• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI PENDIDIKAN POLITIK TERHADAP VOTING BEHAVIOR PEMILIH PEMULA PADA PELAKSANAAN PEMILUKADA KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI PENDIDIKAN POLITIK TERHADAP VOTING BEHAVIOR PEMILIH PEMULA PADA PELAKSANAAN PEMILUKADA KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2012."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Juanda, 2013

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting

PEMILIH PEMULA PADA PELAKSANAAN PEMILUKADA

KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2012

(Suatu Penelitian Survey pada SMA Negeri se Kabupaten Aceh Timur)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari untuk Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi

Pendidikan Kewarganegaraan

O l e h

JUANDA 1101673

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(2)

Juanda, 2013

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagai Pendidikan Politik Terhadap

Voting Behavior

Pemilih Pemula Pada Pelaksanaan Pemilukada

Kabupaten Aceh Timur 2012

(Suatu Penelitian Survei Pada SMA Negeri se Kabupaten Aceh Timur)

Oleh Juanda

S.Pd Universitas Syiah Kuala, 2006

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Kewarganegaraan

© Juanda 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Juanda, 2013

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING DAN PENGUJI

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Idrus Affandi,. S. H Dr. Cecep Darmawan,. S. Pd,. S. IP,. M. Si

NIP : 19540404 198101 1 002 NIP. 19690929 199401 1 001

Penguji I, Penguji II,

Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab,. M.A (Ed) Prof. Dr. H. Sapriya,. M. Ed

NIP. 19430401 196709 1 001 NIP. 19630820 198803 1 001

(4)

Juanda, 2013

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting

Prof. Dr. H. Sapriya,. M. Ed

NIP.19630820 198803 1 001

(5)

viii

Juanda, 2013

ABSTRAK

Pemilih pemula merupakan sasaran utama dari partai-partai politik yang mengikuti pemilu di Indonesia karena jumlahnya setengah jumlah keseluruhan pemilih serta orientasi politiknya belum ajeg, sehingga mudah dipengaruhi. Untuk mengatasi hal tersebut maka pemilih pemula memerlukan pendidikan politik yang memadai, karena apabila pemilih pemula tidak mempunyai pendidikan politik yang memadai maka menyebabkan rendahnya kualitas politik pemilih pemula, yang akan berdampak pada rendahnya kualitas pemilu. Penelitian ini menfokuskan pada pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik terhadap voting behavior pemilih pemula pada pelaksanaan Pemilukada di Kabupaten Aceh Timur. Penelitian ini didasarkan pada pada teori voting behavior yang menurut (Gaffar, 1992:4-9) terdapat dua macam teori voting behavior yang dikelompokan dalam dua mahzab besar. Pertama pendekatan voting dari mahzab sosiologis yang dipelopori oleh Columbias University Bureau Of Applied Social Science. Kedua, Pendekatan voting dari mahzab psikologis yang dikembangkan oleh University of Michigan Survey Research Center dan teori keterikatan pendidikan politik di sekolah dari Maftuh dan Sapriya (2005 : 321) yang menyatakan PKn sebagai pendidikan politik, memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilann kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai warga negara yang memiliki kemelekan politik dan kesadaran politik serta kemampuan berpartisipasi politik yang tinggi.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan teknik survei. Hasil penelitian menunjukan bahwa materi pembelajaran PKn, metode pembelajaran PKn dan media pembelajaran Pkn berpengaruh secara signifikan terhadap voting behavior pemilih pemula pada pelaksanaan pemilukada Kabupaten Aceh Timur. Materi pembelajaran Pkn memiliki nilai korelasi dan pengaruh pada kategori sedang. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua siswa begitu paham dengan materi pemilu sebab materi Pendidikan Kewarganegaraan terlalu luas cakupannya. Untuk metode pembelajaran PKn dan Media Pembelajaran PKn memiliki nilai korelasi dan pengaruh berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukan indikasi bahwa guru belum mampu memanfaatkan metode pembelajaran dengan baik dan juga penggunaan media masih kurang dilaksanakan hal ini dikarenakan guru merasa kesulitan untuk memilih media yang cocok untuk pembelajaran, serta membutuhkan waktu untuk mempersiapkan media yang digunakan. Sehingga kegunaan media masih rendah relevasinya terhadap proses pembelajaran.

(6)

ix

Juanda, 2013

ABSTRACT

Beginner Voter represent especial target from politics party following general election in Indonesia because its amount is half total of all Voter and also it political orientation not yet stable, so easy influenced. To overcome the mentioned hence the beginner Voter need adequate politics education, because if beginner Voter don't have adequate politics education hence cause to lower political quality of beginner Voter, to affect at lowering general election quality. This research focused at Civic Education influence as political education to voting behavior of beginner Voter at execution Local election (Pemilukada) in East Aceh Regency.

This Research relied on voting behavior theory which according to (Gaffar, 1992:4-9) there are two kinds of voting behavior theory which group in two big doctrine. First voting approach from sociology doctrine pioneered by Columbias University Bureau of Applied Social Science. Second, Voting approach from psychological doctrine developed by University of Michigan Survey Research Center and politic education binding theory and at the school from Maftuh and Sapriya (2005 : 321) expressing PKN as political education, giving knowledge, attitude and skill to student in order to they able to live as citizen have political aware eyes and the political awareness and also the ability participate high politics.

Approach in this research is quantitative approach. As for method used in this research is analytical descriptive method with survey technique.

(7)

x

(8)

ix A. Pendidikan Kewarganegaraan... ... 7

a. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.. ... 7

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan... 11

B. Pendidikan Politik ... 14

1. Makna Pendidikan Politik ... 14

2. Tujuan Pendidikan politik ... 17

3. Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan politik ... 21

(9)

x

Juanda, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

B. Metodelogi Penelitian ... 35

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.. ... 36

D. Instrumen Penelitian ... 38

E. Proses Pengembangan Instrumen .. ... 41

a. Validitas ... 41

b. Reliabilitas ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 43

H. Hasil pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 54

2. Deskripsi Hasil penelitian ... 55

a. Deskripsi Variabel Materi Pembelajaran PKn ... 55

b. Deskripsi Variabel Metode Pembelajaran PKn... 57

c. Deskripsi Variabel Media Pembelajaran PKn... 58

d. Deskripsi Variabel Evaluasi Pembelajaran PKn ... 60

e. Deskripsi Variabel Voting Behavior ... 61

B. Hasil Uji Analisis Jalur ... 62

1. Normalitas Variabel Voting Behavior ... 62

2. Multikolinearitas ... 64

3. Homogenitas atau Heteroskedastisitas ... 65

4. Menghitung Koefisien Jalur secara simultan (Keseluruhan) ... 66

5. Pengujian secara Individual ... 67

6. Kesimpulan Hasil Analisis Jalur ... 74

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

1. Pengaruh Pembelajaran PKn Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting Behavior Pemilih Pemula ... 75

(10)

xi

Juanda, 2013

4. Media Pembelajaran Pkn Berpengaruh Signifikan

Terhadap Voting Behavior ... 81 5. Evaluasi Pembelajaran Pkn Tidak Berpengaruh Signifikan

Terhadap Voting Behavior ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 87 B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN

(11)

Juanda, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Para siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah mereka yang berumur 17 sampai dengan 21 tahun merupakan pemilih pemula yang baru akan pertama kali mengikuti pemilu. Jumlah dari pemilih pemula ini sangat banyak sehingga partai-partai politik seringkali memburu pemilih pemula sebagai sasaran utama kampanye politik. Berdasarkan data dari Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Aceh Timur tahun 2012, jumlah pemilih pemula sebanyak 20 % dari keseluruhan pemilih.

Besarnya potensi pemilih pemula ini haruslah mendapat perhatian khusus sehingga mereka tidak hanya dimanfaatkan oleh partai politik, salah satu pemanfaatan pemilih pemula adalah saat kampanye mereka kerap hanya dimobilisasi oleh parpol untuk mengikuti kampanye. Selain itu partai politik yang tujuannya hanya untuk menarik suara-suara sebanyak-banyaknya sering kali lupa untuk memberikan pendidikan politik yang baik kepada pemilih pemula sehingga mereka sering melupakan untuk mengingatkkan kepada pemilih pemula untuk benar-benar peduli dengan pemilu. Selain rentan dimanfaatkan oleh partai politik, pemilih pemula juga rentan akan menjadi golput, karena kepedulian mereka terhadap pemilu masih sangat kecil.

Untuk mewujudkan pemilu yang sesuai dengan harapan, sekolah mempunyai peranan penting melalui pendidikan politik bagi siswa. Pendidikan politik di persekolahan dapat diberikan melalui pendidikan pemilih (voters education) bagi siswa sebagai pemilih pemula yang memiliki jumlah sangat

signifikan dalam kegiatan pemilihan.

(12)

Juanda, 2013

pun yang menduduki kursi kepemimpinan adalah mereka yang benar-benar berkualitas, memiliki integritas tinggi, jujur, adil, amanah, dan terhindar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Selain itu, pendidikan politik merupakan metode preventif yang cukup efektif untuk mengeliminasi konflik massa dalam kegiatan politik. Kondisi masyarakat Indonesia yang heterogen dan terkotak-kotak dalam beberapa kelompok menjadi pemicu munculnya konflik. Oleh karena itu, masyarakat, dalam hal ini siswa, diharapkan memiliki kecerdasan politik, sehingga mereka tidak lagi menjadi objek dalam pemilu, tetapi mereka dapat menjadi subjek yang kritis dalam menentukan pilihan politiknya, sekaligus menjadi pendorong pendewasaan partai politik untuk lebih memperjuangkan aspirasi rakyat, bukan kepentingan perorangan atau kelompok.

Guru, khususnya guru PKn memiliki peranan yang penting dalam pendidikan politik di persekolahan. Guru PKn dituntut selalu meningkatkan kemampuan dan wawasannya untuk mengembangkan kurikulum melalui berbagai kegiatan peningkatan profesionalisme guru, baik dalam pengembangan materi, metode, model, maupun media ajar, karena fenomena politik dan ketatanegaraan yang sangat dinamis, sehingga pembelajaran PKn harus mampu menyuguhkan sesuatu yang menarik dan menggairahkan siswa yang haus akan informasi.

Melalui pendidikan politik, para pelajar sebagai bagian dari warga negara dapat melaksanakan hak politiknya dengan kesadaran politik yang kritis dan rasional, sehingga mereka tidak dimanfaatkan secara gegabah oleh orang atau kelompok yang memiliki kepentingan tertentu. Dengan pendidikan politik, diharapkan para pelajar mampu mentransfer dan mensosialisasikan pengetahuannya dalam lingkungannya masing-masing, baik di keluarga maupun masyarakat di sekitarnya.

(13)

Juanda, 2013

dilakukan transfer ketrampilan dan keahlian politik. “Pendidikan politik tidak

akan memadai jika hanya dipandang sebagai dampak pengiring (nurturant effect)

keterlibatan kader dalam aktivitas rutin partai” (Budimansyah dan Suryadi,

2006:160). Melihat kondisi itu maka Pendidikan Kewarganegaraan memegang peranan penting dalam menumbuhkan kesadaran politik, yang salah satunya dapat dilakukan melalui pendidikan politik, bukan hanya dalam jalur persekolahan tetapi juga dalam masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan Kewarganegaraan diluar jalur pendidikan formal dapat pula diartikan sebagai pendidikan politik terhadap masyarakat secara luas, karena pada dasarnya “tujuan Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri adalah menciptakan partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat, baik tingkat lokal

maupun nasional” (Branson, 1999:7)

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul tesis Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting Behavior

Pemilih Pemula Pada Pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Aceh Timur

Tahun 2012(Suatu Penelitian Survey pada SMA Negeri se Kabupaten Aceh

Timur)

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian diatas, maka secara umum yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting

Behavior Pemilih Pemula Pada Pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Aceh Timur

Tahun 2012 ? Untuk lebih menfokuskan penelitian yang dilakukan, maka penulis merumuskan beberapa sub-permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh materi pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik terhadap voting behavior siswa ?

(14)

Juanda, 2013

3. Bagaimanakah pengaruh media pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik terhadap voting behavior siswa ?

4. Bagaimanakah Pengaruh evaluasi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik terhadap voting behavior siwa ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umun, studi atau penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting Behavior Pemilih Pemula Pada Pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Aceh Timur Tahun 2012. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam pengaruh materi Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik terhadap voting behavior siswa.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam bagaimana pengaruh metode pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik terhadap voting behavior siswa.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam bagaimana pengaruh media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik terhadap voting behavior.

(15)

Juanda, 2013

D. Signifikansi dan Manfaaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara keilmuan (teoritik) maupun empirik (empiris). Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan (PKn), sehingga pada akhirnya akan memperkuat landasan dimensi pendidikan kewarganegaraan (PKn) yang terdiri dari Civic Knowledge,Civic Skill, dan Civic Disposition.

Dari temuan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak sebagaimana diuraikan berikut :

a. Bagi Peneliti

1. Mampu menalaah secara kritis tentang pendidikan politik pemilih pemula sebagai salah satu komponen penting bangsa

2. Memberikan kontribusi positif terhadap berbagai pihak mengenai pentingnya memahami pendidikan politik sehingga pemilih pemula tidak terjebak dengan kepentingan suatu kelompok atau golongan

b. Bagi Pihak-pihak lain

1. Institusi pemerintahan : Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk bahwa pendidikan politik pemilih pemula itu perlu bagi kehidupan berpolitik

2. Warga negara umum : Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menambah wawasan keilmuan sekaligus sebagai stimulus untuk meningkatkan pendidikan politik dalam melaksanakan tugas sebagai warga negara

(16)

Juanda, 2013

voting behavior pemilih pemula dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting Behavior Pemilih Pemula Pada Pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Aceh Timur Tahun 2012” ini akan terdiri dari lima bab, yaitu bab I tentang pendahuluan, bab II tentang kajian pustaka, bab III tentang metode penelitian, bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan serta bab V tentang kesimpulan dan rekomendasi. Untuk lebih jelasnya, pembahasan dari kelima bab ini secara singkat dijelaskan dibawah ini.

Bab I Pendahuluan : Bab ini secara rinci mendeskripsikan, Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian; Signifikansi dan Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi tesis.

Bab II Kajian pustaka : Pada bab ini terbagi dalam beberapa sub bab yaitu: (1). Menguraikan kerangka konseptual tentang ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan. topik yang ditulis mengenai Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan, Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan politik. (2). Pendidikan Politik. Topik yang ditulis mengenai makna pendidikan politik dan tujuan pendidikan politik. (3). Perilaku memilih. Menguraikan tentang beberapa pendekatan dalam voting behavior yaitu pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis dan pendekatan

rasional. (4). Pemilih pemula. Topik yang ditulis mengenai hakikat pemilih pemula. (5). Penelitian terdahhulu yang relevan, (6). Kerangka pemikiran dan (7). Hipotesis penelitian.

(17)

Juanda, 2013

penelitian, variabel penelitian dan Definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis dan penafsiran data.

Bab IV membahas tentang hasil dan pembahasan penelitian. Pada bab ini membahas tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian serta temuan-temuan penelitian, dan pengujian hipotesis.

(18)

Juanda, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini mengambil tempat di Sekolah Menengah Atas Negeri se Kabupaten Aceh Timur pada kelas XII Tahun Ajaran 2013/2014. Alasan memilih lokasi di Kabupaten Aceh Timur karena di Kabupaten Aceh Timur telah melakukan Pemilihan Umum Kepala Daerah

2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas XII di Kabupaten Aceh Timur. Sampel penelitian siswa kelas XII di SMA yang berada di Kabupaten Aceh Timur yang ditentukan dengan cara Cluster Sampling.

Tabel 3.1

Pembagian Cluster SMA di Kabupaten Aceh Timur

Cluster Nama SMA

Cluster 1 SMAN 1 IDI, SMAN 1 DARUL AMAN, SMAN 1 PEUDAWA

Cluster 2 SMAN 1 RANTO PEUREULAK, SMAN 1

PEUNARON, SMAN 1 RANTAU SELAMAT,

Cluster 3 SMAN 1 PEUREULAK, SMAN 1 SUNGAI RAYA, SMAN UNGGUL ACEH TIMUR, SMAN 1 BIREM BAYEUN

Cluster 4 SMAN 1 IDI TUNONG, SMAN 1 INDRA MAKMU, SMAN 1 JULOK

(19)

Juanda, 2013 3. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Creswell (208:393),

“The sample is the group of participants in a study selected from the target

population from which the researcher generalizes to the target population.” Jadi sampel dapat diartikan sebagai sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penarikan sampel yaitu dengan teknik cluster yaitu dengan mengklasifikasikan seluruh SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur menjadi tiga kelompok sekolah dengan cluster atas, sedang dan rendah.

Dari kelima cluster SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur, maka dipilih tiga cluster yang mewakili SMAN yang dikategorikan elite, sedang dan rendah. Sehingga diperoleh sampel :

SMA N Kategori elite : SMAN 1 IDI

SMA N Kategori Sedang : SMAN 1 PEUREULAK SMA N Kategori rendah : SMAN 1 PANTEE BIDARI

Sehingga diperoleh sampel dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane (Rahmat, 1998:82) yaitu :

n = N / (N.d2 + 1) dimana

N = jumlah sampel N = jumlah populasi

d2 = tingkat presisi yang ditetapkan, yaitu sebesar 10% Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel :

n = N / (N.d2 + 1)

(20)

Juanda, 2013

n = 2.608 / (26,08 + 1) n = 2.608 / 27,08

n = 96, 30 = dibulatkan 96 siswa

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 96 siswa

Tabel 3.2

Distribusi Sampel Penelitan

Cluster Sampel

SMAN 1 IDI 36 Siswa

SMAN 1 PEUREULAK 30 Siswa

SMAN 1 PANTEE BIDARI 30 Siswa

Jumlah 96 Siswa

B. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis dengan teknik survey dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif analitis dalam penelitian dioperasionalisasikan dengan menggunakan statistik inferensial yaitu menganalisis data sampel dan hasilnya digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil. (Sugiyono, 2011 : 14).

(21)

Juanda, 2013

membuat kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan mengenai perilaku, pengalaman atau karakteristik dari suatu fenomena”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang pada saat penelitian sedang berlangsung yang menyangkut keadaan subjek dan objek penelitian, sebagaimana adanya.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi materi pembelajaran PKn ( ), metode pembelajaran PKn ( ), media pembelajaran PKn ( ) dan Evaluasi pembelajaran ( ) Adapun yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah perilaku pemilih pemula

Gambar 3.1

(22)

Juanda, 2013

2. Definisi Operasional

Setiap terminologi memiliki makna yang berbeda dalam konteks dan lapangan studi yang berbeda. Oleh sebab itu, untuk memperjelas konsep dari variabel yang diteliti sehingga tidak mengundang tafsir yang berbeda, maka dirumuskan definisi operasional atas variabel sebagai berikut :

a. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Politk

Program pendidikan yang memuat materi yang erat dengan kehidupan siswa serta bertujuan untuk membentuk siswa sebagai warga negara yang mengetahui peranan, kedudukan serta hak dan tanggung jawabnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik juga berhubungan dengan pengembangan kompetensi-kompetensi politik warga negara yang mencakup pengetahuan, kecakapan dan watak kewarganegaraan.

b. Perilaku Pemilih (Voting Behavior) Siswa

Secara sederhana voting behavior bisa didefinisikan sebagai keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum melalui serangkaian kegiatan membuat keputusan, yakni apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum. Kalau memutuskan memilih, apakah memilih partai atau kandidat X ataukah partai atau kandidat Y. Menurut Gaffar (1992:4-9), dalam menganalisis voting behavior dan untuk menjelaskan pertimbangan-pertimbangan yang digunakan

sebagai alasan oleh para pemilih dalam menjatuhkan pilihannya, dikenal dua macam pendekatan, yaitu Mahzab Columbia yang menggunakan p endekatan sosiologis dan Mahzab Michigan yang dikenal dengan pendekatan psikologis. Selain itu terdapat pula pendekatan rational choice yang melihat perilaku seseorang melalui kalkulasi untung rugi yang didapatkan oleh orang tersebut. (Surbakti, 2010:187)

c. Pemilih Pemula

(23)

Juanda, 2013

serta pertama kali mengikuti pemilihan umum, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden (UU Pilpres 2008: 7). Keberadaan pemilih pemula sering dikaitkan dengan keberhasilan suatu partai karena jika satu partai mendapatkan pemilih pemula dengan jumlah yang besar maka akan mendapatkan suara yang unggul dalam pemilu, karena jumlah pemilih pemula lebih dari setengah jumlah pemilih pemilu. Pemilih pemula di Indonesia menurut NCSS (2003:19) masih memilih berdasarkan besar namamya satu partai, bukan karena visi dan misi partai tersebut. Sehingga disini diperlukan kecakapan bagi pemilih pemula agar dapat berpartisipasi dalam pemilu dengan cerdas.

D. Instrumen Penelitian

Berikut ini adalah kisi-kisi untuk instrumen penelitian ini :

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel

Penelitian Indikator Item Pertanyaan Alat Ukur

(24)

Juanda, 2013

(25)

Juanda, 2013 3. Penilaian oleh guru,

siswa sendiri dan 5. Umpan balik penilain

(26)

Juanda, 2013

Proses pengembangan instrumen penelitian untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut : variabel bebas , Variabel Materi pembelajaran PKn, variabel metode pembelajaran PKn, variabel media pembelajaran Pkn dan variabel evaluasi pembelajaran PKn diukur dengan menggunakan skala SSHA (Survey of studi Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtman. Pola skala SSHA

(27)

Juanda, 2013

menjawab soal ini dengan benar berdasarkan pengetahuannya, tetapi bagaimana kebiasaan mereka melakukan aktivitas sehari-hari.

a. Validitas

Uj validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2007 : 109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicarikan harga korelasi antara bagian-bagian dan alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Uji validitas menggunakan korelasi Pearson product moment (Uji r).

rhitung=

√{ } { }

Keterangan:

Rhitung =Koefisien korelasi N = Jumlah responden X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item)

b. Reliabilitas

Uji reabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha.

F. Teknik Pengumpulan Data

(28)

Juanda, 2013 1. Kuesioner

Angket yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk tertutup. Angket atau kuisioner digunakan untuk menggali dan dapat mengungkapkan hal-hal atau informasi yang sifatnya rahasia sehingga data yang lebih lengkap, akurat dan konsisten. Bahan-bahan untuk penyusunan kuisioner ini juga dikumpulkan dari berbagai sumber melalui, observasi, dokumentasi dan konsultasi dengan dosen pembimbing.

2. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data yang dapat dilakukan secara pengamatan langsung, sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diteliti. Kegunaan teknik observasi di dalam penelitian ini adalah untuk mengamati pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Teknik observasi ini digunakan oleh peneliti pada saat melakukan penelitian. Pada saat kegiatan penelitian, peneliti terjun langsung ke lapangan. Dengan kata lain peran peneliti adalah sebagai observer as participant (observer sebagai partisipan) yang turut aktif di lapangan mengikuti secara penuh aktivitas guna memperoleh data melalui pengamatan mengenai pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung. Alat yang digunakan dalam observasi ini adalah panduan observasi, dan catatan sebagai dokumentasi.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menyaring data yang bersifat kualitatif dan untuk melengkapi kuantitatif yang dijaring kuesioner

4. Studi Kepustakaan dan Dokumentasi

Studi ini dilakukan untuk menggali teori-teori dari buku literatur dan dokementasi yang relevan dengan penelitian.

(29)

Juanda, 2013

Hasil pengumpulan data dengan instrumen yang sudah memenuhi syarat validitas dan realibilitas yang ideal ini kemudian diolah dan dianalisis. Untuk pertama-tama, analisis dilakukan untuk melihat apakah data memenuhi persyaratan untuk diuji dengan analisis parametrik atau non parametrik, dilanjutkan dengan analisis data dengan menggunakan Path Analysis atau analisis jalur.

1. Persyaratan Penggunaan Statistik Parametrik

Untuk melakukan analisis data dengan menggunakan statistik parametrik, maka data harus merupakan data interval atau rasio. Disamping itu, data juga harus memenuhi persyaratan linearitas dan homogenitas, normalitas, multikolinearitas.. Jika tidak memenuhi persyaratan ini, maka pengolahan data harus menggunakan statistik non parametrik.

a. Perubahan data dari data ordinal ke interval. Data harus merupakan data interval, sedangkan instrumen penelitian menggunakan data ordinal, oleh karena itu perlu dilakukan perubahan data ordinal ke dalam data interval dengan menggunakan Methods Succesive Interval (MSI) (Hays, 1963).

b. Pengujian linearitas dan normalitas data dilakukan untuk melihat sejauhmana data yang diperoleh berdasarkan uji berdistribusi normal. Untuk menguji linearitas dan tingkat kenormalan dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Tes. Dalam melakukan pengujian normalitas distribusi populasi ini, diajukan hipotesis sebagai berikut: (1) Ho : Variabel responden berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (2) H1 : Variabel responden tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(30)

Juanda, 2013

pula, maka menunjukkan bahwa populasi tersebut tidak bersifat homogen. Untuk melakukan pengujian homogenitas ini, digunakan uji scatter plot nilai residual variabel dependen. Pengambilan kesimpulan diketahui dari memperhatikan sebaran plot data. Jika sebaran data tidak mengumpul disatu sudut/bagian, maka disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas, atau variabel responden adalah homogen.

2. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi sederhana dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel. Analisis korelasi sederhana yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment (PPM), dengan rumus berikut ini:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑

rxy= Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Variabel Bebas

Y = Variabel Terikat N = Jumlah Sampel

Untuk mengitung adanya hubungan atau tinggi rendahnya tingkat hubungan kedua variabel berdasarkan nilai rxy (Koefisien Korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi berdasarkan pendapat Sugiyono (2008:184) sebagai berikut:

Tabel 3.4

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

(31)

Juanda, 2013

0,80 – 0, 100 Sangat Tinggi

Sementara itu, untuk melihat signifikansi hubungan antar variabel dianalisi dengan menggunakan parameter: (1). Jika probabilitas/nilai Sig. (2-tailed) < a = 0,1, maka hubungan kedua variabel signifikan; (2). Sebaliknya, jika nila Sig. (2-tailed) > 0.1, maka hubungan antar kedua variabel tidak signifikan.

Adapun untuk menguji signifikansi koefisien korelasi digunakan rumus Uji t, yaitu:

Dimana:

t = nilai t hitung

r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel

Kaidah pengujian signifikansinya adalah jika Fhitung ≥ Ftabel , maka H0 ditolak artinya signifikan dan jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima artinya tidak signifikan.

3. Analisis dengan Metode Ganda

Dalam menganalisis pengaruh variabel bebas atau prediktor (X) terhadap variabel terikat atau kriterium (Y), dan untuk menguji/membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan, digunakan teknik analisis regresi ganda (multiple regression). Dalam kontek ini, data dikelompokkan dalam satu atau lebih variabel

(32)

Juanda, 2013

4. Teknik Analisis Jalur

Dalam penelitian ini analisis data yang akan digunakan adalah Path Analysis atau analisis jalur. Path Analysis adalah suatu teknik untuk mengestimasi

dampak dari serangkaian variabel bebas terhadap sebuah variabel terikat dari serangkaian hubungan (korelasi) yang teramati, dimana diduga terdapat hubungan sebab akibat asimetris diantara variabel tersebut. Model Path Analysis digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan pola hubungan antar variabel dengan tujuan mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari seperangkat variabel terhadap variabel terikat (endogen). Disamping itu analisis jalur Path Analysis dalam penelitian ini digunakan dalam menguji besarnya pengaruh yang

ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel.

Dalam pengolahan data dan analisis data, maka akan digunakan bantuan software komputer dengan menggunakan SPSS (Statictical Product and Services

Solution) versi 16.

H. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

a. Variabel Materi Pembelajaran PKn (X1)

Validitas konstruk (construct validity) instrumen variabel X1 (Materi Pembelajaran PKn). Data variabel Materi Pembelajaran PKn (X1) diperoleh dari angket dan uji coba validitas angket dilakukan melalui uji validitas butir menggunakan koefisien korelasi product moment dari Person dengan bantuan SPSS versi 16 yaitu korelasi antara skor setiap butir dengan skor total.

(33)

Juanda, 2013

angket tidak bisa dijadikan alat ukur untuk mengetahui variabel Materi Pembelajaran PKn. Adapun hasil penghitungan ada pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Coba Validitas Komponen Variabel Materi Pembelajaran PKn (X1)

No

Sumber: Hasil Penghitungan Validitas Dilakukan Terhadap 30 Orang Responden dengan SPSS 16

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa 10 item pertanyaan untuk variabel Materi Pembelajaran PKn (X1) adalah valid dan 1 item pertanyaan tidak valid jadi bisa digunakan untuk penelitian.

b. Variabel Metode Pembelajaran PKn(X2)

Validitas konstruk (construct validity) instrumen variabel X2 (Metode Pembelajaran PKn). Data variabel Metode Pembelajaran PKn (X2) diperoleh dari angket. Sebelum digunakan angket harus diuji coba validitasnya dan uji coba validitas angket dilakukan melalui uji validitas butir menggunakan koefisien korelasi product moment dari Person dengan bantuan SPSS versi 16 yaitu korelasi antara skor setiap butir dengan skor total.

(34)

Juanda, 2013

angket tidak bisa dijadikan alat ukur untuk mengetahui variabel Metode Pembelajaran PKn. Adapun hasil penghitungannya bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Validitas Komponen Variabel Metode Pembelajaran PKn (X2)

Sumber: Hasil Penghitungan Validitas Dilakukan Terhadap 30 Orang Responden dengan SPSS 16

Berdasarkan hasil dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa 7 item pertanyaan untuk variabel Mapalus (X2) adalah valid dan 2 item pertanyaan tidak valid jadi bisa digunakan untuk penelitian.

c. Variabel Media Pembelajaran PKn (X3)

Validitas konstruk (construct validity) instrumen variabel X3 (Media Pembelajaran PKn). Data variabel Media Pembelajaran PKn (X3) diperoleh dari angket dan uji coba validitas angket dilakukan melalui uji validitas butir menggunakan koefisien korelasi product moment dari Person dengan bantuan SPSS versi 16 yaitu korelasi antara skor setiap butir dengan skor total.

(35)

Juanda, 2013

Tabel 3.7

Hasil Uji Coba Validitas Variabel Media Pembelajaran PKn (X3)

No

Item rhitung

rtabel (α = 0,10;

n = 30; dk = 28) Keputusan

1 0,388 0,306 Valid

2 0,652 0,306 Valid

3 0,572 0,306 Valid

4 0,256 0,306 Tidak Valid

5 0,754 0,306 Valid

6 0,737 0,306 Valid

7 0,411 0,306 Valid

Sumber: Hasil Penghitungan Validitas Dilakukan Terhadap 30 Orang Responden dengan SPSS 16

Berdasarkan hasil perhitungan rhitung, rtabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 6 item pertanyaan untuk variabel Media Pembelajaran PKn (X3) valid dan hanya 1 item pertanyaan tidak valid dan bisa digunakan dalam penelitian ini.

d. Variabel Evaluasi Pembelajaran PKn (X4)

Validitas konstruk (construct validity) instrumen variabel X4 (Evaluasi Pembelajaran PKn). Data variabel Pembelajaran PKn (X4) diperoleh dari angket dan uji coba validitas angket dilakukan melalui uji validitas butir menggunakan koefisien korelasi product moment dari Person dengan bantuan SPSS versi 16 yaitu korelasi antara skor setiap butir dengan skor total.

Adapun kaidah keputusannya adalah jika rhitung  rtabel maka butir soal berarti valid dan sebaliknya jika rhitung  rtabel maka butir soal berarti tidak valid dan angket tidak bisa dijadikan alat ukur untuk mengetahui variabel Evaluasi Pembelajaran PKn. Adapun hasil penghitungannya bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8

(36)

Juanda, 2013

Sumber: Hasil Penghitungan Validitas Dilakukan Terhadap 30 Orang Responden dengan SPSS 16

Berdasarkan hasil perhitungan rhitung, rtabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa 13 item pertanyaan untuk variabel Evaluasi Pembelajaran PKn (X4) adalah valid dan hanya jadi bisa digunakan untuk penelitian.

e. Variabel Perilaku Pemilih/Voting Behavior (Y)

Validitas konstruk (construct validity) instrumen variabel Y (Perilaku Pemilih/Voting Behavior). Data variabel Perilaku Pemilih/Voting Behavior (Y) diperoleh dari angket. Sebelum digunakan angket harus diuji coba validitas dan reliabilitasnya. Uji coba validitas angket dilakukan melalui uji validitas butir menggunakan koefisien korelasi product moment dari Person dengan bantuan SPSS versi 16 yaitu korelasi antara skor setiap butir dengan skor total.

Adapun kaidah keputusannya adalah jika rhitung  rtabel maka butir soal berarti valid dan sebaliknya jika rhitung  rtabel maka butir soal berarti tidak valid dan angket tidak bisa dijadikan alat ukur untuk mengetahui variabel Perilaku Pemilih/Voting Behavior. Adapun hasil penghitungan sebagaimana tabel berikut:

(37)

Juanda, 2013

Hasil Uji Coba Validitas Komponen Variabel Perilaku Pemilih/Voting

Behavior (Y)

Sumber: Hasil Penghitungan Validitas Dilakukan Terhadap 30 Orang Responden dengan SPSS 16

Berdasarkan hasil perhitungan rhitung, rtabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa 15 item pertanyaan untuk variabel Perilaku Pemilih/Voting Behavior (Y) adalah valid dan 2 tidak valid jadi bisa digunakan untuk penelitian.

2. Uji Reliabilitas

a. Variabel Materi Pembelajaran PKn(X1)

Pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil penghitungan koefisien reliabilitas variabel Materi

Pembelajaran PKn adalah  = 0,860, sehingga  > 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap komponen pertanyaan untuk variabel Materi Pembelajaran PKn adalah reliabel. Agar lebih jelas perhatikan tabel berikut:

Tabel 3.10

(38)

Juanda, 2013

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,860 11

Sumber: Pengolahan Reliabilitas Angket Variabel Materi Pembelajaran PKn dengan SPSS 16

b. Variabel Metode Pembelajaran PKn (X2)

Pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil penghitungan koefisien reliabilitas variabel Metode

Pembelajaran PKn adalah  = 0,797 sehingga  > 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap komponen pertanyaan untuk variabel Metode Pembelajaran PKn adalah reliabel. Agar lebih jelas perhatikan tabel berikut:

Tabel 3.11

Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel Metode Pembelajaran PKn

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,797 9

Sumber: Pengolahan Reliabilitas Angket Metode Pembelajaran PKn dengan SPSS 16

c. Variabel Media Pembelajaran PKn (X3)

Pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil penghitungan koefisien reliabilitas variabel Media

(39)

Juanda, 2013

Tabel 3.12

Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel Media Pembelajaran PKn

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,797 7

Sumber: Pengolahan Reliabilitas Angket Media Pembelajaran PKn dengan SPSS 16

d. Variabel Evaluasi Pembelajaran PKn (X4)

Pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil penghitungan koefisien reliabilitas variabel Evaluasi

Pembelajaran PKn adalah  = 0,872 sehingga  > 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap komponen pertanyaan untuk variabel Evaluasi Pembelajaran PKn adalah reliabel. Agar lebih jelas perhatikan tabel berikut:

Tabel 3.13

Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel Evaluasi Pembelajaran PKn

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,872 15

Sumber: Pengolahan Reliabilitas Angket Evaluasi Pembelajaran PKn dengan SPSS 16

e. Variabel Perilaku Pemilih/Voting Behavior (Y)

Pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil penghitungan koefisien reliabilitas variabel Perilaku

(40)

Juanda, 2013

Tabel. 3.14

Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel Perilaku Pemilih/Voting Behavior

Sumber: Pengolahan Reliabilitas Angket Perilaku Pemilih/Voting Behavior dengan SPSS 16

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(41)

Juanda, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka secara umum penelitian ini ditujukan untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Kesimpulan hasil penelitian terhadap hipotesis yang diajukan adalah : 1. Materi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berpengaruh signifikan

terhadap voting behavior pemilih pemula. Jika melihat pada kriteria interpretasi nilai korelasi, pengaruh materi PKn terhadap voting behavior pemilih pemula ini termasuk dalam kategori yang sedang. Hal ini terjadi karena tidak semua siswa begitu paham dengan materi pemilu sebab materi Pendidikan Kewarganegaraan terlalu luas cakupannya. Dengan demikian Materi Pendidikan Kewarganegaraan tingkat SMA mengenai mekanisme Pemilihan Umum harus lebih ditingkatkan, untuk lebih membekali pengetahuan siswa. Diketahui dalam materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang materi pemilu tidak banyak porsinya sehingga dibutuhkan ketrampilan guru untuk mengorganisasikan materi sehingga pemilih pemula memiliki pengetahuan tentang pemilu sehingga siswa dapat mengikuti pesta demokrasi dengan benar dan tidak terjebak dengan kepentingan suatu kelompok atau golongan.

2. Metode pembelajaran PKn berpengaruh secara signifikan terhadap voting behavior pemilih pemula. Jika melihat pada kriteria interpretasi nilai korelasi,

(42)

Juanda, 2013

memfasilitasi perkembangan kemampuan berpikir siswa yang ditandai dengan penggunaan metode PKn yang mendorong anak untuk aktif bertanya, mengemukakan gagasan, atau mengujikan suatu materi, melakukan diskusi, dialog dan debat pendapat tentang masalah-masalah kewarganegaraan, termasuk kedalam pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek. Semakin baik metode yang digunakan maka akan sebaik pula siswa mengembangkan daya kritis berpikirnya dan mempraktekan apa yang telah dipelajari di kelas kedalam kehidupan dunia nyata siswa.

3. Media pembelajaran PKn berpengaruh secara signifikan terhadap voting behavior pemilih pemula. Jika melihat pada kriteria interpretasi nilai korelasi,

pengaruh media PKn terhadap voting behavior pemilih pemula ini termasuk dalam kategori rendah. Namun meski rendah, tetapi saja media pembelajaran PKn berpengaruh secara signifikan terhadap voting behavior. Hal ini menunjukan penggunaan media masih kurang dilaksanakan hal ini dikarenakan guru merasa kesulitan untuk memilih media yang cocok untuk pembelajaran, serta membutuhkan waktu untuk mempersiapkan media yang digunakan. Sehingga kegunaan media masih rendah relevasinya terhadap proses pembelajaran.

4. Evaluasi pembelajaran PKn tidak berpengaruh secara signifikan terhadap voting behavior pemilih pemula. Hal ini mengindikasikan bahwa kegagalan

guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Guru masih belum mementingkan segi evaluasi padahal evaluasi merupakan hal yang paling penting dikarenakan sebagai data belajar siswa untuk dimasukan kedalam buku laporan hasil belajar (rapor).

B. Saran

(43)

Juanda, 2013

1. Guru Pkn SMA di Kabupaten Aceh Timur dalam rangka meningkatkan kualitas hasil belajar perlu dilakukan peningkatan kualitas guru, dengan mengikuti seminar, MGMP, Work Shop, dan lai-lain

2. Untuk meningkatkan kualitas materi pendidikan Kewarganegaraan, yaitu kurikulum yang diterapkan dipersekolahan hendaknya memasukan materi pemilihan umum dalam pembahasan sistem politik. Dengan demikian pemilih pemula mendapatkan bekal pengetahuan ketika proses pesta demokrasi berlangsung dan tidak dipolitisasi oleh suatu kelompok atau golongan tertentu. 3. Sarana pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn), terutama laboratoruim dipandang sebagai sesuatu yang mendesak untuk segera direalisasikan, sebab sampai saat ini laboratorium PKn di sekolah belum ada. Oleh karena itu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan perlu memikirkan atau menformulakan bentuk laboratorium yang baik sebagai laboratorium pendidikan politik.

4. Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur melakukan kerjasaama dengan Komisi Independen Pemilihan (KIP). Usaha itu antara lain untuk melakukan sosialisasi pendidikan politik kepada siswa yang berstatus pemilih pemula guna meningkatkan kualitas pendidikan politik mereka.

5. Untuk meningkatkan pendidikan politik pemilih pemula perlu barengi dengan keteladanan elit politik, baik yang duduk dilembaga legislatif (DPR/DPD/MPR/DPRD) maupun di eksekutif (Presiden, Menteri, Gubernur dan Bupati), termasuk didalamnya pimpinan dan kader partai politik. Ini penting untuk memberikan keteladan dan panutan politik bagi generasi muda. 6. Warga negara umun untuk memberikan contoh yang baik terhadap pendidikan

(44)

Juanda, 2013

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting

DAFTAR PUSTAKA

Alfian. (1992). Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta : Gramedia Affandi, I dan Anggraeni. L. (2011). Pendidikan Politik (Sebuah Kajian dan

Analisis). Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Affandi, I. (2009). Bedah Buku Political Education dari Robert Brownhill dan Patricia Smart. Bandung : Kencana Utama.

___________ (2011). Pendidikan Politik : Mengefektifkan Organisasi Pemuda Melaksanakan Politik Pancasila dan UUD 1945. Bandung : Penerbit UPI Brownhill, C. dan Smart, P (1989). Political Education. London and New York :

Routledge.

Branson, M. S (1999). The Role of Civic Education. Calabasas. CCE

Budimansyah & Winataputra. (2007). Civic Education Konteks, Landasan Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung : Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI

Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural.Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Creswell, J. W. (2008). Educational Research : Planning, Conducting, and evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey Pearson Prentice Hall

_____________. (2010). Research Design :Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogjakarta. Pustaka pelajar.

Cogan, J. J. (1999). Developing the civic Society : The Role of Civic Education. Bandung. CICED

Djahri, A,K. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung : PMPKN

___________. (1996). Menelusuri Dunia Afektif – Nilai Moral dan Pendidikan Nilai Moral Norma. Bandung : Lab PPKN FPIPS IKIP Bandung

(45)

Juanda, 2013

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting Gaffar. A. (2006). Politik Indonesia : Transisi Menuju Demokrasi. Yogjakarta :

Pustaka Pelajar.

__________ (1992). Javanese Voters : A Case Study of Election under a Hegemonic Party System. Yogjakarta. Gadjah Mada University Press

ICCE UIN Jakarta, (2008). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) : Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta : Prenada Media Group.

Kartono, K. (1996). Pendidikan Politik : Sebagian dari Pendidikan Orang Dewasa Bandung. Mandar Maju.

Kantaprawira, R. (2004). Sistem Politik Indonesia : Suatu Model Pengantar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. Bandung : Refika Aditama.

Kerlinger, F. N. (2000). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Penterjemah Landung R. Simatupang. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Pers

M, Asfar. (2006). Pemilu dan Perilaku Pemilih (1995-2004). Jakarta. Pustaka Eureka Mc. Millan, GH & Schumacher,S. (2001). Research in Education : A Conceptual

Introduction. New York : Longman

Muslich, M. (2008). KTSP Pembelajaran berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : PT Bumi Aksara

Ruslan, U. AM. (2000). Pendidikan Politik Ikhwanul Muslim. Solo : Era Intermedia Riduwan. (2012). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung :

Alfabeta

Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikkan IPS. Bandung : Remaja Rosda Karya

Sumantri, Endang. (2003). Pendidikan Politik. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

(46)

Juanda, 2013

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting Alfabeta

___________ (1972). Metode Pengajaran Civic. Bandung : IKIP Bandung

Wahab, Abdul Aziz dan Sapriya. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Zamroni. 2001. Pendidikan untuk Demokrasi. Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Jurnal

Maftuh, B dan Sapriya. (2005). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pemetaan Konsep. Jurnal Civicus 1, (5), 319-321.

Suryadi. K. (2008). Partai Politik, Civic Literacy, dan Mimpi Kemakmuran Rakyat, Acta Civicus Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan vol 1, no. 2, April, pp. 147, issn 1978-8428.

Asfar, Muhammad. (1996). Beberapa Pendekatan Dalam Perilaku Pemilih. Jurnal Ilmu Politik Kerjasama AIPI-LIPI dan Gramedia

Tesis dan Disertasi

Suhiat (2009). Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Meningkatkan Melek Politik Warga Negara : Studi Deskriftif Analitis

Terhadap Siswa SMA Negeri Sebagai Pemilih Pemula di Kabupaten

Sumedang. Tesis UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Kurniadi, Hilham. (2010). Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Pengembangan Kompetensi Kewarganegaraan (Civic Competences)

Dalam Upaya Peningkatan Partisipasi Politik Siswa : Studi Analisis

Deskriptif pada Siswa SMA se Kabupaten Bangka Tengan Provinsi

Bangka Belitung. Tesis UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Sartika, Rika (2009). Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pengembangan Kecakapan Partisipatoris Pemilih Pemula : Studi

Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri di Kota Bandung. Tesis UPI

Bandung : Tidak diterbitkan

(47)

Juanda, 2013

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Politik Terhadap Voting Konteks Pendidikan IPS. Disertasi UPI Bandung

Affandi, Idrus. (1996). Kepeloporan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dalam Pendidikan Politik : Suatu Analisis tentang Pengembangan

Kepemimpinan dalam Perspektif Budaya Politik Pemuda di Jawa

Barat. Disertasi UPI Bandung

Perundang-Undangan

Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1982 Tentang Politik Generasi Muda

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Undang-Undang No. 42 Tahun 2008 Tentang Sistem Penyelenggaraan Pemilu

Presiden dan Wakil Presiden.

Undang-undang No. 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

Gambar

Tabel 3.1 Pembagian Cluster SMA di Kabupaten Aceh Timur
Tabel 3.2 Distribusi Sampel Penelitan
Gambar 3.1 Hubungan variabel penelitian
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kini namanya El Azaryie (dalam Bahasa Arab). Di sinilah Yesus membangkitkan Lazarus dan di Betania Yesus naik ke surga. Menurut Yohanes, Betania ini terletak di sebelah

[r]

Kesibukan sehari-hari sering membuat kita merasa penat dan bosan// Untuk menghilangkan rasa penat / kita dapat melakukan refreshing ke suatu tempat wisata// Apabila anda juga

YOGYAKARTA / BRIGJEN POLISI SUNARYONO / SORE TADI MENGUNGKAPKAN BAHWA PIHAK KEPOLISIAN AKAN SELALU TERBUKA DENGAN WARTAWAN // KAPOLDA JUGA BERHARAP. BAHWA MENJELANG

Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI) adalah media yang memuat teks, gambar, suara, animasi dan video untuk menyampaikan materi pembelajaran yang dikemas dalam

souvenir semata. Terlepas dari pemaparan di atas, pendapat tentang perwujudan tato dengan ciri khas dari Bali, sungguh bertolak belakang pada Orang Bali sendiri. Orang Bali yang

Latar belakang: Penyakit ginjal kronik (PGK) sebagai akibat kerusakan struktural dan fungsional ginjal memiliki progresifitas tinggi berlanjut sebagai end stage

Pelapisan lilin lebah dengan konsentrasi 2% dan 4% mampu memperpanjang masa simpan buah jambu ‘Kristal’ 9 hari lebih lama dibandingkan dengan kontrol.. Kata Kunci: