• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK ARTIKULASI DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS X MA DINIYYAH PUTRI LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK ARTIKULASI DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS X MA DINIYYAH PUTRI LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Yusmala Adinta

ABSTRAK

PERBANDINGAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK ARTIKULASI DAN THINK PAIR SHARE

DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS X MA DINIYYAH PUTRI LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh

Yusmala Adinta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas dan hasil belajar geografi siswa dengan kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dan Think Pair Share di kelas X MA Diniyyah Putri Lampung Tahun Ajaran 2012-2013. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan jenis eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 61 siswa kelas 1K. Jumlah sampel adalah 42 siswa yang diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan teknik tes (tes awal dan tes akhir). Dari data yang diperoleh dapat dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan.

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan uji t, maka diperoleh:

1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata aktivitas belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata hasil belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan.

(2)

Yusmala Adinta

4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada aktivitas belajar geografi siswa yang berkemampuan awal rendah antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share. 5. Tidak terdapat perbedaan pada hasil belajar geografi siswa yang

berkemampuan awal tinggi antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share.

6. Hasil uji hipotesis keenam membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan pada hasil belajar geografi siswa yang berkemampuan awal rendah antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share.

(3)
(4)

i

(5)

ii

c. Perhitungan Persentase Siswa yang Memperoleh Nilai ≥ 68 ... 44

3. Aktivitas Belajar Siswa yang Berkemampuan Awal Tinggi ... 78

4. Aktivitas Belajar Siswa yang Berkemampuan Awal Rendah ... 82

5. Hasil Belajar Siswa yang Berkemampuan Awal Tinggi ... 86

6. Hasil Belajar Siswa yang Berkemampuan Awal Rendah ... 89

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 94

(6)

iii LAMPIRAN

(7)

iv DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ketuntasan uji blok mata pelajaran geografi di kelas X semester

1 tahun pelajaran 2012-2013 ... 3

10. Hasil uji normalitas aktivitas belajar pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 dengan Uji Liliefors ... 58

11. Hasil uji normalitas sampel hasil belajar pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 dengan Uji Liliefors ... 58

12. Hasil uji homogenitas sampel pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 dengan Uji F ... 59

18. Perbandingan rerata nilai tes akhir di kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 ... 69

19. Perbandingan rerata hasil tes akhir berdasarkan kemampuan awal dan teknik pembelajaran ... 70

20. Deskripsi statistik aktivitas belajar siswa secara keseluruhan ... 72

21. Deskripsi statistik hasil belajar siswa secara keseluruhan ... 75

22. Penghitungan hasil belajar siswa secara keseluruhan ... 76

23. Deskripsi statistik aktivitas belajar siswa berkemampuan awal tinggi ... 78

24. Penghitungan aktivitas belajar siswa berkemampuan awal tinggi ... 79

25. Deskripsi statistik aktivitas belajar siswa berkemampuan awal rendah ... 82

26. Perhitungan aktivitas belajar siswa berkemampuan awal rendah ... 83

27. Deskripsi statistik hasil belajar siswa berkemampuan awal tinggi ... 87

(8)
(9)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(10)

vii

16. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Geografi Siswa yang Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share ... 141

17. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Geografi Siswa yang Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Artikulasi ... 142

18. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Berkemampuan Awal Tinggi ... 143

19. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Berkemampuan Awal Rendah ... 144

20. Rekapitulasi Hasil Belajar Geografi Siswa yang Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share ... 145

21. Rekapitulasi Hasil Belajar Geografi Siswa yang Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Artikulasi ... 146

22. Rekapitulasi Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas 1K1 (Eksperimen 1) ... 147

23. Rekapitulasi Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas 1K2 (Eksperimen 2) ... 148

24. Rekapitulasi Hasil Belajar Geografi Siswa Berkemampuan Awal Tinggi ... 149

25. Rekapitulasi Hasil Belajar Geografi Siswa Berkemampuan Awal Rendah ... 150

26. Uji Normalitas Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen 1 ... 151

27. Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1... 152

(11)

viii

29. Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2... 154

30. Uji Homogenitas Sampel ... 155

31. Uji Hipotesis ... 156

32. Tabel Harga Kritis t ... 164

33. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors ... 165

34. Tabel Distribusi Z Positif ... 166

35. Tabel Distribusi Z Negatif ... 167

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

PERBANDINGAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK ARTIKULASI DAN THINK PAIR SHARE

DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS X MA DINIYYAH PUTRI LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh

Yusmala Adinta

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(18)

Judul Skripsi : PERBANDINGAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK ARTIKULASI DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS X MA DINIYYAH PUTRI LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Nama Mahasiswa : Yusmala Adinta Nomor Pokok Mahasiswa : 0853034047

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Drs. Zulkarnain, M.Si. Sugeng Widodo, S.Pd., M.Pd. NIP19600111 198703 1 001 NIP 19750517 200501 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

(19)

Motto

Apabila anda tidak bekerja keras di masa muda, maka anda akan dituntut untuk

bekerja lebih keras di masa tua”

(Mario Teguh)

Berjalanlah walau tertatih, karena sang elang pun akan kehilangan jati diri dan

makna hidupnya jika tidak terbang dan menangkap buruannya dengan kukunya

sendiri.

(Anik Maghfuroh)

Ketika dirimu tidak lagi cukup menjadi alasan untuk mengisi semangatmu,

cobalah untuk melakukannya demi oran

g lain”

(20)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Zulkarnain, M.Si. ………....

Sekretaris : Sugeng Widodo, S.Pd., M.Pd. ..………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. ...………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(21)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini dengan keikhlasan hati dan rasa syukur padaAllah

SWT, sebagai tanda bakti dan cinta kasih kupersembahkan skripsi ini kepada:

Keluarga kecilku, Ibunda dan Ayahanda tercinta, serta adikku, kupersembahkan

karya ini sebagai salah satu wujud kecil baktiku, segala bentuk kesabaran,

dukungan,

cinta dan do’

a dari kalian yang mengalir tiada henti selalu menjadi

restu Tuhan

Para pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku

(22)

RIWAYAT HIDUP

Penulis

dilahirkan di Metro pada tanggal 06 Januari 1990, anak

pertama dari 2 bersaudara pasangan Bapak Mohammad Nadian dan Robiatun.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu TK Pertiwi Kota Raman pada tahun 1995, pada tahun 1996 penulis melanjutkan ke SD Negeri 1 Kota Raman Kecamatan Raman Utara yang lulus pada tahun 2002. Tahun ajaran 2002/2003 penulis melanjutkan ke SMP Negeri 4 Metro, yang lulus pada tahun 2005. Pada tahun ajaran 2005/2006 melanjutkan ke SMA Negeri 1 Metro, dan lulus pada tahun 2008.

(23)

i SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Perbandingan Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Artikulasi dan Think Pair Share Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas X MA Diniyyah Putri Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Pembimbing I, Bapak Sugeng Widodo, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II dan Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku pembahas yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, nasihat dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

(24)

ii 2. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

5. Ibu dan Ayah tercinta, adikku tersayang, semua keluarga besarku yang selalu menjadi penyemangat dalam hidup.

6. Bapak Damhuri, S.Ag selaku Kepala MA Diniyyah Putri Lampung yang telah memberi izin penelitian dan memberi kemudahan dalam penyusunan skripsi. 7. Ibu Eryuni Mutiah, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Geografi MA Diniyyah

Putri Lampung yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Para siswi MA Diniyyah Putri Lampung terutama Kelas 1K1 dan 1K2 atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan.

9. Teman-teman tersayang Geografi Mandiri angkatan 2008 yang selalu menyertai hari-hari sepanjang studi,terima kasih atas kebersamaan kita yang tak terlupakan.

10.Rekan-rekan Geografi 2008 reguler, kakak tingkat 2005-2007, dan adik tingkat 2009-2011 atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.

(25)

iii kesabaran dari kalian selalu menjadi penyemangat penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

12.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, 01 April 2013 Penulis

(26)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yusmala Adinta

NPM : 0853034047

Program Studi : Pendidikan Geografi Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/KIP

Alamat : Desa Kota Raman Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur 34154

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perbandingan Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Artikulasi dan Think Pair Share Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas X MADiniyyah Putri Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak pernah terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, April 2013

Yang Menyatakan,

Yusmala Adinta

(27)

1

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Berhasil atau tidaknya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran di sekolah, salah satunya tergantung pada situasi dan metode pembelajaran yang digunakan. Situasi yang kondusif dan mendukung pembelajaran akan meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa. Berbagai elemen pendukung seperti ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah serta kualitas guru tentunya berpengaruh terhadap kelangsungan pembelajaran. Guru sebagai salah satu pelaku dalam proses pembelajaran memegang peranan yang penting. Guru dituntut untuk jeli dalam memahami karakteristik kelas dan menerapkan model atau cara belajar yang tepat agar tujuan dari kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

(28)

2

usaha (TU), perpustakaan, ruang audio visual, laboratorium komputer, laboratorium IPA, ruang bimbingan konseling, masjid, ruang usaha kesehatan sekolah (UKS), kantin sekolah, dan koperasi. MA Diniyyah Putri Lampung memiliki beberapa macam kegiatan kesiswaan, yang dapat dijadikan wadah bagi siswa untuk pengembangan diri, baik pengetahuan berorganisasi dan kepemimpinan, bakat maupun minat. Kegiatan kesiswaan yang ada disekolah ini antara lain: Pramuka, Paskibra, dan Pengembangan Akademik. Saat ini jumlah siswi di MA Diniyyah Putri Lampung berjumlah 229 siswi dengan jumlah guru 39 orang. Diniyyah Putri Lampung merupakan sekolah khusus putri dengan konsep pondok pesantren. Seluruh siswi diwajibkan tinggal di asrama yang disediakan, kecuali siswi yang bertempat tinggal di sekitar sekolah.

(29)

3

Tabel 1. Ketuntasan Uji Blok Mata Pelajaran Geografi di Kelas X Semester 1 Tahun Pelajaran 2012-2013.

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 ≥ 68 (Tuntas) 26 42,63%

2 < 68 (Tidak Tuntas) 35 57,37%

Jumlah 61

Sumber: Daftar Nilai Uji Blok Geografi Siswa Kelas X MA Diniyyah Putri Lampung Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 35 orang (57,37%). Padahal, suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2010: 241). Dapat diduga bahwa belum tercapainya ketuntasan klasikal disebabkan oleh berbagai faktor baik yang bersumber dari dalam diri siswa (intern) maupun dari luar diri siswa (ekstern).

(30)

4

Model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan diskusi yang diterapkan diduga menyebabkan minat siswa untuk beraktivitas merespon pelajaran yang diberikan menjadi berkurang. Dalam metode konvensional yang diterapkan di MA Diniyyah Putri, diketahui aktivitas siswa hanya mencatat, mendengarkan guru menjelaskan, kemudian mengerjakan soal atau tugas sehingga siswa merasa jenuh dan kurang antusias untuk turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh data aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai berikut:

Tabel 2. Persentase Keaktifan Siswa Kelas X MA Diniyyah Putri.

Pra Penelitian

(31)

5

Dari semua teknik pembelajaran yang ada, tidak ada teknik yang paling baik. Dalam penerapannya, setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di sinilah guru berperan untuk aktif dan inovatif dalam menemukan teknik yang tepat untuk diterapkan pada setiap materi pembelajaran di kelas. Suatu teknik pembelajaran dikatakan baik apabila aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat secara positif setelah teknik tersebut diterapkan. Teknik pembelajaran yang tepat diterapkan diharapkan akan meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajar juga akan lebih baik.

Model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan antara lain dengan teknik artikulasi dan Think Pair Share. Teknik pembelajaran Artikulasi merupakan teknik pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran di mana siswa membentuk kelompok berpasangan, kemudian seorang menceritakan materi yang disampaikan oleh guru dan yang lain sebagai pendengar setelah itu berganti peran. Teknik pembelajaran ini prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan guru, siswa harus dapat meneruskan atau menjelaskan kepada siswa yang lainnya (pasangan kelompoknya) Dalam pembelajaran ini siswa dituntut mampu berperan sebagai penerima pesan sekaligus berperan sebagai penyampai pesan. Kelebihan dari teknik Artikulasi adalah sebagai berikut:

a. Semua siswa terlibat (mendapat peran) b. Melatih kesiapan siswa

c. Melatih daya serap pemahaman dari orang lain d. Cocok untuk tugas sederhana

e. Interaksi lebih mudah

f. Lebih mudah dan cepat membentuknya (Amri, 2010:181)

(32)

6

a. Untuk mata pelajaran tertentu b. Waktu yang dibutuhkan banyak c. Materi yang didapat sedikit

d. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor e. Lebih sedikit ide yang muncul

Model pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share dapat juga disebut sebagai pembelajaran berpasangan. Teknik pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Dalam teknik Think Pair Share, guru meminta siswa untuk memikirkan suatu topik, berpasangan dengan siswa lain dan mendiskusikannya, kemudian berbagi ide dengan seluruh kelas. Menurut Hartina (2008:12),teknik Think Pair Share memiliki kelebihan diantaranya:

a. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan

b. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah

c. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang

d. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar

e. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran

Selain mempunyai keunggulan, model pembelajaran Think Pair Share juga mempunyai kelemahan. Menurut Lie (2010:46), kelemahannya adalah:

1. Teknik pembelajaran Think Pair Share belum banyak diterapkan dalam pembelajaran di sekolah

2. Memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, saat pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal,

(33)

7

4. Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa

Model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dan Think Pair Share memiliki kesamaan dalam jumlah anggota yang berkumpul dalam satu kelompok. Kedua teknik ini merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang menerapkan konsep anggota berpasangan. Namun teknik Artikulasi dan Think Pair Share berbeda pada penerapannya. Pada teknik Artikulasi, setelah guru menjelaskan materi, siswa secara bergantian menyampaikan kembali apa yang telah diberikan oleh guru kepada rekan berpasangannya. Siswa dituntut untuk dapat berperan dengan baik sebagai pendengar sekaligus penyampai pesan. Penerapan teknik Think Pair Share adalah siswa secara individu memikirkan pemecahan dari permasalahan yang diberikan oleh guru untuk kemudian dibagikan atau didiskusikan dengan rekan berpasangannya. Hasil diskusi tersebut disampaikan di depan kelas untuk ditanggapi oleh siswa lainnya. Perbedaan pada penerapan teknik pembelajaran ini akan memberikan perbedaan pada aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas dan hasil belajarnya. Perbedaan inilah yang ingin diteliti oleh penulis untuk mengetahui teknik pembelajaran yang lebih efektif diterapkan pada mata pelajaran Geografi terutama pada Standar Kompetensi Memahami konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan aspek geografi.

(34)

8

awal rendah yang lebih lambat dalam memahami materi pelajaran. Hal ini seringkali terlupakan oleh guru karena siswa dianggap memiliki kemampuan yang sama. Siswa berkemampuan awal tinggi akan cepat merasa bosan jika guru sering mengulang penjelasan, namun siswa berkemampuan awal rendah dapat merasa tertinggal jika guru menjelaskan materi mengikuti siswa dengan kemampuan tinggi. Padahal, kemampuan awal siswa memiliki pengaruh terhadap hasil belajarnya di kelas. Oleh karena itu, dibutuhkan model pembelajaran yang tepat dan sesuai diterapkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tanpa mengabaikan kemampuan awal siswa yang berbeda-beda sehingga nantinya hasil belajar yang diperoleh sama-sama maksimal antara siswa yang berkemampuan awal tinggi dan siswa berkemampuan awal rendah.

Dalam model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dan Think Pair Share, siswa diharapkan dapat saling membantu memahami konsep, materi, dan memberikan masukan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang materi dan memaksimalkan hasil belajar. Teknik-teknik pembelajaran tersebut menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar, karena penilaian hasil belajar tidak hanya dilihat dari hasil tes tertulis, tetapi juga dari tingkat pemahaman yang disampaikan secara lisan. Selain itu, penulis ingin mengetahui teknik pembelajaran yang lebih cocok untuk diterapkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

(35)

9

Kemampuan Awal Siswa Kelas X MA Diniyyah Putri Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran antara lain:

1. Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang menarik. 2. Angka ketuntasan klasikal masih rendah.

3. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan belajar di kelas. 4. Hasil belajar geografi masih rendah

5. Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dan Think Pair Share

6. Perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar dengan teknik Artikulasi dengan siswa yang diajar dengan teknik Think Pair Share.

C.Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka batasan masalah penelitian ini adalah: 1. Hasil belajar geografi masih rendah

2. Aktivitas siswa masih rendah

3. Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dan Think Pair Share

(36)

10

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang akan dijadikan kaji-tindak adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata aktivitas belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata hasil belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada rerata aktivitas belajar geografi siswa yang berkemampuan awal tinggi antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share? 4. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada rerata aktivitas belajar geografi

siswa yang berkemampuan awal rendah antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share? 5. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada rerata hasil belajar geografi

siswa yang berkemampuan awal tinggi antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share? 6. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada rerata hasil belajar geografi

(37)

11

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata aktivitas belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share

secara keseluruhan

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata hasil belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada aktivitas belajar geografi siswa yang berkemampuan awal tinggi antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share.

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada aktivitas belajar geografi siswa yang berkemampuan awal rendah antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik

Think Pair Share.

5. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar geografi siswa yang berkemampuan awal tinggi antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share.

(38)

12

model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti dalam peningkatan kualitas mengajar.

2. Mengembangkan pengetahuan penulis dari materi yang didapat dari bangku kuliah dengan mengaplikasikannya melalui skripsi sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Membantu guru secara kolaboratif dan memberi masukan dalam pemilihan alternatif model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar geografi siswa.

4. Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran geografi.

5. Membantu siswa dalam penyerapan dan pemahaman materi serta membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

(39)

13

G.Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa Kelas X MA Diniyyah Putri Lampung.

2. Ruang lingkup objek penelitian ini adalah model pembelajaran Artikulasi dan

Think Pair Share serta prestasi belajar pada standar kompetensi memahami konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi dengan kompetensi dasar mendeskripsikan aspek geografi.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah MA Diniyyah Putri Lampung. 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun ajaran 2012-2013 semester 1. 5. Ruang lingkup ilmu penelitian adalah pembelajaran geografi yaitu

(40)

14

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A.Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman (Cronbach dalam Riyanto, 2010). Belajar merupakan perilaku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar tidak hanya mencari ilmu atau menuntut ilmu dan tidak hanya meliputi mata pelajaran saja, tetapi meliputi penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam- macam ketrampilan, dan cita- cita. Pada prinsipnya, belajar adalah berbuat atau mengubah tingkah laku dan tindakan yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Dimyati dan Mudjiono (2002:7) menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

(41)

15

Dalam proses belajar banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Faktor Internal

Faktor internal menyangkut faktor-faktor psikologis pembelajar. Kehadiran faktor-faktor psikologis tersebut akan memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Faktor-faktor internal antara lain : motivasi, kondisi kesehatan jasmani dan rohani, intelektual, emosional.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dapat mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajar, karena individu yang belajar adalah berinteraksi dengan lingkungan. Faktor-faktor eksternal antara lain:variasi dan tingkat kesulitan materi yang dipelajari, metode pembelajaran, cuaca, kondisi tempat belajar.

b. Pembelajaran

Definisi pembelajaran menurut Trianto (2010:17), pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Suatu pembelajaran dikatakan efektif bila memenuhi persyaratan keefektifan pengajaran seperti:

1. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM. 2. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa.

(42)

16

4. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (2) tanpa mengabaikan butir (4) (Soemosasmito dalam Trianto,2010:20).

2. Pembelajaran Geografi

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi (geosfer) dalam konteks keruangan dan kewilayahan serta interaksi manusia dengan lingkungan fisiknya (Daldjoeni, 1982:2). Pembelajaran geografi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan guru untuk menerangkan kepada peserta didik dalam memahami tentang berbagai gejala yang terjadi di permukaan bumi (geosfer) serta interaksi manusia dengan lingkungan fisiknya.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

(43)

17

2010:28). Teori Konstruktivisme mengedepankan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembangan siswa belajar mandiri dan perlunya siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri. Siswa tidak lagi dijadikan sebagai objek, namun menjadi mitra bagi guru. Guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, namun lebih bersifat sebagai fasilitator bagi siswa dan menjadi penanggung jawab kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru semestinya memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif sehingga ilmu yang diperoleh siswa merupakan hasil dari penemuannya sendiri.

Model pembelajaran Artikulasi dan Think Pair Share sejalan dengan teori konstruktivisme dimana dalam kegiatannya, model pembelajaran Artikulasi menuntut siswa untuk aktif dan mandiri. Siswa dapat membangun pengetahuannya dengan bimbingan dan arahan dari guru serta berbagi dengan teman untuk memperluas lagi pengetahuannya.

4. Aktivitas Belajar

Sudjana (1982:48), mengemukakan bahwa “aktivitas belajar adalah segala

kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan khas, yaitu hasil

belajar yang akan nampak melalui prestasi belajar yang akan dicapai”.

(44)

18

kegiatan yang sangat penting dalam belajar sehingga peserta didik mudah untuk menguasai pelajaran.

Belajar merupakan bagian dari aktivitas. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Siswa harus melakukan aktivitas untuk meningkatkan hasil belajarnya. Djamarah (2000:67) menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang diperoleh anak didik lebih lama tersimpan di benak anak didik.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang didahului oleh perencanaan dan didasari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perubahan pengetahuan dan keterampilan yang ada pada diri siswa yang melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan adalah kegiatan yang dapat mendukung pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Sardiman (1994:97), dalam belajar, sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran yang bertujuan untuk merubah diri, tingkah laku dan tingkat pengetahuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri.

(45)

19

dengan pembelajaran. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran maka siswa mampu memahami, mengingat dan mengaplikasi materi yang telah diajarkan. Data aktivitas diperoleh dari lembar observasi yang berisi enam aktivitas, yaitu berbicara yang relevan dengan topik,memperhatikan penjelasan materi atau topik, mencatat materi atau topik, mengerjakan tugas yang diberikan atau yang sesuai dengan topik, mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan topik yang sedang dibahas, berdiskusi sesuai dengan materi, dan mengemukakan pendapat tentang topik tertentu.

5. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan apa yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai angka maupun huruf yang ditulis dalam buku laporan nilai atau raport yang diberikan setelah selesai mengikuti tes.

(46)

20

kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Ade Sanjaya, 2011:http://aadesanjaya. blogspot.com/2011/04/ pengertian-definisi-hasil-belajar-siswa.html)

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan ciri sebagai berikut:

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa.

b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama di ingatannya, membentuk prilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat diguakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainnya.

d. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama adalah menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

(47)

21

6. Kemampuan Awal

Kemampuan awal adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki sebelum peserta didik akan mempelajari kemampuan baru (Prawiradilaga, 2009:20). Kemampuan awal merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar siswa. Setiap siswa memiliki kemampuan awal yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Siswa dengan kemampuan awal yang berbeda tentu memiliki daya serap yang berbeda pula. Kemampuan awal terkadang masih sering diabaikan oleh guru, sehingga hasil belajar dirasa kurang optimal pada siswa dengan kemampuan awal yang berbeda. Misalnya saja jika guru mengajar mengikuti kelompok dengan kemampuan awal rendah, maka siswa dengan kemampuan awal tinggi akan merasa jenuh. Namun jika guru mengajar mengikuti siswa berkemampuan awal tinggi, siswa dengan kemampuan awal rendah akan kewalahan untuk mengikuti.

Kemampuan awal merupakan salah satu karakteristik siswa yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran yang berlangsung. Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelum ia mengikuti pelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan (Tatang;2009,http://atmmuharam. blogspot.com/2009/01/pengelolaan-kelas.html).

(48)

22

akan disajikan (Yusuf;2011, http://yusufsila.blogspot.com/2011/10/teori-pembelajaran-kemampuan-awal-siswa.html). Menurut Prawiradilaga (2009:61), kemampuan awal memberi pengaruh terhadap laju belajar, persepsi terhadap topik, dan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan memperhatikan kemampuan awal siswa, guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dan sesuai sehingga perolehan hasil belajar siswa dapat tercapai maksimal.

7. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (Joyce dalam Trianto, 2009). Setiap model pembelajaran mengarahkan dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik hingga tujuan pembelajaran tercapai.

(49)

23

8. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka berdiskusi dengan temannya dan saling membantu (Trianto, 2010:56).

Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih (Amri, 2010:90). Roger dan David Jhonson (dalam Amri, 2010:91) menyatakan lima unsur pokok dalam struktur tersebut, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.

Menurut Amri (2010:93), tujuan pembelajaan kooperatif tidak sama dengan pembelajaran konvensional yang menerapkan sistem kompetisi. Jhonson dan Jhonson (Trianto, 2010:57) menyatakan tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok. Ibrahim (dalam Amri, 2010:93) menyatakan tujuan pembelajaran dalam model kooperatif, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu dan pengembangan ketrampilan sosial.

(50)

24

Tabel 3. Urutan Perilaku Guru pada Model Pembelajaran Kooperatif.

Fase Tingkah Laku

Fase 1:

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2:

Menyajikan Informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3:

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4:

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresen- tasikan hasil kerjanya Fase 6:

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu ataupun kelompok. Sumber: Arends dalam Amri (2010:92)

9. Pembelajaran Kooperatif Teknik Artikulasi

(51)

25

tujuan pembelajaran dengan jelas juga menganalisis hasil belajar siswa. Struktur Artikulasi memberi kesempatan kepada siswa untuk membagi hasil dan informasi dengan siswa. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan manusia saling bergantung satu sama lainnya.

Adapun langkah-langkah teknik pembelajaran Artikulasi adalah sebagai berikut. 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang

4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya 5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil

wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya

6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa

7. Kesimpulan/penutup (Amri, 2010:181)

10. Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share

(52)

26

Pair Share, siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap utama dalam pembelajaran Think Pair Share menurut Ibrahim (2000:26-27) adalah sebagai berikut:

Tahap 1 : Thinking (berpikir)

Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.

Tahap 2 : Pairing

Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.

Tahap 3 : Sharing (berbagi)

Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Adapun tahap-tahap dalam teknik pembelajaran Think Pair Share adalah sebagai berikut:

1. Guru melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan memberi gambaran mengenai materi pelajaran yang akan disampaikan. Guru kemudian memberikan pertanyaan masalah yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan guru secara individu. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa untuk menuliskan hasil pemikiranyya masing-masing.

(53)

27

kerja kelompoknya. Pelaksanaan teknik ini dapat dilengkapi dengan LKS sehingga kumpulan soal latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara kelompok.

4. Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara individual atau kelompok di depan kelas.

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan. (Sahrudin, www.sriudin.com)

B. Kerangka Pikir

Hasil belajar siswa bagi seorang guru maupun sekolah merupakan tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Bila melihat hasil belajar mata pelajaran geografi maka akan nampak prestasi siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional dimana siswa dianggap sebagai objek belajar, siswa belajar secara individual, pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak, kemampuan diperoleh dari latihan-latihan, tujuan akhir nilai atau angka, prilaku didasarkan oleh faktor luar, kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final. Selain itu, kemampuan awal siswa dapat pula mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa dengan kemampuan awal tinggi akan lebih mudah dan cepat menerima pelajaran, sedangkan siswa dengan kemampuan awal rendah lebih lambat dalam menyerap pelajaran. Oleh karena itu pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain, guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran, pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas dan keberhasilan pembelajaran diukur dari tes.

(54)

28

dengan kemampuan awal berbeda dituntut untuk bekerja sama mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa teknik pembelajaran Artikulasi dan Think Pair Share berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar geografi siswa di kelas X MA Diniyyah Putri Lampung tahun ajaran 2012-2013. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di ranah kognitif dapat dilakukan tes formatif, sedangkan untuk mengetahui hasil perubahan aktivitas siswa dapat dilakukan dengan pengamatan dan pengisian lembar observasi aktivitas siswa. Adanya perbedaan teknik pembelajaran tersebut akan memberikan berbagai kemungkinan perbedaan pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan kerangka pikir di atas secara sederhana dapat disajikan dalam paradigma kerangka pikir berikut ini:

Gambar 1. Kerangka Pikir

C.Hipotesis Penelitian

(55)

29

a. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata aktivitas belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan.

b. Terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata hasil belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan.

c. Terdapat perbedaan yang signifikan pada aktivitas belajar geografi siswa yang berkemampuan awal tinggi antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share.

d. Terdapat perbedaan yang signifikan pada aktivitas belajar geografi siswa yang berkemampuan awal rendah antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share

e. Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar geografi siswa yang berkemampuan awal tinggi antara yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share.

(56)

30

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen. Menurut Furchan (2007:337), eksperimen adalah kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis. Melalui metode ini, dapat diperoleh bukti-bukti yang menyakinkan tentang pengaruh satu variabel terhadap variabel yang lain. Kelompok dalam penelitian dibagi menjadi dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

(57)

31

Tabel 4. Desain Faktorial Penelitian.

Variabel Bebas

Variabel Terikat

Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Artikulasi Teknik Think Pair Share

Kemampuan

Rancangan desain diatas menerangkan bahwa penelitian ini bermaksud membandingkan hasil dari model pembelajaran kooperatif berdasarkan kemampuan awal dari siswa. Pengamatan dilakukan terhadap kemampuan awal dari siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Teknik Artikulasi dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif Teknik Think Pair Share pada kelas-kelas eksperimen. Pada penelitian ini, diterapkan pemberian tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir setelah diberikan perlakuan. Penelitian di MA Diniyyah Putri Lampung dilakukan secara berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran Geografi yaitu seorang guru mitra (Eryuni Mutiah, S.Pd.).

B. Populasi dan Sampel

(58)

32

karena pertimbangan jumlah siswa dan hasil belajar yang setara. Karena dalam penelitian eksperimen syarat sampel yang diambil harus bersifat setara, maka dipilihlah kelas 1K1 dan 1K2 sebagai sampel pada penelitian ini. Berikut daftar jumlah siswa kelas IK MA Diniyyah Putri:

Tabel 5. Daftar Jumlah Siswa Kelas 1K MA Diniyyah Putri.

No Kelas Jumlah Siswa Keterangan

1. 1K1 21 Kelas Sampel

2. 1K2 21 Kelas Sampel

3. 1K3 19

Jumlah Total (Populasi) 81

Sumber: Tata Usaha MA Diniyyah Putri Lampung Tahun 2012

C. Rancangan Penelitian

(59)

33

Berikut merupakan bagan alur rancangan penelitian:

Gambar 2. Bagan Alur Penelitian

D. Variabel Penelitian

(60)

34

1. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah teknik pembelajaran Artikulasi dan Think Pair Share.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang akan diukur pengaruhnya akibat adanya variabel lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah aktivitas dan hasil belajar.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yaitu pola yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas, termasuk di dalamnya perangkat-perangkat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Suatu model pembelajaran dikatakan efektif apabila setelah penerapannya aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif pada setiap materi pelajaran. Oleh karena itu, pengajar dituntut untuk inovatif dalam menemukan, menerapkan dan menguasai berbagai model pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada penelitian ini adalah teknik Think Pair Share dan teknik Artikulasi yang diterapkan dengan cara rotasi.

(61)

35

lainnya. Di sini, siswa dituntut untuk mampu berperan sebagai pendengar sekaligus penyampai pesan. Dalam penerapannya, siswa dipasangkan dengan siswa lainnya untuk kemudian saling bertukar peran. Salah satu siswa menjadi pendengar selagi siswa lainnya menyampaikan kembali materi yang diberikan oleh guru, kemudian siswa pendengar bertukar peran menjadi penyampai materi kepada rekan pasangannya.

Pada model pembelajaran teknik Think Pair Share, siswa diberi suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran untuk dipikirkan oleh masing-masing siswa dalam batas waktu tertentu. Setelah semua siswa memiliki jawaban dari permasalahan tersebut, siswa dikelompokkan secara berpasangan kemudian saling mendiskusikan jawaban masing-masing, membuat kesimpulan dan menyampaikannya di depan kelas. Dengan penerapan teknik Think Pair Share diharapkan siswa dapat berlatih mengutarakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain dengan baik serta tetap mengacu pada materi pelajaran.

b. Aktivitas Belajar

(62)

36

dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya siswa sedikit melakukan aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran.

Aktivitas siswa yang diamati diantaranya berbicara sesuai dengan topik yang relevan, memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas yang diberikan/sesuai materi, mengajukan pertanyaan sesuai materi, berdiskusi sesuai materi, dan mengemukakan pendapat.

Menurut Arikunto (2005:55), siswa dikatakan aktif apabila indikator aktivitas telah dilakukan siswa lebih dari 65%. Berikut adalah kriteria aktivitas siswa: 1. Aktivitas dikategorikan sangat baik jika persentasenya 81%-100% 2. Aktivitas dikategorikan baik jika persentasenya 61%-80%

3. Aktivitas dikategorikan cukup jika persentasenya 41%-60% 4. Aktivitas dikategorikan kurang jika persentasenya 21%-40% 5. Aktivitas dikategorikan kurang sekali jika persentasenya 0%-20%

c. Hasil belajar

(63)

37

F. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan observasi/kegiatan pra penelitian untuk mengetahui jumlah kelas dan menentukan sampel. Selain itu, observasi dilakukan untuk mengumpulkan data awal berupa hasil belajar dan aktivitas siswa serta model pembelajaran yang diterapkan guru selama proses pembelajaran. Data awal berupa hasil belajar diperoleh dari daftar nilai ujian geografi , kemudian data aktivitas siswa dan model pembelajaran yang diterapkan guru diperoleh dengan pengamatan langsung.

2. Memberikan tes awal pada kelas sampel untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pemberian perlakuan teknik pembelajaran

3. Memberikan perlakuan yang berbeda pada kelas-kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen 1, diterapkan teknik Think Pair Share dan pada kelas eksperimen 2 diterapkan teknik Artikulasi. Pada kelas eksperimen yang menerapkan teknik Artikulasi, guru menjelaskan materi, kemudian siswa berkelompok berpasangan dan secara bergantian menyampaikan kembali apa yang telah diberikan oleh guru kepada rekan berpasangannya. Pada kelas yang menerapkan teknik Think Pair Share, guru menyampaikan sedikit gambaran mengenai materi yang akan dipelajari kemudian memberikan satu masalah untuk dipikirkan pemecahannya secara individu. Setelah itu siswa dikelompokkan berpasangan untuk kemudian berbagi, berdiskusi dan memberi tanggapan mengenai jawaban tiap siswa.

(64)

38

Share diberi tes akhir kemudian diberi perlakuan berupa pembelajaran teknik Artikulasi. Begitu juga pada kelas eksperimen 2 yang sebelumnya menerapkan pembelajaran Artikulasi diberi tes akhir kemudian diberi perlakuan pembelajaran teknik Think Pair Share. Pada akhir pertemuan, kedua kelas tersebut kembali diberi tes akhir.

Berikut rincian perlakuan pada teknik pembelajaran Think Pair Share: 1. Menyiapkan rencana pembelajaran

2. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu pada Standar Kompetensi Memahami Konsep, Pendekatan, Prinsip dan Aspek Geografi dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Aspek Geografi.

3. Guru mitra membuka pelajaran dengan memberi motivasi dan apersepsi 4. Guru mitra menyampaikan gambaran materi pelajaran yang akan disajikan

yaitu pada Standar Kompetensi Memahami Konsep, Pendekatan, Prinsip dan Aspek Geografi dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Aspek Geografi, sedangkan guru peneliti melakukan pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

5. Guru mitra memberikan satu masalah kepada siswa berkitan dengan materi pembelajaran.

6. Guru mitra memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan guru secara individu. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa untuk menuliskan hasil pemikirannya masing-masing

(65)

39

paling meyakinkan. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya.

8. Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara individual atau kelompok di depan kelas

9. Guru melakukan refleksi, menyimpulkan dan menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa.

10.Guru mitra memberikan penghargaan.

Berikut rincian perlakuan pada teknik pembelajaran Artikulasi: 1. Menyiapkan rencana pembelajaran

2. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu pada Standar Kompetensi Memahami Konsep, Pendekatan, Prinsip dan Aspek Geografi dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Aspek Geografi.

3. Guru mitra membuka pelajaran dengan memberi motivasi dan apersepsi 4. Guru mitra menyampaikan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu pada

Standar Kompetensi Memahami Konsep, Pendekatan, Prinsip dan Aspek Geografi dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Aspek Geografi.

5. Guru peneliti melakukan pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

6. Guru menginstruksikan siswa untuk berpasangan dengan teman sebangku. 7. Seluruh siswa barisan bangku sebelah kiri diintruksikan untuk menceritakan

(66)

40

8. Siswa menyampaikan hasil wawancara dengan teman sebangkunya di depan kelas.

9. Guru menyimpulkan dan menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa.

10.Guru memberikan penghargaan.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan sejak awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran

2. Tes awal dantes akhir

Tes awal dan tes akhir dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dimaksud. Hasil belajar diukur dengan menggunakan tes pada awal dan akhir perlakuan yang nantinya dapat dilihat kemajuan siswa.

H. Analisis Data

1. Uji Persyaratan Instrumen

(67)

41

a. Uji Validitas

Validitas berarti suatu instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004:109). Suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa yang hendak diukur Untuk mengukur tingkat validitas soal, digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y X : Skor Item

Y : Skor Total

N : Banyaknya objek (jumlah sampel yang diteliti)

Untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Tabel Koefisien Korelasi.

(68)

42

2004:110). Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan rumus

Spearman Brown seperti berikut:

Keterangan:

ri : Reliabilitas Internal seluruh instrumen

rb : Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua (Sugiyono, 2004:122)

Besarnya nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

(69)

43

Keterangan

P : Indeks Kesukaran

B : Jumlah siswa yang menjawab benar Jx : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 8. Indeks kesukaran.

Nilai Indeks Keterangan

0,00 – 0,29 0,30 – 0,69 0,70 – 1,00

Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah Sumber : Arikunto, 2005:210

d. Daya Beda Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah (Arikunto, 2005:211). Daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan

D : Daya Pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Bayaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar. J : Jumlah peserta tes.

(70)

44

Tabel 9. Indeks Pembeda.

Indeks Pembeda Keterangan

0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00

Negatif

Jelek Cukup

Baik Baik sekali

Tidak Baik, harus dibuang Sumber : Arikunto, 2005:218

2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

a. Hasil tes belajar

NA

Keterangan:

NA = Nilai tes belajar siswa

b. Nilai rata-rata siswa

Keterangan:

= Nilai rata-rata siswa

∑ X = Jumlah Nilai siswa

N = Jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar

c. Perhitungan persentase siswa yang memperoleh nilai ≥68

Keterangan:

(71)

45

N68 = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥68

N = Jumlah siswa

3. Uji Persyaratan Analisis Statistik Parametrik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data akan diuji dengan uji Liliefors. dengan rumus:

Lo= F (Zi) – S (Zi) Keterangan:

LO : Harga Mutlak Terbesar F (Zi) : Peluang angka baku S (Zi) : Proporsi angka baku

Kriteria pengujiannya adalah jika Lhitung < L tabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya. (Sudjana, 2005:466)

b. Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas digunakan uji F yang digunakan untuk mengetahui apakah kedua data yang diperoleh dari kedua kelompok sampel memiliki varian yang sama atau sebaliknya. Rumus uji F adalah sebagai berikut:

(72)

46

Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila harga F hitung > F tabel, maka data sampel tidak homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk= n-1.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji T. Uji T digunakan untuk menguji hipotesis komparatif (uji perbedaan rerata). Uji T yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji T sampel independen (Independent sample t-test), yaitu uji T yang digunakan untuk membandingkan nilai rerata pada dua kelompok sampel yang berbeda. Terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen yaitu:

(separated varians)

(polled varians)

Keterangan:

rata-rata hasil belajar dan aktivitas geografi siswa yang diajar dengan pembelajaran teknik Artikulasi

: rata-rata hasil belajar dan aktivitas geografi yang diajar dengan pembelajaran teknik Think Pair Share

(73)

47

: varians total kelompok 2 n1 : banyaknya sampel kelompok 1 n2 : banyaknya sampel kelompok 2

Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test, yaitu:

a. Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak

b. Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk menjawab itu diperlukan pengujian hipotesis varians.

Berdasarkan hal diatas maka berikut ini diberikan petunjuk untuk memilih rumus t-test:

1) Bila jumlah anggota sampel n1=n2 dan varian homogen maka dapat menggunakan varian t-test. Untuk mengetahui t-tabel maka digunakan dk= n1 + n2– 2

2) Bila n1 tidak sama dengan n2 dan varians homogen dapat digunakan rumus t-test dengan polled varians dengan dk = n1+n2 – 2

3) Bila n1=n2 varians homogen dapat digunakan rumus t-test dengan polled

varians maupun separated varians dengan dk = n1 -1 atau n2 -1, jadi d bukan n1-n2-2

4) Bila n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test dengan separated varians, harga t sebagai pengganti harga t tabel hitung dari selisih harga tabel dengan dk = (n1 – 1) dan dk = n2 – 1, dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t terkecil (Sugiyono, 2005:134-135)

(74)

48

Rumusan Hipotesis 1:

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata aktivitas belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata aktivitas belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan.

Untuk menguji hipotesis 1 digunakan uji T sampel independen untuk menguji perbedaan reratadengan kriteria pengujian H0 diterima apabila thitung < ttabel dan H0 ditolak apabila thitung > ttabel.

Rumusan Hipotesis 2:

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata hasil belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata hasil belajar geografi antara siswa yang yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Artikulasi dengan teknik Think Pair Share secara keseluruhan.

Gambar

Tabel
Tabel 1. Ketuntasan Uji Blok Mata Pelajaran Geografi di Kelas X Semester 1
Tabel 2. Persentase Keaktifan Siswa Kelas X MA Diniyyah Putri.
Tabel 3. Urutan Perilaku Guru pada Model Pembelajaran Kooperatif.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran matematika melalui metode berpikir reflektif yang dilakukan guru dan untuk mengetahui

Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Skripsi yang berjudul “OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET TEOFILIN DENGAN MATRIKS ETIL SELULOSA (EC) DAN HIDROKSIETIL SELULOSA (HEC) DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

Simpulan penelitian ini adalah melalui modifikasi media peluru plastik dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya ortodoks pada siswa kelas VII B SMP N 1

Sehubungan dengan dilaksanakannya evaluasi penawaran dan kualifikasi pada peserta lelang sesuai dengan yang termuat dalam Berita Acara Pembukaan Penawaran Nomor

Adakah pengaruh yang signifikan pemanfaatan sumber belajar perpustakaan sekolah dan tanggung jawab siswa terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri I Batang

Obyek penelitian ini adalah unsur-unsur stilistika yang berupa aspek citraan dan majas yang ada dalam lirik lagu album Best of The Best karya Ebiet G.Ade.. Data dan

lebih semangat dan giat dalam melaksanakan pembelajaran. 75) motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak.. dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan