• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dari sejumlah penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lainnya yang memiliki pembahasan serupa sama penelitian ini diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh Sebo (2021) mengkaji penelitian mengenai Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Volume Transaksi terhadap Harga Saham Perusahaan pada Kondisi Pandemi Covid- 19 periode Maret-September 2020. Ia menggunakan variabel Y= Harga Saham, dan Variabel (X1) Inflasi, (X2) Nilai Tukar, (X3) Suku Bunga, (X4) Volume Transaksi.

Hasil peneltian yang didapatkan menyatakan bahwa nilai tukar dan suku bunga berpengaruh postif tidak signifikan. Hal ini berarti walaupun peningkatan tidak terlalu tinggi pada nilai tukar dan suku bunga, tetapi para investor tetap mempertahankan investasi sahamnya sehingga tidak berpindah pada kegiatan menabung pada bank, hal ini menandakan bahwa kepercayaan investor pada perusahaan meningkat. Lalu pada volume transaksi mendapatkan hasil positif dan signifikan berarti ketika volume transaksi meningkat maka harga saham juga meningkat. Ini berarti selama pandemi karena pemerintah juga memberlakukan WFO yang mengakibatkan orang-orang mengambil keputusan berinvestasi.

Kemudian inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham hal ini berarti bahwa jika inflasi semakin besar maka harga saham akan menurun, penyebab tidak terlalu signifikan karena inflasi masih dalam kategori tingkat rendah yang dibawah 10% tetapi tetap memiliki pengaruh yang membuat perusahaan melambat dikarenakan dampaknya mempengaruhi harga saham. Tidak seperti jika mendapatkan hasil inflasi berpengaruh negatif signifikan yang langsung anjlok harga sahamnya.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Iba (2012) yang mengkaji penelitian mengenai Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah

(2)

terhadap USD, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Aktiva terhadap Harga Saham Perusahaan Pembiayaan pada BEI Tahun 2003 Hingga 2011. Ia menggunakan variabel Y=Harga Saham, dan Variabel (X1) Inflasi, (X2) Suku Bunga SBI, (X3) Nilai Tukar, (X4) Profitabilitas, dan (X5) Pertumbuhan Aktiva.

Hasil penelitian yang didapatkan menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham sehingga ketika inflasi tinggi maka akan berdampak pada konsumsi masyarakat dikarenakan adanya pengurangan pendapatan masyarakat dan menyebabkan penurunan harga pada saham. Tetapi untuk suku bunga SBI, nilai tukar, serta profitabilitas memiliki pengaruh yang positif signifikan pada harga saham.

Artinya ketika suku bunga SBI, nilai tukar, serta profitabilitas mengalami kenaikan maka harga saham juga akan naik.

Kemudian Amperaningrum (2011) mengkaji penelitian mengenai Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Mata Uang dan Tingkat Inflasi terhadap Perubahan Harga Saham Sub-Sektor Perbankan di Bursa Efek periode 2005-2009. Ia menggunakan variabel Y= Harga Saham, dan Variabel (X1) Tingkat Suku Bunga, (X2) Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, dan (X3) Tingkat Inflasi.

Hasil yang ia peroleh bahwa variabel suku bunga berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham karena semakin tinggi suku bunga semakin rendah juga keuntungan yang didapatkan perusahaan dan semakin rendah harga saham, karena jika perusahaan sedang melakukan pinjaman uang dibank maka akan mendapatkan beban bunga yang besar sehingga dapat membuat kinerja perusahaan menurun dan membuat investor tidak tertarik sedangkan variabel nilai tukar berpengaruh positif signifikan hal ini karena semakin tinggi nilai tukar maka semakin tinggi juga harga saham dan tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham perbankan.

Sehingga ketika inflasi naik akan mengakibatkan turunnya harga saham.

Rahayu (2019) mengkaji mengenai Pengaruh Pada Suku Bunga, Nilai Tukar Dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Harga Saham

(3)

Perusahaan Manufaktur dengan variabel Y=Harga saham, (X1) suku bunga, (X2) nilai tukar , (X3) volume perdagangan, tahun 2016-2018.

Ia mendapatkan hasil pada tingkat suku bunga berpengaruh positif dan tidak signifikan ini berarti ketika tinggi maka investor akan memilih melakukan investasi pada saham sehingga harga saham juga akan tinggi sedangkan ketika suku bunga rendah investor lebih suka menabung dibank dan memenuhi kebutuhan pribadinya sehingga harga saham turun.

Kemudian nilai tukar berpengaruh negatif dan tidak signifikan hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan yang go public di BEI punya utang di luar negeri dalam bentuk mata uang asing sehingga berdampak pada melemahnya nilai tukar terhadap harga saham. Jadi ketika nilai tukar naik maka harga saham akan turun. Yang terakhir yaitu volume perdagangan yang berpengaruh positif signifikan karena dengan naiknya volume perdagangan maka akan meningkatkan aktivitas jual beli oleh investor di pasar modal sehingga ketika volume penjualan naik maka akan meningkatkan harga saham.

Umi Mardiyati (2013) mengkaji mengenai pengaruh nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi terhadap indeks harga saham properti, ia menggunakan variabel Y= indeks harga saham properti, (X1) nilai tukar, (X2) tingkat suku bunga, (X3) inflasi.

Ia mendapatkan hasil nilai tukar memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham, melemahnya nilai tukar menyebabkan pasar modal tidak memiliki daya tarik sehingga investor beralih ke pasar uang karena keuntungan di pasar uang lebih besar dari pasar modal sehingga dapat menurunkan harga saham. Pada tingkat suku bunga ia mendapatkan hasil berpengaruh positif tidak signifikan, hal ini mengindikasikan jika suku bunga meningkat maka dampaknya tidak besar bagi pemegang saham.

Dengan suku bunga yang naik itu maka akan kurang berpengaruh pada tinggi rendahnya minat investor untuk menanamkan modalnya. Pada inflasi memiliki pengaruh positif tidak signifikan, dapat diartikan tingkat inflasi

(4)

pada periode 2007-2011 tidak mempengaruhi keuntungan pada harga saham.

Lalu diperjelas oleh Kalalo (2016) yang mengkaji mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Di Indonesia Periode 2000- 2014. Ia memaparkan bahwa inflasi disebabkan karena pengaruh jumlah uang beredar yang berlebihan, kemudian pengaruh harga minyak dunia ketika minyak turun maka inflasi turun ketika minyak naik maka inflasi naik, pengaruh kurs atau nilai tukar hal ini dikarenakan dengan nilai tukar yang melonjak secara drastis tidak dapat dikendalikan sehingga diperlukan nilai tukar yang relatif stabil. Dan inflasi dapat dipengaruhi oleh suku bunga sehingga ketika suku bunga tinggi maka inflasi akan tinggi juga. Kemudian ketika ia melakukan pengujian menggunakan varabel Y=Inflasi , dan (X1) Jumlah Uang Beredar, (X2) Harga Minyak Dunia, (X3) Kurs Rupiah terhadap USD, (X4) BI Rate. Ia mendapatkan hasil penelitian yang menunjukkan ke empat variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap inflasi.

Kemudian yang mempengaruhi suku bunga, menurut Almira (2006).

Suku bunga dipengaruhi oleh yang pertama berdasarkan kebutuhan dana, jika banyak yang membutuhkan dana maka pihak bank akan meningkatkan suku bunga sedangkan ketika sedikit yang ingin melakukan pinjaman dana cepat maka bank akan menurunkan suku bunga, lalu berdasarkan persaingan, jika persaingannya sedikit maka suku bunga akan di naikkan setinggi mungkin, lalu berdasarkan kebijakan pemerintah menetapkan suku bunga minimal dan maksimalnya berapa, dan berdasarkan jangka waktu, laba yang di inginkan serta jaminan pihak ketiga.

Pada faktor yang mempengaruhi nilai tukar terhadap dolar amerika menurut Arifin (2018) diantaranya yaitu suku bunga, inflasi, dan kurangnya pengawasan pemerintah sehingga ketika suku bunga dan inflasi naik maka nilai tukar akan turun. Sehingga pada saat ia melakukan pengujian dengan menggunakan variabel Y=Nilai Tukar dan Variabel (X) Inflasi, Suku Bunga, Indeks derajat keterbukaan ekonomi, ia mendapatkan hasil

(5)

mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai tukar pada periode 2007- 2014. Selanjutnya menurut Arista (2012) yang mempengaruhi harga saham diantaranya aksi akuisisi dari perusahaan, fluktuasi pada nilai rupiah, tingkat bunga dan kinerja dari perusahaan.

Sementara penelitian yang hendak di lakukan penulis adalah melakukan Analisis pengaruh pada tingkat suku bunga, nilai tukar serta inflasi terhadap harga pada saham yang ada di BEI mulai tahun 2011 sampai tahun 2020 dengan tujuan penelitian sebagai penegasan kembali tentang pengaruh suku bunga, nilai tukar dan inflasi terhadap harga saham perbankan pada tahun 2011-2020 dan memperkuat hasil penelitian terdahulu.

Berdasarkan pada uraian penelitian-penelitian yang sebelumnya penelitian ini memiliki perbedaan pada pembahasan yang berfokus pada 3 variabel saja diantaranya suku bunga, nilai tukar, inflasi dan satu variabe y harga saham, perbedaan selanjutnya terletak pada tahun pada penelitian sebelumnya hanya 5 hingga 8 tahun saja tetapi pada penelitian saya menggunakan 10 tahun dengan tahun terbaru.

Alasan memilih perusahaan perbankan dalam penelitian ini yaitu, Sektor perbankan adalah salah satu sektor yang diharapkan memiliki prospek cukup cerah di masa mendatang, karena saat ini kegiatan masyarakat Indonesia sehari-hari tidak lepas dari jasa perbankan dan perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan negara. Kemudian alasan memilih 4 bank pemerintah dan 1 bank swasta yaitu berdasarkan ketersediaannya laporan keuangan selama 10 tahun berturut-turut.

Kemudian urgensi pada penilitian ini adalah agar dapat mengetahui apakah suku bunga, nilai tukar, dan inflasi memiliki pengaruh terhadap harga saham, dikarenakan pada saat peneliti membaca jurnal penelitian terdahulu ada yang berpengaruh dan ada yang tidak sehingga peneliti ingin membuktikan apakah dengan menggunakan dengan jumlah 10 tahun akan berpengaruh positif semua atau bahkan sejalan sama penelitian sebelumnya yang masih mendapatkan hasil berpengaruh negatif.

(6)

B. Tinjauan Pustaka 1. Kebijakan Moneter

a) Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter ialah kebijakan yang memiliki hubungan terhadap kendali atas jumlah uang yang telah beredar, pihak yang memiliki tanggung jawab yaitu bank sentral atau biasa disebut sebagai Bank Indonesia. Dalam UU No. 23 Tahun 1999, mengenai BI dikatakan bahwa kebijakan moneter ialah kebijakan yang telah di tetapkan dan telah dijalankan oleh BI dalam menjaga kondisi rupiah agar tetap stabil. BI melakukannya dengan mengendalikan jumlah uang yang beredar atau melalui suku bunga. (Fahmi, 2014).

Tohirin (2016), menjelaskan bahwa kebijakan moneter ialah kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam bidang keuangan sehingga berhubungan pada jumlah uang yang beredar. Kebijakan tersebut juga menjangkau pengendalian tingkat bunga, seberapa banyak uang yang sudah beredar, menjaga agar tidak terjadi inflasi dan menjaga kestabilan nilai pada mata uang.

Sehingga kebijakan moneter singkatnya adalah suatu kebijakan terhadap uang yang telah beredar di masyarakat sehingga di pemerintah melakukan pengawasan secara langsung.

b) Fungsi Kebijakan Moneter

Menurut Putra (2015), kebijakan moneter berfungsi untuk:

1) Menstabilkan permintaan serta menstabilkan penawaran uang.

2) Memberikan fasilitas kredit yang pas pada kondisi ekonomi yang dalam fase berkembang.

3) Menyediakan kredit terhadap para konsumen yang sesuai pada investasi yang telah disepakati sebelumnya.

4) Melakukan manajemen utang.

5) Sebagai pendiri, pelaksana dan perluasan lembaga keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut, fungsi kebijakan moneter singkatnya yaitu untuk mendapatkan keuntungan dengan memberlakukan pembebanan suku bunga pada lembaga, masyarakat ataupun perusahaan.

(7)

2. Suku Bunga

a) Pengertian Suku Bunga

Dikutip dalam halaman resmi Bank Indonesia (2021), BI Rate adalah kebijakan Bank Indonesia yang dikeluarkan setiap bulan setelah rapat anggota dewan gubernur untuk mengatur keuangan dengan berkaca pada kondisi perekonomian suatu negara. Kebijakan BI Rate merupakan acuan lembaga keuangan atau masyarakat dalam melakukan aktivitas keuangan moneter.

Tingkat suku bunga BI rate ialah gambaran atas keuntungan investasi yang telah didapatkan investor dan juga suatu ukuran terhadap biaya modal yang wajib di keluarkan terhadap pihak perusahaan atas penggunaan dana yang berasal dari investor. Bagi seorang penanam modal, bunga deposito sangatlah memberi banyak keuntungan hal tersebut karena nilai suku bunganya yang tinggi jika di bandingkan dengan bentuk simpanan yang lainnya, lalu bunga pada deposito tidak berisiko, kebijakan terhadap bunga yang rendah bisa membuat masyarakat lebih memilih melakukan investasi serta memilih kebutuhan konsumsi dari pada harus menabung uang begitu juga sebaliknya, kebijakan untuk dalam menaikkan suku bunga pada tabungan bisa membuat orang-orang jadi lebih suka menabung dari pada menjalankan sebuah investasi / memenuhi kebutuhan konsumsinya. Suku bunga dapat mempengaruhi laba perusahaan dengan melalui 2 cara diantaranya:

1) Karena bunga adalah biaya, berarti semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin rendah juga laba perusahaan apabila hal-hal lain dianggap tetap alias tidak berubah atau konstan.

2) Suku bunga bisa mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi sehingga dapat mempengaruhi laba perusahaan dikarenakan pengaruh tersebut langsung pada biaya hingga modal.

Setelah mengetahui pengertian BI rate, fungsi BI rate dalam kehidupan ekonomi yang pertama yaitu mengontrol laju inflasi, ini karena inflasi

(8)

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penetapan BI rate jadi ketika inflasi naik, BI rate juga naik, cara mengatasinya yaitu dengan cara menekan peredaran uang. Setelah peredaran uang ditekan, bank Indonesia dapat menurunkan BI rate. Yang kedua yaitu menjaga ekonomi tetap stabil, BI rate sangat memengaruhi suku bunga acuan pada lembaga perbankan.

Apabila BI rate naik, suku bunga juga akan naik. Ini dilakukan agar terjadinya pemerataan suku bunga di semua lembaga perbankan berdasarkan dengan keadaan ekonomi saat ini.

b) Dampak Perubahan Suku Bunga Bagi Perusahaan

Menurut Nezky (2013), perubahan suku bunga khususnya bagi perusahaan dapat menyebabkan dua dampak yaitu :

1) Terdapat risiko perubahan pada pendapatan: pendapatan bersih ( hasil dari investasi dikurangi biaya ) berubah artinya berkurang dari yang diharapkan.

2) Terdapat risiko perubahan nilai pada pasar, hal tersebut berubah karena tingkat bunga menjadi lebih kecil sehingga nilainya turun.

c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga

Faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga menurut Kasmir (2014), ada enam yaitu:

1) Kebutuhan dana

Ketika bank tidak memiliki cukup dana, dan permintaan pada pinjaman mengalami peningkatan, sehingga bank akan melakukan peningkatan suku bunga simpanan agar dana tersebut dapat terpenuhi.

2) Persaingan

Saat memperebutkan dana simpanan, maka selain karena promosi yang harus diperhatikan pihak bank adalah tingkat persaingan.

3) Kebijakan pemerintah

Mematuhi bunga simpanan dan bunga pinjaman yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga dilarang melebihi batas yang sudah di tetapkan.

(9)

4) Target laba yang diinginkan

Target laba disesuaikan dengan keinginan, menginginkan laba tinggi maka bunga pinjaman juga tinggi begitu juga sebaliknya.

5) Jangka waktu

Semakin lama durasi waktu pinjaman, maka otomatis bunganya juga tinggi, ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di waktu mendatang.

6) Hubungan baik

Bank memiliki kebiasaan membedakan nasabah antara nasabah utama &

nasabah biasa sehingga terjadilah penggolongan. Penggolongan tersebut berdasarkan tingkat seberapa aktifnya kita melakukan transaksi dan tingkat loyalitas seorang nasabah pada bank.

d) Jenis-Jenis Pembebanan Suku Bunga

Dikutip dari buku karya Kasmir (2014), ada tiga jenis pembebanan pada suku bunga yaitu:

1) Sliding rate, yaitu beban suku bunga yang akan ditagih setiap bulan.

2) Flat rate, yaitu beban suku bunga yang dilakukan sesuai dengan nominal pinjaman.

3) Floating rate, yaitu beban bunga yang dilakukan sesuai dengan pertimbangan suku bunga dipasar uang.

3. Nilai Tukar

a) Pengertian Nilai Tukar

Nilai tukar uang atau kurs mata uang ialah catatan harga pasar dari mata uang asing terhadap harga mata uang domestik. Nilai tukar uang menggambarkan tingkat harga pertukaran antar mata uang dan digunakan pada berbagai transaksi antaralain transaksi perdagangan antar negara, turis, investasi antar negara. Dikutip dari Hidayati (2014).

Uang ialah nilai tukar yang bisa diterima secara umum.

Permasalahannya akan susah berhubungan dengan luar negeri. Karena umumnya perdagangan lintas negara bisa berlangsung jika memungkinkan melakukan pertukaran mata uang. Nilai tukar yaitu sebuah perbandingan

(10)

nilai antara mata uang asing dengan mata uang domestik. Nilai tukar satu mata uang dengan mata uang lain adalah bagian dari proses valuta asing.

Kenaikan harga valuta asing biasa disebut depresiasi atas mata uang dalam negeri. Mata uang asing akan menjadi lebih mahal, artinya nilai mata uang dalam negeri menurun. Turunnya harga valuta asing disebut apresiasi mata uang dalam negeri. Mata uang asing bisa jadi lebih murah, berarti nilai relatif mata uang dalam negeri akan meningkat. Perubahan pada nilai tukar valuta asing dikarenakan terjadi perubahan permintaan atau penawaran dalam bursa valuta asing (hukum penawaran &

permintaan). Cara mengatasi rendahnya nilai tukar yaitu membeli produk dalam negeri, mengurangi konsumsi barang impor, berwisata dalam negeri dan lain-lain.

b) Faktor-Faktor Penggerak Foreign Exchange atau Aktivitas Pertukaran Dua Mata Uang

Faktor utama yang bisa mempengaruhi nilai tukar uang suatu negara yaitu kondisi ekonomi, faktor politik hingga psikologi pasar, naik turunnya modal antar negara juga merupakan faktor yang menentukan kondisi pasar. Kekuatan dasar ekonomi contohnya seperti tingkat bunga & inflasi merupakan dua contoh yang mempengaruhi harga mata uang, hal ini dilakukan dengan salah satunya mengadakan kontrol yaitu membatasi warga negara untuk melakukan sesuatu yang memiliki efek negatif terhadap nilai tukar contohnya seperti transaksi uang ke luar negeri.

c) Kebijakan Nilai Tukar Uang

Kebijakan nilai tukar mata uang pada suatu negara bermacam-macam.

Ada yang menggunakan rezim nilai tukar dipadu, yaitu suatu negara yang menetapkan nilai tukar tertentu untuk mata uangnya. Dan rezim nilai tukar fleksibel yaitu, nilai tukar mata uang suatu negara mengikuti keseimbangan pasar pada pertimbangan uangnya.

(11)

4. Inflasi

a) Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan mengarah pada naiknya harga barang maupun jasa secara terus menerus. Menurut Ningtyas (2014), inflasi ialah presentase naiknya harga dari sejumlah jasa maupun barang yang umumnya di konsumsi oleh masyarakat. Maka inflasi dapat diartikan kenaikan harga barang secara umum yang berlangsung secara terus-menerus / dalam waktu yang lama. Cara mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter diantaranya penetapan jumlah uang beredar, kebijakan peningkatan suku bunga, menaikkan tarif pajak dan menambah jumlah barang dipasar.

b) Efek Inflasi Pada Perkembangan Ekonomi

Inflasi yang tinggi tingkatannya akan mendorong perkembangan ekonomi. Biaya yang naik menyebabkan biaya produktif sangat merugikan. Maka pemilik modal atau investor lebih suka menggunakan uangnya untuk memutuskan untuk mengikuti investasi dalam jangka panjang dengan risiko yang tinggi dan harapan mendapatkan keuntungan yang besar. Contohnya dengan pembeli harta-harta tetap seperti rumah dan bangunan. Oleh karena itu pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan investasi yang bersifat seperti ini, sehingga investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran. (Kalalo, 2016).

c) Tingkat Inflasi

Menurut Wulandari (2020),ada 4 tingkat inflasi, yaitu:

1) Inflasi ringan, kurang dari 10 % per tahun.

2) Inflasi sedang, antara 10 % sampai 30 % per tahun.

3) Inflasi berat, antara 30 % sampai 100 % per tahun.

4) Hiperinflasi, lebih dari 100 % per tahun.

5. Saham

a) Pengertian Saham

Saham ialah surat berharga yang merupakan sebagai bukti dari kepemilikan individu ataupun institusi pada sebuah perusahaan. Dengan menanamkan modal, pihak investor berarti memiliki hak terhadap

(12)

pendapatan di perusahaan, hak terhadap asset perusahaan dan mempunyai hak hadir pada saat rapat umum pemegang saham yang biasa disebut RUPS, dikutip dari Lusiana (2018).

b) Jenis Saham

Menurut Dewi (2009), terdapat 2 jenis saham yaitu : 1) Saham biasa

Saham biasa yaitu saham yang biasa dibeli masyarakat. Emiten atau perusahaan yang menerbitkan surat berharga, biasanya saham biasa yang dipakai untuk memperoleh uang dari masyarakat.

2) Saham preferen

Saham preferen yaitu gabungan antar obligasi dengan saham biasa.

Artinya, di samping memiliki karakteristik obligasi, ia juga memiliki karakteristik saham biasa.

c) Hak Pemegang Saham

Menurut Dewi (2009), pemegang saham memiliki hak-hak yaitu : 1) Berhak atas pendapatan perusahaan

Memiliki hak atas pendapatan bersih perusahaan, yang berupa pembagian deviden. Perusahaan berkewajiban memberikan deviden atau pembagian keuntungan secara berkala (deviden reguler), dan deviden lain.

2) Hak atas harta perusahaan

Mempunyai hak terhadap aset perusahaan, termasuk juga pas perusahaan dilikuidasi.

3) Hak mengeluarkan suara

Mempunyai hak dalam menentukan arah & kebijakan perusahaan dimasa yang akan datang ketika rapat umum pemegang saham. Pemegang saham mempunyai hak suara saat RUPS sesuai dengan jumlah kepemilikan saham.

4) Hak memesan efek terlebih dahulu

Mempunyai hak untuk memesan efek terlebih dahulu. Hal ini karena hak istimewa yang disediakan emiten terhadap pemegang saham lama.

(13)

d) Analisis Menentukan Harga Saham

Menurut Harwaningrum (2016) dalam menentukan harga saham terdapat dua macam analisis yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal definisinya yaitu sebagai berikut :

1) Analisis Fundamental, yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan sebuah nilai perusahaan seperti pendapatan perusahaan yang diharapkan.

2) Analisis Teknikal, yaitu analisis yang digunakan untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan data histori pasar. Sehingga yang sesuai pada penelitian ini adalah analisis teknikal.

C. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir yaitu suatu hasil pemikiran yang beralaskan teori yang ada dengan menggunakan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu. Kerangka berpikir akan menyatukan secara teoritis antar variabel yang diteliti atau sering disebut paradigma. Sehingga kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 :

(14)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir, sehingga dapat dirumuskan dugaan (hipotesis) atau jawaban sementara dalam penelitian sebagai berikut:

a) Diduga terdapat pengaruh tingkat suku bunga terhadap harga saham pada sub-sektor perbankan yang terdaftar pada BEI mulai tahun 2011 hingga tahun 2020.

b) Diduga terdapat pengaruh nilai tukar terhadap harga saham pada sub- sektor perbankan yang terdaftar pada BEI mulai tahun 2011 hingga tahun 2020.

c) Diduga terdapat pengaruh inflasi terhadap harga saham pada sub-sektor perbankan yang terdaftar pada BEI mulai tahun 2011 hingga tahun 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Dokazuje se B´ezoutov teorem, a u toˇcki 1.6 pokazujemo da polinom s realnim koeficijentima moˇze imati realne nultoˇcke i / ili parove konjugirano kompleksnih nultoˇcaka.. U toˇcki

Sedangkan sistem komunikasi kooperatif merupakan komunikasi yang memanfaatkan penggunaan untuk mengeleminasi fading untuk meningkatkan kinerja sistem, skema decoding

Struktur bangunan gedung yang mempunyai satu atau lebih tipe ketidakberaturan seperti yang terdaftar dalam Tabel 2.2 harus dianggap mempunyai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan BISF dalam ransum komersil berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, bobot

Menurut international Standart Organization (ISO), rekod adalah informasi yang disimpan dalam berbagai bentuk, termasuk data dalam computer, dibuat atau diterima serta dikelola

Dari pengertian-pengertian di atas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah rangkaian kegiatan perusahaan dimulai dari penciptaan produk barang dan jasa untuk

Dalam masing-masing iklan tersebut memiliki proposisi di dalam struktur iklan online Gojek dan Grab, pada butir Struktur Wacana Iklan Gojek Terbaru, Gojek Cendikiawan pada butir

Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan pengembangan lapangan gas metana batubara di daerah Idamanggala, Kota Rantau dan sekitarnya, Kabupaten Hulu Sungai