• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS FOREHAND TOPSPIN DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 LIMBOTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS FOREHAND TOPSPIN DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 LIMBOTO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS FOREHAND TOPSPIN DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1

LIMBOTO Ramli Pakaya

Jurusan Pendidikan Keolahragaan

Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri gorontalo

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah: masih kurangnya Kemampuan Servis Forehand Dalam Permainan Tenis Meja Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Limboto.

Cara pemecahannya yaitu dilakukan dengan menggunakan metode Demonstrasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untu meningkatkan kemampuan siswa servis forhand dalam permainan tenis meja siswa kelas VII SMP N 1 Limboto.

Penelitian ini menggunakan metode demonstrasi sebagai tindakan yang akan diberikan guru. Hipotesis dalam penelitian ini adalah guru menggunakan metode demonstrasi maka kemampuan siswa akan meningkat.

Hasil penelitian pada observasi awal mendapatkan nilai rata – rata 60%, kemudian di lakukan tindakan pada siklus I mendpatkan nilai rata – rata 70,52% kemudian di lanjutkan dengan siklus II mendapat nilai rata – rata 74,3% karena belum memenuhi target indicator kinerja maka di lanjutkan dengan siklus ke III mendapatkan nilai rata – rata 76,81% dengan demikian penelitian di nyatakan selesai.

Kesimpulan yang di tarik dari hasil penelitian adalah metode demonstrasi mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan servis forehand topspin pada permainan tenis meja siswa kelas VII di SMP I Limboto. Pengaruh ini dapat di lihat dari peningkatan hasil kemampuan siswa dari observasi awal 60%, siklus I 70,52% siklus II meningkat menjadi 74,3% dan siklus akhir yaitu siklus III meningkat menjadi 76,81%.

(2)

PENDAHULUAN

Pada saat ini peningkatan sumber daya olahraga sering mengalami degradasi yang cukup signifikan, sehingga perlu adanya strategi peningkatan pembinaan yang berkesinambungan.Untuk memenuhi tuntutan dunia olahraga tersebut dimasa kini dan masa mendatang ada melakukan pembinaan sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan dan pendidikan secara ilmiah. Hal ini di lakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi olahraga, maupun kesiapan masyarakat pada umumnya, dalam menghadapi masa globalisasi. Untuk merealisasikan tujuan tersebut harus disertai dengan upaya melalui berbagai metode atau strategi pembinaan terhadap sumber daya manusia yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan agar bisa bersaing pada era global.

Guru merupakan pelaku pendidikan sekaligus motivator utama dalam proses pembelajaran, sehingga mempunyai peran yang amat penting dalam menyukseskan tujuan pendidikan. Itulah sebabnya kualitas dan mutu pembelajaran guru sangat mempengaruhi kualitas anak didiknya. Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih baik apabila ditunjang oleh profesionalisme guru dalam menciptakan interaksi yang bertujuan untuk mencapai target pembelajaran.

Untuk mencapai visi yang dimaksud di atas, maka seorang guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan menurut Cholik dan Lutan (1997 : 14), guru harus mempunyai kemampuan dasar yang mencakup penguasaan dan pengorganisasian materi yang hendak di ajarkan serta metode penyampaian dan penilaiannya.

Selanjutnya menurut lutan (1997: 1), terdapat beberapa item kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah yang terkait dengan beberapa faktor yang saling berkaitan langsung, mulai dari faktor guru specialis dalam pendidikan jasmani, lemahnya supervise, kurangnya ketersediaan infrastruktur olahraga, sampai kesenjangan kurikulum sebagai dokumen dan implementasinya.

Seorang atlet tenis meja yang mampu menguasai teknik dasar permainan dengan benar senantiasa melakukan permainan secara efisien dan efektif. Sedangkan kondisi fisik yang baik sebagai penunjang akan membawa atlit kedalam tempo pertandingan yang tinggi dalam waktu yang lama, dengan kata lain seorang pemain yang kondisi fisik stabil maka ia dengan mudah bermain dalam tiap setnya. Umumnya seorang atlit tenis meja professional tingkat lanjut telah menguasai teknik dasar dengan baik dan benar. Akan tetapi kondisi fisiknya yang akan mempengaruhi setiap permainan. Perbedaan tingkat kondisi fisiknya itu disebabkan masih kurangnya pemberian volume latihan fisik dan belum terarahnya latihan ketahanan fisik yang diberikan oleh guru dan pelatih.

