• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH TERAPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA ILMIAH TERAPAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH TERAPAN

OPTIMALISASI SISTEM ALARM KEBAKARAN DI KAPAL KM.

DHARMA KARTIKA IX

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

OLIVE MORLA DE OXSEN MONOARFA NIT.02.14.262.1.43/E

ELEKTRO TECHNICAL OFFICER

PROGRAM DIPLOMAIII ELEKTRO PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2019

(2)

OPTIMALISASI SISTEM ALARM KEBAKARAN DI KAPAL KM. DHARMA KARTIKA IX

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

OLIVE MORLA DE OXSEN MONOARFA NIT.02.14.262.1.43/E

ELEKTRO TECHNICAL OFFICER

PROGRAM DIPLOMAIII ELEKTRO PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2019

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : OLIVE MORLA DE OXSEN MONOARFA

Nomor Induk Taruna : 02.14.262/E

Program : ELECTRO TECHNICAL OFFICER

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

OPTIMALISASI SISTEM ALARM KEBAKARAN DI KAPAL KM. DHARMA KARTIKA IX

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, ...

OLIVE MORLA DE OXSEN MONOARFA

(4)

iii

PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : OPTIMALISASI SISTEM ALARM KEBAKARAN DI

KAPAL KM. DHARMA KARTIKA IX Nama Taruna : Olive Morla De Oxsen Monoarfa

NIT : 02.14.262/E

Jurusan : Diploma-III Elektro Pelayaran Program Diklat : Ahli Elektro Pelayaran

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

Surabaya, ………

Menyetujui :

Mengetahui :

Ketua Jurusan Elektro Pelayaran

A.A. ISTRI SRI WAHYUNI, S.Si.T .,M.Sda.

Penata Tk. I (III/d) NIP. 19781217.200502.2.001 Pembimbing I

SRI MULYANTO H, ST. MT.

Pembina (IV/a)

NIP. 19720418.199803.1.002

Pembimbing II

ELLY KUSUMAWATI, SH. MH.

Penata Tk.I (III/d) NIP.19811112.200502.2.001

(5)

iv

PENGESAHAN

KARYA ILMIAH TERAPAN

OPTIMALISASI SISTEM ALARM KEBAKARAN DI KAPAL KM. DHARMA KARTIKA IX

Disusun Oleh :

OLIVE MORLA DE OXSEN MONOARFA 02.14.262 / E

Ahli Elektro Pelayaran

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya

Pada Tanggal ………

Mengetahui :

Mengetahui :

Ketua Jurusan Elektro Pelayaran

A.A. ISTRI SRI WAHYUNI, S.Si.T .,M.Sda.

Penata Tk. I (III/d) NIP. 19781217.200502.2.001

Penguji II

SRI MULYANTO H, ST. MT.

Pembina (IV/a)

NIP. 19720418.199803.1.002

Penguji III

ELLY KUSUMAWATI, SH. MH.

Penata Tk.I (III/d) NIP. 19811112.200502.2.001 Penguji I

Drs. SUHARTO, MT.

Pembina Tk.I (IV/b) NIP. 19661219.199403.1.001

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “OPTIMALISASI SISTEM ALARM KEBAKARAN DI ATAS KAPAL KM. DHARMA KARTIKA IX” perusahaan milik PT DHARMA LAUTAN UTAMA ini dengan baik saya selesaikan meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada :

1. Direktur Politeknik pelayaran Surabaya beserta jajarannya yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanannya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini.

2. Dosen pembimbing I maupun II, yang dengan penuh ketekunan dan kesabaran membimbing saya dalam penulisan proposal ini.

3. Bapak / Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan program studi Elektro Pelayaran Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memeberikan bekal ilmu sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini.

4. Rekan-rekan taruna yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga penulisan proposal ini dapat terselesaikan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Surabaya, ...

Penyusun

Olive M De Oxsen

(7)

vi

ABSTRACT

OLIVE MORLA DE OXSEN MONOARFA

,

OPTIMALIZATION OF THE FIRE ALARM SYSTEM ON SHIP MV. DHARMA KARTIKA IX. Guide by Mr. Sri Mulyanto H, ST. MT. and Mrs. Elly Kusumawati, SH. MH. Lately there are often fires caused by several factors including human erorr. The process of fire is always predictable beforehand. Generally a fire is known if the state of the fire has started to enlrge or smoke has come out of the area on the ship. In the case the authors formulated several problems that will be described in the next chapter that is What is the cause of the malfunctioning of the smoke detector when there is a fire on the ship. Based on the results of the author;s interview on the shipMv. Dharma Kartika IX, smoke detector malfunction is due to dust or dirt that sticks to the tool. Thus is due to lack of maintenance of this tool. Research used by the author in making observatins aboutOptimalization Of The Fire Alarm System On Ship Mv. Dharma Kartika IXis using a qualitative approach. Qualitative research is a research method using data and writing with the behavioral attitudes of several people who were the object of the study.Based on the author’s analysis of the non-functioning smoke detector on the shipis the smoke detector that really needs to be cleaned so that there is no dust or dirt attached, so this tool canfunctioning maximum and optimally.

Keyword : smoke detector, alarm, Treatment and the cause of the non functioning smoke detector.

(8)

vi

ABSTRAK

OLIVE MORLA DE OXSEN MONOARFA

,

OPTIMALISASI SISTEM ALARM KEBAKARAN DI KAPAL KM. DHARMA KARTIKA IX.

Dibimbingoleh Sri Mulyanto H, ST. MT. dan Elly Kusumawati, SH. MH.

Akhir-akhir ini sering terjadi kebakaran yang disebabkan oleh beberapa faktor termasuk faktor kelalaian manusia. Proses datangnya kebakaran selalu tanpa dapat diprediksi terlebih dahulu. Umumnya kebakaran diketahui apabila keadaan api sudah mulai membesar atau asap sudah mengepul keluar dari area di atas kapal. Dalam hal ini penulis merumuskan beberapa masalah yang akan diuraikan dalam bab selanjutnya yaitu Apa penyebab tidak berfungsinya smoke detector ketika terjadi kebakaran diatas kapal.Berdasarkan hasil wawancara penulis di kapal KM. Dharma Kartika IX, tidak berfungsinya Smoke Detector ini dikarenakan adanya debu atau kotoran yang menempel pada alat itu dan tidak adanya arus/aliran pada AC/DC. Hal ini disebabkan kurang adanya perawatan terhadap alat ini. Penelitian yang digunakan penulis di dalam melakukan pengamatan tentang Optimalisasi Sistem Alarm Kebakaran Di Atas Kapal KM. Dharma Kartika IX adalah menggunakan Pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan data dan tulisan serta sikap perilaku dari beberapa orang yang dijadikan objek penelitian tersebut. Berdasarkan uraian analisa penulis tentang tidak berfungsinya smoke detector dikapal adalah smoke detector itu sangat perlu dilakukan pembersihan agar tidak ada debu atau kotoran yang menempel, sehingga alat ini bisa berfungsi dengan baik dan maksimal.

Kata kunci : smoke detector, alarm, Perawatan, dan penyebab tidak berfungsinya smoke detector.

(9)

vii

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 2

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian ... 5

B. Landasan Teori ... 7

1. Pengertian Alarm Kebakaran ... 7

2. Jenis-Jenis Alarm ... 8

3. Cara Kerja Alarm... 11

C. Perawatan Dan Pengecekan Alarm Kebakaran ... 15

D. Fungsi Dan Manfaat Alarm ... 17

E. Komponen Pada Alarm ... 18

F. Kerangka Penelitian ... 20

(10)

viii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Lokasi Penelitian ... 22

C. Teknik dan Metode Pengumpulan data ... 22

D.Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 24

B.Analisa Hasil Peneliian ... 25

C.Pembahasan ... 27

BAB V PENUTUP A.KESIMPULAN ... 29

B.SARAN ... 29

DAFTAR PUSTAKA

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.a.1 Alarm Jenis ROR (Rate of Rise) Heat Detector... 9

2.b.1 Alarm Jenis Fix Temperatur... 9

2.c.1 Alarm Jenis Smoke Detector ... 10

3.a.1 Splinker... 11

3.b.1 Sprinkler Fusible Element Type dan Bulb Type... 12

3.a.2 Manual Call Point (MCP) ... 12

3.b.2 Fire Bell ... 12

3.c Indikator Lamp... 14

3.d Remote Indicating Lamp ... 14

3.e Smoke Fan ... 15

3.f Flow Chart ... 20

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah perairan dan lautan. Banyak aktifitas dilakukan dengan mengandalkan perhubungan melalui laut. Salah satunya adalah aktifitas dalam memindahkan barang atau orang dari satu pulau ke pulau lainnya dan harus melewati laut. Oleh karena itudibutuhkan industri penyedia jasa seperti pelayaran kapal laut, namun industri penyedia jasa seperti pelayaran kapal laut pun tidak terlepas dari konsekuensi dan risiko yang besar disetiap pekerjaannya.

International Maritime Organization (IMO) mengeluarkan beberapa peraturan yang bertujuan untuk menjamin keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan polusi seperti MARPOL, International Safety Management Code (ISM Code), Safety of Life at Sea (SOLAS), Internasional Industry Codes ofPractices and Guidelines, dll. ISM Code yang dibukukan dalam konvensi SOLAS chapter IX (6) telah menjadi keharusan sejak 1 Juli 1998 akan mengharuskan 128 negara danhampir 97% kapal niaga di dunia untuk mengikuti aturan-aturan yang ada didalamnya, termasuk didalamnya adalah kapal penumpang, kapal penumpang cepat, kapal tanker dan pengangkut gas, kapal curah dan kapal-kapal lainnya. ISM Code juga dimaksudkan sebagai standar internasional dalam pengoperasian dan manajemen kapal dengan memberikan aturan-aturan keselamatan dalam

(13)

2

pengoperasian kapal serta lingkungan/kondisi kerja yang aman, pengamanan terhadap semua potensi resiko yang teridentifikasi, pengembangan secara berkelanjutan terhadap kemampuan manajemen keselamatan personil di kapal dan di darat.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merencanakan melakukan penelitian dengan judul : “OPTIMALISASI SISTEM ALARM KEBAKARAN DI ATAS KAPAL KM. DHARMA KARTIKA IX”

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam hal ini penulis merumuskan beberapa masalah yang akan diuraikan dalam bab selanjutnya yaitu :

1) Apakah penyebab tidak berfungsinya Smoke Detector ketika terjadi kebakaran diatas kapal ?

2) Bagaimana perawatan yang harus dilakukan dengan baik dan benar ?

C. BATASAN MASALAH

Mengingat luasnya permasalahan, penulis menganggap perlunya mengambil batasan – batasan dengan maksud agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasan. Dari sekian banyak faktor yang mengakibatkan gangguan atau masalah dalam alarm kebakaran di kapal maka penulisannya menganalisa prosedur dan

(14)

3

menentukan cara agar dapat selalu standby untuk mengidentifikasi bila terjadi kebakaran dikapal.

D. TUJUAN PENELITIAN

Dari latar belakang di atas dapat dituliskan tujuan penulisan laporan ini untuk mendapatkan pengetahuan mengenai prosedur serta prinsip kerja dari alarm kebakaran dan mengetahui :

1) Untuk mengetahui apa penyebab tidak berfungsinya smoke detector ketika terjadi kebakaran diatas kapal

2) Untuk mengetahui bagaimana perawatan yang harus dilakukan dengan baik dan benar

E. MANFAAT PENELITIAN

1) Sebagai gambaran kepada pembaca utamanya bagi rekan-rekan taruna tentang alarm kebakaran.

2) Menambah pengetahuan kita tentang manfaat dan cara kerja alarm kebakaran.

3) Bagi penulis:

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkandan menguji teori-teori yang sudah didapat dan menambah pengetahuan penulis tentunya tentang masalah-masalah yang diteliti.

Menambah ilmu yang sudah di pelajari dalam penelitian tersebut

(15)

4

4) Bagi pembaca:

Sebagai pengetahuan dan membantu pembaca dalam meningkatkan perbendaharaan ilmu, serta sebagai acuan untuk melakukan tindakan yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas.

5) Bagi perusahaan pelayaran:

Dari hasil penilitian ini diharapkan perusahaan dapat memberikan kebijakan-kebijakan dalam usaha perawatan dan penyediaan suku cadang.

