1 1. PENGANTAR
Volume 2 dari ICD revisi 10 ini berisi pedoman untuk mencatat dan mengkode, bersama banyak material baru pada aspek praktis penggunaan klasifikasi, di samping sebagai garis besar latar belakang sejarah klasifikasi ini. Material ini disajikan sebagai volume terpisah untuk memudahkan penanganan ketika rujukan perlu dibuat pada waktu yang bersamaan ke klasifikasi (Volume 1) dan petunjuk penggunaannya (Volume 2). Petunjuk detail tentang penggunaan Indeks Alfabet terdapat di dalam pengantar pada Volume 3.
Petunjuk manual ini menyediakan uraian dasar ICD, bersama dengan petunjuk praktis untuk pengode mortalitas dan morbiditas, dan pedoman untuk presentasi dan interpretasi data. Ini tidak dimaksudkan untuk memberikan latihan detail dalam penggunaan ICD. Material yang dilibatkan di sini perlu diperkuat dengan latihan resmi yang memungkinkan praktek luas terhadap contoh rekam medis dan pembahasan masalah.
Jika masalah yang muncul dari penggunaan ICD tidak bisa diselesaikan baik secara lokal atau
dengan bantuan kantor statistik nasional, maka petunjuk tersedia dari WHO Collaborating
Centres untuk the Family of International Classifications (lihat Volume 1).
2 2. DESKRIPSI KLASIFIKASI STATISTIK INTERNASIONAL DARI PENYAKIT DAN MASALAH
KESEHATAN
2.1 Tujuan dan Penerapan
Klasifikasi penyakit merupakan suatu sistem kategori tempat jenis penyakit dikelompokkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. ICD bertujuan untuk memudahkan pencatatan data mortalitas dan morbiditas, serta analisis, interpretasi dan pembandingan sistematis data tersebut antara berbagai wilayah dan jangka waktu. ICD dipakai untuk mengubah diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain menjadi kode alfa-numerik, sehingga penyimpanan, pengambilan dan analisis data dapat dilakukan dengan mudah.
Di dalam praktek, ICD telah menjadi klasifikasi diagnosis standard internasional untuk semua tujuan epidemiologi umum dan berbagai tujuan manajemen kesehatan. Hal ini mencakup analisis situasi kesehatan masyarakat, pemantauan insiden dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lain, dan hubungannya dengan variabel lain seperti ciri-ciri orang yang terlibat dan situasi yang dihadapinya. ICD tidak dimaksudkan untuk mengindeks entitas klinis yang lebih detil, atau aspek finansial seperti penagihan dan alokasi sumber daya.
Walaupun ICD dirancang untuk klasifikasi semua diagnosis resmi penyakit dan cedera, tidak semua masalah bisa dikategorikan dengan cara ini. Oleh karena itu ICD menyediakan tempat untuk gejala, tanda, serta penemuan klinis dan laboratorium yang abnormal (Bab XVIII), dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan kontak dengan asuhan kesehatan (Bab XXI). Jadi ICD bisa dipakai untuk mengklasifikasi data
‘diagnosis’, ‘alasan admisi’, ‘kondisi yang diobati’, dan ‘alasan konsultasi’, yang terdapat pada berbagai catatan yang merupakan sumber statistik dan informasi kesehatan.
2.2 Konsep ‘keluarga’ penyakit dan klasifikasi yang terkait dengan kesehatan
Meskipun ICD bisa digunakan untuk berbagai tujuan, ia tidak melayani semua kebutuhan dari berbagai penggunanya. Ia tidak menyediakan detil yang memadai untuk beberapa spesialisasi penyakit dan kadang- kadang berbagai atribut dari kondisi kesehatan menjadi diperlukan. ICD juga tidak berguna untuk menjelaskan fungsi dan cacat sebagai aspek kesehatan, dan tidak melibatkan intervensi kesehatan secara penuh sebagai alasan untuk kedatangan pasien.
ICD dicakup dari tiga volume ICD-10, tidak dapat dimasukkan informasi tambahan, akses dan hubungan ke dalamnya, sehingga muncul gagasan pengelompokan penyakit dan klasifikasi hubungan kesehatan, termasuk jumlah volume yang diterbitkan terpisah dari ICD pertama, untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Inti dari pengklasifikasian ICD 10 ini adalah tiga karakter kode, dimana tingkat pengkodingan digunakan secara internasional untuk pelaporan database kematian WHO dan digunakan untuk perbandingan internasional. Subkategori ke empat untuk sementara tidak wajib dilaporkan pada tingkat internasional, tetapi direkomendasikan untuk beberapa tujuan dan terpisah dari bagian ICD, seperti membuat daftar tabulasi khusus.
3 Ada dua tipe klasifikasi. Klasifikasi pada grup yang pertama mencakup data yang berhubungan dengan diagnosa dan status kesehatan, dan berasal dari ICD yang merupakan gabungan atau perluasan dari daftar tabel. Daftar yang ringkas dapat digunakan untuk beberapa macam presentasi data, untuk kesimpulan tabel statistik dan dukungan informasi yang potensial dalam membangun pelayanan kesehatan primer (lihat 2.2.3), sedangkan perluasan data digunakan untuk mendapatkan data klinis yang lebih rinci berdasarkan kekhususannya (lihat 2.2.1). Dalam grup ini juga dilengkapi dengan klasifikasi daftar tabel yang memungkinkan alokasi untuk menggunakan diagnosa dari klasifikasi yang berbeda, seperti morfologi tumor.
Klasifikasi pada grup yang kedua mencakup aspek hubungan dari masalah kesehatan umum diluar dari diagnosa utama pada kondisi saat ini, serta klasifikasi lainnya yang berkaitan dengan kesehatan. Grup ini mencakup klasifikasi kecacatan, prosedur medis dan bedah dan beberapa alasan yang berhubungan dengan penyedia layanan kesehatan.
Kelompok ICD juga mencakup kerangka konseptual definisi, standar dan metode, walaupun tidak ada klasifikasi dari masing-masing tersebut, namun telah dikaitkan dengan ICD untuk waktu yang lama. Satu dari konsep tersebut dibangun dengan metode untuk mendukung dalam pengumpulan informasi untuk kesehatan primer.
Publikasi lain yang berhubungan tetapi tidak berasal dari Nomenklatur Penyakit Internasional (IND) ICD.
Perbedaan antara klasifikasi dengan nomenklatur dibahas pada 2.3.
Gambar di bawah ini menunjukan isi dan hubungan dari berbagai macam klasifikasi anggota keluarga.
4 2.2.1 Klasifikasi yang berhubungan diagnosa
Daftar tabulasi khusus
Daftar tabulasi khusus diperoleh langsung dari klasifikasi inti, digunakan untuk presentasi data dan memudahkan analisis status dan kecenderungan kesehatan di tingkat internasional, nasional, dan subnasional. Daftar tabulasi khusus untuk perbandingan dan publikasi internasional terdapat pada Volume 1. Terdapat lima macam daftar ini, yaitu empat untuk mortalitas dan satu untuk morbiditas (untuk informasi lebih lanjut, lihat bagian 5.4 dan 5.5).
Adaptasi berdasarkan spesialisasi
Adaptasi berbasis spesialisasi biasanya didapatkan pada kategori tunggal, dan perpaduan volume atau kategori ICD yang relevan dengan spesialisasi tertentu. Subkategori karakter yang keempat pada ICD tetap dipertahankan, tapi detail yang lebih rinci sering diberikan pada karakter kelima atau kadang-kadang karakter keenam pada subdevisi, dan terdapat indeks alfabet untuk istilah yang relevan. Adaptasi lain memberikan daftar definisi istilah kategori dan subkategori dalam spesialisasi tertentu.
Adaptasi sering dikembangkan oleh kelompok-kelompok spesialis internasional, namun kelompok- kelompok nasional terkadang menerbitkan adaptasi yang kemudian digunakan di negara-negara lain.
Daftar dibawah termasuk beberapa adaptasi spesialis mayor sampai saat ini.
Onkologi
Edisi ketiga dari International Classification of Diseases untuk Onkologi (ICD-O), yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 2000, dimaksudkan untuk digunakan dalam daftar kanker, dan patologi dan departemen khusus kanker (1). ICD-O adalah klasifikasi dual axis dengan sistem kode untuk topografi dan morfologi.
Kode topografi digunakan pada sebagian besar neoplasma yang menggunakan 3 dan 4 karakter sama seperti pada ICD 10 untuk neoplasma maligna (C00-C80), ICD-O memungkinkan spesifisitas yang lebih besar untuk lokasi neoplasma maligna pada ICD 10.
Kode morfologi untuk neoplasma identik dengan SNOMED (2) yang berasal dari manual of tumor nomenclature anda coding (MONTAC) edisi 1963 (3) dan systematyzed nomenclature of pathology (SNOP) (4). Kode morfologi mempunyai 5 digit, 4 digit yang pertama menunjukan tipe histologi dan digit 5 menunjukan sifat dari neoplasma (Malignant, insitu, benign dll). Kode morfologi ICD 10 juga muncul pada Volume 1 ICD 10 dan ditambahkan ke dalam entrian yang relevan pada Volume 3 index alfabet. Tersedia tabel konversi untuk ICD-O edisi ke 3 kode ICD 10.
Dermatologi
Pada tahun 1978, British Association of Dermatologists menerbitkan international Coding index for dermatology yang kompatibel dengan ICD revisi IX. Asosiasi tersebut juga menerbitkan adaptasi dari ICD 10 untuk dermatologi, dibawah bimbingan international League of dermatological societies.
Dentistry dan Stomatology
Aplikasi international clasification of disease to dentistry and stomatology (ICD-DA) edisi 3 didasarkan pada ICD 10 yang diterbitkan oleh WHO tahun 1995. Digunakan bersama dengan kategori ICD untuk penyakit atau kondisi yang mempunyai manifestasi atau mempunyai hubungan dengan rongga mulut dan struktur lain yang berdekatan. Memberikan detail yang lebih rinci dari ICD 10 pada digit ke 5. Tetapi sistem penomoran diorganisir sedemikian rupa sehingga ada hubungan antara kode ICD-DA dan kode ICD yang jelas, dan data dari kategori ICD-DA dapat dengan mudah digabungkan kedalam kategori ICD.
5 Neurologi
Pada tahun 1997 WHO menerbitkan sebuah adaptasi dari ICD-10 untuk neurologi (ICD-NA), yang mempertahankan klasifikasi dan coding sistem ICD-10 tetapi dibagi dalam 5 karakter untuk memungkinkan penyakit neurologis diklasifikasikan dengan benar.
Rheumatology dan ortopedi
The International League Asosiasi Reumatologi membuat revisi Penerapan International Classification of Diseases to Rheumatology and Orthopaedics (ICD-R & O), termasuk International Classification of Musculoskeletal Disorders (ICMSD), agar kompatibel dengan ICD-10. ICD-R & O memberikan spesifikasi rinci dari kondisi melalui penggunaan digit tambahan, yang memungkinkan untuk detail tambahan tetap sesuai dengan ICD-10. ICMSD dirancang untuk memperjelas dan standarisasi penggunaan istilah dan didukung oleh diskripsi daftar istilah secara umum untuk kelompok kondisi, seperti polyarthropathies inflamasi.
Pediatri
Di bawah naungan Ikatan Dokter Anak Internasional, Asosiasi Paediatric British (BPA) telah menerbitkan sebuah aplikasi ICD-10 untuk pediatri, yang menggunakan digit 5 dengan spesifisitas yang lebih besar. BPA juga melakukan hal yang sama pada ICD-8 dan ICD-9.
Kelainan Mental (mental disorder)
Klasifikasi kelainan mental dan tingkah laku pada ICD 10: deskripsi klinis dan pedoman diagnostik. Volume ini, diterbitkan pada tahun 1992, tersedia setiap kategori dalam Bab V ICD-10 (Mental and behavioral disorder) gambaran umum dan pedoman mengenai diagnosis, serta komentar tentang perbedaan diagnosa dan daftar sinonim dan istilah eksklusi (5). Bila dibutuhkan petunjuk yang lebih rinci akan diberi pada digit ke 5 dan 6. Penerbitan kedua berkaitan dengan Bab V, kriteria diagnostik untuk penelitian, diterbitkan pada tahun 1993.
Sebuah versi dari klasifikasi juga sedang disusun untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan dasar, dan versi lain yang menggunakan penataan kategori gangguan jiwa anak-anak dalam sistem multiaksial, untuk memungkinkan penilaian simultan faktor lingkungan yang relevan dan derajat kecacatan yang berhubungan dengan penyakit.
2.2.2 Klasifikasi non diagnosa Procedures in Medicine
International classification of procedure in medicine (ICPM) diterbitkan WHO dalam 2 Volume pada tahun 1978. Didalamnya berisi prosedur untuk diagnosa medik, prevensi, terapi, radiologi, obat-obatan, tindakan pembedahan dan pemeriksaan laboratorium. Klasifikasi ini telah dilaksanakan di beberapa Negara dan kadang-kadang dikembangkan sendiri.
