• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi Pengontrolan Kecepatan Motor Sinkron Dengan Magnet Permanen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Simulasi Pengontrolan Kecepatan Motor Sinkron Dengan Magnet Permanen."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Motor sinkron digunakDQ XQWXN PHPSHUEDLNL FRV - \DLWX IDNWRU GD\D

sehingga menghasilkan kualitas kerja yang baik. Kemampuan suatu motor untuk

menghasilkan putaran sangat ditentukan oleh fluks yang dapat dibangkitkan oleh inti

yaitu stator dan rotor.

Penelitian ini menekankan pada bahan magnet permanen sebagai inti, karena

mampu membangkitkan fluks yang cukup besar, jika dibandingkan dengan besi,

maupun bahan ferromagnetik yang sering digunakan. Dengan fluks yang cukup besar,

maka kecepatan putar yang diinginkan dapat dicapai dalam waktu yang sangat cepat.

Analisis data disimulasikan dengan menggunakan MatLab.

Pada penelitian ini ditentukan luas inti 0,07 m², kemudian dihitung fluks yang

dibangkitkan oleh setiap jenis bahan. Juga dapat dilihat pengaruh dari pembebanan

pada motor terhadap kecepatan putarnya.

Dari analisa yang dilakukan, maka diambil kesimpulan bahwa motor sinkron

dengan inti magnet permanen dari bahan Alnico dan beban R = 5 , menghasilkan respon yang terbaik dengan waktu 0,01 untuk mencapai kecepatan yang diinginkan.

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pengembangan

selanjutnya terutama tentang penggunaan bahan magnet permanent pada motor

(2)

ABSTRACT

6\QFKURQRXVPRWRULVXVHGWRIL[FRV-ZKLFKLVSRZHUIDFWRUWRSURGXFe a good work quality. The capability of motor to produce rotation determined by the

flux which generate by the core, stator and rotor.

This research used permanent magnet materials as the core, which able to

produce a sufficient flux, compare to iron and ferromagnetic material which often

used. With a sufficient flux, the setpoint of rotation speed can be achive at very short

time. The data analise using MatLab.

In this research the width of the core determine 0,07 m², then calculate the

flux generate by each material. Also can be seen the influence of loading on the

motor to its rotation speed.

From the analysis, concluded that synchronous motor with permanent magnet

core using Alnico material and load 5 ohm, produce the best response with 0,01

second to reach the setpoint speed.

Hope this research can be reference for furthermore developing, especially

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 1

1.3. Tujuan ... 2

1.4. Pembatasan Masalah ... 2

1.5. Sistematiaka Laporan ... 2

BAB II. TEORI PENUNJANG ... 4

2.1. Pendahuluan ... 4

2.2. Sistem Kontrol ... 4

2.3. Medan Magnet ... 5

2.3.1. Magnetisasi dan Permeabilitas ... 5

2.4. Prinsip Medan Putar ... 7

2.5. Induktans ... 9

2.6. Motor Sinkron ... 10

2.7. Motor Sinkron Kutub Salien ... 13

2.8. Pembebanan ... 15

BAB III : PEMODELAN ... 16

(4)

3.2. PI dalam MatLab ... 16

BAB IV : ANALISA PENGONTROLAN KECEPATAN MOTOR SINKRON DENGAN MAGNET PERMANEN ...……….….... 23

4.5. Motor Sinkron Inti Magnet Permanen dari Bahan Alnico dengan Beban ( R  ...…….... 39

(5)

%HEDQ5 ...……….... 40

4.5.1.2. Beban R = ...……….... 41

%HEDQ5 ...……….... 42

%HEDQ5 ...……….... 42

%HEDQ5 ...……….... 43

4.5.2. Beban RL ...……….... 44

%HEDQ5 GDQ/ + ...…….... 45

%HEDQ5 GDQ/ + ...…...….... 46

4%HEDQ5 GDQ/ + ...…….... 47

4.5.3. Beban RC ...……….... 47

%HEDQ5 GDQ& ) ...…….... 48

4.5.3.2. BebaQ5 GDQ& ) ...…...….... 48

%HEDQ5 GDQ& ) ...…….... 49

4.5.4. Beban RLC ...………...………….... 50

%HEDQ5 L = 0,01 H, dan C = 0,0001 F ... 51

%HEDQ5 / +GDQ& ) ... 52

%HEDQ5 / +GDQ& ) ... 52

4.6. Arus Keluaran dari Motor Sinkron ... 53

BAB V : Kesimpulan dan Saran ... 55

5.1. Kesimpulan ……….……….. 55

5.2. Saran ……….…….. 56

DAFTAR PUSTAKA ……….……….. 57

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Nilai Fluks dari Inti Ferromagnetik

dengan luas inti A = 0,07 m² ………... 27

Tabel 4.2. Tabel nilai Kp dan Ti dari Motor Sinkron

Inti Ferromagnetik ... 29

Tabel 4.3. Nilai Fluks dari inti Magnet Permanen

dengan luas inti A = 0,07 m² ... 34

Tabel 4.4. Tabel nilai Kp dan Ti dari Motor Sinkron

Inti Magnet Permanen ………... 35

Tabel 4.5. Tabel nilai Kp dan Ti dari Motor Sinkron Inti Magnet Permanen

dengan beban R ...………... 40

Tabel 4.6. Tabel nilai Kp dan Ti dari Motor Sinkron Inti Magnet Permanen

dengan beban RL ...………... 44

Tabel 4.7. Tabel nilai Kp dan Ti dari Motor Sinkron Inti Magnet Permanen

dengan beban RC ...………... 47

Tabel 4.8. Tabel nilai Kp dan Ti dari Motor Sinkron Inti Magnet Permanen

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram blok pengontrol PI ……….…………. 4

Gambar 2.2. Motor sinkron tiga fasa ………….………. 8

Gambar 2.3. Induktans inti feromagnetik …...…… 9

Gambar 2.4. Rangkaian ekivalen dari motor ……..……… 11

Gambar 2.5. Diagram phasor dari motor sinkron kutub salien. ……….. 12

Gambar 2.6. Sumbu magnetik dari motor sinkron kutub salien. ……….. 14

Gambar 3.1. Masukan unit step terhadap sistem ...…………...… 17

Gambar 3.2. Respon sistem terhadap masukan unit step ...…...… 17

(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Kurva V untuk motor sinkron. ……….…... 19

Grafik 4.1. Grafik respon sistem dari Motor Sinkron dengan Inti besi

dengan Fluks = 0,011 Wb dan R = 0 terhadap masukan

unit step ... 25

Grafik 4.2. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Besi

dengan Fluks = 0,011 Wb dan R = 0 ... 26

Grafik 4.3. Grafik respon sistem dari Motor Sinkron dengan

Inti Ferromagnetik bahan Permalloy Powder dengan

Fluks = 0,011 Wb dan R = 0 terhadap masukan unit step ... 28

Grafik 4.4. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Ferromagnetik

bahan Permalloy Powder dengan Fluks = 0,0206 Wb

dan R = 0 ... 29

Grafik 4.5. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Ferromagnetik

bahan Cobalt dengan Fluks = 0,0264 Wb dan R = 0 ... 30

Grafik 4.6. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Ferromagnetik

bahan Nikel dengan Fluks = 0,0317 Wb dan R = 0 ... 31

Grafik 4.7. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Ferromagnetik

bahan Ferroxcube dengan Fluks = 0,0330 Wb dan R = 0 .... 32

Grafik 4.8. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Ferromagnetik

bahan Mild Steel dengan Fluks = 0,0317 Wb dan R = 0 .... 33

Grafik 4.9. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Platinum Cobalt dengan Fluks = 0,042 Wb

dan R = 0 ... 36

Grafik 4.10. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 2 dengan Fluks = 0,049 Wb

(9)

Grafik 4.11. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Chrome Steel dengan Fluks = 0,07 Wb

dan R = 0 ... 37

Grafik 4.12. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,0875 Wb

dan R = 0 ... 38

Grafik 4.13. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico dengan Fluks = 0,112 Wb

dan R = 0 ... 39

Grafik 4.14. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

dan R = 5 ... 40 Grafik 4.15. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

GDQ5 ... 41 Grafik 4.16. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

GDQ5 ... 42 Grafik 4.17. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

GDQ5 ... 43 Grafik 4.18. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

GDQ5 ... 44 Grafik 4.19. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

(10)

Grafik 4.20. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

5 GDQ/ + ... 46 Grafik 4.21. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

5 GDQ/ + ... 47 Grafik 4.22. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

5 GDQ& ) ... 48 Grafik 4.23. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

5 GDQ& ) ... 49 Grafik 4.24. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

5 GDQ& ) ... 50 Grafik 4.25. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

R = 5/ +GDQ& ) ... 51 Grafik 4.26. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

5 / +GDQ& F ... 52 Grafik 4.27. Grafik Kecepatan Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

bahan Alnico 5 dengan Fluks = 0,112 Wb

5 / +GDQ& ) ... 53 Grafik 4.28. Grafik Arus keluaran Motor Sinkron dengan Inti Magnet Permanen

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam dunia industri motor merupakan alat bantu utama, karena itu

pengontrolannya sangat penting, sehingga diperoleh efisiensi maksimum. Dengan

efisiensi maksimum, maka energi yang diperlukan untuk menggerakkan motor

menjadi lebih optimal. Selain itu, motor yang bekerja secara efisien akan mengurangi

resiko terjadinya kerusakan, sehingga masa pakai lebih lama.. Semua keuntungan di

atas mendorong berbagai pemikiran untuk menciptakan motor dengan tingkat

efisiensi yang tinggi.

Namun pada kenyataannya motor menghasilkan keluaran yang kurang efisien

yaitu dengan adanya ripel. Ripel ini menunjukkan bahwa untuk mencapai keluaran

yang diinginkan maka akan ada waktu dan energi terbuang. Waktu yang terbuang itu,

karena motor tidak langsung mencapai steady state. Melainkan terjadi osilasi yaitu

keluaran yang tidak stabil ( berubah-ubah ). Karena adanya waktu terbuang, maka

energi yang dikeluarkan selama waktu itu akan terbuang sia-sia..

Salah satu cara untuk mengurangi / menghilangkan ripel adalah dengan

menggunakan magnet permanen pada rotor dan stator. Dalam hal ini yang dipakai

adalah motor sinkron dengan inti magnet permanen.

Magnet permanen dapat membuat motor bekerja dengan baik sekali bahkan

efisiensinya hampir 100%, tanpa ripel arus keluaran. Hal itu dikarenakan magnet

permanen dapat membangkitkan fluks yabg cukup besar, sehingga medan putarnya

bisa dikendalikan sesuai dengan kebutuhan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang dirumuskan adalah :

1. Berapa besar pengaruh magnet permanent pada stator terhadap ripel arus

(12)

2. Berapa besar pengaruh magnet permanent pada rotor terhadap ripel arus

keluaran bernilai nol?

1.3. Tujuan

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menghasilkan arus keluaran tanpa

ripple.

1.4. Pembatasan Masalah

Dalam tugas akhir ini penulis membatasi hal – hal berikut :

1. Kapasitas daya motor sinkron 1 KW.

2. Inti terdiri dari magnet permanent.

3. Menggunakan MatLab 7.0

1.5. Sistematika Laporan

Penulisan laporan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab, dengan penyusunan

sebagai berikut :

• Bab I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, pembatasan

masalah dan sistematika penulisan dari laporan Tugas Akhir ini. • Bab II : Teori Penunjang

Membahas tentang teori-teori yang mendasari tugas akhir ini.

• Bab III : Pemodelan

Membahas tentang pemodelan motor sinkron dengan inti magnet permanen

pada MatLab 7.0

• Bab IV : Analisis Pemodelan

Menguraikan analisis perhitungan dari motor sinkron dengan inti magnet

permanen dengan menggunakan MATLAB 7.0

• Bab V : Kesimpulan dan Saran

(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari simulasi yang dilakukan maka diperoleh :

a. Motor Sinkron dengan inti Besi dengan Fluks = 0,011 Wb dan R = 0

memerlukan waktu lebih dari 0,2 detik untuk mencapai kecepatan 700

rpm dan mengalami overshoot lebih dari -200 rpm.

b. Motor Sinkron dengan inti Ferromagnetik dari bahan Mild Steel

dengan Fluks = 0,0352 Wb dan R = 0 memerlukan waktu lebih dari

0,04 detik untuk mencapai 700 rpm.

c. Motor Sinkron dengan inti Magnet Permanen dari bahan Alnico

dengan Fluks = 0,112 Wb dan R = 0 memerlukan waktu lebih dari

0,01 detik untuk mencapai 700 rpm dan mengalami ripel.

d. Motor Sinkron dengan inti Magnet Permanen dari bahan Alnico

dengan Fluks = 0,112 Wb dan R = 5 memerlukan waktu lebih dari 0,01 detik untuk mencapai 700 rpm.

e. Motor Sinkron dengan inti Magnet Permanen dari bahan Alnico

dengan Fluks = 0,112 Wb, R = 5 , dan L = 0,05 H memerlukan waktu lebih dari 0,01 detik untuk mencapai 700 rpm dan mengalami

overshoot cernilai 706 rpm.

f. Motor Sinkron dengan inti Magnet Permanen dari bahan Alnico

dengan Fluks = 0,112 Wb, R = 5 , dan C = 0,0005 F memerlukan waktu lebih dari 0,01 detik untuk mencapai 700 rpm dan mengalami

overshoot bernilai 710 rpm.

g. Motor Sinkron dengan inti Magnet Permanen dari bahan Alnico

dengan Fluks = 0,112 Wb, R = 5 , L = 0,05 H , dan C = 0,0005 F memerlukan waktu lebih dari 0,01 detik untuk mencapai 700 rpm dan

(14)

2. Inti Magnet Permanen dari bahan Alnico dengan Fluks = 0,112 Wb dan R = 5

menghasilkan respon terbaik dengan waktu tercepat 0,01 detik dan tidak mengalami overshoot dengan ripel terkecil.

3. Arus keluaran dari Motor Sinkron inti Magnet Permanen dari bahan Alnico

dengan Fluks = 0,112 Wb dan R = 5 mempunyai ripel, tetapi semakin kecil dan menuju 0.

5.2. Saran

1. Untuk membangkitkan fluks yang lebih besar maka dapat dirancang inti yang

lebih luas dan juga memilih bahan yang lebih baik.

2. Untuk mendapatkan kontrol yang lebih optimal maka dapat digunakan

(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. Cathey,Jimmie J.,”Electricmachines: Analysis and design Applying

MATLAB,”McGraw-Hill, New York, NY 10020.

2. Hayt,William H.,”Elektromagnetika Teknologi,” Penerbit Erlangga,

Jakarta, 1994.

3. Hayt,William H., Kemmerly,Jack E.,”Engineering Circuit Analysis,”

McGraw-Hill, New York, 1986.

4. Johnson,Curtis D.,”Process Control Instrumentation Technology,”

Prentice-Hall International, New Jersey, 1993.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas maka penulis merasa pentingnya pembahasan mengenai Tindak Pidana Perdagangan Orang di dalam industri perikanan

Penambahan asam lemak omega-3 dalam pakan juga diharapkan dapat meningkatkan bobot kuning telur dan warna kuning telur karena adanya akumulasi asam lemak yang

Dari analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini dapat dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya dapat diambil kesimpulan,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh validasi alat dan metode yang digunakan pada eksperimen, mendapatkan data kesetimbangan uap-cair untuk sistem

Keuntungan penggunaan metode secara in vitro adalah (1) dapat digunakan sebagai tahap awal pengembangan suatu obat; (2) hanya dibutuhkan sedikit senyawa uji

TerkaitUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengendalia n lingkungan hidup di mana UU tersebut berfungsi sebagai instrumen hukum, khususnya

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu... Prinsip-prinsip penilaian dalam

Diketahuinya pengaruh kecuraman rute perjalanan yang dilalui oleh petugas pendorong brankar dari Instalasi Gawat Darurat ke URI Bedah dan dari URI Bedah ke Unit