JALAN DR. MANSYUR NO 94 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Disusun oleh :
100907060 FRANS KRISTANTO
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRAK
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Jalan Dr. Mansyur No 94 Medan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis store atmosphere di Next Salon For Men, menganalisis keputusan pembelian konsumen di Next Salon for Men, dan menganalisis pengarauh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Bentuk penelitian ini adalah menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitaif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu Store Atmosphere terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian konsumen.
Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana, diperoleh bahwa Y = 7.148 + 0.605x artinya apabila Store Atmosphere konstan, maka ada keputusan pembelian sebesar 7.148 dan apablia Store Atmosphere dinaikan 100% maka pengabilan keputusan akan meningkat sebesar 0.605. dari uji t diperoleh bahwa thitung 13.137 > ttabel 1.993 yaitu menunjukan bahwa store atmosphere berpengaruh
secara signifkan terhadap keputusan pembelian konsumen di Next Salon For Men Jalan. D.r Mansyur No 94 Medan.Besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen digunakan rumus determinasi yang diperoleh sebesar 70.6%. Artinya tercapai keputusan pembelian konsumen yang dipengaruhi store atmosphere sebesar 70.6%.
ABSTRACT
THE EFFECTS OF STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER PURCHASE DECISIONS AT NEXT SALON FOR MEN JALAN. DR. MANSYUR
NUMBER 94, MEDAN.
This research aims to analyze the atmosphere in the Next store Salon For Men, analyzing consumer purchasing decisions at Next Salon for Men, and analyze the effect of store atmosphere on consumer purchasing decisions. Forms of assosiative method used in this study with quantitative approach with view to find how much influence between variable X store atmosphere of the variable Y is consumer purchase decision.
From the calculation of simple linear regression, obtained Y = 7.148 + 0.605x constant means if the store atmosphere, then there will be 7.148 of the consumer purchase decisions and store atmosphere when raised 100% the consumer purchase decisions will increase by 0.605. Obtained from t test t price 13.137 > t table t price1.993 that shows the significant influence on consumer purchase decisions Next Salon For Men Jalan. Dr. Mansyur number 94 Medan. Great influence of store atmosphere on consumer purchase decisions used formula coffiecient of determination obtained results of 70.6%. That is accomplished consumer purchase decision are influenced by store atmosphere of 70.6%.
KATA PENGANTAR
Syalom
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa,
Yesus Kristus Anak Allah Yang Tunggal, Roh kudus, Santa Maria Tak Bernoda
dan Santo Yudas Tadeus yang karena berkat dan doanya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Jalan Dr. Mansyur
No 94 Medan.
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi
syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S1) pada Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan dan terselesaikannya skripsi ini karena adanya
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pertama sekali penulis
ingin mengucapkan kepada dua wanita yang teristimewa dalam hidup penulis,
Mama ( Nonni Christina Marbun) dan Adik ( Shindi Naomi Kashiana Siahaan)
yang telah memberi kasih sayang dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini. Tiada kata yang bisa mengungkapkan besarnya rasa terimakasih yang
penulis sampaikan kepada mereka.
Salin itu penulis juga banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
3. Bapak M. Arifin Nasution, S.sos, M.SP selaku Sekretaris Departemen
Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Betty Nasution, Msi selaku Dosen Pembimbing yang memberikan
motivasinya kepada penulis dan memberi bimbingan kepada penulis
untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Siswati Saragi, S.sos, M.SP selaku Staff di Departemen Ilmu
Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan.
6. Bapak Farid, SH selaku staff di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis,
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
7. Kepada Seluruh Staff Pengajar Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Saya
berterimakasih atas bimbingan dan pelajaran yang telah diberikan
kepada saya
8. Ibu Mazda dan kakak – kakak kebersihan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terimakasih untuk keceriaan
yang selalu diberikan.
9. Yessica A.P Ginting yang menjadi salah satu inspirator saya
menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas ketulusan dan kasih yang
selalu diberikan kepada saya. Dan ingat janjimu ya.
10. Kepada Sahabat Sejati ( Sahabat Bisnis) yaitu : Ichwannul Muslimin,
Okky Novendra, Hafiza Adlina, Rudy Lesmana, Amar Mira Agustiano,
Dannis Turnip terimakasih untuk setiap pengalaman yang telah
11. Kepada teman – teman 2010 kelas B yaitu : Christian, Fajri Fahlevi,
Dicky Marbun, Andre Masago, Laura Uli, dan teman – teman yang lain
saya ucapkan terimakasih banyak untu hari – hari yang menyenangkan.
12. Kepada abang – abang 2009 AB yang selalu menginspirasi yaitu Abdul
Rachman, Fahrur Rochman, Yudhi Afriansyah, Rangga Restu Prayogo,
Topan Mandala Putra, Fuji Andi Putra.
13. Kepada teman – teman 2010 kelas A yaitu: Tengku Nadya Fatiza,
Auliyana Nur Islami, Rini, Fitra, dll terimakasih untuk perjuangan
selama ini .
14. Kepada adik – adik 2011, 2012, 2013 yaitu Eko, Okto, Dwiyudha,
Alvis, Reza, Ucok, Septi, Sally, Fransisca Ruth, dll Terimakasih untuk
waktu – waktu yang penuh kebahagiaan.
15. Kepada teman – teman Administrasi Negara yaitu : Aggri,
Martin,Wiro,Muda,Ramadhansyah dll Terimakasih untuk dukungannya.
16. Kepada teman – teman Jurusan Politik, Komunikasi, Perpajakan,
Antropologi, Kesos, Sosiologi yaitu : Kevin, Julius,Bang.Tino, Angga,
Elisabeth, Jo terimakasih sudah mau berbagi pengetahuan dan mau
berjuang saat PEMIRA 2013.
17. Terimakasih Kepada Abang – Abang Alumni FISIP yaitu, Bang Nico
Siahaan, Bang Bambang Hermanto, Bang Iqbal, Bang Alex, Nalom, dll
terimakasih atas bimbingannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan skripsi
ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pembaca.
Medan, 21 Maret 2014
DAFTAR ISI
BAB II KERANGKA TEORI KerangkaTeori... 7
2.3 Keputusan Pembelian Konsumen ... 20
2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen ... 20
2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 21
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen ... 22
2.4 Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Perusahaan ... 46
4.1.1 Sejarah Singkat Next Salon For Men ... 48
4.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan ... 48
4.1.3 Tujuan Pendirian Perusahaan ... 48
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 49
4.1.5 Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bidang ... 50
4.2 Penyajian Data ... 52
4.2.1 Karakteristik Responden ... 52
4.2.2 Store Atmosphere di Next Salon For Men (X) ... 57
4.2.3 Keputusan Pembelian di Next Salon For Men (Y) ... 71
4.2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 81
4.2.5 Analisis Data ... 85
4.2.5.1 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 85
4.2.6 Uji Asumsi Klasik ... 86
4.2.6.1 Uji Normalitas ... 86
87
4.2.7.1 Uji T... 87
4.2.7.2 Koefisien Determinasi ... 88
4.3 Pembahasan ... 88
4.3.1 Analisis Store Atmosphere Pada Next Salon For Men ... 88
4.3.2 Analisis Keputusan Pembelian Pada Next Salon For Men ... 91
4.3.3 Analisis Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ... 92
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 95
5.2 Saran ... 96
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu ... 29
Tabel 3.1 Defenisi Oprasional ... 37
Tabel 4.1 Jenis Kelamin ... 53
Tabel 4.2 Usia ... 53
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 54
Tabel 4.4 Pekerjaan ... 55
Tabel 4.5 Frekuensi Berkunjung ... 56
Tabel 4.6 Desain Papan Nama Toko Menarik dan Penempatan Nama Toko yang Tepat ... 57
Tabel 4.7 Lokasi Parkir Luas dan Terjamin Keamanannya ... 58
Tabel 4.8 Desain Pintu Masuk yang Menarik dan Penempatan Pintu Masuk yang Tepat ... 59
Tabel 4.9 Pencahayaan yang Cerah dan Terang ... 60
Tabel 4.10 Ruangan Toko Terjaga Keharuman dan Kesejukannya ... 61
Tabel 4.11 Warna Dinding Menarik ... 62
Tabel 4.12 Pegawai Sopan, Terampil, Sigap, dan Berpenampilan Menarik ... 63
Tabel 4.13 Harga Sudah Sesuai dengan Kualitas Pelayanan dan Produk ... 64
Tabel 4.14 Pengelompokan Produk Secara Teratur dan Sesuai dengan Jenis Produknya ... 65
Tabel 4.15 Gang Didalam Toko yang Luas ... 66
Tabel 4.16 Area Pangkas Yang Luas... 67
Tabel 4.17 Ruang Tunggu Yang Nyaman ... 68
Tabel 4.18 Poster – Poster Gaya Rambut Yang Menarik ... 69
Tabel 4.20 Konsumen Mudah Memperoleh
Informasi Tentang Next Salon For Men ... 71
Tabel 4.21 Konsumen Melakukan Penilaian Terhadap
Beberapa Alternatif Tempat Pangkas Sebelum
Melakukan Pembelian di Next Salon For Men ... 72
Tabel 4.22 Image Next Salon For Men yang Baik
Sehingga Konsumen Tertarik Memutuskan
Pembelian di Next Salon For Men ... 73
Tabel 4.23 Konsumen Memangkas Rambut dan Membeli Produk Karena
Banyak Orang Yang Pangkas atau Merawat Rambut dan
Membeli Produk Di Next Salon For Men ... 74
Tabel 4.24 Konsumen Memangkas Dan Merawat Rambut Karena
Beragam Jenis Perawatan Rambut Dan Beragam
Produk Perawatan Produk Yang Dijual di Next Salon For Men ... 75
Tabel 4.25 Konsumen Dapat Memilih Gaya Rambut Sesuai
Keinginan di Next Salon For Men ... 76
Tabel 4.36 Konsumen Tertarik Dengan Promo Yang
Dilaksanakan Oleh Next Salon For Men ... 77
Tabel 4.27 Konsumen Memangkas dan Merawat Rambut
Di Next Salon For Men Karena Next Salon For Men
Menjadi Tempat Favorit untuk Memangkas dan Merawat Rambut ... 78
Tabel 4.28 Konsumen Nyaman Dengan Suasana Yang
Tercipta Di Next Salon For Men
untuk Memangkas dan Merawat Rambut ... 79
Kebutuhan Yang Harus Dipenuhi Oleh Konsumen ... 80
Tabel 4.30 Uji Validitas Store Atmosphere (X) ... 82
Tabel 4.31 Reliabilitas Kuesioner (X) ... 83
Tabel 4.32 Uji Validitas Keputusan Pembelian Konsumen (Y) ... 83
Tabel 4.33 Reliabilitas Kuesioner (Y) ... 84
Tabel 4.34 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 85
Tabel 4.35 Hasil Uji T ... 87
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 35
ABSTRAK
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Jalan Dr. Mansyur No 94 Medan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis store atmosphere di Next Salon For Men, menganalisis keputusan pembelian konsumen di Next Salon for Men, dan menganalisis pengarauh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Bentuk penelitian ini adalah menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitaif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu Store Atmosphere terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian konsumen.
Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana, diperoleh bahwa Y = 7.148 + 0.605x artinya apabila Store Atmosphere konstan, maka ada keputusan pembelian sebesar 7.148 dan apablia Store Atmosphere dinaikan 100% maka pengabilan keputusan akan meningkat sebesar 0.605. dari uji t diperoleh bahwa thitung 13.137 > ttabel 1.993 yaitu menunjukan bahwa store atmosphere berpengaruh
secara signifkan terhadap keputusan pembelian konsumen di Next Salon For Men Jalan. D.r Mansyur No 94 Medan.Besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen digunakan rumus determinasi yang diperoleh sebesar 70.6%. Artinya tercapai keputusan pembelian konsumen yang dipengaruhi store atmosphere sebesar 70.6%.
ABSTRACT
THE EFFECTS OF STORE ATMOSPHERE ON CONSUMER PURCHASE DECISIONS AT NEXT SALON FOR MEN JALAN. DR. MANSYUR
NUMBER 94, MEDAN.
This research aims to analyze the atmosphere in the Next store Salon For Men, analyzing consumer purchasing decisions at Next Salon for Men, and analyze the effect of store atmosphere on consumer purchasing decisions. Forms of assosiative method used in this study with quantitative approach with view to find how much influence between variable X store atmosphere of the variable Y is consumer purchase decision.
From the calculation of simple linear regression, obtained Y = 7.148 + 0.605x constant means if the store atmosphere, then there will be 7.148 of the consumer purchase decisions and store atmosphere when raised 100% the consumer purchase decisions will increase by 0.605. Obtained from t test t price 13.137 > t table t price1.993 that shows the significant influence on consumer purchase decisions Next Salon For Men Jalan. Dr. Mansyur number 94 Medan. Great influence of store atmosphere on consumer purchase decisions used formula coffiecient of determination obtained results of 70.6%. That is accomplished consumer purchase decision are influenced by store atmosphere of 70.6%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya hidup masyarakat dan pergeseran pola konsumsi pada masyarakat
dewasa ini berlangsung sangat cepat, hal ini menjadikan peningkatan mobilitas
fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan
fashion yang sedang berkembang. Seiiring dengan berkembangnya zaman,
fashion dan trend tidak lagi hanya diikuti dan dilakukan oleh para wanita saja
tetapi para pria juga dewasa ini menjadi pelaku dan pengikut dari fashion dan
trend, terbukti dengan banyaknya bermunculan usaha - usaha yang menawarkan
pakaian, perawatan rambut dan tubuh, dan kelengkapan fashion khusus pria.
Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis mempunyai
tujuan untuk dapat bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang. Hal
tersebut tentunya dapat dicapai dengan menggunakan strategi yang mampu
bersaing dengan perusahaan lain. Persaingan merupakan suatu bentuk usaha yang
dilaksanakan supaya mendapatkan kemenangan atau mendapatkan posisi yang
lebih baik tanpa harus terjadi benturan fisik atau konflik. Para pelaku bisnis harus
memikirkan strategi yang tepat dan efektif agar bisnis mereka tetap eksis
dipasaran bahkan berkembang lebih baik lagi. Dalam menarik konsumen untuk
melakukan pembelian, perusahaan harus mampu menerapkan konsep pemasaran
Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus
diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Atas dasar tersebut peneliti melihat
dan menentukan Next Salon For Men sebagai lokasi penelitian dikarenakan hasil
dari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti memperlihatkan bahwa Next
Salon For Men dapat bersaing dengan usaha salon sejenis seperti Maxx Salon dan
bahkan menjadi pilihan utama bagi para konsumen.
Next Salon For Men di jalan Dr. Mansyur adalah jenis usaha yang
berkaitan dengan jenis usaha bisnis penyediaan jasa dan produk untuk perawatan
dan pangkas rambut khusus pria. Next Salon For Men jalan Dr. Mansyur ini
berdiri pada tanggal 24 februari 2010 dan beralamat di jalan Dr. Mansyur No 94
Medan. Next salon for men ini dari hari senin sampai minggu, dimulai dari jam
10.00 sampai jam 20.00 ( pada hari senin – jumat ) dan jam 10.00 sampai jam
21.00 ( pada hari sabtu dan minggu). Berdasarkan hasil pra penelitian yang
dilakukan oleh peneliti pada Next Salon For Men di jalan Dr. Mansyur
menunjukan data pengunjung setiap harinya rata – rata 40 orang.
Perubahan gaya hidup, kebiasaan, selera dan tata cara dalam mengikuti
fashion dan trend rambut pada pria perkotaan membuat para pelaku bisnis yang
bergerak dalam penyediaan jasa pangkas dan perawatan rambut khusus pria
semakin kreatif menuangkan ide-ide baru yang lebih disukai konsumen, tingkat
persaingan yang semakin tinggi mengakibatkan konsumen memiliki posisi tawar
yang tinggi terhadap kualitas, pilihan produk, lokasi toko, toko yang lebih nyaman
dan pelayanan yang lebih bernilai, waktu lebih cepat, dengan usaha dan resiko
harga, namun menyangkut variabel lain yang berkaitan dengan nilai atas
pengalaman berbelanja pelanggan.
Harga, tidak lagi menjadi alasan utama konsumen dalam memilih salon,
saat ini atmosphere (suasana) menjadi faktor terpenting bagi para pria dalam
memilih tempat untuk mencukur dan merawat rambutnya. Atmosphere salon yang
nyaman dengan dekorasi yang unik dan kreatif menjadi daya tarik tersendiri bagi
tempat pangkas rambut ataupun salon yang membuat konsumen memutuskan
untuk mengunjungi salon tersebut tersebut.
Next salon for men jalan Dr. Mansyur merupakan salon yang sangat
memperhatikan store atmosphere nya dan menjadikan store atmosphere menjadi
daya tarik bagi konsumen. Interiornya di dominasi dengan warna putih, Lighting
yang cerah memberi kesan cerah dan dekorasi tertata rapi dan elegan yang terdiri
atas meja kasir, sofa, bangku untuk cukur rambut, cermin, rak peralatan cukur
rambut, box keramas, dan ditambah lagi dengan wall paper yang mengambil tema
kota – kota fashion didunia sehingga semakin memperjelas bahwa Next Salon For
Men sebagai salon yang mengedepankan hasil kreasinya pada fashion yang
disesuaikan dengan trend yang ada di negara – Negara yang menjadi pusat fashion
di dunia. Di next salon for men jalan Dr. Mansyur terbagi atas tiga tempat yaitu :
ruang tunggu dan kasir, tempat cukur rambut, dan tempat keramas rambut. Desain
posisi bangku cukur dan cermin sengaja disusun saling berlawanan yang terdiri
atas tiga bangku cukur dan cermin di setiap sisinya sehingga dapat menampung
sehingga membuat konsumen menjadi betah untuk mencukur rambut, perawatan
rambut, dan membeli produk yang ada di Next Salon For Men.
Menurut Gilbert dalam Foster (2008:61) mendefinisikan store atmosphere
merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanaka, store
atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan
lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat
menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian
Strategi store atmosphere memiliki dampak yang sangat besar dalam
mempengaruhi suasana hati yang pada akhirnya dapat menumbuhkan keputusan
pembelian pada next salon for men di jalan Dr. Mansyur. Menurut Kotler &
Keller( 2009: 186) Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh nilai
inti, yaitu sistem kepercayaan (belief) dan sikap (attitude), yaitu evaluasi dalam
waktu yang lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan
emosional, dan kecendrungan tingkatan terhadap beberapa objek.
Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih Next salon for men sebagai
lokasi penelitian karena Next salon for men telah mampu menjadi market leader
diantara para pesaingnya terbukti dengan jumblah pengunjung yang selalu stabil
bahkan cenderung meningkat, pelayanan yang baik, dan sistem pemasaran yang
berbeda dari pesaing sejenisnya.
Hasil penelitian dari Achmad Ardi Irawan dari Fakultas Administrasi
Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh store
atmosphere terhadap keputusan pembelian (studi pada konsumen yang berbelanja
pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen adalah
signifikan dan bernilai positif.
Berdasarkan uraian diatas peneliti melihat tentang pengaruh Store
Atmosphere terhadap keputusan pembeliian konsumen, maka dari itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Next Salon For Men Di Jalan Dr. Mansyur No 96 Medan”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan pada
penelitian ini adalah:
1 Bagaimana pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Next Salon For Men?
2 Bagaimana keputusan pembelian konsumen Next Salon For Men?
3.Bagaimana store atmosphere di Next Next Salon For Men ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan hasil perumusan masalah diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1.Menganalisis bagaimana store atmosphere di Next Salon For Men
2. Menganalisis bagaimana keputusan pembelian konsumen Next Salon For Men,
3.Menganalisis bagaimana pengaruh store atmosphere terhadap keputusan
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti, yaitu untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan
mengembangkan wawasan dan untuk memperdalam pengetahuan tentang
manajemen pemasaran khususnya store atmosphere dan sebagai bahan
perbandingan antara teori yang didapatkan diperkuliahan dengan praktek
nyata dalam perusahaan.
2. Bagi perusahaan, yaitu untuk sebagai bahan masukan yang berguna bagi
perusahaan dalam bidang pemasaran khususnya store atmosphere dan
pemahaman tentang prilaku konsumen khususnya keputusan pembelian
konsumen.
3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu untuk rujukan
untuk dibaca dan sebagai bahan referensi untuk mahasiswa/i di jurusan
Administrasi Bisnis USU.
Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam
mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori teori
yang mendukung permasalahan penelitian.
Menurut Jogiyanto (2004: 39) teori adalah kumpulan dari konsep, definisi,
dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena atau fakta. Menurut Effendy (2004: 224) teori berguna
menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti
masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan,
memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara
sistematis.Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan
beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori teori yang
digunakan adalah Store Atmosphere dan Keputusan Pembelian Konsumen.
2.1 Store Atmosphere
2.1.1Pengertian Store Atmosphere
Menurut Berman & Evan (2004:462) atmospehere refers to the store’s
physical characteristics that are used to develop an image and to draw customers,
yang berarti suasana toko merupakan karakteristik fisik toko yang digunakan
untuk membangun kesan dan menarik pelanggan.
stimulate customers perceptual and emotional responses and ultimately to affect
their purchase behavior, yang berarti suasana toko merupakan penciptaan suasana
toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan
lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan
emosi konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut Christina Widhya Utami
(2010: 255) “Suasana Toko (Store Atmosphere) merupakan kombinasi dari
karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan,
warna, temperatur, musik, aroma secara menyeluruh akan menciptakann citra
dalam bentuk konsumen”. Melalui suasana toko yang sengaja diciptakan oleh
ritel, ritel berupaya untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait dengan
layanan, harga maupun ketersediaan barang dagangan. Sutisna (2001:164)
mengatakan store atmosphere adalah “penataan ruang dalam (instore) dan ruang
luar (outstore) yang dapat menciptakan kenyamanan bagi pelanggan”.
Menurut Gilbert dalam Foster (2008:61) mendefinisikan store atmosphere
merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, store
atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan
lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat
menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. Benyamin Molan (2004:
570) “Suasana toko (store atmosphere) merupakan unsur lain dalam
perasenjataan produk. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang membuat
orang bergerak di dalamnya dengan susah dan mudah”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa store
keseluruhan dari karakteristik fisik toko yang direncanakan seperti arsitektur, tata
letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma secara
menyeluruh yang berada di ruang dalam toko (instore) dan ruang luar toko
(outstore) akan menciptakan lingkungan yang member kenyamanan bagi
konsumen dan memberi efek emosional khusus yang dapat menyebabkan
konsumen melakukan tindakan pembelian.
2.1.2 Tujuan dan Dampak Store Atmosphere
Menurut Lamb & McDaniel (2001:105) tujuan dari store atmosphere
(suasana toko) adalah sebagai berikut:
a. Penampilan eceran toko membantu menentukan citra toko, dan memposisikan eceran toko, dan jati diri toko yang nantinya dapat menciptakan ketertarikan dari konsumen dan tertanam dalam benak konsumen.
b. Tata letak toko yang efektif tidak hanya akan menjamin kenyamanan dan kemudahan, melainkan juga mempunyai pengaruh yang besar pada pola lalu-lintas pelanggan dan perilaku berbelanja.
Dampak dari store atmosphere (suasana toko) terhadap emosi konsumen
ditunjukkan dengan perilaku tertentu, Peter dan Olson (2002:251) menjelaskan
dampak suasana toko yang diungkapkan dengan perilaku tertentu, yaitu:
a. Senang (pleasure), mengacu pada sejauh mana konsumen merasa senang, suka cita, atau puas di dalam toko. Penentu yang sangat kuat dari perilaku pendekatan penghindaran di dalam toko, termasuk didalamnya perilaku berbelanja.
b. Bergairah (arousal), mengacu pada sejauh mana konsumen merasa luap, waspada, aktif di dalam toko. Dapat meningkatkan lamanya waktu yang diluangkan di dalam toko serta keinginan untuk berinteraksi dengan pramuniaga. Rangsangan yang menyebabkan kegairahan pertama-tam adalah kenyamanan, pencahayaan yang terang dan musik yang mengalun. c. Menguasai (dominance), mengacu pada sejauh mana konsumen merasa dikontrol atau bebas berbuat sesuatu di dalam toko.
2.1.3 Elemen Store Atmosphere
Menurut Barry dan Evans (2004: 455), “Atmosphere can be divided into
several elements: exterior, general interior, store layout, and displays.” Elemen
Store atmosphere ini meliputi : bagian luar toko, bagian dalam toko, tata letak
ruangan, dan pajangan (interior point of interest display), akan dijelaskan lebih
lanjut dibawah ini:
1) Exterior (bagian luar toko)
Karakteristik exterior mempunyai pangaruh yang kuat pada citra toko
tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi dari
exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik,
menonjol dan mengundang orang untuk masuk kedalam toko. Element-elemen
exterior ini terdiri dari sub elemen-sub elemen sebagai berikut:
a.Storefront (Bagian Muka Toko)
Bagian muka atau depan toko meliputi kombinasi papan nama,
pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Store front harus mencerminkan
keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang sesuai dengan
citra toko tersebut. Khususnya konsumen yang baru sering menilai toko
dari penampilan luarnya terlebih dahulu sehingga merupakan exterior
merupakan faktor penting untuk mempengaruhi konsumen untuk
a.Marquee (Simbol)
Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memajang
nama atau logo suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik
pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat
terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan
informasi lainya. Supaya efektif, marquee harus diletakan diluar, terlihat
berbeda, dan lebih menarik atau mencolok daripada toko lain disekitarnya.
c.Entrance (Pintu Masuk)
Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat
mengundang konsumen untuk masuk melihat ke dalam toko dan
mengurangi lalu lintas kemacetan keluar masuk konsumen. Pintu masuk
mempunyai tiga masalah utama yang harus diputuskan:
a). Jumlah pintu masuk, disesuaikan dengan besar kecilnya
bangunan salah satu faktor yang membatasi jumlah pintu masuk adalah
masalah keamanan.
b). Jenis pintu masuk yang akan digunakan, apakah akan menggunakan pintu otomatis atau pintu tarik dorong.
c). Lebar pintu masuk, pintu masuk yang lebar akan menciptakan suasana dan kesan yang berbeda dibandingkan dengan pintu masuk yang
sempit, kecil, dan berdesak-desakan. Menghindari kemacetan arus lalu
d.Display Window (Tampilan Jendela)
Tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan
suatu toko denganmemajang barang-barang yang mencerminkan keunikan
toko tersebut sehingga dapat menarik konsumen masuk. Dalam membuat
jendela pajangan yang baik harus dipertimbangkan ukuran jendela, jumlah
barang yang dipajang, warna, bentuk,dan frekuensi penggantiannya.
e. Height and Size Building (Tinggi dan UkuranGedung)
Dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut.
Misalnya, tinggi langit - langit toko dapat membuat ruangan seolah - olah
lebih luas.
f.Uniqueness (Keunikan)
Keunikan suatu toko bisa dihasilakan daridesain bangunan toko
yang lain dari yang lain.
g.Surrounding Area (Lingkungan Sekitar)
Citra toko dipengaruhi oleh keadaan lingkungan masyarakat
dimana toko itu berada.
h.Parking (Tempat Parkir)
Tempat parkir merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen.
Tempat parkir yang luas, aman, gratis dan mempunyai yang dekat dengan
toko akan menciptakan atmosphere yang positif bagi toko.
2) General Interior (bagian dalam toko)
Elemen penataan general interior penting karena posisi inilah biasanya
jumlah penjualan. Penataan yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian
pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa, dan
memilih barang-barang itu dan akhirnya melakukan pembelian. Ketika konsumen
masuk ke dalam toko, ada banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi mereka
pada toko tersebut. Elemen-elemen general interior terdiri dari:
a. Flooring (Lantai)
Penentuan jenis lantai (kayu, keramik, karpet) ukuran, desain, dan
warna lantai penting karena konsumen dapat mengembangkan persepsi
mereka berdasarkan apa yang mereka lihat.
b.Color and Lightening (Warna dan Pencahayaan)
Warna dan tata cahaya dapat memberikan image pada pelanggan.
Warna cerah dan terang akan memberikan image berbeda dengan warna
lembut dan kurang terang. Tata cahaya bisa memberikan dampak langsung
maupun tidak langsung. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan
warna yang dapat membuat produk-produk yang ditawarkan terlihat lebih
menarik, terlihat berbeda bila dibandingkan dengan keadaan yang
sebenarnya.
c.Scent and Sound ( Aroma dan Musik)
Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan
ini dilakukan akanmemberikan suasana yang lebih santai pada konsumen,
khusunya konsumen yang ingin menikmati suasana yang santai dengan
menghilangkan kejenuhan, kebosanan, maupun stres sambil menikmati
d.Fixture (Penempatan)
Memilih peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus
dilakukan denganbaik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan.
Karena penempatan meja yang sesuai dan nyaman dapat menciptakan
image yang berbeda pula.
e. Wall Texture (Tekstur Tembok)
Tekstur dinding dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen
dan dapat membuat dinding terlihat lebih menarik.
f. Temperature (Suhu Udara)
Pengelola toko harus mengatur suhu udara, agar udara dalam
ruangan jangan terlalu panas atau dingin.
g. Width of Aisles (Lebar Gang)
Jarak antara meja dan kursi harus diatur sedemikian rupa agar
konsumen merasa nyaman dan betah berada di toko.
h. Dead Area
Dead Area merupakan ruang di dalam toko dimana display yang
normal tidak bisa diterapkan karena akan terasa janggal. Misalnya : pintu
masuk, toilet, dan sudut ruangan.
i.Personel (Pramusaji)
Pramusaji yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, cepat dan
j. Service Level
Macam-macam tingkat pelayanan menurut Kotler (2000 : 180)
adalah self service, self selection, limited service, dan full service.
k.Price (Harga)
Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar harga yang
diberikan agar konsumen dapat mengetahui harga dari pangkas dan produk
tersebut dan penentuan harga untuk pangkas dan produk.
l.Cash Refister (Kasir)
Pengelola toko harus memutuskan penempatan lokasi kasir yang
mudah dijangkau oleh konsumen.
m.Technology Modernization (Teknologi)
Pengelola toko harus dapat melayani konsumen secanggih
mungkin. Misalnya dalam proses pembayaran harus dibuat secanggih
mungkin dan cepat, baik pembayaran secara tunai atau menggunakan
pembayaran cara lain, seperti kartu kredit atau debet.
n.Cleanliness (Kebersihan)
Kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen
untuk makan di tempat tersebut.
3) Layout Ruangan (Tata Letak Toko)
Pengelola toko harus mempunyai rencana dalam penentuan lokasi dan
seefektif mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang layout
adalah sebagai berikut:
a. Allocation of floor space for selling, personnel, and customers.
Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dialokasikan untuk:
a) Selling Space (Ruangan Penjualan)
Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara
konsumen dan pramusaji.
b) Personnel Space (Ruangan Pegawai)
Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pramusaji
seperti tempat beristirahat atau makan.
c) Customers Space (Ruangan Pelanggan)
Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan
konsumen seperti toilet, ruang tunggu.
b.Traffic Flow (Arus Lalu Lintas)
Macam-macam penentuan arus lalu lintas toko, yaitu:
a) Grid Layout (Pola Lurus)
Penempatan fixture dalam satu lorong utama yang panjang.
b) Loop/Racetrack Layout (Pola Memutar)
Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk,
mengelilingi seluruh ruangan, dan biasanya berbentuk lingkaran atau
c) Spine Layout (Pola Berlawanan Arah)
Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai
belakang toko, membawa pengunjung dalam dua arah.
d) Free-flow Layout (Pola Arus Bebas)
Pola yang paling sederhana dimana fixture dan barang-barang
diletakan dengan bebas.
4) Interior Point of Interest Display (Dekorasi Pemikat Dalam Toko)
Interior point of interest display mempunyai dua tujuan, yaitu memberikan
informasi kepada konsumen dan menambah store atmosphere, hal ini dapat
meningkatkan penjualan dan laba toko. Interior point of interest display terdiri
dari :
a. Theme Setting Display (Dekorasi Sesuai Tema)
Dalam suatu musim tertentu retailer dapat mendisain dekorasi toko
sesuai tema tertentu.
b. Wall Decoration (Dekorasi Ruangan)
Dekorasi ruangan pada tembok bisa merupakan kombinasi dari
gambar atau poster yan ditempel, warna tembok, dan sebagainya yang
dapat meningkatkan suasana toko. Menurut Levi dan Weitz (2000: 45),
Ketika peritel hendak menata atau mendekorasi ulang sebuah toko manajer
harus memperhatikan tiga tujuan dari atmosphere berikut:
1. Atmosphere harus konsisten dengan citra toko dan strategi secara
keseluruhan.
3. Ketika membuat suatu keputusan mengenai desain, manajer
harus mengingat mengenai biaya yang diperlukan dengan desain
tertentu yang sebaik-baikanya sesuai dengan dana yang
dianggarkan.
2.2 Kualitas Pelayanan
Sebuah organisasi bisnis memerlukan usaha untuk memberikan kesan
yang terbaik terhadap konsumen yang membeli produknya dan untuk menciptkan
kesan yang baik terhadap perusahaan maka perusahaan diharuskan menetapkan
standar kualitas pelyanan yang sesuai dengan keinginan dari konsumen. Dengan
penerapan kualitas pelayanan yang baik maka akan menciptakan rasa nyaman
bagi konsumen dan menimbulkan rasa untuk membeli kembali produk yang dijual
oleh organisasi bisnis.
2.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Menurut Sugiarto(2002:36) adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan orang lain ( konsumen, pelanggan, klien, tamu, dan lain
-ain) yang tingkat pemuasannnya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani
dan orang yang dilayani.
Mengacu pada pengertian kualitas pelayanan tersebut, menurut Koetler
dalam wisnalmawati (2005:156) makna konsep kualitas pelayanan adalah suatu
daya tanggap dari jasa yang diberikan perusahaan. Kualitas perusahaan harus
dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini
berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah berdasarkan persepsi penyediaan jasa
2.3.2 Unsur – unsur Kualitas Pelayanan
Salah satu faktor yang menentukan tingkat kebrhasilan perusahaan dalah
kemampuan perusahaan dalam meberikan kualitas pelayanan kepada pelanggan.
Menurut Parasuraman,Zeithaml dan Berry (1998:89) keberhasilan perusahaan
dalam memberikan kualitas pelayanan kepada para pelanggan meliputi lima
dimensi pelayanan, yaitu:
a. Tangible atua bukti fisik
b. Reliablity atau keandalan
c. Responsiveness atau ketanggapan
d. Assurance atau jaminan dan kepastian
e. Emphaty
Sugiato (2002:49) agar konsumen melaksanakan keputusan
pembelian maka penyedia jasa perlu menguasai lima unsur
CTARN yaitu :
a. Kecepatan adalah penggunaan waktu pelayanan yang digunakan
oleh penyedia jasa untuk memenuhi keinginan konsumen.
b. Ketepatan adalah pengefisiensian segala unsur – unsur kegiatan
penyediaan jasa.
c. Keamanan adalah tindakan yang dilakukan oleh penyedia jasa
kepada konsumen untuk memberikan rasa aman.
d. Keramahan adalah sikap yang harus dimiliki oleh penyedia jasa
e. Kenyamanan adalah rasa yang diciptakan oleh penyedia jasa
untuk membuat konsumen lebih tenang dan nyaman dalam
melaksanakan tindakan pembelian.
2.3 Keputusan Pembelian Konsumen
2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Kegiatan pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan
bisnis, dalam kegiatan pemasaran suatu organisasi bisnis memperoleh informasi
tentang prilaku konsumen. Dewasa ini dalam menentukan pilihan konsumen harus
mengambil keputusan yang diikuti dengan pembelian dan keputusan yang diambil
sudah melewati proses berbagai alternatif yang dianggap paling baik dan tepat.
Schiffman & Kanuk dalam Sumarwan (2002:289) mendefinisikan suatu
keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.
Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki
pilihan alternatif. Adapun Amirullah (2002:62) mendefinisikan keputusan
konsumen adalah suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap
berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang
diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Peter & Olson (1999:178) membagi pengambilan keputusan menjadi dua
bagian yaitu:
a. Pengambilan keputusan ekstensif (extensive decision making) merupakan
pengambilan keputusan yang melibatkan sejumblah besar perilaku pencarian
yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi alternatif pilihan dan mencari criteria
b. Pengambilan keputusan terbatas (united decision making) merupakan
pengambilan keputusan yang hanya melibatkan sedikit upaya pencarian
informasi dan alternatif yang dipertimbangkan.
Berasarkan pengertian dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa
keptusan pembelian merupakan suatu proses dimana konsumen melakukan
penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau lebih
alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler & Keller (2009: 184), proses keputusan pembelian
konsumen terdiri dari lima tahap yang meliputi :
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah
atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.
Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal
seseorang−rasa lapar, haus, ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal, sehingga memicu
pemikiran untk melakukan pembelian.
2. Pencarian Informasi
Konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan
(pencarian Internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan
keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen mengevaluasi pilihan berkenan dengan manfaat yang
diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.
4. Keputusan Pembelian
Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau mengganti
yang dapat diterima bila perlu.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi
kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian konsumen terdiri
dari faktor internal dan eksternal. Menurut Hawkins (Supranto, J. & Limakrisna,
Nandan, 2007: 3) , faktor internal meliputi: persepsi, pembelajaran, memori,
motivasi, kepribadian, emosi, sikap, sedangkan factor eksternal meliputi: budaya,
sub budaya, demografis, status sosial, kelompok rujukan, keluarga.
1. Faktor-faktor internal
Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu yang memiliki
pengaruh yang sangat penting terhadap keputusan individu. Pengaruh yang
dimaksud adalah berkaitan dengan penilaian individu terhadap suatu alternatif
produk yang ada yang mengarahkan seseorang untuk mengambil keputusan
a. Persepsi
Menurut Kotler (2005: 216) persepsi adalah proses yang digunakan
individu untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi
guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya.
b. Pembelajaran
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 115) pembelajaran merupakan
istilah yang dipergunakan untuk menguraikan proses dengan mana memori dan
perilaku diubah sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak
sadar .
c.Memori
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 129) memori merupakan seluruh
akumulasi pembelajaran pengalaman sebelumnya. Terdiri dari dua komponen,
yaitu memori jangka pendek dan panjang. Memori jangka pendek merupakan
porsi/ bagian dari seluruh memori yang pada saat terkirim (currently)
diaktifkan atau dipergunakan
d.Motivasi
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 93) motivasi merupakan kekuatan
yang enejik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah
pada perilaku. Suatu motif (motive) merupakan kostrak (construck) mewakili
kekuatan dalam (inner force) yang tidak terlihat dan memaksa suatu respon
e. Kepribadian
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 104) Kepribadian (personality)
merupakan suatu karakteristik individu mengenai kecendrungan merespon
lintas situasi yang mirip. Kepribadian konsumen menunjukkan dan
mengarahkan perilaku yang dipilih untuk mencapai tujuan dalam situasi yang
berbeda.
f. Emosi
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 108) emosi adalah perasaan yang
secara relatif tidak terkontrol yang mempengaruhi perilaku secara kuat.
Perasaan tersebut dapat berupa kemarahan, kesedihan, kebahagiaan, dan
sebagainya.
g. Sikap
Menurut Sumarwan (2004: 136) Sikap merupakan ungkapan perasaan
konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa
menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan dan
manfaat dari objek tersebut.
2. Faktor-faktor eksternal
a. Budaya
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 21) budaya (culture) adalah
keseluruhan yang kompleks (complex whole) meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaan, dan setiap kemampuan dan
b.Sub budaya
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 47) sub budaya merupakan
segmen atau bagian dari masyarakat, sub budaya dan kelas sosial merupakan
kelompok sosial dimana anggota-anggotanya sama-sama memiliki makna
budaya yang sama, akan tetapi keduanya merupakan bagian dari masyarakat
yang lebih luas, jadi akan dipengaruhi oleh budaya secara keseluruhan.
c. Demografis
Menurut Supranto & Limakrisna (2007: 49) demografis merupakan
suatu akibat dan suatu sebab dari nilai budaya dan kultural.
d. Kelas Sosial
Menurut Ujang (2002: 219) kelas sosial adalah pembagian masyarakat
ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas
atau strata akan akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan,
pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut.
e. Kelompok Rujukan/ Acuan
Menurut Ujang (2002: 250) kelompok rujukan/acuan adalah seorang
individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku
seseorang. Kelompok rujukan/ atau acuan digunakan oleh seseorang sebagai
dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons
f. Keluarga
Menurut Ujang (2002: 227)Keluarga adalah sebuah kelompok yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah
(keturunan: anakatau cucu), dan adopsi.
2.4 Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian
Store atmospehere (suasana toko) yang disesuaikan dengan karakteristik
pribadi seseorang akan menciptakan respon yang berbeda-beda. Dalam proses
keputusan pembelian konsumen tidak hanya memberi respon terhadap barang dan
jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan respon terhadap
lingkungan pembelian yang diciptakan oleh pengecer. Store atmosphere (suasana
toko) selain dapat mempengaruhi perilaku konsumen juga dapat mempengaruhi
perilaku dan respon psikologis pekerja toko itu sendiri.
Seorang konsumen menentukan jenis toko yang dikunjunginya atau
memilih barang yang akan dibelinya berdasarkan teori pengambilan keputusan
konsumen yang telah dijelaskan sebelumnya. Konsumen mengevaluasi alternatif
ritel dan saluran pemasaran lain agar dapat memenuhi kebutuhannya seperti
katalog atau iklan. Peritel berusaha untuk mempengaruhi konsumen agar
melakukan pembelian suatu barang atau jasa yang ditawarkan. Menurut Levy &
Weitz (2001:556) mengemukakan bahwa ” customer purchasing behavior is also
influenced by the store atmosphere “ yang artinya perilaku pembelian konsumen
juga dipengaruhi oleh suasana toko.
store for a long time, motivate them to make unplanned, impuls purchases,
and provide them with a satisfying shopping experience” (Levy & Weitz, 2001:491).
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa store atmosphere (suasana
toko) bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk berkunjung,
memudahkan mereka untuk mencari barang yang dibutuhkan, mempertahankan
mereka untuk berlama-lama berada di dalam toko, memotivasi mereka untuk
Sulaksana (2008 : 53) menjelaskan bahawa Store atmosphere (suasana
toko) berusaha untuk mempengaruhi keadaan emosional dalam toko yang
mungkin tidak disadari sepenuhnya oleh konsumen di saat mereka berbelanja.
Keadaan emosional ini biasanya melekat agak lama dan mempengaruhi perilaku
dalam toko secara tidak disadari. Stimuli lingkungan mempengaruhi emosi
konsumen, yang selanjutnya mengarah pada perilaku penghindaran atau perilaku
pendekatan. Perilaku pendekatan berarti pergerakan ke arah lingkungan stimuli,
sebaliknya perilaku penghindaran berarti pergeseran menjauhi berbagai
lingkungan.
2.5 Peneliti Terdahulu
Adapun peneliti terdahulu yang menjadi referensi bagi peneliti
melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hadi Rubiayanti Dewi dari fakultas ekonomi Universitas Widyatama
pada tahun 2004 dengan judul penelitian “Pengaruh store atmosphere terhadap
keputusan pembelian pada China Emporium Factory Outlet Bandung”
pembelian konsumen di China Emporium Factory Outlet Bandung. Putra Eko
Nandi dari Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang pada tahun 2011
dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Store Atmosphere (Suasana Toko)dan
Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen di Wadezig Distro Kota Padang”
menunjukan bahwa store atmosphere di Wadezig Distro Kota Padang memiliki
pengaruh yang signifikan dan simultan terhadap minat beli konsumen.
Baros Sela Wan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara pada tahun 2013 dengan judul penelitian “Pengaruh Store
Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Ranch57 Café & Resto Medan”
menunjukan bahwa store atmosphere memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Ranch57 Café & Resto Medan. Govan Suvi
dari Universitas Petra Surabaya pada tahun 2005 dengan judul penelitian
“Analisa Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Resto
Nine” dimana Suvi Govan membagi store atmosphere menjadi dua bagian yaitu:
instore atmosphere dan outstore atmosphere, dari hasil pembagian tersebut
didapat kesimpulan bawa instore atmosphere lebih mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen dibandingkan outstore atmosphere di Resto Nine.
Irawan Ardi Achmad dari Fakultas Administrasi Universitas Brawijaya
Malang pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh store atmosphere terhadap
keputusan pembelian (studi pada konsumen yang berbelanja di Giant
Hypermarket, Mall Olympic Garden Malang” menunjukan bahwa pengaruh store
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
3.1 Bentuk Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif metode kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2008:55) bentuk penelitian merupakan penelitian dengan
metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, dimana dapat diartikan
sebagai suatu pernyataan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara
dua variabel atau lebih. Menurut Juliandi (2013:14) penelitian dalam
permasalahan asosiatif merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana
suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau
apakah suatu variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya. Dengan
tujuan untuk mengetahui Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan
pembelian konsumen.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di dilakukan pada Next Salon For Men jalan Dr. Mansyur
No 96 Medan.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
dari pra penelitian dan hasil wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti
terhadap pegawai Next Salon For Men , diketahui bahwa jumblah konsumen yang
membeli pada Next Salon For Men sebanyak 40 orang setiap harinya, sehingga
selama 7 hari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka jumblah populasi
dari penelitian ini yakni sebanyak 280 orang.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008: 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang dipilih dalam
penelitian ini adalah teknik non probability sampling yang tidak memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Menurut Sugiyono (2008:118) teknik non probability sampling
yang dipakai adalah teknik accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Menurut Tatang (2011:45) untuk menentukan besar sampel yang
diperlukan, maka digunakan rumus slovin dengan syarat jumlah populasi harus
lebih dari 100 orang, populasi juga harus terhingga atau diketahui jumlah populasi
yang jelas, sebagai berikut merupakan perhitungan penentuan sampel pada
penelitian ini:
Keterangan:
n = Besar sampel yang diinginkan
N = Jumblah Populasi
e = estimator proporsi populasi
Sehingga jumlah sample menjadi:
n = � 1+�2
n = 280
1+280(0.1)2 = 73,68 orang. Dibulatkan menjadi 74 orang.
Atas perhitungan diatas didapatkan sampel sebanyak 74 orang yang
merupakan konsumen yang membeli produk dan pangkas di Next Salon For men
yaitu pria yang berusia 17 – 45 tahun.
3.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:70) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan
pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melaului pengumpulan data. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan store atmosphere
terhadap keputusan pembelian konsumen.
2. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan store atmosphere
3.5 Kerangka Konsep
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi yang menjadi
variabel penelitian yaitu: variabel store atmosphere yaitu variabel
independen/variabel bebas (X) dan variabel keputusan pembelian yaitu variabel
dependen/variabel terikat (Y). konsep penelitian ini adalah untuk melihat,
mengukur, dan menganalisis pengaruh store atmosphere terhadap keputusan
pembelian konsumen.
Gambar 3.1
3.6 Defenisi Oprasional
Defenisi oprasional merupakan petunjuk pelaksanaan yang mengenai cara
– cara untuk mengukur variabel – variabel. Adapun variabel penelitian beserta
defenisi oprasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel Store atmosphere (X) merupakan suasana dan keadaan toko yang
merupakan keseluruhan dari karakteristik fisik toko yang direncanakan seperti
arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma
secara menyeluruh yang berada di ruang dalam toko (instore) dan ruang luar toko
(outstore) akan menciptakan lingkungan yang memberi kenyamanan bagi
konsumen dan memberi efek emosional khusus yang dapat menyebabkan Store Atmosphere
(X)
konsumen melakukan tindakan pembelian. Berikut ini merupakan indikator store
atmosphere :
a. Exterior adalah bagian luar toko yang menjadi daya tarik bagi konsumen.
b. General Interior adalah bagian dalam toko yang menjadi faktor terpenting yang
dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli.
c. Layout Toko adalah tata letak seluruh elemen toko dan seluruh fasitias toko.
d. Interior Point of Interest Display adalah dekorasi yang menjadi daya tarik bagi
konsumen yang berkunjung.
Variabel Keputusan pembelian (Y) merupakan suatu proses dimana
konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih
salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun yang menjadi indikator dari keputusan pembelian
konsumen adalah sebagai berikut :
a. Mencari Informasi merupakan merupakan proses pencarian informasi yang
relevan tentang sesuatu produk dan alternatif produk lainnya.
b. Merencanakan Pembelian merupakan kegiatan pembuatan rencana pembelian
setelah memperoleh informasi atas produk.
c. Keyakinan dalam Membeli merupakan sikap yang dilaksanakan oleh konsumen
d. Keputusan Pembelian merupakan tahapan memutuskan untuk membeli dan
memilih dari beberapa alternatif yang ditawarkan
Tabel 3.1 Defenisi Oprasionaln
Variabel Indikator Sub Indikator Item
Store Atmosphere (X)
Exterior Papan nama toko a. Desain papan
nama toko yang
Pintu masuk toko a. Penempatan pintu masuk yang
Tempat parkir a. Tempat parkir yang disediakan cukup luas b. Kemanan tempat parkir yang terjamin
General interior Warna dan
Pencahayaan
Pegawai a. Penampilan
pegawai
Kebersihan a. Kondisi toko yang selalu bersih b. Aroma/bau
Interior Point of next salon for men dan tertarik untuk
dari next salon for men memberikan keyakinan bagi konsumen untuk pangkas dan membeli produk
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data, informasi, keterangan-keterangan serta
fakta-fakta yang diutuhkan untuk penelitian ini, maka dilakukan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Primer (Primary Data)
Pengumpulan Data Primer (Primary Data) yaitu pengumpulan data yang
diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk
mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu dilakukan dengan
menggunakan angket (kuesioner) dan observasi (pengamatan) :
a. Kuisioner (Angket) Tertutup
Kuisioner Tertutup adalah daftar pertanyaan berdasarkan
indikator-indikator dari variabel penelitian dimana responden dibatasi dalam menjawab
dengan memberikan daftar jawaban dan responden hanya bisa menjawab
dengan memilih pilihan jawaban yang telah disediakan. Kuisioner diberikan
kepada responden yang merupakan konsumen dari Next Salon For Men untuk
mendapatkan data primer yang dibutuhkan oleh peneliti.
b. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan untuk menambah informasi tentang store atmosphere
dan keputusan pembelian di Next Salon For Men yang didasari pada realita di Pembelian treatment rambut
lokasi penelitian. Observasi dilaksanakan secara langsung kepada pegawai dan
konsumen dan terhadap store atmosphere di Next Salon for Men, Jumlah
pembelian konsumen dan karakteristik konsumen, pelayanan.
2. Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data)
Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data), yaitu teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari
sumber kedua atau sumber sekunder untuk mendukung data primer yaitu melalui
studi kepustakaan dan studi dokumentasi untuk penjelasannya sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, kaya ilmiah serta
pendapat para ahli yang berkompetensi serta mamiliki relevansi dengan
masalah yang akan diteliti.
b. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau
dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian yaitu dokumen atau daftar
konsumen yang pangkas dan membeli produk di Next salon for men.
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka peneliti
membutuhkan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yan digunakan
dengan Skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang variabel penelitian. Dalam penelitian ini akan
1) Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
2) Untuk pilihan jawaban Setuju (S) diberi skor 4
3) Untuk pilihan jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 3
4) Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
5) Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
3.9 Teknik Analisa Data
Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa data kuantitatif yang
merupakan suatu pengukuran yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat
dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan dengan angka-angka.
Metode yang digunakan adalah metode analisis korelasi dan regresi dengan
bantuan program SPSS.
3.9.1 Metode Uji Instrumen
Uji instrumen untuk dapat memenuhi ketetapan dan kebenaran melalui dua
persyaratan, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
A. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur
dapat mengukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian dikatakan valid bila
terdapat kesenian antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan penelitian yang dikatakan tidak valid
bila ada ketidak sesuaian antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek. Bila suatu alat ukur sudah dikatakan valid, maka
ukur dikatakan tidak valid, maka alat ukur yang telah digunakan sebelumnya
hams dievaluasi atau diganti dengan alat ukur yang lebih tepat / efektif.
Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan
nilai r tabel. Jika r tiap butir lebih besar dari r dan nilai r positif, maka butir atau
pertanyaan tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan uji satu sisi, taraf signifikan 5% dengan df = n-2.
Dengan ketentuan:
Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan valid.
Jika rhitung < rtabelmaka pertanyaan tiadak valid
B. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya ukuran dalam
penggunaannya. Instrumen yang reliable adalah instrument yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang
sama, atau jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan
adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dengan alat pengukuran yang
dipakai. Sesuatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Alpha Cronbach ≥ 0.60 (Gozhali, 2006: 42)
3.9.2 Metode Analisis Data
A. Metode Analisis Regresi Linear Sederhana
Menurut Sugiyono (2008:270) ”Regresi sederhana didasarkan pada
variabel dependen”. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh Store Atmosphere (X) terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y).
Persamaan Regresi Linier Sederhana :
Y = a + bX
Y = Subjek dalam variable dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
x = Variabel bebas
B. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji
heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Pada penelitian ini
uji multikolinearitas tidak digunakan karena uji ini untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen yang
lain dalam satu model, sedangkan ujikorelasi khusus digunakan untuk time series.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model
regresi variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak.
Untuk menguji normalitas data adalah dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov dimana kriteria ini untuk menentukan normal atau tidaknya data, dilihat
dari nilai probabilitasnya. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan (Asymp.