• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Akuntansi Biaya

“Akuntansi Biaya adalah mempelajari penentuan dan pengendalian biaya yang terjadi dalam perusahaan yang pada akhirnya akan menghasilkan informasi biaya yang digunakan manajemen untuk mengambil keputusan.” V. Wiratna Sujarweni (2015:9)

“Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.” Mulyadi (2014:7)

Proses bertujuan untuk untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan, dalam tujuan ini akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi keuangan. Proses akuntansi biaya bertujuan untuk memnuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan, dalam tujuan ini, akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen.

2. Pengertian Biaya

“Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya untuk mendapatkan sesuatu untuk

(2)

mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi dan belum terjadi/baru direncanakan.”V. Wiratna Sujarweni (2015:9)

Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas:

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.

b. Diukur dalam satuan uang.

c. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

d. Yang sudah terjadi atau yang belum terjadi/baru direncanakan.

“Dalam akuntansi biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep “different costs for different purposes”.” Mulyadi (2014:13)

3. Klasifikasi Biaya

Biaya yang terjadi di perusahaan perlu ditelusur berasal dari mana saja biaya tersebut. Angka-angka yang disebut sebagai biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Pengelompokan Biaya a. Biaya Pabrik

1) Bahan Baku

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku utama yang dipakai untuk memproduksi produk.

(3)

2) Tenaga Kerja Langsung

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja utama yang langsung berhubungan dengan produk yang diproduksi dari bahan baku mentah menjadi barang jadi.

3) Biaya Overhead Pabrik

Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari :

a) Bahan Tidak Langsung

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk, namun pemakaiannya sedikit.

b) Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga kerja yang dikeluarkan untuk membayar gaji tenaga kerja namun tenaga kerja tersebut secara tidak langsung mempengaruhi pembuatan produk jadi c) Biaya Tidak Langsung Lainnya

Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk yang secara tidak langsung berkaitan dengan produksi produknya.

(4)

b. Biaya Komersial

Biaya komersial terdiri dari 2 yaitu : 1) Biaya Pemasaran

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan melaksanakan kegiatan pemasaran atau promosi produk.

2) Biaya Administrasi

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan produksi dan pemasaran produk.

2. Berdasarkan Perilaku Biaya

Klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya dibagi menjadi 4 yaitu :

a. Biaya Variabel

Biaya yang jumlahnya berubah-ubah, namun perubahannya sebanding dengan perubahan volume produksi/penjualan.

b. Biaya Tetap

Biaya yang tidak berubah jumlahnya walaupun jumlah yang diproduksi/dijual berubah dalam kapasitas normal.

c. Biaya Semi variabel

Biaya yang jumlahnya ada yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas dan ada tarif tetapnya.

d. Biaya Bertingkat

Biaya yang dikeluarkan sifatnya tetap harus dikeluarkan dalam suatu rentang produksi.

(5)

3. Berdasarkan Pengambilan Keputusan

Klasifikasi biaya berdasarkan pengambilan keputusan dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Biaya Relevan

Biaya yang harus direncanakan terlebih dahulu karena biaya ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan masa mendatang.

Informasi relevan memiliki 3 karekteristik, yaitu : 1) Dikaitkan dengan keputusan yang dipertimbangkan.

2) Menjadi penting untuk mengambil keputusan.

3) Memiliki sambungan ke beberapa usaha masa depan.

(Firdaus Ahmad Dunia, 2012 : 2) b. Biaya Tidak Relevan

Biaya yang tidak berbeda diantara alternatif tindakan yang sudah ada. Biaya ini tidak akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan akan tetap sama jumlahnya tanpa memperhatikan alternative yang dipilih.

4. Berdasarkan Sesuatu yang Dibiayai

Klasifikasi biaya sesuai dengan sesuatu yang dibiayai dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Biaya langsung (direct cost)

Adalah biaya yang manfaatnya langsung dapat diidentifikasikan pada produk yang dibuat. Biaya produksi

(6)

langsung terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya tidak langsung (indirect cost)

Adalah biaya yang manfaatnya tidak dapat diidentifikasi kepada produk yang dibuat. Biaya Produksi tidak langsung adalah biaya overhead pabrik.

c. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)

Manfaat yang akan diperoleh jika salah satu alternatif dipilih dari beberapa alternatif yang ada. Atau dengan kata lain pendapatan yang tidak jadi diperoleh karena telah memilih salah satu alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia. Untuk mengambil keputusan memilih salah satu alternatif seharusnya mempertimbangkan biaya dan pendapatan yang akan meuncul. V. Wiratna Sujarweni (2015:15)

5. Penggolongan Biaya

“Dalam akuntansi biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep “different costs for different purposes”. Mulyadi (2014:13)

(7)

Biaya dapat digolongkan menurut:

a. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran

Nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya.

Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut

“biaya bahan bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, biaya zat warna.

Mulyadi (2014:14)

b. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan Ada tiga fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Sehingga dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :

1) Biaya produksi yaitu biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Mulyadi (2014:14)

Dalam perusahaan biaya bahan baku terdiri dari 2 yaitu bahan baku dan biaya bahan baku penolong. Bahan baku sendiri memiliki definisi bahan-bahan yang merupakan

(8)

bahan komponen utama yang membentuk keseluruhan dari produk jadi. Sedangkan bahan baku penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dinilainya kecil dan tidak dapat diidentifikasikan dalam produk jadi. V. Wiratna Sujarweni (2015:27-28)

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang timbul dari pembuatan produksi yang langsung berhubungan dengan produk yang dihasilkan. V. Wiratna Sujarweni (2015:43)

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. V.

Wiratna Sujarweni (2015:54)

2) Biaya Pemasaran yaitu biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkut dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample).

Mulyadi (2014:14)

3) Biaya administrasi dan umum yaitu biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

Contohnya adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemerikasaan akuntan, biaya photocopy. Mulyadi (2014:14)

(9)

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan suatu yang dibiayai

1) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiaya. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct department costs) adalah semua biaya yang terjadi dalam departemen tertentu.

2) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

Mulyadi (2014:15)

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas

1) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

2) Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

(10)

3) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan padaa volume produksi tertentu. Mulyadi (2014:15-16)

e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

1) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Periode akuntansi yang menikmati manfaat pengeluaran modal tersebut dibebani sebagai pengeluaran modal tersebut berupa biaya depresiasi, biaya amortasi, atau biaya deplesi.

“Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pengeluaran ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut”. Mulyadi (2014:16)

4. Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah total seluruh biaya baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk ataupun jasa yang merupakan operasi utama perusahaan dalam periode tertentu.

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk kos (harga pokok) produksi yang digunakan untuk menghitung kos produk

(11)

jadi dan kos produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya non-produksi ditambahkan pada kos produksi untuk menghitung total kos produk. Mulyadi (2014:16)

Jadi harga pokok produksi merupakan kumpulan biaya produksi yang terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik setelah ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurangi persediaan produk dalam proses akhir yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk yang dicatat pada siklus akuntansi biaya pada periode tertentu.

Harga pokok produksi dikeluarkan untuk mendapatkan barang dagangan atau menghasilkan produk jadi karena harga pokok produksi terjadi dalam usaha mendapatkan aktiva maka pengeluaran tersebut membentuk harga perolehan. Harga pokok produk tidak dicatat dalam rekening biaya, melainkan dibebankan pada produk yang dihasilkan dan laporan dalam neraca sebagai persediaan. Harga pokok tersebut belum tampak dalam laporan laba rugi sebelum produk yang bersangkutan terjual.

Harga pokok produksi atau jasa merupakan akumulasi dari biaya- biaya yang dibebankan pada produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Hampir semua jenis perusahaan menghadapi masalah penetapan harga pokok produksi atau jasa yang ditawarkan, terutama pada perusahaan yang bersifat industri. Dalam menentukan besarnya harga pokok produksi harus dilakukan dengan cermat, sebab gagal atau majunya

(12)

perusahaan salah satu faktor penentunya adalah kecermatan dalam menghitung biaya produksi sekaligus penetapan harga pokok produksi.

5. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan kos (harga pokok) produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, menggunakan dua metode pendekatan, yaitu Full Costing dan Variabel Costing.

a. Full Costing merupakan metode penentuan kos produksi memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang bersifat variabel maupun tetap. Kos produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan baya non-produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). Mulyadi (2014:17)

b. Variabel Costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administras dan umum tetap). Mulyadi (2014:18)

6. Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan Pendekatan Full Costing dan Variable Costing

Kegiatan perusahaan manufaktur terdiri dari peng produk jadi dan penjualolahan bahan baku menjadian produk jadi tersebut kepada

(13)

konsumen atau perusahaan manufaktur lain. Kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi tersebut memerlukan 3 kelompok pengorbanan sumber ekonomi:

a. Pengorbanan bahan baku b. Pengorbanan jasa tenaga kerja c. Pengorbanan jas fasilitas

Untuk memasarkan produk jadi yang dihasilkan, perusahaan manufaktur memerlukan pengorbanan sumber ekonomi. Dalam pendekatan full costing, berbagai pengorbanan sumber ekonomi ini disajikan dalam pendekatan full costing, berbagai pengorbanan sumber ekonomi ini disajikan dalam laporan laba rugi, yang dikelompokkan ke dalam 3 golongan:

a. Pengorbanan sumber ekonomi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Pengorbanan ini dikelompokkan dalam biaya produksi dan dirinci menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

b. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran produk jadi.

Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul “biaya pemasaran”

c. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain produksi dan pemasaran produk. Pengorbanan ini dikelompokkan dalam judul biaya administrasi dan umum.

(14)

Gambar 1

Laporan Laba Rugi perusahaan Manufaktur dengan pendekatan Full Costing

Sumber : Mulyadi, 2014:21

(15)

Gambar 2

Laporan Laba Rugi perusahaan Manufaktur dengan pendekatan Variable Costing

7. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Pengumpulan harga pokok pesanan sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi massa.

Harga pokok produk adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk memperoleh aktiva. Pola pengumpulan harga pokok produk dapat dikelompokkan menjadi dua Sumber : Mulyadi, 2014:22

(16)

metode yaitu metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses.

a. Metode Harga Pokok Proses

“Metode harga pokok proses adalah metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan biaya yang diproduksi dalam satu periode dibagi unit produksi”. V. Wiratna Sujarweni (2015:71)

Pada metode harga pokok proses perusahaan menghasilkan barang dan jasa secara masal dan identik. Untuk setiap periode produksi, metode ini mempunyai formula membagi total biaya pembuatan produk dengan jumlah unit yang diproduksi. Untuk pembebanan biaya diperhitungkan berdasarkan tahap-tahap atau proses-proses yang dilewati oleh satu unit produk jadi. Bukan berdasarkan pada satu unit produk jadi.

Karakteristik yang menggunakan metode ini : 1) Proses produk berlangsung terus menerus.

2) Produk yang dihasilkan standar dan diproduksi secara masal dan reguler.

3) Biaya yang dikumpulkan dan dilakukan dalam tiap-tiap departemen produksi yang ada pada periode tertentu (misal satu bulan).

4) Rumus perhitungan mencari harga pokok per unit yaitu pembagian harga pokok produk selesai per periode dengan unit produk yang telah selesai.

(17)

5) Harga pokok produk dihitung pada akhir periode tertentu.

6) Jika produk selesai diproduksi akan disimpan sebagai penjualan selanjutnya persediaan tersebut siap untuk dijual.

7) Dalam metode harga pokok proses lebih menekankan pada penggunaan laporan harga pokok produk per departemen.

8) Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produk tiap- tiap departemen, isinya perhitungan harga pokok produk tiap- tiap departemen, isinya perhitungan harga pokok harga pokok produk jadi, dan yang masih dalam peroses, yang dinyatakan dalam total maupun per unit. V. Wiratna Sujarweni (2015:71)

Pada metode harga pokok proses perusahaan menghasilkan produk yang homogin, bentuk produk bersifat standar dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Kegiatan produksi perusahaan ditentukan oleh budget produksi atau skedul produksi untuk satuan waktu tertentu yang sekaligus dipakai dasar oleh bagian produksi untuk melaksanakan produksi. Tujuan produksi untuk mengisi persedian yang selanjutnya akan dijual kepada pembeli, oleh karena sifat produk homogin dan bentuknya standar maka kegiatan produksi dapat dilaksanakan secara kontinyu atau terus menerus.

Jumlah total biaya harga pokok proses dihitung setiap akhir periode dengan menjumlah semua elemen biaya yang dinikmati produk dalam satuan waktu yang bersangkutan. Untuk menghitung biaya, jumlah total biaya produksi pada satuan waktu yang sama.

(18)

Elemen-elemen biaya produksi untuk proses terdiri dari 4 yaitu:

1) Biaya bahan baku yaitu semua biaya bahan baku yang secara fisik bisa diidentifikasikan sebagai bagian dari barang jadi itu dangan cara yang sederhana dan ekonomis.

2) Biaya bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi produk jadi tetapi relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.

3) Biaya tenaga kerja adalah biaya yang tidak membedakan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenanga kerja tidak langsung.

4) Biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain bahan baku yang langsung atau upah langsung yang berkaitan dengan proses produksi.

Karakteristik usaha perusahaan yang menggunakan metode ini adalah :

1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama 3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah

produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. (Mulyadi, 2012:63)

Jurnal Pencatatan biaya dengan metode harga pokok proses

(19)

a) Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku xxx Persediaan Bahan Baku xxx b) Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong :

Barang Dalam Proses-Biaya Bhn.Penolong xxx Persediaan Bahan Penolong xxx c) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :

Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja xxx

Gaji dan Upah xxx

d) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

Barang Dalam Proses-Biaya Ov.Pabrik xxx Berbagai Rekening yang dikredit xxx e) Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer

ke gudang

Persediaan produk jadi xxx

Barang Dalam Proses-Biaya Bhn.Baku xxx Barang Dalam Proses-Biaya Bhn.Penolong xxx Barang Dalam Proses-Biaya Tng.Kerja xxx Barang Dalam Proses-Biaya Ov.Pabrik xxx f) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam

proses yang belum selesai diolah pada akhir bulan Persediaan produk dalam proses xxx

Barang Dalam Proses-Biaya Bhn.Baku xxx

(20)

Barang Dalam Proses-Biaya Bhn.Penolong xxx Barang Dalam Proses-Biaya Tng.Kerja xxx Barang Dalam Proses-Biaya Ov.Pabrik xxx b. Metode Harga Pokok Pesanan

“Metode harga pokok pesanan adalah memproduksi dan menentukan harga pokok produk perusahaan berdasarkan pesanan dari konsumen”. V. Wiratna Sujarweni (2015:71)

Metode Harga Pokok Pesanan adalah metode yang digunakan untuk usaha manufaktur yang melakukan kegiatan produksi atas dasar pesanan. Maksudnya ialah barang yang diproduksi itu bermacam-macam, tergantung pada permintaan pemesannya.

Pada harga pokok pesanan, harga pokok yang dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan untuk tiap pesanan dan jumlah biaya produksi setiap pesanan dapat dihitung setelah pesanan tersebut selesai dikerjakan.Untuk mengetahui harga pokok pesanan per satuan adalah dengan membagi jumlah biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan pada pesanan yang bersangkutan.

Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara

(21)

membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

Elemen-elemen biaya produksi untuk pesanan terdiri dari 3 yaitu :

1) Biaya bahan baku yaitu semua biaya bahan baku yang secara fisik bisa diidentifikasikan sebagai bagian dari barang jadi itu dangan cara yang sederhana dan ekonomis.

2) Biaya tenga kerja langsung yaitu tenaga yang terlibat langsung dalam proses mengubah bahan menjadi produk jadi.

3) Biaya overhead pabrik dalam metode ini biaya overhead pabrik tediri dari biaya bahan bahan penolong ,biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lain. Selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik di bebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

Karakteristik metode harga pokok pesanan sebagai berikut : 1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.

2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan golongannya dengan produk menjadi 2 kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

(22)

3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.

4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.

5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesnan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Mulyadi (2012:38)

Jurnal Pencatatan biaya dengan metode harga pokok pesanan

a) Jurnal pembelian bahan baku

Persediaan bahan baku xxx

Utang dagang xxx

b) Jurnal pembelian bahan penolong

Persediaan bahan penolong xxx

Utang dagang xxx

(23)

c) Jurnal pemakaian bahan baku

Barang dalam proses-biaya bahan baku xxx

Persediaan bahan baku xxx

d) Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja

Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan

Gaji dan upah xxx

Hutang gaji dan upah xxx

(1) Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja

Barang dalam proses-BTKL xxx

BOHP sesungguhnya xxx

Biaya administrasi dan umum xxx

Biaya pemasaran xxx

Gaji dan upah xxx

(2) Pencatatan pembayaran gaji dan upah

Hutang gaji dan upah xxx

Kas xxx

e) Pencatatan biaya overhead pabrik

(1) Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk

Barang dalam proses-BOHP xxx

BOHP yang dibebankan xxx

(2) Pencatatan BOHP sesungguhnya

BOHP sesungguhnya xxx

(24)

Akum depresiasi mesin xxx Persediaan bahan penolong xxx

Akum depresiasi bangunan xxx

(3) Jurnal penutup untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan tarif menyimpan dari biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, saldo rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup kerekening biaya overhead pabrik sesungguhnya.

BOHP yang dibebankan xxx

BOHP sesungguhnya xxx

(4) Pencatatan selisih

Selisih BOHP xxx

BOHP sesungguhnya xxx

f) Pencatatan harga pokok produk jadi

Persediaan produk jadi xxx

Barang dalam proses-BBB xxx

Barang dalam proses-BTKL xxx

Barang dalam proses-BOHP xxx

g) Pencatatan produk dalam proses

Persediaan produk dalam proses xxx

Barang dalam proses-BBB xxx

Barang dalam proses-BTKL xxx

Barang dalam proses-BOHP xxx

(25)

h) Pencatatan harga pokok produk dijual

Harga pokok penjualan xxx

Persediaan produk jadi xxx

i) Pencatatan pendapatan penjualan produk

Piutang dagang xxx

Penjualan xxx

Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi per Pesanan Informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk :

1. Menentukan Harga Jual yang akan Dibebankan Kepada Pemesan

Formula untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan adalah sebagai berikut :

Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp.xxx Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan xxx + Taksiran total biaya pesanan Rp.xxx

Laba yang diinginkan xxx +

Taksiran harga jual Rp.xxx

2. Mempertimbangkan Penerimaan dan Penolakan Pesanan Untuk memungkinkan pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima

(26)

tersebut. Total harga harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya sebagai berikut :

Biaya produksi pesanan :

Taksiran biaya bahan baku Rp.xxx Taksiran biaya tenaga kerja xxx Taksiran biaya overhead pabrik xxx +

Taksiran total biaya produksi Rp.xxx Biaya non produksi :

Taksiran biaya administrasi & umum Rp.xxx Taksiran biaya pemasaran xxx +

Taksiran biaya nonproduksi xxx +

Taksiran total harga pokok pesanan Rp.xxx 3. Memantau Realisasi Biaya Produksi

Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpukan informasi biaya produksi tiap pesanan yang diterima untuk memantau apakah proses produksi untuk memenuhi pesanan tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengan formula berikut:

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp.xxx Biaya tenaga kerja sesungguhnya xxx

(27)

Taksiran biaya overhead pabrik xxx + Total biaya produksi sesungguhnya. Rp.xxx 4. Menghitung Laba Atau Rugi Bruto Tiap Pesanan

Untuk mengetahui apakah pesanan tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Laba atau rugi bruto tiap pesanandihitung sebagai berikut:

Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp.xxx Biaya produksi pesanan tertentu:

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp.xxx Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xxx Taksiran biaya overhead pabrik xxx +

Total biaya produksi pesanan xxx -

Laba bruto Rp.xxx

5. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk dalam Proses Yang Disajikan dalam Neraca.

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyediakan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba. Didalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan

(28)

tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan. Berdasarkan catatan tersebut, manajemen dapat menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok persediaan produk dalam proses.

8. Kartu Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Sheet)

Kartu harga pokok catatan penting dalam metode harga pokok pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya tidak produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu. Mulyadi (2014:44)

Berikut ini contoh kartu harga pokok dapat dilihat pada gambar 1 : Gambar 3

Kartu Harga Pokok Pesanan

Sumber : Mulyadi, 2014:45

(29)

Dalam perusahaan yang berproduksi secara pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk:

a) Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.

Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.

Dengan demikian biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain, tergantung pada spesifikasi yang dikehendaki oleh pemesan. Oleh karena itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu.

Untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan sebagai berkut :

Tabel 1

Penentuan Harga Jual

Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xx Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan Rp xx Taksiran total biaya pesanan Rp xx

Laba yang diinginkan Rp xx

Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp xx Sumber : Mulyadi, 2014 : 40

Dari rumus di atas terlihat bahwa informasi taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi suatu pesanan dipakai sebagai dasar untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.

Untuk menghitung biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam

(30)

produksi pesanan tertentu perlu diketahui pembentuk biaya produksi sebagai berikut :

Tabel 2

Taksiran biaya produksi Taksiran biaya bahan baku Rp xxx

Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx + Taksiran biaya produksi Rp xxx Sumber : Mulyadi, 2014 : 43

b) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.

Untuk mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan perlindungan bagi manajemen agar di dalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian. Total harga pokok pesanan dapat dihitung dengan mengunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 3

Penentuan Harga Pokok Pesanan Biaya produksi pesanan : Taksiran biaya bahan baku Rp xxx Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx + Taksiran biaya produksi Rp xxx Biaya nonproduksi :

Taksiran biaya adm dan umum Rp xxx Taksiran biaya pemasaran Rp xxx +

(31)

Taksiran biaya non produksi Rp xxx + Taksiran total harga pokok pesanan Rp xxx Sumber : Mulyadi, 2014 : 44

c) Memantau realisasi biaya produksi

Informasi taksiran biaya produksi pesanan tertentu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu dasar untuk menetapkan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Informasi taksiran biaya produksi juga bermanfaat sebagai salah satu dasar untuk mempertimbangkan diterima tidaknya suatu pesanan. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk memantau apakah proses produksi untuk memnuhi pesanan tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

Pengumpulan biaya produksi per pesanan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu berikut ini :

Tabel 4

Penentuan Biaya Produksi Sesungguhnya

Sumber : Mulyadi, 2014 : 50

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx Biaya tenaga kerja sesungguhnya Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx Total biaya produksi sesungguhnya Rp xxx

(32)

Pesanan dibebani dengan biaya overhead pabrik menurut tarif yang ditentukan dimuka karena harga pokok pesanan harus dihitung pada saat pesanan selesai.

d) Menghitung laba atau rugi setiap pesanan

Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya nonproduski dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan. Laba atau rugi bruto tiap pesanan dapat dihitung sebagai berikut :

Tabel 5

Penentuan Laba Atau Rugi Bruto Pesanan Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp xxx Biaya produksi pesanan tertentu :

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Biaya overhead pabrik Rp xxx

Total biaya produksi pesanan (Rp xxx)

Laba bruto Rp xxx

Sumber : Mulyadi, 2014 : 55

e) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses

Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal

(33)

neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelnggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan. Berdasasrkan catatan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi, namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan.

9. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan yaitu:

a. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya

Di setiap perusahaan yang menggunakan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung perusahaan tersebut menggunakan produksinya berdasarkan pesanan. Hal ini dalam biaya overhead pabrik tersebut biaya-biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan yang antara lain adalah:

1) Biaya bahan penolong

2) Biaya reparasi dan pemeliharaan 3) Biaya tenaga kerja tidak langsung

4) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aset tetap 5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

6) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai. Mulyadi (2014:46-194)

(34)

b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan :

1) Biaya overhead pabrik tetap adalah baya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.

2) Biaya overhead pabrik variabel adalah adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

3) Biaya overhead pabrik semivariabel adalah Biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

c. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen.

Dalam hal ini yang perlu menjadi tinjauan dari hubungan dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik yaitu dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu:

1) Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead expense) adalah Biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.

(35)

2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (inderect departemental overhead expense) Biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

10. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik dibebankan kepada pesanan atau produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

a. Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka adalah sebagai berikut :

1) Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan perubahan- perubahan harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain. Apabila harga-harga bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong serta tarif upah, baik upah tenaga kerja langsung maupun tidak langsung mengalami kenaikan, maka wajar juga apabila terdapat kenaikan harga pokok produksi per satuan dalam bulan terjadinya kenaikan tersebut.

Naik turunnya harga pokok produksi per satuan tidaklah dikehendaki bilamana penyebabnya adalah karena terjadinya ketidakefesienan, terjadinya biaya yang tidak normal dan turunnya kegiatan produksi yang sifatnya sementara. Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan

(36)

kepada produk, maka harga pokok produk produksi per satuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab berikut :

a) Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.

b) Perubahan tingkat efesiensi produk

c) Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadik menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun.

d) Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.

2) Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan atau pada akhir tahun. Mulyadi (2014:196-197)

b. Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik yaitu :

1) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik, dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Ada 3 macam kapasitas yang dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik antara lain :

(37)

a) Kapasitas teoritis adalah kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.

b) Kapasitas normal adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang.

c) Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.

2) Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang dipakai adalah :

a) Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi.

b) Harus diperhatikan sifat-sifatnya biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan erat hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang dipakai.

Ada berbagai macam cara yang dapat dipakai sebagai dasar pembebanannya biaya overhead pabrik kepada produk, yaitu : a) Satuan produk, metode ini adalah metode yang paling

sederhana dan yang langsung membebankan biaya overhead pabrik pada produk. Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(38)

Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu macam produk. Bila perusahaan menghasilkan lebih dari satu produk yang serupa dan berhubungan erat satu dengan yang lain (perbedaannya hanya pada berat atau volume), pembebanan biaya overhead pabrik dapat dilakukan dengan dasar tertimbang atau dasar nilai (point basis).

b) Biaya bahan baku, jika biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku (misalnya biaya asuransi bahan baku), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang dipakai. Bila biaya overhead pabrik bervariasi dengan jumlah (berat) bahan baku, misalnya biaya penanganan persediaan (materials handling), maka dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang dipakai adalah kuantitas bahan baku yang dipakai.

Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :

c) Biaya tenaga kerja, jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung (misalnya pajak penghasilan atas upah karyawan yang menjadi tanggungan perusahaan), maka dasar

(39)

yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung.

Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut :

d) Jam tenaga kerja langsung, apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut :

e) Jam mesin, apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan bakar atau listrik yang dipakai untuk menjalankan mesin), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya biaya overhead pabrik adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut :

3) Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik

Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan dan anggaran biaya overhead pabrik telah disusun, serta dasar pembebanannya telah dipilih dan diperkirakan,

(40)

maka langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan rumus sebagai berikut :

Mulyadi (2014:197-203) 11. Penyusutan Aset Tetap

“Penyusutan aset tetap adalah alokasi secara periodik dan sistematis dari harga perolehan aset selama periode-periode berbeda yang memperoleh manfaat penggunaan aset bersangkutan”. Hery (2014:274)

a. Faktor-faktor yang menyebabkan penyusutan bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1) Faktor-faktor fisik

Faktor-faktor fisik yang membatasi umur ekonomis suatu aset mencakup pemakaian, penurunan nilai (berhubungan dengan berlalunya waktu, dimana suatu aset tetap baik digunakan atau tidak digunakan akan mengalami penurunan nilai), dan kerusakan (penyebabnya dapat berupa kebakaran, banjir, gempa bumi atau kecelakaan yang cenderung mengurangi atau mengakhiri usia manfaat suatu aset).

2) Faktor-faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aset adalah keusangan (obsolescence). Manfaat aset dapat hilang atau berkurang sebagai akibat dari perubahan teknologi. Meskipun aset

(41)

secara fisik masih dapat digunakan, namun perubahan teknologi yang kian cepat akan secara otomatis memperpendek masa kegunaannya. Hery (2014:277-278)

b. Faktor-faktor dalam penentuan biaya penyusutan terdiri dari:

1) Harga perolehan (cost)

Harga perolehan (cost) yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan.

2) Nilai sisa (residu)

Nilai sisa atau residu aktiva yang didepresiasikan adalah jumlah yang diterima bila aktiva tersebut dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarkannya.

3) Taksiran umur kegunaan (masa manfaat)

Taksiran umur kegunaan suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam suatu periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur aktiva harus dipertimbangkan sebab-sebab keharusan fisik dan fungsional. Zaki Baridwan (2014:307)

(42)

c. Metode perhitungan beban penyusutan periodik 1) Metode garis lurus (straight-line-method)

Metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan dan paling sederhana. Dimana penyusutan tiap tahun dihitung dengan menggunakan harga perolehan dikurang dengan nilai sisa dibagi dengan taksiran umur keuangan, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Penyusutan =

2) Metode jumlah angka tahun (Sum of the year’s digits method) Di dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu. Zaki Baridwan (2014:318) 3) Metode hasil produksi (Productive output method)

Dalam metode ini, umur keuangan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Dengan rumus sebagai berikut :

Depresiasi/Unit = Zaki Baridwan (2014:311)

4) Metode saldo menurun ganda (Double declining balance method) Dalam metode ini, beban depresiasi tiap tahunnya menurun untuk dapat menghitung beban depresiasi yang selalu menurun, dasar

(43)

yang digunakan adalah persentase depresiasi dengan cara garis lurus kemudan dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. (Zaki Baridwan, 2014:312-314)

12. Sistem Komputer

Sistem komputer terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Tanpa perangkat lunak, perangkat kreas hanya berfungsi sebagai benda metal saja yang tidak dapat mengerjakan sesuatu.

Tanpa perangkat keras keras, perangkat lunak hanya merupakan kode- kode komputer saja yang tidak dapat menggerakkan perangkat kerasnya.

Oleh Karena itu, perangkat keras dan perangkat lunak harus bekerja bersama-sama membentuk suatu sistem komputer. (Jogiyanto, 2009:91) a. Hardware (perangkat keras)

”Hardware sebagai sub-sistem dari sistem komputer juga mempunyai komponen, yaitu komponen alat masukan (input device), komponen alat pemroses (processing device), komponen alat keluaran (output device) dan komponen alat simpanan luar (storage)".

Jogiyanto (2009:91) 1) Input Device

Merupakan alat yang digunakan untuk menerima masukan yang dapat berupa masukan data ataupun masukan program. Beberapa alat masukan mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai alat masukan dan sekaligus sebagai alat keluaran (output) untuk menampilkan hasil. Jogiyanto (2009:91)

(44)

2) Process Device

Merupakan alat yang digunakan untuk melaksanakan kumpulan intruksi yang akan ditunjukan untuk menghasilkan suatu hasil tertentu yang dikehendaki. Process Device dapat melakukan tugasnya jika ada masukan dari Input Device baik berupa data atau intruksi. Alat ini disebut CPU (Central Processing Unit) dan main memory. Jogiyanto (2009: 97)

3) Output Device

Output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan ke dalam 3 macam bentuk, yaitu tulisan (huruf, kata, angka, karakter khusus dan simbol-simbol lain), image (bentuk grafik atau gambar) dan suara (bentuk musik atau omongan). Untuk mendapatkan bentuk output-output tersebut, maka dibutuhkan alat untuk menampilkannya, yaitu alat keluaran atau alat output atau output device atau output unit, Alat keluaran dapat berbentuk hard copy device atau soft copy device. Jogiyanto (2009: 103)

b. Software (Perangkat Lunak)

Perangkat keras komputer tidak dapat berbuat apa-apa tanpa adanya perangkat lunak. Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila intruksi-intruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Intruksi-intruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak.

Perangkat lunak secara umum dapat dibagi dua yaitu:

1) Perangkat lunak sistem (System Software)

Perangkat lunak sistem (system software) adalah perangkat lunak yang mengoperasikan sistem komputernya. Perangkat lunak sistem

(45)

dapat dikelompokkan lagi menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut:

a) Perangkat lunak sistem operasi (operating system), yaitu program yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasi operasi dari sistem komputer.

b) Perangkat lunak sistem bantuan (utility), yaitu program yang ditulis untuk bantuan yang berhubungan dengan sistem komputer, misalnya memformat disk, menyalin disk, mencegah dan membersihkan virus dan lain sebagainya.

c) Perangkat lunak bahasa (language software), yaitu program yang digunakan untuk menterjemahkan intruksi-intruksi yang ditulis dalam bahasa pemograman ke dalam bahasa mesin supaya dapat dimengerti oleh komputer. Jogiyanto (2009: 126) Secara umum, sistem terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut.Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi sehingga perlu didukung oleh elemen-elemen yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan brainware. Brainware adalah manusia yang terlibat di dalam mengoperasikan serta mengatur sistem komputer. Perangkat keras (hardware) adalah peralatan komputer itu sendiri. Contoh : keyboard, mouse, monitor dan lain-lain.

Perangkat lunak (software) adalah program yang berisi perintah-

(46)

perintah untuk melakukan proses tertentu. Adapun klasifikasi perangkat lunak (software) sistem terbagi menjadi tiga macam yaitu : a) Bahasa pemrograman: merupakan perangkat lunak yang bertugas

mengkonversikan arsitektur dan algoritma yang dirancang manusia ke dalam format yang dapat dijalankan komputer, contoh bahasa pemrograman diantaranya : pascal, delphi, visual basic, fox pro, dan lain-lain.

b) Sistem Operasi: saat komputer pertama kali di hidupkan, sistem operasilah yang pertama kali dijalankan, sistem operasi yang mengatur seluruh proses, menterjemahkan masukan, mengatur proses internal, manajemen penggunaan memori dan memberikan keluaran ke peralatan yang bersesuaian, contoh sistem operasi:

DOS, Unix. Windows7, dan lain-lain.

c. Utility: sistem operasi merupakan perangkat lunak sistem dengan fungsi tertentu, misalnya pemeriksaan perangkat keras (hardware troubleshooting), memeriksa disket yang rusak (bukan rusak fisik), mengatur ulang isi harddisk(parti , defrag), contoh utulity adalah Norton Utility.

13. Sistem Manajemen Basis Data/Database Manajement System

“Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) merupakan kumpulan program aplikasi yang digunakan untuk membuat dan mengelola basis data. DBMS berisi suatu koleksi data dan satu set program untuk mengakses data. DBMS merupakan perangkat lunak yang menentukan bagaimana data tersebut diorganisasi, disimpan, diubah, dan diambil kembali. Perangkat lunak ini juga menerapkan mekanisme penggunaan data, pemakaian data bersama, dan konsistensi data”. Yakub (2012 :55)

(47)

14. Diagram Alir Data/Data Flow Diagram (DFD) a. Pengertian Diagram Aliran Data

Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem.

Simbol pengolahan digunakan untuk menunjukkan tempat-tempat dalam sistem informasi yang menggolah atau mengubah data yang diterima menjadi data yang mengalir ke luar.

“Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem”

Mulyadi (2010:57)

DFD (Data Flow Diagram) merupakan alat untuk membuat diagram yang serbaguna, yang terdiri dari notasi penyimpanan data, proses, aliran data dan sumber masukan. (Yakub, 2012:155)

Diagram aliran data terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1) Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram knteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem.

2) Diagram Nol

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flw diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem.

(48)

3) Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalan diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram nol atau diagram level diatasnya.

b. Elemen Dasar dari Diagram Aliran Data

Elemen dasar dari Diagram Aliran Data terbagi dalam beberapa macam bagian.

1) Kesatuan Luar (External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi memberikan data ke dalam sistem atau memberikan data dari sitem, disimbolkan dengan suatu kotak notasi.

2) Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya infrmasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem.

3) Proses (Process)

Proses merupkan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data ke luar.

Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

4) Simpan Data (Data Store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat yang ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan dengan sepasanng

(49)

Sumber : Mulyadi. 2014:58

dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau memberian data ke database. (Mulyadi, 2010:58)

Tabel 6

Simbol-Simbol pada Bagan Alir Data (Data Flow Diagram)

Proses Pengolahan Data

Aliran atau arus data

Aliran Material

Aliran Data

Penghubung

Halaman sama Halaman lain

Tempat penyimpanan data atau arsip atau

data storage

Sumber atau tujuan data atau entitas

Masukan / Keluaran Ditunjukkan oleh garis alir

15. Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah diagram yang digunakan untuk mendokumentasikan data perusahaan dengan mengidentifikasi jenis entitas yang berhubungan. ERD merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara acak. (Yakub, 2012:60)

(50)

Ada lima kelas entitas, yaitu peran, kejadian, lokasi, hal nyata, dan konsep. Cara terbaik menentukan entitas adalah menanyakan kepada pemilik dan pengguna sistem untuk mengetahui informasi yang mereka ingin simpan dan hasilkan. Sumber lain menentukan entitas adalah dengan mempelajari formulir, file dan laporan yang dihasilkan oleh sistem yang ada sekarang. Relasi adalah hubungan alamiah yang terjadi antara satu atau lebih entitas, misalnya proses pembayaran pegawai. Atribut adalah ciri umum semua atau sebagian besar instansi pada entitas tertentu.

Sebutan lain atribut adalah properti, elemen data, dan field. Sebuah atribut atau kombinasi atribut yang mengidentifikasikan satu dan hanya satu instansi suatu entitas disebut kunci utama atau pengenal.

Entity Relationship (ER) data model didasar pada persepsi terhadap dunia nyata yang tersusun atas kumpulan objek–objek dasar yang disebut entitas dan hubngan antar objek. Entitas adalah sesuatu atau objek dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek lain. Relasi adalah hubungan antar beberapa entitas (entity set). Sedangkan kumpulan semua relasi bertipe sama disebut kumpulan relasi (relationship set).

Tabel 7

Simbol Entity Relationship Diagram

Bentuk Persegi panjang mewakili kumpulan entitas

Bentuk Elips mewakili atribut Entitas

Atribut

(51)

Belah ketupat mewakili relasi

Dan kumpulan entitas dengan relasi. Garis menghubungkan atribut dengan kumpulan entitas

Sumber : Janner Simarmata (2010 : 60) Penjelasan dari simbol diatas : a. Entitas

Entitas adalah suatu objek yang dapat dibedakan dengan objek lainnya. Entitas berfungsi untuk memberikan identitas pada entitas yang memiliki label dan nama. Entitas memiliki bentuk persegi panjang. Ada lima kelas entitas, yaitu aturan, kejadian, lokasi, sesuatu yang nyata, atau konsep.

b. Relasi

Relasi adalah hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih yang tidak mempunyai fisik tetapi hanya sebagai konseptual. Dan berfungsi untuk mengetahui jenis hubungan yang ada antara dua file. Relisi memiliki bentuk belah ketupat.

c. Atribut

Atribut adalah karakteristik dari entitas atau relasi yang menyediakan penjelasan detil tentang entitas atau relasi tersebut. Dan berfungsi untuk memperjelas atribut yang Relasi

(52)

dimiliki oleh sebuah entitas. Atribut memiliki bentuk lingkarang lebih tepatnya elips.

d. Kardinalitas (Kardinality)

Kardinalitas menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Macam-macam kardinalitas adalah sebagai berikut : a) Satu ke satu (one to one), yang berarti setiap anggota

entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota entitas B, begitu pula sebaliknya. Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A. Untuk suatu himpunan relasi biner R antara himpunan entitas A dan B, pemetaan kardinalitas harus salah satu dari berikut :

1. One-to-One, sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada B dan sebuah entitas dari B berhubungan dengan banyak satu entitas

pada A.

Gambar 4 Hubungan One-to-One

A B

a1 a2 a3 a4

b1 b2 b3 b4

(53)

Sumber: Janner Simarmata (2010: 64)

2. One-to-Many, sebuah entitas pada A berhubungan dengan nol atau lebih entitas pada B. Sebuah entitas pada B dihubungkan dengan banyak satu entitas pada A.

Gambar 5

Hubungan One-to-Many

A B

Sumber: Janner Simarmata (2010: 64)

3. Many-to-One, sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada B. Sebuah entitas pada B dapat dihubungkan dengan nol atau entitas pada A.

Gambar 6

A B

Hubungan Many-to-One

(54)

4. Many-to-Many, sebuah entitas pada A berhubungan dengan nol atau lebih entitas pada B dan sebuah entitas pada B dapat dihubungkan nol atau lebih entitas pada A.

Gambar 7

Hubungan Many-to-Many

A B

Sumber: Janner Simarmata (2010:66) 16. Normalisasi

Normalisasi adalah teknik perancangan yang banyak digunakan sebagai pemandu dalam merancang basais data rasional. Pada dasarnya normalisasi adalah proses dua langkah yang meletakkan data dalam bentuk tabulasi dengan menghiangkan kelompok berulang lalu menghilangkan data yang terduplikasi dari tabel rasional. Janner Simarmata (2010:77).

Tujuan normalisasi adalah membuat kumpulan tabel relasional yang bebas dari data berulang dan dapat dimodifikasi secara benar dan

(55)

Sumber: Janner Simarmata (2010: 65)

konsisten. Ini berarti bahwa pada semua tabel pada basis data relasional harus berada pada bentuk normal ketiga (3NF).

Konsep dasar normalisasi adalah bagian perancangan basis data.

Tanpa normalisasi, sistem basis data menjadi tidak akurat, lambat, tidak efisien serta tidak memberikan data yang diharapkan. Pada saat menormalisasi basis data, ada empat tujuan yang harus dicapai, yaitu:

a. Mengatur data dalam kelompok–kelompok, sehingga masing–masing kelompok hanya menangani bagian kecil sistem.

b. Meminimalkan jumlah data berulang dalam basisdata.

c. Membuat basisdata yang datanya diakses dan dimanipulasi secara cepat dan efisien tanpa melupakan integritas data.

d. Mengatur data sedemikian rupa sehingga ketika memodifikasi data, hanya mengubah pada satu tempat.

Proses normalisasi dilakukan secara bertingkat. Pada tingkat ketiga (Third Normal Form, 3NF) sebenarnya telah menghasilkan suatu rancangan basis data yang baik. Berikut ini adalah proses normalisasi yang dilakukan secara bertingkat:

a. Bentuk normal pertama (1NF)

Sebuah tabel relasional secara definisi selalu berada dalam bentuk normal pertama. Semua nilai pada kolom- kolomnya adalah atomik. Ini berarti kolom–kolom tidak mempunyai nilai berulang.

Perulangan menyebabkan apa yang disebut update anomalies. Update

(56)

anomalies adalah masalah yang timbul ketika informasi ditambahkan, dihapus atau di update.

b. Bentuk normal kedua (2NF)

Definisi bentuk normal kedua menyatakan bahwa tabel dengan kunci utama gabungan hanya berada pada 1NF, tetapi tidak pada 2NF. Sebuah tabel relasional berada pada bentuk normal kedua jika dia berada pada 1NF dan setiap kolom bukan kunci harus tergantung pada seluruh kolom yang membentuk kunci utama.

Proses mengubah tabel 1NF ke 2NF adalah sebagai berikut :

1) Tentukan sembarang kolom penentu selain kunci gabungan dan kolom–kolom yang ditentukannya.

2) Buat dan beri nama tabel baru untuk masing–masing penentu dan kolom–kolom yang ditentukannya.

3) Pindahkan kolom–kolom yang ditentukan dari tabel asal ke tabel baru. Penentu akan menjadi kunci utama pada tabel baru.

4) Hapus kolom yang baru dipindahkan dari tabel asal, kecuali penenu yang akan berfungsi sebagai kunci tamu.

5) Tabel asal bisa diberi nama baru.

c. Bentuk normal ketiga (3NF)

Bentuk normal ketiga mengharuskan semua kolom pada tabel relasional tergantung hanya pada kunci utama. Secara definisi, sebuah tabel berada pada bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel sudah berada pada 2NF dan setiap kolom yang bukan kunci tidak

(57)

tergantung secara transitif pada kunci utamanya. Dengan kata lain, semua atribut bukan kunci tergantung secara fungsional hanya pada kunci utama.

Proses mengubah tabel menjadi 3NF adalah :

1) Tentukan semua penentu selain kunci utama dan kolom yang ditentukannya.

2) Buat dan beri nama tabel baru masing–masing penentu dan kolom yang ditentukannya.

3) Pindahkan kolom yang ditentukan dari tabel asal ke tabel baru.

Penentu menjadi kunci utama tabel baru.

4) Hapus kolom yang baru saja dipindahkan dari tabel asal, kecuali penentu yang akan berfungsi sebagai kunci tamu.

17. Microsoft SQL Server 2014

Sql server 2014 adalah software RDBMS kelas enterprise yang cukup banyak digunakan oleh dunia korporat. Dengan menggunakan SQL Server 2014, user dapat menyimpan banyak data dan mengimplementasikannya untuk kepentingan bisnis dan perusahaan.

Adapun sarana dan objek dari Microsoft SQL Server 2014 adalah:

a. Tabel

Tabel merupakan tempat penyimpanan data pada database secara logika. Dengan menggunakan tabel, pengguna dapat mengambil dan mengolah data tersebut untuk menyajikan informasi.

SQL Server 2014 memiliki beberapa data type yang bias digunakan:

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang didapat pada penelitian ini ialah perhitungan metode SAW pada sistem dapat memberikan rekomendasi berupa daftar calon siswa baru dari urutan rangking

Terkait aksi aremania yang tergabung di MMGa kemarin, Wali kota Malang sutiaji berharap kedepannya tidak ada arema a atau arema B.. Menurutnya, semuanya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengembangkan ilmu hukum khususnya dalam bagian hukum perdata dan hukum acara perdata dan juga mempunyai manfaat bagi

Gaya beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan untuk situasi khidmat dan upacara resmi. Sebagai contoh upacara kenegaraan, khotbah di masjid,

Dengan maksud mendorong para guru untuk meningkatkan kompetensi dirinya akan pengetahuan dan keterampilan menggunakan TIK dalam proses pembelajaran,

Pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang- tidak

Hasil Data Training Backpropagation Proses training backpropagation menggunakan 3 sampel pola data yang mencirikan masing-masing tingkat kematangan buah tomat (3 sampel data