viii
ABSTRAK
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini membahas mengenai pola dan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pola paragraf-paragraf argumentasi dan mendiskripsikan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan penjelasan Toulmin, dkk. (1979) yang menyebutkan bahwa argumen memiliki enam elemen penyusun yaitu Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), dan Possible Rebuttals (R). Dari teori ini, peneliti melihat dan menganalisis elemen-elemen argumen tersebut di dalam setiap paragraf argumentasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sumber data penelitiannya yaitu artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Datanya berupa paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel tersebut.Sampel datanya (purposive sample) Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis tahun 2015. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dengan carasimak (dalam hal ini baca) dan catat. Data-data yang didapat kemudian dianalisis dengan kajian isi.
ix ABSTRACT
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Patterns and Degree of Acuity of Argumentation of Argumentative Paragraphs in the Article’s Discussion Marine Accredited Journal in 2015. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Program, Faculty of Education, University of Sanata Dharma.
This research discusses about patterns and degree of acuity argumentative paragraphs in the article’s discussion marine accredited journal. The aims of this study are to describe the pattern of arguments and degree of acuity arguments of argumentative paragraphs of the discussion section in the articles marine accredited journal in 2015 edition. The researcherusing theory from Toulmin, et al. (1979) which stated that the argument has six elements, namely Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), and Possible Rebuttals (R). The researcher analyzed the elements of the argument in argumentative paragraphs.
This study used descriptive approach. The sources of data research were the articles marine accredited journal in 2015 edition. The paragraphs of the discussion section in the article were the data of thisstudy. The sample (purposive sample) was Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Tahun 2015. This study used reading and writing method for collecting the data. The researcher used content analysis as the technique of analyzed data.
POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN
PARAGRAF-PARAGRAF ARGUMENTASI BAGIAN PEMBAHASAN
ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI BIDANG KELAUTAN
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Alfiyatun Nasiroh
NIM: 121224078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN
PARAGRAF-PARAGRAF ARGUMENTASI BAGIAN PEMBAHASAN
ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI BIDANG KELAUTAN
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Alfiyatun Nasiroh
NIM: 121224078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan dengan rasa syukur dan terima kasih kepada:
(1) Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi maupun kuliah saya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
(2) Ibu tersayang Jazimatul Mursidah yang telah dengan sabar memberikan doa, dukungan dan kasih sayang yang tulus.
(3) Bapak saya Eka Yulianta yang selalu mendukung, memotivasi dan memberikan kepercayaan selama ini.
v MOTTO
Jangan bermimpi menjadi orang yang cerdas, tapi jadilah manusia bernilai dan memberikan nilai kehidupan
-Albert Einstein-
Tuhan telah menentukan yang terbaik untuk makhluk-Nya, tetapi manusia tetap harus berusaha lalu berdoa sampai akhir.
viii ABSTRAK
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini membahas mengenai pola dan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pola paragraf-paragraf argumentasi dan mendiskripsikan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan penjelasan Toulmin, dkk. (1979) yang menyebutkan bahwa argumen memiliki enam elemen penyusun yaitu Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), dan Possible Rebuttals (R). Dari teori ini, peneliti melihat dan menganalisis elemen-elemen argumen tersebut di dalam setiap paragraf argumentasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sumber data penelitiannya yaitu artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Datanya berupa paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel tersebut.Sampel datanya (purposive sample) Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis tahun 2015. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dengan carasimak (dalam hal ini baca) dan catat. Data-data yang didapat kemudian dianalisis dengan kajian isi.
ix ABSTRACT
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Patterns and Degree of Acuity of Argumentation of Argumentative Paragraphs in the Article’s Discussion Marine Accredited Journal in 2015.Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Program, Faculty of Education, University of Sanata Dharma.
This research discusses about patterns and degree of acuity argumentative paragraphs in the article’s discussion marine accredited journal. The aims of this study are to describe the pattern of arguments and degree of acuity arguments of argumentative paragraphs of the discussion section in the articles marine accredited journal in 2015 edition. The researcherusing theory from Toulmin, et al. (1979) which stated that the argument has six elements, namely Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), and Possible Rebuttals (R). The researcher analyzed the elements of the argument in argumentative paragraphs.
This study used descriptive approach. The sources of data research were the articles marine accredited journal in 2015 edition. The paragraphs of the discussion section in the article were the data of thisstudy. The sample (purposive sample) was Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Tahun 2015. This study used reading and writing method for collecting the data. The researcher used content analysisas the technique of analyzed data.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola dan Kadar Argumen Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan, kerjasama dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
(2) P. Kuswandono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.
(3) Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Dosen Pembimbing yang dengan sabar membeikan bimbingan motivasi, saran, masukan juga kritikan bagi penulis. (4) Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
(5) Drs. Concilianus Laos Mbato, M.A., Ed.D. selaku Triangulator Data. (6) Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang
telah memberikan ilmu dan pengalaman selama proses perkuliahan.
(7) Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Program Studi PBSI yang telah memberikan berbagai bantuan layanan administrasi.
xi
(9) Adik saya Rafi’atul Mufidah yang telah memberikan dukungan.
(10) Sahabat-sahabat saya, Eka Tanjung Pripambudi, Nadya Bela P.J.S, Setia Ratna Dewi, Eva Tri Rusdyaningtyas, dan Dania Yosepha Tamara, yang telah mendengarkan segala keluhan, memberikan motivasi, dan dukungan selama perkuliahan maupun pengerjaan skripsi ini.
(11) Teman-teman PBSI Angkatan 2012 dan teman-teman PPL SMK N 5 Yogyakarta tahun 2012.
(12) Seluruh anggota keluarga, teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.Namun dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Yogyakarta, 12 Agustus 2016
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN ILMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR BAGAN ... xvi
BAB IPENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan ... 5
1.4 Manfaat ... 5
1.5 Batasan Istilah ... 6
1.6 Sistematika Penyajian ... 7
BAB IILANDASAN TEORI ... 9
2.1 Penelitian yang Relevan ... 9
2.2 Tinjauan Pustaka ... 12
xiii
2.2.2 Elemen Argumen ... 16
2.2.2.1 Pernyataan Posisi/Claim (C) ... 16
2.2.2.2 Data dan Fakta/Ground (G) ... 17
2.2.2.3Jaminan/Warrants(W) ... 18
2.2.2.4 Dukungan/Backing (B) ... 19
2.2.2.5 Modalitas/Modal Qualifiers (M) ... 20
2.2.2.6 Kemungkinan Sanggahan/Possible Rebuttals (R) ... 21
2.2.3 Pola Argumen ... 22
2.2.3.1 Pola C-G ... 22
2.2.3.2 Pola C-W-G ... 23
2.2.3.3 Pola C-W-G-B ... 25
2.2.3.4 Pola C-W-G-B-M ... 26
2.2.3.5 Pola C-W-G-B-M-R ... 28
2.2.4 Kadar Ketajaman Argumen... 31
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 34
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian... 34
3.1.1 Pendekatan Penelitian ... 34
3.1.2 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Data dan Sumber Data ... 35
3.3 Tahap-Tahap Penelitian ... 36
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.5 Instrumen Penelitian... 38
3.6 Teknik Analisis Data ... 40
3.7 Teknik Keabsahan Data ... 39
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Deskripsi Data ... 41
4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 42
4.2.1 Pola Dasar G-C dan Kadar Ketajamannya ... 44
xiv
4.2.1.2 Variasi Pola G-C ... 48
4.2.1.1 Kadar Ketajaman Pola C-G ... 51
4.2.2 Pola C-G-W dan Kadar Ketajamannya ... 51
4.2.2.1 Variasi Pola C-G-W ... 53
4.2.2.2 Variasi Pola C-W-G ... 55
4.2.2.3 Variasi Pola W-G-C ... 56
4.2.2.4 Variasi Pola W-C-G ... 58
4.2.2.5 Variasi Pola G-W-C ... 59
4.2.2.6 Variasi Pola G-C-W ... 61
4.2.2.7 Kadar Ketajaman Pola C-G-W... 63
4.2.3 Pola C-G-W-B dan Kadar Ketajamannya ... 64
4.2.3.1 Variasi Pola C-G-W-B ... 65
4.2.3.2 Variasi Pola C-G-B-W ... 68
4.2.3.3 Variasi Pola G-W-C-B ... 71
4.2.3.4 Variasi Pola G-W-B-C ... 74
4.2.3.5 Variasi Pola C-B-G-W ... 76
4.2.3.6 Kadar Ketajaman Pola C-G-W-B... 78
4.2.4 Pola C-G-W-B-M dan Kadar Ketajamannya ... 79
4.2.4.1 Variasi Pola C-G-W-B-M ... 80
4.2.4.2Variasi Pola G-C-W-B-M ... 84
4.2.4.4 Kadar Ketajaman Pola C-G-W-B-M ... 85
BAB VPENUTUP ... 87
5.1 Simpulan ... 87
5.2 Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Pola C-G ... 22
Bagan 2.2 Pola C-G-W ... 23
Bagan 2.3 Pola C-G-W-B ... 25
Bagan 2.4 Pola C-G-W-B-M ... 27
Bagan 2.5 Pola C-G-W-B-M-R ... 29
Bagan 4.1 Pola C-G ... 45
Bagan 4.2 Ilustrasi Data C-G ... 48
Bagan 4.3 Ilustrasi Data G-C ... 51
Bagan 4.4 Pola C-G-W ... 52
Bagan 4.5 Ilustrasi Data C-G-W ... 54
Bagan 4.6 Ilustrasi Data W-G-C ... 57
Bagan 4.7Ilustrasi Data W-C-G ... 59
Bagan 4.8 Ilustrasi Data G-W-C ... 61
Bagan 4.9 Ilustrasi Data G-C-W ... 63
Bagan 4.10 Pola C-G-W-B ... 64
Bagan 4.11 Ilustrasi Data C-G-W-B ... 67
Bagan 4.12 Ilustrasi Data C-G-B-W ... 68
Bagan 4.13 Ilustrasi Data G-W-C-B ... 71
Bagan 4.14 Ilustrasi Data G-W-B-C ... 74
Bagan 4.15 Ilustrasi Data W-B-G-C ... 78
Bagan 4.16 Pola C-G-W-B-M ... 79
Bagan 4.17 Ilustrasi Data C-G-W-B-M ... 82
1 BAB I
PENDAHULUAN
Bab I pendahuluan ini terdiri dari enam subbab yaitu 1) Latar Belakang
Masalah, 2) Rumusan Masalah, 3) Tujuan Penelitian, 3) Manfaat Penelitian,
4) Batasan Istilah, dan 6) Sistematika Penyajian. Keenam subbab tersebut
dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
1.1 Latar Belakang
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan rangking Indonesia yang berada di posisi nomor 61 dunia
pada jumlah artikel jurnal tahun 1996-2013. Data ini diambil dari SCImago Journal and Country Rank (SJR) dalam buku pedoman akreditasi jurnal ilmiah nasionalpada arjuna.ristekdikti.go.id. Upayayang dilakukan oleh Dikti antara lain
dengan meningkatkan pengelolaan dan peningkatan akreditasi dari terbitan
berkala ini. Selain itu, sistem Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna) juga telah
dikembangkan untuk akreditasi terbitan berkala ilmiah nasional secara elektronik.
Buku pedoman akreditasi yang memuat pedoman evaluasi, syarat, tata cara
akreditasi dan penduan pengajuan akreditasi juga diterbitkan untuk melaksanakan
upaya tersebut.
Buku pedoman akreditasi terbitan berkala ilmiah dari Dikti terdiri dari
beberapa bab penjelasan. Di dalam bab II buku pedoman ini, terdapat beberapa
subbab yaitu penamaan terbitan berkala ilmiah, kelembagaan penerbit, substansi
penulisan, penampilan, keberkalaan, penyebarluasan, disinsentif, dan lain-lain.
Subbab substansi artikel menjelaskan hal-hal acuan penilaian mutu substansi
artikel ilmiah suatu terbitan. Di sini, kriteria mutu substansi artikel ilmiah suatu
terbitan minimal harus meliputi deskripsi temuan karya, pembahasan secara tajam,
dan pembandingan kritis dengan orang lain. Hal ini akan menunjukkan ketajaman
analisis dan sintesis suatu karya ilmiah. Penarikan simpulan juga harus bermakna
dan akurat sesuai dengan teori dan penemuan yang telah dibahas.
Pembahasan pada artikel karya ilmiah merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan.Bab pembahasan merupakan bagian inti dalam artikel karya ilmiah.
Di dalam bab inilah penulis akan dilihat sejauh mana referensi dan wawasan
keilmuan yang telah dimilikinya. Pada bagian ini pula seharusnya ditampilkan
sifat-sifat artikel terpenting yaitu kupasan argumentatif, analitik dan kritis dengan
sistematika yang runtut dan logis, sejauh mungkin juga berciri komparatif dan
menjauhi sifat tertutup dan instruktif. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
pembahasan akan menunjukkan referensi penulis dalam menujukkan argumennya
(Fatihudin & Iis, 2011:92).
Pengertian argumen sendiri adalah suatu bentuk retorika yang berusaha
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara. Melalui argumen penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta
sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau
suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3). Argumen yang baik dapat
Selain dapat meyakinkan pembaca, argumen juga harus dapat dipahami pembaca
dengan mudah. Apabila pembaca mudah memahami argumen yang diberikan
maka pembaca dengan sangat mudah dapat diyakinkan berdasarkan penjelasan
yang baik. Tak hanya itu, argumen juga harus dapat menunjukkan alasan dan
bukti juga contoh yang dapat mendukung analisis masalahnya. Alasan dan bukti
ini membuat argumen tidak hanya sekedar opini penulis semata, sehingga
pembaca dapat melihat kebenaran dari apa yang dianalisis. Apabila pembaca telah
mengetahui kebenarannya maka pembaca dapat yakin dengan masalah yang
dibicarakan.
Selain hal itu, Toulmin, dkk. (1979:25) menyebutkan ada enam elemen yang
dapat ditemukan secara eksplisit dalam argumen. Enam elemen tersebut adalah 1)
claim, 2) grounds, 3) warrants, 4) backing, 5) modal qualifiers, 6) possible
rebuttals. Elemen-elemen argumen menurut Toulmin, dkk.ini membentuk pola dan model tertentu. Tidak setiap argumen lengkap menggunakan enam elemen ini.
Sehingga kita dapat menganalisis sebuah argumen dengan melihat ada tidakkah
elemen tersebut dan bagaimana pola penggunaannya. Pola yang digunakan sangat
beragam. Pola dan model argumen yang digunakan untuk menulis argumen dalam
artikel jurnal ini akan menunjukkan ketajaman argumen itu sendiri. Apakah
argumen tersebut tajam atau tidak dapat dilihat dari pola yang dipakai.Artikel
jurnal yang baik seharusnya menggunakan argumen yang tajam. Argumen ini
dituliskan dan dijelaskan dalam bentuk paragraf-paragraf argumentasi. Namun,
menurut Rivai (2001: 33, dalam Tanjung & Ardial, 2005: 141) banyak ilmuwan
tulisan yang sukar dipahami dan tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk
menghasilkan argumen yang meyakinkan. Paragraf-paragrafnya tidak
mengandung elemen-elemen argumen yang berangkaian dan membentuk kesatuan
yang utuh. Maka banyak argumen yang membingungkan dan kurang tajam
penulisannya.
Dari sini, peneliti kemudian mengangkat permasalahan yang berkaitan
dengan pola dan kadar paragraf-paragraf argumentasi pada jurnal yang telah
terakreditasi. Fokusnya pada bagian pembahasan artikel-artikel jurnal yang
termasuk dalam bidang kelautan.
Indonesia diklaim memiliki potensi besar dalam industri kelautan. Namun
demikian, potensi yang besar itu belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh seluruh
pihak. Pengembangan di industri ini masih sangat minim inovasi dan
teknologinya. Oleh karena itu, pengembangan dan peningkatan teknologi
bidangkelautan sangat dibutuhkan dalam upaya menunjukkan potensi itu. Dengan
adanya inovasi-inovasi baru dan penelitian baru di bidang kelautan ini diharapkan
dapat meningkatkan teknologi itu. Jurnal-jurnal kelautan yang terakreditasi ini
tentunya diharapkan ikut memberikan inovasi baru untuk peningkatan teknologi
kelautan di Indonesia. Inilah alasan peneliti memilih jurnal kelautan untuk
dianalisis pola dan ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasinya. Apabila
argumennya tajam dan baik maka inovasi-inovasi baru yang ada dalam jurnal ini
diharapkan dapat diterapkan dalam perkembangan industri kelautan di Indonesia
Dari penjelasan di atas, sekali lagi peneliti menekankan bahwa argumen
yang baik memiliki pola tertentu yang menunjukkan ketajamannya. Argumen
yang tajam dapat dipahami dengan mudah dan dapat meyakinkan pembacanya
tentang masalah yang dibahas. Peneliti akan membahas tentang pola dan kadar
ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel
jurnal terakreditasi bidang kelautan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka berikut ini rumusan masalah dalam
penelitian ini:
1) Apa saja pola argumen paragraf-paragraf argumentasi yang terdapat pada
bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015?
2) Bagaimanakah kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi pada
bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015?
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Menggambarkan pola argumenparagraf-paragraf argumentasi pada bagian
pembahasan artikel-artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015.
2) Mendeskripsikan kadar ketajaman argumenparagraf-paragraf argumentasi
pada bagian pembahasan artikel-artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat penelitian sebagai
1) Manfaat Teoretis
Secara teoretis, manfaat penelitian ini dapat memperkaya teori-teori yang
berkaitan dengan pola dan kadar ketajaman argumen paragrafargumentasi
penulis pada bagian pembahasan jurnal.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para dosen atau kaum akademis
sebagai pedoman untuk memperbaiki kualitas dalam memberikan argumen
dan menuliskannya pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan
artikel ilmiah yang dimuat dalam sebuah jurnal khususnya jurnal pada bidang
kelautan.
1.5 Batasan Istilah 1) Argumen
Argumen adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui
argumen penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa,
sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal
tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3).
2) Elemen Argumen
Toulmin, dkk.(1979:25) menyebutkan ada enam elemen yang dapat ditemukan
3) Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau
opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca bahwa yang
disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan
yang sulit dibantah (Nasucha, dkk, 2009: 50).
4) Pola dan Kadar Ketajaman Argumen
Pola dan kadar ketajaman argumen ini dilihat dari rangkaian elemen-elemen
argumen toulmin.
5) Bagian Pembahasan Artikel Jurnal
Bagian pembahasan artikel jurnal merupakan bagian yang terdapat didalam
setiap artikel jurnal selain judul, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metodologi
penelitian, kesimpulan dan daftar rujukan. Dewasa ini banyak jurnal yang
menggabungkan bagian pembahasan dengan bagian analisis data.
1.6 Sistematika Penyajian
Penelitian ini disajikan dalam lima bab yaitu bab pendahuluan, bab landasan
teori, bab metodologi penelitian, bab hasil dan pembahasan, dan bab penutup. Bab
I pendahuluan adalah bab yang menjelaskan mengenai latar belakang penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian yang sejalan dengan rumusan masalah,
manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II landaasan
teori terdiri dari dua subbab yaitu penelitian yang relevan dan tinjauan pustaka.
Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang memiliki hubungan yang
relevan dengan penelitian ini. Subbab kedua merupakan tinjauan pustaka yang
Bab III adalah metodologi penelitian, memaparkan 7 subbab. Subbab
tersebut meliputi pendekatan dan jenis penelitian, data dan sumber data,
tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis
data, dan teknik keabsahan data. Bab IV hasil dan pembahasan berisi deskripsi
data, hasil analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan mengenai pola yang
didapat serta kadar paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang
pertanian dan perikanan. Bab V penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian
dan pembahasan yang telah dilakukan juga saran-saran bagi penelitian semacam
9 BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam bab II landasan teori disajikan dua hal yaitu penelitian terdahulu
dan tinjauan pustaka. Kedua hal itu dijelaskan dalam subbab berikut.
2.1 Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian
ini.Penelitian itu dilakukan oleh Setiyaningsih, dkk. (2015), Rahmawati (2015)
dan Agustini R. (2016). Penelitian yang pertama dilakukan oleh Setiyaningsih,
dkk. Penelitian tersebut mengenai argumen di bagian pembahasan artikel ilmiah
dalam jurnal. Penelitiannya berjudul “Pola Berpikir Deduktif pada Argumen
Bagian Pembahasan Artikel Ilmiah Jurnal Terakreditasi Bidang Humaniora”.
Masalah yang diangkat dalam tulisan Setiyaningsih, dkk. adalah tentang
pola-pola argumen artikel dalam jurnal bidang humaniora yang telah berstatus
akreditasi, khususnya bagian pembahasan. Penelitian ini berfokus pada
penggambaran pola-pola argumen dalam penulisan artikel ilmiah jurnal nasional
terakreditasi bidang humaniora. Datanya dikumpulkan dengan metode simak.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode distribusional.Hasilnya,
sebagian besar artikel jurnal ilmiah terakreditasi bidang humaniora ini lebih
dominan menggunakan atau menerapkan pola argumen dengan model berpikir
deduksi. Dominasi model berpikir tersebut disebabkan oleh banyak hal, misalnya
rendahnya budaya ilmiah penulis dan kurangnya strategi penulis dalam
pengembangan model berpikir deduksi.
Penelitian yang relevan berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati tahun 2015.Judul penelitiannya yaitu “Analisis Elemen Pokok dan
Pelengkap Wacana Argumen dalam Artikel Opini Harian Tribun Jogja Periode
Januari–April 2015”. Penelitian ini mengkaji tentang elemen pokok dan
pelengkap wacana argumen dalam artikel harian Tribun Jogja kolom opini.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk elemen pokok
wacana argumen, (2) mendeskripsikan bentuk-bentuk elemen pelengkap wacana
argumen, dan (3) mendeskripsikan pola elemen pengembangan wacana argumen
pada artikel yang dimuat di harian Tribun Jogja. Jenis penelitiannya adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa wacana dalam artikel harian
Tribun Jogja kolom opini periode Januari–April 2015. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi (baca dan catat).Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa (1) elemen pokok yang ditemukan dalam
artikel harian Tribun Jogjakolom opini berupa elemen pernyataan (PER), alasan (AL) dan pembenaran (PEM). Ketiganya terdapat dalam setiap wacana, (2)
elemen pelengkap yang ditemukan adalah elemen pendukung (PEN), modal
(MO), dan sanggahan (SA), namun tidak semua elemen tersebut terdapat di setiap
wacana, (3) pola pengembangan wacana argumen ada enam macam. Tiga macam
pola terdiri dari elemen pokok dengan dua elemen pelengkap, yaitu
macam pola lainnya terdiri dari elemen pokok dengan dua elemen pelengkap,
yaitu (PER-AL-PEM-PEN), (PER-AL-PEM-MO), dan (PER-AL-PEM-SA).
Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh
Agustini R. (2016). Penelitian ini berjudul “Pola dan Kadar Ketajaman Argumen
pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi: JAK 2014 Universitas
Kristen Petra dan JAM 2015 Universitas Brawijaya”. Penelitian tersebut bertujuan
untuk menggambarkan pola argumen dan memaparkan kadar ketajaman argumen
pada bagian pembahasan artikel jurnal-jurnal terakreditasi: Jurnal Akuntansi dan
Keuangan 2014 dan Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2015. Pola dan kadar ini
berdasarkan pada kerangka berpikir Toulmin, dkk, (1979: 25) yang menyatakan
bahwa argumen terdiri dari enam elemen, yaitu pernyataan posisi (PP), data/fakta
(D), jaminan (J), dukungan (Duk), Modalitas (M), Pengecualian (Peng).
Selanjutnya elemen tersebut disebutkan sesuai dengan singkatanannya.Penelitian
ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Datanya merupakan wacana
keseluruhan yang berisi pola dan kadar ketajaman argumen. Sumber datanya yaitu
Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra dan Jurnal
Akuntansi Multiparadigma 2015 Universitas Brawijaya. Hasilnya pola argumen
jurnal tersebut adalah : D-PP, PP, D-PP-J, PP-J-D, PP-P, P-PP,
D-J-PP-P, D-P-PP-J, PP-J-D-P, J-D-D-J-PP-P,J-P-PP-D, J-PP-P-D dan D-P-J-PP-J. Kadar
Ketajaman argumen dalam pembahasan hasil penelitian artikel Jurnal Akuntansi
dan Keuangan 2014 dan Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2015 dominan pada
Penelitian yang dilakukan sekarang ini memiliki masalah yang sama dengan
penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Yuliana Setyaningsih, dkk. dan
penelitian Agustini R. (2016). Namun, subjek penelitiannya berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Jika sebelumnya subjek yang diambil adalah artikel jurnal
terakreditasi bidang humaniora, penelitian ini mengambil subjek artikel jurnal
terakreditasi bidang kelautan.
Kemudian penelitian yang kedua membahas mengenai elemen pokok
wacana argumen dalam surat kabar. Di dalam penelitian tersebut, peneliti
mendeskripsikan elemen-elemen pokok wacana argument juga memetakan pola
pengembangan wacana argumen. Penelitian ini relevan karena penelitian yang
akan dilakukan juga bertujuan untuk memetakan pola pengembangan argumen.
Jadi, penelitian ini melanjutkan penelitian terdahulu untuk memetakan pola-pola
argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal
terakreditasi di bidang kelautan.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Pengertian Argumen dan Paragraf Argumentasi
Ketika berbicara mengenai bagian pembahasan di dalam karya ilmiah, kita
berbicara mengenai argumen penulis dari hasil-hasil temuan atau
penelitiannya.Sebelum membahas lebih jauh pola dan kadar paragraf-paragraf
argumen, berikut ini adalah beberapa pengertian argumen dan paragraf
argumentasimenurut ahli. Argumen adalah suatu bentuk retorika yang berusaha
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
pembicara. Melalui argument penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta
sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau
suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3). Sejalan dengan pengertian
tersebut, istilah argumen diturunkan dari verba to argue (Ing) yang artinya membuktikan atau menyampaikan alasan (Nasucha, dkk, 2009: 50).
Sebuah argumen adalah satu set pernyataan yang dimana ada sebuah Claim
yang dibuat, sebuah dukungan disarankan dan usaha untuk mempengaruhi
seseorang di dalam konteks perselisihan (Warnick & Inch, 1994: 6). Sedikit
berbeda dengan pengertian Warnick & Inch, Rottenberg (dalam Rani, dkk., 2006:
39) menjelaskan bahwa wacana argumen merupakan salah satu bentuk wacana
yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan
yang dipertahankan, baik yang didasarkan pertimbangan logis maupun emosional,
sedangkan Salmon (dalam Rani, dkk., 2006: 36) memberikan definisi argumen
sebagai seperangkat kalimat yang disusun sedemikian rupa, sehingga beberapa
kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang mendukung kalimat lain yang terdapat
dalam perangkat itu.
Sementara itu, paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu
pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan
pembaca bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh,
dan berbagai alasan yang sulit dibantah (Nasucha, dkk, 2009: 50). Kemudian,
Wijayanti, dkk (2013: 122) menjelaskan bahwa paragraf argumen adalah paragraf
Dalam paragraph argumentasi, penulis berusaha meyakinkan pembaca dengan
menyertakan bukti, contoh, atau alasan.
Dari beberapa pendapat ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa argumen
merupakan pendapat yang disampaikan seseorang tentang suatu hal. Untuk
meyakinkan orang lain, pendapat ini disertai bukti, contoh dan alasan yang sebisa
mungkin tidak dapat dibantah. Paragraf argumentasi sendiri adalah paragraf yang
mengandung argumen dan bertujuan meyakinkan pembaca mengenai pendapat
penulis.
Di dalam pengertian argumen menurut Warnick & Inch (1994: 7-9) ada tiga
karakteristik argumen, yaitu:
(1) Untuk dapat dianggap sebagai sebuah argumen, sebuah pernyataan harus
memiliki Claim di dalamnya. Claim adalah sebuah ekspresi opini atau
kesimpulan yang argueratau pembicara argumen ingin sampaikan. Claim ini dibuat dalam berbagai bentuk dan label tergantung situasi dan kondisi dimana
itu dibuat.
(2) Claim didukung oleh fakta-fakta dan alasan-alasan yang berhubungan. Fakta ini juga dapat berupa berbagai bentuk, tetapi selalu berfungsi sebagai dasar
dari argumen atau pijakan argumen. Ketika kita membuat sebuah argumen,
kita dapat berpindah dari pernyataan yang kita yakini akan diterima oleh
penerima (fakta) ke pernyataan yang dapat diperdebatkan (Claim). Evidence atau fakta ini terdiri dari fakta atau kondisi yang diobservasi secara objektif,
keyakinan-keyakinan atau pernyataan umum yang diterima sebagai kebenaran
(3) Argumen berusaha untuk membujuk seseorang dalam sebuah konteks dimana
orang-orang tidak setuju terhadap satu sama lain. Usaha ini mungkin saja tidak
berhasil karena penerima bebas untuk setuju atau tidak setuju dengan ekspresi
opini pembicara. Di sini tidak akanada argumen jika tidak ada
ketidaksetujuan. Maka karakteristik ini mungkin saja tidak berhasil. Namun,
tetap harus ada usaha dengan menunjukkan fakta-fakta dan Claim yang dapat
meyakinkan penerima.
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan argumenToulmin, dkk.(1979:
13) menjelaskan penggunaan istilah itu sebagai berikut.
a) Argumen digunakan untuk menunjukkan aktivitas dari pembuatan Claim,
mempertentangkannya, mendukungnya dengan memproduksi sebuah
pemikiran, mengkritisi sebuah pemikiran, membantah pemikiran dan
lain-lainnya.
b) Reasoning/pemikiran digunakan sebagai pusat dalam menyajikan sebuah
pemikiran yang mendukung Claim.
c) Argumen, dalam artian rentetan pemikiran, adalah rangkaian Claim yang berhubungan dengan pemikiran. Di samping itu, ditunjukkan kekuatan dan
konten dari ketelitian pembicara dalam berargumen.
d) Semua orang yang berpartisipasi dalam sebuah argumentasi menunjukan
kerasionalannyaatau sebaliknya, dengan aturan yang dia pegang dan respon
2.2.2 Elemen Argumen
Toulmin, dkk.(1979:25) menyebutkan“We shall look, in succession, at six
elements that can be found in any wholly explicit argument. These are (1) claims, (2) grounds, (3) warrants, (4) backing, (5) modal qualifiers, and (6) possible rebuttals” (Kita perlu melihat keenam elemen yang dapat ditemukan secara
eksplisit dalam sebuah rangkaian argumen.Elemen-elemen tersebut adalah (1)
pernyataan posisi,(2) data & fakta, (3) jaminan, (4) dukungan, (5) keterangan
modalitas, (6) kemungkinan sanggahan). Keenam elemen ini selanjutnya disebut
dengan model argumen Toulmin. Model argumen ini dapat digunakan untuk
menganalisis argumen dan bagaimana argumen itu bekerja. Model ini juga dapat
menjadi dasar untuk menentukan pola dan struktur dari sebuah argumen. Untuk
mengetahui keenam elemen tersebut, berikut ini dijelaskan lebih lanjut definisi
dan contoh dari keenam elemen argumen menurut Toulmin, dkk.
2.2.2.1 Pernyataan Posisi/Claim(C)
Claim ini adalah elemen pertama yang dapat kita identifikasi di setiap argumen. Claim atau disebut juga pernyataan posisi adalah sesuatu yang diyakini
kebenarannya oleh penutur dan dikemukakan kepada mitra tutur agar dapat
diterima dengan alasan-alasan mendasar yang dapat ditunjukkan. Pernyataan
merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh penutur (Rani, dkk. 2006:41). Selain
itu, Claim adalah pernyataan tegas yang diletakkan diawal dan dapat diterima secara umum dengan maksud mendasari sebuah pemikiran yang dapat
ditunjukkan dengan baik, sehingga sesuatu yang belum diketahui menjadi sesuatu
Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain,
dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Istilah Claim memiliki banyak arti, namun dalam hal ini kita berfokus pada
Claimdalam berargumen. Di dalam hal ini, ada tiga hal yang terkait dengan istilah
Claim, yaitu:
a) Claim sebagai dasar untuk menarik perhatian khalayak umum agar dapat menerima argumen dan Claimini relevan dengan fakta (Ground).
b) Aturan umum, hukum atau prinsip-prinsip (Warrants/jaminan) digunakan
untuk menunjukkan bahwa fakta-fakta relevan dengan Claim.
c) Bagaimana mencari Groundyang mendukung Claim baru lebih baik daripada mencari Claimalternatif atau Claimsaingan.
Claim ini selalu berisi tujuan dari penulis atau si argumentator, sehingga
apabila kita ingin mengetahui apa yang menjadi tujuan argumen ini kita dapat
melihat apa Claim yang ada didalamnya. Untuk membantu mencari atau
menganalisis sebuah Claim, Toulmin, dkk. (1979) menjelaskan bahwa kita dapat mengajukan pertanyaan “What exactly are you Claiming? Where precisely do you
stand on this issue?” (apa yang menjadi pernyataan posisi anda? Di mana tepatnya anda berdiri dalam masalah ini?). Berikut ini contoh dari Claim(dalam Rani, dkk,
2006: 40).
2.2.2.2 Data&Fakta/Ground(G)
Istilah Ground ini merujuk pada dukungan yang diberikan kepada Claim yang ditunjukkan.Groundyang mengejutkan dengan bukti-bukti dan istilah-istilah baru
membuat perbedaan yang bagus dalam sebuah argumen. Namun, mayoritas Claim
hanya didukung oleh fakta-fakta yang biasa (Toulmin, 1979: 33).
Ground selanjutnya juga dapat disebut dengan “Alasan”.Rani, dkk.(2006:
41) menjelaskan bahwa “Alasan” adalah bukti-bukti yang bersifat khusus yang
diperlukan untuk mendukung pernyataan. “Alasan” atau bukti pendukung dapat
berupa data statistik, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, dan
materi ilmu pengetahuan umum, maupun pengujian. Kesemuanya itu digunakan
untuk mendukung pernyataan atau Claim.
Untuk mengetahui dan membantu menganalisis kita dapat menanyakan
“What information are you going on? What Ground is your Claim based”
(Informasi apa yang ingin anda bicarakan? Apa alasan dasar dari Claim anda?). Berikut ini contoh dari Ground(dalam Rani, dkk., 2006: 40)
Makalah mahasiswa S1 menunjukkan kelemahan
penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
2.2.2.3 Jaminan/Warrants(W)
Warrants adalah pernyataan yang menghubungkan Claim dengan Ground,
sehingga membentuk alasan utama argumen. Warrants merupakan pelengkap Claim dan Ground yang menghubungkan keduanya. Jaminan/Warrants adalah
pernyataan yang menunjukkan cara umum dalam berargumen yang diaplikasikan
dalam setiap kasus dan secara implisit mengandalkan seseorang yang dapat
atau disebut pembenaran adalah pernyataan yang menunjukkan kaidah-kaidah
umum untuk mempertahankan pernyataan. Dengan alasan dan pernyataan,
pembenaran dapat dipertahankan dan diterima secara rasional.
Kita dapat menentukan Warrants dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut, “How do you do justify the move from ‘these’ Ground to ‘that’ Claim?
What road do you take to get form ‘this’ starting point to ‘that’ destination? (Bagaimana anda menjembatani Ground ke Claim? Jalan apa yang andaambil
untuk bisa mencapai tujuan dari poin awalnya?) (Toulmin, dkk. 1979: 26).Berikut
ini, adalah contoh dari Warrants (dalam Rani, dkk., 2006:40-41) yang menjamin
contoh Claimdan Ground yang telah disebutkan sebelumnya
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas
dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1
yang ditulis dengan penalaran baik.
2.2.2.4 Dukungan/Backing (B)
Backing yaitu generalisasi yang dibuat secara eksplisit yang diandalkan
untuk membangun kepercayaan pembaca argumen. Pemberi argumen
membutuhkan Warrantsyang didukung dengan hal-hal tertentu (di sini kita sebut
sebagai Backing). Pemberi argumen setidaknya dapat memberikan sesuatu yang
menunjukkan bahwa Warrants yang telah dikemukakan dapat berdiri sendiri dengan Backing. Dengan cara ini, maka Warrants yang telah ditempeli oleh
Backing merupakan elemen pelengkap. Dukungan adalah kriteria yang digunakan untuk membenarkan pernyataan yang dikemukakan dalam
pembenaran. Dalam hal ini, dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini
pernyataan para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara (Rani, dkk., 2006:
42).Di bawah ini merupakan contoh Backingyang mendukung contoh Warrant di
atas.
Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara
kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan
kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang.
2.2.2.5 Modalitas/Modal Qualifiers (M)
Modalitas adalah pernyataan yang berupa sikap, gaya, dan nada argumen
yang dilakukan untuk mempengaruhi pembaca argumen. Menurut Toulmin, dkk.
(1979) modalitas ini menunjukkan seberapa kuatnya argumen mengingat
ketersediaan elemen-elemen yang telah dikemukakan untuk mendukung claim. Modalitas ini biasanya berbentuk kata keterangan seperti perlunya, pastinya,
tentunya, biasanya, normalnya, kemungkinan besar, rupanya, dll.
Rani, dkk. (2006: 42) mengatakan modal adalah kata atau frase yang
menunjukkan derajat kepastian atau kualitas suatu pernyataan. Setiap argumen
selalu memiliki modal yang menunjukkan kualitas suatu pernyataan. Kualitas
sebuah pernyataan dapat diketahui dari penanda linguistik yang mengikutinya.
Penanda linguistik inilah yang disebut modal. Modal dibedakan menjadi dua,
frase atau keterangan yang digunakan sebagai penanda kepastian antara lain perlu,
pasti,dan tentu saja. Adapun penanda kemungkinan antara lainagaknya, kiranya,
rupaya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal. Berikut ini contoh Modals(dalam Rani, dkk., 2006: 41).
Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas
argumen.
2.2.2.6 Kemungkinan Sanggahan/Possible Rebuttals (R)
Kemungkinan sanggahan yaitu persiapan ketika claim mendapat sanggahan
atas pengecualian terhadap claim. Di dalam sebuah kesimpulan, biasanya
disediakan kemungkinan sanggahan yaitu keadaan luar biasa yang mungkin
melemahkan kekuatan argumen yang mendukung (Toulmin, 1979:75).
Rani, dkk. (2006: 42) menjelaskan bahwa sanggahan/penolakan adalah
lingkungan atau situasi di luar kebiasaan yang dapat mengurangi atau menguatkan
pernyataan. Jika suatu kondisi yang dapat melemahkan suatu pernyataan dapat
dikontrol dengan menghadirkan elemen sanggahan/penolakan maka kedudukan
argumen semakin kuat. Sanggahan tersebut harus benar-benar kuat. Penggunaan
elemen sanggahan juga berarti membuat pernyataan menjadi lebih spesifik. Piranti
kohesi yang dapat digunakan untuk menandai elemen sanggahan antara
lainkecuali, jika…maka, dan jika. Berikut ini merupakan contoh Rebuttals yang
Namun, jika terdapat faktor-faktor di luar, seperti ketebatasan fisik, kelemahan
atau keterlambatan berpikir ada pada diri mahasiswa maka usaha
meningkatkan kualitas berpikir kritis terganggu.
2.2.3 Pola Argumen
Elemen-elemen argumen Toulmin saling berhubungan dan membentuk suatu
struktur tertentu dalam sebuah wacana argumen. Stuktur ini mempunyai pola-pola
tertentu. Penelitian ini juga melihat elemen-elemen argumen Toulmin dalam
membentuk struktur paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel
jurnal terakreditasi. Berikut ini pola-pola argumen menurut Toulmin, dkk (1979)
berdasarkan elemen pembentuknya.
2.2.3.1 Pola C-G
Pola ini dimulai dari pernyataan penulis yang menunjukkan atau menyatakan
sebuah Claim/Pernyataan Posisi lalu mencoba untuk membuktikan pendapatnya itu. Penulis membuktikan dan membenarkan Claim dengan meletakkan satu set
fakta dan data yang kemudian kita sebut Ground.
Toulmin, dkk (1979: 35) menuliskan Having registered a claim, the assetor, A, has taken the first step toward establishing it. A has done this by placing in
discussion the specific set of factual grounds, on the basis of which he is prepared to justify the claim (Setelah menunjukkan claim, argumentator telah melangkah
untuk membuat argumen. Argumentator kemudian melanjutkannya dengan
meletakkan satu set faktual ground, yang siap membenarkan claim). Pola tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut berdasarkan contoh yang telah dijelaskan
Bagan 2.1 Pola C-G 2.2.3.2 Pola C-W-G
Secara sederhana, Claim dihubungkan dengan Ground melalui sebuah
pernyataan. Kita dapat mengatakan pernyataan itu adalah Warrants. Ground ditunjukkan dengan beberapa fakta & data atau hal-hal yang sudah diketahui
secara umum/populer. Kemudian Warrants mengesahkan atau mendukung
Ground tersebut, sehingga Claim dapat disetujui. Selain itu, Warrants juga dapat membandingkan Ground dengan sesuatu yang telah umum, sehingga
menghasilkan sebuah penemuan atau pernyataan posisi yang berupa kesimpulan. Kemampuan berpikir Kritis
mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain,
dengan memberikan latihan
secara intensif dalam
menyusun argumen.
Claim(C) Makalah mahasiswa
S1menunjukkan kelemahan
penalaran.Makalah-makalah
mahasiswa S1 mengandung
argumen-argumen yang rancu.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Toulmin, dkk (1979: 46) There we simply showed the assetor claim, as linked to his grounds, by simple arrow. Now,
we may indicate also that the step from G to C is being taken in the manner authorized by the warrants (Secara sederhana claim yang ditunjukkan argumentator seperti terkait dengan alasan, oleh jembatan sederhana. Kita dapat
menunjukkan bahwa hal yang menunjukkan hubungan dari G ke C disahkan oleh
warrants). Berikut ini disajikan contoh pola C-G-W dalam bentuk bagan.
Bagan 2.2 Pola C-G-W
Kemampuan berpikir Kritis
mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain,
dengan memberikan latihan
secara intensif dalam
menyusun argumen.
Claim(C) Makalah mahasiswa
S1menunjukkan kelemahan
penalaran.Makalah-makalah
mahasiswa S1 mengandung
argumen-argumen yang rancu.
Ground(G)
Warrants(W)
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa
secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi
dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran
2.2.3.3 Pola C-W-G-B
Pola C-G-W-B terdiri dari pernyataan posisi yang didukung dengan fakta &
data atau Ground. Ground dihubungkan oleh Warrants. Warrants sendiri kemudian diberi dukungan dengan Backing, sehingga Warrants yang telah
ditempeli ini dapat memperkuat Claims dan Ground.
Di dalam Toulmin, dkk (1979: 58) dikatakan When Q challenge A to
produce “further substantial supporting consideration” and so demonstrate that his warrant is sound and relevant Q requires A to provide that warrant with backing. We can indicate the role of backing by adding one further element to
our basic diagram (Ketika penanya menantang argumentator untuk menghasilkan sebuah pertimbangan yang mendukung dan menunjukkan sebuah hal yang
relevan, penanya memberikan usulan pada argumentator untuk menunjukkan
Bagan 2.3 Pola C-G-W-B
2.2.3.4 Pola C-W-G-B-M
Pola C-G-W-B-M merupakan pola C-G-W-B yang dikuatkan dengan
sebuah derajat kepastian. Pola tersebut dapat dimulai dari Claim yang didukung dengan fakta dan data atau Ground. Claim & Ground dihubungkan dengan Warrants yang telah ditempeli Backing. Untuk menegaskan argumen ini atau
menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang telah ditunjukkan penulis Kemampuan berpikir Kritis
mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain,
dengan memberikan latihan
secara intensif dalam
menyusun argumen.
Claim(C) Makalah mahasiswa
S1menunjukkan kelemahan
penalaran.Makalah-makalah
mahasiswa S1 mengandung
argumen-argumen yang rancu.
Ground(G)
Warrants(W)
Berpikir kritis ditandai oleh
kemampuan menggunakan bahasa
secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini
tampak pada skripsi dan makalah
mahasiswa S1 yang ditulis dengan
penalaran baik.
menyatakan dengan kata atau frasa tertentu yang disebut Modals.Modal qualifiers merupakan penanda derajat kekuatan argumen dari mulai kuat hingga lemah.
Toulmin, dkk (1979: 70) mengatakan In a word, every argument has a certain modality. By the use of this term, we refer to the strength or weakness, conditions, and or limitation with which a claim in advanced. We possess a
familiar set of colloquial adverbs and adverbial phrases that are customarily used to mark these modalities-as modal qualifiers or modifiers. Their function is to
indicate the kind of rational strength to be attributed to C on the basis of its relationship to G, W, and B (Setiap argumen memiliki modalitas tertentu. Dengan modalitas ini, kita dapat melihat kekuatan atau kelemahan, kondisi, dan atau
pembatasan claim. Kita meletakan satu set kata keterangan yang lazim digunakan
untuk menandai modalitas ini. Fungsi mereka adalah menunjukkan jenis kekuatan
rasional untuk dikaitkan dengan C atas dasar hubungannya dengan G, W, dan B).
Bagan 2.4 Pola C-G-W-B-M
2.2.3.5 Pola C-W-G-B-M-R
Pola C-G-W-B-M-R merupakan pola terakhir Toulmin yang terdiri atas
keseluruhan elemen atau enam elemen Toulmin yaitu Claim, Ground, Warrant, Kemampuan berpikir Kritis
mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain,
dengan memberikan latihan
secara intensif dalam
menyusun argumen.
Claim(C) Makalah mahasiswa
S1menunjukkan kelemahan
penalaran.Makalah-makalah
mahasiswa S1 mengandung
argumen-argumen yang rancu.
Ground(G)
Warrants(W)
Berpikir kritis ditandai oleh
kemampuan menggunakan bahasa
secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini
tampak pada skripsi dan makalah
mahasiswa S1 yang ditulis dengan
penalaran baik.
Backings (B) Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang
Dengan demikian, dapat dipastikan
pelatihan dapat meningkatkan
kualitas argumen
Backing, Modal Qualifiers, dan Possible Rebuttals. Pola tersebut dapat dimulai dari Claim yang didukung dengan fakta dan data atau Ground.Claim & Ground
dihubungkan dengan Warrants yang telah ditempeli Backing. Untuk menegaskan argumen atau menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang telah
ditunjukkan, penulis menyatakan dengan kata atau frasa tertentu yang disebut
Modals. Selain itu, penulis juga menyatakan kemungkinan-kemungkinan sanggahan dari argumen tersebut dan alasan untuk menjawab sanggahan ini.
Kemungkinan sanggahan itu disebut juga Possible Rebuttals.
Toulmin, dkk (1979: 78) menjelaskan to allow for this last element, accordingly, we have added one final feature to out basic analytical diagram.
“Given grounds, w may appeal to warrant, W (which rests on backing B) to justify the claim that c- or at any rate, the presumption (m) that c – in the absence of
some specific rebuttal or disqualification (R)” {Elemen terakhir ini memungkinkan kita menambahkan satu fitur terakhir untuk diagram analisis dasar
kita. Ground yang diberikan, Warrant mungkin menjamin, W (yang bertumpu pada Backing) untuk membenarkan claim-dengan situasi Claim tidak disanggah dengan hal-hal tertentu (Rebuttals)}. Berikut ini contoh pola C-G-W-B-M-R yang
Bagan 2.5 Pola C-G-W-B-M-R
Backings (B) Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang
Kemampuan berpikir Kritis
mahasiswa S1 dapat
ditingkatkan antara lain,
dengan memberikan latihan
secara intensif dalam
menyusun argumen.
Claim(C) Makalah mahasiswa S1menunjukkan
kelemahan
penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung
argumen-argumen yang rancu.
Ground(G)
Namun, jika terdapat faktor-faktor di
luar, seperti ketebatasan fisik,
kelemahan atau keterlambatan berpikir
ada pada diri mahasiswa maka usaha
meningkatkan kualitas berpikir kritis
terganggu.
Rebuttals (R)
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan
menggunakan bahasa secara jelas dan
tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi
dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis
dengan penalaran baik.
Dengan demikian, dapat
dipastikan pelatihan dapat
meningkatkan kualitas argumen.
Modal Qualifiers
2.2.4 Kadar Ketajaman Argumen
Sebuah argumen yang baik, dapat meyakinkan pembaca mengenai hal yang
ditemukan atau masalah yang diungkapkan dan dianalisis. Untuk dapat
meyakinkan pembaca, sebuah argumen harus dapat dipahami oleh pembaca
dengan mudah. Selain itu, argumen juga perlu menunjukkan bukti-bukti dan
alasan yang kuat sehingga pernyataan yang ingin disampaikan dapat meyakinkan
pembaca. Bagaimana pembuat argumen menunjukkan dan meyakinkan pembaca
melalui pernyataan, bukti, alasan di dalam tulisannya dapat menunjukkan
ketajaman argumen itu (Wijayanti, dkk, 2013: 122).
Kadar ketajaman sendiri dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya dengan
melihat kelengkapan elemen argumen penyusunnya. Rani, dkk.(2006: 40)
mengatakan elemen pokok wacana argumen ada tiga, yaitu pernyataan, alasan,
dan pembenaran. Sedangkan elemen pelengkapnya adalah pendukung, modal dan
sanggahan. Maka, apabila sebuah argumen memiliki 3 elemen argumen dapat
dikatakan cukup baik. Semakin lengkap elemennya maka semakin baik pula
argumennya.
Penelitian ini juga melihat kadar ketajaman argumen yang terdapat pada
paragraf-paragrafargumentasi bagian pembahasan artikel jurnal berdasarkan
kelengkapan elemen-elemen penyusunnya. Elemen-elemen tersebut adalah
elemen Toulmin yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu Claim, Ground, Warrants, Backing, Possible Rebuttal, dan Modal Qualifiers. Semakin lengkap elemen yang dimuat maka kadar ketajaman pada paragraf-paragrafnya semakin
semakin kurang. Kelengkapan elemen argumen berbanding lurus dengan kadar
ketajaman paragraf-paragraf argumentasinya.
Berikut ini adalah tabel kadar ketajaman paragraf argumentasi berdasarkan
[image:51.596.86.508.212.713.2]kelengkapan elemen argumen penyusunnya.
Tabel 2.1 Kadar Ketajaman Argumen berdasarkan Kelengkapan
Elemennya
Kadar Deskripsi Pola Argumen
Sangat
Lemah
Argumen hanya mengandung satu
elemen yaitu Claim
C
Lemah Argumen dalam paragraf hanya
mengandung dua elemen yaitu
Claimdan Ground
C-G
Cukup
Kuat
Argumen dalam paragraf
mengandung tiga elemen yaitu
Claim, Ground, dan Warrants
C-G-W
Kuat Argumen dalam paragraf
mengandung empat elemen Claim, Ground, Warrants,danBacking
C-G-W-B
Sangat
Kuat
Argumen dalam paragraf
mengandung 5 atau 6 elemen
Claim, Ground, Warrants, Modal dan rebuttals
C-G-W-B-M/
Peneliti akan menggunakan tabel di atas. Tabel ini sebagai acuan untuk
menentukan kadar ketajaman paragrafargumentasi yang terdapat di dalam
pembahasan artikel jurnal. Tabel tersebut diadaptasi dari penelitian yang
dilakukan Agustini (2016) dengan beberapa perubahan.Untuk menentukan
kadarnya, peneliti dapat melihat pola argumen dari setiap paragraf bagian
pembahasan artikel jurnal kemudian melihat bagaimana kelengkapan elemennya
34 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam bab ini akan dipaparkan metodologi penelitian yang meliputi a)
pendekatan dan jenis penelitian, b) data dan sumber data, c) tahap-tahap
penelitian, d) teknik pengumpulan data, e) instrumen penelitian, f) teknik analisis
data, g) teknik keabsahan data.
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Menurut Moleong (2006:
6) penilitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Suatu penelitian digolongkan sebagai
penelitian kualitatif bila tujuan utama studi tersebut adalah untuk menggambarkan
situasi, fenomena, permasalahan atau kejadian. Selain itu, penelitian kualitatif
menggunakan pendekatan tak-terstruktur. Di dalam pendekatan tak-terstruktur,
segala sesuatu yang menyusun proses penelitian, seperti obyektif atau tujuan,
desain penelitian, sampel, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden
lebih fleksibel. Pendekatan ini lebih ke arah mengeksplorasi sifat-sifat
Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian ini nantinya akan
menghasilkan sebuah teori atau dalam artian bermaksud menggambarkan
fenomena atau permasalah tertentu dalam bentuk kata-kata. Dalam hal ini,
permasalahannya adalah pola dan kadarketajaman paragraf-paragraf
argumentasibagian pembahasan dalam artikel jurnal.
3.1.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ditinjau dari caranya adalah deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. Di sini, peneliti tidak mengubah, menambah, atau
mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian. Data yang
terkumpul di klasifikasikan atau dikelompokkan menurut jenis, sifat atau
kondisinya, sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan (Arikunto,
2010:3).
Peneliti menguraikan dan menganalisis data yang ada pada bagian
pembahasan jurnal sehingga dapat memperoleh gambaran pola dan ketajaman
paragraf-paragraf argumentasi kemudian membuat kesimpulan maka dapat
dikatakan bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
3.2 Data dan Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47), dalam Moleong (2006: 157),
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dilihat dari segi
sumber buku dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi, dan dokumen
resmi. Buku, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, media massa, majalah, dan karya
ilmiah lainnya sangat berharga sebagai sumber data (Suwandi&Basrowi, 2008:
170). Artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015 merupakan sumber
data penelitian ini.
Istilah data merujuk pada material kasar yang dikumpulkan peneliti dari
dunia yang sedang mereka teliti; data adalah bagian-bagian khusus yang
membentuk dasar-dasar analisis (Emzir, 2014: 64). Data pada penelitian ini adalah
paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan yang terdapat dalam jurnal
bidang pertanian dan perikanan tahun 2015. Peneliti mengambil sampel untuk
mendapatkan data tersebut dari Jurnal Ilmu Teknologi Kelautan Tropis, Institut Pertanian Bogor, Volume 1, Juni tahun 2015 (selanjutnya disebut Jurnal
ITKT).Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan
(purposive sample). Di sini, sampel bukan seperti pada penelitian kuantitatif yang
mewakili sebuah populasi namun sampel di sini merupakan sesuatu yang
memiliki kekhususan sendiri dan memiliki sifat yang unik (Moleong, 2006).
3.3 Tahap-Tahap Penelitian
Menurut Sudaryanto (2015), ada beberapa hal yang terkait dengan metode dan
teknik penelitian, yaitu kurun kegiatan penelitian bahasa, puncak tahap penelitian
bahasa dan pengertian metode dan teknik dalam rangka analisis bahasa. Di dalam
kurun kegiatan penelitian bahasa dan puncak tahap penelitian bahasa ini, kita
bahasa. Tahap-tahap tersebut peneliti gunakan sebagai pijakan pada tahap-tahap
penelitian kali ini. Tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Tahap pertama yaitu bersentuhan dengan objeknya. Pada tahap pertama ini,
peneliti menemukan sebuah masalah. Masalah dalam hal ini adalah mengenai
paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal ilmiah yang
menjadi latar belakang sekaligus topik dalam penelitian ini.
(2) Tahap kedua yaitu merangsang dan merumuskan masalah. Pada tahap ini
peneliti membuat sebuah pertanyaan yang dituliskan dalam rumusan masalah
dan tujuan penelitian.
(3) Tahap penyediaan data. Tahap ini merupakan upaya sang peneliti
menyediakan data secukupnya (Sudaryanto, 2015: 6). Di tahap ini, peneliti
menentukan 1) data, 2) sumber data, 3) instrumen penelitian dan
melaksanakan teknik penyediaan data atau pengumpulan data.
(4) Tahap analisis data. Tahap tersebut merupakan upaya sang peneliti menangani
langsung masalah yang terkandung pada data. Penanganan itu nampak dari
adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan “membedah” atau
mengurai dan memburaikan masalah yang bersangkutan dengan cara-cara
khas tertentu (Sudaryanto, 2015: 7). Cara-cara khas ini dapat dilihat dalam
teknik analisis data.
(5) Tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyajian, peneliti
mewujudkan “laporan” tertulis tentang apa-apa yang telah dihasilkan dalam
(6) Membuat kesimpulan. Pada tahap terakhir, peneliti menyimpulkan hal-hal
yang telah di dapatkan. Di dalam penelitian kualitatif, kesimpulan tidak
menjadi akhir dari penelitian. Kesimpulan disini dapat berisi gambaran dari
apa yang telah dideskripsikan dan dianalisis oleh peneliti.
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya mendapatkan data, kita dapat menggunakan cara-cara tertentu
untuk pengumpulan atau perolehannya. Kita dapat mengamati saja penggunaan
bahasa yang sedang berlangsung, baik lisan via radio, televisi, dialog, maupun
secara tertulis via surat kabar, majalah, buku bacaan, dll. Cara semacam itulah
yang disebut dengan metode (Sudaryanto, 1986: 33).
Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan teknik simak (dalam
hal ini baca) dan catat. Manakala dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara
menyimak sumber data dan pencatatan pada kartu data maka teknik itu dapat
disebut teknik simak dan catat (Sudaryanto, 1986: 33). Peneliti membaca setiap
paragraf dalam pembahasan jurnal dan mencatat data yang di dapat dalam
instrumen penelitian yang digunakan.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk membantu
mengumpulkan data guna dianalisis nantinya. Peneliti menggunakan tabel analisis
pola argumen dan tabel analisis kadar ketajaman argumen untuk membantu