BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya media massa di Indonesia, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Tayang-tayangan di televisi menyuguhkan hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi menyuguhkan hiburan, berita dan iklan dalam waktu menonton televisi sekitar lima sampai tujuh jam dalam sehari.
Televisi merupakan bagian dari alat komunikasi massa, tentunya juga memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan media massa lain, yaitu dapat dimanfaatkan sebagai media atau alat informasi, pendidikan dan hiburan. Teknologi televisi yang ada sekarang ini, batas-batas negara pun tidak lagi merupakan hal yang paling sulit diterjang, melainkan begitu mudah untuk di trobos. Saat ini pertelevisian Indonesia nampaknya cukup berkembang pesat dengan banyaknya stasiun televisi yang saling berlomba menyajikan tayangan untuk pemirsanya.
Program yang di suguhkan saat ini semakin beragam, mulai dari Talkshow, variety show, sinetron, dan lain-lain.
Akibat beragamnya program yang disuguhkan, sayangnya tidak banyak
program yang di buat khusus untuk anak-anak. Sehingga anak-anak khususnya
pelajar saat ini terpaksa ikut menonton program yang tidak sesuai dengan umurnya.
Bahkan, saat ini program sinetron remaja merajalela yang tiap adeganya sebenarnya tidak pantas diperankan atau dilakukan oleh remaja di usia tersebut.
Program tersebut dapat memberikan efek yang kurang baik terhadap penonton yang usianya terbilang belum cukup umur. Penonton anak-anak meliliki filterisasi yang kurang baik, sehingga apa yang di lihatnya akan diterima langsung secara spontan, hal ini berhubungan langsung dengan konsep teori uses and effect yang kurang lebih dapat memberikan gambaran, bagaimana media dapat memberikan efek terhadap khalayak. Yang mana media tersebut juga dapat memberikan dampak atau efek yang diinginkan dan yang tidak diinginkan bagi khalayak.
Penonton anak-anak belum mampu mengkritisi atau memfilter pesan tayangan televisi yang masuk di dalam fikirannya, pada anak-anak komponen organisme (daya pikir) masih labil. Artinya pesan-pesan tayangan televisi memberikan memori yang cepat atau lambat mempengaruhi perilaku yang ditimbilkan.
Maka dari itu, dengan banyaknya sinetron yang bisa mengancam perubahan perilaku anak saat ini dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, sebenarnya peran orang tua disini sangat penting dan diperlukan untuk menyaring dan memilh program acara apa saja yang boleh dan tidak boleh untuk ditonton oleh anaknya.
Waktu menonton televisi sama besarnya dengan waktu belajar dan bermain.
Kegiatan menonton televisi menjadi kegemaran anak, bahkan sebagian dari meraka
lebih suka hukuman tidak menerima uang jajan daripada harus menerima hukuman
tidak boleh menonton televsi.mereka akan berusaha mengalihkan hukuman tersebut
dalam bentuk lain. Orang tua harus bisa menentukan tiap program acara yang akan di tonton anaknya. Apakah program tersebut bermanfaat, apakah program tersebut mendidik, apakah program tersebut memiliki nilai moral, atau apakah justru akan merusak perilaku anaknya?
Walaupun banyak sinetron remaja yang kurang mendidik, kalau orang tua selektif, sebenarnya disisi lain masih ada tersisa program acara yang masih bertahan ditonton oleh para pelajar yang berisi tayangan yang sangat bermanfaat dan mendidik. Hal ini berhubungan dengan program edutaiment anak-anak yang yang saat ini semakin sedikit dimuat di televisi. Padahal program edutaiment sangat di butuhkan untuk dapat mempengaruhi perilaku anak-anak tersebut sejak dini.
Edutaiment berasal dari gabungan dua kata, eeducate dan entertaiment yang kira-kira artinya adalah pendidikan yang menghibur. Dengan konsep ini siswa atau siswi terutama anak-anak seperti merasa tidak dipaksa belajar menonton, masing- masing anak punya tingkat penyerapan pemahaman yang berbeda-beda jika terlalu dipaksakan akan membuat anak-anak menjadi kesal dan menjadikan mereka malas untuk belajar. Sehingga mendidik anak juga harus diimbangi dengan hiburan yang segar.
Konsep edutaiment justru menyelipkan unsur pendidikan dalam sebuah
hiburan, tidak seperti pengajar-pengajar lain yang justru menampilkan kesan tegang
dan serius. Itulah sebabnya mengapa konsep ini lebih mengena pada daya serap
anak, karna secara tidak sadar anak diajar untuk mencari tahu sesuatu dalam bentuk
hiburan yang disajikan. Contoh konsep edutaiment yang akan ditelti oleh penulis
adalah program Si Bolang yang tayang di Trans7.
Si Bolang pertama kali tayang pada 25 Maret 2006, setiap hari Minggu pagi, pukul 9.30 WIB. Tayang selama seminggu sekali. Setiap episodenya Si Bolang selalu berganti-ganti tokoh sesuai dengan kota asal, atau desa asal setiap episodenya, tokoh utama Si Bolang biasanya anak sd setempat dan teman- temannya.
Dalam tayangan Si Bolang ada segmen yang bertutur memalui bentuk tayangan, anda akan berpetualang untuk mengunjungi berbagai daerah di tanah air, berbaur dengan masyarakatnya dan mengeksplorasi kembali beragam permainan- permainan dan olahraga tradisional dari setiap darah tersebut. lewat acara ini, anda akan diingatkan kembali akan segala kenyataan alat dan budaya yang dimiliki indonesia.
Alasan memilih tayangan Si Bolang, karena progam ini menjadi salah satu tayangan yang disajikan dengan cukup menarik belajar sambil bermain yang sedang digemari anak-anak. Dimana acara tersebut menggambarkan dan menceritakan mengenai ilmu pengetahuan dan budaya indonesia serta, membahas mengenai proses permainan-permainan yang berkaitan dengan budaya-budaya indonesia.
Acara Si Bolang juga mendapat rating yang cukup baik dari pediode 5 januari sampai 5 febuari yaitu sebesar 1,25.
1Tayangan Si Bolang sebagai tayangan yang menyimpan pesannya melalui bermain dan belajar, jadi anak-anak yang menonton akan mendapatkan pelajaran budaya Indonesia dari tayangan tersebut. Dengan adanya tayangan Si Bolang yang menyampaikan pesan moral dengan cara sederhana, mudah dimengerti, dibungkus
1 Data dari Nielsen Indonesia
dalam cerita kehidupan keseharian anak, memberikan pesan-pesan yang positif bagi anak, dan pesan tersebut tentunya sangat membantu pada perkembangan anak.
Program acara “Si Bolang” termasuk program acara yang banyak mendapatkan apresiasi. Hingga tahun 2015 (9 tahun tayang), “Si Bolang” meraih 15 penghargaan, antara lain dari KPI sebagai program anak terbaik dan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI sebagai acara yang mendidik dan menghibur bagi anak Indonesia. Hal itu tak lepas dari keuletan tim produksi untuk mendengarkan masukan dari pemirsa dan melakukan perubahan sesuai perkembangan di masyarakat dan dunia anak khususnya.
2Tayangan Si Bolang menceritakan tentang kita sebagai warga negara indonesia, banyak yang sudah lupa akan permainan-permainan ataupun olah raga tradisional dari daerah. Tapi tidak disini, tayangan Si Bolang, anda akan berpetualang bersama untuk mengunjungi berbagai daerah di tanah air indonesia, berbaur dengan masyarakat dan mengekspor kembali beragam permainan tradisional seperti kelereng, egrang, pletokan, layangan, bambu betung dan lain- lain. Lewat acara ini, anak akan mempelajari segala kekayaan adat dan budaya yang dimiliki indonesia.
Salah satu contohnya ada dalam episode Si Bolang yang berjudul “ semarak kanak Utara Rinjani” yang tayang pada 23 januari 2017 lalu. Di episode ini di ceritakan beberapa anak yang berasal dari desa Rempek, Kecamatan Ganga Lombok utara. Mereka memandikan beberapa sapi mereka menggunakan alat
2 Mohammadwildan. (2016, 8 Oktober). Kemdikbud [Online]. Di akses pada tanggal 23 febuari dari http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/2016/10/08/trans-7-program-acara-bocah- petualang/
semprot sederhana yang mereka buat sendiri, tidak jarang mereka juga menggunakannya untuk bermain. Mereka juga memperkenalkan beberapa kebudayaan desa asal mereka. Tak lupa mereka juga memainan gasing yang mereka buat sendiri dari buah nyamplung, terlihat sekali keantusiasan anak-anak di desa saat mereka memainan gasing tersebut.
Saat ini banyak sekali tayangan yang sasaran audiennya adalah anak-anak, terutama dengan maraknya tayangan-tayangan yang kian hari kian bermunculan banyak stasiun televisi seperti dunia air, laptop si unyil dan kampung main. Penulis memilih efek tayangan terhadap tingkat saat ini tidak dapat dipisahkan dari efek yang akan timbul dan efek tayangan juga bisa terjadi pada anak-anak, karna banyak program televisi yang memang dirancang khusus anak-anak.
Bagi pengelola stasiun televisi anak-anak merupakan segman penonton yang potensial. Hasil penelitian murray menujukan rata-rata anak pra sekolah menghabiskan setengah dari waktu kerja orang dewasa untuk menonton televisi, waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menonton televisi semakin bertambah ketika mereka berusia 6 (enam) atau 7 (tujuh) tahun (usia SD)
3.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulisan tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Efek Tayangan Si Bolang di Trans7 Periode (5 Januari sampai 5 Februari) pada siswa-siswa SD” dengan menarik sample siswa- siswi SDN Parapat 4 Perumnas 2 Tangerang. Penulis memilih judul tersebut karna saat ini media merupakan salah satu alat yang sangat sering di gunakan masyarakat,
3 Aini Hidayat, Televisi Dan Perkembangan Sosial Anak,Jogjakarta,PT.Pustaka Pelajar,1998.Hal,17