Hal ini dikarenakan oleh banyaknya faktor yang turut mempengaruhi prestasi tersebut, misalnya masih ada sebagian guru dan pelatih yang lebih cenderung dalam pengejaran target kurikulum ketimbang dengan penanganan secara serius terhadap kegiatan ekstra kurikuler secara kontinuental latihan terhadap pembelajaran olahraga.

Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) Pendidikan jasmani di sekolah memiliki beberap kumpulan materi yang saling memiliki hubungan antara materi yang dengan materi yang lainya, salah satunya adalah materi olahraga

(3)

permainan tenis meja khususnya pada teknik Servis Forehand.Materi tentang teknik dasar Servis dalam permainan tenis meja berhubungan dengan keterlibatan jasmani secara langsung dalam melaksanakan secara langsung gerakan teknik dasar Servis Forehand.

Tenis meja termauk salah satu permainan yang di gemari oleh masyarakat dunia umumnya dan masyarakat Indonesia khususnya. Di Indonesia, tenis meja sudah sangat bermasyarakat baik di sekolah – sekolah, kampong-kampung, instansi- instansi, perusahaan – perusahaan, dan sebagainya. Di kampong – kampung, olahraga ini menjadi salah satu cabang olahraga yang sering di pertandingkan setiap acara agustusan.Di tingkat nasional, olahraga ini juga selalu muncul dalam daftar cabang – cabang olahraga yang di pertandingkan pada pekan olahraga nasional (PON).

Dalam penulisan proposal kali ini, kurangnya hasil belajar siswa khususnya pada materi tenis meja dalam hal melakukan Servis Forehand menjadi bahan pemikiran pengajar di SMP N 1 Limbot, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo kenyataanya menunjukkan bahwa umumnya siswa SMP N 1 Limboto khususnya kelas VII kurangnya tingkat penguasaan teknik Servis Forehand dalam permainan tenis meja sehingga mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran penjaskes, khususnya dalam permainan tenis meja, sehingga permainan tidak berkembang dengan baik dan benar.

Faktor penyebab kurangnya tingkat kemampuan teknik Servis Forehand ini adalah kurangnya bimbingan dan pemahaman serta kurangnya keinginan siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran dalam hal melakukan gerakan – gerakan tidak lain kurang efektifnya guru dalam menerapkan metode demonstrasi cenderung hanya menyampaikan materi tanpa adanya perhatian khusus pada setiap siswa, kurangmya bimbingan dan arahan contohnya dalam pembelajaran demonstrasi langsung pada siswa sehingga para siswa kurang memiliki pemahaman dalam materi.

Berdasarkan gambaran masalah pada latar belakang di atas maka penulis berinisiatif melakukan penelitian dengan judul:“meningkatkan kemampuan servis forehand Topspin dalam hal permainan tenis meja melalui metode demonstrasi pada siswa kelas VII di SMP N 1 Limboto’’.

Permainan tenis meja memerlukan yang namanya teknik dasar yang baik, dalam hal teknik dasar dan juuga kondisi fisik, hal ini terjadi di SMP N 1 Limboto, sisw di sana sering bermain tenis meja baik dari tingkat kelas , jurusan , sekolah bahkan tingkat kabupaten, siswa di SMP N 1 Limboto ini sudah lumayan baik dalam hal kondisi fisik namun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu teknik dasar.

Yaitu pada saat melakukan servis forehand, pada saat melakukan servis forehand tersebut banyak dari sebagian siswa belum begitu mampu dalam hal melakukan servis forehand, ada yang miring, ada juga yang salah pada saat melakukan servis.

Rata – rata dari jumlah siswa di dalam kelas tersebut belum dalam observasi awal begitu mampu dalam melakukan servis forehand yakni berjumlah dari 20 siswa tergolong ada 2 kategori (T) atau sekitar 20%, 15 orang siswa kategori (C) atau sekitar 75% dan untuk kategori (K) ada 3 orang sekitar 15%. untuk bisa menghasilkan teknik atau keterampilan yang baik dalam melakukan servis

(4)

forehand tersebut, yang seharusnya terjadi di sekolah itu adalah siswa harus bias melakukan servis forehand.

