• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men (Salon Khusus Pria) Jalan Dr. Mansyur No 94 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men (Salon Khusus Pria) Jalan Dr. Mansyur No 94 Medan"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

JALAN DR. MANSYUR NO 94 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh :

100907060 FRANS KRISTANTO

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ABSTRAK

Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Jalan Dr. Mansyur No 94 Medan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis store atmosphere di Next Salon For Men, menganalisis keputusan pembelian konsumen di Next Salon for Men, dan menganalisis pengarauh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Bentuk penelitian ini adalah menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitaif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu Store Atmosphere terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian konsumen.

Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana, diperoleh bahwa Y = 7.148 + 0.605x artinya apabila Store Atmosphere konstan, maka ada keputusan pembelian sebesar 7.148 dan apablia Store Atmosphere dinaikan 100% maka pengabilan keputusan akan meningkat sebesar 0.605. dari uji t diperoleh bahwa thitung 13.137 > ttabel 1.993 yaitu menunjukan bahwa store atmosphere berpengaruh

secara signifkan terhadap keputusan pembelian konsumen di Next Salon For Men Jalan. D.r Mansyur No 94 Medan.Besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen digunakan rumus determinasi yang diperoleh sebesar 70.6%. Artinya tercapai keputusan pembelian konsumen yang dipengaruhi store atmosphere sebesar 70.6%.

(3)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER PURCHASE DECISIONS AT NEXT SALON FOR MEN JALAN. DR. MANSYUR

NUMBER 94, MEDAN.

This research aims to analyze the atmosphere in the Next store Salon For Men, analyzing consumer purchasing decisions at Next Salon for Men, and analyze the effect of store atmosphere on consumer purchasing decisions. Forms of assosiative method used in this study with quantitative approach with view to find how much influence between variable X store atmosphere of the variable Y is consumer purchase decision.

From the calculation of simple linear regression, obtained Y = 7.148 + 0.605x constant means if the store atmosphere, then there will be 7.148 of the consumer purchase decisions and store atmosphere when raised 100% the consumer purchase decisions will increase by 0.605. Obtained from t test t price 13.137 > t table t price1.993 that shows the significant influence on consumer purchase decisions Next Salon For Men Jalan. Dr. Mansyur number 94 Medan. Great influence of store atmosphere on consumer purchase decisions used formula coffiecient of determination obtained results of 70.6%. That is accomplished consumer purchase decision are influenced by store atmosphere of 70.6%.

(4)

KATA PENGANTAR

Syalom

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa,

Yesus Kristus Anak Allah Yang Tunggal, Roh kudus, Santa Maria Tak Bernoda

dan Santo Yudas Tadeus yang karena berkat dan doanya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Jalan Dr. Mansyur

No 94 Medan.

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi

syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S1) pada Jurusan Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penulis

menyadari bahwa keberhasilan dan terselesaikannya skripsi ini karena adanya

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pertama sekali penulis

ingin mengucapkan kepada dua wanita yang teristimewa dalam hidup penulis,

Mama ( Nonni Christina Marbun) dan Adik ( Shindi Naomi Kashiana Siahaan)

yang telah memberi kasih sayang dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini. Tiada kata yang bisa mengungkapkan besarnya rasa terimakasih yang

penulis sampaikan kepada mereka.

Salin itu penulis juga banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka

penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

(5)

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.sos, M.SP selaku Sekretaris Departemen

Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Betty Nasution, Msi selaku Dosen Pembimbing yang memberikan

motivasinya kepada penulis dan memberi bimbingan kepada penulis

untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Siswati Saragi, S.sos, M.SP selaku Staff di Departemen Ilmu

Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan.

6. Bapak Farid, SH selaku staff di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis,

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Kepada Seluruh Staff Pengajar Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Saya

berterimakasih atas bimbingan dan pelajaran yang telah diberikan

kepada saya

8. Ibu Mazda dan kakak – kakak kebersihan Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terimakasih untuk keceriaan

yang selalu diberikan.

9. Yessica A.P Ginting yang menjadi salah satu inspirator saya

menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas ketulusan dan kasih yang

selalu diberikan kepada saya. Dan ingat janjimu ya.

10. Kepada Sahabat Sejati ( Sahabat Bisnis) yaitu : Ichwannul Muslimin,

Okky Novendra, Hafiza Adlina, Rudy Lesmana, Amar Mira Agustiano,

Dannis Turnip terimakasih untuk setiap pengalaman yang telah

(6)

11. Kepada teman – teman 2010 kelas B yaitu : Christian, Fajri Fahlevi,

Dicky Marbun, Andre Masago, Laura Uli, dan teman – teman yang lain

saya ucapkan terimakasih banyak untu hari – hari yang menyenangkan.

12. Kepada abang – abang 2009 AB yang selalu menginspirasi yaitu Abdul

Rachman, Fahrur Rochman, Yudhi Afriansyah, Rangga Restu Prayogo,

Topan Mandala Putra, Fuji Andi Putra.

13. Kepada teman – teman 2010 kelas A yaitu: Tengku Nadya Fatiza,

Auliyana Nur Islami, Rini, Fitra, dll terimakasih untuk perjuangan

selama ini .

14. Kepada adik – adik 2011, 2012, 2013 yaitu Eko, Okto, Dwiyudha,

Alvis, Reza, Ucok, Septi, Sally, Fransisca Ruth, dll Terimakasih untuk

waktu – waktu yang penuh kebahagiaan.

15. Kepada teman – teman Administrasi Negara yaitu : Aggri,

Martin,Wiro,Muda,Ramadhansyah dll Terimakasih untuk dukungannya.

16. Kepada teman – teman Jurusan Politik, Komunikasi, Perpajakan,

Antropologi, Kesos, Sosiologi yaitu : Kevin, Julius,Bang.Tino, Angga,

Elisabeth, Jo terimakasih sudah mau berbagi pengetahuan dan mau

berjuang saat PEMIRA 2013.

17. Terimakasih Kepada Abang – Abang Alumni FISIP yaitu, Bang Nico

Siahaan, Bang Bambang Hermanto, Bang Iqbal, Bang Alex, Nalom, dll

terimakasih atas bimbingannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan skripsi

ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pembaca.

Medan, 21 Maret 2014

(7)

DAFTAR ISI

BAB II KERANGKA TEORI KerangkaTeori... 7

2.3 Keputusan Pembelian Konsumen ... 20

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen ... 20

2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 21

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen ... 22

2.4 Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian ... 26

(8)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Perusahaan ... 46

4.1.1 Sejarah Singkat Next Salon For Men ... 48

4.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan ... 48

4.1.3 Tujuan Pendirian Perusahaan ... 48

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 49

4.1.5 Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bidang ... 50

4.2 Penyajian Data ... 52

4.2.1 Karakteristik Responden ... 52

4.2.2 Store Atmosphere di Next Salon For Men (X) ... 57

4.2.3 Keputusan Pembelian di Next Salon For Men (Y) ... 71

4.2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 81

4.2.5 Analisis Data ... 85

4.2.5.1 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 85

4.2.6 Uji Asumsi Klasik ... 86

4.2.6.1 Uji Normalitas ... 86

(9)

87

4.2.7.1 Uji T... 87

4.2.7.2 Koefisien Determinasi ... 88

4.3 Pembahasan ... 88

4.3.1 Analisis Store Atmosphere Pada Next Salon For Men ... 88

4.3.2 Analisis Keputusan Pembelian Pada Next Salon For Men ... 91

4.3.3 Analisis Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 92

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 95

5.2 Saran ... 96

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu ... 29

Tabel 3.1 Defenisi Oprasional ... 37

Tabel 4.1 Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.2 Usia ... 53

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 54

Tabel 4.4 Pekerjaan ... 55

Tabel 4.5 Frekuensi Berkunjung ... 56

Tabel 4.6 Desain Papan Nama Toko Menarik dan Penempatan Nama Toko yang Tepat ... 57

Tabel 4.7 Lokasi Parkir Luas dan Terjamin Keamanannya ... 58

Tabel 4.8 Desain Pintu Masuk yang Menarik dan Penempatan Pintu Masuk yang Tepat ... 59

Tabel 4.9 Pencahayaan yang Cerah dan Terang ... 60

Tabel 4.10 Ruangan Toko Terjaga Keharuman dan Kesejukannya ... 61

Tabel 4.11 Warna Dinding Menarik ... 62

Tabel 4.12 Pegawai Sopan, Terampil, Sigap, dan Berpenampilan Menarik ... 63

Tabel 4.13 Harga Sudah Sesuai dengan Kualitas Pelayanan dan Produk ... 64

Tabel 4.14 Pengelompokan Produk Secara Teratur dan Sesuai dengan Jenis Produknya ... 65

Tabel 4.15 Gang Didalam Toko yang Luas ... 66

Tabel 4.16 Area Pangkas Yang Luas... 67

Tabel 4.17 Ruang Tunggu Yang Nyaman ... 68

Tabel 4.18 Poster – Poster Gaya Rambut Yang Menarik ... 69

(11)

Tabel 4.20 Konsumen Mudah Memperoleh

Informasi Tentang Next Salon For Men ... 71

Tabel 4.21 Konsumen Melakukan Penilaian Terhadap

Beberapa Alternatif Tempat Pangkas Sebelum

Melakukan Pembelian di Next Salon For Men ... 72

Tabel 4.22 Image Next Salon For Men yang Baik

Sehingga Konsumen Tertarik Memutuskan

Pembelian di Next Salon For Men ... 73

Tabel 4.23 Konsumen Memangkas Rambut dan Membeli Produk Karena

Banyak Orang Yang Pangkas atau Merawat Rambut dan

Membeli Produk Di Next Salon For Men ... 74

Tabel 4.24 Konsumen Memangkas Dan Merawat Rambut Karena

Beragam Jenis Perawatan Rambut Dan Beragam

Produk Perawatan Produk Yang Dijual di Next Salon For Men ... 75

Tabel 4.25 Konsumen Dapat Memilih Gaya Rambut Sesuai

Keinginan di Next Salon For Men ... 76

Tabel 4.36 Konsumen Tertarik Dengan Promo Yang

Dilaksanakan Oleh Next Salon For Men ... 77

Tabel 4.27 Konsumen Memangkas dan Merawat Rambut

Di Next Salon For Men Karena Next Salon For Men

Menjadi Tempat Favorit untuk Memangkas dan Merawat Rambut ... 78

Tabel 4.28 Konsumen Nyaman Dengan Suasana Yang

Tercipta Di Next Salon For Men

untuk Memangkas dan Merawat Rambut ... 79

(12)

Kebutuhan Yang Harus Dipenuhi Oleh Konsumen ... 80

Tabel 4.30 Uji Validitas Store Atmosphere (X) ... 82

Tabel 4.31 Reliabilitas Kuesioner (X) ... 83

Tabel 4.32 Uji Validitas Keputusan Pembelian Konsumen (Y) ... 83

Tabel 4.33 Reliabilitas Kuesioner (Y) ... 84

Tabel 4.34 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 85

Tabel 4.35 Hasil Uji T ... 87

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 35

(14)

ABSTRAK

Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Jalan Dr. Mansyur No 94 Medan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis store atmosphere di Next Salon For Men, menganalisis keputusan pembelian konsumen di Next Salon for Men, dan menganalisis pengarauh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Bentuk penelitian ini adalah menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitaif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu Store Atmosphere terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian konsumen.

Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana, diperoleh bahwa Y = 7.148 + 0.605x artinya apabila Store Atmosphere konstan, maka ada keputusan pembelian sebesar 7.148 dan apablia Store Atmosphere dinaikan 100% maka pengabilan keputusan akan meningkat sebesar 0.605. dari uji t diperoleh bahwa thitung 13.137 > ttabel 1.993 yaitu menunjukan bahwa store atmosphere berpengaruh

secara signifkan terhadap keputusan pembelian konsumen di Next Salon For Men Jalan. D.r Mansyur No 94 Medan.Besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen digunakan rumus determinasi yang diperoleh sebesar 70.6%. Artinya tercapai keputusan pembelian konsumen yang dipengaruhi store atmosphere sebesar 70.6%.

(15)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER PURCHASE DECISIONS AT NEXT SALON FOR MEN JALAN. DR. MANSYUR

NUMBER 94, MEDAN.

This research aims to analyze the atmosphere in the Next store Salon For Men, analyzing consumer purchasing decisions at Next Salon for Men, and analyze the effect of store atmosphere on consumer purchasing decisions. Forms of assosiative method used in this study with quantitative approach with view to find how much influence between variable X store atmosphere of the variable Y is consumer purchase decision.

From the calculation of simple linear regression, obtained Y = 7.148 + 0.605x constant means if the store atmosphere, then there will be 7.148 of the consumer purchase decisions and store atmosphere when raised 100% the consumer purchase decisions will increase by 0.605. Obtained from t test t price 13.137 > t table t price1.993 that shows the significant influence on consumer purchase decisions Next Salon For Men Jalan. Dr. Mansyur number 94 Medan. Great influence of store atmosphere on consumer purchase decisions used formula coffiecient of determination obtained results of 70.6%. That is accomplished consumer purchase decision are influenced by store atmosphere of 70.6%.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gaya hidup masyarakat dan pergeseran pola konsumsi pada masyarakat

dewasa ini berlangsung sangat cepat, hal ini menjadikan peningkatan mobilitas

fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan

fashion yang sedang berkembang. Seiiring dengan berkembangnya zaman,

fashion dan trend tidak lagi hanya diikuti dan dilakukan oleh para wanita saja

tetapi para pria juga dewasa ini menjadi pelaku dan pengikut dari fashion dan

trend, terbukti dengan banyaknya bermunculan usaha - usaha yang menawarkan

pakaian, perawatan rambut dan tubuh, dan kelengkapan fashion khusus pria.

Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis mempunyai

tujuan untuk dapat bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Hal

tersebut tentunya dapat dicapai dengan menggunakan strategi yang mampu

bersaing dengan perusahaan lain. Persaingan merupakan suatu bentuk usaha yang

dilaksanakan supaya mendapatkan kemenangan atau mendapatkan posisi yang

lebih baik tanpa harus terjadi benturan fisik atau konflik. Para pelaku bisnis harus

memikirkan strategi yang tepat dan efektif agar bisnis mereka tetap eksis

dipasaran bahkan berkembang lebih baik lagi. Dalam menarik konsumen untuk

melakukan pembelian, perusahaan harus mampu menerapkan konsep pemasaran

(17)

Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Atas dasar tersebut peneliti melihat

dan menentukan Next Salon For Men sebagai lokasi penelitian dikarenakan hasil

dari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti memperlihatkan bahwa Next

Salon For Men dapat bersaing dengan usaha salon sejenis seperti Maxx Salon dan

bahkan menjadi pilihan utama bagi para konsumen.

Next Salon For Men di jalan Dr. Mansyur adalah jenis usaha yang

berkaitan dengan jenis usaha bisnis penyediaan jasa dan produk untuk perawatan

dan pangkas rambut khusus pria. Next Salon For Men jalan Dr. Mansyur ini

berdiri pada tanggal 24 februari 2010 dan beralamat di jalan Dr. Mansyur No 94

Medan. Next salon for men ini dari hari senin sampai minggu, dimulai dari jam

10.00 sampai jam 20.00 ( pada hari senin – jumat ) dan jam 10.00 sampai jam

21.00 ( pada hari sabtu dan minggu). Berdasarkan hasil pra penelitian yang

dilakukan oleh peneliti pada Next Salon For Men di jalan Dr. Mansyur

menunjukan data pengunjung setiap harinya rata – rata 40 orang.

Perubahan gaya hidup, kebiasaan, selera dan tata cara dalam mengikuti

fashion dan trend rambut pada pria perkotaan membuat para pelaku bisnis yang

bergerak dalam penyediaan jasa pangkas dan perawatan rambut khusus pria

semakin kreatif menuangkan ide-ide baru yang lebih disukai konsumen, tingkat

persaingan yang semakin tinggi mengakibatkan konsumen memiliki posisi tawar

yang tinggi terhadap kualitas, pilihan produk, lokasi toko, toko yang lebih nyaman

dan pelayanan yang lebih bernilai, waktu lebih cepat, dengan usaha dan resiko

(18)

harga, namun menyangkut variabel lain yang berkaitan dengan nilai atas

pengalaman berbelanja pelanggan.

Harga, tidak lagi menjadi alasan utama konsumen dalam memilih salon,

saat ini atmosphere (suasana) menjadi faktor terpenting bagi para pria dalam

memilih tempat untuk mencukur dan merawat rambutnya. Atmosphere salon yang

nyaman dengan dekorasi yang unik dan kreatif menjadi daya tarik tersendiri bagi

tempat pangkas rambut ataupun salon yang membuat konsumen memutuskan

untuk mengunjungi salon tersebut tersebut.

Next salon for men jalan Dr. Mansyur merupakan salon yang sangat

memperhatikan store atmosphere nya dan menjadikan store atmosphere menjadi

daya tarik bagi konsumen. Interiornya di dominasi dengan warna putih, Lighting

yang cerah memberi kesan cerah dan dekorasi tertata rapi dan elegan yang terdiri

atas meja kasir, sofa, bangku untuk cukur rambut, cermin, rak peralatan cukur

rambut, box keramas, dan ditambah lagi dengan wall paper yang mengambil tema

kota – kota fashion didunia sehingga semakin memperjelas bahwa Next Salon For

Men sebagai salon yang mengedepankan hasil kreasinya pada fashion yang

disesuaikan dengan trend yang ada di negara – Negara yang menjadi pusat fashion

di dunia. Di next salon for men jalan Dr. Mansyur terbagi atas tiga tempat yaitu :

ruang tunggu dan kasir, tempat cukur rambut, dan tempat keramas rambut. Desain

posisi bangku cukur dan cermin sengaja disusun saling berlawanan yang terdiri

atas tiga bangku cukur dan cermin di setiap sisinya sehingga dapat menampung

(19)

sehingga membuat konsumen menjadi betah untuk mencukur rambut, perawatan

rambut, dan membeli produk yang ada di Next Salon For Men.

Menurut Gilbert dalam Foster (2008:61) mendefinisikan store atmosphere

merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanaka, store

atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan

lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat

menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian

Strategi store atmosphere memiliki dampak yang sangat besar dalam

mempengaruhi suasana hati yang pada akhirnya dapat menumbuhkan keputusan

pembelian pada next salon for men di jalan Dr. Mansyur. Menurut Kotler &

Keller( 2009: 186) Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh nilai

inti, yaitu sistem kepercayaan (belief) dan sikap (attitude), yaitu evaluasi dalam

waktu yang lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan

emosional, dan kecendrungan tingkatan terhadap beberapa objek.

Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih Next salon for men sebagai

lokasi penelitian karena Next salon for men telah mampu menjadi market leader

diantara para pesaingnya terbukti dengan jumblah pengunjung yang selalu stabil

bahkan cenderung meningkat, pelayanan yang baik, dan sistem pemasaran yang

berbeda dari pesaing sejenisnya.

Hasil penelitian dari Achmad Ardi Irawan dari Fakultas Administrasi

Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh store

atmosphere terhadap keputusan pembelian (studi pada konsumen yang berbelanja

(20)

pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen adalah

signifikan dan bernilai positif.

Berdasarkan uraian diatas peneliti melihat tentang pengaruh Store

Atmosphere terhadap keputusan pembeliian konsumen, maka dari itu peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Di Jalan Dr. Mansyur No 96 Medan”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan pada

penelitian ini adalah:

1 Bagaimana pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian

konsumen pada Next Salon For Men?

2 Bagaimana keputusan pembelian konsumen Next Salon For Men?

3.Bagaimana store atmosphere di Next Next Salon For Men ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan hasil perumusan masalah diatas, maka

penelitian ini bertujuan untuk :

1.Menganalisis bagaimana store atmosphere di Next Salon For Men

2. Menganalisis bagaimana keputusan pembelian konsumen Next Salon For Men,

3.Menganalisis bagaimana pengaruh store atmosphere terhadap keputusan

(21)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti, yaitu untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan

mengembangkan wawasan dan untuk memperdalam pengetahuan tentang

manajemen pemasaran khususnya store atmosphere dan sebagai bahan

perbandingan antara teori yang didapatkan diperkuliahan dengan praktek

nyata dalam perusahaan.

2. Bagi perusahaan, yaitu untuk sebagai bahan masukan yang berguna bagi

perusahaan dalam bidang pemasaran khususnya store atmosphere dan

pemahaman tentang prilaku konsumen khususnya keputusan pembelian

konsumen.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu untuk rujukan

untuk dibaca dan sebagai bahan referensi untuk mahasiswa/i di jurusan

Administrasi Bisnis USU.

(22)

Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam

mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori teori

yang mendukung permasalahan penelitian.

Menurut Jogiyanto (2004: 39) teori adalah kumpulan dari konsep, definisi,

dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan

memprediksi fenomena atau fakta. Menurut Effendy (2004: 224) teori berguna

menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti

masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan,

memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara

sistematis.Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan

beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori teori yang

digunakan adalah Store Atmosphere dan Keputusan Pembelian Konsumen.

2.1 Store Atmosphere

2.1.1Pengertian Store Atmosphere

Menurut Berman & Evan (2004:462) atmospehere refers to the store’s

physical characteristics that are used to develop an image and to draw customers,

yang berarti suasana toko merupakan karakteristik fisik toko yang digunakan

untuk membangun kesan dan menarik pelanggan.

(23)

stimulate customers perceptual and emotional responses and ultimately to affect

their purchase behavior, yang berarti suasana toko merupakan penciptaan suasana

toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan

lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan

emosi konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut Christina Widhya Utami

(2010: 255) “Suasana Toko (Store Atmosphere) merupakan kombinasi dari

karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan,

warna, temperatur, musik, aroma secara menyeluruh akan menciptakann citra

dalam bentuk konsumen”. Melalui suasana toko yang sengaja diciptakan oleh

ritel, ritel berupaya untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait dengan

layanan, harga maupun ketersediaan barang dagangan. Sutisna (2001:164)

mengatakan store atmosphere adalah “penataan ruang dalam (instore) dan ruang

luar (outstore) yang dapat menciptakan kenyamanan bagi pelanggan”.

Menurut Gilbert dalam Foster (2008:61) mendefinisikan store atmosphere

merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, store

atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan

lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat

menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. Benyamin Molan (2004:

570) “Suasana toko (store atmosphere) merupakan unsur lain dalam

perasenjataan produk. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang membuat

orang bergerak di dalamnya dengan susah dan mudah”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa store

(24)

keseluruhan dari karakteristik fisik toko yang direncanakan seperti arsitektur, tata

letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma secara

menyeluruh yang berada di ruang dalam toko (instore) dan ruang luar toko

(outstore) akan menciptakan lingkungan yang member kenyamanan bagi

konsumen dan memberi efek emosional khusus yang dapat menyebabkan

konsumen melakukan tindakan pembelian.

2.1.2 Tujuan dan Dampak Store Atmosphere

Menurut Lamb & McDaniel (2001:105) tujuan dari store atmosphere

(suasana toko) adalah sebagai berikut:

a. Penampilan eceran toko membantu menentukan citra toko, dan memposisikan eceran toko, dan jati diri toko yang nantinya dapat menciptakan ketertarikan dari konsumen dan tertanam dalam benak konsumen.

b. Tata letak toko yang efektif tidak hanya akan menjamin kenyamanan dan kemudahan, melainkan juga mempunyai pengaruh yang besar pada pola lalu-lintas pelanggan dan perilaku berbelanja.

Dampak dari store atmosphere (suasana toko) terhadap emosi konsumen

ditunjukkan dengan perilaku tertentu, Peter dan Olson (2002:251) menjelaskan

dampak suasana toko yang diungkapkan dengan perilaku tertentu, yaitu:

a. Senang (pleasure), mengacu pada sejauh mana konsumen merasa senang, suka cita, atau puas di dalam toko. Penentu yang sangat kuat dari perilaku pendekatan penghindaran di dalam toko, termasuk didalamnya perilaku berbelanja.

b. Bergairah (arousal), mengacu pada sejauh mana konsumen merasa luap, waspada, aktif di dalam toko. Dapat meningkatkan lamanya waktu yang diluangkan di dalam toko serta keinginan untuk berinteraksi dengan pramuniaga. Rangsangan yang menyebabkan kegairahan pertama-tam adalah kenyamanan, pencahayaan yang terang dan musik yang mengalun. c. Menguasai (dominance), mengacu pada sejauh mana konsumen merasa dikontrol atau bebas berbuat sesuatu di dalam toko.

(25)

2.1.3 Elemen Store Atmosphere

Menurut Barry dan Evans (2004: 455), “Atmosphere can be divided into

several elements: exterior, general interior, store layout, and displays.” Elemen

Store atmosphere ini meliputi : bagian luar toko, bagian dalam toko, tata letak

ruangan, dan pajangan (interior point of interest display), akan dijelaskan lebih

lanjut dibawah ini:

1) Exterior (bagian luar toko)

Karakteristik exterior mempunyai pangaruh yang kuat pada citra toko

tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi dari

exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik,

menonjol dan mengundang orang untuk masuk kedalam toko. Element-elemen

exterior ini terdiri dari sub elemen-sub elemen sebagai berikut:

a.Storefront (Bagian Muka Toko)

Bagian muka atau depan toko meliputi kombinasi papan nama,

pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Store front harus mencerminkan

keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang sesuai dengan

citra toko tersebut. Khususnya konsumen yang baru sering menilai toko

dari penampilan luarnya terlebih dahulu sehingga merupakan exterior

merupakan faktor penting untuk mempengaruhi konsumen untuk

(26)

a.Marquee (Simbol)

Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memajang

nama atau logo suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik

pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat

terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan

informasi lainya. Supaya efektif, marquee harus diletakan diluar, terlihat

berbeda, dan lebih menarik atau mencolok daripada toko lain disekitarnya.

c.Entrance (Pintu Masuk)

Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat

mengundang konsumen untuk masuk melihat ke dalam toko dan

mengurangi lalu lintas kemacetan keluar masuk konsumen. Pintu masuk

mempunyai tiga masalah utama yang harus diputuskan:

a). Jumlah pintu masuk, disesuaikan dengan besar kecilnya

bangunan salah satu faktor yang membatasi jumlah pintu masuk adalah

masalah keamanan.

b). Jenis pintu masuk yang akan digunakan, apakah akan menggunakan pintu otomatis atau pintu tarik dorong.

c). Lebar pintu masuk, pintu masuk yang lebar akan menciptakan suasana dan kesan yang berbeda dibandingkan dengan pintu masuk yang

sempit, kecil, dan berdesak-desakan. Menghindari kemacetan arus lalu

(27)

d.Display Window (Tampilan Jendela)

Tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan

suatu toko denganmemajang barang-barang yang mencerminkan keunikan

toko tersebut sehingga dapat menarik konsumen masuk. Dalam membuat

jendela pajangan yang baik harus dipertimbangkan ukuran jendela, jumlah

barang yang dipajang, warna, bentuk,dan frekuensi penggantiannya.

e. Height and Size Building (Tinggi dan UkuranGedung)

Dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut.

Misalnya, tinggi langit - langit toko dapat membuat ruangan seolah - olah

lebih luas.

f.Uniqueness (Keunikan)

Keunikan suatu toko bisa dihasilakan daridesain bangunan toko

yang lain dari yang lain.

g.Surrounding Area (Lingkungan Sekitar)

Citra toko dipengaruhi oleh keadaan lingkungan masyarakat

dimana toko itu berada.

h.Parking (Tempat Parkir)

Tempat parkir merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen.

Tempat parkir yang luas, aman, gratis dan mempunyai yang dekat dengan

toko akan menciptakan atmosphere yang positif bagi toko.

2) General Interior (bagian dalam toko)

Elemen penataan general interior penting karena posisi inilah biasanya

(28)

jumlah penjualan. Penataan yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian

pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa, dan

memilih barang-barang itu dan akhirnya melakukan pembelian. Ketika konsumen

masuk ke dalam toko, ada banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi mereka

pada toko tersebut. Elemen-elemen general interior terdiri dari:

a. Flooring (Lantai)

Penentuan jenis lantai (kayu, keramik, karpet) ukuran, desain, dan

warna lantai penting karena konsumen dapat mengembangkan persepsi

mereka berdasarkan apa yang mereka lihat.

b.Color and Lightening (Warna dan Pencahayaan)

Warna dan tata cahaya dapat memberikan image pada pelanggan.

Warna cerah dan terang akan memberikan image berbeda dengan warna

lembut dan kurang terang. Tata cahaya bisa memberikan dampak langsung

maupun tidak langsung. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan

warna yang dapat membuat produk-produk yang ditawarkan terlihat lebih

menarik, terlihat berbeda bila dibandingkan dengan keadaan yang

sebenarnya.

c.Scent and Sound ( Aroma dan Musik)

Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan

ini dilakukan akanmemberikan suasana yang lebih santai pada konsumen,

khusunya konsumen yang ingin menikmati suasana yang santai dengan

menghilangkan kejenuhan, kebosanan, maupun stres sambil menikmati

(29)

d.Fixture (Penempatan)

Memilih peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus

dilakukan denganbaik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan.

Karena penempatan meja yang sesuai dan nyaman dapat menciptakan

image yang berbeda pula.

e. Wall Texture (Tekstur Tembok)

Tekstur dinding dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen

dan dapat membuat dinding terlihat lebih menarik.

f. Temperature (Suhu Udara)

Pengelola toko harus mengatur suhu udara, agar udara dalam

ruangan jangan terlalu panas atau dingin.

g. Width of Aisles (Lebar Gang)

Jarak antara meja dan kursi harus diatur sedemikian rupa agar

konsumen merasa nyaman dan betah berada di toko.

h. Dead Area

Dead Area merupakan ruang di dalam toko dimana display yang

normal tidak bisa diterapkan karena akan terasa janggal. Misalnya : pintu

masuk, toilet, dan sudut ruangan.

i.Personel (Pramusaji)

Pramusaji yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, cepat dan

(30)

j. Service Level

Macam-macam tingkat pelayanan menurut Kotler (2000 : 180)

adalah self service, self selection, limited service, dan full service.

k.Price (Harga)

Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar harga yang

diberikan agar konsumen dapat mengetahui harga dari pangkas dan produk

tersebut dan penentuan harga untuk pangkas dan produk.

l.Cash Refister (Kasir)

Pengelola toko harus memutuskan penempatan lokasi kasir yang

mudah dijangkau oleh konsumen.

m.Technology Modernization (Teknologi)

Pengelola toko harus dapat melayani konsumen secanggih

mungkin. Misalnya dalam proses pembayaran harus dibuat secanggih

mungkin dan cepat, baik pembayaran secara tunai atau menggunakan

pembayaran cara lain, seperti kartu kredit atau debet.

n.Cleanliness (Kebersihan)

Kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen

untuk makan di tempat tersebut.

3) Layout Ruangan (Tata Letak Toko)

Pengelola toko harus mempunyai rencana dalam penentuan lokasi dan

(31)

seefektif mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang layout

adalah sebagai berikut:

a. Allocation of floor space for selling, personnel, and customers.

Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dialokasikan untuk:

a) Selling Space (Ruangan Penjualan)

Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara

konsumen dan pramusaji.

b) Personnel Space (Ruangan Pegawai)

Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pramusaji

seperti tempat beristirahat atau makan.

c) Customers Space (Ruangan Pelanggan)

Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan

konsumen seperti toilet, ruang tunggu.

b.Traffic Flow (Arus Lalu Lintas)

Macam-macam penentuan arus lalu lintas toko, yaitu:

a) Grid Layout (Pola Lurus)

Penempatan fixture dalam satu lorong utama yang panjang.

b) Loop/Racetrack Layout (Pola Memutar)

Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk,

mengelilingi seluruh ruangan, dan biasanya berbentuk lingkaran atau

(32)

c) Spine Layout (Pola Berlawanan Arah)

Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai

belakang toko, membawa pengunjung dalam dua arah.

d) Free-flow Layout (Pola Arus Bebas)

Pola yang paling sederhana dimana fixture dan barang-barang

diletakan dengan bebas.

4) Interior Point of Interest Display (Dekorasi Pemikat Dalam Toko)

Interior point of interest display mempunyai dua tujuan, yaitu memberikan

informasi kepada konsumen dan menambah store atmosphere, hal ini dapat

meningkatkan penjualan dan laba toko. Interior point of interest display terdiri

dari :

a. Theme Setting Display (Dekorasi Sesuai Tema)

Dalam suatu musim tertentu retailer dapat mendisain dekorasi toko

sesuai tema tertentu.

b. Wall Decoration (Dekorasi Ruangan)

Dekorasi ruangan pada tembok bisa merupakan kombinasi dari

gambar atau poster yan ditempel, warna tembok, dan sebagainya yang

dapat meningkatkan suasana toko. Menurut Levi dan Weitz (2000: 45),

Ketika peritel hendak menata atau mendekorasi ulang sebuah toko manajer

harus memperhatikan tiga tujuan dari atmosphere berikut:

1. Atmosphere harus konsisten dengan citra toko dan strategi secara

keseluruhan.

(33)

3. Ketika membuat suatu keputusan mengenai desain, manajer

harus mengingat mengenai biaya yang diperlukan dengan desain

tertentu yang sebaik-baikanya sesuai dengan dana yang

dianggarkan.

2.2 Kualitas Pelayanan

Sebuah organisasi bisnis memerlukan usaha untuk memberikan kesan

yang terbaik terhadap konsumen yang membeli produknya dan untuk menciptkan

kesan yang baik terhadap perusahaan maka perusahaan diharuskan menetapkan

standar kualitas pelyanan yang sesuai dengan keinginan dari konsumen. Dengan

penerapan kualitas pelayanan yang baik maka akan menciptakan rasa nyaman

bagi konsumen dan menimbulkan rasa untuk membeli kembali produk yang dijual

oleh organisasi bisnis.

2.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Menurut Sugiarto(2002:36) adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan orang lain ( konsumen, pelanggan, klien, tamu, dan lain

-ain) yang tingkat pemuasannnya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani

dan orang yang dilayani.

Mengacu pada pengertian kualitas pelayanan tersebut, menurut Koetler

dalam wisnalmawati (2005:156) makna konsep kualitas pelayanan adalah suatu

daya tanggap dari jasa yang diberikan perusahaan. Kualitas perusahaan harus

dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini

berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah berdasarkan persepsi penyediaan jasa

(34)

2.3.2 Unsur – unsur Kualitas Pelayanan

Salah satu faktor yang menentukan tingkat kebrhasilan perusahaan dalah

kemampuan perusahaan dalam meberikan kualitas pelayanan kepada pelanggan.

Menurut Parasuraman,Zeithaml dan Berry (1998:89) keberhasilan perusahaan

dalam memberikan kualitas pelayanan kepada para pelanggan meliputi lima

dimensi pelayanan, yaitu:

a. Tangible atua bukti fisik

b. Reliablity atau keandalan

c. Responsiveness atau ketanggapan

d. Assurance atau jaminan dan kepastian

e. Emphaty

Sugiato (2002:49) agar konsumen melaksanakan keputusan

pembelian maka penyedia jasa perlu menguasai lima unsur

CTARN yaitu :

a. Kecepatan adalah penggunaan waktu pelayanan yang digunakan

oleh penyedia jasa untuk memenuhi keinginan konsumen.

b. Ketepatan adalah pengefisiensian segala unsur – unsur kegiatan

penyediaan jasa.

c. Keamanan adalah tindakan yang dilakukan oleh penyedia jasa

kepada konsumen untuk memberikan rasa aman.

d. Keramahan adalah sikap yang harus dimiliki oleh penyedia jasa

(35)

e. Kenyamanan adalah rasa yang diciptakan oleh penyedia jasa

untuk membuat konsumen lebih tenang dan nyaman dalam

melaksanakan tindakan pembelian.

2.3 Keputusan Pembelian Konsumen

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Kegiatan pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan

bisnis, dalam kegiatan pemasaran suatu organisasi bisnis memperoleh informasi

tentang prilaku konsumen. Dewasa ini dalam menentukan pilihan konsumen harus

mengambil keputusan yang diikuti dengan pembelian dan keputusan yang diambil

sudah melewati proses berbagai alternatif yang dianggap paling baik dan tepat.

Schiffman & Kanuk dalam Sumarwan (2002:289) mendefinisikan suatu

keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.

Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki

pilihan alternatif. Adapun Amirullah (2002:62) mendefinisikan keputusan

konsumen adalah suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap

berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang

diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Peter & Olson (1999:178) membagi pengambilan keputusan menjadi dua

bagian yaitu:

a. Pengambilan keputusan ekstensif (extensive decision making) merupakan

pengambilan keputusan yang melibatkan sejumblah besar perilaku pencarian

yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi alternatif pilihan dan mencari criteria

(36)

b. Pengambilan keputusan terbatas (united decision making) merupakan

pengambilan keputusan yang hanya melibatkan sedikit upaya pencarian

informasi dan alternatif yang dipertimbangkan.

Berasarkan pengertian dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa

keptusan pembelian merupakan suatu proses dimana konsumen melakukan

penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau lebih

alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler & Keller (2009: 184), proses keputusan pembelian

konsumen terdiri dari lima tahap yang meliputi :

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah

atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.

Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal

seseorang−rasa lapar, haus, ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal, sehingga memicu

pemikiran untk melakukan pembelian.

2. Pencarian Informasi

Konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan

(pencarian Internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan

keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).

(37)

3. Evaluasi Alternatif

Konsumen mengevaluasi pilihan berkenan dengan manfaat yang

diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.

4. Keputusan Pembelian

Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau mengganti

yang dapat diterima bila perlu.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi

kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen

Faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian konsumen terdiri

dari faktor internal dan eksternal. Menurut Hawkins (Supranto, J. & Limakrisna,

Nandan, 2007: 3) , faktor internal meliputi: persepsi, pembelajaran, memori,

motivasi, kepribadian, emosi, sikap, sedangkan factor eksternal meliputi: budaya,

sub budaya, demografis, status sosial, kelompok rujukan, keluarga.

1. Faktor-faktor internal

Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu yang memiliki

pengaruh yang sangat penting terhadap keputusan individu. Pengaruh yang

dimaksud adalah berkaitan dengan penilaian individu terhadap suatu alternatif

produk yang ada yang mengarahkan seseorang untuk mengambil keputusan

(38)

a. Persepsi

Menurut Kotler (2005: 216) persepsi adalah proses yang digunakan

individu untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi

guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya.

b. Pembelajaran

Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 115) pembelajaran merupakan

istilah yang dipergunakan untuk menguraikan proses dengan mana memori dan

perilaku diubah sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak

sadar .

c.Memori

Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 129) memori merupakan seluruh

akumulasi pembelajaran pengalaman sebelumnya. Terdiri dari dua komponen,

yaitu memori jangka pendek dan panjang. Memori jangka pendek merupakan

porsi/ bagian dari seluruh memori yang pada saat terkirim (currently)

diaktifkan atau dipergunakan

d.Motivasi

Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 93) motivasi merupakan kekuatan

yang enejik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah

pada perilaku. Suatu motif (motive) merupakan kostrak (construck) mewakili

kekuatan dalam (inner force) yang tidak terlihat dan memaksa suatu respon

(39)

e. Kepribadian

Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 104) Kepribadian (personality)

merupakan suatu karakteristik individu mengenai kecendrungan merespon

lintas situasi yang mirip. Kepribadian konsumen menunjukkan dan

mengarahkan perilaku yang dipilih untuk mencapai tujuan dalam situasi yang

berbeda.

f. Emosi

Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 108) emosi adalah perasaan yang

secara relatif tidak terkontrol yang mempengaruhi perilaku secara kuat.

Perasaan tersebut dapat berupa kemarahan, kesedihan, kebahagiaan, dan

sebagainya.

g. Sikap

Menurut Sumarwan (2004: 136) Sikap merupakan ungkapan perasaan

konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa

menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan dan

manfaat dari objek tersebut.

2. Faktor-faktor eksternal

a. Budaya

Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 21) budaya (culture) adalah

keseluruhan yang kompleks (complex whole) meliputi pengetahuan,

kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaan, dan setiap kemampuan dan

(40)

b.Sub budaya

Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 47) sub budaya merupakan

segmen atau bagian dari masyarakat, sub budaya dan kelas sosial merupakan

kelompok sosial dimana anggota-anggotanya sama-sama memiliki makna

budaya yang sama, akan tetapi keduanya merupakan bagian dari masyarakat

yang lebih luas, jadi akan dipengaruhi oleh budaya secara keseluruhan.

c. Demografis

Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 49) demografis merupakan

suatu akibat dan suatu sebab dari nilai budaya dan kultural.

d. Kelas Sosial

Menurut Ujang (2002: 219) kelas sosial adalah pembagian masyarakat

ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas

atau strata akan akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan,

pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut.

e. Kelompok Rujukan/ Acuan

Menurut Ujang (2002: 250) kelompok rujukan/acuan adalah seorang

individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku

seseorang. Kelompok rujukan/ atau acuan digunakan oleh seseorang sebagai

dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons

(41)

f. Keluarga

Menurut Ujang (2002: 227)Keluarga adalah sebuah kelompok yang

terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah

(keturunan: anakatau cucu), dan adopsi.

2.4 Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian

Store atmospehere (suasana toko) yang disesuaikan dengan karakteristik

pribadi seseorang akan menciptakan respon yang berbeda-beda. Dalam proses

keputusan pembelian konsumen tidak hanya memberi respon terhadap barang dan

jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan respon terhadap

lingkungan pembelian yang diciptakan oleh pengecer. Store atmosphere (suasana

toko) selain dapat mempengaruhi perilaku konsumen juga dapat mempengaruhi

perilaku dan respon psikologis pekerja toko itu sendiri.

Seorang konsumen menentukan jenis toko yang dikunjunginya atau

memilih barang yang akan dibelinya berdasarkan teori pengambilan keputusan

konsumen yang telah dijelaskan sebelumnya. Konsumen mengevaluasi alternatif

ritel dan saluran pemasaran lain agar dapat memenuhi kebutuhannya seperti

katalog atau iklan. Peritel berusaha untuk mempengaruhi konsumen agar

melakukan pembelian suatu barang atau jasa yang ditawarkan. Menurut Levy &

Weitz (2001:556) mengemukakan bahwa ” customer purchasing behavior is also

influenced by the store atmosphere “ yang artinya perilaku pembelian konsumen

juga dipengaruhi oleh suasana toko.

(42)

store for a long time, motivate them to make unplanned, impuls purchases,

and provide them with a satisfying shopping experience(Levy & Weitz, 2001:491).

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa store atmosphere (suasana

toko) bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk berkunjung,

memudahkan mereka untuk mencari barang yang dibutuhkan, mempertahankan

mereka untuk berlama-lama berada di dalam toko, memotivasi mereka untuk

Sulaksana (2008 : 53) menjelaskan bahawa Store atmosphere (suasana

toko) berusaha untuk mempengaruhi keadaan emosional dalam toko yang

mungkin tidak disadari sepenuhnya oleh konsumen di saat mereka berbelanja.

Keadaan emosional ini biasanya melekat agak lama dan mempengaruhi perilaku

dalam toko secara tidak disadari. Stimuli lingkungan mempengaruhi emosi

konsumen, yang selanjutnya mengarah pada perilaku penghindaran atau perilaku

pendekatan. Perilaku pendekatan berarti pergerakan ke arah lingkungan stimuli,

sebaliknya perilaku penghindaran berarti pergeseran menjauhi berbagai

lingkungan.

2.5 Peneliti Terdahulu

Adapun peneliti terdahulu yang menjadi referensi bagi peneliti

melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Hadi Rubiayanti Dewi dari fakultas ekonomi Universitas Widyatama

pada tahun 2004 dengan judul penelitian “Pengaruh store atmosphere terhadap

keputusan pembelian pada China Emporium Factory Outlet Bandung”

(43)

pembelian konsumen di China Emporium Factory Outlet Bandung. Putra Eko

Nandi dari Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang pada tahun 2011

dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Store Atmosphere (Suasana Toko)dan

Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen di Wadezig Distro Kota Padang”

menunjukan bahwa store atmosphere di Wadezig Distro Kota Padang memiliki

pengaruh yang signifikan dan simultan terhadap minat beli konsumen.

Baros Sela Wan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara pada tahun 2013 dengan judul penelitian “Pengaruh Store

Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Ranch57 Café & Resto Medan”

menunjukan bahwa store atmosphere memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen pada Ranch57 Café & Resto Medan. Govan Suvi

dari Universitas Petra Surabaya pada tahun 2005 dengan judul penelitian

“Analisa Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Resto

Nine” dimana Suvi Govan membagi store atmosphere menjadi dua bagian yaitu:

instore atmosphere dan outstore atmosphere, dari hasil pembagian tersebut

didapat kesimpulan bawa instore atmosphere lebih mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen dibandingkan outstore atmosphere di Resto Nine.

Irawan Ardi Achmad dari Fakultas Administrasi Universitas Brawijaya

Malang pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh store atmosphere terhadap

keputusan pembelian (studi pada konsumen yang berbelanja di Giant

Hypermarket, Mall Olympic Garden Malang” menunjukan bahwa pengaruh store

(44)

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu

(45)
(46)
(47)

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2008:55) bentuk penelitian merupakan penelitian dengan

metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, dimana dapat diartikan

sebagai suatu pernyataan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara

dua variabel atau lebih. Menurut Juliandi (2013:14) penelitian dalam

permasalahan asosiatif merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana

suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau

apakah suatu variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya. Dengan

tujuan untuk mengetahui Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan

pembelian konsumen.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di dilakukan pada Next Salon For Men jalan Dr. Mansyur

No 96 Medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(48)

dari pra penelitian dan hasil wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti

terhadap pegawai Next Salon For Men , diketahui bahwa jumblah konsumen yang

membeli pada Next Salon For Men sebanyak 40 orang setiap harinya, sehingga

selama 7 hari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka jumblah populasi

dari penelitian ini yakni sebanyak 280 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang dipilih dalam

penelitian ini adalah teknik non probability sampling yang tidak memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel. Menurut Sugiyono (2008:118) teknik non probability sampling

yang dipakai adalah teknik accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Menurut Tatang (2011:45) untuk menentukan besar sampel yang

diperlukan, maka digunakan rumus slovin dengan syarat jumlah populasi harus

lebih dari 100 orang, populasi juga harus terhingga atau diketahui jumlah populasi

yang jelas, sebagai berikut merupakan perhitungan penentuan sampel pada

penelitian ini:

(49)

Keterangan:

n = Besar sampel yang diinginkan

N = Jumblah Populasi

e = estimator proporsi populasi

Sehingga jumlah sample menjadi:

n = � 1+�2

n = 280

1+280(0.1)2 = 73,68 orang. Dibulatkan menjadi 74 orang.

Atas perhitungan diatas didapatkan sampel sebanyak 74 orang yang

merupakan konsumen yang membeli produk dan pangkas di Next Salon For men

yaitu pria yang berusia 17 – 45 tahun.

3.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:70) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian

biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan

pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melaului pengumpulan data. Adapun

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan store atmosphere

terhadap keputusan pembelian konsumen.

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan store atmosphere

(50)

3.5 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi yang menjadi

variabel penelitian yaitu: variabel store atmosphere yaitu variabel

independen/variabel bebas (X) dan variabel keputusan pembelian yaitu variabel

dependen/variabel terikat (Y). konsep penelitian ini adalah untuk melihat,

mengukur, dan menganalisis pengaruh store atmosphere terhadap keputusan

pembelian konsumen.

Gambar 3.1

3.6 Defenisi Oprasional

Defenisi oprasional merupakan petunjuk pelaksanaan yang mengenai cara

– cara untuk mengukur variabel – variabel. Adapun variabel penelitian beserta

defenisi oprasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Variabel Store atmosphere (X) merupakan suasana dan keadaan toko yang

merupakan keseluruhan dari karakteristik fisik toko yang direncanakan seperti

arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma

secara menyeluruh yang berada di ruang dalam toko (instore) dan ruang luar toko

(outstore) akan menciptakan lingkungan yang memberi kenyamanan bagi

konsumen dan memberi efek emosional khusus yang dapat menyebabkan Store Atmosphere

(X)

(51)

konsumen melakukan tindakan pembelian. Berikut ini merupakan indikator store

atmosphere :

a. Exterior adalah bagian luar toko yang menjadi daya tarik bagi konsumen.

b. General Interior adalah bagian dalam toko yang menjadi faktor terpenting yang

dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli.

c. Layout Toko adalah tata letak seluruh elemen toko dan seluruh fasitias toko.

d. Interior Point of Interest Display adalah dekorasi yang menjadi daya tarik bagi

konsumen yang berkunjung.

Variabel Keputusan pembelian (Y) merupakan suatu proses dimana

konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih

salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun yang menjadi indikator dari keputusan pembelian

konsumen adalah sebagai berikut :

a. Mencari Informasi merupakan merupakan proses pencarian informasi yang

relevan tentang sesuatu produk dan alternatif produk lainnya.

b. Merencanakan Pembelian merupakan kegiatan pembuatan rencana pembelian

setelah memperoleh informasi atas produk.

c. Keyakinan dalam Membeli merupakan sikap yang dilaksanakan oleh konsumen

(52)

d. Keputusan Pembelian merupakan tahapan memutuskan untuk membeli dan

memilih dari beberapa alternatif yang ditawarkan

Tabel 3.1 Defenisi Oprasionaln

Variabel Indikator Sub Indikator Item

Store Atmosphere (X)

Exterior Papan nama toko a. Desain papan

nama toko yang

Pintu masuk toko a. Penempatan pintu masuk yang

Tempat parkir a. Tempat parkir yang disediakan cukup luas b. Kemanan tempat parkir yang terjamin

General interior Warna dan

Pencahayaan

Pegawai a. Penampilan

(53)

pegawai

Kebersihan a. Kondisi toko yang selalu bersih b. Aroma/bau

(54)

Interior Point of next salon for men dan tertarik untuk

dari next salon for men memberikan keyakinan bagi konsumen untuk pangkas dan membeli produk

(55)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data, informasi, keterangan-keterangan serta

fakta-fakta yang diutuhkan untuk penelitian ini, maka dilakukan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data Primer (Primary Data)

Pengumpulan Data Primer (Primary Data) yaitu pengumpulan data yang

diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk

mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu dilakukan dengan

menggunakan angket (kuesioner) dan observasi (pengamatan) :

a. Kuisioner (Angket) Tertutup

Kuisioner Tertutup adalah daftar pertanyaan berdasarkan

indikator-indikator dari variabel penelitian dimana responden dibatasi dalam menjawab

dengan memberikan daftar jawaban dan responden hanya bisa menjawab

dengan memilih pilihan jawaban yang telah disediakan. Kuisioner diberikan

kepada responden yang merupakan konsumen dari Next Salon For Men untuk

mendapatkan data primer yang dibutuhkan oleh peneliti.

b. Observasi (Pengamatan)

Observasi dilakukan untuk menambah informasi tentang store atmosphere

dan keputusan pembelian di Next Salon For Men yang didasari pada realita di Pembelian treatment rambut

(56)

lokasi penelitian. Observasi dilaksanakan secara langsung kepada pegawai dan

konsumen dan terhadap store atmosphere di Next Salon for Men, Jumlah

pembelian konsumen dan karakteristik konsumen, pelayanan.

2. Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data)

Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data), yaitu teknik pengumpulan

data yang dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari

sumber kedua atau sumber sekunder untuk mendukung data primer yaitu melalui

studi kepustakaan dan studi dokumentasi untuk penjelasannya sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, kaya ilmiah serta

pendapat para ahli yang berkompetensi serta mamiliki relevansi dengan

masalah yang akan diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau

dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian yaitu dokumen atau daftar

konsumen yang pangkas dan membeli produk di Next salon for men.

3.8 Teknik Penentuan Skor

Untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka peneliti

membutuhkan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yan digunakan

dengan Skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang variabel penelitian. Dalam penelitian ini akan

(57)

1) Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

2) Untuk pilihan jawaban Setuju (S) diberi skor 4

3) Untuk pilihan jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 3

4) Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5) Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

3.9 Teknik Analisa Data

Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa data kuantitatif yang

merupakan suatu pengukuran yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat

dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan dengan angka-angka.

Metode yang digunakan adalah metode analisis korelasi dan regresi dengan

bantuan program SPSS.

3.9.1 Metode Uji Instrumen

Uji instrumen untuk dapat memenuhi ketetapan dan kebenaran melalui dua

persyaratan, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

A. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur

dapat mengukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian dikatakan valid bila

terdapat kesenian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan penelitian yang dikatakan tidak valid

bila ada ketidak sesuaian antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek. Bila suatu alat ukur sudah dikatakan valid, maka

(58)

ukur dikatakan tidak valid, maka alat ukur yang telah digunakan sebelumnya

hams dievaluasi atau diganti dengan alat ukur yang lebih tepat / efektif.

Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan

nilai r tabel. Jika r tiap butir lebih besar dari r dan nilai r positif, maka butir atau

pertanyaan tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas dilakukan dengan

menggunakan uji satu sisi, taraf signifikan 5% dengan df = n-2.

Dengan ketentuan:

Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan valid.

Jika rhitung < rtabelmaka pertanyaan tiadak valid

B. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya ukuran dalam

penggunaannya. Instrumen yang reliable adalah instrument yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang

sama, atau jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan

adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dengan alat pengukuran yang

dipakai. Sesuatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Alpha Cronbach ≥ 0.60 (Gozhali, 2006: 42)

3.9.2 Metode Analisis Data

A. Metode Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Sugiyono (2008:270) ”Regresi sederhana didasarkan pada

(59)

variabel dependen”. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

pengaruh Store Atmosphere (X) terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y).

Persamaan Regresi Linier Sederhana :

Y = a + bX

Y = Subjek dalam variable dependen yang diprediksikan

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

x = Variabel bebas

B. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Pada penelitian ini

uji multikolinearitas tidak digunakan karena uji ini untuk mengetahui ada tidaknya

variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen yang

lain dalam satu model, sedangkan ujikorelasi khusus digunakan untuk time series.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model

regresi variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak.

Untuk menguji normalitas data adalah dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov dimana kriteria ini untuk menentukan normal atau tidaknya data, dilihat

dari nilai probabilitasnya. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan (Asymp.

Gambar

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
Gambar 4.1 Strukur Organisasi Next Salon For Men
Tabel 4.1  Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Source Operand Reference : Operasi dapat melibatkan satu atau lebih operand sumber.. Instruksi

Paper Mill PT Pura Barutama 1999 – 2002 Plant Manager – Divisi. Paper Converting PT

BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR Periode 01 Januari s/d 30 September 2015 dan 2014. (Dalam

Cadangan kerugian penurunan nilai dari aset non keuangan -/- 17... Liabilitas spot

Bila peserta 75 orang, dapat dibagi menjadi 4 sirkuit (setiap sirkuit 18- 19 orang)g. Sutrisno,

Informasi Keuangan yang berakhir 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan per 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Sriyadi Elly Sugeng &amp; Rekan

KELOMPOK DRYLAB, DEMO ALAT, VIDEO

Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 5.72% 6.95%4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)