• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konvergensi teknologi komunikasi dan komputasi telah menciptakan sebuah perangkat yang memiliki kemampuan interoperabilitas1 dalam pemanfa-atan layanan serta fungsi dari kedua bidang tersebut. Perangkat yang kemudian dikenal dengan nama smarphone ini, memberikan kontribusi yang besar terhadap pemanfaatan layanan komputasi dan komunikasi untuk penggunanya yang aktifitasnya di luar ruangan. Dengan kemampuan inilah menjadikan smartphone berada pada posisi terdepan yang berperan sebagai perangkat mobile [1]. Kini smartphone menjadi sebuah fenomena baru yang muncul dengan berbagai kemampuan hingga meningkatkan popularitasnya dan sekaligus memposisikan teknologi ini sebagai perangkat pengganti dari teknologi sebelumnya, yaitu notebook dan PDA [2].

Perkembangan teknologi smartphone yang meningkat pesat memberikan dampak yang signifikan terhadap perilaku pemakai, aktifitas bisnis dan marketing, pendidikan dan industri. Sebagian besar peneliti dari berbagai bidang setuju akan perubahan tersebut dan menjadikan teknologi smartphone sebagai evolusi penting dari teknologi informasi [3].

Teknologi smartphone ini bisa dikatakan baru, dengan melihat respon dari pengguna terhadap penerimaan teknologi ini dan perlahan-lahan meninggalkan pendahulunya (feature phone, notebook dan PDA). Gaya hidup, aktifitas dan bisnis dari pengguna smartphone diperngaruhi oleh perkembangan teknologi tersebut, seperti yang dinyatakan oleh Aldhaban [4]. Penerimaan teknologi baru ini bisa dikatakan penting dalam melihat kebutuhan pengguna dan mengurangi resiko dalam perkembangan teknologi informasi yang bergerak cepat [5]. dengan kata lain, smartphone bisa mengimbangi perubahan teknologi informasi saat ini.

Peredaran smartphone di Indonesia hingga saat ini telah mencapai angka

1

(2)

41 juta pengguna [6] dan akan terus mengalami peningkatan yang diperkirakan lebih dari 100 juta pengguna dan jika mengacu pada badan pusat statistik [7], berarti hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia akan menjadi pengguna smartphone. ketertarikan pengguna terhadap teknologi ini seperti yang dinyatakan oleh Roger bahwa [8], inovasi dari teknologi smartphone membuat teknologi ini lebih cepat diterima oleh konsumen daripada teknologi yang lainnya, keunggulan inovasi smartphone yang dirasakan oleh individu seperti mendapatkan keuntungan yang relatif besar, pengguna dapat langsung melihat dan memilih sesuai kebutuhan dan keinginan, adanya kecocokan terhadap teknologi tersebut, mudah digunakan dan tidak kompleks. selain itu, munculnya perusahaan-perusahaan yang mulai bermigrasi ke teknologi mobile sehingga dapat memanjakan para pelanggan dengan fitur-fitur yang bisa langsung diakses lewat smartphone [9].

Berbagai macam keunggulan yang ditawarkan oleh smartphone kepada para penggunanya, teknologi ini memiliki cara tersendiri dalam memasuki kehidupan setiap penggunanya, teknologi ini mengkombinasikan fungsi dari mobile phone (traditional phone) dan Portable Digital Assistant disempurnakan dengan adanya layanan untuk mengakses internet, fungsi gambar, video [10], permainan, GPS, jejaring sosial, hiburan multimedia, m-commerce, personal productivity tools dan tidak hanya bisa mengakses aplikasi dan layanan baru, namun memungkinkan pengguna untuk mengakses dari mana saja dan memiliki komputer pribadi kecil [11]. Tidak hanya itu, smartphone dikembangkan untuk mempermudah komunikasi antar pengguna dengan berbagai cara, (teks, voice dan video), memungkinkan pengaksesan informasi dari mana saja dan di mana saja, dan dapat menggunakan berbagai macam aplikasi untuk aktifitas ketika pengguna tidak berada di lingkungan dia beraktifitas [12].

Perkembangan smartphone yang masih terus meningkat sampai saat ini, memiliki keunggulan yang diharapkan oleh pengembangnya untuk memberikan keuntungan bagi penggunanya dalam meningkatkan kinerja meliputi pengembangan fleksibilitas, produktivitas dan kualitas pengambilan-keputusan [13], [14]. Pengembangan produk ini merupakan pencapaian yang luar biasa [15],

(3)

sehingga teknologi smartphone ini memungkinkan sesorang untuk selalu terkoneksi sepanjang waktu [1].

Teknologi ini terus menjadi perhatian, terutama pada dampak terhadap penggunanya, di antaranya hubungan antara teknologi informasi, proses, dan kinerja [16], [17]. Dalam penyelesaian tugas dari individu, teknologi diposisikan sebagai alat dan tugas sebagai aktifitas yang dilakukan [18]. Pihak organisasi terkadang menjabarkan teknologi sebagai tindakan yang digunakan untuk mengubah input menjadi output [19], [20]. Namun Goodhue membedakan antara tugas dan teknologi [21]. Aktifitas yang mengelola input menjadi output yang diharapkan dimasukan kedalam kategori tugas, sedangkan teknologi adalah alat yang membantu individu dalam menyelesaikan tugas tersebut. Masuk akal jika pengguna memberikan sedikit "perhatian" terhadap teknologi yang digunakan dalam mengerjakan tugas, maka hal tersebut bisa meningkatkan kinerja mereka. Dengan melihat faktor kunci sebagai pengaruh dalam penggunaan teknologi baru, agar membantu menjelaskan dan memprediksi penggunaan teknologi untuk menyelesaikan tugas dalam hal meningkatkan kinerja pengguna [13], [14].

Di Indonesia, perkembangan smartphone juga sangat terasa dan berpengaruh pada perkembangan teknologi informasi di negara ini. Sampai saat ini, peredaran smartphone telah mendominasi pasar, namun dalam pemanfaatannya belum mencapai titik optimal dan tidak memberikan efek yang lebih bagi pengguna, sedangkan yang diinginkan dari teknologi smartphone ini tidak seperti itu [22]. Riset dari yahoo dan Mindshare menyatakan [6], terdapat 41 juta pemilik smartphone di Indonesia dari hasil survei di tahun 2013 dan diperkirakan akan meningkat 103,7 juta pada tahun 2017, dan 95 persen belum mempergunakan teknologi ini sebagaimana mestinya.

Teknologi mobile secara drastis merubah tatanan kultur dan perilaku dari individu [23], termasuk dalam dunia pendidikan. Mahasiswa merupakan populasi yang dianggap paling paham terhadap teknologi ini. Bukan tidak mungkin, dampak dari teknologi ini hampir memenuhi semua aspek, meliputi bisnis, pendidikan, kesehatan dan dunia sosial [1]. Bisa dikatakan bahwa perbedaan

(4)

bidang studi tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan teknologi ini [1].

Saat ini, setiap mahasiswa tidak bisa terlepas dari internet untuk mendapatkan informasi kapan saja dan di mana saja dia butuhkan [23]. Salah satu penyebab permintaan yang tinggi terhadap smartphone yaitu tersedianya koneksi internet yang memberikan kemudahan dalam mengakses informasi. Hal tersebut memungkinkan untuk setiap mahasiswa mempergunakan smartphone mereka untuk memberikan keuntungan dalam pembelajaran [1]. Tidak hanya itu, keuntungan lainnya yang bisa didapatkan oleh mahasiswa dengan menggunakan teknologi ini, mereka dapat berkolaborasi, berkomunikasi dan berdiskusi dengan teman sekelas ataupun dosen baik itu di dalam kelas ataupun di luar kelas [24].

Pembelajaran menggunakan teknologi mobile, merupakan sebuah konsep baru [25] yang manfaatnya bisa didapatkan dalam penggunaan smartphone, dengan peralatan yang ukurannya kecil, waktu kerja yang relatif lama, respon cepat terhadap pengguna, perangkat lunak dan perangkat keras yang bisa dikembangkan dan kemampunan berkomunikasi. Dengan kemampuan ini, banyak yang bisa dilakukan oleh mahasiswa guna membantu pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pemanfaatan smartphone yang bisa dirasakan oleh mahasiswa antara lain mengatur agenda penting untuk memanajemen waktu, mencari informasi yang berhubungan dengan materi, merekam jalan perkuliahan dan memutar ulang rekaman tersebut untuk pembelajaran, mengakses portal e-Learning yang berada pada universitas tersebut, dan lain sebagainya [25]

Pada penelitian ini, akan dilakukan sebuah pengujian terhadap mahasiswa yang merupakan pengguna teknologi smartphone dengan mengukur sejauh mana pemanfaatan dari teknologi tersebut hingga berpengaruh terhadap kinerja mahasiswa dalam proses pembelajaran. Tak bisa dipungkiri smartphone sudah menjadi alternatif yang nyata dalam dunia akademik, baik oleh dosen maupun mahasiswa. Pertanyaan muncul dalam hal pemanfaatan yang diberikan oleh smartphone dan apakah teknologi ini memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kinerja mahasiswa.

(5)

mahasiswa membutuhkan gaya belajar, juga strategi sebagai keterampilan dalam berfikir kreatif dan kritis untuk berpartisipasi secara efektif dalam aktifitas belajar mengajar mereka. menurut Mares [26], gaya belajar merupakan prosedur pengajaran seorang individu atau lebih dalam periode tertentu. Dengan menggunakan strategi yang tepat, potensi mahasiswa bisa dioptimalkan dalam membentuk individu yang kreatif, kritis dan berfikir konstruktif. Kreatifitas dan pemikiran kritis merupakan salah satu atribut yang diharapkan melekat pada calon sarjana, hal tersebut dianggap perlu untuk membangun bangsa dan kebutuhan sumber daya manusia di masa depan [27].

Lebih dari empat dekade, literatur dari bidang psikologi dan pendidikan saling mendukung dan mengemukakan bahwa mahasiswa belum memiliki cara yang konsisten dalam merespon situasi pembelajaran. Kemudian, dikembangkan sebuah strategi dengan beberapa metode dalam memodifikasi perilaku belajar dan respon dari mahasiswa [28]. Pendekatan menarik untuk mengamati gaya belajar yang dikemukakan oleh Fleming dan Mills [29] adalah VARK (dari singkatan Visual, Aural, Read/Write, Kinestetik). Klasifikasi dari gaya belajar ini adalah dengan memperhatikan jenis dari ketertarikan mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Tidak semua mahasiswa memiliki gaya belajar yang sama [30], [31], bebe-rapa diantaranya mampu memahami pelajaran hanya menggunakan kemampuan membaca ataupun menulis, selain itu ada yang mampu menangkap maksud dari pelajaran yang disampaikan oleh dosen jika mereka mendengar atau menerima informasi lewat suara. Ada juga tipe mahasiswa mampu menenerjemahkan maksud dari dosen dengan melihat gambar atau diagram atau tampilan visual lainnya yang digambarkan [32]. Dan tipe yang lainnya yaitu dengan mempraktekan sendiri sebuah materi lebih memberi pemahaman pada mahasiswa tersebut. Dengan beberapa klasifikasi karakteristik dari gaya belajar yang disebut-kan di atas, penelitian ini menambahdisebut-kan salah satu variabel yang berkaitan dengan karakterstik individu khususnya mahasiswa dengan mengacu kepada konsep VARK Learning Styles [28], yang akan diuji bersama dengan model

(6)

Task-Technology Fit [21]

Mempelajari metode belajar penggunaan pendekatan VARK Learning Style diperuntukan kepada para pengajar agar mampu mengidentifikasi kemampuan memahami informasi dari mahasiswa, sehingga strategi pengajaran yang diberikan kepada mahasiswa tersebut tepat dan efektif [31]. Pemahaman akan pola belajar yang merupakan perilaku seseorang dalam menerima dan memberikan informasi tidak begitu saja diketahui, melainkan melalui pengukuran sehingga bisa menentukan perilaku seseorang dalam menerima dan memberikan informasi.

Penelitian ini menggunakan Task-Technology Fit [21] sebagai model utama dalam mengukur pemanfaatan teknologi dan kinerja yang dipengaruhi oleh karakteristik tugas dan teknologi. Model yang dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson [18] ini menjelaskan bahwa pemanfaatan dan sikap pengguna terhadap teknologi untuk mempengaruhi kinerja individu, sesuai yang diusulkan oleh DeLone dan McLean dalam modelnya [33]. Namun, model ini memiliki kelebihan dari model yang diusulkan oleh DeLone dan McLean. Model ini menekankan tentang pentingnya kesesuaian antara tugas dan teknologi (Task-Technology Fit) dalam pengaruhnya terhadap kinerja. Kemudian, model ini lebih jelas memaparkan hubungan antar konstruk, memberikan dasar teoritis yang lebih kuat untuk permasalahan yang berkaitan antara hubungan Teknologi Informasi dengan kinerja [18]. Pada pemanfaatan teknologi, peneliti mengasumsikan bahwa perilaku seseorang berdasarkan pola belajarnya mempengaruhi hubungan antara kesesuaian tugas dan teknologi dengan pemanfaatan teknologi tersebut, dengan kata lain, ketika tugas dan teknologi telah sesuai, hal tersebut berpengaruh kepada pemanfaatan teknologi tersebut dan dalam pemanfaatan teknologi tersebut secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola belajar masing-masing mahasiswa.

1.2. Rumusan Masalah

Kemudahan yang diberikan oleh smartphone seharusnya menjadikannya sebagai media yang cukup berperan dalam aktifitas mahasiswa dengan

(7)

ristik pola belajar masing-masing individu sehingga berpengaruh positif terhadap pemanfaatan teknologi smartphone ini. Dari penjelasan tersebut, dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu belum adanya pengujian tentang pola belajar sebagai efek moderasi yang secara tidak langsung mempengaruhi pemanfaatan teknologi smartphone dengan kesesuaian tugas dan teknologi pada kalangan mahasiswa. 1.3. Keaslian Penelitian

Penelitian [34], menjelaskan, dampak penggunaan laptop pada kelas Teknik memiliki tiga keluaran, terhadap hasil belajar, terhadap perilaku, dan kontribusi laptop terhadap pembelajaran di kelas. dari ketiganya, terdapat perbedaan yang signifikan, penggunaan laptop berpengaruh positif terhadap prestasi belajar baik di dalam maupun di luar kelas, sedangkan perilaku tidak terlalu berpengaruh. Kontribusi dilihat dari pembuat keputusan yaitu pimpinan institusi bahwa investasi teknologi akan menguntungkan bagi pelajar dalam meningkatkan prestasi belajar.

Kumar [23], dalam penelitiannya tentang dampak dari evolusi smartphone dalam teknologi pendidikan dan penerapannya dalam studi secara teknis dan profesional menyatakan, dampak dari teknologi ini adalah perubahan dalam pendidikan reguler dan jarak jauh menjadi lebih besar. Perbedaan antara universitas tradisional dengan institusi pendidikan jarak jauh menjadi tidak tampak lagi. Kebutuhan akan pembelajaran jangka panjang dan perkembangan yang cepat dalam dunia ICT telah mempengaruhi universitas yang tradisional menjadi terbawa dengan cara online dan tertarik dengan banyak teknologi berorientasi privasi yang sama baiknya dengan layanan publik. Meningkatnya tuntutan terhadap smartphone dan mobile browsing kecepatan tinggi, siap untuk merubah dasar pelayanan sistem pada perguruan tinggi. layanan dan fungsi disediakan melalui mobile phone yang tersedia kapan saja, tiap hari ataupun saat-saat tertentu.

Dalam penelitian tentang keterkaitan antara Task-Technology Fit dan Individual performance [18], Goodhue dan Thompson menjelaskan bahwa

(8)

bahwa model yang diberikan ini memperlihatkan bagaimana teknologi memberikan nilai untuk kinerja individu. Peneliti menemukan bukti yang cukup yang saling mendukung bahwa penilaian pengguna dari TTF yaitu fungsi dari karakteristik sistem dan karakteristik tugas dan bukti yang kuat bahwa untuk memprediksi kinerja individu, TTF dan pemanfaatan (utilization) harus disertakan.

Dalam penelitiannya [35], menyatakan bahwa persepsi pengguna dari TTF terhadap e-book dan pemanfaatannya memberikan penjelasan bahwa jumlah yang signifikan dari berbagai kinerja yang dirasa. Dari studi tersebut yang paling menonjol adalah kuatnya hubungan antara pemanfaatan dan kinerja yang dirasakan.

Moazeni dan Pourmohammadi [31] dalam penelitiannya mengatakan bahwa indentifikasi pola belajar mahasiswa memberikan informasi kepada pengajar dalam membuat strategi belajar untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan pertanyaan dan menganalisis jawaban sehingga bisa ditentukan kecenderungan mahasiswa tersebut dalam memberi dan menerima informasi. Dari penelitian tersebut bisa dilihat bahwa metode pendekatan ini dilakukan dan diterapkan di lingkungan pengajar saja untuk membuat strategi yang sesuai dengan kecenderungan mahasiswa. Namun, belum dilakukan pada lingkungan mahasiswa, sehingga mahasiswa tersebut mengetahui kecenderungan mereka sehingga langkah yang mereka ambil menjadikan aktifitas pembelajaran mereka menjadi efektif dan efisien juga.

Penggunaaan teknologi di dalam kelas maupun di luar kelas dan kecocokan dengan tugas yang dikerjakan, belum dilihat adanya pola belajar yang ikut mempengaruhi pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Fleming menjelaskan dalam penelitiannya [30], jika seseorang mampu mengerjakan tugas dengan menggunakan salah satu gaya belajar dari beberapa cara baik visual, aural, read/write atau kinestetic. Maka dia mampu mengembangkan lagi kemampuannya menggunakan strategi tersebut dalam belajar. Pemanfaatan

(9)

teknologi akan memberikan hasil yang bervariasi berdasarkan kecocokan yang dicapai antara tugas dan teknologi serta dipengaruhi oleh pola belajar. Dibutuhkan kecocokan yang bagus (Good fit) sebelum teknologi tersebut berpengaruh pada kinerja.

Mengacu pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini akan melakukan mengujian pemanfaatan teknologi smartphone dengan kesesuaian tugas dan teknologi dari metode task-technolgy fit serta menjadikan pola belajar mahasiswa sebagai efek moderasi yang mengacu pada konsep VARK Learning Style.

1.4. Tujuan Penelitian

Menggunakan metode task-technology fit yang dimodifikasi dengan VARK Learning Style untuk menguji pemanfaatan teknologi smartphone dan memasukan pola belajar sebagai efek moderasi, sehingga bisa memberikan penjelasan tentang efek yang mempengaruhi pemanfaatan smarphone dalam pembelajaran.

1.5. Manfaat Penelitian

a. Memberi masukkan kepada mahasiswa terhadap pemanfatan teknologi smartphone yang sesuai dengan pola belajar hingga berpengaruh terhadap kinerja,

b. Memberi penjelasan kepada pihak institusi untuk menentukan kebijakan terhadap kebutuhan mahasiswa berdasarkan pola belajar dan penggunakan teknologi smartphone,

c. Memberikan hasil penelitian tentang efek moderasi yang muncul penerapan pola belajar terhadap pemanfaatan pemanfaatan teknologi smartphone.

Referensi

Dokumen terkait

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula

kelompoknya. 3) Siswa diminta untuk membuat pertanyaan terkait materi yang sedang dipelajari. 4) Guru menyuruh salah satu siswa sebagai wakil dari kelompoknya untuk

Dengan penjelasan guru dan memperhatikan gambar, siswa mampu mengidentifikasi cara menggunakan bahan alami untuk membuat karya patung

Kegiatan yang dilakukan pada saat implementasi model EJAS adalah (1) eksplorasi yaitu peserta didik diajak untuk merancang, mengembangkan ide dan pengalaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Menurut Mukarom dan Laksana (2015: 308) pola pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat tahap perencanaan adalah: a. Analisis dan seleksi alternatif pemecahan masalah,

Model distribusi total kerugian aggregat terpilih digunakan untuk menentukan premi dan dana cadangan pada manfaat rawat jalan suatu polis asuransi kesehatan.. METODE PENELITIAN

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū