• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN PARIWISATA DI PANTAI MARINA KABUPATEN BANTAENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN PARIWISATA DI PANTAI MARINA KABUPATEN BANTAENG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

31 PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN

PARIWISATA DI PANTAI MARINA KABUPATEN BANTAENG

Oleh:

FARIDA KARIM

Politeknik Pariwisata Makassar, Jl. Gunung Rinjani, Tanjung Bunga, Makassar Email: faridakarim16@gmail.com

Abstrak

Eksistensi Pantai Marina di Kabupaten Bantaeng diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Karena itu, masyarakat diharapkan terlibat secara aktif dalam kegiatan pariwisata khususnya di kawasan Pantai Marina. Penelitian ini bertujuan untuk merekomendasikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan eksistensi Pantai Marina sebagai pendukung peningkatan perekonomian masyarakat. Pendekatan kualitatif melalui wawancara dan observasi yang dilakukan pada tahun 2016 memberikan informasi mengenai kondisi faktual kegiatan pariwisata di kabupaten Bantaeng dan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mendorong kegiatan pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Marina memiliki potensi pariwisata yang sangat baik dan layak ditetapkan sebagai wisata unggulan daerah. Masyarakat di kabupaten Bantaeng telah terlibat dalam kegiatan pariwisata khsusunya di kawasan Pantai Marina dan sudah mulai menyadari bahwa pariwisata dapat menjadi alternatif peningkatan perekonomian. Peran pemerintah dalam memajukan pariwisata dirasakan masyarakat sebagai langkah yang baik dalam menunjang program pengembangan ekonomi masyarakat.

Kata kunci: Pantai Marina, kabupaten Bantaeng, pariwisata, pendapatan masyarakat

Abstract

The existence of Marina Beach in Bantaeng regency is expected to contribute to the economic welfare of community through tourism. For this reason, community should participate actively in tourism particularly in the area of Marina Beach. This research aims at recommending efforts in optimizing the existence of Marina Beach as tool for improving the community’s economic welfare through tourism. A qualitative approach through interview and observation in 2016 has provided relevant information about factual condition of tourism and efforts that need to be undertaken to support tourism. The research reveals that Marina Beach has potential and can be proposed as superior tourism attraction of the regency. Communities have participated in tourism and have realized the importance of tourism for economic advantage. The role of the regional government is essential in encouraging community participation in tourism activity particularly around the area of Marina Beach.

Keywords: Marina beach, Bantaeng regency, tourism, communities’ income

(2)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

32 PENDAHULUAN

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang menjadi andalan pemerintah dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Alasan inilah yang melatar belakangi perlunya mengembangkan periwisata melalui berbagai alternatif. Upaya pengembangan periwisata menjadi salah satu indikator dalam penyediaan lapangan kerja. Dengan ketersediaan lapangan kerja tersebut, periwisata menjadi harapan dari berbagai stakeholder untuk mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, tidak dapat dihindari bahwa pariwisata belum memberikan nilai ekonomi yang maksimal untuk masyarakat.

Tujuan peningkatan pendapatan masyarakat melalui pariwisata perlu dimaksimalkan mengingat masyarakat saat ini mencari alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Penelitian ini diharapkan mampu memaksimalkan fungsi dan peran pariwisata sebagai agen pendorong perekonomian masyarakat. Banyak negara sangat bergantung pada industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk banyak pihak yang secara langsung atau secara tidak langsung menjual jasa kepada wisatawan. Pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkokoh jati diri dan

kekuatan bangsa, mempererat persahabatan antar bangsa.

Manfaat-manfaat yang didapatkan dari industri pariwisata dirasakan oleh pemangku kepentingan yang terdiri atas pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat sebagai wisatawan dan sebagai tuan rumah masing-masing pihak terkait memiliki peran dalam menjalankan industri (Ismayanti, 2010). Pariwisata sudah menjadi sebuah industri yang memberikan pengaruh pada aspek lain dalam kehidupan. Kegiatan kepariwisataan dilakukan mulai dari keberangkatan hingga di daerah tujuan. Pariwisata dikatakan mempunyai dorongan yang luar biasa hingga dapat membuat masyarakat setempat mengalami siklus dalam kehidupan. Pariwisata merupakan studi yang paling sering mendapatkan perhatian masyarakat karena sifat pariwisata yang dinamis dan melibatkan banyak pemangku kepentingan.

Pariwisata menyentuh berbagai aspek masyarakat secara ideology, politik, ekonomi, sosial budaya.

Dampak pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata yang banyak mendapat ulasan adalah dampak terhadap ekonomi, terhadap sosial budaya serta terhadap lingkungan. Adanya dampak yang dihasilkan dari kegiatan wisata membuat pariwisata disebut sebagai sebuah industri. Dampak yang menjadi sorotan adalah dampak pariwisata terhadap ekonomi, sosial budaya dan lingkungan fisik yang terdiri dari empat factor; pertama, pariwisata adalah industri ekspor yaitu segala

(3)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

33 yang terjadi berupa pengalaman yang

dapat diceritakan kepada orang lain, tetapi tidak dapat dibawa pulang sebagai cinderamata. Kedua, setiap kali wisatawan mengunjungi destinasi, selalu membutuhkan barang dan jasa tambahan, seperti transportasi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

Ketiga, pariwisata sebagai produk yang terpisah-pisah tetapi terintegritasi dan langsung mempengaruhi sektor ekonomi lain. Undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan secara jelas mengatakan, pariwisata berkaitan dengan banyak sektor diantaranya dengan bidang pelayanan, kepabean, imigrasi dan karantina, keamanan, ketertiban, prasarana umum, kesehatan, transportasi dan lain-lain. Keempat, pariwisata merupakan ekspor yang sangat tidak stabil, sifat kepariwisataan yang sangat tidak stabil, dinamis dan musiman membuat industri ini mengalami fluktuasi yang sangat tinggi dan pariwisata sangat rentan dengan hal seperti politik, sosial budaya dan keamanan.

Pariwisata Bantaeng yang berjuluk daerah “Butta Toa“ sejak lima tahun tarakhir maju dan berkembang secara mandiri tanpa dukungan dana APBD dengan menampilkan beragam obyek seperti wisata pantai, agro wisata, wisata alam, wasata budaya, wasata kuliner. Upaya yang dilakukan kabupaten Bantaeng untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi merupakan komitmen untuk membangun daerah guna memcapai visi di bidang ekonomi mewujudkan pusat ekonomi baru merupakan pusat strategi yang dikembangkan untuk

meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat .

Bantaeng kini menjadi daerah dengan pertumbuhan yang spektakuler dengan melampaui pertumbuhan ekonomi tingkat nasional. Dahulu di Sulawesi Selatan hanya ada dua pantai yang terkenal, pantai Losari di Makassar dan pantai Bira di Bulukumba dan kini ada dua lagi pantai baru di Kabupaten Bantaeng yakni pantai Marina dan pantai Seruni yang mulai terkenal akhir-akhir ini, di era kepemimpinan bupati Bantaeng Nurdin Abdullah.

Pantai Seruni juga dilengkapi dengan jogging track, lapangan tenis, gasebo di tepi pantai. Sementara pantai Marina yang terletak di bagian timur Bantaeng tepatnya di desa Baruga, kecamatan Pa”jukukang, sangat mudah dikunjungi yang letaknya berada pada jalan poros Bantaeang-Bulukumba yang kini menjadi daerah kunjungan favorit bukan hanya bagi warga Bantaeng tetapi dari luar daerah Bantaeng. Pantai Marina menjadi Rest Area di tepi pantai yang dikelola oleh Dinas Pariwisata kabupaten Bantaeng.

Adapun fasilitas yang ada di Pantai Marina antara lain :

1. Hotel bintang lima yang dilengkapi dengan ruang konvensi

2. Restoran

3. Ruang pertemuan 4. Pelataran Parkir 5. Warung kuliner 6. Kolam memancing 7. Gazebo, Toilet 8. Taman

9. Kebun buah

(4)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

34 Tabel. 1

Jumlah Wisatawan Tahun 2015 Sumber: Dinas Pariwisata Kab.

Bantaeng, 2015

Wisatawan yang berkunjung ke kabupaten Bantaeng selama tahun 2015 meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan semakin baiknya tatanan lokasi wisata dan semakin banyak melakukan renovasi sehingga semakin banyak menarik perhatian para wisatawan baik domestik dan manca negara untuk berkunjung ke kabupaten Bantaeng. Namun dapat dilihat pada tabel kunjungan wisata dibawah ini bahwa jumlah wisatawan masih berfluktuasi seperti pada bulan- bulan tertentu. Ha ini disebabkan masih kurang optimalnya promosi pariwisata yang dilakukan di kabupaten Bantaeng. Kedatangan wisatawan baik wisatawan manca negara dan domestik di kabupaten Bantaeng telah memberikan kesejahteraan bagi penduduk setempat

karena kehadiran wisatawan akan mengunjungi objek wisata yang dikelola dan dikembangkan secara porfesional akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Kawasan wisata kabupaten Bantaeng khususnya pantai Marina yang menjadi tujuan utama hal ini akan berpengaruh pada pendapatan masyarakat sekitar.

Adanya kegiatan kepariwisataan diharapkan dapat memberi manfaat terhadap pemerintah dalam bentuk penerimaan asli daerah dan terhadap masyarakat sekitar dalam bentuk pendapatan dan peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat.

KERANGKA KONSEPTUAL Dampak Ekonomi Pariwisata

Pariwisata dapat dikelola dengan berbagai pendekatan. Pendekatan yang paling banyak diadopsi dalam mengelola pariwisata adalah pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism. Terdapat lima tujuan pariwisata berkelanjutan.

Pertama, untuk mendorong masyarakat menyadari pentingnya pariwisata dalam melestarikan lingkungan alam dan budaya. Kedua, untuk mempromosikan kesamaan dalam hal manfaat dan pengembangan masyarakat.

Ketiga, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat suatu destinasi wisata. Keempat, untuk memberikan kualitas pelayanan yang maksimal bagi para pengunjung.

Kelima, untuk mempertahankan kualitas lingkungan, yang berarti meningkatnya upaya pelestarian lingkungan dan meminimalkan dampak negatif yang dihasilkan

No Bulan Wisatawan Total 1 Januari Domestik 8013 2 Februari Domestik 4084 3 Maret Domestik 6668 4 April Domestik 6045

5 Mei Domestik 7784

6 Juni Domestik 12196

7 Juli Domestik 1026

8 Agustus Domestik 6598 9 September Domestik 6852 10 Oktober Domestik 5756 11 November Domestik 6152 12 Desember Domestik 5462

Total 76636

(5)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

35 (Davey, 1998). Selanjutnya, Gilarso

(1992) mengatakan pendapatan atau sering disebut penghasilan didefinisikan suatu bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa sumbangan seseorang terhadap proses produksi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan berupaya menggambarkan konsep program peningkatan pendapatan masyarakat Pantai Marina Kabupaten Bantaeng.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ada tiga cara yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam melakukan penelitian, peneliti melakukan pengamatan langsung di lapangan, dengan menggunakan teknik berkunjung secara langsung dan melihat daya tarik wisata yang memfokuskan pada kondisi faktual yang terjadi serta aktifitas yang dilakukan masyarakat yang berkaitan dengan aktifitas pariwisata di kabupaten Bantaeng.

Kedua, interview atau wawancara langsung yaitu dengan mewawancarai masyarakat sebanyak 10 orang informan yang ada di sekitar daya tarik wisata pantai Marina kabupaten Bantaeng. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan lisan yang relevan dengan tema sentral atau substansi penelitian. Masyarakat bersedia menjawab pertanyaan- pertanyan yang diajukan dengan peneliti. Wawancara juga dilakukan kepada informan kunci yaitu pihak birokrasi yakni Dinas Pariwisata Kabupaten Bantaeng. Ketiga,

Dokumentasi untuk daya tarik wisata yang sedang diteliti serta berbagai dokumentasi dari berbagai publikasi, laporan, buku literatur, majalah, makalah yang mendukung penelitian ini. Keempat, peneliti juga melakukan studi kepustakaan dengan melihat kajian pustaka yang diterbitkan sebelumnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Faktual Sosial Ekonomi Masyarakat

Masyarakat menjadi kata kunci kesuksesan pengembangan daerah.

Karena itu, pemerintah menyadari bahwa masyarakat harus mampu mencapai kesejahteraan baik dari segi ekonomi maupun dari segi sosial budaya. Pemerintah saat ini memprioritaskan untuk memfasilitasi masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam dan budaya yang dimiliki untuk kesejahteraan masyarakat. Hasil produksi daerah menjadi unggulan dalam meningkatkan perekonomian masyarakatnya.

Sektor pertanian menjadi sektor unggulan daerah dalam mencapai kesejahteraan ekonomis masyarakat.

Sejak tahun 2012, Bantaeng terus bergerak menggenjot hasil-hasil pertanian demi mencapai kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Ada harapan yang besar dari pemerintah dan masyarakatnya bahwa kesejahteraan yang dimiliki masyarakatnya harus lebih unggul dibandingkan daerah lain. Hal ini menjadi pemicu bahwa masyarakat harus bekerja keras memanfaatkan

(6)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

36 potensi alam yang ada untuk mencapai

kesejahteraan mereka.

Pariwisata nampaknya juga menjadi perhatian pemerintah dan masyarakatnya. Pemerintah setempat mendukung pariwisata melalui penciptaan usaha-usaha pariwisata, misalnya akomodasi, transportasi dan usaha-usaha lainnya. Dengan tidak meninggalkan usaha yang ada sekarang ini, pariwisata diharapkan mampu mendorong mencapai kesejahteraan masyarakatnya.

Perekonomian masyarakat di kabupaten Bantaeng mengalami peningkatan yang signifikan. Tabel berikut merupakan gambaran pertumbuhan ekonomi masyarakat kabupaten Bantaeng. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa perekonomian masyarakatnya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahuan. Pemanfaatan aset alam di bidang pertanian dan peternakan menjadi penting dalam mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi masyarakatnya.

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bantaeng Tahun 2008 - 2012 :

TAH UN

HARGA BERLAKU HARGA KONSTAN JUMLAH

(JUTAAN Rp.)

PERT UMBU

HAN (%)

JUMLAH (Rp.)

PERT UMBU

HAN (%) 2008 1,245,480.5

4 20.91 643,308.24 6.73 2009 1,532,910.5

9 23.07 692,237.35 7.61 2010 1,831,773.1

4 19.50 746,908.75 7.90 2011 2,181.112.0

4 19.07 809,863.38 8.43 2012 2.536.706.9

0 16.30 878.590.17 8.49 RAT

A- 19.77 7.83

TAH UN

HARGA BERLAKU HARGA KONSTAN JUMLAH

(JUTAAN Rp.)

PERT UMBU

HAN (%)

JUMLAH (Rp.)

PERT UMBU

HAN (%) RAT

A

Sumber : PDRB Kabupaten Bantaeng, 2013

Peran Pemerintah Dalam Pengem- bangan Pariwisata

Jika dilihat dari rencana strategis pengembangan daerah, nampaknya pemerintah daerah sangat memerhatikan aspek pendidikan bagi masyarakatnya. Hal ini terlihat pada pernyataan bahwa pengembangan sumber daya manusia di kabupaten Bantaeng dilaksanakan melalui pembinaan secara terpadu mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah bahkan bagi para kelompok pemuda. Dari pernyataan ini nampak bahwa pemerintah berupaya memaksilkan pendidikan bagi masyarakatnya mengingat ini merupakan salah satu strategi pengembangan yang diharapkan mampu menciptakan generasi-generasi yang siap berkompetisi dalam dunia kerja secara nasional dan internasional.

Upaya itu pula dilihat dari komitmen pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi bagi dunia pendidikan. Jika teknologi ini mampu menjadi pendamping dalam pengembangan pariwisata, maka sudah saatnya teknologi ini betul-betul dimanfaatkan untuk mempromosikan aset-aset pariwisata yang dimiliki kabupaten Bantaeng. Teknologi sangat penting mengingat promosi yang dilakukan oleh pemerintah masih

(7)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

37 mengandalkan brosur dan cara-cara

manual. Diharapkan bahwa pembinaan dan pendidikan bagi masyarakat dalam mengenal teknologi sangat penting untuk mendukung pengembangan pariwisata daerah.

Di bidang pariwisata, peran pemerintah lebih difokuskan pada perbaikan infrastruktur jalan dari dan menuju daya tarik wisata. Pemerintah menyadari bahwa kondisi jalan yang baik akan menjadi tolak ukur pengembangan pariwisata daerah.

Kondisi jalan yang baik menjadi prioritas dalam mencapai tujuan pengembangan pariwisata daerah.

Pelabuhan Mattoanging juga tidak luput dari perhatian pemerintah untuk memaksimalkan pariwisata sebagai wadah memperkenalkan potensi alam dan budaya yang dimiliki. Pelabuhan ini sangat penting untuk memberikan kemudahan bagi wisatawan lokal dan internasional dalam menikmati keindahan dan kekhasan potensi yang dimiliki kabupaten Bantaeng.

Peran pemerintah yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan akses kepada investor luar untuk menanamkan modalnya di kabupaten Bantaeng. Kemudahan fasilitasi bagi investor menjadi prioritas pemerintah dalam mendukung pengembangan pariwisata daerah tersebut. Investor menjadi tertarik ketika kemudahan- kemudahan yang diberikan oleh pemerintah mampu memberikan peluang kepada mereka akan arti penting pengelolaan aset secara profesional. Tentunya, pertimbangan kemanfaatan yang besar bagi masyarakat secara luas dan merta menjadi prinsip utama ketika

mengundang investor datang ke daerah ini.

Pemerintah juga mengisyaratkan pentingnya melibatkan generasi muda serta berbagai kelompok masyarakat untuk melihat pariwisata sebagai strategi mencapai tujuan yang diinginkan. Forum-forum masyarakat yang selama ini ada perlu didorong untuk terlibat secara aktif memanfaatkan aset daerah yang ada.

Mereka tidak serta merta hanya sebagai anggota suatu organisasi atau forum. Lebih dari itu, mereka harus didorong untuk memberikan kontribusi positif dalam kemajuan pariwisata kabupaten Bantaeng. Untuk mencapai tujuan ini, tentunya pemerintah juga harus berperan aktif mendorong dan memfasilitasi berbagai kelompok masyarakat tersebut untuk memahami dan mengembangkan pariwisata. Jika suatu forum perlu dibentuk di bidang pariwisata, maka hal ini akan menjadi langkah awal dalam menciptakan suatu wadah atau organisasi yang menampung masyarakatnya untuk menyampaikan ide-ide pengembangan pariwisata daerah.

Sesungguhnya, peran utama pemerintah khususnya pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata adalah dalam hal perencanaan dan implementasi kebijakan. Pemerintah daerah melalui dinas pariwisata diharapkan membuat kebijakan yang perhatian ke masyarakat. Kebijakan yang dimaksud di sini adalah bahwa pemerintah perlu membuat peraturan-peraturan yang memberikan kewenangan dan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berusaha di bidang

(8)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

38 pariwisata. Peraturan-peraturan

tersebut tidak serta merta dibuat dengan pandangan para staf atau pegawai yang ada di lingkungan dinas pariwisata semata. Yang diharapkan adalah pembuatan kebijakan pengembangan pariwisata seharusnya melibatkan masyarakat baik yang dilaksanakan secara representatif maupun secara parsial atau terpisah dengan mengambil perwakilan- perwakilan bagi anggota kelompok suatu masyarakat yang ada destinasi.

Selain itu, tanggung jawab moral pemerintah khususnya para staf atau pegawai yang bekerja di sektor pemerintahan perlu dibina dan ditingkatkan. Mereka perlu dibekali pengetahuan dan kesadaran akan tugas pembantuan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan. Potensi wisata yang dimiliki oleh masyarakat dimana masyarakatnya adalah masyarakat miskin perlu sentuhan pegawai (pemerintah) dengan kesadaran untuk membantu masyarakat miskin tersebut.

Jika memungkinkan, sektor pemerintahan perlu membuat rancangan atau struktur organisasi yang fungsi dan tugas utamanya adalah mengidentifikasi masyarakat miskin, memfasilitasi mereka untuk berkembang dan membantu secara maksimal jika mereka membutuhkan pendampingan dan pembantuan usaha pariwisata.

Hal yang terpenting bagi pemerintah daerah adalah memastikan bahwa program pengembangan yang direncanakan dan diimplementasikan dilaksanakan secara profesional.

Kekhawatiran akan pelaksanaan program kerja yang lebih

mementingkan aspek administrasi dan asal-asalan seharusnya dihindari.

Kegiatan yang bersifat pendidikan dan pelatihan sebagaimana yang direncanakan betul-betul memerhatikan prinsip profesionalisme.

Profesionalisme dalam hal ini dapat diartikan sebagai optimalisasi kemanfaatan program kerja bagi masyarakat dan kesesuaian target yang hendak dicapai.

Pemerintah juga diharapkan membangun kerjasama dan kemitraan dengan masyarakat. Kemitraan yang dimaksud di sini adalah kerjasama antara masyarakat dan pegawai pemerintah dalam mengembangkan aktifitas pariwisata. Masyarakat tentunya tidak dapat diambil secara keseluruhan dalam menjalankan program-program yang berhubungan dengan pariwisata. Tetapi, representasi tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat di sekitar daya tarik wisata adalah suatu strategi mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pariwisata.

Namun demikian, pemerintah juga harus menyadari bahwa terdapat tantangan dan hambatan yang mungkin akan menjadi penghalang dalam upaya membantu masyarakat melalui kegiatan pariwisata. Pertama, masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan pada umumnya kurang menyadari bahwa potensi kedaerahan berupa alam dan budayanya dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi mereka. Tantangan yang dihadapi pemerintah adalah proses menyadarkan masyarakat bagaimana jika orang luar (wisatawan) datang berkunjung ke daerah mereka.

Terdapat kecenderungan bahwa

(9)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

39 masyarakat tidak setuju dengan

aktifitas pariwisata karena dikhawatirkan kedatangan wisatawan dapat memberikan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan masyarakat dan terpengaruhnya sosial budaya dan kemasyarakat masyarakat setempat.

Kedua, keterbatasan dana dalam mempromosikan dan mengelola daya tarik wisata merupakan persoalan lazim yang terjadi di Indonesia dan hampir setiap destinasi wisata.

Idealnya, pemerintah harus memiliki dana yang cukup untuk memberikan pelayanan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat. Namun, persoalan dana terkadang menjadi penghalang atau terbatas sehingga harapan pemberian pendidikan dan pelatihan tersebut tidak dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Untuk mengatasi keterbatasan dana tersebut, pemerintah diharapkan bekerja sama dengan pihak swasta dengan fokus kerjasama pada peningkatan kapasitas masyarakat berupa pendidikan bimbingan teknis atau workshp bidang usaha-usaha kreatif di bidang pariwisata.

Ketiga, dukungan dari masyarakat tidak sepenuhnya diperoleh oleh pemerintah daerah.

Berbagai faktor penyebab rendahnya dukungan masyarakat tersebut, misalnya, tidak meratanya kesempatan bekerja dan berusaha serta tidak meratanya manfaat ekonomis dari kegiatan pariwisata. Untuk mengatasi hal ini, diharapkan bahwa masyarakat dan pemerintah menjalin mitra yang kuat dengan dengan berbagai pendekatan ke masyarakat. Pendekatan ke masyarakat ini dapat dilakukan

dengan persuasif serta memastikan bahwa nilai-nilai budaya masyarakat dijunjung dengan tinggi serta mengedepankan kesejahteraan masyarakat.

Keempat, rendahnya

keterampilan, pendidikan dan pengetahuan masyarakat akan pariwisata serta hal-hal yang bersifat sosial ekonomi menjadi tantangan bagi pemerintah. Masyarakat yang tinggal di pedesaan biasanya hanya memiliki pendidikan yang rendah sehingga keterampilan mereka hanya diperoleh secara turun temurun dari orang tua.

Keterampilan mereka mungkin saja pengetahuan yang bersifat fisik seperti nelayan, bertani namun terbatas pada keterampilan yang bersifat kreatifitas.

Dengan demikian, sudah saatnya masyarakat diberikan keterampilan baik yang berhubungan dengan pariwisata maupun hal-hal yang bersifat usaha kreatif.

Strategi Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui Pariwisata

Pariwisata sebagai alternatif peningkatan pendapatan masyarakat disadari mampu menjadi pendorong peningkatan perekonomian masyarakat. Sejak pemerintah mendukung program pengembangan pariwisata daerah, masyarakat mulai menciptakan upaya-upaya kreatif dalam memanfaatkan pariwisata sebagai alternatif mencari sumber- sumber penghasilan. Salah satu bukti bahwa pariwisata menjadi alat penting dalam pengembangan masyarakat adalah eksistensi pantai Marina di kabupaten Bantaeng yang menjadi

(10)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

40 salah satu tempat favorit wisatawan

ketika mengunjungi daerah ini.

Pantai ini menjadi pilihan bagi banyak wisatawan lokal untuk menikmati suasana kabupaten Bantaeng. Dengan dibukanya area ini sebagai aset pariwisata, terdapat beberapa aktifitas yang mendukung keterlibatan dan kesadaran masyarakat bahwa pariwisata bukan hanya sebagai kedatangan orang untuk berekreasi, tetapi juga untuk memberikan manfaat ekonomis. Usaha-usaha di bidang ekonomi yang dijalankan masyarakat nampaknya menjadi pendorong bagi kelompok masyarakat lainnya untuk ikut serta dalam aktifitas perdagangan demi memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga. Mereka yang menjadi staf atau karyawan di suatu usaha dan menjajakan barang dagangan adalah bukti bahwa pariwisata mampu menjadi alternatif membantu perekonomian masyarakat.

Pariwisata masih memungkinkan untuk mendorong manfaat bagi masyarakat secara maksimal. Paling tidak, beberapa strategi dapat diterapkan untuk memaksimalkan pariwisata tersebut. Pertama, Perlu sosialisasi secara menyeluruh yang dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakat. Sosialisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah memberikan informasi atau pemahaman kepada masyarakat makna dan arti pentingnya masyarakat. Kebanyakan masyarakat khususnya yang tinggal di pedesaan kurang menyadari bahwa pariwisata dapat menjadi pendorong peningkatan pendapatan. Pemahaman mereka terbatas pada kedatangan wisatawan untuk melihat budaya dan alam

mereka. Dengan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat akan diberikan pemahaman secara menyeluruh akan pariwisata itu sendiri.

Kedua, pemberian keterampilan berupa pendidikan dan latihan (workshop) kepada masyarakat juga menjadi strategi penting dalam memanfaatkan pariwisata untuk kepentingan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan ini sebaiknya difokuskan pada bagaimana masyarakat mendapatkan keterampilan dan pemahaman untuk membuka usaha- usaha kreatif di bidang pariwisata.

Masyarakat pada umumnya tidak memiliki keterampilan mengenai cara- cara memulai suatu usaha apalagi jika berkaitan dengan pariwisata. Namun tidak dapat dihindari juga bahwa terdapat juga masyarakat yang tanpa disampaikan telah terlibat secara aktif dalam memanfaatkan kedatangan wisatawan untuk mencari sumber- sumber penghasilan.

Ketiga, pendidikan dan pelatihan yang telah diperoleh oleh masyarakat perlu ditindaklanjuti dengan upaya pemberian atau fasilitasi memperoleh modal usaha. Tidak dapat dihindari bahwa kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diberikan mungkin akan berlalu begitu saja jika tidak disertai dengan tindaklanjuti pemberian modal usaha. Masyarakat membutuhkan pendampingan dalam memperoleh modal usaha agar keterampilan dan informasi yang mereka peroleh tidak sia-sia begitu saja. Karenanya, pemerintah tetap disarankan untuk membantu

(11)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

41 masyarakatnya untuk mendapatkan

bantuan modal usaha pariwisata.

Strategi peningkatan perekonomian masyarakat melalui pariwisata diselenggarakan dengan memerhatikan prinsip-prinsip meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara khusus, prinsip- prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

Masyarakat adalah sasaran utama pengembangan pariwisata suatu daerah. Karena itu, program pendidikan dan pelatihan yang direncanakan dan dijalankan oleh pemerintah maupun organisasi- organisasi non-pemerintah perlu memprioritaskan masyarakat yang paling membutuhkan bimbingan pendidikan dan pelatihan. Ada kecenderungan bahwa program pendidikan dan pelatihan lebih mengikutsertakan kelompok masyarakat yang sudah memiliki pekerjaan. Padahal, masyarakat dengan pekerjaan tidak tetap lebih membutuhkan pembimbingan dan pendampingan dibanding mereka yang secara finansial telah mapan.

Masyarakat yang tinggal di sekitar daya tarik wisata perlu juga diberikan pendampingan dan pelatihan mengenai kepariwisataan. Tidak dapat dihindari bahwa kecenderungan masyarakat luar yang datang ke suatu daya tarik lebih kreatif berusaha untuk mendapatkan keuntungan ekonomis dibanding mereka yang tinggal di sekitar daya tarik wisata. Idealnya, pengelolaan daya tarik wisata dikelola oleh masyarakat sekitar agar masyarakatnya menyadari dan memahami manfaat pariwisata bagi kesejahteraan masyarakat. Prinsip

prioritas pengembangan masyarakat di sekitar daya tarik wisata ini harus menjadi pegangan ketika program sosialisasi dan pelatihan pariwisata bagi masyarakat akan dijalankan.

Prinsip pemerataan pemanfaatan daya tarik wisata untuk kesejahteraan masyarakat harus diperhatikan. Di Pantai Marina, terdapat masyarakat yang tinggal disekitar daya tarik wisata tersebut baik yang tinggal jauh dari lokasi pantai tersebut maupun mereka yang tinggal tidak jauh dari daya tarik wisata pantai tersebut. Umumnya, masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan khususnya di daerah pantai, mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan. Selain menjadi nelayan, mereka sebaiknya diberikan kegiatan workshop akan usaha kreatif yang dapat dijalankan mengingat wisatawan yang datang mengunjungi daerah mereka membutuhkan pelayanan yang baik dan memuaskan dari masyarakatnya.

Banyak kebutuhan yang diharapkan oleh wisatawan ketika mereka berada di destinasi wisata.

Namun tidak jarang, harapan mereka tidak dapat terpenuhi mengingat masyarakatnya belum memaksimalkan pelayanan ke pengunjung dan wisatawan. Prinsip pemerataan ini memandang bahwa segala lapisan masyarakat memiliki hak yang sama untuk mengembangkan usaha di bidang pariwisata. Karena itu, dibutuhkan kesadaran masyarakat dalam mengembangkan usaha pariwisata dengan memerhatikan prinsip pemerataan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat yang ada di sekitar daya tarik wisata dan

(12)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

42 masyarakat kabupaten Bantaeng secara

umum.

Prinsip pelayanan menjadi prasyarat bagi kesuksesan pengembangan pariwisata bagi masyarakat. Masyarakat pada dasarnya memiliki nilai-nilai budaya berupa sopan santun yang berdasarkna prinsip tradisional. Nilai-nilai budaya tradisional ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan dengan memberikan pemahaman bahwa wisatawan mengharapkan pelayanan yang lahir dari hati semata-mata keikhlasan dalam memberikan pelayanan.

Dalam konteks pariwisata, pelayanan yang dapat dihubungkan dengan hospitaliti perlu disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki masyarakat setempat.

Sepanjang nilai-nilai budaya itu adalah tidak bertentangan dengan budaya manusia secara umum dan bahkan justru mendorong pemberian pelayanan yang maksimal kepada pengunjung, maka hal tersebut perlu diterapkan. Prinsip pelayanan adalah salah satu prasyarat bagi keinginan wisatawan untuk berkunjung kembali ke destinasi yang mereka kunjungi sebelumnya.

KESIMPULAN

Setelah melihat pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kondisi faktual sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Bantaeng menunjukkan sudah terdapat masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pariwisata di Pantai Marina Bulukumba, masyarakat disekitar sudah menyadari bahwa pariwisata dapat menjadi

alternatif peningkatan perekonomian.

Pemarintah Kabupaten Bantaeng telah bekerja untuk memaksimalkan pengembangan pariwisata daerah khususnya dalam mengoptimalkan Pantai Marina ssebagai daya tarik wisata utama daerah terssebut. Peran pemerintah dalam memajukan pariwisata dirasakan masyarakat sebagai langkah yang baik dalam menunjang program pengembangan ekonomi masyarakat Bantaeng.

terutama dalam hal peninglka tan pendapatan disekitar obyek wisata tersebut.

Adapun strategi yang diterapkan untuk memaksimalkan pariwisata tersebut perlu sosialisasi secara menyeluruh yang dilakukan pemerintah untuk masyakarakat, pemberian keterampilan berupa pendidikan dan latihan tentang pariwisata yang ditindak lanjuti dengan pemberian atau fasilitasi memperoleh modal usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Austriana, I. 2005, Analisis faktor yang mempengaruhi penerimaan daerah dari sektor pariwisata.

Disertasi Tdak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Basuki, P. 1993. Petunjuk wisata dalam negeri. Jakarta dan Telekomunikasi Direktorat Jenderal Pariwisata, Jakarta.

Davey, K.J. 1998. Pembiayaan pemerintah daerah, praktek- praktek internasional dan relevansinmya bagi dunia kerja, Jakarta: UI Press.

(13)

P3M Politeknik Pariwisata Makassar

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168

Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 31-43

43 Marpaung, H. 2002, Pengetahuan

kepariwisataan, Penerbit Alfabet, Bandung.

Spillane, J. 1987. Pariawisata Indonesia. Yogyakarta:

Kanisius.

Wikipedia, 2014. Kabupaten Bantaeng http://id.wikipedia.org/wik/

kabupaten Bantaeng //diakses tgl 17 April 2015.

Yoeti, O.A. 2008. Ekonomi pariwisata. Jakarta. Kompas.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan rata-rata persentase seluruh ranah kognitif yaitu sebesar 45.71% sehingga hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran daring pada materi bangun ruang

Dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan agar pelanggan tersebut puas, ada banyak hal yang dapat dilakukan perusahaan dari segi pelayanan misalnya, kecepatan

Derajat hidrolisis yang dihasilkan dari proses hidrolisis protein ikan lele dumbo pada kondisi optimum sebesar 35,37%, lebih tinggi dibandingkan dengan hidrolisat protein ikan

Bila hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antara suami istri terbukti ada hubungan yang meyakinkan dengan kebahagiaan perkawinan, maka komunikasi antara suami istri

Hasil uji t menunjukkan bahwa hasil hipotesis I yang berbunyi “Environmental performance berpengaruh terhadap environmental disclosure pada perusahaan

Evaluasi pembelajaran yang dibuat dan rencanakan disesuaikan dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar sehinga mudah menjabarkannya.. dasar guru juga merencanakan waktu

Table 20: Relationship between learners perceived level of success and their beliefs about grammar learning I like to learn English language

Analisis statistik berdasarkan ANOVA terhadap data daripada ujian ketoksikan ekstrakan terhadap kulat pereput putih mendapati bahawa bongkah kayu getah yang dirawat dengan