Pikiran
Ra"kyat
o
Sabtu0
Minggu~
12 13 14 15 16
27 28 29 30 31
o
Scp0
Okt0
Nov
()
D!!s....
Menentukan
Pemenang.
--~~. .. , , '''.' - - -
-Pilp,:es
200~"
UU Nomor 42 Tahun- 2008ten-tang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Pasal159 undarig-undang tersebut menje-laskan, pasangan calon terpilih
adalah pasangan calon yang
memperoleh suara lebih dari
50% Oima puluh persen) dari jumlah suara dalam pemilu pre-siden dan wakil prepre-siden de-ngan sedikitnya 20% suara di setiap provinsj yang tersebar di lebih dari setengah jumlah pro-vinsi di Indonesia.
Dalam hal tidak ada pasangan calon terpilih sebagaimana di-maksud pada ayat (1), dua pa-sangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh rak-yat secara langsung dalam pemi-lu presiden dan wakil presiden.
Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sarna diperoleh dua pasangan calon, kedua pasangan calon ter-sebut dipilih kembali oleh rakyat
o
Rabu-6 7
21 22
OApr OMei
o
Selasa
4 5
20
OMar
1i
~
.
0
Sf::nin'..;\ 1 2 3 -{#; 17 18 19
\~
OJan OPebo
Kamis
.
Jumat8 9
@)
1123
24
25
26
OJun
.
Jul
0
Ags
Oleh HERNADI AFFANDI
"
PEMUNGUTAN
suara
dalam pemilihan umum
presiden dan wakil
presi-den (pilpres) sudah
dilak-sanakan
8
Juli 2009.
Ha-silnya secara resmi baru
diketahui paling cepat
da-lam waktu tiga puluh hari
kemudian. Penetapan
ter-sebut harus dilakukan
Ko-misi Pemilihan Umum
..(KPU) sebagai lembaga
resmi bukan oleh lembaga
survei melalui
penghitung-an cepat ('quick count')
atau 'exit poll'. Dari
pene-tapan resmi itulah baru
akan diketahui siapa
pe-menangnya ataupun perlu
tidaknya pemungutan
sua-ra
putaran kedua.
"
D
ENGANdilaksanakan-nya pemungutan dan
penghitungan suara
tersebut, penyelenggaraan pil-pres sudah memaSuki tahap ke-enam dari delapan tahap yang diatur dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presi-den dan Wakil PresiPresi-den. Tahap yang sudah dilaksanakan adalah
penyusunan daftar pemilih,
pendaftaran bakal pasangan ca-lon, penetapan pasangan caca-lon, masa kampanye, masa tenang, serta pemungUtan, dan penghi-tungan suara. Dua tahap lainnya yang belum dilaksanakan adalah penetapan hasil pemilu presiden dan wapres serta pengucapan sumpahjjanji presiden dan wa-pres. Tahap penetapan hasil pe-milu dianggap paling mende-barkan karena akan menentu-kan siapa pemenangnya dan di-lantik sebagai presiden dan wa-pres terpilih.
-.--.--Caranya Namun, ternyata untuk me-ngetahui siapa pemenangnya ti-daklah mudah. Pemenang da-lam pilpres sekarang tidak
di-tentukan oleh raihan jumlah
suara terbanyak semata-mata, tetapi juga harns memenuhi
ta-ta cara tertentu sebagaimana
yang sudah diatur dalam un-tlang-undang. Ketentuan ini ha-ms dipahami dan diikuti semua pihak agar tidak menimbulkan
-=~
- -~
purbasangka dan persoalan di kemudian hari.
Ketentuan tentang cara pene-tapan pemenang dalam pemu-ngutan suara pilpres secara garis besar sudah diatur dalam UUD 1945. Pasal 6A ayat (3) UUD
1945 menyatakan, "Pasangan
calon presiden dan wakil presi-den yang mendapatkan suara Ie-bih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen' suara di setiap
.
provinsi yang tersebar di lebihdari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi pre-siden dan wakil prepre-siden."
Selanjutnya, pasal6A ayat (4) UUD 1945 menegaskan, "Dalam hal tidak ada pasangan calon presiden dan wakil presiden ter-pilih, dua pasangan calon yang
memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemi-lihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara terba-nyak dilantik sebagai presiden dan wakil presiden."
Ketentuan tersebut kemudian ..J!.ijabarkan lebih laniut dalam
secara langsung dalarn pemilu
.
presidendan wakilpresiden.
.Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh tiga pasangan calon atau lebih, penentuan pe-ringkat pertama dan kedua dila-kukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang Ie-bih luas secara beljenjang.
I?alam hal perolehan suara
terbanyak kedua denganjumlah yang sarna diperoleh oleh lebih dari satu pasangan calon, pe-nentuannya dilakukan berdasar-kan persebaran wilayah peroleh-an suara yperoleh-ang lebih luas secara beljenjang.
Dari pasal-pasal tadi dapat di-simpulkan, pasangan calon pre-siden dan wapres barn dapat di-anggap sebagai pemenang da-lam Pilpres 2009 apabila men-dapatkan suara lebih dari lima puluh persen jumlah suara pe-milih. Jumlah suara yang dipe-roleh tersebut harns diraih mini-mal dengan dua puluh persen di setiap. provinsi. Kemenangan dua puluh persen tersebut harns diperoleh minimal di tujuh belas provinsi.
Melihat ketentuan yang
demi-kian rnmit, tampaknya tidak
mudah untuk langsung menge-tahui pasangan calon yang akan keluar sebagai pemenang dalam pilpres sekarang. Dalarn hal ini, jumlah suara mayoritas
semata-mata belum menjamin yang
bersangkutan benar-benar seba-gai pemenangjika kemenangan-nya itu tidak diperoleh minimal di tujuh belas provinsi. Keme-nangan di tujuh belas provinsi pun ternyata barns marnpu me-menangi minimal masing-ma~
sing 20% dari jumlah suara
yang ada di provinsi tersebut. Sebagai contoh, pasangan ca-Ion barn dianggap menang un-tuk daerah pemilihan di Provin-si Jawa Barat apabila pasangan tersebut mampu menang de-ngan suara minimal dua puluh persen. Demikian pula untuk provinsi lainnya, harns meme-nangi minimal dua puluh persen
suara dan begitu seternsnya
sampai terkumpul minimal tu-juh belas provinsi yang dime-nanginya dengan total suara mi-nimallebih dari lima puluh per-sen. Dengan kata lain, keme-nangan itu harns bersifat kumu-latif antara kemenangan jumlah suara dan kemenangan jumlah
provinsi.
.Oleh karena itu, kemenangan jumlah suara saja belum menja-min pasangan calon tersebut da-pat dianggap sebagai pemenang apabila ternyata suaranya hanya
unggul di beberapa provinsi
atau kabupaten/kota. Sebagai
contoh, pasangan calon yang
unggul di semua provinsi di Pu-lau Jawa yang memilikijumlah suara lebih dari enam puluh
persen suara-pemilih di Indone-sia belum dianggap menang. Se-baliknya, pasangan calon yang hanya meraih suara lima puluh persen lebih sedikit tetapi terse-bar di tujuh belas provinsi, dan di masing-masing provinsi ter-sebut meraih minimal dua pu-luh persen, pasangan tersebut dapat dinyatakan sebagai peme-nang.
Hal itu mungkin saja teljadi disebabkan basis pendukung pe-milih setiap pasangan calon ti-dak menyebar secara merata minimal di tujuh belas provinsi, yaitu lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia yang saat ini beljumlah 33 provinsi. De-ngan demikian, kemenaDe-ngan suara mayoritas tetapi tidak di-peroleh di minimal rujuh belas provinsi dan di masing-masing provinsi minimal dua puluh per-sen suara belum dianggap seba-gai pemenang. Cara inilah yang membedakan dengan penetap-an pemenpenetap-ang dalam pemilu le-gislatif yang lalu. Oleh karena
itu, penghitungan cepat atau
ex-itpolldapat menyesatkan
apabi-la keterwakiapabi-lan provinsi tidak diperhatikan.
Apabila suara dari pasangan calon ternyata tidak memenuhi cara yang sudah ditetapkan da-lam UUD 1945 dan UU Nomor 42 Tahun 2008 tersebut, artinya dianggap tidak ada pemenang. Selanjutnya, tentu harns dilaku-kan pemungutan suara putaran
kedua untuk menentukan
pe-menangnya yang memenuhi ca-ra yang sudah ditentukan terse-but. Di sinilah pengetahuan ter-sebut diperlukan agar jangan
sarnpai muncul pertanyaan
mengapa peraih jumlah suara
terbanyak tidak serta-merta
menjadi pemenang dalam pil-pres. Untuk itu, semua pihak harns benar-benar memaharni hal ini. Di samping itu, masing-masing pihakjuga harns bersa-bar menunggu hasil yang akan diumumkan KPU sesuai dengan
ketentuan peraturan
pernn-dang-undangan yang berlaku. Artinya, pasangan calon seba-gai pemenang dalam Pemungu-tan Suara 8 Juli 2009 barn akan
dapat diketahui setelah
di-umumkan KPU sekitar 8 Agus-tus 2009. Apabila dalam tahap penetapan tersebut sudah ada yang memenuhi syarat dan ke-rentuans~agaimana~~askan tadi maka akan langsung dipe-roleh pemenangnya.
Akan tetapi, jika dalam pene-tapan itu dinyatakan tidak ada pemenangnya karena tidak ada yang memenuhi ketentuan se-bagaimanadiatur UU maka ten-tu kita harns bersabar lagi unten-tuk
mengetahui hasilnya.
Alasan-nya, untuk memastikan siapa
pemenangnya harns dilakukan pemungutan suara putaran
ke--
---dua. Dengan demikian, hasilnya pun barn akan diketahui setelah
dilaksanakannya pemungutan
suara putaran kedua tersebut. Apabila itu terjadi, hasil pe-mungutan suara putaran kedua barn akan dapat diketahui pa-ling cepat 17 September 2009. Hal itu sesuai dengan ketentuan UU bahwa hasil pemungutan suara harns sudah ditetapkan paling lambat 14 (em pat belas) hari sebelum berakhirnya masa jabatan presiden dan wakil pre-siden. Dengan demikian, kita
barn dapat mengetahui siapa
pemenang yang sesungguhnya dalam Pilpres 2009 jika teljadi dua putaran masih lebih dari dua bulan lagi.
Hal ini didasarkan pada alas-an bahwa berakhirnya masa ja-batan presiden dan wapres seka-rang bertepatan dengan
diam-bilnya sumpah/janji presiden
dan wapres terpilih. Sesuai de-ngan jadwal, presiden dan
wa-pres periode 2004-2009 akan
berakhir 1 Oktober 2009. De-ngan demikian, pelantikan pre-siden dan wapres terpilih harus dilaksanakan pada tanggal ter-sebut. Pada saat itulah penye-lenggaraan pilpres barn dapat
dianggap benar-benar selesai
dengan dilantiknya presiden
dan wapres terpilih.
Penutup Apa pun hasil pilihan rakyat
dalam pemungutan suara lalu
dan siapa pun pasangan calon yang akan keluar sebagai peme-nang, tentu sebagai rakyat kita harns menerimanya. Karena pa-da pa-dasarnya mereka apa-dalah put-ra putri terbaik bangsa yang su-dah terseleksi menjadi calon pe-mimpin negara ini. Kewajiban kita sebagai rakyat selanjutnya adalah harns mendukungnya dengari sepenuh hati. Namun, ~ sarnping itu, tentu kitajuga ha-rns melakukan pengawasan ter-hadap kinelja mereka dalam melaksanakan tugas dan tang-gungjawabnya kelak.
Sebaliknya, siapa pun pasang-an calon presiden dpasang-an wapres yang terpilih wajib menjunjung amanah dan mandat yang dibe-rikan rakyat. Karena rakyat
ha-nya akan mendukung semua
program kelja yang dilakukan pemimpin yang amanah, dan bertindak dalam reI kebenaran berdasarkan hukum, moral, dan agama. Tentu jika pemimpin tersebut tidak amanah dalam
menjalankan tugas dan
tang-gungjawabnya artinya sarna de-ngan tidak menghargai keperca-yaan yang diberikan rakyat
ke-pada mereka.
***Penulis, dosen
Fa/cultasHu-/cumdan Program Pascasarja-na Universitas Padjadjaran Bandung.