• Tidak ada hasil yang ditemukan

memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Umum Wilayah PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

1

Kantor Balai Kota Banjarbaru

Bab 2

Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat gubernur Dr. Murdjani memimpin apel di halaman kantor gubernur di Banjarmasin, saat itu hujan turun dengan derasnya yang membuat halaman gubernuran menjadi “calap” (tergenang air). Oleh karenanya Dr. Murdjani memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk meralisasikan gagasan tersebut, ditugaskanlah Van Der Pijl untuk merancang Banjarbaru sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun dalam perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status Kota Banjarbaru menjadi Kota Administratif yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Banjar. Selanjutnya sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 Kota Banjarbaru berdiri sendiri sebagai daerah otonom.

2.1 Geografis, Administratif Dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis

Secara geografis Kota Banjarbaru terletak antara 3º 25’ 40”-3º 28’ 37’’

Lintang Selatan dan 114º 41’ 22’’-114º 54’ 25’’ Bujur Timur. Posisi geografis Kota Banjarbaru adalah 35 km pada arah 296°30' sebelah tenggara Kota Banjarmasin yang merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan.

Kota Banjarbaru sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1999 memiliki wilayah seluas ±371,38 Km2 atau hanya 0,88% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan luasan tersebut, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota Banjarmasin dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan. Berdasarkan batas administrasi wilayah, Banjarbaru memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Timur : Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);

 Sebelah Barat : Kecamatan Gambut (Kabupaten Banjar)

(2)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

2

Dalam kontelasi hubungan antar-wilayah, Kota Banjarbaru memiliki kedudukan yang penting dan strategis, khususnya dalam sistem transportasi darat dan udara. Kota Banjarbaru memiliki akses Jalan Simpang Tiga Liang Anggang yang menghubungkan Banjarmasin – Kotabaru dan Banjarmasin – Hulu Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Selain itu, Banjarbaru memiliki akses pelabuhan laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui Jalan Lingkar Selatan Liang Anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan. Kondisi yang demikian menjadikan Kota Banjarbaru sebagai Kota Pendidikan, Industri, Jasa dan Perdagangan, serta Pemerintahan dan Permukiman. Untuk lebih jelasnya mengenai posisi Kota Banjarbaru dalam konteks Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat Gambar 2.1.

2.1.2 Administratif

Pada awal perkembangannya, Banjarbaru ditetapkan sebagai Kota Administratif dengan tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru dan Kecamatan Cempaka (berdasarkan UU No. 5/1974 Pasal 27 ayat (4) dan PP No. 26/1975 yang diperkuat dengan Permendagri No. 12/1975 tentang Pokok Pemerintahan Wilayah Kota Administratif Banjarbaru dan Permendagri No. 24/1975 tentang Pelaksanaan PP No. 26/1975 tanggal 29 Oktober 1975).

Selanjutnya setelah menjadi daerah otonom, Kota Banjarbaru mengalami 2 (kali) pemekaran wilayah, terakhir dengan Perda Kota Banjarbaru No. 4 Tahun 2007 tentang Pemecahan dan Pembentukan 2 (dua) Kecamatan Baru di Kota Banjarbaru. Pemekaran kecamatan terjadi pada Kecamatan Landasan Ulin menjadi Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang, serta Kecamatan Banjarbaru dipecah menjadi Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Dengan demikian, secara administratif saat ini Kota Banjarbaru terdiri dari 5 Kecamatan dengan 20 kelurahan, yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka. Kelima kecamatan tersebut selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan juga merupakan pusat-pusat pertumbuhan di Kota Banjarbaru. Kecamatan yang memiliki perkembangan paling pesat adalah Kecamatan Banjarbaru (Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan) sebagai pusat pemerintahan provinsi, pelayanan pendidikan tinggi, pelayanan umum dan sosial, transportasi regional, perdagangan dan jasa, serta kawasan khusus militer;

Kecamatan Landasan Ulin (Landasan Ulin dan Liang Anggang) sebagai pusat pelayanan transportasi regional, pusat pengembangan industri, pengembangan permukiman dan kawasan rekreasi; serta Kecamatan Cempaka sebagai pusat pertambangan intan tradisional, pengembangan permukiman, lahan cadangan dan konservasi.

(3)

Gambaran Umum Wilayah PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

3

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Banjarbaru

NO. KOTA BANJARBARU LUAS

KECAMATAN KELURAHAN Ha %

1 Landasan Ulin Landasan Ulin Timur 1.876,00 5,05

Guntung Payung 1.525,00 4,11

Syamsuddin Noor 1.867,00 5,03

Guntung Manggis 3.974,00 10,70

LANDASAN ULIN 9.242,00 24,89

2 Liang Anggang Landasan Ulin Barat 1.615,00 4,35 Landasan Ulin Selatan 2.635,00 7,10 Landasan Ulin Tengah 2.386,00 6,42 Landasan Ulin Utara 1.950,00 5,25

LIANG ANGGANG 8.586,00 23,12

3 Cempaka Palam 1.475,00 3,97

Bangkal 2.980,00 8,02

Sungai Tiung 2.150,00 5,79

Cempaka 8.065,00 21,72

CEMPAKA 14.670,00 39,50

4 Banjarbaru Utara Loktabat Utara 1.424,00 3,83

Mentaos 162,00 0,44

Komet 244,00 0,66

Sungai Ulin 614,00 1,65

BANJARBARU UTARA 2.444,00 6,58

5 Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan 858,00 2,31

Kemuning 361,00 0,97

Guntung Paikat 247,00 0,67

Sungai Besar 730,00 1,97

BANJARBARU SELATAN 2.196,00 5,91

TOTAL KESELURUHAN 37.138,00 100,00

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011

Gambar 2.1. Proporsi Luas Wilayah Kota Banjarbaru

(4)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

POSISI KOTA BANJARBARU

Gambar 2.2 Posisi Kota Banjarbaru dalam Konteks Provinsi Kalimantan Selatan

(5)

Gambaran Umum Wilayah PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Gambar 2.3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting di Kota Banjarbaru

II

(6)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Gambar 2.4 Peta Batas Wilyah Administrasi Kota Banjarbaru

II

(7)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

halaman

7

Laporan Pendahuluan PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

a. Kecamatan Banjarbaru Utara

Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Utara terletak pada posisi 3° 27' LS dan 114° 45' BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 2.444 Ha atau 6,58% dari luas wilayah Kota Banjarbaru. Kecamatan Banjarbaru Utara memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Timur : Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Selatan : Kec. Banjarbaru Selatan dan Kec. Cempaka;

 Sebelah Barat : Kecamatan Landasan Ulin.

Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, luas masing- masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Utara dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2

Wilayah Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Utara

NO. KECAMATAN

BANJARBARU UTARA

LUAS JUMLAH

Ha % RT RW

1 Kelurahan Loktabat Utara 1.424,00 58,27 47 9

2 Kelurahan Mentaos 162,00 6,63 28 6

3 Kelurahan Komet 244,00 9,98 19 6

4 Kelurahan Sungai Ulin 614,00 25,12 28 7

TOTAL 2.444,00 100,00 122 28

Sumber: Kecamatan Banjarbaru Utara dalam Angka, 2011

b. Kecamatan Banjarbaru Selatan

Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Selatan terletak pada posisi 3° 27' 5" LS dan 114° 45' 0" BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Banjarbaru Utara;

 Sebelah Timur : Kecamatan Banjarbaru Utara;

 Sebelah Selatan : Kecamatan Cempaka;

 Sebelah Barat : Kecamatan Landasan Ulin.

Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan tinggi dan permukiman. Kecamatan Banjarbaru Selatan memiliki wilayah seluas

± 2.196 Ha (5,91% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 127 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan

(8)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

halaman

8

dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3

Wilayah Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Selatan

NO. KECAMATAN

BANJARBARU SELATAN

LUAS JUMLAH

Ha % RT RW

1 Kelurahan Loktabat Selatan 858,00 39,07 27 6

2 Kelurahan Kemuning 361,00 16,44 25 5

3 Kelurahan Guntung Paikat 247,00 11,25 29 5

4 Kelurahan Sungai Besar 730,00 33,24 46 7

TOTAL 2.196,00 100,00 127 23

Sumber: Kecamatan Banjarbaru Selatan dalam Angka, 2011

c. Kecamatan Landasan Ulin

Secara astronomis, Kecamatan Landasan Ulin terletak pada posisi 3° 27' 5" LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Timur : Kec. Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan dan Kec. Cempaka;

 Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);

 Sebelah Barat : Kecamatan Liang Anggang.

Kecamatan Landasan Ulin sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, kawasan bandara, pertanian dan permukiman.

Kecamatan Landasan Ulin memiliki wilayah seluas ± 9.242 Ha (24,89% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 141 Rukun Tetangga (RT).

Tabel 2.4

Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Landasan Ulin

NO. KECAMATAN

LANDASAN ULIN

LUAS JUMLAH

Ha % RT RW

1 Kelurahan Landasan Ulin Timur 1.876,00 20,30 44 9 2 Kelurahan Guntung Payung 1.525,00 16,50 13 3 3 Kelurahan Syamsuddin Noor 1.867,00 20,20 38 9 4 Kelurahan Guntung Manggis 3.974,00 43,00 46 6

TOTAL 9.242,00 100,00 141 27

Sumber: Kecamatan Landasan Ulin Dalam Angka, 2011

(9)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

Laporan Pendahuluan PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

Gambar 2.5 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Utara

(10)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATANGambar 2.6 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Selatan

II

(11)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

Laporan Pendahuluan PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

Gambar 2.7 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Landasan Ulin

(12)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

Gambar 2.8 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Liang Anggang

(13)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

Laporan Pendahuluan PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

Gambar 2.9 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Cempaka

(14)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

halaman

15

d. Kecamatan Liang Anggang

Secara astronomis, Kecamatan Liang Anggang terletak pada posisi 3° 27' 5" LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Timur : Kecamatan Landasan Ulin;

 Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);

 Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar).

Kecamatan Liang Anggang sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan industri, perdagangan dan jasa, serta permukiman.

Kecamatan Liang Anggang memiliki wilayah seluas ± 8.586 Ha (23,12% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 66 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Liang Anggang dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut ini.

Tabel 2.5

Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Liang Anggang

NO. KECAMATAN

LIANG ANGGANG

LUAS JUMLAH

Ha % RT RW

1 Kelurahan Landasan Ulin Barat 1.615,00 18,81 14 - 2 Kelurahan Landasan Ulin Selatan 2.635,00 30,69 12 - 3 Kelurahan Landasan Ulin Tengah 2.386,00 27,79 14 - 4 Kelurahan Landasan Ulin Utara 1.950,00 22,71 26 -

TOTAL 8.586,00 100,00 66 -

Sumber: Kecamatan Liang Anggang dalam Angka, 2011

e. Kecamatan Cempaka

Secara astronomis, Kecamatan Cempaka terletak pada posisi 233° 27' LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kec. Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan dan Kec. Landasan Ulin;

 Sebelah Timur : Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar;

 Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut;

 Sebelah Barat : Kec. Landasan Ulin dan Kec. Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut

(15)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

halaman

16

Laporan Pendahuluan PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

Kecamatan Cempaka sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan pertambangan, perdagangan, pertanian, pariwisata dan permukiman.

Kecamatan Cempaka memiliki wilayah seluas ± 14.670 Ha (39,50% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 102 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan di Kecamatan Cempaka dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut ini.

Tabel 2.6

Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Cempaka

NO. KECAMATAN

CEMPAKA

LUAS JUMLAH

Ha % RT RW

1 Kelurahan Palam 1.475,00 10,05 12 -

2 Kelurahan Bangkal 2.980,00 20,31 13 -

3 Kelurahan Sungai Tiung 2.150,00 14,66 34 -

4 Kelurahan Cempaka 8.065,00 54,98 43 -

TOTAL 14.670,00 100,00 102 -

Sumber: Kecamatan Cempaka Dalam Angka 2011

2.1.3 Kondisi Fisik

Kondisi fisik alamiah Kota Banjarbaru yang dipaparkan di sini meliputi kondisi topografi dan kelerengan, kondisi fisik tanah, klimatologi dan hidrologi.

Paparan rona fisik ini diharapkan dapat mendeskripsikan kondisi bentang alam/geografis Banjarbaru yang berimplikasi pada pola pembangunan di Kota Banjarbaru.

a. Topografi Dan Kelerengan

Secara topografi, Kota Banjarbaru memiliki topografi bervariasi antara 0 – 500 m dari permukaan air laut (dpl), dengan bentuk bentang alam (morfologi) yang cukup variatif (beragam). Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru berada di ketinggian 7 – 25 m dpl yaitu sekitar 10.615 Ha atau 33,23% dari luas Kota Banjarbaru. Kondisi ketinggian ini mengindikasikan bahwa morfologi wilayah ini sangat cocok untuk budidaya tanaman.

Dari segi kemiringan tanah, Kota Banjarbaru memiliki kemiringan tanah bervariasi antara 0-15%, namun cenderung landai. Kemiringan berkaitan dengan kepekaan terhadap erosi tanah; semakin tinggi/terjal, semakin peka terhadap erosi.

 Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru memiliki kelerengan 0 – 2%

(± 59,35%). Kondisi ini sangat cocok untuk budidaya pertanian maupun untuk kegiatan perkotaan;

(16)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

halaman

17

 Kelerengan antara 2–8% (± 25,78%) berada di sebagian wilayah Cempaka, Banjarbaru Utara dan Selatan. Di kelas lereng ini, kegiatan budidaya masih dapat dilaksanakan, tetapi harus menggunakan teknologi yang tepat sebagai bentuk antisipasi erosi tanah;

 Kelerengan antara 8–15% (± 12,08%) berada di sebagian wilayah Cempaka.

Kelas lereng ini masing memungkinkan untuk budidaya perkebunan atau kehutanan dengan jenis tanaman yang berakar dalam.

Tabel 2.7

Kelas Ketinggian Dari Permukaan Laut Kota Banjarbaru

No Kecamatan Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut (Ha) Luas 0-7 m >7-25 m >25 -

100 m >100 -

500 m >500 Ha % 1 Landasan Ulin 6.526 2.790,5 - - - 9.317 29,16

2 Liang Anggang 5.250 1.540 - - - 6.790 21,25

3 Cempaka 30 2.218,0 7.840 1.121 - 11.209 35,09

4 Bjb. Utara - 2.240,0 283 - - 2.523 7,90

5 Bjb. Selatan - 1.827,0 280 - - 2.107 6,60

TOTAL 11.806 10.615 8.403 1.121 - 31.945 100,00

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011

Tabel 2.8

Kelas Lereng/Kemiringan Kota Banjarbaru

No. Kecamatan

Kelas Lereng/Kemiringan/Slope Class

(Ha) Luas

0-2 % >2-8 % >8-15 % >15 % Ha %

1 Landasan Ulin 9.316,5 - - - 9.317 29,16

2 Liang Anggang 6.789,5 - - - 6.790 21,25

3 Cempaka 7.734,0 2.242 112 1.121 11.209 35,09

4 Banjarbaru Utara 2.352,0 171 - - 2.523 7,90

5 Banjarbaru Selatan 1.937,0 170 - - 2.107 6,60 TOTAL 28.129,0 2.583 112 1.121 31.945 100,00

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011

Secara umum, tanah di Kota Banjarbaru stabil dengan tingkat resiko erosi relatif kecil, kemampuan lahan yang baik dan bertekstur tanah halus. Hal ini sangat menunjang bagi pengembangan perkotaan serta pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perkotaan. Namun, di sisi lain menjadi kendala bagi pengembangan kota, karena kondisi topografi yang relatif datar tersebut menjadikan aliran air permukaan (surface run off) menjadi

(17)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Laporan Pendahuluan

lambat dan potensial periodik.

b. Klimatologi

Berdasarkan sistem Koppen, dengan suhu udara bulanan

28,1°C dengan sedikit variasi musiman

pada bulan September (36,2°C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Juli (20,0°C). Rata

antara 1.010,60 mb sampai dengan angin sekitar 3,3 knots.

Curah hujan tahunan rata

mm/tahun dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (21 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (384 mm). Sed

jumlah hari hujan 16 hari hujan dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Agustus (2 hari). Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan dalam beraktivitas (terutama aktivitas di luar ruangan

dari PDAM.

Gambar 2.10 Rata

(Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka

Penyinaran matahari rata

di musim kemarau 6,5 jam/hari dengan kelembaban udara rata antara 47% – 97%.

pada bulan Januari

± 47% – 74%. Evaporasi d dan pengaruh angin rata

4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi sebesar 11,4 mm/hari dan minimum 0,2 mm/hari. Dengan kondisi

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

lambat dan potensial menciptakan genangan baik secara tetap maupun secara

Berdasarkan sistem Koppen, Banjarbaru beriklim Hutan Tropika Humid suhu udara bulanan rata-rata berkisar antara 26,4

dengan sedikit variasi musiman. Suhu udara maksimum

pada bulan September (36,2°C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Juli (20,0°C). Rata-rata tekanan udara di Kota Banjarbaru tahun 2009 berkisar antara 1.010,60 mb sampai dengan 1012,70 mb sedangkan rata

angin sekitar 3,3 knots.

Curah hujan tahunan rata-rata Kota Banjarbaru berkisar 180,8 mm/tahun dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (21 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (384 mm). Sed

jumlah hari hujan 16 hari hujan dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Agustus Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan dalam beraktivitas tama aktivitas di luar ruangan) serta tingkat pelayanan suplai air bersih

Rata-Rata Curah Hujan Kota Banjarbaru Tahun 2005

Kota Banjarbaru dalam Angka)

Penyinaran matahari rata-rata pada saat musim hujan 2,8 jam/hari di musim kemarau 6,5 jam/hari dengan kelembaban udara rata

. Kelembaban udara relatif bulanan rata-rata ter Januari yaitu ± 89% – 94% dan terendah pada bulan

%. Evaporasi dari permukaan air bebas karena penyinaran matahari dan pengaruh angin rata-rata harian sebesar 3,4 mm/hari di musim hujan dan 4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi sebesar 11,4 mm/hari dan minimum 0,2 mm/hari. Dengan kondisi

II

halaman

18

PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

menciptakan genangan baik secara tetap maupun secara

beriklim Hutan Tropika Humid

°C sampai dengan Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan September (36,2°C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan rata tekanan udara di Kota Banjarbaru tahun 2009 berkisar 1012,70 mb sedangkan rata-rata kecepatan

rata Kota Banjarbaru berkisar 180,8 mm/tahun dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (21 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (384 mm). Sedangkan rata-rata jumlah hari hujan 16 hari hujan dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Agustus Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan dalam beraktivitas serta tingkat pelayanan suplai air bersih

Rata Curah Hujan Kota Banjarbaru Tahun 2005-2009

rata pada saat musim hujan 2,8 jam/hari dan di musim kemarau 6,5 jam/hari dengan kelembaban udara rata-rata berkisar rata tertinggi jatuh bulan September yaitu penyinaran matahari rata harian sebesar 3,4 mm/hari di musim hujan dan 4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi sebesar 11,4 mm/hari dan minimum 0,2 mm/hari. Dengan kondisi fisik

(18)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

tersebut, kenyamanan bangunan di

peredaran udara (sirkulasi udara), pembatasan radiasi panas sebagai sistem pengendalian iklim serta penggunaan struktur dan bahan bangunan.

Gambar 2.11 Rata

(Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka

c. Kondisi Fisik Tanah

Secara umum, jenis tanah (63,82%), organosol

Kuning (Ultisols)

Banjarbaru; sedangkan Aluvial (

dan Spodosols tersebar di Kecamatan Landasan Ulin.

mempunyai ciri tanah

terhadap erosi. Walaupun demikian, di dikembangkan budidaya pertanian (padi,

tetapi disertai dengan teknologi pengolahan yang tepat.

organosol mempunyai ciri tanah

potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah dan holtikultura).

Dilihat dari segi tekstur tanah, wilayah tekstur tanah, yaitu halus, sedang dan kasar.

tengah (seluas 88% dari luas keseluruhan) memiliki tekstur tanah cenderung halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, sedangkan tekstur tanah kasar hanya sebagian kecil di bagian

Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pengembangan tanaman budidaya, karena tanah dengan

90 cm memiliki kecenderungan baik untuk ditanami dan tahan terhadap erosi.

Ditinjau segi drainase tanah,

tingkat drainase yang tidak pernah tergenang. Hal ini mengindikasikan bahwa

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

tersebut, kenyamanan bangunan di Banjarbaru dipengaruhi oleh sistem peredaran udara (sirkulasi udara), pembatasan radiasi panas sebagai sistem pengendalian iklim serta penggunaan struktur dan bahan bangunan.

Rata-Rata Kelembaban Udara Kota Banjarbaru Tahun 2005

Kota Banjarbaru dalam Angka)

Kondisi Fisik Tanah

Secara umum, jenis tanah di Banjarbaru terdiri dari tanah

, organosol (29,82%) dan lathosol (6,36%). Jenis tanah Podsolik Merah ) tersebar sebagian besar di Kecamatan Cempaka dan Banjarbaru; sedangkan Aluvial (Entisols dan Inceptisols), Gambut (

dan Spodosols tersebar di Kecamatan Landasan Ulin. Jenis tanah mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah terhadap erosi. Walaupun demikian, di Kota Banjarbaru

dikembangkan budidaya pertanian (padi, palawija, sayuran, perkebunan), tetapi disertai dengan teknologi pengolahan yang tepat. Sedangkan jenis tanah mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang baik, sehingga potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah dan holtikultura).

Dilihat dari segi tekstur tanah, wilayah Banjarbaru

tanah, yaitu halus, sedang dan kasar. Sebagian besar wilayah

tengah (seluas 88% dari luas keseluruhan) memiliki tekstur tanah cenderung dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, sedangkan tekstur tanah kasar hanya sebagian kecil di bagian selatan (4% dari luas keseluruhan).

mengindikasikan adanya potensi pengembangan tanaman budidaya, karena tanah dengan tekstur halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm memiliki kecenderungan baik untuk ditanami dan tahan terhadap erosi.

Ditinjau segi drainase tanah, secara umum wilayah Banjarbaru

drainase yang tidak pernah tergenang. Hal ini mengindikasikan bahwa

II

halaman

19

dipengaruhi oleh sistem peredaran udara (sirkulasi udara), pembatasan radiasi panas sebagai sistem pengendalian iklim serta penggunaan struktur dan bahan bangunan.

Kota Banjarbaru Tahun 2005-2009

di Banjarbaru terdiri dari tanah podsolik Jenis tanah Podsolik Merah tersebar sebagian besar di Kecamatan Cempaka dan ), Gambut (Histosols) Jenis tanah podsolik dengan tingkat kesuburan yang rendah dan peka Kota Banjarbaru tetap dapat palawija, sayuran, perkebunan), Sedangkan jenis tanah dengan tingkat kesuburan yang baik, sehingga potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi

Banjarbaru memiliki 3 (tiga) Sebagian besar wilayah bagian tengah (seluas 88% dari luas keseluruhan) memiliki tekstur tanah cenderung dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, sedangkan tekstur (4% dari luas keseluruhan).

mengindikasikan adanya potensi pengembangan tanaman budidaya, dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm memiliki kecenderungan baik untuk ditanami dan tahan terhadap erosi.

Banjarbaru memiliki drainase yang tidak pernah tergenang. Hal ini mengindikasikan bahwa

(19)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

halaman

20

Laporan Pendahuluan PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

daerah ini sangat cocok sebagai kawasan budidaya tanaman pangan lahan kering dan perkebunan, karena tidak memerlukan kondisi tanah yang jenuh air.

Namun, terdapat daerah yang tergenang periodik – tergenang kurang dari 6 bulan – yaitu Kecamatan Landasan Ulin sebagai peralihan daerah rawa (persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh.

d. Hidrologi

Secara hidrologi, Kota Banjarbaru terdiri dari air permukaan dan air tanah. Kondisi air permukaan di Banjarbaru ditunjang oleh adanya 2 (dua) buah DAS (Daerah Aliran Sungai) sebagai catchment area, yaitu DAS Barito/Riam Kanan dan DAS Taboneo. Daerah Aliran Sungai tersebut merupakan asset kawasan yang berpotensi besar bagi aspek-aspek kehidupan masyarakat, yakni sebagai bahan baku untuk minum, perikanan dan pariwisata. Namun, Di sepanjang hamparan aliran DAS/Sub-DAS telah mengalami degradasi lahan (kategori lahan kritis) disebabkan kegiatan penduduk yang tidak sesuai peruntukan. Sedangkan air tanah di Kota Banjarbaru dapat ditemukan dengan kulitas yang cukup baik.

Tabel 2.9 Daerah Aliran Sungai (Das) Di Wilayah Kota Banjarbaru

NAMA DAS LUAS (Ha) DEBIT (M3/Dtk)

DAS RIAM KANAN 113.445

DAS TABONIO 338.083

Sumber : Balai Wilayah Sungai Kalimantan II

2.2 Demografi

2.2.1 Jumlah Penduduk

Selama tahun 2006 – 2011, jumlah penduduk Kota Banjarbaru terus meningkat. Rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 5,48% per tahun atau meningkat sebanyak 50.243 jiwa penduduk selama 6 tahun terakhir, hal ini disebabkan karena terjadi arus migrasi penduduk dari daerah sekitarnya maupun dari luar pulau (terutama dari Pulau Jawa). Salah satu daya tarik yang menyebabkan tingginya minat orang untuk bermigrasi ke Kota Banjarbaru adalah berpindahnya Ibukota Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru.

Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (sex ratio) di Kota Banjarbaru pada tahun 2011 menunjukkan jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan (angka sex ratio 106). Angka sex ratio tersebut dapat menjadi potensi pembangunan dan pengembangan internal bagi Kota Banjarbaru. Sex ratio yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang sebesar 108, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Banjarbaru Selatan yaitu sebesar 104.

(20)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

Tabel 2.10

Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2006 – 2011

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2006 sampai dengan 2011 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2011

Laki-laki Perempuan TOTAL Laki-laki Perempuan TOTAL Laki-laki Perempuan TOTAL Laki-laki Perempuan TOTAL Laki-laki Perempuan TOTAL Laki-laki Perempuan TOTAL TOTAL

1 LANDASAN ULIN 9.242,00 17.917 17.054 34.971 18.322 17.443 35.765 19.061 18.250 37.311 19.546 18.728 38.274 20.138 19.832 39.970 26.514 24.996 51.510 52.482

Landasan Ulin Timur 1.876,00 5.649 5.393 11.042 5.777 5.516 11.293 6.009 5.771 11.780 6.162 5.922 12.084 6.349 6.271 12.620 7.200 6.978 14.178 14.439

Guntung Payung 1.525,00 2.825 2.586 5.411 2.889 2.645 5.534 3.006 2.767 5.773 3.083 2.839 5.922 3.176 3.006 6.182 3.363 3.111 6.474 6.613

Syamsuddin Noor 1.867,00 4.087 3.863 7.950 4.179 3.951 8.130 4.348 4.134 8.482 4.459 4.243 8.702 4.594 4.493 9.087 5.579 5.309 10.888 11.074

Guntung Manggis 3.974,00 5.356 5.212 10.568 5.477 5.331 10.808 5.698 5.578 11.276 5.842 5.724 11.566 6.019 6.062 12.081 10.372 9.598 19.970 20.356

2 LIANG ANGGANG 8.586,00 12.183 11.334 23.517 12.459 11.593 24.052 12.962 12.130 25.092 13.292 12.447 25.739 13.694 13.181 26.875 17.725 16.823 34.548 35.201

Landasan Ulin Barat 1.615,00 2.485 2.248 4.733 2.560 2.381 4.941 3.363 2.960 6.323 6.429

Landasan Ulin Selatan 2.635,00 3.549 3.041 6.590 3.656 3.220 6.876 2.927 2.765 5.692 5.837

Landasan Ulin Tengah 2.386,00 3.579 3.616 7.195 3.660 3.699 7.359 3.808 3.871 7.679 3.905 3.972 7.877 4.023 4.206 8.229 4.616 4.614 9.230 9.406

Landasan Ulin Utara 1.950,00 3.073 2.902 5.975 3.143 2.968 6.111 3.270 3.105 6.375 3.353 3.186 6.539 3.455 3.374 6.829 6.819 6.484 13.303 13.529

3 CEMPAKA 14.670,00 12.943 12.018 24.961 13.095 12.262 25.357 13.356 12.647 26.003 14.100 13.398 27.498 14.527 14.188 28.715 14.645 13.674 28.319 28.854

Palam 1.475,00 1.448 1.380 2.828 1.465 1.408 2.873 1.494 1.452 2.946 1.577 1.538 3.115 1.625 1.629 3.254 1.563 1.538 3.101 3.180

Bangkal 2.980,00 1.880 1.763 3.643 1.902 1.799 3.701 1.940 1.856 3.796 2.048 1.967 4.015 2.110 2.083 4.193 2.135 2.082 4.217 4.312

Sungai Tiung 2.150,00 3.875 3.682 7.557 3.921 3.757 7.678 3.999 3.875 7.874 4.222 4.105 8.327 4.350 4.347 8.697 4.084 3.902 7.986 8.132

Cempaka 8.065,00 5.740 5.193 10.933 5.807 5.298 11.105 5.923 5.464 11.387 6.253 5.788 12.041 6.442 6.129 12.571 6.863 6.152 13.015 13.230

4 BANJARBARU UTARA 2.444,00 16.851 16.558 33.409 17.090 16.783 33.873 17.701 17.591 35.292 18.183 18.045 36.228 18.733 19.109 37.842 21.803 21.002 42.805 43.614

Loktabat Utara 1.424,00 6.352 6.129 12.481 6.443 6.212 12.655 6.673 6.511 13.184 6.855 6.678 13.533 7.062 7.073 14.135 8.924 8.656 17.580 17.728

Mentaos 162,00 1.860 1.842 3.702 3.912 4.131 8.043 4.772 4.659 9.431 9.813

Komet 244,00 3.779 3.894 7.673 1.766 1.930 3.696 1.895 2.124 4.019 4.231

Sungai Ulin 614,00 5.273 5.167 10.440 5.348 5.237 10.585 5.539 5.489 11.028 5.689 5.631 11.320 5.993 5.975 11.968 6.212 5.563 11.775 11.842

5 BANJARBARU SELATAN 2.196,00 17.247 16.391 33.638 17.494 16.614 34.108 18.120 17.412 35.532 18.614 17.863 36.477 19.178 18.916 38.094 21.598 20.847 42.445 43.247

Loktabat Selatan 858,00 3.620 3.410 7.030 3.672 3.457 7.129 3.803 3.623 7.426 3.907 3.717 7.624 4.025 3.936 7.961 4.333 4.027 8.360 8.530

Kemuning 361,00 3.676 3.497 7.173 3.788 3.703 7.491 4.322 4.173 8.495 8.666

Guntung Paikat 247,00 4.552 4.310 8.862 4.690 4.564 9.254 4.031 3.944 7.975 8.139

Sungai Besar 730,00 6.003 5.817 11.820 6.089 5.896 11.985 6.307 6.179 12.486 6.479 6.339 12.818 6.675 6.713 13.388 8.912 8.703 17.615 17.912

37.138,00 77.141 73.355 150.496 78.460 74.695 153.155 81.200 78.030 159.230 83.735 80.481 164.216 86.270 85.226 171.496 101.938 97.421 199.627 203.398

KECAMATAN / KELURAHAN

2011

5,48

NO. KOTA BANJARBARU LUAS (Ha) 2007 2008 2009 2010

5.489 5.591 11.080

11.038

2005 2006

5.531 4.816 10.347 5.656

15.620

5.226 5.262 10.488

7.624 7.164 14.788 7.733 8.010 7.610

4.926 10.582 5.884 5.154

7.261

5.299 5.334 10.633

14.994

TOTAL KESELURUHAN

4,62 5,38

KEPADATAN PENDUDUK 4,05 4,12 4,29 4,42

(21)

Laporan Pendahuluan PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

22

Gambar 2.12 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2006-2011

(Kota Banjarbaru Dalam Angka, Tahun 2006 s/d 2011)

Gambar 2.13. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Banjarbaru Per-kecamatan, 2005 - 2011

2.2.2 Kepadatan Penduduk

Dari tahun 2005 – 2011, kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru rata-rata terus meningkat. Rata-rata kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru adalah sebesar 5,48 jiwa per kilometer persegi. Dibanding dengan daerah lain di Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru merupakan daerah kedua setelah Kota Banjarmasin yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. Hal ini wajar karena di Kota Banjarbaru terdapat sarana

(22)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

23

pendidikan, kesehatan dan prasarana pembangunan yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan daerah lainnya. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk kota Banjarbaru dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu :

 Kepadatan < 25 jiwa/Ha disebut kawasan pedesaan (rural)

 Kepadatan 25 – 100 jiwa/Ha disebut kawasan peri urban

 Kepadatan 100 -175 jiwa/Ha disebut kawasan Urban Low

 Kepadatan 175-250 jiwa/Ha disebut kawasan Urban medium

 Kepadatan > 250 jiwa/Ha disebut kawasan Urban high Tabel 2.11

Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2010

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, BPS, 2011

Berdasarkan data pada tabel 2.11 di atas, hanya 2 (dua) kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk lebih dari 25 orang/Ha sehingga bisa disebut sebagai kawasan Peri Urban, yaitu Kelurahan Mentaos di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Guntung Paikat di Kecamatan Banjarbaru Selatan. Sedangkan 18 kelurahan lainnya masih masih termasuk dalam kawasan rural (pedesaan).

KECAMATAN KELURAHAN

1 Landasan Ulin Landasan Ulin Timur 1.876,00 14.178 7,56

Guntung Payung 1.525,00 6.474 4,25

Syamsuddin Noor 1.867,00 10.888 5,83

Guntung Manggis 3.974,00 19.970 5,03

9.242,00 51.510 5,57

2 Liang Anggang Landasan Ulin Barat 1.615,00 6.323 3,92 Landasan Ulin Selatan 2.635,00 5.692 2,16 Landasan Ulin Tengah 2.386,00 9.230 3,87 Landasan Ulin Utara 1.950,00 13.303 6,82

8.586,00 34.548 4,02

3 Cempaka Palam 1.475,00 3.101 2,10

Bangkal 2.980,00 4.217 1,42

Sungai Tiung 2.150,00 7.986 3,71

Cempaka 8.065,00 13.015 1,61

14.670,00 28.319 1,93

4 Banjarbaru Utara Loktabat Utara 1.424,00 17.580 12,35

Mentaos 162,00 9.431 58,22

Komet 244,00 4.019 16,47

Sungai Ulin 614,00 11.775 19,18

2.444,00 42.805 17,51

5 Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan 858,00 8.360 9,74

Kemuning 361,00 8.495 23,53

Guntung Paikat 247,00 7.975 32,29

Sungai Besar 730,00 17.615 24,13

2.196,00 42.445 19,33

37.138,00 199.627 5,38 BANJARBARU UTARA

BANJARBARU SELATAN TOTAL KESELURUHAN

NO. KOTA BANJARBARU KEPADATAN

(JIWA/HA)

LANDASAN ULIN

LIANG ANGGANG

CEMPAKA

JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) LUAS (Ha)

(23)

Laporan Pendahuluan PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

24

Gambar 2.14. Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2010

(Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011)

Dilihat dari sebaran penduduk, paling banyak terkonsentrasi di Kecamatan Landasan Ulin sebesar 52.482 jiwa (26% dari total penduduk Kota Banjarbaru) jumlah penduduk terendah di kecamatan Cempaka sebesar 28.854 jiwa (14% dari total penduduk Kota Banjarbaru).

Gambar 2.15 Sebaran Penduduk Kota Banjarbaru Per-Kecamatan Tahun 2010 Berdasarkan jumlah penduduk Kota Banjarbaru tahun 2005 sampai tahun 2010, dengan melihat tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 5,27%, maka analisis yang dipergunakan untuk proyeksi jumlah penduduk beberapa tahun ke depan adalah analisis bunga berganda/exponensial.

5,57 4,02 1,93

17,51 19,33

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00

LANDASAN ULIN LIANG ANGGANG CEMPAKA BANJARBARU UTARA BANJARBARU SELATAN

(24)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

25

Tabel 2.12

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kota Banjarbaru Tahun 2012 – 2022

Sumber : BPS Kota Banjarbaru, Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011dan Hasil Analisis

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Landasan Ulin Timur 14,439 15,338 16,294 17,308 18,387 19,532 20,748 22,040 23,413 24,871 26,421 28,066

Guntung Payung 6,613 7,025 7,462 7,927 8,421 8,945 9,503 10,094 10,723 11,391 12,101 12,854

Syamsuddin Noor 11,074 11,764 12,496 13,275 14,102 14,980 15,913 16,904 17,957 19,075 20,263 21,525

Guntung Manggis 20,356 21,624 22,971 24,401 25,921 27,536 29,251 31,072 33,008 35,064 37,248 39,567

52,482 55,751 59,223 62,912 66,830 70,993 75,414 80,111 85,101 90,401 96,032 102,013

Landasan Ulin Tengah 9,406 9,992 10,614 11,275 11,978 12,724 13,516 14,358 15,252 16,202 17,211 18,283

Landasan Ulin Utara 13,635 14,484 15,386 16,345 17,363 18,444 19,593 20,813 22,110 23,487 24,949 26,503

Landasan Ulin Barat 6,323 6,717 7,135 7,580 8,052 8,553 9,086 9,652 10,253 10,892 11,570 12,290

Landasan Ulin Selatan 5,837 6,201 6,587 6,997 7,433 7,896 8,388 8,910 9,465 10,054 10,681 11,346

35,201 37,393 39,722 42,197 44,825 47,617 50,582 53,733 57,079 60,634 64,411 68,423

Palam 3,180 3,378 3,588 3,812 4,049 4,302 4,570 4,854 5,156 5,478 5,819 6,181

Bangkal 4,312 4,581 4,866 5,169 5,491 5,833 6,196 6,582 6,992 7,428 7,890 8,382

Sungai Tiung 8,132 8,638 9,177 9,748 10,355 11,000 11,685 12,413 13,186 14,008 14,880 15,807

Cempaka 13,230 14,054 14,929 15,859 16,847 17,896 19,011 20,195 21,453 22,789 24,208 25,716

28,854 30,651 32,560 34,588 36,742 39,031 41,462 44,044 46,788 49,702 52,797 56,086

Loktabat Utara 17,728 18,832 20,005 21,251 22,575 23,981 25,474 27,061 28,746 30,537 32,439 34,459

Mentaos 10,063 10,690 11,356 12,063 12,814 13,612 14,460 15,361 16,317 17,334 18,413 19,560

Komet 3,981 4,229 4,492 4,772 5,069 5,385 5,721 6,077 6,455 6,857 7,284 7,738

Sungai Ulin 11,842 12,580 13,363 14,195 15,080 16,019 17,016 18,076 19,202 20,398 21,669 23,018

43,614 46,330 49,216 52,281 55,538 58,997 62,671 66,575 70,721 75,126 79,805 84,776

Loktabat Selatan 8,530 9,061 9,626 10,225 10,862 11,539 12,257 13,021 13,832 14,693 15,608 16,580

Kemuning 8,666 9,206 9,779 10,388 11,035 11,723 12,453 13,228 14,052 14,927 15,857 16,845

Guntung Paikat 8,139 8,646 9,184 9,756 10,364 11,010 11,695 12,424 13,198 14,020 14,893 15,820

Sungai besar 17,912 19,028 20,213 21,472 22,809 24,230 25,739 27,342 29,045 30,854 32,776 34,817

43,247 45,941 48,802 51,842 55,070 58,500 62,144 66,015 70,126 74,494 79,134 84,062

203,398 216,066 229,524 243,819 259,005 275,137 292,274 310,478 329,815 350,358 372,179 395,360

Kumulatif

Kumulatif

Kumulatif

PROYEKSI PENDUDUK (JIWA)

1 Landasan Ulin

Liang Anggang No

Total Kumulatif

Kumulatif

Kecamatan Kelurahan

5 Banjarbaru Selatan 4 Banjarbaru Utara

3 Cempaka

2

(25)

Laporan Pendahuluan PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

Gambar 2.16 Peta Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011

(26)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

27

2.3 Keuangan Dan Perekonomian Daerah

Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan di daerah adalah jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun, atau disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Selama tahun 2010, perekonomian Kota Banjarbaru mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 1.887.724.660.000,00 (atas dasar harga berlaku). PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kapasitas perekonomian suatu daerah tanpa memperhatikan adanya pengaruh faktor inflasi sehingga kurang tepat jika digunakan untuk mengukur atau menghitung pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi daerah, maka PDRB harus dihitung berdasarkan harga konstan dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai harga dasar. PDRB berdasarkan harga konstan menunjukkan besaran kontribusi suatu sektor yang sesungguhnya karena telah memperhatikan pengaruh faktor inflasi. Data pada tabel berikut memperlihatkan PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga konstan dengan menggunakan harga tahun 2000 sebagai satuan dasar.

Tabel 2.13

PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2007 – 2010

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Ribuan Rupiah)

S e k t o r 2007 2008 2009*) 2010**)

1 Pertanian 43,052,318 45,547,479 47,098,963 49,066,346

2 Pertambangan

& Penggalian 68,566,872 68,373,154 68,430,720 70,246,125 3 IndustriPengolahan 125,048,344 126,329,796 128,019,687 132,337,740

4 Listrik dan AirMinum 14,905,880 15,827,170 16,675,715 17,353,691 5 Bangunan 119,601,525 133,063,485 147,294,660 156,362,077 6 Perdag, Resto& Perhotelan 191,186,996 202,929,224 215,881,900 230,335,607

7 Pengangkutan

& Kom. 62,390,356 63,967,724 68,254,031 73,584,296 8 Bank & LembagaKeuangan 31,162,410 35,836,932 39,086,096 40,451,272 9 Jasa-jasa 148,357,503 159,407,865 170,749,364 184,514,360 PDRB/GDRP 804,272,204 851,192,829 901,491,135 954,251,514 Ket : *) : Angka Perbaikan

**) : Angka Sementara

Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS

(27)

Laporan Pendahuluan PEMERINTAH KOTA BANJARBARU

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

28

Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa perekonomian Kota Banjarbaru pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sekitar 5,85%. Dari tabel 2.7 tersebut juga terlihat bahwa pada tahun 2010 sektor pengangkutan dan telekomunikasi merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor lainny, yaitu tumbuh sekitar 7,81% dibandingkan kondisi tahun 2009, disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan perhotelan yang mengalami pertumbuhan sekitar 6,69%. Sektor lain yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan adalah adalah sektor jasa-jasa dan sektor bangunan.

2.3.1 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi Kota Banjarbaru pada tahun 2010 relatif masih sama dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi penyumbang utama dengan share sebesar 24,14%, mengalami peningkatan dibandingkan kondisi tahun 2009 yang memberi sumbangan sebesar 23,95% dari total PDRB Kota Banjarbaru. Jika dilihat dari perkembangan share-nya, maka sektor yang peranannya mengalami peningkatan cukup signifikan dalam perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor jasa-jasa, meningkat sebesar 0,4%

dibandingkan struktur ekonomi tahun 2009.

Tabel 2.14

Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2007 – 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Ribuan Rupiah)

S e k t o r 2007 2008 2009*) 2010**)

1 Pertanian 5.35 5.35 5.22 5.14

2 Pertambangan &Penggalian 8.53 8.03 7.59 7.36

3 Industri Pengolahan 15.55 14.84 14.20 13.87

4 Listrik dan Air Minum 1.85 1.86 1.85 1.82

5 Bangunan 14.87 15.63 16.34 16.39

6 Perdag, Resto & Perhotelan 23.77 23.84 23.95 24.14

7 Pengangkutan & Kom. 7.76 7.52 7.57 7.71

8 Bank & Lembaga Keuangan 3.87 4.21 4.34 4.24

9 Jasa-jasa 18.45 18.73 18.94 19.34

Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS (data diolah)

(28)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Gambar 2.

2.3.2. Pendapatan Perkapita

Meskipun tidak sepenuhnya tepat, PDRB per kapita umum digunakan sebagai acuan mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Ditinjau dari PDRB atas dasar harga berlaku,

2010 adalah sebesar Rp.

sebesar -4,41% jika dibandingkan pada tahun 2009 yang mencapai Rp.9.456.259,00. Sedangkan Pendapatan Perkapita berdasarkan Harga Konsta (ADHK Tahun 2000) pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.4.780.173,00, turun sebesar -9,06% dibandingkan PDRB perkapita pada tahun 2009 sebesar Rp.5.256.631,00.

PDRB

Tahun

2007 2008 2009 2010*)

Ket : *) : Angka Sementara

Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS (data diolah) 24,14

7,71

4,24 19,34

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Gambar 2.17 Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2010

2.3.2. Pendapatan Perkapita

Meskipun tidak sepenuhnya tepat, PDRB per kapita umum digunakan sebagai acuan mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Ditinjau dari PDRB atas dasar harga berlaku, Pendapatan perkapita penduduk Kota Banjarbaru

sebesar Rp.9.456.259,00. Pendapatan perkapita tahun 2010 ini turun 4,41% jika dibandingkan pada tahun 2009 yang mencapai Rp.9.456.259,00. Sedangkan Pendapatan Perkapita berdasarkan Harga Konsta

2000) pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.4.780.173,00, turun 9,06% dibandingkan PDRB perkapita pada tahun 2009 sebesar

Tabel 2.15

DRB Perkapita Kota Banjarbaru Tahun 2009–2010 PDRB Perkapita Atas Dasar Growth Atas Dasar Harga Berlaku (%) Harga Kostan

8,118,764 7.88 5,051,009

9,116,073 12.28 5,182,269

9,893,016 8.52 5,256,631

9,456,259 -4.41 4,780,173

Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS (data diolah) 5,14 7,36

13,87

16,39

Pertanian

Pertambangan &Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan

Perdag, Resto & Perhotelan Pengangkutan & Kom.

Bank & Lembaga Keuangan Jasa-jasa

II

ha

laman

29

Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2010

Meskipun tidak sepenuhnya tepat, PDRB per kapita umum digunakan sebagai acuan mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Ditinjau dari PDRB atas penduduk Kota Banjarbaru pada tahun Pendapatan perkapita tahun 2010 ini turun 4,41% jika dibandingkan pada tahun 2009 yang mencapai Rp.9.456.259,00. Sedangkan Pendapatan Perkapita berdasarkan Harga Konstan 2000) pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.4.780.173,00, turun 9,06% dibandingkan PDRB perkapita pada tahun 2009 sebesar

2010

Atas Dasar Growth Harga Kostan (%)

009 1.63

269 2.60

631 1.43

173 -9.06

Pertanian

Pertambangan &Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan

Perdag, Resto & Perhotelan Pengangkutan & Kom.

Bank & Lembaga Keuangan jasa

Gambar

Gambar 2.1. Proporsi Luas Wilayah Kota Banjarbaru
Gambar 2.2 Posisi Kota Banjarbaru dalam Konteks Provinsi Kalimantan Selatan
Gambar 2.5 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Utara
Gambar 2.7 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Landasan Ulin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Membatasi penyebaran bakteri patogen dari satu kebun terinfeksi ke kebun yang sehat merupakan cara pengendalian yang tepat. Namun cara ini sulit dilakukan oleh petani karena

Penelitian mengenai pengaruh ekstrak buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) terhadap penurunan stain ekstrinsik kopi anasir gigi tiruan belum pernah dilakukan sebelumnya

Masing-masing serbuk infusa kulit buah nanas dengan usia kematangan yang berbeda dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan dan dikocok

Berdasarkan hasil sidik ragam, suplementasi ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) dalam ransum berbasis lumpur sawit fermentasi berpengaruh tidak nyata

Sehubungan dengan harapan-harapan yang telah diformulasikan pada tujuan diatas yang mana hasil akhir dari tujuan ini merupakan bahan masukan untuk menambah pembendaharaan

') Belum adanya pembagian daerah sesuai dengan tata ruang seperti daerah industri pusat pemukiman dan pusat perkenomian serta pusat perkantoran) #etersediaan dana koordinasi

Pengembangan sistem KPM ini berdasarkan penelitian terdahulu yang berjudul sistem infor- masi manajemen KPM di Unipdu Jombang berbasis web dengan hasil sistem dapat

Kenyataan yang terjadi di masyarakat adalah harga-harga barang/jasa selalu naik setiap bulan.Kenaikan yang terjadi tiap bulan tidak besar tetapi bila kenaikan barang