• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI PROVINSI BALI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI PROVINSI BALI."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

Kuta, 29-30 Oktober 2015| iii

SEMINAR NASIONAL

DAN TEKNOLOGI

Kuta, 29 - 30 Oktober 2015

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS

UDAYANA

(2)

iv | Kuta, 29-30 Oktober 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

Kuta, 29 - 30 Oktober 2015

Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, S.T., MSc. PhD Prof. Dr. Drs. IB Putra Yadnya, M.A.

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, M.S. Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH., MHum., LLM.

Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P.

Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. Ir. Nyoman Gde Antara, M.Eng

Dra. Ni Luh Watiniasih, MSc, Ph.D Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Kes. Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.

Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP, Ph.D dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, SpMK, Ph.D

Dr. Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T. Putu Alit Suthanaya, S.T., M.Eng.Sc, Ph.D.

I Putu Sudiarta, SP., M.Si., Ph.D. Dr. Ir. Yohanes Setiyo, M.P. Dr. P. Andreas Noak, SH, M.Si I Wayan Gede Astawa Karang, SSi, MSi, PhD.

Dr. Drh. I Nyoman Suarta, M.Si

l

Udayana University Press, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas Udayana

(3)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 131313

xiv | Kuta, 29-30 Oktober 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... vii

SAMBUTAN KETUA PANITIA... ix

SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA ... xi

HUMANIORA

NILAI LOKAL DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM

Fenty U. Puluhulawa, Nirwan Yunus ...3

KEBIJAKAN LOKAL DAN ETNISITAS MENUJU INTEGRASI KELOMPOK ETNIS

DI KABUPATEN POHUWATO

Wantu Sastro ...8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI EKONOMI HIJAU DALAM RESTORASI DAN KONSERVASI TERUMBU KARANG DI PEMUTERAN BALI SEBAGAI DAYA TARIK EKOWISATA

I Ketut Surya Diarta, I Gede Setiawan Adi Putra ...13

KEMAMPUAN BAHASA BALI GENERASI MUDA BALI DI UBUD GIANYAR BALI

Ni Luh Nyoman Seri Malini, Luh Putu Laksminy, I Ketut Ngurah Sulibra ...21

INTENSITAS KAPITAL INDUSTRI DAN DINAMISME KEUNGGULAN KOMPARATIF PRODUK EKSPOR INDONESIA

Ni Putu Wiwin Setyari ...29

MODEL ESTIMASI KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR INTERNAL UKM DI KABUPATEN BANDUNG

Rivan Sutrisno,Mardha Tri Meilani ...38 KAMUS PRIMITIVA SEMANTIK BALI-INDONESIA-INGGRIS BIDANG ADAT DAN AGAMA Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum, Drs. I Nyoman Udayana, M.Litt., Ph.D,

Dr. Drs. I wayan Suardiana, M.Hum, Drs. I Ketut Ngurah Sulibra, M.Hum.,

Dr. Drs. Frans I Made Brata, M.Hum ...46

MODEL KONFIGURASI MAKNA TEKS CERITA RAKYAT TENTANG PRAKTIK-PRAKTIK BUDAYA RANAH AGAMA DAN ADAT

UNTUK MEMPERKOKOH JATI DIRI MASYARAKAT BALI

Dr. Dra. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum, Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum,

(4)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 141414

xiv | Kuta, 29-30 Oktober 2015

IDENTIFIKASI KEGIATAN KEAGAMAAN DAN BUDAYA MASYARAKAT SETEMPAT YANG BERPOTENSI MENDUKUNG PARIWISATA BERKELANJUTAN DI BEDUGUL: KAJIAN AWAL

Ida Bagus Putu Gunadnya, Ketut Budi Susrusa, Yohanes Setiyo, I G.N. Apriadi Aviantara ...62

PENGGUNAANVOCATIVESSEBAGAI PENANDA KEAKRABAN SEMU

PADA INTERAKSI DI MEDIA TELEVISI

(KAJIAN PENGGUNAAN BAHASA DARI PESPEKTIF JENDER)

Luh Putu Laksminy ...69

KOMODIFIKASI SENI KRIYA DI BALI

Ni Luh Sutjiati Beratha, Ni Wayan Sukarini, I Made Rajeg ...77

IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA DALAM PENGELOLAAN WARISAN BUDAYA DUNIA PURA TAMAN AYUN DAN TIRTA EMPUL SEBAGAI DAYA TARIK WISATA

I Wayan Ardika, I Nyoman Dhana, I Ketut Setiawan ...86

MEMBANGUN JARINGAN EKOWISATA BERKELANJUTAN DI BALI

I Gusti Ngurah Widyatmaja, Ni Made Ariani ...93

MEMBANGUN DESA WISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI DESA KENDRAN KABUPATEN GIANYAR

Ni Ketut Arismayanti, I Gusti Ngurah Widyatmaja, I Wayan Wiraatmaja ...101

DAMPAK PARIWISATA DI KAWASAN WISATA LOVINA (Studi Tentang Sikap Masyarakat Lokal)

Agung Putri Sri, Ni Putu Ratnasari, Ni Nyoman Sri Aryanti ...108

CALONARANG

MAGIS, RITUAL DAN PERSPEKTIF KESEJARAHAN DI BALI DAN JAWA TIMUR Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, MA, Dr. I Ketut Setiawan. M.Hum

Dra. Sulandjari, MA ...115

SUMBER DAN MAKNA MOTTO UNIVERSITAS UDAYANA “TAKI-TAKI NING SEWAKA GUNA WIDYA

I Nyoman Suarka, A.A. Gede Bawa, Komang Paramartha ...121

PURI BADUNG:

KONSTELASI DAN PERUBAHAN SOSIAL - POLITIK DALAM PEMERINTAHAN DI BALI DARI 1950 HINGGA 2014

Piers Andreas Noak ...127

PENGEMBANGAN DESA TISTA SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN TABANAN

Agus Muriawan Putra, Ni Ketut Arismayanti, I Nyoman Sudiarta ...135

(5)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 151515

xiv | Kuta, 29-30 Oktober 2015

(6)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 15 15 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

RELASI PETANI DENGAN VILA DALAM KAWASAN PARIWISATA UBUD, BALI

I Made Kusuma Negara, I Made Adikampana ...149

ASPEK YURIDIS PERLINDUNGAN HUTAN DESA DARI PERSPEKTIF BUDAYA, EKOLOGI, EKONOMI DAN HUKUM DI BALI

Cokorda Dalem Dahana1),Made Gde Subha Karma Resen2), I Gusti Ngurah Wairocana3),

Kadek Sarna ...153

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA ALTERNATIF DI KAWASAN PARIWISATA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI

I Putu Sudana,I Made Sendra ...160

TEKS MITOS SAPI DI DESA TAMBAKAN KECAMATAN KUBUTAMBAHAN, KABUPATEN BULELENG

Luh Putu Puspawati ...177

ASPEK HUKUM PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BALI DI LUAR NEGERI

Ni Ketut Supasti Dharmawan1),Made Gde Subha Karma Resen2), Cokorda Dalem Dahana3),

Cok. Istri Diah Widyantari P. D ...184

EVALUASI STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KECAMATAN TEMBUKU KABUPATEN BANGLI

Drs I Wayan Wenagama,MP1, Drs I Nengah Kartika,M.Si2,I Ketut Sudiana,SE,MSi ...192 MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMBINAAN REMAJA SEBAGAI UPAYA

PELESTARIAN BUDAYA BALI PADA ERA GLOBAL

A.A Bagus Wirawan1), I Nyoman Suarka2), Ni Made Wiasti ...199 PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BAHASA LOKAL :

STUDI TENTANG MARGINALISASI BAHASA BALI

I Nyoman Dhana1, Ketut Artawa2, Ni Made Wiasti ...205 DINAMIKA SISTEM BUNYI PANJANG DALAM BAHASA MELAYU DI BALI

I Nyoman Suparwa1); A.A. Pt. Putra ...210 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI PROVINSI BALI

(STUDI PADA INDUSTRI‘KAIN ENDEK’)

I Gusti Ayu Ketut Giantari1), Ni Nyoman Kerti Yasa2),dan Ni Wayan Ekawati ...218 POTENSI PENGEMBANGAN INVESTASI

BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KOTA DENPASAR Ni Luh Putu Wiagustini1), Ida Ayu Nyoman Saskara2),

I Ketut Mustanda3), Luh Gede Meydianawati4), Nyoman Abundanti ...226 PERKEMBANGAN PASAR MODAL, PERKEMBANGAN PASAR UANG

(7)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 16 16 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

VECTOR ERROR CORRECTION MODEL

(8)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 17 17 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF

DI PROVINSI BALI

(STUDI PADA INDUSTRI ‘KAIN ENDEK’)

I Gusti Ayu Ketut Giantari1), Ni Nyoman Kerti Yasa2),dan Ni Wayan Ekawati3)

123 )Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, Kampus Bukit,

Jimba-ran, Badung, Telp/Fax : 0361 224133. ayugiantari@gmail.com

AbstrAk

Tujuan penelitian untuk: a) mengidentifikasi peluang/ancaman lingkungan yang dapat mempengaruhi industri kreatif kain endek di Provinsi Bali, b). mengidentifikasi kekuatan/kelemahan lingkungan internal industri kain endek di Provinsi Bali, c). merancang strategi paling tepat untuk industri kreatif kain endek di Provinsi Bali dan d) melakukan implementasi strategi bagi industri kreatif subsektor industri endek di Provinsi Bali. Lokasi penelitian di lima kabupaten yang ada di Bali sebagai sentra perajin kain endek yaitu: Kabupaten Karangasem, Klungkung, Jembrana, Gianyar dan Kota Denpasar. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada masing-masing kabupaten diambil 5 pengusaha sehingga total pengusaha yang menjadi responden sebanyak 25 orang. Wawancara dilakukan dengan metode Delphi. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT dan Matrik IE untuk mengetahui posisi industri kain endek di Bali. Berdasarkan Matrik Internal dan Eksternal maka posisi perusahaan saat ini berada pada kuadran V (stabilitas) sedangkan untuk masa yang akan datang diprediksi berada pada kuadran I (tumbuh dan kembangkan). Strategi yang tepat untuk diimplementasikan adalah strategi pengembangan pasar yaitu mencari pasar yang lebih besar untuk produk yang sudah ada. Secara operasional dapat dilakukan dengan memasarkan produk ke daerah geografis baru di Indonesia yang dapat dilakukan dengan cara promosi baik lewat bauran komunikasi pemasaran maupun lewat media sosial

keywords:strategi pengembangan, industri kreatif, kain endek, tumbuh dan kembangkan

AbstrAct

The aims of the study are a)to identify opportunities / threats that may affect the environment of Kain Endek creative industries in Bali, b)to identify strengths / weaknesses of the internal environment of Kain Endek industry in Bali Province. c)to design the most suitable strategy for kainendek creative industries in Bali and d)to implement the strategy for the creative industry of Kain Endek sub-sectors in Bali. The study located in five regencies in Bali as the center of Kain Endek industry namely: Karangasem, Klungkung, Jembrana, Gianyar and Denpasar. Sampling system used was Purposive sampling with particular consideration. In every regency, 5 entrepreneurs are taken as sample so that the total entrepreneurs used as respondents is 25 people. Interviews were conducted with Delphi Dataanalysis technique using SWOT analysis and IE Matrixto determine the position of the Kain Endek industry in Bali.Based on Internal and External Matrix, the company's current position is in quadrant V (stability) while in the future is predicted to be in quadrant I (grow and build). The suitable strategy to be implemented is the marketing development strategy as in looking for a larger market for existing products. Operationally, it can be conducted by marketing the products to new geographical regions in Indonesia using by promotion through mix marketing communications and social media.

keywords- Development strategy, Creative industries, Kain Endek, Grow and build.

PENDAHULUAN

(9)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 219 219 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

kerajinan di Bali. Terbukti dengan digunakan kerajinan sebagai pakaian delegasi dari berbagai negara pada saat konferensi APEC di Bali Tahun 2013 (Handayani, 2013). Industri tenun ikat Bali yang sering disebut

“kerajinan” merupakan salah satu industri kreatif yang mampu mewariskan budayaBali (Siswati, 2011). Untuk itu perlu memiliki nilai keunikan tertentu, ada potensi yang berbasis padalocal geniusdalam budaya setempat yang perlu dihargai, diangkat, dan diwujudkan ke dalam program ekonomi kreatif. Industri kreatif banyak dikaitkan dengan upaya pemerintah dalam mengurangi pengangguran, kemiskinan dan peningkatan pemerataan pendapatan dibandingkan sebagai penggerak ekspor dan sumber investasi serta pembangunan ekonomi di daerah (Tambunan, 2002). Industri kreatif akan cenderung mencerminkan budaya suatu wilayah, sehingga industri kreatif dengan desain tradisional mampu merefleksikan wilayah tertentu (Shuaib dan Enoch, 2014). Melakukan investasi budaya lokal mampu mengembangkan masyarakat setempat secara sosial dan ekonomi (Attanasi et al.2013). Kelemahan dalam industri kerajinan adalah sulitnya mengembangkan tenunan yang unik, baik dari segi tampilan maupun proses pembuatannya. Tidak jarang pula tenunan tradisional mengalami masalah produktifitas dalam menghadapi permintaan yang sangat tinggi, padahal bila mengacu pada persaingan industri kreatif khsususnya di bidang model, inovasi menjadi kunci utama jika ingin mendunia. Mengingat demikian pentingnya industri endek sebagai salah satu industri kreatif di Bali maka perlu untuk dirancang strategi pengembangan guna dapat memenangkan persaingan dari pesaing yang lain baik di kancah nasional maupun internasional.

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Industri Kreatif

Industri kreatif merupakan kelompok industri yang terdiri dari berbagai jenis industri yang masing-masing memiliki kaitan dengan pengeksploitasian ide kreatif dan kekayaan intelektual yang menjadikan ekonomi bernilai tinggi yang dapat menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan. Kementrian Perdagangan Republik Indonesia mengelompokkan industri kreatif: (1) periklanan, (2) arsitektur, (3) pasar seni dan barang antik, (4) kerajinan, (5) desain, (6) fesyen, (7) video, film dan fotografi, (8) permainan interaktif, (9) musik, (10) seni pertunjukan, (11) penerbitan dan percetakan, (12) layanan komputer dan piranti lunak, (13) televisi dan radio, (14) riset dan pengembangan. Jerusalem (2009) menyatakan bahwa pengembangan industri kreatif bidang fashion memerlukan suatu grand design dan dilakukan dengan pendekatanbenchmarking pada industri kreatif yang sudah mapan. Tahapan perancangan industri kreatif bidang fashion terdiri dari penetapan visi, tujuan kunci, katalis, aspek pendukung, pendekatan klaster industri kreatif bidangfashion.Dalam ranah operasional, maka output dari perancangan ini adanya rencana aksi (action plan) pengembangan industri kreatif bidang fashion. Hasil penelitian Juliawati dkk. (2012) menunjukkan bahwa pelaksanaan pameran dan fashion show pada Denpasar Festival yang diikuti oleh perajin endek mampu meningkatkan taraf hidup mereka.

2.2 Pengertian Strategi

Definisi strategi pertama kali dikemukakan Chandler (dalam Rangkuti 2003:3) menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan perusahaan.Learned dkk dalam Rangkuti (2003:4) menyatakan strategi sebagai sebuah alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Strategi merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Alat yang responsif terhadap peluang dan ancaman berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk dapat menyusun sebuah tindakan melalui kebijakan-kebijakan perusahan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

2.3 Visi, Misi dan Tujuan

(10)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 220 220 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

(11)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 221 221 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

berikutnya adalah membuat misi. Menurut Kotler (2009) misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi manjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan. Tujuan merupakan suatu pernyataan kualitatif mengenai keadaan/hasil yang ingin dicapai dimasa yang akan datang.

2.4 Pemahaman Lingkungan Perusahaan.

Lingkungan perusahan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dimana lingkungan eksternal sangat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. David (2006) membagi lingkungan eksternal atas tiga kategori yang saling berhubungan yaitu lingkungan jauh (remote environment), lingkungan industri dan lingkungan operasi. Seluruh faktor lingkungan tersebut memberikan sejumlah peluang dan ancaman bagi perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar perusahaan, dimana lingkungan eksternal dibagi menjadi tiga sub kategori yang saling berkaitan yaitu faktor-faktor dalam lingkungan jauh, faktor dalam lingkungan industri dan faktor dalam lingkungan operasional. Umar (2001:84) menyatakan tentang pemahaman terhadap kondisi internal perusahaan ialah faktor lini dalam penggunaan suatu strategi yang efektif.

2.5 Perencanaan Strategi

Perencanaan strategi didefinisikan sebagai kegiatan perusahaan untuk mencari kesesuian antar kekuatan-kekuatan internal perusahaan atau kekuatan-kekuatan ekstarnal perusahaan (peluang dan ancaman) suatu pasar. Adapun kegiatan meliputi pengamatan secara hati-hati persaingan, peraturan tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen serta faktor-faktor lain yang dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman (Rangkuti, 2003:2). Tahapan pada perencanaan strategi meliputi tahap pengumpulan data, analisis data dan menarik kesimpulan.

2.6 Pemilihan Strategi

Aplikasi untuk menentukan strategi utama berdasarkan konsep David (2006) dapat dilakukan melalui pemilihan beberapa model matrik, dimana model-model matrik tersebut diantaranya adalah: MatrikSWOT (Strength Weakness Oportunity Threat),MatrikSPACE(Strategic Position and Action Evaluation), Matrik

BCG (Boston Consulting Group),MatrikGE (General Electrik),MatrikIE (Internal-Eksternal)dan Matrik

Grand Strategy.

METODE

Populasi dalam penelitian ini adalah pengambil kebijakan yang ada di perusahaan kerajinan. Total responden yang diambil sebanyak 25 orang. Penentuan perusahaan yang dijadikan sampel diambil berdasarkanpurposive samplingyaitu berdasarkan pertimbangan tertentu. Dasar pertimbangannya adalah 1) merupakan pengusaha kain endek yang beroperasi di Provinsi Bali, 2) pengambil kebijakan di perusahaan tersebut dan 3) memiliki wawasan luas tentang kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Informasi yang akurat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. Informasi tersebut diperoleh dari data yang berupa data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode penelitian lapangan (field research method), yaitu dengan cara mendatangi langsung pemilik perusahaan atau pihak pengambil kebijakan di perusahaan tersebut. Wawancara menggunakan metode Delphi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matrik Faktor StrategisInternal

danEksternal (IE). Analisis ini dipakai untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi lembaga. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (oportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat).

(12)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 222 222 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

(13)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 223 223 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

24 persen. Untuk pendidikan paling banyak tamatan SMA (40 persen), tamatan sarjana dan SD masing-masing 24 persen serta tamatan SMP hanya 12 persen, jabatan responden pada perusahaan tersebut 80 persen adalah pemilik/ownerdan hanya 20 persen marketing manager.

Untuk melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal yaitu peluang dan ancaman lingkungan maka dilakukan wawancara dengan beberapa pengambil kebijakan di perusahaan kerajinan endek yang terdapat di Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Dari 25 orang yang sudah berhasil diwawancara maka teridentifikasi 10 variabel eksternal kunci yang mempengaruhi kinerja industri kerajinan endek di Bali dan 12 variabel internal kunci.

4.1 Analisis Dan Diagnosis Lingkungan Strategis Eksternal Pada Saat ini dan Yang Akan

Da-tang

Dari pembobotan masing-masing variabel maka nampak bahwa terdapat tiga faktor yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap kinerja perusahaan yaitu sikap masyarakat terhadap industri kreatif khususnya kain endek dengan bobot sebesar 0,13 (13 persen), peraturan pemerintah dan selera masyarat yang terus berubah dengan bobot masing masing sebesar 12 persen dan pesaing sebesar 11 persen sedangkan ke tujuh faktor yang lain memiliki pengaruh yang bervariasi antara 7 persen sampai dengan 10 persen. Rating merupakan persepsi responden terhadap tingkat kepentingan masing-masing faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang nilainya antara 1 sampai dengan 4. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa ada enam faktor yang merupakan peluang yaitu tingkat pendapat per kapita penduduk Bali, tingkat pertumbuhan ekonomi daerah Bali, peraturan pemerintah, stabilitas keamanan, sikap masyarakat terhadap industri kreatif khususnya kain endek, teknologi informasi. Terdapat empat faktor yang merupakan ancaman yaitu tingkat inflasi, pesaing, selera masyarakat yang terus berubah dan kekuatan tawar menawar dengan pemasok. Perhitungan selanjutnya menentukan nilai tertimbang (score) dari masing-masing indikator yaitu dengan mengalikan antara bobot dengan rating. Dari hasil perhitungan nilai tertimbang keseluruhan indikator yang ada maka hasil perhitungannya menunjukkan nilai sebesar 2,80. Angka ini menunjukkan bahwa kondisi eksternal industri kain endek di Bali pada saat secara umum adalah peluang karena lebih besar dari 2,50 dimana totalscoreantara 1,00–2,50 termasuk ancaman dan 2,51–4,00 termasuk peluang. Hasil selengkapanya tentang bobot, rating dan nilai tertimbang disajikan dalam Tabel 1. EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary).

Tabel 1.External Factor Analysis summaryPada Saat Ini

No Faktor Peluang/Ancaman Bobot Rating Score

Peluang

1 Tingkat pendapatan perkapita penduduk Bali 0,09 3,20 0,29

2 Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah Bali 0,08 3,10 0,25

3 Peraturan Pemerintah 0,12 3,50 0,42

4 Stabilitas keamanan 0,09 3,10 0,28

5 Sikap masyarakat terhadap industri kreatif khususnya kain endek 0,13 3,40 0,44

6 Teknologi Informasi 0,07 3,15 0,22

Ancaman

7 Tingkat inflasi 0,09 2,10 0,19

8 Pesaing 0,11 2,00 0,22

9 Selera konsumen yang terus berubah 0,12 2,20 0,26

10 Kekuatan tawar menawar dengan pemasok 0,10 2,25 0,23

Total 1,00 2,80

Sumber : data diolah.

(14)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 224 224 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

(15)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 225 225 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

tiga yaitu tingkat pendapatan perkapita penduduk Bali dengan bobot sebesar 0,12. Selanjutnya dilakukan prediksi terhadap penilaian/persepsi terhadap lingkungan strategis eksternal pada masa yang akan datang yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Adapun indikator yang memiliki rating tertinggi yaitu peraturan pemetinah dengan rating 3.65 sedangkan yang ke dua adalah sikap masyarakat terhadap industri kreatif khususnya kain endek dengan rating sebesar 3,60 dan peraturan pemerintah dengan rating sebesar 3,5.

Perhitungan selanjutnya menentukan nilai tertimbang dari masing-masing indikator yaitu dengan mengalikan antara bobot dengan rating. Dari hasil perhitungan nilai tertimbang keseluruhan indikator yang ada maka hasil perhitungannya menunjukkan nilai sebesar 3,09. Angka ini menunjukkan bahwa kondisi eksternal industri kreatif khususnya kain endek di Bali secara umum adalah peluang karena lebih besar dari 2,50 dimana total score antara 1,00 – 2,50 termasuk ancaman dan 2,51 – 4,00 termasuk peluang. Hasil selengkapanya tentang prediksi bobot, rating dan nilai tertimbang disajikan dalam Tabel 2 EFAS (External Factor Analysis Summary) untuk masa yang akan datang.

Tabel 2.External Factor Analysis summaryPada Masa Yang Akan Datang

No Faktor Peluang/Ancaman Bobot Rating Score

Peluang

1 Tingkat pendapatan perkapita penduduk Bali 0,12 3,30 0,40

2 Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah Bali 0,08 3,30 0,26

3 Peraturan Pemerintah 0,14 3,65 0,51

4 Stabilitas keamanan 0,08 3,50 0,28

5 Sikap masyarakat terhadap industri kreatif khususnya kain endek 0,13 3,60 0,47

6 Teknologi Informasi 0,10 3,30 0,33

Ancaman

7 Tingkat inflasi 0,07 2,40 0,17

8 Pesaing 0,09 2,45 0,22

9 Selera konsumen yang terus berubah 0,12 2,20 0,26

10 Kekuatan tawar menawar dengan pemasok 0,10 2,25 0,23

Total 1,00 3,09

Sumber : data diolah.

4.2 Analisis Dan Diagnosis Lingkungan Strategis Internal Pada Saat ini dan Yang Akan Datang

(16)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 226 226 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

Tabel 3.Internal Factor Analysis summary(IFAS) saat ini

No Faktor Kekuatan/kelemahan Bobot Rating Score

Kekuatan

1 Kualitas produk 0,10 3,5 0,35

2 Fitur yang unik 0,11 3,6 0,40

3 Merupakan warisan budaya Bali 0,08 3,4 0,27

4 Harga yang terjangkau 0,07 3,45 0,21

5 Promosi 0,07 3,0 0,21

6 Produktivitas usaha 0,08 3,40 0,24

7 Kualitas bahan baku 0,07 3,30 0,26

8 Tenaga kerja yang profesional 0,08 3,30 0,26

Kelemahan

9 Akses ke modal usaha 0,13 2,20 0,29

10 Dukungan litbang 0,07 2,00 0,14

11 Jumlah tenaga kerja 0,07 2,20 0,15

12 Inovasi produk 0,08 2,10 0,17

Total 1,00 2,95

Sumber : data diolah, 2015.

Dari hasil perhitungan pada Tabel 3 nampaknya total nilai tertimbang 2,95. Angka ini menunjukkan bahwa kondisi internal industri kerajinan endek di Bali secara umum adalah kuat karena lebih besar dari 2,50 dimana totalscoreantara 1,00 –2,50 termasuk lemah dan 2,51–4,00 termasuk kuat. Semua perhitungan bobot, rating dan nilai tertimbang tersaji pada Tabel 5.4Internal Factor Analysis Summary.

Tabel 4. Internal Factor Analysis summaryuntuk masa yang akan datang

No Faktor Kekuatan/kelemahan Bobot Rating Score

Kekuatan

1 Kualitas produk 0,09 3,73 0,34

2 Memiliki fitur yang unik 0,12 3,85 0,46

3 Merupakan warisan budaya Bali 0,10 3,6 0,36

4 Harga yang terjangkau 0,08 3,75 0,30

5 Promosi 0,06 3,65 0,22

6 Produktivitas usaha 0,07 3,80 0,27

7 Kualitas bahan baku 0,07 3,80 0,27

8 Tenaga kerja yang profesional 0,08 3,65 0,29

Kelemahan

9 Akses ke modal usaha 0,13 2,50 0,33

10 Dukungan litbang 0,07 2,40 0,17

11 Jumlah tenaga kerja 0,07 2,40 0,14

12 Inovasi produk 0,08 2,45 0,17

Total 1,00 3,31

Sumber : data diolah, 2015

Hasil perhitungan nilai tertimbang dari keseluruhan indikator yang ada menunjukkan angka 3,31. Angka ini menunjukkan bahwa kondisi internal industri kain endek di Bali di masa yang akan datang secara umum adalah kuatkarena lebih besar dari 2,50 dimana totalscore antara 1,00– 2,50 termasuk lemah dan 2,51–4,00 termasuk kuat. memiliki tingkat kekuatan yang tinggi. Secara lebih rinci Tabel IFAS

(17)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 227 227 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

B

4.5 Posisi strategik dan Strategi Industri Kreatif Khususnya Kain Endek di Provinsi Bali

Pada Gambar 1 menunjukkan posisi bisnis saat ini (tahun 2015) usaha tenun ikat (kain endek) berada pada sel V yaituhold and maintain(pertahankan dan pelihara), maka strategi yang dapat diambil adalah melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Untuk masa yang akan datang (2016-2020) posisi bisnis industri kain endek berada pada kuadran I strategi yang diterapkan adalah strategi tumbuh dan kembangkan.

Gambar 1 Posisi strategik industri kreatif khususnya kain endek saat ini (tahun 2015) dan masa

yang akan datang (tahun 2016-2020) di Provinsi Bali pada matrik daya tarik pasar– daya saing perusahaan.

Secara operasional strategi tumbuh dan bina dapat dilakukan dengan adalah strategi intensif, strategi pengembangan pasar dan strategi integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal). Strategi intensif dapat dilakukan dengan melakukan penetrasi pasar, yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada sekarang, lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi pengembangan pasar yaitu meraih pasar baru dengan produk yang sudah ada yang dapat dilakukan berdasarkan geografi, artinya usaha kain endek ini dapat memperluas pasarnya bukan di wilayah yang ada sekarang tetapi bisa ke wilayah yang lebih luas. Strategi integrasi yaitu integrasi ke belakang dengan cara penguasaan terhadap pemasok bahan baku. Integrasi ke depan yaitu penguasaan terhadap distributor atau pengecer dan integrasi horisontal artinya mencari kepemilikan atau kendali atas para pesaing.

KESIMPULAN

(18)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

“Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk PembangunanBerkelanjutan”

Kuta, 29-30 Oktober 2015| 228 228 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

intensif, strategi pengembangan pasar dan strategi integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal). Penerapan strategi bersaing tersebut pada strategi bauran pemasaran yaitu strategi produk, harga, promosi dan distribusi. Strategi produk dengan menawarkan produk yang inovatif dan berbeda, misalnya produk kain endek dengan fitur yang mencirikan keunikan wilayah operasional perusahaan. Strategi harga dengan menawarkan tingkat harga yang kompetitif sesuai dengan kualitas kain endek yang dihasilkan. Strategi distribusi, lebih menekankan lokasi yang strategis sehingga memudahkan konsumen untuk menjangkaunya.

DAFTAR PUSTAKA

Attanasi, G., Fortuna C., Samuele C., Giulia U. (2013) ´Cultural investment, local development and instantaneous social capital: A case study of a gathering festival in the South of Italy´The Journal of Socio-Economics,47, pp. 228–247.

BPS (2013) Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan II Tahun 2013.Berita Resmi Badan Pusat Statistik.No 46/08/51/Th.VII, 2 Agustus 2013. http://bali.bps.go.id/brs/pdrb/ brs_pdrb_08_2013.pdf [diunduh tanggal 22 Pebruari 2013].

David, F. (2006) Manajemen Strategi,Buku I, Edisi Ke sepuluh, Jakarata: Salemba Empat..

Departemen Perdagangan Republik Indonesia.(2008)Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025.Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta.

Handayani, S. (2013), Tenun Ikat Ramaikan APEC. http://www.indonesiafinancetoday.com/ read/51648/ Tenun-Ikat-Ramaikan-APEC [diunduh tanggal 22 Pebruari 2014].

Jerusalem, M.A.(2009) ‘Perancangan Industri Kreatif Bidang Fashion dengan Pendekatan Benchmarking pada Quensland’s Creative Industry’. Prosiding Seminar Nasional Program Studi Teknik Busana,

Fakultas Teknik UNY, Jogyakarta

Juliawati, E., Ardika, I.W., Parimartha, I. G(2012) ‘RepresentasiBudaya Lokal Dalam Kegiatan Denpasar

Festival di Kota Denpasar’,E-Jurnal Kajian Budaya, 1 (1), pp. 28-30. Kotler, P.(2009)Manajemen Pemasaran(terjemahan), Jakarta: PT Prehalindo.

Media Industri (2010) Pertumbuhan Industri Melampaui Target’, www.kemenperin.go.id/download/129

[diunduh tanggal 22 Pebruari 2014].

Rangkuti, F.(2003) Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Siswati, N.L. (2011) ‘EkonomiKreatif DalamTari’,Jurnal Kebudayaan. Edisi Nopember 2011. hal 1-5.

Shuaib, Ab. A. and Enoch, O. F.(2014) ‘Integrating the Malay Traditional Design Elements into

Contemporary Design: An Approach towards Sustainable Innovation’, Procedia - Social and Behavioral Sciences, 129, pp. 59–67.

Tambunan, T. (2001) Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang, Kasus Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Gambar

Tabel 1. External Factor Analysis summary Pada Saat Ini
Tabel 2. External Factor Analysis summary Pada Masa Yang Akan Datang
Tabel 4. Internal Factor Analysis summary untuk masa yang akan datang
Gambar 1 Posisi strategik industri kreatif khususnya kain endek saat ini (tahun 2015) dan masa

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa : 1) Kebudayaan pada dasarnya adalah identitas sebuah daerah. Dengan kebudayaan banyak sekali keuntungan dan juga pelajaran

sebagaimana dimaksud pada Pasal 36 ayat (1), PPNS dapat memberitahukan secara lisan atau telepon, surat elektronik, dan pesan singkat kepada Penyidik Polri guna

Komunitas Palembang berkebun berusaha tidak hanya mereka saja yang melakukan aktivitas peduli lingkungan tetapi berusaha memobilisasi massa untuk ikut serta menghijaukan

Diagram 1. Penyajian Data Total Kesalahan Tes diagnostik dan Post Test Diagram 1 tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang diperoleh siswa dilihat dari total kesalahan

Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam 3 type: 1) Closed Awareness/Tidak Mengerti. Pada situasi seperti ini, dokter biasanya memilih untuk tidak memberitahukan

PLN (Persero) Rayon Kediri Kota serta untuk mengetahui efektifitas sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas dalam upaya mendukung pengendalian intern pada PT.. PLN

Menggunakan metode task-technology fit yang dimodifikasi dengan VARK Learning Style untuk menguji pemanfaatan teknologi smartphone dan memasukan pola belajar sebagai efek

Analisis Hujan Bulan Agustus 2017, Prakiraan Hujan Bulan Oktober, November dan Desember 2017 disusun berdasarkan hasil pantauan kondisi fisis atmosfer dan data yang diterima dari