• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SIKAP ENTREPRENEURSHIP PESERTA DIDIK PADA MATERI KONSUMSI DAN INVESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENDEKATAN TEORI ATRIBUSI WEINER: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X SMA Negeri 2 Padalarang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN SIKAP ENTREPRENEURSHIP PESERTA DIDIK PADA MATERI KONSUMSI DAN INVESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENDEKATAN TEORI ATRIBUSI WEINER: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X SMA Negeri 2 Padalarang."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Sri Rahayu Ningsih, 2012

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTRA TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pernyataan Penelitian ... 5

C. Klarifikasi Konsep ... 6

D.Kajian Penelitian Terdahulu ... 8

E. Paradigma Penelitian ... 11

F. Tujuan Penelitian ... 13

G.Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS A.Sikap Kewirausahaan ... 15

1. Pengertian Sikap ... 15

2. Komponen Sikap ... 17

3. Pembentukan Sikap ... 18

4. Teori-teori Mengenai Peruabahan Sikap ... 21

B.Entrepreneurship ... 27

1. Pengertian Entrepreneurship ... 27

2. Ciri dan sifat Kewirausahaan ... 28

3. Tahap-tahap melakukan Wirausaha ... 28

4. Sikap wirausaha ... 30

5. Faktor kegagalan dalam wirausaha ... 33

C.Teori Atribusi ... 33

(2)

Sri Rahayu Ningsih, 2012

2. Komponen dan Karakteristik Atribusi ... 34

D.Implementasi Teori Atribusi dalam Pembelajaran ... 37

E. Materi Pelajaran Ekonomi di SMA ... 42

1. Pengeian Ekonomi ... 42

2. Pengertian Konsumsi dan Tabungan ... 44

3. Pengertian Fungsi Konsumsi dan Tabungan ... 45

4. Persamaan Fungsi Konsumsi dan Investasi ... 45

F. Standar Kompetensi Bahan Kajian ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 47

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 47

2. TAhap Pelaksanaan Tindakan ... 47

3. Tahap Observasi dan Evaluasi ... 48

4. Tahap Refleksi ... 48

B. Subjek Penelitian, Situs dan Waktu ... 49

C. Teknik Pengumpulan Data ... 49

D. Teknik Analisa Data ... 50

E. Jadwal Penelitian ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Situs dan Subyek Penelitian ... 53

B. Deskripsi Awal Pembelajaran ... 59

C. Hasil Penelitian ... 62

D. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 85

(3)

Sri Rahayu Ningsih, 2012

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

2.1 Dimensi-dimensi menurut Weiner ... 36

2.2 Atribusi keberhasilan dan kegagalan menurut

Weiner………... 37

3.1 Jadwal Penelitian... 52

4.1 Keadaan Guru SMA Negeri 2 Padalarang

Tahun Ajaran 2011-2012 ……… 53

4.2 Penyebaran Guru dan Tenaga Pendidik SMA

Negeri 2 Padalarang Tahun Ajaran 2011-2012 54

4.3 Kondisi Sarana dan Prasarana di SMA Negeri

2 Padalarang Tahun Ajaran 2011-2012……. 55

4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Penapilan Guru

Pada Pelaksanaan Siklus I ……….. 63

4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Sikap

Entrepreneurship Penapilan Guru Pada

Pelaksanaan Siklus I ……….. 64

4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Penampilan

Guru Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus II . 70

4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Sikap

Entrepreneurship Penampilan Guru Pada

Pelaksanaan Tindakan Siklus II . 71

4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Penampilan

Guru Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus III . 75

4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Sikap

Entrepreneurship Penampilan Guru Pada

[image:3.595.113.512.149.574.2]
(4)

Sri Rahayu Ningsih, 2012

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

1.1. Paradigma Kerangka Pemikiran …... 13

2.1. Perbedaan antara Entrepreneur dan

Entrepreneurship ………... 27

4.1. Denah Situs SMA Negeri 2 Padalarang ………. 58

4.1.

4.2.

4.3.

Status Sosial Ekonomi Peserta Didik Kelas X-5

SMAN 2 Padalarang ………

Perbandingan Penampilan Guru Dalam Pelaksanaan

Tindakan Siklus I dan II ……….

Perbandingan Penampilan Guru Dalam Pelaksanaan

Tindakan Siklus I dan II ……….

66

72

72

[image:4.595.114.509.148.583.2]
(5)

Sri Rahayu Ningsih, 2012

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran ... Halaman

1.1 Surat Keterangan ... 89

1.2 SK. Pembimbing ... 90

1.3 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 92

1.4 Penelitian Tindakan Kelas ... 95

1.5 Daftar Kehadiran Peserta Didik ... 98

1.6 Silabus ... 99

1.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 102

1.8 Lembar Kerja Siswa ... 112

1.9 Daftar Siswa dan Hasil Penelitian Siklus I ... 114

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pembelajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang akan

datang. Pada sisi lain, pendidikan juga merupakan pengembangan potensi melalui

proses pembelajaran dan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Dengan demikian, maka pendidikan dapat dimaknai sebagai proses bimbingan,

pembelajaran, dan latihan agar potensi peserta didik dapat berkembang dengan

baik, sehingga berguna bagi kepentingannya di masa yang akan datang.

Mengacu pada tujuan pendidikan sebagaimana dikemukakan di atas, maka tak

dapat ditawar-tawar lagi bahwa diperlukan suatu upaya untuk membangun suatu

sistem pendidikan yang berdaya guna dan berhasil guna sehingga tercapai tujuan

yang dicita-citakan. Namun demikian, dalam implementasinya ternyata tidak

mudah untuk dilaksanakan. Permasalahan-permasalahan banyak bermunculan

meskipun proses pendidikan sudah dilaksanakan sebaik mungkin.

Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi: rendahnya etos kerja (work ethic), menurunnya

jiwa kewirausahaan (entrepreneurship), dan lain sebagainya.

Pembelajaran ekonomi yang merupakan bagian dari mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Atas (SMA), memiliki peran yang

sangat strategis guna mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Hal ini

(7)

Menengah Atas (SMA) menurut Nana Supriatna (2007: 5) pada dasarnya bertujuan

guna mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan dalam

mengembangkan nilai-nilai kerja keras, pandangan yang berorientasi ke depan,

hemat, jujur, disiplin, kecintaan pada diri dan lingkungannya serta semangat

kemandirian atau kewiraswastaan. Tujuan tersebut hanya dapat diraih apabila

pendidik mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Dalam

hal ini, pendidik harus mampu melaksanakan pembelajaran yang berkualitas sesuai

dengan tuntutan tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas, pada kenyataannya tidak mudah untuk

dilaksanakan. Fakta empirik menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) (khususnya untuk mata pelajaran ekonomi) yang

dilaksanakan pendidik di lapangan masih jauh dari apa yang diharapkan.

Rendahnya kualitas pembelajaran ekonomi yang dilaksanakan pendidik di

lapangan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: dalam pembelajaran

pendidik kurang mengusahakan partisipasi aktif peserta didik, materi pelajaran

yang disampaikan pendidik kurang terstruktur dan disajikan secara sederhana,

pembelajaran yang dilakukan pendidik kurang menantang sehingga kemampuan

bereksplorasi peserta didik kurang berkembang, belum dimanfaatkannya bahan

pengajaran ekonomi secara maksimal, pembelajaran ekonomi lebih banyak

menekankan pada aspek kognitif, minimnya wawasan dan pemahaman pendidik

tentang strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran

(8)

Pembelajaran ekonomi yang berangkat dari pandangan esensialistis yang

menekankan pada penguasaan disiplin ilmu serta pandangan perenialistis yang

menekankan pada pewarisan nilai dan penguasaan ranah kognitif berupa

penguasaan fakta menurut Djamarah (2011: 104) tidak akan mampu melahirkan

pembelajaran berkualitas. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang

menekankan pada penguasaan disiplin ilmu dan pewarisan nilai melalui aspek

kognitif kurang menuntut partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran

sehingga partisipasi peserta didik dalam pembelajaran tidak berkembang secara

baik sesuai yang di harapkan.

Bertolak dari uraian di atas maka sudah barang tentu pendidik dalam

menyajikan mata pelajaran ekonomi harus mampu mengubah paradigmanya,

dimana tidak hanya menekankan pada ranah kognitif berupa penguasaan fakta dan

pewarisan nilai saja. Tetapi lebih dari itu, pendidik juga harus mampu

menanamkan sikap dan psikomotor demi tercapainya hasil belajar yang

diharapkan. Karena hakikat belajar menurut Sudjana (1989: 38-40) pada dasarnya

adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup ketiga aspek yakni: aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih lanjut Sudjana mengemukakan bahwa

hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni:

1) faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik (intern) misalnya: motivasi,

minat, perhatian, sikap, ketekunan, dan kebiasaan belajar; 2) Faktor yang berasal

(9)

Berdasarkan pengalaman dan hasil pengamatan peneliti sebagai guru kelas

yang mengajarkan mata pelajaran ekonomi di SMAN 2 Padalarang Kabupaten

Bandung-Barat, ditemukan bahwa sikap entrepreneurship pada pelajaran ekonomi

yang dicapai peserta didik belum optimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dari hasil diskusi dengan rekan-rekan sejawat dapat diidentifikasi bahwa

rendahnya sikap entrepreneurship peserta didik dapat disebabkan oleh: rendahnya

motivasi belajar peserta didik, pendidik kurang mampu menciptakan suasana

belajar yang baik dan kreatif, pendekatan pembelajaran yang digunakan pendidik

kurang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran, proses pembelajaran masih

berpusat pada pendidik, dan kurangnya pemanfaatan lingkungan sebagai sumber

belajar. Salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu mengembangkan

sikap entrepreneurship dan meningkatkan hasil belajar peserta didik di antaranya

melalui penggunaan Pendekatan Teori Atribusi Weiner. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Teori Atribusi Weiner dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang luas segitiga mata pelajaran

matematika (Nurmawati dalam Jurnal Pendidikan Universitas Terbuka, 2005).

Pendekatan Teori Atribusi Weiner erat kaitannya dengan motivasi belajar.

Dengan demikian, maka diharapkan pendekatan ini mampu menumbuhkan sikap

entrepreneurship peserta didik pada mata pelajaran ekonomi. Melalui Pendekatan

Teori Atribusi Weiner diharapkan mampu menanamkan jiwa kewiraswastaan dan

mendorong prestasi peserta didik sehingga menjadi insan mandiri yang mampu

(10)

menentukan sasaran belajarnya, karena salah satu prinsip dasar motivasi adalah

bekerja lebih keras demi sasaran yang ditentukan sendiri daripada sasaran yang

ditentukan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

penelitian: “Pengembangan Sikap Entrepreneurship Peserta didik pada Materi

Konsumsi dan Investasi Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Pendekatan Teori

Atribusi Weiner”.

B.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan untuk mempertajam permasalahan

yang akan diteliti, maka penelitian ini akan difokuskan pada Pendekatan Teori

Atribusi Weiner karena pendekatan ini memiliki karakteristik student-centered,

sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam pembelajarannya.

Selain itu, Pendekatan Teori Atribusi Weiner juga diharapkan mampu membentuk

sikap peserta didik dalam memaknai nilai-nilai entrepreneurship dan dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehubungan dengan hal tersebut

maka pertanyaan utama yang diangkat menjadi permasalahan penelitian ini adalah:

Bagaimana pengembangan sikap entrepreneurship peserta didik pada materi

konsumsi dan investasi mata pelajaran ekonomi melalui pendekatan teori Atribusi

(11)

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih terarah dan memperoleh sasaran dan

tujuan yang jelas, maka peneliti menjabarkan permasalahan utama menjadi

beberapa pertanyaan penelitian, antara lain:

1. Bagaimanakah sikap entrepreneurship peserta didik pada materi konsumsi dan

investasi dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan Pendekatan Teori

Atribusi Weiner?

2. Bagaimanakah pengembangan entrepreneurship peserta didik pada materi

konsumsi dan investasi dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan

Pendekatan Teori Atribusi Weiner?

3. Apakah Pendekatan Teori Atribusi Weiner dapat meningkatkan sikap

entrepreneurship pada materi konsumsi dan investasi mata pelajaran ekonomi?

4. Bagaimanakah cara menumbuhkan sikap entrepreneurship peserta didik pada

materi konsumsi dan investasi dalam pembelajaran ekonomi dengan

menggunakan Pendekatan Teori Atribusi Weiner?

5. Bagaimana Respon peserta didik terhadap Pendekatan Teori Atribusi Weiner

pada mata pelajaran ekonomi?

C.Klarifikasi Konsep

Agar tidak terdapat kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang

akan diteliti, selanjutnya akan dijelaskan beberapa istilah yang dipandang penting

(12)

1. Entrepreneurship (kewirausahaan) adalah perilaku dinamis, berani mengambil

resiko, reaktif dan berkembang. Pelaku entrepreneurship disebut entrepreneur.

Ciri-ciri seorang Entrepreneur adalah: a) mengendalikan secara internal; b)

sangat kuat; c) sangat ingin berprestasi; d) toleran; e) percaya diri; dan f)

berorientasi kerja. Pandangan umum tentang seorang entrepreneur adalah

seorang penemu bisnis yang sama sekali baru dan mampu mengembangkan

menjadi perusahaan yang mencapai sukses secara luas (internasional maupun

nasional). Microsoft, Wal-Mart, dan Aqua Golden Mississipi adalah contoh dari

pandangan tersebut. Entrepreneur tidak terbatas hanya pada perusahaan besar

tetapi juga pada perusahaan-perusahaan kecil. Seseorang yang berani

mengambil resiko membeli franchise Mc Donald (lokal), membuka toko

kelontong atau bisnis yang dijalankan oleh dirinya sendiri juga merupakan

seorang entrepreneur.

2. Teori Atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upaya-upaya yang

dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku diri sendiri dan orang

lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab

dibalik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab dibalik

perilaku diri sendiri. Sementara menurut Weiner (1980) attribution theory is

probably the most influential contemporary theory with implications for

academic motivation. Artinya Atribusi adalah teori kontemporer yang paling

berpengaruh dengan implikasi untuk motivasi akademik. Hal ini dapat diartikan

(13)

gagasan bahwa peserta didik sangat termotivasi dengan hasil yang

menyenangkan untuk dapat merasa baik tentang diri mereka sendiri. Teori yang

dikembangkan oleh Bernard Weiner ini merupakan gabungan dari dua bidang

minat utama dalam teori psikologi yakni motivasi dan penelitian atribusi. Teori

yang diawali dengan motivasi, seperti halnya teori belajar dikembangkan

terutama dari pandangan stimulus-respons yang cukup popular dari pertengahan

1930-an sampai 1950-an. Sebenarnya istilah atribusi mengacu kepada penyebab

suatu kejadian atau hasil menurut persepsi individu dan yang menjadi pusat

perhatian atau penekanan pada penelitian di bidang ini adalah cara-cara

bagaimana orang memberikan penjelasan sebab-sebab kejadian dan implikasi

dari penjelasan-penjelasan tersebut. Dengan kata lain, teori itu berfokus pada

bagaimana orang bisa sampai memperoleh jawaban atas pertanyaan “mengapa”.

D.Kajian Penelitian Terdahulu

Beberapa sumber yang dianggap relevan dengan Penelitian ini di antaranya,

penelitian dari Nurmawati sebagaimana diuraikan pada Jurnal Pendidikan

Universitas Terbuka (2005: 1). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan

hasil yang diperoleh dalam penelitiannya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)

ketuntasan belajar yang diharapkan (≥85%) belum dapat dicapai oleh perserta

didik Kelas Eksperimen (KE) yang pembelajarannya dengan menerapkan Teori

Atribusi Weiner (84,21%) maupun Kelas Kontrol (KK) yang pembelajarannya

(14)

rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), Kelas Eksperimen (KE) dapat

mencapai semuanya dengan rata-rata pencapaian 86,32%, sedangkan Kelas

Kontrol (KK) rata-rata pencapaiannya baru 74,74% dengan dua rumusan TPK

(nomor 1 dan nomor 3) hanya mencapai 42,11% dan 63,16%; 3) hasil belajar

perserta didik Kelas Eksperimen (KE) meningkat rata-rata 12,34 poin dengan

kenaikan terrendah 7,5 poin dan tertinggi 20 poin, sedangkan perserta didik Kelas

Kontrol (KK) meningkat rata-rata 7,29 poin dengan kenaikan terrendah 3 poin dan

tertinggi 15 poin; 4) hasil analisis parametrik uji-t dengan beda dua perlakuan

menunjukkan bahwa t tabel < t hitung > t tabel dipenuhi oleh -2,032 < 2,87 > 2,87; dan

5) respon perserta didik dan guru terhadap penerapan Teori Atribusi Weiner dalam

pembelajaran luas segitiga adalah positif dan mendukung untuk dilaksanakan.

Dengan hasil yang meningkat dalam pembelajaran matematika tentang luas

segitiga tersebut disarankan tiga hal, yaitu: 1) pembelajaran dengan menerapkan

Teori Atribusi Weiner sebaiknya dilaksanakan juga untuk materi geometri yang

lain karena pesan-pesan atribusi melatih perserta didik untuk berani

mengemukakan alasan jawaban, berani bertanya, dan berani mengemukakan

pendapat; 2) agar dapat mencapai hasil yang lebih baik, perlu dicari faktor-faktor

penyebab belum tuntasnya hasil belajar secara klasikal, dan akan lebih baik jika

penelitiannya melibatkan sampel lebih besar; dan 3) khusus pada guru agar

membiasakan merancang pembelajaran yang mengandung pesan-pesan atribusi,

sehingga dapat muncul atribusi yang positif dari perserta didik terhadap

(15)

Penelitian lain yang dianggap relevan di antaranya: 1) “Analisis Pengaruh

Sikap Kewirausahaan, Orientasi Pasar dan Pembelajaran Organisasional

terhadap Kinerja Bisnis (Studi Empiris pada Industri Garmen di Kota

Semarang)”, yang dilakukan Hasmi Ardi Fauzi. Dalam penelitian tersebut

dipaparkan tentang sikap kewirausahaan kaitannya dengan teori atribusi, mengenai

kinerja bisinis; 2) “Verifikasi Teori Atribusi dalam fenomena angkutan umum

(Studi Kasus Kota Purwokerto) yang ditulis oleh Bayu Lestatnto Setyo P.

Penelitian tersebut menerapkan teori atribusi ke dalam komunitas yang lebih luas,

yaitu dalam kehidupan nyata masyarakat transportasi angkutan kota di Purwokerto.

Dengan demikian, penelitian tersebut membahas tentang masalah lalu lintas seperti

tingginya pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan kemacetan dan

kesemurawutan korelasinya dengan teori perilaku, aspek sikap, motif yang dikaji

dengan Teori Atribusi; 3) “Pengaruh Konflik Pekerjaan-Keluarga terhadap

Turnover Intentions dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening”, yang

dilakukan Ifah Lathifah. Penelitian tersebut mendeskripsikan fenomena kinerja

perusahaan yang seringkali terjadi konflik. Dimana kinerja suatu perusahaan yang

telah dinyatakan bagus dapat dirusak (baik secara langsung maupun tidak

langsung) oleh berbagai perilaku karyawan yang sulit dicegah terjadinya. Salah

satu bentuk perilaku karyawan tersebut di antaranya: keinginan berpindah

(turnover intentions) yang berujung pada keputusan karyawan untuk meninggalkan

pekerjaannya. Dalam penelitian tersebut kajian pustakanya menelaah tentang teori

(16)

E.Paradigma Penelitian

Weiner mengembangkan suatu kerangka teoritis yang sangat berpengaruh

dalam psikologi sosial saat ini. Teori atribusi mengasumsikan bahwa seseorang

dapat mencoba menentukan mengapa orang itu melakukan apa yang mereka

lakukan. Hal ini disebabkan karena teori atribusi dapat menafsirkan penyebab dari

suatu kejadian atau perilaku. Ada tiga tahap yang mendasari sebuah atribusi,

yakni: 1) perilaku harus diperhatikan/dirasakan; 2) perilaku harus ditentukan untuk

menjadi disengaja; dan 3) perilaku disebabkan penyebab internal atau eksternal.

Teori Atribusi Weiner menekankan pada pestasi karena menurut teori ini faktor

yang paling penting dalam mempengaruhi atribusi adalah kemampuan, usaha,

kesulitan tugas, dan keberuntungan. Atribusi diklasifikasikan atas tiga dimensi

kausal, yaitu: 1) lokus control, terdiri dari dua kutub yakni internal vs eksternal);

2) stabilitas (tidak menyebabkan perubahan dari waktu ke waktu atau tidak); dan

3) controllability (satu penyebab dapat mengontrol seperti keterampilan

menyebabkan seseorang tidak dapat mengendalikan seperti keberuntungan,

tindakan orang lain, dan lain-lain). Ketika seseorang berhasil, satu atribut

kesuksesan internal (keahlian saya sendiri). Ketika pesaing berhasil, satu

cenderung kredit eksternal (keberuntungan misalnya). Bila seseorang gagal atau

membuat kesalahan maka akan lebih cenderung menggunakan atribusi eksternal,

(17)

sendiri. Ketika orang lain gagal atau membuat kesalahan, atribusi internal sering

digunakan, mengatakan bahwa hal itu karena faktor internal kepribadian.

Atribusi adalah proses tiga tahap, yakni: 1) perilaku yang diamati; 2) perilaku

ditentukan untuk menjadi disengaja; dan 3) perilaku yang disebabkan penyebab

internal maupun eksternal. Prestasi dapat dikaitkan dengan: 1) usaha; 2)

kemampuan; 3) tingkat kesulitan tugas; dan 4) keberuntungan. Dimensi yang

disebabkan akibat perilaku adalah (1) lokus kontrol, (2) stabilitas, dan (3)

controllability.

Agar penelitian ini benar-benar mengarah pada sasaran, maka diperlukan

suatu paradigma atau kerangka berpikir yang jelas, karena metode yang digunakan

untuk mencari kebenaran haruslah dilandasi oleh suatu paradigma tertentu.

Paradigma dapat diartikan sebagai sudut pandang, cara pikir, pendekatan, atau

sebagai suatu gugus berpikir baik berupa model atau pola yang digunakan oleh

para ilmuan dalam upaya studi-studi keilmuan (Khun, 1989: 43-50). Dalam

paradigma penelitian ini, peneliti melihat dan merasakan ada beberapa problema

[image:17.612.124.531.218.524.2]

yang terjadi selama ini dalam pembelajaran ekonomi, sebagaimana tertuang dalam

(18)
[image:18.612.128.530.111.549.2]

Gambar 1.1. Paradigma Kerangka Pemikiran Penelitian

F.Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan penggunaan Pendekatan Teori Atribusi Weiner dalam upaya

meningkatkan sikap entrepreneurship peserta didik pada materi konsumsi dan

investasi mata pelajaran ekonomi;

PTK

 Orientasi awal

 Rencana

 Tindakan

 Pengamatan

 Refleksi  Analisis Masalah Pembelajaran Ekonomi

 Sikap entreprenuership perserta didik yang masih rendah dikaitan dengan Pendekatan Teori Atribusi Weiner;

 Perserta didik kurang mengembangkan sikap

Entrepreneurship dengan

Pendekatan Teori Atribusi Weiner;

 Guru kurang mampu menciptakan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar perserta didik yang akan dikaitkan dengan Pendekatan Teori Atribusi Weiner supaya memiliki sikap

entrepreneurship dalam mata

pelajaran ekonomi;

 Perserta didik kurang responsif terhadap mata pelajaran ekonomi; dan

 Perserta didik kurang termotivasi dalam pembelajaran ekonomi terutama menumbuhkan sikap

entrepreneurship dengan

Sikap

Entrepreneurship melalui

Pendekatan Teori Atribusi Weiner

Kompetensi

 Kognitif

 Afektif

 Psikomotor

Sikap

Tujuan Pencapaian: 1.Perserta didik memiliki

sikap entrepreneurship dilihat dari pendekatan Teori Atribusi Weiner; 2.Perserta didik dapat

mengembangan sikap entrepreneurship; 3.Perserta didik dapat

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi ; 4.Tumbuh motivasi

perserta didik dalam pembelajaran dengan pendekatan teori Atribusi Weiner;

5.Respon perserta didik dalam pembelajaran ekonomi teridentifikasi dengan pendekatan teori Atribusi Weiner.

(19)

2. Membuktikan bahwa Pendekatan Teori Atribusi Weiner dapat meningkatkan

sikap entrepreneurship peserta didik pada materi konsumsi dan investasi mata

pelajaran ekonomi; dan

3. Menemukan salah satu alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran,

terutama mengenai sikap entrepreneurship peserta didik pada materi konsumsi

dan investasi mata pelajaran ekonomi.

G.Manfaat Penelitian

Sebagai suatu tulisan ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi dan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

suatu alternatif pemecahan masalah, terutama dalam mengembangkan sikap

entrepreneurship peserta didik pada materi konsumsi dan investasi mata

pelajaran ekonomi;

2. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat membentuk kebiasaan

yang positif sehingga sikap entrepreneurship perserta didik dapat terbina

dengan baik; dan

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran sehingga prestasi hasil belajar perserta didik dapat berkembang.

(20)

A.Rancangan Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa perencanaan yang akan

dilaksanakan dalam penelitian, di antaranya:

a. Menganalisis kurikulum mata pelajaran ekonomi kelas X dan studi

pustaka untuk menyiapkan bahan-bahan penelitian;

b. Menentukan materi ajar yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran;

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

d. Membuat instrumen pengamatan yang akan digunakan dalam

pembelajaran; dan

e. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan

tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ada beberapa kegiatan yang

dilaksanakan peneliti, di antaranya:

a. Mencari posisi yang strategis guna melaksanakan pengamatan sehingga

peneliti dapat mengamati pelaksanaan tindakan secara menyeluruh;

b. Peneliti mengamati jalannnya pelaksanaan tindakan, mulai dari kegiatan

(21)

pelaksanaan tindakan.

3. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap observasi dan evaluasi ini kegiatan yang dilakukan peneliti

antara lain:

a. Menggunakan instrumen observasi sebagai panduan melaksanakan

pengamatan (instrumen observasi terlampir);

b. Melaksanakan pengamatan terhadap jalannya pelaksanaan tindakan

sampai akhir kegiatan;

c. Menganalisis hasil observasi bersama rekan sejawat untuk perbaikan

pelaksanaan tindakan selanjutnya; dan

d. Mengadakan diskusi dengan rekan sejawat sebagai bahan tindak lanjut

dari hasil pengamatan.

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah suatu kegiatan meninjau kembali terhadap berbagai

pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada tahap refleksi ini,

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan peneliti antara lain:

a. Menganalisis hasil pelaksanaan tindakan bersama rekan sejawat dari

siklus demi siklus sehingga bisa dijadikan acuan untuk perbaikan

pembelajaran selanjutnya;

b. Mendiskusikan hasil analisis dari kegiatan refleksi bersama rekan sejawat

(22)

analisis dari kegiatan refleksi.

B.Subyek Penelitian, Situs, dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Padalarang Kelas X yang

terdiri dari 5 (lima) kelas paralel. Adapun subyek penelitiannya adalah peserta

didik kelas X-5 dengan jumlah peserta didik sebanyak 40 peserta didik. SMA

Negeri 2 Padalarang berlokasi di Jl. Letkol. G.A. Manulang Desa Padalarang

Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat Kode Pos 40553 Telp.

022-91493678 e-mail: sman2.padalarang@yahoo.com. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Maret hingga Juni 2012, sesuai dengan waktu yang telah

direncanakan peneliti.

C.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Observasi digunakan pada awal

dan pelaksanaan kegiatan. Pada awal kegiatan, observasi dilakukan untuk

mengetahui data-data awal sebagai bahan kajian. Sementara pada saat

pelaksanaan, kegiatan observasi dilakukan untuk memperoleh data-data faktual

yang terjadi selama proses pelaksanaan tindakan. Melalui kegiatan observasi

tersebut maka akan dapat ditentukan efektifitas dan efisiensi tindakan yang

telah dilakukan guru. Dengan demikian, data-data hasil observasi yang

ditemukan pada saat pelaksanaan tindakan merupakan data utama dalam

(23)

penunjang data-data yang diperoleh pada saat observasi maka dilakukan

wawancara dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan untuk memperoleh

gambaran mengenai berbagai hambatan yang diperoleh selama pelaksanaan

tindakan yang mungkin tidak terakomodir pada instrumen observasi.

Sedangkan studi dokumentasi merupakan kegiatan untuk memperoleh

fakta-fakta riil sehingga dapat memperkokoh temuan-temuan selama pelaksanaan

tindakan.

D.Teknik Analisis Data

Analisa data yaitu proses menyusun data atau informasi agar dapat

ditafsirkan dan diklasifikasikan dengan cara menggolongkan dalam pola dan

kategori sehingga data tersebut dapat bermakna. Sedangkan

tafsiran/interprestasi menurut Nasution (1988: 126) bertujuan untuk

memberikan makna pada analisis dan menjelaskan pola, kategori serta mencari

hubungan antar berbagai konsep.

Dalam proses analisa data tersebut, peneliti melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah proses pemilihan, perumusan dan

penyederhanaan yang menyangkut data dalam bentuk laporan terperinci dan

sistematis serta mengutamakan hal-hal pokok dan penting sehingga lebih

(24)

lapangan.

2. Reduksi data

Proses pereduksian data adalah kegiatan dalam merangkum dan

meringkas catatan-catatan lapangan yang ditemui dengan cara memilih dan

menilai data atau informasi yang dinginkan sesuai dengan permasalahan

penelitian.

3. Display data

Display data merupakan perangkuman hasil penelitian dalam susunan

yang sistematis dan dapat memberikan gambaran terhadap data, yang

bertujuan memudahkan dalam menentukan tema sentral sesuai fokus atau

rumusan permasalahan penelitian dan dapat memberi makna.

E.Jadwal Penelitian

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah

direncanakan, maka peneliti melakukan penjadwalan sebagaimana tampak

(25)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

2. Menyusun Proposal

Penelitian

3. Seminar Proposal

4. Pengumpulan Data

5. Pengolahan Data

[image:25.595.128.511.123.575.2]
(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendekatan Teori Atribusi Weiner mampu meningkatkan sikap

entrepeneurship peserta didik pada materi konsumsi dan investasi mata

pelajaran ekonomi di Kelas X-5 SMAN 2 Padalarang Kabupaten

Bandung-Barat;

2. Pendekatan Teori Atribusi Weiner mampu memecahkan permasalahan

yang dihadapi guru pada materi konsumsi dan investasi mata pelajaran

ekonomi, terutama dalam meningkatkan sikap entrepeneurship di Kelas

X-5 SMAN 2 Padalarang Kabupaten Bandung-Barat; dan

3. Pendekatan Teori Atribusi Weiner merupakan salah satu alternatif

pemecahan masalah yang dihadapi guru dalam upaya meningkatkan sikap

entrepreneurship peserta didik di Kelas X-5 SMAN 2 Padalarang

Kabupaten Bandung-Barat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan sebagaimana diuraikan di atas, maka disarankan

sebagai berikut.

1. Agar aktifitas belajar peserta didik dalam materi konsumsi dan investasi

(27)

yang tinggi dalam prosses pembelajaran ekonomi melalui Pendekatan

Teori Atribusi Weiner sehingga sikap entrepreneurship dapat

berkembang;

2. Agar hasil belajar peserta didik bisa meningkat hendaknya guru

menumbuhkan minat peserta didik dengan perbaikan dan penyempurnaan

proses pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Teori Atribusi

Weiner;

3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Teori

Atribusi Weiner harus didukung pengelolaan strategi belajar mengajar

yang relevan yang menunjang tuntutan aspek pengembangan sikap

entrepreneurship; dan

4. Bagi peneliti lain, khususnya pengajar IPS dengan konsentrasi mata

pelajaran ekonomi pada materi konsumsi dan investasi disarankan

menggunakan Pendekatan Teori Atribusi Weiner untuk mengembangkan

sikap entrepreneurship peserta didik yang ditunjang oleh media lain yang

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2001). Panduan Perkuliahaan Kewirausahaan. Bandung: CV Alfabeta.

Al Muchtar, S. (1981), Epistimologi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Gelar Pustaka mandiri.

Apridar. (2010). Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

Astamoen, P. M. (2008). Entrepeneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfhabeta.

Azwar G. Sax. (2005). Principles of Educational and Psychological Measurement and Evaluation. Chicago: University of Chicago Press.

Barnawi dan Arifin, M. 2012. School Preneurship (Membangkitkan Jiwa dan Sikap Kewirausahaan Siswa). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Bell-Gredler, Margaret E. (1986). Learning and Instuction Theory Into Practice. New York: Macmillan Publishing Company.

Deliarnov. (2007). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Djamarah, S. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Kasmir. (2008). Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kuhn, T.S. (1989). The Structure of Scientific Revolution. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mager, R. (2003). Mengembangkan Sikap terhadap Belajar. Bandung: Alfhabeta.

Moko, P. Astamoen. (2005). Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

(29)

Muliawati, E. et al. (2007). Ekonomi 1 untuk Siswa Kelas Kelas X SMA-MA. Bandung: Acarya Media Utama.

Nasution. S (1988). Metodologi Penelitian Naturalistik. Bandung: Transito.

Nurmawati (2005) “Penerapan Teori Atribusi Weiner Dalam Pembelajaran Geometri

Siswa Kelas V Sdn Julang Kabupaten Rembang”. (Tersedia: (online):

http://Ippm.Ut.ac.id/htm Publikasi / nurmawati.htm.

Rosyidi, S. (2006). Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro & Makro. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Siregar, Eveline dan Nara, H. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slavin, E.R. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Indeks.

Sudjana, N. (1989). Dasar –Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Supriatna, Nana. (2007). Kontruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press.

Supriya. (2000). Studi Sosial Konsep dan Model Pembelajaran. Bandung: Rimdi Press.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfhabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya.

Yamin, M. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
Gambar 1.1 berikut:
Gambar 1.1. Paradigma Kerangka Pemikiran Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi memberikan input yang paling penting ke dalam mekanisme corporate governance, informasi akuntansi secara implisit

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan merupakan strategi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang bertujuan

faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

Berbagai pandangan yang dipahami bersama bahwa ekonomi politik sangat mempengaruhi seluk beluk kehidupan pasar dan alur kerja perekonomian tidak bisa dipisahakan, dalam

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalaah intrumen terstruktur, sehingga pengamat hanya membutuhkan () pada penerapan program inlis lite dan dampaknya terhadap

Hasil uji F pada analisis ragam menunjukkan bahwa jumlah benih per lubang berpengaruh sangat nyata ter- hadap diameter buah dan berat buah per tanaman serta

[r]

“Faktor-faktor yang mempengaruhi Profit Distribution Management atas Simpanan Deposan Pada Bank Syariah di Indonesia”.. Skripsi S1 Universitas