• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPAGASI SPORA ENDOMIKORIZA INDIGENUS BALI MENGGUNAKAN TANAMAN INANG YANG BERBEDA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROPAGASI SPORA ENDOMIKORIZA INDIGENUS BALI MENGGUNAKAN TANAMAN INANG YANG BERBEDA."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR ... vii

SAMBUTAN KETUA PANITIA ... ix

SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA ... xi

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS UDAYANA ... xiii

PEMBICARA UTAMA 1. PERANAN SAINS DAN TEKNOLOGI YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN UMAT MANUSIA Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD ... 3

2. PETA JALAN KEBIJAKAN NASIONAL ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja, MSc.. ... 5

3. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DALAM MEWUJUDKAN PENGELOLAAN HUTAN LESTARI (PHL) Dr. Ir. Agus Sarsito, M.For.Sc. ... 6

4. PERSPEKTIF NANO SCIENCE DALAM BIOLOGI Prof. Sutiman Bambang Sumitro, MS., D.Sc. ... 7

5. PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN SEBAGAI STRATEGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK PANGAN Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc. ... 8

PRESENTASI ORAL: BIDANG KETAHANAN PANGAN 1. PROPAGASI SPORA ENDOMIKORIZA INDIGENUS BALI MENGGUNAKAN TANAMAN INANG YANG BERBEDA Meitini Wahyuni Proborini dan Ida Bagus Gede Darmayasa ... 21

2. STUDI JENIS DAN POTENSI SAMPAH KOTA DI TPA SUWUNG SEBAGAI SUMBER PAKAN UNTUK PEMELIHARAAN SAPI BALI N.L.P. Sriyani, T Ariana I.N, Lanang Oka Cakra, I.G ... 26

3. EFEK TOKSISITAS EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLAT Turbinaria SEBAGAI FOOD ADDITIVE ALAMI Pramono Sasongko, Endang Rusdiana ... 31

(3)

PROPAGASI SPORA ENDOMIKORIZA INDIGENUS BALI

MENGGUNAKAN TANAMAN INANG YANG BERBEDA

Meitini Wahyuni Proborini dan Ida Bagus Gede Darmayasa

Jurusan Biologi FMIPA Unud Email: pmeitini@yahoo.com

Abstrak

Endomikoriza adalah cendawan obligat yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati (biofertilizer). Untuk propagasi sporanya, cendawan mikoriza harus menggunakan tanaman inang .Meskipun demikian, propagasi endomikoriza tidak memerlukan inang yang sangat spesifi k sehingga beberapa tanaman inang dapat diujikan untuk propagasi endomikoriza untuk memperoleh jumlah spora yang maksimum sehingga dapat digunakan sebagai bahan pupuk hayati. Penelitian tentang propagasi endomikoriza indigenus Bali menggunakan tanaman inang yang berbeda (Zea mays, Shorgum dari klas monokotil) dan tanaman Arachis, Pueraria (dikotil) dilaksanakan di laboratorium Taksonomi Tumbuhan (Mikologi) Jurusan Biologi dan Rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Udayana selama empat bulan (Mei – Agustus 2014). Parameter yang diamati adalah: jumlah spora, persentase kolonisasi dan berat akar tanaman inang pada bulan ke satu, dua dan tiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman inang Zea mays dan Shorgum menghasilkan propagasi spora yang lebih banyak pada bulan ke satu,dua dan tiga dibanding tanaman inang Pueraria dan Arachis. Propagasi tertinggi dihasilkan pada propagasi umur tiga bulan.

Kata kunci: Propagasi, mikoriza indigenus, tanaman inang

Abstract

Endomycorrhiza is one types of fungi which can be applied as biofertilizer. As an obligate fungi, to propagate this fungi require plant as plant host. Many plants can be used as the host to propagate the number of endomicorrhizal spores,i. e:Moncot and dicot plants. Research on propagation of indigenous Bali endomicorrhiza was done in laboratory of Biology and green house of Agriculture University of Udayana from May until August 2014. Propagation indigenous mycorrhizal is done by using fi ve types of host plants, i.e. Zea mays local Bali, Zea may Hibrids, Shorgums, Pueraria and Arachis within three months. The parameters analyzed were: Number of spores, percent mycorrhizal infections and weight of roots for the fi rst, second and third month. The results showed that the indigenous mycorrhiza. Result showed that, the propagation (number of spores, dry weight of plant roots and percent colonization) in monocot plants (Zea mays and shorgum) was higher than at dicotyledone plants (Pueraria and Arachis).

Keywords: Propagation, indigenous mycorrhiza, host plant

1. PENDAHULUAN

Inokulan endomikoriza merupakan kelompok inokulan yang berasal dari jamur dan tidak dapat diperbanyak dengan menggunakan media buatan. Produksi inokulan endomikoriza umumnya dilakukan di rumah kaca dengan menggunakan tanaman inang seperti Zea mays, shorgum sp, Pueraria sp (Widiastuti, 2003). Selain itu dapat juga menggunakan tanaman krotalaria (Crotalaria juncea), dan mentimun (Cucumis sativus) (Hartoyo dkk., 2011; Hapsoh, 2000). Selain tanaman inang yang sesuai, dalam memproduksi inokulum cendawan endomikoriza dapat digunakan media tanam yang khusus seperti vermikulit, zeolit atau gambut (Gautam Shrestha et al.,2009). Bila inokulan cendawan endomikoriza bisa diperbanyak oleh petani, maka penggunaan inokulan cendawan endomikoriza akan lebib meluas dan manfaat cendawan endomikoriza akan lebih dirasakan oleh banyak petani. Untuk itu, dalam memproduksi inokulan mikoriza, diperlukan baban-bahan yang mudah diperoleh dan harganya murah.

(4)

tanam yang banyak digunakan adalah zeolit. Zeolitpun sukar diperoleh atau kalaupun dapat diperoleh petani, barganya juga relative mahal. Hal ini merupakan beberapa kendala dalam pembuatan pupuk hayati endomikoriza sehingga penelitian tentang propagasi endomikoriza menggunakan variasi tanaman inang yang mudah diperoleh oleh kalangan petani sangat diperlukan sehingga mudah diaplikasikan pada para petani.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perbedaan jenis tanaman inang dalam propagasi cendawan endomikoriza terhadap: 1. Jumlah spora, 2. berat akar tanaman inang yang terinfeksi dan persentase akar tanaman inang yang terinfeksi oleh hifa cendawan endomikoriza propagasi inokulan cendawan endomikoriza.

2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tanaman inang yang digunakan untuk memproduksi inokulan cendawan endomikoriza native Bali adalah tanaman sorgum (Sorgum bicolor), Jagung lokal Bali, Jagung hibrida (Bisil 12), Kacang tanah (Arachis hypogaea) dan Pueraria sp. Sebagai media tumbuh digunakan zeolit granula dan campuran tanah (dari Desa Sukadana dan Desa Abang Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem Bali). Inokulan Endomikoriza adalah campuran dari spora Glomus, Acaulospora dan Gigaspora dari Laboratorium Taksonomi Tumbuhan (Mikologi) Jurusan Biologi FMIPA Unud. Pupuk yang digunakan adalah Hara Johnson tanpa kandungan P

Dalam penelitian ini, percobaan ditempatkan menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 ulangan, tiap unit terdiri dari 3 jenis tanaman inang sehingga total tanaman adalah (5 jenis inang x 5 ulangan x 3 unit) = 75 polibeg. Pupuk hara Johnson diberikan melalui penyiraman ke dalam media dengan takaran yang disesuaikan dengan umur tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F dan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).

Permukaan benih tanaman inang (Jagung, kacang tanah, shorgum dan Pueraria) disterilkan menggunakan larutan khlorox (3% NaOCl) selama lima menit, dibilas dengan akuades steril sebanyak tiga kali. Benih yang sudah steril permukaannya direndam dalam air hangat selama 2 menit, kemudian direndam dalam air dingin selama 24 jam sebelum ditanam. Tanah disaring dengan saringan 2 mm, dicampur dengan Zeolit dengan perbandingan 1:1. Sebanyak 2 kg campuran media tanam dimasukkan ke polibeg, disterilkan pada suhu 100°C selama 3 jam.

Sebanyak 50 g inokulan dimasukkan ke dalam media tanam 10 cm dari atas permukaan media tanam. Sebanyak tiga biji tanaman inang yang sudah disterilisasi permukaannya ditanam pada media tanam. Larutan hara Johnson diberikan setelah tanaman berumur satu minggu. Larutan hara disemprotkan setiap minggu dengan takaran 1.0 ml pada bulan pertama, 2.0 ml pada bulan kedua, 3.0 ml pada bulan ke tiga. Pestisida tidak digunakan dalam propagasi spora endomikoriza. Pengamatan dilakukan mulai bulan pertama sampai bulan ke tiga. Tolok ukur yang diamati adalah jumlah spora, derajat infeksi akar dan bobot akar. Untuk pengambilan contoh destruktif digunakan satu ulangan setiap bulan. Jumlah spora, derajat infeksi aka dan bobot akar tanaman ditetapkan. Jumlah spora dan derajat infeksi endomikoriza ditetapkan dengan menggunakan metode Giovannetti dan Mosse (1980) dan Bnmdrett et al. (1982). Akar tanaman dibersihkan dan ditimbang.

3. HASIL

(5)

secara normal bahkan bisa diindikasikan meningkat. Hal ini dibuktikan bahwa jumlah dan panjang akar tanaman inang yang cukup signifi cant menunjukkan adanya fotosintat oleh aktifi tas akar tanaman inang dalam absorbsi unsur-unsur hara dari media tanam. Hasil selengkapnya adalah sebagai berikut.

3.1. Jumlah Spora endomikoriza.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah spora endomikoriza indigenus Bali yang dipropagasi menggunakan tanaman inang Jagung dan shorgum lebih banyak dibanding spora yang dipropagasi menggunakan tanaman Arachis dan Pueraria baik pada bulan ke satu, dua dan tiga (Gambar 1).

Gambar 1. Jumlah spora pada propagasi bulan ke satu, dua dan tiga dengan tanaman inang yang berbeda

3.2. Derajat Infeksi Akar

Hasil pengamatan menggunakan mikroskop dissecting set dan penghitungan derajat infeksi akar selama propagasi satu, dua dan tiga bulan menunjukkan bahwa kolonisasi endomikoriza tertinggi (100%) adalah Zea mays hibrida pada bulan ketiga sedangkan kolonisasi terendah adalah Pueraria (Gambar 2). Kolonisasi pada bulan pertama menujukkan hasil yang cukup seragam pada kelima tanaman inang. kolonisasi mulai tampak terlihat perbedaannya pada bulan kedua dan ketiga, terutama pada inang Zea mays dan Shorgum.

Gambar 2. Kolonisasi endomikoriza bulan ke satu, dua dan tiga pada tanaman inang yang berbeda

3.3. Berat Akar tanaman Inang

(6)

Gambar 3. Berat kering akar tanaman inang yang berbeda pada propagasi endomikoriza bulan ke satu, dua dan tiga

4. PEMBAHASAN

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa spora endomikoriza yang dihasilkan pada tanaman inang jagung (lokal dan Hibrida) serta tanaman shorgum menghasilkan jumlah spora lebih banyak dibandingkan dengan jumlah spora pada dua tanaman inang yang lain (Arachis dan Pueraria). Spora-spora endomikoriza mulai menghasilkan propagasi mulai umur satu bulan, namun jumlah spora terbanyak dihasilkan pada propagasi tiga bulan pada kelima tanaman inang. Simanungkalit (2003) dan Hasanudin (2008) menyatakan bahwa spora dan propagul endomikoriza umumnya dapat mulai digunakan untuk inokolum adalah umur tiga bulan sampai enam bulan. Selain umur atau lama penanaman inang untuk propagasi, Faktor pendukung lain untuk memacu germinasi spora mikoriza adalah suhu. Suhu harian selama penelitian propagasi di rumah kaca berkisar antara 29-360C. Menurut Mosse (1991), spora Acaulospora sp., Gigaspora sp. dan

Glomus sp. dapat bergerminasi pada kisaran suhu 23 – 31 0 C. Hal ini menunjukkan bahwa suhu harian

dirumah kaca masih dalam kisaran suhu yang optimum untuk perbanyakan spora endomikoriza.

Terkolonisasinya akar-akar jagung oleh hifa-hifa endomikoriza merupakan propagul efektif untuk digunakan sebagai sumber inokulan. Menurut Brundrett et al. (2008) dan Douds et al.(2010). hifa-hifa yang terbentuk dari hasil germinasi spora, disebut sebagai hifa eksternal akan terdistribusi secara luas di dalam tanah mengabsorbsi unsur P, selanjutnya hifa-hifa tersebut akan mendistribusikan P dalam bentuk ion pada tanaman inang yang ditumpanginya. Laju kolonisasi pada akar tanaman semakin tinggi apabila spora endomikoriza yang bergerminasi menggunakan tanaman inang yang sesuai, contohnya tanaman Jagung sehingga pemilihan jenis tanaman inang yang digunakan untuk propagasi endomikoriza sangat menentukan keberhasilan propagasi cendawan endomikoriza (Widiastuti, 2004 ; Chalimah et al, 2007).

Pada pengukuran berat akar tanaman inang, menunjukkan bahwa pada tanaman familia Poaceae (Zea mays dan Shorgum) menghasilkan berat akar yang lebih tinggi dibanding kedua tanaman inang yang lain. Menurut Chalimah dkk (2007) dan Douds et al (2010), tanaman inang semusim kelompok monocotil dalam waktu yang sama menghasilkan pertumbuhan yang lebih pesat dibanding dicotil. Dan menghasilkan berat akar yang lebih tinggi dibanding tanaman dicotil. Hal ini terlihat pada hasil penelitian (Gambar 3) bahwa Tanaman inang Zea mays dan Shorgum menghasilkan berat akar yang lebih tinggi dibanding kedua tanaman inang lainnya (Pueraria sp dan Arachis sp).

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Dalam memproduksi inokulan endomikoriza native Bali, tanaman inang Jagung dan Shorgum merupakan tanaman inang yang baik untuk propagasi spora endomikoriza.

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dilaksanakan dengan anggaran dana desentralisasi (BOPTN) Hibah Bersaing tahun Anggaran 2014 dengan nomer kontrak 103.32/UN14.2/PNL.01.03.00/2014 untuk pembiayaan penelitian tahun 2014.

DAFTAR PUSTAKA

Brundrett, M., N. Bougher, B. Dell,. T. Grove, dan N. Malajczuk. 2008. Working with Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. ACIAR Monograph 32. Australian Centre for International Agricultural Research, Canberra

Chalimah, S., Muhadiono, L. Aznam, S. Haran, N., Toruan-Mathius. 2007. Propagation of Gigaspora sp. and Acaulospora by pot culture in green house. Biodiversitas. 7(4):12-19

Douds J., D.D., G. Nagahashi, P.R. Hepperly. 2010. On-farm production of inoculum of indigenous arbuscular mycorrhizal fungi and assessment of diluent of compost for inoculum production.. Bioresource Technology 101. 2326-2330

Gautam Shrestha, Geeta Shrestha Vaidya and Binayak P. Rajbhandari1, 2009. Effects of Arbuscular Mycorrhiza in the Productivity of Maize and Fingermillet Relay Cropping System. Nepal Journal of Science and Technology 10. 51-55

Hartoyo. B, M. Ghulamahdi, L.K. Darusman, S.A. Aziz, dan I. Mansur.2011. Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada Rizosfer Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban. Jurnal Littri. 17 (1) : 32– 40

Hasanudin. 2008. Peningkatan Ketersediaan dan Serapan N dan P serta Hasil Tanaman Jagung Melalui Inokulasi Mikoriza Azotobactor dan Bahan Organik pada Ultisol. Jurnal Ilmu – Ilmu Pertanian Indonesia. 5:83-89.

Mosse, B. 1991. Vesicular-arbuscular mycorrhiza. Research for Tropical Agriculture. Res. Bull. No. 194. Hawaii Inst. of Trop. Agric. and Human Resource. Univ of Hawaii, Honolulu.

Simanungkalit, R.D.M. 2003. Teknologi cendawan Mikoriza Arbuskuler: Produksi inokulan dan pengawasan mutunya. Program dan Abstrak Seminar dan Pameran: Teknologi Produksi dan Pemanfaatan Inokulan Endo-Ektomikoriza untuk Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan.

Gambar

Gambar 2. Kolonisasi endomikoriza bulan ke satu, dua dan tiga pada tanaman inang yang berbeda
Gambar 3. Berat kering akar  tanaman inang yang berbeda pada propagasi endomikoriza bulan ke satu, dua dan tiga

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil pengujian menggunakan Paired Sample T Test menunjukkan bahwa rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA),

bagian luar, setelah mngaspirasinya terlebih dahulu. 34) Memindahkan klem pada tali pusat. 35) Meletakan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat. diatas tulangg pubis,

To answer the problems, the researcher conducted qualitative research on content analysis. There are two sources of the research, namely primary source and secondary

Artikel pertama dan kedua merupakan tulisan yang semula disajikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh FH-UKSW pada tanggal 21 Februari 2009 dengan mengambil

Komoditi bukan makanan yang memberi sumbangan besar untuk garis kemiskinan di perkotaan adalah biaya perumahan (30,24 persen), minyak tanah (7,86 persen), pendidikan (6,69

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievment Division) dengan pendekatan

Efisiensi Konversi Pakan Yang Dimakan (ECI) Ulat Sutera Instar III, IV dan V Efisiensi konversi pakan yang dimakan larva sutera pada instar III dan V tidak