• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terapi Hipertensi Non-Farmakologi (SP).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Terapi Hipertensi Non-Farmakologi (SP)."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TERAPI HIPERTENSI NON-FARMAKOLOGI

Sugianto Santoso,2003. Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr. Pembimbing II : Rosnaeni, dra. Apth.

Latar belakang : setiap obat mempunyai efek samping. Efek samping obat anti-hipertensi (bradikardi, decompensatio kordis, hiperkalemia, dsb) pada pasien dengan derajat hipertensi tertentu dapat dikurangi atau bahkan dihindarkan dengan mengikuti terapi hipertensi non-farmakologi yang belakangan ini sudah dilupakan. Tujuan : untuk dapat mengetahui etiologi, klasifikasi, patofisiologi, komplikasi hipertensi dan mengetahui jenis-jenis terapi hipertensi tanpa menggunakan obat-obat antihipertensi (terapi hipertensi non-farmakologi / modifikasi gaya hidup).

Pembahasan : pengaturan tekanan darah dapat terjadi melalui sistem saraf otonom, refleks baroreseptor, cairan tubuh-ginjal, sistem renin-angiotensin- aldosteron, dan pengaturan oleh hormon. Jenis-jenis terapi non-farmakologi antara lain adalah pengaturan asupan garam, dianjurkan

untuk

menurunkan asupan garam kurang dari 100 mmol/hari (<2.3 g garam natrium atau <6 g dari garam natrium chlorida); penurunan berat badan ; pembatasan alkohol (membatasi konsumsi etanol tidak boleh lebih dari 30 ml per hari); olahraga/aktifitas fisik (aktifitas yang sedang seperti

30-45

menit berjalan cepat 3 sampai 5 kali per minggu); menghindari rokok; relaksasi. Selain modifikasi gaya hidup, ada terapi non-farmakologi lain seperti asupan kalium, kalsium, dan magnesium.

Kesim pulan : dapat diketahui etiologi hipertensi (esensial dan sekunder); klasifikasi hipertensi yaitu prehipertensi, hipertensi tingkat 1,2,3; patofisiologinya terutama adanya gangguan aktifitas saraf simpatis; dengan komplikasi hipertensi (komplikasi hipertensif dan komplikasi aterosklerotik). Modifikasi gaya hidup dan diet tinggi kalsium, kalium, dan magnesium bermanfaat untuk terapi hipertensi.

Saran : penderita hipertensi sebaiknya mau mengikuti terapi hipertensi non- farmakologi, karena tidak memerlukan biaya yang mahal dan tidak ada efek samping seperti pada obat-obat anti-hipertensi.

(2)

A BSTRA CT

NON-PHARMA COLOGICA L THERAPY OF HYPER TENSION

Sugianto Santoso, 2003. Tutor

I

: Sugiarto Puradisastra, dr. Tutor II : Rosnaeni, dra. Apth.

Background : all drugs have side effects. The side effects of hypertension drugs (bradicardia, decompensatio cordis, hyperkalemia, etc) for patient with specific hypertension degrees can be reduced or even can be avoided by following nonpharmacological therapy of hypertension that was forgotten.

Objective : to know about the ethiology, classification, pathofisiology, complication of hypertension and to know about the various type of hypertension therapy without using antihypertensive drugs (nonpharmacological therapy of hypertension / life style modification).

Discussion : blood pressure control can occur through autonom nervous system, baroreceptor reflex, body fluid-kidney, renin-angiotensin-aldosteron

system, and control of hormon. Various type of nonpharmacologial therapy IS dietary sodium restriction, suggested to reduce sodium intake less than 100 mmol/d (<2,3 g of sodium or <6 g of sodium chloride); weight reduction; alcohol resiriction (to restrict consumption of ethanol no more than 30 ml per day); Exercise/physical activity (moderate activity as 30-45 minutes of brisk walking 3 to 5 times per week); tobacco avoidance; ana' relaxation. Beside life style modification, there is another nonpharmacological therapy like intake of potassium, calcium, and magnesium.

Conclusion : the etiology of hypertension (essential and secondary); the classification are prehypertension, stage I ,2,3 hypertension; the first pathofisiology is abnormality of symphatic activity; with complication of hypertension (hypertensive complication and aterosklerotic hypertension). Life - style modification and high dietary calcium, potassium, and magnesium are useful for hypertension therapy.

Recommendation : hypertensive patients should better to follow nonpharmacological therapy of hypertension, because it doesn 't need expensive cost and there is no side effects like anti-hypertensive drugs.

(3)

DAFTAR ISI

(4)

ix

2.3.4. Renin-Angiotensin-Aldosteron.. ... ... 16

2.3.5. Pengaturan Sistemik oleh Honnon.. . . 2.4. Hipertensi. ... .2

1

2.4.1. Klasisfikasi Hipertensi.. ... .22

2.4.2 Etiolo gi... ... ... 19

... .23

2.4.3. Patofisiologi Hipertensi.. ... 2.4.4. Komplikasi Hipertensi.. ... 2.5. Terapi Hipertensi ... 2.5.1. Tujuan Terapi Hipertensi.. ... 2.5.2. Terapi Hipertensi Non-Farmakologi. ... 2.5.3. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi Non-farmakologi.. ... .39

BAB III. PEMBAHASAN ... 41

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

(5)

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1. The Seventh Report of the Joint National Committee on prevention, detection. Evaluation. and Treatment of High Blood Pressure ... 22 TABEL 2.2. penatalaksanaan hipertensi berdasar kelompok resiko ... 40

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gainbar 2.1. Anatomi pengatur saraf simpatis dan sirkulasi ... 8

cairan ekstraselular ... 15

Gainbar 2.3. Mekanisme Renin-Angiotensin terhadap tekanan

darah

... 17

Gambar 2.4. Penurunan umpan balik aktifitas sistem renin angiotensin ... 18

Gambar 2.5. Pembentukan kinin dari kininogen berat molekul tinggi dan berat Gambar

2.2.

Langkah-langkah peningkatan tekanan arteri karena kenaikan vol . molekul rendah ... 20

(7)

BAB I PENDAHU LUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai dan merupakan problem kesehatan yang perlu ditanggulangi. Prevalensi hipertensi di negara Indonesia tertinggi mencapai 28,6 % dan di Amerika yang tertinggi mencapai 27 %. Adanya penyelidikan pada masyarakat perkotaan di pinggiran kota Jakarta didapatkan 1,58

%

dan laporan lain di kota Semarang didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 9,3 %. (Endang Susalit,1991).

Bahaya komplikasi yang timbul dari penyakit hipertensi ini membuat penderita berusaha

untuk

mengobati dengan bermacam-macam cara. Banyak obat-obatan yang digunakan penderita untuk mengobati penyakit hipertensi ini, tetapi setiap obat ada efek sampingnya. Efek samping obat anti-hipertensi ini, antara lain bradikardi, decompensatio kordis, hipokalemia, pusing, nansea, sedasi, dsb. Selain itu penggunaan obat antihipertensi yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya hipotensi. Padahal pada pasien dengan derajat hipertensi tertentu tidak perlu menggunakan obat-obatan

Terapi hipertensi non-farmakologi belakangan ini sudah dilupakan oleh banyak orang. Dalam kehidupan sehari-hari ada berbagai macam cara yang dapat digunakan

untuk

terapi hipertensi. Perubahan-perubahan kecil dari aktifitas normal dapat menurunkan tekanan darah ke tingkat yang memuaskan.

Dari uraian di atas, maka akan dibahas lebih lanjut tentang terapi hipertensi non- farmakologi.

1.2. Identifikasi Masalah

- Bagaimana etiologi, Masifikasi, patofisiologi, komplikasi hipertensi - Apa saja jenis-jenis terapi hipertensi non-farmakologi

(8)

1.3. Maksud dan Tujuan

Agar dapat mengetahui etiologi, klasifikasi, patofisiologi, komplikasi hipertensi dan mengetahui jenis-jenis terapi hipertensi tanpa menggunakan obat- obat antihipertensi (terapi hipertensi non-farmakologi).

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan akademis untuk menambah wawasan tentang terapi hipertensi non- farmakologi.

Kegunaan praktis adalah agar penderita hipertensi dapat menerapkan terapi ini dalam kehidupan sehari-hari.

1.5. Metodologi Penelitian

Penulisan ini dilakukan dengan cara studi pustaka

1.6. Tempat dan Waktu

(9)

BAB

IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

:

1. Jadi dapat diketahui etiologi hipertensi (hipertensi esensial dan

hipertensi sekunder); klasifikasi hipertensi yaitu hipertensi ringan,

sedang, berat, sangat berat; patofisiologi dimana yang terutama adanya

gangguan aktifitas saraf simpatis; dengan komplikasi hipertensi

(komplikasi hipertensif dan komplikasi aterosklerotik

2. Pembatasan asupan garam, penurunan berat badan, relaksasi-meditasi,

pembatasan alkohol, olahraga/aktivitas fisik, menghindari rokok, diet

tinggi kalsium, kalium, magnesium, bermanfaat sebagai terapi

hipertensi.

Saran

:

Penderita hipertensi sebaiknya mau mengikuti terapi hipertensi non-farmakologi,

karena tidak memerlukan biaya yang mahal dan tidak ada efek samping seperti pada

obat-obat anti-hipertensi.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arini Setiawati, Zunilda S. Butani. 1995. Antihipertensi. Dalam : Sulistia G. Ganiswarna, Rianto Setiabudy, Frans D. Suyatna, Purwantyastuti Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Gaya Baru. Hal. 3 17-3 19. Endang Susalit, Parlindungan Siregar, Suhardjono. 1991. Hipertensi. Jakarta :

Yayasan Penerbitan IDI. Hal. 3,6,8,18.

Ganong

W.F.

1999. Ruku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta : Buku Kedokteran

EGC.

Hal. 474-475,552,578-579.

Gerber J.G., Nies A.S. 1991. Antiypertensive Agents and The Drug Therapy of Hypertension In : Goodman Gilman, Rall T.W., Nies A.S., Taylor P. editors : The Pharmacological Basis of Therapeutics.

ed.

Singapore : McGraw- Hill,inc. P. 807-808.

Guyton A.C., Hall E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC.

Hal. 205-212,261-268,277-289,299-301.

http://mypage.rileks. com/royke/data/artikel/ hipertensi/ Therapi. htm. http://www. kompas.

com/kompas-cetak/9904/15/iptek/obat09.

htm

http://hin.nhlbi.nih.gov/nhbpep-slds/jnc/jnc7txt.htm

Ibnu Masud. 1989. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskular. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Hal. 1-2, 132-133.

Kochar M.S., Woods K.D. 1985. Hypertension Control for Nurses and Other Health Professionals. ed. New York : Springer Publishing Company, Inc.

Lehmann J.W., Benson H. 1983. Management and Treatment In : Genest J., Kuchel O., Hamet P., Cantin M., editors : Hypertension.

ed.

New York :

McGraw-Hill, Inc. P. 1238-1244.

Beck M.E. 1995. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica. Hal. 229.

Moore M.C. 1997. Obesitas dalam : Melfiawati

S.

Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi. Edisi 2. Jakarta: Hipocrates. Hal.347.

Morgan T., Nowson C. 1991. The Use of Calcium Supplementation to Reduce Blood Pressure. Dialogue In Hypertension, 0 1(06): 3-4

R.P. Sidabutar. 1999. Hipertensi. Dalam : Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setiowulan, editor : Kapita Selekta Kedokteran. ed. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI. Hal. 518-520.

P. 20-26, 105-106.

(11)

45

Sudarsono. Agus Pudjoaritno, Didik Gunawan, Subagus Warsono, Imono Agus Donatus, Samekto Wibowo, dkk. 1996. Tumbuhan Obat Hasil Penelitian, Sifat-sifat, dan Penyusunan. Yogyakarta : Pusat Penelitian Obat Tradisional Universitas Gajah Mada (PPOT-UGM). Hal. 10.

The Fifth Report of The Joint National Committee on Detection, Evaluation,

and

Treatment of High Blood Pressure (JNC V). 1993. Archives of Internal Medicine. New York : American Medical Association. P. 162-164.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA ESSA PARONGPONG Universitas Pendidikan Indonesia

Berdasarkan ketentuan Pasal 49 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2006 dan Penjelasannya, permohonan pengangkatan anak di pengadilan agama selain dilakukan oleh

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (selanjutnya disebut Pedoman Teknis E-KKP3K), disusun

In A Battle Within, the purpose of the author in creating such a character is because Macfarlane wants to share with her readers about what she has experienced and

Handout ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi terkait pengaruh pemberian berbagai konsentrasi hormon auksin pada media kultur jaringan anggrek terhadap pertumbuhan

Teknik budidaya yang dapat meningkatkan kualitas dan merangsang pembentukan massa bunga utama serta massa bunga dari tunas samping diperlukan untuk peningkatan hasil

Kisi-kisi instrumen variabel motivasi kerja yang disajikan pada bagian ini adalah kisi-kisi instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur variabel motivasi kerja

[r]