(16)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya sebagai berikut :

1. Aloek Mantara, Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire Alarm (sistem pengindra api)

Definisi Alarm adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberikan peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire fighting). Peralatan utama dari sistem protection ini adalah MCFA (Main Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel(FACP). MACP berfungsi menerima sinyal masuk (input signal) dari detektor dan komponen pendeteksi lainnya (Fixed Heat detector dan smoke detector). Macam-macam sistem pendetekstian dalam prakteknya, ada 3 sistem pendeteksian dari fire protection ini, yaitu: Non addressable System, Semi addresable System, Full Adresable System.

a) Non addresable System : sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem ini MCFA menerima sinyal masukan langsung dari detektor (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan komponen output (keluaran) untuk merespon input (masukan) tersebut.

(17)

6

b) Semi Addresable System : pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detektor dan alat penerima masukan (input) berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai alamat yang spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler yang mengumpulkannya. Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari satu lantai dalam bangunan/

gedung.

c) Full Addresable System : Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada sistem ini semua detektor dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami kebakaran.

2. Suliyanto, Muradi dan A.S Latief (2006)

Sensor kebakaran yang terpasang di IRM terdiri dari detektor asap ionisasi atau foto elektrik, detektor panas dan Manual Call Point yang terbagi kedalam 102 zona.Sistem alarm kebakaran di IRMmerupakan sistem konvensional dengan beberapa rangkaian detektor yang terpasang didalam ruang yang dipantau, dimana masing- masingnetworkterdiri dari 1 atau lebih detector. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Fire Detector Alarm di kapal atau dimanapun sangat diperlukan karena alat ini berfungsi untuk memberi tanda terjadinya bahaya di kapal.

(18)

7

3. Dwi Nirmalasari (Pendeteksi Kebakaran) (2014)

Alarm Pendeteksi Kebakaran, Fire alarm Detector (alarm kebakaran) merupakan salah satu alat pendeteksi kebakaran yang akan berbunyi ketika terjadi kebakaran. Semua komponen dari alarm kebakaran harus diperiksa secara teratur untuk memastikan bahwa peralatan tersebut bekerja dengan baik. Fire Alarm Protection adalah bentuk pengaman terhadap kecelakaan akibat kebakaran. Oleh karena itu pemasangannya melalui banyak bertimbangan dan pemeriksaan sampai rangkaian pengaman tersebut benar-benar diyakini dapat beroperasi dengan baik

B. LANDASAN TEORI

Pada landasan teori ini tentang sumber teori yang kemudian akan menjadi dasar dari pada penelitian. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami mengapa masalah atau tema yang diangkat dalam penelitiannya. Disamping itu landasan teori juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengetahuan yang lebih luas. Pada landasan teori ini penulis memaparkan tentang pengertian maupun prinsip kerja tentang alarm kebakaran.

1. PENGERTIAN ALARM KEBAKARAN

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi, peringtan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi

(19)

8

penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja).

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/alarm

2. JENIS-JENIS ALARM a. ROR (Rate of Rise)

ROR termasuk juga ke dalam heat detector atau pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m² untuk ketinggian plafon 4m. Sedangkan untuk plafon lebih tinggi, area deteksinya berkurang menjadi 30m².

Ketinggian pasangan max hendaknya tidak melebihi 8m. Umumnya pada titik 55°C - 63°C sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarmbel kebakaran. Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak sempat meluas ke area lain.

Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa.

Saklar akan kontak saat mendeteksi panas, karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm.

Jika dipasang pada panel Fire Alarm, maka terminalnya dalah L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memilki plus-minus. Sedangkan sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).

(20)

9

Gambar 2.a.1 Alarm Jenis ROR (Rate of Rise) Heat Detector Sumber : http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/06/tentang-

fire-alarm-sistem.html

b. Fix Temperatur

Fix Temperatur termasuk juga ke dalam Heat Detector.

Berbeda dengan ROR, Fix Temperatur baru akan mendeteksi pada derajat panas yang langsung tinggi. Alasannya jika pada area itu dipasang ROR, maka akan rentan terhadap False ALARM (ALARM Palsu) sebab hembusan panasnya saja sudah bisa menyebabkan ROR medeteksi. Area efektif detektor jenis ini adalah 30m² (pada ketinggian plafon 4m). Seperti halnya ROR, kabel terbalik yang diperlukan untuk detektor ini cuma 2, yaitu L dan LC.

Gambar 2.b.1 Alarm Jenis Fix Temperatur

Sumber : http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/06/tentang-fire- alarm-sistem.html

(21)

10

c. Smoke Detector

Smoke Detector atau pendeteksi asap yang masuk ke dalamnyaa. Asap memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini(smokedensity) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka smoke memerlukan tegangan pada tipe 2- wire maka tegangan ini disupply dari panel fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunkan 2 kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-wire (12VDC), maka tegangan minus 12VDC-nya disupply dari panel alarmbiasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya. Area proteksinya mencapai 150m² untuk ketinggian plafon 4m.

Gambar 2.c.1 AlarmJenisSmoke Detector

Sumber : http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/06/tentang-fire-alarm- sistem.html

(22)

11

Jenis-jenis Smoke Detector

a) Ionisaion Smoke Detector, yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif Am yang ada di dalam ruang detektor (smoke chamber).

b) Photoelectric Type Smoke Detector (Optical), yang bekerja berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detektor oleh adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu.

Sumber : http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/06/tentang- fire-alarm-sistem.html

3. CARA KERJA ALARM a) INDIKATOR ALARM

Gambar 3.a 1Splinker Sumber :Provicion-soc.com

Indikator Alarm ada beberapa jenis, yang paling umum digunakan adalah indikator jenis fire splinker. Pada prosenya splinkerakan bekerja secara otomatis bila segelnya pecah akibat adanya panas dari api kebakaran.

(23)

12

Sprinkler dapat pula dibagi menjadi dua kategori berdasrkan mode aktivasi pengiriman air, yaitu sebagai berikut:

a. Dalam versi “fusible element”, memanaskan stopper metal yang menyumbat lubang pengiriman air.

b. Dalam versi “bulb”, temperatur tinggi memanaskan cairan dalam bohlam kaca (glass bulb), sampai bulb pecah.

Gambar 3.b 1 Sprinkler Fusible Element Type dan Bulb Type Sumber :Control Fire Protection

Selain indikator jenis fire sprinkler diatas jenis-jenis indkator alarm lainnya adalah sebagi berikut:

a. Manual Call Point (MCP)

Gambar 3.a 2 Manual Call Point (MCP)

(24)

13

Sumber :http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/tentang-fire-alarm- sistem.html

Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakarn (fire bell) secara manual dengan cara memecahkan kaca atau plastik transparan di bagian tengahnya. Istilah lain untuk alat ini adalah emergency break glass. Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah soal lokasi penempatan nya, jika unit ini diletakkan di lokasi yang terlihat oleh banyak orang, sering dilewati oleh orang atau berlarian ke luar ruangan maupun itu di dalam kapal dan mudah dijangkau.

b. Fire Bell

Gambar 3.b 2Fire Bell

Sumber :http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/tentang-fire-alarm- sistem.html

Fire Bell yaitu lonceng yang mengindikasikan adanya bahaya kebakaran. Fire Bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas. Suaranya cukup nyaring dalam jarak yang relatife jauh.

Tegangan output yang kelur dari panel fire alarm adalah 24VDC, sehingga jenis fire bell 24VDC banyak digunakan sekalipun versi 12VDC juga tersedia.

(25)

14

c. Indicator Lamp

Gambar 3.c Indicator Lamp

Sumber :http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/tentang-fire-alarm- sistem.html

Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai pertanda akif tidaknya sistem fire alarm atau sebagai tanda adanya kebakaran. Di dalamnya hanya berupa lampu bohlam (bulb berdaya 30V/2W atau lampu LED berarus rendah. Oleh karena itu, dalam sistem yang normal (tidak pada saat kebakaran) maka lampu ini menyala (on). Sebaliknya apabila lampu mati, tentu saja ada trouble pada power. Pada beberpa merk, indikasi kebakaran dinyatakan dengan lampu indikator yang berkedip-kedip.

d. Remote Indicating Lamp

Gambar 3.d Remote Indicating Lamp

(26)

15

Sumber :http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/tentang-fire-alarm- sistem.html

Berbeda dengan Indicator Lamp, maka Remote Indicating Lamp akan menyala saat terjadi kebakaran. Detector Heat atau Smoke yang akan dihubungkan dengan unit ini harus ditempatkan pada Mounting Base 3-kabel. Lampu ini dipasang di luar ruangan tertutup

(closed room), seperti ruang panel listrik, ruang genset, ruang pompa dan semisalnya.

e. Smoke Fan

Gambar 3.e Smoke Fan

Sumber :http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/tentang-fire-alarm- sistem.html

FAN atau kipas yang hidup secara otomatis ketika ada indikasi alarm berfungsi membuang udara keluar dari dalam ruangan.

C. PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN SISTEM FIRE ALARM Pemeriksaan dan perawatan secara teratur dengan cara Regulator Inspection, Maintenance dan bila mana perlu testing. Objektif pemeriksaan siaga digunakan bila terjadi kebakaran.

(27)

16

1. Pemeriksaan / Pemeliharaan secara berkala tiap 3 bulan sekali antara lain :

a. Dilihat secara Visual kondisi peralatan dalam kondisi Baik, (tidak rusak/pecah)

b. Check dan tes Battery Back Up, Power Supply Unit Panel MCFA melalui alat ukur.

2. Pemeriksaan / pemeliharaan dan testing dari Fire ALARM dilaksanaan paling tidak 6 bulan sekali

Secara berkala sistem Fire harus di cek untuk meyakinkan bahwa MCFA, Detector, Bell, Indicator Lamp berfungsi Normal, dengan memastikan mengikuti panduan dan intruksi dari brand yang dipasang.

3. Pemeliharaan Rutin Peralatan Utama

Perawatan Master Control Fire Alarm (MCFA), pada dasarnya bahwa Panel kontrol membutuhkan perawatan yang tidak begitu rumit, dalam hal ini bahwa kontrol panel bekerja hanya mengelola tegangan sesuai dengan fungsi dari powertersebut. Beberapa perawatan yang harus kita lakukan untuk memperpanjang usia dari kontrol panel adalah sebagai berikut :

a) Gunakan Stabilizer atau UPS adalah

Menggunakan stabilizer atau UPS yang baik ini bertujuan untuk menjaga tegangan yang diterima oleh power supply tetap stabilizer atau UPS sebab banyak perangngkat elektronika (hampir 90 %) kerusakannya disebabkan oleh tegangan listrik yang tidak stabil (turun naik)

(28)

17

b) Bersikan kotoran (debu) didalam MCFA

Kotoran (debu) yang menempel pada power supply/board CPU MCFA dapat menyebabkan beberapa hal, misalnya jerjadinya hubungan singkat antar komponen masih banyak lagi.

pembersian ini dapat menyelamatkan dari kerusakan yang tidak diinginkan.

c) Jangan Meletakkan MCFA di dekat Fentilasi Udara

Sirkulasi udara didalam ruangan berbeda dengan sirkulasi udara di dalam panel MCFA Sirkulasi udara didalam ruangan yang masuk melalui pentilasi udara biasanya membawa udara lembab ini dapat menyebabkan suhu sekitar Panel MCFAmenjadi lembab, dan kaki - kaki komponen electronika (terutama IC) menjadikarat dan padakhirnya terjadi hubungan singkat antar komponen hingga menyebabkan kerusakan.(Sumber:https://tjhonsyah.files.wordpress.com/2015/

04/perawatan-fire-alarm.pdf)

D. FUNSI DAN MANFAAT ALARM

Alarm berfungsi memberitahukan apabila terjadi bahaya dan kerusakan ataupun kejadian tidak diharapkan pada jaringan melalui sinyal sehingga memberikan peringatan secara jelas agar dapat di antisipasi. Instalasi dan peralatan fire alarm berfungsi sebagai alat pendeteksi awal dari bahaya kebakaran, agar bahaya kebakaran yang terjadi dapat diatasi dengan segera sehingga bisa terhindar dari resiko yang lebih besar dan fatal.

(29)

18

Adapun manfaat dari alarm tersebut adalah untuk mengurangi akibat atau resiko kerugian dari kecelakaan/kebakaran yang terjadi. Pada saat kebakaran terjadi sensor pada alarm akan mendeteksi kecelakaan/kebakaran.

E. KOMPONEN PADA ALARM

Alarm ini akan segera menyala jika sensor detector pada fire protection menangkap objek yang dianggap akan menjadi penyebab kebakaran. Misalnya api, gas, asap, dan berbagai hal lain yang mungkin bisa menyebabkan kebakaran.

` Berikut beberapa komponen alarm kebakaran yang menyusun pada komposisinya :

1. Panel Alarm Kebakaran

Bisa dikatakan bahwa panel alarm kebakaran ini adalah pusat utama dari segala sistem rangkaian penadam kebakaran. Di sinilah nantinya akan dimonitor berbagai masukan dan output untuk memastikan bahwa alarm bekerja sebagaimana mestinya.

2. Primer Power Supply

Agar alat pemadam kebakaran bisa mendapat pasokan listrik dengan baik, maka diperlukan primer power supply ini. Bisa dikatakan bahwa primer power supply ini merupakan sebuah kekuatan dari komponen pemadam kebakaran yang bersumber dari non switched AC.

Selain untuk alarm kebakaran alat ini biasa digunakan oleh para perusahaan listrik.

(30)

19

3. Power Supply Sekunder

Adalah sebuah alat yang bisa membatu rangkaian alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran listrik di kapal. Tugasnya adalah memastikan berbagai alat kebakaran tersebut bisa berjalan dengan baik.

4. Initiating Device

Merupakan sebuah alat yang terdiri dari activating otomatis maupun actiating mamual yang bisa mengaktifkan sebuah alarm kebakaran. Disini terdapat sensor detektif yang bisa langsung mengaktifkan alarm saat sensor tersebut mendeteksi adalah perubahan fisik di sekitar yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran.

5. Pemberitahuan Alarm

Dari sekian komponen alarm kebakaran, ini adalah komponen paling inti. Karena pada titik inilah perangkat akan memberi kode pada seluruh crew atau penumpang bahwa ada bahaya kebakaran mengintai.

6. Safety Interface

Adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengontrol semua komponen jika terjadi oprasi bangunan. Seperti sistem fentilasi, pintu serta peredam saluran.

Demikian beberapa komponen penting yang harus ada dalam alarm kebakaran. Karena begitu pentingnya alarm tanda kebakaran, maka harus memastikan bahwa semua komponen sesuai standar.

(31)

20

F. KERANGKA PENELITIAN

Di susun agar dalam menganalisa permasalahan yang dibahas dapat mempermudah dalam pembahasan secara terperinci, sedemikian rupa sehinga mampu bekerja secara optimal.

tidak

Gambar 3.f flow chart Karya Ilmiah Terapan Selesai

- Study literatur - Pengumpulan Data

START

Perawatan

SESUAI ?

ya

(32)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan Penelitian yang digunakan penulis di dalam melakukan pengamatan tentang “Optimalisasi Sistem Alarm Kebakaran Di Atas Kapal KM.Dharma Kartika IX”. Penelitian ini menggunakan Pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan data dan tulisan serta sikap perilaku dari beberapa orang yang dijadikan objek penelitian tersebut.

Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan penjelasan fenomena yang terjadi di atas kapal. Penelitian Deskriptif tidak memerlukan manipulasi maupun perubahan terhadap variabel-variabel yang ada, namun menggambarkan atau menjelaskan suatu kondisi dengan apa adanya.

Menurut pendapat Sugiyono (2011:15), menyimpulkan bahwa metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

(33)

22

Tujuan dan alasan menggunakan metode ini adalah pemahaman secara luas dan mendalam terhadap suatu permasalahan yang sedang dikaji atau akan dikaji. Data-data yang dikumpulkan selama penelitian dan dianalisis kembali sesuai data aslinya saat penelitian, dan data dalam penelitian ini berkaitan dengan terjadinya gangguan pada alarm kebakaran maupun tentang prosedur ataupun prinsip kerjanya, data diperoleh dari pengamatan langsung terhadap sistem alarm kebakaran lalu peneliti mencatat data-data dan dokumen yang dibutuhkan, wawancara terhadap pihak yang bertanggung jawab terhadap sistem alarm.

B. Lokasi Peneliti

Gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi keadaan dimana bertempat dikapal KM. DHARMA KARTIKA IX dan lokasi saya mencari bahan untuk meneruskan penelitian ini yaitu tentang “OPTIMALISASI SISTEM ALARM KEBAKARAN DI ATAS KAPAL KM. DHARMA KARTIKA IX” pada tanggal 9 September 2017 sampai dengan 8 April 2018.

C. Teknik dan Metode Pengumpulan data

Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisanpenelitian ini dikumpulkan melalui :

1. Metode Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada objek yang diteliti.

(34)

23

Data dan informasi dikumpulkan melalui :

a. Observasi, dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dilapangan dimana penulis melaksanakan praktek laut

b. Wawancara, mengadakan tanya jawab secara langsung dengan perwira dikapal yaitu dengan chief engineer dan electrician dikapal.

2. Tinjauan keperpustakaan (Library Search) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur, buku-buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang di bahas untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam membahas masalah yang diteliti.

D. Teknik Analisis Data

Kegiatan yang dilakukan setelah memulai langkah-langkah untuk menganalisa yaitu untuk mengadakan penelitian di kapal untuk mengetahui situasi yang sebenarnya dengan bekal pengetahuan yang di dapatkan dari studi keperpustakaan. Data yang telah di kumpulkan diolah kemudian dianalisa hasil yang diperoleh. Setelah semua selesai, maka kita dapat menarik sebuah kesimpulan dari apa yang telah di analisis dan dibahas.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Asyari, Wahyu muntoha. (2015) Tips Pemeliharaan Fire Alarm (Online), https://patigeni.com/tips-pemeliharaan-fire-alarm/, Diakses pada tanggal 26 September 2015

Loekmantara, Adeng (2012) Fire Potection System (Online)

http://aloekmantara.blogspot.co.id/2012/09/fire-protection-system-sistem-fire- alarm.html, Diakses pada tanggal 29 September 2012

Majid, Ali wardana. (2013) Macam – macam Jenis Alarm Kebakaran, https://www.slideshare.net/alimajidwd12/macam-alarm-kebakaran-

alimajidwardana, Diakses pada tanggal 29 November 2013

Nirmala, Dwi (2014) Alat Pendeteksi Kebakaran Fire Alarm (Online) https://www.kompasiana.com/dwinirmalasari/55004339813311cb60fa76ed/alat- pendeteksi-kebakaran-fire-alarm-system, Diakses pada tanggal 26 Juni 2014

Taufan, Muhammad/ (2011) Tentang Sistem Fire Alarm,

http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/06/tentang-fire-alarm-sistem.html, Diakses pada tanggal 26 July 2011

Wicaksono, Edin arif. (2014) Perawatan Dan Pengecekan Alat Deteksi Kebakaran (Online), https://mundhisthink.wordpress.com/2014/12/02/perawatan- dan-pengecekan-alat-detekisi-kebakaran/, Diakses pada tanggal 05 Juli 2015

Referensi

Dokumen terkait

NO NAMA PESERTA SEKOLAH/TEMPAT TUGAS KAB/KOTA RERATA NILAI SIKAP RERATA NILAI KETERAMPI LAN JAWABAN BENAR PRE TEST NILAI PRE TEST JAWABAN BENAR POST TEST NILAI POST

Bagian / Departemen / Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal merupakan sarana untuk memberi pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal,

Karyawan produksi mempunyai 3 proses yaitu proses input data panen, edit data panen dan laporan, seluruh proses dilakukan oleh masing-masing karyawan yang ditempatkan di

Jadi, inventory days of supply adalah lamanya rata-rata (dalam hari) suatu perusahaan bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimiliki (apabila tidak ada pasokan lebih

Penerapan penugasan portofolio dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk meningkatkan keaktivan dan hasil belajar siswa kelas XII IPS 3 semester I SMA Negeri

Berdasarkan penelitian dan perancangan yang dikerjakan dan mengacu pada rumusan masalah yang ada yaitu bagaimana suatu perusahaan dapat mengolah data dengan mudah, cepat dan

Wawancara ini dilakukan guna mendapat data mengenai bagaimana fungsi penggunaan media audio visual dalam pembelajaran PAI kelas VIII dan apa saja faktor pendorong dan

Menyusun program, memberi petunjuk, membimbing, memeriksa, mengecek, mengontrol pelaksanaan kegiatan survey, pemetaan & perencanaan yang meliputi penyusunan