• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA

DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN

TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Pendidikan Indonesia

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Fitria Sri Rahayu

NIM. 0905250

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi)

Oleh: Fitria Sri Rahayu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta di lapangan yang menunjukkan rendahnya kemampuan berbicara siswa Sekolah Dasar, yakni hanya 30% siswa yang mencapai nilai KKM. Siswa seringkali merasa malu apabila diminta berbicara di depan umum selain itu siswa kesulitan dalam merangkai kalimat secara lisan serta diam apabila ditanya oleh guru. Kurangnya kemampuan berbicara siswa ini dikarenakan guru belum menemukan cara yang tepat untuk menarik minat siswa belajar berbicara dan guru kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu untuk memperbaiki kemampuan berbicara siswa, peneliti menerapkan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran berbicara. Teknik ini dapat menarik minat siswa untuk belajar berbicara karena bersifat permainan. Di samping itu teknik ini dapat melatih keberanian siswa untuk berbicara dan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) proses pembelajaran berbicara dengan teknik permainan tebak benda di kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dan (2) kemampuan bebicara siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi setelah menggunakan teknik permainan tebak benda.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi tahun ajaran 2012/2013, yang berjumlah 36 orang siswa.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatkan nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran berbicara pada setiap siklusnya, yaitu (1) pada siklus I, 16 orang yang berarti 44,44% dari seluruh jumlah siswa, (2) pada siklus II, 27 orang siswa yang berarti 75% dari seluruh jumlah siswa dan (3) pada siklus 3, 32 orang dari seluruh jumlah siswa yang berarti 88,89%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Kabupaten Bekasi.

(3)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

(4)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 3

C. Tujuan Penelitian ……… 3

D. Manfaat Penelitian ………. 4

E. Definisi Operasional……… 5

F. Metode Penelitian……… 6

G. Sistematika Penulisan……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbicara di SD Kelas Rendah.………. 9

1. Pengertian Berbicara …………..……….... 10

2. Tujuan Berbicara………..……..……….… 11

3. Konsep Pengajaran Berbicara……….. 12

4. Jenis-jenis Berbicara….………... 14

5. Berbicara sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa……… 17

6. Faktor-faktor yang Menunjang Keefektifan Berbicara……….. 19

7. Faktor-faktor yang Menghambat Berbicara………. 20

B. Teknik Permainan Tebak Benda….…………..…….. 21

1. Pengertian Teknik Pembelajaran…..……… 21

2. Pengertian Teknik Permainan Tebak Benda……… 22

3. Prinsip-prinsip Teknik Permainan………..….. 22

4. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Permainan..……….. 23

(5)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Penelitian yang Relevan………. 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……… 27

H. Indikator Keberhasilan Siklus…….……… 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian………..………. 36

1. Lokasi Penelitian………... 36

2. Karakteristik Siswa………... 36

3. Karakteristik Guru……… 37

4. Deskripsi Data Awal…………....………….……… 37

5. Analisis dan Refleksi Terhadap Data Prasiklus………… 40

B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Tindakan Kelas…………. 41

1. Tindakan Pertama (Siklus I)……….. 41

a. Perencanaan Pembelajaran……….………. 41

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi ………... 42

c. Analisis dan Refleksi pada Siklus I…………..…….. 47

2. Tindakan Kedua (Siklus II)….………. 51

a. Perencanaan Pembelajaran…………...……….. 51

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi ..……....……. 51

c. Analisis dan Refleksi pada Siklus II…………..…... 57

3. Tindakan Ketiga (Siklus III)………..……… 59

a. Perencanaan Pembelajaran…………...……… 59

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi …..…... 60

c. Analisis dan Refleksi pada Siklus III………..……… 65

C. Pembahasan ……… 67

1. Proses Pembelajara Berbicara dengan Teknik Permainan Tebak Benda……….. 67

2. Kemampuan Berbicara Siswa Setelah Menggunakan Teknik Permainan Tebak Benda……… 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……..……… 71

B. Saran……….……… 72

(6)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN-LAMPIRAN……… 75

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Keadaan Siswa SDN Mekarsari 01 Kabupaten Bekasi

Tahun Ajaran 2012/2013……….. 37 Tabel 4.2 Daftar Nilai Pra Siklus Kemampuan Berbicara Siswa Kelas II

SDN Mekarsari 01……… 38 Tabel 4.3 Tabel Persentase Patokan dengan Perhitungan Persentase

untuk Skala Sepuluh………. 40 Tabel 4.4 Hasil Tes kemampuan Berbicara Siswa Kelas II

SDN Mekarsari 01 pada Siklus I……… 41 Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berbicara

Dengan Menggunakan Teknik Permainan Tebak Benda pada Siklus I……….. 43 Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa secara Menyeluruh dalam

Pembelajaran berbicara dengan Menggunakan Teknik

Permainan Tebak Benda pada Siklus I………. 47 Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I……….. 48 Tabel 4.8 Hasil Tes kemampuan Berbicara Siswa Kelas II

SDN Mekarsari 01 pada Siklus II……… 52 Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berbicara

Dengan Menggunakan Teknik Permainan Tebak Benda pada Siklus II……….. 53 Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa secara Menyeluruh dalam

Pembelajaran berbicara dengan Menggunakan Teknik

Permainan Tebak Benda pada Siklus II……….………. 56 Tabel 4.11 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II.……….. 56 Tabel 4.12 Hasil Tes kemampuan Berbicara Siswa Kelas II

SDN Mekarsari 01 pada Siklus III.……… 61 Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berbicara

Dengan Menggunakan Teknik Permainan Tebak Benda pada Siklus III……….. 63 Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa secara Menyeluruh dalam

Pembelajaran berbicara dengan Menggunakan Teknik

(7)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis………… 7 Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian

(8)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Halaman

(9)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Teknik Permainan Tebak

Benda pada Siklus I, II dan ……..……….………. 68 Grafik 4.2 Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa Berbicara dengan

Menggunakan Teknik Permainan Tebak benda pada

Siklus I, II, dan III……….. 70 Grafik 4.3 Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Melampaui

(10)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Purwakarta Lampiran 2 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Kepala SDN Mekarsari 01 Lampiran 4 Format Lembar Penilaian

Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Guru Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lampiran 7 Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 8 Teks Percakapan Siklus I

Lampiran 9 Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 10 Teks Percakapan Siklus II

Lampiran 11 Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus III Lampiran 12 Teks Percakapan Siklus III

Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar Lampiran 14 Kartu Bimbingan Skripsi

(11)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi.

Dalam lingkungan pendidikan, bahasa merupakan pengantar pendidikan. Bahasa memiliki empat aspek kemampuan yang mencakup menyimak, berbicara, membaca dan menulis harus dikembangkan (Resmini & Juanda, 2007:2). Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 2008:1). Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif.

Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 BAB IV pasal 19 (Sanjaya, 2008:172) menyatakan bahwa:

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(12)

2

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendapat siswa lain, atau mempengaruhi siswa lain agar mengikuti alur pemikirannya. Oleh sebab itu, pembelajaran berbicara bagi siswa khususnya siswa SD sangatlah penting agar mereka dapat mengembangkan kemampuan berbahasanya.

Pembelajaran berbicara di SD kelas rendah, khususnya di kelas II mempunyai standar kompetensi pada semester II adalah mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita. Dari standar kompetensi tersebut, dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran berbicara di kelas rendah khususnya kelas II adalah agar siswa dapat mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita. Untuk itu diperlukan suatu cara yang dapat membantu siswa mencapai tujuan tersebut.

Berdasarkan pengalaman dan fakta di SDN Mekarsari 01 khususnya di kelas II ditemukan permasalahan pembelajaran berbicara, yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

(1) siswa merasa malu apabila disuruh berbicara di depan kelas

(2) Siswa seringkali diam apabila guru mengajukan pertanyaan, begitu pula pada saat guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

(3) Siswa kurang bisa merangkai kata atau kalimat sendiri dalam bentuk lisan Rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara ini dapat dilihat pada jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Adapun jumlah siswa secara rinci yang sudah melampaui atau belum adalah sebagai berikut:

1. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai KKM adalah 25 orang, yang berarti 70% dari jumlah siswa seluruhnya.

2. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥KKM adalah 11 orang, yang berarti 30% dari jumlah siswa seluruhnya.

Setelah berdiskusi dengan teman sejawat yang bernama Ibu Kesi Iswanti, masalah-masalah tersebut di atas disebabkan oleh:

(13)

3

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Guru belum menemukan cara yang dapat menarik siswa untuk berani berbicara.

3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran secara maksimal.

Berangkat dari permasalahan kurangnya kemampuan berbicara tersebut, maka perlu untuk dilakukan perbaikan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicaranya. Untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran berbicara di kelas rendah, guru harus dapat memilih metode atau teknik pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mengeluarkan suara dan melatih keberanian siswa untuk berbicara di depan kelas. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara di kelas rendah adalah teknik permainan. Teknik permainan sangat menarik dan sesuai untuk siswa kelas rendah karena usia siswa kelas rendah masih tergolong pada tahap senang bermain.

Teknik permainan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran berbicara adalah teknik permainan tebak benda. Teknik ini dianggap sesuai karena dapat menarik minat siswa untuk belajar berbicara. Dalam teknik ini guru harus kreatif dan pandai memilih bahan-bahan ajar agar pembelajaran tidak membosankan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru harus mempersiapkan benda-benda yang dapat dijadikan bahan-bahan untuk mengajar. Ketika proses belajar mengajar, guru bertanya kepada siswa apa nama benda yang ditunjuk, sedangkan siswa menjawab atau menebak nama bendanya. Dengan menerapkan teknik permainan tebak benda ini, diharapkan siswa dapat lebih berani dan terampil dalam berbicara.

Untuk mengkaji lebih jauh mengenai proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik permainan tebak benda, maka peneliti memilih judul skripsi sebagai berikut: “Peningkatan Kemampuan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah dengan Menggunakan Teknik

Permainan Tebak Benda (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi)”.

(14)

4

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas II di SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi?”

Untuk membatasi luasnya permasalahan dan memudahkan proses penelitian selanjutnya, maka ditentukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran berbicara siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dengan menggunakan teknik permainan tebak benda?

2. Bagaimana kemampuan berbicara siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi setelah menggunakan teknik permainan tebak benda?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai penggunaan teknik tebak benda dalam pembelajaran berbicara di Kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.

Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis adalah ingin mengetahui:

1. Gambaran proses pembelajaran berbicara siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi dengan menggunakan teknik permainan tebak benda.

2. Kemampuan berbicara siswa kelas II SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi setelah menggunakan teknik permainan tebak benda.

D. Manfaat Penelitian

(15)

5

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya, yaitu penelitian yang berhubungan dengan keterampilan berbicara.

b. Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan keterampilan berbicara di sekolah khususnya di tingkat sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Penggunaan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran keterampilan berbicara memungkinkan siswa termotivasi aktif dan senang dalam proses pembelajaran berbicara sehingga keterampilan berbicara meningkat.

b. Bagi Guru

Penggunaan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran keterampilan berbicara untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran dan memberikan pengalaman langsung kepada guru-guru yang terlibat dalam proses pembelajaran yang inovatif.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi guru lain dalam menggunakan teknik permainan tebak benda sehingga keterampilan berbicara siswa meningkat yang pada akhirnya mencapai hasil secara maksimal.

E. Definisi Operasional

1. Kemampuan Berbicara

(16)

kata-6

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

Kemudian Ellis (Resmini & Juanda, 2007:50) menjelaskan bahwa berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman, dan berbagi informasi.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kecakapan siswa mengucapkan bunyi atau kata-kata untuk mengekspresikan ide, perasaan, pengalaman dan informasi yang didapat.

2. Teknik Permainan Tebak Benda

Menurut Solchan, dkk. (2008:3.16), “teknik adalah upaya guru, usaha -usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu”.

Sedangkan permainan adalah suatu bentuk rekreasi yang harus memberikan kesenangan (enjoyment) kepada pemainnya (Sunarti dan Subana, Tt:208).

Jadi yang dimaksud dengan teknik permainan tebak benda dalam penelitian ini adalah teknik permainan berbentuk kuis atau tebakan dengan menggunakan media benda.

F. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena peneliti ingin memperbaiki kemampuan siswa dalam berbicara dengan menggunakan teknik permainan tebak benda.

(17)

7

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini, serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan”.

Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan model siklus. Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasbolah (1998/1999:16) bahwa “Penelitian tindakan kelas dengan model siklus terdiri dari empat komponen yaitu: rencana, tindakan, observasi, dan refleksi”.

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas berdasarkan Kemmis dalam Kasbolah (1998/1999:70) adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis

Rencana

Tindakan

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Rencana Tindakan

Refleksi

(18)

8

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(diadaptasi dari Supardi dan Suhardjono, 2011:85)

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini secara lengkap adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan, yang berisi (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) definisi operasional, (f) metode penelitian, dan (g) sistematika penulisan.

Bab II merupakan kajian pustaka, yang berisi (a) pembelajaran berbicara di kelas rendah, (b) pengertian teknik permainan tebak benda, (c) penerapan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran berbicara di kelas rendah, dan (d) penelitian yang relevan.

Bab III berupa metode penelitian, yang berisi: (a) jenis penelitian, (b) desain penelitian, (c) prosedur penelitian, (d) lokasi dan subjek penelitian,

(e) instrumen penelitian, (f) teknik pengumpulan data, (g) teknik pengolahan data, dan (h) indikator keberhasilan siklus.

Bab IV merupakan paparan dari hasil penelitian pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan.

Bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasannya yang disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan di bab I, serta berisi rekomendasi.

(19)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang bertujuan agar guru dapat memperbaiki kelemahan dan kekurangan didalam menyajikan pembelajaran di kelas. Menurut Kemmis dan Carr (Kasbolah, 1998/1999:13), “Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini, serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan”.

Tujuan utama dalam penelitian kelas ini untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan memecahkan masalah-masalah yang menghambat siswa dalam proses belajar mengajar. Ini sesuai dengan pendapat Kasbolah (1998/1999:7) bahwa, “Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang diadakan di kelas dengan mengangkat masalah-masalah aktual yang sedang dihadapi dan mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran”.

Menurut Supardi dan Suhardjono (2011:12),” … jenis penelitian tindakan yang paling tepat dipahami, dikuasai, dilaksanakan oleh guru dalam tugas meningkatkan mutu proses pembelajaran kesehariannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)”.

Menurut Supardi dan Suhardjono (2011:12),” … jenis penelitian tindakan yang paling tepat dipahami, dikuasai, dilaksanakan oleh guru dalam tugas meningkatkan mutu proses pembelajaran kesehariannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)”.

(20)

28

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situasi yang nyata di dalam kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran secara profesional.

B. Desain Penelitian

Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan model siklus. Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasbolah (1998/1999:16) bahwa “Penelitian tindakan kelas dengan model siklus terdiri dari empat komponen yaitu: rencana, tindakan, observasi, dan refleksi”.

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan melalui beberapa siklus, sekurang-kurangnya tiga siklus. Tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu:

a. Perencanaan (planning)

Suatu rencana tindakan untuk mencari solusi, memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berbicara dengan menggunakan teknik permainan tebak benda.

b. Tindakan (action)

Dari rencana tindakan tersebut maka diadakan tindakan agar ada suatu pemecahan masalah, perbaikan dan peningkatan kemampuan berbicara dengan menggunakan teknik permainan tebak benda.

c. Pengamatan (obsevation)

Untuk mengetahui keberhasilan suatu tindakan, dilakukan pengamatan baik dalam proses maupun hasil atau dampak dari penggunaan teknik permainan tebak benda dalam pembelajaran berbicara.

d. Refleksi (reflection)

Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dari pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik permainan tebak benda.yang sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Apabila indikator tersebut belum tercapai atau belum maksimal, maka diadakan revisi perbaikan sampai adanya keberhasilan dalam penelitian tersebut.

(21)

29

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (diadaptasi dari Kasbolah, 1998/1999:70)

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan alur atau langkah-langkah dalam melaksanakan sebuah penelitian. Prosedur penelitian ini diperlukan untuk mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian. Prosedur penelitian ini dengan mengidentifikasi masalah di sekitar kita dan diakhiri dengan penulisan atau penyusunan laporan penelitian. Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Refleksi

Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Rencana Tindakan

Refleksi

Observasi Pelaksanaan

Tindakan

(22)

30

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

Pelaksanaan PTK

Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah

Merumuskan Masalah

Memilih Model Pembelajaran

Menentukan dan Menyusun Instrumen

Perencanaan I Pelaksanaan I

Refleksi I Observasi I

Mengumpulkan Data

Analisis Data

Menarik Kesimpulan

Perencanaan II Pelaksanaan II

(23)

31

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan bagan tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah pertama untuk memfokuskan sebuah permalahan yang akan dijadikan fokus penelitian.

2. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan ini merupakan observasi awal, dimana peneliti dapat mendalami permasalahan yang telah diidentifikasi.

3. Merumuskan Masalah

Rumusan masalah merupakan tolak ukur atau acuan agar penelitian tidak meluas.

4. Memilih Model Pembelajaran

Memilih model pembelajaran merupakan suatu alternatif untuk memperbaiki permasalahan yang ada.

5. Menentukan dan Menyusun Instrumen

Dalam menentukan dan menyusun instrumen, disesuaikan dengan permasalahan yang timbul, rumusan masalah serta metode penelitian yang akan digunakan.

6. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pelaksanaan PTK ini berupa siklus, yang dilakukan sebanyak dua atau lebih tindakan perbaikan (dua siklus atau lebih).

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian diambil dari hasil observasi dan tes hasil belajar siswa selama kegiatan belajar-mengajar pada setiap siklus.

8. Analisis Data

Dari data yang terkumpul selama kegiatan belajar mengajar pada setiap siklus, kemudian dianalisa berdasarkan metode atau cara yang telah dipilih. 9. Menarik Kesimpulan

(24)

32

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data terkumpul dan dianalisa, peneliti menarik kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.

10. Menyusun Laporan

Penyusunan laporan ini berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah yang telah ditentukan.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN Mekarsari 01 Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Sedangkan subjek penelitian adalah siswa kelas II tahun ajaran 2012/2013. Jumlah subjek penelitian adalah 36 orang siswa, yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan.

E. Instrumen Penelitian

Peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan tindakan guru selama proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik permainan tebak benda.

b. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan teknik permainan tebak benda.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas serta foto-foto selama kegiatan penelitian berlangsung.

F. Teknik Pengumpulan Data

(25)

33

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambaran tentang ekspresi siswa (Arikunto, 2002:256). Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan data kuantitatif yaitu nilai siswa yang dapat di analisis secara deskriptif dengan menggunakan statistik deskriptif (Arikunto, 2002:256). Data kuantitatif diambil dari hasil tes belajar peserta didik dan aktivitas guru beserta peserta didik setelah kegiatan pembelajaran.

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan tes hasil belajar, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Observasi

Semua data diperoleh dengan cara teknik observasi langsung dan yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti.

Dari hasil observasi, jumlah siswa yang melaksanakan kegiatan dihitung dalam persen, dengan cara perhitungan sebagai berikut:

Jumlah siswa yang melakukan kegiatan

x 100% Jumlah siswa keseluruhan

2. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar merupakan data-data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari hasil penilaian evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Tes kemampuan berbicara meliputi 5 aspek penilaian, yaitu lafal dan intonasi, volume, kosakata, kelancaran dan gaya. Untuk ketuntasan belajar masing-masing aspek dihitung dengan cara sebagai berikut:

Jumlah siswa yang mencapai KKM

x 100% Jumlah siswa keseluruhan

(26)

34

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Teknik Pengolahan Data

Dari data-data yang telah terkumpul, kemudian data-data tersebut diidentifikasi, dan langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh.

Data-data tersebut dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengelompokkan data

Pada langkah ini data-data yang telah terkumpul dikelompokkan dan diberi identitas berdasarkan jenis dan sumbernya.

b. Pemeriksaan keabsahan data

Agar data yang diperoleh, valid atau shahih maka dilakukan teknik triangulasi yaitu dengan melakukan beberapa tindakan antara lain:

1) Menggunakan cara yang bervariasi untuk memperoleh data yang sama misalnya untuk hasil belajar dengan tes tertulis dan wawancara.

2) Menggali data yang sama dari sumber yang berbeda, dalam kegiatan ini penelitian mengkonfirmasikan data temuan yang diperoleh baik kepada guru maupun kepada siswa melalui refleksi pada setiap siklus sampai keseluruhan pelaksanaan tindakan sehingga terjaring data yang lengkap dan memiliki validasi yang tinggi.

3) Mempertimbangkan pendapat teman sejawat guna pengecekan terhadap keshahihan data, serta sebagai masukan sehingga bisa mempertajam analisis dan memperoleh validitas tinggi.

c. Analisis hasil tes

Hasil tes siswa yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan skala persentase jawaban siswa, sehingga diketahui persentase jumlah siswa yang mampu dan yang tidak mampu dalam berbicara atau mengungkapkan pendapat secara lisan.

(27)

35

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil analisis data dapat diambil suatu kesimpulan berdasarkan persentase yang telah dihitung, sehingga dapat diketahui berhasil tidaknya penelitian tersebut.

H. Indikator Keberhasilan Siklus

Dalam penelitian ini, indikator keberhasilan siklus meliputi penilaian terhadap aktivitas siswa dan kemampuan berbicara siswa. Adapun penjelasan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Aktivitas Siswa

No Aspek yang Diobservasi

Indikator keterampilan intelektual, personal

dan sosial dalam proses

4 Siswa berani menjawab pertanyaan

(28)

36

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27 siswa

2 Volume 75%

36 x 75% = 27 siswa

3 Kosakata

75% 36 x 75% =

27 siswa

4 Kelancaran 75%

36 x 75% = 27 siswa

5 Gaya

75% 36 x 75% =

(29)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 71

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian tentang

peningkatan kemampuan berbicara dengan menggunakan teknik permainan tebak benda yang telah dilaksanakan di kelas II SDN Mekarsari 01dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran berbicara dengan teknik permainan tebak benda, meliputi aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru dan siswa dalam penelitian ini mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini terbukti dengan hasil observasi sebagai berikut: kegiatan siswa (1) pada siklus I, indikator 1 sebanyak 12 orang (33,33%), indikator 2 sebanyak 11 orang (30,55%), indikator 3 sebanyak 25 orang (69,44%), indikator 4 sebanyak 23 orang (63,89%), indikator 5 sebanyak 10 orang (27,78%), dan indikator 6 sebanyak 36 orang (100%); (2) pada siklus II, indikator 1 sebanyak 30 orang (80,33%), indikator 2 sebanyak 25 orang (69,44%), indikator 3 sebanyak 36 orang (100%), indikator 4 sebanyak 28 orang (77,78%), indikator 5 sebanyak 25 orang (69,44%) dan indikator 6 sebanyak 36 orang (100%); dan (3) pada siklus III, indikator 1 sebanyak 33 orang (91,67%), indikator 2 sebanyak 32 orang (88,89%), indikator 3 sebanyak 36 orang (100%), indikator 4 sebanyak 33 orang (91,67%), indikator 5 sebanyak 32 orang (88,89%), dan indikator 6 sebanyak 36 orang (100%); sedangkan kegiatan guru (1) pada siklus I, 4 indikator memperoleh nilai C dan 3 indikator memperoleh nilai K; (2) pada siklus II, 4 indikator memperoleh nilai B dan 3 indikator memperoleh nilai C, dan (3) pada siklus III 6 aktivitas guru mendapat nilai B dan 1 indikator memperoleh nilai C.

(30)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

72

67,78%, aspek 3 adalah 70%, aspek 4 adalah 63,33% dan aspek 5 adalah 60,55%.; (b) pada siklus II, persentase keberhasilan tiap-tiap aspek adalah aspek 1 adalah 71,67%, aspek 2 adalah 72,78%, aspek 3 adalah 74,44%, aspek 4 adalah 73,89% dan aspek 5 adalah 71,11%.; dan (3) pada siklus III, persentase keberhasilan tiap-tiap aspek adalah aspek 1 adalah 78,83%, aspek 2 adalah 78,89%, aspek 3 adalah 77,78%, aspek 4 adalah 77,78% dan aspek 5 adalah 77,78%. Sedangkan untuk nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan, yaitu (1) pada siklus I, nilai rata-rata siswa sebesar 65,33, (2) pada siklus II, nilai rata-rata siswa sebesar 72,78, dan (3) pada siklus III, nilai rata-rata siswa adalah 78,11.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, peneliti memberi saran sebagai berikut.

1. Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia hendaknya berperan aktif sebagai innovator dan fasilitator dalam memilih teknik yang paling tepat sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat menjadi pengalaman belajar yang positif.

2. Bagi siswa, pembelajaran dengan pendekatan integratif hendaknya dapat dijadikan alternatif bagi guru bidang studi lain dalam mengajar.

(31)

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. (1991). Bahasa Indonesia I. Jakarta:Depdikbud.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asshofie, A. (2011). Metode Permainan Pembelajaran Bahasa Indonesia.

http://agil-asshofie.blogspot.com/label/pendidikan. diakses 10 Maret 2013

Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

Kasbolah, K. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Sekolah Dasar.

Resmini dan Juanda. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press.

Soeparno. (1998). Metode Permainan Bahasa. Jakarta:Gramedia.

Solchan, T.W. dkk. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Subana, M dan Sunarti. (Tanpa tahun). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka.

Supardi dan Suhardjono. (2011). Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Tarigan, H.G. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Perum Balai Pustaka.

(32)

74

Fitria Sri Rahayu, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Gambar 1.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas model KemmisGambar 3.1  Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian   Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart ……....………………..
Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran   Berbicara dengan Menggunakan Teknik Permainan Tebak
Gambar 1.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Sindrom ini sering terjadi pada pasien yang mengalami infeksi. oportunistik TB namun juga dapat timbul pada

PEMASANGAN BARU LPJU KONVENSIONAL DENGAN LPJUTS DI JALAN TOL BELMERA DENGAN PENDEKATAN VALUE.

Gambar 4.1Grafik Perbandingan Daya saat Pembebanan Terhadap Efisiensi TD 1 pada Beban Tertinggi

dengan judul “ Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak-Anak di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

Pengolahan suatu data menjadi suatu informasi yang layak dikonsumsi oleh masyarakat yang memerlukannya, dewasa ini sudah menjadi suatu kewajiban bagi seorang penyaji informasi

Hasil dengan KCKT menunjukkan ekstrak etanol lempuyang gajah asal Merapi Farma menunjukkan 11 peak, Pasar Gede 10 peak dan B2P2TOOT Tawangmangu 7 peak dan ketiga ekstrak

Pengaruh bakteri endofit dan PGPR terhadap nilai AUDPC di lapangan Hasil pengamatan kejadian penyakit layu bakteri tomat di lapangan datanya tidak ditampilkan dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dalam pelaksanaan uji kompetensi guru bertugas dalam Guru membimbing siswanya dalam menyiapkan uji kompetensi. Dalam