Kepala WHO mengkolaborasikan pusat klasifikasi penyakit yang harus melalui proses konsultasi sebelum dilakukan finalisasi dan publikasi yang tidak tepat. Karena itu mereka merekomendasikan bahwa tidak ada revisi pada ICPM dalam kaitannya dengan ICD 10.
6 Pada tahun 1987, the expery comitte on the internasional for classification of disease meminta WHO untuk melakukan perbaikan kecil pada tindakan pembedahan (bab 5) ICPM. Oleh karena itu sekretariat menyiapkan daftar tabulasi untuk tindakan.
Pada pertemuan tahun 1987, Heads of the Collaborating centres menyetujui bahwa daftar tersebut berperan sebagai petunjuk untuk publikasi statistik nasional, tindakan pembedahan dan memberi fasilitas perbandingan antar Negara. Daftar ini juga digunakan sebagai dasar untuk pengembangan klasifikasi tindakan pembedahan untuk perbandingan nasional.
Pekerjaan untuk membuat daftar tersebut masih dilanjutkan, tetapi setiap publikasi akan mengikuti terbitan ICD-10. Saat ini masih diekplorasi pendekatan lain untuk tujuan ini. Pada beberapa keadaan mempunyai karakteristik yang biasa seperti field yang tetap untuk item yang spesifik (organ, teknik, pendekatan dll). Kemungkinan dilakukan penyempurnaan secara otomatis serta fleksibel dapat digunakan untuk tujuan lain.
The International Classification of Functioning, Disability and Health
International Classification of Functioning, Disability and Health diterbitkan oleh WHO dengan enam bahasa resmi pada tahun 2001, setelah pengesahan resmi oleh majelis kesehatan dunia ke–54 pada 22 Mei 2001. Kemudian ICF telah diterjemahkan lebih dari 25 bahasa.
ICF mengklasifikasikan kesehatan dan hubungan kesehatan negara dalam 2 bagian. Bagian 1 mengklasifikasikan fungsi dan kecacatan. Bagian 2 membandingkan lingkungan dan faktor kontekstual individu. Fungsi dan kecacatan pada bagian 1 menggambarkan perspektif tubuh, individual dan sosial, diformulasikan dalam dua komponen : (1) fungsi dan struktur tubuh dan (2) aktifitas dan partisipasi. Sejak fungsi dan kecacatan seseorang terjadi, ICF memasukkan daftar faktor lingkungan.
ICF telah digantikan International classification of impairments, disabilities and handicaps (ICIDH). Sebagai konsekuensi istilah dan definisi ICIDH yang lama, telah digantikan dengan istilah dan definisi ICF yang baru :
Functioning merupakan istilah umum untuk fungsi tubuh, struktur tubuh, aktifitas dan partisipasi.
Hal tersebut menunjukkan aspek positif dari interaksi antar individu (dengan kondisi sehat) dan faktor ketergantungan individu tersebut (lingkungan dan faktor personal)
Disability merupakan istilah untuk ketidakseimbangan, keterbatasan aktivitas dan hambatan untuk diambil bagian dalam suatu kegiatan. Ditandai dengan aspek negatif pada interaksi antar individu (dengan kondisi kesehatan) dengan faktor yang berhubungan dengan individu tersebut (lingkungan dan personal).
Body functions merupakan fungsi fisiologis dari sistem tubuh (termasuk fungsi psikologis).
Body structure merupakan bagian anatomi tubuh seperti organ, tungkai dan lengan beserta komponen-komponennya.
Impairments / ketidakseimbangan merupakan permasalahan pada fungsi atau struktur tubuh seperti penyimpangan atau kehilangan yang signifikan.
Activity merupakan pelaksanaan tugas aksi oleh seorang individu
Activity limitation adalah kesulitan yang dialami oleh seorang individu dalam melakukan aktifitas.
7 Participation adalah keterlibatan dalam situasi kehidupan / lingkungan.
Participation restrictions adalah masalah yang mungkin dihadapi oleh seorang individu dalam keterlibatannya dengan situasi lingkungan.
Enviromental factor merupakan faktor llingkungan yang meliputi fisik, sosial dan norma dimana individu hidup dan mengatur kehidupan.
Kode ICF hanya dapat lengkap dengan kualifikasi, yang menunjukkan pentingnya tingkat kesehatan.
Kualifikasi dikode satu, dua atau lebih angka setelah titik. Penggunaan banyak kode harus disertai dengan setidaknya satu kualifikasi. Tanpa kualifikasi, tidak ada makna yang melekat. Kualifikasi pertama untuk fungsi dan struktur tubuh, penampilan dan kapasitas kualifikasi untuk aktifitas dan partisipasi, dan kualisi pertama untuk semua faktor lingkungan yang menggambarkan masalah dalam komponen masing-masing.
ICF mengambil gagasan “sehat” dan “ketidakmampuan” dalam keterangan baru. Itu menunjukkan bahwa setiap manusia dapat mengalami penurunan dalam kesehatannya dan mengalami beberapa ketidakmampuan. Ini bukan sesuatu yang terjadi pada hanya sebagian kecil manusia. ICF yang memiliki aliran pengalaman ketidakmampuan dan mengenalinya sebagai pengalaman semua manusia. Dengan mengesampingkan fokus dari sebab akibat, itu menempatkan pada semua kondisi kesehatan dalam keadaan yang sama yang memungkinkan mereka untuk dibandingkan menggunakan matrik umum – sebuah garisan sehat dan ketidakmampuan. Selanjutnya ICF memperhitungkan aspek sosial ketidakmampuan dan tidak melihat ketidakmampuan tersebut hanya sebagai disfungsi medis atau biologis. Dengan memasukkan faktor ketergantungan, dimana faktor lingkungan tercantum, ICF dapat merekam dampak lingkungan pada fungsi seseorang.
ICF adalah kerangka WHO untuk mengukur kesehatan dan ketidakmampuan pada kedua individu dan tingkat populasi. ICD mengklasifikasikan penyakit dan penyebab kematian, ICF mengklasifikasikan domain kesehatan. ICD dan ICF bersama-sama menyediakan alat untuk menangkap gambaran kesehatan.
2.2.3 Informasi penunjang pada fasilitas kesehatan primer
Salah satu tantangan strategi global health for all by the year 2000 adalah memberikan informasi yang menunjang primary health care (PHC). Pada negara tanpa informasi lengkap atau data dengan kualitas rendah, berbagai pendekatan diperlukan untuk mengadopsi suplemen atau mengganti penggunaan ICD konvensional.
Sejak tahun 1970 beberapa Negara telah mencoba mengumpulkan informasi dengan personil awam.
Laporan yang ada diperluas dalam konsep yang lebih luas yang disebut “metode non konvensional”.
Metode ini digunakan bila informasi dari metode konvensional (sensus, survey, morbiditas vital atau institutional dan statistic mortalitas) tidak adekuat.
Salah satu pendekatan “community-based information” menyertakan partisipasi masyarakat dalam definisi, koleksi dan penggunaan data yang berhubungan dengan kesehatan. Derajat partisipasi masyarakat bervariasi dari koleksi data hingga design, analisa dan penggunaan informasi pengalaman dari beberapa Negara menunjukkan pendekatan ini lebih baik dari sekedar kerangka teoritis konferensi internasional untuk revisi ICD 10 mencatat pada laporannya :
8 Konferensi mendapat informasi tentang pengalaman beberapa Negara dalam mengembangkan dan menerapkan community-based health information yang melingkupi masalah dan kebutuhan tentang kesehatan, faktor resiko relatif. Pengembangan konsep metode nonkonversional pada tingkat komunitas sebagai suatu metode untuk mengisi kekosongan informasi pada Negara tertentu dan memperkuat sistem informasinya. Ditekankan bahwa untuk Negara yang sedang berkembang atau Negara berkembang metode ini harus dikembangkan karena faktor-faktor seperti pada mordibitas, bahasa dan variasi kultur, tidak dapat dicoba tranfer ke daerah atau Negara lain.
Peserta konferensi setuju untuk memberikan bimbingan pengembangan rencana lokal dan menunjang pengembangan rencana lokal dan menunjang kemajuan pengembangan metodologi.
2.2.4 International Nomenclature of Disease
Pada tahun 1970, council for international organization of medical sciene (CIOMS) mulai menyiapkan international nomenclatural of Disease (IND) dengan bantuan anggota organisasi dan dibuat 5 jilid nomenclature sementara yang diterbitkan selama tahun 1972 – 1974. Beberapa waktu kemudian direalisasikan suatu kompilasi nomenklatur international dan memerlukan konsultasi yang lebih luas dari anggota CIOMS sendiri. Pada tahun 1975, IND merupakan proyek bersama antara CIOMS dengan WHO yang dibimbing oleh Technical steering Committee dari dua organisasi tersebut di atas.
Objek utama IND adalah untuk memberikan nama tunggal yang dianjurkan pada setiap kesatuan morbid.
Kriteria utama untuk seleksi nama ini harus spesifik (dapat diterapkan pada satu dan hanya satu penyakit, tidak ada dualism (unambiguous), dapat menjelaskan keadaan (self descriptive), sederhana dan diharapkan didasarkan pada penyebab. Tetapi karena banyaknya pengunaan nama yang tidak seluruhnya memenuhi kriteria diatas, dan dipertahankan sebagai sinonim yang tidak tepat, tidak dapat dihindari atau berlawanan dengan rekomendasi organisasi spesialis international, eponymous term dihindari karena tidak melukiskan dengan jelas tetapi sudah secara luas digunakan sehingga perlu dipertahankan.
Setiap penyakit atau syndrome yang menggunakan sebuah nama harus didefinisikan sehingga tidak terjadi dualisme dan singkat. Daftar sinonim tampak setelah setiap difinisi. Daftar yang lengkap ini diberi suplemen bila perlu dengan keterangan tentang mengapa sinonim tertentu ditolak atau tidak benar-benar suatu sinonim.
IND merupakan komplemen ICD dan perbedaan antara nomenklatur dan klasifikasi ada di halaman 11-12.
Sedapat mungkin terminology IND dipilih untuk digunakan pada ICD.
Buku dari IND yang dipublikasi hingga tahun 1992 adalah : infectious diseases (bacterial disease/1985, mycosis/1982, viral disease/1983, parasitic diseases/1987) : disease of the lower respiratory tract (1979):
disease of the digestive system (1990): cardiac and vascular disease (1989): metabolic, nutrilional and endocrine disorders (1991): diseases of the kidney, the lower urinary tract, and the male genital system (1992): disease of the female genital system (1992).
9 2.2.5 Peranan WHO
Kebanyakan klasifikasi seperti dijelaskan diatas adalah produk dari kerjasama yang erat antara non governmental organization, agen lain, divisi dan unit WHO dengan unit yang bertanggung jawab untuk ICD dalam peran koordinasi memberikan petunjuk dan nasehat.
WHO menganjurkan pengembangan adaptasi penggunaan ICD dan perbandingan statistic kesehatan.
Peran WHO dalam pengembangan klasifikasi baru, adaptasi dan daftar istilah (glossary) adalah memberikan kepemimpinan kooperatif dan bertindak sebagai suatu tempat penyelesaian masalah, memberikan petunjuk tehnis, nasehat dan dukungan bila diperlukan. Setiap orang yang berminat menyiapkan adaptasi ICD 10 harus berkonsultasi dengan WHO segera setelah penjelasan tentang adaptasi objektif yang telah dikembangkan. Duplikasi yang tidak perlu dihindarkan dengan suatu pendekatan yang terkoordasi untuk mengembangkan berbagai komponen dalam family.
2.3 Prinsip umum klasifikasi penyakit
Pernyataan William Farr (1856) tentang klasifikasi :
Klasifikasi adalah metode generalisasi. Beberapa klasifikasi dapat menguntungkan bila digunakan, sedangkan dokter, ahli pathologi, juri, dapat memisahkan klasifikasi penyakit dan sebab kematian yang menurut jalan pikirannya terbaik untuk adaptasi fasilitas terhadap pertanyaan yang diajukan dan memberikan hasil secara umum.
Suatu klasifikasi statistik penyakit harus berisi kategori-kategori yang saling berbeda, sehingga bisa mencakup segala jenis penyakit. Kategori harus dipilih untuk memudahkan penyelidikan statistik terhadap suatu fenomena penyakit. Penyakit yang penting dalam kesehatan masyarakat atau sering terjadi hendaknya berada di dalam kategori tersendiri. Kalau tidak bisa disatukan dalam suatu kategori, maka penyakit diletakkan pada kelompok-kelompok kondisi yang berbeda namun masih berhubungan. Setiap penyakit atau kondisi sakit harus memiliki tempat yang jelas di dalam daftar kategori. Akibatnya, akan terdapat kategori-kategori sisa yang berisi kondisi lain dan tidak bermakna yang tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori yang lebih spesifik. Kategori sisa hendaknya berisi sesedikit mungkin kondisi.
Elemen pengelompokan inilah yang memberikan perbedaan antara klasifikasi statistik dengan nomenklatur. Nomenklatur harus memiliki nama yang berbeda untuk setiap penyakit yang diketahui.
Konsep-konsep klasifikasi dan nomenklatur memiliki hubungan yang erat karena sebuah nomenklatur juga sering disusun secara sistematis.
Suatu klasifikasi statistik bisa menyediakan detail dalam berbagai tingkat kalau ia memiliki struktur bertingkat dengan subdivisi. Klasifikasi statistik penyakit harus mempertahankan kemampuannya untuk mengidentifikasikan jenis penyakit yang spesifik, dan memungkinkan presentasi data secara statistik untuk kelompok yang lebih luas. Ini akan memungkinkan diperolehnya informasi yang berguna dan bisa dimengerti.
Prinsip umum yang sama bisa diterapkan pada klasifikasi masalah kesehatan lain dan alasan mendatangi layanan asuhan kesehatan, yang juga terdapat di dalam ICD.
10 ICD telah berkembang sebagai klasifikasi praktis, bukan klasifikasi yang murni teori. Di dalamnya terdapat kompromi antara klasifikasi berdasarkan etiologi, situs anatomi, hal-hal yang terjadi di awal timbulnya penyakit, dan sebagainya. Juga terdapat beberapa penyesuaian untuk memenuhi berbagai aplikasi statistik yang merupakan sebab dibentuknya ICD, misalnya kematian, sakit, keamanan sosial, dan bentuk- bentuk lain statistik dan survei kesehatan.
2.4 Struktur dasar dan prinsipil dari klasifikasi ICD
ICD adalah suatu klasifikasi dengan sumbu-variabel. Strukturnya telah dikembangkan dari usulan William Farr di masa-masa awal diskusi internasional tentang struktur klasifikasi. Skema yang digunakannya adalah bahwa untuk semua tujuan epidemiologis praktis, data statistik pada penyakit harus dikelompokkan secara berikut:
Penyakit epidemik
Penyakit dasar atau penyakit umum
Penyakit local yang diatur / berdasarkan tempat / letak
Penyakit perkembangan ( developmental diseases )
Cedera
Pola ini bisa ditemukan pada bab-bab ICD-10. Mereka telah melewati ujian waktu, dan walaupun dalam beberapa hal kelihatan seperti tidak sesungguhnya, pola ini masih dianggap sebagai struktur yang lebih berguna untuk tujuan epidemiologis umum dibandingkan dengan alternatif lain yang telah diuji.
Dua bagian pertama dan terakhir dari kelompok di atas merupakan ‘group khusus’ utnuk kondisi-kondisi yang susah dikelompokkan untuk penelitian epidemiologis, seandainya mereka tersebar secara anatomis.
Group tengah, yaitu penyakit lokal yang disusun menurut situs, berisi Bab-bab ICD untuk setiap sistem utama tubuh.
Pembedaan bab-bab ‘group khusus’ dari bab-bab ‘sistem tubuh’ memiliki implikasi praktis dalam pemahaman struktur klasifikasi, pengkodeannya, dan penafsiran statistik. Harus diingat bahwa secara umum, kondisi-kondisi diklasifikasikan terutama pada satu di antara bab-bab group khusus. Kalau terdapat keraguan mengenai tempat suatu kondisi harus diletakkan, maka bab group khusus hendaknya diprioritaskan.
ICD dasar adalah daftar kategori 3-karakter berkode tunggal, masing-masingnya dapat dibagi lagi atas 10 subkategori 4-karakter. Menggantikan sistem pengkodean yang hanya menggunakan angka pada Revisi-9, Revisi-10 menggunakan kode alfa-numerik dengan sebuah huruf pada posisi pertama dan sebuah angka pada posisi ke-2, ke-3, dan ke-4. Karakter ke-4 didahului oleh sebuah titik desimal. Jadi nomor kode yang mungkin ada berkisar dari A00.0 sampai Z99.9. Huruf ‘U’ tidak digunakan. (lihat 2.4.7)
2.4.1 Volume
ICD-10 tediri dari 3 volume: volume 1 berisi klasifikasi utama; volume 2 menyediakan panduan untuk menggunakan ICD; dan volume 3 merupakan klasifikasi berdasarkan indeks alphabet.