Berdasarkan penjelasan di atas maka di harapkan dengan adanya penelitian terhadap hasil servis forehand pada permainan tenis meja agar bias memberikan dampak positif dari permainan itu dengan metode demonstrasi atau memberikan contoh terhadap servis forehand tersebut.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan Servis Forehand pada permainan tenis meja siswa kelas VII SMP N 1 Limboto?”.

cara pemecahan masalah

Masalah kurangnya keterampilan Servis Forehand dalam permainan tenis meja kelas VII dapat di tingkatkan melalui metode demonstrasi dengan langkah – langkah sebagai berikut:

Guru menjelaskan materi dan mendemonstrasikan cara melakukan Servis Forehand pada permainan tenis meja dan memperhatikan indikator – indikator sebagai berikut:

a. Berdiri di sebelah kanan meja menghadap ke arah sektor kiri b. Tangan kanan yang memegang bet berada di samping badan dengan siku tangan di tekuk .

c. Bola di lambungkan kemudian di pukul dengan bet . d. Bet di pukulkan pada bola bagia belakang.

e. Tekanan bet dapat di lakukan dengan cepat atau lambat.

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Pengingkatan kemampuan servis forhand topspin pada permainan tenis meja siswa kelas VII SMP N 1 Limboto, dengan meggunakan metode demonstrasi.

Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagai siswa : siswa dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan untuk dapat mengatasi kekurangan maupun siswa dalam melakukan servis forhand dalam permainan tenis meja.

1.5.2 Bagi Guru : Dapat memberikan pengetahuan bagi guru yang menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran serta untuk memotivasi guru untuk lebih jeli dan kreatif dalam melaksanakan tugas.

1.5.3 Bagi sekolah : dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah dan pengajaran tempat meneliti dalam upaya meningkatkan minat dan bakat siswa serta penggunaan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.

(5)

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

Hakikat Servis Forehand

Servis Forehand adalah memukul bola untuk menyajikan bola pertama meggunakan bagian depan bet dengan memantul sekali d meja sendiri kemudian melewati atas permukaan net / jarring dan akhirnya bola jatuh di meja lawan ( Sutarmin, 2007 : 17. Menurut Anne Ahira (2012: 4) Servis yaitu pukulan tanda dimulainya permainan tenis meja. Pukulan ini harus melambung melampaui atas net.Servis bisa juga menjadi serangan awal pemain yang sulit diterima oleh pihak lawan. Menurut Z. Hartawan (2011: 2) Servis adalah pukulan pertama yang dilakukan pemain untuk memulai permainan tenis meja. Servis yang baik merupakan salah satu syarat untuk bermain dengan baik pula. Dalam pertandingan, setiap kesalahan dalam servis berarti akan menjadi tambahan poin bagi lawan, maka dari itu, menguasai teknik servis yang baik merupakan keharusan bagi tiap pemain. Semakin banyak variasi servis juga makin baik, karena dengan servis yang bervariasi, pemain dapat mengatur strategi untuk mulai menyerang.

Menurut Kusnanto (2010: 30) top spin atau putar atas memiliki ciri, ketika bola menyentuh net maka bola akan melaju pelan, namun semakin lama semakin cepat dan deras. Kemudian bola akan jatuh di daerah lawan akan mendesak dan terjun dengan cepat, adapun cara membuat top spin adalah dengan bet diayunkan kedepan ketika bet menyentuh bola bet digesekan keatas dengan kuat. Bola yang dipukul akan berputar-putar dengan cepat.

Sarjono dan Sumarjo (2010: 26) mengatakan bahwa pukulan top spin adalah pukulan bet terhadap bola pada sedikit bagian atas garis setengah bola. Pada waktu permukaan bet menyentuh bola gerakan keatas lebih besar dari pada gerakan kedepan. Bola akan bergerak kedepan dengan putaran spin keatas apabila jatuh dimeja akan melenting lebih tinggi.

Menurut pendapat ahli diatas peneliti dapat menyimpulkan servis adalah tanda dimulainya permaian tenis meja, atau pukulan yang pertama dilakukan oleh pemain untuk memulai permaianan tenis meja.

Menurut Sutarmin (2007: 21) pukulan forhand teknik pukulan yang dilakukan dengan cara memukul bola, posisi dengan tepalak tangan yang memegang bet atau reket menghadap ke forhand. Pukulan forhand ini adalah pukulan dimana dengan bidang perkenaan bola dan arah gerakannya dari kanan dan kekiri bagi pemain yang memgang dengan tangan kanan kanan, forehand, pukulan yang paling dasar dan paling mudah diajarkan dalam tenis. Forehand sendiri adalah pukulan yang anyunanya dari belakang badan menuju forhand dan bagian forehand reket atau telapak tangan kita berhadapan dengan bola. Ketepatan pukulan forehand adalah kemampuan seseorang untuk menggerakan sesuatu dengan sasaran yang dikehendaki yakni memukul bola dengan bidang perkenaan bola dan arah gerakannya dari kanan ke kiri bagi pemain yang memegang denga tangan kanan.

Kertamana (2003: 31) mengemukakan beberapa keuntungan pukulan forehand yakni : a). Tenaga pukulan forehand lebih besar dari pukulan backhand, sehingga diharap mematikan lawan. Hal diatas disebabkan pukulan forehand tidak

(6)

dihalangi bagian tubuh yang sangat berguna pada saat menggerakan tenaga pinggang, b) bola forehand dapat mengusai arena yang lebih luas, memiliki kemampuan yang bertubi-tubi, sehingga memberi ancaman yang lebih besar kepada lawan yang akhirnya mampu berada diatas angin mendekati lawan, c) mengkombinasikan teknik-teknik pada saat mempergunakan pukulan memutar untuk menerima servis, melancarkan servis, menyerang, menerjang, menerobos, chop, cepat serta teknik lainnya dapat mengubah penempatan bola, panjang pendek, kiri kanan sehingga bisa mengkibatkan lawan, mengalami kesulitan mengantisipasi, akhirnya memudahkan kita untuk melalukan serangan berikutnya.

Menurut Sutrisno (2010 : 25) bahwa Top spin sekarang ini menjadi pukulan yang paling populer. Sebenarnya top spin merupakan drive stroke yang dikembangkan lebih lanjut. Perbedaannya adalah kalau drive stroke kekuatan diubah menjadi bentuk kecepatan, sedangkan top spin kekuatan diubah menjadi bentuk spin.

Dari beberapa keterangan diatas mengenai pukulan forehand top spin, semuanya membutuhkan keterampilan yang baik dan benar serta dengan tidak melewati beberapa unsur pendukung supaya pelaksanaan pukulan forehand top spin tersebut berlangsung dengan baik yakni dengan posisi kaki, posisi badan, ayunan tangan, dan follow trough.

Hakikat Tenis Meja

Selama 60 tahun tenis meja berkembang menjadi sebuah olahraga yang paling poluler diseluruh dunia tetapi tidak pernah benar-benar mendapat pengakuan bahwa olahraga utama lainnya telah berhasil selama ini kecuali dinegara-negara asia. Permainan itu sendiri tetap relatif sama sejak awal dengan pengecualian pada kertas kulit kelelawar yang diganti dengan apa yang kita panggil ping-pong padles atau bet ping-ping. Bet ping-pong sendiri telah melalui beberapa modofikasi bahan bahan yang mereka buat sebelumnya, namu sebagaian besar tetap tidak berubah sejak dari awal. Tenis meja mungkin tidak pernah mendapatkan respek yang sepantasnya, tetapi sebagian besar orang yang memainkannya tidak mengakui bahwa banyak yang menyenangkan dan juga sangat susah selanjutnya perlengkapan permainan tenis meja meluputi :

1. Tenis meja

a) Meja dibuat dari kayu dengan cet warna gelap, biasanya hijau tua b) Permukaan meja harus rata

c) Berukuran panjang 274 Cm dan Lebar 152,5 Cm d) Meja diletakan dilantai yang permukaan datar e) Tinggi meja 76 Cm diatas permukaan lantai

f) Setiap tepi meja diberi garis putih yang lebarnya 2 Cm 2. Net

a) Net dipasang dengan ketinggian 15,25 Cm dari permukaan meja.

b) Bagian bawah net harus raoat dengan meja.

3. Reket (Bet)

a) Bet terbuat dari kayu alami yang dapat dilapisi dengan bahan perkat sperti fiber, karbon, fiber glas atau bahan lainnya.

b) Sisi bet yang digunakan untuk memukul harus dilapisi karet

(7)

c) Jika karet berbintik panjangnya tidak lebih dari 2 Cm dengan ketebalan yang tidak melebihi 4 mm

4. Perlengkapan Tambahan a) Sepatu b) Karet Bet c) Bola d) Pakaian e) Asesoris

Berdasarkan sarana dan prasarana diatas dengan demikian tenis meja merupakan suatu permainan yang dibatasi oleh net. Menurut Mashar (2010 : 24) Tenis meja merupakan permainan bola kecil yang menggunakan meja sebagai lapangannya.

Selain meja perlengkapan yang dibutuhkan adalah bola dan pemukul bola (bet).

Di masyarakat, olahraga tenis meja lebih dikenal dengan nama pingpong. Tenis meja dimainkan oleh dua atau empat pemain.

Sedangkan cara memainkannya dengan menggunakan raket yang dilapisi karet untuk memukul bola celluloid melewati jaring (Muhajir, 2006:26). Hal senada dikatakan oleh Tomoliyus (2012: 14) bahwa ide dasar permainan tenis meja adalah menyajikan bola pertama dengan terlebih dahulu memantulkan bola tersebut ke meja penyaji, dan bola harus melewati atas net dan masuk ke sasaran meja lawan dan juga mengembalikan bola setelah memantul di meja dengan menggunakan bet untuk memukul bola, hasil pukulan bolanya lewat di atas net dan masuk ke sasaran meja lawan.

Tenis meja adalah suatu permainan yang menggukan meja sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring ( Net ) yang menggunakan bola kecil yang terbuat dari seluloit dan permainnannya menggunakan pemukul atau yang disebut bet.

Tenis meja adalah sau jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat didunia khususnya di indonesia perkembangan ini disebabkan karena tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh semua orang mulai dari anak-anak, orang dewasa, sampai orang tua sekalipun, Sutarmin (2007: 1) tenis telah mencapai tahap perkembangan sangat pesat dan menarik perhatian sebagian orang. Sejak terbukanya acara-cara pertandingan tingkat dunia, yang ikut serta di dalamnya telah mendorong meluasnya permainan olahraga ini keseluruh dunia, diberikan pelajaran pelajaran olahraga tenis yang serius tanpa memperdulikan usia maupun jenis kelamin.

Menurut Sujarwadi dan Sarjianto(2010 : 19) olahraga tenis meja dimainkan dengan menggunakan bet yang dilapisi karet untuk memukul bola agar melewati net yang dibentangkan diatas meja. Tenis meja dikenal pula dengan istilah bola pingpong. Dalam permainan ini terdapat beberapa teknik pukulan dasar yang harus dikuasai.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan meja, bet dan net sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul dengan menggunakan bet di mainkan oleh dua diawali dengan pukulan pembuka (service) harus mampu yang menyeberangkan bola lewat net masuk ke sasaran, dan mengembalikan bola ke daerah lawan setelah bola itu memantul di daerah permainan sendiri. Adapun

(8)

tujuan dari olahraga tenis meja adalah untuk menjaga kebugaran badan dan untuk mencapai prestasi yang diharapkan.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori terkait di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: bahwa hasil belajar teknik dasar servis forehand topspin pada permainan tenis meja dapat mengalami peningkatan

Indikator Kerja

Untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini di tetapkan indikator kinerja sebagai berikut : Adanya peningkatan hasil belajar siswa dapat mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai ketuntasan hasil belajar individu minimal 75%.

METODE PENELITIAN

Latar Dan Karakteristik Subjek Penelitian Latar Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini di adakan di SMP N 1 Limboto Kabupaten Gorontalo.

Karakteristik Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII SMP N 1 Limboto Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang.

Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel penelitian ini telah ditetapkan sebagai berikut :

a. Variabel Input : Dalam hal ini veriabel input (masukan) adalah siswa kelas SMP N 1 Limboto, Untuk mengikuti proses pembelajaran yang sesuai dengan rencana kegiatan guru, guna meningkatkan kemampuan servis forhand pada permainan tenis meja.

b. Variabel Proses : Tindakan yang didalamnya terdapat interaksi antara guru dan siswa, serta aktifitas siswa untuk mengikuti proses pelaksanaan pembelajaran guna mendapatkan kemampuan servis forhand topspin pada permainan tenis meja.

c. Variabel Output : Hasil pencapain akhir atau hasil dari kemampuan siswa pada meteri pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk skor penilaian pada permainan tenis meja.

Prosedur Penelitian Persiapan

Sebelum di lakukan penelitian tindakan kelas ini terlebih dahulu di adakan persiapan – persiapan sebagai berikut:

1. Melapor dan meminta izin kepada pihak sekolah SMP N 1 Limboto 2. Menyusun skenario pembelajaran

(9)

3. Mengkondisikan lapangan yang akan di gunakan untuk pembelajaran terhadap siswa.

4. Mengalisis pokok pelaksanaan subjek penelitian

5. Membuat ctatan pembelajaran untuk merekam dan mendapatkan informasi tentang respon siswa selama proses pembelajaran.

Tahap Pelaksanaan Tindakan

Apabila tahap perencanaan sudah di selesaikan sesuai presedur, maka pada tahap pelaksanaan tindakan ini di laksanakan sesuai awal rencana yang telah di persiapkan.

 Tahap persiapan kegiatan

Pada tahap ini kegiatan yang akan di laksanakan adalah sebagai Berikut:

1. Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan 2. Membuat lembar observasi

 Tahap pelaksanaan tindakan.

Pada tahap ini presedur pelaksanaan yang di laksankan sesuai dengan jadwal pembelajaran yang telah di susun sebelumnya dengan melalui tiga siklus.

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Di SMP 1 Limboto Kab. Gorontalo, yang menjadi penelitian adalah kelas VII yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 Laki- Laki dan 10 Perempuan dengan kemampuan dari servis forhand topspin pada permainan tenis meja yang belum memenuhi nilai Indikator kerja. Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan observasi awal pada bulan Mei 2013.

Dan hasil observasi awal ditemukan bahwa masih banyak siswa belum memiliki kemampuan melakukan teknik dasar servis frohand topspin pada perminan tenis meja dengan baik dan benar. Hal ini dilihat dari aspek penilaian yang ada pada servis frohand topspin tersebut yang digunakan oleh peneliti, aspek tersebut antara lain: 1) Berdiri sebelah kanan meja, 2) Tangan kiri/kanan yang memegang bet berada disamping badan, 3) Bola dilambungkan kemudian dipukul, 4) Bet dipukulkan pada bola bagian belakang, 5) Tekanan bet cepat atau lambat.

Untuk mengatasi masalah yang ditemukan tersebut maka peneliti menggunakan salah satu metode yang dianggap baik dalam meningkatkan kemampuan servis forhand tersebut yakni dengan menggunakan metode Demonstrasi.

Selama proses penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan berbagai persiapan pelaksanaan dalam hal melaksakan penelitian ini dengan perencanaan yang masksimal guna memperoleh hasil yang baik. Persiapan dan perencanaan tersebut harus dipersiapkan oleh peneliti sebelum proses pembelajaran dimulai.

Yakni Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan oleh peneliti yaitu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Evaluasi, Dan Lembar observasi Siswa.

Observasi Awal

Kegiatan Pada observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra yaitu menggunakan lembar penilaian yang terdiri dari 5 aspek penilaian dalam melakukan servis frohand topspin tersebut, yaitu (1) Berdiri sebelah kanan meja, (2) Tangan kiri/kanan yang memegang bet berada disamping badan, (3) Bola

(10)

dilambungkan kemudian dipukul, 4) Bet dipukulkan pada bola bagian belakang, dan 5) Tekanan bet cepat atau lambat, dari kelima aspek tersebut dinilai berdasarkan krtiteria penilaian yaitu Sangat Tepat (ST) 90-100, Tepat (T) 75-89, Cukup (C) 60-74, Kurang (K) 40-59, dan Kurang Tepat (KT) 0-39. Data Observasi awal pengamatan kegiatan siswa di tunjukan pada tabel sebagai berikut.

Observasi awal.

Dari observasi diatas diperoleh pada observasi awal yaitu : Siswa yang tergorlong sangat tepat (ST) belum ada siswa yang mencapai kriteria tersebut, kategori cukup (C) ada 16 siswa atau sekitar 80% dan kategori kurang (K) ada 4 orang siswa atau sekitar 20%, sedangkan untuk kategori Kurang tepat (KT) tidak ada siswa yang memperoleh kriteria penilaian tersebut.

Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin pada permainan tenis meja tersebut, dengan melihat data tersebut maka peneliti dan guru mitra bertujuan bahwa untuk mengatasi masalah diatas tersebut, perlu diterapkannya metode pembelajaran yang sangat tepat untuk meningkatkan kemampuan servis forhand topspin tersebut dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Metode tersebut akan diterapkan oleh peneliti kepada siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin tersebut.

Pelaksanaan tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini yaitu terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pada setiap pertemuan disiapkan perangkat pembelajaran sebelum dimulainya pembelajaran yaitu Rencana pelaksanaan pembelajaran dan alat-alat pembelajaran lainnya guna melengkapi proses pembelajaran tersebut. Yakni berupa lembar penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan servis forhand topspin tersebut.

Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siklus I.

Pengambilan nilai dan data pada siklus I secara bersamaan dengan guru mitra dan peneliti, kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan kegiatan siswa yang menerima pelajaran dalam hal ini tindakan yang diberikan oleh peneliti yaitu Demonstrasi tentang servis Forhand Topspin pada permainan tenis meja dikelas tersebut.

1. Kegiatan siswa pada siklus I sebagai berikut :

Dalam waktu bersamaan selama proses belajar mengajat berlangsung, peneliti dan guru mitra menilai setiap siswa dalam melakukan servis Forhand Topspin pada permainan tenis meja dikelas tersebut, peneliti setelah memberikan tindakan yaitu demonstrasi, peneliti dan guru mitra langsung menilai siswa dalam melakukan servis Forhand Topspin

Dalam penilaian tersebut peneliti dan guru mitra mempunyai 5 aspek penilaian yakni : (1) Berdiri sebelah kanan meja, (2) Tangan kiri/kanan yang memegang bet berada disamping badan, (3) Bola dilambungkan kemudian dipukul, 4) Bet dipukulkan pada bola bagian belakang, dan 5) Tekanan bet cepat atau lambat, dari kelima aspek tersebut dinilai berdasarkan krtiteria penilaian yaitu Sangat Tepat (ST) 90-100, Tepat (T) 75-89, Cukup (C) 60-74, Kurang (K) 40-59, dan Kurang

(11)

Tepat (KT) 0-39. Sebelum evaluasi penilaian dilaksanakan pembelajaran dilaksanakan 3 kali pertemuan.

Pembahasan

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP N 1 Limboto kab. Gorontalo dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuann servis forhand topspin pada permainan tenis meja. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus yang terdiri dari 5 kali pertemuan pada tiap siklus, yaitu terdiri dari data awal, tindakan pembelajaran 3 kali di evaluasi I sedangkan siklus II dan siklus III masing-masing 3 kali pertemuan. Sebelum masuk pada siklus I diawali dengan observasi awal, pada observasi awal dari jumlah siswa 20 orang ada 16 orang mendapat ketegori nilai Cukup (C) dengan presentasenya 80%. Kemudian ada 3 orang siswa mendapat kategori nilai Kurang (K) dengan presentase 15%. dengan rata-rata nilai 60. Setelah melihat fakta dan data yang ada maka peneliti dan guru mitra bekesimpulan untuk meningkatkan kemampuan siswa tersebut. Hal ini di lakukan tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi. Maka metode tersebut diterapkan pada siklus I, II dan III.

Pada siklus I masih dengan jumlah siswa 20 orang, peneliti memberikan tindakan pada pertemuan pertama, dan pada pertemuan kedua diberikan tindakan sekaligus evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus I yaitu : ada 4 orang yang mendapat nilai Tepat (T) dengan presentasenya 20%, untuk nilai Cukup (C) ada 16 orang atau 80%. Dengan nilai 70,52. Sedangkan pada observasi awal ada siswa yang memperoleh nilai kurang, pada siklus I sudah tidak ada lagi siswa yang memperoleh nilai tersebut. Dengan melihat data tersebut maka penelti dan guru mitra bertujuan untuk melanjutkan lagi tindakan ke siklus berikutnya karena masih belum memenuhi KKM yang ditetapkan.

Pada siklus II masih dengan jumlah siswa 20 orang, peneliti memberikan tindakan pada pertemuan pertama, dan pada pertemuan kedua diberikan tindakan sekaligus evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus II yaitu : ada 13 orang yang mendapat nilai Tepat (T) dengan presentasenya 65%, untuk nilai Cukup (C) ada 7 orang atau 35%. Dengan nilai 74,3. Maka dengan itu peneliti dan guru mitra bertujuan untuk melanjutkan ke siklus III.

Pada siklus III masih dengan jumlah siswa 20 orang, peneliti memberikan tindakan pada pertemuan pertama, dan pada pertemuan kedua diberikan tindakan sekaligus evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus III yaitu : ada 2 orang siswa mendapatkan ketegori Sangat Tepat (ST) dengan presentase 10% . Dan nilai Tepat (T) 16 orang siswa dengan presentase 80%. Dan masih ada siswa yang memperoleh nilai Cukup (C) yaitu ada 2 orang siswa dengan presentase 10%.

Dengan rata-rata nilai adalah 76,81.

Setelah melihat nilai diatas maka peneliti dan guru mitra berkesimpulan untuk menghentikan penelitian yang dilakukan karena sudah melewati KKM yang ditentukan adalah 75. Sedangkan nilai rata – rata diatas pada siklus III adalah 76,81 maka dengan demikian penelitian dinyatakan selesai.

Dengan melihat judul pada penelitian ini yaitu “meningkatkan kemampuan servis forhand topspin pada permainan tenis meja dengan menggunakan metode Drill siswa kelas VII SMP N 1 Limboto Kab. Gorontalo, dengan hipotesis jika guru

(12)

menggunakan metode Demonstrasi maka kemampuan siswa meningkat, berdasarkan hasil data diatas maka hipotesis tersebut diterima.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan juga data diatas maka simpulan pada penelitian ini adalah :

Penelitian yang berjudul “ meningkatkan kemampuan servis forhand dalam permainan tenis meja melalui metode demonstrasi pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Limboto” dengan jumlah siswa 20 orang yakni 10 laki-laki dan 10 perempuan. Pada penelitian ini dilaksanakan dengan III siklus dengan penjelasan sebagai berikut : pada observasi awal dengan rata-rata nilai 60 kemudian menjadi 70,52 pada siklus I. Kemudian pada siklus II menjadi 74,3 kemudian meningkat pada siklus III menjadi 76,81

Saran

a) Dengan adanya meningkatkan kemampuan siswa dalam hal servis forehand topspin pada permainan tenis meja dengan menggunakan metode demonstrasi bisa memberikan motivasi bagi siswa dan juga guru untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa tersebut.

b) Melihat dari masalah yang terjadi diatas maka nilai mengharapkan kepada seluruh tenaga pengajar peserta didik agar bisa memperhatikan masing- masing kemampuan dari siswa agar bisa ditingkatkan demi hasil belajar siswa dalam matapelajaran penjaskes

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Rabu, tanggal Dua Puluh Tiga bulan Juli Tahun Dua Ribu Empat Belas, sesuai dengan jadwal yang termuat pada Portal LPSE http://www.lpse.mahkamahagung.go.id Kelompok

Pelaksanaan Program Segosegawe dalam upaya mengendalikan pencemaran udara belum dapat dilaksanakan secara maksimal karena Surat Edaran Nomor 656/30/SE/2008

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, seluruh pejabat di lingkungan UPT Bidang Pengamanan Fasilitas Kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

(2010) dalam bukunya “Mengajar Matematika” mengemukakan bahwa memotivasi peserta didik dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara: 1) menyediakan

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan sosial

Terdapat 17 variabel yang mempengaruhi cakupan imunisasi TT ibu hamil (pendidikan petugas, pengetahuan petugas, lama kerja, jumlah petugas pelaksana imunisasi, pelatihan,

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Di

Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain