• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas v pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas v pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

i HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS V PADA MATA

PELAJARAN PKn DI SD NEGERI TEGALREJO 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Anastasia Herlinawati

NIM: 131134013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria karena selalu memberikan rahmat kesehatan, kemudahan, dan selalu menyertai perjalanan kehidupanku. 2. Kedua orang tuaku terkasih Bapak Stefanus Sugiyat dan Ibu Maria

Magdalena Marsinem yang setia dalam mendampingiku, selalu mendoakanku, dan memberikan dukungan yang luar biasa untukku hingga saat ini.

3. Saudara-saudaraku Pakdhe Giyadi, Budhe Prapti, Mak Tug, Mbak Hermi, Imel dan Arvin yang selalu mendukung dan mendoakanku.

4. Imanuel Candra Ardananta yang selalu setia memberi dukungan dan semangat.

5. Semua sahabat-sahabatku

(5)

v MOTTO

Never Give Up

(Anastasia Herlinawati)

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku

ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD NEGERI TEGALREJO 2 YOGYAKARTA

Anastasia Herlinawati Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang pada penelitian ini adanya persepsi siswa yang cukup dilihat dari hasil observasi yaitu sebesar 53% dan sikap siswa yang cukup yaitu sebesar 46%. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian jenis kuantitatif. Metode dalam penelitian ini yaitu metode survei. Subjek penelitian berjumlah 28 siswa kelas VA di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas adalah persepsi, variabel terikat adalah sikap siswa pada mata pelajaran PKn, dan variabel moderator adalah model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat hubungan positif, hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat persepsi semakin meningkat pula sikap siswa antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Berdasarkan hasil analisis correlation pearson product moment pada uji hipotestis korelasi kelompok siswa persepsi dan sikap dengansig. (2-tailed) yaitu 0,002 dan Pearson correlation sebesar 0,499. Termasuk dalam kategori hubungan korelasi yang sedang (karena 0,499 berada pada rentang 0,40-0,599).

(9)

ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PERCEPTION AND ATTITUDE FITH GRADE V ON CIVIC LESSON IN ELEMENTARY SCHOOL TEGALREJO 2

YOGYAKARTA Anastasia Herlinawati Sanata Dharma University

2017

The background in this research has are enough of student’s perception seen from the initial questionnaire that was equal to 53% and their attitudes are enough students that is equal to 46%. The purpose of this research was to describe the correlation between perception with attitude on subject in elementary school Civic Tegalrejo 2 Yogyakarta in odd semester of 2016/2017 academic year.

Research conducted for this type of research is quantitative. The method in this research survey method. The subject 28 are child Tegalrejo VA SD Negeri 2 Yogyakarta. The variables on the research consisted of three variables, namely the independent variable, the dependent variable and moderator variable. The independent variable is the perception, the dependent variable is the attitude of the students on the subject Civic and moderator variable is a Reflective Pedagogical Paradigm.

The results of the research results and discussion there is a positive relationship this indicates that increasing the perception of increasing student's attitude anyway between the perception and attitude of students subjects Civics. It is shown from the results of correlation analysis Pearson product moment correlation hipotestis on a test group of students' perceptions and attitudes with sig. (2-tailed) are 0,002 and Pearson correlation of 0,499. Included in the category of medium correlation relationship (because 0.499 is at the range of 0.40-0,599).

(10)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS V PADA

MATA PELAJARAN PKn DI SD NEGERI TEGALREJO 2

YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mendukung dengan bijaksana.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran.

6. Drs. Sukawit, M.A. selaku Kepala SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.

7. Siti Uminasroh S.Pd. selaku guru kelas VA yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian.

8. Siswa kelas VA SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.

9. Sekretaritat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi.

(11)
(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Batasan Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Teori-teori yang mendukung ... 7

(13)

xiii

2.2 Kerangka Berpikir ... 30

2.3 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Setting Penelitian ... 33

3.2.1 Tempat Penelitian... 33

3.2.2 Subjek Penelitian ... 34

3.2.3 Objek Penelitian ... 34

3.2.4 Waktu Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.4 Variabel Penelitian ... 35

3.4.1 Variabel Indenpendent (bebas) ... 35

3.4.2 Variabel Dependent (terikat) ... 35

3.4.3 Variabel Moderator (Variabel yang mempengaruhi perlakuan) ... 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5.1 Kuesioner ... 36

3.5.2 Observasi ... 37

3.5.3 Dokumentasi ... 37

3.6 Instrumen Penelitian... 37

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 47

3.7.1 Validitas ... 47

3.7.2 Reliabilitas ... 55

3.8 Teknik Analisis Data ... 57

3.8.1 Uji Asumsi ... 57

3.8.2 Uji Hipotesis ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1 Hasil Penelitian ... 62

(14)

xiv

4.1.1.1 Uji Normalitas ... 62

4.1.1.2 Uji Homogenitas ... 64

4.1.1.3 Uji Linearitas ... 65

4.1.2 Uji Hipotesis ... 66

4.1.2.1 Uji Hipotesis Korelasi (Hubungan) ... 66

4.2 Pembahasan ... 67

4.2.1 Pembahasan Uji Hipotesis : Hubungan Antara Persepsi dan Sikap Siswa pada Mata Pelajaran PKn ... 67

4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 70

5.3 Saran ... 71

DAFTAR REFERENSI ... 72

LAMPIRAN ... 74

(15)

xv DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Dinamika PPR menurut Komunitas Studi dan Pengembangan

Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) Yogyakarta (2012 :63) ... 17

Gambar 2.2 Literatur map dari penelitian sebelumnya ... 29

Gambar 3.1 Variabel Penelitian ... 36

Gambar 3.2 Rumus menghitung rata-rata expert judgement ... 49

Gambar 3.3 Rumus pengukuran reliabilitas ... 55

Gambar 3.4 Rumus yang digunakan untuk menguji varians ... 59

(16)

xvi DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 34

Tabel 3.2 Indikator Kisi-kisi Kuesioner ... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi pertanyaan Kuesioner Persepsi... 41

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa ... 43

Tabel 3.5 Sebaran Uji Coba Kuesioner Persepsi Siswa ... 45

Tabel 3.6 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap Siswa ... 46

Tabel 3.7 Expert Judgement ... 48

Tabel 3.8 Rentang Skor ... 49

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa ... 51

Tabel 3.10 Validasi setiap Indikator ... 52

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa ... 53

Tabel 3.12 Validasi setiap Indikator ... 54

Tabel 3.13 Kriteria koefisien reliabilitas ... 56

Tabel 3.14 Relibilitas Persepsi Siswa ... 56

Tabel 3.15 Relibilitas Sikap Siswa... 57

Tabel 3.16 Kategori Koefisien Korelasi... 61

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kuesioner Persepsi dan Sikap ... 63

Tabel 4.2 Hasil uji homogenitas terhadap persepsi dan sikap siswa... 64

Tabel 4.3 Hasil uji linearitas antara persepsi dan sikap siswa ... 65

Tabel 4.4 Uji Korelasi Persepsi dan Sikap Siswa ... 66

(17)

xvii DAFTAR GRAFIK

Halaman

(18)

xviii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 75

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 76

Lampiran 3 SILABUS PEMBELAJARAN ... 77

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 85

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Persepsi ... 126

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Item Validitas dan Reliabilitas Sikap... 130

Lampiran 7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Persepsi dan Sikap ... 134

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap ... 134

Lampiran 9 Hasil Pengujian Uji Linearitas ... 135

Lampiran 10 Hasil Uji Korelasi (Hubungan) ... 139

Lampiran 11 Lembar Kuesioner siswa ... 140

Lampiran 12 Expert Judgement ... 150

Lampiran 13 Instrumen Penelitian ... 151

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam UU NO. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dituliskan bahwa pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang berperan penting dalam proses pendidikan tersebut. Guru berperan penting dalam mewujudkan pembelajaran dan memiliki kebebasan untuk mengelola kelas sehingga siswa memiliki motivasi untuk belajar dan siswa akan senang ketika proses belajar.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Somantri, 2001: 154).

(20)

2 menemukan sendiri nilai-nilai yang sedang mereka pelajari. Kemudian guru memberikan refleksi atas pengalaman dimana refleksi tersebut dilakukan supaya siswa dapat memahami akan nilai yang sudah dipelajarinya. Pemahaman akan nilai tersebut selanjutnya menjadi rumusan bagi tindakan siswa selanjutnya dalam kegiatan aksi, barulah guru dapat mengevaluasinya. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru tidak hanya dalam ranah kognitif saja, tetapi juga melihat pribadi siswa, apakah siswa mengalami perkembangan setelah mengikuti pembelajaran atau tidak.

Pada tanggal 2 Agustus 2016 peneliti melakukan observasi di kelas VA SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta. Peneliti mengamati selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti menemukan masalah dilihat dari hasil observasi yaitu siswa mempunyai persepsi yang cukup sebesar 53%. Skor ini memperlihatkan bahwa siswa cukup tentang materi, media, dan sarana pembelajaran terhadap model pembelajaran, siswa memiliki persepsi yang cukup tentang langkah-langkah pembelajaran dalam pelajaran PKn, selain itu persepsi yang cukup tentang interaksi dalam pelajaran PKn. Permasalahan selanjutnya yaitu sikap siswa pada mata pelajaran PKn bahwa siswa memiliki sikap yang cukup sebesar 46%. Skor ini menunjukkan bahwa siswa memiliki sikap cukup sebelum mengikuti pelajaran, saat mengikuti pembelajaran, dan setelah mengikuti pelajaran.

(21)

3 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) menekankan sebuah proses yang tidak berhenti pada pencapaian kompetensi dan keterampilan, tetapi merupakan proses refleksi untuk menemukan dan menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan. Dengan menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) peserta didik dapat menemukan dan mengalami sendiri nilai-nilai kehidupan yang ingin dikembangkan untuk selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan untuk membangun kecakapan peserta didik dalam konteks dan hubungannya dengan diri sendiri, sesama, dan alam ciptaan Tuhan. Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) mempunyai keunggulan dimana siswa dan guru menjadi belajar untuk mengembangkan kompetensi secara utuh (Competence), mengasah kepekaan dan mempertajam hati nurani (Consience), dan saling terlibat dengan penuh bela rasa bagi sesama (Compassion).

Menurut Subagyo (2010:43) Pedagogi merupakan sebuah cara guru mendampingi siswa dalam pertumbuhan dan perkembangannya meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi siswa. Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan sebuah pola pikir dalam menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan. Menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa supaya mempunyai nilai kemanusiaan, haruslah diberi pengalaman dan memfasilitasinya dengan pertanyaan agar siswa dapat merefleksikan pengalaman tersebut. Selain itu siswa diberi pertanyaan atas aksi yang dilakukan dengan nilai tersebut.

(22)

4 untuk menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) membantu siswa menemukan sendiri melalui pengalaman yang dibantu refleksi bersama guru dan melakukan aksinya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul

“HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD NEGERI TEGALREJO 2 YOGYAKARTA”.

1.2Batasan Masalah

Penelitian ini akan dibatasi tentang hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di kelas V SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta. Pembelajaran PKn ini dibatasi pada Standar Kompetensi 2. Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah Kompetensi Dasar2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan Daerah 2.2 Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

(23)

5 1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1.4.1 Untuk mendeskripsikan hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.

1.5Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Sekolah

1.5.1.1 Sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai model pembelajaran inovatif yang akan lebih diminati oleh banyak calon siswa sehingga dapat semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.

1.5.2 Bagi Guru

1.5.2.1 Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). 1.5.2.2 Dapat menambah alternatif model pembelajaran yang dapat dijadikan

sebagai inspirasi dalam mengajar. 1.5.3 Bagi Siswa

1.5.3.1 Siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

1.5.3.2 Siswa mendapatkan pelajaran yang menyenangkan sehingga siswa lebih aktif dalam belajar

1.5.4.1 Bagi Peneliti

(24)

6 1.6Definisi Operasional

1.6.1 Persepsi adalah proses pengorganisasikan, penginterpresian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu.

1.6.2 Sikap adalah suatu respon evaluatif, dikarenakan batasan seperti itu akan lebih mendekatkan kita kepada operasionalisasi sikap dalam kaitannya dengan penyusunan alat ungkapannya.

1.6.3 Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai ke dalam kehidupan sehari-hari.

(25)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab landasan teori ini, berisi kajian pustaka yang berisikan teori-teori yang mendukung serta hasil penelitian yang relevan dari hasil penelitian sebelumnya, kerangka berpikir dan hipotesis berupa dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang mendukung 2.1.1.1 Persepsi

2.1.1.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris (Walgito, 2010: 99).

Persepsi merupakan yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya (Moskowitz dan Orgel 1969 dalam Walgito, 2010:100). Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan (Davidoff 1981 dalam Walgito, 2010:100).

(26)

8 2.1.1.1.2 Faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi

Menurut Walgito (2010:101) terdapat beberapa faktor-faktor yang berperan dalam persepsi, yaitu:

1. Objek persepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun dari sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

3. Perhatian

(27)

9 Dari paparan di atas dapat dikemukakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi yaitu objek persepsi, alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf dan perhatian.

2.1.1.1.3 Proses terjadinya persepsi

Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut (Walgito, 2010:102).

Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis (Walgito, 2010:102).

(28)

10 2.1.1.1.4 Indikator Persepsi

Menurut Hamka (2002: 101-106), indikator persepsi ada dua macam yaitu: a. Menyerap, yaitu stimulus yang berbeda di luar individu diserap melalui indra, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Di situ terjadi proses analisis, diklasifikasi, dan diorganisir dengan pengalaman-pengalaman individu yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Mengerti, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil dari klasifikasi dan organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian dan pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda-beda setiap individu.

Berdasarkan indikator yang telah dipaparkan di atas peneliti menggunakan indikator persepsi menurut Hamka (2002: 101-106) dalam pembuatan kuesioner penelitian yaitu menyerap dan mengerti.

2.1.1.2 Sikap

2.1.1.2.1 Pengertian Sikap

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (Louis Thurstone dan Osgood dalam Azwar, 1995:5). Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorabel) ataupun perasaan tidak mendukung (tak-favorabel) objek tersebut (Berkowitz 1972 dalam Azwar, 1995:5). Formulasi oleh Thurstone sendiri mengatakan bahwa sikap adalah derajat afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologis (Edwards 1957 dalam Azwar, 1995:5).

(29)

11 komponen kognitif, afektif, dan konatif, yang berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Mengenai konsepsi yang terakhir ini akan kita bicarakan lebih luas pada pembicaraan mengenai struktur sikap. (Azwar, 1995 : 3).

(LaPierre 1934 dalam Azwar, 1995:5) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

Menurut (Secord & Backman 1964 dalam Azwar, 1995:5) sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu respon evaluatif, dikarenakan batasan seperti itu akan lebih mendekatkan kita kepada operasionalisasi sikap dalam kaitannya dengan penyusunan alat ungkapannya.

2.1.1.2.2 Indikator Sikap

Sikap mengandung tiga indikator yang membentuk sikap, yaitu: indikator kognitif, indikator afektif, indikator konatif (Kothandapani dalam Azwar, 1995: 24).

a. Kognitif

(30)

12 Indikator kognitif berisi kepercayaan seseorang terhadap apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap (Azwar, 1995). b. Afektif

Indikator afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai indikator sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang (Azwar, 1995).

c. Konatif

Indikator konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang sedang dihadapinya (Azwar, 1995).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan indikator sikap menurut (Azwar, 1995) yang dapat membentuk struktur sikap dengan tiga indikator yaitu : kognitif, afektif, konatif. Terkait dengan indikator tersebut terdapat sikap yang positif (favorable) dan sikap yang negatif (Unfavorable).

2.1.1.2.3 Ciri-ciri Sikap

Menurut (Purwanto 1998 dalam Wawan & Dewi M, 2010 : 34) mengemukakan sebagai berikut :

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk sepanjang perkembangan dalam hubungan dengan obyeknya.

(31)

13 3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari berubah atau senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecapakan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sikap yaitu sikap dapat berubah-ubah dan sikap memiliki hubungan tertentu.

2.1.1.2.4 Faktor yang mempengaruhi sikap

Sikap merupakan hal yang sangat penting dalam psikologi khususnya psikologi sosial. Psikologi sosial menempatkan sikap sebagai hal yang sentral. Pendapat tersebut kiranya beralasan jika dilihat pentingnya sikap dalam tingkah laku dan perbuatan manusia sehari-hari. Sikap seseorang akan mempengaruhi tingkah laku orang tersebut dalam menanggapi sesuatu. Sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan perubahan sikap.

Azwar (1995:30) mengemukakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap adalah :

1) Pengalaman pribadi

(32)

14 2) Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai pengaruh yang benar terhadap pembentukan sikap seseorang. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

3) Orang lain yang dianggap penting

Orang lain yang ada di samping kita adalah salah satu komponen sosial yang mempengaruhi sikap kita. Seseorang akan meniru dan bersikap sama seperti orang lain. Jika orang tersebut dianggap memang pantas untuk dijadikan panutan.

4) Pengaruh faktor emosi

Suatu pembentukan sikap seseorang tidaklah ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang namun suatu sikap merupakan pernyataan yang didasari suatu emosi yang berfungsi sebagai

penyalur frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Suatu sikap yang didasari emosional adalah prasangka yaitu sikap yang

tidak toleran terhadap sekelompok orang. 5) Media Masa

Pengaruh media masa tidaklah terlalu besar dalam interaksi individu secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap, peranan media masa tidak kecil artinya.

6) Lembaga Pendidikan dan Agama

(33)

15 kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi sikap yaitu pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, pengaruh faktor emosi, media masa dan Lembaga Pendidikan dan Agama.

2.1.1.3 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

2.1.1.3.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Menurut Subagyo (2010:22) Pedagogi merupakan salah satu cara guru untuk mendampingi siswa dalam tumbuh kembangnya. Sedangkan reflektif menurut Subagyo (2010:7) adalah meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, ataupun reaksi secara rasional dengan tujuan mampu memahami makna yang terkandung di dalamnya.

Menurut Subagyo (2008), menyebutkan tiga unsur utama dalam PPR adalah pengalaman, refleksi dan aksi. Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah pembelajaran pengintergrasian pembelajaran bidang studi dan menekankan pada pengembangan nilai. Dalam pembelajaran bidang studi disesuaikan pada konteks siswa, sedangkan pada pengembangan nilai ditekankan pada suatu pengalaman, refleksi dan aksi. Dan nanti semua proses pembelajaran ini harus diakhiri dengan evaluasi.

(34)

16 2.1.1.3.2 Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Dalam buku yang dikembangkan oleh Komunitas Studi dan Pengembangan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Yogyakarta (2012) disebutkan bahwa tujuan dari Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah sebagai berikut :

1. Membentuk pria dan wanita untuk orang lain yang berarti kita bertujuan membentuk pemimpin-pemimpin pelayanan yang meneladan Yesus Kristus. Pria dan wanita yang kompeten (competence), dalam bidangnya, memiliki hati nurani yang benar (conscience), dan memiliki kepedulian yang tumbuh dari kasih kepada sesama (compassion)

2. Membentuk pribadi secara penuh dan lebih mendalam, yaitu suatu proses pembentukan yang menuntut keunggulan yang meliputi bidang intelektual, akademik, dan lainnya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yaitu dapat membentuk pribadi seseorang menjadi lebih baik.

2.1.1.3.3 Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) menurut Subagyo (2010) :

1. Pembelajaran Paradigma Pedagodi Reflektif (PPR) dapat diterapkan dalam semua kurikulum

(35)

17 3. Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) menjamin para

pengajar menjadi pengajar yang lebih baik

4. Pembelajaran Paradigma Pedagodi Reflektif (PPR) mempribadikan proses belajar dan mendorong murid merefleksikan makna dan arti yang dipelajari

Jadi, ciri-ciri Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yaitu pembelajaran yang dapat diterapkan dan pengajar dapat lebih kreatif.

2.1.1.3.4 Pola Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Pola Pembelajaran Pedagodi Reflektif (PPR) menurut Komunitas Studi dan Pengembangan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) Yogyakarta (2012 :63) meliputi konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Menurut Komunitas Studi dan Pengembangan PPR Yogyakarta dalam bukunya Pembelajaran Pedagodi Reflektif (2012) menggambarkan pelaksanaan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) yang dapat dilakukan guru sebagai berikut :

Gambar 2.1 Dinamika PPR menurut Komunitas Studi dan Pengembangan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) Yogyakarta (2012 :63)

Pengalaman

Refleksi

Aksi Evaluasi

(36)

18 2.1.1.3.5 Kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Menurut Subagyo (2008) kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah sebagai berikut :

1. Murah meriah

Dalam pembelajaran tidak memerlukan atau penawaran khusus, kecuali yang dilakukan oleh bidang studi yang bersangkutan. Misalnya untuk menumbuhkan persaudaraan, solidaritas, saling Menghargai, yang diperlukan adalah pengalaman yang dapat tercapai melalui belajar dengan kerja sama kelompok yang kemudian direfleksikan dan ditindaklanjuti dengan aksi, evaluasi dalam belajar dengan kerjasama kelompok

2. Segala Kurikulum

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dapat diterapkan pada semua kurikulum. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ini tidak menuntut tambahan bidang studi baru, jam pelajaran tambahan, maupun peralatan khusus. Hal pokok yang dibutuhkan hanyalah pendekatan baru pada cara guru dalam mengajarkan mata pelajaran yang ada. 3. Cepat Kelihatan Hasilnya

(37)

19 Dengan demikian pengelompokan kelas menjadi mudah, kenakalan berkurang. Secara garis besar dapat disimpulkan yaitu :

1) Dari segi integrasi

a. Pembelajaran berpola Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) murah

b. Tidak terhambat adanya kurikulum baru c. Mengajarkan dan melatih nilai-nilai kristiani 2) Dari segi pengalaman

a. Tidak memerlukan banyak aturan b. Penelitian yang otentik

3) Dari segi pendidikan kontekstual : a. Ciri khas sekolah dapat diwujudkan

b. Menjadikan keunggulan sekolah yang tidak dapat diunggulkan sekolah lain

Dari paparan di atas, kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yaitu lebih murah dalam membuat media, selain itu dapat diterapkan dalam semua kurikulum, dan dapat menjadikan peserta didik lebih baik.

2.1.1.3.6 Tata Cara Pelaksanaan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) harus memperhatikan proses belajar maupun proses pedagoginya. Selain itu mereka juga harus menunjukkan cara-cara untuk mendukung keterbukaan pada pertumbuhan, juga setelah siswa menyelesaikan suatu siklus pembelajaran tertentu (Subagyo, 2010).

(38)

20 a. Konteks

Pertama, siswa diajak untuk mengerti mengenai nilai-nilai yang akan dikembangkan, sehingga dengan demikian anggota komunitas, guru, dan juga siswa menyadari bahwa yang menjadi landasan pengembangan bukan hanya aturan melainkan juga nilai-nilai kemanusiaan.

Kedua, dalam tahap ini siswa diajak untuk menghayati mengenai nilai-nilai yang diperjuangkan, terutama contoh yang diberikan oleh guru. Dengan demikian siswa melihat, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan nilai yang dihayati lingkungannya

Ketiga, dalam tahap ini siswa diajak untuk menjalin sebuah hubungan yang akrab, saling percaya, agar siswa bisa membangun komunikasi yang terbuka antara guru dengan siswa.

b. Pengalaman

Dalam tahap ini siswa diajarkan untuk menumbuhkan persaudaraan. solidaritas dan saling memuji adalah pengalaman bekerjasama dalam

kelompok kecil yang “direkayasa” sehingga terjadi interaksi dan

komunikasi yang intensif, ramah dan sopan, penuh tenggang rasa, dan akrab.

c. Refleksi

(39)

21 diam dan hening sejenak untuk meresapi apa saja yang sudah dipelajari hari itu.

d. Aksi

Dalam tahap ini guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan aksi agar siswa tersebut terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Dengan niat yang sudah dibangun dan berperilaku dari kemauannya sendiri siswa membentuk pribadi yang menjadi pejuang bagi nilai-nilai yang direfleksikannya.

e. Evaluasi

Setelah pembelajaran guru memberikan evaluasi atas kompetensinya dari sisi akademik. Ini adalah wajar dan merupakan suatu keharusan karena sekolah dibangun untuk mengembangkan ranah akademik dan menyiapkan siswa menjadi komponen di bidang studi yang dipelajarinya.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tata cara pelaksanaan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.

2.1.1.4 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 2.1.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan media pengajaran yang meng-Indonesiakan para siswa secara sadar, cerdas, dan penuh tanggung jawab (Azis Wahab, 2011). Karena itu, program PKn memuat konsep-konsep umum ketatanegaraan, politik dan hukum negara, serta teori umum yang lain yang cocok dengan target tersebut (Cholisin, 2000:18). Sedangkan menurut Zamroni (Tim

(40)

22 demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat”.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Somantri, 2001: 154). Berbeda dengan pendapat di atas pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai penyiapan generasi muda (siswa) untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakatnya (Samsuri, 2011: 28).

Pendidikan Kewarganegaraan dapat diharapkan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hakikat NKRI adalah negara kesatuan modern. Negara kebangsaan adalah negara yang pembentuknya didasarkan pada pembentukan semangat kebangsaan dan nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama. Walaupun warga masyarakat itu berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya.

(41)

23 kesadaran bela negara dan memiliki pola pikir, sikap dan berperilaku sesuai peraturan perundang-undangan pusat dan daerah.

2.1.1.4.2 Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah membawa peserta didik untuk menjadi ilmuwan dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis, dan berkeadaban, dan menjadi warganegara yang memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai pancasila (Wiharyanto (2008:5).

Sedangkan tujuan khusus Pendidikan Kewarganegaraan menurut Wiharyanto (2008:5) yaitu:

1.Menghantar peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan perilaku untuk cinta tanah air Indonesia

2.Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara pada diri peserta didik, sehingga terbentuk daya tangkap sebagai ketahanan nasional

3.Peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam menciptakan ketahanan nasional

4.Peserta didik mampu menuangkan pemikiran hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

(42)

24 dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis, dan berkeadaban.

2.1.1.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn

Muchtar, dkk (2007) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran PKn antara lain sebagai berikut:

1) Guru, seorang guru yang profesional dituntut untuk mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu. Guru merupakan pribadi yang berkaitan erat dengan tindakannya di dalam kelas, cara berkomunikasi, berinteraksi dengan warga sekolah dan masyarakat umumnya.

2) Siswa, dalam mata pelajaran PKn siwa adalah faktor penting demi tercapainya suatu pembelajaran. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam memberika pelajaran PKn kepada siswa sebab siswa kurang menyenangi pembelajaran PKn.

3) Sarana dan prasarana, Pembelajaran akan dapat berlangsung lebih baik jika sarana dan prasaranya menunjang. Sarana yang cukup lengkap seperti perpustakaan dengan buku-buku PKn yang relevan.

4) Strategi pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran yang aktif, Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor yaitu:

a) adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaran terutama antara guru dan siswa b) berfungsi secara optimal seluruh sence siswa yang

(43)

25 2.1.1.5 Materi Kelas V Peraturan Perundang-undangan Pusat dan Daerah

Menurut Widihastuti, S. (2008) peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mempunyai kekuatan mengikat. Fungsinya untuk mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peraturan perundang-undangan tidak boleh dilaksanakan secara sewenang-wenang. Peraturan harus dilakukan dengan niat yang baik dan rasa tanggung jawab. Peraturan Perundang-undangan Pusat dibuat oleh pemerintah tingkat pusat

Pentingnya perundang-undangan:

1. Memberikan Kepastian Hukum bagi Warga Negara

Sebuah peraturan berfungsi memberikan kepastian hukum bagi warga negara. Apabila disuatu negara tidak ada kepastian hukum, maka semua orang akan bertindak sesuka hatinya. Namun bila ada kepastian hukum, maka orang yang melanggar hukum di negara tersebut akan dikenai sanksi. Contohnya jika seseorang bertindak aniaya terhadap orang lain maka dia akan mendapatkan hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Melindungi dan Mengayomi Hak-Hak Warga Negara

Perundang-undangan berfungsi melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara. Hak-hak tersebut memang telah ada sebelum peraturan dibuat, misalnya hak untuk hidup. Hak hidup merupakan hak asasi dari Tuhan yang sudah ada sebelum perundang-undangan dibuat manusia. Walaupun demikian, negara tetap melindungi hak hidup warganya.

(44)

26 Perundang-undangan diadakan untuk memberikan rasa keadilan bagi warga negara. Sulit bagi warga negara untuk menyadari adanya rasa keadilan apabila tidak ada undang-undang.

Undang-undang merupakan sebuah jaminan tertulis akan adanya rasa keadilan. Contohnya penyelesaian masalah tentang PKL dengan diterbitkannya sebuah perda yang tidak menimbulkan konflik antara PKL, masyarakat, dan pemerintah.

4. Menciptakan Ketertiban dan Ketentraman

Perundang-undangan menjadi hal yang sangat penting bagi warga negara karena dapat menciptakan ketertiban dan ketentraman. Undang-undang mampu merapikan kekacauan yang terjadi di dalam masyarakat.

2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian-penelitian yang relevan ini, peneliti menyajikan beberapa hasil penelitian dari beberapa orang sebelumnya yang relevan dengan masalah yang diteliti :

(45)

27 Sidorejo Lor 02 Salatiga, dan untuk mengetahui sejauh mana implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sampel sebanyak 19 orang anak di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, yaitu implementasi tata tertib dan variabel terikat berupa disiplin. Pengumpulan data menggunakan angket. Sedangkan analisisnya menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat implementasi tata tertib sekolah siswa SD N Sidorejo Lor 02 tahun 2010 yang berada pada kategori baik sekali mencapai 10,5%, kategori baik 73,8% dan kategori cukup 15,7%, sikap disiplin siswa SD N Sidorejo Lor 02 tahun 2010 yang berada pada kategori baik sekali mencapai 73,7%, kategori baik 21% dan kategori cukup 5,3%, dan sikap disiplin siswa dipengaruhi oleh implementasi tata tertib sekolah dengan kategori cukup kuat yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,613 berada pada batas signifikan 1% dan 5% .

(46)

28 SD Kanisius Kadirojo mengenai penerapan pembelajaran IPA terpadu tergolong positif. Kesimpulan ini didukung dari hasil penghitungan mean guru 3,4=3,4 yang merupakan mean keseluruhan., (3) persepsi kelapa SD Kanisius Kadirojo mengenai penerapan pembelajaran IPA terpadu tergolong negatif. Kesimpulan ini didukung dari hasil penghitungan mean kepala sekolah 3,3 < 3,406 yang merupakan mean keseluruhan.

Nisa Maolinda (2011) berjudul Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMAN 1 Margahayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan sikap siswa terhadap pendidikan kesehatan reproduksi remaja di SMAN 1 Margahayu. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa 80,67% siswa memiliki pengetahuan yang baik tentang pendidikan kesehatan reproduksi remaja sedangkan 55% siswa memiliki sikap positif (unfavorable). Dengan taraf signifikan a = 5% diperoleh hitung (3,616) > dari t tabel (1,968), sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap siswa terhadap pendidikan kesehatan reproduksi remaja dengan keeratan hubungan rendah tapi pasti.

(47)

29 pendidikan adalah sikap terhadap pendidikan. Peneliti mengembangkan sebuah penelitian baru yang berjudul Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.

2.1.2.1 Literatur Map

Gambar 2.2 Literatur map dari penelitian sebelumnya

Dari Literatur Map di atas, peneliti akan melakukan penelitian baru mengenai Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.

Persepsi

Christina Wahyu Cahyani. (2014). Persepsi Siswa, Guru dan Kepala Sekolah Mengenai Penerapan

Pembelajaran IPA Terpadu

Sikap

Yang akan diteliti:

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.

(48)

30 2.2 Kerangka Berpikir

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan sebuah mata pelajaran untuk mengarahkan peserta didik agar lebih cerdas dan diharapkan mempelajari kesadaran bela negara dan memiliki pola pikir, sikap dan perilaku sebagai pola tindakan demokrasi dalam hidup bersama.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Persepsi merupakan yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi adalah proses pengorganisasikan, penginterpresian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti. Setiap siswa mempunyai cara pandang yang berbeda-beda mengenai memahami suatu objek yang diketahui.

Sikap merupakan hal yang sangat penting dalam psikologi khususnya psikologi sosial. Psikologi sosial menempatkan sikap sebagai hal yang sentral. Pendapat tersebut kiranya beralasan jika dilihat pentingnya sikap dalam tingkah laku dan perbuatan manusia sehari-hari. Sikap seseorang akan mempengaruhi tingkah laku orang tersebut dalam menanggapi sesuatu.

(49)

31 upaya untuk semakin memperdalam pemahaman akan pembelajaran PKn yang telah diterima di sekolah dan lingkungan sosial mereka, sehingga siswa kelas VA SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta akan menjadi siswa yang dapat menaati peraturan yang ada di sekitar.

Hal tersebut akan terwujud dengan 3 unsur dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Ketiga unsur tersebut adalah Competence, Conscience, Compassion. Competence merupakan kemampuan secara kognitif atau intelektual, Conscience ialah kemampuan afektif dalam menentukan pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral, sedangkan Compassion adalah kemampuan dalam psikomotorik yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai sikap bela rasa bagi sesama.

(50)

32 berkembang, memiliki sikap religius, penuh kasih, dan memiliki tekad untuk berbuat adil dalam pelayanan tulus pada sesama umat Allah.

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir maka peneliti mengemukakan hipotesis penelitian yaitu:

(51)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam metode penelitian membahas mengenai jenis penelitian yang digunakan, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian jenis kuantitatif. Metode dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Efendi, 2012:3).

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian.

3.2.1 Tempat Penelitian

(52)

34 3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Tegalrejo 2 dengan

jumlah 28 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada mata pelajaran PKn kelas VA semester I tentang Peraturan perundang-undangan pusat dan daerah.

3.2.4 Waktu Penelitian

Pada bulan Agustus tahun 2016 sampai Februari 2017.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Jenis Kegiatan Waktu pelaksanaan

Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb 1 Observasi Awal,

BAB I dan

Kuesioner

2 BAB II dan BAB III

3 Ambil Data dan Analisis Data

4 BAB IV

5 BAB V

6 Revisi

(53)

35 3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.

Sampel untuk penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta. Siswa tersebut berjumlah 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2015: 61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada tiga yaitu:

3.4.1 Variabel Indenpendent (bebas)

Variabel Independent menurut Sugiyono (2015: 61) disebut juga stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut juga variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi siswa.

3.4.2 Variabel Dependent (terikat)

(54)

36 3.4.3 Variabel Moderator (Variabel yang mempengaruhi perlakuan)

Variabel Moderator menurut Sugiyono (2015: 62) adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Variabel indenpendent Variabel dependent

Variabel Moderator

Gambar 3.1 Variabel Penelitian 3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Kuesioner

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2015:199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

Persepsi siswa terhadap Model

Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR)

Sikap siswa terhadap Mata Pelajaran Pkn

(55)

37 data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

3.5.2 Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Menurut (Hadi 1986 dalam Sugiyono 2015: 203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari sesorang (Sugiyono, 2015: 329). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil gambar sebagai dokumen. Hasil observasi dan pengamatan akan lebih dipercaya apabila didukung dengan adanya dokumentasi.

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:148) instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner persepsi dan sikap siswa.

(56)

38 Kuesioner ini terdiri atas enam indikator yang kemudian dijabarkan ke beberapa pernyataan.

Berikut adalah tabel persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.

Tabel 3.2 Indikator Kisi-kisi Kuesioner No Kisi-kisi Indikator Pembagian

Indikator

Pernyataan Farvorable Unfarvorabl

e 1 Persepsi Persepsi tentang

materi, media, dan sarana pelajaran dalam

pembelajaran PKn

Menyerap 1,2,3 8,9,10 Mengerti 4,5,6,7 11,12,13,14

2 Persepsi tentang

langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 15, 16 20, 21 Mengerti 17, 18, 19 22, 23, 24

3 Persepsi tentang

(57)

buku-39 buku PKn kelas V dengan materi Peraturan Perundang-undangan. Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan ke dalam 72 deskriptor. Deskriptor-deskriptor ini terdiri dari pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable.

Menurut Sugiyono (2015:134) Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Menurut Walgito (2003) dalam menciptakan alat ukur mengunakan pertanyaan-pertanyaan, dengan menggunakan lima alternatif jawaban atau tanggapan atas pernyataan-pernyataan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang dikemukakan oleh Likert adalah, Sangat Setuju (Strongly Aprove), Setuju (Aprove), Tidak Mempunyai Pendapat (Unchoosen), Tidak Setuju (Disapprove), Sangat Tidak Setuju (Strongly Disapprove)

Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor: - Sangat Setuju (SS) : Skor 5

- Setuju (S) : Skor 4

- Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3 - Tidak Setuju (TS) : Skor 2 - Sangat Tidak Setuju(STS) : Skor 1 Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

- Sangat Setuju (SS) : Skor 1

- Setuju (S) : Skor 2

(58)

40 - Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 5

Kemudian skala Likert ini dimodifikasi. Peneliti membuat empat skor dalam tiap-tiap alternatif jawaban. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari jawaban dari responden yang tidak mempunyai pendapat atau netral, pada jawaban netral memiliki skor 3. Jadi kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berstruktur atau tertutup. Menurut Farchan (2007) kuesioner berstruktur adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Cara mengisi kuesioner ini yaitu responden hanya perlu memberikan tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan pilihannya. Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

- Sangat Setuju (SS) : Skor 5

- Setuju (S) : Skor 4

- Tidak Setuju (TS) : Skor 2 - Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1 Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

- Sangat Setuju (SS) : Skor 1

- Setuju (S) : Skor 2

(59)

41 Berikut ini kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada responden:

Tabel 3.3 Kisi-kisi pertanyaan Kuesioner Persepsi

1. Persepsi tentang materi, media, dan sarana prasarana dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable 1

Menyerap

Saya menerima

penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya mengabaikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

2 Setelah mengamati

media yang digunakan saya bertanya jika ada informasi yang belum jelas

Saya tidak mengamati media yang digunakan dalam mata pelajaran PKn

3 Materi dalam mata

Media pembelajaran dapat membuat tugas saya cepat selesai

Media pembelajaran membuat tugas saya selesai dalam waktu yang lama

5 Saya menggunakan

media pembelajaran yang telah disediakan

untuk mencari

informasi yang dibutuhkan

Penggunaan media pembelajaran

menghambat saya untuk mencari informasi yang dibutuhkan

2. Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan

Unfavorable

1 Saya mendengarkan

tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran

(60)

42 Menyerap

PKn PKn

2 Saya mampu membuat

kesimpulan dari pembelajaran PKn

Saya kesulitan membuat kesimpulan dari pembelajaran PKn

3 Saya menyampaikan

hasil pembelajaran yang didapatkan di depan kelas

Saya menolak untuk menyampaikan hasil pembelajaran yang didapatkan di depan kelas

4

Mengerti

Saya mencoba

menemukan manfaat pembelajaran PKn

Saya merasa kesulitan menemukan manfaat pembelajaran PKn

5 Saya memiliki rasa

tanggung jawab dalam melakukan tugas kelompok

Saya menolak untuk melakukan tugas kelompok

6 Saya bisa menemukan

inti pembelajaran sendiri

Saya merasa sukar menemukan inti pembelajaran

3. Persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable

1

Menyerap

Saya dapat

mengembangkan

pengetahuan yang didapatkan kepada teman.

Saya mengalami hambatan dalam mengembangkan pengetahuan yang didapat.

2

Saya menyadari

pentingnya bekerja sama

dalam mencari

pengetahuan.

Saya memilih bekerja sendiri daripada bekerja sama dengan teman saat berdiskusi.

3

Saya dapat membantu teman dengan cara mengajarkan tentang penggunaan media pembelajaran.

(61)

43 4

Saya dapat bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan

permasalahan dalam belajar.

Saya malas bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan permasalahan dalam belajar.

5

Saya senang dapat berinteraksi dengan teman sekelompok.

Saya sungkan berinteraksi dengan teman sekelompok.

6

Mengerti

Saya dapat membantu teman yang kesulitan dalam belajar.

Saya menjauhi teman yang kesulitan dalam belajar.

7

Saya dapat bekerja kelompok bersama teman.

Saya mengalami kesulitan dalam bekerja kelompok bersama teman.

8

Saya ikut terlibat dalam diskusi saat pembelajaran.

Saya hanya mengikuti pendapat teman dalam diskusi saat pembelajaran.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa 4. Sikap sebelum mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable

1

Kognitif

Saya memperhatikan terhadap mata pelajaran PKn.

Saya malas memperhatikan mata pelajaran PKn.

2

Saya segera memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn.

Saya kurang memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn.

3

Afektif

Saya tertarik mengikuti pelajaran PKn.

Saya malas mengikuti pelajaran PKn.

(62)

44 5 Saya senang saat akan belajar PKn. Saya tidak senang saat akan belajar PKn.

6

Konatif

Saya aktif menyiapkan buku PKn

Saya tidak menyiapkan buku PKn

7

Saya perlu persiapan dalam mengikuti pelajaran PKn.

Saya tidak perlu persiapan dalam mengikuti pelajaran PKn.

5. Sikap saat mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable

1

Kognitif

Mata Pelajaran PKn

membuat ilmu

pengetahuan saya berkembang.

Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi kehidupan saya.

2

Saya mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

Saya tidak mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

3

Afektif

Saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran PKn.

Saya kesulitan dalam mengikuti pembelajaran PKn.

4 Bagi saya pembelajaran

PKn itu menyenangkan.

Bagi saya pembelajaran PKn itu sulit.

5 Konatif

Saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh saat belajar mata pelajaran PKn.

(63)

45 6. Sikap setelah mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable

1 Kognitif

Saya dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan sehari-hari.

Saya dapat menggunakan

pengetahuan yang

didapatkan terbatas di lingkungan rumah.

2

Afektif

Saya memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan.

Saya kesulitan memberikan contoh sikap tindakan setelah

mempelajari ilmu

pengetahuan.

3

Saya mengetahui sikap apa yang ingin saya kembangkan setelah mengikuti pembelajaran.

Saya tidak mengetahui sikap yang ingin dikembangkan setelah mengikuti pembelajaran.

4

Konatif

Setelah mendapatkan pengetahuan, saya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah mendapatkan pengetahuan, saya tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

5

Saya berperilaku baik setelah mempelajari pembelajaran Pkn.

Saya mengalami hambatan mengembangkan perilaku setelah mempelajari Pkn.

Berdasarkan kisi-kisi penyusunan kuesioner persepsi dan sikap di atas, maka disusun sebaran item kuesioner sebagai serikut:

Tabel 3.5 Sebaran Uji Coba Kuesioner Persepsi Siswa

(64)

46

Tabel 3.6 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap Siswa

(65)

47 3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Teknik yang digunakan untuk menguji instrumen ini adalah teknik validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan untuk menguji kevalidan dan kereliabilitasan suatu instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2015: 173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2015: 173) reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Jadi instrumen yang valid dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Berikut ini penjelasan mengenai validitas dan reliabilitas pada penelitian ini.

3.7.1 Validitas

Menurut Sugiyono (2015:176) validitas dibagi menjadi dua validitas internal / rasional dan validitas eksternal / empiris. Validitas internal terbagi menjadi dua yaitu validitas konstruk dan validitas isi.

(66)

48 meneliti tentang hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta maka, peneliti akan menggunakan validasi internal yaitu validitas konstrak (constructs validity).

1. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi adalah validitas yang menunjukkan apakah suatu alat ukur/instrumen mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur (Siregar, 2014: 46-47). Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2015: 182). Peneliti membandingkan instrumen hasil konsultasi terhadap guru dan kepala sekolah dengan pernyataan hasil kuisioner atau angket yang diisi oleh siswa.

Berikut adalah tabel hasil pengujian validitas isi:

Tabel 3.7 Expert Judgement

No Komponen Penelitian Expert Judgement Rerata Skor

2 Kelengkapan cakupan rumusan indikator

4 4 3 11

3 Kesesuaian dengan buku yang digunakan

4 3 4 11

4 Kesesuaian dengan indikator yang ingin dicapai

4 3 4 11

5 Kesesuaian dengan karakter peserta didik

3 3 4 10

6 Keruntutan dan sistematika isi instrumen

(67)

49 7 Kesesuaian isi instrumen dengan

buku yang digunakan

4 4 4 12

8 Mencantumkan referensi buku dalam instrumen

3 3 3 9

9 Ketepatan ejaan 4 4 4 12

10 Ketepatan pilihan kata 3 4 3 10

11 Kebakuan struktur kalimat 3 3 3 9

12 Kebakuan bentuk huruf 4 3 4 11

Total Skor 128

Rata-rata 88,8

Gambar 3.2 Rumus menghitung rata-rata expert judgement

Berdasarkan hasil validasi pada tabel 3.7 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor 88,8 menunjukkan bahwa instrumen penelitian tersebut termasuk dalam kategori layak digunakan dengan perbaikan. Hal tersebut didasarkan pada rentang skor yang telah dibuat sebagai berikut:

Tabel 3.8 Rentang Skor

Kategori Rentang Nilai

Layak tidak perlu perbaikan 100

Layak dengan perbaikan 41 – 99

Gambar

Gambar 3.1 Variabel Penelitian ...........................................................................
Grafik 4.1 Scatterplot Hasil Uji Linearitas ..........................................................
Gambar 2.1 Dinamika PPR menurut Komunitas Studi dan Pengembangan
tabel (1,968), sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari tinjauan tipologi pun peneliti tidak melihat perbedaan berarti pada tahap pelaksanaan di kedua kelurahan dalam cara-cara mereka mengimplementasikan program Raskin,

[r]

Penentuan Alokasi Beban Kerja Dosen Menggunakan Pemodelan Lexicographic Linear Goal Programming.. Metode dan

Sedangkan hasil pengujian bata merah pejal asal Potorono Kabupaten Bantul kuat tekan sebesar 2,13 Mpa, berat volume sebesar 1,83, serapan air sebesar 17,24 %, kuat lekat dengan

PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Prinsip-Prinsip Pembangunan

Bidang Retribusi Bagi Hasil dan Pendapatan Lain Bidang Anggaran Bidang Akuntansi Bidang Bina ADB Bidang Kuasa BUD Seksi Inventaris dan Pembukuan Seksi Perencanaan

Mddli. hbnsq jFk

Upaya yang dilakukan untuk membentuk karakter religius siswa melalui shalat dhuha ialah memberikan sosialisasi terus-menerus tentang shalat dhuha agar siswa memiliki