1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Cerita pendek pernah berkembang dengan pesatnya pada abad pertengahan dan mendapatkan tempat yang penting. Akan tetapi, dewasa ini bentuk cerita pendek sudah terdesak ke tepi. Selanjutnya jika diamati secara teliti dan berdasarkan data empiris, keadaan pengajaran sastra di sekolah-sekolah dewasa ini terlihat gambaran yang cukup menyedihkan. Bila memperhatikan keadaan tersebut, tentu saja akan berpengaruh pada pengetahuan sastra khususnya cerita pendek. Oleh karena itu, dengan berbagai permasalahan di atas maka diperlukan upaya sungguh-sungguh untuk menjaga agar nilai-nilai tersebut tetap lestari melalui pendidikan. Salah satu di antara sekian banyak jalan yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat terhadap sastra cerita pendek terutama cerita pendek kontemporer adalah melalui pengajaran di sekolah. Sesungguhnya dalam karya sastra cerita pendek, yaitu khususnya cerita pendek kontemporer terdapat nilai moral dan citraan yang terkandung di dalamnya kiranya penting untuk diajarkan.
2
dan artifisial. Segala konsepsi tentang unsur intrinsik menjadi senjata pamungkas kekayaan-sosiokultural yang mendekam di dalam teks.
Hal tersebut kiranya patut diperhatikan oleh para pengajar untuk mempertimbangkan kembali upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pengajaran apresiasi sastra utamanya karya sastra cerpen kontemporer di sekolah yang ditengarai kurang apresiatif. Pembelajaran sastra cenderung kurang berani menggali teks dalam konteks yang lebih luas. Padahal sangatlah mungkin mengajak pembaca (siswa) untuk dibawa ke luar dunia teks, dan dibawa masuk menyelami unsur pembangun dari luar teks yang antara lain, nilai moral, citraan, dan gejala/situasi sosial tertentu.
Proses lahirnya sebuah karya sastra cerpen kontemporer banyak unsur yang mempengaruhi terutama dengan konteks masyarakat tempat lahirnya karya sastra tersebut. Dalam hubungannya dengan masyarakat, kesusastraan dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial yang langsung berkaitan dengan nilai-nilai dan adat-istiadat yang berlaku dan dianut masyarakat tertentu. Gejala sosial itu oleh pengarang diolah, direkayasa, dan dirangkaikan menjadi struktur karya yang terpadu dan memiliki otonomi sebagai sebuah teks.
3
sekitar 3-4 halaman dapat mengandung makna yang dalam yang menghabiskan waktu berhari-hari untuk memahaminya.
Penelitian penggunaan cerpen sebagai bahan ajar antara lain dilakukan oleh Moh. Karmin Baruadi tahun 2005 yang berjudul Profil Pengajaran Sastra (Wacana Pengembangan Pengajaran Sastra Berbasis Kawasan), hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa pengajaran sastra cerpen berbasis kawasan erat kaitannya dengan pengembangan dan pewarisan berbagai kondisi lingkungan sosial budaya seperti adat-istiadat, bahasa, sastra (daerah), kesenian daerah, serta ketrampilan dan kemahiran yang merupakan ciri khas daerah. Untuk itu dibutuhkan adanya guru yang kompeten dan profesional pada bidangnya, strategi pembelojoran yang tepat don materi atau bahan yang tersedia. Hasil penelitian spesifik yang lain tentang pemilihan cerpen koran sebagai bahan ajar antara lain dilakukan oleh Anik Sujiati tahun 2008 yang berjudul Analisis Gaya Bahasa dalam Cerpen-Cerpen Jawa Pos sebagai Alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMA, hasil penelitiannya menunjukkan
4
gaya bahasa dalam cerpen di harian Jawa Pos dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan ajar apresiasi sastra di SMA.
Seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin majemuk baik dari sudut pola pikir maupun pola perilaku, gejala sosial yang ditangkap oleh para pengarang cerita pendek itu semakin beragam. Keberagaman ini, oleh pengarang diwujudkan dalam berbagai bentuk kreativitas penulisan cerita pendek yang diharapkan dapat berperan dalam proses mengubah, membangun, dan mengembangkan masyarakat, termasuk di dalamnya mempengaruhi perubahan nilai, norma, dan pola bermasyarakat. Mereka mencoba berperan dalam perubahan sosial tersebut dengan gaya khas cerita pendek yang mereka hasilkan. Mereka secara terus-menerus mencoba melihat, mencermati, dan menganalisis dinamika sosial dan fenomena sosial yang terjadi dan sekaligus mempengaruhinya dengan ide-ide mereka yang dibungkus dalam kekuatan kata yang mereka rangkaikan.
5
terbuka terhadap sastra dan budaya masyarakat, yang tentu saja melalui proses penyaringan yang disesuaikan dengan kondisi sosio kultural.
Cerita pendek kontemporer dalam surat kabar banyak dipengaruhi dinamika perubahan yang terjadi di masyarakatnya. Sisi kehidupan manusia, kesantunan sebuah masyarakat, peperangan, konflik ideologi, traumatik mewarnai tulisan-tulisan para pengarang di lingkungannya. Perkembangan yang terjadi dihadirkan melalui karya-karya sastra.
Untuk memahami dinamika dan fenomena sosial yang terwujud dalam sebuah cerita pendek tersebut, diperlukan proses kajian nilai moral dan citraan. Dengan langkah ini diharapkan pembelajar dapat mengikuti perubahan sosial yang terjadi. Sebagai langkah awal proses ini, diperlukannya pengenalan apresiasi cerita pendek kontemporer dalam surat kabar di sekolah-sekolah.
Sekolah, sebagai salah satu lembaga yang ada dalam masyarakat, diharapkan turut berperan dalam pengembangan masyarakat. Di lembaga ini pulalah, pengarang dengan kekhasan mereka pada karya-karya cerita pendek kontemporer dalam surat kabar, diperkenalkan kepada pembelajar lewat pembelajaran apresiasi sastra.
6
pembelajar memahami perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat yang dalam jangka panjang sangat berpengaruh pada kehidupan masa depan pembelajar (siswa).
Tak henti-hentinya pembelajaran sastra di sekolah disorot para pengamat, pemerhati, dan peminat sastra. Hal itu memang cukup beralasan. Proses pembelajaran sastra di sekolah selama ini dinilai belum optimal; berlangsung seadanya, kaku, tanpa bobot, dan membosankan sehingga tidak mampu membangkitkan minat dan gairah siswa untuk belajar sastra secara total dan intens. Akibatnya, apresiasi sastra siswa tidak bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal. Buku-buku sastra di perpustakaan sekolah dibiarkan terpuruk tak tersentuh, kepekaan moral, dan nurani siswa pun dinilai mulai menipis. Tidaklah berlebihan kalau Danarto pernah mensinyalir, salah satu penyebab maraknya tawuran antarpelajar ialah lantaran siswa tidak pernah diajar sastra dengan baik.
Tradisi penulisan teks sastra lewat surat kabar (sastra surat kabar) sudah lama muncul. (Hampir) semua sastrawan kondang memanfaatkannya, seperti Gerson Poyk, Abdul Hadi WM, Danarto, Seno Gumira Ajidarma, Gus Mus, Hamsad Rangkuti, atau Corrie Layun Rampan. Sekadar menyebut beberapa nama adalah sederet tokoh yang dengan amat sadar ”menggauli” surat kabar sebagai ”corong” kreativitasnya dalam
berkesenian. Hampir mustahil seorang sastrawan bisa terangkat namanya secara otomatis tanpa harus bersentuhan dengan surat kabar. Bahkan, bagi penerbit, sastra surat kabar barangkali dijadikan sebagai ”barometer” untuk mengukur tingkat
7
Itu artinya, surat kabar, disadari atau tidak, memiliki andil besar dalam melambungkan nama seorang sastrawan.
Sayangnya, tidak semua penerbitan (surat kabar) sanggup dan mampu bertindak sebagai ”juru bicara” sang sastrawan, apalagi ketika harga kertas
melambung. Tidak sedikit surat kabar yang terpaksa menggusur rubrik sastra. Surat kabar pun jadi lebih banyak menyajikan berita-berita politik dan ekonomi yang ”memanas”, demo menolak kenaikan BBM, aksi-aksi kekerasan yang mengerikan, pernyataan para elit yang kontroversial, atau penanganan kasus hukum yang stagnan. Hanya penerbitan tertentu yang dengan setia menghadirkan tulisan yang humanis, menyentuh nurani, dan menyejukkan.
Sebagai salah satu entitas kebudayaan, sastra akan makin bermakna jika didukung media publikasi dan sosialisasi yang memadai. Salah satunya adalah lewat surat kabar. Bagaimana mungkin publik mampu menangkap keindahan cerpen surealis Danarto yang fantastik dan teaterikal, cerpen Seno Gumira Ajidarma yang ”liar”, romantik, dan menghanyutkan, atau puisi-puisi Abdul Hadi WM yang religius, kalau tak ada media yang memuatnya? Bagaimana mungkin nama-nama mereka bisa dikenal publik sastra?
8
Beranjak dari sisi ini, asumsi bahwa sekolah merupakan ajang sosialisasi yang tepat untuk memperkenalkan karya sastra kepada para siswa memang cukup beralasan. Di balik tembok sekolah itulah jutaan anak bangsa tengah menuntut ilmu. Tentu saja, upaya sosialisasi itu harus dibarengi dengan terciptanya atmosfer pendidikan yang memungkinkan proses pembelajaran sastra berlangsung menarik didukung profesionalisme guru sastra yang andal dan gairah belajar siswa yang terus meningkat intensitasnya.
Pemilihan bahan ajar sastra meliputi identifikasi terhadap bacaan cerita pendek kontemporer dan penemuan bahan bacaan tambahan serta alternatif yang akan digunakan di sekolah dan tingkat kemampuan pemahaman siswa atau kemampuan siswa menguasai bahan ajar. Tingkat kemampuan siswa menguasai bahan ajar suatu cerita pendek kontemporer merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan bacaan sebagai bahan ajar.
9
banyak mengubah kepribadian siswa menjadi kepribadian yang lebih baik dan bermoral.
Berdasarkan kenyataan tersebut, penelitian terhadap karya sastra cerita pendek kontemporer dalam surat kabar, yaitu sebagai alternatif bahan ajar merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan apresiasi sastra siswa. Selama ini, beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan cerpen kontemporer dalam surat kabar belum ada yang mengaitkan dengan pembelajaran. Pada pembelajaran cerpen kontemporer dalam surat kabar terdapat bahasan mengenai kaitan tema (isi struktur) dalam cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan masalah moral (nilai-nilai moral), citraan, dan bahasan mengenai tanda-tanda bahasa karya sastra cerita pendek Indonesia yang bermutu yang telah lama diciptakan dan memenuhi kriteria sebagai karya sastra yang baik.
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian
10
dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkan ditinjau dari pihak guru, dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak siswa.
Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih dari sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang digunakan. Buku pun tidak harus satu macam. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.
1. Identifikasi Masalah Penelitian
Mengapa pembelajaran sastra di sekolah menjadi penting untuk dipersoalkan? Setidaknya ada dua argumen yang layak dikemukakan. Pertama, karya sastra dianggap mampu membuka “pintu” hati pembacanya untuk menjadi manusia
bermoral, yakni manusia yang responsif terhadap lingkungan komunitasnya, mengukuhi keluhuran, dan kemuliaan budi dalam hidup, dan berusaha menghindari perilaku negatif yang bisa menodai citra keharmonisan hidup. Hal itu bisa terwujud manakala seseorang memiliki tingkat apresiasi sastra yang cukup. Artinya, ia mampu menangkap pernik-pernik makna moral yang tersirat dalam karya sastra dan sanggup menikmati “menu” estetika luhur yang terhidang di dalamnya. Kedua, sekolah
11
Dengan kata lain, jika sekolah mampu melaksanakan pembelajaran sastra secara optimal, maka negeri kita akan dihuni oleh penduduk yang bermoral tinggi, berperikemanusiaan, dan sarat sentuhan nilai keluhuran budi serta kearifan hidup.
Berbagai tulisan di media cetak dan berbagai “debat” di forum-forum diskusi pun sebenarnya telah gencar mengangkat tema kegagalan pembelajaran sastra. Tujuannya jelas, yaitu mencari penyebab dan merumuskan solusinya.
Banyak pengamat menilai, kegagalan itu disebabkan oleh sempitnya wawasan guru sastra, siswa semakin masa bodoh terhadap mata pelajaran yang berkaitan dengan ajaran moral, guru sastra kurang kreatif, kurikulum yang cenderung memasung dan mengindoktrinasikan berbagai tuntutan, dan pelajaran sastra masih “ikut” pada pelajaran bahasa, sehingga porsi waktu dan muatan materinya kurang mendukung siswa untuk belajar sastra dengan baik. Adapun solusinya, masih menurut para pengamat, penyebab kegagalan tersebut harus diminimalkan dan harus mampu menciptakan materi yang menarik dan suasana yang kondusif yang memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
Namun demikian, solusi itu belum sepenuhnya mampu diterapkan di lapangan secara praktis. Persoalannya rumit dan kompleks serta dihadang banyak kendala.
12
pendekatan ini telah dianggap kuno dan ditinggalkan oleh para kritikus sastra. Mereka ini beralih pada pendekatan yang bertumpu pada respons pembaca (reader response), suatu pendekatan yang mereka nilai mampu memberi jawaban yang lebih
baik atas sebuah karya sastra dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan yang berkembang sebelumnya (pendekatan yang bertumpu pada pengarang dan pendekatan yang bertumpu pada karya sastra).
Pada penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah yaitu mengenai nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dan hubungannya dalam pemilihan bahan ajar dan hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.
Unsur yang akan dibahas pada nilai moral meliputi: kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran dan pada unsur citraan yang akan dibahas meliputi: citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, penciuman, badan, dan gerak. Hasil analisis ini, penulis lengkapi dengan kriteria pemilihan bahan pembelajaran cerpen di SMA.
Unsur lain yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah hasil pembelajaran sastra, setelah proses pembelajaran dengan menggunakan materi cerpen kontemporer terpilih sebagai bahan ajar dilaksanakan.
13
cerita pendek kontemporer di SMA, dan hasil hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, setelah proses pembelajaran dengan menggunakan materi cerpen kontemporer terpilih sebagai bahan ajar dilaksanakan.
2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian berikut ini.
1. Nilai moral apakah yang terkandung dalam cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika?
2. Bagaimanakah citraan cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika?
3. Hal-hal apakah saja yang dapat disumbangkan dari hasil kajian nilai moral dan citraan cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk dijadikan alternatif pemilihan bahan pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia?
4. Apakah cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dapat dijadikan alternatif dalam pemilihan bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA
14
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan memahami nilai moral dan citraan dari cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk kepentingan alternatif bahan ajar dan peningkatan hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.
Selanjutnya tujuan umum penelitian dideskripsikan sebagai berikut.
1. Penulis ingin mengetahui nilai moral cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika berupa nilai moral kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran. 2. Penulis ingin mengetahui citraan cerita pendek kontemporer dalam surat
kabar Kompas dan Republika berupa citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, penciuman, badan, dan gerak.
3. Penulis ingin mengetahui dan menemukan hal-hal apa saja yang dapat disumbangkan dari hasil kajian nilai moral dan citraan cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.
15
5. Penulis ingin mengetahui apakah bahan ajar terpilih cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dapat meningkatkan hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.
D. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai kepentingan.
1. Teoretis: menambah dan memperluas wawasan pengetahuan tentang kajian nilai moral dan citraan karya sastra, terutama cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika, bagi peneliti maupun penikmat karya sastra.
2. Praktis: menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi guru yang mengajarkan karya sastra cerita pendek, khususnya cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika, dalam hal memilih sebagai alternatif bahan ajar di SMA.
3. Penulis mengharapkan dapat memperluas wawasan keilmuan para peneliti tentang teori dan aplikasi analisis nilai moral dan citraan terhadap cerita pendek yang sebelumnya kurang diperhatikan.
16
5. Penulis dapat menemukan hal-hal baru berdasarkan kajian citraan cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.
6. Penulis dapat menemukan peningkatan hasil belajar sastra melalui bahan pembelajaran sastra cerita pendek kontemporer terpilih di SMA.
7. Penulis berharap dapat menambah pengetahuan para guru bahasa Indonesia dan pemerhati sastra, serta memotivasi untuk mencintai seluruh hasil karya sastra tanpa kecuali atau membeda-bedakan, dalam pengertian hasil karya sastra yang diunggulkan dan tidak diunggulkan oleh publik.
E. Definisi Operasional
Untuk lebih memahami peristilahan yang digunakan dalam penelitian ini, berikut dikemukakan beberapa definisi operasional sekaitan dengan penelitian.
17
2. Citraan (imaji) adalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, dengar; cium, sentuh, atau rasakan yang ada pada cerpen kontemporer yang berkaitan dengan aspek penglihatan, pendengaran, perabaan, pengcecapan, penciuman, badan, dan gerak.
3. Cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika adalah cerpen yang muncul bersifat eksperimental, memiliki sifat-sifat yang “menyimpang” dari konvensi-konvensi cerpen yang berlaku biasa atau umum, periode terbitan Januari 2005 sampai Desember 2009.
4. Alternatif bahan ajar adalah pilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika sebagai media atau sarana untuk mencapai tujuan
pembelajaran sastra cerita pendek.
5. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
F. Paradigma, Metode, dan Subjek Penelitian
18
kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika sebagai materi ajar yang diharapkan meningkatkan hasil belajar lebih baik.
Sebagai upaya untuk memperoleh data sebagaimana adanya, subjek penelitian perlu terbiasa menerima kehadiran peneliti, sehingga ditempuh observasi berpartisipasi dari peneliti. Untuk menjaring data kajian nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika.
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data meliputi: penyebaran angket, dan pengumpulan data kajian cerpen dan hasil belajar siswa secara bertahap. Pembelajaran diakhiri dengan meminta siswa untuk membuat kajian nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dan kesan mereka selama mengikuti pembelajaran sastra melalui bahan ajar cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika. Bertolak dari kesamaan pemahaman materi cerita pendek yang dibacanya, diharapkan akan ditemukan kajian siswa yang dipedomani sebagai kerangka pemilihan bahan ajar.
Data pemilihan bahan ajar sebagai dasar kajian siswa diperoleh dari hasil identifikasi awal dari peneliti terhadap cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan berbagai tahapan seleksi pemilihan bahan ajar cerita
19
Terhadap data hasil kegiatan pertama (membaca karya sastra secara kritis), dilakukan analisis hasil belajar dengan cara melakukan identifikasi hasil pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap cerpen kontemporer. Artinya, pemilihan materi ajar diurutkan makin menjadi lebih khusus, jika semua data yang terurai dalam hasil belajar siswa memenuhi standar ketuntasan belajar secara klasikal yang diharapkan dari cerpen yang dibacanya.
Sehubungan dengan tujuan penelitian ini untuk mencari alternatif materi ajar dalam meningkatkan hasil pembelajaran sastra siswa dalam cerpen, subjek penelitian perlu dipilih dari sejumlah siswa. Untuk itu dipilih siswa SMA Negeri Kelas XI di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan sebagai subjek penelitian. Hal ini dipertimbangkan mengingat, bahwa selain pokok bahasan ini dikembangkan secara rinci dan cukup mendalam dalam kurikulum, juga bersifat mendasar karena materi pelajaran ini akan membekali kemampuan siswa dalam memahami strategi pemilihan materi ajar yang tepat dalam mencapai tuntutan kompetensi pembelajaran sastra khususnya, dan kompetensi berbahasa Indonesia umumnya.
20
Gambar 1.1. Paradigma Penelitian
Implementasi Bahan Ajar Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar
Kompas dan Republika
Alternatif Bahan Ajar Cerpen Kontemporer Studi Pendahuluan
Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Cerpen
Draft Bahan Ajar Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar
Kompas dan Republika
Bahan Ajar Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan
Republika
Mengkaji Cerpen Kontemporer Mengkaji Silabus
Pembelajaran
Revisi
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
21
Berdasarkan gambar 1.1, secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi hal-hal berikut:
1. Studi pendahuluan yang meliputi: mengkaji silabus pembelajaran, (identifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi, memilih sumber bahan ajar), menganilisis kebutuhan bahan ajar cerpen, dan mengkaji cerpen nilai moral, citraan, dan pemilihan bahan ajar).
2. Menyusun draft bahan ajar cerpen. 3. Menyusun bahan ajar.
4. Melaksanakan pembelajaran dengan bahan ajar terpilih. 5. Evaluasi bahan ajar terpilih.
99
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada dan sesuai dengan tujuan, sifat, objek, sifat ilmu atau teori yang mendukung. Dalam penelitian, objeklah yang menentukan metode yang akan digunakan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk memerikan suatu fenomena secara analitis, sistematis, faktual, dan teliti yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran. Dengan menggunakan penelitian deskriptif, penelitian ini diharapkan dapat memerikan nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dan kemungkinan dijadikannya sebagai alternatif bahan ajar di SMA dan menggunakan pendekatan kualitatif yang diharapkan menggambarkan hasil pembelajaran setelah diterapkannya materi cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika sebagai bahan ajar. Berdasarkan penelitian ini diharapkan sebuah model teoretis tentang bahan ajar cerpen.
100
kesimpulan-kesimpulan penelitian dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan.
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Metode analisis kualititif sesuai dengan hakikatnya adalah data yang telah terkumpul itu kemudian diseleksi, dikelompokkan, dilakukan pengkajian, interpretasi, dan disimpulkan. Selanjutnya hasil simpulan itu dideskripsikan.
Pendeskripsian data-data dilakukan dengan mengetengahkan fakta berhubungan dengan pembahasan yang mendalam tentang nilai moral dan citraan pada cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai objek penelitian yang akan dijadikan sebagai alternatif bahan ajar di SMA.
Dalam penelitian ini peneliti berusaha memotret secara objektif peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya. Selanjutnya digambarkan atau dideskripsikan seperti adanya. Oleh sebab itu, penelitian deskriptif tidak selalu menuntut adanya hipotesis.
101
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dengan menggunakan langkah-langkah penelitian berikut ini, yaitu:
1. menelusuri cerpen dalam surat kabar Kompas dan Republika periode terbitan Januari 2005-Desember 2009;
2. memahami teks berdasarkan nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika;
3. menganalisis cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dari unsur nilai moral dan citraannya;
4. pengelompokan hal-hal yang dominan hasil analisis nilai moral dan citraan yang dapat disumbangkan untuk pembelajaran di SMA;
5. menganalisis hasil pemilihan bahan ajar dari guru: 6. menyusun draft bahan ajar;
7. menyusun bahan ajar;
8. menyusun tes untuk mengetahui nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika;
9. melaksanakan pembelajaran dengan bahan ajar terpilih; 10.memberikan tes kepada partisipan (siswa);
11.mengumpulkan hasil tes yang telah diisi oleh partisipan (siswa);
102
13.mendeskripsikan data yang telah ditabulasikan;
14.penyimpulan dari kajian nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika yang dikaitkan dengan pemilhan bahan ajar dan hasil pembelajaran;
15. pelaporan hasil penelitian.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data dalam penelitian ini adalah cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika. Alasan penulis dalam rnemilih cerpen kontemporer dalam
surat kabar Kompas dan Republika sebagai data karena berdasarkan kegiatan prasurvei dan observasi, cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika mempunyai oplah dan penyebaran yang besar.
Data dalam penelitian ini berupa nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar yang dimuat pada surat kabar Kompas dan Republika. Data partisipan berupa data pemilihan bahan ajar yang diperoleh dari ekspert dan guru yang mengajar bahasa dan sastra Indonesia dan data hasil belajar diperoleh dari siswa kelas XI di SMA. Alasan pengambilan data di kelas XI Sekolah Menengah Atas karena materi pembelajaran sastra cerita pendek terdapat di kelas tersebut.
2. Sumber Data
103
sumber data sesuai dengan tujuan penelitian. Penentuan besar dan banyaknya sumber data bergantung kepada peneliti dengan berdasarkan pada berbagai pertimbangan dan tujuan tertentu. Seperti halnya data, sumber data penelitian dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bahan kajian karya sastra cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dan sumber data partisipan (ekspert, guru, dan siswa).
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka peneliti menggunakan sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini ialah surat kabar Kompas dan Republika yang memuat cerpen periode Januari 2005-Desember 2009. Sejumlah karakteristik inilah yang menentukan surat kabar Kompas dan Republika dijadikan sumber data dalam meneliti cerita cerpen kontemporer dalam surat kabar.
Sumber data partisipan berupa pemilihan bahan ajar adalah peneliti, ekspert, dan guru yang mengajar bahasa dan sastra Indonesia dan data hasil pembelajaran berupa data hasil pembelajaran siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan.
D. Teknik Analisis Data
104
Analisis data dilakukan dengan cara berikut ini.
1. Nilai moral cerpen, ditulis kembali dan disusun berdasarkan nilai moral kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran.
2. Citraan cerpen, ditulis kembali dan disusun berdasarkan citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, penciuman, badan, dan gerak.
3. Jenis proses pemahaman, terhadap cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika melalui pembacaan mengulang kembali
ditafsirkan secara hermeneutik/konvensi sastra kemudian diberi arti. 4. Jenis deskripsi, mendeskripsikan karakteristik cerpen kontemporer dalam
surat kabar berdasarkan unsur-unsur nilai moral dan citraan yang paling dominan dari hasil berbagai analisis.
5. Gambaran data partisipan berupa hasil pemilihan bahan ajar dianalisis berdasarkan unsur aspek isi, aspek pemilihan cerpen sebagai bahan ajar, dan aspek prinsip penyusunan bahan ajar.
6. Gambaran data partisipan berupa hasil pembelajaran dianalisis berdasarkan hasil pembelajaran unsur nilai moral dan citraan.
105
Selanjutnya data tersebut dimasukkan ke dalam tabel dan grafik kemudian dihitung menurut kategori. Kategori itu untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kedudukan suatu bagian dalam keseluruhan, yaitu yang berhubungan dengan aspek nilai moral dan citraan. Pada dasarnya pengolahan data penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk kategori.
Data hasil pemilihan bahan ajar dan data hasil pembelajaran cerpen diseleksi, dikelompokkan, dianalisis (dimasukkan ke dalam tabel) kemudian dihitung menurut kategori, dilakukan pengkajian, dan disimpulkan. Selanjutnya hasil simpulan itu dideskripsikan. Pada dasarnya pengolahan data penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk kategori.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan empat instrumen, yaitu pedoman kajian nilai moral, citraan, pemilihan bahan ajar, dan tes. Pedoman analisis digunakan untuk mendeskripsikan nilai moral dan citraan di dalam cerita tersebut yaitu untuk mengetahui nilai moral dan citraan di dalam cerita oleh siswa SMA, pemilihan bahan ajar digunakan angket penilaian bahan ajar, sedangkan tes digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran.
1. Jenis Instrumen
106
Sejalan dengan rumusan masalah yang dibuat dan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan, dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang perlu dibuat sebagai berikut.
1. Pedoman kajian nilai moral berupa nilai moral kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika.
2. Pedoman kajian citraan cerpen berupa citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, penciuman, badan, dan gerak. 3. Pedoman pemilihan bahan ajar berupa daftar pernyataan penilaian
cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk dijadikan bahan ajar berupa penilaian aspek isi, pemilihan cerpen sebagai bahan ajar, dan prinsip penyusunan bahan ajar untuk guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
4. Tes berupa nilai moral cerpen yang diberikan kepada siswa yaitu berupa nilai moral kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran..
107
2. Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen menunjukkan ruang lingkup dan penekanan alat pengumpul data baik tes maupun pedoman pemilihan bahan ajar dan penilaian hasil pembelajaran. Kisi-kisi ini akan menghindarkan dari ketidakseimbangan, salah tes, ataupun ketidakadilan dalam menghimpun data penelitian.
Sehubungan dengan masalah penelitian yang memuat empat variabel penelitian. Maka dibuat sebaran kisi-kisi penelitian sebagai berikut.
a. Kisi-Kisi Instrumen Kajian Nilai Moral
108
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Kajian Nilai Moral
No. Jenis Nilai Moral Ciri Penanda
1. Kesetiaan 1. tunduk pada hal-hal yang terpuji 2. bersemangat dalam mencapai kebaikan 3. tidak berselingkuh
4. tidak berkhianat 5. tidak tergoda
6. konsisten pada pilihan yang telah ditetapkan 7. taat pada janji yang telah diucapkan
2. Kepemimpinan 1. kemampuan dalam memimpin 2. arif dan adil
3. tidak otoriter
4. mengajak bawahan untuk bermusyawarah 5. menghargai lawan
6. tidak meremehkan orang lain 7. berperilaku baik
8. menyejahterakan bawahan
3. Kedermawanan 1. rela menyedekahkan harta seperlunya kepada yang berhak
2. adanya pengorbanan utamanya dalam bentuk 4 Ketakwaan 1. mengagungkan asma ilahi, dan memuji-Nya
2. patuh dan tunduk pada tuhan 3. religius
4. taat menjalankan perintah-Nya 5. zikir dan doa
5 Persahabatan 1. mencintai secara tulus 2. memperhatikan orang
3. memperhatikan masalah-masalah sahabatnya 6 Kesabaran 1. sikap tegarnya diri terhadap gempuran hawa
nafsu
109
b. Kisi-Kisi Instrumen Kajian Citraan
[image:32.612.116.529.206.593.2]Kisi-kisi instrumen kajian citraan disusun sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Kajian Citraan
No. Jenis Citraan Ciri Penanda
1. Penglihatan (Visual)
Pembaca seakan-akan dapat melihat sesuatu sebagaimana yang dilihat oleh penulis cerita pendek.
2. Pendengaran (Auditif)
Pembaca seakan-akan dapat mendengarkan suatu bunyi sebagaimana dapat didengar oleh penulis cerita pendek. 3. Perabaan
(Taktil)
Pembaca seakan-akan dapat meraba suatu barang sehingga terasa kasar ataupun halus, keras atau lembut serta menimbulkan perasaan tertentu.
4. Pencecapan (Gustatif)
Pembaca seakan-akan dapat merasakan asin, asam, manis, pahit, dan lain-lain.
5. Penciuman (Olfaktif)
Pembaca seakan-akan dapat mencium bau anyir, amis, busuk, dan lain-lain.
6. Badan (Organik)
Pembaca seakan-akan melihatatau merasakan badan yang letih, lesu, lemas, lapar, mual, pusing, dan lain-lain. 7. Gerak
(Kinestetik)
Pembaca seakan-akan dapat merasakan atau melihat gerakan badan atau gerakan otot-otot tubuh
c. Kisi-Kisi Instrumen Kesesuaian Aspek Isi Cerpen dengan Bahan Ajar
110
1) Kisi-Kisi Instrumen Kesesuaian Aspek Isi Cerpen dengan Bahan Ajar
[image:33.612.116.528.192.636.2]Kisi-kisi instrumen kesesuaian aspek isi cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan bahan ajar disusun sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Kesesuaian Aspek Isi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dengan Bahan Ajar
Aspek yang Dinilai Skala Nilai
1 2 3 4 5
1. Materi cerpen memuat aspek keterampilan bersastra.
2. Materi cerpen memuat aspek pengalaman bersastra.
3. Materi cerpen memuat aspek pembelajaran bersastra.
4. Tema cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
5. Alur cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
6. Landas tumpu (setting) mendukung bahan ajar pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 7. Tokoh/penokohan cerpen mendukung bahan ajar
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
8. Aspek kelayakan dipilih sebagai bahan ajar cerpen mendukung pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
9. Aspek yang memuat bahan ajar cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia Catatan Skala Nilai:
111
2) Kisi-Kisi Instrumen Pemilihan Cerpen sebagai Bahan Ajar
Kisi-kisi instrumen pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika sebagai bahan ajar disusun sebagai berikut:
[image:34.612.112.534.194.670.2]Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Pemilihan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar
Kompas dan Republika Sebagai Bahan Ajar
Aspek yang Dinilai Skala Nilai
1 2 3 4 5
1. Aspek bahasa cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa
2. Situasi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa
3. Isi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa 4. Ungkapan/referensi cerpen sesuai tingkat kemampuan
berbahasa siswa
5. Isi cerpen sesuai tingkat perkembangan kematangan psikologis siswa
6. Latar belakang budaya cerpen sesuai kondisi lingkungan belajar siswa
7. Cerpen membantu keterampilan berbahasa siswa 8. Cerpen meningkatkan pengetahuan budaya siswa 9. Cerpen mengembangkan cipta dan rasa siswa 10.Cerpen menunjang pembentukan watak siswa
Catatan Skala Nilai:
112
3) Kisi-Kisi Instrumen Kesesuaian Cerpen dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
[image:35.612.118.529.203.601.2]Kisi-kisi instrumen kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan prinsip penyusunan bahan ajar disusun sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Kesesuaian Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar
Kompas dan Republika dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
Aspek yang Dinilai
Skala Nilai
1 2 3 4 5
1. Cerpen sesuai prinsip relevansi, kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai
2. Cerpen konsistensi, ajeg antara materi pokok dengan kompetensi dasar.
3. Cerpen adekuasi, memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Catatan Skala Nilai:
Nilai 1: Tidak sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar Nilai 2: Kurang sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar Nilai 3: Cukup sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar Nilai 4: Sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar Nilai 5: Sangat sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar
d. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Pembelajaran
113
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Pembelajaran Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas
Petunjuk:
1. Bacalah dengan baik cerpen berikut ini! 2. Kerjakanlah tugas-tugas di bawahnya!
LAILA
Cerpen Putu Wijaya
dimuat di Kompas 8 November 2009 Telah Disimak 703 kali
Menangis tidak selamanya tanda kelemahan. Tapi istri saya tidak bisa menafsirkan lain, ketika melihat kucur air mata Laila.
”Ada apa lagi Laila,” tanya istri saya. ”Kok nangis seperti sinetron, kapan habisnya?”
Tangis Laila bukannya berhenti, malah tambah menjadi-jadi. Saya cepat memberi kode rahasia supaya interogasi itu jangan dilanjutkan. Besar kemungkinan, itu taktik minta gaji naik.
”Laila itu bukan jenis pembantu murahan yang mata duitan. Dia orang Jawa yang tahu diri, memangnya kamu!” bentak istri saya, sambil menarik Laila bicara
empat mata.
………
1. Analisis Nilai Moral
Analisis/Temuan
Jenis Nilai Moral Kalimat/Paragraf Pendukung
2. Analisis Citraan
Analisis/Temuan Citraan
114
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Pembelajaran Cerpen Kontemporer
dalam Surat Kabar Republika
Petunjuk:
1. Bacalah dengan baik cerpen berikut ini! 2. Kerjakanlah tugas-tugas di bawahnya!
PEREMPUAN BERKERUDUNG DAN ROK MINI
Cerpen Teguh Winarsho A.S.
dimuat di Republika 25 Juni 2006 Telah Disimak 1.259 kali
DUDUK di jok belakang taksi yang meluncur deras di lengang malam, ia lebih banyak menunduk seolah ingin menyembunyikan segenap kesedihan di balik jilbab putihnya. Langit malam cerah berserak bintang seolah semesta tengah merayakan pesta. Tapi segala keindahan telah lama lenyap di hati perempuan itu, justru sejak laki-laki yang kini duduk di sebelahnya resmi menjadi suaminya. Laki-laki tampan yang awalnya terkesan pendiam dan romantis. Laki-Laki-laki yang dulu sering menatapnya tanpa berkedip.
... 1. Analisis Nilai Moral
Jenis Nilai Moral Kalimat/Paragraf Pendukung
2. Analisis Citraan
370
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pendeskripsian analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan temuan yang telah diuraikan sebelumnya, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Nilai Moral Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar
a. Surat Kabar Kompas
Nilai moral dalam surat kabar dibagi menjadi enam bagian, yaitu nilai moral kesetiaan, moral persahabatan, nilai moral kesabaran, nilai moral kepemimpinan, nilai moral kedermawanan, dan nilai moral ketakwaan. Banyaknya cerpen kontemporer dalam surat kabar yang diteliti dan dianalisis nilai moralnya berjumlah 30 buah cerpen.
Berdasarkan analisis data maka nilai moral yang temukan dalam surat kabar Kompas adalah nilai moral kesetiaan sebanyak 7 cerpen ditandai oleh ciri tunduk
371
utamanya dalam bentuk materi; nilai moral ketakwaan sebanyak 3 cerpen ditandai oleh ciri penanda taat menjalankan perintah-Nya, zikir dan doa; nilai moral persahabatan sebanyak 6 cerpen ditandai oleh ciri penanda memperhatikan orang dan memperhatikan masalah-masalah sahabatnya; dan nilai moral kesabaran sebanyak 6 cerpen ditandai oleh ciri penanda sikap tegarnya diri terhadap gempuran hawa nafsu, tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.
a. Surat Kabar Republika
Nilai moral cerpen kontemporer dalam surat kabar dibagi menjadi enam bagian, yaitu nilai moral kesetiaan, moral persahabatan, nilai moral kesabaran, nilai moral kepemimpinan, nilai moral kedermawanan, dan nilai moral ketakwaan. Banyaknya cerpen kontemporer dalam surat kabar yang diteliti dan dianalisis nilai moralnya berjumlah 30 buah cerpen.
Berdasarkan analisis data maka nilai moral yang temukan dalam surat kabar Republika adalah nilai moral kesetiaan sebanyak sebanyak 11 cerpen ditandai oleh
372
sebanyak 4 cerpen ditandai oleh ciri penanda mencintai secara tulus; dan nilai moral kesabaran sebanyak 7 cerpen ditandai oleh ciri penanda tidak terjebak pada kenikmatan duniawi, serta tidak putus asa dalam setiap usaha.
c. Surat Kabar Kompas dan Republika
373
kedermawanan sebanyak 5 cerpen dengan ciri penanda pengorbanan utamanya dalam bentuk materi, dan rela menyedekahkan harta seperlunya kepada yang berhak.
2. Citraan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar
a. Surat Kabar Kompas
Citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dibagi menjadi tujuah bagian yaitu citraan penglihatan (visual), citraan gerak (kinstetik), citraan badan (organik), citraan perabaan (taktil), citraan pencecapan (gustatif), citraan penciuman (olfaktif), dan citraan pendengaran (auditif). Keseluruhan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas yang diteliti dan dianalisis citraannya berjumlah 30 buah cerpen.
374
penciuman (olfaktif) sebanyak 2 cerpen. Ciri penanda citraan penciuman (olfaktif) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat dapat mencium bau anyir dan amis; citraan badan (organik) sebanyak 4 cerpen. Ciri penanda citraan badan (organik) yang yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan melihat atau merasakan badan yang letih, lesu, lemas, dan lain-lain; dan citraan gerak (kinestetik) sebanyak 6 cerpen. Ciri penanda citraan badan (organik) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan merasakan gerakan badan atau gerakan otot-otot tubuh.
b. Surat Kabar Republika
Citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar dibagi menjadi tujuah bagian yaitu citraan penglihatan (visual), citraan gerak (kinstetik), citraan badan (organik), citraan perabaan (taktil), citraan pencecapan (gustatif), citraan penciuman (olfaktif), dan citraan pendengaran (auditif). Keseluruhan cerpen kontemporer dalam surat kabar yang diteliti dan dianalisis citraannya berjumlah 30 buah cerpen.
375
dapat didengar oleh penulis cerita pendek; citraan perabaan (taktil) sebanyak 1 cerpen. Ciri penanda citraan perabaan (taktil) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat meraba suatu barang sehingga lembut serta menimbulkan perasaan tertentu; citraan pencecapan (gustatif) sebanyak 2 cerpen. Ciri penanda citraan perabaan (taktil) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat merasakan manis dan pahit, citraan penciuman (olfaktif) sebanyak 3 cerpen. Ciri penanda citraan penciuman (olfaktif) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat dapat mencium busuk dan lain-lain, citraan badan (organik) sebanyak 5 cerpen. Ciri penanda citraan badan (organik) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan melihat atau merasakan badan yang lapar, mual, pusing, dan lain-lain; dan cCitraan gerak (kinestetik) sebanyak 3 cerpen. Ciri penanda citraan badan (organik) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan merasakan atau melihat gerakan badan.
c. Surat Kabar Kompas dan Republika
376
lain-lain. Citraan perabaan (taktil) sebanyak 4 cerpen dengan ciri penanda pembaca seakan-akan dapat meraba suatu barang sehingga terasa kasar ataupun halus, keras atau lembut serta menimbulkan perasaan tertentu. Citraan pencecapan (gustatif) sebanyak 5 cerpen dengan ciri penanda pembaca seakan-akan dapat merasakan asin, asam, manis, pahit, dan lain-lain. Citraan penciuman (olfaktif) sebanyak 5 cerpen, dan citraan pendengaran (auditif) sebanyak 1 cerpen dengan ciri penanda pembaca seakan-akan dapat dapat mencium bau anyir, amis, busuk, dan lain-lain.
3. Pemilihan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Menjadi Bahan Ajar
a. Surat Kabar Kompas
Kesesuaian pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar, aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar, dan aspek kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan prinsip penyusunan bahan ajar.
1) Aspek Kesesuaian Isi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dengan Bahan Ajar
377
subaspek alur cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek landas tumpu (setting) mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek tokoh/penokohan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek nilai moral cerpen mendukung pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek citraan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Rata-rata penilaian responden kesesuaian aspek isi cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dengan bahan ajar adalah 3,81 (baik sesuai dengan bahan ajar).
2) Aspek Pemilihan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas sebagai Bahan Ajar
378
aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dengan bahan ajar adalah 3,80 (layak dijadikan bahan ajar).
3) Aspek Kesesuaian Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
Aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi tiga subaspek, yaitu subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip relevansi (kesesuaian materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai), subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip konsistensi (ajeg antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai), subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip adekuasi (memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang ingin dicapai). Rata-rata penilaian responden kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dengan prinsip pemilihan bahan ajar sebesar 3,85 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).
b. Surat Kabar Republika
379
1) Aspek Kesesuaian Isi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Republika sebagai Bahan Ajar
Aspek isi cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi sembilan subaspek, yaitu subaspek materi cerpen memuat aspek keterampilan bersastra, subaspek materi cerpen memuat aspek pengalaman bersastra, subaspek materi cerpen memuat aspek pembelajaran bersastra, subaspek tema cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek alur cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek landas tumpu (setting) mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek tokoh/penokohan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek nilai moral cerpen mendukung pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek citraan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Rata-rata penilaian responden kesesuaian aspek isi cerpen kontemporer dalam surat kabar Republika dengan bahan ajar adalah 4,25 (baik sesuai dengan bahan ajar).
2) Aspek Pemilihan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Republika sebagai Bahan Ajar
380
kemampuan berbahasa siswa, subaspek berkaitan dengan isi cerpen sesuai tingkat perkembangan kematangan psikologis siswa, subaspek latar belakang budaya cerpen sesuai kondisi lingkungan belajar siswa, subaspek cerpen membantu membantu keterampilan berbahasa siswa, subaspek cerpen meningkatkan pengetahuan budaya siswa, subaspek cerpen mengembangkan cipta dan rasa siswa, dan subaspek cerpen menunjang pembentukan watak siswa. Rata-rata penilaian responden kesesuaian aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar Republika dengan bahan ajar adalah 3,78 (layak dijadikan bahan ajar).
3) Aspek Kesesuaian Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Republika dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
Aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi tiga subaspek, yaitu subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip relevansi (kesesuaian materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai), subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip konsistensi (ajeg antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai), subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip adekuasi (memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang ingin dicapai). Rata-rata penilaian responden kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Republika dengan prinsip pemilihan bahan ajar sebesar 4,09 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).
381
c. Surat Kabar Kompas dan Republika
Kesesuaian pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar, aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar, dan aspek kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan prinsip penyusunan bahan ajar.
1) Kesesuaian Isi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan
Republika dengan Bahan Ajar
382
citraan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebesar 3,99 (baik sesuai dengan bahan ajar).
Rata-rata penilaian responden pada aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer dengan bahan ajar yang bersumber dari surat kabar Kompas sebesar 3,81 (baik sesuai dengan bahan ajar) dan surat kabar Republika sebesar 4,25 (baik sesuai dengan bahan ajar). Rata-rata penilaian responden untuk cerpen kontemporer yang bersumber dari surat kabar Kompas dan Republika sebesar 4,03 (baik sesuai dengan bahan ajar).
2) Aspek Pemilihan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan
Republika sebagai Bahan Ajar
Aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi sepuluh subaspek.
383
subaspek cerpen meningkatkan pengetahuan budaya siswa sebesar 3,70 (layak dijadikan bahan ajar), subaspek cerpen mengembangkan cipta dan rasa siswa sebesar 3,67 (layak dijadikan bahan ajar), dan subaspek cerpen menunjang pembentukan watak siswa sebesar 3,77 (layak dijadikan bahan ajar).
Rata-rata penilaian responden pada aspek pemilihan cerpen kontemporer sebagai bahan ajar yang bersumber dari surat kabar Kompas sebesar 3,79 (layak dijadikan bahan ajar) dan surat kabar Republika sebesar 3,77 (layak dijadikan bahan ajar). Rata-rata penilaian responden kesesuaian aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan 383ahan ajar adalah 3,78 (layak dijadikan bahan ajar).
3) Aspek Kesesuaian Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan
Republika dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
384
Rata-rata penilaian responden kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan prinsip pemilihan bahan ajar sebesar 3,96 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).
4. Respon Siswa terhadap Pemilihan Cerpen Kontemporer Sebagai Bahan Ajar
Respon siswa terhadap pemilihan cerpen kontemporer dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar, kesesuaian pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar, dan kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan prinsip penyusunan bahan ajar.
a. Respon Siswa terhadap Aspek Kesesuaian Isi Cerpen Kontemporer dengan Bahan Ajar
385
alur cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,67 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek landas tumpu (setting) mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,56 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek tokoh/penokohan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,87 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek nilai moral cerpen mendukung pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,79 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek citraan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,82 (baik sesuai dengan bahan ajar). Secara umum respon siswa terhadap kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar menunjukkan rata-rata sebesar 3,79 (baik sesuai dengan bahan ajar).
b. Respon Siswa terhadap Aspek Kesesuaian Isi Cerpen Kontemporer dengan Bahan Ajar
386
sebesar 3,78 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek isi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,72 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek ungkapan/referensi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,95 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek isi cerpen sesuai tingkat perkembangan kematangan psikologis, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 4,05 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek latar belakang budaya cerpen sesuai kondisi lingkungan belajar siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,58 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek cerpen membantu keterampilan berbahasa siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,63 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek cerpen meningkatkan pengetahuan budaya siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,67 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek cerpen mengembangkan cipta dan rasa siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,85 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek cerpen menunjang pembentukan watak siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,97 (layak dijadikan bahan ajar)). Rata-rata respon siswa tentang pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar, sebesar 3,77 (layak dijadikan bahan ajar).
c. Respon Siswa terhadap Aspek Kesesuaian Cerpen Kontemporer dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
387
aspek kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan prinsip pemilihan bahan ajar subaspek cerpen sesuai prinsip relevansi (kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai) respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,95 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar). Subaspek cerpen sesuai prinsip konsistensi (ajeg antara materi pokok dengan kompetensi dasar), respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,88 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar). Subaspek cerpen sesuai prinsip adekuasi, memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 4,06 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar). Rata-rata respon siswa tentang kesesuaian pemilihan cerpen kontemporer dengan prinsip penyusunan bahan ajar, sebesar 3,96 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).
5. Hasil Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Sesuai dengan data hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang diperoleh dari empat kali tes mengenai pemahaman siswa terhadap nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar, maka diketahui berdasarkan hasil olah data hasil pembelajaran sudah sesuai standar ketuntasan belajar klasikal yang diharapkan.
a. Hasil Pembelajaran Materi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar
Kompas
388
80-89 (baik) diperoleh sebanyak 11 siswa, nilai 70-79 (cukup) diperoleh 23 siswa, nilai 60-69 (kurang) sebanyak 3 siswa, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai
≤ 5,9 (gagal).
Hasil pembelajaran untuk aspek pemahaman citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar adalah nilai 70-79 (cukup) diperoleh 26 siswa atau, nilai 60-69 (kurang) sebanyak 12 siswa, nilai ≤ 5,9 (kategori gagal) sebanyak 2 siswa, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai 80-89 (baik) dan nilai 90-100 (baik sekali).
b. Hasil Pembelajaran Materi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar
Republika
Hasil pembelajaran untuk aspek pemahaman nilai moral cerpen kontemporer dalam surat kabar adalah nilai 90-100 (baik sekali) diperoleh sebanyak 3 siswa, nilai 80-89 (baik) diperoleh sebanyak 15 siswa atau, nilai 70-79 (cukup) diperoleh 20 siswa, nilai 60-69 (kurang) sebanyak 2 siswa, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai ≤ 5,9 (gagal).
389
c. Hasil Pembelajaran Materi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar
Kompas dan Republika
Hasil pembelajaran materi cerpen kontemporer dalam surat kabar adalah hasil olah data dari tes hasil pembelajaran terhadap tingkat penguasaan materi pembelajaran cerpen.
1) Hasil Pembelajaran untuk Aspek Pemahaman Nilai Moral
Hasil pembelajaran untuk aspek pemahaman nilai moral dalam cerpen kontemporer dalam surat kabar adalah nilai 90-100 (baik sekali) untuk surat kabar Kompas diperoleh sebanyak 3 siswa dan surat kabar Republika sebanyak 3 siswa.
Nilai 80-89 (baik) untuk surat kabar Kompas diperoleh sebanyak 11 siswa dan surat kabar Republika sebanyak 15 siswa. Nilai 70-79 (cukup) untuk surat kabar Kompas diperoleh 23 siswa dan surat kabar Republika sebanyak 20 siswa. Nilai 60-69 (kurang) sebanyak 3 siswa dan surat kabar Republika sebanyak 2 siswa. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai ≤ 5,9 (gagal) untuk surat kabar Kompas dan surat kabar Republika.
2) Hasil Pembelajaran untuk Aspek Pemahaman Citraan
Hasil pembelajaran untuk aspek pemahaman citraan dalam cerpen kontemporer dalam surat kabar adalah untuk surat kabar Kompas tidak ada siswa yang memperoleh nilai 90-100 (baik sekali) dan nilai 80-89 (baik), pada surat kabar Republika sebanyak 3 siswa yang memperoleh nilai 90-100 (baik sekali) dan
390
surat kabar Kompas diperoleh 26 siswa dan surat kabar Republika sebanyak 23 siswa. Nilai 60-69 (kurang) sebanyak 12 siswa dan surat kabar Republika sebanyak 1 siswa. Nilai ≤ 5,9 (gagal) untuk surat kabar Kompas sebanyak 2 siswa dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai ≤ 5,9 (gagal) untuk surat kabar Republika.
3) Hasil Pembelajaran untuk Aspek Pemahaman Nilai Moral dan Citraan
Hasil pembelajaran untuk aspek pemahaman nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar adalah nilai 90-100 (baik sekali) untuk surat kabar Kompas diperoleh sebanyak 3 siswa dan surat kabar Republika sebanyak 6 siswa.
Nilai 80-89 (baik) untuk surat kabar Kompas diperoleh sebanyak 8 siswa dan surat kabar Republika sebanyak 7 siswa. Nilai 70-79 (cukup) untuk surat kabar Kompas diperoleh 26 siswa dan surat kabar Republika sebanyak 26 siswa. Nilai 60-69 (kurang) sebanyak 3 siswa dan surat kabar Republika sebanyak 1 siswa. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai ≤ 5,9 (gagal) untuk surat kabar Kompas dan surat kabar Republika.
6. Temuan dan Kaitan Nilai Moral dan Citraan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan Republika
a. Temuan Nilai Moral dan Citraan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar
Kompas dan Republika
391
apakah ia suka terhadap sesuatu atau tidak, membantu orang menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk tentang objek orang, ide, gaya perilaku dan yang lainnya dan citraan dengan ciri utama menimbulkan efek-efek tertentu kepada pembaca seperti seolah-olah melihat, mendengar, mencium, dan merasakan sesuatu, pembaca dapat melihat, merasakan, menyentuh bahkan, kalau perlu mengalami segala sesuatu yang tersebut dalam cerita pendek. Dengan demikian, pemilihan bahan ajar cerita pendek yang didahului kajian nilai moral, citraan, dan identifikasi terhadap bacaan cerita pendek kontemporer dan penemuan bahan ajar cerita pendek tambahan serta alternatif yang akan digunakan di sekolah dan tingkat kemampuan pemahaman siswa, kemampuan siswa menguasai bahan ajar suatu cerita pendek kontemporer merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan cerpen sebagai bahan ajar.
Akan tetapi, bagaimanapun nilai moral dan citraan cerpen harus dikupas, dikuliti agar terasa keutuhannya. Ketika menemukan nilai moral dan citraan dalam cerpen tersebut maka cerpen tersebut terasa bernilai, terasa mengandung sesuatu yang berharga. Jadi, nilai moral dan citraan harus dikuliti, harus diapresiasi, agar cerita itu terasa berbobot dan bermanfaat sehingga layak dijadikan bahan ajar.
392
pegangan untuk memilih objek bahan ajar cerita pendek yang berkait dengan pembinaan apresiasi sastra. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bahan pelajaran harus mampu membantu siswa mengenal dan memahami manusia secara lebih baik.
2. Bahan pelajaran seharusnya mampu membuat siswa memahami serta menghayati kehidupan secara lebih baik.
3. Bahan pelajaran sebaiknya dipilihkan yang memungkinkan pekerjaan jiwa dan perasaan siswa berkembang dengan baik.
4. Bahan pelajaran hendaknya menunjang pemahaman yang lebih baik terhadap kebudayaan pada umumnya dan kebudayaan nasional pada khususnya.
5. Bahan pelajaran sebaiknya dipilihkan dari karya yang menonjol dalam sejarah perkembangan sastra.
393
b. Temuan Kaitan Nilai Moral dan Citraan dengan Pemilihan Bahan Ajar Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan Republika
1) Temuan Kaitan Nilai Moral dan Citraan dengan Pemilihan Bahan Ajar Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas
Temuan kaitan nilai moral dan citraan dengan pemilihan bahan ajar aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer dengan bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menunjukkan bahwa cerpen kontemporer dalam surat kabar telah memenuhi kriteria bahan ajar yang baik berdasarkan hasil analisis kajian menunjukkan nilai moral yang dijunjung tinggi, citraan yang baik, dan rata-rata penilaian responden aspek pemilihan kesesuaian isi cerpen kontemporer dengan bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 3,81 (baik sesuai dengan bahan ajar), aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer sebagai bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 3,80 (layak dijadikan bahan ajar), dan aspek kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dengan prinsip penyusunan bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 3,85 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).
2) Temuan Kaitan Nilai Moral dan Citraan dengan Pemilihan Bahan Ajar Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Republika
394
menunjukkan nilai moral yang dijunjung tinggi, citraan yang baik, dan rata-rata penilaian responden aspek pemilihan kesesuaian isi cerpen kontemporer dengan bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 4,25 (baik sesuai dengan bahan ajar), aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer sebagai bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 3,78 (layak dijadikan bahan ajar), dan aspek kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Republika dengan prinsip penyusunan bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 4,07 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).
3) Temuan Kaitan Nilai Moral dan Citraan dengan Pemilihan Bahan Ajar Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan Republika
395
dengan prinsip penyusunan bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 3,96 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).
c. Temuan Kaitan Nilai Moral dan Citraan dengan Hasil Pembelajaran Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan Republika
396
d. Temuan Keterkaitan Antarnilai Moral dalam Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan Republika
Temuan keterkaitan (linearitas) antarnilai moral dalam cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dapat dideskripsikan sebagai berikut.
1) Temuan Keterkaitan Antarnilai Moral dalam Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas
Temuan keterkaitan (linearitas) antarnilai moral dalam cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dapat dideskripsikan bahwa keterkaitan antarnilai moral yang paling menonjol pada cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas adalah nilai moral kesetiaan dengan nilai moral persahabatan dan nilai moral kesabaran yang berada pada satu tempat yang sama, ini berarti nilai pelaku yang memiliki moral kesetiaan pada umumnya juga memiliki nilai moral persahabatan