• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh High Intensity Circuit Training (HICT) Terhadap Peningkatan FAAL Paru pada Laki-laki Dewasa Muda.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh High Intensity Circuit Training (HICT) Terhadap Peningkatan FAAL Paru pada Laki-laki Dewasa Muda."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP PENINGKATAN FAAL PARU PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

Kartika Prilia N. A, 2016; Pembimbing I: Stella Tinia, dr., M.Kes. Pembimbing II: Grace Puspasari, dr., M.Gizi.

Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko utama kematian dan noncommunicable diseases. High Intensity Circuit Training (HICT) adalah aktivitas aerobik dengan intensitas tinggi dalam durasi waktu singkat yang dapat meningkatkan kekuatan seluruh otot dan dapat juga meningkatkan fungsi paru. Mengukur Kapasitas Vital Paru (FVC) dan Volume Ekspirasi Paksa detik pertama (FEV1) sebagai indikator dari fungsi paru-paru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh HICT terhadap peningkatan faal paru.

Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan subjek penelitian adalah 30 orang laki-laki dewasa muda yang melakukan HICT 7 menit sehari selama 2 minggu. Data yang diukur adalah FVC dan FEV1 sebelum dan sesudah perlakuan.

Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α=0,05.

Hasil penelitian menunjukkan FVC meningkat signifikan setelah melakukan HICT dengan p=0,004 dan FEV1 meningkat sangat signifikan setelah melakukan

HICT dengan p=0,000.

Simpulannya adalah bahwa High Intensity Circuit Training (HICT) dapat meningkatkan FVC dan FEV1.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TO IMPROVES PULMONARY FUNCTION IN YOUNG ADULT MEN

Kartika Prilia N. A, 2016; Tutor I: Stella Tinia, dr., M.Kes. Tutor II: Grace Puspasari, dr., M.Gizi.

Lack of physical activity is the main risk factor of death and noncommunicable diseases. High Intensity Circuit Training (HICT) is a high intensity aerobic activity with short duration that can be used to increased overall muscle strength, thereby increase pulmonary function. Measured Forced Vital Capacity (FVC) and Forced Expiratory Volume in one second (FEV1) as indicators of lung function. Research objectives were to examine the effect of HICT toward pulmonary function.

This is an experimental analytic study, involving 30 men to do the HICT protocol 7 minutes per day for two weeks. Measured FVC and FEV1 before and after two weeks period. We analyzed data using the "t" paired test α=0.05.

FVC was increased after performing the HICT significant with p=0.004 and FEV1 wasincreased after performing the HICT significant with p=0.000.

We concluded High Intensity Circuit Training (HICT) can increase FVC and FEV1.

(3)

DAFTAR ISI

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Maksud dan Tujuan ... 3

1.4Manfaat Karya Tulia Ilmiah ... 3

1.5Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Otot Rangka ... 7

2.2 Fisiologi Kontraksi Otot ... 9

2.3 Pasokan Darah untuk Otot Rangka ... 11

2.4 Latihan Fisik ... 12

2.4.1 Jenis-Jenis Latihan Fisik ... 13

2.4.2 High Intensity Circuit Training (HICT) ... 15

2.5 Perubahan-Perubahan yang Terjadi Selama Latihan Fisik ... 24

2.5.1 Perubahan yang Terjadi pada Metabolisme Tubuh ... 24

(4)

2.5.3 Perubahan yang Terjadi pada Sistem Kardiovaskular ... 26

2.5.4 Perubahan yang Terjadi pada Respirasi ... 27

2.5.5 Perubahan yang Terjadi pada Garam dan Cairan Tubuh ... 29

2.6 Anatomi Saluran Pernapasan ... 29

2.7 Fisiologi Pernapasan ... 32

2.7.1 Mekanika Ventilasi Paru ... 32

2.7.2 Respirasi ... 33

2.7.3 Volume dan Kapasitas Paru ... 35

2.8 Faal Paru dan Pengukurannya ... 36

2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Faal Paru ... 38

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 41

3.1.1 Alat dan Bahan ... 41

3.1.2 Kriteria Subjek Penelitian ... 41

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

3.2.1 Lokasi ... 42

3.2.2 Waktu ... 42

3.3 MetodePenelitian ... 42

3.3.1 Desain Penelitian ... 42

3.3.2 Variabel Penelitian ... 42

3.3.3 Definisi Operasional Variabel ... 43

3.3.4 Besar Sampel ... 43

3.4 Prosedur Penelitian ... 44

3.5 Metode Analisis ... 45

3.6 Hipotesis Statistik ... 45

3.7 Kriteria Uji ... 45

3.8 Aspek Etik ... 46

(5)

4.2 Hasil Penelitian ... 47

4.2.1 Hasil Penelitian FVC ... 47

4.2.2 Hasil Penelitian FEV1 ... 48

4.3 Pembahasan ... 48

4.4 Uji Hipotesis Penelitian ... 50

4.4.1 Uji Hipotesis Penelitian FVC ... 50

4.4.2 Uji Hipotesis Penelitian FEV1 ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 57

(6)

DAFTAR TABEL

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkat organisasi di seluruh otot rangka ... 8

Gambar 2.2 Kontraksi Otot ... 10

Gambar 2.3 Jumping Jack ... 16

Gambar 2.4 Wall sit ... 17

Gambar 2.5 Push-up ... 17

Gambar 2.6 Abdominal Crunch ... 18

Gambar 2.7 Step-up onto chair ... 19

Gambar 2.8 Squat ... 19

Gambar 2.9 Triceps dip on chair ... 20

Gambar 2.10 Plank ... 21

Gambar 2.11 High knees/running in place ... 22

Gambar 2.12 Lunge ... 22

Gambar 2.13 Push-up and rotation ... 23

Gambar 2.14 Side plank ... 24

Gambar 2.15 Anatomi Saluran Pernapasan ... 30

Gambar 2.16 Fisura dan Lobus Paru Kanan ... 31

Gambar 2.17 Fisura dan Lobus Paru Kiri ... 31

Gambar 2.18 Volume dan Kapasitas Paru ... 36

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Etik Penelitian ... 57

Lampiran 2 Informed Consent ... 58

Lampiran 3 Pengukuran Faal Paru ... 59

Lampiran 4 Karakteristik Subjek Penelitian ... 60

Lampiran 5 Hasil Penelitian ... 61

Lampiran 6 Uji T Berpasangan Nilai FVC ... 62

Lampiran 7 Uji T Berpasangan Nilai FEV1 ... 63

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan

kebugaran. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah memiliki 20% sampai 30% lebih tinggi risiko kematian dibandingkan dengan orang yang aktivitas fisiknya cukup. Secara global, sekitar 23% dari orang dewasa berusia 18-64 tahun yang aktivitas fisiknya rendah pada tahun 2010 (laki-laki 20% dan perempuan 27%). Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), kurangnya aktivitas fisik merupakan 1 dari 10 faktor risiko utama kematian global dan terus meningkat di beberapa negara menyebabkan bertambahnya faktor penyebab noncommunicable diseases seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes, sehingga mempengaruhi kesehatan umum di seluruh dunia. WHO Member States telah sepakat untuk mengurangi angka aktivitas fisik rendah mencapai 10% pada tahun 2025, sehingga perlu dilakukan aktivitas fisik (WHO, 2016).

Manfaat dari aktivitas fisik yaitu meningkatkan kebugaran otot dan kardiorespirasi, meningkatkan kesehatan tulang, mengurangi risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, kanker payudara, usus dan depresi, mengurangi risiko jatuh serta patah tulang pinggul dan patah tulang belakang, dan merupakan dasar untuk keseimbangan energi dan kontrol berat badan (WHO, 2016). Olahraga atau latihan fisik yang dilakukan secara teratur akan

meningkatkan kerja otot, sehingga otot akan menjadi lebih kuat termasuk otot pernapasan. Olahraga atau melakukan latihan fisik yang teratur bertujuan untuk

(10)

Salah satu metode yang popular yaitu High Intensity Circuit Training (HICT). HICT adalah kombinasi latihan aerobik dan resistensi dalam intensitas tinggi yang efisien dan praktis bagi masyarakat yang sibuk. HICT keunggulannya dapat membangun kekuatan otot utama tubuh, menggunakan kelompok otot besar, menciptakan keseimbangan kekuatan diseluruh tubuh, dapat disesuaikan untuk menambah atau mengurangi intensitas latihan, aman sesuai tempat latihannya.

(Klika et al., 2013). High intensity training selama dua minggu dengan durasi 15 menit olahraga yang sangat intens dapat meningkatkan kapasistas oksidatif otot rangka dan dapat mengontrol metabolik selama latihan aerobik (Schoenfeld et al., 2009).

Paru merupakan salah satu organ yang penting dari sistem pernapasan. Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbon dioksida. Fungsi utama pernapasan salah satunya ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli paru (Guyton, 2007). Fungsi paru-paru merupakan alat prediksi yang penting dari morbiditas dan mortalitas dalam praktek medis. Buffalo Health Study menyatakan bahwa fungsi paru adalah prediktor jangka panjang tingkat kelangsungan hidup secara keseluruhan dan dapat digunakan sebagai alat untuk penilaian kesehatan umum. Tes fungsi paru mencakup volume paksa ekspirasi (FEV1) yang merupakan

jumlah udara yang dihembuskan dalam satu detik dan kapasitas vital paksa (FVC) yang merupakan jumlah maksimum udara yang dapat dihembuskan napas tunggal. Kedua FVC dan FEV1 diukur menggunakan spirometri (Fatima et al., 2013).

Fungsi paru dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, berat badan, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan. Kesehatan paru yang baik akan menunjang kualitas kehidupan

manusia (Guyton, 2007).

Latihan fisik dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Oleh karena itu

(11)

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah High Intensity Circuit Training (HICT) meningkatkan FVC pada laki-laki dewasa muda.

Apakah High Intensity Circuit Training (HICT) meningkatkan FEV1 pada

laki-laki dewasa muda.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek HICT terhadap peningkatan faal paru.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis adalah untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai manfaat HICT, khususnya dalam meningkatkan faal paru.

Manfaat praktis adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh HICT yang dapat meningkatkan faal paru dan efektif meningkatkan kualitas hidup pada penderita gangguan fungsi paru.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.2 Kerangka Pemikirian

Pada orang sehat, latihan fisik memegang peranan yang cukup penting untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Latihan fisik dapat meningkatkan kesegaran dan ketahanan fisik maupun mental. Peningkatan kebutuhan pernapasan saat latihan fisik menyebabkan paru mampu mengalirkan udara pernapasan dalam jumlah yang besar (Vahlberg et al., 2015).

(12)

oksigen dan ventilasi paru total meningkat sekitar 20 kali, ketika seorang atlet yang terlatih melakukan olahraga dengan intensitas maksimal setelah sebelumnya istirahat. Otak menyebabkan giatnya ventilasi selama latihan fisik, dengan cara mentranmisikan impuls motorik ke otot yang berlatih dianggap menstramisikan impuls kolateral ke batang otak pada saat yang sama untuk mengeksitasi pusat pernapasan (Guyton, 2007). Peningkatan kemampuan otot pernapasan tersebut

berupa hipertrofi, peningkatan jumlah mitokondria, enzim oksidatif, dan mioglobin sehingga terjadi peningkatan fungsi paru. Sebuah penelitian membuktikan bahwa fungsi respirasi dalam mentransfer oksigen dipengaruhi oleh kinerja otot. Dengan meningkatkan aktivitas fisik serta intensitas latihan fisik maka dapat meningkatkan kapasitas vital paru (Miller et al., 1977).

Latihan fisik merupakan suatu aktivitas aerobik yang meliputi sistem muskuloskeletal dan sistem kardiorespirasi, sehingga bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan paru-paru, jantung, peredaran darah, otot-otot, dan sendi-sendi (Silbernagl et al., 2008; Tortora et al., 2012). Latihan aerobik dapat meningkatkan fungsi paru-paru dengan memperkuat otot-otot pernapasan. Latihan aerobik menyebabkan peningkatan kekuatan dan daya tahan otot pernapasan. (Shashi et al., 2013). Latihan resistensi dapat meningkatkan faal paru dengan penguatan otot pernapasan tambahan, meningkatkan aliran udara residu dan mengurangi ventilasi dengan penguatan ekspansi bronkus selama latihan (Khosravi et al., 2012).

HICT merupakan kombinasi latihan aerobik dan resistensi dalam intensitas yang tinggi, dengan desain waktu istirahat yang terbatas dapat memberikan banyak manfaat kesehatan dalam waktu yang singkat. HICT dapat menurunkan

kadar lemak tubuh dengan cepat dan efisien, HICT juga menjadi sarana yang sangat efektif dan efisien yang di 2max, sebagai

penanda kesehatan kardiorespirasi (Klika et al., 2013). VO2max adalah volume

(13)

7-Minute Workout, ialah olahraga yang didesain untuk meningkatkan massa otot

dan membakar lemak secara signifikan dengan metabolisme yang cepat (Klika et al., 2013).

Latihan fisik dapat merangsang otot-otot pernapasan dengan menyebabkan peningkatan kekuatan dan daya tahan atau perubahan sifat struktural dari sistem pernapasan, yang dapat meningkatkan pengembangan kapasitas vital paru dan

aliran ekspirasi. Sehingga kualitas paru-paru dapat meningkat dengan latihan fisik (Vahlberg et al., 2015). Pada high intensity training dapat meningkatkan konsumsi oksigen, sehingga vaskularisasi ke otot-otot pernapasan meningkat dan mencegah kelelahan otot pernapasan sehingga fungsi parunya terutama otot inspirasi meningkat. High intensity training berulang meningkatkan peregangan jalan napas akibat meningkatnya aktivitas otot-otot inspirasi. Saat inspirasi jalan napas meregang sehingga tonus dan kontraktilitas otot polos menurun terjadi resistensi jalan napas menurun sehingga kapasitas ekspirasi jadi meningkat (Dunham et al., 2011)

Udara dalam paru dibagi menjadi empat volume dan empat kapasitas. Salah satu yang penting untuk mengetahui fungsi paru yaitu kapasitas vital paru dan volume ekspirasi paksa detik pertama (Guyton, 2007).

Kapasitas Vital Paru atau Forced Vital Capacity (FVC) didapat dengan menjumlah volume tidal, volume cadangan inspirasi, dan volume cadangan ekspirasi. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 liter). Nilai kapasitas vital pria dewasa lebih tinggi 20-25% dari pada wanita dewasa. Hal ini antara lain

disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot pria dan wanita. Volume Ekspirasi Paksa detik pertama atau Forced Expiratory Volume in one second (FEV1) adalah

(14)

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas dari paru-paru dengan pemeriksaan spirometri. Secara umum Kapasitas Vital Paru atau Forced Vital Capacity (FVC) dan Volume Ekspirasi Paksa detik pertama atau Forced

Expiratory Volume in one second (FEV1) adalah indikator kuat dari fungsi

paru-paru (Irandoust, 2015).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

High Intensity Circuit Training (HICT) meningkatkan FVC pada laki-laki dewasa muda.

High Intensity Circuit Training (HICT) meningkatkan FEV1 pada laki-laki

(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

High Intensity Circuit Training (HICT) meningkatkan FVC pada laki-laki dewasa muda.

High Intensity Circuit Training (HICT) meningkatkan FEV1 pada laki-laki

dewasa muda.

5.2 Saran

 Percobaan ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk mempelajari pengaruh latihan fisik HICT “7 Minute Work Out” rh dap fungsi organ tubuh yang lain, seperti kekuatan otot dan memori jangka pendek.

(16)

PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT

TRAINING (HICT) TERHADAP PENINGKATAN

FAAL PARU PADA LAKI-LAKI DEWASA

MUDA

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

KARTIKA PRILIA NUR AINI

1310226

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(17)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan lancar dan dapat selesai tepat pada waktunya.

Karya tulis ilmiah yang berjuduh “Pengaruh High Intensity Circuit Training

(HICT) terhadap Peningkatan Faal Paru pada Laki-Laki Dewasa Muda” dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu, membimbing, dan memberikan nasehat, saran, serta dukungan moral selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Grace Puspasari, dr., M.Gizi. selaku pembimbing pendamping yang memberikan masukan, nasihat, dan dukungan kepada penulis.

3. Sahabat penulis dan teman-teman FK-UKM 2013 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dorongan, semangat, dan hiburan dalam penyelesaian KTI ini.

4. Mama tercinta Tina Suhartina, dan Papa tersayang M. Zaini, S.H., M.M. (alm) terimakasih atas segala doa, semangat, kasih sayang, dukungan baik secara moral dan materi, serta perhatian yang sangat berarti. Keluarga terkasih, kakakku M. Adi Mulawarman dan adikku M. Nurdi Zen atas segala

doa, kasih sayang, hiburan, semangat serta perhatiannya. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

(18)

yang di atas sekali lagi penulis mengucapkan rasa terima kasih, semuga Tuhan membalas semua kebaikan mereka.

Bandung, November 2016

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Adriskanda B, Yunus F, Setiawan. 1997. Perbandingan nilai kapasitas difusi paru antara orang yang terlatih dan tidak terlatih. Jurnal Respirologi Indonesia. 17:76-83.

Azad A, Gharakhanlou R, Niknam A, Ghanbar A. 2011. Effects of Aerobic Exercise on Lung Function in Overweight and Obese Students. Tanaffos, 10(3): 24-31.

Chaitra B, Narhare P, Puranik N, Maitri V. 2012. Moderate intensity aerobics training improves pulmonary function in young Indian men. Biomedical Research, 23(2):231–3.

Cooper, KH. 1983. Aerobik. 5th. ed. Jakarta : PT. Gramedia.

Daniel SW, Widjaya P. 2007. Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha Ilmu Publishing.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. http://www.gizi.depkes.go.id.

Dewi, Chaterina M. 2006. Hubungan antara peningkatan kekuatan otot dada dengan peningkatan nilai arus puncak ekspirasi. https://core.ac.uk/download/pdf/11719614.pdf.

Dunham C, Harms CA. 2011. Effects of high-intensity interval training on pulmonary function. Eur J Appl Physiol.

Elly, Irenne MS. 2006. Perubahan denyut nadi pada mahasiswa setelah aktivitas naik turun tangga. http://eprints.undip.ac.id/20417/1/Irenne.pdf.

Fatima SS, Rehman R, Saifullah, Khan Y. 2013. Physical activity and its effect on forced expiratory volume. J Pak Med Assoc, 63(3):310-312.

Fox EL, Bowers RW, Foss ML. 1993. The Physiological Basis for Exercise and Sport. 5th. ed. Boston-USA. WCB/McGraw-Hill.

(20)

Germann WJ & Stanfield CL. 2002. Principles of Human Physiology. Pearson Education: San Francisco.

Guyton AC, & Hall JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta:EGC.

Herman. 2010. Pengaruh latihan terhadap fungsi otot dan pernapasan. http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/7/universitas%20negeri%20makassar-digilib-unm-herman-321-1-4.herman.pdf.

Indriawati, Ratna. 2005. Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmasni dan Kapasitas Vital Paru pada Kelompok Remaja dengan Faal Paru Normal. Majalah Ilmu Faal, 4(3):135-142.

Irandoust K. 2015. The Effects of Selected Aerobic Exercises on Pulmonary Functions of High School Obese Girls. Int J School Health, 2(4):32-6.

Johns DP, Pierce R. 2011. Pocket Guide to Spirometry. New York: McGraw-Hill.

Khosravi M, Tayebi SM, Safari H. 2013. Single and Concurrent Effects of Endurance and Resistance Training on Pulmonary Function. J Basic Med Sci, 16: 628-34.

Klika B, Jordan C. 2013. High-intensity circuit training using body weight: Maximum results with minimal investment. ACSM’s Health & Fitness Journal, 17(3):8-13.

Miller GJ, Saunders MJ, Gilson RJC, Ashcroft MT. 1977. Lung function of healthy boys and girls in Jamaica in relation to ethnic compositon, test exercise performance, and habitual physical activity. Thorax, 32:486-496.

Paulsen F, Waschke J. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.

Powers SK, Howley, Edward T. 2007. Exercise physiology:Theory and application to fitness and performance. 6th. ed. New York: McGraw-Hill.

(21)

Shashi M, Anterpreet AK, Pankaj G. 2013. Effect of aerobics training on pulmonary functions in young male adults of Punjab. Pak J Physiol, 9(2):23–5.

Sherwood L. 2011. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 6th. ed. Jakarta:EGC.

Silbernagl S, Despopoulos A. Color atlas of physiology. 6th. ed. New York: Thieme; 2008. p. 106-20.

Situmorang BA, Lintong F, Supit W. 2014. Perbandingan forced vital capacity paru pada atlet renang Manado dan bukan atlet renang di Sulawesi Utawa. Jurnal e-Biomedik (eBM), 2(2):485–8.

S ’ r, PK. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung.

Suyono, Joko. 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta:EGC.

Tim Penulis PDSKO. 2014. Buku Praktis: Pemenuhan Kebutuhan Cairan. Dalam Latihan Fisik. Jakarta:PDSKO (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga).

Tortora GJ, Derrickson B. 2012. Principles of anatomy and physiology. USA: John Wiley & Sons Inc.

Vahlberg T, Kalliokoski KK, Hannukainen J. C. 2015. Affective Responses to Repeated Sessions of High-Intensity Interval Training. Journal of the American College of Sports Medicine.1–8.

Woolson, RF. 1987. Statistical methods for the analysis of biomedical data. New York:John Wiley and Sons.

Yunus F. 1997. Faal paru dan olahraga. J Respir Indo, 17(2):100-105.

European Lung Foundation. 2016. Your lungs and exercise. www.europeanlung.org.

WebMD. 2016. Slideshow: The 7-Minute Workout.

(22)

Weight Watchers International. 2016. Exercise Intensity Levels : How to measure

exercise intensity.

http://www.weightwatchers.com/util/art/index_art.aspx?tabnum=1&art_id= 20971

Gambar

Tabel 4.2 Hasil FEV1 Sebelum dan Setelah melakukan HICT  ............................

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung data bahwa adanya ion Ni(II) dapat menurunkan efektivitas fotoreduksi ion Cr(VI) maka dilakukan proses fotoreduksi ion Cr(VI) terkatalisis TiO2

a) Bahan hukum primer: bahan hukum yang mengikat dan terdiri atas norma-norma dasar, misalnya: Mahkamah Konstitusi, Ketetapan Majelis Perwakilan Rakyat, peraturan

Feri Prastiana S,Ag beliau berpendapat bahwasanya ketika seseorang akan melaksanakan pernikahan terlebih dahulu mereka harus memenuhi syarat dan rukun nikah

(Sumber: RPJMN 2015-2019) Untuk BBPOM di Palembang, kondisi status awal tahun 2014 indikator sasaran pokok persentase obat yang memenuhi syarat adalah 95,73%, sedangkan

Sejumlah kajian yang akan saya bahas ialah kajian mengenai Zomia yang dikemukakan oleh James Scott dalam The Art of Not Being Governed (2009) yang membahas

Percaya diri merupakan modal keberhasilan, dengan penerapan model inkuiri tanpa disadari siswa dilatih dalam menumbuh kembangan rasa percaya diri untuk mencoba hal baru

Nendes reklaamides on inglitel küll nii-öelda klassikalised atribuudid, nagu tiivad ja hele rüü, kuid reklaamid ise on enamasti üles ehitatud inglite negatiivsetele, kuid inimlikuks

Dalam suatu perubahan sosial dan budaya sudah tentu ada efek atau dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat, karena dengan adanya inovasi