• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola dan kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola dan kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015."

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini membahas mengenai pola dan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pola paragraf-paragraf argumentasi dan mendiskripsikan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan penjelasan Toulmin, dkk. (1979) yang menyebutkan bahwa argumen memiliki enam elemen penyusun yaitu Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), dan Possible Rebuttals (R). Dari teori ini, peneliti melihat dan menganalisis elemen-elemen argumen tersebut di dalam setiap paragraf argumentasi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sumber data penelitiannya yaitu artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Datanya berupa paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel tersebut.Sampel datanya (purposive sample) Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis tahun 2015. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dengan carasimak (dalam hal ini baca) dan catat. Data-data yang didapat kemudian dianalisis dengan kajian isi.

(2)

ix ABSTRACT

Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Patterns and Degree of Acuity of Argumentation of Argumentative Paragraphs in the Article’s Discussion Marine Accredited Journal in 2015. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Program, Faculty of Education, University of Sanata Dharma.

This research discusses about patterns and degree of acuity argumentative paragraphs in the article’s discussion marine accredited journal. The aims of this study are to describe the pattern of arguments and degree of acuity arguments of argumentative paragraphs of the discussion section in the articles marine accredited journal in 2015 edition. The researcherusing theory from Toulmin, et al. (1979) which stated that the argument has six elements, namely Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), and Possible Rebuttals (R). The researcher analyzed the elements of the argument in argumentative paragraphs.

This study used descriptive approach. The sources of data research were the articles marine accredited journal in 2015 edition. The paragraphs of the discussion section in the article were the data of thisstudy. The sample (purposive sample) was Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Tahun 2015. This study used reading and writing method for collecting the data. The researcher used content analysis as the technique of analyzed data.

(3)

POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN

PARAGRAF-PARAGRAF ARGUMENTASI BAGIAN PEMBAHASAN

ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI BIDANG KELAUTAN

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Alfiyatun Nasiroh

NIM: 121224078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN

PARAGRAF-PARAGRAF ARGUMENTASI BAGIAN PEMBAHASAN

ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI BIDANG KELAUTAN

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Alfiyatun Nasiroh

NIM: 121224078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan dengan rasa syukur dan terima kasih kepada:

(1) Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi maupun kuliah saya dapat berjalan dengan baik dan lancar.

(2) Ibu tersayang Jazimatul Mursidah yang telah dengan sabar memberikan doa, dukungan dan kasih sayang yang tulus.

(3) Bapak saya Eka Yulianta yang selalu mendukung, memotivasi dan memberikan kepercayaan selama ini.

(8)

v MOTTO

Jangan bermimpi menjadi orang yang cerdas, tapi jadilah manusia bernilai dan memberikan nilai kehidupan

-Albert Einstein-

Tuhan telah menentukan yang terbaik untuk makhluk-Nya, tetapi manusia tetap harus berusaha lalu berdoa sampai akhir.

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini membahas mengenai pola dan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pola paragraf-paragraf argumentasi dan mendiskripsikan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan penjelasan Toulmin, dkk. (1979) yang menyebutkan bahwa argumen memiliki enam elemen penyusun yaitu Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), dan Possible Rebuttals (R). Dari teori ini, peneliti melihat dan menganalisis elemen-elemen argumen tersebut di dalam setiap paragraf argumentasi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sumber data penelitiannya yaitu artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Datanya berupa paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel tersebut.Sampel datanya (purposive sample) Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis tahun 2015. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dengan carasimak (dalam hal ini baca) dan catat. Data-data yang didapat kemudian dianalisis dengan kajian isi.

(12)

ix ABSTRACT

Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Patterns and Degree of Acuity of Argumentation of Argumentative Paragraphs in the Article’s Discussion Marine Accredited Journal in 2015.Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Program, Faculty of Education, University of Sanata Dharma.

This research discusses about patterns and degree of acuity argumentative paragraphs in the article’s discussion marine accredited journal. The aims of this study are to describe the pattern of arguments and degree of acuity arguments of argumentative paragraphs of the discussion section in the articles marine accredited journal in 2015 edition. The researcherusing theory from Toulmin, et al. (1979) which stated that the argument has six elements, namely Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), and Possible Rebuttals (R). The researcher analyzed the elements of the argument in argumentative paragraphs.

This study used descriptive approach. The sources of data research were the articles marine accredited journal in 2015 edition. The paragraphs of the discussion section in the article were the data of thisstudy. The sample (purposive sample) was Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Tahun 2015. This study used reading and writing method for collecting the data. The researcher used content analysisas the technique of analyzed data.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola dan Kadar Argumen Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan, kerjasama dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

(2) P. Kuswandono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.

(3) Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Dosen Pembimbing yang dengan sabar membeikan bimbingan motivasi, saran, masukan juga kritikan bagi penulis. (4) Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

(5) Drs. Concilianus Laos Mbato, M.A., Ed.D. selaku Triangulator Data. (6) Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang

telah memberikan ilmu dan pengalaman selama proses perkuliahan.

(7) Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Program Studi PBSI yang telah memberikan berbagai bantuan layanan administrasi.

(14)

xi

(9) Adik saya Rafi’atul Mufidah yang telah memberikan dukungan.

(10) Sahabat-sahabat saya, Eka Tanjung Pripambudi, Nadya Bela P.J.S, Setia Ratna Dewi, Eva Tri Rusdyaningtyas, dan Dania Yosepha Tamara, yang telah mendengarkan segala keluhan, memberikan motivasi, dan dukungan selama perkuliahan maupun pengerjaan skripsi ini.

(11) Teman-teman PBSI Angkatan 2012 dan teman-teman PPL SMK N 5 Yogyakarta tahun 2012.

(12) Seluruh anggota keluarga, teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.Namun dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Yogyakarta, 12 Agustus 2016

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 5

1.4 Manfaat ... 5

1.5 Batasan Istilah ... 6

1.6 Sistematika Penyajian ... 7

BAB IILANDASAN TEORI ... 9

2.1 Penelitian yang Relevan ... 9

2.2 Tinjauan Pustaka ... 12

(16)

xiii

2.2.2 Elemen Argumen ... 16

2.2.2.1 Pernyataan Posisi/Claim (C) ... 16

2.2.2.2 Data dan Fakta/Ground (G) ... 17

2.2.2.3Jaminan/Warrants(W) ... 18

2.2.2.4 Dukungan/Backing (B) ... 19

2.2.2.5 Modalitas/Modal Qualifiers (M) ... 20

2.2.2.6 Kemungkinan Sanggahan/Possible Rebuttals (R) ... 21

2.2.3 Pola Argumen ... 22

2.2.3.1 Pola C-G ... 22

2.2.3.2 Pola C-W-G ... 23

2.2.3.3 Pola C-W-G-B ... 25

2.2.3.4 Pola C-W-G-B-M ... 26

2.2.3.5 Pola C-W-G-B-M-R ... 28

2.2.4 Kadar Ketajaman Argumen... 31

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 34

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian... 34

3.1.1 Pendekatan Penelitian ... 34

3.1.2 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Data dan Sumber Data ... 35

3.3 Tahap-Tahap Penelitian ... 36

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Instrumen Penelitian... 38

3.6 Teknik Analisis Data ... 40

3.7 Teknik Keabsahan Data ... 39

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Deskripsi Data ... 41

4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 42

4.2.1 Pola Dasar G-C dan Kadar Ketajamannya ... 44

(17)

xiv

4.2.1.2 Variasi Pola G-C ... 48

4.2.1.1 Kadar Ketajaman Pola C-G ... 51

4.2.2 Pola C-G-W dan Kadar Ketajamannya ... 51

4.2.2.1 Variasi Pola C-G-W ... 53

4.2.2.2 Variasi Pola C-W-G ... 55

4.2.2.3 Variasi Pola W-G-C ... 56

4.2.2.4 Variasi Pola W-C-G ... 58

4.2.2.5 Variasi Pola G-W-C ... 59

4.2.2.6 Variasi Pola G-C-W ... 61

4.2.2.7 Kadar Ketajaman Pola C-G-W... 63

4.2.3 Pola C-G-W-B dan Kadar Ketajamannya ... 64

4.2.3.1 Variasi Pola C-G-W-B ... 65

4.2.3.2 Variasi Pola C-G-B-W ... 68

4.2.3.3 Variasi Pola G-W-C-B ... 71

4.2.3.4 Variasi Pola G-W-B-C ... 74

4.2.3.5 Variasi Pola C-B-G-W ... 76

4.2.3.6 Kadar Ketajaman Pola C-G-W-B... 78

4.2.4 Pola C-G-W-B-M dan Kadar Ketajamannya ... 79

4.2.4.1 Variasi Pola C-G-W-B-M ... 80

4.2.4.2Variasi Pola G-C-W-B-M ... 84

4.2.4.4 Kadar Ketajaman Pola C-G-W-B-M ... 85

BAB VPENUTUP ... 87

5.1 Simpulan ... 87

5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(18)

xv

DAFTAR TABEL

(19)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pola C-G ... 22

Bagan 2.2 Pola C-G-W ... 23

Bagan 2.3 Pola C-G-W-B ... 25

Bagan 2.4 Pola C-G-W-B-M ... 27

Bagan 2.5 Pola C-G-W-B-M-R ... 29

Bagan 4.1 Pola C-G ... 45

Bagan 4.2 Ilustrasi Data C-G ... 48

Bagan 4.3 Ilustrasi Data G-C ... 51

Bagan 4.4 Pola C-G-W ... 52

Bagan 4.5 Ilustrasi Data C-G-W ... 54

Bagan 4.6 Ilustrasi Data W-G-C ... 57

Bagan 4.7Ilustrasi Data W-C-G ... 59

Bagan 4.8 Ilustrasi Data G-W-C ... 61

Bagan 4.9 Ilustrasi Data G-C-W ... 63

Bagan 4.10 Pola C-G-W-B ... 64

Bagan 4.11 Ilustrasi Data C-G-W-B ... 67

Bagan 4.12 Ilustrasi Data C-G-B-W ... 68

Bagan 4.13 Ilustrasi Data G-W-C-B ... 71

Bagan 4.14 Ilustrasi Data G-W-B-C ... 74

Bagan 4.15 Ilustrasi Data W-B-G-C ... 78

Bagan 4.16 Pola C-G-W-B-M ... 79

Bagan 4.17 Ilustrasi Data C-G-W-B-M ... 82

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab I pendahuluan ini terdiri dari enam subbab yaitu 1) Latar Belakang

Masalah, 2) Rumusan Masalah, 3) Tujuan Penelitian, 3) Manfaat Penelitian,

4) Batasan Istilah, dan 6) Sistematika Penyajian. Keenam subbab tersebut

dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.

1.1 Latar Belakang

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) melakukan berbagai upaya

untuk meningkatkan rangking Indonesia yang berada di posisi nomor 61 dunia

pada jumlah artikel jurnal tahun 1996-2013. Data ini diambil dari SCImago Journal and Country Rank (SJR) dalam buku pedoman akreditasi jurnal ilmiah nasionalpada arjuna.ristekdikti.go.id. Upayayang dilakukan oleh Dikti antara lain

dengan meningkatkan pengelolaan dan peningkatan akreditasi dari terbitan

berkala ini. Selain itu, sistem Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna) juga telah

dikembangkan untuk akreditasi terbitan berkala ilmiah nasional secara elektronik.

Buku pedoman akreditasi yang memuat pedoman evaluasi, syarat, tata cara

akreditasi dan penduan pengajuan akreditasi juga diterbitkan untuk melaksanakan

upaya tersebut.

Buku pedoman akreditasi terbitan berkala ilmiah dari Dikti terdiri dari

beberapa bab penjelasan. Di dalam bab II buku pedoman ini, terdapat beberapa

subbab yaitu penamaan terbitan berkala ilmiah, kelembagaan penerbit, substansi

(21)

penulisan, penampilan, keberkalaan, penyebarluasan, disinsentif, dan lain-lain.

Subbab substansi artikel menjelaskan hal-hal acuan penilaian mutu substansi

artikel ilmiah suatu terbitan. Di sini, kriteria mutu substansi artikel ilmiah suatu

terbitan minimal harus meliputi deskripsi temuan karya, pembahasan secara tajam,

dan pembandingan kritis dengan orang lain. Hal ini akan menunjukkan ketajaman

analisis dan sintesis suatu karya ilmiah. Penarikan simpulan juga harus bermakna

dan akurat sesuai dengan teori dan penemuan yang telah dibahas.

Pembahasan pada artikel karya ilmiah merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan.Bab pembahasan merupakan bagian inti dalam artikel karya ilmiah.

Di dalam bab inilah penulis akan dilihat sejauh mana referensi dan wawasan

keilmuan yang telah dimilikinya. Pada bagian ini pula seharusnya ditampilkan

sifat-sifat artikel terpenting yaitu kupasan argumentatif, analitik dan kritis dengan

sistematika yang runtut dan logis, sejauh mungkin juga berciri komparatif dan

menjauhi sifat tertutup dan instruktif. Sehingga, dapat dikatakan bahwa

pembahasan akan menunjukkan referensi penulis dalam menujukkan argumennya

(Fatihudin & Iis, 2011:92).

Pengertian argumen sendiri adalah suatu bentuk retorika yang berusaha

untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan

akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau

pembicara. Melalui argumen penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta

sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau

suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3). Argumen yang baik dapat

(22)

Selain dapat meyakinkan pembaca, argumen juga harus dapat dipahami pembaca

dengan mudah. Apabila pembaca mudah memahami argumen yang diberikan

maka pembaca dengan sangat mudah dapat diyakinkan berdasarkan penjelasan

yang baik. Tak hanya itu, argumen juga harus dapat menunjukkan alasan dan

bukti juga contoh yang dapat mendukung analisis masalahnya. Alasan dan bukti

ini membuat argumen tidak hanya sekedar opini penulis semata, sehingga

pembaca dapat melihat kebenaran dari apa yang dianalisis. Apabila pembaca telah

mengetahui kebenarannya maka pembaca dapat yakin dengan masalah yang

dibicarakan.

Selain hal itu, Toulmin, dkk. (1979:25) menyebutkan ada enam elemen yang

dapat ditemukan secara eksplisit dalam argumen. Enam elemen tersebut adalah 1)

claim, 2) grounds, 3) warrants, 4) backing, 5) modal qualifiers, 6) possible

rebuttals. Elemen-elemen argumen menurut Toulmin, dkk.ini membentuk pola dan model tertentu. Tidak setiap argumen lengkap menggunakan enam elemen ini.

Sehingga kita dapat menganalisis sebuah argumen dengan melihat ada tidakkah

elemen tersebut dan bagaimana pola penggunaannya. Pola yang digunakan sangat

beragam. Pola dan model argumen yang digunakan untuk menulis argumen dalam

artikel jurnal ini akan menunjukkan ketajaman argumen itu sendiri. Apakah

argumen tersebut tajam atau tidak dapat dilihat dari pola yang dipakai.Artikel

jurnal yang baik seharusnya menggunakan argumen yang tajam. Argumen ini

dituliskan dan dijelaskan dalam bentuk paragraf-paragraf argumentasi. Namun,

menurut Rivai (2001: 33, dalam Tanjung & Ardial, 2005: 141) banyak ilmuwan

(23)

tulisan yang sukar dipahami dan tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk

menghasilkan argumen yang meyakinkan. Paragraf-paragrafnya tidak

mengandung elemen-elemen argumen yang berangkaian dan membentuk kesatuan

yang utuh. Maka banyak argumen yang membingungkan dan kurang tajam

penulisannya.

Dari sini, peneliti kemudian mengangkat permasalahan yang berkaitan

dengan pola dan kadar paragraf-paragraf argumentasi pada jurnal yang telah

terakreditasi. Fokusnya pada bagian pembahasan artikel-artikel jurnal yang

termasuk dalam bidang kelautan.

Indonesia diklaim memiliki potensi besar dalam industri kelautan. Namun

demikian, potensi yang besar itu belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh seluruh

pihak. Pengembangan di industri ini masih sangat minim inovasi dan

teknologinya. Oleh karena itu, pengembangan dan peningkatan teknologi

bidangkelautan sangat dibutuhkan dalam upaya menunjukkan potensi itu. Dengan

adanya inovasi-inovasi baru dan penelitian baru di bidang kelautan ini diharapkan

dapat meningkatkan teknologi itu. Jurnal-jurnal kelautan yang terakreditasi ini

tentunya diharapkan ikut memberikan inovasi baru untuk peningkatan teknologi

kelautan di Indonesia. Inilah alasan peneliti memilih jurnal kelautan untuk

dianalisis pola dan ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasinya. Apabila

argumennya tajam dan baik maka inovasi-inovasi baru yang ada dalam jurnal ini

diharapkan dapat diterapkan dalam perkembangan industri kelautan di Indonesia

(24)

Dari penjelasan di atas, sekali lagi peneliti menekankan bahwa argumen

yang baik memiliki pola tertentu yang menunjukkan ketajamannya. Argumen

yang tajam dapat dipahami dengan mudah dan dapat meyakinkan pembacanya

tentang masalah yang dibahas. Peneliti akan membahas tentang pola dan kadar

ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel

jurnal terakreditasi bidang kelautan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka berikut ini rumusan masalah dalam

penelitian ini:

1) Apa saja pola argumen paragraf-paragraf argumentasi yang terdapat pada

bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015?

2) Bagaimanakah kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi pada

bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015?

1.3 Tujuan

Sejalan dengan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Menggambarkan pola argumenparagraf-paragraf argumentasi pada bagian

pembahasan artikel-artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015.

2) Mendeskripsikan kadar ketajaman argumenparagraf-paragraf argumentasi

pada bagian pembahasan artikel-artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat penelitian sebagai

(25)

1) Manfaat Teoretis

Secara teoretis, manfaat penelitian ini dapat memperkaya teori-teori yang

berkaitan dengan pola dan kadar ketajaman argumen paragrafargumentasi

penulis pada bagian pembahasan jurnal.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para dosen atau kaum akademis

sebagai pedoman untuk memperbaiki kualitas dalam memberikan argumen

dan menuliskannya pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan

artikel ilmiah yang dimuat dalam sebuah jurnal khususnya jurnal pada bidang

kelautan.

1.5 Batasan Istilah 1) Argumen

Argumen adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi

sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui

argumen penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa,

sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal

tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3).

2) Elemen Argumen

Toulmin, dkk.(1979:25) menyebutkan ada enam elemen yang dapat ditemukan

(26)

3) Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau

opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca bahwa yang

disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan

yang sulit dibantah (Nasucha, dkk, 2009: 50).

4) Pola dan Kadar Ketajaman Argumen

Pola dan kadar ketajaman argumen ini dilihat dari rangkaian elemen-elemen

argumen toulmin.

5) Bagian Pembahasan Artikel Jurnal

Bagian pembahasan artikel jurnal merupakan bagian yang terdapat didalam

setiap artikel jurnal selain judul, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metodologi

penelitian, kesimpulan dan daftar rujukan. Dewasa ini banyak jurnal yang

menggabungkan bagian pembahasan dengan bagian analisis data.

1.6 Sistematika Penyajian

Penelitian ini disajikan dalam lima bab yaitu bab pendahuluan, bab landasan

teori, bab metodologi penelitian, bab hasil dan pembahasan, dan bab penutup. Bab

I pendahuluan adalah bab yang menjelaskan mengenai latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian yang sejalan dengan rumusan masalah,

manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II landaasan

teori terdiri dari dua subbab yaitu penelitian yang relevan dan tinjauan pustaka.

Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang memiliki hubungan yang

relevan dengan penelitian ini. Subbab kedua merupakan tinjauan pustaka yang

(27)

Bab III adalah metodologi penelitian, memaparkan 7 subbab. Subbab

tersebut meliputi pendekatan dan jenis penelitian, data dan sumber data,

tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis

data, dan teknik keabsahan data. Bab IV hasil dan pembahasan berisi deskripsi

data, hasil analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan mengenai pola yang

didapat serta kadar paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang

pertanian dan perikanan. Bab V penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian

dan pembahasan yang telah dilakukan juga saran-saran bagi penelitian semacam

(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Di dalam bab II landasan teori disajikan dua hal yaitu penelitian terdahulu

dan tinjauan pustaka. Kedua hal itu dijelaskan dalam subbab berikut.

2.1 Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian

ini.Penelitian itu dilakukan oleh Setiyaningsih, dkk. (2015), Rahmawati (2015)

dan Agustini R. (2016). Penelitian yang pertama dilakukan oleh Setiyaningsih,

dkk. Penelitian tersebut mengenai argumen di bagian pembahasan artikel ilmiah

dalam jurnal. Penelitiannya berjudul “Pola Berpikir Deduktif pada Argumen

Bagian Pembahasan Artikel Ilmiah Jurnal Terakreditasi Bidang Humaniora”.

Masalah yang diangkat dalam tulisan Setiyaningsih, dkk. adalah tentang

pola-pola argumen artikel dalam jurnal bidang humaniora yang telah berstatus

akreditasi, khususnya bagian pembahasan. Penelitian ini berfokus pada

penggambaran pola-pola argumen dalam penulisan artikel ilmiah jurnal nasional

terakreditasi bidang humaniora. Datanya dikumpulkan dengan metode simak.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode distribusional.Hasilnya,

sebagian besar artikel jurnal ilmiah terakreditasi bidang humaniora ini lebih

dominan menggunakan atau menerapkan pola argumen dengan model berpikir

deduksi. Dominasi model berpikir tersebut disebabkan oleh banyak hal, misalnya

(29)

rendahnya budaya ilmiah penulis dan kurangnya strategi penulis dalam

pengembangan model berpikir deduksi.

Penelitian yang relevan berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Rahmawati tahun 2015.Judul penelitiannya yaitu “Analisis Elemen Pokok dan

Pelengkap Wacana Argumen dalam Artikel Opini Harian Tribun Jogja Periode

Januari–April 2015”. Penelitian ini mengkaji tentang elemen pokok dan

pelengkap wacana argumen dalam artikel harian Tribun Jogja kolom opini.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk elemen pokok

wacana argumen, (2) mendeskripsikan bentuk-bentuk elemen pelengkap wacana

argumen, dan (3) mendeskripsikan pola elemen pengembangan wacana argumen

pada artikel yang dimuat di harian Tribun Jogja. Jenis penelitiannya adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa wacana dalam artikel harian

Tribun Jogja kolom opini periode Januari–April 2015. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi (baca dan catat).Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa (1) elemen pokok yang ditemukan dalam

artikel harian Tribun Jogjakolom opini berupa elemen pernyataan (PER), alasan (AL) dan pembenaran (PEM). Ketiganya terdapat dalam setiap wacana, (2)

elemen pelengkap yang ditemukan adalah elemen pendukung (PEN), modal

(MO), dan sanggahan (SA), namun tidak semua elemen tersebut terdapat di setiap

wacana, (3) pola pengembangan wacana argumen ada enam macam. Tiga macam

pola terdiri dari elemen pokok dengan dua elemen pelengkap, yaitu

(30)

macam pola lainnya terdiri dari elemen pokok dengan dua elemen pelengkap,

yaitu (PER-AL-PEM-PEN), (PER-AL-PEM-MO), dan (PER-AL-PEM-SA).

Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh

Agustini R. (2016). Penelitian ini berjudul “Pola dan Kadar Ketajaman Argumen

pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi: JAK 2014 Universitas

Kristen Petra dan JAM 2015 Universitas Brawijaya”. Penelitian tersebut bertujuan

untuk menggambarkan pola argumen dan memaparkan kadar ketajaman argumen

pada bagian pembahasan artikel jurnal-jurnal terakreditasi: Jurnal Akuntansi dan

Keuangan 2014 dan Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2015. Pola dan kadar ini

berdasarkan pada kerangka berpikir Toulmin, dkk, (1979: 25) yang menyatakan

bahwa argumen terdiri dari enam elemen, yaitu pernyataan posisi (PP), data/fakta

(D), jaminan (J), dukungan (Duk), Modalitas (M), Pengecualian (Peng).

Selanjutnya elemen tersebut disebutkan sesuai dengan singkatanannya.Penelitian

ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Datanya merupakan wacana

keseluruhan yang berisi pola dan kadar ketajaman argumen. Sumber datanya yaitu

Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra dan Jurnal

Akuntansi Multiparadigma 2015 Universitas Brawijaya. Hasilnya pola argumen

jurnal tersebut adalah : D-PP, PP, D-PP-J, PP-J-D, PP-P, P-PP,

D-J-PP-P, D-P-PP-J, PP-J-D-P, J-D-D-J-PP-P,J-P-PP-D, J-PP-P-D dan D-P-J-PP-J. Kadar

Ketajaman argumen dalam pembahasan hasil penelitian artikel Jurnal Akuntansi

dan Keuangan 2014 dan Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2015 dominan pada

(31)

Penelitian yang dilakukan sekarang ini memiliki masalah yang sama dengan

penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Yuliana Setyaningsih, dkk. dan

penelitian Agustini R. (2016). Namun, subjek penelitiannya berbeda dengan

penelitian sebelumnya. Jika sebelumnya subjek yang diambil adalah artikel jurnal

terakreditasi bidang humaniora, penelitian ini mengambil subjek artikel jurnal

terakreditasi bidang kelautan.

Kemudian penelitian yang kedua membahas mengenai elemen pokok

wacana argumen dalam surat kabar. Di dalam penelitian tersebut, peneliti

mendeskripsikan elemen-elemen pokok wacana argument juga memetakan pola

pengembangan wacana argumen. Penelitian ini relevan karena penelitian yang

akan dilakukan juga bertujuan untuk memetakan pola pengembangan argumen.

Jadi, penelitian ini melanjutkan penelitian terdahulu untuk memetakan pola-pola

argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal

terakreditasi di bidang kelautan.

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Pengertian Argumen dan Paragraf Argumentasi

Ketika berbicara mengenai bagian pembahasan di dalam karya ilmiah, kita

berbicara mengenai argumen penulis dari hasil-hasil temuan atau

penelitiannya.Sebelum membahas lebih jauh pola dan kadar paragraf-paragraf

argumen, berikut ini adalah beberapa pengertian argumen dan paragraf

argumentasimenurut ahli. Argumen adalah suatu bentuk retorika yang berusaha

untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan

(32)

pembicara. Melalui argument penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta

sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau

suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3). Sejalan dengan pengertian

tersebut, istilah argumen diturunkan dari verba to argue (Ing) yang artinya membuktikan atau menyampaikan alasan (Nasucha, dkk, 2009: 50).

Sebuah argumen adalah satu set pernyataan yang dimana ada sebuah Claim

yang dibuat, sebuah dukungan disarankan dan usaha untuk mempengaruhi

seseorang di dalam konteks perselisihan (Warnick & Inch, 1994: 6). Sedikit

berbeda dengan pengertian Warnick & Inch, Rottenberg (dalam Rani, dkk., 2006:

39) menjelaskan bahwa wacana argumen merupakan salah satu bentuk wacana

yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan

yang dipertahankan, baik yang didasarkan pertimbangan logis maupun emosional,

sedangkan Salmon (dalam Rani, dkk., 2006: 36) memberikan definisi argumen

sebagai seperangkat kalimat yang disusun sedemikian rupa, sehingga beberapa

kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang mendukung kalimat lain yang terdapat

dalam perangkat itu.

Sementara itu, paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu

pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan

pembaca bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh,

dan berbagai alasan yang sulit dibantah (Nasucha, dkk, 2009: 50). Kemudian,

Wijayanti, dkk (2013: 122) menjelaskan bahwa paragraf argumen adalah paragraf

(33)

Dalam paragraph argumentasi, penulis berusaha meyakinkan pembaca dengan

menyertakan bukti, contoh, atau alasan.

Dari beberapa pendapat ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa argumen

merupakan pendapat yang disampaikan seseorang tentang suatu hal. Untuk

meyakinkan orang lain, pendapat ini disertai bukti, contoh dan alasan yang sebisa

mungkin tidak dapat dibantah. Paragraf argumentasi sendiri adalah paragraf yang

mengandung argumen dan bertujuan meyakinkan pembaca mengenai pendapat

penulis.

Di dalam pengertian argumen menurut Warnick & Inch (1994: 7-9) ada tiga

karakteristik argumen, yaitu:

(1) Untuk dapat dianggap sebagai sebuah argumen, sebuah pernyataan harus

memiliki Claim di dalamnya. Claim adalah sebuah ekspresi opini atau

kesimpulan yang argueratau pembicara argumen ingin sampaikan. Claim ini dibuat dalam berbagai bentuk dan label tergantung situasi dan kondisi dimana

itu dibuat.

(2) Claim didukung oleh fakta-fakta dan alasan-alasan yang berhubungan. Fakta ini juga dapat berupa berbagai bentuk, tetapi selalu berfungsi sebagai dasar

dari argumen atau pijakan argumen. Ketika kita membuat sebuah argumen,

kita dapat berpindah dari pernyataan yang kita yakini akan diterima oleh

penerima (fakta) ke pernyataan yang dapat diperdebatkan (Claim). Evidence atau fakta ini terdiri dari fakta atau kondisi yang diobservasi secara objektif,

keyakinan-keyakinan atau pernyataan umum yang diterima sebagai kebenaran

(34)

(3) Argumen berusaha untuk membujuk seseorang dalam sebuah konteks dimana

orang-orang tidak setuju terhadap satu sama lain. Usaha ini mungkin saja tidak

berhasil karena penerima bebas untuk setuju atau tidak setuju dengan ekspresi

opini pembicara. Di sini tidak akanada argumen jika tidak ada

ketidaksetujuan. Maka karakteristik ini mungkin saja tidak berhasil. Namun,

tetap harus ada usaha dengan menunjukkan fakta-fakta dan Claim yang dapat

meyakinkan penerima.

Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan argumenToulmin, dkk.(1979:

13) menjelaskan penggunaan istilah itu sebagai berikut.

a) Argumen digunakan untuk menunjukkan aktivitas dari pembuatan Claim,

mempertentangkannya, mendukungnya dengan memproduksi sebuah

pemikiran, mengkritisi sebuah pemikiran, membantah pemikiran dan

lain-lainnya.

b) Reasoning/pemikiran digunakan sebagai pusat dalam menyajikan sebuah

pemikiran yang mendukung Claim.

c) Argumen, dalam artian rentetan pemikiran, adalah rangkaian Claim yang berhubungan dengan pemikiran. Di samping itu, ditunjukkan kekuatan dan

konten dari ketelitian pembicara dalam berargumen.

d) Semua orang yang berpartisipasi dalam sebuah argumentasi menunjukan

kerasionalannyaatau sebaliknya, dengan aturan yang dia pegang dan respon

(35)

2.2.2 Elemen Argumen

Toulmin, dkk.(1979:25) menyebutkan“We shall look, in succession, at six

elements that can be found in any wholly explicit argument. These are (1) claims, (2) grounds, (3) warrants, (4) backing, (5) modal qualifiers, and (6) possible rebuttals” (Kita perlu melihat keenam elemen yang dapat ditemukan secara

eksplisit dalam sebuah rangkaian argumen.Elemen-elemen tersebut adalah (1)

pernyataan posisi,(2) data & fakta, (3) jaminan, (4) dukungan, (5) keterangan

modalitas, (6) kemungkinan sanggahan). Keenam elemen ini selanjutnya disebut

dengan model argumen Toulmin. Model argumen ini dapat digunakan untuk

menganalisis argumen dan bagaimana argumen itu bekerja. Model ini juga dapat

menjadi dasar untuk menentukan pola dan struktur dari sebuah argumen. Untuk

mengetahui keenam elemen tersebut, berikut ini dijelaskan lebih lanjut definisi

dan contoh dari keenam elemen argumen menurut Toulmin, dkk.

2.2.2.1 Pernyataan Posisi/Claim(C)

Claim ini adalah elemen pertama yang dapat kita identifikasi di setiap argumen. Claim atau disebut juga pernyataan posisi adalah sesuatu yang diyakini

kebenarannya oleh penutur dan dikemukakan kepada mitra tutur agar dapat

diterima dengan alasan-alasan mendasar yang dapat ditunjukkan. Pernyataan

merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh penutur (Rani, dkk. 2006:41). Selain

itu, Claim adalah pernyataan tegas yang diletakkan diawal dan dapat diterima secara umum dengan maksud mendasari sebuah pemikiran yang dapat

ditunjukkan dengan baik, sehingga sesuatu yang belum diketahui menjadi sesuatu

(36)

Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain,

dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.

Istilah Claim memiliki banyak arti, namun dalam hal ini kita berfokus pada

Claimdalam berargumen. Di dalam hal ini, ada tiga hal yang terkait dengan istilah

Claim, yaitu:

a) Claim sebagai dasar untuk menarik perhatian khalayak umum agar dapat menerima argumen dan Claimini relevan dengan fakta (Ground).

b) Aturan umum, hukum atau prinsip-prinsip (Warrants/jaminan) digunakan

untuk menunjukkan bahwa fakta-fakta relevan dengan Claim.

c) Bagaimana mencari Groundyang mendukung Claim baru lebih baik daripada mencari Claimalternatif atau Claimsaingan.

Claim ini selalu berisi tujuan dari penulis atau si argumentator, sehingga

apabila kita ingin mengetahui apa yang menjadi tujuan argumen ini kita dapat

melihat apa Claim yang ada didalamnya. Untuk membantu mencari atau

menganalisis sebuah Claim, Toulmin, dkk. (1979) menjelaskan bahwa kita dapat mengajukan pertanyaan “What exactly are you Claiming? Where precisely do you

stand on this issue?” (apa yang menjadi pernyataan posisi anda? Di mana tepatnya anda berdiri dalam masalah ini?). Berikut ini contoh dari Claim(dalam Rani, dkk,

2006: 40).

2.2.2.2 Data&Fakta/Ground(G)

(37)

Istilah Ground ini merujuk pada dukungan yang diberikan kepada Claim yang ditunjukkan.Groundyang mengejutkan dengan bukti-bukti dan istilah-istilah baru

membuat perbedaan yang bagus dalam sebuah argumen. Namun, mayoritas Claim

hanya didukung oleh fakta-fakta yang biasa (Toulmin, 1979: 33).

Ground selanjutnya juga dapat disebut dengan “Alasan”.Rani, dkk.(2006:

41) menjelaskan bahwa “Alasan” adalah bukti-bukti yang bersifat khusus yang

diperlukan untuk mendukung pernyataan. “Alasan” atau bukti pendukung dapat

berupa data statistik, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, dan

materi ilmu pengetahuan umum, maupun pengujian. Kesemuanya itu digunakan

untuk mendukung pernyataan atau Claim.

Untuk mengetahui dan membantu menganalisis kita dapat menanyakan

“What information are you going on? What Ground is your Claim based”

(Informasi apa yang ingin anda bicarakan? Apa alasan dasar dari Claim anda?). Berikut ini contoh dari Ground(dalam Rani, dkk., 2006: 40)

Makalah mahasiswa S1 menunjukkan kelemahan

penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.

2.2.2.3 Jaminan/Warrants(W)

Warrants adalah pernyataan yang menghubungkan Claim dengan Ground,

sehingga membentuk alasan utama argumen. Warrants merupakan pelengkap Claim dan Ground yang menghubungkan keduanya. Jaminan/Warrants adalah

pernyataan yang menunjukkan cara umum dalam berargumen yang diaplikasikan

dalam setiap kasus dan secara implisit mengandalkan seseorang yang dapat

(38)

atau disebut pembenaran adalah pernyataan yang menunjukkan kaidah-kaidah

umum untuk mempertahankan pernyataan. Dengan alasan dan pernyataan,

pembenaran dapat dipertahankan dan diterima secara rasional.

Kita dapat menentukan Warrants dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut, “How do you do justify the move from ‘these’ Ground to ‘that’ Claim?

What road do you take to get form ‘this’ starting point to ‘that’ destination? (Bagaimana anda menjembatani Ground ke Claim? Jalan apa yang andaambil

untuk bisa mencapai tujuan dari poin awalnya?) (Toulmin, dkk. 1979: 26).Berikut

ini, adalah contoh dari Warrants (dalam Rani, dkk., 2006:40-41) yang menjamin

contoh Claimdan Ground yang telah disebutkan sebelumnya

Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas

dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1

yang ditulis dengan penalaran baik.

2.2.2.4 Dukungan/Backing (B)

Backing yaitu generalisasi yang dibuat secara eksplisit yang diandalkan

untuk membangun kepercayaan pembaca argumen. Pemberi argumen

membutuhkan Warrantsyang didukung dengan hal-hal tertentu (di sini kita sebut

sebagai Backing). Pemberi argumen setidaknya dapat memberikan sesuatu yang

menunjukkan bahwa Warrants yang telah dikemukakan dapat berdiri sendiri dengan Backing. Dengan cara ini, maka Warrants yang telah ditempeli oleh

(39)

Backing merupakan elemen pelengkap. Dukungan adalah kriteria yang digunakan untuk membenarkan pernyataan yang dikemukakan dalam

pembenaran. Dalam hal ini, dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini

pernyataan para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara (Rani, dkk., 2006:

42).Di bawah ini merupakan contoh Backingyang mendukung contoh Warrant di

atas.

Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara

kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan

kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang.

2.2.2.5 Modalitas/Modal Qualifiers (M)

Modalitas adalah pernyataan yang berupa sikap, gaya, dan nada argumen

yang dilakukan untuk mempengaruhi pembaca argumen. Menurut Toulmin, dkk.

(1979) modalitas ini menunjukkan seberapa kuatnya argumen mengingat

ketersediaan elemen-elemen yang telah dikemukakan untuk mendukung claim. Modalitas ini biasanya berbentuk kata keterangan seperti perlunya, pastinya,

tentunya, biasanya, normalnya, kemungkinan besar, rupanya, dll.

Rani, dkk. (2006: 42) mengatakan modal adalah kata atau frase yang

menunjukkan derajat kepastian atau kualitas suatu pernyataan. Setiap argumen

selalu memiliki modal yang menunjukkan kualitas suatu pernyataan. Kualitas

sebuah pernyataan dapat diketahui dari penanda linguistik yang mengikutinya.

Penanda linguistik inilah yang disebut modal. Modal dibedakan menjadi dua,

(40)

frase atau keterangan yang digunakan sebagai penanda kepastian antara lain perlu,

pasti,dan tentu saja. Adapun penanda kemungkinan antara lainagaknya, kiranya,

rupaya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal. Berikut ini contoh Modals(dalam Rani, dkk., 2006: 41).

Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas

argumen.

2.2.2.6 Kemungkinan Sanggahan/Possible Rebuttals (R)

Kemungkinan sanggahan yaitu persiapan ketika claim mendapat sanggahan

atas pengecualian terhadap claim. Di dalam sebuah kesimpulan, biasanya

disediakan kemungkinan sanggahan yaitu keadaan luar biasa yang mungkin

melemahkan kekuatan argumen yang mendukung (Toulmin, 1979:75).

Rani, dkk. (2006: 42) menjelaskan bahwa sanggahan/penolakan adalah

lingkungan atau situasi di luar kebiasaan yang dapat mengurangi atau menguatkan

pernyataan. Jika suatu kondisi yang dapat melemahkan suatu pernyataan dapat

dikontrol dengan menghadirkan elemen sanggahan/penolakan maka kedudukan

argumen semakin kuat. Sanggahan tersebut harus benar-benar kuat. Penggunaan

elemen sanggahan juga berarti membuat pernyataan menjadi lebih spesifik. Piranti

kohesi yang dapat digunakan untuk menandai elemen sanggahan antara

lainkecuali, jika…maka, dan jika. Berikut ini merupakan contoh Rebuttals yang

(41)

Namun, jika terdapat faktor-faktor di luar, seperti ketebatasan fisik, kelemahan

atau keterlambatan berpikir ada pada diri mahasiswa maka usaha

meningkatkan kualitas berpikir kritis terganggu.

2.2.3 Pola Argumen

Elemen-elemen argumen Toulmin saling berhubungan dan membentuk suatu

struktur tertentu dalam sebuah wacana argumen. Stuktur ini mempunyai pola-pola

tertentu. Penelitian ini juga melihat elemen-elemen argumen Toulmin dalam

membentuk struktur paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel

jurnal terakreditasi. Berikut ini pola-pola argumen menurut Toulmin, dkk (1979)

berdasarkan elemen pembentuknya.

2.2.3.1 Pola C-G

Pola ini dimulai dari pernyataan penulis yang menunjukkan atau menyatakan

sebuah Claim/Pernyataan Posisi lalu mencoba untuk membuktikan pendapatnya itu. Penulis membuktikan dan membenarkan Claim dengan meletakkan satu set

fakta dan data yang kemudian kita sebut Ground.

Toulmin, dkk (1979: 35) menuliskan Having registered a claim, the assetor, A, has taken the first step toward establishing it. A has done this by placing in

discussion the specific set of factual grounds, on the basis of which he is prepared to justify the claim (Setelah menunjukkan claim, argumentator telah melangkah

untuk membuat argumen. Argumentator kemudian melanjutkannya dengan

meletakkan satu set faktual ground, yang siap membenarkan claim). Pola tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut berdasarkan contoh yang telah dijelaskan

(42)

Bagan 2.1 Pola C-G 2.2.3.2 Pola C-W-G

Secara sederhana, Claim dihubungkan dengan Ground melalui sebuah

pernyataan. Kita dapat mengatakan pernyataan itu adalah Warrants. Ground ditunjukkan dengan beberapa fakta & data atau hal-hal yang sudah diketahui

secara umum/populer. Kemudian Warrants mengesahkan atau mendukung

Ground tersebut, sehingga Claim dapat disetujui. Selain itu, Warrants juga dapat membandingkan Ground dengan sesuatu yang telah umum, sehingga

menghasilkan sebuah penemuan atau pernyataan posisi yang berupa kesimpulan. Kemampuan berpikir Kritis

mahasiswa S1 dapat

ditingkatkan antara lain,

dengan memberikan latihan

secara intensif dalam

menyusun argumen.

Claim(C) Makalah mahasiswa

S1menunjukkan kelemahan

penalaran.Makalah-makalah

mahasiswa S1 mengandung

argumen-argumen yang rancu.

(43)

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Toulmin, dkk (1979: 46) There we simply showed the assetor claim, as linked to his grounds, by simple arrow. Now,

we may indicate also that the step from G to C is being taken in the manner authorized by the warrants (Secara sederhana claim yang ditunjukkan argumentator seperti terkait dengan alasan, oleh jembatan sederhana. Kita dapat

menunjukkan bahwa hal yang menunjukkan hubungan dari G ke C disahkan oleh

warrants). Berikut ini disajikan contoh pola C-G-W dalam bentuk bagan.

Bagan 2.2 Pola C-G-W

Kemampuan berpikir Kritis

mahasiswa S1 dapat

ditingkatkan antara lain,

dengan memberikan latihan

secara intensif dalam

menyusun argumen.

Claim(C) Makalah mahasiswa

S1menunjukkan kelemahan

penalaran.Makalah-makalah

mahasiswa S1 mengandung

argumen-argumen yang rancu.

Ground(G)

Warrants(W)

Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa

secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi

dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran

(44)

2.2.3.3 Pola C-W-G-B

Pola C-G-W-B terdiri dari pernyataan posisi yang didukung dengan fakta &

data atau Ground. Ground dihubungkan oleh Warrants. Warrants sendiri kemudian diberi dukungan dengan Backing, sehingga Warrants yang telah

ditempeli ini dapat memperkuat Claims dan Ground.

Di dalam Toulmin, dkk (1979: 58) dikatakan When Q challenge A to

produce “further substantial supporting consideration” and so demonstrate that his warrant is sound and relevant Q requires A to provide that warrant with backing. We can indicate the role of backing by adding one further element to

our basic diagram (Ketika penanya menantang argumentator untuk menghasilkan sebuah pertimbangan yang mendukung dan menunjukkan sebuah hal yang

relevan, penanya memberikan usulan pada argumentator untuk menunjukkan

(45)

Bagan 2.3 Pola C-G-W-B

2.2.3.4 Pola C-W-G-B-M

Pola C-G-W-B-M merupakan pola C-G-W-B yang dikuatkan dengan

sebuah derajat kepastian. Pola tersebut dapat dimulai dari Claim yang didukung dengan fakta dan data atau Ground. Claim & Ground dihubungkan dengan Warrants yang telah ditempeli Backing. Untuk menegaskan argumen ini atau

menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang telah ditunjukkan penulis Kemampuan berpikir Kritis

mahasiswa S1 dapat

ditingkatkan antara lain,

dengan memberikan latihan

secara intensif dalam

menyusun argumen.

Claim(C) Makalah mahasiswa

S1menunjukkan kelemahan

penalaran.Makalah-makalah

mahasiswa S1 mengandung

argumen-argumen yang rancu.

Ground(G)

Warrants(W)

Berpikir kritis ditandai oleh

kemampuan menggunakan bahasa

secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini

tampak pada skripsi dan makalah

mahasiswa S1 yang ditulis dengan

penalaran baik.

(46)

menyatakan dengan kata atau frasa tertentu yang disebut Modals.Modal qualifiers merupakan penanda derajat kekuatan argumen dari mulai kuat hingga lemah.

Toulmin, dkk (1979: 70) mengatakan In a word, every argument has a certain modality. By the use of this term, we refer to the strength or weakness, conditions, and or limitation with which a claim in advanced. We possess a

familiar set of colloquial adverbs and adverbial phrases that are customarily used to mark these modalities-as modal qualifiers or modifiers. Their function is to

indicate the kind of rational strength to be attributed to C on the basis of its relationship to G, W, and B (Setiap argumen memiliki modalitas tertentu. Dengan modalitas ini, kita dapat melihat kekuatan atau kelemahan, kondisi, dan atau

pembatasan claim. Kita meletakan satu set kata keterangan yang lazim digunakan

untuk menandai modalitas ini. Fungsi mereka adalah menunjukkan jenis kekuatan

rasional untuk dikaitkan dengan C atas dasar hubungannya dengan G, W, dan B).

(47)

Bagan 2.4 Pola C-G-W-B-M

2.2.3.5 Pola C-W-G-B-M-R

Pola C-G-W-B-M-R merupakan pola terakhir Toulmin yang terdiri atas

keseluruhan elemen atau enam elemen Toulmin yaitu Claim, Ground, Warrant, Kemampuan berpikir Kritis

mahasiswa S1 dapat

ditingkatkan antara lain,

dengan memberikan latihan

secara intensif dalam

menyusun argumen.

Claim(C) Makalah mahasiswa

S1menunjukkan kelemahan

penalaran.Makalah-makalah

mahasiswa S1 mengandung

argumen-argumen yang rancu.

Ground(G)

Warrants(W)

Berpikir kritis ditandai oleh

kemampuan menggunakan bahasa

secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini

tampak pada skripsi dan makalah

mahasiswa S1 yang ditulis dengan

penalaran baik.

Backings (B) Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang

Dengan demikian, dapat dipastikan

pelatihan dapat meningkatkan

kualitas argumen

(48)

Backing, Modal Qualifiers, dan Possible Rebuttals. Pola tersebut dapat dimulai dari Claim yang didukung dengan fakta dan data atau Ground.Claim & Ground

dihubungkan dengan Warrants yang telah ditempeli Backing. Untuk menegaskan argumen atau menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang telah

ditunjukkan, penulis menyatakan dengan kata atau frasa tertentu yang disebut

Modals. Selain itu, penulis juga menyatakan kemungkinan-kemungkinan sanggahan dari argumen tersebut dan alasan untuk menjawab sanggahan ini.

Kemungkinan sanggahan itu disebut juga Possible Rebuttals.

Toulmin, dkk (1979: 78) menjelaskan to allow for this last element, accordingly, we have added one final feature to out basic analytical diagram.

“Given grounds, w may appeal to warrant, W (which rests on backing B) to justify the claim that c- or at any rate, the presumption (m) that c – in the absence of

some specific rebuttal or disqualification (R)” {Elemen terakhir ini memungkinkan kita menambahkan satu fitur terakhir untuk diagram analisis dasar

kita. Ground yang diberikan, Warrant mungkin menjamin, W (yang bertumpu pada Backing) untuk membenarkan claim-dengan situasi Claim tidak disanggah dengan hal-hal tertentu (Rebuttals)}. Berikut ini contoh pola C-G-W-B-M-R yang

(49)

Bagan 2.5 Pola C-G-W-B-M-R

Backings (B) Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang

Kemampuan berpikir Kritis

mahasiswa S1 dapat

ditingkatkan antara lain,

dengan memberikan latihan

secara intensif dalam

menyusun argumen.

Claim(C) Makalah mahasiswa S1menunjukkan

kelemahan

penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung

argumen-argumen yang rancu.

Ground(G)

Namun, jika terdapat faktor-faktor di

luar, seperti ketebatasan fisik,

kelemahan atau keterlambatan berpikir

ada pada diri mahasiswa maka usaha

meningkatkan kualitas berpikir kritis

terganggu.

Rebuttals (R)

Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan

menggunakan bahasa secara jelas dan

tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi

dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis

dengan penalaran baik.

Dengan demikian, dapat

dipastikan pelatihan dapat

meningkatkan kualitas argumen.

Modal Qualifiers

(50)

2.2.4 Kadar Ketajaman Argumen

Sebuah argumen yang baik, dapat meyakinkan pembaca mengenai hal yang

ditemukan atau masalah yang diungkapkan dan dianalisis. Untuk dapat

meyakinkan pembaca, sebuah argumen harus dapat dipahami oleh pembaca

dengan mudah. Selain itu, argumen juga perlu menunjukkan bukti-bukti dan

alasan yang kuat sehingga pernyataan yang ingin disampaikan dapat meyakinkan

pembaca. Bagaimana pembuat argumen menunjukkan dan meyakinkan pembaca

melalui pernyataan, bukti, alasan di dalam tulisannya dapat menunjukkan

ketajaman argumen itu (Wijayanti, dkk, 2013: 122).

Kadar ketajaman sendiri dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya dengan

melihat kelengkapan elemen argumen penyusunnya. Rani, dkk.(2006: 40)

mengatakan elemen pokok wacana argumen ada tiga, yaitu pernyataan, alasan,

dan pembenaran. Sedangkan elemen pelengkapnya adalah pendukung, modal dan

sanggahan. Maka, apabila sebuah argumen memiliki 3 elemen argumen dapat

dikatakan cukup baik. Semakin lengkap elemennya maka semakin baik pula

argumennya.

Penelitian ini juga melihat kadar ketajaman argumen yang terdapat pada

paragraf-paragrafargumentasi bagian pembahasan artikel jurnal berdasarkan

kelengkapan elemen-elemen penyusunnya. Elemen-elemen tersebut adalah

elemen Toulmin yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu Claim, Ground, Warrants, Backing, Possible Rebuttal, dan Modal Qualifiers. Semakin lengkap elemen yang dimuat maka kadar ketajaman pada paragraf-paragrafnya semakin

(51)

semakin kurang. Kelengkapan elemen argumen berbanding lurus dengan kadar

ketajaman paragraf-paragraf argumentasinya.

Berikut ini adalah tabel kadar ketajaman paragraf argumentasi berdasarkan

[image:51.596.86.508.212.713.2]

kelengkapan elemen argumen penyusunnya.

Tabel 2.1 Kadar Ketajaman Argumen berdasarkan Kelengkapan

Elemennya

Kadar Deskripsi Pola Argumen

Sangat

Lemah

Argumen hanya mengandung satu

elemen yaitu Claim

C

Lemah Argumen dalam paragraf hanya

mengandung dua elemen yaitu

Claimdan Ground

C-G

Cukup

Kuat

Argumen dalam paragraf

mengandung tiga elemen yaitu

Claim, Ground, dan Warrants

C-G-W

Kuat Argumen dalam paragraf

mengandung empat elemen Claim, Ground, Warrants,danBacking

C-G-W-B

Sangat

Kuat

Argumen dalam paragraf

mengandung 5 atau 6 elemen

Claim, Ground, Warrants, Modal dan rebuttals

C-G-W-B-M/

(52)

Peneliti akan menggunakan tabel di atas. Tabel ini sebagai acuan untuk

menentukan kadar ketajaman paragrafargumentasi yang terdapat di dalam

pembahasan artikel jurnal. Tabel tersebut diadaptasi dari penelitian yang

dilakukan Agustini (2016) dengan beberapa perubahan.Untuk menentukan

kadarnya, peneliti dapat melihat pola argumen dari setiap paragraf bagian

pembahasan artikel jurnal kemudian melihat bagaimana kelengkapan elemennya

(53)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Di dalam bab ini akan dipaparkan metodologi penelitian yang meliputi a)

pendekatan dan jenis penelitian, b) data dan sumber data, c) tahap-tahap

penelitian, d) teknik pengumpulan data, e) instrumen penelitian, f) teknik analisis

data, g) teknik keabsahan data.

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Menurut Moleong (2006:

6) penilitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Suatu penelitian digolongkan sebagai

penelitian kualitatif bila tujuan utama studi tersebut adalah untuk menggambarkan

situasi, fenomena, permasalahan atau kejadian. Selain itu, penelitian kualitatif

menggunakan pendekatan tak-terstruktur. Di dalam pendekatan tak-terstruktur,

segala sesuatu yang menyusun proses penelitian, seperti obyektif atau tujuan,

desain penelitian, sampel, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden

lebih fleksibel. Pendekatan ini lebih ke arah mengeksplorasi sifat-sifat

(54)

Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian ini nantinya akan

menghasilkan sebuah teori atau dalam artian bermaksud menggambarkan

fenomena atau permasalah tertentu dalam bentuk kata-kata. Dalam hal ini,

permasalahannya adalah pola dan kadarketajaman paragraf-paragraf

argumentasibagian pembahasan dalam artikel jurnal.

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ditinjau dari caranya adalah deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam

bentuk laporan penelitian. Di sini, peneliti tidak mengubah, menambah, atau

mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian. Data yang

terkumpul di klasifikasikan atau dikelompokkan menurut jenis, sifat atau

kondisinya, sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan (Arikunto,

2010:3).

Peneliti menguraikan dan menganalisis data yang ada pada bagian

pembahasan jurnal sehingga dapat memperoleh gambaran pola dan ketajaman

paragraf-paragraf argumentasi kemudian membuat kesimpulan maka dapat

dikatakan bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

3.2 Data dan Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47), dalam Moleong (2006: 157),

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dilihat dari segi

(55)

sumber buku dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi, dan dokumen

resmi. Buku, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, media massa, majalah, dan karya

ilmiah lainnya sangat berharga sebagai sumber data (Suwandi&Basrowi, 2008:

170). Artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015 merupakan sumber

data penelitian ini.

Istilah data merujuk pada material kasar yang dikumpulkan peneliti dari

dunia yang sedang mereka teliti; data adalah bagian-bagian khusus yang

membentuk dasar-dasar analisis (Emzir, 2014: 64). Data pada penelitian ini adalah

paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan yang terdapat dalam jurnal

bidang pertanian dan perikanan tahun 2015. Peneliti mengambil sampel untuk

mendapatkan data tersebut dari Jurnal Ilmu Teknologi Kelautan Tropis, Institut Pertanian Bogor, Volume 1, Juni tahun 2015 (selanjutnya disebut Jurnal

ITKT).Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan

(purposive sample). Di sini, sampel bukan seperti pada penelitian kuantitatif yang

mewakili sebuah populasi namun sampel di sini merupakan sesuatu yang

memiliki kekhususan sendiri dan memiliki sifat yang unik (Moleong, 2006).

3.3 Tahap-Tahap Penelitian

Menurut Sudaryanto (2015), ada beberapa hal yang terkait dengan metode dan

teknik penelitian, yaitu kurun kegiatan penelitian bahasa, puncak tahap penelitian

bahasa dan pengertian metode dan teknik dalam rangka analisis bahasa. Di dalam

kurun kegiatan penelitian bahasa dan puncak tahap penelitian bahasa ini, kita

(56)

bahasa. Tahap-tahap tersebut peneliti gunakan sebagai pijakan pada tahap-tahap

penelitian kali ini. Tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Tahap pertama yaitu bersentuhan dengan objeknya. Pada tahap pertama ini,

peneliti menemukan sebuah masalah. Masalah dalam hal ini adalah mengenai

paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal ilmiah yang

menjadi latar belakang sekaligus topik dalam penelitian ini.

(2) Tahap kedua yaitu merangsang dan merumuskan masalah. Pada tahap ini

peneliti membuat sebuah pertanyaan yang dituliskan dalam rumusan masalah

dan tujuan penelitian.

(3) Tahap penyediaan data. Tahap ini merupakan upaya sang peneliti

menyediakan data secukupnya (Sudaryanto, 2015: 6). Di tahap ini, peneliti

menentukan 1) data, 2) sumber data, 3) instrumen penelitian dan

melaksanakan teknik penyediaan data atau pengumpulan data.

(4) Tahap analisis data. Tahap tersebut merupakan upaya sang peneliti menangani

langsung masalah yang terkandung pada data. Penanganan itu nampak dari

adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan “membedah” atau

mengurai dan memburaikan masalah yang bersangkutan dengan cara-cara

khas tertentu (Sudaryanto, 2015: 7). Cara-cara khas ini dapat dilihat dalam

teknik analisis data.

(5) Tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyajian, peneliti

mewujudkan “laporan” tertulis tentang apa-apa yang telah dihasilkan dalam

(57)

(6) Membuat kesimpulan. Pada tahap terakhir, peneliti menyimpulkan hal-hal

yang telah di dapatkan. Di dalam penelitian kualitatif, kesimpulan tidak

menjadi akhir dari penelitian. Kesimpulan disini dapat berisi gambaran dari

apa yang telah dideskripsikan dan dianalisis oleh peneliti.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya mendapatkan data, kita dapat menggunakan cara-cara tertentu

untuk pengumpulan atau perolehannya. Kita dapat mengamati saja penggunaan

bahasa yang sedang berlangsung, baik lisan via radio, televisi, dialog, maupun

secara tertulis via surat kabar, majalah, buku bacaan, dll. Cara semacam itulah

yang disebut dengan metode (Sudaryanto, 1986: 33).

Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan teknik simak (dalam

hal ini baca) dan catat. Manakala dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara

menyimak sumber data dan pencatatan pada kartu data maka teknik itu dapat

disebut teknik simak dan catat (Sudaryanto, 1986: 33). Peneliti membaca setiap

paragraf dalam pembahasan jurnal dan mencatat data yang di dapat dalam

instrumen penelitian yang digunakan.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk membantu

mengumpulkan data guna dianalisis nantinya. Peneliti menggunakan tabel analisis

pola argumen dan tabel analisis kadar ketajaman argumen untuk membantu

Gambar

Tabel 2.1 Kadar Ketajaman Argumen Berdasarkan Kelengkapan Elemennya  ... 32
Tabel 2.1 Kadar Ketajaman Argumen berdasarkan Kelengkapan
tabel 3 yang berisi hasil pengamatan produksi telur. Selain itu, ada pula alasan-
Gambar 2.  Komposisi jenis zooplankton tertinggi terdapat di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada variasi besar arus listrik 6 ampere profile error involute gigi pada roda gigi lurus yang terjadi rata-rata sebesar 0,1190 mm, diakibatkan oleh besarnya

Belah ketupat adalah jajargenjang yang sisi-sisinya sama panjang?. Daerah belah ketupat juga

Meskipun emisi senyawa di perkebunan mengalami peningkatan dari tahun 2014 ke tahun 2015 tetapi nilai emisi yang dihasilkan masih jauh lebih kecil dari emisi

Sejalan dengan perkembang- an konflik yang terjadi di perairan Kalimantan Selatan, telah dilakukan beberapa upaya yaitu: Pembentukan Forum Koordinasi Pengelolaan

Arabako gaztelanian ageri diren hitzak bildu zituen bertan

SIMPUS sebagai sistem pengelolaan data berbasis tehnologi yang digunakan Puskesmas Sawangan telah membantu sistem kerja Puskesmas dalam pengolahan, akses dan trasfer

Berdasarkan kriteria interpretasi data 75% termasuk kualifikasi cukup valid, karena tampilan media animasi secara keseluruhan sudah cukup baik untuk digunakan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah menetapkan sembilan agenda prioritas, yang dikenal sebagai “Nawa Cita”, yaitu: 1) menghadirkan kembali