• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI BAURAN PEMASARAN DALAM MENGEMBANGKAN PRODUK SIMFADAHASIL KSPPS BMT AL-FATAYA PAYAKUMBUH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI BAURAN PEMASARAN DALAM MENGEMBANGKAN PRODUK SIMFADAHASIL KSPPS BMT AL-FATAYA PAYAKUMBUH SKRIPSI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI BAURAN PEMASARAN DALAM

MENGEMBANGKAN PRODUK SIMFADAHASIL KSPPS BMT AL-FATAYA PAYAKUMBUH

SKRIPSI

Diajukan kepada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

AYU REFA WAHYUNI NIM. 14 202 017

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2019 M / 1441 H

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

AYU REFA WAHYUNI. NIM 4202 017. Judul Skripsi: “Implementasi Bauran Pemasaran dalam Mengembangkan Produk Tabungan Simfadahasil KSPPS BMT AI-Fataya”. Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. Tahun Akademik 2018.

Pokok permasalahan dalam skripsi ini yaitu jumlah tabungan Simfadahasil pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 20.34% dibandingkan tahun 2015. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 48.36%. Sedangkan pada jumlah nasabah pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 9.04% dengan nasabah 3.123 dan pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebanyak 7.39% meningkat menjadi 3.354 nasabah. Tujuan pembahasan ini untuk mendiskripsikan pelaksanaan strategi dalam memasarkan produk tabungan Simfadahasil dari aspek yang ada dalam bauran pemasaran 4P (produk, harga, distribusi, promosi).

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif kualitatif, kemudian diuraikan serta dilakukan klasifikasi terhadap aspek masalah tertentu dan dipaparkan melalui kalimat yang efektif.

Penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan bauran pemasaran tabungan Simfadahasil pada BMT Al-Fataya, dilihat dari 4P (produk, harga, distribusi, dan promosi). Jika dilihat dari strategi produk, tabungan Simfadahasil merupakan tabungan yang dimininati oleh nasabah karena dapat membantu masyarakat dalam pembiayaan modal kerja. Selain itu, prosedur dalam pembukaan rekening tabungan Simfadahasil cukup mudah dengan membawa foto kopi KTP, mengisi formulir kemudian menyetorkan sejumlah uang yang akan ditabung kepada teller.

Strategi harga yang digunakan dalam pembukaan tabungan Simfadahasil, jumlah uang yang mudah dijangkau yaitu sebesar Rp 25.000, bebas biaya administrasi dari awal sampai penutupan rekening tabungan, serta biaya administrasi untuk pengganti buku tabungan yang hilang. Pada strategi distribusi KSPPS BMT Al- Fataya memilih distribusi di Jl. Jakarta No. 05 Lundang 26222 Parit Rantang Kota Payakumbuh, karena tempatnya yang cukup strategis yaitu berada di pusat kota, dekat dengan pasar yang akan menjadi pasar sasaran produk tabungan Simfadahasil, serta dekat dengan keramaian. Selain itu, KSPPS BMT Al-Fataya memiliki 3 kantor cabang dan 2 kantor kas. Strategi terakhir yang di gunakan KSPPS BMT AI-Fataya yaitu strategi promosi, pada strategi ini KSPPS BMT Al- Fataya menggunakan promosi melalui iklan seperti radio, brosur, serta melalui kegiatan promosi dari mulut ke mulut (reveral), dan promosi melalui personal selling dengan bertatap muka langsung dengan calon nasabah.

Kata Kunci: Produk, Harga, Distribusi, Promosi, Simfadahasil

(6)

ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Defenisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah) ... 8

1. Pengertian KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah) 8 2. Tujuan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah ... 9

3. Prinsip Koperasi ... 10

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penanganan pinjaman bermasalah pada Koperasi adalah: ... 10

4. Jenis Usaha Koperasi Syariah ... 10

5. Bentuk-Bentuk KSPPS ... 11

6. Modal Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah ... 11

7. Kegiatan Usaha KSPPS ... 13

8. Struktur Organisasi Koperasi ... 14

9. Dewan Pengawas Syariah ... 14

10. Standar Operasional Manajemen ... 15

B. Pemasaran ... 15

(7)

iii

1. Pengertian Pemasaran ... 15

2. Pengertian Pemasaran Bank ... 18

3. Tujuan Pemasaran Bank ... 20

4. Fungsi Pemasaran ... 21

5. Konsep Pemasaran ... 22

6. Strategi Pemasaran Bank ... 24

7. Prinsip-Prinsip Pemasaran dalam Islami ... 27

C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 30

1. Produk (Product) ... 31

2. Harga (Price) ... 33

3. Promosi (Promotion) ... 37

4. Distribusi (Place) ... 39

D. Pengembangan Pemasaran ... 39

1. Pengertian Pengembangan Pemasaran ... 40

2. Tujuan Pengembangan Pemasaran ... 40

3. Perkembangan Konsep Pemasaran ... 42

E. Penelitian Relevan ... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 46

A. Jenis Penelitian ... 46

B. Latar dan Waktu Penelitian ... 46

C. Instrumen Penelitian ... 48

D. Sumber Data ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

F. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Profil BMT Al-Fataya Payakumbuh... 51

1. Sejarah Singkat BMT Al-Fataya ... 51

2. Visi, Misi dan Motto ... 52

3. Maksud dan Tujuan Hidup ... 52

4. Budaya Kerja Keyakinan Inti BMTAl Fataya ( T-A-Q-W-A ) ... 53

5. Ringkasan Profil ... 54

(8)

iv

6. Struktur Organisasi ... 55

B. Produk dan Jasa Layanan BMT Al Fataya: ... 56

1. Produk Jasa Keuangan Syariah ... 56

C. Pembahasan ... 59

1. Strategi Produk ... 59

2. Strategi Harga ... 63

3. Strategi distribusi ... 63

4. Strategi promosi ... 66

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA

(9)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1Data Nasabah Tabungan Simfadahasil dari Tahun 2015-2017 ... 4 Tabel 3. 1Rancangan Waktu Penelitian ... 47

(10)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi BMT Al–Fataya ... 55

Gambar 4.2 Logo BMT Al- Fataya ... 61

Gambar 4. 3 Denah Lokasi BMT Al-Fataya ... 64

Gambar 4.4 Lokasi BMT Al- Fataya ... 65

Gambar 4.5 Lapangan parkir BMT Al- Fataya ... 65

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan syariah merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi, sehingga negara dan masyarakat tidak dapat mengabaikan keberadaan lembaga keuangan syariah. Salah satu bagian dari lembaga keuangan syariah adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil. Tugasnya adalah menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin.Ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salam: keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian dan kesejahteraan. (Pusat Komunikasi: Lembaga Bisnis Syariah , 2006: 24)

Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) atau sebelumnya disebut Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) terlahir dari Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan entitas keuangan mikro syariah yang unik dan spesifik khas Indonesia. Kiprah KSPPS dalam melaksanakan fungsi dan perannya menjalankan peran ganda yaitu sebagai lembaga bisnis (tamwil) dan disisi yang lain melakukan fungsi sosial yakni menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana ZISWAF. (Press Realase Deputi, Pembiayaan pada Acara Workshoop “Outlook Usaha Simpan Pinjan dan Pembiayaan Syariah”, 2016)

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah telah membawa implikasi pada kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di bidang Perkoperasian.

Selain itu berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dan Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro juga memerlukan penyesuaian nomenklatur

(12)

tupoksi Kementerian Koperasi dan UKM RI terkait kegiatan usaha jasa keuangan syariah. Implikasi ini kemudian diakomodir dalam Paket Kebijakan I Pemerintah Tahun 2015 Bidang Perkoperasian dengan menerbitkan Permenkop dan UKM No. 11 Tahun 2017 tentang Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi sebagai pengganti Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 91 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Jasa Keuangan Syariah oleh Koperasi, sehingga terjadi perubahan nama KJKS/UJKS Koperasi menjadi KSPPS/USPPS Koperasi.

Baitul maal wattanwil (BMT) terdiri dari istilah, yaitu baitul maal dan baitul tanwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit seperti: zakat, infaq dan shodaqah.

Sedangkan baitul tanwil sebagai usaha pegumpulan dan penyaluran dana komersial.(Sudarsono, 2003:84).

Kelembagaan Baitul Maal secara mandiri sebagai lembaga ekonomi berdiri pada masa Khalifah Umar bin Hattab. Sejak masa tersebut dan masa kejayaan Islam selanjutnya Dinasty Umayyah Abbasiah, Baitul Maal menjadi institusi yang cukup vital bagi kehidupan negara.(Iska, 2016:3)

Sedangkan Baitul Tanwil yang dalam istilah modren adalah Bank Islam, memiliki akar yang kuat dari pemikiran para pimpinan gerakan Islam sejak tahun 1940-an. Berdasarkan akar sejarah tersebut, tampaklah fungsi Baitul Maal Wa Tanwil sebenarnya dalam konsepsi Islam merupakan alternatif kelembagaan keuangan syariah yang memiliki dimensi sosial dan produktif dalam skala nasional bahkan global, dimana denyut nadi perekonomian umat Islam terpusat pada kelembagaan ini yang mengarah padahidupnya fungsi-fungsi kelembagaan ekonomi lainnya.(Yunus, 2009:5)

Peranan umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

Semakin berkembangnya masalah ekonomi masyarakat, maka berbagai kendala tidak mungkin dilepaskan dari keberadaan BMT. Oleh karena itu, perlu strategi jitu guna mempertahankan esistensi BMT tersebut.

(13)

Salah satu stratrgi yang dilakukan BMT yakni bauran pemasaran.

Bauran Pemasaran(marketing mixx) adalah kombinasi dari empat variabel, yakni: produk, sistem harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi (Swastha, 2002: 42). Bauran pemasaran merupakan kumpulan variabel- variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan atau bank untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bauran pemasaran merupakan satu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semu itu ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pangsa pasar ataukonsumen yang dipilih. (Sumarni, 2002: 246)

Begitu juga dengan BMT Al-Fataya bauran pemasaran merupakan strategi yang juga dilakukan dalam mengembangkan pemasaran.BMT Al- Fataya terlahir dari inisiasi dari para pemuda yang peduli terhadap kondisi ekonomi ummat maka dibentuklah Lembaga Jasa Keuangan Mikro Syariah ini atau disebut dengan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) yang berdiri pada tanggal 16 Desember 2007. (Buku Saku BMT Al-Fataya, 2017)

Produk-produk pada BMT seperti produk penghimpunan: Simpanan, Tabungan, Investasi Syariah Non-Ribawi, Deposito Syariah Simpanan Mudharabah Berjangka (SIMBA), Sertifikat Modal Koperasi /Penyertaan Modal, produk pembiayaan: Sistem Bagi Hasil (Mudharabah dan Musyarakah), Sistem Jual Beli (Murabahah), Sistem jasa (Ijaroh Multijasa, Hiwalah, Pembiayaan Pembayaran Rek. Telepon), Sistem Pinjaman (Al- Qard), Payment Online, transfer dan jasa pembayaran lainnya yang Al-Fataya bekerja sama dengan BSM, PT Pos Indonesia. Salah satu produk simpanan tabungan adalah Simfadahasil, merupakan produk dari BMT yang mana nasabah bersifat menitipkan tabungan dengan akad yang telah disepakati sebelumnya, sehingga tabungan tersebut akan di bagihasilkan pada saaat berakhir periode akad. (Brosur Produk BMT Al-Fataya)

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada BMT Al- Fataya, perkembangan tabungan Simfadahasil yang penulis temukan dapat dilihat dari data berikut:

(14)

Tabel 1.1

Data Nasabah Tabungan Simfadahasil Dari Tahun 2015-2017 Tahun Jumlah

Nasabah

Persentase (%)

Jumlah Tabungan

Persentase (%)

2015 2.864 - Rp. 1.118.959.929.07 -

2016 3.123 9.04% Rp. 1.346.602.288.05 20,34%

2017 3.354 7.39% Rp. 1.997.945.300.03 48,36%

Sumber: wawancara dengan bendahara BMT Al-Fataya yaitu Almaida

Dari tabel di atas perkembangan tabungan mengalami peningkatan setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2016 mengalami peningkatan jumlah tabungan sebesar 20.34% dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2017 yaitu sebesar 48.36%. Sedangkan pada jumlah nasabah pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 9.04% dengan jumlah nasabah 3.123 dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebanyak 7.39% dengan jumlah nasabah yang meningkat yaitu menjadi 3.354.

Berdasarkan Hasil Wawancara yang penulis lakukan dengan karyawan BMT Al-Fataya pada bagian Marketing yaitu Fadli Setiawan pada tanggal 21 september 2018. Dapat dilihat semenjak 3 tahun terakhir BMT Al-Fataya memang memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan pada tabungan Simfadahasil dari tahun ketahun, dengan jumlah nasabah dan jumlah tabungan secara keseluruhan meningkat setiap tahunnya.

Perkembangan pada BMT Al-Fataya tidak terlepas dari peran dan usaha yang dilakukan karyawan dalam memasarkan produk. (Fadli Setiawan, Hasil Wawancara, 21 September 2018)

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, maka penulis tertarik untuk mengetahui implementasi bauran pemasaran dalam produk, price, place, dan promotion. yang penulis tuangkan dalam karya ilmiah dengan judul “Implementasi Bauran Pemasaran dalam Mengembangkan Produk Simfadahasil KSPPS BMT Al-Fataya Payakumbuh”

(15)

B. Fokus Penelitian

Dengan latar belakang masalah di atas, maka fokus penelitian penulis adalah tentang bauran pemasaran dalam mengembangkan produk Simfadahasil terkait produk, harga, distribusi dan promosi pada KSPPS BMT Al-Fataya Payakumbuh.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka yang menjadi sub fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi bauran pemasaran terkait produk, harga, distribusi dan promosi dalam mengembangkan produk Simfadahasil pada KSPPS BMT Al-Fataya Payakumbuh?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini penulis adalah mendeskripsikan implementasi bauran pemasaran terkait produk, harga, distribusi dan promosi dalam mengembangkan produk Simfadahasil pada KSPPS BMT Al-Fataya Payakumbuh.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis:

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk dijadikan sebagai masukan bagi BMT untuk mengetahui proses pelaksanaan bauran pemasaran pada produk Simfadahasil.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi lembaga, penelitian ini dapat memberikan motivasi teoritik atau konsep bagi lembaga sebagai penambah dan acuan dalam melakukan prosedur perbankan.

b. Bagi pihak praktisi, penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk membantu pihak manajemen untuk mengetahui bagaimana pelaksaan Bauran Pemasaran.

(16)

c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan umumnya mengenai dunia perbankan dan lembaga keuangan bukan bank (KSPPS), khususnya mengenai pelaksanaan Bauran Pemasaran dalam mengembangkan BMT Al-Fataya Payakumbuh, serta referensi untuk penelitian dalam bidang yang sama.

d. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan mampu memperdalam pengetahuan tentang pelaksanaan Bauran Pemasaran dan menjadi sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

F. Defenisi Operasional

Implementasiadalah proses, cara perbuatan melaksanakan rancangan atau keputusan. Pelaksanaan yang penulis maksud di sini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bauran pemasaran mulai dari proses perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan bauran pemasaran pada KSPPS BMT Al-Fataya Payakumbuh.

Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni:

produk, sistem harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi(Swastha, 2002:

42). Philip Kotler mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan (Kotler, 2004: 34). Adapun harga adalah biaya administrasi, biaya provisi, dan komisi biaya kirim, biaya tagih, harga sewa, biaya iuran dan biaya lainnya. Sedangkan harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bagi hasil. (Kasmir, 2005: 196)

Dalam menggunakan variabel media promosi perlu diketahui bahwa tujuan utama dari promosi adalah menyampaikan pesan kepada pemirsa (audience), baik yang menghasilkan sesuatu tindakan yang dikehendaki, seperti membeli produk tertentu (Suhardjono, 2005:176). Bagi perusahaan

(17)

non bank penentuan lokasi biasanya digunakan untuk lokasi pabrik atau gudang atau cabang. Sedangkan penentuan lokasi bagi industri perbankan lebih ditekankan pada lokasi cabang. (Kasmir, 2005: 206)

Implementasi bauran pemasaran yang penulis maksud adalah suatu cara yang dilakukan BMT Al-Fataya lakukan dalam menarik nasabah atau anggota agar bergabung menjadi anggota atau nasabah, yang dilakukan dengan teknik produk, harga, distribusi dan promosi yang dapat menarik perhatian nasabah pada BMT Al-Fataya Payakumbuh.

(18)

8 BAB II KAJIAN TEORI

A. KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah)

Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) merupakan lembaga keuangan syariah yang menjalankan usahanya dengan menjadikan masyarakat sebagai anggtota dan memiliki tujuan yang sama, yang bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan anggota. Dibawah ini, hal-hal yangberkaitan dengan pelaksanaan di KSPPS , yaitu:

1. Pengertian KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah) Koperasi berasal dari kata cooperation (Bahasa Inggris) yang berati kerjasama. Sedangkan menurut istilah yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu perkumpulan yang dibentuk oleh para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhaan anggotanya dengan harga yang relatif rendah dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup bersama (Iska & Rizal, 2005: 73).

Pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip. Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan perkoperasian.

(Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 11 /Per/M.KUKM/XII/2017 Pasal 1, Ayat 1).

Sedangkan pengertian dari Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah menurut Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 yaitu koperasi yang kegiatan usahanya meliputi simpanan, pinjaman, dan pembiayaan sesuai prinsip syariah, termasuk mengelola zakat, infaq/sedekah, dan waqaf. (Bab 1, Pasal 1, Ayat 2) Prinsip syariah dalam kegiatan usaha koperasi syariah termasuk dalam fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis

(19)

Ulama Indonesia (DSN-MUI). Adapun fatwa tersebut mengacu pada prinsip-prinsip hukum muamalah yang dirumuskan oleh mayoritas ulama (Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 91/Kep/M.Kukm/Ix/2004).

Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah belum banyak dikenal oleh masyarakat. Masyarakat lebih mengenal BMT (Baitul Maal waa Tamwil) dari pada KSPPS. BMT-BMT di Indonesia sebelum muncul KSPPS, banyak yang berbadan hukum koperasi dan menamakan dirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Sejak muncul Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM), maka BMT dan lembaga keuangan lainya yang sejenis diamanatkan untuk memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang LKM berlaku sejak 8 Januari 2015.

Pada tanggal 18 Desember 2017, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 11 /Per/M.KUKM/XII/2017 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi.

Peraturan Menteri ini merubah status KJKS menjadi KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah) dengan menghapus Keputusan tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) (Fitriyani, 2017: 11).

2. Tujuan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah

Ada beberapa tujuan dari koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah sebagai berikut:

a. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut

(20)

membangun tatanan perekonomiaan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat utama yang maju, adil dan makmur.

b. Dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, koperasi menuyusun rencana strategis (Nelwitri, 2016).

3. Prinsip Koperasi

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penanganan pinjaman bermasalah pada Koperasi adalah:

a. Keterbukaan.

b. Tanggung jawab bersama dan solidaritas anggota.

c. Pembinaan yang berkelanjutan kepada anggota.

d. Efisiensi dengan memperhatikan prinsip bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 96/Kep/M.Kukm/Ix/2004 ).

4. Jenis Usaha Koperasi Syariah

Usaha yang dikembangkan oleh koperasi syariah dapat dikatagorikan pada dua bagian, yaitu:

a. Usaha Penghimpun Dana

Usaha penghimpun dana merupakan usaha untuk mengumpulkan dana dari berbagai sumber, baik dari anggota itu sendiri maupun dari pihak lain. Jenis-jenis sumber dana yang dapat dijaring itu adalah modal dan simpanan.

b. Usaha Penyaluran Dana

Usaha penyaluran dana dalam koperasi syariah dikenal dengan istilah pembiayaan. Sedangkan dalam aturan pemerintah diistilahkan dengan pinjaman (Iska & Rizal, 2005: 73).

(21)

5. Bentuk-Bentuk KSPPS

Dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 11 /Per/M.KUKM/XII/2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi, bentuk-bentuk dari KSPPS adalah sebagai berikut:

a. KSPPS primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.

b. KSPPS Sekunder adalah KSPPS yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah. (Bab 1, Pasal 1, Ayat 3 dan 4)

6. Modal Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

Dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 11 /Per/M.KUKM/XII/2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh koperasi, ada beberapa pembagian dari modal koperasi sebagai berikut:

a. Modal sendiri KSPPS

Modal sendiri KSPPS terdiri dari:

1) Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyak yang wajib dibayarkan kepada koperasi pada saat menjadi anggota, yang tidak dapat daimbil pada saat yang bersangkutan masih menjadi anggota .

2) Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang jumlahnya tidak harus sama yang wajib dibayar anggota kepada koperasi dalam waktu atau dalam kesempatan tertentu, yang mana tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.

3) Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan hasil usaha yang dimasukkan setelah pajak untuk

(22)

menumpuk modal sendiri dan menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

4) SHU (Sisa Hasil Usaha) merupakan pendapatan koperasi yang didapatkan dalam 1 tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lain termasuk pajak, dalam satu tahun buku yang bersangkutan.

5) Hibah adalah pemberain barang atau jasa yang tidak perlu dikembalikan lagi.

b. Modal USPPS Koperasi adalah modal tetap USPPS Koperasi yang ditempatkan oleh koperasinya pada awal pendirian USPPS Koperasi, modal tidak tetap tambahan dari koperasi yang bersangkutan, dan cadangan yang disisihkan dari hasil usaha USPPS Koperasi.

c. Modal Kerja adalah dana yang harus tersedia untuk kelancaran usaha dan merupakan dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar.

d. Modal Usaha adalah dana yang harus tersedia untuk usaha dan merupakan dana yang tertanam dalam bentuk aktiva lancar maupun aktiva tetap. (Bab 1, Pasal 1, Ayat 28)

Modal usaha awal KSPPS Primer dalam bentuk deposito pada Bank Syariah dengan rincian sebagai berikut:(Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,Nomor 11 /Per/M.KUKM/XII/2017)

1) Modal usaha KSPPS Primer dengan wilayah keanggotaan dalam daerah Kabupaten/Kotaditetapkan sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah)

2) Modal usaha KSPPS Primer dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsiditetapkan sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah).

e. Modal usaha KSPPS Primer dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Provinsi ditetapkan sebesar Rp. 375.000.000,- (tiga ratus tujuh puluh lima juta rupiah). (Bab 1, Pasal 1, Ayat 28)

(23)

Modal usaha awal KSPPS Sekunder dalam bentuk deposito pada Bank Syariah dengan rincian sebagai berikut:

1) Modal usaha KSPPS Sekunder dengan wilayah keanggotaan dalm daerah Kabupaten/Kota ditetapkan sebesar Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)

2) Modal usaha KSPPS Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi ditetapkan sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah)

3) Modal usaha KSPPS Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Provinsi ditetapkan sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). (Bab 4, Pasal 17, Ayat 3 dan 4)

7. Kegiatan Usaha KSPPS

Kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah meliputi :

a. Menghimpun simpanan dari anggota yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah atau mudharabah.

b. Menyalurkan pinjaman dan pembiayaan syariah kepada anggota, calon anggota dan koperasi lain dan atau anggotanya dalam bentuk pinjaman berdasarkan akad qarddan pembiayaan dengan akad murabahah, salam, istishna, mudharabah, musyarakah, ijarah, ijarah muntahiya bittamlik, wakalah, kafalah dan hiwalah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan syariah

c. Mengelola keseimbangan sumber dana dan penyaluran pinjaman dan pembiayaan syariah (Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil

Dan Menengah Republik Indonesia, Nomor

11/Per/M.KUKM/XII/2017 Tentang Kegiatan Usaha KSPPS, Bab 7, Pasal 17, Ayat 5).

(24)

8. Struktur Organisasi Koperasi

Dalam peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 16 /Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah oleh koperasi struktur organisasi dari suatu koperasi syariah adalah sebagai berikut:

a. Pengurus Koperasi adalah anggota koperasi yang diangkat dan dipilih dalam rapat anggota untuk mengurus organisasi dan usaha koperasi.

b. Pengawas adalah anggota koperasi yang diangkat dan dipilih dalam rapat anggota untuk mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.

c. Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang dipilih oleh koperasi yangbersangkutan berdasarkan keputusan rapat anggota dan beranggotakan alim ulama yang ahli dalam syariah yang menjalankan fungsi dan tugas sebagai pengawas syariah pada koperasi yang bersangkutan dan berwenang memberikan tanggapan atau penafsiran terhadap fatwa yang dikeluarkan Dewan Syariah Nasional.

d. Pengelola adalah anggota koperasi atau pihak ketiga yang diangkat oleh pengurus dan diberi wewenang untuk mengelola usaha koperasi atau Unit Simpan Pinjam Koperasi. (Bab 4, Pasal 12, 13, dan 14) 9. Dewan Pengawas Syariah

Untuk koperasi yang menjalankan usaha secara konvensional pengawas diambil dari anggota koperasi dengan masa jabatan paing lama 5 tahun. Tugasnya adalah mengawasi jalannya kegiatan usaha koperasi.

Untuk koperasi yang menjalankan usaha secara syariah, maka selain UU No. 25/1992 juga dapat merujuk UU No. 1 tahun 2013 dimana selain pengawas juga harus memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS).

pengangkatan dewan pengawas syariah dapat diambil dari anggota sendiri atau dapat meminta rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia(MUI). Tugas DPS adalah mengawasi bsegala kegiatan koperasi agar berjalan sesuai syariah. (Iska dan Nengsih, 2016: 26).

(25)

10. Standar Operasional Manajemen

Standar Operasional Manajemen merupakan panduan bagi pihak manajemen KSPPS dan USPPS koperasi dalam memberikan pelayanan prima bagi anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.

Dalam peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 11 /Per/M.KUKM/XII/2017 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi standar operasional manajemen usaha terdiri dari: ( a. Penghimpunan dan penyaluran dana

b. Jenis pinjaman dan pembiayaan

c. Persyaratan calon penerima pinjamandan pembiayaan d. Pelayanan pinjaman dan pembiayaan kepada unit lain e. Batasan maksimum pinjaman dan pembiayaan

f. Biaya administrasi pinjaman dan pembiayaan g. Agunan

h. Pengembalian dan jangka waktu pinjaman dan pembiayaa i. Analisis pinjaman dan pembiayaan

j. Pembinaan anggota oleh KSPPS/USPPS Koperasi

k. Penanganan pinjaman dan pembiayaan bermasalah (Bab 5, Pasal 16, Ayat 5)

B. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan proses sosial dan maajerial bagi individu maupun kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan individu atau kelompok lain. Kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut harus secara pro aktif dipenuhi oleh pemasar (perusahaan). Apalagi jika kita ingat bahwa kondisi pasar sekarang ini merupakan pasar pembeli (buyers market), yaitu konsumen berperan dalam menentukan harga beli produk/jasa dikarenakan jumlah

(26)

barang/jasa sangat banyak dan bukan lagi merupakan pasar penjual (seller‟s market), yaitu penjual dapat menentukan harga dikarenakan terbatasnya jumlah barang/jasa di pasar. Oleh karena itu, proses pertukaran antara pembeli dan penjual harus dikelola dengan baik dan professional untuk meningkatkan pendapatan penjual dan kepuasan dipihak pembeli (Sumarni, 2002:10).

Philip Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa (Kasmir, 2004:61).

Dari definisi pemasaran tersebut, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

a. Pemasaran merupakan suatu proses manajerial yang memanifestasikan sendiri dalam program yang dirumuskan secara seksama untuk memperoleh tanggapan yang diinginkan.

b. Pemasaran berupaya untuk menciptakan pertukaran nilai secara sukarela. Disini pemasar berusaha mendapatkan tanggapan dari pihak lain dengan cara merumuskan seperangkat manfaat yang cukup menarik bagi pasar sasaran untuk mendapatkan pertukaran secara sukarela.

c. Pemasaran merupakan kegiatan memilih suatu pasar sasaran dan bukan untuk melayani semua pasar serta semua kebutuhan. Kegiatan ini berupa membagi-bagi pasar menjadi beberapa pangsa, kemudian memutuskan pangsa pasar mana yang aka dilayani, berdasarkan besarnya pasar, potensi laba, tujuan perusahaan dan lain-lainnya.

d. Pemasaran bertujuan untuk membantu perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidupnya secara sehat. Suatu perencanaan pemasaran

(27)

yang efektif menghendaki agar suatu perusahaan haruslah benar- benar spesifik dalam menetapkan sasaran-sasarannya.

e. Pemasaran mengandalkan pada perancangan penawaran perusahaan yang bukan dilihat dari segi selera pribadi penjual, melainkan harus dilihat dari segi kebutuhan serta keinginan pembeli.

f. Pemasaran menggunakan dan meramu seperangkat sarana yang disebut bauran pemasaran (marketing mix), yaitu berupa rancangan penawaran, penetapan harga, komunikasi dan distribusi (Sumarni, 2002:11)

Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk dan jasa.

Pemasaran menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Pemasaran juga dapat dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing bila yang dari waktu kewaktu semakin meningkat.

Dalam melakukan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya untuk merebut hati konsumen terutama untuk produk yang baru diluncurkan. Sedangkan dalam jangka panjang dilakukan untuk mempertahankan produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis.

Berikut ini beberapa tujuan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran, antara lain:

a. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan akan suatu produk maupun jasa.

b. Dalam rangka memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa.

c. Dalam rangka memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya.

d. Dalam rangka meningkatkan penjualan dan laba.

e. Dalam rangka ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing.

f. Dalam rangka memperbesar kegiatan usaha (Kasmir, 2004:59).

(28)

2. Pengertian Pemasaran Bank

Secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa Bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan. (Kasmir, 2015: 194)

Dari definisi ini beberapa pengertian yang perlu untuk kita ketahui, yaitu:

a. Produk bank adalah jasa yang ditawarkan kepada nasabah untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. Produk bank terdiri dari produk simpanan (giro, tabungan dan deposito), pinjaman (kredit) dan jasa-jasa bank lainnya.

b. Permintaan atau suatu keinginan manusia yang didukung oleh daya belinya, artinya sesuatu akan terjadi permintaan apabila konsumen memiliki sejumlah dana atau barang pengganti untuk memperoleh barang yang lain. Besarnya permintaan nasabah tergantung dari daya beli nasabah tersebut disamping harus didukung oleh minat dan akses untuk mendapatkannya.

c. Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh sesuatu barang yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai penggantinya. Sebagai contoh nasabah memperoleh kredit dari bank, maka nasabah akan mempertunjukkan dengan jaminan kredit berupa benda-benda berharga atau surat-surat berharga yang dinilai baik oleh bank layak atau setara dengan kredit yang diberikan.

d. Pasar adalah himpunan nasabah atas suatu produk, baik barang maupun jasa. Pasar dapat diatikan pula sebagai tempat penjual dan pembeli melakukan transaksi. Arti lain dapat pula pasar tidak memiliki tempat pertemuan, akan tetapi lewat alat-alat lain seperti telepon, faks, dan internet. (Kasmir, 2005:62)

(29)

e. Kebutuhan nasabah bank adalah suatu keadaan yang dirasakan tidak ada dalam diri seseorang. Sebagai contoh kebutuhan nasabah bank adalah:

1) Kebutuhan akan produk dan jasa.

2) Kebutuhan rasa aman berhubungan dengan bank.

3) Kebutuhan kenyamanan berhubungan dengan bank.

4) Kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh seluruh karyawan bank.

5) Kebutuhan untuk persahabatan dan keakraban.

6) Kebutuhan untuk diberi perhatian oleh seluruh karyawan bank.

7) Kebutuhan status.

8) Kebutuhan aktualisasi diri.

f. Keinginan nasabah bank adalah merupakan kebutuhan yang dibentuk oleh kultur dan kepribadian individu, keinginan nasabah bank adalah:

1) Ingin memperoleh layanan yang cepat.

2) Ingin agar bank dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

3) Ingin memperoleh komitmen bank.

4) Ingin memperoleh pelayanan yang bermutu (cepat dan memuaskan).

5) Ingin memperoleh kepuasan nasbaha atas layanan yang diberikan,

6) Ingin dihargai dan dihormati oleh seluruh karyawan bank.

7) Ingin memperoleh perhatian oleh seluruh karyawan.

8) Ingin memperoleh status.

9) Ingin memperoleh keamanan dari setiap transaksi yang berhubungan dengan bank. (Kasmir, 2005:63)

(30)

3. Tujuan Pemasaran Bank

Setiap tindakan yang dilakukan apakah oleh perusahaan atau badan usaha tentu mengandung suatu maksud dan tujuan tertentu.

Penetapan tujuan ini disesuaikan dengan keinginan pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Badan usaha dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai dapat dilakukan dengan berbagai pertimbangan matang.

Kemudian ditetapkan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam praktiknya tujuan suatu perusahaan dapat bersifat jagka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Demikian pula, dalam hal menjalankan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki banyak kepentinga untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk:

a. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.

b. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah.

c. Memaksimumkan pilihan (ragam produksi) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.

d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasbaha dan menciptakan iklim yang efisien.

(Kasmir, 2015:197)

(31)

4. Fungsi Pemasaran

Sebagai seorang pemasaran, tentu mereka menganggap bahwa fungsi pemasaran sangat penting dalam suatu perusahaan, tanpa fungsi pemasaran perusahaan tidak akan berjalan sebagaimana yang diinginkan.

Produk tidak akan dikenal oleh konsumen, bahkan akan sulit untuk laku dijual dan bersaing dengan perusahaan lainnya tanpa pemasaran.

Paling tidak ada 5 anggapan pentingnya fungsi pemasraan jika dibandingkan dengan fungsi lainnya yang ada dalam suatu perusahaan, yaitu:

a. Pemasaran sebagai fungsi yang sama, maksudnya adalah bahwa fungsi pemasaran sama besarnya dengan fungsi keuangan, produksi, kepegawaian, dan sumber daya manusia. Dengan kata lain masing- masing fungsi memiliki kesetaraan yang sama satu dengan yang lain.

b. Pemasaran sebagai fungsi yang lebih penting, maksudnya adalah bahwa fungsi pemasaran memiliki peran yang paling besar dari fungsi keuangan, produksi, kepegawaian, dan sumber daya manusia.

c. Pemasaran sebagai fungsi utama, maksudnya adalah pemasaran dipusatkan sebagai sentral dari fungsi lainnya, atau dengan kata lain fungsi pemasaran sebagai inti dari kegiatan perusahaan.

d. Pelanggan sebagai fungsi pengendalian, maksudnya adalah bahwa masing-masing fungsi memiliki peran yang sama namun dikendalika oleh pelanggan.

e. Pelanggan sebagai fungsi pengendalian dan pemasaran sebagai fungsi Integratif, maksudnya adalah pemasaran sebagai pusat integrative fungsi keuangan, produksi, dan sumber daya manusia, sedangkan pelanggan sebagai fungsi pengendalian (Kasmir, 2005:88)

(32)

5. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha, 2002:

17). Dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep yang mana masing-masing konsep memiliki tujuan yang berbeda. Konsep ini timbul dari satu periode lainnya akibat perkembangan pengetahuan baik produsen maupun konsumen. Penggunaan konsep ini tergantung kepada perusahaan yang juga dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang bersangkutan. (Chandra, 2012:19). Pada umumnya setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsep-konsep tersebut sifatnya dinamis, karena berkembang atau berevolusi seiring dengan perjalanan waktu. Walaupun begitu, tidak lantas berarti bahwa konsep yang terakhir adalah yang terbaik.Pemilihan dan penerapa konsep pemasaran tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan internal, dan lingkungan eksternal perusahaan. Perkembangan konsep pemasaran meliputi:

a. Faktor produksi

Pemasar yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi/operasi (internal). Asumsi yang diyakini adalah bahwa konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan gampang diperoleh. Dengan demikian, kegiatan organisasi harus difokuskan pada efisiensi biaya (produksi) dan ketersediaan produk (distribusi), agar perusahaan dapat meraih keuntungan.

b. Konsep produk

Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior. Konsekuensinya,

(33)

pencampaian tujuan bisnis perusahaan dilakukan melalui inovasi produk, riset dan pengembangan, dan pengembangan kualitas secara berkesinambungan.

c. Konsep penjualan

Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan meningkat, sehingga tercapai laba maksimum sebagaimana menjadi tujuan perusahaan. Dengan demikian, fokus kegiatan pemasaran adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan dan kegiatan promosi secara intensif dan agresif agar mampu mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli, sehingga pada gilirannya penjualan dapat meningkat (Tjiptono, 2014:4).

d. Konsep pemasaran

Dalam konsep ini dinyatakan bahwa, kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan perusahaan adalah terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market) serta pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih baik dari pada yang dilakukan oleh pada pesaing.

Dasar pemikiran yang terkandung dalam konsep pemasaran adalah:

1) Pemuasan keinginan kelompok pembeli tertentu menjadi tugas perusahaan

2) Untuk itulah diperlukan program riset pemasaran agar dapat diketahui pada keinginan pembeli

3) Semua keinginan untuk mempengaruhi pembeli harus ditempatkan dibawah kontrol pemasaran yang terintegrasi

4) Kepuasan konsumen akan dapat menimbulkan loyalitas, kesan baik dari pembeli.

(34)

e. Konsep pemasaran kemasyarakatan

Seringkali perusahaan hanya berfikir untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen atau pasar sasaran bahkan harus lebih baik dari pesaingnya, namun kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang kurang diperhatikan. Konsep pemasaran kemasyarakatan berupaya memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan serta keinginan konsumen, sekaligus menjaga kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Konsep pemasaran kemasyarakatan ini berpendapat bahwa pemasaran adalah menentukan kebutuhan, keinginan, serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif dan efisien dari pada para pesaing dengan cara mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat (Sumarni, 2002:17)

6. Strategi Pemasaran Bank

Strategi pemasaran bank merupakan suatu langkah yang harus ditempuh dalam memasarkan produk/jasa perbankan yang ditujukan pada peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan tersebut diorientasi pada produk pengumpulan dana (funding), orientasi pada pelanggan, dan peningkatan mutu layanan. Dengan demikian strategi pasar merupakan hal penting dalam pemasaran bank syariah, yang dimaksud dengan strategi pasar adalah penetapan secara jelas pasar bank syariah sehingga menjadi kunci utama untuk menerapkan elemen-elemen strategi lainnya (Muhammad, 2005:223).

Strategi pemasaran bank juga merupakan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pemasaran bank. Dalam mencapai tujuan tersebut langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan segmentasi pasar

Segmentasi pasar dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelas- kelas dalam masyarakat yang mempunyai perbedaan kebutuhan jasa

(35)

bank.Sehingga dengan segmentasi tersebut pasar yang heterogen dapat dibagi-bagai dalam beberapa segmen pasar yang bersifat homogen.Dari segmen pasar yang homogeny tersebut dapat diidentifikasikan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Setelah memperoleh segmen pasar yang akan dimasuki, langkah selanjutnya menciptakan produk yang dibutuhkan segmen pasar tersebut. Faktor dominan yang dapat dipergunakan dalam melakukan segmentasi pasar adalah:

1) Tingkat pendapatan masyarakat.

2) Tingkat kepentingan.

3) Tingkat status sosial.

4) Tingkat brand awareness (Suhardjono, 2005:171) Segmentasi pasar dapat didasarkan pada:

1) Segmentasi geografi, adalah membagi pasar menurut geografinya, misalnya desa kota.

2) Segmentasi demografis, adalah membagi pasar menurut faktor variabel-variabel kependudukan. Masalah demografi ini sangat penting bagi manajer pemasaran, karena orang-orang (asal mempunyai uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelajakannya) dapat dinyatakan sebagai pasar (Swastha, 2002:38).

3) Segmentasi psikologi, adalah membagi pasar menurut faktor- faktor psikologi, misalnya gaya hidup, kelas sosial dan sebagainya.

4) Segmentasi perilaku, adalah membagi pasar menurut pengetahuan, sikap pemakaian dan tanggapan terhadap jasa bank.

b. Pasar sasaran

Pasar sasaran adalah sekelompok nasabah dalam suatu industri, segmen ekonomi, pasar atau daerah geografis yang memiliki ciri tertentu yang diinginkan dan dipandang perlu untuk

(36)

mengaolokasikan usaha dan biaya pemasaran dalam mencari peluang-peluang bisnis atau perluasan bisnis.

Tujuan penetapan pasar sasaran adalah agar pemberian kredit dapat dilakukan secara lebih terarah dan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki bank, sehingga dapat memberikan keuntungan yang optimal. Misalnya pasar sasaran sekelompok pegawai yang berpenghasilan tetap cocok diberikan kredit konsumtif dengan angsuran bulanan.

Adapun manfaat pemasaran bersasaran adalah untuk membatasi scope (lingkup) pasar yang dilayani pada umumnya juga lebih menguntungkan bagi prusahaan. Setidaknya perusahaan bersasaran dapat menikmati keuntungan sebagai berikut:

1) Alokasi sumber daya pemasaran yang lebih efisien karena perusahaan dapat memilih sasaran yang lebih menarik.

2) Lebih memahami kebutuhan dan keinginan pasar sehingga semakin sempit scope pasar yang dilayani, semakin paham sebuah perusahaan untuk mendesain produk, harga, tempat maupun promosi sesuai dengan karakteristik pasarnya.

3) Lebih memahami situasi persaingan. Persaingan adalah perusahaan yang memperebutkan pasar yang sama atau perusahaan yang menghasilkan produk yang bersubsitusi dekat (Setiadi, 2003:9).

c. Menentukan posisi pasar

Jika pasar sasaran telah diputuskan, maka langkah selanjutnya melakukan analisis persaingan dalam pasar sasarn tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan posisi bank dan posisi pesaing di pasar sasaran tersebut, kemudian memutuskan cara terbaik untuk memenangkan pesaing tersebut. Misalnya dengan penetapan suku bunga yang lebih rendah, membebaskan biaya administrasi/provinsi, dan sebagainya. (Suhardjono, 2005: 172)

(37)

d. Memasuki pasar

Apabila posisi bank dan posisi bank pesaing telah diidentifikasikan, maka langkah selanjutnya adalah memilih strategi yang akan dilakukan untuk memasuki pasar tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

1) Membeli bank lain

2) Mengembangkan produk sendiri, misalnya kartu kredit dengan pembayaran yang tetap dan sebagainya

3) Kerja sama dengan bank lain, misalnya penyaluran kredit pension melalui kantor pos, dan sebagainya.

e. Mengembangkan bauran pemasaran

Setelah memasuki pasar sasaran, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan berbagai variabel untuk mempengaruhi respon nasabah atau calon nasabah. Variabel-variabel tersebut adalah:

1) Pengembangan produk bank (product) 2) Penetapan harga/tarif jasa bank (price) 3) Penggunaan media promosi (promotion)

4) Pendistribusian produk bankkemasyarakat (place) (Suhardjono, 2005: 173)

7. Prinsip-Prinsip Pemasaran dalam Islami

Prinsip dalam pemasaran syariah harus mengandung nilai-nilai iman, sebagai berikut:

a. Ikhtiar

Ikhtiar adalah suatu bentuk usaha untuk mengadakan perubahan yang dilakukan seseorang secara maksimal dengan segenap kemampuan, daya, dan upaya yang dimilikinya dengan harapan menghasilkan ridho Allah SWT. Bagi perusahaan yang berikhtiar menerapkan manajemen profesional maka visi dan misi perusahaan akan lebih mudah tercapai, karena faktor dari kekuatan intern perusahaan berupa kultur perusahaan yang melandasinya dalam

(38)

bentuk kekuatan jiwa perusahaan dapat diresapi dan di aplikasikan oleh tiap-tiap personil. (Amrin, 2007: 6-15)

b. Manfaat

manfaat artinya berguna bagi sipemakai produk ataupun jasa.

Bermanfaat jika dirasakan mempunyai nilai guna yang dirasakan oleh pemakai. Allah SWT melarang kepada kita untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, karena yang tidak yang bermanfaat akan membawa kita keoada sifat boros atau kesia-siaan.

Tujuan berbisnis yang benar adalah menghsilkan produk ataupun jasa yang dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dengan kualitas terbaik dan terjangkau bagi masyarakat sebagai konsumennya. Produk ataupun jasa yang dihasilkan akan bermanfaat manakala konsumen merasakan adanya peningkatan nilai lebih dari sebelumnya.

c. Amanah (jujur)

Amanah artinya dapat dipercaya, sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah SAW dikenal sebagai seorang profesional yang jujur,dengan sebutan Al-Amin yang artinya dapat dipercaya. Dimana Rasulullah SAW merintis bisnis dari modal kejujuran yang diakui tidak hanya mitra kerja, relasi bahkan oleh para kompetitornya.

Kejujuran atau keterbukaan dalam menyampaikan kebenaran sangat penting bagi kelangsungan hubungan usaha kepada pihak intern, dalam hal ini Dewan Komisaris, Dewan Direksi, para pimpinan puncak, pimpinan menengah, staf, dan karyawan lainnya. Selain itu, saling dapat memberikan koreksi dan keterbukaan akan saran dan kritik. Komunikasi intern jauh lebih penting untuk menjaga kekompakan di dalam menyatukan visi dan misi yangakan dicapai perusahaan. (Amrin, 2007: 6-15)

kejujuran adalah syarat mutlak yang harus dimiliki dan dilakukan seseorang yang ingin usahanya untung dan mengandung keberkahan.

Jika keuntungan yang di dapat bukan atas kejujuran maka tidak akan

(39)

menimbulkan keberkahan berupa rasa kepuasan batin dan kebahagiaan.

d. Nasiah (nasihat)

Produk ataupun jasa yang kita keluarkan haruslah mengandung unsur peringatan berupa nasihat yang terkandung di dalamnya sehingga setiap konsumen yang memanfaatkannya akan tersentuh hatinya terhadap tujuan hakiki kemanfaatan produk atau jasa yang digunakan. Para produsen yang bertanggung jawab tidak hanya memikirkan manfaat dari suatu produk yang dibuat, tetapi ia pun berfikir bahwa produknya harus mengandung nilai-nilai nasihat, sehingga tidak hanya manfaat yang di dapatnya tetapi makna nilai yang terkandung di dalamnya dapat memberikanrasa kepuasan batin

Budaya kerja pada perusahaan yang bernuansa Islam syariah harus mengandung unsur-unsur atau memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siddiq

Artinya memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Dalam kerja dan usaha, kejujuran ditampilkan bentuk kesungguhan dan ketetapan (mujahadah dan iqhan), baik ketetapan waktu, janji, pelayanan, pelaporan, mengakui kelemahan, dan kekurangan untuk kemudian diperbaiki secara terus-menerus.

2) Istiqomah

Artinya kosisten dalam iman dan nilai-niai yang baik meskipun menghadapi berbagai godaan dan tantangan.

Istiqomah merupan hasil dari suatu proses yang dilakukan secara terus-menerus. Semua proses akan menumbuh kembangkan suatu sistem yang memungkinkan kebaikan, kejujuran, dan keterbukaan teraplikasikan dengan baik

3) Fathanah

Artinya mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam segala hal yang terjadi dalam tugas dan kewajiban.

(40)

Sifat ini akan menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat.

4) Amanah

Artinya memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Sifat amanah harus dimiliki oleh setiap mukmin, apalagi yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan pelayananan bagi masyarakat.

5) Tabliq

Artinya mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran islam dalam kehidupan kita sehari-hari. Tabliq yang disampaikan dengan hikmah, sabar, argumentative, dan persuasif akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang semakin solit dan kuat. (Amrin, 2007: 15)

C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi dari empat variabel/kegiatan yang merupakan inti sari dari sistem pemasaran. Atau dengan kata lain, marketing mix merupakan kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan/bank untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Oleh karena itu, marketing mix merupaka satu perangkat yang akanmenentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pangsa pasar atau konsumen yang dipilih.

Variabel bauran pemasaran terdiri dari empat metode yaitu yang dikenal dengan 4P (product, price, place, promotion) atau produk, harga, distribusi, dan promosi. Pemasar harus mengupayakan agar keempat variabel dapat terpadu sehingga akan mempengaruhi tanggapan nasabah yang pada gilirannya akan dapat memberikan kepuasan dalam melayani nasabah (Sumarni, 2002: 246).

(41)

1. Produk (Product)

Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya apapun wujudya selama ini dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan kita dikatan sebagai produk.

Philip Kotler mendefinisikan produk sebgaai sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan (Kasmir, 2015: 216). Untuk merebut calon pelanggan, maka bank harus berusaha keras. Nasabah tidak akan datang sendiri tanpa ada sesuatu yang menarik perhatian, sehingga berminat untuk membeli produk bank, yang paling utama untuk menarik perhatian dan minat nasabah adlah keunggulan produk yang dimiliki. (Kasmir, 2004: 186)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemasaran antara lain:

a. Barang-barang yang dipasarkan merupkan kegiatan penting dari pemasaran. Dari segi kegunaannya barang dibedakan menjadi dua yaitu barang konsumsi dan barang industry.

b. Jasa-jasa yang sering dipasarkan, dalam masyarakat terdapat berbagai jenis jasa, namun tidak semua jasa dipasarkan secara aktif.

c. Jenis pemasaran yang lain, kegiatan pemasaran juga dilakukan untuk mengembangkan ide, misalnya recycling barang-barang yang sudah gunakan.(Kasmir, 2004: 207)

Strategi produk yang perlu dan harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengembangkan produknya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan logo dan motto

Logo merupakan ciri khas suatu perusahaan produk, sedangkan motto merupakan serangkaian kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam melayani masyarakat. Logo maupun motto harus

(42)

dirancang secara baik dan benar. Dalam menentukan logo dan motto perlu beberapa pertimbangan diantaranya:

1) Harus memiliki arti 2) Harus menarik perhatian 3) Harus mudah diingat b. Menciptakan merek

Merek merupakan suatu tanda bagi konsumen untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah, symbol, desain, atau kombinasi dari semuanya.

Faktor-faktor byang harus dipertimbangkan dalam penciptaan merek:

1) Mudah diingat

2) Terkesan hebat dan modern 3) Memiliki arti (dalam arti positif) 4) Menarik perhatian

c. Menciptakan kemasan

Kemasan merupakan pembungkus suatu produk penciptaan kemasan harus memenuhi berbagai persyaratan:

1) Kualitas kemasan(tidak mudah rusak)

2) Bentuk atau ukuran termasuk desain menarik 3) Warna menarik

d. Keputusan label

Label merupakan suatu yang diletakan pada produk yang ditawarkan dan merupakan dari kemasan. Di dalam label harus dijelaskan:

1) Siapa yang membuat 2) Dimana dibuat 3) Cara menggunakanya

4) Waktu kadaluarsa (Kasmir, 2015: 222-223)

Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga tingkatan:

(43)

1) Produk inti (core product)

Yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang diinginkan diperoleh atau didapatkan oleh seseorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.

2) Produk formal (format product)

Yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

3) Produk tambahan (augemented product)

Tambahan produk formal dengan berbagai dengan berbagai jasa yang menyertainya. Seperti pemasangan(intalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara cuma-cuma. (Assauri, 2010:

202-203) 2. Harga (Price)

Setelah produk berhasil diciptakan dengan segala atributnya, langkah selajutnya adalah menentukan harga produk.Harga adalah salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk atau jasa perbankan.

Bagi perbankan terutama bank yang berdasarkan prinsip konvensional, harga adalah biaya administrasi, biaya provisi, dan komisi biaya kirim, biaya tagih, harga sewa, biaya iuran dan biaya lainnya.

Sedangkan harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bagi hasil. (Kasmir, 2005: 196)

Harga merupakan sejumlah nilai yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan.

Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk atau jasa yang ditawarkan. Salah satu menentukan harga akan berakibat

(44)

fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut dipasar (Kasmir, 2011:191).

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagin konsumen. Orang sering memilih harga lebih tinggi diantara dua barang karena mereka melihat adanya perbedaan. Apabila harga lebih tinggi, orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.

(Swastha, 2002: 149)

Prosedur penentuan harga adalah tujuanpenetapan harga sudah ditentukan, maka manajemen dapat mengalihkan perhatian pada prosedur penentuan harga barang atau jasa yang ditawarkan. Adapun prosedur penentuan harga antara lain:

a. Mengestimasikan permintaan untuk barang tersebut

Dalam tahap ini, penjualan membuat estimasi permintaan barangnya secara total. Hal ini lebih mudah dilakukan terhadap permintaan barang yang ada dibandingkan dengan permintaan barang baru. Pengemastimasian permintaan tersebut dapat dilakukan dengan:

1) Menentukan harga yang diharapkan yaitu harga yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen.

2) Mengemastimasi volume penjualan pada berbagai tingkat harga.

Hal ini menyangkut pula pertimbangan tentang masalah elastisitas permintaan suatu barang.

b. Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan

Kondisi persaingan sangat mempengaruhi kebijaksanaan penentuan harga bagi perusahaan atau penjualan. Oleh karena itu penjual perlu mengetahui reaksi persaingan yang terjadi di pasar serta sumber- sumber penyebabnya. Adapun sumber-sumber yang ada dapat berasal dari:

1) Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain.

2) Barang pengganti atau subtitusi.

3) Barang-barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama- sama menginginkan uang konsumen.

(45)

c. Menentukan market share yang dapat diharapkan.

Perusahaan yang agresif selalu mengingikan market share yang lebih besar. Kadang-kadang perluasan market share harus dilakukan dengan mengadakan periklanan dan bentuk lain dari persaingan bukan harga, di samping dengan harga tertentu. Market share yang diharapkan tersebut akan dipengaruhi oleh kapasitas produksi yang ada, biaya ekspansi, dan mudahnya memasuki persaingan.

d. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar

Dalam hal ini penjualan dapat memilih di antara dua strategi harga yang dianggap paling ekstrem, diantaranya:

1) Skim the cream pricing

Skim the cream atau skimming pricing merupakan strategi penetapan harga yang setinggi-tingginya. Harga yang tinggi tersebut dimaksudkan untuk menutup biaya penelitian, pengembangan, dan promosi. Strategi ini sesuai untuk barang- barang baru sebab:

a) Pada tahap permulaan, permintaannya masih sangat elastic karna saingan masih sangat sedikit

b) Dapat membagi pasar berdasarkan tingkat penghasilan, yaitu menjual barang baru tersebut pada segmen pasar yang berpenghasilan tinggi

c) Dapat pula berfungsi untuk baru tersebut pada segmen pasar yang berpenghasilan tinggi

d) Dapat pula berfungsi untuk jaga-jaga teradap kekeliruan dalammenetapkan harga

e) Harga yang tinggi dapat dipakai untuk membatasi permintaan terhadap batas-batas kapasitas produksi dalam perusahaan

2) Penetraition pricing merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya, yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan sebesar-besarnya dalam waktu yang relative singkat

(46)

dibandingkan dengan Skim the cream pricing, strategi ini lebih agresif dan dapat memperkuat kedudukan perusahaan dalam persaigan.

e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan

Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan dengan melihat pada barang, sistem distribusi, dan program promosinya. Perusahaan tidak dapat menentukan harga suatu barang tanpa memepertimbangkan barang lain yang dijualnya. Demikian pula dalam saluran distribusinya, harus diperhatikan ada atau tidaknya penyalur yang juga menerima sebagian dari harga jual. Bila mana tanggung jawab promosi dilimpahkan pada penyalur, maka margin yang diterima produsen menjadi lebih tinggi. (Swastha, 2002: 149- 152)

Penentuan harga yang akan ditetapkan harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Adapun tujuan penentuan harga oleh suatu perusahaan secara umum adalah sebagai berikut:

1) Untuk bertahan hidup

Jika tujuan perusahaan dalam menetukan harga adalah untuk bertahan hidup, penetuan harga dilakukan semurah mungkin tujuannya adalah agar produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran dengan harga murah, tetapi masih dalam kondisi yang menguntungkan.

2) Untuk memaksimalkan laba

Penentuan harga bertujuan agar pnjualan meningkat, sehingga laba menjadi maksimal. Penentuan harga biasanya ndapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.

3) Untuk memperbesar market share

Untuk memperbesar market share maksudnya adalah untuk memperluas atau memperbesar jumlah pelanggan. Penentuan harga

(47)

yang murah diarapkan dapat meningkatkan jumlah pelanggan dan pelanggan pesaing beralih keproduk yang ditawarkan.

4) Mutu produk

Tujuan penentuan harga dapat mempertimbangkan mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi atau lebih tinggi dari kualitas pesaing. Biasanya harga ditentukan setinggi mungkin karna masih ada anggpan bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang harga lebih tinggi dibandingkan harga pesaing.

5) Karena pesaing

Penentuan harga dengan melihat harga pesaing bertujuan agar harga yang ditawarkan lebih kompetitiv dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing. Artinya dapat melebihi harga pesaing untuk produk tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah. (Kasmir, 2011:

191-192)

3. Promosi (Promotion)

Dalam menggunakan variabel media promosi perlu diketahui bahwa tujuan utama dari promosi adalah menyampaikan pesan kepada pemirsa (audience), baik yang menghasilkan sesuatu tindakan yang dikehendaki, seperti membeli produk tertentu (Suhardjono, 2005:176).

Promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk member tahu dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah dapat mengenal bank, oleh karena itu promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menari dan mempertahankan nasabahnya.Salah satu tujuan promosi adalah mengkonfirmasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Sarana promosi yang dapat digunakan adalah:

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sebagai sarana pendukung proses belajar pada penelitian ini dilakukan perancangan aplikasi penerapan permainan Tic Tac Toe dalam pengenalan bahasa Jepang dengan

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin menghaturkan puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus serta Bunda Maria atas berkat rahmat dan anugrah-Nya yang

Daya dukung dari suatu perairan yang digunakan untuk kegiatan budidaya dalam KJA merupakan tingkat maksimum produksi ikan yang dapat didukung oleh perairan pada tingkat

Secar umum, komponen yang digunakan dalam penelitian ini adalah subkomponen undercarriage bulldozer D375A, track sheo yang berfungsi sebagi penumpu langsung beban

Setelah dilakukan analisis sidik ragam one-way Anova, bahwa perlakuan pemberian pakan yang berbeda memberikan hasil pertumbuhan panjang dan berat spesifik yang

Kroz ovaj završni rad detaljnije će se opisati sustav gospodarenja otpadnim baterijama i akumulatorima koji uključuje sakupljanje, obradu i zbrinjavanje ostataka nakon obrade

Untuk menganalisis faktor – faktor yang diduga kuat mempengaruhi proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang akan

Hal yang dapat memikat pelanggan guna melangsungkan pembelian secara spontan di ritel modern kategori minimarket adanya pengaruh unsur retail mix khususnya yang