAN STRATEGIS 3 Terwujudnya Kesejahteraan Sosial

No Indikator Kinerja Target Kinerja

1 Persentase Angka Kemiskinan 8,24

A. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Tabel III - 16

No Indikator Kinerja Target

Kinerja Realisasi

Capaian 1 Persentase Angka Kemiskinan 8,24% 8,87% 92,89%

(34)

B. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2018 dengan tahun-tahun sebelumnya dan capaian akhir RPJMD

Tabel III - 17

No Indikator Kinerja

Realisasi Capaian

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Persentase Angka Kemiskinan 10,32 9,54 10,12 % 9,24% 5,61% 8,87%

C. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja.

Berdasarkan pengukuran pencapaian Sasaran Strategis 3 yaitu

“ Terwujudnya Kesejahteraan Sosial “, realisasi capaian kinerja belum mencapai target yaitu 8,87% sehingga capaian kinerja Sasaran Strategis 3 mencapai 92,89% atau dengan kualifikasi Sangat Baik.

Jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan terus mengalami fluktuasi.

Titik tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 864,51 ribu jiwa (10,12%).

Jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan tahun 2013-2018 didominasi oleh penduduk pedesaan. Berdasarkan data statistik Maret 2018 jumlah penduduk miskin mengalami penurunan menjadi 792,63 ribu jiwa (9,06%) dibawah rata-rata nasional yaitu 9,82%. Merujuk pada Hasil Pemutakhiran Sebaran Data Terpadu Tahun 2015, keterbelakangan akses masyarakat miskin, khususnya pada rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan 40% terendah terhadap pemenuhan rumah yang layak huni berdasarkan komponen yang tidak layak tergambar pada jumlah RTLH di Sulawesi Selatan sebanyak 217.755 Keluarga (KK).

Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bahan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk diatas garis kemiskinan adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di atas garis kemiskinan. Jadi, penduduk

(35)

dikatakan miskin jika pengeluaran per kapita perbulannya di bawah garis kemiskinan. Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan mendasar dalam pembangunan. Tingkat kemiskinan di Sulawesi Selatan sekalipun relatif menurun, tetapi persentasenya masih cenderung tinggi. Persoalan kemiskinan penduduk berdampak pada keterbelakangan akses penduduk terhadap layanan pendidikan, kesehatan dan sanitasi lingkungan perumahan yang diakibatkan rendahnya daya beli masyarakat karena rendahnya tingkat pendapatan.

Penurunan angka kemiskinan menjadi target utama pemerintah melalui beberapa program penanggulangan kemiskinan. Sehingga diharapkan dengan memfokuskan program terkait penanggulangan kemiskinan jumlah penduduk diatas garis kemiskinan semakin meningkat.

Persentase penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Selatan cenderung rendah jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin Nasional selama lima tahun terakhir sebagaimana tabel berikut :

Tabel III - 18

Persentase Penduduk Miskin Provinsi Sulawesi Selatan Dan Nasional Tahun 2013-2018

Penduduk Miskin Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Provinsi Sulawesi Selatan 10,32 % 9,54 % 10,12 % 9,24 % 5,61 % 8,87%

Nasional 11,46 % 10,96 % 11,13 % 10,70 % 11,46 % 9,82%

Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2018

Tabel III – 19

SASARAN STRATEGIS 4

Terpeliharanya Kualitas Lingkungan Hidup Daerah

No Indikator Kinerja Target Kinerja

(36)

A. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Tabel III - 20

No Indikator Kinerja Target

Kinerja Realisasi Capaian

1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Daerah 63,72 66,01 103,59

B. Perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2018 dengan tahun-tahun sebelumnya dan capaian akhir RPJMD

Tabel III - 21

No Indikator Kinerja

Realisasi Capaian

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Daerah

- - 60,27 70,54 73,20 66,01

C. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja.

Berdasarkan pengukuran pencapaian Sasaran Strategis 4 dengan realisasi capaian kinerja melampaui target yang telah ditetapkan yaitu 103,59%

atau tercapai dengan kualifikasi Sangat Baik.

Dari Tabel III-21 menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Daerah mengalami flutuasi setiap tahunnya, untuk Tahun 2017 sebesar 73,20% mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2016 sebesar 70,54%. Namun realisasi kinerja Tahun 2018 mengalami penurunan yaitu 66,01%, akan tetapi telah melampui target di akhir RPJMD sebesar 63,72 %

Realisasi kinerja untuk Tahun 2018 melampaui target yang telah ditetapkan demikian halnya target jangka menengah dan target nasional sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :

Gambar

Tabel II – 1
Tabel II – 2  Indikator Kinerja Utama
Tabel  III - 1
Tabel III - 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

kompetensi dasar konsep pemasaran online disajikan sebagai berikut: Dalam proses pengembangan media, diawali dengan tahap pendefinisian Di tahap pendefinisian peneliti

Gambar 4.5 Foto singkapan batuan di daerah penelitian yang tersusun atas batu breksi di Desa Mranggen, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang .... Peta Satuan Batuan di

V-32 Gambar V.11 Flowchart Proses Pengambilan Beras Dari Gudang Bahan

Uji Anava Nilai Daya Kunyah dan Fungsi Kognitif Berdasarkan Tingkat Kekerasan Makanan (Keras, Sedang, Lunak) Antara Kelompok Premature Loss Dua Gigi Molar Desidui Rahang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL j HALAMAN PENGESAHAN , jj HALAMAN PERSEMBAHAN in KATA PENGANTAR jv DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR x. DAFTAR

Sedangkan dalam struktur kepemilikan yang terkonsentrasi, informasi terkait risiko tidak akan dilaporkan melalui laporan tahunan namun melalui rapat dewan (Konishi dan

Hal ini karena pada satuan pendidikan yang telah dapat memenuhi delapan standar yang dipersyaratkan dengan nilai akreditasi tinggi maka proses belajar dapat berjalan dengan