• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar-dasar Logika. (Review)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dasar-dasar Logika. (Review)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Dasar-dasar Logika

(2)

Intro

Logika berhubungan dengan kalimat-kalimat dan hubungan antar kalimat.

Tujuan: menentukan apakah suatu kalimat / masalah bernilai

benar (TRUE) atau salah (FALSE)

Kalimat Deklaratif (proposition): bernilai benar atau salah, tapi tidak keduanya. Dilambangkan dengan

(p, q, r...) Contoh:

a. 2 + 2 = 4 (benar)

b. 4 adalah bilangan prima (salah)

Lawan kalimat deskriptif adalah Kalimat Terbuka contoh:

x + y = 2 (nilai kebenaran tergantung x dan y) Di manakah letak pulau Bali? (kalimat tanya)

(3)

Connectivity

Connective

(penghubung): menghubungkan

dua buah propositions

syntactics rule

(aturan sintaktik):

aturan yang diperlukan untuk

menggabungkan propositions dan connectives,

sehingga menghasilkan

sentences

(kalimat

logika)

(4)

Syntactics Rule (Aturan Sintaktik)

Simbol

Arti

Bentuk

atau ~

Tidak / not / negasi NOT...

Dan / And / Konjungsi ... AND / BUT ...

Atau / Or / Disjungsi ... OR ...

Implikasi IF ... THEN ...

Bi-implikasi / Equivalence ... IF AND ONLY-IF ...

¬

Note: bentuk “tetapi” mempunyai arti sama dengan “dan”

(5)

Contoh

p : “hari ini panas” (proposition # 1)

q: “hari ini cerah” (proposition # 2)

Hari ini tidak panas tetapi cerah:

~

p

q

Hari ini tidak panas dan tidak cerah:

~

p

~

q

Tidak benar bahwa hari ini panas dan cerah:

~

(p

q)

(6)

Semantic Rules (Aturan Semantik)

Interpretasi: pemberian “truth value” (TRUE atau FALSE) pada penghubung (connective) dari suatu kalimat logika (sentences).

Semantic Rules: suatu aturan yang digunakan untuk menentukan truth value dari suatu sentence, yaitu :

1. Negation Rule (Aturan NOT)

2. Conjunction Rule (Aturan AND) 3. Disjunction Rule (Aturan OR)

4. Implication Rule (Aturan IF-THEN)

5. Bi-implication/Equivalence Rule (Aturan IF -AND ONLY IF -) 6. Conditional Rule (Aturan IF–THEN-ELSE)

(7)

Semantic Rule (Aturan Semantik)

Negation Rule

(Aturan NOT)

p

not p

true

false

(8)

Semantic Rule (Aturan Semantik)

Conjunction Rule

(Aturan AND)

Conjunction bernilai “benar” bila dua buah penyusunnya

bernilai benar

p

q

p and q

true

true

true

true

false

false

false

true

false

(9)

Semantic Rule (Aturan Semantik)

Disjunction Rule

(Aturan OR)

Disjunction bernilai “salah” bila dua buah penyusunnya

bernilai salah

p

q

p or q

true

true

true

true

false

true

false

true

true

(10)

Sifat aljabar logika untuk conjunction dan disjunction

Hukum Idempoten

p or p = p

p and p = p

Hukum Komutatif

p or q = q or p

p and q = q and p

Hukum Assosiatif

(p or q) or r = p or (q or r)

(p and q) and r = p or (q or r)

(11)

Sifat aljabar logika untuk conjunction dan disjunction

Hukum Distributif

p or (q and r) = (p or q) and (p or r)

p and (q or r) = (p and q) or (p and r)

Hukum Identitas

p or false = p

p and true = p

p or true = true

(12)

Sifat aljabar logika untuk conjunction dan disjunction

Hukum Komplemen

p or not p = true

p and not p = false

not (not p) = p

Hukum De Morgan

negasi dari konjungsi dan disjungsi

not (p or q) = not p and not q

(13)

Semantic Rule (Aturan Semantik)

Implication Rule

(Aturan IF-THEN)

Implikasi bernilai “salah” bila anteseden (p) benar dan

konsekuen (q) salah.

p

q

if p then q

true

true

true

true

false

false

false

true

true

(14)

Semantic Rule (Aturan Semantik)

Implication Rule

(Aturan IF-THEN)

Jika adalah implikasi, maka : adalah konvers

adalah invers

adalah kontraposisi

Jika bernilai benar, maka:

belum tentu , , bernilai benar.

p → q

(

)

q → p

(

)

¬p → ¬q

(

)

¬q → ¬p

(

)

p → q

(

)

q → p

(

)

(

¬p → ¬q

)

(

¬q → ¬p

)

(15)

Semantic Rule (Aturan Semantik)

Bi-Implication/Equivalence Rule (Aturan IF -AND ONLY IF -) Bi-implication bernilai “benar”, jika penyusun proposisi

bernilai sama

p

q

p if and only if q

true

true

true

true

false

false

false

true

false

(16)

Semantic Rule (Aturan Semantik)

Conditional Rule

(Aturan IF–THEN-ELSE)

Jika p bernilai benar maka q berlaku; Jika p bernilai salah maka r berlaku

p

q

r

if p then q else r

true

true

true

true

true

true

false

true

true

false

true

false

true

false

false

false

false

true

true

true

false

true

false

false

false

false

true

true

(17)

Logika selalu berhubungan dengan

pernyataaan-pernyataan yang ditentukan

nilai kebenarannya

Untuk menentukan sebuah kesimpulan,

didasarkan pada sejumlah kalimat yang

diketahui nilai kebenarannya

(18)

Argumen: rangkaian kalimat-kalimat

Semua kalimat-kalimat tersebut disebut hipotesa (asumsi/premise), kecuali kalimat kesimpulan

Argumen valid: semua hipotesa BENAR, kesimpulan BENAR

Argumen tidak valid: semua hipotesa BENAR, kesimpulan SALAH

Inferensi Logika (Pengambilan Kesimpulan)

p1 p2 .... pn ⎫ ⎬ ⎪ ⎪ ⎭ ⎪ ⎪ hipotesa ____________

(19)

Prosedur Inferensi:

Tentukan hipotesa dan kesimpulan kalimat

Buat tabel yang menunjukkan nilai kebenaran untuk semua hipotesa dan kesimpulan (jumlah kombinasi 2n

di mana n = jumlah proposisi )

Carilah baris kritis, baris di mana semua hipotesa bernilai benar

Dalam baris kritis tersebut, jika semua nilai kesimpulan benar, maka argumen valid.

Jika di antara baris kritis tersebut ada baris dengan nilai kesimpulan yang salah, maka argumen invalid

(20)

Tentukan apakah argumen di bawah ini

valid:

p

∨ q ∨ r

(

)

¬r

∴ p ∨ q

Contoh Soal

(21)

Jawaban Soal

Ada dua hipotesa, masing-masing

dan . Kesimpulannya

Baris ke- p q r 1 T T T T T F T 2 T T F T T T T 3 T F T T T F T 4 T F F F T T T 5 F T T T T F T 6 F T F T T T T 7 F F T T T F F 8 F F F F F T F q ∨ r p ∨ q ∨ r( ) ¬r p ∨ q

Maka, argumen tersebut valid

baris kritis baris kritis baris kritis

(22)

Modus Ponens

Contoh:

Jika seseorang itu adalah pengusaha ia pasti kaya Pak Jalal adalah seorang pengusaha

Pak Jalal pasti kaya

p → q

p ∴q

(23)

Modus Tollens

Contoh:

Jika Pak Jalal adalah pengusaha yang baik maka ia pasti tidak bangkrut

Pak Jalal bangkrut

Pak Jalal bukan pengusaha yang baik

p → q

¬q ∴¬p

(24)

Penambahan Disjungtif

Contoh:

Udin adalah siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) Jadi, Udin adalah siswa sekolah menengah

(SMP atau SMA)

Metode Inferensi Logika (3)

p

∴ p ∨ q

q

(25)

Penyederhanaan Konjungtif

Contoh:

Asrul menguasai bahasa C dan PHP

Asrul menguasai bahasa C

Metode Inferensi Logika (4)

p ∧ q

∴ p

p ∧ q

(26)

Silogisme Disjungtif

Contoh:

Kunci kamarku ada di sakuku atau tertinggal di rumah Kunci kamarku tidak ada di saku

Kunci kamarku pasti tertinggal di rumah

Metode Inferensi Logika (5)

p ∨ q ¬p ∴q p ∨ q ¬q ∴ p

(27)

Silogisme Hipotesis

Contoh:

Jika ia rajin maka ia pasti pandai Jika ia pandai maka ia pasti sukses

Jika ia rajin maka ia pasti sukses

Metode Inferensi Logika (6)

p → q

q → r

(28)

Dilema

Contoh:

Nanti malam, pertandingan bola dimenangkan oleh Barcelona atau Manchester United

Jika Barcelona menang, saya akan senang

Jika Manchester United menang, saya akan senang

Nanti malam saya akan senang

Metode Inferensi Logika (7)

p ∨ q

p → r

q → r

(29)

Konjungsi

Contoh:

Saya adalah seorang mahasiswa Saya adalah seorang pengusaha

Saya adalah seorang mahasiswa sekaligus pengusaha

Metode Inferensi Logika (8)

p q

(30)

Tugas #1

http://te.ugm.ac.id/~wibirama/notes

Cek di mata kuliah

Algoritma dan Struktur Data

Download file

TugasASD250211.pdf

Jawaban dikirim ke

sunu_jteti@yahoo.co.id

dengan format nama file dan subject pada

email Anda sesuai petunjuk di file tugas

Deadline :

(31)

Catatan

Re-scheduling jadwal dari kantor S2:

ASD akan dilaksanakan hari Jum’at

jam

08.15

di

ruang E3

(karena jam

10.00 ruang kelas dialokasikan untuk

Pak Ridi)

Bahan-bahan kuliah ASD akan kami

upload di PAPIRUS S2 mulai minggu

depan

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis serta shalawat dan salam penulis

Berdasarkan hasil penyajian data pada BAB III, maka dapat diketahui dari hasil baseline 1, intervensi dan baseline 2 bahwa terapi senam perkasa dengan symbolic

Pada extended kalman filter, sama halnya dengan kalman filter, estimasi dilakukan dengan dua tahapan, yaitu dengan cara memprediksi variabel keadaan berdasarkan sistem dinamik

1) Apabila dalam tahun yang sama pengarang menulis lebih dari satu artikel atau pulisan, maka cara penulisan pustakanya adalah dengan memberikan notasi a,b

Kenyataan ini tentu saja bertentangan dengan visi demokratis Islam yang digagas Abou El Fadl, yang menyatakan bahwa dalam memahami teks (hukum Islam), setiap orang

Di Indonesia, peneliti terdiri dari peneliti yang bekerja pada lingkungan instansi atau lembaga pemerintah, yang dinamakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatan

Apabila dikaitkan dengan risiko operasional, maka pengaruh BOPO terhadap risiko operasional adalah positif, menurunnya BOPO menunjukkan penurunan biaya operasional lebih

adalah manajemen humas. Manajemen humas adalah manajemen yang mengatur hubungan antara lembaga dan masyarakat. Manajemen humas mempunyai peran yang cukup besar bagi