KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI DAERAH PANTAI KERTOSARI KABUPATEN PEMALANG
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
MIFTACHUDIN
A 420 070 139
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI DAERAH PANTAI KERTOSARI KABUPATEN PEMALANG
Miftachudin 1), Dra. Hariyatmi, M.Si. 2), Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2014, 65 halaman. 1)Mahasiswa, 2)Staf Pengajar
ABSTRAK
Pantai Kertosari merupakan pantai yang berada di desa Kertosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang dengan garis pantai kurang lebih 1,55 Km. kekayaan alam yang terkandung dalam pantai Kertosari ini berupa keanekaragaman fauna dan flora, keanekaragaman Gastropoda merupakan salah satunya. Keterbatasan informasi mengenai keanekaragaman Gastropoda dipantai Kertosari, mendorong untuk di lakukan penelitian keanekaragaman Gastropoda. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui keanekaragaman Gastropoda di pantai Kertosari Kabupaten Pemalang dan jenis Gastropoda apa yang mendominasi di pantai ini. Penelitian dilakukan pada bulan November 2013. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 7 kali. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah metode kuadran sampling. Metode analisis yang digunakan adalah rumus dari Shannon Wiener. Dari hasil penelitian ditemukan dari total individu berjumlah 170 dari 18 jenis yang terbagi kedalam 3 ordo. Indeks keanekaragaman jenis (H) Gastropoda di pantai Kertosari berkisar antara 0,705 - 0,948 hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman dalam kategori rendah, sedangkan indeks kemerataan berkisar antara 0,691 – 0,866 yang berarti kurang merata. Turitella terebra merupakan jenis Gastropoda yang mendominasi dengan dominasi sebesar 39%.
1
A. PENDAHULUAN
Pantai Kertosari terletak didesa Kertosari, kecamatan Ulujami,
Kabupaten Pemalang dengan jarak kurang lebih 7 Km dari jalan Pantura.
Pemalang merupakan kota kecil di pesisir utara wilayah Jawa tengah. Letaknya
yang berada di kota kecil, maka pantai Kertosari tidak banyak dikenal oleh
masyarakat dari daerah lain. Pantai Kertosari memiliki garis pantai yang
panjangnya kurang lebih 1,55 Km, serta luas pantai kurang lebih 3,75 km².
Belum ada pengelolaan dari dinas pariwisata dan hanya di kelola masyarakat
setempat dengan seadanya.
Kondisi pantai Kertosari relatif tenang. Aktivitas ombaknya pun tidak
begitu besar. Pantai Kertosari juga merupakan salah satu dari beberapa
ekosistem pasang surut. Pasang surut yang terjadi di pantai Kertosari termasuk
semi-diurnal karena menurut Nybaken (1992) pada pantai dengan pasang surut
semi-diurnal dalam satu hari terjadi dua pasang naik dan dua pasang turun. Di
sekitar pantai Randusanga banyak terdapat tambak milik penduduk dengan
tumbuhan mangrove di sekelilingnya.
Salah satu fauna yang dapat ditemukan di Pantai Kertosari adalah
Gastropoda. Selain itu juga terdapat fauna lain seperti burung sriti, burung cit,
kepiting darat, dan lain sebagainya. Gastropoda umumnya hidup di laut tetapi
ada sebagian yang hidup di darat. Gastropoda mempunyai peranan yang
penting baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Beberapa Gastropoda
mempunyai nilai penting secara ekonomi karena cangkangnya dapat digunakan
untuk berbagai hiasan yang mahal. Selain itu beberapa Gastropoda juga dapat
berperan sebagai sumber bahan makanan seperti yang diambil dagingnya untuk
dikonsumsi.
Pantai Kertosari adalah pantai dengan daerah pasang surut atau zona
intertidal yang memiliki substrat campuran yaitu berpasir campur lumpur. Hal
ini memungkinkan Gastropoda yang bersifat karnivora, pemakan dentritifus,
pemakan bangkai dan plangton dapat ditemukan. Sedangkan, Gastropoda yang
pantai Kertosari. Gastropoda pemakan alga hanya dapat ditemukan di daerah
yang bersubstrat karang.Sampai saat ini di Indonesia tercatat sekitar 3400 jenis
moluska, 75% diantaranya hidup di lautan dan air payau. Diperkirakan sekitar
1500 jenis tergolong Gastropoda, kelas Gastropoda lebih terkenal dengan
istilah “Keong”, dengan bentuk, ukuran dan warna cangkang yang beragam.
Keong laut dapat dijumpai diberbagai jenis lingkungan dan bentuknya
menyesuaikan diri pada lingkungan hidupnya (Nontji, 1993).
Pada umumnya penduduk di desa Kertosari mempunyai mata
pencaharian sebagai petani, sehingga mereka belum memanfaatkan secara
optimal potensi pantai Kertosari. Dalam kenyataannya pemanfaatan
sumberdaya yang ada sering kali malah menimbulkan kerusakan terhadap
sumber daya itu sendiri, oleh karena itu perlu pembinaan terlebih dahulu
sebelum masyarakat itu mendayagunakan sumber daya yang ada di pantai
Kertosari. Dengan begitu dalam pemanfaatannya nanti para penduduk sekitar
tidak menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan pantai Kertosari
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di pantai Kertosari Kabupaten Pemalang pada
bulan November 2013 dengan pengambilan sampel satu kali selama 7 hari.
Data yang diambil adalah data kondisi fisik pantai dan data satwa. Data kondisi
fisik pantai meliputi suhu air laut, pH air laut, gerakan ombak, waktu, salinitas.
Data satwa adalah jumlah spesies Gastropoda yang ditemukan di tiap-tiap
petak kuadran. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode
kuadran sampling.
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data keanekaragaman Gastropoda di pantai
Kertosari Kabupaten Pemalang menggunakan metode kuadran sampling.
Teknik pelaksanaan metode ini di lapangan yaitu: a.) Sebagai langkah awal
penjelajahan lapangan atau orientasi medan untuk mengenali lebih lanjut
3
adalah di bagian timur, tengah dan barat yang memiliki daerah pasang surut
terluas yang diukur dari daerah pasang tertinggi sampai daerah surut
terendah dengan daerah yang dijadikan penelitian sepanjang 1,5 kilometer.
Kemudian membuat transek kuadran diantara daerah pasang tertinggi dan
daerah surut terendah dengan ukuran luas 1x1 meter diletakkan dengan
jarak 3 meter dari satu kuadran ke kuadran lainnya. Pengukuran garis
transek dengan menggunakan alat ukur berupa meteran berskala.
c.)Pengumpulan sampel dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-09.00 WIB.
Pengambilan sampel pada tiap kuadran dengan menggunakan sarung tangan
karet, toples, dan kamera digital. Data yang diambil adalah data kondisi
fisik pantai dan data satwa. Data kondisi fisik pantai meliputi suhu air laut
diukur dengan alat ukur berupa termometer, pH air laut dengan
menggunakan pH stick, gerakan ombak, waktu, salinitas diukur dengan
menggunakan salinometer. Data satwa adalah jumlah spesies Gastropoda
yang ditemukan di tiap-tiap petak kuadran. d.) Dokumentasi jenis mollusca
kelas Gastropoda dalam bentuk foto di darat. Dengan menggunakan alat berupa
kamera digital. e.) Identifikasi Gastropoda dilakukan menggunakan buku
Taksonomi Avertebrata Pengantar Praktikum Laboratorium karangan
Oemarjati dan Wardana yang diterbitkan University Indonesia Press pada
tahun 1990.
2. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui nilai keanekaragaman digunakan indeks dominan
dan indeks keanekaragaman yaitu (Smith, 2000) :
1. Indeks dominasi
∑
atau ∑ 2 atau %
= jumlah individu
= total nilai penting
H ∑ atau H ∑ log pi
ni = nilai kepentingan tiap jenis (jumlah individu tiap jenis)
N = nilai kepentingan total (jumlah semua total individu)
Pi = nilai kepentingan untuk tiap jenis (ni/N)
3. Kemerataan
Kemerataan dihitung menggunakan indeks equabilitas (E)
H = indeks keanekaragaman
S = jumlah individu
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang keanekaragaman Gastropoda di pantai Kertosari
Kabupaten Pemalang meliputi 3 titik atau lokasi dengan jarak antar titik 500
meter, lokasi tersebut di bagian timur dekat dengan perbatasan pantai Kaliprau,
bagian tengah, dan bagian barat dekat dengan perbatasan pantai Belendung.
Dengan menggunakan metode kuadran sampling yaitu dengan membuat
kuadran di pantai yang terbuat dari patok bambu dan tali raffia dengan ukuran
1x1 meter, setiap pagi hari diambil spesies yang ada didalam kuadran selama 7
hari. Diperoleh gastropoda sebanyak 186 individu dari 18 spesies dan 3 ordo.
Sepesies terbanyak yang ditemukan yaitu Turitella terebra, sedangkan
spesies yang sedikit ditemukan Nerita undata, Telescopium telescopium,
Marginella quinqueplicata, dan Cassidula nucleus. Hasil perhitungan statistik
diperoleh indeks keanekaragaman jenis (H) Gastropoda di pantai Kertosari
berkisar antara 0,705 - 0,948, indeks dominasi berkisar antara 0,18 – 0,27, dan
5
Tabel 2.1 : Jenis dan jumlah Gastropoda yang ditemukan di pantai Kertosari Kabupaten Pemalang.
No. spesies lokasi jumlah
A B C
Keanekaragaman 0,705 0,948 0,802
Dominasi 0,27 0,18 0,23
Kemerataan 0,705 0,866 0,691
Keterangan :
1) Lokasi A = bagian timur pantai Kertosari 2) Lokasi B = bagian tengah
Berdasarkan tabel di atas nampak indeks keanekaragaman (H)
Gastropoda di pantai Kertosari Kabupaten Pemalang berkisar antara 0,705 -
0,948. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman Gastropoda di pantai
Kertosari Kabupaten Pemalang termasuk dalam kategori rendah, dengan
ketentuan bila H > 3,5 maka keanekaragaman tinggi, bila H berkisar antara 1,5
sampai dengan 3,5 maka keanekaragaman sedang, dan bila H < 1 maka
keanekaragaman rendah. Namun jika dihitung nilai keanekaragaman dari tiap
lokasi maka nilai keanekaragaman tertinggi pada lokasi B dengan H = 0,948,
lokasi C dengan H = 0,802, dan lokasi A dengan H = 0,705.
Indeks dominasi Gastropoda di pantai Kertosari Kabupaten Pemalang
berkisar antara 0,18 – 0,27. Jika dominasi mendekati 1(satu) berarti di dalam
struktur komunitas yang diamati dijumpai spesies yang mendominasi spesies
yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa struktur komunitas dalam keadaan
labil atau terjadi tekanan ekologis, sedangkan jika dominasi mendekati 0(nol)
berarti di dalam struktur komunitas biota yang diamati tidak terdapat spesies
yang mendominasi spesies yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
struktur komunitas dalam keadaan stabil dan tidak terjadi tekanan ekologis
(Basmi, 2000)
Indeks kemerataan Gastropoda di pantai Kertosari Kabupaten Pemalang
berkisar antara 0,69 – 0,86 yang berarti kurang merata. Menurut Soegianto
(1994) bahwa spesies dikatakan merata bila indeks kemerataan atau equabilitas
(E) = 1. Hal ini dimungkinkan karena ketersediaan sumber makanan yang
kurang di pantai Kertosari, sehingga hanya beberapa jenis Gastropoda yang
dapat mempertahankan diri dan berkembang biak dengan baik. Berbagai
macam hewan laut dapat ditemukan di pantai Kertosari seperti kerang, ikan
kecil, cacing laut dan kepiting sangat berguna sebagai makanan utama bagi
jenis Gastropoda pemakan daging atau karnivor, sedangkan jenis Gastropoda
herbivor dapat mencari sumber makanannya berupa phytoplankton ataupun
7
Tingkat keanekaragaman di pantai Kertosari ini didukung oleh faktor
lingkungan, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik yang terdiri dari flora
dan fauna laut bagi Gastropoda dijadikan sumber makanan, sumber tempat
berlindung dari predator-predator, dan sebagai tempat melekat bagi anak-anak
Gastropoda yang masih kecil-kecil sampai menjadi dewasa, sedangkan faktor
abiotik yang berupa pH air, suhu, salinitas, gerakan ombak, dan substrat sangat
mendukung kehidupan Gastropoda untuk terus dapat bertahan hidup, karena
setelah diukur ternyata berada pada kisaran toleransi bagi Gastropoda untuk
bertahan hidup.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman
jenis Gastropoda di pantai Kertosari Kabupaten Pemalang Jawa Tengah berada
pada tingkat rendah karena nilai (H) = 0,83436 dan kemerataan jenis termasuk
dalam kategori sedang karena nilai (E) = 0,664686. Jenis Gastropoda yang
paling banyak ditemukan di daerah pantai Kertosari kabupaten Pemalang
adalah jenis Turitella terebra dengan dominasi sebesar 39%.
E. DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2012. Gastropoda.Tersedia : http://www.thefullwiki.org/Gastropoda. Diakses tanggal : 5 Desember 2012 pukul 22.00 WIB.
Basmi, J. 2000. Planktonologi : Plankton Sebagai Indikator Kualitas Air. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Castro, Peter dan Huber, Michael E. 2003. Marine Biology.four edition. Boston: McGraw-Hill.
Dahuri, Rokhmin. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hickman, Cleveland P; Roberts, Larry S; Keen, Susan L; Larson, Allan;
Krebs, Charles J. 1999. Ecological Methodology. Second Edition.England : Benjamin/Cumming Imprint.
Oemarjati, Boen S dan Wisnu, Wardana. 1990. Taksonomi Avertebrata.
Pengantar Praktikum Laboratorium. Jakarta: University Indonesia Press.
Pechenik, Jan A. 2010. Biology of The Invertebrates. 6 edition. New York: McGraw-Hill.
Ruppert, E.E; Ricard Fox; Robert Barnes; Karel Liem; William Bernis; Warren Walker; Lance Grande. 2004. Invertebrate Zoology. Seventh edition. California: Belmont.