Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya 3578
Sistem Klasifikasi Mutu Air PDAM berdasarkan Zat Terlarut, PH dan Turbidity menggunakan Metode Fuzzy Sugeno berbasis Arduino
Fatchullah Wahid Afifi
1, Hurriyatul Fitriyah
2, Eko Setiawan
3Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email:
1fatchullahwahid@gmail.com,
2hfitriyah@ub.ac.id,
3ekosetiawan@ub.ac.id
Abstrak
Beberapa ciri air minum bersih adalah air tawar, tidak berwarna dan tidak berasap. Salah satu sumber air yang dianggap bersih dan layak untuk diminum adalah melalui PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Air dari PDAM dipilih karena telah melalui berbagai proses fisik dan kimiawi, sehingga air binaan PDAM dinilai cukup bersih untuk digunakan untuk kebutuhan sehari-hari di masa mendatang.
Faktor yang mempengaruhi tingkat kelayakan air biasanya ditentukan dari kandungan yang tercampur pada air tersebut. Salah satu kandungan yang digunakan oleh PDAM adalah zat klorin sebagai desinfektan untuk menjaga kebersihan air dan melindungi dari bakteri. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI 492 / MENKS / PER / IV / 2017, batas atas kandungan klorin pada air minum layak minum adalah 5 mg / L. Sistem klasifikasi mutu air yang dirancang dengan memanfaatkan sensor pH guna mengetahui tingkat keasaman didalam air, sensor turbidity guna mengetahui tingkat kekeruhan didalam air, dan sensor TDS guna mengetahui jumlah kandungan zat terlarut didalam air. Kemudian sistem akan menyimpan dan mengolah data inputan dari sensor menggunakan metode fuzzy model takagi-sugeno untuk mengklasifikasikan mutu air berdasarkan kandungannya kedalam tiga golongan, yaitu aman, olah dan bahaya. Saat dilakukan tahap pengujian pada sistem, dari 4 kali percobaan dengan 3 sampel air PDAM, tingkat keakurasian yang diperoleh dari sistem dan dibandingkan dengan alat yang telah ada adalah sebesar 100%.
Kata kunci: TDS, turbidity, pH, klorin, fuzzy, takagi-sugeno Abstract
Some characteristics of clean drinking water are fresh water, colorless and not smoky. One of the water sources that are considered clean and worth drinking is through PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Water from PDAM was chosen because it has gone through various physical and chemical processes, so that PDAM-assisted water is considered clean enough to be used for daily needs in the future. Factors that affect the level of water feasibility are usually determined from the mixed content of the water. One of the ingredients used by PDAM is chlorine as a disinfectant to maintain water cleanliness and protect from bacteria. Referring to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia 492 / MENKS / PER / IV / 2017, the upper limit of chlorine content in drinking water is 5 mg / L. Water quality classification system designed by utilizing pH sensors to know the acidity level in water, turbidity sensors to know the level of turbidity in water, and TDS sensors to know the amount of dissolved substance content in water. Then the system will store and process input data from the sensor using the fuzzy method of takagi-sugeno model to classify water quality based on its content into three groups, namely safe, processed and dangerous. During the testing phase of the system, from 4 experiments with 3 PDAM water samples, the accuracy rate obtained from the system and compared to existing tools was 100%.
Keywords: TDS, turbidity, pH, chlorine, fuzzy, takagi-sugeno
1. PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang paling utama bagi setiap
makhluk hidup yang ada di dunia. Bagi manusia
air memiliki berbagai kegunaan. Selain
digunakan untuk dikonsumsi, air juga
memegang peranan penting untuk membuat
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
suatu peradaban seperti bangunan, jana raya, teknologi, indussti, pembangkit tenaga listrik dan lain sebagainya. Untuk kegiatan konsumsi sendiri dibutuhkan air bersih yang dapat membantu manusia agar tetap hidup sehat.
Selain itu manusia disarankan mengkonsumsi air sebanyak 6-8 gelas atau setara dengan 2 Liter perhari. Beberapa ciri air minum bersih adalah air tawar, tidak berwarna dan tidak berasap.
Salah satu sumber air yang dianggap bersih dan layak untuk diminum adalah melalui PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Air dari PDAM dipilih karena telah melalui berbagai proses fisik dan kimiawi, sehingga air binaan PDAM dinilai cukup bersih untuk digunakan untuk kebutuhan sehari-hari di masa mendatang.
(Kartini, N., 2019).
Namun, dalam beberapa kasus, air yang dipandu oleh PDAM dianggap tidak aman dan cocok untuk segera diminum. Melalui proses kimiawi, air akan diolah dan dicampur dengan berbagai bahan kimia, salah satunya klorin.
Klorin digunakan sebagai desinfektan untuk menjaga kebersihan air dan melindungi bakteri.
Kadar klorin yang tinggi tidak jauh berbeda dengan bisa serangga. Ini akan sangat berbahaya bagi konsumen. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI 492 / MENKS / PER / IV / 2017, batas atas kandungan klorin pada air minum layak minum adalah 5 mg / L. Maka dibutuhkan sebuah system dimana sistem tersebut dapat mengklasifikasikan kadar zat terlarut dan kandungan lain yang terdapat didalam air siap minum.
Faktor yang mempengaruhi tingkat kelayakan air biasanya ditentukan dari kandungan yang tercampur pada air tersebut.
Ada banyak penelitian mengenai sistem deteksi tingkat kelayakan air untuk digunakan sebagai kebutuhan konsumsi salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Novenpa dan Dzulkiflih (2020) untuk mendeteksi kualitas air dengan memanfaatkan sensor keasaman atau pH (Puissance de Hydrogen), sensor TDS (Total Dissolved Solids), dan sensor suhu sebagai parameternya. Tujuan alat ini adalah untuk mendeteksi kualitas dari air dan tingkat keasamannya dengan memanfaatkan tiga sensor tersebut menggunakan metode ADDIE (Analyse, Design, Develop, Implement, dan Evaluate).
Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Achmad Rosyidi, dkk. (2019) dimana mereka merancang suuatu alat yang dinamakan smart river system yang digunakan untuk menentukan
kualitas dari air sungai dengan memanfaatkan sensor pH (Puissance de Hydrogen), sensor TDS (Total Dissolved Solids), sensordan bau.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka suatu sistem dapat dibangun dengan menggabungkan sensor pH, sensor turbiditas dan sensor TDS dengan logika fuzzy metode Takagi-Sugeno, pada sistem ini logika tersebut dapat digunakan untuk klasifikasi. Air yang aman, telah diolah sebelumnya, atau sepenuhnya berbahaya. Logika fuzzy Takagi-Sugeno dipilih dengan alasan adanya tingkat keabu-abuan yang terdapat pada air yang akan dikonsumsi. Dimana air dinilai memiliki tingkat keabu-abuan yang tinggi tergantung darimana sumber air tersebut dan bagaimana proses pengolahan air tersebut.
2. PERSAMAAN MATEMATIKA
Langkah selanjutnya adalah melakukan fuzzifikasi pada himpunan fuzzy yang telah dibuat. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, fuzzifikasi merupakan salah satu langkah untuk mengubah nilai input sistem yang berupa angka menjadi variabel linguistik yang direpresentasikan oleh himpunan fuzzy.
Berdasarkan variabel tersebut, penghitungan nilai akan diperoleh melalui beberapa fungsi yaitu:
A. Variabel pH
Variabel pH dibagi menjadi tiga bagian yaitu pengaturan asam,
pengaturan netral dan pengaturan basa.
Fungsi yang digunakan pada variabel pH terbagi menjadi tiga bagian yaitu trapesium bawah, segitiga dan trapesium naik.
1. Trapesium Turun: Asam
𝜇(𝑥) = {
0 ; 𝑥 ≥ 7 7 − 𝑥
7 − 5 ; 5 < 𝑥 < 7 1 ; 𝑥 ≤ 5
(1)
2. Segitiga: Netral
𝜇(𝑥) =
{
0 ; ≤ 6 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 8 𝑥 − 6
8 − 6 ; 6 < 𝑥 < 8 8 − 𝑥
8 − 7 ; 7 < 𝑥 < 8 1 ; 𝑥 = 7
(2)
3. Trapesium Naik: Basa
𝜇(𝑥) = {
0 ; 𝑥 ≤ 7 𝑥 − 7
9 − 7 ; 7 < 𝑥 < 9 1 ; 𝑥 ≥ 9
(3)
B. Variabel Turbidiy
Pada variabel kekeruhan dibagi menjadi dua bagian yaitu cerah dan berawan. Fungsi yang digunakan pada variabel turbiditas terbagi menjadi dua bagian yaitu trapesium bawah dan trapesium atas.
1. Trapesium Turun: Jernih
𝜇(𝑥) = {
0 ; 𝑥 ≥ 25 25 − 𝑥
25 − 20 ; 20 < 𝑥 ≤ 25 1 ; 𝑥 < 25
(4)
2. Trapesium Naik; keruh
𝜇(𝑥) = {
0 ; 𝑥 ≤ 25 𝑥 − 25
35 − 25 ; 25 < 𝑥 ≤ 35 1 ; 𝑥 > 35
(5)
C. Variabel TDS
Variabel TDS dibagi menjadi lima bagian yaitu kelompok sangat baik, kelompok baik, kelompok layak minum, kelompok kurang dan kelompok sangat buruk. Fungsi yang digunakan pada variabel TDS dibagi menjadi tiga bagian yaitu trapesium bawah, trapesium dan trapesium atas.
1. Trapesium Turun: Sangat Baik
𝜇(𝑥) = {
0 ; 𝑥 ≥ 300 300 − 𝑥
300 − 200 ; 200 < 𝑥 < 300 1 ; 𝑥 < 200
(6)
2. Trapesium: Baik
𝜇(𝑥) =
{
0 ; ≤ 200 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 600 𝑥 − 300
300 − 200 ; 200 < 𝑥 ≤ 300 600 − 𝑥
600 − 500 ; 500 < 𝑥 < 200 1 ; 300 < 𝑥 ≤ 600
(7)
3. Trapesium: Bisa Diminum
𝜇(𝑥) =
{
0 ; ≤ 500 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 900 𝑥 − 600
600 − 500 ; 500 < 𝑥 ≤ 600 900 − 𝑥
900 − 800 ; 800 < 𝑥 < 900 1 ; 600 < 𝑥 ≤ 800
(8)
4. Trapesium: Buruk
𝜇(𝑥) =
{
0 ; ≤ 800 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 1200 𝑥 − 900
900 − 800 ; 800 < 𝑥 ≤ 900 1200 − 𝑥
1200 − 1100 ; 1100 < 𝑥 < 1200 1 ; 900 < 𝑥 ≤ 1200
(9)
5. Trapesium Naik: Sangat Buruk
𝜇(𝑥) = {
0 ; 𝑥 < 1200 𝑥 − 1200
1200 − 900 ; 𝑥 = 1200 1 ; 𝑥 ≥ 1200
(10)
3. Defuzzifikasi
Langkah selanjutnya adalah mengaburkan.
Pada tahap ini, fungsi yang digunakan adalah fungsi realisasi dari nilai MIN yang menggunakan prinsip yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya:
𝑍
= (𝑎 − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙1∗ 𝑍1) + (𝑎 − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙2∗ 𝑍2) + ⋯ + (𝑎 − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙𝑛∗ 𝑍𝑛) 𝑎 − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙1+ 𝑎 − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙2+ ⋯ + 𝑎 − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙𝑛
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut merupakan data hasil dari sistem yang didapatkan setelah melakukan pengujian yang dilakukan dengan cara membandingkan data yang diambil dari sensor, lalu dibangun dengan data yang diambil dari sistem yang sudah ada dipasaran:
Tabel 1 menunjukkan tingkat keakuratan sensor untuk membandingan antara sensor dan alat yang sudah ada maka peneliti juga menggunakan metode perhitungan matematis MAE (Mean Absolute Error) dan dilanjutkan dengan perhitungan MAPE (Mean Precentage Absolute Error).
Tabel 1: MAE dan MAPE Data Dari Sensor pH Dan Alat Ukur Yang Telah Ada
No
pH
Error
Takaran Klorin (Sendok
Teh) Sistem Sensor
1 7 7 0 0
2 7 7 0 1/6
3 7,4 7,1 0,3 2/6
4 8 7,8 0,2 3/6
SUM = 0,5
MAE = 0,125
MAPE = 2%
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1 7 7 0 0
2 7 7 0 1/6
3 7,6 7 0,6 2/6
4 7,9 7,6 0,3 3/6
SUM = 0,9
MAE = 0,225
MAPE = 3%
1 7 7 0 0
2 7 7 0 1/6
3 7,2 7,2 0 2/6
4 7,4 7,2 0,2 3/6
SUM = 0,2
MAE = 0,05
MAPE = 1%
Nilai tafsir Interpretasi dari MAPE (Mean Precentage Absolute Error):
<10% = Sangat Baik 10-20% = Baik 20-50% = Wajar
>50% = Tidak Akurat
Tabel 2 menunjukkan tingkat keakuratan sensor untuk membandingan antara sensor dan alat yang sudah ada maka peneliti juga menggunakan metode perhitungan matematis MAE (Mean Absolute Error) dan dilanjutkan dengan perhitungan MAPE (Mean Precentage Absolute Error).
Tabel 2: MAE dan MAPE Data Dari Sensor TDS Dan Alat Ukur Yang Telah Ada
No
TDS
Error
Takaran Klorin (Sendok
Teh) Sensor Sistem
1 205 243 38 0
2 290 323 33 1/6
3 451 531 80 2/6
4 590 670 80 3/6
SUM = 231
MAE = 57,75
MAPE = 15%
1 172 231 59 0
2 441 520 79 1/6
3 600 656 56 2/6
4 835 950 115 3/6
SUM = 309 MAE = 77,25 MAPE = 19%
1 187 231 44 0
2 385 432 47 1/6
3 569 616 47 2/6
4 680 731 51 3/6
SUM = 189
MAE = 47,25 MAPE = 13%
Nilai tafsir Interpretasi dari MAPE (Mean Precentage Absolute Error):
<10% = Sangat Baik 10-20% = Baik 20-50% = Wajar
>50% = Tidak Akurat
Tabel 3 menunjukkan tingkat keakuratan sensor dengan cara mengamati perubahan yang terjadi pada air didalam wadah. Air akan berubah menjadi lebih keruh secara bertahap ketika ditambahkan degan bubuk klorin.
Tabel 3: Hasil Sensor Turbidity Dan Proses Pengamatan Perubahan Air
No
Turbidity Takaran Klorin (Sendok
Teh) Sistem Pengamatan
1 24 Jernih 0
2 25 Jernih 1/6
3 26 Keruh 2/6
4 26 Keruh 3/6
1 23 Jernih 0
2 26 Keruh 1/6
3 26 Keruh 2/6
4 26 Keruh 3/6
1 23 Jernih 0
2 25 Jernih 1/6
3 26 Keruh 2/6
4 26 Keruh 3/6
Setelah dilakukan pengujian dan pembandingan data sensor dan sistem yang ada, maka metode yang diterapkan adalah dengan mengambil air secara bertahap, menambahkan bubuk klorin sebagai zat terlarut, dan secara bertahap mengambil air dari 3 sampel air yang sama melalui 4 percobaan, kemudian mengklasifikasikan hasil keluarannya.
Berdasarkan hasil di atas maka tingkat akurasi dapat dihitung secara matematis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Tabel 4: Hasil Pengujian Klasifikasi Kelas Asli Dengan Kelas Fuzzy
Kelas Asli
Kelas Fuzzy
Takaran Klorin (Sendok
Teh)
Aman Aman 0
Olah Olah 1/6
Olah Olah 2/6 Olah Olah 3/6
Aman Aman 0
Olah Olah 1/6 Olah Olah 2/6 Olah Olah 3/6
Aman Aman 0
Olah Olah 1/6 Olah Olah 2/6 Olah Olah 3/6
• Percobaan yang dilakukan (Ntotal)
• Sesuai dengan ketentuan (Nbenar) X=
𝑁𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑁𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
x100% (11)
Maka akan didapatkan hasil dari perhitungan matematis:
X=
1212