• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

4 1. Koperasi

Pengertian koperasi dapat dilakukan dengan pendekatan asal yaitu koperasi berasal dari bahasa latin “coopere” dalam bahasa inggris berarti coorperation yang berarti bekerja sama. Jadi, koperasi merupakan badan usaha yang didirikan oleh kelompok-kelompok individu yang mempunyai tujuan bersama untuk melakukan kegiatan ekonomi yang dilaksanakan untuk memberikan manfaat kepada masing-masing individu. (Arifin Sitio, Halomon Tamba, 2011:16)

Menurut Permenkop dan UKM Nomor: 02/PER/M.UKM/11/2017, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Prinsip-prinsip koperasi dalam menjalankan kegiatannya semua anggota mempunyai sifat sukarela yaitu tidak adanya paksaan untuk menjadi anggota dan terbuka dengan koperasi dalam bentuk apapun.

Pengelolaan koperasi pun dilakukan dengan demokratis, setiap keputusan yang akan diambil dalam mengelola koperasi akan dirapatkan sesuai dengan musyawarah yang dilakukan demi terlaksananya kesejahteraan koperasi terutama untuk semua anggota. Pembagian SHU (sisa hasil usaha) dibagikan secara adil kepada setiap anggota sesuai dengan besarnya modal dan jasa usaha masing-masing anggota. Pemberian balas jasa kepada masing-masing anggota juga terbatas dan menyesuaikan terhadap modal. Dan koperasi dan setiap anggotanya harus mempunyai sifat kemandirian.

2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang menggambarkan tentang kondisi keuangan, pengukuran dan pelaporan

(2)

mengenai informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi perusahaan dalam suatu periode tertentu. (Kasmir,2008:7)

Urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajian laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Merupakan laporan yang memuat tentang pendapatan dan beban pada perusahaan. Laporan laba rugi ini juga memuat informasi tentang kinerja manejemen perusaahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaannya pada periode tertentu, yaitu laba bersih yang dihasilkan dari pendapatan dan keuntungan dikurangi beban dan kerugian.

b. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner’s Equity)

Merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik perusahaan untuk satu periode tertentu. Laporan ini dinamakan sebagai laporan perubahan modal.

c. Neraca (Balance Sheet)

Merupakan laporan yang menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal tertentu. Laporan ini digunakan untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan.

d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Merupakan laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari berbagai macam aktivitas, seperti aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan investasi pendanaan/pembiayaan pada satu periode tertentu. Laporan ini menunjukkan banyaknya kenaikan atau penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas serta saldo kas yang dimiliki perusahaan selama periode berjalan sampai dengan akhir periode. (Hery,2015:4)

Tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dan perusahaan dengan adanya analisis laporan keuangan, sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan atas harta, kewajiban, modal dalam satu periode tertentu dan hasil usaha yang telah dicapai perusahaan untuk beberapa periode tertentu.

2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang dimiliki perusahaan untuk segera diperbaiki.

3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan.

(3)

4) Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan perusahaan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5) Untuk melakukan penilai kinerja manajemen ke depan apakah sudah dianggap berhasil atau gagal.

6) Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis lainnya mengenai hasil yang mereka capai. (Kasmir,2008:68) 3. Landasan dan Asas Koperasi

Dalam mendirikan koperasi yang kokoh sangat diperlukan suatu landasan. Dimana landasan tersebut menjadi dasar untuk koperasi berdiri kokoh dan mengembangkan koperasinya dalam mencapai tujuan dan cita- cita koperasi tersebut. Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut:

a. Landasan Idiil Koperasi

Landasan idiil koperasi adalah Pancasila. Pancasila adalah falsafah negara Republik Indonesia dan menjadi pedoman seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila dihubungkan dengan koperasi yaitu sebagai berikut:

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan kepercayaan dan agama masing-masing. Saling menghormati dan bekerjasama antara semua pemeluk agama dengan kepercayaan berbeda-beda, saling menghargai kepercayaan masing-masing, memberikan kebebasan antar umat beragama dan tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain sehingga terciptanya kerukunan hidup sesama rakyat Indonesia.

Berarti: Bahwa koperasi terbuka kepada seluruh agama dan menghormati kepercayaan yang dianut oleh semua anggotanya.

Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban sesama manusia. Saling mencintai sesama manusia dan tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan membela kebenaran dan keadilan seluruh rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia merasa dirinya bagian dari seluruh umat manusia.

Berarti: Koperasi mengemban asas kekeluargaan dan tidak membedakan sosial anggotanya serta memperlakukan rata seluruh anggotanya.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia

Menjadikan umat Indonesia menjadi bersatu dalam hal kepentingan dan keselamatan seluruh bangsa dan negara di atas kepentingan golongan atau pribadi. Cinta tanah air dan bangsa Indonesia. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.

(4)

Bangga menjadi bangsa Indonesia dan mempersatukan bangsa Indonesia.

Berarti: Tidak membedakan aliran politik, suku dan golongan.

Sila keempat: Kerakyatan dan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Mengutakamakan kepentingan negara dan bangsa. Lebih mengutamakan musyawarah secara kekeluargaan dalam mengambil keputusan demi kepentingan bersama. Musyawarah untuk mencapai mufakat diimbangi oleh semangat kekeluargaan bangsa Indonesia. Menjunjung tinggi harkat serta martabat manusia dan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Berarti: pelaksanaan demokrasi menurut ajaran Pancasila berdasarkan musyawarah, kekuasaan tertinggi dalam rapat anggota.

Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Mengembangkan perbuatan yang kekeluargaan, gotong-royong, bersikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dan menghormati hak orang lain. Tidak melakukan perbuatan merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras dan saling menghargai hasil karya orang lain dan bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Berarti: Mementingkan kepentingan anggota dan masyarakat sekitar. Membantu usaha-usaha sosial dalam pembangunan masyarakat. Laba dibagi berdasarkan jasa yang disumbangkan oleh anggota kepada koperasi. (Supriyanto, 2015:10)

b. Landasan Konstitusional

Landasan konstitusional koperasi adalah UUD 1945. Hal ini juga sama dengan Pancasila, karena landasan struktural Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah UUD 1945. Koperasi Indonesia harus sesusai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Sebagai landasan idiil dan landasan konstitusional, terdapat pada pasal 33 Ayat (1) tentang koperasi.

Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 menyatakan bahwa perekonomian nasional disusun sebagai usaha bersama dan berdasarkan asas kekeluargaan. Pada penjelasan tersebut disebutkan bahwa bentuk usaha tersebut yang sesuai adalah koperasi.

(Supriyanto, 2015:13)

(5)

4. Tujuan Koperasi

Menurut Undang-Undang No 17 Tahun 2012 Pasal 4 menyatakan bahwa koperasi bertujuan untuk meningkatkan pada khususnya anggota maupun masyarakat pada umumnya, serta sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.

Dari pernyataan tersebut sudah dapat dibuktikan bahwa koperasi merupakan salah satu bentuk usaha yang mempunyai peran penting terhadap perekonomian yang ingin dibangun secara maju di negeri ini.

5. Prinsip Koperasi

Prinsip koperasi adalah pedoman pokok yang menjiwai dan menentukan langkah setiap gerak koperasi.

”Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut:

a. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka

b. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi d. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan

independen

e. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengawas, pengurus, dan karyawan. Serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi

f. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat gerakan koperasi dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.

g. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota”

Prinsip-prinsip koperasi yang telah disebutkan diatas merupakan garis-garis yang digunakan untuk penuntun koperasi dalam hal praktik usaha koperasi tersebut.

6. Perangkat Organisasi Koperasi

Perangkat organisasi terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Penjelasan sebagai berikut:

(6)

a. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan terpenting dalam koperasi, karena dalam rapat anggota dihadiri oleh seluruh anggota koperasi. Dengan adanya rapat anggota seluruh keputusan koperasi diambil sesuai dengan musyawarah dan mufakat yang diambil sebaik mungkin, namun koperasi juga bisa mengambil keputusan melalui pengambilan hak suara masing-masing anggota koperasi. Pemungutan suara ini harus dilakukan oleh semua anggota yang berhadir pada rapat anggota tersebut. Jadi, melalui rapat anggota tersebut seluruh anggota koperasi dapat menggunakan hak suaranya.

Rapat anggota berwenang untuk menetapkan hal-hal seperti diatur pada Undang-Undang No.17 Tahun 2012 Pasal 33 yaitu:

1) Menetapkan kebijakan umum koperasi 2) Mengubah anggaran dasar

3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas 4) Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan

belanja koperasi

5) Menetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat dilakukan oleh pengurus untuk dan atas nama koperasi

6) Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjwaban pengawas dan pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing 7) Penggabungan, pembagian, peleburan, dan pembubaran koperasi 8) Menetapkan pembagian selisih hasil usaha (SHU)

9) Menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh undang-undang ini

b. Pengurus

Pengurus koperasi secara pribadi maupun secara kolektif leader adalah pemegang kuasa dalam kegiatan rapat anggota dalam hal mengelola atau memimpin koperasi tersebut. Masa jabatan pengurus adalah 5 tahun, adapun tugas-tugas pengurus yang sudah diatur pada UU Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 58, yaitu:

(7)

1) Mengelola koperasinya berdasarkan anggaran dasar 2) Mendorong dan memajukan usaha anggota

3) Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi untuk diajukan kepada rapat anggota

4) Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas untuk diajukan kepada rapat anggota

5) Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi koperasi untuk diajukan kepada rapat anggota

6) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib

7) Menyelanggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien

Pengurus, baik itu sendiri-sendiri maupun bersama-sama, menanggung kerugian yang dialami koperasi apabila tindakan yang dilakukan secara sengaja ataupun kelalaian yang dibuat maka tidak menutup kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan penuntutan.

Wewenang pengurus koperasi terdiri atas hal-hal berikut ini:

a) Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan

b) Memutuskan penerimaan atau penolakan seseorang sebagai anggota koperasi berdasarkan anggaran dasar koperasi

c) Melakukan tindakan untuk kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pengurus

c. Pengawas

Pengawas yang tugasnya mengemban amanat anggota dalam hal melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan serta pengelolaan koperasi. Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 48, yaitu:

1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota pada rapat anggota 2) Pengawas bertanggung jawab atas rapat anggota

(8)

3) Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan oleh anggaran dasar

Dari pasal tersebut sudah jelas bahwa pengawas harus dari anggota dan tidak pernah menjadi pengurus dan mempunyai tanggung jawab yang penuh terhadap kegiatan koperasi.

Tugas dan wewenang pengawas adalah:

Pengawas bertugas:

a) Mengusulkan calon pengurus

b) Memberi nasihat dan pengawasan kepada pengurus

c) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi yang dilakukan oleh pengurus

d) Melakukan hasil pengawasan kepada rapat anggota Pengawas berwenang:

a) Menetapkan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar

b) Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus dan pihak lain yang terkait

c) Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja koperasi dari pengurus

d) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada pengurus dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam anggaran dasar

e) Dapat memberhentikan pengurus untuk sementara waktu dengan menyebutkan alasannya (Supriyanto, 2015:15)

7. Jenis Koperasi

Jenis koperasi sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 83 Undang- Undang No. 17 Tahun 2012 yaitu:

a. Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen menyelanggarakan kegiatan usaha pelayanan dalam bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan masyarakat.

(9)

b. Koperasi Produsen

Koperasi produsen menyelanggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penhadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non anggota.

c. Koperasi Jasa

Koperasi jasa menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa non simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non anggota.

d. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai salah satu-satunya usaha yang melayani anggota.

8. Koperasi Simpan Pinjam

a. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam

Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 02/PER/M.KUKM/11/2017, koperasi simpan pinjam yang selanjutnya disebut KSP adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang usahanya bergerak dibidang jasa penyediaan keuangan yaitu penerimaan pinjaman dan penyaluran pinjaman untuk anggota dan masyarakat. Sehingga koperasi tersebut dapat meberikan manfaat untuk anggota dan masyarakat.

“Salah satu jenis koperasi yang dikembangkan oleh pemerintah adalah koperasi simpan pinjam. Kegiatan koperasi simpan pinjam sebagai pihak perantara dana diharapkan dapat membantu peekonomian rakyat, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Keunggulan berupa syarat yang mudah dalam proses pencairan yang cepat menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk memanfaatkan jasa koperasi simpan pinjam jika dibandingkan dengan lembaga keuangan yang lain.” (Indrawati dkk, 2017:35) b. Kegiatan Koperasi Simpan Pinjam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 pasal 19, menyatakan kegiatan usaha koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam adalah sebagai berikut:

(10)

1) Menghimpun simpanan berjangka dan tabungan koperasi dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.

2) Memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan/atau anggotanya

3) Dalam kegiatan usaha simpan pinjam wajib mengelola keseimbangan sumber dana dan penyaluran pinjaman.

Koperasi simpan pinjam dalam kegiatannya lebih mengutamakan dalam hal pelayanan kepada anggota. Jika anggota sudah mendapatkan pelayanan pinjaman maka calon anggota dapat dilayani dan juga koperasi lain. Pelayanan kepada anggotanya atau koperasi lain dijalin berdasarkan kerjasama antar koperasi. Dalam hal pemberian pinjaman, koperasi juga lebih memperhatikan kelayakan dan kemampuan pemohon peminjam.

9. Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam

Menurut Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016 tentang pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi terdiri dari 7 aspek yang menjadi pedoman dalam penilaian kesehatan koperasi. Yaitu terdiri dari aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efisiensi, aspek likuiditas, aspek kemandirian dan pertumbuhan, dan aspek jatidiri koperasi.

Pedoman penilaian kesehatan koperasi ini memiliki tujuan agar koperasi dapat dikelola secara profesional ssuai prinsip kehati-hatian dan kesehatan koperasi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang besar kepada anggota dan masyarakat disekitarnya. (Ike Yasa, 2015:2)

Adapun 7 aspek penilaian kesehatan koperasi sebagai tersebut:

a. Permodalan

Permodalan di dalam koperasi merupakan dana yang gunakan untuk kegiatan-kegiatan usaha koperasi. Permodalan memberikan peranan yang sangat penting bagi koperasi, karena dengan adanya

(11)

permodalan yang baik maka akan lebih lancar pula koperasi dalam hal mengembangkan usaha yang dijalankannya.

Sumber-sumber permodalan koperasi berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, hibah, modal penyertaan, cadangan koperasi, utang jangka pendek dan utang jangka panjang.

(Hendar, 2010:191)

Permodalan terdiri dari 3 aspek penilaian yaitu:

1) Rasio modal sendiri terhadap total aset

odal Sendiri

otal set (1)

Berikut ini adalah standar perhitungan Rasio Modal terhadap Total Aset:

Tabel 2.1. Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset

Rasio Modal (%)

Nilai Bobot (%) Skor

0 0 0

1-20 25 6 1.50

21-40 50 6 3.00

41-60 10 6 6,00

61-80 50 6 3.00

81-100 25 6 1,50

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016 2) Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko

odal Sendiri

injaman diberikan yang berisiko (2)

Berikut ini adalah standar perhitungan skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko:

(12)

Tabel 2.2. Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko

Rasio Modal

(dinilai dalam %) Nilai Bobot

(dinilai dalam %) Skor

0 0 0

1-20 10 6 0,6

11-20 20 6 1,2

21-30 30 6 1,8

31-40 40 6 2,4

41-50 50 6 3,0

51-60 60 6 3,6

61-70 70 6 4,2

71-80 80 6 4,8

81-90 90 6 5,4

91-100 100 6 6,0

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016 3) Rasio kecukupan modal sendiri

odal Sendiri ertimbang

(3)

Berikut ini adalah standar perhitungan rasio kecukupan modal sendiri:

Tabel 2.3. Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Sumber:Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

b. Kualitas Aktiva Produktif

Aktiva produktif yaitu asset atau aktiva yang penempatan dana nya untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Dengan itu, aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang bisa mendatangkan penghasilan bagi koperasi tersebut.

Rasio Modal

(%) Nilai Bobot (%) Skor

<4 0 3 0,00

4 ≤ ≤ 6 50 3 1,50

6 ≤ ≤ 75 3 2,25

>8 100 3 3,00

(13)

Kualitas Aktiva Produktif terdiri atas 4 aspek, yaitu:

1) Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan

olume pinjaman pada anggota

olume pinjaman (4)

Untuk mengukur rasio antara volume pinjaman kepada anggota terhadap total volume pinjaman ditetapkan berikut :

Tabel 2.4. Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman diberikan

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor

≤ 25 0 10 0,00

26-50 50 10 5,00

51-75 75 10 7,50

≤ 75 10 10 10,00

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

2) Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan

injaman bermasalah

injaman yang diberikan (5)

Untuk mengukur rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan ditetapkan sebagai berikut berikut :

Tabel 2.5. Standar Perhitungan RPM

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor

≥ 45 0 5 0

4 < ≤ 45 10 5 ,5

3 < ≤4 20 5 1,0

2 < ≤ 3 40 5 2,0

< ≤ 2 60 5 3,0

< ≤ 80 5 4,0

0 100 5 5,0

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

(14)

3) Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah

adangan isiko

injaman bermasalah (6)

Berikut ini adalah standar perhitungan rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah:

Tabel 2.6. Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor

0 0 5 0

1 – 10 10 5 0,5

11 – 20 20 5 1,0

21 – 30 30 5 1,5

31 – 40 40 5 2,0

41 – 50 50 5 2,5

51 – 60 60 5 3,0

61 – 70 70 5 3,5

71 – 80 80 5 4,0

81 – 90 90 5 4,5

91 – 100 100 5 5,0

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

4) Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan

injaman yang berisiko

injaman yang diberikan (7)

Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2.7. Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor

> 30 25 5 1,25

26-30 50 5 2,50

21-25 75 5 3,75

< 21 100 5 5,00

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

(15)

c. Manajemen

Manajemen koperasi adalah suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Manajemen dalam koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan manajer.

Dalam hal mencapai tujuan koperasi yang baik, maka sangat perlu adanya sistem manajemen yang baik pula.

Manajemen terdiri dari 5 aspek penilaian, yaitu:

1) Manajemen Umum

Berikut adalah tabel standar perhitungan manajemen umum:

Tabel 2.8. Standar Perhitungan Manajemen Umum

Jumlah

Jawaban Ya Skor

1 0,25

2 0,50

3 0,75

4 1,00

5 1,25

6 1,50

7 1,75

8 2,00

9 2,25

10 2,50

11 2,75

12 3,00

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

2) Kelembagaan

Berikut adalah tabel standar perhitungan manajemen kelembagaan:

Tabel 2.9. Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan

Jumlah Jawaban Ya Skor

1 0,50

2 1,00

3 1,50

4 2,00

5 2,50

(16)

lanjutan

6 3,00

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

3) Manajemen Permodalan

Berikut adalah tabel standar perhitungan manajemen permodalan:

Tabel 2.10. Standar Perhitungan Manajemen Permodalan

Jumlah Jawaban Ya Skor

1 0,60

2 1,20

3 1,80

4 2,40

5 3,00

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

4) Manajemen aktiva

Berikut adalah tabel standar perhitungan manajemen aktiva:

Tabel 2.11. Standar Perhitungan Manajemen Aktiva

Jumlah Jawaban Ya Skor

1 0,30

2 0,60

3 0,90

4 1,20

5 1,50

6 1,80

7 2,10

8 2,40

9 2,70

10 3,00

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

5) Manajemen likuiditas

Berikut adalah tabel standar perhitungan manajemen likuiditas:

(17)

Tabel 2.12. Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas

Jumlah Jawaban Ya Skor

1 0,60

2 1,20

3 1,80

4 2,40

5 3,00

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

d. Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan koperasi yang dilihat dari bersarnya biaya dalam hal mencapai hasil dari kegiatas usaha yang koperasi tersebut jalankan.

Efisiensi terdiri dari 3 aspek penilaian, yaitu:

1) Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto

eban perasi nggota

artisipasi ruto (8)

Berikut adalah tabel standar perhitungan rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto:

Tabel 2.13. Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto

Rasio Beban Operasi Anggota

Terhadap Partisipasi Bruto (%) Nilai Bobot (%) Skor

0 4 1

95 ≤ < 50 4 2

9 ≤ < 95 75 4 3

< 90 100 4 4

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

2) Rasio beban usaha terhadap SHU kotor

eban saha

S otor (9)

Berikut ini adalah standar perhitungan rasio beban usaha terhadap SHU kotor:

(18)

Tabel 2.14. Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha Terhadap SHU Kotor

Rasio Beban Usaha terhadap

SHU Kotor (%) Nilai Bobot (%) Skor

>80 25 4 1

6 < ≤ 8 50 4 2

4 < ≤ 6 75 4 3

≤ 4 100 4 4

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

3) Rasio efisiensi pelayanan

iaya arya an

olume pinjaman (10)

Berikut ini adalah standar perhitungan rasio efisiensi pelayanan:

Tabel 2.15. Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan

Rasio Efisiensi

Staf (Persen) Nilai Bobot (%) Skor

< 5 100 2 2,0

5 < x < 10 75 2 1,5

≤ ≤ 5 50 2 1,0

> 15 0 2 0,0

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

e. Likuiditas

Perhitungan aspek likuiditas dilihat dari kemempuan koperasi dalam hal memenuhi kewajiban jangka pendeknya

Likuiditas terdiri dari 2 aspek penilaian, yaitu:

1) Rasio Kas

as ank

e ajiban ancar (11)

Berikut ini adalah standar perhitungan rasio kas terhadap kewajiban lancar:

(19)

Tabel 2.16. Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar

Rasio Kas (%) Nilai Bobot Skor

≤ 5 25 10 2,5

< ≤ 5 100 10 10

5 < ≤ 2 50 10 5

>20 25 10 2,5

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

2) Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima

injaman yang diberikan

ana yang diterima (12)

Berikut ini adalah standar perhitungan rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima:

Tabel 2.17. Standar Perhitungan Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima

Rasio Pinjaman (%)

Nilai Bobot (%) Skor

< 60 25 5 1,25

6 ≤ < 7 50 5 2,50

7 ≤ < 8 75 5 3,75

8 ≤ < 90 100 5 5

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

f. Kemandirian dan Pertumbuhan

Kemandirian dan pertumbuhan koperasi yaitu bagaimana kemampuan koperasi dalam hal melayani anggota dan masyarakat secara mandiri dan seberapa besar pertumbuhan koperasi dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Kemandirian dan pertumbuhan terdiri dari 3 aspek penilaian, yaitu:

(20)

1) Rentabilitas aset

S sebelum pajak

otal sset (13)

Berikut ini adalah standar perhitungan rasio rentabilitas aset:

Tabel 2.18. Standar Perhitungan Skor Untuk Rasio Rentabilitas Aset

Rasio Rentabilitas Aset

(%) Nilai Bobot (%) Skor

< 5 25 3 0,75

5 ≤ < 7,5 50 3 1,50

7,5 ≤ < 75 3 2,25

100 3 3,00

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

2) Rentabilitas modal sendiri

S agian nggota

otal modal sendiri (14)

Berikut ini adalah tabel standar perhitungan skor untuk rasio rentabilitas modal sendiri:

Tabel 2.19. Standar Perhitungan untuk Ratio Rentabilitas Modal Sendiri

Rasio Rentabilitas Ekuitas (%)

Nilai Bobot (%) Skor

< 3 25 3 0,75

3 ≤ < 4 50 3 1,50

4 ≤ < 5 75 3 2,25

≥ 5 100 3 3,00

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

3) Kemandirian operasional pelayanan

artisipasi eto

eban saha eban erkoperasi (15)

Pada tabel dibawah ini dapat dilihat standar perhitungan rasio kemandirian operasional:

(21)

Tabel 2.20. Standar Perhitungan Ratio Kemandirian Operasional

Rasio Kemandirian Operasional (%)

Nilai Bobot (%) Skor

≤ 100 0 4 0

>100 100 4 4

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

g. Jatidiri Koperasi

Penilaian jatidiri koperasi untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai dalam hal mempromosikan anggotanya atau memenuhi kebutuhan pelayanan untuk anggotanya.

Jatidiri koperasi terdiri dari 2 aspek penilaian, yaitu:

1) Rasio partisipasi bruto

artisipasi ruto

artisipasi bruto endapatan (16)

Berikut ini adalah tabel standar perhitungan skor untuk rasiopartisipasi bruto:

Tabel 2.21. Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto

Rasio Partisipasi Bruto (%)

Nilai Bobot (%) Skor

< 25 25 7 1,75

25 ≤ < 5 50 7 3,50

5 ≤ < 75 75 7 5,25

≥ 75 100 7 7

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

2) Rasio promosi ekonomi anggota (PEA)

Simpanan okok Simpanan ajib (17) PEA = MEPP + SHU Bagian Anggota (18)

(22)

Berikut adalah tabel standar perhitungan rasio promosi ekonomi anggota:

Tabel 2.22. Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota

Rasio PEA (%) Nilai Bobot (%) Skor

< 5 0 3 0,00

5 ≤ < 7,5 50 3 1,50

7,5 ≤ < 75 3 2,25

100 3 3

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

Perincian mengenai tata cara penilaian kesehatan koperasi menggunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 2.23. Standar Penilaian Kesehatan Koperasi

SKOR PREDIKAT

80 < x < 100 SEHAT

60 < x < 80 CUKUP SEHAT

40 < x <60 KURANG SEHAT

20 < x <40 TIDAK SEHAT

< 20 SANGAT TIDAK SEHAT

Sumber: Permenkop dan UKM Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang membahas mengenai Perhitungan Kesehatan Koperasi selama ini telah banyak dilakukan oleh para peneliti yaitu ditunjukkan pada tabel 2.24 dibawah ini:

Tabel 2.24. Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Apriyadi Pratama (2018)

Intan Karuniawati (2018)

Rahmi Putri Perdana (2019) Judul Analisis Tingkat

Kesehatan Unit Simpan Pinjam Koperasi Pada KPRI Bangkit Bersama Kantor Pemerintahan

Perhitungan Tingkat Kesehatan Koperasi Berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Koperasi dan Usaha Kecil dan

Perhitungan Tingkat Kesehatan Koperasi Berdasarkan

Permenkop dan UKM Nomor:

06/PER/DEP.6/IV/20

(23)

Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2015-2016

(Berdasarkan Perdep KUKM Nomor:

06/Per/Dep.06/IV/20 16)

Menengah Nomor 06/PER/DEP.6/IV/201 6 Pada Koperasi Karyawan Bina Usaha PT PLN (Persero) WKSKT Periode 2015- 2017 di Banjarbaru

16 Pada Koperasi Pedagang Pasar Karya Bersama Banjarmasin

Institusi yang Diteliti

KPRI Bangkit Bersama Kantor Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi

Koperasi Karyawan Bina Usaha PT PLN (Persero) WKSKT Banjarbaru

Koperasi Pedagang Pasar Karya Bersama Banjarmasin

Periode Analisis 2015-2016 2015-2017 2014-2018

Rumusan Masalah Bagaimana tingkat kesehatan USP KPRI Bangkit Bersama Tahun 2015-2016 dilihat dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas,

kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi?

Bagaimanakah tingkat kesehatan Koperasi erya an “ ina saha”

Persero WKSKT berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 06/Per/Dep.6/IV/2016 Periode 2015-2017 di Banjarbaru ?

Bagaimana perhitungan tingkat kesehatan Koperasi Pedagang Pasar Karya Bersama Banjarmasin pada tahun 2014-2018 berdasarkan Permenkop dan UKM Nomor:

06/Per/Dep.6/IV/201 6?

Tujuan Penelitian Mengetahui tingkat kesehatan USP KPRI Bangkit Bersama Tahun 2015-2016 dilihat dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif,

Mengetahui tingkat kesehatan Koperasi arya an “ ina saha”

Persero WKSKT berdasarkan Peraturan Deputi Bidang

Mengetahui perhitungan tingkat kesehatan Koperasi Pedagang Pasar Karya Bersama Banjarmasin pada tahun 2014-2018 berdasarkan Manajemen, efisiensi,

likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi.

Pengawasan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:

06/Per/Dep.6/IV/2016.

Permenkop dan UKM Nomor:

06/Per/Dep.6/IV/201 6.

Metode Penelitian Wawancara,Dokume ntasi.

Penelitian Lapangan, Wawancara,

Dokumentasi, Penelitian Keputusan, Kuisioner/Angket.

Wawancara, Dokumentasi, Kuisioner,

Hasil Penelitian Tingkat kesehatan USP KPRI Bangkit Bersama pada tahun 2015-2016 berada dalam kategori cukup sehat dengan skor 68,75. Dari aspek permodalan memperoleh skor 70,00 dengan

Dari tahun 2015 memiliki jumlah nilai sebesar 80,35% yang menunjukkan predikat koperasi tersebut cukup sehat. Pada tahun 2016 mengalami kenaikan ynag signifikan yaitu sejumlah 84,85% yang mendapat predikat

Pada tahun 2014 sampai dengan 2018 setelah dilakukan perhitungan tingkat kesehatan pada Koperasi Pedagang Pasar Karya Bersama Banjarmasin

diperoleh predikat

“Cukup Sehat”

(24)

Sumber: Apriyadi Pratama (2018) dan Intan Karuniawati (2018)

predikat cukup sehat, dari aspek kualitas aktiva produktif memperoleh skor 61,00 dengan predikat dalam pengawasan, dari aspek manajemen memperoleh skor 81,66 dengan predikat sehat, dari aspek efisiensi memperoleh skor 90,00 dengan predikat sehat, dari aspek likuiditas memperoleh skor 41,67 dengan predikat dalam pengawasan, dari aspek kemandirian dan pertumbuhan memperoleh skor 55,00 dengan predikat dalam pengawasan, dari aspek jatidiri koperasi memperoleh skor 100 dengan predikat sehat.

sehat. Namun pada tahun 2017 mengalami penurunan yaitu senilai 76,85% dengan mendapatkan predikat cukup sehat. Jika dilihat dari keseluruhan pada tahun 2015-2017 Koperasi Karyawan

“ ina saha”

(Persero) WKSKT mendapatkan rata-rata penilaian sebesar 80,68% dengan mendapatkan predikat rata-rata ialah cukup sehat.

dengan nilai rata-rata 60,1. Pada tahun 2014 sampai dengan 2016 mendapat predikat cukup sehat dengan skor 62, 65,5 dan 61 . Lalu pada tahun 2017 sampai dengan 2018 mengalami

penurunan skor yaitu 54,5 dan 57,5 dengan predikat kurang sehat.

Referensi

Dokumen terkait

itu sebelum mendirikan bangunan harus ada kejelasan status tanah yang bersangkutan. Artinya, pemilik bangunan tersebut harus memiliki surat-surat yang bersangkutan dengan

Ayat tersebut menjelaskan bahwa qadzaf (menuduh) perempuan yang baik baik melakukan perbuatan zina adalah merupakan salah satu perbuatan yang masuk dalam kategori tindak

Untuk itulah pengetahuan dan pemahaman serta pengimplementasian yang benar dari ajaran tattwa, khususnya mengenai Yoga Sebagai Jalan Realisasi Kesadaran Diri Dalam Teks Tattwa

Hasil uji evaluasi sifat alir menyatakan bahwa semua formula memnuhi syarat sifat alir yaitu untuk formula 1 sebesar 1,635g/s lalu formula 2 sebesar 1,9g/s dan untuk formula 3

Novel-novel komponen sastera dalarn bahasa Melayu ialah novel yang digunakan untuk dijadikan bacaan wajib untuk pelajar-pelajar tingkatan 1 hingga tingkatan 5 dilaksanakan

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Puji Riyanti (2010) yang menyatakan bahwa adanya jarak sosial yang lebih banyak dipengaruhi oleh etnisitas

1) Persyaratan yang tidak bertentangan dengan tujuan akad. Misalnya: seseorang mahasiswa membeli sebuah laptop dan mensyaratkan kepada penjual agar menanggung segala cacat

1) Pembelian buku secara langsung yang dilakukan oleh perpusakaan baik langsung ke penerbit, maupun toko buku dan juga pemesanan buku kepada penerbit maupun toko buku.