ANALYSIS OF THE ISLAMIC PAWN PT. PEOPLE’S BANK FINANCING ISLAMIC PNM MENTARI KABUPATEN GARUT
YEAR PERIOD 2007-2011
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Keuangan Dan Perbankan
Oleh :
NADZIR MUFTI AULIYA
21509037
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Analysis Of The Islamic Pawn PT. People’s Bank Financing
At Islamic PNM Mentari Kabupaten Garut
Year Period 2007-2011
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Keuangan Dan Perbankan
Oleh :
NADZIR MUFTI AULIYA
21509037
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iv and decreasing the amount of lien. The purpose of this study is to determine the development and also to determine the mortgage lien on the mechanism of PT. People's Bank Financing the Sharia PNM Mentari Garut.
In this thesis the writer uses descriptive method is a method of research done by way of review directly to the study site to obtain the required data and then analyze it.
Development of the Pledge of year 2007-2011 despite an increase had declined. Number of Pawn always have an impact on customer numbers. But the increase in the number of customers in 2009 was not followed by an increase in the mortgage compared to 2007. This is due to the repayment amount than the melting mortgage lien. While the number of customers in 2011 has decreased the number of customers but there is an increase pledge. This is because of the majority of mortgage customers are customers who trade bergerakdisektor where increasing capital requirements result in higher borrowing customers.
v
PERIODE 2007-2011
Penyusun : Nadzir Mufti Auliya
Nim : 21509037
Tugas Akhir ini di bawah Bimbingan : Oman Sukirman ,SE.,MM.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mandiri Kabupaten Garut. Fenomena yang terjadi adalah perkembangan naik turunnya jumlah gadai syariah tiap tahunnya dan juga peran nasabah sebagai tolak ukur peningkatan dan penurunan jumlah gadai. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui perkembangan gadai dan juga untuk mengetahui mekanisme gadai pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara tinjauan langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dan kemudian menganalisisnya.
Perkembangan Gadai dari tahun 2007-2011 mengalami kenaikan meskipun sempat mengalami penurunan. Jumlah Gadai selalu berdampak terhadap jumlah nasabah. Akan tetapi kenaikan jumlah nasabah tahun 2009 tidak diikuti dengan kenaikan jumlah gadai dibandingkan dengan tahun 2007 . Hal ini disebabkan banyaknya pelunasan gadai dibandingkan pencairan gadai. Sedangkan jumlah nasabah tahun 2011 mengalami penurunan nasabah namun terjadi kenaikan jumlah gadai. Hal ini disebabkan karena dari sebagian besar nasabah gadai merupakan nasabah yang bergerakdisektor perdagangan dimana kebutuhan modal yang semakin meningkat mengakibatkan nasabah meminjam lebih besar.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan
judul “Analisis Gadai Syariah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM
Mentari Kabupaten Garut”. Laporan ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi
salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang Diploma (D3), Program Studi
Keuangan Dan Perbankan pada Fakultas Ekonomi UNIKOM Bandung.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan
dorongan serta saran-saran dari berbagai pihak dalam penyusunan Laporan Kerja
Praktek ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan
kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto sebagai Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof.Dr.Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Linna Ismawati,SE.,M.Si selaku ketua Program Studi Keuangan Dan
Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Bapak Oman Sukirman. SE.,MM selaku Dosen Pembimbing .
5. Ibu Windi Novianti,SE.,MM, selaku dosen Wali.
6. KH. Abdul Halim, LC selaku Komisaris BPRS PNM Mentari Kabupaten
vii
7. Yali Supyali selaku Direksi BPRS PNM Mentari Kabupaten Garut.
8. Ibu Mia Kurniasih, SE selaku Kanit Keuangan BPRS PNM Mentari
Kabupaten Garut.
9. Ibu Shanty K. D. Amor selaku Staff Gadai BPRS PNM Mentari
Kabupaten Garut.
10.Kedua Orangtuaku dan adik, terima kasih atas segalanya. Doamu adalah
semangat bagiku, dan pengertianmu adalah jalan bagiku.
11.My Lovely ( Astri Fitrihartini S) Terima kasih atas kasih sayang, perhatian
dan dukungannya dan juga teman-teman seperjuangan.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa laporan kerja
praktek ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan kerja
praktek ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat
membawa manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bandung, Juli 2012
viii
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.2 Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penellitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian... 9
ix
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Gadai Syariah ... 12
2.1.1.1 Pengertian Gadai Syariah ... 12
2.1.1.2 Dasar Hukum Gadai ... 14
2.1.1.3 Syarat Sah dan Rukun Gadai... 14
2.1.2.4 Hak dan Kewajiban Pihak yang Berakad ... 15
2.1.2.5 Akad Perjanjian Transaksi Gadai ... 17
2.1.2.6 Kegiatan Pelelangan ... 19
2.1.2.7 Perbedaan dan Persamaan Rahn dan Gadai ... 20
2.2 Kerangka Pemikiran ... 21
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 23
3.2 Metode Penelitian... 24
3.2.1 Desain Penelitian ... 24
3.2.2 Operasional Variabel ... 26
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penetuan Data ... 27
3.2.3.1 Sumber Data ... 27
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 29
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30
x
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 33
4.1.2 Struktur Organisasi PT. BPRS PNM Mentari Kabupaten Garut ... 36
4.1.3 Job Description... 39
4.1.4 Aktivitas Usaha PT. BPRS PNM Mentari Kabupaten Garut ... 50
4.2 Hasil Pembahasan ... 53
4.2.1 Perkembangan Gadai Syariah periode 2007-2011 pada PT. BPRS PNM Mentari Kabupaten Garut ... 53
4.2.2 Perkembagan Nasabah Gadai Syaiah periode 2007-2011 PT. BPRS PNM Mentari Kabupaten Garut ... 57
4.2.3 Persyaratan Gadai Syariah pada PT. BPRS PNM Mentari Kabupaten Garut ... 59
4.2.4 Proses Penyaluran Pembiayaan pada PT. BPRS PNM Mentari Kabupaten Garut ... 62
4.2.5 Proses Eksekusi Jaminan Emas pada PT. BPRS PNM Mentari Kabupaten Garut ... 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan ... 64
3.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA
1
1.1Latar Belakang Penelitian
Secara umum, perbankan memiliki peran yang cukup penting dalam
aktivitas perekonomian. Lembaga perantara keuangan (perbankan) terbesar adalah
bank, dimana bank merupakan prasarana pendukung yang sangat vital dalam
menunjang kelancaran perekonomian. Bentuk nyata penyempurnaan tersebut
adalah dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 1998
dijelaskan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kembali kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Menurut Suyatno (1991:21) menjelaskan bahwa, bank adalah suatu
jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti
memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang,
bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha
perusahaan-perusahaan dan lain-lain.
Dalam UU terbaru No. 21 Tahun 2008 menjelaskan tentang perbankan
syariah, dimana bank syariah adalah sebagai landasan legal formal yang khusus
mengatur berbagai hal mengenai perbankan syariah ditanah air. Tentang
Rakyat (BPR). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Peraturan Bank
Indonesia No. 8/26/PBI/2006). BPR sebagai lembaga perantara keuangan
(financial intermediary) yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, BPR harus
menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat dalam mengelola dana mereka.
Perwujudan dari kesungguhan BPR dalam mengelola dana masyarakat adalah
dengan menjaga kesehatan kinerjanya karena kesehatan kinerja sangat penting
bagi suatu lembaga usaha.
Dalam rangka untuk mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat dan
pembangunan di Kabupaten Garut khususnya dan untuk memperluas akses
permodalan dengan system pembiayaan kepada masyarakat berdasarkan prinsip
syariah di Kabupaten Garut telah dibentuk Perusahaan Daerah Bank Perkreditan
Rakyat Syariah yang ditetapkan dengan peraturan Daerah Kabupaten Garut
Nomor 7 Tahun 2007.
Seiring dengan perkembangan peraturan perundang-undangan, maka
dengan telah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, memberikan peluang bagi Perusahaan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat Syariah Kabupaten Garut untuk diubah bentuk dan badan
Dengan perubahan bentuk badan hukum dan nama perusahaan Daerah
Bank Perkereditan Rakyat Syariah Kabupaten Garut menjadi Perseroan Terbatas
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Garut diharapkan dapat membantu dan
menunjang pembangunan pembangunan dan perekonomian daerah dengan lebih
memberdayakan perekonomian rakyat serta menjadikan badan usaha tersebut
mandiri dan profesional dalam pengelolaannya berdasarkan prinsip syariah serta
dapat memberikan kontribusi yang optimal kepada Pemerintah Kabupaten Garut
dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.
Adapun keberadaan Bank Perkreditan Rakyat Syariah adalah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang keuangan dengan
ketentuan-ketentuan yang lebih mudah dibandingkan dengan perusahaan perbankan.
Beberapa produk jasa yang disediakan oleh Bank Syariah Garut antara
lain Tabungan, Deposito Biasa, Deposito Syukron dan produk pembiayaan yang
berupa Pembiayaan Umum, Pembiayaan PNS, Karyawan Swasta dan Gadai
Emas. Jenis Tabungan diatur menggunakan Prinsip Wadi’ah (Titipan) dan Prinsip
Mudharabah (Bagi hasil). Prinsip Wadia’ah adalah titipan nasabah berbentuk tabungan sesuai prinsip Wadiah Yad Dhamanah yang dapat diambil setiap saat atau pada waktu tertentu. Tidak ada imbalan yang dapat diambil setiap saat atau
pada waktu tertentu. Tidak ada imbalan yang diisyaratkan, kecuali dalam bentuk
bonus yang bersifat sukarela dari BPR Syariah Kabupaten Garut. Produk-produk
tabungan yang menggunakan prinsip wadi’ah ini antara lain Tabungan Wadi’ah
Sedangkan Tabungan yang menggunakan prinsip Mudharabah (bagi hasil) adalah simpanan nasabah yang berbentuk tabungan sesuai prinsip
Mudharabah Mutlaaqah yang dapat diambil setiap saat atau pada waktu tertentu. Pada tabungan yang menggunakan prinsip ini nasabah mandapat bagi hasil sesuai
nisbah atau rasio yang disepakati pada saat pembukaan rekening. Produk-produk
tabungan di BPR Syariah Kabupaten Garut yang mengguankan prinsip ini ada
empat jenis yakni tabungan Mudharabah, tabungan haji, pendidikan dan tabungan pension. Sementara untuk produk layanan Deposito menggunakan prinsip
Mudharabah yakni investasi yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu. Nasabah mendapat bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.
Disamping itu BPR Syariah Kabupaten Garut menambahkan untuk
penyaluran dana, yaitu melayani tujuh jenis layanan pembiayaan yang
menggunakan prinsip syariah, antara lain pembiaayan Murababah (jual beli), pembiayaan Istishna (pesanan), Mudharabah (bagi hasil), , Ijarah (sewa), Rahn
(Gadai Syariah), Pembiayaan Umum, Pembiayaan PNS dan Karyawan. Semua bentuk penyaluran dana tersebut menggunakan prinsip Syariah, sehingga tidak
akan memberatkan ataupun mendholimi nasabah.
Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh perbankan
syari’ah adalah Gadai Syariah. Secara sederhana, Gadai berarti suatu penjualan
barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati.
Pembiayaan ini ada kemiripan dengan kredit modal kerja yang diberikan oleh
bank konvensional. Dimana kredit modal kerja tersebut digunakan dalam bidang
pembelian sembako, kredit modal kerja ini juga biasanya berjangka pendek dan
disesuaikan dengan jangka waktu perputaran modal kerja.
Dalam Konteks produk Gadai Syariah di perbankan Syariah- secara
umum yang berkembang hanya asset berupa emas yang dapat dijadikan objek
gadai. Emas tersebut biasa meliputi : perhiasan emas, koin emas, uang emas dan
emas batangan. Oleh sebab itu, produk Gadai ini lebih dikenal dengan call name
Gadai Emas.
Gadai Emas di Bank Syariah secara umum menggunakan beberapa
akad yaitu akad Qardh dalam rangka Rahn dan akad Ijarah. Akad qardh dalam rangka rahn adalah akad pemberian pinjaman dari Bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan berupa emas
yang diserahkan. Akad ijarah digunakan untuk menarik ongkos sewa atas tempat penyimpanan dan pemeliharaan jaminan emas di Bank. Akad ranh sendiri dapat didefinisikan sebagai perjanjian penyerahan barang untuk menjadi agunan dari
fasilitas pembayaran yang diberikan. Khusus untuk akad Qardh dalam rangka
Rahn, ada juga Bank Syariah yang memisahkan penggunaan kedua akad ini, sehingga akad Qardh dan akad Rahn berdiri sendiri.
Berikut Tabel Perkembangan Gadai Syariah pada PT. Bank Pembiayaan
Tabel 1.1
Perkembangan Produk Gadai Syariah
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari Periode 2007-2011
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari Periode 2007-2011
( Dalam Ribuan Rupiah )
Produk Gadai Syariah dari tahun ke tahun mengalami perubahan dan
terkadang mengalami penurunan dan peningkatan. Penurunan terjadi pada tahun
Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM
Mentari Garut dengan mengambil judul: “ANALISIS GADAI SYARIAH
PADA PT. BPRS PNM MENTARI KABUPATEN GARUT.”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan
masalah yaitu: “Bagaimana perkembangan Gadai Syariah pada lembaga keuangan
syariah PT. BPRS PNM Mentari Garut.
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Perkembangan Gadai Syariah pada PT. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut periode 2007-2011.
2. Bagaimana Perkembangan Nasabah Gadai Syariah pada PT. Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut periode
2007-2011.
3. Bagaimana Persyaratan Gadai Syariah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat
4. Bagaimana Proses Penyaluran Pembiayaan pada PT. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut.
5. Bagaimana Proses Eksekusi Jaminan Emas pada PT. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang
diperlukan mengenai apa yang akan diteliti sehingga dapat melihat, menganalisa
data mengenai perkembangan Gadai Syariah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah PNM Mentari.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Perkembangan Gadai Syariah pada PT. Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut periode
2007-2011.
2. Untuk mengetahui Perkembangan Nasabah Gadai Syariah pada PT. Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut periode
2007-2011.
3. Untuk mengetahui Persyaratan Gadai Syariah pada PT. Bank Pembiayaan
4. Untuk mengetahui Proses Penyaluran Pembiayaan pada PT. Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut.
5. Untuk mengetahui Proses Eksekusi Jaminan Emas pada PT. Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis berharap Tugas Akhir ini akan memberikan manfaat yang besar
bagi penulis pribadi, perusahaan maupun pembaca pada umumnya.
1.4.1 Kegunaan Praktis
a. Bagi Perusahaan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari lebih
professional dalam menyampaikan system bagi hasil
Dengan menyetujui atribut-atribut yang melekat pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari yang mendasari
sikap nasabah maka perusahaan dapat mengevaluasi bagaimana
strategi cara mereka bekerja dan membuat penyesuian untuk
meningkatkan keefektifannya.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari dapat
mengevaluasi sejauh mana system transaksi pada para
1.4.2 Kegunaan Akademis
Penyusunan Uji Penelitian ini memberikan beberapa kegunaan baik
secara teoritis maupun praktis sesuai dengan kebutuhan pemakai. Hasil penelitian
ini dapat berguna bagi:
a. Bagi Penulis
1. Untuk memperoleh pengetahuan serta pengalaman secara
langsung mengenai Gadai Syariah.
2. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya
pada program studi DIII Keuangan dan Perbankan.
b. Bagi Perguruan Tinggi
1. Untuk memberikan tambahan referensi pada perpustakaan di
kampus, khususnya bagi mahasiswa UNIKOM.
2. Untuk menambah pengetahuan serta informasi kepada pembaca
dan mahasiswa tentang perkembangan Gadai Syariah.
a. Pihak lain
Diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan referensi maupun
bahan pertimbangan bagi mereka yang mengadakan penelitian lebih
lanjut khususnya mengenai perkembangan Gadai Syariah dalam
meningkatkan penyediaan dana kredit serta berguna bagi
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di PT. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah PNM Mentari Cabang Garut. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada
bulan Maret sampai dengan Juli 2012.
12
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Gadai Syariah
2.1.2.1 Pengertian Gadai Syariah
Pengertian Gadai Menurut Umum (Konvensional)(www.google.com)
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai
piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada
orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain
atas nama orang yang mempunyai utang. Seseorang yang berutang tersebut
memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan
barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang
berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan Umum Pegadaian adalah suatu badan usaha di Indonesia yang secara
resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum
gadai.
Pengertian Gadai Menurut Syari’at Islam
Gadai dalam perspektif islam disebut dengan istilah rahn, yaitu suatu
utang. Kata rahn secara etimologi berarti “tetap”,”berlangsung”dan “menahan”.
maka dari segi bahasa rahn bisa diartikan sebagai menahan sesuatu dengan tetap.
Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya rahn merupakan suatu akad utang piutang
dengan menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan
syara’ sebagai jaminan, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil
utang.
Selain itu menurut ulama yang diambil dari situs
www.google.com,Ulama Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali mendefinisikan
rahn (Gadai) dalam arti akad, yaitu “menjadikan materi (barang) sebagai
jaminan utang yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang
berutang tidak bisa membayar utangnya itu”.
Sedangkan menurut UU perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak
yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak,
yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berhutang atau oleh seorang
lain atas dirinya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang
berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan dari pada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian
biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu
2.1.2.2 Dasar Hukum Gadai
Dasar hukum gadai menurut Islam adalah Al-Qur’an, sunnah dan
ijtihad. Ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan dasar hukum perjanjian gadai adalah
QS. Al-Baqarahayat 282 dan 283 yang berbunyi “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamubermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklahh kamu menuliskannya..” d a n “ Jika kamu dalam perjalanan sedang kau tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, makahendaklah
yang dipercaya itu menunaikkan amanatnya (hutangnya)…”.
Terdapat beberapa hadits Nabi yang menggambarkan bahwa Nabi
melakukan p r o s e s ga d a i , s a l a h s a t u n ya a d a l a h h a d i t s H R B u k h a r i
d a n M u s l i m ya n g i s i n ya : Ai s ya h b e r k a t a b a h w a R a s u l b e r s a b d a :
Rasulullah membeli makan dari seorang Yahudi dan meminjamkan kepadanya baju besi. Sedangkan menurut ijtihad, terdapat perbedaan yaitu Jumhur ulama berpendapat bahwa gadai disyariatkan pada waktu tidak
bepergian, namun Adh-Dhahak dan penganut madzhab Az-Zahiri
berpendapat bahwa rahn tidak disyaratkan kecuali pada waktu bepergian.
2.1.1.3 Syarat Sah dan Rukun Gadai
Secara umum syarat sah dan rukun dalam menjalankan transaksi gadai
1. Rukun Gadai
a. Ada ijab dan qabul (shighat)
b. Terdapat orang yang berakad yang mengadaikan (rahin) dan yang
menerima gadai (murtahin)
c. Ada jaminan (marhun) berupa barang / harta
d. Utang (marhun bih)
2. Syarat Sah Gadai
a. Shigat
b. Orang yang beraka
c. Barang yang dijadikan pinjaman
d. Utang (marhun bih)
2.1.1.4Hak dan Kewajiban Pihak yang Berakad
1. Penerima Gadai (Murtahin)
Hak Penerima Gadai
a. Apabila rahin tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
b. Untuk menjaga keselamatan marhun, pemegang gadai berhak
mendapatkan penggantian biaya yang dikeluarkan.
c. Pemegang gadai berhak menahan barang gadai dari rahin, selama
pinjaman belum dilunasi.
Kewajiban Penerima Gadai adalah :
a) Apabila terjadi sesuatu (hilang ataupun cacat) terhadap marhun akibat
dari kelalaian) , maka marhun harus bertanggung jawab.
b) Tidak boleh menggunakan marhun untuk kepentingan pribadi.
c) Sebelum diadakan pelelengan marhun, harus ada pemberitahuan kepada
rahin.
2. Pemberi Gadai (Rahin)
Hak Pemberi Gadai adalah :
a. Setelah Pelunasan Pinjaman, rahin berhak atas barang gadai yang
diserahkan kepada murtahin
b. Apabila terjadi kerusakan atau hilangnya barang gadai akibat kelalaian
murtahin, rahin menuntut ganti rugi atas marhun
c. Setelah dikurangi biaya pinjaman dan biaya-biaya lainnya, rahin berhak
d. Apabila diketahui terdapat penyalahgunaan marhun oleh murtahin, maka
rahin berhak untuk meminta marhunnya kembali
Kewajiban Pemberi Gadai adalah :
a. Melunasi penjaminan yang telah diterima serta biaya-biaya yang ada
dalam kurun waktu yang telah ditentukan
b. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan rahin tidak dapat
melunasi pinjamannya, maka harus merelakan penjualan atas marhun
pemiliknya
2.1.1.5 Akad Perjanjian Transaksi Gadai
a) Qard al- Hasan
Akad ini digunakan nasabah untuk tujuan konsumtif, oleh karena itu
nasabah (rahin) akan dikenakan biaya perawatan dan penjagaan barang gadai
(marhun) kepada pegadaian (murtahin)
Ketentuannya:
- Barang gadai hanya dapat dimanfaatkan dengan jalan menjual, seperti
emas, barang elektronik, dan lain sebagainya
- Karena bersifat social, maka tidak ada pembagian hasil. Pegadaian hanya
b) Mudharabah
Akad yang diberikan bagi nasabah yang ingin memperbesar modal
usahanya atau untuk pembiayaan lain yang bersifat produktif.
Ketentuannya :
- Barang gadai dapat berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak
seperti : emas, elektronik, kendaraan bermotor, tanah, rumah dll
- Keuntungan dibagi setelah dikurangi dengan biaya pengelolaan marhun
c) Ba’I Muqayyadah
Akad ini diberikan kepada nasabah untuk keperluan yang bersifat
produktif. Seperti pembelian alat kantor, modal kerja. Dalam hal ini murtahin juga
dapat menggunakan akad jual beli untuk barang atau modal kerja yang
diingginkan oleh rahin. Barang gadai adalah barang yang dimanfaatkan oleh rahin
ataupun murtahin.
d) Ijarah
Objek dari akad ini pertukaran manfaat tertentu bentuknya adalah
murtahin menyewakan tempat penyimpanan barang.
Pemanfaatan Barang rahan
Mayoritas ulama membolehkan pegadaian memanfaatkan barang yang
digadaikannya selama mendapat izin dari murtahin selain itu pengadai harus
Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah saw berkata: “barang
yang digadaikan itu tidak boleh ditutup dari pemilik yang menggadaikannya.
Baginya adalah keuntungan dan tanggung jawabnyalah bila ada kerugian atau
biaya” (HR Syafi,I dan Daruqutni).
Mayoritas ulama selain mazhab hanbali berpendapat bahwa murtahin
(penerima gadai) tidak boleh mempergunakan barang rahn.
Berakhirnya Akad Rahn
1. Barang telah diserahkan kembali pada pemiliknya
2. Rahin membayar hutangnya
3. Pembebasan hutang dengan cara apapun, meskipun dengan pemindahan
oleh murtahin.
4. Pembatalan oleh murtahin meskipun tidak ada persetujuan dari pihak rahin
5. Rusaknya barang rahin bukan oleh tindakan atau pengguna murtahin
6. Memanfaatkan barang rahn dengan barang penyewaan, hibah atau
shadaqah baik dari pihak rahin maupun murtahin
2.1.2.6 Kegiatan Pelelangan
Pelelangan baru dapat dilakuakan jika nasabah (rahin) tidak dapat
pemberitahuan pada lima hari sebelum tanggal penjualan. Ketentuan dari
pelelangan ini adalah :
1. Untuk marhun berupa emas ditetapkan margin sebesar 2% untuk
pembeli.
2. Pihak pegadaian melakukan pelelangan terbatas.
3. Biaya penjualan sebesar 1 % dari hasil penjualan, biaya pinjaman empat
bulan, sisanya dikembalikan kepada nasabah,
4. Sisa kelebihan yang tidak diambil selama satu tahun akan diserahkan ke
baitul maal.
2.1.2.7 Persamaan dan Perbedaan antara Rahn dan Gadai
Terdapat beberapa persamaan antara Rahndan gadai yaitu hak gadai berlaku atas pinjaman uang, adanya anggaran (barang jaminan) sebagai jaminan
hutang, tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan, biaya
barang yang digadaikan ditanggung oleh pemberi gadai, dan apabila
batas waktu pinjaman uang telah habis, barang yang digadaikan boleh dijual
atau dilelang.Sedangkan beberapa perbedaan antara gadai dan rahn adalah : 1. Rahn dilakukan secara sukarela tanpa mencari keuntungan, gadai
dilakuakan dengan prinsip tolong menolong tetapi juga menarik
keuntungan dengan menarik bunga.
3. Rahn menurut hukum islam dilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga, sedangkan gadai menurut hukum perdata dilaksanakan melalui suatu
lembaga.
2.2 Kerangka Pemikiran
Menurut Suyatno (1991:21) menjelaskan bahwa, bank adalah suatu
jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti
memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang,
bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha
perusahaan-perusahaan dan lain-lain.
Dalam UU terbaru No. 21 Tahun 2008 menjelaskan tentang perbankan
syariah, dimana bank syariah adalah sebagai landasan legal formal yang khusus
mengatur berbagai hal mengenai perbankan syariah ditanah air. Tentang
Perbankan, menurut jenisnya Bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR).
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Peraturan Bank
Adapun keberadaan Bank Perkreditan Rakyat Syariah adalah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang keuangan dengan
ketentuan-ketentuan yang lebih mudah dibandingkan dengan perusahaan perbankan.
Dalam Konteks produk Gadai Syariah di perbankan Syariah- secara
umum yang berkembang hanya asset berupa emas yang dapat dijadikan objek
gadai. Emas tersebut bias meliputi : perhiasan emas, koin emas, uang emas dan
emas batangan. Oleh sebab itu, produk Gadai ini lebih dikenal dengan call name
23
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data.
Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008:13) mendefinisikan objek penelitian
adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang
suatu hal (variabel tertentu).”
Definisi objek penelitian menurut I Made Wirartha (2006:39)
menyatakan bahwa:
“Objek Penelitian (variabel penelitian) adalah karakteristik tertentu yang
mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang
berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai.”
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian
adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk
mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.
Dalam penelitian ini penulis akan mengumpulkan data yang mengenai
data-data yang bersangkutan yang kemudian di analisis diharapkan dapat
mengetahui bagaimana perkembangan Gadai Syariah pada PT. Bank Pembiayaan
3.2 Metode Penelitian
Metode adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan dan mencatat data, baik data primer maupun data sekunder yang
dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah yang kemudian
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan
sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang diinginkan. Dalam
menyusun penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif.
MenurutMoh. Nazir (2004:54) Metode deskriptif adalah:
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”.
Menurut Winarno (2002:145) metode deskriftif adalah suatu bentuk
pengumpulan data yang bertujuan menggambarkan, memaparkan suatu keadaan
atau suatu masalah dimana data yang diambil dianalisa kebenarannya.
3.2 .1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan
penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan
Menurut Jonathan Sharwono (2006 :79)desain penelitian dijelaskan
sebagai berikut:
“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta
menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.”
Menurut Moh. Nazir (2004 :84)memaparkan pengertian desain
penelitian sebagai berikut:
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2004: 38) menjelaskan tentang variabel yaitu
sebagai berikut:
“Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti yang dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan metode penyusunan usulan penelitian yang digunakan oleh
penulis serta dari pengertian variabel penelitian diatas, maka penulis hanya
menggunakan satu variabel, yakni Variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi variabel lainnya dalam kaitannya dengan masalah yang
diteliti, maka yang menjadi variabel bebas adalah perkembangan Gadai Syariah
pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM Mentari.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
Gadai Syariah Gadai adalah suatu hak yang
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data itu ada dua yaitu data primer dan sekunder. Menurut
Husein Umar (2008:41) menyatakan bahwa:
“Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu
atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang
biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder merupakan data primer
yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data
primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk table-tabel atau
diagram-diagram.”
Sedangkan menurut Umi Narimawati ( 2008:12 ) :
“Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara langsung dari
sumber yang biasanya melalui pertanyaan tulisan atau lisan” dan “Data sekunder
adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama yang digunakan untuk
menjawab masalah yang diteliti”.
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan data primer yaitu dengan
mewawancarai para pegawai mengenai perkembangan gadai, taksiran gadai, dan
hal-hal yang bersangkutan dengan gadai syariah, diperoleh langsung dari pegawai.
Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan data sekunder karena
peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain,
yaitu informasi mengenai data-data terkait dengan PT. Bank Pembiayaan Rakyat
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan sekunder
yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian
menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan
sehingga terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh, juga yang
meliputi data perkembangan gadai syariah periode 2007-2011.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Sebelum menentukan teknik penentuan data yang akan dijadikan
sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.
Populasi
Menurut Umi Narimawati (2008:161) populasi adalah “Objek atau
subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang diterapkan oleh
peneliti, sebagai unit analisis penelitian.
Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan periode 2000 yang menggunakan produk pembiayaan
gadai syariah sebagai sarana pembiayaan oleh bank kepada masyarakat dengan
jaminan emas.
Sampel
Menurut Sugiyono (2008:81)mengemukakan bahwa pengertian sampel
adalah sebagai berikut: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
Menurut Sugiyono (2009:219) mendefinisikan bahwa sampling purposive adalah sebagai berikut:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.”
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sampel penelitian ini
menggunakan metode sampel tidak acak (Non Random Sampling) dengan pendekatan Sampling Purposive yaitu sampel dipilih berdasarkan target dan tujuan tertentu atau sampel yang dipilih menggunakan pertimbangan tertentu.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang meliputi
data Perkembangan Gadai Syariah di PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM
Mantari pada setiap akhir tahun pengamatan periode 2007-2011.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan Usulan Penelitian ini, penulis memperoleh data-data
dan informasi dari berbagai sumber. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penelitian lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan meninjau secara langsung objek
penelitian untuk memperoleh data primer dan data-data diperoleh secara langsung
dari pihak bank yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak yang
1. Studi lapangan dapat dilakukan dengan cara :
a. Observasi (Pengamatan)Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara terjun langsung pada kegiatan atau pekerjaan yang dihadapi melalui
pengamatan dan pencatatan sehingga diperoleh kebenaran data.
b. Interview (Wawancara)
Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi
langsung dengan subjek untuk pengumpulan data, dalam hal ini staf atau
pelaksana yang menguasai bidangnya.
2. Studi Kepustakaan (Liberature Study)
Yaitu dengan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
membaca literature-literature, buku-buku, dan catatan-catatan yang ada kaitannya
dengan masalah yang akan ditulis.
3.2.5 Rancangan Analisis
Untuk memperoleh hasil penelitian, diperlukan adanya sebuah
perancangan untuk melakukan analisa pada data yang telah dikumpulkan. Berikut
penjelasan mengenai rancangan analisis.
3.2.5.1 Rancangan Analisis
Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah
Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif.Adapun yang dimaksud dengan metode deskriptif menurut Husein
Umar (2003:30) adalah:
“Tujuan riset ini bersifat suatu paparan untuk mendeskripsikan hal-hal yang
ditanyakan dalam riset, seperti siapa, yang mana, kapan dan dimana”
Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari riset deskripsi
adalah untuk memaparkan objek yang diteliti.
Pada penelitian ini, digunakan satu jenis analisis yaitu analisis
deskriptif dengan variabel yang bersifat kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan
untuk melihat penyebab dari permasalahan dan upaya yang akan dilakukan.
1. Langkah pertama yaitu merumuskan masalah dan sasaran penelitian. Ratusan
hal dapat dikumpulkan dan diteliti dalam suatu penelitian, tetapi penelitian
yang bermanfaat bagi PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah PNM Mentari
harus didasarkan atas permasalahan keputusan yang dihadapi oleh PT. Bank
Perkreditan Rakyat Syariah PNM Mentari. Dalam hal ini penulis
merumuskan masalah yaitu, bagaimana untuk mengetahui perkembangan PT.
Bank Perkreditan Rakyat Syariah PNM Mentari.
2. Menentukan suatu informasi yang dibutuhkan dengan cara yang efisien.
Biasanya ditempuh dengan cara mengumpulkan data primer dan data
sekunder. Dari penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan
3. Mengumpulkan data dan informasi dengan cara penulis mendatangi langsung objek penelitian dan mewawancara secara langsung salah satu pegawai atau
pihak yang berwenang di PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah PNM
Mentari.
64
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
1. Perkembangan Gadai Syariah Periode 2007-2011 pada PT. Bank Pembiayaan
Perkreditan Rakyat Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut.
1. Gadai setiap tahun megalami perubahan, tetapi jumlah Gadai terkadang
megalami peningkatan meskipun pernah terjadi penurunan. Peningkatan
dan penurunan itu disebabkan oleh beberapa hal.
Penyebab kenaikan outstanding gadai :
a) Disebabkan kebutuhan yang semakin meningkat
b) Disebabkan karena dari sebagian besar nasabah gadai merupakan
nasabah yang bergerak di sector perdagangan dimana kebutuhan modal
yang semakin meningkat mengakibatkan nasabah meminjam lebih
besar
c) Disebabkan banyaknya pencairan di atas plapond 20 juta ke atas
d) Kurangnya pelunasan gadai sehingga pencairan gadai dominan
Penyebab Penurunan Oustanding :
a) Penurunan Oustanding biasaya dikarenakan banyak pelunasan gadai
dibandingkan pencairan gadai
b) Dikarenakan sebagaian besar nasabah merupakan pedagang sehingga
di saat saat tertentu mereka lebih menahan untuk mengadai (ketika
memasuki kenaikan BBM)
c) Atau lebih tepatnya penurunan outstanding di akibatkan oleh besarnya
pelunasan gadai dibandingkan pencairan gadai
d) Banyaknya pelunasan dalam jumlah nominal pinjaman yang lebih
besar.
2. Perkembangan Nasabah Gadai Syariah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah PNM Mentari Kabupaten Garut mengalami penurunan dan
peningkatan penurunan terjadi pada tahun 2008 dan 2010. Penurunan dan
peningkatan jumlah gadai dipengaruhi dengan besar kecilnya kebutuhan
nasabah.
3. Persyaratan Gadai Syariah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PNM
Mentari Kabupaten Garut
a) Memiliki emas asli minimal 2 gram.
b) Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)/Surat Izin Mengemudi (SIM)
c) Biaya-biaya yang dikenakan: administrasi dibayar di muka, sewa tempat
dibayar saat pelunasan dan biaya terkait proses lelang (jika emas
dilelang).
4. Proses Penyaluran Pembiayaan pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
PNM Mentari Kabupaten Garut
a. CS memberikan penjelasan menyeluruh mengenai Gadai kepada nasabah.
b. Nasabah menyerahkan Foto copy identitas diri yang masih berlaku dengan
menunjukkan aslinya.
c. Nasabah menyerahkan emas kepada CS. Kemudian nasabah menerima
tanda serah terima emas.
d. CS kemudian melakukan taksiran awal di hadapan nasabah dengan
menggunakan STLE (Standar Taksiran Logam Emas). Selanjutnya CS
memberitahukan nilai taksiran emas, pinjaman yang bisa diterima nasabah,
rincian biaya, dan informasi lainnya.
e. Setelah melakukan komunikasi, nasabah mengisi formulir aplikasi
permohonan gadai dan menandatanganinya. Adapun hal-hal yang menjadi
penting untuk dicantumkan adalah identitas nasabah yang wajib sesuai
dengan KTP yang dimilikinya.
f. Seluruh data yang telah diisi oleh nasabah diverifikasi oleh CS. Kemudian
CS mulai melakukan pencatatan pada kolom hasil taksiran emas yang
terdapat dalam formulir permohonan gadai untuk kemudian diserahkan
kepada supervisor atau Pemimpin Seksi di PT. Bank Pembiayaan Rakyat
5. Proses Eksekusi Jaminan Emas pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
PNM Mentari Kabupaten Garut dilakukan jika dalam waktu 4 hari sesudah
tanggal jatuh tempo nasabah tidak melakukan konfirmasi, maka bank akan
melakukan penjualan barang jaminan emas. Sedangkan, jika pada saat masa
tenggang nasabah memutuskan tidak bisa melunasi pembiayaan dan ingin
melakukan pelelangan dengan pihak yang ia pilih sendiri, maka bank akan
mengakomodir hal tersebut dengan catatan bahwa proses penjualan harus
dilakukan dihadapan bank.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT.Bank Pembiayaan Rakyat
Syaraiah PNM Mentari Kabupaten Garut, penulis ingin memberikan saran yang
mudah-mudahan dapat berguna bagi perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan
kinerja perusahaan.
1. Gadai Emas merupakan sumber Pembiayaan serbaguna dengan jaminan
emas, maka dari itu untuk meningkatkan jumlah gadai, maka bank harus
dapat menarik minat masyarakat dengan cara lebih meningkatkan promosi
terhadap calon nasabah yang akan mengadaikan emas, dengan
memberikan fasilitas yang menarik.
2. Produk Gadai Emas yang dimiliki oleh bank harus memberikan
kemudahan dengan berbagai fasilitas kepada nasabahnya dan juga harus
melalui media iklan seperti brosur dan media lainnya. Dengan demikian
bank akan lebih banyak memperoleh nasabah gadai.
3. Pembiayaan dalam bentuk gadai emas telah memberikan banyak
kontribusi bagi sumber pembiayaan kepada masyarakat dengan jaminan
emas. Namun Bank juga harus memperhatikan produk pembiayaan
lainnya. Fasilitas dan kemudahan yang diberikan bank bagi produk
pembiayaan harus lebih ditingkatkan.
4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa lebih banyak mengambil
data lebih dari 5 tahun dan pengolahan datanya tidak hanya secara
Husein Umar. 2008. Metodologi Penelitian. Raja Grafindo. Jakarta.
I Made Wirartha (2006:39) Wirartha, I Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi Offset.
Lita Wulantika. Modul Bank Dan Lembaga Keuangan. Bandung Moh. Nazir. 2004. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA. Sugiono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Situs Web : http://www.jurnalekonomi.com
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung.