• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR SINGKATAN ………. ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ……….. 8

1.6 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.2 Kerangka Konseptual ... 16

2.2.1 Administrasi Publik ... 16

2.2.2 Implementasi Kebijakan Publik ... 17

2.2.2.1 Konsep Implementasi ... 17

2.2.2.2 Model Implementasi Kebijakan ... 19

2.2.2.3 Konsep Kebijakan Publik ... 23

2.2.3 Pembangunan Sumber Daya Manusia ... 26

2.2.3.1 Pengertian Pembangunan Sumber Daya Manusia ... 26

2.2.3.2 Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 27

2.2.3.3 Jenis Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 28

2.2.3.4 Sumber Daya Manusia Pariwisata ... 29

2.2.3.5 Peranan Pendidikan Dalam Meningkatkan Kemampuan SDM Kepariwisataan... 31

2.2.3.6 Penguasaan Dan Peningkatan Bahasa Asing ... 33

2.2.4 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ... 34

2.2.4.1 Konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN ... 34

2.2.4.2 Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN ... 35

2.3 Kerangka Pemikiran... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Sumber Data ... 40

(2)

3.3 Unit Analisis ... 40

3.4 Teknik Penentuan Informan ... 41

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.6 Teknik Analisis Data ... 43

3.7 Teknik Penyajian Data ... 44

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 45

4.1.1 Letak Geografis Kabupaten Badung……… .. 45

4.1.1.1 Kependudukan ... 46

4.1.2 Profil Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung ... 47

4.1.2.1 Visi dan Misi ... 47

4.1.2.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Disosnaker ... 48

4.1.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi ... 49

4.2 Hasil Temuan dan Analisa ... 52

4.2.1 Implementasi Kebijakan Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung ... 52

4.2.2 Manfaat Dari Adanya Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean ... 57

4.3 Analisis Penelitian ... 63

4.3.1 Implementasi Kebijakan Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung ... 63

4.3.2 Manfaat Dari Adanya Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata di Era Masyarakat Ekonomi Asean ... 67

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(3)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1. Jumlah SDM Pariwisata yang tercatat di Kabupaten Badung

Tahun 2011-2016………. 3

4.1. Persentase Rasio Angkatan Kerja Berpendidikan Tinggi (Diploma/Universitas)

terhadap Total Angkatan Kerja Tahun 2008-2012………. 60

(4)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Alur Sistem Administrasi ... 17 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Menurut

Merilee S. Grindle ... 23

2.3 Kerangka Pemikiran ... 38

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Informan

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara

Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4 : Surat-surat

(6)

DAFTAR SINGKATAN

UU : Undang-Undang SDM : Sumber Daya Manusia

MEA : Masyarakat Ekonomi ASEAN

ASEAN : Association of South East Asian Nations

AEC : Asean Economic Community LSP : Lembaga Sertifikasi Profesi DISOSNAKER : Dinas Sosial Tenaga Kerja

LATTAS : Pelatihan Dan Produktivitas

HRD : Human Resources and Development PUSPEM : Pusat Pemerintah

MoU : Memorandum of Understanding WEF : World Economic Forum

SKKNI : Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia PNS : Pegawai Negeri Sipil

KADIN : Kamar Dagang Industri Nasional

(7)
(8)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PARIWISATA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Studi

Kasus di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung)

Permasalahan implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam merealisasikan program yang belum dilaksanakan merupakan permasalahan yang harus diatasi. Dalam prakteknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Akan tetapi masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung seperti masih terbatasnya sumber daya manusia pengelola baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, kurangnya kesadaran SDM akan pentingnya sertifikasi, kurangnya penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris, dan minimnya daya saing tenaga kerja kita yang siap pakai dan benar- benar mampu bekerja sesuai dengan standar kerja. Kebijakan Pemerintah Daerah bagi pariwisata untuk mendukung Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah meningkatkan pengetahuan dan keahlian (kompetensi) bagi pelaku kepariwisataan untuk terpenuhinya standarisasi pelayanan dan penanganan wisatawan melalui uji kompetensi.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh penulis dengan melakukan observasi untuk dapat melihat secara langsung fenomena yang terjadi dilapangan dan melakukan wawancara mendalam dengan narasumber yang berhubungan dengan implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi SDM di era MEA.

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pertama Implementasi kebijakan sertifikasi SDM pariwisata di era MEA ini belum optimal dalam pelaksanaanya. Kedua, Manfaat dari adanya Sertifikasi Kompetensi SDM pariwisata di era MEA belum dapat dirasakan manfaatnya. Implikasi dari penelitian ini adalah agar implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) perlu ditingkatkan untuk dapat merealisasikan program yang akan dilaksanakan dan tujuan yang diharapkan tercapai.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM) Pariwisata, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

(9)

ABSTRACT

POLICY IMPLEMENTATION CERTIFICATION OF COMPETENCE HUMAN RESOURCES (HR) TOURISM IN THE ERA OF ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

(Case Study in Social Service Workers Badung)

The problems of policy implementation competence certification Human Resources (HR) Tourism in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) is in the realization of the program has not been implemented, that problem must be addressed. In practice, the implementation of policy is a dynamic process that will eventually get a result consistent with the objectives or goals of the policy. However, there are still some constraints faced by the Social Department of Labor Badung such as the limitation of human resources managers both in terms of quantity and quality, such as lack of awareness of human resources to the importance of certification, lack of mastery of foreign languages, especially English, and the lack of competitiveness of labor we are ready to use and actually being able to work in accordance with standard work. Government policy on tourism to support the ASEAN Economic Community (AEC) is to increase knowledge and skills (competencies) for perpetrators of tourism for the fulfillment of the standardization of services and tourist management through competency test.

This study used a qualitative method with descriptive approach. The data obtained by the authors by making observation to be able to see directly the phenomena that occur in the field and conduct in-depth interviews with informants related to the implementation of HR competency certification policy in the era of the MEA. The conclusion of this research is, the first implementation of HR certification policy era of tourism in the MEA is not optimal in practice.

Second, the benefits of the HR Competency Certification era of tourism in MEA has not been perceived benefits. The implication of this study is that policy implementation competence certification Human Resources (HR) Tourism in the era of the ASEAN Economic Community (AEC) should be increased in order to realize the program to be implemented and achieved the expected goals.

Keywords: Implementation, Certification of Competency Human Resources (HR) of Tourism,

the ASEAN Economic Community (AEC).

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengertian implementasi sangat berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk dapat merealisasikan program, dimana pada posisi ini seorang eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir, seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber daya, unit-unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta melakukan interpretasi terhadap perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah bagi realisasi program yang dilaksanakan.

ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi Asean adalah hasil kerja sama negara-negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Thailand, Laos, Myanmar dan Kamboja) untuk mempermudah memperjual belikan barang atau jasa lintas negara dengan membentuk pasar tunggal yang mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara. Tujuan dari diciptakannya MEA ini, berdasarkan piagam ASEAN adalah dalam upaya meningkatkan perekonomian kawasan dengan meningkatkan daya saing di kancah regional dan internasional agar ekonomi tumbuh merata. Juga meningkatkan taraf hidup masyarakat ASEAN.

Demikian sebaliknya, Indonesia dapat menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara. Tidak hanya itu, MEA juga membuka pasar tenaga kerja profesional. Ada delapan profesi yang dibuka saat MEA mulai bergulir yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, dan akuntan.

Pada awal tahun 2016, Indonesia telah resmi memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA) termasuk juga Bali. Implementasi MEA yang meliputi arus bebas barang, arus bebas jasa,

(11)

arus bebas investasi, arus modal yang lebih bebas, dan arus bebas tenaga kerja terampil disikapi dengan antusias oleh masing‐masing negara. Sektor ketenagakerjaan mendapat perhatian khusus dari masing‐masing negara ASEAN karena sektor ini membutuhkan langkah persiapan yang matang untuk membangun SDM berkualitas. Dalam hal ini, sektor pariwisata sangat proaktif berkoordinasi dengan ketenagakerjaan dalam mengembangkan kualitas SDM. Dan beberapa persyaratan umum yang harus dimiliki sebuah negara supaya produk barang dan jasa bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya yakni negara-negara ASEAN harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, cerdas, dan kompetitif. Berikut daftar tabel SDM Pariwisata yang telah mengikuti uji kompetensi yang tercatat di Kabupaten Badung.

Tabel 1.1

Jumlah SDM Pariwisata yang tercatat di Kabupaten Badung tahun 2011-2016

TAHUN JUMLAH

2011 50 orang

2013 200 orang

2014 400 orang

2015 800 orang

2016 1640 orang

Total 3090 Orang

Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung

Salah satu kebijakan Pemerintah Daerah bagi pariwisata untuk mendukung Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) adalah meningkatkan pengetahuan dan keahlian (kompetensi) bagi

pelaku kepariwisataan untuk terpenuhinya standarisasi pelayanan dan penanganan wisatawan

melalui uji kompetensi. Sehubungan dengan hal tersebut dengan adanya implementasi kebijakan

(12)

sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era MEA merupakan suatu kajian yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dalam prakteknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata. Sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap kompetensi tenaga kerja, dan sekaligus meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja. Sementara sertifikasi usaha pariwisata dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepariwisataan, dan produktivitas usaha pariwisata.

Sertifikat tenaga kerja bidang pariwisata diberikan kepada tenaga kerja pariwisata yang telah memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), yang disusun oleh instansi pemerintah bidang pariwisata bersama-sama asosiasi usaha pariwisata, asosiasi profesi dan akademisi. Sertifikat ini diberikan melalui uji kompetensi sesuai SKKNI, standar nasional dan/atau standar khusus. Pelaksana sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang Pariwisata, yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran, hasil pembelajaran, atau hasil pengalaman kerja di usaha pariwisata.

Bagi usaha pariwisata kegiatan sertifikasi profesi membantu dunia usaha kepariwisataan

dalam meningkatkan standar kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki. Persaingan tenaga

kerja menuntut persyaratan keahlian dan keterampilan yang profesional yang dibuktikan dengan

sertifikasi kompetensi. Unsur Sumber daya manusia sangat dominan dalam pengembangan

kepariwisataan sehingga penyediaan, pembinaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia

yang kompeten menjadi perhatian utama. Salah satu tujuan mewajibkan sertifikasi untuk

menyiapkan tenaga kerja pariwisata dalam negeri menghadapi persaingan di era Masyarakat

(13)

Ekonomi ASEAN. Selain dalam pelaksanaan sertifikasi profesi di industri pariwisata diharapkan menggalakkan penyuluhan bagi masyarakat lokal yang menjadi ujung tombak pariwisata.

Masyarakat lokal dianggap menjadi faktor sumber daya manusia pendukung penting dalam penyelenggaraan kepariwisataan khususnya Bali dan diharapkan masyarakat lokal di sekitar destinasi wisata juga memiliki wawasan sadar wisata sehingga menjadi lebih tanggap terhadap potensi pariwisata di lingkungannya serta mampu melestarikannya dalam bentuk kegiatan pariwisata yang berkelanjutan.

Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata favorit Indonesia, perlu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) handal untuk menuju persaingan diantara anggota Negara ASEAN agar tidak kalah saing dengan kualitas tenaga dari luar. Dimana, Bali disini merupakan magnet terbesar Indonesia untuk mendatangkan wisatawan mancanegara. Bahkan Bali sudah terkenal di seluruh dunia daripada Indonesia sendiri. Bali sudah diakui dunia dengan keindahan alam dan budaya yang dimilikinya.

Berlakunya pasar tunggal berbasis produksi yang dinamis dan kompetitif dalam ASEAN

Economic Community (AEC) yang dimulai pada awal tahun 2016 merupakan sebuah tantangan

dalam memajukan sektor pariwisata. Kualitas tenaga kerja yang terampil di sektor pariwisata

menjadi tantangan selanjutnya. Kegiatan yang sudah tampak dilakukan oleh Pemerintah Daerah

Bali sendiri untuk mendukung MEA seperti melakukan lokakarya, seminar sosialisasi MEA,

pelatihan-pelatihan tenaga kerja, menerapkan standarisasi-standarisasi pekerja, dan lain

sebagainya, yang semua itu ditujukan agar Indonesia khususnya Bali mampu bersaing dalam

MEA. Meskipun sejumlah upaya-upaya sudah dilakukan, akan tetapi MEA ini tetap menimbulkan

kekhawatiran pada industri pariwisata Bali, yang dibuktikan dengan wacana masyarakat yang

melihat fenomena ini lebih banyak menimbulkan ancaman dari pada peluang. Dalam bayangan

(14)

masyarakat pada Industri Pariwisata akan terdapat aliran tenaga kerja luar yang akan merebut peluang kerja di Indonesia khususnya Bali, karena di Bali merupakan tujuan pariwisata turis dan sangat menggiurkan bagi pekerja luar untuk bekerja di Bali. Sedangkan tenaga kerja kita malah masih sibuk dengan permasalahan sertifikat kompetensi untuk bekerja di luar negeri. Dengan kata lain, tenaga kerja luar lebih siap. (http://www.hukumpedia.com/indraprasetya/kesiapan-industri- pariwisata-bali-dalam-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean).

Selain itu, berdasarkan hasil observasi awal yang saya lakukan di lapangan dengan Ibu Ni Luh Putu Miarmi selaku kepala Seksi Standarisasi Sertifikasi dan Kompetensi Tenaga Kerja di Bidang Pelatihan Dan Produktivitas Tenaga Kerja (LATTAS) di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung, Juni 2016, menyatakan bahwa “memang terdapat beberapa masalah pada SDM Pariwisata di Bali seperti masih terbatasnya sumber daya manusia pengelola baik dari sisi kuantitas maupun kualitas seperti kurangnya penguasaan teknologi informasi (IT), kurangnya penguasaan bahasa asing terutama Inggris, dan minimnya daya saing tenaga kerja kita yang siap pakai dan benar-benar mampu bekerja sesuai dengan standar kerja industri”. Beliau menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kemampuan SDM pariwisata kita, hal-hal tersebut harus menjadi fokus perhatian. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PARIWISATA DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN” (Studi Kasus di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah

yaitu

(15)

1. Bagaimana Implementasi Kebijakan Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN di Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung ?

2. Apa manfaat dari adanya Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN ?

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini terfokus dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ingin diteliti, maka penelitian ini penulis fokuskan pada implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN, sedangkan pada sektor lainnya tidak dibahas. Data yang diperoleh dari penelitian ini ialah dari Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Badung.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN serta manfaat dari adanya sertifikasi kompetensi SDM pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a) Mengetahui implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia

(SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN serta manfaat dari adanya

sertifikasi kompetensi tersebut.

(16)

b) Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi peneliti diharapkan dapat memberikan tambahan gambaran mengenai implementasi kebijakan pemerintah di era masyarakat ekonomi ASEAN, khususnya pada SDM pada sektor pariwisata.

b) Bagi para akademisi diharapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan.

c) Bagi Pemerintah daerah, kontribusi penelitian ini tidak hanya dalam memperkaya khasanah teori, tetapi dapat sebagai sarana monitoring dalam pelaksanaan program pemerintah.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi kedalam 5 (lima) bab. Masing-masing bab tersebut diuraikan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

(17)

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini mencakup kajian pustaka yang menjelaskan beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan tema dalam penelitian ini, kerangka konseptual serta kerangka pemikiran.

BAB III: METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, unit analisis, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian data, serta keterbatasan penelitian.

BAB IV: PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai gambaran umum subyek/obyek penelitian yakni menyangkut implementasi kebijakan sertifikasi kompetensi sumber daya manusia (SDM) pariwisata di era masyarakat ekonomi ASEAN serta membahas hasil temuan dan analisa.

BAB V: PENUTUP

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan serta berisikan saran yang bersifat membangun bagi subyek maupun obyek penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Persentase tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru sudah baik sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya,

1 Kesepakatan ini dilakukan untuk mengatur bagaimana relasi keduanya di masa depan setelah Inggris memutuskan untuk keluar dari UE Adapun beberapa alasan yang

Wisatawan yang memiliki penilaian positif terhadap Kota Batu kemudian pada saat melakukan kunjungan merasakan kepuasan dapat mengakibatkan wisatawan tersebut menjadi

Adapun permasalahan di lapangan (ulasan beberapa user google): 1) Pengelolaan tempat wisata yang masih kurang baik (Derbya). 2)Adanya pungutan biaya tak terduga

Adapun hasil penelitian ini adalah praktik akad ija>rah agrowisata kebun stroberi di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga telah sesuai menurut hukum

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas nikmat yang diberikan berupa terselesaikannya skripsi peneliti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan mental anak usia remaja di RW 014 Kelurahan Parangtambung Kecamatan Tamalate Kota Makassar adalah baik, hal ini ditandai

Saran kepada ibu hamil untuk mengonsumsi suplemen dalam jumlah yang cukup banyak dengan aturan minum tertentu dalam rangka mencegah gangguan kesehatan yang belum