• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEER TUTORING BERBASIS LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEER TUTORING BERBASIS LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PEER TUTORING BERBASIS LABORATORIUM DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

TIARASARI

0802665

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penerapan

Peer Tutoring

Berbasis

Laboratorium dalam Pembelajaran Fisika

SMA untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa

Oleh Tiarasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Tiarasari 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PEER TUTORING BERBASIS LABORATORIUM DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh : Tiarasari NIM. 0802665

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Sutrisno, M. Pd. NIP. 195801071986031001

Pembimbing II

Waslaluddin, M. T. NIP. 196302071991031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

(4)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PEER TUTORING BERBASIS LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA

Tiarasari NIM: 0802665

Pembimbing I: Sutrisno, M. Pd Pembimbing II: Waslaluddin, M. T

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan hasil belajar fisika siswa sebagai dampak penerapan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium. Hal ini dilatarbelakangi dari proses pembelajaran fisika di sekolah menengah yang hanya berpusat pada guru, prestasi belajar mata pelajaran fisika yang rendah, serta jarangnya pembelajaran fisika menggunakan laboratorium. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre Experiment. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah lembar observasi keterlaksanaan model, observasi psikomotor dan tes kognitif berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda materi perpindahan kalor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penerapan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium pada hasil belajar siswa secara umum meningkat dengan kategori peningkatan sedang. Hal ini diindikasikan oleh rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> hasil belajar siswa sebesar 0,61. Rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> untuk setiap indikator aspek konitif yang ditinjau yaitu hafalan (C1) sebesar 0,49 meningkat dalam kategori sedang, pemahaman (C2) sebesar 0,53 meningkat dalam kategori sedang, penerapan (C3) sebesar 0,44 meningkat dalam kategori sedang, dan analisis (C4) sebesar 0,60 dalam kategori sedang.

(5)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research aims to gain an overview of the improved achievement of students in physics as a result of the application of peer tutoring laboratory based learning. It is against the backdrop of the physics learning process in high school that only teacher-centered, achievement of physics subjects are low, and lack of physics learning on laboratory. The method used in this research is the Pre Experimental methods. The research was conducted in one of the high schools in Bandung . Instruments used in data collection are observation sheets of feasibility learning models, Instruments used in data collection are observation sheets feasibility models, psychomotor and cognitive test observation form multiple-choice written test of heat transfer material. The results showed that the effect of the application of peer tutoring laboratory based learning on student achievement generally increased with increasing categories medium. This is indicated by an average score of normalized gain <g> student achievement by 0.61.The average score of normalized gain <g> for each indicator cognitive aspects are reviewed, knowledge ( C1

) increased by 0.49 in the medium category, comprehension ( C2 ) increased by 0.53 in the

medium category, application ( C3 ) increased by 0.44 in the medium category, and analysis ( C4

) increased by 0.60 in the medium category.

(6)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Variabel Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Model Pembelajaran Peer Tutoring ... 8

B. Pembelajaran Berbasis Laboratorium ... 14

C. Hasil Belajar ...16

D. Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium dan Hasil Belajar Siswa yang diharapkan ...20

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Metode Penelitian ... 23

B. Desain Penelitian ... 24

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

D. Instrumen Penelitian ... 26

E. Prosedur dan Tahap Penelitian ... 30

F. Teknik Pengolahan Data ... 34

(7)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

A. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 40

B. Hasil Belajar Ranah Psikomotor. ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(8)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Fase Pembelajaran Peer Tutoring (Tutor Sebaya) ... 12

Tabel 2.2. Hubungan Langkah-langkah Model Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dengan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Psikomotor . ... 20

Tabel 3.1. Hasil Uji Coba Instrumen ... 26

Tabel 3.2. Kriteria n-gain ... 34

Tabel 3.3. Kriteria psikomotor ... 35

Tabel 3.8. Intrepretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 36

Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Peer Tutoring Berbasis Laboratorium ... 38

Tabel 4.2. Persentase Keterlaksanaan Tugas Tutor ... 39

Tabel 4.3. Rekapitulasi Skor Tes Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa ... 40

Tabel 4.4. Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif Tiap Jenjang ... 43

(9)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Desain Penelitian ... 26

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian ... 33

Gambar 4.1. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif

... 42

Gambar 4.2. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif tiap jenjang

...44

Gambar 4.3. Diagram Hasil Belajar Psikomotor tiap Indikator pada tiap

Pertemuan ... 47

Gambar 4.4. Diagram Hasil Penskoran Hasil Belajas Aspek Psokomotor Tiap

(10)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A ... 55

A.1. Perangkat Pembelajaran Pertemuan 1 ………..56

A.1.a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1……….56

A.1.b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pertemuan 1………61

A.2. Perangkat Pembelajaran Pertemuan 2………...65

A.2.a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2………..65

A.2.b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pertemuan 2……….69

A.3. Perangkat Pembelajaran Pertemuan 3………71

A.3.a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3………..71

A.3.b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pertemuan 3……….75

Lampiran B ... 77

B.1 Instrumen uji coba……..……….78

B.2 Distribusi Skor Uji Coba Instrumen………92

B.3 Analisis Uji Coba Istrumen……….94

a. Analisis Validitas Butir Soal……….94

b. Analisis Reabilitas Butir Soal………96

c. Analisis Tingkat Kesukaran………..98

d. Analisis daya pembeda……….100

e. Rekap analisis………...102

Lampiran C ... 104

(11)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C. 1. a Kisi-kisi Soal………105

C. 1. b Soal………...115

C. 2. Lembar Observasi Psikomotor……….119

C. 3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran……….121

C. 4. Lembar Observasi Tugas Tutor………...130

Lampiran D ... 131

D. 1. Distribusi Skor Pre Test dan Post Test………132

D. 2. Gain………..134

D. 3. Peningkatan Kognitif Tiap Jenjang……….135

D. 4. Peningkatan Hasil Belajar Psikomotor……….139

D. 5. Keterlaksanaan Model Pembelajaran………...141

D. 6. Keterlaksanaan Tugas Tutor………142

Lampiran E ... 143

Dokumentasi Penelitian ... 144

Lampiran F ... 146

F. 1. Format Isian Bimbingan Skripsi………..147

F. 2. Format Isian Judgement………...148

F. 3. Format Isian Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran...160

F. 4. Format Isian Lembar Observasi Psikomotor………169

F. 5. Format Isian Lembar Observasi Tugas Tutor….……….190

Lampiran G ... 212

G. 1. Surat Permohonan Izin Uji Instrumen dan Penelitian………..213

G. 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Instrumen dan Penelitian….214 G. 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan………...215

(12)

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Lampiran H ... 219

Studi Pendahuluan………220

H. 1. Format Observasi……….220

H. 2. Format Wawancara………..221

H. 3. Angket Siswa………...222

H. 5. Data Hasil Angket Observasi………...224

H. 4. Data Hasil Angket………226

H. 5. Data Hasil Wawancara……….227

(13)

1

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa :

„Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik‟ (Widhy, 2010: 1).

Hussain (2011: 2) mengemukakan adanya penurunan minat dalam

mempelajari fisika sebagaimana dikemukakannya bahwa :

Di antara mata pelajaran, fisika merupakan ilmu yang dianggap paling menantang bagi para guru dan siswa. Ini adalah masalah internasional, yaitu minat untuk belajar ilmu fisika menurun serta kurangnya antusiasme siswa untuk mengambil jurusan fisika di sekolah dan perguruan tinggi.

Semela dalam (Hussain, 2011: 2) melaporkan bahwa „Penurunan angka

pendaftaran dan kelulusan dalam fisika di semua tingkat telah nyata, bahkan di

negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Belanda‟.

Muslih (2007: 1) mengemukakan bahwa “Dengan tatap muka untuk mata

pelajaran fisika di SMA, 6 jam/minggu, hasil belajar siswa khususnya untuk fisika

masih rendah, dibandingkan hasil mata pelajaran lainnya”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan mata

pelajaran yang sulit, yang merupakan salah satu faktor rendahnya hasil belajar

siswa sehingga minat dan kelulusan mata pelajaran fisika siswa rendah.

Dengan demikian guru harus berupaya memilih dan menerapkan strategi

(14)

2

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tujuan yang diharapkan guru dapat tercapai. Begitupun dalam pembelaran fisika.

Ilmu fisika merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan melalui kegiatan

eksperimen yang berkaitan dengan gejala alam. Siswa tidak bisa hanya duduk di

kelas dan mendengarkan guru atau menghafal semua rumus yang dipelajari dalam

pembelajaran fisika.

Untuk mengetahui kondisi hasil belajar siswa dan metode pembelajaran

yang dilakukan guru dalam pembelajaran fisika, peneliti melakukan studi

pendahuluan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Studi pendahuluan

dilakukan pada tanggal 30 Maret 2012 sampai dengan 6 April 2012. Dalam studi

pendahuluan ini peneliti menyebarkan angket kepada siswa, melakukan

wawancara dengan guru fisika dan melakukan observasi kelas di sekolah tersebut.

Instrumen-instrumen yang digunakan dalam studi pendahuluan tersebut dapat

dilihat dalam lampiran halaman 219 sampai dengan halaman 222. Dari studi

pendahuluan ini diperoleh data tentang respon siswa terkait mata pelajaran fisika,

kondisi pencapaian hasil belajar siswa, permasalahan-permasalahan terkait

pembelajaran fisika, dan gambaran kondisi pembelajaran fisika di kelas seperti

yang terdapat pada lampiran halaman 223 sampai dengan halaman 228.

Setelah dilakukan analisis terhadap data-data hasil studi pendahuluan

tersebut diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Data hasil penyebaran angket

a. Fisika termasuk mata pelajaran yang tidak menyenangkan bagi siswa. 57

% dari 40 siswa menyatakan tidak senang belajar fisika dan 42,5 % dari 40

siswa menyatakan senang belajar fisika.

b. 70 % siswa menyatakan tidak paham dan tidak senang belajar fisika di

kelas dan 100 % siswa menyatakan tidak pernah melaksanakan percobaan

di laboratorium.

c. 65 % siswa menyatakan paham jika teman sebayanya mengajarkan mata

(15)

3

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. 90 % siswa menyatakan paham jika belajar fisika secara berkelompok dan

melakukan percobaan.

2. Dari hasil Ujian Tengan Semester (UTS) Fisika

Berdasarkan hasil ujian tengah semester yang terdapat pada lampiran

halaman 229, dari 40 orang siswa dengan nilai Kriteria Kelulusan Minimal

(KKM) untuk ranah kognitif adalah 65, hanya 7,5% yang lulus UTS mata

pelajaran fisika dan sisanya 92,5 % tidak lulus UTS mata pelajaran fisika. Untuk

siswa yang nilainya di bawah KKM guru mata pelajaran memberikan remedial

hingga nilanya memenuhi KKM.

3. Data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika

Pada pembelajaran yang telah dilakukan, guru tidak pernah melakukan

eksperimen di laboratorium terkait materi yang disampaikan. Hal tersebut

dikarenakan guru sudah dibebani dengan jam pelajaran yang padat sehingga tidak

ada waktu bagi guru untuk mempersiapkan eksperimen tersebut.

Padahal menurut Widhy (2010: 2) “Pembelajaran IPA idealnya dilakukan

kegiatan eksperimen, karena pembelajaran IPA (salah satunya fisika)

dikembangkan melalui eksperimen”. Untuk semester 1 di kelas X, guru belum pernah melaksanakan percobaan di laboratorium. Guru hanya mengajar di kelas

dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Selama

pembelajaran di kelas guru tidak pernah membagi siswa ke dalam beberapa

kelompok, karena dikhawatirkan pembelajaran tidak terlaksana dengan baik.

Dari hasil studi lapangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

permasalahannya yang dialami siswa adalah rendahnya hasil belajar yang

disebabkan oleh kurang tepatnya penerapan model, metode atau strategi

pembelajaran fisika. Menurut Mazur :

(16)

4

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hussain (2011:1) mengemukakan bahwa “Penggunaan ceramah tradisional tidak

membantu pembelajaran sains. Akibatnya siswa menghadapi masalah dalam

belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan”.

Untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar fisika dapat dilakukan

dengan cara menerapkan pembelajaran dimana siswa terlibat aktif dan memahami

materi pembelajaran, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. “Salah satu

metode pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah model

pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang didasarkan pada

kebersamaan, sehingga akan membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman

materi pelajaran” (Kurniati, 2009). Selain itu setiap siswa memiliki kemampuan

yang berbeda-beda, sehingga siswa yang mempunyai kemampuan rendah akan

dibantu dalam proses pemahamannya oleh siswa yang mempunyai kemampuan

lebih.

Model pembelajaran kooperatif yang memfasilitasi siswa yang mempunyai

kemampuan yang berbeda-beda adalah model pembelajaran kooperatif Peer

Tutoring. Dilakukan oleh teman yang seangkatan yang memiliki kepedulian untuk membantu teman-temannya dalam memahami pelajaran.

Permasalahan lain adalah kurangnya waktu untuk melaksanakan praktikum

di Laboratorium, karena waktu sudah banyak digunakan untuk menyelesaikan

materi. Oleh karena itu menurut Widhy :

Guru perlu merancang pembelajaran fisika yang berbasis laboratorium, artinya pembelajaran konsep dilakukan bersamaan dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Disini guru harus bisa membuat perencanaan pembelajaran yang berbasis laboratorium, namun tidak semua materi pembelajaran fisika bisa dipraktikkan sehingga guru harus menganalisis materi mana yang harus diajarkan di laboratorium (2010: 2).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian yang diberi judul

(17)

5

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu; Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan peer

tutoring berbasis laboratorium?

Permasalahan penelitian di atas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkan peer tutoring

berbasis laboratorium?

2. Bagaimana hasil belajar ranah psikomotor siswa setelah diterapkan peer

tutoring berbasis laboratorium?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar ranah kognitif dilihat berdasarkan skor pre test dan post

test pada materi perpindahan kalor dengan tingkatan ranah kognitif C1 sampai dengan C4 berdasarkan taksonomi Bloom. Dianalisis setiap

jenjangnya menggunakan gain yang dinormalisasi.

2. Hasil belajar ranah psikomotorik yang diobservasi adalah merangkai/

menggunakan alat, melakukan pengukuran dan pengamatan,

mengumpulkan data, dan membuat laporan hasil pengamatan

berdasarkan kriteria psikomotor menurut Dave. Dianalisis setiap

kategorinya menggunakan lembar observasi pada kegiatan percobaan

di laboratorium mengenai perpindahan kalor.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model

(18)

6

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah keterlaksanaan model

pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium.

2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

F. Definisi Operasional

1. Keterlaksaaan Model Pembelajaran Peer Tutoring Berbasis Laboratorium

Keterlaksanaan model pembelajaran yang dimaksud adalah

terlaksananya setiap tahapan pembelajaran. Pembelajaran peer tutoring

berbasis laboratorium yang dimaksud adalah pembelajaran yang berpusat

pada siswa dengan siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam

pelajaran fisika sebagai tutor yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan

di laboratorium. Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium

yang digunakan sebagai variabel bebas pada penelitian ini, dilakukan

observasi aktivitas guru, tutor dan siswa dengan menggunakan lembar

observasi oleh observer.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan semua ranah perubahan dalam diri siswa

yang ditunjukkan dengan tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan

ranah psikomotor. Dalam penelitian ini hasil belajar ditinjau dalam dua

ranah yaitu ranah kognitif dan ranah psikomotor. Hasil belajar ranah

kognitif yang dimaksud pada penelitian ini dibatasi hanya pada

kemampuan hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis

(C4). Pengukuran ranah kognitif diukur dengan menggunakan tes evaluasi

(19)

7

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

melakukan pengukuran dan pengamatan, mengumpulkan data, dan

membuat laporan hasil pengamatan. Pengukuran ranah psikomotor diukur

dengan menggunakan lembar observasi kinerja siswa.

G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Menumbuhkan pengalaman belajar, aktivitas dan kreatifitas siswa

secara optimal dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga lebih

bermakna.

2. Bagi Guru

Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam

pembelajaran fisika.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berarti untuk

sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran

sehingga sekolah menjadi lembaga pendidikan yang berkembang dan

inisiatif dalam proses pendidikan.

4. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran fisika

menggunakan peer tutoring berbasis laboratorium, sebagai bahan

(20)

8

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

(21)

9

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

(22)

23

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian,

, prosedur dan tahap penelitian, dan teknik pengolahan data penelitian.

A. Metode Penelitian

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya” (Arikunto, 2006: 160). Lebih lanjut Sudjana

(2009: 16) mengemukakan bahwa “Metode dalam suatu penelitian menyangkut

prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian termasuk untuk menguji hipotesis”. Dari kedua kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara yang

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian untuk menjawab masalah

penelitian dengan menggunakan cara dan alat tertentu.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

aksperimen semu (quasi eksperiment), menurut Isaac (Panggabean, 1996: 27) „Penelitian semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang

sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau

memanipulasi semua variabel yang relevan.‟

Dalam metode penelitian eksperimen semu, keberhasilan dan keefektifan

model pembelajaran yang di ujikan dapat dilihat dari perbedaan nilai tes

kelompok eksperimen sebelum di beri perlakuan (pre test) dan setelah diberi

(23)

24

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Metode eksperimen semu digunakan karena peneliti tidak dapat mengontrol

semua variabel yang berpengaruh. Dari hasil studi pendahuluan didapat variabel

yang berpengaruh terhadap siswa yang tidak dapat dikontrol peneliti, diantaranya

karakter siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menjadi subjek

penelitian sangat beragam, setiap kelas yang berbeda guru, berbeda kondisinya,

disamping itu ada siswa yang mengikuti les, bimbingan belajar di luar jam

sekolah.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penggabungan desain

penelitian One Group Pre test and Post test Group dan One Shot Case Study.

Dengan pola :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Di dalam desain ini tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum

treatment dan sesudah treatment. Tes yang dilakukan sebelum treatment (Tawal) disebut pre test, dan tes sesudah treatment (Takhir) disebut post test. perbedaan

antara Tawal dan Takhir yakni Takhir-Tawal diasumsikan merupakan efek dari

treatment. O adalah Observasi untuk ranah psikomotor. Observasi (O) dilakukan bersamaan dengan treatment (X).

Desain penelitian One Group Pre test and Post test dipilih sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui rata-rata hasil belajar ranah

kognitif siswa dan One Shot Case Study untuk mengetahui hasil belajar ranah

(24)

25

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

psikomotor siswa setelah diterapkan model pembelajaran peer tutoring berbasis

laboratorium.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Arikunto (2006: 130), mengemukakan bahwa “Populasi merupakan

keseluruhan subjek penelitian”. Lebih lanjut Panggabean (1996: 5)

mengemukakan bahwa “Populasi merupakan suatu kelompok manusia atau objek yang menjadi perhatian peneliti dalam penelitian, atau suatu wadah penyimpulan

(inferensi) dalam suatu penelitian”. Berdasarkan kedua kutipan di atas, maka yang

dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang dibatasi

oleh kriterium tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di

salah satu SMA di Kota Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Arikunto (2006: 131) mengemukakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Hal ini ditegaskan oleh Panggabean (1996: 5) yang

mengemukakan “Sampel penelitian ialah sebagian dari populasi memiliki ciri-ciri

yang dimiliki populasi”. Maka, dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan

sebagian dari populasi penelitian yang menggambarkan seluruh karakteristik

populasi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-3 di SMA

tersebut. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik pengambilan

sampel purposive sample, menurut Arikunto:

Teknik purposive sample adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu dan teknik ini biasanya dilakukan beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (2006: 140).

Teknik ini dilakukan peneliti karena tidak memungkinkannya penelitian

menggunakan random, pihak sekolah yang dijadikan tempat penelitian tidak

(25)

26

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini

peneliti membuat seperangkat instrumen penelitian. Instrumen-instrumen tersebut

adalah instrumen tes dan instrumen non-tes.

1. Instrumen Tes

Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis

(paper and pencil test) yaitu berupa tes pilihan ganda dalam bentuk pre test dan

post test. Soal yang digunakan dalam penelitian dibuat dan disesuaikan dengan indikator pembelajaran ranah kognitif jenjang hafalan (C1), pemahaman (C2),

penerapan (C3), dan analisis (C4).

Instrumen tes tersebut terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang telah

memperoleh materi yang akan diujicobakan sebelum instrumen tes digunakan

dalam penelitian. Data hasil uji coba tes dianalisis untuk mendapatkan keterangan

apakah instrumen tersebut layak atau tidak digunakan dalam penelitian dengan

menggunakan analisis validitas tes, reabilitas tes, daya pembeda butir soal dan

tingkat kesukaran butir soal. Cara perhitungan uji coba instrumen selengkapnya

terdapat pada lampiran B.3 halaman 94 sampai dengan halaman 103 . Hasil

ujicoba instrumen dipaparkan pada tabel 3.2 di bawah ini :

Tabel 3. 1 Hasil Uji Coba Instrumen

No Validitas Daya pembeda Tingkat Kesukaran Keputusan Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi

(26)

27

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sekali

(27)

28

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

24 0,33 Rendah 0,27 Cukup 0,74 Mudah Digunakan

25 0,69 Tinggi 0,82 Baik

Sekali

0,53 Sedang Digunakan

26 0,00 Sangat

Berdasarkan pertimbangan hasil judgement, maka soal yang jelek dibuang,

namun ada satu yang direvisi, karena ada kemungkinan siswa kurang mengerti

soal. Sedangkan soal nomor tiga tidak digunakan karena, hanya termuat tiga

pilihan dalam soal yang tidak layak digunakan.

2. Instrumen Non-Tes

Instrumen non-tes yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lembar

observasi psikomotor siswa, tugas tutor dan keterlaksanaan model pembelajaran

peer tutoring berbasis laboratorium. Hal yang akan diamati adalah aktivitas guru, tutor dan siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer.

Observer adalah orang selain guru yang mengobserasi berlangsungnya

pembelajaran, sebelumnya telah dipahamkan mengenai alur penelitian. Berikut ini

penjelasan mengenai observasi psikomotor, observasi tugas tutor dan observasi

keterlaksanaan model pembelajaran.

(28)

29

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Observasi psikomotor dilakukan untuk mengetahui hasil belajar

siswa pada ranah psikomotor dalam proses pembelajaran. Lembar observasi

psikomotor ini berisi penilaian psikomotor setiap siswa dalam setiap

kelompok pada setiap pertemuan. Observer hanya memberikan tanda chek

list (√) pada kolom yang sesuai dengan kriteria/indikator yang diobservasi yaitu menggunakan alat, melakukan pengukuran dan pengamatan,

mengumpulkan data, dan membuat laporan hasil percobaan, dengan rentang

point satu sampai dengan empat, sesuai dengan kegiatan siswa yang terobservasi, observer difasilitasi rubrik psikomotor untuk menilai kegiatan

siswa. Instrumen penilaian psikomotor dapat dilihat pada lampiran C.2

halaman 119.

b) Observasi Tugas Tutor

Observasi tugas tutor dilakukan untuk mengetahui keterlaksaanaan

tugas tutor yang harus dilaksanakan selama pembelajaran. Pada instrumen

ini observer hanya memberikan tanda chek list (√) pada kolom “ya” atau

“tidak” sesuai dengan tugas tutor yang diobservasi. Jika tutor melaksanakan

tugas maka observer memberikan chek list pada kolom “ya” dengan bobot

nilai satu, dan jika tutor tidak melaksanakan tugas maka observer

memberikan chek list pada kolom “tidak” dengan bobot nilai nol.

Instrumen tugas tutor dapat dilihat pada lampiran C.4 halaman 130.

Adapun indikator tugas tutor yaitu; membimbing teman dalam

mengisi lembar kegiatan siswa, memberikan tutorial kepada anggota

kelompok, mengkoordinir proses diskusi, dan menyampaikan permasalahan

kepada guru.

c) Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Observasi keterlaksanaan model pembelajaran digunakan untuk

mengetahui keterlaksaaan tahapan pembelajaran peer tutoring berbasis

(29)

30

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pada kolom “ya” atau “tidak” serta disertai dengan keterangan sesuai

dengan langkah pembelajaran dan fase pembelajaran peer tutoring berbasis

laboratorium. Jika guru melaksanakan tahapan penelitian maka observer

memberikan chek list pada kolom “ya” dengan bobot nilai satu, dan jika

guru tidak melaksanakan tahapan penelitian maka observer memberikan

chek list pada kolom “tidak” dengan bobot nilai nol. Instrumen

keterlaksanaan model pembelajaran dapat dilihat pada lampiran C.3

halaman 121 sampai dengan 129.

Adapun langkah-langkah pembelajaran berupa kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, serta fase pembelajaran

peer tutoring berbasis laboratorium yaitu; memilih materi yang memungkinkan siswa belajar mandiri, membagi siswa ke dalam

kelompok-kelompok kecil, memberikan tugas pada setiap kelompok-kelompok, memberikan

waktu untuk persiapan, menyampaikan materi sesuai dengan tugas yang

diberikan, dan memberikan kesimpulan dan mengklarifikasi jika ada konsep

yang salah.

Lembar observasi tidak diujicobakan, tetapi disesuaikan dengan kriteria

yang akan diobservasi, dan dikoordinasikan dengan observer yang akan mengikuti

proses penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap format observasi.

Lembar observasi ini diisi ketika pembelajaran sedang berlangsung.

E. Prosedur dan Tahap Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketika tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

(30)

31

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat

mengenai permasalahan yang akan dikaji.

b. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi

pembelajaran dalam penelitian, hal ini dilakukan untuk mengetahui

tujuan/kompetensi dasar yang hendak dicapai.

c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan

penelitian.

d. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian yang akan

dilaksanakan.

e. Survei ke lapangan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui

wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika, menyebarkan angket

kepada siswa dan observasi kegiatan pembelajaran di di sekolah

tempat penelitian akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kondisi siswa di sekolah tempat penelitian dilaksanakan,

kondisi sekolah seperti sarana dan prasarana tersedia, kondisi system

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran fisika di sekolah.

f. Menentukan sampel penelitian.

g. Menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi ajar.

h. Menyusun silabus, RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan

skenario pembelajaran mengenai pokok bahasan yang dijadikan

materi pembelajaran dalam penelitian sesuai dengan model peer

tutoring berbasis laboratorium.

i. Membuat dan menyusun instrumen penelitian (instrumen tes, angket

dan instrumen eksperimen).

j. Mengkonsultasikan dan judgment instrumen penelitian kepada dua

orang dosen dan satu orang guru mata pelajaran fisika yang berada di

sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

k. Mengujicobakan instrumen penelitian yang telah dijudgment di

(31)

32

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

l. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian

menentukan soal yang layak untuk dijadikan insrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah menerapkan peer

tutoring berbasis labolatorium sebanyak satu seri pembelajaran. Yaitu:

a. Melaksanakan pre test

Pre test dilaksanakan sebelum penelitian. Pre Test dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal dan kemampuan siswa, juga untuk

pertimbangan dalam menentukan siswa yang akan menjadi tutor.

b. Menentukan tutor berdasarkan siswa yang ditunjuk oleh guru fisika

dikelasnya dan berdasarkan hasil pre test.

c. Menerapkan peer tutoring berbasis laboratorium

Treatment menggunakan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, dilaksanakan pada

tanggal 11 April 2013 sampai dengan 25 April 2013 di salah satu SMA di Kota

Bandung. Kegiatan ini dibuktikan dengan surat keterangan telah melaksankan

penelitian dengan nomor surat No. 070/305/SMA-15/2013 dan dapat dilihat pada

lampiran G.2 halaman 214. Penerapan pembelajaran peer tutoring berbasis

laboratorium dilaksanakan tiga kali pertemuan. Ketiga pertemuan ini dilaksanakan

dalam dua minggu. Pertemuan kesatu dilaksanakan tanggal 11 April 2013 dengan

materi pelajaran yang yang dijadikan topik pembelajaran yaitu mengenai

perpindahan kalor secara konduksi. Pertemuan ke-2 dilaksanakan tanggal 22 April

(32)

33

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengenai perpindahan kalor secara konveksi, dan pertemuan ke-3 dilaksanakan

tanggal 24 April 2013 dengan materi pelajaran yang dijadikan topik pembelajaran

yaitu mengenai perpindahan kalor secar radiasi. Adapun perangkat pembelajaran

untuk ketiga pertemuan tersebut selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A

halaman 55.

d. Melaksanakan post test

Pada akhir pertemuan ketiga, siswa diberikan test akhir, hal tersebut

dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah dan

sebelum diberi perlakuan (treatment).

3. Tahap Akhir

Pada tahapan ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1. Mengolah dan menganalisis data hasil pre test dan post test

2. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan

data.

3. Memberikan saran terhadap ranah penelitian yang kurang.

Secara umum tahap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

digambarkan sebagai berikut :

TAHAP PERSIAPAN TAHAP PELAKSANAAN TAHAP AKHIR

(33)

34

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Tahapan Penelitian

F. Teknik Pengolahan Data 1. Analisis Ranah Kognitif

Perhitungan tes wal dan tes akhir digunakan untuk mengukur ranah

kognitif. Setelah dilakukan pemberian skor, kemudian dihitung nilai gain dari tiap

siswa, dengan menggunakan gain yang dinormalisasi. “Gain skor yang

dinormalisasi <g> merupakan metode yang cocok untuk menganalisis hasil

pre test dan post test. Gain skor yang dinormalisasi <g> juga merupakan indikator yang lebih baik dalam menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan

dari perolehan skor atau post test” (Hake, 1999). Dihitung dengan persamaan

sebagai berikut:

……….(3.6)

Dengan :

<g> = nilai n-gain

Sf = skor rata-rata post test

Si = skor rata-rata test awal

Smaks = skor maksimum yang mungkin

(34)

35

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Analisis Ranah Psikomotor

Ranah psikomotorik siswa di ukur dengan menggunakan format observasi

sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil daftar cek (Format

observasi) kemudian direkapitulasi dan dijumlahkan skor masing-masing siswa

untuk setiap kategori. Skor yang diperoleh siswa pada ranah psikomotorik

kemudian dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus:

0

Data psikomotor yang diperoleh akan dinyatakan dengan teknik statistik

deskriptif, dan kemudian diinterpretasi dengan aturan sebagai berikut :

Tabel 3.7 Interpretasi Ranah Psikomotor

No Persentase Nilai Psikomotor Kriteria

1 80% atau lebih Baik Sekali

Selanjutnya untuk mengetahui profil hasil belajar pada ranah psikomotor,

dan persentase rata-rata digambarkan pada grafik.

3. Pengolahan Lembar Observasi

(35)

36

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

...3.8

Persentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap

kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru

dapat melakukan pembelajaran lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Adapun

Interpretasi terhadap keterlaksanaan model pembelajaran dapat dilihat pada Tabel

3.8:

Tabel 3.8 Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Persentase Keterlaksanaan Model

Pembelajaran Kriteria

KM ≥ 90% Sangat Baik

80% ≤ KM < 90% Baik

70% ≤ KM < 80% Cukup

60% ≤ KM < 70% Kurang

KM < 60% Sangat Kurang

(Rutumanan dalam Ardana, 2008)

Keterangan :

(36)

49 Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya, secara umum dapat dikemukakan kesimpulan

yang diperoleh dan saran yang semoga dapat bermanfaat seperti yang

dikemukakan berikut ini.

A.Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas X di salah

satu SMA di kota Bandung mengenai penerapan pembelajaran peer tutoring

berbasis laboratorium dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar

siswa SMA dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Hasil belajar siswa ranah kognitif yang direpresentasikan oleh pre test dan

post test setelah diterapkan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium pada tiga kali pertemuan berada pada tingkat kategori sedang.

2. Hasil belajar ranah psikomotor setelah diterapkannya model pembelajaran

peer tutoring berbasis laboratorium pada tiga kali pertemuan mengalami penngkatan dengan kategori baik untuk setiap pertemuan

B.Saran

Dari seluruh kegiatan penelitian yang telah dilakukan, saran untuk penelitian

selanjutnya adalah:

1. Perlu diadakannya penelitian mengenai tutor dalam hal kemampuan

mengkoordinir dan menjelaskan materi kepada siswa yang lain terhadap

(37)

50 Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Pengembangan instrumen keterlaksanaan model pembelajaran peer tutoring

berbasis laboratorium dengan menggunakan format yang lebih spesifik

(38)

51

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ardana. I. M. Model. (2008). Pembelajaran yang Berorientasi pada Gaya Kognitif

dan Budaya. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKHSA. 41, (3),

628-649.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Penerbit Aneka Cipta

Arjanggi, R. dan Suprihatin, T. (2010). “Metode Pembelajaran Tutor Teman

Sebaya Meningkatkan Hasil Belajar Berdasar Regulasi-Diri”. Makara Sosial Humaniora.14, (2), 91-97.

Amiruddin, M. (2010). Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII A di MTS

Al-Ma’arif 01 Singosari Malang.

[Online].http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/06130002-m-amiruddin.ps.[12 April 2012].

Bloom, B. S. et al. (1979). Taxonomy of Educational Objectives Book I Cognitive

Domain. London: Longman Group LTD.

Goris et. al. (2010). Fisika SMA/MA kelas X. Jakarta: Grasindo.

Hake, R.R (1998) Interactive Engagement Versus Traditional Methods : A Six

Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductary Physics

Courses. American Journal of Physics, 66(1), pp. 6474

Hake, RR. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. AERAD American

Educational Research Association’s Division, Measurment and Research Methodology. Tersedia :

(39)

52

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hussain, S. (2012). ”Effect of Peer Group Activity-Based Learning on Students

Academic Achevement in Physics at Secondary Level”. International

Journal of Academic Research. 3, (1), 1-2.

Ifah, A. dan Rusijono. (2010). “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar TIK”. Jurnal Teknologi Pendidikan. 10, (2), 26-37.

Kurniati, R.(2010). Penerapan Metode Peer Teaching Untuk Meningkatkan

Perhatian Siswa Terhadap Materi Biologi Siswa Sma Kelas

X.[Online].http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/09.007.[12 April 2012].

Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Muslih, A. (2007). Inovasi PEMBELAJARAN Dengan Bahan Ajar Internet In CD

Dpat Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Listrik Statis Bagi Peserta Didik di SMA negeri 8 Surakarta. [Online]. Tersedia di http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 120817.pdf. [18 April 2012].

Panggabean, L. P. (1996). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Pendidikan Indonesia.

Sadikin, A. (2012). Pengertian Sumber Belajar. [Online]. Tersedia di

http://agus-sadikin.blogspot.com/2012/12/pengertian-sumber-belajar.html. [22 Agustus

(40)

53

Tiarasari, 2013

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sawali. (2007). Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya. [Online].

Tersedia di

http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor-sebaya. [17 April 2012].

Shirran, A. (2006). Evaluating Students. (diterjemahkan oleh Nien Bakti

Soemanto). Jakarta: PT Grasindo.

Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rosda.

Sumintono. B. (2010). Pengajaran Sains dan Praktek Laboratorium. [Online].

Tersedia di

http://www.engineeringtown.com/teachers/tujuan-pengajaran-sains-di-laboratorium.html. [22 Agustus 2013]

Suparno, P.( 2007). Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suyitno, A. (2004). Dasar-dasar Pembelajaran Matematika. Semarang :

Universitas Negeri Semarang.

Widhy, P. H. M.Pd. (2010). Pembelajaran IPA (Kimia) Berbasis Laboratorium.

[online].Tersedia di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBELAJARAN%20 IPA

Gambar

Gambar 3.1.  Desain Penelitian .............................................................................
Gambar 3.1                                                                                                                             Desain Penelitian
Tabel 3. 1                                                                                                                                   Hasil Uji Coba Instrumen
Tabel 3.6 Kriteria n-gain
+3

Referensi

Dokumen terkait

Data Pengalaman Perusahaan yang sejenis 10 Tahun Terakhir Ada Memenuhi

Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan untukmenyelesaikanpendidikan Program Studi D-3 Kimia Industri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera

bahwa keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar Nomor 5 Tahun 1989 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat

Respon Tanaman Tembakau Deli ( Nicotiana tabacum L. ) Pada Beberapa Tingkat Pemberian Air.. Dengan pH

RUMAH ADAT DAN PAKAIAN ADAT SUKU DI INDONESIA1. PROVINSI

Milik Negara/Daerah pada laporan Keuangan Pemerintah Pusat/ Daerah yang akuntabel sesuai dengan nilai wajarnya, serta dalam rangka mewujudkan pengelolaan4. Barang Milik

Bahasa Inggris, sebagai bahasa global sudah tentu harus sejak dini dikuasai, memberikan pengenalan sejak dini adalah hal yang amat baik. Untuk memberikankualitas pendidikan yang

[r]