• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia (sumber data diolah oleh Outlook kopi 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia (sumber data diolah oleh Outlook kopi 2016)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada perkembangan zaman saat ini, masyarakat banyak merasakan perubahan yang terjadi pada pasar dan teknologi yang semakin laju berkembang dan berdampak pada perekonomian masyarakat. Maka dari itu setiap perusahan yang berprioritas pada keuntungan mencoba selalu berusaha mengembangkan bisnisnya dan merebut pangsa pasar. Hal yang paling utama untuk mencapai pasar tersebut adalah citra merek produk tersebut. Citra merek adalah unsur yang paling penting dalam keberhasilan perkembangan produk karena merek ialah suatu istilah tanda desain atau kombinasi yang mengidentifikasi produk atau jasa yang dibuat juga dapat digunakan sebagai tanda membedakan antara satu perusahaan dan lainnya.

Sementara itu, salah satu produk yang diminati oleh masyarakat Indonesia adalah kopi. Kopi sudah lama diminati masyarakat Indonesia dan telah dipandang sebagai sebuah kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas sehari-hari. Hal tersebut dapat dikuatkan dengan meningkatnya konsumsi kopi di Indonesia.

Gambar 1.1 Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia 2016-2020 (sumber data diolah oleh Outlook kopi 2016)

(2)

2 Dengan fenomena ini, kopi menjadi suatu bisnis yang memiliki peluang besar untuk dimasuki. Dikutip dari majalah Otten Coffee yang mengatakan bahwa bertumbuhnya dan berkembangan bisnis coffee shop di Indonesia membuat tingkat persaingan di dunia usaha coffee shop itu sendiri makin kuat. Hal tersebut terbukti bahwa perkembangan coffee shop di Indonesia semakin menjamur yang baru saja mulai terlihat beberapa tahun belakangan, tetapi perkembangannya cukup cepat dan menjadi salah satu usaha yang dapat diperhitungkan yang dapat menghasilkan laba banyak.

Coffee shop sendiri umumnya adalah sebuah tempat untuk menikmati kopi dengan berbagai jenis kopi yang dibuat oleh Barista (sebutan untuk pembuat kopi) dan berbagai menu makanan ringan. Bagi penduduk Indonesia, coffee shop telah menjadi trend dan gaya hidup. Menurut Kotler (2002:192) gaya hidup adalah pola hidup seorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini. Gaya hidup begitu erat kaitannya dengan trend terkini dan perkembangan teknologi. Pesat perkembangan zaman dan teknologi, akan berdampak pula pada besarnya perkembangan gaya hidup manusia di kehidupan sehati-hari. Hal ini dapat menjadi pengaruh yang positif ataupun negatif, namun tergantung lagi dari bagaimana masing- masing menjalani gaya hidup tersebut.

Adapun terjadinya gaya hidup yang berubah dari generasi ke generasi, disebabkan oleh berubahnya kehidupan sosial di lingkungan masyarakat dan ekonomi yang dijadikan sebagai peluang bagi perusahaan agar dapat menciptakan produk baru dan menyesuaikan produknya sebagaimana gaya hidup pasar yang dituju. Terkadang pelanggan menemukan beberapa produk dan jasa yang dirasa dapat memenuhi kebutuhan tertentu. Pelanggan membuat ekpektasi mengenai nilai dan rasa puas yang ditawarkan oleh pasar dan membeli berdasarkan ekspektasi tersebut. Pelanggan yang merasa puas akan membeli lagi dan mengatakan pada orang lain mengenai pengalaman baik mereka tentang produk tersebut.

Kini, bukan hanya restaurant yang memiliki menu makanan berat yang mulai berkembang, munculnya trend coffee shop pun kini perlahan menjamur terlebih lagi di kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta,

(3)

3 Bandung, Yogyakarta, Semarang dan kota besar lainnya. Kebanyakan tujuan para pengujung pergi ke coffee shop bukan cuma sekedar mencicipi menu kopi yang tersedia, melainkan ada pula pelanggan yang hanya datang untuk mencicipi menu makanan dan minuman lainnya atau hanya sekedar cemilan yang jadi favorit bagi setiap pengunjung di coffee shop tersebut, dan ada juga yang datang hanya sekedar bersantai dengan kelompoknya atau menjadikannya sebagai tempat rapat.

Tempatnya juga di desain sedemikian rupa untuk menciptakan suasanya yang nyaman agar pengunjung betah untuk berkunjung dengan rutin (loyal customers). Secara umum pengunjung akan memilih tempat yang difasilitasi secara lengkap agar dapat terpenuhi kebutuhan yang diinginkan. Yang paling sering dicari adalah fasilitas koneksi jaringan internet atau di sebut Wi-Fi, ini adalah hal yang paling dibutuhkan kebanyakan orang saat ini.

Daerah Salatiga pada khususnya terdapat 27 coffee shop dan masih banyak lagi, salah satunya Five-O Coffee & Milkshake. Coffee shop di Salatiga semakin menjamur dengan perbedaan penerapan konsep dari pada yang umumnya, dengan alasan kepuasan juga menyajikan kenyamanan bagi pelanggan yang datang, dan pastinya dengan tujuan mencapai target pemasaran agar dapat mencapai keuntungan dari usaha yang dijalankan.

Salah satu contoh ialah Langit Senja Coffee, bukan sekedar menjual kopi saja, namun juga menyajikan pemandangan alamnya, hal ini menjadi nilai tersendiri untuk setiap pengunjung yang mana Langit Senja Coffee ini berada di tengah pedesaan di Salatiga.

Beda halnya dengan Five-O Coffee & Milkshake yang didirikan oleh seorang pemuda bernama Bram dengan konsep bangunan semi industrial.

Menurut pemilik kedai, usaha ini berdiri sejak tahun 2012 di jalan Imam Bonjol No.31, Salatiga. Coffee shop ini buka setiap hari kecuali di hari Kamis, setiap minggunya intensitas konsumen yang berkunjung cukup ramai. Hal tersenut terbukti dengan adanya data yang dapat dilihat pada gambar 1.2.

(4)

4 Gambar 1.2 Data Pengunjung Five-O tiap minggunya

Pelanggan kedai kopi ini yaitu sebagian besar adalah pelajar sekolah dan mahasiswa. Selain pelajar juga mahasiswa, pengunjung yang lainnya juga merupakan mereka yang sudah berkeluarga.

Gambar 1.3 Data Pengikut Five-O dalam Rentang Semua Usia (sumber insight Instagram Five-O)

Adapun beberapa kedai kopi pesaing Five-O Coffee & Milkshake yaitu Aromia Coffee, Kalimera Coffeebar, Leha Kopi, Telon Kopi, dll.

Untuk memasarkan produknya Five-O menggunakan social media

“Instagram” dan membangun merek tersebut dengan metode word of mouth atau sering dikatakan juga sebagai komunikasi mulut ke mulut. Berdasarkan pengamatan dan hasil yang diperoleh melalui wawancara singkat kepada pelanggan yang berkunjung menyatakan bahwa pesanan datang cukup lama disaat jam sibuk, menu kurang lengkap diakibatkan bahan dasar kehabisan dan ruangan kafe terasa sangat ribut ketika suara kendaraan lalu lalang di depan kedai kopi.

(5)

5 Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa prioritas utama sebuah perusahaan adalah tetap menjaga kepuasan pelanggan untuk tetap bisa bersaing dengan perusahaan lainnya, hal ini perlu dengan adanya dukungan dari citra merek yang dinilai positif dimata para pelanggannya dan tentu juga dengan kualitas pada pelayanan yang dinilai baik merupakan suatu hal penting untuk perusahan tersebut. Citra merek yang dinilai baik akan memberikan rasa puas kepada pelanggan dan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.

Keller (2013:77) menyatakan bahwa menciptakan citra merek positif dilakukan melalui program pemasaran yang menghubungkan asosiasi yang kuat, unggul dan unik untuk merek dalam memori. Citra merek memiliki tiga dimensi yang dapat merangkaimya, yaitu kekuatan (strength), keunggulan (favorable), keunikan (uniqueness).

Perusahaan yang berkecimpung dalam usaha ini akan saling berlomba agar dapat memberi kepuasan untuk pelanggan agar tetap mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap citra merek dengan memberi penawaran berbagi produk makanan juga minuman yang beragam dan menarik dengan kualitas dan harga yang tentunya bersaing dengan kompetitor, dan juga menyajikan suasana kafe yang beda dengan suasana kafe lainnya.

Dalam dunia usaha, penilaian seorang terhadap produk tertentu sangatlah penting karena hal ini dapat dikatakan sebagai penentu mengenai citra merek produk tersebut di mata masyarakat. Penilaian yang baik atau buruk merupakan proses perlakuan seseorang terhadap objek atau informasi yang diterima dengan pengamatan melalui indera yang dimiliki. Proses penilaian juga berkaitan dengan pemberian makna serta menginterprestasikan objek yang diamati. Pada saat citra merek sudah melekat kuat dalam ingatan konsumen, maka rasa percaya terhadap merek akan semakin kuat, begitu pula untuk memilih setia terhadap produk.

Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian yang akan menganalisis bagaimana citra merek Five-O Coffee & Milkshake dalam benak pelanggan di Salatiga.

(6)

6 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang ada pada latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalah akan dibahas oleh penulis yaitu

“Bagaimana citra merek Five-O Coffee & Milkshake dalam benak pelanggan di Salatiga?”

1.3. Tujuan Penelitian

Merujuk dari perumusan masalah yang disebutkan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan citra merek Five-O Coffee & Milkshake dalam benak pelanggan di salatiga.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian penelitian maka penelitian diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapaun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Kalangan akademis dan pihak lainnya, sebagai salah satu referensi dan tambahan ilmu pengetahuan untuk penelitian sejenis selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Five-O Coffee & Milkshake, sebagai informasi mengenai respon konsumen terhadap citra merek sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan.

1.5. Definisi Konsep a. Citra Merek

Citra merek ialah suatu hal yang diingat di dalam benak konsumen ketika membeli produk pada merek tertentu. Kotler dan Keller (2009:258) mendefinisikan merek sebagai, “Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasiakan produk atau jasa dari para pesaing”.

(7)

7 b. Persepsi

Terbentuknya persepsi diawali oleh pengamatan dengan proses melihat, mendengar, menyentuh, merasakan dan menerima suatu hal yang kemudian seseorang menyeleksi, mengorganisasi, dan menginterpretasikan informasi yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti. Menurut Philip Kotler (1993:219) Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpetasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang besifat selektif. Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah karakteristik orang yang dipersepsi dan faktor situasional.

c. Pelanggan

Dalam pemikiran untuk membangun suatu usaha perlu juga memikirkan tentang prospeknya. Hal pertama yang harus di pikirkan dalam membangun suatu usaha yaitu pelanggan. Untuk menentukan kategori pelanggan, terlebih dahulu perlu adanya analisis secara keseluruhan lalu diidetifikasi dan kemudian mengambil kesimpulan untuk target pemasarannya. Menurut Nasution (2004:102), pelanggan suatu perusahaan adalah orang yang membeli dan menggunakan produk suatu perusahaan.

d. Coffee shop

Coffee shop adalah tempat yang menyajikan makanan dan minuman bukan cuma sejenis kopi melainkan ada juga menu minuman yang beragam serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memberi kenyamanan bagi setiap pengunjungnya.

(8)

8 1.6. Batasan Penelitian

Agar penelitian tidak terlalu meluas maka diperlukan batasan masalah.

Penulis membatasi penelitian hanya berfokus pada citra merek Five-O Coffee & Milkshake dalam benak pelanggan di Salatiga dengan teori Keller yang di jabarkan citra merek memiliki tiga dimensi yaitu kekuatan, keunggulan dan keunikan.

Gambar

Gambar 1.1 Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia 2016-2020  (sumber data diolah oleh Outlook kopi 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan kepemilikan saham oleh pihak manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan manajer

Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa ter- dapat hubungan antara status pekerjaan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati dengan nilai p sebesar

dimaksud adalah Desa Adat Kuta sebagai sebuah lembaga tradisional yang berkembang tidak hanya melaksanakan fungsi pokok dari sebuah desa adat yang berkaitan

2) Pertahankan teknik aseptic pada prosedur infasif. Rasional: Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menajdi media yang baik bagi kuman. 3) Berikan perawatan luka

Menyadari akan pentingnya keberadaan ekosistem terumbu karang dikawasan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai suatu ekosistem dikaitkan dengan konsep keseimbangan lingkungan

Kredit di PT. Bank Lampung Cabang Metro dapat digunakan untuk keperluan konsumtif, produktif, maupun modal. Ada beberapa produk kredit yang ada di PT. Bank Lampung

Pangkur Jenggleng merupakan media komunikasi, dalam hal ini komunikasi yang dimaksud adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan