• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMAKAIAN BERBAGAI BAHAN SUMBER KARBOHIDRAT DALAM PEMBUATAN SILASE PUCUK TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN (pH, VFA dan NH3) SECARA IN VITRO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMAKAIAN BERBAGAI BAHAN SUMBER KARBOHIDRAT DALAM PEMBUATAN SILASE PUCUK TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN (pH, VFA dan NH3) SECARA IN VITRO."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMAKAIAN BERBAGAI BAHAN SUMBER KARBOHIDRAT DALAM PEMBUATAN SILASE PUCUK TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN (pH, VFA dan NH3)

SECARA IN VITRO

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD JAKA AULIA 0910611049

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2014

(2)

PENGARUH PEMAKAIAN BERBAGAI BAHAN SUMBER KARBOHIDRAT DALAM PEMBUATAN SILASE PUCUK TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN (pH, VFA dan NH3)

SECARA IN VITRO

Muhammad Jaka Aulia, dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Mardiati Zain, MS dan Dr. Ir. Irsan Ryanto H

Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang, 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian berbagai sumber karbohidrat sebagai additif dalam pembuatan silase pucuk tebu terhadap karakteristik cairan rumen (pH, NH3, dan VFA) secara in vitro. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ruminansia Universitas Andalas menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Parameter yang diamati yaitu pH, VFA dan NH3. Sebagai perlakuan adalah 4 macam sumber karbohidrat yaitu (A) tepung tapioka 10%; (B) jagung giling 10%; (C) tepung sagu 10% dan (D) dedak 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian berbagai bahan sumber karbohidrat (tepung tapioka, jagung giling, tepung sagu, dan dedak) dengan penambahan 10 % bahan kering memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap pH (P>0,05), berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi VFA dan berbeda sangat nyata juga terhadap produksi NH3 (P<0,01) silase pucuk tebu. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan (B) jagung giling memberikan hasil yang terbaik terhadap karakteristik cairan rumen dibandingkan sumber karbohidrat lainnya.

(3)

A.Latar Belakang

Pengembangan usaha peternakan sangat tergantung pada tersedianya bahan pakan. Namun akhir-akhir ini lahan untuk padang rumput dan hijauan pakan ternak semakin berkurang, sehingga ketersediaan rumput semakin sulit dan harganya meningkat. Pakan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi oleh ternak untuk dapat meningkatkan produktifitasnya.

Untuk meningkatkan produktifitas ternak dan menjamin ketersediaan pakan terus menerus maka perlu dicari bahan pakan alternatif yang mudah didapat, harga murah, kandungan gizi cukup, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia dan aman dikonsumsi oleh ternak. Salah satu upaya yang dimaksud yaitu pemanfaatan hasil ikutan pertanian (by product).

Negara Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi hasil ikutan pertanian dan hasil agroindustri yang jumlahnya cukup banyak. Salah satu yang dianggap potensial yang digunakan sebagai sumber bahan pakan ternak ruminansia adalah pucuk tebu yang kaya serat. By product berserat tersebut adalah sumber pakan yang dianggap penting bagi ternak ruminansia. Oleh karena itu, sistem usaha ternak ruminansia di daerah yang ketersediaan hijauannya terbatas harus berintegrasi dengan sistem pertanian yang ada sebagai sumber pakan yang memadai (Pangestu, 2003).

(4)

tahun 2008, sedangkanluas areal perkebunan tebu pada tahun 2010 adalah 418.259 ha dengan produksi tebu nasional 34.218.549 ton (Ditjenbun, 2011).

Menurut Pangestu (2003), pucuk tebu memiliki beberapa keuntungan jika dipilih menjadi sumber pakan bagi pengembangan ternak ruminansia, hal ini dikarenakan tanaman tebu toleran terhadap musim panas, tahan terhadap hama penyakit serta mudah didapat saat musim kemarau sekalipun. Penebangan tebu dilakukan secara cepat untuk memenuhi kebutuhan pabrik gula dapat berproduksi secara optimal. Oleh karena itu limbah pucuk tebu yang diperoleh cukup banyak sedangkan peternak memanfaatkannya tidak terlalu banyak (Hernaman et al., 2005).Banyaknyapucuk tebu yang tersedia perlu diawetkan sebagai salah satu sumber pakan berserat yang dapat digunakan saat rumput hijauan berkurang yaitu saat masa paceklik tiba. Salah satunya dengan cara pembuatan silase. Lubis (1963), menyatakan bahwa pembuatan silase praktis tidak tergantung kepada keadaan cuaca, sehingga merupakan cara pengawetan paling baik pada kondisi tropis.

Salah satu faktor yang mempengaruhi silase ialah kadar air hijauan dan bahan. Hal ini sesuai pendapat Pioner Development Foundation (1991) bahwa kualitas silase yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh tiga faktor dalam pembuatan silase antara lain: hijauan yang digunakan, zat additif (additif digunakan untuk meningkatkan kadar protein dan karbohidrat pada material pakan) dan kadar air bahan di dalam hijauan tersebut, karena kadar air yang tinggi mendorong pertumbuhan jamur dan menghasilkan asam butirat, sedangkan kadar air yang rendah menyebabkan suhu di dalam silo lebih tinggi sehingga mempunyai resiko yang tinggi terhadap terjadinya kerusakan zat-zat makanan pada pucuk tebu (hit

(5)

busuk. Hal tersebut terjadi karena adanya fermentasi karbohidrat dari bahan pengawet oleh bakteri asam laktat dengan hasil utama berupa asam laktat sehingga pH silase yang dihasilkan turun.

Menurut Lado (2007), bahan additive yang berbeda dapat menghasilkan kualitas kimiawi silase yang berbeda. Masing – masing karbohidrat yang

fermentable mempunyai kelebihan dan kekurangan pada komposisi gizinya,

sehingga kualitas yang dihasilkan berbeda diantaranya kadar air dan pH silase. Bahan additif yang diberikan haruslah bahan yang memiliki sumber karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga karbohidrat pada bahan additif yang digunakan dapat dimanfaatkan oleh bakteri asam laktat sebagai sumber makanan. Bahan additif yang dimaksud dapat berupa tepung tapioka, jagung giling, tepung sagu dan dedak karena bahan-bahan tersebut mudah untuk didapatkan. Dengan ditambahkannya zat additif diharapkan dapat mempertahankan pH dan meningkatkan produksi VFA dan

NH3.

Produksi asam lemak terbang (VFA) menggambarkan tingkat fermentabilitas bahan pakan. Semakin tinggi kadar VFA menggambarkan bahan sangat fermentabel sehingga energi yang tersedia dalam bahan pakan tersebut semakin banyak. Untuk mikroba rumen VFA memiliki fungsi sebagai sumber energi dan sumber kerangka karbon untuk pembentukan protein mikroba (Sutardi dkk, 1983). Sumber energi bagi mikroba rumen ternak ruminansia akan berkurang jika produksi VFA dan NH3 rendah sehingga tidak dapat mendukung pertumbuhan mikroba.

(6)

“Pengaruh Pemberian Berbagai Bahan Sumber Karbohidrat Dalam Pembuatan Silase Pucuk Tebu Terhadap karakteristik Cairan Rumen (pH,

VFA dan ���) Secara In Vitro”. B. Perumusan Masalah

Tepung tapioka, jagung giling, tepung sagu dan dedak dapat dijadikan bahan additif dalam pembuatan silase pucuk tebu karena merupakan karbohidrat yang mudah larut. Setiap sumber karbohidrat tersebut belum diketahui pengaruhnya terhadap karakteristik cairan rumen bila silasenya diuji secara in vitro.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan produksi nilai karakteristik cairan rumen (pH, VFA dan NH3) in vitro silase pucuk tebuyang terbaik dengan penambahan berbagai sumber karbohidrat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menentukan sumber karbohidrat yang dapat menghasilkan kualitas silase pucuk tebu terbaik, sehingga limbah tebu dapat dimanfaatkan secara maksimal.

E. Hipotesis Penelitian

Pemakaian sumber karbohidrat jagung giling dalam pembuatan silase pucuk tebu akan memberikan hasil yang terbaik, sehingga dapat mempertahankan nilai pH danmemberikan hasil produksi nilai VFA dan NH3 cairan rumen yang terbaik

dibandingkan sumber karbohirat lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terkadang menyebabkan pasien menjadi merasa dirinya tidak berguna lagi karena banyaknya keterbatasan yang ada dalam diri pasien akibat penyakitnya itu

Kebudayaan Melayu Riau yang dibahas dalam penelitian ini tidak terlepas dari pandangan hidup, kesenian, sastra, kuliner, upacara adat, peralatan (teknologi),

a) Perbankan menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

Dalam hal pembelian Unit Penyertaan BNI-AM DANA TERENCANA dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan secara berkala sesuai dengan ketentuan butir 13.3 Prospektus,

Dalam hal penginformasian kepada masyarakat berupa lisan tentang penggunaan anggaran yang didapat desa baik dari anggaran APBN, APBD provinsi maupun APBD kabupaten

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kinerja mengajar guru program keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK N 1 Seyegan dipersepsi oleh siswa dengan skor sangat

nasyaEtat juga loyal kepada sbuah bank l{ena diebabke leem nsyralot p€rcaya balwa pihal bank ake nenbcriks bals jsa a&amp;s d@ ymg

1. Mendeskripsikan strategi pembelajaran sistem full day school dalam membentuk kualitas akhlak siswa di SD Islam MIFTAHUL