MOTIVASI, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN STATUS SOSIAL
EKONOMI DIHUBUNGKAN DENGAN HASIL-HASILPELATIHAN DAN PRAKTEK KETERAMPILAN
KERJA PADA PELATIHAN CALON
BABY SITTER
(Studi Analisa Data terhadap Calon Baby Sitter di Panti i
Penitipan Bayi "Ade Irma Suryani Nasution" Medan)
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis pada Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia untuk memenuhi sebagian
persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Konsentrasi Pelatihan
Oleh:
NURASIAH NIM: 989503
$$
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I
PROF. DR. H. ENDANG SUMANTR1, M A
Pembimbing II
<Mjl
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul "Motivasi, Tingkat
Pendidikan Dan Status Sosial Ekonomi Dihubungkan Dengan Hasil-Hasil
Pelatihan Dan Praktek Keterampilan Kerja Pada Pelatihan Calon Baby Sitter" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya
siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung , J u ni 2000
Yang membuat pernyataan
"NVANSJLILMU"
Hak-hak Wanita
Wanita mempunyai hak seperti kewajibannya dengan cara yang baik (Al-Baqarah: 228)
Firman Allah SWT
Wanita yang sholeh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri dibalik pembelakangan suaminya
(Sural An-Nisa: 34)
Firman Allah SWT
W?an hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
kesejahteraan mereka oleh sebab itu hendaklah mereka
bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang bettarm(Surat An-Nisa: 9)
Sahda Rasulullah SAW
Wetiap anak dilahirkan dengan inembawafitrah, kedua orang tualah yang meyahudikannya,
rnenasranikannya atau memajusikannya.MMHadist, 1989: I)
Sahda Rasulullah SAW
ABSTRAK
Fokus permasalahan yang diangkat dalam Tesis ini adalah Motivasi, tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi dihubungkan dengan hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter. Karena keempat faktor ini merupakan suatu pernyataan yang abstrak maka perlu dijabarkan ke dalam
indikator variabel sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat
motivasi, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi yang dihubungkan dengan hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter, dan untuk
menguji adakah hubungan antara keempat variabel tersebut. Penelitian ini
berlokasi di Jalan T. Cik Ditiro, Kecamatan Medan Baru - Medan.
Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori-teori tentang Motivasi yang dikutip dari pendapat W.J.S. Poerwodarminta (1982: 655), Mc.
Clelland (1987: 51) tentang "Social motives theory", dimana pada dasarnya semua
pekerjaan membutuhkan motivasi yang cukup bagi setiap orang untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dengan berhasil. Selanjutnya teori-teori tentang Tingkat Pendidikan yang dikutip dari pendapat Moh. Surya (1990: 20) tentang
taman kanak-kanak, Kartini Kartono (1986: 139), tentang tingkat Sekolah Dasar,
Zulkifli L (1987: 87), tentang tingkat SLTP dan tingkat SLTAdan universitas, dimana tinggi rendahnya pendidikan seseorang akan mencerminkan tingkat
pengetahuan dan sikap serta prilakunya. Teori-teori tentang Status Sosial Ekonomi
yang dikutip dari pendapat Mayor Polak (1979), Miller (1964) dan SC. Utami
Munandar (1982) dimana tinggi-rendahnya status sosial ekonomi orang tua
cenderung menentukan perbedaan tanggung jawab orang tua pada anaknya.
Teori-teori tentang training oleh Sikula (1976), Mulyanan Sugandi (1993), dimana
dijelaskan bahwa program latihan kerja dapat mempertinggi kemampuan kerja
dengan mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat serta memiliki
pengetahuan tentang tugas.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan tehnik studi Analisis
data dan juga digolongkan ke dalam penelitian eksplanasi (explanatory research),
karena penelitian ini juga berupaya meneliti
hubungan variabel yang
dihipotesiskan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
perhitungan statistik non-parametrik. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel
total, yaitu 50 orang responden yang mengikuti latihan calon baby sitter di Panti
Perawatan dan Penitipan Bayi "ADE IRMA SURYANI NASUTION" Medan. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non-parametrik. Alat
pengumpul data yang dipergunakan untuk variabel independen adalah Kuesioner
yang terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya, sedangkan alat pengumpul
data untuk variabel dependen adalah dokumentasi.Setelah dilakukan pengolahan dan analisa data diperoleh hasil penelitian
sebagai berikut: Pertama; Hasil perhitungan statistik Yule's Q menunjukkan QxiYa
= 0,6 dan chi kuadratnya = 3,853 jadi dapat ditarik kesimpulan terdapat hubungan
positif yang mantap dan signifikan antara motivasi dengan hasil-hasil pelatihan
dan hasil perhitungan statistik Yule's Q menunjukkan QxiYb = 0,54 dan uji chi
kuadratnva = 3,4. "rial ini mengandung makna bahwa terdapat hubungan positif
yang mantap serta berkonstribusi antara motivasi dengan praktek keterampilan
kerja, dimana y? ^ung = 3,4 < X2 ,abe. 3,84 pada dk = 1 dengan taraf kepercayaan
0,95%. Kedua: Hasil perhitungan statistik Yule's Q menunjukkan QX2Ya - - 0,45
dan chi kuadratnva = 1,86 makna yang dapat ditarik dari analisis ini yaitu terdapat
hubungan negatif vang sedang tetapi tidak signifikan antara tingkat pendidikan
dengan hasil-hasil pelatihan dimana %2 wtung =1,86 <X2 tabci 3,84. Sedangkan untuk
perhitungan statistik Yule's QQX2Yb =- 0,25 dan chi kuadratnya =0,52. Ini dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan negatif yang rendah dan tidak signifikan antara
tingkat pendidikan dengan praktek keterampilan kerja, dimana %2 wtung =0,52 <
X2tabei 384 pada dk = 1dengan taraf kepercayaan 0,95%. Ketiga Hasil perhitungan
statistik Yule's Qmenunjukkan Qxsva =0,153 dan uji chi kuadratnya = 0,23 dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan positif yang rendah tetapi tidak signifikan
antara status sosial ekonomi dengan hasil-hasil pelatihan dimana x hhung = 0,23 <
X2 .abei 3,84 pada dk = 1 dengan taraf kepercayaan 0,95%. Sedangkan untuk
perhitungan statistik Yule's Qmenunjukkan Qxavb =0,4 dan uji chi kuadratnya
-175 Ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan positif yang sedang antara status
sosial ekonomi dengan praktek keterampilan kerja tetapi tidak signifikan, dimana
X2 hitung =1J <X2 tabei 3,84 pada dk =1dengan taraf kepercayaan 0,95%.
Dari temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
motivasi calon baby sitter untuk mengikuti pelatihan maka semakin tinggi
hasil-hasil pelatihan yang akan diperolehnya. Begitu juga di dalam memperoleh nilai
praktek, motivasi seseorang sangat berpengaruh atau konstnbusi yang dibenkan
oleh motivasi terhadap nilai praktek sangat besar. Sedangkan untuk tingkat
pendidikan dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang baby sitter tidak
dibutuhkan orang-orang yang berpendidikan tinggi cukup hanya pada tingkat
pendidikan SLTP dan SLTA saja, hal ini dapat dibuktikan dan hasil penelitian
yang dilakukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan
dengan hasil-hasil pelatihan (nilai teori), begitu juga untuk hubungan antara tingkat
pendidikan dengan praktek keterampilan kerja (nilai praktek) tidak berkorelasi,
artinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang ada kecenderungan semakin
baik pelaksanaan praktek keterampilan kerjanya. Selanjutnya yang berkaitan
dengan status sosial ekonomi orang tua calon baby sitter sama sekali tidak
mempengaruhi kesempatan bagi calon baby sitter untuk berprestasi, atau dengan
kata lain walaupun sebagian besar orang tua calon baby sitter termasuk dalam
status sosial ekonomi kategori rendah tetapi tidak menutup kemungkinan bagi
anaknya (calon baby sitter) yang mengikuti pelatihan untuk memihki nilai teon
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PERNYATAAN
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
UCAPAN TERIMAKASIH vi
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 6
D. Tujuan Penelitian 7
E. Kerangka Pemikiran 8
F. Kegunaan Penelitian 9
G. Pertanyaan Penelitian 10
H. Definisi Operasional 10
BAB II LANDASAN TEORITIS 16
A. Konsep Pelatihan Keterampilan Kerja dalam Konteks
Pendidikan Luar Sekolah
1. Pengetian Pelatihan
2. Macam Pelatihan atau untuk Siapa Pelatihan Diberikan 25 3. Bagaimana Pendidikan Luar Sekolah/Pelatihan
28
Dilaksanakan
4. Pelaksanaan Pendidikan/Pelatihan Pendidikan Luar
Sekolah 34
B. Latihan Keterampilan Kerja dalam Pelatihan Calon Baby
Sitter Merupakan Bagian dari Program Pendidikan Luar
Sekolah 37
C. Pelatihan Calon Baby Sitter di Panti Penitipan Bayi Bagian
39 dari Program Pendidikan Luar Sekolah
1. Pengertian Baby Sitter dan Keberadaannya .."'..'
39
2. Tujuan Mendidik dan Melatih Calon Baby Sitter 40
D. Kerangka Variabel yang Diteliti 41
1. Motivasi Calon Baby Sitter dalam Mengikuti Pelatihan
41
Keterampilan Kerja
a. Pengertian Motivasi 4'
b. Jenis Motivasi 44
c. Fungsi Motivasi 46
d. Cara Memberi Motivasi 47
XI
16
2. Tingkat Pendidikan Calon Baby Sitter 49
3. Latar Belakang Status Sosial Ekonomi
65
4a. Hasil Latihan Keterampilan Kerja Calon Baby Sitter ... 67
4b. Praktek Keterampilan Kerja Calon Baby Sitter 78
E. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan 83
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 85
A. Metode Penelitian 85
1. Kuesioner/Angket 85
2. Observasi 86
3. Studi Literatur 87
B. Populasi dan Sampel 87
C. Satuan Analisis ^
D. Penyusunan Alat Pengumpul Data/Instrumen Penelitian ...
91
E. Langkah-langkah Penelitian
96
F. Cara Menganalisis Data 97
G. Jadwal Kegiatan Penelitian
•"
BAB IV HASIL PENELITIAN
,0°
A. Gambaran Umum tentang Panti Penitipan Bayi Ade Irma
Suryani Nasution Medan Provinsi Sumatera Utara
J0o
1. Latar Belakang berdirinya Panti Penitipan Bayi Ade
Irma Suryani Nasution
10°
2. Struktur Organisasi Panti Penitipan Bayi 103
3. Kurikulum Latihan yang Digunakan di Panti Penitipan
Bayi Ade Irma Suryani Nasution Medan
°5
B. Gambaran Umum tentang Sampel 108
C. Deskripsi Analisis Univariate terhadap variabel-variabel
yang diteliti 112
1. Hasil Analisis Univariate terhadap Variabel Xi =
Motivasi 112
2. Hasil Analisis Univariate terhadap Variabel X2 =
Tingkat Pendidikan 116
3. Hasil Analisis Univariate terhadap Variabel X3 =
Status Sosial Ekonomi 118
4a. Hasil Analisis Univariate terhadap Variabel Ya =
Hasil-hasil Latihan Keterampilan Kerja 119
4b. Hasil Analisis Univariate terhadap Variabel Yb ; Nilai
dari Praktek 12°
D. Deskripsi Analisis tentang Hubungan Bivariate antara
Variabel Independen dengan Variabel Dependen 121
la. Hubungan Bivariate antara Variabel Motivasi (Xi)
dengan Hasil-hasil Belajar(Ya) 122
lb. Hubungan Bivariate antara Motivasi (X,) dengan
Kemampuan Melaksanakan Tugas/Praktek yb
123
2a. Hubungan Bivariate antara Tingkat Pendidikan (X2)
dengan Hasil-hasil Pelatihan (Ya) 125
2b. Hubungan Bivariate antara Tingkat Pendidikan (X2)
dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas/Praktek
(Yb) 126
3a. Hubungan Bivariate antara Variabel Status Sosial
Ekonomi (X3) dengan Hasil-hasil Pelatihan
Keterampilan Kerja (Ya) 127
3b. Hubungan Bivariate antara Variabel Status Sosial
Ekonomi (X3) dengan Nilai Praktek Keterampilan
Kerja Calon Baby Sitter (Yb) 128
4. Temuan Penelitian 130
BAB V DISKUSI, KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 132
A. Diskusi Hasil Penelitian ' ji~
B. Kesimpulan 140
C. Implikasi
142
1. Implikasi bagi Pengembangan Ilmu : 142
2a. Implikasi bagi Kemanfaatan Pelatihan 144
2b. Implikasi bagi Pengelola Latihan Keterampilan ]4$
2c. Implikasi bagi Pelaksanaan Latihan Keterampilan
Kerja bagi Calon Baby Sitter dalam Merawat dan
Mengasuh Bayi '50
3. Implikasi bagi Peneliti Selanjutnya
*50
D. Saran -152.
DAFTAR PUSTAKA 154
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Interpretasi Nilai r 96
2. Konvensi Nilai-nilai Q 99
3. Data Peserta Baby Sitter yang sudah Disalurkan oleh Panti 108
4. Data Daerah Asal Calon Baby Sitter 109
5. Data Pekerjaan Orang Tua Calon Baby Sitter U0
6. Data Bayi yang di Baby Sitterkan di Panti Penitipan Bayi Pada
Bulan Maret s/d Mei tahun 2000 111
7. Data Bayi yang ada/Tinggal Menetap di Panti pada Bulan Maret s/d
Mei Tahun 2000 HI
8. Umur Responden
llj
9. Pekerjaan Responden Sebelum Memasuki Panti 114
10. Keterampiian yang Dimiliki Responden Sebelum Memasuki Panti ... 114
11. Tingkat Motivasi Kerja Calon Baby Sitter 115
12. Tingkat Pendidikan Calon Baby Sitter 117
13. Kategorisasi Tingkatan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Peserta
Latihan Calon Baby Sitter 118
14. Tingkat Hasil-hasil Latihan Keterampilan Kerja (Nilai Teori) 119
15. Kategorisasi Tingkatan Nilai Praktek Keterampilan Kerja Calon
BabySitter
12J
16. Hubungan Bivariate antara Motivasi dengan Hasil-hasil Pelatihan
Keterampilan Calon Baby Sitter 0
/ J
17. Hubungan Bivariate antara Motivasi dengan Kemampuan
Melaksnakan Tugas (Nilai Praktek) 124
18. Hubungan Bivariate antara Variabel Tingkat Pendidikan dengan
Hasil-hasil Pelatihan (Nilai Teori) 125
19. Hubungan Bivariate antara Tingkat Pendidikan dengan Kemampuan
Melaksnakan Tugas/Praktek Kerja 126
20. Hubungan Bivariate antara Status Sosial Ekonomi dengan
Hasil-hasil Pelatihan Keterampilan Kerja 127
21. Hubungan Bivariate antara Status Sosial Ekonomi dengan Nilai
Prakt ek Keterampilan Kerja 129
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Paradigma Hubungan Teoritik antar Variabel Dependen dengan
Independen yang diteliti 15
2 Hubungan Fungsional antar Komponen-komponen Pembelajaran
dalam Latihan Ketrampilan Kerja 77
3. Faktor Utama yang Mempengaruhi Kinerja 79
4. Struktur Organisasi Panti Penitipan Bayi Ade Irma Suryani Nasution
Medan 1(M
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Angket/Data Motivasi 157
2. Data Instrument Penelitian 162
3. Data Nilai Hasil Belajar 164
4. Data Nilai Praktek 165
5. Pengukuran Kemampuan Praktek 166
6. Data Hasil Penelitian '••':- 167
7. Cara Pengelolaan Data dan Pengujian Hipotesis 168
8. HargaKritik Chi Kuadrat 182
9. Jadwal Pelajaran 187
10. Surat Izin Penelitian 188
11. Riwayat Hidup 189
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Eksistensi wanita (perempuan) sebagai generasi muda menurut realitasnya di tengah-tengah kehidupan manusia secara totalitas merupakan hal yang sangat penting, dan hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan fungsi
ganda wanita dalam berbagai aspek dimensi kehidupan ini merupakan wahana
essensial untuk menghadapi berbagai pokok problematika dan berusaha mencari
solusi ditengah-tengah era globalisasi dengan kemajuan science dan teknologi
saat ini.
Di Indonesia keberadaan wanita dibandingkan dengan pria ditinjau dari
sudut kuantitasnya menurut tingkat perkapita penduduk lebih besar jumlah
wanitanya, daripada jumlah pria, dari jumlah tersebut dapat dianalisis berapa
puluh juta kaum wanita yang tersebar di berbagai wilayah provinsi di Indonesia,
baik di daerah pedesaan, pinggiran kota, bahkan di perkotaan, dari
keberadaannya tersebut mereka memiliki status, kredibilitas formal yang
berbeda, ada yang berkarya, ada yang statis, ada yang bekerja, ada yang
menganggur, bahkan kebanyakan hanya bertindak totalitas sebagai ibu rumah
tangga belaka, namun wanita usia muda dan terkategorisasi generasi muda
sebagian dari mereka adalah merupakan tenaga kerja yang potensial untuk
Prospek wanita dengan keberadaannya pada saat ini berusaha semaksimal
mungkin untuk menunjukkan sosok kemampuannya agar memiliki kemampuan
berpendidikan, berpengetahuan, berkeahlian dan memiliki pekerjaan yang layak
ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Kenyataan ini jelas terlihat seberapa
banyak kaum wanita yang bekerja baik dikalangan instansi pemerintah, swasta ,
menjadi pramuwisma, baby sitter, bahkan wanita-wanita Indonesia banyak yang
bekerja di luar negeri menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) kesemuanya ini
bertujuan untuk memperbaiki kehidupan secara pribadi, keluarga demi
pencapaian tingkat kesejahteraan yang lebih layak.
Keinginan bekerja dikalangan wanita ini merupakan suatu kewajaran dari
kaum wanita itu sendiri sesuai dengan tuntutan zaman yang dinamis rasional,
dan bebas memililih pekerjaan apa yang sesuai dengan mereka, didukung oleh
latar belakang pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki. Dari kenyataan
yang ada, bahwa dari sekian banyak wanita yang berpendidikan sekolah formal,
namun masih banyak juga diantara mereka yang tidak dapat menyelesaikan
jenjang pendidikannya dari tingkat SD, SLTP, SLTA, bahkan Perguruan Tinggi,
dan ini merupakan masalah yang akan dihadapi oleh bangsa dan negara,
bagaimanapun untuk menghadapinya, memperhatikan serta menampung mereka
untuk dapat belajar bahkan bekerja agartidakimenjadi pengangguran kentara.
Dari sekian banyak lokasi penampungan bagi generasi yang putus
sekolah, salah satu diantaranya adalah panti atau sarana yang dapat mendidik,
melatih, membimbing mereka yang putus sekolah minimal memiliki tamatan
merawat bayi dan balita. Panti tersebut adalah panti penitipan bayi yang
memberi pengetahuan dibidang keahlian merawat bayi dan pengetahuan umum
yang berguna untuk kehidupan dan pekerjaannya secara profesional dibidangnya, orang yang dilatih dan dididik untuk merawat bayi ini disebut
istilah baby sitter.
Baby Sitter untuk daerah pedesaan, pinggiran kota, mungkin belum
begitu populer pengertiannya, aktivitas baby sitter masih banyak orang
menafsirkannya dengan kegiatan yang dilakukan oleh pramuwisma (pembantu
rumah tangga) padahal objek sasarannya cukup berbeda, di bawah ini dapat
dijelaskan tentang pengertian Baby Sitter adalah sebagai berikut: secara
etimologis menurut kamus Bahasa Inggris Baby Sitter yakni; baby = bayi (anak)
sedangkan sitter adalah pengasuh/perawat dengan demikian Baby Sitter adalah
orang yang bekerja sebagai pengasuh/perawat bayi. Pengertian ini dipertegas
oleh pendapat Maria Budhi yang mendefmisikan Baby Sitter adalah
orang-orang yang digaji/upah untuk mengasuh dan merawat bayi (balita) sementara
orang tua mereka bepergian atau bekerja. (Maria Budhi, 1984: 49).
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa pekerjaan sebagai baby sitter
memerlukan bekal keterampilan, pengetahuan, pendidikan spesifik dan
profesional dibidangnya, kegiatan ini merupakan jalur yang bukan
diselenggarakan dijalur pendidikan formal (sekolah) namun termasuk kedalam
jalur atau kegiatan pendidikan luar sekolah (dalam bentuk pelatihan).
Menurut Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974, latihan dirumuskan
"Latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan
yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metoda yang
lebih mengutamakan praktek daripada teori (Moekijat, 1993: 3).
Berpedoman pada pendapat di atas, bahwa peran pelatihan adalah
menghasilkan kegiatan edukatif ditambah dengan keterampilan sehingga peserta
didik dapat melakukan penyesuaian yang harmonis, mengembangkan sikap
positif dan menitikberatkan untuk membantu peserta didik dalam
mengoptimalisasikan perkembangan intelektual, perasaan, kemampuan, usaha dan keterampilan juga untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dalam
kehidupannya.
Selain masalah-masalah yang dihadapi para wanita di atas, adapula
anggapan bahwa setiap wanita terlahir sebagaimana fitrahnya sudah sebagai ibu,
jadi tidak perlu ada pendidikan dan latihan khusus untuk merawat bayi/anak,
karena hal ini sudah dapat dilakukan oleh wanita yang bekerja sebagai
pembantu rumah tangga atau dengan kata lain mengurus rumah tangga para
pembantu tersebut sekaligus dapat difungsikan sebagai pengasuh bayi/anak.
Untuk menyahuti pendapat/anggapan-anggapan yang berkembang di atas
maka hadirlah panti-panti penitipan bayi yang memberikan kesempatan bagi
para wanita khususnya yang berpendidikan minimal lulusan SLTP untuk dididik
dan dilatih agar memiliki ketrampilan khusus didalam mengasuh dan merawat
bayi melalui program-programnya sehingga dapat dengan jelas dibedakan antara
baby sitter dengan pembantu rumah tangga biasa.
Mengingat akan pentingnya arti pelatihan yang dilaksanakan di luar
keterampilan secara profesional dibidang perawatan bayi (anak) di panti atau di luar panti, maka sangat diperlukan sekali berbagai aspek program latihan keterampilan yang akan mendukung mereka untuk menjadi terampil
melaksanakan aktivitas kinerja ditempat bekerja nantinya.
Hal ini berkaitan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana
mengenai konsep si tentang Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut:
"Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap usaha pelayanan pendidikan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup dan dijalankan dengan sengaja, teratur, terencana dan bertujuan untuk mengaktualisasikan potensi manusia berupa sikap, tindak dan karya menuju terbentuknya manusia seutuhnya yang gemar belajar-mengajar agar mampu meningkatkan mutu dan taraf
hidupnya.
(D. Sudjana, 1993: 37).
Untuk mencapai tujuan tersebut maka Pendidikan Luar Sekolah melalui
kegiatan pelatihan yang bertujuan pada suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memajukan perikehidupan dan penghidupan masyarakat baik dibidang sosial
maupun ekonomi, untuk merealisasikan langkah tersebut diperlukan minimum
pada warga masyarakat baik laki-laki atau wanita, pemuda maupun orang
dewasa atau anak-anak.
Dengan demikian untuk memperoleh kesempatan memiliki keterampilan
kinerja yang baik di panti penitipan bayi Ade Irma Suryani Nasution Medan
Provinsi Sumatera Utara, sejauh ini perlu dianalisa dan diteliti sampai sejauh
mana hasil latihan keterampilan kerja, motivasi dan tingkat pendidikan yang
telah dimiliki baby sitter terhadap tingkat kemampuan mereka melaksanakan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah pada bagian sebelumnya, jelaslah
bahwa kegiatan keterampilan kerja baby sitter dalam mengikuti latihan
keterampilan Pendidikan Luar Sekolah perlu mendapat perhatian dalam rangka
peningkatan kemampuan melaksanakan aktivitas kinerja di Panti penitipan bayi.
Untuk lebih jelasnya, penulis dapat mengidentifikasi fenomena-fenomena
yang ada sebagai lingkup permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat dari motivasi, tingkat pendidikan dan latar belakang status sosial
calon baby sitter bagi peningkatan hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan calon baby sitter di Panti penitipan bayi.
2. Faktor-faktor keberhasilan pelaksanaan latihan keterampilan kerja, motivasi, tingkat pendidikan dan latar belakang status sosial calon baby sitter.
3. Kaitan antara motivasi, tingkat pendidikan, dan latar belakang status sosial
calon baby sitter terhadap hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan
kerja calon baby sitter.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut di atas, dan untuk membatasi ruang
lingkup penelitian, Penulis membatasi permasalahan dengan memfokuskan
pengkajian pada aspek-aspek berikut ini:
1. Pelaksanaan kegiatan latihan keterampilan kerja calon baby sitter ditinjau
kemampuannya melaksanakan praktek keterampilan kerja di Panti penitipan
bayi.
2. Pendidikan latihan keterampilan Pendidikan Luar Sekolah dan keterampilan
kerja calon baby sitter ini adalah kegiatan yang dilaksanakan di Panti
Penitipan Bayi Ade Irma Suryani Nasution Medan Provinsi Sumatera Utara.
3. Populasi yang dijadikan objek/responden dalam penelitian ini terbatas pada
calon baby sitter yang mengikuti pelatihan di Panti Penitipan Bayi Ade Irma
Suryani Nasution Medan Provinsi Sumatera Utara.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; merupakan masalah
pokok, yang dinyatakan sebagai hal yang ingin diketahui mengenai; adakah hubungan antara motivasi, tingkat pendidikan, dan latar belakang status sosial,
dengan hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap
tentang pendidikan latihan keterampilan kerja yang dilakukan atau diberikan
oleh Panti Penitipan Bayi Ade Irma Suryani Nasution Medan Provinsi Sumatera
Utara sebagai satuan penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah.
Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk melihat bahwa motivasi di dalam kegiatan belajar dan
membelajarkan dalam latihan keterampilan kerja memiliki korelasi terhadap
hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter di
2. Untuk melihat bahwa tingkat pendidikan di dalam kegiatan belajar dan membelajarkan dalam latihan keterampilan kerja memiliki korelasi terhadap hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter di
Panti penitipan bayi.
3. Untuk melihat bahwa latar belakang status sosial di dalam kegiatan belajar dan membelajarkan dalam latihan keterampilan kerja memiliki korelasi terhadap hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby
sitter di Panti Penitipan Bayi.
E. Kerangka Pemikiran
Adapun yang menjadi kerangka pemikiran dan menjadi titik tolak dalam
penelitian ini adalah:
1. Wanita (perempuan) yang putus sekolah SLTA dan memiliki tamatan
(legalitas formal) SLTP khsusunya mempunyai semangat yang tinggi dalam
mengejar kemajuan dan menemukan identitas dirinya.
2. Panti Penitipan Bayi merupakan fasilitas dan wahana potensial untuk
menampung dan mendidik mereka yang putus sekolah dalam rangka
mengembangkan dan meningkatkan potensial diri para calon baby sitter
yang mengikuti kegiatan latihan keterampilan kerja.
3. Latihan keterampilan kerja merupakan upaya memelihara dan membawa
suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana
aslinya.
4. Panti Penitipan Bayi Ade Irma Suryani Nasution Medan Provinsi Sumatera
Utara merupakan lingkungan dimana para calon baby sitter yang dididik dan
dilatih untuk mendapatkan keterampilan dapat mengaplikasikan dirinya
untuk melaksanakan kinerja yang baik di lingkungan kerjanya.
F. Kegunaan Penelitian
Informasi yang dapat diungkapkan dalam penelitian ini digunakan untuk:
1. Secara teoritis: hasil penelitian ini akan dijadikan bahan masukan bagi
perkembangan kompetensi profesionalisme Pendidikan Luar Sekolah,
khususnya tentang konsepsi penyusunan materi latihan keterampilan dan
metode/teknik yang bermanfaat bagi pelaksanaan keterampilan kerja calon
baby sitter dalam melaksanakan kinerja di panti penitipan bayi.
2 Secara praktis: hasil penelitian ini memberikan masukan tentang
kemampuan calon baby sitter melaksanakan kinerja, kepada para perencana
dan pengelola program Pendidikan Luar Sekolah di Panti Penitipan Bayi
Ade Irma Suryani Nasution Medan Provinsi Sumatera Utara, terutama bagi
Yayasan, sumber belajar, dan fasilitator dalam penyusunan materi dan
metode pembelajaran sehingga diperolehnya hasil belajar dan sistim kerja
baby sitter yang berkualitas.
G. Pertanyaan Penelitian
Berangkat dari konsep tentang motivasi, tingkat pendidikan dan latar
10
keterampilan kerja dari hasil analisis data yang diperoleh, maka lahirlah
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan hasil-hasil pelatihan dan
praktek keterampilan kerja calon baby sitter di Panti Penitipan Bayi.
2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan hasil-hasil
pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter.
3. Apakah ada hubungan antara latar belakang status sosial dengan hasil-hasil
pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter.
H. Definisi Operasional
Agar memiliki pemahaman yang sama terhadap penelitian yang
dilakukan, maka akan dianalisis secara singkat beberapa istilah yang berkenaan
dengan judul dan fokus masalah penelitian ini:
1. Hasil-hasil Latihan, adalah keseluruhan hasil atau prestasi belajar para calon
baby sitter yang berupa tingkat pemahaman mereka tentang cara merawat
bayi/anak, tingkat pengetahuan dan sikap mereka tentang pengurusan bayi
sehari-hari, sebagai daya serap mereka terhadap pelaksanaan latihan
keterampilan yang mereka ikuti.
2. Praktek Kerja, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kadar hasil yang
dapat ditunjukkan seseorang dalam pelaksanaan pekerjaannya, hal ini dapat
diukur berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan mengenai tinggi
rendahnya kinerja karyawan. Diukur dari beberapa hal, yakni mengenai:
11
yang diberikan oleh pelatih. (Panti Penitipan Bayi Ade Irma Suryani
Nasution, 2000)
3. Motivasi adalah kekuatan yang mendorong arah dan ketetapan tindakan
untuk mengikuti latihan keterampilan kerja calon baby sitter.
4- Tingkat Pendidikan. adalah jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh oleh
calon baby sitter, yang dalam hal ini dijadikan dasar untuk mengikuti latihan
keterampilan untuk menjadi baby sitter.
5. Latar Belakang Status Sosial Ekonomi, jenis pekerjaan, pendapatan,
pemilikan rumah serta daerah tempat tinggal para orang tua calon baby sitter
yang mengikuti pelatihan. Sejalan dengan pendapat Miller (1964), banyak
menekankan kepada masalah status sosial ekonomi pada cara yang
berhubungan dengan pekerjaan, pendapatan, pemilikan dan daerah tempat
tinggal (Nasriah, 1992: 19).
6. Latihan Kerja, adalah usaha sadar dalam menjadikan berlangsungnya proses
belajar. Untuk mencapai tujuan ini kesempatan harus diberikan kepada
pekerja untuk memungkinkan mengembangkan potensinya secara penuh
kepada situasi pekerjaannya. Ada 2 hal yang dituntut oleh latihan kerja:
1) Pengembangan keterampilan: memberikan pengembangan kemampuan
melakukan tugas-tugas yang sangat khusus.
2) Menggunakan seluruh potensi yang ada pada orang itu benar-benar
dipersiapkan untuk menggunakan kualitas produktifnya, kemampuannya
mencipta, berkonsepsi, mengambil keputusan, dan di dalam fungsi
12
pengembangan keterampilan bagi masalah pelestarian keterampilan dan
penyesuaian pekerja dalam pekerjaannya. (Mulyana Sugandi, 1993: 4)
7. Baby Sitter, atau baby sister, sesuai dengan pengertian etimologisnya, Baby
= bayi (anak), dan Sitter = pangasuh/perawat, maka yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dan langsung bekerja dilapangan (panti) sebagai perawat bayi (anak) dan mendapatkan hasil kerja yang berupa gaji/upah ditempat mereka
bekerja.
8. Panti Penitipan Bayi Ade Irma Suryani Nasution
Panti adalah tempat atau wadah penitipan bayi, dan baby sitter adalah orang
yang bekerja sebagai pengasuh dan perawat bayi (balita) yang dititipkan
orang tuanya sementara mereka bekerja atau bepergian.
Dalam penelitian ini Pendidikan Luar Sekolah sebagai suatu satuan dan sistem pendidikan di luar persekolahan yang memiliki sistem penyelenggaraan proses belajar dan membelajarkan peserta didiknya secara terorganisir dan memiliki tempat pelaksanaan untuk penyelenggaraannya, salah satu diantaranya seperti Panti Penitipan Bayi Ade Irma Suryani
Nasution Medan Provinsi Sumatera Utara.
Pendidikan Luar Sekolah juga dapat dijadikan suatu model pendekatan dalam melihat fenomena-fenomena dilapangan dengan menggunakan konsep-konsep hubungan fungsional antara komponen-komponen
13
I. Keterbatasan Penelitian
Meskipun prinsi-prinsip metodologi penelitian dengan segala prosedurnya
sudah dapat diterapkan dan dilaksanakan, namun penulis menyadari bahwa
penelitian ini masih mempunyai beberapa keterbatasan. Adapun
keterbatasan-keterbatasan penelitian ini perlu diungkapkan.
Pertama; penelitian ini hanya merangkai dan mengungkapkan hubungan
antara motivasi, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dengan hasil-hasil
pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi calon baby sitter yang berada di
lokasi penelitian, yang pada umumnya berpendidikan rendah dan status sosial
ekonomi orang tuanya yang rendah. Berbicara mengenai masalah latihan
keterampilan kerja pada pelatihan calon baby sitter sangatlah kompleks, karena
banyak faktor-faktor ataupun aspek-aspek yang saling terkait atau
mempengaruhi. Penelitian ini hanya mengungkapkan empat variabel yaitu tiga
variabel independen dan satu variabel dependen saja. Dalam penelitian ini
masih banyak variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi tetapi
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga serta dana tidak sempat diteliti atau
diungkapkan. Pada kesempatan ini penulis mengharapkan agar peneliti-peneliti
lainnya yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut untuk memperdalam serta
memperluas penelitian ini.
Kedua, di dalam pengambilan dan besarnya sampel hanya terbatas pada
satu lokasi saja, yang terdiri atas 50 orang calon baby sitter yang ada di Panti
14
besarnya sampel ini lebih diperluas lagi, sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan secara lebih meyakinkan.
Ketiga, Instrumen atau alat pengumpul data pada penelitian ini masih
memungkinkan untuk dikembangkan lagi, begitupun dengan alat pengukur
15
Dalam uraian permasalahan tersebut di atas dapat dikemukakan suatu
paradigma yang mencakup hubungan teoritik dalam penelitian ini, sebagai
berikut:
Gambar 1.
PARADIGMA HUBUNGAN TEORITIK ANTAR
VARIABEL DEPENDENT DENGAN
INDEPENDENT YANG DITELITI
VARIABEL
INDEPENDENT
Motivasi
Tingkat Pendidikan
Status Sosial Ekonomi
VARIABEL
DEPENDENT
Hasil-hasil
Pelatihan/Belajar «—•
i
Praktek
Keterampilan
Kerja
Bentuk gambar bagan di atas merupakan bagian yang akan diteliti dan
dibahas dalam penelitian/thesis ini, disana menggambarkan bagian variabel yang
akan diteliti antara variabel independen (motivasi, tingkat pendidikan dan latar
belakang status sosial), sedangkan variabel dependennya adalah hasil-hasil
pelatihan/belajar dan praktek keterampilan kerja.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik studi
kasus atau digolongkan kedalam penelitian explanasi (explanatory research)
alasannya adalah bahwa tujuan penelitian ini hanya bersifat menerangkan
atau menjelaskan atau mempelajari fenomena sosial dengan meneliti
hubungan variabel penelitian. (Singarimbun, 1981: 1).
Dengan penelaahan penelitian explanasi (Explanatory Research) adalah
untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan, dengan
demikian ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya, yaitu hipotesis yang
menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih variabel.
Hal ini dipertegas oleh "Sanafiah Faisal" explanatory research adalah;
"bertujuan untuk mengetahui apakah sesuatu variabal berasosiasi ataukah
tidak dengan variabel lainnya, atau apakah sesuatu variabel dipengaruhi
ataukah tidak oleh variabel lainnya" (Sanafiah Faisal, 1989: 21)
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
/. Kuesioner/Angket
Kuesioner/angket dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen.
Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner, instrumen yang
dipakai adalah angket atau kuesioner.
86
Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis tergantung pada
sudut pandang:
a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada: 1) kuesioner terbuka yang
memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan
kalimatnya sendiri. 2) Kuesioner tertutup yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada: 1) kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya; 2) kuesioner tidak langsung, yaitujika responden menjawab tentang orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya maka ada: 1) kuesioner pilihan ganda, yang
dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup; 2) kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka; 3) Chek list, sebuah daftar
dimana responden tinggal membubuhi tanda chek (/) pada kolom
yang sesuai; 4) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diiukuti kolom-kolom yang menujukkan tingkat-tingkatannya. Mulai dari sangat setuju sampai kepada sangat tidak setuju. (Suharsimi Arikunto, 1996: 139)
Kuesioner atau angket dipakai untuk mengumpulkan data tentang
variabel-variabel yang akan diteliti dengan bertitik tolak pada penyebaran
konsep teoritis, empirik, dan analitik. Adapun variabel-variabel tersebut
adalah sebagai berikut; variabel dependen yaitu hasil-hasil pelatihan dan
praktek keterampilan kerja calon baby sitter yang dilihat dari segi
kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan variabel independen
meliputi Motivasi, Tingkat Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi.
2. Observasi
Observasi merupakan alat penelitian, Djudju Sudjana menjelaskan:
"Dilihat dari sifatnya observasi dapat dibagi menjadi observasi insidental (kebetulan) dan observasi sistimatis. Observasi insidental dilakukan terhadap objek yang terjadi secara kebetulan, tidak
direncanakan, seperti seseorang yang mengamati perilaku
87
tahapan kegiatannya tersusun dengan baik, dan alat-alat
pencatatannya disiapkan". (D. Sudjana, 1992: 238).
Pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan
langsung dari pelaksanaan proses latihan yang dilakukan calon baby sitter
termasuk motivasi, tingkat pendidikan dan keberhasilan kinerjanya.
3. Studi Literatur
Melalui studi literatur, penulis dapat mengumpulkan teori dan
mempelajarinya sebagai bahan yang dapat membantu penulis untuk
mengadakan pembahasan dalam penulisantesis ini.
Dengan demikian dalam penelitian ini, dipergunakan alat
pengumpul data dengan chek list dan pedoman dokumentasi untuk
mengumpulkan data tentang variabel dependent selain melalui pedoman
wawancara terbuka, angket tertutup dan studi literatur. Hal ini berangkat
dari anggapan, bahwa kemampuan melaksanakan aktivitas kinerja Calon
Baby Sitter akan diamati dengan cara kerjanya/praktek kerjanya.
B. Populasi dan Sampel
Adapun subjek penelitian pada penelitian ini adalah Baby Sitter di
Panti Penitipan Bayi Ade Irma Suryani Nasution Medan, yang dibatasi
dengan penentuan Populasi dan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah Baby Sitter yang bekerja di panti
penitipan bayi Ade Irma Suryani Nasution Medan. Dalam penentuan populasi
88
1. Variabilitas populasi
2. Besarnya sampel
3. Teknik penentuan/pemi1ihan sampel
4. Kecermatan masukan ciri-ciri dalam sampel
Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 50 (lima
puluh) orang responden (Calon Baby Sitter) yang mengikuti pelatihan di
Panti Penitipan Bayi Ade Irma Suryani Nasution Medan Sumatera Utara.
Karena populasi dari penelitian ini tidak terlalu besar, maka kesemua populasi
tersebut dijadikan sampel. Jadi penarikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan sampel total, sebab seluruh populasi dijadikan sampel. Hal ini
sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Winarno Surakhmad (1982: 140):
untuk penyelidikan deskriptif sampel yang jumlahnya sebesar populasi sering
disebut sampel total.
Sedangkan untuk penetapan jumlah sampel yang representatif menurut
S. Nasution (1982: 116):
Tidak ada aturan yang tegas yang dipersyaratkan untuk suatu penelitian
dari populasi yang tersedia, jumlah sampel yang sesuai serine disebut
aturan persepuluhan atau sepuluh persen dari populasi. Aturan ini tidak
selalu berlaku tetapi tergantung pada jumlah besar kecilnya anggota populasi.
Selanjutnya Winarno Surakhmad (1982: 100) menjelaskan bahwa:
Dalam menentukan jumlah sampel pada umumnya apabila jumlah
89
C. Satuan Analisis
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan
kedalam konsep yaitu: teoritik, empirik dan analitik. Maksudnya untuk
memberikan batasan dan kejelasan terhadap masalah yang ingin dijawab,
teknik pengukurannya dan operasionalnya dituangkan dalam instrumen.
Penjabaran konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut:
Variabel Independent
Teoritik Empirik Analitik
A. Motivasi mengikuti
latihan ketrampilan
kerja
*s> Setuju tidak setujunya terhadap
skala motivasi
Jawaban responden tentang setuju tidak setujunya terhadap pernyataan dalam bentuk
skala likert (likert scale)
B. Tingkat Pendidikan Ijazah / legalitas formal
terakhir yang dimiliki
Data tentang tingkat
pendidikan responden di peroleh dari panti, apakah :
- SLPT
- DO. SLTA
- SLTA
C. Latar belakang status
sosial ekonomi
1. Pekerjaan
1.1 Jenis pekerjaan
2. Pendapatan
2.1 Jumlah penghasilan
orang tua setiap bulan
3. Asal daerah
3.1 Daerah tempat
tinggal
Data tentang latar belakang status sosial
ekonomi orang tua
responden diperoleh dari dokumen yang ada di
Teoritik
A. Hasil belajar Ilmu
Perawatan Medis
Kemampuan melaksa nakan praktek tata cara merawat dan mengasuh bayi
Variabel Dependent
Empirik
^ Nilai hasil test ISPA
*> Nilai hasil test PPI
^ Nilai hasil test
kejang,demam
^ Nilai hasil test dari
pelajaran diare
t^ Nilai hasil test cara
perawatan bayi
^> Nilai hasil test
indikasi rujukan dan cara pemberian obat
^ Nilai hasil test dari
pelajaran ASI dan
makanan bayi
^ Nilai hasil test
kesehatan lingkungan
^ Nilai hasil test
Imunisasi
^> Nilai hasil test
tumbuh kembang
& Nilai hasil test KB
^ Nilai Hasil test P3K
Nilai / frekuensi kehadiran
Nilai memandikan
bayi
Nilai memasang
pakaian bayi
Memberi makan /
minum
Nilai tingkat
ke-bersihan
Nilai Inisiatif dan
tindakan
90
Analitik
Data tentang nilai dari 12 mata pelajaran yang
termasuk dalam ilmu
perawatan medis di peroleh dari Pelatih/
Instruktur yang mengajar
di Panti
Data tentang nilai-nilai diperoleh dari daftar nilai yang diberikan oleh
pelatih kepada petugas
panti dan dari hasil
91
^ Nilai pertolongan
yang diberikan pada bayi yang tiba-tiba
demam / sakit
% Nilai pemilihan mainan yang aman
D. Penyusunan Alat Pengumpul Data/Instrumen Penelitian
Teknik atau alat pengumpul data yang digunakan untuk menjawab
hipotesis adalah angket tertutup (kuesioner), check list dan pedoman
wawancara terbuka sebagai pelengkap untuk menyaring data primer.
Sedangkan data sekunder diperoleh melalui pedoman dokumentasi pada
Penitipan Bayi Ade Irma Suryani Nasution.
Ada beberapa alasan yang dijadikan dasar pertimbangan dalam
pembuatan alat pengumpul data ini diantaranya:
1. Agar data yang terkumpul tentang variabel-variabel yang diteliti dapat
diolah dan dianalisa secara statistik.
2. Dengan alat pengumpul data tersebut, memungkinkan diperoleh data
yang objektif.
3. Dengan alat pengumpul data tersebut memungkinkan penelitian
dilakukan dengan mudah, hemat waktu, biaya dan tenaga.
Kuesioner adalahsejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
92
Kuesioner ini tentang variabel Motivasi yang akan diteliti yang terdiri
34 butir pertanyaan, dengan rincian 14 pertanyaan untuk motivasi Instrinsik
dan 20 pertanyaan untuk motivasi Ekstrinsik. Sedangkan pedoman
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data dari variabel Tingkat
Pendidikan, Status Sosial Ekonomi, Hasil-hasil Pelatihan dan Praktek
Keterampilan Kerja. Dan untuk melengkapi data ini digunakan pedoman
wawancara terbuka dengan membuat beberapa pertanyaan dengan beberapa
altematifjawaban yang disusun berdasarkan kategori tinggi dan rendah.
Selain itu wawancara dapat digunakan untuk menguji angket yang
akan dilancarkan misalnya apakah pertanyaan dalam angket itu dapat
dipahami dengan baik, apakah ada pertanyaan yang orang enggan untuk
menjawabnya, dan sebagainya, sehingga angket dapat diperbaiki (S.
Nasution, 1996: 128).
Berdasarkan dari pertanyaan motivasi di atas, maka dalam penelitian
ini untuk melihat dan mengetahui tingkat hubungan antara motivasi dengan
hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter
menggunakan scale likert yang secara keseluruhan menggunakan 5 pilihan
yakni sangat setuju mendapat point 5, setuju point 4, netral 3, tidak setuju 2,
dan sangat tidak setuju 1, ini untuk jawaban positif. Sebaliknya untuk
jawaban dari pertanyaan negatif, sangat tidak setuju 5, tidak setuju 4, netral 3,
setuju 2, sangat setuju 1.
Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
93
1. Analisis Validitas Instrumen
Suharsimi Arikunto mengungkapkan:
"Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah diujicobakan digunakan teknik validitas internal, penggunaanteknik ini berdasarkan pertimbangan terdapatnya kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara keseluruhan. Dengan perkataan lain bagian-bagian instrumen mendukung misi instrumen secara keseluruhan yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. ( Suharsimi Arikunto, 1996: 160).
Dengan demikian pada penelitian ini digunakan rumus korelasi
product moment yang dikeluarkan oleh pearson untuk menguji
validitas angket sebagai berikut:
NEXY-(EX)(EY)
rxY:
V{NEX2 - (EX)2} {NEY2 - (EY)2}
Penjelasan rumus
r = koefisien korelasi
EX = jumlah skor nilai butirfaktor dari seluruh responden uji coba. EY = jumlah skor total seluruh butir atau kedua faktor dari
keseluruhan responden uji coba. n = jumlah responden
Uji validitas dilakukan untuk mengukur tingkat kevalidan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi,
sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Uji validitas dikenakan pada setiap item pernyataan hasil koefisien
korelasi tersebut kemudian dikonsultasikan kedalam tabel harga kritik r
product moment dengan taraf signifikansi a = 0,05 dan a = 0,01 atau pada
94
2. Analisis Reliabilitas Instrumen.
Instrumen yang reliabel akan sama hasilnya apabila diteskan kepada
kelompok yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda.
Untuk menguji reliabilitas atau tidaknya suatu instrumen dapat
dipergunakan rumus alpha (ru), mengingat skor setiap itemnya bukan
skor 1 dan 0, melainkan skornya merupakan rentangan antara beberapa
nilai, hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (1996:
190), yaitu "rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian".
Pengujian derajat reliabilitas tersebut melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mencari harga varian tiap butir dengan rumus:
(EX)2
EX2-a2
n
Keterangan:
a2 = varians butir
EX2 = jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap butir pernyataan. (EX)2 = jumlah skor seluruh responden dari setiap butir.
n = jumlah responden
b. Mencari jumlah varians tiap butir (La2), yaitu dengan menjumlahkan
c. Mencari harga varians total, dengan rumus:
EY2-(EY)2
2 _,
n
a,
-95
n
Keterangan:
a2 = varians total
EY2 = jumlah kuadrat skor total tiap responden
(EY)2 =kuadrat dan jumlah skor total responden.
n = jumlah responden
(Suharsimi Arikunto, 1995: 107)
d. Memasukkan harga-harga yang didapat kedalam rumus alpha, yaitu:
K A f Eab2^
.K_v
V
°i2
penjelasan rumus:
ru = Reliabilitas Instrumen
Eob2 = Jumlah varians butir
a2 = varians total
K = banyaknya butir item
e. Mengkonsultasikan harga ru pada kriteria penafsiran indeks korelasi,
yaitu:
Tabel 1
Intepretasi Nilai r
96
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tak berkorelasi)
(Suharsimi Arikunto, 1996: 258)
f Untuk lebih sempurnanya penghitungan reliabilitas sampai pada
kesimpulan, sebaiknya hasil tersebut diuji dengan distribusi student -t
(uji t), dengan rumus:
t= r Vn - 2 (Furqon, 1997: 207)
L-r2
E. Langkah-langkah Penelitian
/. Prosedur Pengumpulan Data
a. Langkah Persiapan
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:
1) Manyusun disain penelitian, yang telah diseminarkan
2) Menyusun instrumen penelitian berdasarkan variabel yang telah
dijabarkan dalam konsep teoritis, empiris, analitik dan
operasional.
3) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Direktur PPS
97
4) Mohon izin atau rekomendasi di Pimpinan Yayasan Perawatan
Penitipan Bayi Ade Irma Suryani Nasution Medan Provinsi
Sumatera Utara.
b. Langkah Pelaksanaan
pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret tahun 2000 sampai
dengan bulan Mei tahun 2000 dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
(1) Menemui ketua Yayasan Panti Penitipan Bayi Ade Irma Suryani
Nasution Medan Sumatera Utara yang dijadikan sebagai lokasi
penelitian untuk meminta izin dan mendapatkan informasi tentang
kondisi objektif dari Baby Sitter yang menjadi binaannya.
(2) Mengunjungi responden yaitu Calon Baby Sitter yang ada di Panti
Penitipan Bayi Ade Irma Suryani Nasution Medan Sumatera Utara
dan memohon kesediannya untuk mengisi angket.
(3) Memeriksa kelengkapan data berdasarkan pengisian kuesioner, hal
tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa objek yang akan
diteliti (responden) yang menjadi sampel penelitian benar-benar
yang menjadi sasaran.
F. Cara Menganalisis Data
Data yang dikumpul berdasarkan jawaban para responden diolah dan
dianalisis melalui teknik statistik non-parametrik dengan menempuh
98
1. Memberikan nomor urut kepada setiap jawaban responden dari keempat
variabel setelah lebih dahulu diperiksa.
2. Editing, yaitu menjernihkan atau memperjelas jawaban responden.
3. Memeriksa bobot pada setiap jawaban responden sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Memberikan tafsiran terhadap kecenderungan-kecenderungan
karakteristik sampel yang diteliti berdasarkan harga-harga statistik yang
diperoleh dari perhitungan.
5. Memberikan hasil-hasil pengolahan dan analisa data kedalam bentuk
uraian serta memberikan implikasinya.
Analisis statistik non-parametrik yang digunakan adalah perhitungan
tabulasi silang (cross tabulation) dengan harga statistik Yule's Q dan Chi
square (x2). Selanjutnya dari harga-harga statistik yang diperoleh dapat
disimpulkan erat tidaknya tingkat hubungan antara variabel yang diteliti
termasuk besar kecilnya konstribusi variabel motivasi, tingkat pendidikan
calon baby sitter, status sosial ekonomi dan hasil-hasil pelatihan dan praktek
keterampilan kerja di Panti penitipan bayi.
Apabila hasil Qxy ternyata 0 berarti antara variabel x dan y tidak ada
hubungan. Kriteria pengukuran kuatnya hubungan antara x dan y ( nilai Q nya
berdasarkan hasil perhitungan) adalah sebagaimana yang dikuatkan oleh
James A. Davis dalam bukunya Elementary Survey Analysis, Prentice Hall,
Inc. Engelwood, New Jersey, 1971: 49 dalam Ugi Suprayogi (1994: 87)
99
Tabel 2
Konvensi Nilai-nilai Q
Nilai Q Arti Penafsiran
+ 0,70 keatas Hubungan positif yang sangat kuat
+ 0,50— +0,69 Hubungan positif yang mantap + 0,30 —+ 0,49 Hubungan positif yang sedang + 0,10 — + 0,29 Hubungan positif yang rendah + 0,01— + 0,09 Hubungan positif yang tak berarti
0,0 Tak ada hubungan
-0,01 0,09 Hubungan negatif yang tak berarti -0,10 0,29 Hubungan negatif yang rendah -0,30 0,49 Hubungan negatif yang sedang
-0,50 0,69 Hubungan negatif yang mantap
- 0,70 ke atas
Hubungan negatif yang sangat kuat /^
G. Jadwal Kegiatan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan setelah:
1. Proposal Penelitian ini diseminarkan dan disetujui untuk diteruskan
mengadakan penelitian dan penulisan thesis.
2. Setelah selesai urusan prosedural administrasi penelitian di PPS IKIP
Bandung.
3. Untuk lebih jelas dan rincinya tentang jadwal kegiatan penelitian ini ada
BAB V
•A
DISKUSI, KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Berdasarkan deskripsi dan tafsiran hasil pengolahan data serta pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada Bab IV, maka dalam
Bab terakhir ini akan dikemukakan terlebih dahulu diskusi tentang hasil
penelitian, rumusan kesimpulan, Implikasi dan saran-saran.
A. Diskusi Hasil Penelitian
Adapun upaya untuk mencari makna dari hasil penelitian terlebih
dahulu harus dipertimbangkan dalam diskusi, yang disebut diskusi hasil
penelitian,
Pertanyaan penelitian pertama: Ada hubungan antara motivasi dengan
hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa, menurut perhitungan Yule's Q terlihat bahwa, Qxna =
0,6 dan uji x2h = 3,85 > x2i = 3,84, sedangkan Qxivb =0,54 dan %\ =
3,4 < £2t = 384 pada taraf kepercayaan 95%, hal ini berarti terdapat
hubungan positif yang mantap antara motivasi belajar dengan hasil-hasil
pelatihan dan praktek tetapi tidak signifikan
( berkonstribusi -)• Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor antara lain :
1. Motivasi intrinsik yaitu, moiifasi yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri vang secara rinci ada 14 ciri, yakni : mamasuki panti/mengikuti
latihan keterampilan kerja ini atas keinginan sendiri, mencari informasi
tentang latihan keterampilan kerja, keseriusan di dalam mengikuti
133
pelajaran/latihan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
kepuasan di dalam melaksanakan tugas, berusaha dengan
sunguh-sungguh dan keseriusan di dalam melaksanakan tugas-tugas pelatihan,
untuk persiapan di masa tua, keinginan mencapai cita-cita, suka bekerja
keras, ingin berhasil di dalam mengikuti pelatihan, berusaha sendiri
dengan tekun mengikuti pelajaran, tidak menunda-nunda pekerjaan
rumah.
2. Motivasi Ekstrinsik, yakni motivasi yang berasal dari luar diri individu
itu yang secara rinci ada 20 ciri yang antara lain : mengikuti latihan
karena ada lowongan pekerjaan, karena memiliki persyaratan yang
dibutuhkan, agar terhindar dari pengangguran karena semua teman-teman
sudah bekerja, karena diajak teman, ingin mempunyai banyak teman,
ingin dikagumi oleh orang lain, ingin bersaing dengan orang lain, ingin
memiliki masa depan yang cerah, diajak teman, untuk meningkatkan
taraf hidup, ingin memperoleh imbalan selain gaji, ingin mendapat gaji,
bersedia menerima teguran dari pelatih, mengembangkan prestasi dan
kemampuan, untuk menambah pengalaman-pengalaman baru, untuk
melatih cara berfikir, ingin pendapatnya dihargai orang lain, ingin
menunjukkan pada orang lain bahwa ia juga mampu bekerja.
Tingkat motivasi belajar responden dalam penelitian ini berada pada
hubungan yang positif sedang, ini berarti sebagian dari mereka benar-benar
memiliki kebutuhan untuk mendapatkan keterampilan tentang tata cara
134
memikirkan hubungan yang berarti bagi orang lain, rasa diterima dan
dibutuhkan oleh manusia lain, khususnya berguna bagi anak/bayi yang
ditinggalkan oleh orang tuanya selama bekerja. Dengan kata lain motivasi
yang timbul dari dalam diri ditunjang oleh motivasi-motivasi lainnya yang
ada di luar dirinya seperti : imbalan-imbalan / pujian-pujian dapat membuat
seseorang terdorong untuk melaksanakan sesuatu pekerjaannya dengan baik
dan benar serta sungguh-sungguh sehingga dapat berhasil melaksanakan
tugas-tugasnya
Usaha untuk menumbuhkan motivasi peserta pelatihan (orang dewasa)
dalam kegiatan pembelajaran dalam latihan di disain oleh pemikiran bahwa
mereka telah memiliki kesadaran adanya respon yang datang dari dalam
dirinya, serta perlu adanya penambahan waktu belajar bagi mereka yang
mengalami kesulitan, dan kegiatan pembelajaran dalam suatu pelatihan yang
diperuntukkan bagi peserta pelatihan perlu direncanakan terlebih dahulu
secara matang sehingga penyelenggaraan pelatihan dapat berjalan secara
lancar dan dapat mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan.
Menurut Welberg dan Uguroglu (1973) dalam Ishak Abdulhak (1996:
10);
"Orang yang memiliki motivasi belajar/kerja yang tinggi akan
memperoleh hasil yang jauh berbeda dengan orang yang tidak memiliki
motivasi".
Jadi di dalam suatu pelatihan motivasi itu penting sebab dapat
n s
Dalam setiap pelatihan keterampilan kerja ini maka diupayakan agar
para Instruktur / pelatih memiliki:
> Kemampuan untuk memberikan upaya yang lebih baik agar tumbuh dan
berkembangnya motivasi pada diri peserta latihan dalam hal ini adalah
calon baby sitter.
> Bertanggung jawab untuk memprakarsai setiap usaha untuk
meningkatkan motivasi peserta pelatihan dalam kegiatan belajar yang
diikutinya.
Pertanyaan penelitian kedua : Ada hubungan antaratingkat pendidikan
dengan hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja.
Hasil analisis statistik menunjukkan, bahwa menurut perhitungan Yule's Q,
terlihat bahwa Qx2Yb =- 0,45; uji x\ = 1,86 < %\ = 3,84; sedangkan Qx2Ya
= - 0,25 dan uji %\ = 0,52 < x2t = 3,84 pada taraf kepercayaan 95%. Ini berarti
terdapat hubungan negatif yang sedang antara tingkat pendidikan dengan
hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja tetapi tidak signifikan.
Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor antara lain :
1. Tidak selamanya orang yang berpendidikan tinggi selalu sukses di dalam
pekerjaanya tanpa dibarengi dengan belajar dan berlatih dengan tekun,
sebaliknya orang-orang yang memiliki pendidikan menengah ke bawah
akan dapat berhasil di dalam tugasnya dikarenakan tekun belajar dan
selalu berlatih sebagaimana yang sudah diteliti, dalam penelitian ini
dinyatakan bahwa antara tingkat pendidikan responden dengan
136
negatif rendah, artinya kontribusi tingkat pendidikan terhadap
kamampuan melaksanakan praktek tidak begitu kuat. Dalam hal ini
terlihat ada kecenderungan bahwa tingkat pendidikan bagi seorang calon
baby sitter tidak terlalu memerlukan tingkat pendidikan yang terlalu
tinggi, akan tetapi pada tahap tingkat tertentu (SMP, dan SLTA) sudah
mencukupi. Dalam penelitian ini data memperlihatkan kurang adanya
variasi pendidikan peserta pelatihan, akan tertapi didominasi lulusan
SMP dan DO (drop out) dari SLTA (80%), dan tamatan SLTA hanya
sebahagian kecil (20%).
2. Kemampuan melaksanakan praktek/tugas ini membutuhkan orang-orang
yang memiliki disiplin yang tinggi, sabar, cekatan dan memiliki inisiatif
atau cepat mengambil keputusan di dalam melaksanakan tugas-tugas.
Dengan kata lain kunci dari kesuksesan seseorang tidak selalu
bergantung pada tingkat pendidikannya semata, tetapi harus ditopang
dengan niat atau kemauan yang keras untuk berusaha dan berlatih dengan
sungguh-sungguh.
Pada prinsipnya kemampuan melaksanakan tugas calon baby sitter ini
dipengaruhi oleh 4 faktor yakni:
1. Faktor pekerja itu sendiri, mencakup hal-hal yang berlangsung
mempengaruhi kinerja, dalam hal ini adalah kemampuan dan kemauan,
dimana kemampuan adalah fungsi potensi, pengetahuan dan keterampilan
serta pengalaman kerja, sedangkan kemauan adalah fungsi motivasi dan
2. Faktor pekerjaan yang dilakukan. menyangkut semua hal yang berkaitan
dengan disain pekerjaan, uraian pekerjaan dan sumber daya untuk
melakukan pekerjaan itu, pekerjaan yang didisain untuk menimbulkan
perasaan dalam diri para calon baby sitter ini bahwa ia melakukan
pekerjaan yang penting, merasa bertanggung jawab atas hasil kerjanya
dan mengetahui hasil nyata dari pekerjaanya.
3. Faktor kerja mencakup sistem atau prosedur pendelegasian / pengendalian
dan struktur organisasi. Jika sistem tertata dengan logis sehingga
informasi yang dibutuhkan cukup handal, maka dapat dikatakan sistem
itu efektif. Faktor pendelegasian/pengendalian memberi peluang bagi
pekerja/calon baby sitter untuk mengerjakan sesuatu yang tanpa itu
segala hal lainnya tidak akan ada gunanya.
4. Faktor lingkungan pekerjaan meliputi lokasi dan kondisi kerja, iklim
organisasi dan faktor komunikasi.
Berkaitan dengan hal di atas maka salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan melaksanakan tugas dalam penelitian ini adalah
faktor calon baby sitter itu sendiri yang memiliki sikap kerja antara lain :
rajin, efisiensi, tepat waktu, rapi dan teliti, sederhana, jujur, rasional dalam
tindakan dan mengambil keputusan, sedia menerima perubahan, gesit
menggunakan waktu/kesempatan, energik bekerja, percaya kekuatan sendiri
dan berpandangan ke depan.
Pertanyaan penelitian ketiga: Ada hubungan antara status sosial
138
analisis statistik menunjukkan bahwa menurut perhitungan Yule's Q bahwa
QxsYa = 0,153dan Uji %\ =0,23 < x2t =3,84; sedangkan QX3Yb := 0,4 dan
X2h= 1,75< X2t = 3,84 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa ada
hubungan positif yang sedang antara status sosial ekonomi dengan hasil-hasil
pelatihan dan praktek keterampilan kerja, tetapi tidak signifikan.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Program latihan keterampilan kerja disusun dengan target kurikulum
yang terencana, sistematis dan terkordinir berdasarkan kebutuhan yang
ada di masyarakat serta pengaplikasian program latihan keterampilan
secara realitas dan up to date, sehingga target yang direncanakan dapat
dipenuhi secara maksimal. Disamping itu program latihan keterampilan
kerja dirancang berdasarkan atau sesuai dengan kebutuhan peserta
latihan, sehingga dapat memacu peserta untuk lebih aktif mengikuti
kegiatan pelatihan, karena sesuai dengan prinsip yang menyatakan
bahwa dengan berlatih tekun setiap orang akan mempu menguasai
disiplin ilmu/karir secara spesialisasi dan profesional.
2. Materi latihan keterampilan kerja diupayakan disusun berdasarkan
kepada nilai manfaat, kecermatan, keahlian, kesabaran dan keyakinan
peserta latihan untuk dapat mengasuh dan merawat bayi secara
sunguh-sungguh dengan perkataan lain harus link and mach dengan kebutuhan
nyata yang ada di masyarakat.
3. Metode pembelajaran dalam latihan keterampilan kerja menggunakan
139
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta pelatihan
untuk aktif terlibat langsung dalam kegiatan latihan keterampilan kerja
dan pelaksanaan praktek terhadap obyek sebenarnya di dalam merawat
dan mengasuh bayi yang ada di panti asuhan disalurkan ke lingkungan
kerja yang sesungguhnya.
Untuk memenuhi kondisi di atas perlu dipertimbangkan beberapa
faktor seperti ; mutu pembelajaran yang terletak pada fasilitator atau pelatih
yang harus memiliki kemampuan antara lain :
1. Wewenang dan tanggung jawab penuh untuk mendidik, melatih dan
membimbing peserta latihan.
2. Memiliki kecakapan yang tinggi dalam bidang pekerjaannya, untuk
mentransfer ilmunya secara nyata kepada peserta pelatihan.
3. Menerapkan 5 prinsip belajar di dalam melatih dan membimbing peserta
didik/peserta latihan sehingga dapat melakukan feed back, sejauh mana
materi latihan yang sudah dikuasi dan mana yang belum dikuasi.
4. Mampu menjaga agar dirinya tetap dapat mengetahui dan mengikuti
perkembangan yang terjadi serta tidak ketinggalan informasi yang ada.
5. Mampu menguasai dan mengelola kelas di dalam melaksanakan kegiatan
latihan.
6. Mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai
pekerjaannya serta dapat menggunakan fasilitas yang modern, lebih-lebih
melangkah bersamateknologi maju dewasa ini.
140
para pelatih yang dipilih. Adapun faktor lainnya menurut kepentingannya
adalah lingkungan pelatihan.
Lingkungan pelatihan adalah tempat atau daerah sekitar pelatihan
dilaksanakan merupakan faktor yang harus diperhatikan, hal ini harus dapat
memberikan situasi dan kondisi yang dianggap serupa dengan keadaan di
mana pekerjaan yang sebenarnya harus dilakukan nantinya.
Untuk memperoleh hasil yang tinggi (baik nilai teori maupun nilai
praktek) pada pelatihan keterampilan kerja calon baby sitter tidak harus
bergantung pada keadaan ekonomi keluarga tetapi hal ini dapat dilakukan
dengan adanya kemauan dan semangat belajar yang tinggi dari para peserta
pelatihan yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini terlihat ada kecenderungan
bahwa untuk menjadi calon baby sitter yang berhasil tidak terlalu bergantung
kepada penghasilan orang tua (status sosial ekonomi orang tua).
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta diskusi hasil
penelitian sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya maka
pada bagian ini dirumuskan beberapa kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Tingkat motivasi belajar yang dimiliki para calon baby sitter yang
mengikuti latihan keterampilan kerja ini menunjukkan bahwa motivasi
belajar yang mereka miliki telah mampu memberikan konstribusi
terhadap hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby
141
menunjukkan bahwa ada /. terdapat hubungan yang nyata> antara
motivasi belajar dengan kemampuan melaksanakan tugas para calon baby
sitter. Jadi dapatlah ditarik kesimpulan semakin tinggi motivasi belajar
yang dimiliki para calon baby sitter untuk mengikuti latihan keterampilan
kerja semakin t